• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO DAN KEMAMPUAN SPASIAL VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SEKOLAH DASAR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO DAN KEMAMPUAN SPASIAL VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA SEKOLAH DASAR."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK

DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO DAN KEMAMPUAN

SPASIAL VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

TESIS

Oleh :

JAMAHI SARAGIH NIM: 8126122024

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PENGARUH PENDEKATAN PEMBELAJARAN TEMATIK

DENGAN MENGGUNAKAN VIDEO DAN KEMAMPUAN

SPASIAL VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR

MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

TESIS

Oleh :

JAMAHI SARAGIH NIM: 8126122024

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Teknologi Pendidikan

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

JAMAHI SARAGIH, NIM. 8126122024. Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Dengan Menggunakan Video Dan Kemampuan Spasial Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar. Tesis: Program Pascasarjana Universitas Negeri Medan. 2014.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) hasil belajar matematika yang diajar dengan pendekatan pembelajaran tematik dengan mengunakan video lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan grafis konvensional, (2) hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan Spasial visual tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampuan Spasial visual rendah, (3) ada interaksi pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan video dan kemampuan Spasial visual terhadap hasil belajar matematika siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 067245 Medan. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IV semester 2 yang terbagi atas 3 kelas dengan jumlah siswa 99 orang. Kelas IV a dibelajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran Tematik denga Menggunakan Video dan Kelas IV b dibelajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Grafis Konvensional. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah dengan cara cluster rundom sampling. Instrumen penelitian untuk mengukur hasi belajar digunakan tes berbentuk pilihan ganda dengan empat pilihan jawaban dengan jumlah soal sebanyak 30 butir. Untuk mengukur kemampuan Spasial visual siswa dilakukan melalui tes yang telah diuji kevalidannya oleh ahli psikologi. Metode penelitian menggunakan metode quasi eksperimen dengan desain penelitian faktorial 2 x 2. Teknik analisis data menggunakan ANAVA dua jalur pada taraf signifikan  = 0,05.

Temuan hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) hasil belajar matematika yang diajar dengan pendekatan pembelajaran tematik dengan mengunakan video lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan grafis konvensional X= 20,77 > X= 18,79 dengan Fhitung = 249,68 >

Ftabel = 3,99 (2) hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan Spasial visual

tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampuan Spasial visual rendah X= 23,88 > X= 14,89 dengan Fhitung = 4.04 > Ftabel = 3,99 (3) ada interaksi pendekatan

pembelajaran tematik dengan menggunakan media (video, grafis konvensional) dan kemampuan Spasial visual terhadap hasil belajar matematika siswa Fhitung = 7,13 > Ftabel

(6)

ii ABSTRACT

JAMAHI SARAGIH, NIM. 8126122024. Influence of Thematic Learning Approach By Using Video Visual And Spatial Ability To Elementary School Mathematics Learning Outcomes. Thesis: Graduate Program, State University of Medan. , 2014.

This study aimed to determine: (1) learning outcomes are taught mathematics by a thematic approach to learning by using video higher than students taught with thematic learning approach using conventional graphics, (2) mathematics learning outcomes of students who have the ability Spasial visual High higher than the students who have the ability Spasial visual low, (3) there is no interaction with the thematic approach to learning using video and Spatial abilities / Visual toward mathematics learning outcomes of students.

This research was conducted at 067 245 Field Elementary School. The population in this study were all fourth grade students 2nd semester is divided into 3 classes with 99 students enrolled. Class IV A learned with premises Thematic Learning Approach Using Video and Class IV b learned with Thematic Learning Approach to Using Conventional Graphics. Sampling technique in this study is a way rundom cluster sampling. The research instrument used to measure the learning goal should multiple choice test with four possible answers to the question number as many as 30 points. To measure the ability of Spasial visual students performed through tests that have been tested kevalidannya by psychologists. Method using a quasi-experimental research design with a 2 x 2 factorial study. ANOVA Analysis using two lines at  = 0.05 significance level.

(7)

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang

memberikan kekuatan dan kasih-NYA sehingga tesis yang berjudul Pengaruh Pendekatan Pembelajaran Tematik Dengan Menggunakan Video Dan Kemampuan Spasial visual Terhadap Hasil Belajar Matematika Sekolah Dasar

dapat diselesaikan. Dalam proses penulisannya penulis banyak menghadapi

kendala dan keterbatasan, namun berkat bimbingan Pembimbing, motivasi dari

keluarga, serta rekan-rekan mahasiswa Pascasarjana dan guru-guru diSD Negeri

067245 Medan akhirnya penulisan tesis ini dapat diselesaikan.

Penulis menyampaikan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada dosen pembimbing Bapak Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M. Pd dan Bapak

Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M. Pd selaku pembimbing I dan Pembimbing II yang

telah banyak memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penyusunan tesis ini.

Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih kepada:

Pertama, Bapak Prof. Dr. Muktar, M. Pd, Bapak Prof. Dr. Abdul Munir, M. Pd dan Bapak Dr. R. Mursid, M. Pd selaku narasumber yang telah memberikan

masukan pada tesis ini, serta bapak/ibu dosen yang telah memberikan ilmu kepada

penulis selama menempuh pendidikan di Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan.

Kedua, Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M. Pd, direktur Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Sahat Siagian, M. Pd sebagai Asisten

Direktur I, Bapak Prof. Dr. Harun Sitompul, M. Pd selaku Ketua Program Studi

Teknologi Pendidikan, Bapak Dr. R. Mursid, M. Pd selaku sekretaris Program

Studi Teknologi Pendidikan yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas

belajar selama penulis mengikuti pendidikan Program Pascasarjana Universitas

Negeri Medan.

Ketiga, Bapak Kepala Sekolah, Guru-guru dan Siswa-siswi SD Negeri 067245 Medan, Ka. UPT Dinas Pendidikan Kecamatan Medan Selayang, Kepala

Dinas Pendidikan Kota Medan yang telah memberikan izin dan kesempatan untuk

melakukan penelitian di SD Negeri 067245 Medan yang telah banyak membantu

(8)

iv

Keempat, Bapak Kepala SD Negeri 067245 Medan dan guru-guru beserta staf pegawai tempat penulis bekerja, yang telah memberikan kesempatan kepada

penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

Kelima, Istri saya tercinta Seriulina Br Tarigan, S. Pd, Putra pertama saya Oktavianus Ajey Haganta Saragih, Putra kedua saya Imanuel Febru Saragih, dan

Putri bungsu saya Bunga Citra Saragih yang senantiasa memberi saya motivasi

selama mengikuti perkuliahan dan penulisan tesis ini, saudara-saudariku

teristimewa Rasmauhur Br Saragih, S. Pd serta yang lainnya tak dapat saya

sebutkan satu persatu.

Keenam, rekan-rekan kuliah khususnya Program Studi Teknologi Pendidikan Angkatan XXII (dua puluh dua) kelas reguler dan kelas eksekutif.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan atau kelemahan tesis

ini, untuk itu penulis mengharapkan sumbangan pemikiran ataupun kritikan untuk

kesempurnaan tesis ini.

Penulis tidak dapat membalas semua yang telah bapak, ibu berikan sehingga

tesis ini dapat selesai, kiranya Kasih dari Tuhan Yesus Kristus senantiasa

memelihara dan memberikan berkat dan anugrah-Nya berlimpah bagi kita semua.

Akhir kata semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan.

Medan, Juli 2014

Penulis,

JAMAHI SARAGIH

(9)

v

BAB II KERANGKA TEORETIS DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ... 14

A. Deskripsi Teoretis ... 14

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Matematika ... 14

2. Pembelajaran Tematik Menggunakan Video ... 20

3. Pembelajaran Tematik Menggunakan Media Grafis Konvensional ... 37

4. Hakikat Kemampuan Visual Spasial ... 39

B. Penelitian Yang Relevan ... 47

C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 62

D. Disain Penelitian ... 63

E. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 65

F. Teknik Pengumpulan Data ... 67

G. Teknik Analisis Data ... 75

BAB IV HASIL PENELITIAN ... 78

A. Deskripsi Data Penelitian ... 78

1. Hasil Belajar Matematika Dengan Pendekatan Pembelajaran Tematik Menggunakan Video ... 78

2. Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik Menggunakan Grafis Konvensional ... 79

(10)

vi

4. Hasil Belajar Matematika Siswa Yang Memiliki Kemampuan Spasial visual Rendah ... 81 5. Hasil Belajar Matematika Kemampuan Spasial visual

Tinggi Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik Menggunakan Video. ... 83 6. Hasil Belajar Matematika Kemampuan Spasial visual

Rendah Dengan Menggunakan Pendekatan

Pembelajaran Tematik Menggunakan Video. ... 84 7. Hasil Belajar Matematika Kemampuan Spasial visual

Tinggi Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik Menggunakan Grafis Konvensional. ... 85 8. Hasil Belajar Matematika Kemampuan Spasial visual

Rendah Dengan Menggunakan Pendekatan

Pembelajaran Tematik Menggunakan Grafis Konvensional. ... 87

B. Pengujian Persyaratan Analisis

1. Uji Normalitas ... 88 2. Uji Homogenitas Varians ... 89

C. Pengujian Hipotesis

1. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa Yang Memperoleh Pendekatan Pembelajaran Tematik Menggunakan Video dan Grafis Konvensional. ... 92 2. Perbedaan Hasil Belajar Matematika Antara Siswa Yang

Memiliki Kemampuan Spasial visual Tinggi Dan Rendah ... 93 3. Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran Tematik dan

Kemampuan Spasial visual Siswa Dalam Mempengaruhi Hasil Belajar Matematika ... 93

D. Pembahasan dan Hasil Penelitian

1. Hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran tematik menggunakan video lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan pendekatan pembelajaran tematik menggunakan grafis konvensional ... 97 2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki

Kemampuan Spasial visual Tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki Kemampuan Spasial visual Rendah 100 3. Terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran

tematik menggunakan video dan Kemampuan Spasial visual terhadap hasil belajar matematika siswa ... 103

E. Keterbatasan Penelitia ... 104

(11)

vii

A. Simpulan ... 106

B. Implikasi ... 107

C. Saran ... 113

DAFTAR PUSTAKA ... 115

(12)

viii

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 1.1 Rata-Rata Hasil Belajar Siswa SD Negeri 067245

Medan ... 6

Tabel 2.1 Perbandingan pendekatan pembelajaran tematik menggunakan video dan grafis konvensional ... 38

Tabel 2.2 Perbandingan Ciri-Ciri Siswa Kecerdasan Spasial Tinggi dan Rendah ... 47

Tabel 3.1 Sebaran Penelitian Data Populasi Siswa Kelas IV SD Negeri 067245 Medan ... 63

Tabel 3.2 Desain Penelitian Faktorial 2x2. ... 64

Tabel 3.3 Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar Matematika ... 68

Tabel 3.4 Klasifikasi Tingkat Kesukaran Soal ... 73

Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik Menggunakan Video ... 77

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Untuk Pendekatan Pembelajaran Tematik Mengunakan Grafis Konvensional ... 78

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Untuk Siswa Dengan Kemampuan Spasial visual Tinggi ... 79

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Untuk Kemampuan Spasial visual Rendah ... 81

Tabel 4.5 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Kemampuan Spasial visual Tinggi Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik Menggunakan Video ... 82

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Kemampuan Spasial visual Rendah Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik Menggunakan Video ... 83

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Kemampuan Spasial visual Tinggi Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik Menggunakan Grafis Konvensional ... 84

Tabel 4.8 Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Matematika Kelompok Kemampuan Spasial visual Rendah Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik Menggunakan Grafis Konvensional ... 86

Tabel 4.9 Rangkuman Hasil Analisis Uji Normalitas (Uji Liliefors) ... 87

(13)

ix

Tabel 4. 11 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians antar kelompok sampel Kemampuan Spasial visual Tinggi dan Kemampuan Spasial visual Rendah

dengan Uji 2 pada Taraf Signifikansi α = 0,05 ... 88 Tabel 4.12 Rangkuman Hasil Pengujian Homogenitas Varians

sampel dengan Uji Bartlet pada Taraf Signifikansi

α= 0,05 ... 89 Tabel 4.13 Hasil Statistik Deskriptif ... 90 Tabel 4.14 Rangkuman Hasil Anava Secara Keseluruhan

(14)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

Gambar 4.1 Histogram Hasil Belajar Matematika Untuk Pendekatan Pembelajaran Tematik Menggunakan

Video ... 79 Gambar 4.2 Histogram Hasil Belajar Matematika Untuk

pendekatan pembelajaran tematik menggunakan

Grafis Konvensional ... 80 Gambar 4.3 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok

Siswa Yang Memiliki Kemampuan Spasial visual

Tinggi ... 80 Gambar 4.4 Histogram Hasil Belajar Matematika Siswa Untuk

Kemampuan Spasial visual Rendah ... 81 Gambar 4.5 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok

Kemampuan Spasial visual Tinggi Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik

Menggunakan Video ... 82 Gambar 4.6 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok

Kemampuan Spasial visual Rendah Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik

Menggunakan Video ... 84 Gambar 4.7 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok

Kemampuan Spasial visual Tinggi Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik

Menggunakan Grafis Konvensional ... 85 Gambar 4.8 Histogram Hasil Belajar Matematika Kelompok

Kemampuan Spasial visual Rendah Dengan Menggunakan Pendekatan Pembelajaran Tematik

Menggunakan Grafis Konvensional ... 86 Gambar 4.9 Model Interaksi Antara Pendekatan Pembelajaran

Tematik Menggunakan Video dan Kecerdasan Spasial Visual Terhadap Hasil Belajar Matematika

(15)

xi

Lampiran 6 Skenario Kelas Grafis Konvensional ... 202

Lampiran 7 Instrument Soal Uji Coba ... 223

Lampiran 8 Validitas Tes ... 233

Lampiran 9 Reliabilitas ... 236

Lampiran 10 Daya Benda ... 238

Lampiran 11 Analisis Tingkat Kesukaran (Distraktor) ... 240

Lampiran 12 Validitas Butir Instrument ... 244

Lampiran 13 Surat Keterangan Validator ... 254

Lampiran 14 Instrument Tes Hasil Belajar ... 256

Lampiran 15 Hasil Tes Kemampuan Spasial ... 267

Lampiran 16 Data Induk Penelitian ... 270

Lampiran 23 Surat Keputusan Dosen Pembibing... 331

Lampiran 24 Seminar Proposal Tesis ... 332

Lampiran 25 Surat Izin Melaksanakan Penelitia ... 333

Lampiran 26 Surat Izin Melakukan Uji Coba ... 334

Lampiran 27 Surat Keterangan Sudah Melaksanakan Penelitian ... 335

Lampiran 28 Surat Undangan Ujian Tesis ... 336

(16)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Sekolah Dasar (SD) adalah jenjang paling dasar pada pendidikan formal di

Indonesia. SD ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6.

Lulusan sekolah dasar dapat melanjutkan pendidikan ke Sekolah Menengah

Pertama (atau sederajat). Pelajar sekolah dasar umumnya berusia 7-12 tahun. Di

Indonesia, setiap warga negara berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan

dasar, yakni sekolah dasar (atau sederajat) 6. Sekolah dasar diselenggarakan oleh

pemerintah maupun swasta.

Dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Nomor 20 Tahun

2001) Pasal 17 mendefinisikan pendidikan dasar sebagai berikut: Pendidikan

dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan

menengah.

Peningkatan mutu pembelajaran di sekolah akan selalu mendapatkan

perbaikan-perbaikan secara berkelanjutan. Perbaikan dan penyempurnaan

pembelajaran di sekolah itu, dilakukan melalui perubahan kurikulum sekolah oleh

pemerintah. Kurikulum itu memang bersifat dinamis, harus selalu menyesuaikan

dengan perkembangan ilmu pengetahuan. Di samping itu melalui berbagai

observasi dan evalasi pendidikan, masukan dari para pakar pendidik serta

masukan dari masyarakat yang peduli pendidikan, pemerintah berusaha untuk

memperbaiki kurikulum itu yang mereka pandang perlu untuk diadakan perbaikan

(17)

2

setiap ganti menteri mesti ganti kurikulum. Sebagai sorang guru yang

professional, sudah seharusnya cepat merespon perubahan kurikulum. Perubahan

kurikulum yang terjadi merupakan hal yang biasa dan merupakan suatu

keniscayaan dalam rangka mengikuti perkembangan masyarakat yang begitu

cepat. Dalam rencana penerapan kurikulum di sekolah dasar disajikan model

pembelajaran tematik integratif. Kurikulum tematik integratif yaitu menerapkan

pola tematik integratif, dengan pola penerapan tema yang sama seluruh Indonesia,

sedangkan guru dan sekolah hanya berperan mengembangkan materi sesuai

dengan tema yang sudah ada.

Inti dari penerapan sistem pembelajaran Kurikulum tematik berkarakter ini

adalah sebagai upaya penyederhanaan, dalam wujud tematik-integratif.

Tujuannya, untuk mencetak generasi yang siap di dalam menghadapi masa depan.

Siswa diharapkan mampu mengembangkan nalar dibanding hafalan karena sudah

menjadi "penyakit" sistem pendidikan kita yang lebih menonjolkan aspek

keberhafalan dari pada sistem mengerti. Siswa seakan diperas otaknya untuk

menghafal aneka ragam mata pelajaran. Dalam Kurikulum tematik berkarakter

ini, siswa diarahkan untuk mampu mengeksplor dirinya sendiri menuju arah

perkembangan.

Dalam pembelajaran tematik-integratif ini, siswa belajar melalui tema yang

didalam tema itu sudah mencakup seluruh mata pelajaran dan kompetensinya.

Dengan kata lain, tidak ada pemisahan antar mata pelajaran. Eksplorasi pada

pelajaran sistem tematik ini bertujuan agar peserta didik/siswa mampu lebih baik

(18)

3

(mempresentasikan), apa yang mereka peroleh atau mereka ketahui setelah

menerima materi pembelajaran. Lantas untuk menjembatani hal tersebut, obyek

yang menjadi pembelajaran dalam penataan dan penyempurnaan menekankan

pada fenomena alam, sosial, seni, dan budaya. Siswa diarahkan untuk memiliki

kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan jauh lebih baik. Tujuan lainnya,

agar siswa/peserta didik tidak menjadi sosok yang asal menerima atau belajar

untuk hafal. Ia diaharapkan lebih kreatif, inovatif, dan lebih produktif. Konsep

menjadi diri sendiri dengan mengembangkan aspek kognitif, apektif, dan

psikomotorik pada diri mereka dapat lebih digali. Diharapkan nantinya

siswa/peserta didik mampu menghadapi berbagai persoalan dan tantangan di

zamannya.

Kurikulum tematik integratif menuntut guru untuk lebih bisa

mengembangkan cara pembelajaran yang asyik dan menyenangkan sesuai

kebutuhan dan perkembangan keadaan. Proses ini mungkin tidak akan serta merta

berubah dalam diri guru yang selama ini biasa "mencekoki" siswa dengan

penjelasan-penjelasan gaya satu arah. Oleh karena itu, guru harus bisa

memposisikan diri sebagai pembimbing siswa bukan sang otoriter kelas. Masalah

bakat dan minat, hanya siswa sendiri yang bisa mengenali dirinya sendiri. Inilah

konsep kurikulum tematik integratif yang lebih "memanusiakan manusia". Bukan

menjadikan siswa "robot pendidikan" yang cepat lelah dan pusing karena harus

mengerjakan tugas sekolah bejibun, belum lagi aneka buku yang harus dia bawa

(19)

4

Guru diharapkan mampu menggali dan memancing potensi siswa, apapun

minat dan bakatnya. Siswa sendiri menjadi obyek yang diberi keleluasaan untuk

mengembangkan potensi dirinya. Dengan demikian, tidak ada lagi dikotomi

(kasta) mata pelajaran yang menyebabkan munculnya label seorang anak disebut

"pintar" atau "kurang pintar" dengan berpatokan pada mata pelajaran tertentu

yang dianggap memiliki nilai tersendiri. Mau pelajaran sains, sosial, atau bahasa

semua sama "haknya" yang bebas dipilih oleh siswa. Tentunya hal ini

menimbulkan ekses lain, salah satunya dengan persiapan sumber daya manusia

(guru) dan infrastruktur yang mendukung bagi perkembangan siswa dan sekolah.

Anak cerdas merupakan dambaan setiap orang, sebab kemampuan

merupakan modal anak untuk mengarungi kehidupan di masa mendatang.

Kemampuan adalah kemampuan seseorang untuk mengingat, kemampuan

memahami, memahami dunia, mengingat, kreativitas tinggi, imanjinasi yang

berkembang B. Uno (2006:58) Banyak ahli yang sepakat mengatakan bahwa

semua anak pada dasarnya cerdas. Gardner (1993) dalam B. Uno (2009:11).

Kemampuan seseorang meliputi unsur-unsur kemampuan matematika logika,

kemampuan bahasa, kemampuan musikal, kemampuan visual spasial, kemampuan

kinestetis, kemampuan interpersonal, kemampuan intrapersonal dan kemampuan

naturalis. Wijanarko (2012:48) Kemampuan atau kepandaian itu aspeknya

banyak, beberapa aspek kemampuan dalam diri seseorang secara bersama-sama

membangun level kemampuan orang tersebut, dan sekaligus membuat

kepribadian seseorang menjadi sangat unik dan tidak akan ada yang sama persis,

(20)

5

pemahaman kiri-kanan, pemahaman perspektif, bentuk-bentuk geometris,

menghubungkan konsep spasial dengan angka, kemampuan dalam

mentransformasi mental dari bayangan visual. Faktor-faktor tersebut juga

diperlukan dalam belajar matematika. Peranan kemampuan spasial terhadap

matematika Amstrong (2013:25) geometri lebih mudah dari pada aljabar. Dalam

geometri terdapat unsur penggunaan visualisasi, penalaran spasial dan pemodelan.

Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan spasial merupakan tuntutan kurikulum

yang harus diakomodasi dalam pembelajaran di kelas. Dalam kurikulum nasional

di Indonesia, dari tingkat sekolah dasar sampai perguruan tinggi siswa/mahasiswa

dituntut untuk dapat menguasai materi geometri bidang dan geometri ruang yang

notabene juga membutuhkan kemampuan spasial.

Sekolah Dasar Negeri 067245 Medan, salah satu Sekolah Dasar yang telah

menerapkan Kurikulum tematik sejak tahun pelajaran 2006/2007 yang dikenal

dengan nama Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, yang menerapkan

pembelajaran menggunakan tema. Kondisi dan fakta yang dapat di lihat dari

pengamatan sehari-hari dan dari hasil ujian akhir sekolah (UAS) dan nilai rapot

siswa, bahwa siswa-siswi sekolah tersebut 80% mencapai nilai yang tidak tuntas,

padahal kriteria nilai ke tuntasan minimal adalah 70 artinya bahwa nilai yang di

capai berkisar antara 0 sampai 59. Hal ini dapat di lihat berdasarkan nilai rapot

siswa Kelas IV semester I dan II SD Negeri 067245 Medan tahun pelajaran

2010/2011, 2011/2012 dan 2012/2013 bahwa rata-rata nilai mata pelajaran

matematika masih tergolong rendah dibandingkan dengan mata pelajaran lainnya.

(21)

6

Tabel 1.1 Rata-Rata Hasil Belajar Siswa SD Negeri 067245 Medan

No Mata Pelajaran

(Sumber : Arsip Nilai SD Negeri 067245 Medan)

Hasil yang demikian dapat terjadi sebagai salah satu kemungkinan penyebab

siswa tidak dapat berprestasi dengan baik serta hasil belajar siswa belum optimal.

Dari data di atas dapat di lihat bahwa rata-rata hasil belajar matematika belum

memuaskan atau tidak tuntas, dimana rata-rata nilai matematika yang di peroleh

adalah 61 pada semester I, 60 pada semester II T.P 2012/2013 padahal batas

ketuntasan ninimal sekolah adalah 70. Terlebih lagi mata pelajaran yang dapat

menyebabkan siswa untuk tidak lulus dalam ujian nasional (UN).

Rendahnya hasil belajar matematika dari data tabel diatas tentu banyak

faktor yang mempengaruhinya. Namun secara garis besar faktor-faktor tersebut

dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu faktor external adalah pendekatan

pembelajaran yang di laksanakan oleh guru, Djamarah (2010:5) dalam mengajar

guru harus pandai menggunakan pendekatan secara arif dan bijaksana, bukan

sembarangan yang bisa merugikan anak didik. Sedangkan yang merupakan faktor

(22)

7

Gardner dalam Lwin dkk (2008:2) mengusulkan dalam bukunya, Frames of

Mind; The theory of multiple intelligences (1983), bahwa kemampuan memiliki

tujuh komponen. Dia menamakan ketujuh komponen tersebut tujuh kemampuan

ganda. Menurut Djamarah (2010:57) inteligensi adalah unsur yang ikut

mempengaruhi keberhasilan belajar anak didik, setiap anak memiliki inteligensi

yang berlainan. Perbedaan individual dalam bidang intelektual ini perlu diketahui

dan dipahami oleh guru terutama dalam hubungannya dengan pengelompokan

anak didik dalam proses pembelajaran dikelas didukung oleh Reigeluth dan Merril

yang yang dikutip oleh Miarso (2004:529) bahwa pembelajaran hendaknya

bersifat preskriptif sehingga nantinya akan dapat mengatasi masalah belajar. Salah

satu kemampuan ganda tersebut adalah kemampuan spasial visual. Kemampuan

spasial visual berhubungan dengan penggunaan media audio visual dalam

pembelajaran matematika geometri bangun datar. Dari penjelasan tersebut maka

dirasa perlu untuk menambah variasai pembelajaran yang menarik dan

menyenangkan, melibatkan siswa sehingga akan meningkatkan aktivitas dan

tanggung jawabnya.

Pendekatan pembelajaran yang dipilih hendaknya sesuai dengan tema,

media dan sumber belajar lainya yang di anggap relevan dalam meyampaikan

informasi dan membimbing siswa agar terlihat secara optimal sehingga siswa

dapat memperoleh pengalaman belajar dalam rangka menumbuh kembangkan

kemampuannya seperti mental emosional dan sosial serta keterampilan atau

kogniktif, afektif dan psikomotor. Dengan demikian pendekatan pembelajaran

(23)

8

untuk meningkatkan kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi

pembelajaran tertentu.

Menurut Arsyad (2007:26) Media pembelajaran dapat memperjelas

penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan meningkatkan

proses dan hasil belajar. Penggunaan media pembelajaran dan hubungannya

dengan kemampuan visual spasial dalam pembelajaran matematika geometri juga

mempengaruhi hasil belajar. Video merupakan media yang audio visual, sehingga

dapat dijadikan alat untuk membantu meningkatkan kemampuan prestasi belajar

materi bangun datar. Dengan video siswa dapat mengerti secara kontekstual

mengenai bidang, panjang, lebar, sudut dan sisi-sisinya. Video dapat digunakan di

semua lingkungan pembelajaran baik kelas, kelompok kecil maupun perorangan.

Video tersedia dalam berbagai topic dan untuk semua jenis pebelajar dalam

banyak domain belajar- kognitif, afektif, ketrampilan motorik, dan interpersonal.

Video hampir dapat membawa pebelajar kemanapun, ketempat yang menarik

melebihi dinding ruang kelas. Objek yang terlalu besar bisa dibawa kedalam kelas

untuk dipelajari demikian juga yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata

telanjang, bisa dilihat dengan video.

Untuk mengatasi permasalahan hasil belajar matematika khususnya

geometri di Sekolah Dasar dapat digunakan media video, karena video memiliki

kelebihan sebagai berikut: Mengatasi jarak dan waktu, mampu menggambarkan

peristiwa-peristiwa masa lalu secara realistis dalam waktu yang singkat, dapat

membawa siswa berpetualang dari negara satu ke negara lainnya, dan dari masa

(24)

9

kejelasan, pesan yang disampaikannya cepat dan mudah diingat, megembangkan

pikiran dan pendapat para siswa, mengembangkan imajinasi, memperjelas hal-hal

yang abstrak dan memberikan penjelasan yang lebih realistic, mampu berperan

sebagai media utama untuk mendokumentasikan realitas sosial yang akan dibedah

di dalam kelas, mampu berperan sebagai storyteller yang dapat memancing

kreativitas peserta didik dalam mengekspresikan gagasannya.

Berdasarkan uraian di atas dapat diduga bahwa untuk memperoleh hasil

belajar seperti yang di harapkan dibutuhkan suatu pendekatan pembelajaran yang

mampu untuk lebih memberdayakan siswa dalam proses belajar mengajar. Faktor

pendekatan pembelajaran dan penggunaan media pembelajaran video serta

kemampuan spasial visual dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dalam proses

pembelajaran guru harus dapat memberikan rasa nyaman dan menyenangkan

ketika proses belajar mengajar dimulai. Untuk itu di perlukan suatu pendekatan

pembelajaran dan penggunaan media video serta kemampuan spasial visual yang

dapat memberikan hasil belajar yang memuaskan tanpa meninggalkan beban

kepada siswa.

Pendekatan tematik dalam pembelajaran memiliki kriteria dalam pendekatan

tematik integratif, yaitu materi pembelajaran menggunakan pada fakta atau

fenomena yang dapat dijelaskan dengan logika atau penalaran tertentu bukan

sebatas kira-kira, khayalan, legenda, atau dongeng semata. Penjelasan guru,

respon siswa, dan interaksi edukatif guru-siswa terbebas dari prasangka yang

serta-merta, pemikiran subjektif, atau penalaran yang menyimpang dari alur

(25)

10

dan tepat dalam mengidentifikasi, memahami, memecahkan masalah, dan

mengaplikasikan materi pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi siswa

mampu berpikir hipotetik dalam melihat perbedaan, kesamaan, dan tautan satu

sama lain dari materi pembelajaran. Mendorong dan menginspirasi siswa mampu

memahami, menerapkan, dan mengembangkan pola berpikir yang rasional dan

objektif dalam merespon materi pembelajaran. Menggunakan pada konsep, teori,

dan fakta empiris yang dapat dipertanggungjawabkan. Tujuan pembelajaran

dirumuskan secara sederhana dan jelas, namun menarik sistem penyajiannya.

Dari latar belakang tersebut dapat dijelaskan bahwa perolehan hasil belajar

masih rendah hal ini diduga disebabkan pendekatan pembelajaran yang masih

konvensional sehingga kurang menarik minat dan kemauan siswa belajar dan

penggunaan media yang juga masih sederhana serta konvensional. Sebagai

perbaikan perlu dilakukan penyelesaian masalah tersebut dengan mengadakan

pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan media pembelajaran

menggunakan video yang berhubungan langsung dengan kemampuan spasial

visual anak didik oleh karenanya maka diadakan penelitian pengaruh pendekatan

pembelajaran tematik dengan menggunakan video dan kemampuan spasial visual

terhadap hasil belajar matematika Sekolah Dasar.

B.Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas maka dapat

diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini sebagai berikut: Faktor-faktor

(26)

11

067245 Medan? Apa penyebab rendahnya hasil belajar matematika siswa?

Apakah rendahnya hasil belajar disebabkan pendekatan pembelajaran tematik

dengan menggunakan media yang kurang inovative? Bagaimana guru dalam

melaksanakan pembelajaran dan teori-teori belajar kepada siswa? Apakah

pendekatan pembelajaran dengan mengunakan media mempengaruhi hasil belajar

siswa? Bagaimana sebaiknya pendekatan pembelajaran yang digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa? Bagaimana media yang digunakan untuk

meningkatkan hasil belajar siswa? Bagaimana guru mempertimbangkan

kemampuan intelektual siswa dalam hal kemampuan spasial visual dan hakikat

hasil belajar matematika siswa? Apakah guru menggunakan media pembelajaran

sesuai dengan tema dan bahan ajar yang disampaikan? Pendekatan pembelajaran

apa yang selama ini digunakan oleh guru untuk meningkatkan kemampuan spasial

visual siswa? Apakah guru telah memperhatikan kemampuan spasial visual siswa

pada waktu pembelajaran?

C.Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah, efektif, efisien dan memudahkan dalam

melaksanakan penelitian maka perlu dibatasi masalah yang diidentifikasi.

Masalah dalam penelitian ini dibatasi pada masalah pendekatan pembelajaran

tematik dengan menggunakan video dan pendekatan pembelajaran tematik dengan

menggunakan grafis konvensional. Kemampuan spasial visual tinggi dan

kemampuan spasial visual rendah, serta hasil belajar siswa Kelas IV semester

(27)

12

Negeriku materi geometri dan pengukuran yang meliputi aspek kognitif yang

dibatasi pada aspek pengetahuan (C1), pemahaman (C2), penerapan (C3) B. Uno

(2004:192). Segi banyak beraturan dan tak beraturan merupakan materi yang sulit

menurut siswa, terbukti dengan nilai ulangan siswa berada pada kriteria tidak

tuntas.

D.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah dalam

penelitian ini, maka permasalahan yang diteliti dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. Apakah hasil belajar matematika yang diajar dengan pendekatan pembelajaran

tematik dengan menggunakan video lebih tinggi dari pada siswa yang diajar

dengan pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan grafis

konvensional?

2. Apakah hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan spasial

visual tinggi lebih tinggi dari pada siswa yang meiliki kemampuan spasial

visual rendah ?

3. Apakah ada interaksi pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan

video dan kemampuan spasial visual terhadap hasil belajar matematika siswa?

E.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Hasil belajar matematika yang diajar dengan pendekatan pembelajaran tematik

mengunakan video lebih tinggi dari pada siswa yang diajar dengan pendekatan

(28)

13

2. Hasil belajar matematika siswa yang memiliki kemampuan spasial visual tinggi

lebih tinggi dari pada siswa yang memiliki kemampuan spasial visual rendah .

3. Ada interaksi pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan video

dan kemampuan spasial visual terhadap hasil belajar matematika siswa.

F. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat memberikan manfaat

kepada guru kelas dan guru matematika khususnya, baik secara teoritis maupun

praktis. Manfaat secara teoritis diharapkan dapat menambah khasanah

pengetahuan khususnya yang berkhaitan dengan pendekatan pembelajaran tematik

menggunakan video dengan kemampuan spasial visual. Hasil penelitian ini juga

diharapkan dapat digunakan sebagai teori untuk lanjutan penelitian yang relevan.

Manfaat secara praktis yaitu memberikan kontribusi terhadap dunia

pendidikan, bermanfaat untuk mengungkap secara empiris ada tidaknya pengaruh

pendekatan pembelajaran tematik menggunakan video dan pendekatan

pembelajaran tematik menggunakan grafis konvensional terhadap hasil belajar.

Juga mengungkap pengaruh kemampuan spasial visual tinggi dan kemampuan

spasial visual rendah terhadap hasil belajar matematika geomteri, dan juga untuk

mengungkap ada tidaknya interaksi pendekatan pembelajaran tematik dengan

menggunakan video dan kemampuan spasial visual terhadap hasil belajar

(29)
(30)

106

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Simpulan

Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis adalah

sebagai berikut:

Pertama, terdapat perbedaan hasil belajar Matematika siswa yang dibelajarkan dengan Pendekatan Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan

Video lebih tinggi dari pada siswa yang diajarkan dengan Pendekatan

Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Grafis Konvensional. Dengan

demikian Pendekatan Pembelajaran Tematik dengan Menggunakan Video lebih

efektif diterapkan dalam pembelajaran matematika guna meningkatkan hasil

belajar siswa.

Kedua, rata-rata hasil belajar Matematika siswa yang memiliki kemampuan spasial visual tinggi lebih tinggi dibandingkan siswa yang memiliki kemampuan

spasial visual rendah.

Ketiga, hasil perhitungan analysis varians menunjukkan bahwa terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran tematik menggunakan media (video dan

grafis konvensional) dan kemampuan spasial visual dalam mempengaruhi hasil

belajar matematika siswa, sehingga siswa dengan kemampuan spasial visual

tinggi lebih baik diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik

dengan menggunakan video, sedangkan siswa dengan kemampuan spasial visual

rendah lebih baik diajar dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik

(31)

107

B. Implikasi

Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukan adanya pengaruh pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan media terhadap

hasil belajar siswa dalam bidang studi matematika. Hal ini memberikan penjelasan

dan penegasan bahwa pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan

media merupakan salah satu factor yang menjadi perhatian untuk meningkatkan

hasil belajar matematika. Hal ini dapat difahami karena melalui penerapan

pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan media yang tepat dapat

meningkatkan partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran yang pada gilirannya

dapat menggiring keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri.

Dengan demikian konsekwensi apabila pendekatan pembelajaran tematik dengan

menggunakan media yang kurang tepat dalam pembelajaran tentu akan berakibat

berkurang pula partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Melalui penelitian

menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar matematika siswa SD Negeri

067245 Medan lebih tinggi dengan menggunakan pendekatan pembelajaran

tematik dengan menggunakan video dari pada pendekatan pembelajaran tematik

dengan menggunakan grafis konvensional. Hal ini menunjukan bahwa

pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan video lebih efektif untuk

meningkatkan hasil belajar matematika, karena dalam pembelajaran yang

menerapkan pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan video

cenderung aktif untuk merekontruksi sendiri ilmu yang akan diperolehnya, siswa

berupaya menemukan dan menyelesaikan masalah dalam kerangka pencapaian

tujuan pembelajaran. Kekhasan dai pembelajaran tematik dengan menggunakan

(32)

108

spasial visual terhadap materi matematika geometri yang dapat membuat hal-hal

konkrit dalam memusatkan perhatian pada pembelajaran yang berlangsung,

berpusat pada siswa dan menyenangkan.

Keadan logis yang diberikan oleh pengaruh pendekatan pembelajaran

tematik dengan menggunakan video terhadap hasil belajar matematika

berimplikasi kepada guru untuk melaksanakan pendekatan pembelajaran tematik.

Dengan menggunakan pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan

video diharapkan guru dapat membangkitkan semangat dan motivasi keterlibatan

siswa dan partisipasi aktif siswa terhadap pembelajaran matematika dan

menciptakan suasana belajar yang lebih interaktif, efektif, menyenangkan dan

mencapai tujuan.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukan bahwa kemampuan spasial visual berpengaruh terhadap hasil belajar matematika. Siswa dengan kemampuan spasial

visual tinggi secara rata-rata mempunyai hasil belajar matematika lebih tinggi atau

unggul disbanding dengan siswa dengan kemampuan spasial visual rendah.

Pernyataan tersebut memberikan penjelasan dan penegasan bahwa kemampuan

spasial visual signifikan memberikan pengaruh dalam meningkatkan hasil belajar

siswa.

Siswa dengan kemampuan spasial visual tinggi akan lebih aktif dan tertarik

untuk menemukan jawaban, dengan demikian siswa akan terlatih untuk

memecahkan masalah-masalah. Dengan konsekwensi apabila siswa dengan

kemampuan spasial visual rendah tentu akan rendah pula pencapaian hasil belajar

matematikanya, sebaliknya siswa yang memiliki kemampuan spasial visual tinggi

(33)

109

Konsekwensi ini berimplikasi pula kepada guru pengampu matapelajaran

matematika (guru kelas) untuk melakukan identifikasi dan prediksi didalam

menentukan kemampuan spasial visual yang dimiliki siswa. Apabila kemampuan

spasial visual siswa dapat dikelompokan maka guru dapat menerapkan

rencana-rencana pembelajaran dan penggunaan media yang tepat dan sesuai dengan

karakteristik siswa, disampaing itu dapat melakukan tindakan-tindakan lain seperti

pengayaan dan dan soal-soal latihan dengan tingkat kesukaran yang lebih tinggi

untuk siswa yang memiliki kemampuan spasial visual tinggi sedangkan untuk

siswa yang memiliki kemampuan spasial visual rendah diberikan materi-materi

remedial yang bertujuan memberikan pemahaman dan penguasaan kepada siswa

terhadap materi pelajaran. Dengan demikian siswa diharapkan mampu

membangun dan menemukan sendiri pengetahuan dan keterampilan yang

dibutuhkannya dalam menyelesaikan persoalan belajar untuk memperoleh hasil

belajar yang lebih baik.

Implikasi dari perbedaan kemampuan spasial visual siswa mengisyaratkan

guru dalam memilih pendekatan pembelajaran harus mempertimbangkan

kemampuan spasial visual siswa. Dengan adanya kemampuan spasial visual

dalam diri siswa akan berperan terhadap reaksi positif atau negative dalam

pembelajaran berlansung. Oleh karena itu pendekatan pembelajaran yag

diterapkan guru akan efektif.

Adanya perbedaan kemampuan spasial visual siswa juga berimplikasi

kepada guru dalam memilih media yang tepat dan dapat membangkitkan minat

belajar siswa . Bagi siswa yang mempunyai kemampuan spasial visual tinggi

(34)

110

keinginan, membangkitkan minat dan konsentrasi belajar siswa yang nantinya

juga berimplikasi pada guru dalam melaksanakan pembelajaran dikelas. Tindakan

yang dilakukan guru adalah membentuk kelompok diskusi dan kerja kelompok

dengan membentuk kelompok belajar dan kelompok diskusi didalam kelas

dimana siswa dengan kemampuan spasial visual tinggi memberikan bantuan

kepada siswa yang mempunyai kemampuan spasial visual rendah dengan

demikian kegiatan belajar bagi siswa yang memiliki kemampuan spasial visual

rendah akan terbantu.

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi antara pendekatan pembelajaran tematik menggunakan media (video dan grafis

konvensional) dan kemampuan spasial visual dalam mempengaruhi hasil belajar

matematika siswa. Interaksi tersebut teridentifikasi dari siswa dengan kemampuan

spasial visual tinggi dan dibelajarkan dengan pendekatan pembelajaran tematik

dengan menggunakan video memperoleh hasil belajar yang lebih tinggi dari siswa

dengan kemampuan spasial visual tinggi dan dibelajarkan dengan pendekatan

pembelajaran tematik dengan menggunakan grafis konvensional. Dengan

demikian dapat difahami bahwa pendekatan pembelajaran tematik dengan

menggunakan video lebih tepat digunakan bagi siswa dengan kemampuan spasial

visual tinggi sedangkan pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan

grafis konvensional lebih tepat digunakan bagi siswa dengan kemampuan spasial

visual rendah.

Hasil penelitian ini juga menujukan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar

matematika dipengaruhi oleh media apa yag digunakan oleh guru dalam

(35)

111

dimiliki siswa. Dalam hal ini antara guru dan siswa memiliki peranan yang sama

dalam meningkatkan hasil belajar matematika itu sendiri, sehingga dengan

demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variable

tersebut yaitu pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan media dan

kemampuan spasial visual perlu manjadi perhatian sekaligus.

Konsekwensi logis dari interaksi pendekatan pembelajaran tematik dengan

menggunakan video dengan kemampuan spasial visual berimplikasi kepada guru

dan siswa. Untuk guru agar dapat memahami dan tentunya melaksanakan dengan

baik peranan pendekatan tematik dan pengunaan media dalam pembelajaran

dikelas karena melalui penelitian ini terbukti efektif meningkatkan hasil belajar.

Sedangkan untuk siswa agar selalu berupaya meningkatkan konsentari dan

kemauan belajarnya dalam materi yang berhubungan dengan kemampuan spasial

visual yag dimilikinya.

Selanjutnya secara khusus temuan pada penelitian ini memberikan implikasi

kepada :

Pertama, Dinas Pendidikan Kota Medan, agar melakukan pendidikan dan pelatihan pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan media terhadap

guru-guru matematika (guru kelas) karena melalui penelitian ini ditemukan bahwa

guru-guru SD Negeri 067245 Medan belum sepenuhnya dapat melaksanakan

pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan media video. Hal ini

terindikasi ketika peneliti mengadakan penelitian dalam pembelajaran

matematika, maka para guru bertanya bagaimana melaksanakan pendekatan

pembelajaran tematik dengan menggunakan video yang efektif dan berguna

(36)

112

guru jika alternative pertama tidak dapat dilaksanakan karena keterbatasan

anggaran adalah dengan memberikan bantuan berupa buku-buku agar dapat

dipelajari oleh guru. Diharapkan melali penyaluran buku-buku tersebut

guru-guru dapat mempelajarinya dan mendiskusikanya secara bersama-sama disekolah

untuk kiranya dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran dikelas.

Kedua, temuan penelitian ini memberikan implikasi kepada pengawas dimana menjadi kewajiban dan tanggung jawab seorang pengawas untuk

memberikan bimbingan dan pengarahan kepada guru-guru yang berada dibawah

pengawasannya tentang peningkatan pembelajaran dengan menerapkan

pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan video dalam

pembelajaran matematika karena melalui penelitian ini telah terbukti efektif untuk

meningkatkan hasil belajar matematika. Tentunya dalam hal ini pengawas terlebih

dahulu harus menguasai seluk beluk pendekatan pembelajaran tematik dengan

menggunakan video, karena ironis jika pengawas yang berkewajiban memberikan

bimbingan dan pengarahan kepada guru-guru tidak menguasai tentang pendekatan

pembelajaran tematik dengan menggunakan video.

Ketiga, temuan ini berimplikasi kepada guru dan kepala sekolah sebagaimana diketahui untuk penerapan pembelajaran ini didukung oleh alat-alat

atau media pembelajaran yang cukup memadai, untuk itu ketersediaan alat-alat

atau media pembelajaran menjadi tanggung jawab penyelenggara sekolah secara

umum dan guru secara khusus. Untuk itu diharapkan penyelanggara sekolah

menyediakan atau paling tidak berupaya mengusahakannya melalui permintaan

(37)

113

pembelajaran itu diangarkan dalam rencana pendapatan dan belanja sekolah

(RAPBS)

Keempat, temuan penelitian ini juga memberikan implikasi kepada penulis/pengarang buku matematika agar kiranya dapat menyajikan pendekatan

pembelajaran tematik dengan menggunakan video dalam penerbitan buku-buku

pada tahun-tahun yang akan dating sehingga guru dan siswa menemui variasi

pembelajaran dan media dalam pembelajaran matematika.

Kelima, temua penelitian ini juga mengisyaratkan implikasi kepada penyelenggara pendidikan maupun perguruan tinggi swasta lainnya yang memiliki

fakultas pendidikan yang menghasilkan calon-calon guru matematika memberikan

pendekatan pembelajaran dan media yang beragam dalam kurikulum

pengajarannya. Hal ini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman yang

mendalam kepada calon guru tentang pembelajaran dan media pembelajaran yag

komprehensif yang tentunya merupakan bekal nantinya didalam melaksanakan

kegiatan pembelajaran dikelas. Pembekalan mahasiswa dalam menerapkan

pendekatan pembelajaran dapat direncanakan dalam kegiatan micro teaching dan

kegiatan praktek pengalaman lapangan

C. Saran

1. Untuk pensosialisasian penggunaan pendekatan pembelajaran tematik

dengan menggunakan video hendaknya dilakukan seminar-seminar ataupun

pelatihan-pelatihan bagi guru-guru agar dijadikan sebagai salah satu

(38)

114

2. Kepada pengawas TK/SD ataupun rumpun mata pelajaran matematika agar

terlebih dahulu menguasai seluk beluk pendekatan pembelajaran tematik

dengan menggunakan media video yang hendak diberikan kepada guru-guru

(guru kelas dan guru matematika)

3. Kepada guru matematika dan guru kelas agar benar-benar memperhatikan

berbagai pendekatan pembelajaran dan media pembelajaran serta

kemampuan (kemampuan) tertentu siswa sebelum melakukan pengukuran

terhadap kemampuan serta hasil belajar siswa.

4. Kepada pihak penulis/pengarang buku matematika agar mencantumkan

pendekatan pembelajaran tematik dengan menggunakan media pembelajaran

video dalam penerbitan buku berikutnya.

5. Kepada peneliti lain yang ingin meneliti lebih lanjut tentang pendekatan

pembelajaran tematik dengan menggunakan video hendaknya memperluas

jumlah sampel dan menambah variable-variabel yang dikontrol sehingga

diperoleh pengetahuan yang lebih luas lagi mengenai pendekatan dan media

pembelajaran terhadap kemampuan (kemampuan) siswa, menambah waktu

penelitian baik dalam tes maupun pembelajaran, serta menambah variasi

media yang digunakan dalam penerapan pendekatan pembelajaran seperti:

media computer, media televisi, media laptop, dalam pendekatan

pembelajaran yang menerapkan project based learning atau discovery based

(39)

115

115

DAFTAR PUSTAKA

Armstrong, T. (2013). Kecerdasan Multiple didalam Kelas. Jakarta. Indeks Arsyad, Azhar. (2007) Media Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada Arikunto, Suharsimi. (2013) Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta

Amri, Sofan. (2013) Pengembangan Model Pembelajaran dalam Kurikulum 2013. Jakarta. Prestasi Pustaka Publisher

B. Uno, Hamzah. (2004). Model Pembelajaran. Gorontalo: Nurul Jannah

B. Uno, Hamzah. (2006). Orientasi Baru Dalam Psikologi Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

B. Uno, Hamzah. (2010). Mengelola Kecerdasan Dalam Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara

Bishop, Alan J. (1988) Matemathics Education And Culture. Boston. Kluwer Academic Publisher

C, Sprinthall, Richard. (1991) Understanding Educational Research. New Jersey. Prentice Hall

Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif.

Jakarta. Rineka Cipta

Dahar, Ratna Willis. (2011) Teori-Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta. Erlangga

Djamarah, Syaiful Bahri. (2010). Psikologi Belajar. Jakarta. Rineka Cipta

E.Gredler, Margaret. (2011) Learning and Instruction. Teori dan Aplikasi.

Jakarta. Kencana

Gardner, Howard. (2007) The Theory of Multiple Intelligences. New York. Basic Books,

Garner, Howard. (2010) The Theory of Multiple Intelligence. New York. Basic Books.

Heruman. (2008) Model Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar. Bandung. Rosdakarya

(40)

116

Ibnu Hajar. (2013) Panduan Kurikulum Tematik Untuk SD. Jogjakarta. Diva Pres Kusmayadi, Ismail. (2011) Membongkar Anak Cerdas. Jakarta. Gudang Ilmu La Iru. (2012) Analisis Pendekatan, Metode, Strategi, dan Model-Model

Pembelajaran. Bantul DIY. Multi Presindo

Lwin, May. (2008). Cara Mengembangkan Berbagai Komponen Kecerdasan. Jakarta: Indeks.

Meredith. (2003) Educational Research An Introduction. Boston New York. AB Meguels, Nancy. (2008) Pemikiran Visual. PT. Indeks

Miarso, Yusufhadi. (2004). Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Prenada Media

Nuh, Muhammad. (2013) Menyambut Kurikulum 2013. Jakarta. Buku Kompas Sanjaya, Wina. (2001)

Sudijono, Anas. (2013) Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo Persada Smaldino, dkk. (2011) Intructional Technology & Media For Learning. Jakarta.

Kencana Pranada Media Group

Schunk, Dale H. (2012) Learning Theories An Educational Perspective. Jogjakarta. Pustaka Pelajar

Sudijono. (2011) Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta. Raja Grafindo Persada Sudjana, (2001). Metoda Statistika. Bandung. Tarsito

Sukmadinata, Nana Syaodih. (2204) Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung. Remaja Roskadarya

Sundayana, Rostina. (2013) Media Pembelajaran Matematika. Bandung. Alfabeta Van De Walle, John. (2007) Matematika Sekolah Dasar dan Menengah

Pengembangan Pengajaran. Jakarta. Erlangga

W. Santrock, John, (2007) Psikologi Pendidikan. Jakarta. Kencana Wijanarko, Jarot. (2012). Anak Cerdas. Banten: Happy Holy Kids

Gambar

Tabel 4. 11
Gambar Gambar 4.1 Histogram
Tabel 1.1 Rata-Rata Hasil Belajar Siswa SD Negeri 067245 Medan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan peningkatan kemampuan literasi sains antara siswa yang mendapatkan Lembar Kerja Siswa (LKS) Berbasis

Adapun kesimpulan dimaksud adalah dalam hukum positif di Indonesia, terdapat pengaturan mengenai kontrak bisnis dengan orang asing, walaupun tidak diatur ke

Tabel.L 12 Perhitungan Efisiensi Jumlah Lapisan Klorofil Dengan Metode Spin Coating Sebanyak 3 Lapisan Dengan Bantuan Program Kaleida Graph 4.0

Eksplorasi dan Komitmen Identitas Vokasional Remaja Tukang Doger Monyet di Bandung. Universitas Pendidikan Indonesia. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

Sudah sesuai standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar(KD) serta mengacu pada program semester yang telah ditetapkan dalam kurikulum sekolah di SMP Satu

Perlakuan yang menunjukkan penurunan persentase nilai COD yang terendah yaitu perlakuan dengan tanpa lumpur aktif dan penambahan 0,3% dolomit, hal ini terjadi

Penerapan sanksi pidana yang diterapkan kepada pengemudi kendaraan bermotor umum yang melanggar aturan lalu lintas angkutan jalan berdasarkan Undang-Undang Nomor 22

Pada pemilu tahun 2004 diberlakukan demokrasi langsung, dimana yang memilih langsung presiden dan wakil presiden adalah ..... DPR