Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMPN 1 NGAMPRAH
TESIS
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar
Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Olahraga
oleh
AGI GINANJAR, S.Pd
1101659
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCA SARJANA
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2013
PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP
MOTIVASI BELAJAR SISWA SMPN 1 NGAMPRAH
Oleh
Agi Ginanjar, S.Pd
Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister pada Sekolah Pasca Sarjana Prodi Pendidikan Olahraga
© Agi Ginanjar, S.Pd 2013
Universitas Pendidikan Indonesia
Juli 2013
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.
LEMBAR PENGESAHAN TESIS
AGI GINANJAR, S.Pd 1101659
PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMPN 1 NGAMPRAH
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:
Pembimbing I
Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A NIP. 196306181988031002
Pembimbing II
Prof. Dr. JS Husdarta, M. Pd NIP.
Diketahui oleh
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRAK
PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMPN 1 NGAMPRAH
Didalam pembelajaran pendidikan jasmani hampir seluruh guru memakai metode pembelajaran direct instruction, penelitian ini menggunakan metode pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran inquiry dan kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran langsung, selain itu juga bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan hasil belajar siswa terhadap motivasi belajar siswa.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode eksperimen desain faktorial 2 x 2. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP 1 Ngamprah sejumlah 272 siswa yang terdiri dari 8 kelas yang tiap kelas terdiri dari rata-rata 35 orang. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan Purposive Sampling jadi peneliti mengambil dua kelas yang pertama adalah kelas VIII F sebanyak 35 orang dibagi menjadi dua kelompok siswa yang memiliki hasil belajar tinggi dan hasil belajar rendah sebagai kelas eksperimen dan yang menjadi kelas kontrol adalah kelas VIII D sebanyak 35 orang yang akan dibagi menjadi dua kelompok juga siswa yang memiliki hasil belajar tinggi dan hasil belajar rendah.
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF INQUIRY METHOD IN MOTIVATING THE STUDENTS OF SMPN 1 NGAMPRAH IN TEACHING LEARNING
Almost all of the teachers of Physical Education use direct Instruction in teaching learning activities, this research use inquiry learning method to increase the students motivation.
The purpose of this research is to compare the result of the students motivation by using inquiry method and direct method, beside that it is usefull to know how the interaction between the method of teaching learning and the goal of teaching learning to the motivation of students in studying.
The method of this research is experimental with the factorial design 2 x 2 (ANAVA). The population is the students of 8th grade of SMP 1 Ngamprah. There are 272 students the average of each classes is 35 students. In this research, researchers used purposive sampling, the first class VIII F, 35 students divided into two groups, the group of the high score and the law score as an experiment class and the controll class is VIII D, 35 student divided into two groups, and also have the high and the law score.
ix
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN ………. i
PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
UCAPAN TERIMA KASIH ... vi
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 6
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Struktur Organisasi Tesis ... 7
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 9
1. Motivasi ... 9
a. Pengertian Motivasi ... 9
b. Macam - Macam Motivasi ... 10
c. Motivasi Dalam Belajar ... 12
d. Fungsi Motivasi Dalam Belajar ... 14
x
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
2. Model Pembelajaran... 18
a. Fungsi dan Pentingnya Penggunaan Model Pembelajaran ... 18
b. Model – Model Pembelajaran ... 20
c. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Motivasi ... 22
3. Model Pembelajaran Inquiry ... 23
a. Pengertian Pembelajaran Inquiry ... 23
b. Tujuan Pembelajaran Inquiry ... 24
c. Kondisi Pembelajaran Menggunakan Pembelajaran Inquiry ... 25
d. Kelebihan dan Kekurangan Model Inquiry ... 27
e. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa ... 28
f. Tahapan Model Pembelajaran Inquiry ... 29
B. Kerangka Pemikiran ... 32
C. Hipotesis ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ... 37
1. Populasi ... 37
2. Sampel ... 37
B. Metode Penelitian ... 38
1. Validitas Internal ... 38
2. Validitas Eksternal ... 39
C. Desain Penelitian ... 40
D. Definisi Operasional ... 41
E. Instrumen Penelitian ... 42
F. Proses Pengembangan Instrumen ... 43
1. Sampel Uji Coba Instrumen ... 43
2. Waktu dan Tempat Uji Coba Instrumen ... 43
xi
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Hasil Uji Validitas ... 44
4. Uji Reliabilitas ... 46
a. Hasil Uji Reliabilitas ... 47
G. Teknik Pengumpulan Data ... 47
H. Teknik Analisis Data ... 48
1. Pengolahan Data Hasil Penelitian ... 48
2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 57
1. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ... 57
2. Pengujian Normalitas .. ... 58
3. Pengujian Homogenitas ... ... 58
4. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 59
B. Diskusi Penemuan ... ... 61
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... ... 64
B. Implikasi ... ... 64
1. Implikasi Teoritis ... ... 64
2. Implikasi Praktis ... ... 64
C. Saran ... ... 65
DAFTAR PUSTAKA ... 66
LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 68
xii
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1. Kisi-Kisi Alat Pengumpulan Data Motivasi Belajar Siswa ... 43
3.2. Patokan Indeks Daya Beda ... 44
3.3. Uji Validitas Butir Item Tes ... 45
3.4. Uji Reliabilitas Instrumen ... 47
3.5. Program Treatment Metode Inquiry Kelas Eksperimen ... 51
3.6. Program Treatment Metode Pembelajaran Langsung Kelas Kontrol ... 52
3.7. Skenario Perbedaan Metode Pembelajaran Inquiry dan Metode Pembelajaran Langsung ………..………….. 53
4.1. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku …………... 57
4.2. Perhitungan Uji Normalitas ... 58
4.3. Perhitungan Uji Homogenitas ... 58
xiii
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
3.1. Sampel Kelompok Penelitian ………... 38 3.2. Desain Faktorial ... 40 3.3. Desain Penelitian Faktorial 2 x 2 ………. 41 4.1. Interaksi Antara Metode Pembelajaran Dengan Hasil Belajar
xiv
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Uji Coba Penelitian ... 69
2. Skenario Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inquiry ... 72
3. Data Uji Coba Angket MotiVasi Belajar ... 121
4. Perhitungan Validitas Uji Coba Item Tes Penelitian ... 123
5. Perhitungan Reliabilitas Uji Coba Tes Penelitian ... 127
6. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ... 129
7. Instrumen Penelitian ... 130
8. Data Rekapitulasi Nilai Kelas VIII SMPN 1 Ngamprah ... 132
9. Skor Motivasi Hasil Tes Awal Pada Kelas Eksperimen ... 133
10. Skor Motivasi Hasil Tes Akhir Pada Kelas Eksperimen ... 134
11. Skor Motivasi Hasil Tes Awal Pada Kelas Kontrol ... 135
12. Skor Motivasi Hasil Tes Akhir Pada Kelas Kontrol ... 136
13. Skor Motivasi Hasil Gain Pada Kelas Eksperimen Nilai Tinggi dan Nilai Rendah ………..……. 137
14. Skor Motivasi Hasil Gain Pada Kelas Kontrol Nilai Tinggi dan Nilai Rendah ………...…..……. 138
15. Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 139
16. Perhitungan Uji Normalitas ... 140
17. Perhitungan Uji Homogenitas ... 141
1
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULAN
A. Latar Belakang Penelitian
Pendidikan Jasmani di sekolah merupakan sebuah proses pembelajaran
yang tak bisa dipisahkan dalam proses pendidikan formal secara keseluruhan.
Pendidikan jasmani bertujuan untuk membantu siswa baik secara fisik, emosi,
sosial, dan intelektual.Jadi didalam pendidikan jasmani siswa tidak selalu
melakukan aktivitas fisik saja tetapi kemampuan berpikir siswa ikut dilatih.
Pendidikan jasmani menurut Gabbar (Purnomo, 2012):
“Ada tiga tujuan pokok yangharus dicapai, yaitu:a) psikomotor, b) kognitif,c) afektif. Aspek psikomotor meliputi pertumbuhan biologis, kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan dan keterampilan, efisiensi di dalam gerakan, dan sekumpulan dari keterampilan gerak. Aspek kognitif merupakan kemampuan untuk berpikir (penelitian, kreativitas, dan hubungan) kemampuan perseptual, kesadaran gerak, dan dukungan atau dorongan akademik. Aspek afektif meliputi kegembiraan, konsep diri,
sosialisasi (hubungan kelompok), sikap dan apresiasi untuk aktivitas fisik.”
Untuk dapat mengacu kepada tujuan pendidikan jasmani di atas sebagai
guru atau pengajar dihadapkan pada isu-isu pendidikan jasmani yang bersifat
mendunia dan di Indonesia isu itu sering di jumpai Komisi Nasional Pendidikan
Jasmani dan Olahraga (2009: 43-45) seperti:
1. Status terbawah
2. Standar kompetensi professional rendah 3. Alokasi waktu
4. Alokasi dana 5. Ketenagaan
6. Mutu Proses Belajar dan Mengajar (PBM) 7. Asesmen dan evaluasi
8. Kegiatan ekstrakulikuler
9. Identifikasi dan pengembangan bakat olahraga jalur persekolahan (talented & gifted students).
Jika ditelaah lebih jauh berdasarkan pernyataan diatas mengapa hal ini
2
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tersampingkan?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada alasan mengapa
pendidikan jasmani di pandang negatif Rusli Lutan (Juliantine, 2010:12)
mejelaskan:
„Di Indonesia, mata pelajaran pendidikan jasmani masih dianggap tidak
penting. Mata pelajaran ini sering disisihkan. Lebih merana lagi, waktu yang seharusnya digunakan untuk kepentingan belajar itu, diisi oleh
kegiatan lainnya seperti rapat guru, piknik, atau keperluan lainnya.‟
Dari penyataan negatif di atas terhadap pendidikan jasmani, ini bisa
disebabkan oleh PBM yang kurang kondusif. Sehingga guru dituntut harus bisa
memberikan proses pembelajaran dengan baik dan bertujuan untuk mewujudkan
pendidikan nasional dan guru pun sering lupa akan dengan pemberian aspek-
aspek dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan proses pembelajaran
yang baik merupakan alat untuk tercapainya PBM yang baik dan dapat
mencerminkan mutu didalam PBM itu tersebut.
Salah satu alat untuk membantu guru dalam PBM adalah dengan
mengunakan model. Seperti yang diterangkan Sagala (2011:175) “Untuk
mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu
diperlukan model-model pembelajaran yang dipandang mampu mengatasi
kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta
didik.” Pada proses pembelajaran jasmani di sekolah banyak sekali guru yang
mengajarkan pendidikan jasmani tanpa mengetahui model apa yang mereka pakai,
padahal kalau mereka mengetahui sebenarnya ada tujuh model pembelajaran
penjas yang dikemukan oleh Metzler (2000) yaitu:
1. Direct Instruction
2. Personalized System for Instruction (PSI) 3. Cooperative Learning
4. Sport Education 5. Peer Teaching 6. Inquiry Teaching 7. Tactical Games
Hampir seluruh guru olahraga di setiap sekolah memakai model pembelajaran
direct instruction, direct instruction menurut Metzler “Teacher as instructional
3
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
tinggal mengikuti apa yang guru beri dalam pembelajaran. Ini bisa disebabkan
karena cara guru olahraga memang selalu menggunakan model direct instruction
atau turun temurun dari guru SD sampai SMA terus begitu cara melakukan proses
pembelajaran. Sehingga jika seorang siswa menjadi seorang guru pendidikan
jasmani dia akan mengikuti tata cara proses pembeljaran direct instruction karena
mengikuti apa yang dia dapat saat menjadi siswa. Dari tujuh model pembelajaran
diatas terdapat model inquiry teaching, inquiry teaching menurut Metzler
“Learner as problem solver” pembelajaran sebagai pemecah masalah. Metzler (Juliantine, 2010:20) menerangakan bahwa:
„… model pembelajaran inquiry dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas, sebab dalam model inquiry proses pembelajarannya adalah guru membingkai masalah dan siswa memulai untuk berpikir dan bergerak, siswa diberi kebebasan untuk mengeksplorasi jawaban yang memungkinkan.‟
Joyce and Weil (Juliantine, 2010:20) menjelaskan“ inquiry training can be used
with all ages, but each age group requires adaptation” latihan inkuiri dapat diberikan pada setiap tingkatan umur, namun tentunya dengan tingkatan dan
kesulitan yang berbeda.
Inquiry menurut Trianto (2007) “Inquiry berarti pertanyaan, atau
pemeriksaan, penyelidikan.” Inquiry merupakan salah satu metode pembelajaran yang mengutamakan siswa sebagai peran utama dalam pembelajaran, disini siswa
lebih terjun langsung dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya duduk diam di
bangku mereka tetapi siswa bebas berpendapat mengenai
permasalahan-permasalahan yang diajukan oleh guru. Metode pembelajaran inquiry merupakan
pembelajaran yang di dalamnya siswa diibaratkan sebagai seorang ilmuwan yang
sedang memecahkan suatu permasalahan dan siswa berupaya untuk menemukan
jawaban-jawaban tentang permasalahan yang diajukan oleh guru di kelas. Metode
pembelajaran Inquiry dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam
proses ilmiah ke dalam waktu yang relatif singkat. Trianto (2007) menyatakan:
4
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,
menganalisis data, dan membuat kesimpulan.”
Metode pembelajaran inquiry terdapat berbagai macam tujuan disamping
mengantarkan siswa pada tujuan intruksional, tetapi dapat juga memberi tujuan
iringan (nutrunant effect). Hal ini diungkapkan oleh Trianto (2007:101):
1. Memperoleh keterampilan untuk memproses secara ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan mengorganisasikan data, mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan menguji hipotesis, serta mengambil kesimpulan).
2. Lebih berkembangnya daya kreativitas anak. 3. Belajar secara mandiri
4. Lebih memahami hal-hal yang mendua
5. Perolehan sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentative.
Sehubungan dengan pernyataan tentang metode inkuiri di atas yang
menyatakan bahwa metode inquiry dapat meningkatkan kreativitas peneliti ingin
mencoba apakah metode inkuiri dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar,
ini bisa dihubungkan dengan adanya pernyataan guru harus terampil
menumbuhkan motivasi menurut Sagala (2011: 197) bahwa:
“… metode inquiry dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat- syarat berikut: (1) guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber pada bahan pelajaran yang menantang siswa/ problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa; (2) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (3) adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup; (4) adanya siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi; (5) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar; dan (6) guru tidak
banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.”
Dalam proses pembelajaran motivasi mempunyai fungsi yang sangat
penting. Karena motivasi menetukan usaha siswa dalam proses belajarnya Yusuf
(Riduwan, 2011:200) menyatakan “… bahwa para siswa yang memiliki motivasi
tinggi, belajarnya lebih baik dibanding dengan para siswa yang memiliki
motivasinya rendah.” Syaodih (Riduwan, 2011:201) menyatakan:
5
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
seseorang; dan 3) memotivasi berfungsi dalam menyelesaikan jenis-jenis
perbuatan dan aktivitas seseorang.”
Bila dikaji kembali sebenarnya tujuan akhir dari motivasi adalah untuk
mencapai siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik seperti yang diterangkan
oleh Aunurrahman (2010: 143):
“Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong
tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.”
Berdasarakan fungsi motivasi diatas bahwa sebenarnya motivasi adalah dorongan
yang ada didalam diri manusia untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan tersebut
tentu saja bisa berorientasi kepada hasil belajar, dan hasil dalam belajar pasti akan
berorientasi kepada nilai yang akan didapat. Dari penerangan tersebut maka
peneliti akan melakukan penelitian, apakah siswa yang telah memiliki pencapai
hasil belajar yang berupa nilai pada pembelajran pendidikan jasmani yang telah
guru berikan apakah memang berpengaruh terhadap motivasi belajar.
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas dan adanya fenomena
hampir seluruh guru olahraga di setiap sekolah memakai model pembelajaran
direct instruction, peneliti ingin menggunakan metode inkuiri untuk
meningkatkan motivasi belajar siswa.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan, maka
rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok siswa
yang belajar melalui metode pembelajaran inquiry dan kelompok siswa yang
belajar melalui metode pembelajaran langsung secara keseluruhan?
2. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok siswa
6
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
belajar melalui metode pembelajaran langsung pada kelompok siswa yang
memiliki hasil belajar tinggi?
3. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok siswa
yang belajar melalui metode pembelajaran inquiry dan kelompok siswa yang
belajar melalui metode pembelajaran langsung pada kelompok siswa yang
memiliki hasil belajar rendah?
4. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan hasil belajar
siswa terhadap motivasi belajar siswa?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan
tujuan penelitian sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara
kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran inquiry dan
kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran langsung secara
keseluruhan.
2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara
kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran inquiry dan
kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran langsung pada
kelompok siswa yang memiliki hasil belajar tinggi.
3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara
kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran inquiry dan
kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran langsung pada
kelompok siswa yang memiliki hasil belajar rendah.
4. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran
dengan hasil belajar siswa terhadap motivasi belajar siswa.
7
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar dalam proses pembelajaran
menggunakan metode pembelajaran. Khususnya metode pembeljaran inquiry
untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.
b. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.
2. Secara Praktis
a. Bagi penulis penelitian ini akan menjadi rujukan untuk penelitian yang lebih
lanjut, baik pada masa sekarang maupun di masa mendatang.
b. Bagi guru dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan
jasmani di sekolah khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa
melalui metode pembelajaran inquiry.
E. Struktur Organisasi Tesis
Sistematika penulisan yang digunakan pada penyusunan tesis ini,
seperti diuraikan, dibawah ini:
1. BAB I: PENDAHULUAN
Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian yang
menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, rumusan penelitian dibuat
dalam bentuk pertanyaan berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,
tujuan penelitian ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai
dilakukan, manfaat penelitian disajikan secara praktis dan teoritis, dan struktur
organisasi penulisan disajikan dari setiap bab dan bagian bab dalam tesis mulai
dari Bab I hingga Bab terakhir.
2. BABII: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan tentang kajian pustaka yang mempunyai peran
yang sangat penting dan melalui kajian pustaka yang sedang dikaji dan kedudukan
masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, kerangka pemikiran
merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis, dan
hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah
8
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Pada bab ini dijelaskan tentang populasi dan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan, metode penelitian yang
digunakan, definisi operasional, instrumen penelitian yang berawal dari kisi-kisi
yang telah dipaparkan, proses pengembangan instrumen menerangkan tentang
validitas dan reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data yang digunakan, dan
analisis data pada penelitian ini.
4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian dengan menggunakan
pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan
masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian dan
pembahasan yang menjelaskan data cocok dengan hipotesis awal atau bagaimana
menjawab pertanyaan penelitian, membuat kesimpulan dan membahas atau
mendiskusikan data dengan menghubungkannya dengan teori dan implikasi hasil
penelitian.
5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini dijelaskan tentang hasil kesimpulan dan saran menyajikan
37
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah sekelompok subjek yang diperlukan oleh peneliti. Objek
penelitian ini perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang terkumpul akan
diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk membuktikan
kebenaran daripada hipotesis.
Populasi menurut Punaji setyosari (2010: 168)”… populasi merujuk pada
keseluruhan kelompok dari mana sampel-sampel diambil.”Definisi populasi menurut Arikunto (2006:130) “ Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.
Berdasarkan pernyataan diatas maka populasi yang ditentukan dalam
penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP 1 Ngamprah sejumlah 272 siswa
yang terdiri dari 8 kelas dengan rata-rata setiap kelas terdiri dari 35 orang.
2. Sampel
Sampel adalah jumlah kecil dari populasi. Sampel menurut Arikunto
(2006:139) adalah ”Sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Didalam pemelitian ini peneliti menggunakan sampel purposive, yaitu sampel dilakukan
dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random, atau daerah
tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Berdasarkan pernyataan diatas maka
peneliti mengambil dua kelas yang menjadi kelas eksperimen dalam penelitian ini
adalah kelas VIII F sebanyak 35 orang dan kelas kontrol adalah kelas VIII D
sebanyak 35 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan berkaitan
dengan kebutuhan dalam desain penelitian ini, yang kemudian kelas eksperimen
dan kelas kontrol tersebut dibagi menjadi dua kelompok siswa yang memiliki
hasil belajar tinggi dan kelompok siswa yang memiliki hasil belajar rendah. Untuk
rekapitulasi nilai dapat dilihat dilampiran halaman 132, untuk melihat kelompok
38
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
untuk melihat kelompok kelas kontrol hasil belajar tinggi danhasil belajar rendah
di halaman 138, berikut adalah pembagian sampel kedalam dua kelompok.
Metode
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan
metode eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, pendekatan
kuantitatif banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran
terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Riduwan (2011:50)
“Eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh varibel
tertentu terhadap variabel yang lain dalam situasi yang terkontrol secara ketat.”
Pemilihan kedua subjek tersebut menggunakan sampel purposive. Didalam
penelitian ini peneliti menggunakan perlakuan (treatment) dengan memberikan
metode pembelajaran inquiry terhadap kelompok eksperimen dan kelompok
kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran langsung. Jadi didalam
penelitian ini mencari pengaruh metode pembelajaran yang digunakan terhadap
motivasi belajar siswa.
1. Validitas Internal
Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variabel– variabel luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel–variabel yang dikontrol meliputi :
39
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh sejarah penelitian
menghimbau agar selama mengikuti proses penelitian seluruh subyek penelitian
tidak mengikuti aktivitas diluar jadwal penelitian seperti mengikuti kegiatan
ekstrakulikuler dan kegiatan lain diluar jam penelitian.
b. Pengaruh Maturasi
Untuk menghindari adanya proses pertumbuhan, perkembangan, dan
kematangan, perlakuan diberikan dalam waktu tidak terlalu lama, yaitu selama 12
kali pertemuan (setengah semester).
c. Pengaruh Testing
Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh testing, peneliti
memastikan terlebih dahulu bahwa semua subyek penelitian tidak pernah
mengikuti penelitian eksperimen sebelum jadi mereka tidak pernah mengikuti tes
awal dalam penelitian eksperimen yang lain.
d. Pengaruh instrumen
Agar tidak terjadi adanya pengaruh instrumen dalam proses akhir
penelitian. Peneliti menghitung pengolahan data sesuai dengan tata cara
perhitungan statistik menggunakan anava dua jalur dan bila terjadi interaksi maka
dilanjutkan dengan penghitungan uji tukey.
e. Pengaruh seleksi
Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh seleksi, peneliti
memastikan semua subyek sama baik dari segi umur, perlakuan guru sebelum
diadakan proses penelitian.
f. Pengaruh Mortalitas
Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh mortalitas penelitian
menghimbau agar selama mengikuti proses penelitian seluruh subyek penelitian
tidak bolos, menjaga kondidsi fisik agar tidak sakit, dan tidak izin untuk
mengikuti proses penelitian.
g. Pengaruh Perlakuan
Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh perlakuan penelitian
40
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Validitas Eksternal
Pengkontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa
faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Pengkontrolan tersebut
meliputi :
a. Validitas Populasi
Bertujuan agar karakteristik sampel dapat mewakili populasi, sampel
diambil secara acak atau random. Dikontrol dengan mengambil sampel siswa
dengan tingkat belajarnya yang sama; juga mesti memberikan hak yang sama
kepada setiap sampel dalam penerimaan perlakuan penelitian.
b. Validitas ekologi
Dikontrol dengan: (1) seluruh program belajar disusun dan dijadwalkan
dengan jelas, misalnya tidak mengubah jadwal yang telah ditetapkan; (2)
digunakan satu buah lapangan olahraga yang cukup memadai; (3) tidak
memberitahukan kepada siswa bahwa mereka sedang dijadikan subyek penelitian
untuk menghindari pengaruh reaktif akibat proses penelitian tersebut.
C. Desain Penelitian
Pada desain penelitian menggunakan desain faktorial Fraenkel (1993: 256)
menerangkan:
“…, it is possible using a factorial design to assess not only separate effect of each independent variable but also joint effect. In other words, the researcher is able to see how one of the variable might moderate the other (hence the reason for calling these variable moderator variables).”
Ini memungkinkan penggunaan desain faktorial untuk menkaji bukan hanya
memisahkan pengaruh dari setiap variabel bebas tetapi juga pengaruh dari
penggabungannya. Dengan kata lain, peneliti dapat melihat bagaimana salah satu
variabel menjadi penengah yang lainnya (alasan untuk menyebut variabel ini
sebagai variabel moderator).
Berikut desain penelitian faktorial yang dikemukan oleh Fraenkel (1993:255):
41
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Control R O C Y1 O
Treatment R O X Y2 O
Control R O C Y2 O
Gambar 3.2.
Desain Faktorial
Berdasarkan gambar desain faktorial di atas, berikut desain yang digunakan dalam
penelitian ini:
Desain Penelitian Faktorial 2 x 2
Keterangan :
A1 = Metode pembelajaran inquiry
A2 = Metode pembelajaran langsung
B1 = Hasil belajar tinggi
B2 = Hasil belajar rendah
µ A1B1 = Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan metode
pembelajaran inquiry dan memiliki nilai hasil belajar dalam mata
pelajaran penjas.
µ A1B2 = Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan metode
pembelajaran inquiry dan memiliki hasil belajar rendah
dalam mata pelajaran penjas.
µ A2B1 = Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan metode
pembelajaran langsung dan memiliki hasil belajar tinggi dalam
mata pelajaran penjas.
µ A2B2 = Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan metode
42
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
mata pelajaran penjas.
D. Definisi Operasional
1. Metode pembelajaran menurut Sutikno (Rohman, 2011) Metode
pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan
oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya
untuk mencapai tujuan.
2. Bangkititaherawati (2012) mengemukan Metode inquiry menurut David L.
Haury dalam artikelnya, Teaching Science Through Inquiry (1993) mengutip
definisi yang diberikan oleh Alfred Novak: inquiry merupakan tingkah laku
yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional
fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan kata lain,
inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada
pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu
(Haury, 1993).
3. Motivasi menurut Mc. Donald (Hamalik, 2001:158) Motivasi adalah
perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan
timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.”
E. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh
peneliti dalam mengumpulkan data.Instrumen penelitian sangat berpengaruh
terhadap keberhasilan suatu penelitian, oleh karena itu penyusunan instrumen
penelitian harus dirancang dengan baik agar diperoleh hasil sesuai dengan
kegunaannya. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes motivasi
berupa angket.
Didalam angket ini menggunakan skala Guttman. Riduwan (2011: 91)
menyatakan “… skala Guttman digunakan apabila ingin mendapatkan jawaban
jelas (tegas) dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.” Lebih
43
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
“Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsiste. Misalnya: Yakin – tidak yakin, ya – tidak, benar – salah, positif – negatif, pernah – belum pernah, setuju – tidak setuju, dan lain sebagainya. Skala Guttman disamping dapat dibuat pilihan ganda dan bisa juga dibuat dalam bentuk checklist.Jawaban responden dapat berupa skor tertinggi (1) dan skor terendah (0).Misalnya untuk jawaban benar (1) dan salah (0).Analisis dilakukan seperti skala Likert.”
Berikut kisi-kisi alat pengumpulan motivasi belajar:
Tabel 3.1.
Kisi- Kisi Alat Pengumpulan Data Motivasi Belajar Siswa
Aspek Sub Aspek No. Pertanyaan Jumlah
Positif Negatif
Sikap terhadap kesulitan.
Usaha mengatasi
Berdasarkan proses pengembangan dan perumusan indikator tentang
metode inkuiri terhadap motivasi belajar siswa. Bentuk angket tes motivasi
belajar siswa yang mengacu pada kisi-kisi motivasi belajar siswa yang telah
dipaparkan diatas dapat dilihat pada lampiran halaman 69.
44
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Sampel yang digunakan dalam uji coba instrumen penelitian ini adalah
siswa kelas VIII SMPN 1 Ngamprah yang tidak dijadikan sampel penelitian
2. Waktu dan Tempat Uji Coba Instrumen Penelitian Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilaksanakan:
Hari dan Tgl/ waktu : Rabu, 9Januari 2013 /pukul 08.00 WIB – selesai. Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari
No. 4
3. Uji Validitas
Validitas pada dasarnya adalah kemampuan alat ukur untuk dapat
mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam perhitungan validitas
menggunakan daya beda. Daya beda (diskriminasi) suatu butir tes adalah
kemampuan suatu butir untuk membedakan antara peserta tes yang
berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya beda butir dapat
diketahui dengan melihat besar kecilnya indeks diskriminasi atau angka yang
menunjukkan besar kecilnya daya beda. Adapun fungsi dari daya pembeda
tersebut adalah mendeteksi perbedaan individual yang sekecil-kecilnya diantara
para peserta tes. Dikarenakan jenis data dalam penelitian ini menggunakan data
yang berbentuk dikotomi maka dalam penelitian ini menggunakan perhitungan
menggunakan korelasi point biserial. Rumus khusus korelasi product moment
yang dikenal dengan korelasi point biserial untuk data dalam bentuk dikotomi.
̅ ̅ √
Dimana ̅ , mean total skor peserta yang memiliki jawaban benar. ̅adalah mean
skor total Sx, adalah standar deviasi skor total, p adalah proporsi peserta ujian
yang menjawab benar pada butir tes sedangkan q adalah 1 - p. Rumus korelasi
point biserial juga dapat diturunkan langsung dari rumus korelasi produk momen
tanpa membuat pembatasan asumsi.
Tabel 3.2.
Patokan Indeks Daya Beda
45
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
0,3 – 0,39 Sedikit atau tidak memerlukan revisi 0,2 – 0,29 Butir memerlukan revisi
< 0,19 Butir harus dieliminasi
a. Hasil Uji Validitas
Agar memudahkan dalam proses perhitungan statistik peneliti
menggunakan perhitungan menggunakan SPSS versi 21, prosedur dalam
penghitung dengan SPSS yaitu pertama memasukan data tiap butir item kedalam
menu data view, kemudian klik analysis-scale-reliability analysis dan untuk
melihat hasilnya dapat dilihat dilampiran halaman 123. Untuk menentukan
instrumen itu valid atau tidak dengan melihat tabel nilai-nilai r Product Moment
yang dapat dilihat dilampiran halaman 129. Untuk mengetahui tiap item tes
tersebut valid atau tidak valid dengan membandingakan hasil perhitungan
corrected item- total correlation (rhitung) dengan rtabel. Dengan signifikansi untuk α = 0,05 dan dk = 40 - 2 = 38,maka diperoleh nilai-nilai r = 0,320. Berikut kaidah
keputusannya jika rhitung> dari nilai rtabel berarti valid dan jika rhitung< dari rtabel
berarti tidak valid. Berikut tabel hasil dari uji validitas instrumen yang telah
dilakukan:
Tabel 3.3.
Tabel Uji Validitas Butir Item Tes
Nomor
Item Soal r hitung r table Keterangan
1 ,354 0,320 Valid
2 ,299 0,320 Tidak Valid
3 ,472 0,320 Valid
4 -,106 0,320 Tidak Valid
5 ,000 0,320 Tidak Valid
6 ,065 0,320 Tidak Valid
7 ,499 0,320 Valid
8 ,000 0,320 Tidak Valid
9 -,082 0,320 Tidak Valid
10 ,417 0,320 Valid
11 ,189 0,320 Tidak Valid
12 ,519 0,320 Valid
13 ,526 0,320 Valid
46
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
15 ,298 0,320 Tidak Valid
Berdasarkan hasil perhitung diatas sebanyak 25 item butir tes dinyatakan
valid, maka item tes tersebut digunakan sebagai instrumen penelitian.
4. Uji Reliabilitas
Dikarenakan bentuk dari uji coba instrumen penelitian menggunakan skor
dikotomi yaitu hanya jawaban benar dan salah, maka dalam perhitungan
reliabilitas uji coba instrumen penelitian menggunakan prosedur homoginitas
Kuder Richardson (KR). Seperti yang diterangkan Suherman (2001:62) “Kr 20 ini didasarkan pada proposi jawaban benar dan jawaban salah pada
47
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
rxx =
Keterangan:
K = Jumlah item tes
SX2 = Variansi tes atau standar deviasi pangkat dua
p = Proporsi jawaban benar pada satu item tes
q = Proporsi jawaban salah pada satu item tes
pq dihitung pada masing-masing item, selanjutnya dijumlahkan untuk
mendapatkan pq.
a. Hasil Uji Reliabilitas
Agar memudahkan dalam proses perhitungan statistik peneliti
menggunakan perhitungan menggunakan SPSS versi 21, prosedur dalam
penghitung dengan SPSS yaitu pertama memasukan data tiap butir item yang
sudah valid sebanyak 25 item butir tes kedalam menu data view, kemudian klik
analysis-scale-reliability analysis dan untuk melihat hasilnya dapat dilihat
dilampiran halaman 127. Berikut tabel hasil dari uji validitas instrumen yang
telah dilakukan:
Tabel 3.4.
Uji Reliabiltas Instrumen
Cronbach's Alpha N of Items
,865 25
Berdasarkan hasil tabel diatas terlihat nilai Cronbac’s Alpha 0.865 atau 86.5% atau lebih dari 0.60 atau 60% artinya instrumentini reliabel.
G. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik
pengumpulan data yang paling tepat, sehingga benar-benar di dapat data valid dan
relevan. Teknik yang diterapkan dakam mengumpulkan data dalam penelitian ini
dengan cara-cara sebagai berikut:
48
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Langkah- langkah dalam tahap ini yaitu memilih masalah, pendahuluan,
perumusan masalah, perumusan anggapan dasar, pemilihan metode
pendekatan, dan menentukan variabel dan sumber data.
b. Pelaksanaan penelitian
Dalam tahap ini yaitu menentukan dan menyusun instrumen, pengumpulan
data, analisis data dan menarik kesimpulan
c. Pembuatan laporan penelitian
Pada tahap ini peneliti menulis laporan sesuai dengan data yang telah
didapatkan selama proses penelitian.
H. Teknik Analisis Data
Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kuantitatif
melalui perhitungan statistik. Namun untuk menambah pemahaman maka
penelitian ini dilengkapi dengan paparan data secara kualitatif, yaitu data bentuk
pemaparan atau uraian deskriptif analisis.
1. Pengolahan Data Hasil Penelitian
Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data tersebut akan
diuraikan sebagai berikut :
a. Mencari nilai rata-rata dari masing-masing variabel penelitian dengan rumus:
̅ =
Keterangan :
̅ = Skor rata-rata yang dicari/ mean = Jumlah dari X
Xi = Skor mentah
n = Jumlah sampel
b. Mencari Simpangan baku dari masing-masing tes variabel penelitian dengan
rumus:
49
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
keterangan :
S = Simpangan baku yang dicari
Xi = Skor mentah
X = Rata-rata dari skor mentah
n = Jumlah sampel
c. Menguji normalitas data dari setiap data, untuk mengetahui apakah data
tersebut berdistribusi normal atau baik. Rumus yang digunakan adalah
dengan uji statitiska non parametik yang dikenal dengan “Uji Liliefors.”
Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
1) Pengamatan Xi X2……… Xn dijadikan bilangan baku. Z1, Z2,
……….Zn dengan mengunakan rumus :
2) (X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dari simpangan baku)
3) Untuk setiap bilangan baku ini digunakna daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)
4) Menghitung proporsi Z1, Z2, ………Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan dengan rumus:
5) Menghitung selisih F(Zi)=P(Z<Zi)
6) Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut,
sebutlah harga selisih itu α untuk menerima dan menolak hipotesis nol maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari Uji Liliefors dengan
taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol bila populasi
berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari
L tabel, dalam hal ini hipotesis diterima.
d. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakanadalah sebagai berikut:
F =
Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari
F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan df1= k-1 dan df2 = n – kdengan
50
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
e. Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis varians
factorial (ANAVA) dua arah pada taraf signifikansi α= 0,05 dan jika terdapat
interaksi maka dilanjutkan dengan Uji Tukey. Mengapa menggunakan
ANAVA dua arah karena dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis
komparatif rata-rata sampel karena peneliti melakukan kategorisasi terhadap
sampel kedalam beberapa variabel, sehingga bila variabel atau sumber
keragaman pada ANAVA satu arah berasal dari perlakuan dan galat, maka
pada ANAVA dua arah sumber keragaman tidak hanya berasal dari perlakuan
dan galat, tapi juga berasal dari variabel. Dengan demikian hipotesis statistik
yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1) Ho : µA1 = µA2
Hi : µA1 > µA2
2) Ho : Interaksi A x B = µA2
Hi : Interaksi A x B ≠ µA2
3) Ho : µA1B1 = µA2B1
Hi : µA1B1 > µA2B1
4) Ho : µA1B2 = µA2B2
Hi : µA1B2 > µA2B2
2. Pelaksanaan Pembelajaran
Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMPN 1 Ngamprah yang
bertempat di jalan Mekar Sari No. 4, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan
selama setengah semester atau tiga bulan atau lebih pada bulan Januari sampai
April. Frekuensi pertemuan dalam satu kali seminggu, karena itu jumlah
pertemuan keseluruhan adalah 12-13 kali, dan setiap pertemuan 2 x 40 menit (80
menit).
Selanjutnya mengenai program pelaksanaan atau proses metode
pembelajaran langsung dan metode pembelajaran inquiry dapat dilihat dibawah
ini:
Pelaksanaan Tes Awal Kelas Eksperimen
51
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
sesuai dengan jadwal pelajaran Penjas.
Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari
No. 4
Pelaksanaan Tes Awal Kelas Kontrol
Haridan tgl/ waktu : Rabu, 9 Januari 2013/ pukul 07.00 WIB – 08.20 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran Penjas.
Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari
No. 4
Pelaksanaan Treatment Metode Inquiry Kelas Eksperimen Lama Pembelajaran : 3 bulan – 12 kali pertemuan
Haridan tgl/ waktu : Kamis, 10 Januari 2013 – 28 Maret 2013/ pukul 08.20 WIB – 09.40 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran Penjas. Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari
No. 4
PelaksanaanMetode Pembelajaran Langsung Kelas Kontrol Lama Pembelajaran : 3 bulan – 12 kali pertemuan
Haridan tgl/ waktu : Rabu, 9 Januari 2013 – 27 Maret 2013/ pukul 07.00 WIB – 08.20 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran Penjas. Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari
No. 4
Pelaksanaan Tes Akhir Kelas Eksperimen
Hari dan tgl/ waktu : Kamis, 28 Maret 2013/ pukul 08.20 WIB – 09.40 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran Penjas.
Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari
No. 4
Pelaksanaan Tes Akhir Kelas Kontrol
Hari dan tgl/ waktu : Rabu, 27 Maret 2013/ pukul 07.00 WIB – 08.20 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran Penjas.
Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari
52
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.5.
Program Treatment Metode Pembelajaran Inquiry Kelas Eksperimen
Metode Pembelajaran Inquiry Pertemuan Materi/ Fokus Pembelajaran
1
Tes awal sebelum menggunakan metode pembelajaran inquiry
Treatment metode pembelajaran inquiry
1. Materi pembelajaran permainan sepak bola untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 76
2. Materi pembelajaran permainan bola voli untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 80
3. Materi pembelajaran permainan bola basket untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 84
4. Materi pembelajaran softball untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 88
5. Materi pembelajaran lari jarak menengah untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 92
6. Materi pembelajaran lempar lembing untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 96
7. Materi pembelajaran lompat jauh untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 100
8. Materi pembelajaran pencak silat untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 102
9. Materi pembelajaran kebugaran jasmani untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 108
10.Materi pembelajaran senam lantai untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 112
11.Materi pembelajaran senam irama untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 116
12.Materi pembelajaran renang gaya bebas untuk skenario
53
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.6.
Program Metode Pembelajaran Langsung Kelas Kontrol
Metode Pembelajaran Langsung Pertemuan Materi/ Fokus Pembelajaran
1
Tes awal sebelum menggunakan metode pembelajaran langsung
Treatment metode pembelajaran langsung
1. Materi pembelajaran permainan sepak bola untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 75
2. Materi pembelajaran permainan bola voli untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 79
3. Materi pembelajaran permainan bola basket untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 83
4. Materi pembelajaran softball untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 87
5. Materi pembelajaran lari jarak menengah untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 91
6. Materi pembelajaran lempar lembing untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 95
7. Materi pembelajaran lompat jauh untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 99
8. Materi pembelajaran pencak silat untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 103
9. Materi pembelajaran kebugaran jasmani untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 107
10. Materi pembelajaran senam lantai untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 111
11. Materi pembelajaran senam irama untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 115
54
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
Tabel 3.7.
Skenario Perbedaan treatment Metode Pembelajaran Inquiry dan treatment
Metode Pembelajaran Langsung
Metode Pembelajaran Langsung Metode Pembelajaran Inquiry A.Pemanasan
1.Berbaris, berdoa, dan mengabsen 2.Pergangan statis dan dinamis Semua gerakan yang diberikan sesusai dengan instruksi dari guru
B.Kegiatan Inti
Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk baris berbanjar dan saling berhadapan dengan jarak yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi, didalam metode pembelajaran langsung semua materi pembelajaran berpusat pada guru jadi siswa hanya tinggal mengikuti apa yang guru berikan. Sebagai contoh:
1.Siswa melakukan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah sesuai dengan gerakan yang telah di perintahkan oleh guru.
2.Siswa melakukan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash sesuai dengan gerakan yang telah di perintahkan oleh guru.
Setelah siswa melakukan variasi dan kombinasi pass atas dan bawahdan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash lalu melakukan game dengan lapangan dan peraturan yang telah di
modifikasi, dan dalam game tersebut harus berpacu pada materi yang baru saja diberikan sesuai dengan perintah yang guru berikan.
A. Pemanasan
1.Berbaris, berdoa, dan mengabsen 2.Pergangan statis dan dinamis Siswa diberi kebebasan untuk memimpin pemanasan tanpa komando atau diatur oleh guru. Guru hanya mengawasi sesuai dengan metode inquiry
B. Kegiatan Inti
Siswa di bagi menjadi 5 kelompok dalam barisan berbanjar dan saling berhadapan dengan jarak yang
disesuaikan dengan kondisi dan situasi, sebagai contoh materi yang diberikan adalah:
1. Siswa dapat melakukan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah 2. Siswa dapat melakukan variasi dan
kombinasi pass atas dan bawah dan smash.
Tahap pertama: menyajikan
pertanyaan atau masalah. Jadi guru memberikan pertanyaan lalu membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah. Kegiatan saat PBM
Guru: Coba jelaskan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah Guru: Coba jelaskan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash
Siswa: memperhatikan dan mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh guru.
55
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
pada siswa untuk mencurahkan pendapatnya dalam bentuk hipotesis Kegiatan saat PBM
Guru: membiarkan siswa untuk berpikir dan berhipotesis bagaimana cara variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash
Siswa: berpikir dan berhipotesis untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.
Tahap ketiga: merancang percobaan. Jadi guru memberikan siswa
kesempatan untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Kegiatan saat PBM
Guru: memberikan kesempatan pada siswa untuk menjelaskan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash
Siswa: siswa menjelasakan cara variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smashsesuai dengan hasil pemikiran mereka sendiri, dan siswa belum mempraktekan dengan gerakan.
Tahap keempat: melakukan percobaan untuk memperoleh informasi. Jadi guru membimbing siswa mendapatakan informasi melalui praktek.
Kegiatan saat PBM
56
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smashsesuai dengan hasil pemikiran mereka sendiri.
Tahap kelima: mengumpulkan dan mengalisis data. Setelah seluruh siswa mempraktekan, guru
memberikan kesempatan pada siswa untuk mempraktekan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash hasil pemikiran mereka sendiri, guru hanya
menganalisis hasil pemikiran siswa. Kegiatan saat PBM
Guru: coba jelaskan dan
demonstrasikan cara variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash.
Siswa: berpikir dan bergerak.
Tahap keenam: membuat
kesimpulan. Jadi guru membimbing siswa untuk memberikan kesimpulan tentang hasil pemikirannya.
Lalu setelah itu melakukan game dengan lapangan dan peraturan yang telah di modifikasi, dan dalam game tersebut harus berpacu pada materi yang baru saja diberikan.
Kegiatan saat PBM
Guru: saya lihat kalian sudah dapat melakukan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan
kombinasi pass atas dan bawah dan smash.
Siswa: siswa menyimpulkan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smashsecara verbal dan gerakan.
57
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
C.Penutupan
1.Siswa berbaris dan melakukan gerakan-gerakan untuk pendinginan.
2.Evaluasi dan kesimpulan hasil belajar
3.Berdoa
Semua kegiatan di pimpin langsung oleh guru.
1.Siswa berbaris dan melakukan gerakan-gerakan untuk
pendinginan.
2.Evaluasi dan kesimpulan hasil belajar
3.Berdoa
64
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan,
maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Motivasi belajar kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran
inquiry lebih baik daripada kelompok siswa yang belajar melalui metode
pembelajaran langsung.
2. Tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa kelompok siswa yang belajar
melalui metode pembelajaran inquiry dengan kelompok siswa yang belajar
melalui metode pembelajaran langsung pada kelompok siswa yang memiliki
hasil belajar tinggi.
3. Tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok siswa yang
belajar melalui metode pembelajaran inquirydengan kelompok siswa yang
belajar melalui metode pembelajaran langsung pada kelompok siswa yang
memiliki hasil belajar rendah.
4. Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan hasil belajar
siswa terhadap motivasi belajar siswa.
B. Implikasi
1. Implikasi Teoritis
a. Keberhasilan pencapaian tujuan penelitian khususnya motivasi belajar siswa
dipengaruhi oleh metode inquiry yang diterapkan dalam proses pembelajaran
pendidikan jasmani.
b. Peningkatan motivasi belajar dapat dicapai dengan penerapan metode inquiry
dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.
65
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
a. Peningkatan motivasi belajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani
khususnya, dapat meningkat jika guru memberikan kebebasan untuk
mengembangakan diri siswa dalam proses pembelajarannya.
b. Peningkatan motivasi belajar menggunakan metode inquiry bila
diorientasikan kepada hasil belajar mungkin dapat berpengaruh terhadap
peningkatan hasil belajar yang maksimal bila dinilai secara objektif.
C. Saran
1. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat menggunakan metode inquiry
sebagai alat untuk mencapai keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani.
2. Bagi yang akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang motivasi belajar
Penjas disarankan agar melakukan penelitian dengan melibatkan variabel
teknik videotaping baik untuk metode pembelajaran inquiry maupun metode
66
Agi Ginanjar, 2013
Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.
Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV ALFABETA
Bangkititaherawati. (2012). PEMBELAJARAN INQUIRY DAN DISCOVERY. [Online]. Tersedia: http://bangkititahermawati.wordpress.com/ipa-kelasvii/pembelajaran-inquiry-dan-discovery/. [8 Agustus 2012]
Fraenkel, Jack. R. et al. (1993). How To Design and Evalute Research In Education. New York: McGraw Hill-Inc.
Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara
Hermawati, N.W.M. (2012). “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Penguasaan Konsep Biologi dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Ditinjau Dari
Minat Belajar Siswa”. Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiskha
[Online]. Tersedia:http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal _ipa/article/view/488.2,(2). [25 Mei 2013].
Hidayat, Yusup. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.
Joyce, B. dan Weil, M. (1980). Models of Teaching. Massachusetts: Allyn and Bacon.
Juliantine, Tite. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Pendidkan Jasmani Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi Doktor pada Program Studi Pendidikan Olahraga UPI Bandung: tidak diterbitkan.
Komisi Nasional Pendidikan Jasmani dan Olahraga. (2009). Menuju Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berbasis Riset. Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
Metzler, Michael W., (2000). Intructional Models for Physical Education. Massachusetts: Allyn and Bacon.