• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMPN 1 NGAMPRAH.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMPN 1 NGAMPRAH."

Copied!
45
0
0

Teks penuh

(1)

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMPN 1 NGAMPRAH

TESIS

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat untuk Memperoleh Gelar

Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Olahraga

oleh

AGI GINANJAR, S.Pd

1101659

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN OLAHRAGA SEKOLAH PASCA SARJANA

(2)

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2013

PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP

MOTIVASI BELAJAR SISWA SMPN 1 NGAMPRAH

Oleh

Agi Ginanjar, S.Pd

Sebuah tesis yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Magister pada Sekolah Pasca Sarjana Prodi Pendidikan Olahraga

© Agi Ginanjar, S.Pd 2013

Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

(3)

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tesis ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

dengan dicetak ulang, difoto kopi, atau cara lainnya tanpa ijin dari penulis.

LEMBAR PENGESAHAN TESIS

AGI GINANJAR, S.Pd 1101659

PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMPN 1 NGAMPRAH

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I

Prof. Dr. H. Adang Suherman, M.A NIP. 196306181988031002

Pembimbing II

Prof. Dr. JS Husdarta, M. Pd NIP.

Diketahui oleh

(4)

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

(5)

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRAK

PENGARUH METODE INQUIRY TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA SMPN 1 NGAMPRAH

Didalam pembelajaran pendidikan jasmani hampir seluruh guru memakai metode pembelajaran direct instruction, penelitian ini menggunakan metode pembelajaran inkuiri untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran inquiry dan kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran langsung, selain itu juga bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan hasil belajar siswa terhadap motivasi belajar siswa.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode eksperimen desain faktorial 2 x 2. Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP 1 Ngamprah sejumlah 272 siswa yang terdiri dari 8 kelas yang tiap kelas terdiri dari rata-rata 35 orang. Didalam penelitian ini peneliti menggunakan Purposive Sampling jadi peneliti mengambil dua kelas yang pertama adalah kelas VIII F sebanyak 35 orang dibagi menjadi dua kelompok siswa yang memiliki hasil belajar tinggi dan hasil belajar rendah sebagai kelas eksperimen dan yang menjadi kelas kontrol adalah kelas VIII D sebanyak 35 orang yang akan dibagi menjadi dua kelompok juga siswa yang memiliki hasil belajar tinggi dan hasil belajar rendah.

(6)

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF INQUIRY METHOD IN MOTIVATING THE STUDENTS OF SMPN 1 NGAMPRAH IN TEACHING LEARNING

Almost all of the teachers of Physical Education use direct Instruction in teaching learning activities, this research use inquiry learning method to increase the students motivation.

The purpose of this research is to compare the result of the students motivation by using inquiry method and direct method, beside that it is usefull to know how the interaction between the method of teaching learning and the goal of teaching learning to the motivation of students in studying.

The method of this research is experimental with the factorial design 2 x 2 (ANAVA). The population is the students of 8th grade of SMP 1 Ngamprah. There are 272 students the average of each classes is 35 students. In this research, researchers used purposive sampling, the first class VIII F, 35 students divided into two groups, the group of the high score and the law score as an experiment class and the controll class is VIII D, 35 student divided into two groups, and also have the high and the law score.

(7)

ix

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ………. i

PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

UCAPAN TERIMA KASIH ... vi

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 6

E. Struktur Organisasi Tesis ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN A. Kajian Pustaka ... 9

1. Motivasi ... 9

a. Pengertian Motivasi ... 9

b. Macam - Macam Motivasi ... 10

c. Motivasi Dalam Belajar ... 12

d. Fungsi Motivasi Dalam Belajar ... 14

(8)

x

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

2. Model Pembelajaran... 18

a. Fungsi dan Pentingnya Penggunaan Model Pembelajaran ... 18

b. Model – Model Pembelajaran ... 20

c. Pengaruh Model Pembelajaran Terhadap Motivasi ... 22

3. Model Pembelajaran Inquiry ... 23

a. Pengertian Pembelajaran Inquiry ... 23

b. Tujuan Pembelajaran Inquiry ... 24

c. Kondisi Pembelajaran Menggunakan Pembelajaran Inquiry ... 25

d. Kelebihan dan Kekurangan Model Inquiry ... 27

e. Pengaruh Model Pembelajaran Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa ... 28

f. Tahapan Model Pembelajaran Inquiry ... 29

B. Kerangka Pemikiran ... 32

C. Hipotesis ... 35

BAB III METODE PENELITIAN A. Populasi dan Sampel ... 37

1. Populasi ... 37

2. Sampel ... 37

B. Metode Penelitian ... 38

1. Validitas Internal ... 38

2. Validitas Eksternal ... 39

C. Desain Penelitian ... 40

D. Definisi Operasional ... 41

E. Instrumen Penelitian ... 42

F. Proses Pengembangan Instrumen ... 43

1. Sampel Uji Coba Instrumen ... 43

2. Waktu dan Tempat Uji Coba Instrumen ... 43

(9)

xi

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Hasil Uji Validitas ... 44

4. Uji Reliabilitas ... 46

a. Hasil Uji Reliabilitas ... 47

G. Teknik Pengumpulan Data ... 47

H. Teknik Analisis Data ... 48

1. Pengolahan Data Hasil Penelitian ... 48

2. Pelaksanaan Pembelajaran ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ... 57

1. Hasil Perhitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku ... 57

2. Pengujian Normalitas .. ... 58

3. Pengujian Homogenitas ... ... 58

4. Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ... 59

B. Diskusi Penemuan ... ... 61

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan ... ... 64

B. Implikasi ... ... 64

1. Implikasi Teoritis ... ... 64

2. Implikasi Praktis ... ... 64

C. Saran ... ... 65

DAFTAR PUSTAKA ... 66

LAMPIRAN – LAMPIRAN ... 68

(10)

xii

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Kisi-Kisi Alat Pengumpulan Data Motivasi Belajar Siswa ... 43

3.2. Patokan Indeks Daya Beda ... 44

3.3. Uji Validitas Butir Item Tes ... 45

3.4. Uji Reliabilitas Instrumen ... 47

3.5. Program Treatment Metode Inquiry Kelas Eksperimen ... 51

3.6. Program Treatment Metode Pembelajaran Langsung Kelas Kontrol ... 52

3.7. Skenario Perbedaan Metode Pembelajaran Inquiry dan Metode Pembelajaran Langsung ………..………….. 53

4.1. Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan Simpangan Baku …………... 57

4.2. Perhitungan Uji Normalitas ... 58

4.3. Perhitungan Uji Homogenitas ... 58

(11)

xiii

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1. Sampel Kelompok Penelitian ………... 38 3.2. Desain Faktorial ... 40 3.3. Desain Penelitian Faktorial 2 x 2 ………. 41 4.1. Interaksi Antara Metode Pembelajaran Dengan Hasil Belajar

(12)

xiv

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Instrumen Uji Coba Penelitian ... 69

2. Skenario Model Pembelajaran Langsung dan Model Pembelajaran Inquiry ... 72

3. Data Uji Coba Angket MotiVasi Belajar ... 121

4. Perhitungan Validitas Uji Coba Item Tes Penelitian ... 123

5. Perhitungan Reliabilitas Uji Coba Tes Penelitian ... 127

6. Tabel Nilai-Nilai r Product Moment ... 129

7. Instrumen Penelitian ... 130

8. Data Rekapitulasi Nilai Kelas VIII SMPN 1 Ngamprah ... 132

9. Skor Motivasi Hasil Tes Awal Pada Kelas Eksperimen ... 133

10. Skor Motivasi Hasil Tes Akhir Pada Kelas Eksperimen ... 134

11. Skor Motivasi Hasil Tes Awal Pada Kelas Kontrol ... 135

12. Skor Motivasi Hasil Tes Akhir Pada Kelas Kontrol ... 136

13. Skor Motivasi Hasil Gain Pada Kelas Eksperimen Nilai Tinggi dan Nilai Rendah ………..……. 137

14. Skor Motivasi Hasil Gain Pada Kelas Kontrol Nilai Tinggi dan Nilai Rendah ………...…..……. 138

15. Perhitungan Rata-Rata dan Simpangan Baku ... 139

16. Perhitungan Uji Normalitas ... 140

17. Perhitungan Uji Homogenitas ... 141

(13)

1

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pendidikan Jasmani di sekolah merupakan sebuah proses pembelajaran

yang tak bisa dipisahkan dalam proses pendidikan formal secara keseluruhan.

Pendidikan jasmani bertujuan untuk membantu siswa baik secara fisik, emosi,

sosial, dan intelektual.Jadi didalam pendidikan jasmani siswa tidak selalu

melakukan aktivitas fisik saja tetapi kemampuan berpikir siswa ikut dilatih.

Pendidikan jasmani menurut Gabbar (Purnomo, 2012):

“Ada tiga tujuan pokok yangharus dicapai, yaitu:a) psikomotor, b) kognitif,c) afektif. Aspek psikomotor meliputi pertumbuhan biologis, kebugaran yang berhubungan dengan kesehatan dan keterampilan, efisiensi di dalam gerakan, dan sekumpulan dari keterampilan gerak. Aspek kognitif merupakan kemampuan untuk berpikir (penelitian, kreativitas, dan hubungan) kemampuan perseptual, kesadaran gerak, dan dukungan atau dorongan akademik. Aspek afektif meliputi kegembiraan, konsep diri,

sosialisasi (hubungan kelompok), sikap dan apresiasi untuk aktivitas fisik.”

Untuk dapat mengacu kepada tujuan pendidikan jasmani di atas sebagai

guru atau pengajar dihadapkan pada isu-isu pendidikan jasmani yang bersifat

mendunia dan di Indonesia isu itu sering di jumpai Komisi Nasional Pendidikan

Jasmani dan Olahraga (2009: 43-45) seperti:

1. Status terbawah

2. Standar kompetensi professional rendah 3. Alokasi waktu

4. Alokasi dana 5. Ketenagaan

6. Mutu Proses Belajar dan Mengajar (PBM) 7. Asesmen dan evaluasi

8. Kegiatan ekstrakulikuler

9. Identifikasi dan pengembangan bakat olahraga jalur persekolahan (talented & gifted students).

Jika ditelaah lebih jauh berdasarkan pernyataan diatas mengapa hal ini

(14)

2

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tersampingkan?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, ada alasan mengapa

pendidikan jasmani di pandang negatif Rusli Lutan (Juliantine, 2010:12)

mejelaskan:

„Di Indonesia, mata pelajaran pendidikan jasmani masih dianggap tidak

penting. Mata pelajaran ini sering disisihkan. Lebih merana lagi, waktu yang seharusnya digunakan untuk kepentingan belajar itu, diisi oleh

kegiatan lainnya seperti rapat guru, piknik, atau keperluan lainnya.‟

Dari penyataan negatif di atas terhadap pendidikan jasmani, ini bisa

disebabkan oleh PBM yang kurang kondusif. Sehingga guru dituntut harus bisa

memberikan proses pembelajaran dengan baik dan bertujuan untuk mewujudkan

pendidikan nasional dan guru pun sering lupa akan dengan pemberian aspek-

aspek dalam pembelajaran pendidikan jasmani. Dengan proses pembelajaran

yang baik merupakan alat untuk tercapainya PBM yang baik dan dapat

mencerminkan mutu didalam PBM itu tersebut.

Salah satu alat untuk membantu guru dalam PBM adalah dengan

mengunakan model. Seperti yang diterangkan Sagala (2011:175) “Untuk

mengatasi berbagai problematika dalam pelaksanaan pembelajaran, tentu

diperlukan model-model pembelajaran yang dipandang mampu mengatasi

kesulitan guru melaksanakan tugas mengajar dan juga kesulitan belajar peserta

didik.” Pada proses pembelajaran jasmani di sekolah banyak sekali guru yang

mengajarkan pendidikan jasmani tanpa mengetahui model apa yang mereka pakai,

padahal kalau mereka mengetahui sebenarnya ada tujuh model pembelajaran

penjas yang dikemukan oleh Metzler (2000) yaitu:

1. Direct Instruction

2. Personalized System for Instruction (PSI) 3. Cooperative Learning

4. Sport Education 5. Peer Teaching 6. Inquiry Teaching 7. Tactical Games

Hampir seluruh guru olahraga di setiap sekolah memakai model pembelajaran

direct instruction, direct instruction menurut Metzler “Teacher as instructional

(15)

3

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

tinggal mengikuti apa yang guru beri dalam pembelajaran. Ini bisa disebabkan

karena cara guru olahraga memang selalu menggunakan model direct instruction

atau turun temurun dari guru SD sampai SMA terus begitu cara melakukan proses

pembelajaran. Sehingga jika seorang siswa menjadi seorang guru pendidikan

jasmani dia akan mengikuti tata cara proses pembeljaran direct instruction karena

mengikuti apa yang dia dapat saat menjadi siswa. Dari tujuh model pembelajaran

diatas terdapat model inquiry teaching, inquiry teaching menurut Metzler

“Learner as problem solver” pembelajaran sebagai pemecah masalah. Metzler (Juliantine, 2010:20) menerangakan bahwa:

„… model pembelajaran inquiry dapat digunakan untuk mengembangkan kreativitas, sebab dalam model inquiry proses pembelajarannya adalah guru membingkai masalah dan siswa memulai untuk berpikir dan bergerak, siswa diberi kebebasan untuk mengeksplorasi jawaban yang memungkinkan.‟

Joyce and Weil (Juliantine, 2010:20) menjelaskan“ inquiry training can be used

with all ages, but each age group requires adaptation” latihan inkuiri dapat diberikan pada setiap tingkatan umur, namun tentunya dengan tingkatan dan

kesulitan yang berbeda.

Inquiry menurut Trianto (2007) “Inquiry berarti pertanyaan, atau

pemeriksaan, penyelidikan.” Inquiry merupakan salah satu metode pembelajaran yang mengutamakan siswa sebagai peran utama dalam pembelajaran, disini siswa

lebih terjun langsung dalam proses pembelajaran siswa tidak hanya duduk diam di

bangku mereka tetapi siswa bebas berpendapat mengenai

permasalahan-permasalahan yang diajukan oleh guru. Metode pembelajaran inquiry merupakan

pembelajaran yang di dalamnya siswa diibaratkan sebagai seorang ilmuwan yang

sedang memecahkan suatu permasalahan dan siswa berupaya untuk menemukan

jawaban-jawaban tentang permasalahan yang diajukan oleh guru di kelas. Metode

pembelajaran Inquiry dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam

proses ilmiah ke dalam waktu yang relatif singkat. Trianto (2007) menyatakan:

(16)

4

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

merumuskan masalah, merumuskan hipotesis, mengumpulkan data,

menganalisis data, dan membuat kesimpulan.”

Metode pembelajaran inquiry terdapat berbagai macam tujuan disamping

mengantarkan siswa pada tujuan intruksional, tetapi dapat juga memberi tujuan

iringan (nutrunant effect). Hal ini diungkapkan oleh Trianto (2007:101):

1. Memperoleh keterampilan untuk memproses secara ilmiah (mengamati, mengumpulkan dan mengorganisasikan data, mengidentifikasikan variabel, merumuskan, dan menguji hipotesis, serta mengambil kesimpulan).

2. Lebih berkembangnya daya kreativitas anak. 3. Belajar secara mandiri

4. Lebih memahami hal-hal yang mendua

5. Perolehan sikap ilmiah terhadap ilmu pengetahuan yang menerimanya secara tentative.

Sehubungan dengan pernyataan tentang metode inkuiri di atas yang

menyatakan bahwa metode inquiry dapat meningkatkan kreativitas peneliti ingin

mencoba apakah metode inkuiri dapat meningkatkan motivasi siswa untuk belajar,

ini bisa dihubungkan dengan adanya pernyataan guru harus terampil

menumbuhkan motivasi menurut Sagala (2011: 197) bahwa:

“… metode inquiry dapat dilaksanakan apabila dipenuhi syarat- syarat berikut: (1) guru harus terampil memilih persoalan yang relevan untuk diajukan kepada kelas (persoalan bersumber pada bahan pelajaran yang menantang siswa/ problematik) dan sesuai dengan daya nalar siswa; (2) guru harus terampil menumbuhkan motivasi belajar siswa dan menciptakan situasi belajar yang menyenangkan; (3) adanya fasilitas dan sumber belajar yang cukup; (4) adanya siswa untuk berpendapat, berkarya, berdiskusi; (5) partisipasi setiap siswa dalam setiap kegiatan belajar; dan (6) guru tidak

banyak campur tangan dan intervensi terhadap kegiatan siswa.”

Dalam proses pembelajaran motivasi mempunyai fungsi yang sangat

penting. Karena motivasi menetukan usaha siswa dalam proses belajarnya Yusuf

(Riduwan, 2011:200) menyatakan “… bahwa para siswa yang memiliki motivasi

tinggi, belajarnya lebih baik dibanding dengan para siswa yang memiliki

motivasinya rendah.” Syaodih (Riduwan, 2011:201) menyatakan:

(17)

5

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

seseorang; dan 3) memotivasi berfungsi dalam menyelesaikan jenis-jenis

perbuatan dan aktivitas seseorang.”

Bila dikaji kembali sebenarnya tujuan akhir dari motivasi adalah untuk

mencapai siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik seperti yang diterangkan

oleh Aunurrahman (2010: 143):

“Penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mendorong

tumbuhnya rasa senang siswa terhadap pelajaran, menumbuhkan dan meningkatkan motivasi dalam mengerjakan tugas, memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami pelajaran sehingga memungkinkan siswa mencapai hasil belajar yang lebih baik.”

Berdasarakan fungsi motivasi diatas bahwa sebenarnya motivasi adalah dorongan

yang ada didalam diri manusia untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan tersebut

tentu saja bisa berorientasi kepada hasil belajar, dan hasil dalam belajar pasti akan

berorientasi kepada nilai yang akan didapat. Dari penerangan tersebut maka

peneliti akan melakukan penelitian, apakah siswa yang telah memiliki pencapai

hasil belajar yang berupa nilai pada pembelajran pendidikan jasmani yang telah

guru berikan apakah memang berpengaruh terhadap motivasi belajar.

Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas dan adanya fenomena

hampir seluruh guru olahraga di setiap sekolah memakai model pembelajaran

direct instruction, peneliti ingin menggunakan metode inkuiri untuk

meningkatkan motivasi belajar siswa.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang penulis kemukakan, maka

rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok siswa

yang belajar melalui metode pembelajaran inquiry dan kelompok siswa yang

belajar melalui metode pembelajaran langsung secara keseluruhan?

2. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok siswa

(18)

6

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

belajar melalui metode pembelajaran langsung pada kelompok siswa yang

memiliki hasil belajar tinggi?

3. Apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok siswa

yang belajar melalui metode pembelajaran inquiry dan kelompok siswa yang

belajar melalui metode pembelajaran langsung pada kelompok siswa yang

memiliki hasil belajar rendah?

4. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan hasil belajar

siswa terhadap motivasi belajar siswa?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, maka dapat dirumuskan

tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara

kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran inquiry dan

kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran langsung secara

keseluruhan.

2. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara

kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran inquiry dan

kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran langsung pada

kelompok siswa yang memiliki hasil belajar tinggi.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan motivasi belajar siswa antara

kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran inquiry dan

kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran langsung pada

kelompok siswa yang memiliki hasil belajar rendah.

4. Untuk mengetahui apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran

dengan hasil belajar siswa terhadap motivasi belajar siswa.

(19)

7

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan ajar dalam proses pembelajaran

menggunakan metode pembelajaran. Khususnya metode pembeljaran inquiry

untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

b. Dapat dijadikan bahan perbandingan untuk penelitian selanjutnya.

2. Secara Praktis

a. Bagi penulis penelitian ini akan menjadi rujukan untuk penelitian yang lebih

lanjut, baik pada masa sekarang maupun di masa mendatang.

b. Bagi guru dapat menjadi acuan dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan

jasmani di sekolah khususnya dalam meningkatkan motivasi belajar siswa

melalui metode pembelajaran inquiry.

E. Struktur Organisasi Tesis

Sistematika penulisan yang digunakan pada penyusunan tesis ini,

seperti diuraikan, dibawah ini:

1. BAB I: PENDAHULUAN

Pada bab ini dijelaskan tentang latar belakang penelitian yang

menjelaskan alasan mengapa masalah tersebut diteliti, rumusan penelitian dibuat

dalam bentuk pertanyaan berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan,

tujuan penelitian ini menyajikan hasil yang ingin dicapai setelah penelitian selesai

dilakukan, manfaat penelitian disajikan secara praktis dan teoritis, dan struktur

organisasi penulisan disajikan dari setiap bab dan bagian bab dalam tesis mulai

dari Bab I hingga Bab terakhir.

2. BABII: KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan tentang kajian pustaka yang mempunyai peran

yang sangat penting dan melalui kajian pustaka yang sedang dikaji dan kedudukan

masalah penelitian dalam bidang ilmu yang diteliti, kerangka pemikiran

merupakan tahapan yang harus ditempuh untuk merumuskan hipotesis, dan

hipotesis penelitian merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang telah

(20)

8

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 3. BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Pada bab ini dijelaskan tentang populasi dan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini, desain penelitian yang digunakan, metode penelitian yang

digunakan, definisi operasional, instrumen penelitian yang berawal dari kisi-kisi

yang telah dipaparkan, proses pengembangan instrumen menerangkan tentang

validitas dan reliabilitas instrumen, teknik pengumpulan data yang digunakan, dan

analisis data pada penelitian ini.

4. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini dijelaskan tentang hasil penelitian dengan menggunakan

pengolahan dan analisis data untuk menghasilkan temuan yang berkaitan dengan

masalah penelitian, pertanyaan penelitian, hipotesis dan tujuan penelitian dan

pembahasan yang menjelaskan data cocok dengan hipotesis awal atau bagaimana

menjawab pertanyaan penelitian, membuat kesimpulan dan membahas atau

mendiskusikan data dengan menghubungkannya dengan teori dan implikasi hasil

penelitian.

5. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini dijelaskan tentang hasil kesimpulan dan saran menyajikan

(21)

37

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah sekelompok subjek yang diperlukan oleh peneliti. Objek

penelitian ini perlu ditetapkan secara akurat, sebab data yang terkumpul akan

diolah dan dianalisa kemudian kesimpulannya digunakan untuk membuktikan

kebenaran daripada hipotesis.

Populasi menurut Punaji setyosari (2010: 168)”… populasi merujuk pada

keseluruhan kelompok dari mana sampel-sampel diambil.”Definisi populasi menurut Arikunto (2006:130) “ Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian”.

Berdasarkan pernyataan diatas maka populasi yang ditentukan dalam

penelitian ini adalah siswa kelas VIII di SMP 1 Ngamprah sejumlah 272 siswa

yang terdiri dari 8 kelas dengan rata-rata setiap kelas terdiri dari 35 orang.

2. Sampel

Sampel adalah jumlah kecil dari populasi. Sampel menurut Arikunto

(2006:139) adalah ”Sebagian atau wakil populasi yang diteliti”. Didalam pemelitian ini peneliti menggunakan sampel purposive, yaitu sampel dilakukan

dengan cara mengambil subjek bukan berdasarkan atas strata, random, atau daerah

tetapi didasarkan atas adanya tujuan tertentu. Berdasarkan pernyataan diatas maka

peneliti mengambil dua kelas yang menjadi kelas eksperimen dalam penelitian ini

adalah kelas VIII F sebanyak 35 orang dan kelas kontrol adalah kelas VIII D

sebanyak 35 orang. Teknik pengambilan sampel yang digunakan berkaitan

dengan kebutuhan dalam desain penelitian ini, yang kemudian kelas eksperimen

dan kelas kontrol tersebut dibagi menjadi dua kelompok siswa yang memiliki

hasil belajar tinggi dan kelompok siswa yang memiliki hasil belajar rendah. Untuk

rekapitulasi nilai dapat dilihat dilampiran halaman 132, untuk melihat kelompok

(22)

38

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

untuk melihat kelompok kelas kontrol hasil belajar tinggi danhasil belajar rendah

di halaman 138, berikut adalah pembagian sampel kedalam dua kelompok.

Metode

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan

metode eksperimen dengan menggunakan pendekatan kuantitatif, pendekatan

kuantitatif banyak menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran

terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Riduwan (2011:50)

“Eksperimen adalah suatu penelitian yang berusaha mencari pengaruh varibel

tertentu terhadap variabel yang lain dalam situasi yang terkontrol secara ketat.”

Pemilihan kedua subjek tersebut menggunakan sampel purposive. Didalam

penelitian ini peneliti menggunakan perlakuan (treatment) dengan memberikan

metode pembelajaran inquiry terhadap kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol dengan menggunakan metode pembelajaran langsung. Jadi didalam

penelitian ini mencari pengaruh metode pembelajaran yang digunakan terhadap

motivasi belajar siswa.

1. Validitas Internal

Pengontrolan validitas internal adalah pengendalian terhadap variabel– variabel luar yang dapat menimbulkan interpretasi lain. Variabel–variabel yang dikontrol meliputi :

(23)

39

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh sejarah penelitian

menghimbau agar selama mengikuti proses penelitian seluruh subyek penelitian

tidak mengikuti aktivitas diluar jadwal penelitian seperti mengikuti kegiatan

ekstrakulikuler dan kegiatan lain diluar jam penelitian.

b. Pengaruh Maturasi

Untuk menghindari adanya proses pertumbuhan, perkembangan, dan

kematangan, perlakuan diberikan dalam waktu tidak terlalu lama, yaitu selama 12

kali pertemuan (setengah semester).

c. Pengaruh Testing

Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh testing, peneliti

memastikan terlebih dahulu bahwa semua subyek penelitian tidak pernah

mengikuti penelitian eksperimen sebelum jadi mereka tidak pernah mengikuti tes

awal dalam penelitian eksperimen yang lain.

d. Pengaruh instrumen

Agar tidak terjadi adanya pengaruh instrumen dalam proses akhir

penelitian. Peneliti menghitung pengolahan data sesuai dengan tata cara

perhitungan statistik menggunakan anava dua jalur dan bila terjadi interaksi maka

dilanjutkan dengan penghitungan uji tukey.

e. Pengaruh seleksi

Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh seleksi, peneliti

memastikan semua subyek sama baik dari segi umur, perlakuan guru sebelum

diadakan proses penelitian.

f. Pengaruh Mortalitas

Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh mortalitas penelitian

menghimbau agar selama mengikuti proses penelitian seluruh subyek penelitian

tidak bolos, menjaga kondidsi fisik agar tidak sakit, dan tidak izin untuk

mengikuti proses penelitian.

g. Pengaruh Perlakuan

Usaha yang dilakukan agar tidak terjadi pengaruh perlakuan penelitian

(24)

40

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu 2. Validitas Eksternal

Pengkontrolan validitas eksternal adalah pengendalian terhadap beberapa

faktor agar hasil penelitian dapat digeneralisasikan. Pengkontrolan tersebut

meliputi :

a. Validitas Populasi

Bertujuan agar karakteristik sampel dapat mewakili populasi, sampel

diambil secara acak atau random. Dikontrol dengan mengambil sampel siswa

dengan tingkat belajarnya yang sama; juga mesti memberikan hak yang sama

kepada setiap sampel dalam penerimaan perlakuan penelitian.

b. Validitas ekologi

Dikontrol dengan: (1) seluruh program belajar disusun dan dijadwalkan

dengan jelas, misalnya tidak mengubah jadwal yang telah ditetapkan; (2)

digunakan satu buah lapangan olahraga yang cukup memadai; (3) tidak

memberitahukan kepada siswa bahwa mereka sedang dijadikan subyek penelitian

untuk menghindari pengaruh reaktif akibat proses penelitian tersebut.

C. Desain Penelitian

Pada desain penelitian menggunakan desain faktorial Fraenkel (1993: 256)

menerangkan:

“…, it is possible using a factorial design to assess not only separate effect of each independent variable but also joint effect. In other words, the researcher is able to see how one of the variable might moderate the other (hence the reason for calling these variable moderator variables).”

Ini memungkinkan penggunaan desain faktorial untuk menkaji bukan hanya

memisahkan pengaruh dari setiap variabel bebas tetapi juga pengaruh dari

penggabungannya. Dengan kata lain, peneliti dapat melihat bagaimana salah satu

variabel menjadi penengah yang lainnya (alasan untuk menyebut variabel ini

sebagai variabel moderator).

Berikut desain penelitian faktorial yang dikemukan oleh Fraenkel (1993:255):

(25)

41

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Control R O C Y1 O

Treatment R O X Y2 O

Control R O C Y2 O

Gambar 3.2.

Desain Faktorial

Berdasarkan gambar desain faktorial di atas, berikut desain yang digunakan dalam

penelitian ini:

Desain Penelitian Faktorial 2 x 2

Keterangan :

A1 = Metode pembelajaran inquiry

A2 = Metode pembelajaran langsung

B1 = Hasil belajar tinggi

B2 = Hasil belajar rendah

µ A1B1 = Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan metode

pembelajaran inquiry dan memiliki nilai hasil belajar dalam mata

pelajaran penjas.

µ A1B2 = Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan metode

pembelajaran inquiry dan memiliki hasil belajar rendah

dalam mata pelajaran penjas.

µ A2B1 = Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan metode

pembelajaran langsung dan memiliki hasil belajar tinggi dalam

mata pelajaran penjas.

µ A2B2 = Kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan metode

(26)

42

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

mata pelajaran penjas.

D. Definisi Operasional

1. Metode pembelajaran menurut Sutikno (Rohman, 2011) Metode

pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan

oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa dalam upaya

untuk mencapai tujuan.

2. Bangkititaherawati (2012) mengemukan Metode inquiry menurut David L.

Haury dalam artikelnya, Teaching Science Through Inquiry (1993) mengutip

definisi yang diberikan oleh Alfred Novak: inquiry merupakan tingkah laku

yang terlibat dalam usaha manusia untuk menjelaskan secara rasional

fenomena-fenomena yang memancing rasa ingin tahu. Dengan kata lain,

inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada

pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk memuaskan rasa ingin tahu

(Haury, 1993).

3. Motivasi menurut Mc. Donald (Hamalik, 2001:158) Motivasi adalah

perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang ditandai dengan

timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.”

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh

peneliti dalam mengumpulkan data.Instrumen penelitian sangat berpengaruh

terhadap keberhasilan suatu penelitian, oleh karena itu penyusunan instrumen

penelitian harus dirancang dengan baik agar diperoleh hasil sesuai dengan

kegunaannya. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah tes motivasi

berupa angket.

Didalam angket ini menggunakan skala Guttman. Riduwan (2011: 91)

menyatakan “… skala Guttman digunakan apabila ingin mendapatkan jawaban

jelas (tegas) dan konsisten terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.” Lebih

(27)

43

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

“Skala Guttman ialah skala yang digunakan untuk jawaban yang bersifat jelas (tegas) dan konsiste. Misalnya: Yakin – tidak yakin, ya – tidak, benar – salah, positif – negatif, pernah – belum pernah, setuju – tidak setuju, dan lain sebagainya. Skala Guttman disamping dapat dibuat pilihan ganda dan bisa juga dibuat dalam bentuk checklist.Jawaban responden dapat berupa skor tertinggi (1) dan skor terendah (0).Misalnya untuk jawaban benar (1) dan salah (0).Analisis dilakukan seperti skala Likert.”

Berikut kisi-kisi alat pengumpulan motivasi belajar:

Tabel 3.1.

Kisi- Kisi Alat Pengumpulan Data Motivasi Belajar Siswa

Aspek Sub Aspek No. Pertanyaan Jumlah

Positif Negatif

 Sikap terhadap kesulitan.

 Usaha mengatasi

Berdasarkan proses pengembangan dan perumusan indikator tentang

metode inkuiri terhadap motivasi belajar siswa. Bentuk angket tes motivasi

belajar siswa yang mengacu pada kisi-kisi motivasi belajar siswa yang telah

dipaparkan diatas dapat dilihat pada lampiran halaman 69.

(28)

44

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Sampel yang digunakan dalam uji coba instrumen penelitian ini adalah

siswa kelas VIII SMPN 1 Ngamprah yang tidak dijadikan sampel penelitian

2. Waktu dan Tempat Uji Coba Instrumen Penelitian Pelaksanaan uji coba instrumen penelitian ini dilaksanakan:

Hari dan Tgl/ waktu : Rabu, 9Januari 2013 /pukul 08.00 WIB – selesai. Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari

No. 4

3. Uji Validitas

Validitas pada dasarnya adalah kemampuan alat ukur untuk dapat

mengukur apa yang seharusnya diukur. Dalam perhitungan validitas

menggunakan daya beda. Daya beda (diskriminasi) suatu butir tes adalah

kemampuan suatu butir untuk membedakan antara peserta tes yang

berkemampuan tinggi dan berkemampuan rendah. Daya beda butir dapat

diketahui dengan melihat besar kecilnya indeks diskriminasi atau angka yang

menunjukkan besar kecilnya daya beda. Adapun fungsi dari daya pembeda

tersebut adalah mendeteksi perbedaan individual yang sekecil-kecilnya diantara

para peserta tes. Dikarenakan jenis data dalam penelitian ini menggunakan data

yang berbentuk dikotomi maka dalam penelitian ini menggunakan perhitungan

menggunakan korelasi point biserial. Rumus khusus korelasi product moment

yang dikenal dengan korelasi point biserial untuk data dalam bentuk dikotomi.

̅ ̅ √

Dimana ̅ , mean total skor peserta yang memiliki jawaban benar. ̅adalah mean

skor total Sx, adalah standar deviasi skor total, p adalah proporsi peserta ujian

yang menjawab benar pada butir tes sedangkan q adalah 1 - p. Rumus korelasi

point biserial juga dapat diturunkan langsung dari rumus korelasi produk momen

tanpa membuat pembatasan asumsi.

Tabel 3.2.

Patokan Indeks Daya Beda

(29)

45

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

0,3 – 0,39 Sedikit atau tidak memerlukan revisi 0,2 – 0,29 Butir memerlukan revisi

< 0,19 Butir harus dieliminasi

a. Hasil Uji Validitas

Agar memudahkan dalam proses perhitungan statistik peneliti

menggunakan perhitungan menggunakan SPSS versi 21, prosedur dalam

penghitung dengan SPSS yaitu pertama memasukan data tiap butir item kedalam

menu data view, kemudian klik analysis-scale-reliability analysis dan untuk

melihat hasilnya dapat dilihat dilampiran halaman 123. Untuk menentukan

instrumen itu valid atau tidak dengan melihat tabel nilai-nilai r Product Moment

yang dapat dilihat dilampiran halaman 129. Untuk mengetahui tiap item tes

tersebut valid atau tidak valid dengan membandingakan hasil perhitungan

corrected item- total correlation (rhitung) dengan rtabel. Dengan signifikansi untuk α = 0,05 dan dk = 40 - 2 = 38,maka diperoleh nilai-nilai r = 0,320. Berikut kaidah

keputusannya jika rhitung> dari nilai rtabel berarti valid dan jika rhitung< dari rtabel

berarti tidak valid. Berikut tabel hasil dari uji validitas instrumen yang telah

dilakukan:

Tabel 3.3.

Tabel Uji Validitas Butir Item Tes

Nomor

Item Soal r hitung r table Keterangan

1 ,354 0,320 Valid

2 ,299 0,320 Tidak Valid

3 ,472 0,320 Valid

4 -,106 0,320 Tidak Valid

5 ,000 0,320 Tidak Valid

6 ,065 0,320 Tidak Valid

7 ,499 0,320 Valid

8 ,000 0,320 Tidak Valid

9 -,082 0,320 Tidak Valid

10 ,417 0,320 Valid

11 ,189 0,320 Tidak Valid

12 ,519 0,320 Valid

13 ,526 0,320 Valid

(30)

46

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

15 ,298 0,320 Tidak Valid

Berdasarkan hasil perhitung diatas sebanyak 25 item butir tes dinyatakan

valid, maka item tes tersebut digunakan sebagai instrumen penelitian.

4. Uji Reliabilitas

Dikarenakan bentuk dari uji coba instrumen penelitian menggunakan skor

dikotomi yaitu hanya jawaban benar dan salah, maka dalam perhitungan

reliabilitas uji coba instrumen penelitian menggunakan prosedur homoginitas

Kuder Richardson (KR). Seperti yang diterangkan Suherman (2001:62) “Kr 20 ini didasarkan pada proposi jawaban benar dan jawaban salah pada

(31)

47

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

rxx =

Keterangan:

K = Jumlah item tes

SX2 = Variansi tes atau standar deviasi pangkat dua

p = Proporsi jawaban benar pada satu item tes

q = Proporsi jawaban salah pada satu item tes

pq dihitung pada masing-masing item, selanjutnya dijumlahkan untuk

mendapatkan pq.

a. Hasil Uji Reliabilitas

Agar memudahkan dalam proses perhitungan statistik peneliti

menggunakan perhitungan menggunakan SPSS versi 21, prosedur dalam

penghitung dengan SPSS yaitu pertama memasukan data tiap butir item yang

sudah valid sebanyak 25 item butir tes kedalam menu data view, kemudian klik

analysis-scale-reliability analysis dan untuk melihat hasilnya dapat dilihat

dilampiran halaman 127. Berikut tabel hasil dari uji validitas instrumen yang

telah dilakukan:

Tabel 3.4.

Uji Reliabiltas Instrumen

Cronbach's Alpha N of Items

,865 25

Berdasarkan hasil tabel diatas terlihat nilai Cronbac’s Alpha 0.865 atau 86.5% atau lebih dari 0.60 atau 60% artinya instrumentini reliabel.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang diperlukan disini adalah teknik

pengumpulan data yang paling tepat, sehingga benar-benar di dapat data valid dan

relevan. Teknik yang diterapkan dakam mengumpulkan data dalam penelitian ini

dengan cara-cara sebagai berikut:

(32)

48

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Langkah- langkah dalam tahap ini yaitu memilih masalah, pendahuluan,

perumusan masalah, perumusan anggapan dasar, pemilihan metode

pendekatan, dan menentukan variabel dan sumber data.

b. Pelaksanaan penelitian

Dalam tahap ini yaitu menentukan dan menyusun instrumen, pengumpulan

data, analisis data dan menarik kesimpulan

c. Pembuatan laporan penelitian

Pada tahap ini peneliti menulis laporan sesuai dengan data yang telah

didapatkan selama proses penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis secara kuantitatif

melalui perhitungan statistik. Namun untuk menambah pemahaman maka

penelitian ini dilengkapi dengan paparan data secara kualitatif, yaitu data bentuk

pemaparan atau uraian deskriptif analisis.

1. Pengolahan Data Hasil Penelitian

Adapun langkah-langkah dalam pengolahan dan analisa data tersebut akan

diuraikan sebagai berikut :

a. Mencari nilai rata-rata dari masing-masing variabel penelitian dengan rumus:

̅ =

Keterangan :

̅ = Skor rata-rata yang dicari/ mean = Jumlah dari X

Xi = Skor mentah

n = Jumlah sampel

b. Mencari Simpangan baku dari masing-masing tes variabel penelitian dengan

rumus:

(33)

49

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

keterangan :

S = Simpangan baku yang dicari

Xi = Skor mentah

X = Rata-rata dari skor mentah

n = Jumlah sampel

c. Menguji normalitas data dari setiap data, untuk mengetahui apakah data

tersebut berdistribusi normal atau baik. Rumus yang digunakan adalah

dengan uji statitiska non parametik yang dikenal dengan “Uji Liliefors.”

Untuk menguji hipotesis nol ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:

1) Pengamatan Xi X2……… Xn dijadikan bilangan baku. Z1, Z2,

……….Zn dengan mengunakan rumus :

2) (X dan Z masing-masing merupakan rata-rata dari simpangan baku)

3) Untuk setiap bilangan baku ini digunakna daftar distribusi normal baku,

kemudian dihitung peluang F(Zi)=P(Z<Zi)

4) Menghitung proporsi Z1, Z2, ………Zn yang lebih kecil atau sama dengan Z1. Jika proporsi ini dinyatakan dengan rumus:

5) Menghitung selisih F(Zi)=P(Z<Zi)

6) Ambil harga yang paling besar antara harga-harga mutlak selisih tersebut,

sebutlah harga selisih itu α untuk menerima dan menolak hipotesis nol maka Lo dibandingkan dengan nilai kritis L yang diambil dari Uji Liliefors dengan

taraf nyata 0.05 kriterianya adalah ditolak hipotesis nol bila populasi

berdistribusi normal jika Lo yang diperoleh dari perhitungan lebih besar dari

L tabel, dalam hal ini hipotesis diterima.

d. Menguji homogenitas. Rumus yang digunakanadalah sebagai berikut:

F =

Kriteria pengujian adalah: terima hipotesis jika hitung lebih kecil dari

F-tabel distribusi dengan derajat kebebasan df1= k-1 dan df2 = n – kdengan

(34)

50

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

e. Melakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan teknik analisis varians

factorial (ANAVA) dua arah pada taraf signifikansi α= 0,05 dan jika terdapat

interaksi maka dilanjutkan dengan Uji Tukey. Mengapa menggunakan

ANAVA dua arah karena dalam penelitian ini untuk menguji hipotesis

komparatif rata-rata sampel karena peneliti melakukan kategorisasi terhadap

sampel kedalam beberapa variabel, sehingga bila variabel atau sumber

keragaman pada ANAVA satu arah berasal dari perlakuan dan galat, maka

pada ANAVA dua arah sumber keragaman tidak hanya berasal dari perlakuan

dan galat, tapi juga berasal dari variabel. Dengan demikian hipotesis statistik

yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1) Ho : µA1 = µA2

Hi : µA1 > µA2

2) Ho : Interaksi A x B = µA2

Hi : Interaksi A x B ≠ µA2

3) Ho : µA1B1 = µA2B1

Hi : µA1B1 > µA2B1

4) Ho : µA1B2 = µA2B2

Hi : µA1B2 > µA2B2

2. Pelaksanaan Pembelajaran

Penelitian dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMPN 1 Ngamprah yang

bertempat di jalan Mekar Sari No. 4, sedangkan waktu penelitian dilaksanakan

selama setengah semester atau tiga bulan atau lebih pada bulan Januari sampai

April. Frekuensi pertemuan dalam satu kali seminggu, karena itu jumlah

pertemuan keseluruhan adalah 12-13 kali, dan setiap pertemuan 2 x 40 menit (80

menit).

Selanjutnya mengenai program pelaksanaan atau proses metode

pembelajaran langsung dan metode pembelajaran inquiry dapat dilihat dibawah

ini:

Pelaksanaan Tes Awal Kelas Eksperimen

(35)

51

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

sesuai dengan jadwal pelajaran Penjas.

Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari

No. 4

Pelaksanaan Tes Awal Kelas Kontrol

Haridan tgl/ waktu : Rabu, 9 Januari 2013/ pukul 07.00 WIB – 08.20 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran Penjas.

Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari

No. 4

Pelaksanaan Treatment Metode Inquiry Kelas Eksperimen Lama Pembelajaran : 3 bulan – 12 kali pertemuan

Haridan tgl/ waktu : Kamis, 10 Januari 2013 – 28 Maret 2013/ pukul 08.20 WIB – 09.40 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran Penjas. Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari

No. 4

PelaksanaanMetode Pembelajaran Langsung Kelas Kontrol Lama Pembelajaran : 3 bulan – 12 kali pertemuan

Haridan tgl/ waktu : Rabu, 9 Januari 2013 – 27 Maret 2013/ pukul 07.00 WIB – 08.20 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran Penjas. Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari

No. 4

Pelaksanaan Tes Akhir Kelas Eksperimen

Hari dan tgl/ waktu : Kamis, 28 Maret 2013/ pukul 08.20 WIB – 09.40 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran Penjas.

Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari

No. 4

Pelaksanaan Tes Akhir Kelas Kontrol

Hari dan tgl/ waktu : Rabu, 27 Maret 2013/ pukul 07.00 WIB – 08.20 WIB sesuai dengan jadwal pelajaran Penjas.

Tempat : SMPN 1 Ngamprah yang bertempat di jalan Mekar Sari

(36)

52

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.5.

Program Treatment Metode Pembelajaran Inquiry Kelas Eksperimen

Metode Pembelajaran Inquiry Pertemuan Materi/ Fokus Pembelajaran

1

Tes awal sebelum menggunakan metode pembelajaran inquiry

Treatment metode pembelajaran inquiry

1. Materi pembelajaran permainan sepak bola untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 76

2. Materi pembelajaran permainan bola voli untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 80

3. Materi pembelajaran permainan bola basket untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 84

4. Materi pembelajaran softball untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 88

5. Materi pembelajaran lari jarak menengah untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 92

6. Materi pembelajaran lempar lembing untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 96

7. Materi pembelajaran lompat jauh untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 100

8. Materi pembelajaran pencak silat untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 102

9. Materi pembelajaran kebugaran jasmani untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 108

10.Materi pembelajaran senam lantai untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 112

11.Materi pembelajaran senam irama untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 116

12.Materi pembelajaran renang gaya bebas untuk skenario

(37)

53

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.6.

Program Metode Pembelajaran Langsung Kelas Kontrol

Metode Pembelajaran Langsung Pertemuan Materi/ Fokus Pembelajaran

1

Tes awal sebelum menggunakan metode pembelajaran langsung

Treatment metode pembelajaran langsung

1. Materi pembelajaran permainan sepak bola untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 75

2. Materi pembelajaran permainan bola voli untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 79

3. Materi pembelajaran permainan bola basket untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 83

4. Materi pembelajaran softball untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 87

5. Materi pembelajaran lari jarak menengah untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 91

6. Materi pembelajaran lempar lembing untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 95

7. Materi pembelajaran lompat jauh untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 99

8. Materi pembelajaran pencak silat untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 103

9. Materi pembelajaran kebugaran jasmani untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 107

10. Materi pembelajaran senam lantai untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 111

11. Materi pembelajaran senam irama untuk skenario pembelajaran dapat di lihat pada halaman 115

(38)

54

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

Tabel 3.7.

Skenario Perbedaan treatment Metode Pembelajaran Inquiry dan treatment

Metode Pembelajaran Langsung

Metode Pembelajaran Langsung Metode Pembelajaran Inquiry A.Pemanasan

1.Berbaris, berdoa, dan mengabsen 2.Pergangan statis dan dinamis Semua gerakan yang diberikan sesusai dengan instruksi dari guru

B.Kegiatan Inti

Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk baris berbanjar dan saling berhadapan dengan jarak yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi, didalam metode pembelajaran langsung semua materi pembelajaran berpusat pada guru jadi siswa hanya tinggal mengikuti apa yang guru berikan. Sebagai contoh:

1.Siswa melakukan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah sesuai dengan gerakan yang telah di perintahkan oleh guru.

2.Siswa melakukan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash sesuai dengan gerakan yang telah di perintahkan oleh guru.

Setelah siswa melakukan variasi dan kombinasi pass atas dan bawahdan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash lalu melakukan game dengan lapangan dan peraturan yang telah di

modifikasi, dan dalam game tersebut harus berpacu pada materi yang baru saja diberikan sesuai dengan perintah yang guru berikan.

A. Pemanasan

1.Berbaris, berdoa, dan mengabsen 2.Pergangan statis dan dinamis Siswa diberi kebebasan untuk memimpin pemanasan tanpa komando atau diatur oleh guru. Guru hanya mengawasi sesuai dengan metode inquiry

B. Kegiatan Inti

Siswa di bagi menjadi 5 kelompok dalam barisan berbanjar dan saling berhadapan dengan jarak yang

disesuaikan dengan kondisi dan situasi, sebagai contoh materi yang diberikan adalah:

1. Siswa dapat melakukan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah 2. Siswa dapat melakukan variasi dan

kombinasi pass atas dan bawah dan smash.

 Tahap pertama: menyajikan

pertanyaan atau masalah. Jadi guru memberikan pertanyaan lalu membimbing siswa untuk mengidentifikasi masalah. Kegiatan saat PBM

Guru: Coba jelaskan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah Guru: Coba jelaskan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash

Siswa: memperhatikan dan mendengarkan pertanyaan yang diberikan oleh guru.

(39)

55

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

pada siswa untuk mencurahkan pendapatnya dalam bentuk hipotesis Kegiatan saat PBM

Guru: membiarkan siswa untuk berpikir dan berhipotesis bagaimana cara variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash

Siswa: berpikir dan berhipotesis untuk menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru.

 Tahap ketiga: merancang percobaan. Jadi guru memberikan siswa

kesempatan untuk menentukan langkah-langkah yang sesuai dengan hipotesis yang akan dilakukan. Kegiatan saat PBM

Guru: memberikan kesempatan pada siswa untuk menjelaskan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash

Siswa: siswa menjelasakan cara variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smashsesuai dengan hasil pemikiran mereka sendiri, dan siswa belum mempraktekan dengan gerakan.

 Tahap keempat: melakukan percobaan untuk memperoleh informasi. Jadi guru membimbing siswa mendapatakan informasi melalui praktek.

Kegiatan saat PBM

(40)

56

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smashsesuai dengan hasil pemikiran mereka sendiri.

 Tahap kelima: mengumpulkan dan mengalisis data. Setelah seluruh siswa mempraktekan, guru

memberikan kesempatan pada siswa untuk mempraktekan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash hasil pemikiran mereka sendiri, guru hanya

menganalisis hasil pemikiran siswa. Kegiatan saat PBM

Guru: coba jelaskan dan

demonstrasikan cara variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smash.

Siswa: berpikir dan bergerak.

 Tahap keenam: membuat

kesimpulan. Jadi guru membimbing siswa untuk memberikan kesimpulan tentang hasil pemikirannya.

Lalu setelah itu melakukan game dengan lapangan dan peraturan yang telah di modifikasi, dan dalam game tersebut harus berpacu pada materi yang baru saja diberikan.

Kegiatan saat PBM

Guru: saya lihat kalian sudah dapat melakukan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan

kombinasi pass atas dan bawah dan smash.

Siswa: siswa menyimpulkan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan variasi dan kombinasi pass atas dan bawah dan smashsecara verbal dan gerakan.

(41)

57

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

C.Penutupan

1.Siswa berbaris dan melakukan gerakan-gerakan untuk pendinginan.

2.Evaluasi dan kesimpulan hasil belajar

3.Berdoa

Semua kegiatan di pimpin langsung oleh guru.

1.Siswa berbaris dan melakukan gerakan-gerakan untuk

pendinginan.

2.Evaluasi dan kesimpulan hasil belajar

3.Berdoa

(42)

64

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang telah dilakukan,

maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1. Motivasi belajar kelompok siswa yang belajar melalui metode pembelajaran

inquiry lebih baik daripada kelompok siswa yang belajar melalui metode

pembelajaran langsung.

2. Tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa kelompok siswa yang belajar

melalui metode pembelajaran inquiry dengan kelompok siswa yang belajar

melalui metode pembelajaran langsung pada kelompok siswa yang memiliki

hasil belajar tinggi.

3. Tidak ada perbedaan motivasi belajar siswa antara kelompok siswa yang

belajar melalui metode pembelajaran inquirydengan kelompok siswa yang

belajar melalui metode pembelajaran langsung pada kelompok siswa yang

memiliki hasil belajar rendah.

4. Tidak terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan hasil belajar

siswa terhadap motivasi belajar siswa.

B. Implikasi

1. Implikasi Teoritis

a. Keberhasilan pencapaian tujuan penelitian khususnya motivasi belajar siswa

dipengaruhi oleh metode inquiry yang diterapkan dalam proses pembelajaran

pendidikan jasmani.

b. Peningkatan motivasi belajar dapat dicapai dengan penerapan metode inquiry

dalam proses pembelajaran pendidikan jasmani.

(43)

65

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

a. Peningkatan motivasi belajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani

khususnya, dapat meningkat jika guru memberikan kebebasan untuk

mengembangakan diri siswa dalam proses pembelajarannya.

b. Peningkatan motivasi belajar menggunakan metode inquiry bila

diorientasikan kepada hasil belajar mungkin dapat berpengaruh terhadap

peningkatan hasil belajar yang maksimal bila dinilai secara objektif.

C. Saran

1. Peningkatan motivasi belajar siswa dapat menggunakan metode inquiry

sebagai alat untuk mencapai keberhasilan pembelajaran pendidikan jasmani.

2. Bagi yang akan melakukan penelitian lebih lanjut tentang motivasi belajar

Penjas disarankan agar melakukan penelitian dengan melibatkan variabel

teknik videotaping baik untuk metode pembelajaran inquiry maupun metode

(44)

66

Agi Ginanjar, 2013

Pengaruh Metode Inquiry Terhadap Motivasi Belajar Siswa SMPN 1 Ngamprah Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Aunurrahman. (2010). Belajar dan Pembelajaran. Bandung: CV ALFABETA

Bangkititaherawati. (2012). PEMBELAJARAN INQUIRY DAN DISCOVERY. [Online]. Tersedia: http://bangkititahermawati.wordpress.com/ipa-kelasvii/pembelajaran-inquiry-dan-discovery/. [8 Agustus 2012]

Fraenkel, Jack. R. et al. (1993). How To Design and Evalute Research In Education. New York: McGraw Hill-Inc.

Hamalik, Oemar. (2001). Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hermawati, N.W.M. (2012). “Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terhadap Penguasaan Konsep Biologi dan Sikap Ilmiah Siswa SMA Ditinjau Dari

Minat Belajar Siswa”. Jurnal Penelitian Pascasarjana Undiskha

[Online]. Tersedia:http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal _ipa/article/view/488.2,(2). [25 Mei 2013].

Hidayat, Yusup. (2010). Psikologi Olahraga. Bandung: CV. Bintang WarliArtika.

Joyce, B. dan Weil, M. (1980). Models of Teaching. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Juliantine, Tite. (2010). Model Pembelajaran Inkuiri Dalam Pendidkan Jasmani Untuk Mengembangkan Kreativitas Siswa Sekolah Dasar. Disertasi Doktor pada Program Studi Pendidikan Olahraga UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Komisi Nasional Pendidikan Jasmani dan Olahraga. (2009). Menuju Pendidikan Jasmani dan Olahraga Berbasis Riset. Jakarta: Kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.

Metzler, Michael W., (2000). Intructional Models for Physical Education. Massachusetts: Allyn and Bacon.

Gambar

Tabel
Gambar
Tabel Nilai-Nilai r Product Moment .............................................
Gambar 3.1.
+7

Referensi

Dokumen terkait

(empat puluh sembilan juta sembilan ratus delapan puluh ribu rupiah) Waktu Pelaksanaan : 30 (Tiga puluh) Hari Kalender.. Email

Dari pembahasan yang telah dilakukan oleh penulis, dapat disimpulkan bahwa salah satu cara yang dapat digunakan untuk membuat suatu aplikasi chatting berbasis web yang

Prov Sumbar, Dinas PU, Submission LARAP and DED Document to Local Government from the project ENVIRONMENTAL; integration of UKL&amp;UPLin to the design on 30 January 2015. 2) CTC

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA TENTANG PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Melihat dua tujuan pendidikan di atas dapat dipahami bahwa tujuan pendidikan menurut Imam Al-Ghazali tidak hanya bersifat ukhrawi saja (mendekatkan diri kepada Allah),

Keberadaan ritel konvensional atau tradisional yang sangat dekat dengan konsumen akhir, misalnya yang menjadi obyek penelitian ini yaitu kios/ small store hampir semuanya

Pengujian Umpan Serealia dan Larva Serangga dengan Rodentisida Hasil yang diperoleh dari pengujian ini, menunjukkan bahwa tikus pohon mengonsumsi beras pecah kulit dan

Kesadaran merek merupakan kemampuan sebuah merek untuk muncul dalam benak konsumen ketika mereka sedang memikirkan ketegori produk tertentu dan seberapa mudahnya