• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN HASIL PENGAMATAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SINDANGHEULA KECAMATAN TANJUNGSIANG KABUPATEN SUBANG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN HASIL PENGAMATAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SINDANGHEULA KECAMATAN TANJUNGSIANG KABUPATEN SUBANG."

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK GROUP INVESTIGATIONUNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN HASIL PENGAMATAN PADA SISWA KELAS V

SD NEGERI SINDANGHEULA KECAMATAN TANJUNGSIANG KABUPATEN SUBANG

SKRIPSI

UntukmemenuhisebagiandarisyaratmemperolehgelarSarjanaPendidikan Program SI PendidikanSekolahDasar

Oleh

RATNANINGSIH 0905375

PROGRAM PENDIDIKAN SEKOLAH DASAR S-I UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK GROUP INVESTIGATION UNTUK MENINGKATKAN

KEMAMPUAN MENULIS LAPORAN HASIL PENGAMATAN PADA SISWA KELAS V SD NEGERI SINDANGHEULA KECAMATAN TANJUNGSIANG KABUPATEN SUBANG

Oleh: RATNANINGSIH

0905375

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH:

Pembimbing I,

Drs. DadanDjuanda, M.Pd. NIP. 19631108 198803 1 001

Pembimbing II,

H. AtepSudjana, M.Pd. NIP. 19721226 200604 1 001

Diketahui

Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar S-1 Kelas UPI KampusSumedang

(3)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu PENGESAHAN

PERNYATAAN

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

UACAPAN TERIMA KASIH ... iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTRA GAMBAR ... ix

DAFTAR GRAFIK ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah ... 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

D. Batasan Istilah ... 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 12

A. Hakikat Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 12

1. Tujuan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 13

2. Landasan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 15

3. Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia di SD ... 16

B. Pembelajaran Menulis di SD ... 19

1. Pengertian Menulis ... 19

2. Tujuan Menulis ... 20

3. Menulis Laporan ... 21

C. Metode Pembelajaran Kooperatif ... 22

1. Pengertian Metode Pembelajaran Kooperatif ... 22

2. Karakteristik Metode Pembelajaran Kooperatif ... 23

(4)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

4. Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kooperatif ... 26

5. Teknik-teknik Metode Pembelajaran Kooperatif ... 27

6. Teknik Group Investigation ... 31

D. Hipotesis Tindakan ... 33

BAB III METODE PENELITIAN ... 34

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 34

B. Subjek Penelitian ... 35

C. Metode dan Desain Penelitian ... 35

D. Instrumen Penelitian ... 43

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 44

F. Validasi Data ... 47

BAB PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN ... 49

A. Paparan Data Awal ... 49

B. Paparan Data Tindakan ... 51

1. Paparan Data Tindakan Siklus I ... 51

a. Paparan Data Perencanaan Tindakan Siklus I ... 52

b. Paparan Data Proses Tindakan Siklus I ... 52

c. Paparan Data Hasil Tindakan Siklus I ... 61

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 64

2. Paparan Data Tindakan Siklus II ... 66

a. Paparan Data Perencanaan Tindakan Siklus I ... 66

b. Paparan Data Proses Tindakan Siklus I ... 68

c. Paparan Data Hasil Tindakan Siklus I ... 77

d. Analisis dan Refleksi Siklus I ... 79

C. Pemaparan Pendapat Siswa dan Guru ... 81

1. Pemaparan Pendapat Siswa ... 81

2. Pemaparan Pendapat Guru ... 82

D. Pembahasan ... 83

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ... 91

A. Kesimpulan ... 91

(5)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

(6)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

DAFTAR TABEL

2.1Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 14

2.2Langkah-langkah Metode Pembelajaran Kooperatif ... 26

4.1 Data Awal Hasil Pembelajaran Menulis Laporan Hasil Pengamatan .. 50

4.2 Hasil Obesrvasi Kinerja Guru Siklus I ... 56

4.3 Presentase Hasil Kinerja Guru Siklus I ... 58

4.4 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 59

4.5 Presentae Aktivitas Siswa Siklus I ... 60

4.6 Data Hasil Tes Menulis Laporan Hasil Pengamatan Siklus I ... 62

4.7 Perbandingan Hasil Tes Menulis Laporan Hasil Pengamatan Data Data Awal dengan Siklus I ... 63

4.8 Hasil Obesrvasi Kinerja Guru Siklus II ... 72

4.9 Presentase Hasil Kinerja Guru Siklus II ... 74

4.10 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 75

4.11 Presentae Aktivitas Siswa Siklus II ... 76

4.12 Data Hasil Tes Menulis Laporan Hasil Pengamatan Siklus II ... 77

(7)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

(8)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

DAFTAR GRAFIK

4.1Presentase Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 58 4.2Presentase Hasil Aktivitas Siswa Siklus I ... 61 4.3Perbandingan Hasil Tes Menulis Laporan Hasil Pengamatan

Data Awal dengan Siklus I... 63 4.4Perbandingan Presentase Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II ... 74 4.5Presentase Hasil Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ... 76 4.6Perbandingan Hasil Tes Menulis Laporan Hasil Pengamatan

Data Awal dengan Siklus I... 79 4.7Perbandingan Presentase Kinerja Guru Siklus I dan Siklus II ... 88 4.8Presentase Hasil Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II ... 89

4.9Perbandingan Hasil Tes Menulis Laporan Hasil Pengamatan

(9)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 95

2 Lembar Tes Individu ... 104

3 Lembar Kerja Siswa ... 105

4 Format Observasi Hasil Belajar Siswa ... 106

5 Format Observasi Aktivitas Siswa ... 108

6 Format Observasi Kinerja Guru ... 110

7 Pedoman Wawancara Siswa ... 115

8 Pedoman Wawancara Guru ... 116

9 Catatan Lapangan ... 117

10 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I ... 118

11 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus I ... 127

12 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 129

13 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus I ... 130

14 Data Hasil Tes Kemampuan Siswa Siklus I ... 132

15 Hasil Tes Kemampuan Siswa Siklus I ... 133

16 Catatan Lapangan Kinerja Guru Siklus I ... 137

17 Catatan Lapangan Aktivitas Siswa Siklus I ... 140

18 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II ... 141

19 Data Hasil Observasi Kinerja Guru Siklus II ... 151

20 Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 153

21 Hasil Lembar Kerja Siswa Siklus II ... 154

22 Data Hasil Tes Kemampuan Siswa Siklus II ... 156

23 Hasil Tes Kemampuan Siswa Siklus II ... 157

24 Catatan Lapangan Kinerja Guru Siklus II ... 161

25 Catatan Lapangan Aktivitas Siswa Siklus II ... 164

26 Hasil Wawancara Guru ... 165

(10)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

28 Surat Keputusan Pembimbing ... 167

29 Surat Permohonan Izin Penelitian ... 168

30 Monitoring Bimbingan Makalah ... 169

31 Surat Keterangan Bebas Pinjaman ... 170

32 Surat Keterangan ... 171

33 Dokumentasi Penelitian ... 172

(11)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu siswa mengenal dirinya, kebudayaan dan budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakat yang menggunakan bahasa tersbut, dan menemukan serta menggunakan kemampuan analitis dan imajinatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia di SD diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulisan, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan

Indonesia (Depdiknas, 2008: 107). Melalui komunikasi siswa dapat mengungkapkan gagasan, ide dan pendapatnya tentang sesuatu kepada orang lain.

Untuk dapat berkomunukasi dengan baik, maka kemampuan berkomunikasi harus dilatih dengan belajar. Tugas guru adalah memberikan pengalaman berbahasa secara langsung kepada siswa. Guru juga dapat mengembangkan kompetensi bahasa siswa dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa, sumber belajar, bahan ajar, media yang disesuaikan dengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan siswa.

Pembelajaran bahasa Indonesia yang diharapkan, terutama dalam merencanakan kegiatan belajar mengajar, harus dilandasi prinsip-prisip yang ada dalam pembelajaran. Prinsif-prinsif penbelajaran menurut Djuanda (2009: 51) di antaranya :

1. Humanisme 2. Progresifsme

3. Rekonstruksionisme

(12)

2

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu 1. mendengarkan, 2. berbicara 3. membaca 4. menulis

Keempat keterampilan berbahasa tersebut satu sama lain tidak dapat dipisahkan, saling terkait, dan saling melengkapi. Pada tingkat tertentu sesuai dengan yang digariskan dalam kurikiulum, siswa sekolah dasar harus menguasai secara tuntas. Dengan demikian berarti pembelajaran harus sungguh-sungguh

mencapai hasil yang maksimal.

Menulis sebagai bagian dari keterampilan berbahasa, tidak kalah

pentingnya dari ketiga bagian lainnya dalam berbahasa. Tidak jarang orang kesulitan mengungkapkan idea tau gagasan dengan pembicaraan melalui bahasa Indonesia, malah lebih banyak menggunakan tulisan sebagai alat untuk menyampaikannya. Webb (Suriamiharja, 1996/1997: 2) mengatakan bahwa

„seorang anak yang pendiam dan malu lebih senang mengungkapkan pendapatnya

secara tertulis karena ia merasa takut dan sulit mengungkapkan secara lisan‟. Jadi jelas, bahwa keterampilan menulis harus benar-benar diperhatikan di dekolah dasar, karena akan menjadi dasar dalam menulis di dekolah lanjutan.

Kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam pembelajaran bahasa Indonesia yaitu dalam berkomunikasi lisan (mendengarkan dan berbicara) serta tulisa (membaca dan menulis) sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia, serta mengapresiasi karya sastra. Hal ini diungkapka oleh Akhadiah ( 1992/1993: 77) yang menyataka bahwa :

Dalam komunikasi lisan, dengan mudah kita dapat memahami gagasan yang disampaikan oleh pembicara, sebab gerak, pandangan mata, ekspresi wajah, intonasi dan sebagainya menunjang kejelasan maksud yang diungkapkan melalui bahasa. Hal yang mengandung kejelasan itu tidak terdapat dalam komunikasi tulis.

Untuk hal tersebut di atas, maka siswa sebelum menulis laporan hasil

(13)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Kegiatan pembelajaran dalam pembelajaran Bahasa Indonesia lebih menekankan keterlibatan anak dalam belajar, membuat anak secara aktif terlibat dalam proses pembelajaran dan pembuatan keputusan. Pendekatan pembelajaran bahasa Indonesia ini lebih mendekatkati apa yang dikemukan oleh John Dewey dengan konsep learning by doing ( Djuanda, 2009: 51 )

Dalam pembelajaran menulis dikenal denga adanya ejaan. Dengan menggunakan ejaan,penyampaian pesan melalui tulisan akan menjadi jelas serta dapat mencegah kesalah pahaman. Arti ejaan itu sendiri, menurut Tarigan

(Muchlisoh dkk., 1997: 246) adalah, „Cara atau aturan menulis kata-kata denga

huruf menurut disiplin ilmu bahasa‟. Selanjutnya dikataka oleh Akhdiat, dkk. (1992/1993: 78), “Karena merupakan dasar dan sangat menentukan dalam

menulis lanjut, pokok bahasan ejaan hendaknya betul-betul diberikansampai

tuntas.”

Pembelajaran menulis di sekolah dasar terutama di kelas-kelas tinggi lebih

ditekankan pada keterampilan menulis yang dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, misalnya menulis surat, menulis pengumuman, percakapan, membuat

laporan hasil kunjungan, petunjuk melakukan sesuatu, iklan, dan pidato. Dalam KTSP 2006, salah satu keterampilan menulis yang harus dikuasai oleh siswa kelas lima yaitu menulis laporan hasil kunjungan. Kompetensi dasarnya yaitu menulis laporan pengamatan atau kunjungan berdasarkan tahapan (catatan, konsep awal, perbaikan, pinal) dengan memperhatikan penggunaan ejaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Arikunto ( 1991:316) yang mengemukakan bahwa

menulis laporan hasil pengamatan meliputi : mengadakan penyelidikan, pelaksana yang membuat catatan-catatan tentang apa yang mula-mula ia (mereka) pikirkan hingga muncul gagasan mengadakan penelitian, dengan memperhatikan persyaratan-persyaratan tertentu diantaranya :

1. Penulis laporan harus tahu betul kepada siapa laporan itu ditujukan. 2. Penulis laporan harus menyadari bahwa pembaca laporan tidak

mengikuti kegiatan proses penelitian.

3. Pelapor menyadari bahwa latar belakang pengetahuan, pengalaman dan minat pembaca laporan tidak sama.

(14)

4

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Berdasarkan kenyataan di lapangan, pembelajaran menulis laporan hasil pengamatan di kelas V SDN Sindangheula terhadap kemampuan menulis laporan hasil kujungan terkesan seenaknya saja. Dalam menulis huruf besar misalnya, banyak siswa dalam menulis huruf-huruf tertentu ( B, N, T, dst) di manapun tempat huruf itu ditulis, dia akan ditulis seperti itu, yang seharusnya ditulis dengan huruf besar, malah ditulis dengan huruf kecil atau sebalinya.

Observasi awal dilakuakan terhadap siswa dan guru, pada hari Rabu tanggal 2 Januari 2013 di kelas V SDN. Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang dengan tujuan mencapai penyebab timbulnya masalah seperti tersebut di atas. Muchlissoh dkk. (1997: 273) mengungkapkan bahwa „faktor penyebab timbulnya masalah ini, dapat bersumber dari faktor siswa pengajaran

menulis pada umumnya, serta guru Bahasa Indonesia.” Dalam hal ini faktor

penyebabnya adalah siswa tidak menguasai secara pasti penggunaan huruf kapital, hanya sebagian kecil saja siswa yang aktif dalam proses pembelajaran, kurang

berkomunikasi baik diantara siswa maupun siswa dengan guru, dan guru tidak melakukan pendalaman atau tindak lanjut, sehingga banyak siswa yang

mengalami kesulitan dalam menulis laporan hasil pengamatan. Isi laporan kurang sesuai dengan masalah yang diberikan oleh guru, kurang baik menggunakan ejaan dan kurang baik dalam menggunakan bahasa laporan.

Hasil tes awal yang dilakukan terhadap 20 orang siswa kelas V SDN. Sindangheula tentang menulis laporan hasil pengamatan dengan memperhatikan penggunaan huruf kapital (ejaan), isi laporan serta penggunaan bahasa yang runtut, adalah sebagai berikut. Pada aspek penerapan hurup kapital (ejaan) pada awal kalimat, tidak seorang siswapun yang mendapat skor 3 atau 0%, 14 orang siswa mendapat skor 2 atau 70 %, 6 orang siswa mendapat skor 1 atau 30 %.

Pada aspek isi lapoaran yang sesuai dengan yang diperintahkan oleh guru, 4 orang siswa yang mendapat skor 3 atau 20 %, 14 orang siswa yang mendapat skor 2 atau 70 %, 2 orang siswa yang mendapat skor 1 atau 10 %.

(15)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Rata-rata kemampuan siswa dalam penggunaan atau penempatan huruf kapital, kesesuaian isi lapoaran dan penggunaan bahasa yang runrut dan baik adalah 15% dari skor ideal (100%).

Hasil yang diperoleh mengindikasikan perlu adanya pembaharuan dalam proses pembelajaran. Pembaharuan proses pembelajaran perlu dilakukan untuk menjaga relevansi serta keefektufan dalam mencapai tujuan. Kasbulah, (98/99; 40), mengungkapkan bahwa :

Guru yang propesional tentu tidak enggan melakukan perubahan-perubahan dalam proses pembelajaran yang dia lakukan dengan tujuan agar prose pembelajaran itu tetap relevan gdan efisien. Bahkan ia selalu berupaya menemukan model-model pembelajaran yang lebih cocok.

Pada saat sekarang ini banyak guru yang sudah mendapatkan tunjangan profesi sebagai guru professional, sehingag guru dituntut untuk melakukan perubahan dalam proses pembelajaran, hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh Sutardi dan Sudirjo bahwa :

Pembaharuan dalam proses belajar mengajar di sekolah dasar, dilakukan sejalan dengan berkembangn ilmu pengetahuan dan teknologi, serta era globalisasi. Kegiatan pembaharuan tersebut pada umumnya dilakukan oleh guru agar prose belajar mengajar relevan dengan kemajuan jaman dan Iptek. Untuk itu guru sekolah dasar secara kreatif mulai menerapkan beberapa model pembelajaran yang sesuai sengan tuntutan di atas dan kebutuhan peserta didik salah satunya adalah model pembelajaran kooperatif atau cooperatife learning.

Memperhatikan hal tersebut di atas, penelitian tindakan kelas perlu dilakukan oleh seorang guru, karena hal ini sesuai dengan yang diungkapkan oleh Muslich, (2012: 10) bahwa

gurulah yang paling tepat untuk melakukan PTK karena : 1. Guru mempunyai hak otonomi untuk menilai kinerjanya. 2. Guru merupakan sosok yang paling akrab dengan kelasnya. 3. Interaksi antara guru dann siswa berlangsung secara unuk.

4. Temuan penelitian tradisional sering sukar diterapkan untuk memperbaiki pembelajaran.

(16)

6

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) berusaha untuk mengatasi permasalahan yang ada dengan menerapkan model pembelajalajarn kooperatif. Pembelajaran kooperatif sangat baik diterapkan pada anak, karena di dalamnya, anak berkolaborasi saling membantu untuk menguasai materi pelajaran, bertanggungjawag terhadap tugas pribadi dan kelompok.

Kellough (dalam Sutardi dan Sudirjo, 2007: 57-58) mengungkapkan bahwa:

Pembelajaran kooperatif merupakan suatu stretegi pembelajaran, dimana menggunakan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dan saling membantu satu sama lain dalam menyelesaikan tugas yang dipelajarinya, ditekankan kepada membantu satu sama lain bukan pada kompetisi.

Model pembelajaran kooperatif dapat digunakan untuk meningkatkan kerjasama dan partisipasi siswa dalam menulis laporan hasil kunjungan. Salah satu model pembelajaran yang digunakan yaitu teknik Group Investigation. Pembelajaran teknik Group Investigation memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerjasama dengan orang orang lain. Keunggulan lain dari teknik ini adalh optimal partisipasi siswa.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka untuk mengatasi masalah yang peneliti hadapi adalah dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif teknik Group Investigation. Untuk selanjutnya penelitian ini diberi judul penerapan

motode pembelajaran kooperatif teknik group investigation untuk menigkatkan kemampuan menulis laporan hasil pengamatan pada siswa kelas V SDN Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.

B. Perumusan dan Pemecahan Masalah 1. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

(17)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

b. Bagaimana pelaksanaan metode pembelajaran kooperatif Group Investigation untuk meningkatkan kemampuan menulis hasil laporan pengamatan di kelas V SDN Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang?

c. Bagaimana peningkatan kemampuan menulis hasil laporan pengamatan di kelas V SDN Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang dengan menggunaka motode kooperatif teknik Group Investigation?

2. Pemecahan Masalah

Seperti telah dikemukakan sebelumnya, bahwa kemampuan siswa menggunakan huruf kapital (ejaan), menggunakan bahasa Indonesia yang runtut serta menyampaikan isi laporan hasil pengamatan di SDN Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang masih rendah. Untuk hal tersebut maka perlu di cari jalan keluarnya.

Melalui identifikasi berbagai model pendekatan yang disrankan oleh para pakar dengan teori-teori pembelajarannya, serta dianggap paling menguntungkan

dan sesuai dengan kondisi yang ada, maka dipilihlah model pembelajaran kooperatif teknik group investigation sebagai alternatife tindakan pemecahan

masalah yang digunakan untuk meningkatkan kemampuan menempatkan huruf kapital (ejaan), serta penulisan bahasa yang runtut dalam menulis laporan hasil pengamatan di kelas V SDN. Sindangheula. Alasan penulis menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui Group Investigation adalah sebagai berikut : 1. Untuk memperbaiki proses dan hasil yang belum tercapai pada data awal.

Dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif melalui teknik Group Investigation, guru lebih menekankan pada siswa untuk dapat berdiskusi

dengan pasangannya agar tugas yang diberikan guru dapat diselesaikan dengan baik.

2. Melalui teknik kooperatif siswa dapat bertukar ide dan gagasan dengan pasangannya, dalam mengerjakan LKS yang diberikan oleh guru.

3. Melalui Group Investigation siswa dapat berbagi kata dengan kelompoknya. 4. Siswa yang kurang dapat termotivasi oleh kelompoknya.

(18)

8

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

6. Melalui pemebelajaran kooperatif proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menentang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan pisik serta psikologis peserta didik.

Dengan motode pembelajaran kooperatif teknik group investigation, diharapkan kemampuan siswa dalam menulis laporan hasil pengamatan akan meningkat. Hal tersebut didasarkan pada alasan, bahwa pada pembelajaran kooperatif teknik group investigation terdapat hal-hal sebagai berikut :

a. Banyak interaksi antar siswa.

b. Siswa belajar bersosialisasi dalam keragaman gender, latar belakang, serta kemampuan akademik.

c. Secara berkelompok siswa dapat mencari informasi dari luar atau bacaan dan

menerapkan hasilnya pada kelompok.

d. Terjadi tutorial teman sebaya yang dengan ini justru penerimaan konsep

pembelajaran lebih terkesan atau lebih mantap.

e. Masing-masing siswa mempunyai tanggungjawab untuk melakukan pekarjaannya sesuai dengan yang diperintahkan oleh guru.

f. dapat melatih siawa untuk menumbuhkan kemampuan berpikir mandiri. Keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihatmulai dari tahap pertama sampai tahap pembelajaran.

Group Investigasi menurut Sharan (dalam diktat sosialisasi dan pelatihan

KTSP 2009 Depdiknas: 23) dilaksanakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru membagi kelas dalam beberapa kelompok heterogen 2. Guru menjelaskan maksud pembelajaran dan tugas kelompok.

3. Guru memanggil ketua kelompok dan setiap kelompok mendapat tugas satu materi/tugas yang berbeda dari kelompok lain.

(19)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

5. Setelah selesai diskusi, juru bicara kelompok menyampaikan hasil pembahasan kelompok.

6. Guru memberikan menjelaskan singkat sekaligus member kesimpulan 7. Evaluasi

8. Penutup

Atas dasar langkah-langkah di atas, pembelajaran kooperatif Group Investigation yang dilaksanakan di kelas V SDN Sindangheula, dalam

implementasinya dilapangan kemudian dikembangkan sebagai berikut :

a. Guru meneyakan pada siswa yang berhubungan dengan materi pelajaran, menyampaikan kompetensi dasar dan tujuan yang ingin dicapai, memotifasi siswa untuk belajar.

b. Guru menjelaskan tugas dan proses pembelajaran

c. Siswa dibagi menjadi empat kelompok dengan beranggotakan 5 orang. d. Tiap kelompok mengerjakan kegiatan yang diperintahkan oleh guru.

e. Secara bergiliran, tiap kelompok melalui wakilnya mempresentasikan hasil kerja kelompoknya di depan kelas, kelompok lain menanggapi.

f. Guru melakukan koreksi, penegasan, serta pesan moral tentang sikap ketika belajar dan keseharian.

g. Guru memberikan evaluasi individual.

Indikator keberhasilan pemecahan maslah ini dapat dilihat dari sisi proses dan hasil. Keberhasilan proses meliputi aspek afektif dan psikomotor individu serta kelompok, yang meliputi aspek perhatian, memberi informasi, menerima informasi, tanggungjawab, keaktipan dan kerjasama dalam berkelompok. Untuk mengukur keberhasilan aspek apektif digunakan teknik nontes, yaitu dengan observasi dan wawancara.

Hasil tindakan pemecahan masalah, berhubungan langsung dengan aspek kognitif. Untuk mengukur tingkat keberhasialan kognitif secara individu, dilakukan evaluasi terhadap hasil tindakan dengan teknik tes tertulis.

(20)

10

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

dukung, sedang (2), dan intek siswa, sedang (2). KKM = (2+2+2) x 1/9 x 100 = 66.67

C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk memperbaiki praktik pembelajaran, secara khusus penelitian ini bertujuan untuk :

a. Mengetahui perencanaan pembelajaran motode pembelajaran kooperatif teknik group investigation dalam meningkatkan kemampuan menulis laporan hasil pengamatan di kelas V SDN Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.

b. Mengetahui pelaksanaan pembelajaran motode pembelajaran kooperatif teknik group investigation dalam meningkatkan kemampuan menulis laporan hasil

pengamatan di kelas V SDN Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.

c. Mengetahui peningkatan pembelajaran motode pembelajaran kooperatif teknik group investigation dalam meningkatkan kemampuan menulis laporan hasil

pengamatan di kelas V SDN Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut :

a. Bagi guru

1) Penerapan motode pembelajaran kooperatif teknik group investigation diharapkan dapat meberi masukan kepada guru, sebagai upaya meningkatkan hasil belajar siswa untuk memperoleh sumber daya manusia yang berkualitas. 2) Dapat menambah pengetahuan guru mengenai model pembelajaran kooperatif

yang dapat diterapkan pada saat pembelajaran.

(21)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

1) Dapat meningkatkann kemampuan menulis dengan cara melaporkan hasil kunjungan dengan menggunakan kalimat yang runtut dan mudah dipahami. 2) Dapat memotivasi siswa dalam menulis.

c. Bagi sekolah

1) Membantu tercapinya tujuan keterampilan menulis.

2) Dapat meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya dalam pelajaran menulis.

D.Batasan Istilah

1. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang menggunakan kelompok kecil siswa untuk bekrjasama, saling membantu dalam tugas-tugas pembelajaran dan menekankan kepada bantuan antar anggota kelompok daripada kompetisi antarperseorangan.

2. Teknik Group Investigation adalah teknik pembelajaran kooperatif yang

memberi kesempatan kepada siswa untuk bekerja sendiri serta bekerja sama dengan orang lain (Sharan, 1992)

3. Menulis adalah kemampuan seseorang untuk menggunakan lambing-lambang bahasa untuk menyampaikan sesuatu baik berupa ide ataupun gagasan kepada orang lain atau pembaca yang dilakukan dengan menggunakan bahasa tulisan (Cahyani dan Rosmana, 2006:98)

4. Kunjungan adalah datang untuk melihat sesuatu yang di butuhkan oleh seseorang atua bersilaturahmi.

5. Group Investigation adalah sebuah penyelidikan dengan beberapa orang atau

(22)

34

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di SD Negeri Sindangheula yang beralamat di kampung Sindangheula Desa Kawungluwuk Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang. Alasan peneliti memilih sekolah tersebut adalah sebagai berikut.

a. Peneliti merupakan tenaga kerja sukarelawan di sekolah tersebut dan domisili dekat, sehingga peneliti lebih memahami keadaan, karakteristik, dan permasalahan yang dihadapi sekolah ini dibandingkan dengan mengadakan penelitian di sekolah lain.

b. Penelitian yang dilaksanakan tidak akan mengganggu tugas utama peneliti

selaku tenaga sukarelawan. Hal ini sesuai dengan salah satu prinsip penelitian tindakan kelas yang dikemukakan Kasbuloh (1999: 26) yaitu “Penelitian kelas atau penelitian tindakan kelas apapun tidak boleh mengganggu tugas mengajar. Guru melakukan tindakan kelas untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar, bukan untuk mengganggu kelancaran pembelajaran di kelas.”

c. Permasalahan yang peneliti jadikan kajian penelitian adalah masalah yang dihadapi sendiri oleh peneliti dalam pembelajaran di kelas yaitu rendahnya kemampuan siswa dalam menulis laporan hasil kunjungan. Hal ini sesuai dengan salah satukarakteristik penelitian tindakan kelas yang dikemukakan oleh Muslich Masnur (2012: 12) yaitu “Masalah Penelitian Tindakan Kelas berawal dari guru”.

d. Sekolah tempat penelitian tindakan kelas memerlukan inovasi pendidikan terutama dalam hal proses pembelajaran menulis laporan hasil kunjungan. 2. Waktu Penelitian

(23)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu B. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini siswa kelas V SDN. Sindangheula yang berjumlah 20 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 8 siswa perempuan. Latar belakang sosial ekonomi orang tua siswa sebagian besar merupakan kelas ekonomi menengah ke bawah. Mata pencaharian orang tua siswa sebagian besar adalah pedagang dan buruh tani. Pendidikan orang tua siswa beragam mulai dari SD, SLTP dan SLTA.

Adapun alasan pemeilihan subjek penelitian di kelas V ini adalah dengan pertimbangan kemampuan siswa dalam menulis laporan hasil kunjungan masih rendah sehingga memerlukan upaya untuk memperbaikinya.

C. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Permasalahan dalam penelitian ini muncul dari praktik pembelajaran

sehari-hari yang dirasakan langsung oleh guru dan siswa di dalam kelas, yaitu masalah pembelajaran menulis laporan hasil kunjungan. Sehingga diperlukan

suatu upaya untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran tersebut. Maka, metode yang relevan dengan permasalahan yang dihadapi adalah melalui metode penelitian tindakan kelas (classroom action research).

Beberapa ahli telah mengungkapkan tentang penelitian tindakan kelas (PTK), diantaranya adalah Arikunto (2006:3) yang menjelaskan bahwa “Penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama”.

(24)

36

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Hal yang sama diungkapkan oleh Kasbolah (1999:15) bahwa “PTK adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan yang dilaksanakan dalam kawasan kelas dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas pembelajaran”.

Dengan mengacu pada beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan bentuk penelitian tindakan yang dilakukan di kelas dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek pembelajaran. Sehingga PTK berfokus pada permasalahan praktis, yaitu permasalahan proses pembelajaran yang terjadi di kelas yaitu pada aspek-aspek pembelajaran seperti suasana kelas yang kurang kondusif, metode pembelajaran yang kurang tepat, media pembelajaran yang kurang mendukung, atau sistem penilaian yang tidak sesuai.

Dengan demikian bidang kajian penelitian ini yaitu praktik pembelajaran dengan memfokuskan pada metode pembelajaran yaitu penggunaan media objek

langsung dan teknik group investigation dengan menggunakan metode penelitian tindakan kelas.

2. Desain Penelitian

Dalam rangka memperbaiki permasalahan pembelajaran di kelas, maka guru memerlukan suatu bentuk rancangan atau desain penelitian dalam pembelajaran yang mampu memperbaiki permasalahan pembelajaran di kelas. Dalam hal ini, seorang guru harus peka terhadap hal-hal yang terjadi di kelas. Setiap permasalahan yang timbul harus segera diselesaikan agar tidak berkelanjutan. Dengan kata lain, rancangan pembelajaran untuk memperbaiki permasalah yang terjadi di kelas.

Desain penelitian yang digunakan adalah menggunakan desain penelitian tindakan kelas (Clasroom, Action Research). Hal ini sesuai dengan karakteristik penelitian tindakan kelas, yaitu berangkat dari permasalahan praktikfaktual. Permasalahan faktual adalah permasalahan yang timbul dalam kegiatan sehari-hari yang dihadapi guru (Wiraatmaja, 2005: 6).

(25)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

[image:25.595.121.497.256.635.2]

: 1) perencanaan (planing); 2) aksi/tindakan (acting); 3) observasi (observing); dan 4) refleksi (reflecting). Hanya saja sesudah suatu siklus selesai diimplementasikan, khususnya sesudah adanya refleksi , kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang (replaning) atau revisi terhadap implemtansi siklus sebelumnya. Selanjutnya, berdasarkan perencanaan ulang tersebut dilaksanakan dalam bentuk siklus tersendiri. Demikian untuk seterusnya, satu siklus berikutnya sehingga PTK dapat dilakukan dengan beberapakali siklus. Untuk lebih detailnya berikut ini dikemukakan oleh Kemmis dan MC Taggart dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3.1

Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart (Wiriaatmadja, 2005 : 66)

Dari gambar di atas, secara lebih rinci dapat dijabarkan sebagai berikut ini. a. Perencanaan Tindakan

(26)

38

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

1) penetapan bukti yang akan dijadikan indikator untuk mengukur pencapaian pemecahan masalah sebagai akibat dilakukannya tindakan, 2) penetapan tindakan-tindakan yang diharapkan akan menghasilkan

dampak ke arah perbaikan program,

3) pemilihan metode dan alat yang akan digunakan untuk mengamati dan merekam atau mendokumentasikan semua informasi tentang pelaksanaan tindakan,

4) perencanaan metode dan teknik pengolahan data sesuai dengan sifat data dan tujuan penelitian.

b. Pelaksanaan Tindakan

Menurut Sumarno (Kasbolah, 1999:87), dalam konteks PTK istilah tindakan dipahami sebagai aktivitas yang dirancang dengan sistematis untuk menghasilkan adanya peningkatan atau perbaikan dalam proses pembelajaran dan praktek pendidikan dalam kondisi kelas tertentu.

Berdasarkan pendapat Sudarsono (Kasbolah, 1999: 88), sebelum peneliti melaksanakan tindakan mereka perlu menyusun langkah-langkah sebagai berikut:

1) memberikan informasi kepada guru mengenai cara melakukan tindakan atau melatih guru melakukan tindakan sesuai dengan rencana, 2) mempersiapkan fasilitas dan sarana pendukung yang diperlukan di

kelas,

3) menyiapkan contoh-contoh perintah atau suruhan melakukan tindakan secara jelas,

4) mempersiapkan cara-cara melakukan observasi terhadap hasil yang dicapai dan mempersiapkan segala alat yang diperlukan,

5) menyusun skenario mengenai segala hal yang akan dilakukan oleh guru, peneliti, dan apa yang akan dikerjakan oleh siswa dalam pelaksanaan tindakan yang sudah direncanakan.

c. Observasi

(27)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu d. Refleksi

Pada dasarnya refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi, dan evaluasi atas informasi yang diperoleh dari kegiatan observasi. Oleh karena itu refleksi dalam PTK tidak hanya dilakukan pada akhir pelaksanaan tindakan. Sesuai pendapat Kasbolah (1999:100) bahwa, “Refleksi seyogyanya dilakukan pada saat memikirkan tindakan yang akan dilakukan, ketika tindakan sedang dilakukan, dan setelah tindakan dilakukan”.

3. Prosedur Penelitian

Tahap penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian tindakan kelas ini adalah berbentuk siklus, setiap siklus satu pertemuan yang terdiri dari 2 jam pelajaran (2 x 35 menit), pada akhir pembelajaran dilakukan tes akhir untuk mengukur sejauh mana tujuan pembelajaran dalam menulis laporan hasil kunjungan dengan bahasa yang runtutdi kelas V SDN Sindangheula dapat tercapai.

Dalam penelitian tindakan kelas ini peneliti menggunakan model spiral yang dikembangkan oleh Kemmis dan Taggart (dalam Wiraatmadja: 2005), yaitu

model siklus yang dilakukan secara berulang dan berkelanjutan. Artinya, semakin lama diharapkan semakin meningkat perubahan atau pencapaian hasilnya. Secara lebih rinci prosedur penelitian tindakan tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut ini.

1) Tahap perencanaan tindakan (planing)

Langkah-langkah perencanaan tindakan yang peneliti lakukan adalah sebagai berikut:

a) permohonan ijin kepada kepala sekolah dan kesediaan guru kelas V sebagai praktikan serta rekan-rekan guru sebagai mitra peneliti.

b) mengadakan penelitian awal untuk memperoleh data.

c) memperkenalkan teknik pembelajaran yang dianggap lebih efektif untuk pencapaian indikator.

(28)

40

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

e) menyiapkan instrumen pengumpul data untuk digunakan dalam pelaksanaan tindakan.

2) Tahap Pelaksanaan Tindakan (Acting)

Tahapan-tahapan yang akan dilaksanakan baik yang dilaksanakan guru atau siswa dengan menggunakan teknik group investigationa dalah sebagai berikut ini.

A. Kegiatan Awal (±10 menit) 1. Guru mengucapkan salam 2. Guru dan siswa berdoa

3. Guru melakukan pengabsenan

4. Guru mengarahkan siswa ke arah pembelajaran yang kondusif 5. Melakuakan apersepsi dengan menyanyikan “Lagu Kebunku”

bersama siswa

6. Guru menjelaskan dan menginformasikan tujuan pembelajaran dan

langkah-langkah pembelajaran yang akan dilaksanakan B. Kegiatan Inti (±85 menit)

1. Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang materi pembelajaran 2. Siswa dan guru melakukan tanya jawab aktif seputar materi

pembelajaran

3. Siswa dibagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari 5 anggota

4. Siswa diberi LKS, kemudian mengerjakan LKS tersebut berdasarkan langkah-langkah pembelajaran, adapun langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut:

a. Setiap kelompok keluar kelas untuk melakukan pengamatan di kebun sekolah

b. Setiap kelompok mencatat hal-hal yang dianggap penting berdasarkan tugas masing-masing

c. Hasil pengamatan dari masing-masing anggota dikumpulkan kemudian didiskusikan

(29)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

e. Setiap kelompok menulis laporan berdasarkan kerangka laporan yang telah disusun

f. Setiap kelompok mengoreksi hasil laporan berdasarkan komentar atau saran dari orang lain atau kelompok lain

5. Siswa menyimpulkan hasil pembelajaran dengan bimbingan guru C. Kegiatan Akhir (±20 menit)

1. Guru melakukan evaluasi

2. Guru melakukan tindak lanjut berupa pekerjaan rumah membuat laporan pengamatan tentang lingkungan tempat tinggalnya

3. Guru memberikan penguatan dan pementapan materi 4. Guru menutup pembelajaran

5. Guru mengucapkan salam

Pada tahap ini, kegiatan dilakuan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas V SDN Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang.

Peneliti bersama-sama dengan guru kelas tersebut melaksanakan pembelajaran menulis laporan hasil kunjungan dengan menggunakan teknik group

investigation. Apabila tujuan pembelajaran belum tercapai pada siklus pertama,

maka dilanjutkan pada siklus berikutnya. 3) Tahap observasi

Tahap observasi ini dilakukan terhadap proses dan hasil perbaikan. Observasi ini dilaksanakan selama proses pembelajaran berlangsung. Pengamatan terfokus pada perilaku mengajar guru, perilaku belajar siswa, dan interaksi antara guru dan siswa.

Observasi adalah kegiatan pengumpulan data atau informasi melalui pengamatan secara langsung untuk mengetahui berbagai hal. Observasi ini merupakan teknik pengumpulan data/informasi yang amat sederhana yang dilakukan secara sistematis, mengenai aspek-aspek yang diobservasi.

(30)

42

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

tepat di kelas V SDN Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang. Alat observasi yang penulis gunakan berupa catatan lapangan, lembar observasi kinerja guru dan aktivitas siswa, lembar tes siswa dan wawancara, kemudian hasil observasi dijadikan bahan kajian untuk mengukur keberhasilan tindakan yang telah dilakukan.

4) Tahap Analisis dan Refleksi (Reflekting)

Tahap analisis dan refleksi merupakan tahap kegiatan untuk menganalisis, interpretasi dan eksplanasi (penjelasan) terhadap semua informasi yang diperoleh selama pelaksanaan tindakan (Kasbolah, 1998: 74). Informasi yang didapat selanjutnya dibandingkan dengan pengalaman sebelumnya, kemudian dikaitkan dengan teori tertentu atau hasil penelitian yang relevan. Hasil yang sudah dianalisis, kemudian melalui proses refleksi akan ditarik sebuah kesimpulan.

Tahap analisis dan refleksi dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil tindakan yang telah dilakukan dalam pembelajaran menulis

laporan hasil kunjungan dengan menggunakan teknik group investigation. Analisis dan refleksi juga bermanfaat bagi peneliti dalam melakukan tindakan

berikutnya sebagai umpan balik bagi tindakan selanjutnya.

Dengan kegiatan refleksi ini, semua unsur dalam penelitian terjalin dan terkoordinasi dengan baik yaitu antara peneliti dengan praktisi, sehingga semua yang terlibat dalam penelitian ini akan memperoleh bahan masukan yang cukup berharga dan mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan profesionalismenya berkaitan dengan tugas kesehariannya di kelas terutama dalam kemampuan menyampaikan materi pembelajaran menulis.

Hasil yang diperoleh dari kegiatan analisis dan refleksi dijadikan sumber bagi tindakan selanjutnya, yaitu dalam rangka memperbaiki, menyempurnakan atau meninggalkan kebiasaan yang kurang baik dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas V SDN Sindangheula dalam menulis laporan hasil kunjungan dengan bahasa yang runtut serta ejaan yang benar.

(31)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

pemahaman dalam mendeskripsikan tempat sesuai denah pada siswa kelas V SDN Sindangheula.

Adapun langkah-langkah dari kegiatan analisis dan refleksi yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1. Analisis, sintesis, dan interprestasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan,

2. Melakukan kegiatan evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan,

3. Memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan dan pelayanan pembelajaran secara berkelanjutan.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

1. Pedoman Observasi

Menurut Arikunto (2005 : 30) Observasi adalah suatu teknik yang

dilakukan dengan cara mengadakan pengamatan secara teliti serta pencatatan secara sistematis”. Observasi dilakukan untuk mengamati dan mengetahui aktivitas dan perilaku siswa kelas V SDN Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang dalam proses pembelajaran menulis laporan hasil pengamatan dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik group investigation.

Instrumen yang digunakan pada teknik ini adalah pedoman observasi. Pedoman observasi digunakan untuk merekam data hasil observasi terhadap kinerja guru dan aktivitas siswa selama proses menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik group investigation di kelas V SDN Sindangheula.

2. Pedoman Wawancara

(32)

44

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Berdasarkan pengertian di atas, maka instrumen dalam wawancara yaitu pedoman wawancara. Pedoman Wawancara digunakan peneliti untuk memperoleh data tentang kesulitan dan kesan-kesan yang diperoleh siswa dan guru dalam pembelajaran menulis surat pribadi dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik group investigation.

3. Catatan Lapangan

Catatan lapangan merupakan catatan semua peristiwa yang terjadi dalam suatu kegiatan, maka dalam catatan lapangan tersebut memuat berbagai kegiatan yang dilakukan. Dalam hal ini sejalan dengan pendapat Wiriaatmadja (2005: 125) yang mengemukakan bahwa “Catatan lapangan memuat deskriptif berbagai kegiatan suasana kelas, iklim sekolah, kepemimpinan, berbagai bentuk interaksi sosial, dan nuansa-nuansa lainnya”. Catatan lapangan dibuat oleh peneliti untuk menganalisis semua kegiatan terhadap menulis laporan hasil pengamatan dengan menerapkan menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik group

investigation, sehingga nantinya bisa nampak dalam catatan lapangan

ketercapaian target penelitian yang ditentukan oleh peneliti, melalui catatan

lapangan ini pula peneliti dapat merefleksi tindakan yang telah dilakukan, apabila tidak mencapai target maka perlu dilakukan tindakan berikutnya.

4. Tes Hasil Belajar

Tes merupakan suatu alat evaluasi untuk mengetahui keadaan seseorang lisan maupun tulisan. Dalam hal ini Kusuma (Arikunto, 2005: 32) berpendapat bahwa „Tes adalah suatu alat atau prosedur yang sistematis dan objektif untuk memperoleh data-data atau keterangan-keterangan yang diinginkan tentang sesorang, dengan cara yang boleh dikatakan tepat dan cepat‟. Alat yang digunakan berupa soal dan format penilaian dalam hal ini dilakukan oleh peneliti untuk mengukur pemahaman siswa akan materi yang diajarkan guru.

F. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data 1. Teknik Pengolahan Data

(33)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

diperoleh dengan teknik-teknik tersebut dikumpulkan secara bertahap pada setiap pelaksanaan pembelajaran.

a. Teknik Pengolahan Data Proses

Data proses berupa deskripsi pelaksanaan tindakan pada pembelajaran menulis laporan hasil kunjungan. Pengolahan data proses diperlukan untuk memonitor tahap-tahap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan observasi, wawancara, dan catatan lapangan yang instrumennya berbentuk pedoman observasi, pedoman wawancara, dan catatan lapangan.

Pengolahan data proses dilakukan melalui format penilaian yang terdiri dari dua aspek penilaian keaktifan, perhatian dan kerjasama seluruh siswa dalam proses pembelajaran. Masing-masing aspek memiliki skor tertinggi 3, jadi skor idealnya 9. Penjelasan untuk deskriptornya adalah sebagai berikut:

Keaktifan :

1. Siswa aktif mengajukan pertanyaan.

2. Siswa aktif menjawab pertanyaan.

3. Siswa aktif mengajukan saran atau pendapat.

Perhatian :

1. Siswa memusatkan perhatian terhadap materi yang dipelajari. 2. Siswa tidak ngobrol saat pembelajaran.

3. Tidak mengganggu siswa yang lain. Kerjasama :

1. Siswa menunjukan kekompakan pada saat bekerja kelompok. 2. Siswa memberi bantuan kepada teman sekelompoknya. 3. Siswa mau menerima pendapat dari teman sekelompoknya.

Keterangan :

diisi dengan tanda ceklis (√) sesuai dengan kriteria berikut : 3 : Jika semua indikator dilaksanakan

(34)

46

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu Kriteria Penilaian

A. 7 – 9 : Baik B. 4 – 6 : Cukup C. < 3 : Kurang

b. Teknik Pengolahan Data Hasil

Data hasil belajar siswa berupa hasil penilaian pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Data hasil tindakan ini diperlukan untuk mengetahui sejauhmana efektivitas penggunaan teknik group investigation dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis laporan hasil kunjungan yang instrumennya berbentuk format penilaian aktivitas siswa dan format penilaian kemampuan siswa.

Yang terdiri dari dua aspek yang dinilai yaitu, bahasa yang runtut dan kesesuaian isi laporan dan penggunaan ejaan yang tepat. Masing-masing aspek mempunyai skor tertinggi 3, sehingga skor idealnya 9. Maka nilai yang diperoleh

siswa adalah skor perolehan dari ketiga aspek tersebut dibagi skor ideal dan dikali 100.

Deskriptor Penilaian 1) Bahasa yang runtut

Skor 3 : Jika kata-kata yang digunakan bervariasi dan runtut

Skor 2 : Jika kata-kata yang digunakan kurang bervariasi dan runtut Skor 1 Jika kata-kata yang digunakan tidak bervariasi dan tidak runtut 2) Kesesuaian Isi

Skor 3 : Jika kata-kata sesuai dengan objek yang diamati serta susunan katanya tepat

Skor 2 : Jika kata-kata sesuai dengan objek yang diamati serta susunan katanya kurang tepat

Skor 1 : Jika kata-kata tidak sesuai dengan objek yang diamati serta susunan katanya tidak tepat

3) Ejaan

Skor 3 : Jika penggunaan penempatan ejaan sesuai dengan susunan kalimat yang tepat

Skor 2 : Jika penggunaan penempatan ejaan sesuai susunan tetapi kalimat kurang tepat

(35)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

Nilai = Skor perolehan X 100 Skor ideal

1. Skor idealnya adalah 9 2. KKM nya adalah 65

3. Siswa dikatakan “TUNTAS” jika Nilai yang diperolehnya 65 atau ≥ 65 4. Siswa dikatakan “BELUM TUNTAS” jika Nilai yang diperolehnya ≤ 65.

Sehingga dapat diartikan jika nilai siswa berada di atas KKM maka siswa tersebut dapat dikatakan tuntas dan jika nilai siswa berada di bawah KKM maka

dapat dikatakan belum tuntas. Pembelajaran dapat dikatakan tuntas apabila siswa yang lulus sudah mencapai 85% (Mastery Learning) dari jumlah siswa

keseluruhan.

G.Validasi Data

Untuk mengetahui validitas sebuah data penulis menggunakan beberapa buah validasi data, hal ini mengacu kepada pendapat Hopkins (dalam Winiatmaja, 2005 : 168-171) bahwa untuk mengetahui validitas data dapat menggunakan :

1. Member cheek, Member check adalah cara untuk mencari keabsahan data

terhadap kebenaran data yang diperoleh setelah selesai mengumpulkan data, yakni dengan cara mengkonfirmasikan kepada subjek penelitian maupun sumber lain yang berkompeten. Member check dilakukan untuk mengemukakan hasil temuan sementara untuk memperoleh tanggapan, pendapat dari guru praktisi atau dari siswa terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis laporan hasil kunjungan dengan teknik group investigation, sehingga diperoleh data yang akurat.

2. Triangulasi, yakni Triangulasi yaitu memeriksa kebenaran data yang

diperoleh peneliti dengan membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber lain yakni guru dan siswa, tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal.Teknik triangulasi dapat digunakan sebagai pemeriksaan data melalui sumber lain. Peneliti menggunakan triangulasi dengan metode untuk mengecek derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian dengan teknik pengumpulan data yang meliputi: observasi, wawancara, catatan lapangan, dan tes hasil belajar dalam pembelajaran menulis laporan hasil kunjungan dengan menggunakan teknik group investigation.

3. Audit trial, yakni cara pemeriksaan keabsahan data dengan cara diskusi,

diskusi ini bisa dilaksanakan dengan kepala sekolah, praktisi, dan guru-guru sebagai rekan sejawat.

(36)

48

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

mengkonsultasikan temuannya kepada kepala sekolah dan dosen pembimbing pelaksanaan kegiatan penelitian.

Semua tahapan validasi data pada penelitian ini dilakukan secara berurutan dari siklus I sampai dengan siklus terakhir sehingga data yang terkumpul betul-betul bisa dipertanggungjawabkan keabsahannya.

Berdasarkan validitas di atas, maka validitas data yang akan digunakan adalah teknik member chek, expert opinion, dan triangulasi. Untuk validitas data member chek, setelah wawancara dengan guru dan siswa serta observasi terhadap

kinerja guru dan aktivitas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, peneliti memeriksa hasil wawancara dan observasi.

Dalam melakukan triangulasi, setelah observasi dan wawancara kinerja guru dan aktivitas siswa peneliti akan membandingkan serta mendiskusikan hasil observasi tersebut dengan guru yang telah melakukan observasi pada saat pembelajaran Bahasa Indonesia. Contoh triangulasi dilakukan pada saat peneliti

membandingkan aktifitas guru dan siswa selama proses pembelajaran serta hasil yang dicapai dalam menulis laporan hasil pengamatan dengan menggunakan

metode pembelajaran kooperatif teknik group investigation. Hasilnya dicatat dalam catatan lapangan agar dapat diketahui peningkatannya.

(37)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian yang dilakukan dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik group investigations untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis laporan hasil pengamatan di kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pada tahap perencanaan, peneliti yang bertindak sebagai praktikan atau guru pelaksana praktikan merencanakan pembelajaran berdasarkan langkah-langkah perencanaan yaitu mempersiapkan dan menyusun materi yang akan disampaikan, menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menerapkan metode permainan dengan media kartu berpasangan, menyusun

alat evaluasi berup soal dan lembar observasi, dan mempersiapkan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang dibuat utnuk dibagikan pada tiap kelompok. Itu

semua dilaksanakan sesuai dengan target yang direncanakan. Hasil yang diperoleh pada tahap perencanaan jika dipersentasekan ketercapaian indikator kinerja guru dari setiap siklus adalah, tindakan siklus I sebesar 87,5% dan tindakan siklus II sebesar 100%.

(38)

92

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

peningkatan. Hal ini diperoleh dari data hasil observasi penilaian proses siswa. Adapun persentase penilaian proses dari setiap siklusnya adalah untuk tindakan siklus I aspek keaktifan pada tindakan siklus I persentasenya sebesar 45% pada tindakan siklus II mengalami peningkatan sebesar 35% menjadi 80%, aspek perhatian pada tindakan siklus I persentasenya sebesar 40% pada tindakan siklus II mengalami peningkatan sebesar 40% menjadi 80%, dan aspek kerjasama pada tindakan siklus I persentasenya sebesar 55% pada tindakan siklus II mengalami peningkatan sebesar 25% menjadi 80%.

3. Peningkatan kemampuan menulis laporan hasil pengamatan dengan menerapkan metode pembelajaran kooperatif teknik group investigations dapat dilihat dari hasil tes belajar siswa dan aktivitas siswa. Peningkatan tes belajar siswa yang diperoleh dari mulai data awal sampai tiap siklus adalah data awal siswa yang tuntas sebanyak delapan siswa dengan persentase 40% meningkat 25% pada siklus I menjadi siswa yang tuntas sebanyak 13 siswa

dengan persentase 65% kemudian meningkat lagi 35% pada siklus II menjadi 90% dengan 18 siswa yang tuntas. Semuanya sesuai dengan yang telah

ditargetkan. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penerapan metode pembelajaran kooperatif teknik group investigations di kelas V dalam menulis laporan hasil pengamatan dapat meningkatkan kemampuan menulis laporan hasil pengamatan.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan mengenai penerapan metode menulis laporan hasil pengamatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan menulis laporan hasil pengamatan di kelas V SD Negeri Sindangheula, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut.

1. Bagi Guru

(39)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

dan mata pelajaran yang lain. Kemudian dari pada itu untuk mengembangkan proses pembelajaran agar lebih aktif, interkatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan dalam mencapai tujuan pembelajaran, guru hendaknya menjalankan tugas dengan baik sesuai dengan tanggung jawabnya sebagai pendidik, pengajar, motivator dan fasilitator yang selalu mendampingi siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2. Bagi Siswa

Dalam penelitian ini terbukti dengan penerapan metode menulis laporan hasil pengamatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan menulis laporan hasil pengamatan, maka diharapkan siswa lebih aktif dalam pembelajaran, dapat melakukan kerjasama, focus pada saat pembelajaran, bisa mengembangkan dan mengungkapkn sesuatu, dan harus mau mencoba sesuatu yang baru.

3. Bagi Lembaga

Seiring dengan berjalannya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, lembaga hendaknya lebih membuka diri terhadap berbagai inovasi

pembelajaran dan pembaharuan untuk meningkatkan mutu pendidikan, salah satunya dengan penerapan metode menulis laporan hasil pengamatan dalam Pembelajaran Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan menulis laporan hasil pengamatan, yang telah terbukti keberhasilannya pada penelitian tindakan kelas yang telah dilakukan.

4. Bagi Peneliti Lain

(40)

Ratnaningsih, 2013

Penerapan Metode Pembelajaran Kooperatif Teknik Group Investigation Untuk Meningkatkan Kemampuan Menulis Laporan Hasil Pengamatan Pada Siswa Kelas V SD Negeri Sindangheula Kecamatan Tanjungsiang Kabupaten Subang

UPI Kampus Sumedang | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi (1992). Prosedur Penelitian Suatu. Praktis. Jakarta. PT. Melton Putra

Cahyani dan Rosmana. (2006). Pendidikan Bahasa Indonesia. Bandung: UPI PRESS

Djuanda,Dadan dkk (2009). Model Pembelajaran Di Sekolah Dasar.

Djuanda, Dadan (2008). Pembelajaran Keterampilan Berbahasa Indonesia di Sekolah Dasar.Bandung: Pustaka Latifah.

Depdikbud. (2007). Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Depdiknas. (2009). Sosialisasi Dan Pelatihan KTSP 2009 Pendidikan.

Kasbolah, K. 1998 – 1999. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta : Depdikbud

Lie, Anita. (2007). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Moleong, Lexi. (2004). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosdakarya Resmini, Novi, dkk. (2006). Pembinaan dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bandung : UPI PRESS

Sanjaya, Wina. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses. Jakarta: Kencana

Sutardi dan Sutirjo (2006). Pembaharuan dalam PBM di SD. Bandung: UPI PRESS.

Sudjana, Nana (1989). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT Remaja Rosda Karya

Universitas Pendidikan Indonesia. (2009). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung : UPI

Gambar

Gambar 3.1 Model Spiral Kemmis dan Mc Taggart

Referensi

Dokumen terkait

campur kode adalah sebuah kode utama atau kode dasar yang digunakan memiliki fungsi dan otonomi, sedangkan kode yang lain yang terlibat dalam penggunaan bahasa tersebut hanyalah

Pada dasarnya proses seleksi dan rekrutmen serta penempatan karyawan sesuai dengan kemampuan dirinya yang dilakukan pada satu perusahaan sangat besar manfaatnya dalam

PEMISAHAN DAN PEMURNIAN SENYAWA METIL PIPERAT DARI EKSTRAK METANOL TUMBUHAN CABE JAWA (Piper retrofractum Vahl. ) ASAL JAWA BARAT.. Universitas Pendidikan Indonesia

[r]

Hasil analisis sidik ragam dan uji lanjut DMRT daya serap air setelah pemaparan.. Sumber Keragaman Derajat Bebas Jumlah Kuadrat Kuadrat Tengah

Dengan adanya aplikasi ini bagi pemula yang menggemari bulu tangkis dapat mempelajari dengan baik dan benar, selain itu aplikasi ini juga memberikan informasi yang lengkap

Sebagai tindak lanjut dari kegiatan tersebut, bersama ini kami sampaikan pengumuman nama-nama guru peserta PLPG tahap I – tahap II yang dinyatakan (a) LULUS, (b) MENGIKUTI

Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) berbasis budaya sekolah memotret berbagai macam bentuk pembiasaan, model tata kelola sekolah, termasuk di dalamnya pengembangan peraturan