Yati Hayati Ramdaniah, 2013
PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK
MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA
PADA BILANGAN PECAHAN
( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kamarang
Greged Kabupaten Cirebon)
SKRIPSI
Diajukan untuk menempuh Ujian sebagian dari Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh
Yati Hayati Ramdaniah 0811626
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
BANDUNG
2013
Oleh
Yati Hayati Ramdaniah
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Yati Hayati Ramdaniah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Januari 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,
ABSTRAK
PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA
PADA BILANGAN PECAHAN DIKELAS IV SDN 1 KAMARANG KECAMATAN GREGED KABUPATEN CIREBON
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan. Adapun penyebab timbulnya permasalahan tersebut karena guru tidak menggunakan alat atau media dalam menjelaskan materi pelajaran yang berkaitan dengan soal cerita matematika itu sendiri sehingga murid menjadi cepat lupa dengan materi yang telah diberikan, kurangnya latihan siswa untuk menyelesaikan soal cerita pecahan, penyampaian guru cenderung bersifat monoton, hampir tanpa variasi kreatif, kalau siswa ditanya ada saja alasan yang mereka kemukakan seperti matematika itu sulit, takut disuruh kedepan, tidak mampu menjawab dsb.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan kelas IV SD Negeri 1 Kamarang Greged Kabupaten Cirebon. Melalui Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan serta memperluas pengetahuan dan wawasan guru mengenai pendekatan dan metode belajar yang dapat memotivasi, juga membangkitkan minat dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan.Adapun desain penelitian ini mengacu pada rancangan penelitian dari Arikunto, yaitu Model yang dimulai dari Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Kemudian mengadakan perencanaan kembali, pembelajaran ini dilakukan dalam dua siklus. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar wawancara siswa, dan tes hasil belajar. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan Program Anates.Dari hasil analisis data pada dua siklus tindakan penelitian, terdapat peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan, yaitu pada siklus pertama yang tuntas dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan adalah 17 siswa (71%) dengan rata-rata 69,00 , pada siklus kedua menjadi 20 siswa (83%) dengan rata-rata 84,33. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Dapat Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Bilangan Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kamarang Greged Kabupaten Cirebon.
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
ABSTRACT
APPLICATION OF MATHEMATICAL APPROACH FOR IMPROVED realistic STORY TO SOLVE PROBLEMS class fractions IV SDN 1
KAMARANG DISTRICT DISTRICT GREGED CIREBON
The research was motivated by the difficulty students in completing the story about fractions. The causes of these problems because the teachers do not use tools or media in explaining the subject matter relating to stories about mathematics itself so that students become quickly forgotten with the material that has been given, the lack of training students to complete a story about fractions, teachers tend to be monotonous delivery, almost invariably creative, if there is any reason the student asked that they put it like that math is hard, afraid ordered forward, was unable to answer and so on. The aim in this action research is to improve students' ability to solve problems on the story fractions fourth grade school 1 KamarangGreged Cirebon regency. Through this research is expected to improve student learning outcomes in solving problems as well as story fragments teachers expand their knowledge and insights regarding approaches and methods of learning that can motivate, as well as generate interest and ability of students to solve problems on the story fractions. The design of this research refers to the study design of Arikunto, the model starts from planning, action, observation, and reflection. Then hold a re-planning, learning was conducted in two cycles. Data collection tool used in this study is teacher observation sheet, observation sheets student, student questionnaires, and achievement test. The collected data were processed and analyzed using Anates Program. From the analysis of the data on two cycles of action research, there is an increased ability to solve problems story of the fractions, which were completed in the first cycle in solving problems in the story fractions were 17 students (71%) with an average of 69.00, the cycle two to 20 students (83%) with an average of 84.33. From the above it can be concluded that exposure Implementation of Realistic Mathematics Approach to Improve Problem Solving Ability Story In Numbers Denomination In Grade IV Elementary School 1 KamarangGreged Cirebon regency.
PERNYATAAN ... i
A. Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar ... 8
B. Pendekatan Matematik Realistik ... 11
C. Pemahaman Konsep Matematika ... 15
D. Pengertian Hasil Belajar ... 15
E. Soal Cerita Pecahan ... 16
F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 16
G. Kerangka Berfikir ... 17
H. Hipotesis Tindakan ... 18
BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 19
A. MetodePenelitian ... 19
B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 23
C. Instrumen Penelitian ... 25
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42
A. Hasil Penelitian ... 44
B. Pembahasan ... 72
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA ... 79
DAFTAR TABEL
Tabel 0.1 Daftar Nilai Rata-rata Matematika ... 2
Tabel 3.1 Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus I ... 30
Tabel 3.2 Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus II ... 31
Tabel 3.3 Aturan Penskoran Setiap Item Tes ... 38
Tabel 4.1 Data Personal Guru ... 40
Tabel 4.2 Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 43
Tabel 4.3 Keadaan Unit Gedung & Ruang Belajar ... 43
Tabel 4.4 Keadaan Ruang Penunjang Kegiatan ... 44
Tabel 4.5 Keadaan Meja dan Kursi ... 44
Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus ... 49
Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 52
Tabel 4.8 Hasil Wawancara Siswa Siklus I ... 54
Tabel 4.9 Hasil Tes Pemahaman Siklus I ... 56
Tabel 4.10 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 57
Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 62
Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 64
Tabel 4.13 Hasil Wawancara Siswa Siklus II ... 66
Tabel 4.14 Hasil Tes Pemahaman Siklus II ... 67
Tabel 4.15 Ketuntasa Belajar Siswa Siklus II ... 68
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Model Desain Penelitian Arikunto ... 22
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 3.2 Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 36
Diagram 4.1 Diagram Peningkatan Pemahaman Siswa dari
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 81
Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 90
Lampiran 3 Soal Evaluasi Siklus I ... 91
Lampiran 4 Hasil Tes Pemahaman Siklus I ... 93
Lampiran 5 Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus I ... 94
Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa Siklus i ... 95
Lampiran 7 Hasil Refleksi Siklus I ... 96
Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 97
Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa (LKS) ...105
Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus I ...106
Lampiran 11 Hasil Tes Pemahaman Siklus II ...108
Lampiran 12 Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus II ...109
Lampiran 13 Hasil Wawancara Siswa Siklus II ...110
Lampiran 14 Pedoman Wawancara Siswa yang Nilainya di bawah KKM ...111
Lampiran 15 Hasil Refleksi Siklus II ...112
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia
dengan mengadakan pembaharuan sistem pendidikan nasional,
pengembangan otonomi sekolah melalui Manajemen Berbasis Sekolah
(MBS). Pembaruan – pembaruan di bidang pendidikan merupakan salah
satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Salah satunya
adalah pendidikan matematika yang memiliki peranan sangat penting untuk
semua bidang ilmu terutama sains dan teknologi.
Matematika memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan
manusia,apalagi dalam kehidupan modern sekarang. Keberhasilan proses
belajar mengajar matematika tidak terlepas dari persiapan peserta didik dan
persiapan oleh para tenaga pendidik di bidangnya dan bagi para peserta
didik yang sudah siap untuk mengikuti pembelajaran matematika akan
merasa senang mengikuti pelajaran tersebut.
Dalam peraturan menteri pendidikan nasional No. 23 tahun 2006
tanggal 23 Mei 2006 pasal 2 ayat 1 ditegaskan bahwa tujuan pendidikan
sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan
mengikuti pendidikan lebih lanjut.
Banyak orang menganggap bahwa matematika adalah pembelajaran
membosankan,malah menakutkan,hanya mempunyai jawaban tunggal untuk
setiap permasalahan dan hanya dapat dipahami oleh segelintir orang.
Pandangan ini diperkuat lagi karena matematika diajarkan sebagai produk
jadiyang siap pakai ( rumus ) dan guru mengarjakannya secara mekanistis
2
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
Berikut diperoleh data tentang prestasi belajar matematika siswa kelas
IV SDN 1 Kamarang berdasarkan nilai raport dalam menyelesaikan soal
matematika tahun pelajaran 2011/2012 sebagai berikut :
Tabel 01
Daftar Nilai Rata-rata Matematika
Kelas Nilai Rata- rata Pada Mata Pelajaran Matematika
IV A 63
IV B 65
Sumber: Daftar Nilai Raport Siswa Kelas IV A dan IV B TahunPelajaran
2011/ 2012, dikutip tanggal, 06 September 2012.
Berdasarkan Tabel 01 diatas,kelas IV A memiliki nilai rata- rata 63
sedangkan kelas IV B nilai rata-rata 65 oleh karena itu peneliti mengambil
satu kelas yaitu kelas yaitu kelas IV A sebagai objek dalam penelitian ini.
Rendahnya hasil belajar siswa dapat disebabkan karena dalam
pengajaran matematika, penyampaian guru cenderung bersifat monoton
(hampir tanpa variasi kreatif) kalau saja siswa, siswa selalu berkata
matematika itu sulit,merupakan pelajaran menakutkan takut disuruh ke
depan dan sebagainya (Mahmud, S.Ag, Guru Kelas IV A, Wawancara,
Tanggal 12 Oktober 2012).
Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam menyelesaikan
soal cerita sebagian besar pendekatan yang digunakan masih bersifat
mekanistis. Selama ini proses belajar mengajar hanya didominasi dengan
diskusi, penugasan dan latihan sehingga dalam waktu yang relatif singkat
guru dapat menyelesaikan bahan pelajaran, kenyataan ini diperkuat oleh
alasan guru yaitu mengajar target kurikulum, hal yang demikian merupakan
faktor yang menjadikan matematika termasuk pelajaran yang asing yang
akhirnya kurang diminati.
Dari hasil wawancara terhadap 10 murid juga menunjukkan bahwa
pecahan merupakan materi matematika yang sangat penting, karena
merupakan dasar dalam belajar matematika lebih lanjut, serta banyak
digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam bidang yang lain.
Melihat kondisi di SDN 1 Kamarang yang sering dialami siswa kelas
IV A SDN 1 Kamarang dalam mengerjakan soal bentuk cerita matematika
(Pecahan), terutama seperti sulit memahami dan mengilustrasikan soal cerita,
prestasi yang masih rendah pada mata pelajaran matematika yang
diantaranya kebanyakan siswa memperoleh nilai rata- rata 63, pendekatan
yang digunakan masih bersifat mekanistis, penyampaian guru cenderung
bersifat monoton dan guru tidak menggunakan alat atau media dalam
menjelaskan materi pelajaran yang berkaitan dengan soal cerita matematika
itu sendiri sehingga murid menjadi cepat lupa dengan materi yang telah
diberikan. (Mahmud, S.Ag, Guru Kelas IV, Wawancara, tanggal 12 Oktober
2012)
Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakannya suatu penelitian
yang difokuskan bagi siswa kelas IV A SDN 1 Kamarang Kecamatan
Greged Kabupaten Cirebon dengan mencoba satu pendekatan baru yang
lebih mengarahkan siswa ke dunia nyata yaitu satu pendekatan yang disebut
dengan pendekatan matematika realistik, karena pendekatan ini lebih
memfokuskan pada kehidupan riil, dimana pendekatan matematika realistik
dikembangkan berdasarkan pemikiran Hans Fruedenthal yang berpendapat
bahwa matematika merupakan aktivitas insani (human aktifities) yang harus
dikaitkan dengan realitas. Pendekatan matematika realistik lebih
memanfaatkan realitas dan lingkungan yang lebih mudah dipahami siswa
serta untuk memperlancar proses pembelajaran matematika. Oleh karena itu peneliti mencoba melakukan penelitian tentang “Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Menyelesaikan Soal Cerita pada
Bilangan Pecahan”
4
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
Berdasarkan paparan diatas maka masalah-masalah dapat dipaparkan
sebagai berikut :
1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Matematika dengan
menerapkan pendekatan matematika realistik terhadap siswa kelas IV
SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dalam
menyelesaikan soal cerita pecahan ?
2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan
menerapkan pendekatan matematika realistik terhadap siswa kelas IV
SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dalam
menyelesaikan soal cerita pecahan ?
3. Apakah hasil belajar siswa siswa kelas IV SDN 1 Kamarang
Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dalam menyelesaikan soal
cerita pecahan dapat meningkat setelah diterapkan pendekatan
matematika realistik ?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui :
1. Perencanaan pembelajaran matematika dengan menerapkan
Pendekatan Matematika Realistik terhadap siswa kelas IV SDN 1
Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon tentang
penyelesaian soal cerita pecahan.
2. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menerapkan
pendekatan matematika realistik terhadap siswa kelas IV SDN 1
Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dalam
menyelesaikan soal cerita pecahan.
3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan
Greged Kabupaten Cirebon dalam menyelesaikan soal cerita pecahan
dengan menerapkan pendekatan matematika realistik.
Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Siswa,
Guru, Sekolah dan Peneliti.
1. Bagi siswa
a. Membuat siswa lebih berperan aktif dan terampil dalam
belajar.
b. Dapat merangsang kemampuan berfikir siswa dalam
memecahkan masalah.
c. Dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan
dalam upaya mengembangkan pengetahuan.
d. Menambah semangat dalam mengikuti Mata Pelajaran
Matematika.
2. Bagi Guru
a. Dapat dijadikan sebagai alternatif untuk memilih/
menyiapkan strategi pembelajaran yang bisa
meningkatkan pemahaman siswa sesuai yang diharapkan.
b. Untuk menumbuhkembangkan potensi belajar siswa
khususnya mata pelajaran matematika.
3. Bagi Sekolah
a. Dapat memberikan manfaat dalam rangka meningkatkan
pembelajaran didalam kelas berupa peningkatan prestasi
belajar siswa pada mata pelajaran matematika maupun
mata pelajaran yang lain.
b. Dapat memperbaiki teknik dan metode pembelajaran yang
bervariasi.
c. Dapat meningkatkan hasil belajar.
4. Bagi Penulis
a. Menambah ilmu pengetahuan, pemahaman dan wawasan.
b. Sebagai bahan kajian tentang penerapan PMR dan
6
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
matematika khususnya dalam menyelesaikan soal cerita
matematika terutama soal cerita pecahan.
E. Definisi Operasional
1. Matematika Realistik
Matematika realistik adalah matematika yang disajikan sebagai
suatu proses kegiatan manusia, bukan sebagai produk jadi. Bahan
pelajaran yang disajikan melalui bahan cerita yang sesuai dengan
lingkungan siswa.
Matematika realistik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
matematika yang dijadikan suatu proses atau kegiatan manusia.
2. Hasil Belajar
Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu
kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa
tersebut mengalami aktivitas belajar
3. Soal Cerita Pecahan
Pecahan adalah bilangan yang disajikan dalam bentuk a/b
dengan a,b anggota bilangan bulat. Pada bentuk tersebut a disebut
pembilang dan b disebut penyebut.
Soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk uraian atau
cerita baik secara tertulis maupun lisan.
Soal cerita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah soal cerita
berbentuk bilangan pecahan karena melihat keterbatasan waktu dalam
METODELOGI PENELITIAN
Masalah utama dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan
menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan dikelas IV SDN 1 Kamarang
melalui penerapan pendekatan matematika realistik . Penerapan pendekatan
matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita
pada bilangan pecahan ini dilakukan melalui penelitian tindakan kelas (class room
action research).
A. Metode penelitian
Penelitian adalah semua kegiatan pencarian , penyelidikan, dan
percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan
fakta- fakta atau prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian
baru dan menaikan tingkat ilmu serta teknologi (Margono dalam hj.
Ihat,Rudi dan Nuraedi,2009:81) metodelogi penelitian terdiri dari kata “methodology” yang berarti ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya
(Hadi dan Haryono, 2005:41). Adapun yang dimaksud metode penelitian
menurut furchan (2004:39) adalah strategi umum yang dianut dalam
pengumpulan dan analisis data yang diperlukan , guna menjawab persoalan
yang dihadapi.
Metode penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang
dikembangakan secara bersama –sama antara peneliti dan decision maker
tentang variable variable yang dapat di manipulasikan dan segera digunakan
untuk menentukan kebijakan dan pembangunan (Nazir,2005:79).
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ni adalah
penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian
tindakan yang dilakukan guru didalam kelas dengan tujuan untuk
meningkatkan kemampuan siswa serta mutu praktik pembelajaran.dengan
20
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
masalah ke tempat suatu sekolah atau lebih khusus pada pembelajaran
tertentu dan suatu kelas tertentu dengan menggunakan metode ilmiah .
Arikunto (2009:2-3) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas
(PTK) terdiri dari tiga kata yaitu Penelitian, Tindakan , Kelas , maka ada
pengertian yang dapat diterangkan :
1. Penelitian. Merujuk pada suatu kegiatan mencermati suatu
objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu
untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam
meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting
bagi peneliti.
2. Tindakan. Merujuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja
yang dilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian
berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.
3. Kelas. Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas,
tetapi dalam penelitian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah
lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang
dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang
dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, dari
guru yang sama pula.
Dari tiga pengertian kata penelitian, tindakan, dan kelas dapat ditarik
kesimpulan bahwa PTK merupakan penelitian terhadap kegiatan belajar
berupa sebuah tindakan yang dilakukan oleh guru atau dengan arahan guru
yang dilakukan oleh siswa, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam
sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan tersebut diberikan untuk
memperbaiki dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap satu atau
beberapa materi pelajaran.
Jika dibandingkan dengan penelitian lain, penelitian tindakan bukan
lagi mengetes sebuah perlakuan, tetapi sudah mempunyai keyakinan akan
ampuhnya sesuatu perlakuan,selanjutnya dalam penelitian tindakan ini
peneliti langsung menerapkan perlakuan tersebut dengan hati-hati seraya
Perbedaan yang nyata adalah bahwa penelitian tindakan tidak mengenal
populasi dn sempel, karena dampak perlakuan hanya berlaku bagi subjek
yang dikenai tindakan saja.
Penelitian tindakan kelas digunakan untuk memahami apa yang
sedang terjadi, sambil terlihat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan
(Hopkins,1993 dalam Rochiati : 2006). Merujuk pada pendapat tersebut,
PTK sangat cocok dipilih oleh guru didalam kelas sebagai peningkatan
mutu pembelajaran sekaligus meningkatkan profesionalisme. Selain itu PTK
juga bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis
dalam peningkatan mutu pembelajaran didalam kelas yang dialami langsung
antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Hal ini penting dilakukan
sebagai perbaikan mutu pembelajaran .
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model
siklus yang dilakukan secara berulang – ulang dan berkelanjutan.peneliti
menggunakan model siklus yang mengacu pada alur model yang
dikembangkan oleh Arikunto (2009:16) yang meliputi komponen :
a. Perencanaan (plan).
b. Tindakan (action)
c. Pengamatan (observe).
d. Refleksi (reflection).
Model desain dari empat komponen diatas tergambar dalam gambar 3.1
22
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
Gambar 3.1
Model Desain Penelitian Arikunto (2009:16)
B. Lokasi dan subyek penelitian
1. Lokasi penelitian
Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SD Negeri 1
Kamarang Jalan Ahmad Yani Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon.
Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan
bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan
Pengamatan
data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat
sesuai dengan profesi penulis.
Peneliti ini memfokuskan pada penerapan pendekatan
matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan dalam
menyelesikan soal cerita pecahan.
Adapun untuk lebih jelasnya lokasi penelitian SDN 1 Kamarang
tergambar dalam denah gambar 3.2
24
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
Gambar 3.2
Denah Lokasi SDN 1 Kamarang
2. Subyek penelitian
Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD
Negeri 1 Kamarang kecamatan greged kabupaten cirebon dengan
jumlah siswa 24 orang, yang terdiri dari 15 orang laki – laki 9 orang
perempuan.
Alasan dipilihnya kelas IV menjadi subjek penelitian adalah
sebagai berikut :
a. Pokok bahasan pecahan tercantum dalam Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN 1 Kamarang
b. Pendekatan realistik cocok untuk menyelesaikan soal
cerita pecahan pada usia di kelas IV yang sudah mulai
berfikir kritis dan mengembangkan rasa ingin tahunya
yang lebih mendalam.
c. Dimana siswa kelas IV mempunyai kemampuan heterogen.
Diantaranya ada siswa yang sangat tertinggal sekali,dalam
artian kemampuanya sangat rendah. Adapula yang nakal
dan tidak mau memperhatikan sama sekali.
C. Instrumen penelitian
Instrument penelitian di gunakan untuk mendapatkan data penelitian
dengan tingkat ketercakupan data sesuai dengan fokus penelitian. Adapun
instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Instrumen Pembelajaran
a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam penelitian ini
dirancang seoptimal mungkin dengan menetapkan
indikator-indikator dan tujuan pembelajaran yang harus di capai oleh
siswa mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
dalam KTSP.
Dalam penelitian ini peneliti menitik beratkan pada
pemahaman matematika siswa dalam menyelesaikan soal cerita
pada bilangan pecahan.
b. Lembar kerja siswa
Pengerjaannya adalah dengan cara diskusi kelompok,
namun setiap siswa harus mengerjakan LKS tersebut secara
individu. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran lebih
efektif, dan seluruh siswa dapat memahami konsep – konsep
yang sedang dipelajari.
2. Instrumen pengumpulan data
26
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang
membutuhkan jawaban.Dengan tujuan mengukur tingkat
kemampuan peserta didik berkaitan dengan konsep, prosedur,
dan aturan –aturan. Dalam menjawab soal , peserta didik tidak
selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat
juga dalam bentuk lain seperti member tanda , mewarnai,
menggambardan lain sebagainya ( Depdiknas: 2006).
Pemberian tes dalam penelitian ini dilaksanakan pada
setiap siklus dan dikerjakan secara individu, tes dalam penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa melalui skor.
Alat evaluasi yang baik dapat di tinjau berdasarkan hal – hal
sebagai berikut :
1) Validitas item tes
Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam
suatu alat evaluasi. Suatu tekhnik evaluasi dikatakan
mempunyai validitas yang tinggi jika teknik evaluasi atau
tes itu dapat mengukur apa yang akan diukur. Pengujian
validitas bertujuan untuk mengetahui valid (sahih) atau
tidaknya suatu alat tes. Suatu alat tes tersebut valid jika
dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatuyang akan di
evaluasi. Uji validitas menggunakan rumus produk dari
pearson (Purwanto,2009:137), yaitu :
= skor total masing masing siswa
Antara 0,00 – 020 : (sangat rendah)
0,41 – 0,40 : ( rendah)
0,71 – 0,90 : (tinggi)
0,91 – 1.00 : (sangat tinggi)
2) Reliabilitas Item Tes
Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan
(konsistensi)suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat
dipaercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg / konsisten
( tidak berubah – ubah).tes yang reiabel atau dapat
dipercaya adalah tes yang menghasilkan skor secara ajeg,
relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi dan
waktu yang berbeda- beda. Sebaliknya, tes yang tidak
reliabel seperti karet untuk mengukur panjang , hasil
pengukuran dengan karet dapat berubah – ubah ( tidak
konsisten). ( Karno To,2003:7)
Uji reliabilitas in menggunakan rumus alpha
( Mardapi, dalam Prabawanto, dalam M-Tohir 2011).
=( )
Keterangan :
= koefisien reliabilitas tes
= koefisien korelasi ganjil-genap
kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut : = Sangat rendah
= Rendah = Cukup = Tinggi = Sangat tinggi
28
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
Daya pembeda menunjukan sejauh mana tiap buti
soal mampu membedakan siswa yang menguasai bahan
dan siswa yang tidak menguasai bahan .Butir soal yang
daya pembeda rendah , tidak ada manfaatnya, malahan
dapat merugikan siswa yang belajar sungguh- sungguh.
(Karno To,2003:11). Uji daya beda ini menggunakan
rumus :
DP =
Keterangan :
DP = indeks Daya pembeda butir soal tertentu (satu butir)
= jumlah jawaban benar pada kelompok atas
= jumlah jawaban benar pada kelompok bawah
= jumlah siswa pada salah satu kelompok A atau B
Kriteria daya pembedanya adalah sebagai berikut :
Negatif – 9% = sangat buruk
10% - 19% = buruk
20% - 29% = agak baik
30% - 49% = baik
50% keatas = sangat baik
Pada prinsipnya,daya pembeda dihitung berdasarkan
selisih jawaban benar pada kelompok atas dan kelompok
bawah, dibagi dengan jumlah siswa pada salah satu
kelompok tersebut,dikalikan 100% agar diperoleh angka
bulat ( bukan pecahan atau persen).
4) Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran menunjukan apakah butir soal
tergolong sukar, sedang atau mudah . Tes yang baik
memuat kira- kira 25% soal mudah ,50% soal sedang dan
TK =
Keterangan :
TK = indeks tingkat kesukaran butir soal tertentu ( satu butir).
= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok A.
= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok B.
= jumlah siswa pada kelompok A (atas / unggul).
= jumlah siswa pada kelompok B (bawah / Asor).
Kriteria tingkat kesukaran sebagai berikut :
0% - 15 % = sangat sukar
Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus I
No Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria
30
Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus II
No Validitas Tingkat Kesukaran (%) Daya Pembeda (%) Keterangan
Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria
observasii siswa, dan lembar wawancara siswa. Lembar observasi
guru digunakan untuk memantau pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan oleh guru hal ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan
dsan kekurangan yang dilakukan oleh guru selama proses
pembelajaran, hal ini penting untuk perbaikan dalam siklus berikutnya.
Lembar observasi guru di isi oleh pengamat, sebagai dasar untuk
perbaikan bagi peneliti.
Sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk memantau
aktivitas siswa selama proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pelaksaan pembelajaran.
Lembar aktivitas siswa ini merupakan pedoman bagi pengamat ketika
mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh
peneliti.Seperti halnya lembar aktivitas guru, lembar aktivitas siswa
juga digunakan sebagai bahan refleksi bagi perbaikan pembelajaran
untuk tindakan selanjutnya.
Selain itu lembar wawancara siswa digunakan untuk mengetahui
tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan.Ini
dapat dijadikan tolak ukur perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya.
D. Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus (putaran) setiap siklus terdiri
dari satu pertemuan.
1. Siklus I
a. Perencanaan
1) Guru menentukan materi pokok yang akan diajarkan
tentang pecahan
2) Merancang pembuatan rencana pembelajaran untuk
materi menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pecahan dalam bentuk soal cerita
3) Merancang metode yang akan digunakan
32
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
5) Menyusun alat tes, yaitu tes tulis berupa lembar
kegiatan siswa dan lembar soal
6) Uji coba instrumen tes, kemudian menganalisis hasil
uji coba untuk diketahui tingkat validitas, reliabilitas,
tingkat kesukaran, dan daya pembeda.
7) Mengkonsultasikan instrument pada dosen
pembimbing.
8) Merevisi instrumen
b. Pelaksanaan
1) Melakukan pembelajaran dengan penerapan
pendekatan matematika realistic
2) Mengelompokan siswa terdiri 4 orang setiap
kelompok yang heterogen
3) Memberikan salah satu masa;ah kontektual dalam
bentuk soal cerita pada bilangan pecahan
4) Siswa mengerjakan lembar kerja secara
berkelompok
5) Membahas lembar kerja dan penyelesaiannya
c. Pengamatan
1) Mengamati jalannya proses pembelajaran
2) Mengamati kemampuan siswa dalam menyelesaikan
lembar kegiatan siswa
3) Mengamati keaktifan siswa dalam menyelesaikan
lembar kegiatan siswa
4) Mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran
5) Mengamati siswa dalam menyelesaikan soal
d. Refleksi
Pada tahap refleksi di adakan pengkajian berbagai
kejadian yang terekam selama proses tindakan, peneliti
dan pengamat mendeskrispsikan hasil pelaksanaan
mengevaluasi seluruh kegiatan, kekuatan dan
kelemahannya sebagai dasar dalam merancang kegiatan
dalam siklus II
2. Siklus II
a. Perencanaan
1) Guru membuat rencana pembelajaran dengan
memperhatikan refleksi pada siklus I
2) Merancang pembuatan rencana pembelajaran untuk
materi menyelesaikan masalah yang berkaitan
dengan pecahan dalam bentuk soal cerita
3) Merancang metode apa yang akan digunakan
4) Menyiapkan instrument observasi
b. Pelaksanaan
1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai
dengan RPP yang telah disusun dengan
1) Mencatat semua yang terjadi sebagaisumber data
yang digunakan pada tahap refleksi
2) Diskusi dengan pengamat untuk mengetahui adanya
kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki
3) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang
dilakukan pada siklus II ini sudah sesuai dengan
yang diharapkan
3) Refleksi
34
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
untuk mendapatkan suatu simpulan. Hasil tersebut akan
dijadikan acuan dalam melaksanakan pembelajaran pada
siklus berikutnya. Diharapkan setelah pembelajaran
diperbaiki dan kesalahan-kesalahan yang muncul pada
siklus I diperbaiki, maka pada akhir siklus II ini
diharapkan pemahaman matematika siswa kelas IV SDN 1
Kamarang Greged Kabupaten Cirebon tentang
menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan dengan
menerapkan pendekatan matematika realistik dapat
ditingkatkan.
4) Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian
Setelah semua proses selesai dilaksanakan sampai
pada tahap refleksi, maka selanjutnya dapat ditarik
kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan
pembahasa. Hal ini dilakukan agar dapat memnberikan
gambaran-gambaran tentang kelemahan dan kelebihan
setiap hal-hal yang dilakukan pada setiap siklus. Dari
kesimpulan ini dapat diketahui sejauh mana peningkatan
baik proses maupun hasil pembelajaran matematika
tentang kemampuan menyelesaikan soal cerita pada
bilangan pecahan dengan penerapan pendekatan
matematika realistik pada siswa kelas IV di SDN 1
Berikut adalah gambar alur penelitian tindakan kelas yang akan
dilaksanakan oleh peneliti :
Diagram 3.2
Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas
5) Tekhnik Analisis Data
Identifikasi dan Analisa
Masalah
Perencanaan Tindakan Siklus I, yaitu mengenai Penyelesaian Masalah yang berkaitan dengan Pecahan
Pelaksanaan Tindakan yaitu mengenai Penyelesaian Masalah
yang berkaitan dengan Pecahan Siklus I
Monitoring Implementasi
Refleksi dan Penjelasan Kelemahan Pelaksanaan
Perencanaan Tindakan Siklus II, yaitu mengenai Penyelesaian Masalah yang berkaitan dengan Pecahan
Monitoring Implementasi
Pelaksanaan Tindakan yaitu mengenai Penyelesaian Masalah
yang berkaitan dengan Pecahan Siklus II
36
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
Pengumpulan dan analisis data dalam penelitian ini
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a) Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh
dari siswa melalui pengamat dan hasil tes
pemahaman siswa. Pengamatan dilakukan selama
proses pembelajran dilakukan oleh pengamat. Tes
pemahaman dilakukan setiap akhir siklus.
b) Analisis data
Data-data yang diperoleh setelah
melaksanakan penelitian, dikumpulkan kemudian
diolah dan dianalisis agar mendapatkan kesimpulan
yang utuh dan menyeluruh. Berdasarkan bentuk dan
sifatnya data penelitian dapat dibedakan dalam dua
jenis yaitu data kualitatif (berbentuk
kata-kata/kalimat) dan kata kuantitatif (berbentuk angka).
(1) Data Kuantitatif
Data kuantitatif adalah data yang
berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan
bentuknya data kuantitatif dapat diolah dan
dianalisis menggunakan tekhnik perhitungan
matematika atau statistika. (Ihat,Rudi dan
Nuraedi,2009:193). Setelah data kuantitatif ini
diperoleh, maka selanjutnya dilakukan analisis
data dengan langkah-langkah sebagi berikut :
(a). Penskoran
Sebelum melakukan tes
pemahaman matematika kepada setiap
siswa untuk setiap siklus, maka
item soal. Aturan penskoran yang
ditetapkan adalah sebagai berikut :
Tabel 3.3
Aturan penskoran setiap item tes
Skor Deskripsi
0 Siswa tidak merespon sama sekali
1 Siswa menulis cara penyelesaian salah, jawaban salah
3 Siswa tidak menulis cara penyelesaian, jawaban benar
5 Siswa menulis cara penyelesaian salah, jawaban benar
8 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban salah
10 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban benar
(diadapatasi dari Randalls)
(b) Menghitung nilai rata-rata kelas dengan
rumus (purwanto dalam prabawanto :
2012)
=∑
Keterangan :
= nilai rata-rata kelas
∑ = total nilai yang diperoleh siswa = jumlah siswa
(c) Menghitung presentasi ketuntasan belajar
klasikal dengan rumus :
TB =∑ x 100% Keterangan :
TB = ketentuan belajar
∑ =jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari nilai 65 atau sama
38
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
100 = bilangan tetap
Bedasarkan ketentuan sekolah, siswa secara individual dikatakan
tuntas jika telah mendapatkan nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM
yang telah ditentukan. Sedangkan secara klasikal jika sebanyak 65%-79%
siswa sudah mendapatkan nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM
maka pembelajaran tuntas dengan kategori cukup, dan jika 80%-100%
siswa mendapatkan nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM, maka
pembelajaran tuntas dengan kategori baik.
(2) Data Kualitatif
Data kualitatif adalah data yang
berbentuk kata- kata,bukan dalam bentuk
angka. Data kualitatif diperoleh melalui
berbagai macam tekhnik pengumpulan data
misalnya wawancara,analisis dokumen,diskusi
terfokus atau observasi yang telah dituangkan
dalam catatan lapangan (transkip). (Ihat, Rudi
dan Nuraedi,2009:193)
Data kualitatif diperoleh dari deskripsi
kekurangan dan kelebihan yang tergambar
dalam lembar observasi siswa. Dari deskripsi
tersebut direflesikan dan di diskusikan dengan
para pengamat kemudia direncanakan
perbaikan-perbaikan untuk siklus selanjutnya
agar dapat memeperbaiki
kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran
selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk perbaikan
pembelajaran yang lebih baik dan agar
pemahaman siswa meningkat.
Hasil wawancara siswa akan diolah
wawancara, kemudian menarik kesimpulan
dari hasil keseluruhan wawancara tersebut.
Penarikan kesimpulan ni akan dilakukan oleh
peneliti bersama dengan pengamat. Pada
wawancara ini, akan dipilih siswa beberapa
orang siswa untuk diwawancarai. Siswa yang
akan diwawancarai tersebut akan berkonsultasi
dengan wali kelas. Penarikan kesimpulan akan
dilakukan dengan cara memilih hasil
wawancara yang paling mewakili keseluruhan
hasil wawancara.
Selanjutnya hal-hal yang perlu
diperbaiki akan dilakukan perbaikan pada
siklus berikutnya. Data – data tersebut akan
disajikan secara deskripsi dari setiap hal
penelitian yang diperoleh. Setelah itu, akan
didiskusikan secara berkesinambungan dengan
para pengamat dan dosen pembimbing dengan
tujuan untuk memperoleh perbaikan –
perbaikan yang akan dilakukan pada siklus
berikutnya.
Dengan cara ini di harapkan setiap siklus
mengalami peningkatan perbaikan. Agar
pembelajaran efektif, sehingga hasil
pembelajaran akan sesuai dengan yang
diharapkan. Selain itu lembar wawancara juga
digunakan untuk mengetahui penyebab –
penyebab siswa yang mengalami penurunan
skor dari siklus I ke siklus II. Hal ini bertujuan
40
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil temuan, dan pembahasan hasil penelitian, maka
peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Perencanaan Pembelajaran matematika dengan menerapkan
pendekatan matematika realistik terhadap siswa adalah
memepersiapkan alat atau bahan yang akan digunakan dan juga
membuat instrumen penelitian. Instrumen penelitian tersebut terdiri
dari instrumen pembelajaran yang berupa RPP ( Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran ) yang menjabarkan materi pokok penerapan pendekatan
matematika realistik dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan
pecahan, LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai alat pendukung dalam
pelaksanaan pembelajaran, dan lembar soal tes pemahaman untuk
siklus I sebagai alat ukur untuk mengetahui peningkatan pemahaman
siswa setelah pembelajaran dilaksanakan. Selanjutnya adalah
instrumen pengumpul data yang terdiri dari : lembar observasi guru
dan lembar observasi siswa untuk memudahkan pengamat dalam
mencatat hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran, dan lembar
wawancara sebagai pedoman dalam melakukan wawancara kepada
siswa setelah melaksanakan pembelajaran.
Maka hasil dari perencanaan penelitian pada siklus I ini yaitu
peneliti harus menyiapkan alat atau bahan yang akan digunakan,
membuat Instrumen Pembelajaran yaitu RPP dan LKS, dan membuat
Instrumen Pengumpul data yaitu Lembar Observasi Guru dan Siswa
serta Lembar Wawancara Siswa. Dan hasil dari perencanaan penelitian
pada siklus II ini yaitu peneliti harus menyiapkan alat atau bahan yang
akan digunakan, membuat Instrumen Pembelajaran yaitu RPP dan
77
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
penyusunan Instrumen ini mengacu pada perbaikan- perbaikan yang
perlu dilakukan dari hasil refleksi siklus I,dimana penerapan
pendekatan matematika realistik lebih diperkental.
2. Pelaksanaan Pembelajaran matematika dengan menerapkan
pendekatan matematika realistik terhadap siswa yaitu dengan
mengkondisikan siswa untuk duduk berkelompok, pembelajaran
diawali dengan apersepsi, yaitu mengingatkan kembali tentang konsep
pecahan dengan melakukan tanya jawab mengenai penjumlahan dan
pengurangan pecahan,menjelaskan tujuan pembelajaran,dan mulai
memberikan salah satu masalah kontekstual yang sedang dipelajari,
melakukan diskusi kelas dan peserta didik diminta untuk mengerjakan
soal yang ada dalam LKS dan guru membimbingnya,guru
memberikan penghargaan kepada siswa yang menjawab paling tepat
berupa nilai plus. Dan diakhir pelaksanaan mengadakan tanya
jawab ,meluruskan kesalahpahaman,guru memberikan penguatan dan
penyimpulan serta memberikan evaluasi tertulis pada peserta didik
secara individu.
3. Pemahaman dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan
setelah diterapkannya pendekatan matematika realistik mengalami
peningkatan. Dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa pada
siklus I yang tuntas berjumlah 17 siswa atau 71% dan yang tidak
tuntas berjumlah 7 siswa atau 29% dengan rata-rata nilai 69,00; pada
siklus II siswa yang tuntas berjumlah 20 siswa atau 83% dan yang
tidak tuntas berjumlah 4 siswa atau 17% denganrata-rata nilai 84,33.
Berdasarkan kesimpulan diatas pada penelitian tentang penyelesaian
soal cerita pada bilangan pecahan untuk kelas IV Sekolah Dasar, maka
penulis mengajukan saran sebagai berikut :
1. Bagi Siswa
Dalam mengikuti pembelajaran dikelas siswa disarankan untuk lebih
giat dan bersemangat sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan. Siswa
juga diasarankan untuk lebih aktif didalam proses pembelajaran agar
kereaktifan dan hasil belajar dapat ditingkatkan.
2. Bagi Guru
Kepada guru sekolah dasar disarankan mencoba pendekatan
matematika realistik karena dengan bahan ajar yang menerapkan
pendekatan matematika realisti dapat membuat siswa bisa berfikir
kreatif dan lebih semangat dalam belajar dan peran guru memberikan
bimbingan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.
3. Bagi Peneliti Lain
a. Semoga orang yang membaca hasil penelitian tindakan kelas ini
dapat termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan klas
berikutnya dengan sasarn yang lebih luas dan lebih mendalam.
b. Semoga peneliti lain dapat melakukan penelitian tindakan kelas
dengan menerapkan pendekatan matematika realistikdalam
waktu yang lebih lama dibandingkan dengan peneliti dan
menggunakan sumber referensi lebih banyak, sehingga
temuan-temuan dalam pelaksanaan penerapan pendekatan matematika
Yati Hayati Ramdaniah, 2013
DAFTAR PUSTAKA
Buku literatur
Arikunto,S .(2009).Prosedur Penelitian, Yogyakarta.Rineka Cipta.
BSNP .(2006). Standar isi , standar kompetensi dan Kompetensi Dasar
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta : BSNP
Daryanto dan Tasrial. (2012) .Konsep Pembelajaran Kreatif.Yogyakarta . Gava media
Effendi , M .(2008). Penerapan Model Pembelajaran Matematika Realistik
Berbasis Media dan Berkonteks Lokal Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan siswa.Skripsi Sarjanapada FIP UPI Kampus Surakarta : tidak
diterbitkan
Furchan,A. (2004). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan .Yogyakarta:Pustaka Pelajar.
Hadi, A. dan Haryono. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan . Jakarta:Rineka Cipta.
Ihat ,Rudi , dan Nuraedi.(2009).Penelitian Pendidikan . Bandung.UPI PRESS
Karno To , (2003) , Mengenal Analisis Tes. Bandung: FIP UPI Bandung
Karno To dan Yudi Wibisono, (2003).ANATESVersi 4.0 for Windows, Program
Komputer Khusus Untuk Analisis Tes Pilihan Ganda. Bandung:
Universitas Pendidikan Indonesia
KBBI online.(2008).Kamus Besar Bahasa Indonesia.http: // www. Pusat
bahasa.depiknas .go.id /kbbi.(11 oktober 2012)
Nazir.(2005).Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Purwanto , Ngalim. Prinsip – prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran . Bandung.
PT Remaja Rosdakarya
Sugiyono.(2001). Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.
Sugiyono . (2009). Metode Penelitian Pendidikan , Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, Dan R & D. Bandung: CV.Alfabeta
Wijaya , A. (2012). Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan
Winata, U.( 1992 ) .pendekatan pembelajaran kelas rangkap . jakarta : Depdikbud
Zahra .(2010). Mengajar Dengan Pendekatan Realistikhttp://Zahra –
abcd.blogspot.com / 2010/04/ mengajar - matematika - dengan –
pendekatan . html (10 oktober 2012)
Internet
http :// www.republika.co.id /berita /64770/meningkatkan kualitas pendidikan
dengan PMRI (Diakses tanggal 10 oktober 2012 )
http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/926/T1_29200819 9_BAB%20II.pdf?sequence=3( Diakses tanggal 10 oktober 2012)
http : // Jurnalarungpalaka .Blogspot.com /2012/10/meningkatkan – pemahaman – konsep . Html. (Diakses tanggal 10 Oktober 2012)