• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA BILANGAN PECAHAN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kamarang Greged Kabupaten Cirebon.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA BILANGAN PECAHAN : Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kamarang Greged Kabupaten Cirebon."

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA

PADA BILANGAN PECAHAN

( Penelitian Tindakan Kelas Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kamarang

Greged Kabupaten Cirebon)

SKRIPSI

Diajukan untuk menempuh Ujian sebagian dari Syarat memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

Yati Hayati Ramdaniah 0811626

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG

2013

(2)

Oleh

Yati Hayati Ramdaniah

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Yati Hayati Ramdaniah 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Januari 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhya atau sebagian,

(3)
(4)

ABSTRAK

PENERAPAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA

PADA BILANGAN PECAHAN DIKELAS IV SDN 1 KAMARANG KECAMATAN GREGED KABUPATEN CIREBON

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kesulitan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan. Adapun penyebab timbulnya permasalahan tersebut karena guru tidak menggunakan alat atau media dalam menjelaskan materi pelajaran yang berkaitan dengan soal cerita matematika itu sendiri sehingga murid menjadi cepat lupa dengan materi yang telah diberikan, kurangnya latihan siswa untuk menyelesaikan soal cerita pecahan, penyampaian guru cenderung bersifat monoton, hampir tanpa variasi kreatif, kalau siswa ditanya ada saja alasan yang mereka kemukakan seperti matematika itu sulit, takut disuruh kedepan, tidak mampu menjawab dsb.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan ini adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan kelas IV SD Negeri 1 Kamarang Greged Kabupaten Cirebon. Melalui Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam menyelesaikan soal cerita pecahan serta memperluas pengetahuan dan wawasan guru mengenai pendekatan dan metode belajar yang dapat memotivasi, juga membangkitkan minat dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan.Adapun desain penelitian ini mengacu pada rancangan penelitian dari Arikunto, yaitu Model yang dimulai dari Perencanaan, Tindakan, Observasi, dan Refleksi. Kemudian mengadakan perencanaan kembali, pembelajaran ini dilakukan dalam dua siklus. Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar observasi guru, lembar observasi siswa, lembar wawancara siswa, dan tes hasil belajar. Data yang terkumpul diolah dan dianalisis dengan menggunakan Program Anates.Dari hasil analisis data pada dua siklus tindakan penelitian, terdapat peningkatan kemampuan menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan, yaitu pada siklus pertama yang tuntas dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan adalah 17 siswa (71%) dengan rata-rata 69,00 , pada siklus kedua menjadi 20 siswa (83%) dengan rata-rata 84,33. Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Dapat Meningkatkan Kemampuan Menyelesaikan Soal Cerita Pada Bilangan Pecahan Pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Kamarang Greged Kabupaten Cirebon.

(5)

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

ABSTRACT

APPLICATION OF MATHEMATICAL APPROACH FOR IMPROVED realistic STORY TO SOLVE PROBLEMS class fractions IV SDN 1

KAMARANG DISTRICT DISTRICT GREGED CIREBON

The research was motivated by the difficulty students in completing the story about fractions. The causes of these problems because the teachers do not use tools or media in explaining the subject matter relating to stories about mathematics itself so that students become quickly forgotten with the material that has been given, the lack of training students to complete a story about fractions, teachers tend to be monotonous delivery, almost invariably creative, if there is any reason the student asked that they put it like that math is hard, afraid ordered forward, was unable to answer and so on. The aim in this action research is to improve students' ability to solve problems on the story fractions fourth grade school 1 KamarangGreged Cirebon regency. Through this research is expected to improve student learning outcomes in solving problems as well as story fragments teachers expand their knowledge and insights regarding approaches and methods of learning that can motivate, as well as generate interest and ability of students to solve problems on the story fractions. The design of this research refers to the study design of Arikunto, the model starts from planning, action, observation, and reflection. Then hold a re-planning, learning was conducted in two cycles. Data collection tool used in this study is teacher observation sheet, observation sheets student, student questionnaires, and achievement test. The collected data were processed and analyzed using Anates Program. From the analysis of the data on two cycles of action research, there is an increased ability to solve problems story of the fractions, which were completed in the first cycle in solving problems in the story fractions were 17 students (71%) with an average of 69.00, the cycle two to 20 students (83%) with an average of 84.33. From the above it can be concluded that exposure Implementation of Realistic Mathematics Approach to Improve Problem Solving Ability Story In Numbers Denomination In Grade IV Elementary School 1 KamarangGreged Cirebon regency.

(6)

PERNYATAAN ... i

A. Pembelajaran Matematika Di Sekolah Dasar ... 8

B. Pendekatan Matematik Realistik ... 11

C. Pemahaman Konsep Matematika ... 15

D. Pengertian Hasil Belajar ... 15

E. Soal Cerita Pecahan ... 16

F. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 16

G. Kerangka Berfikir ... 17

H. Hipotesis Tindakan ... 18

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 19

A. MetodePenelitian ... 19

B. Lokasi dan Subyek Penelitian ... 23

C. Instrumen Penelitian ... 25

(7)

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 44

B. Pembahasan ... 72

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

A. Kesimpulan ... 76

B. Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA ... 79

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 0.1 Daftar Nilai Rata-rata Matematika ... 2

Tabel 3.1 Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus I ... 30

Tabel 3.2 Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus II ... 31

Tabel 3.3 Aturan Penskoran Setiap Item Tes ... 38

Tabel 4.1 Data Personal Guru ... 40

Tabel 4.2 Keadaan Siswa Tahun Pelajaran 2012/2013 ... 43

Tabel 4.3 Keadaan Unit Gedung & Ruang Belajar ... 43

Tabel 4.4 Keadaan Ruang Penunjang Kegiatan ... 44

Tabel 4.5 Keadaan Meja dan Kursi ... 44

Tabel 4.6 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus ... 49

Tabel 4.7 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I ... 52

Tabel 4.8 Hasil Wawancara Siswa Siklus I ... 54

Tabel 4.9 Hasil Tes Pemahaman Siklus I ... 56

Tabel 4.10 Ketuntasan Belajar Siswa Siklus I ... 57

Tabel 4.11 Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II ... 62

Tabel 4.12 Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II ... 64

Tabel 4.13 Hasil Wawancara Siswa Siklus II ... 66

Tabel 4.14 Hasil Tes Pemahaman Siklus II ... 67

Tabel 4.15 Ketuntasa Belajar Siswa Siklus II ... 68

(9)

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Model Desain Penelitian Arikunto ... 22

(10)

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.2 Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas ... 36

Diagram 4.1 Diagram Peningkatan Pemahaman Siswa dari

(11)

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 81

Lampiran 2 Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 90

Lampiran 3 Soal Evaluasi Siklus I ... 91

Lampiran 4 Hasil Tes Pemahaman Siklus I ... 93

Lampiran 5 Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus I ... 94

Lampiran 6 Hasil Wawancara Siswa Siklus i ... 95

Lampiran 7 Hasil Refleksi Siklus I ... 96

Lampiran 8 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 97

Lampiran 9 Lembar Kerja Siswa (LKS) ...105

Lampiran 10 Soal Evaluasi Siklus I ...106

Lampiran 11 Hasil Tes Pemahaman Siklus II ...108

Lampiran 12 Hasil Observasi Guru dan Siswa Siklus II ...109

Lampiran 13 Hasil Wawancara Siswa Siklus II ...110

Lampiran 14 Pedoman Wawancara Siswa yang Nilainya di bawah KKM ...111

Lampiran 15 Hasil Refleksi Siklus II ...112

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia

dengan mengadakan pembaharuan sistem pendidikan nasional,

pengembangan otonomi sekolah melalui Manajemen Berbasis Sekolah

(MBS). Pembaruan – pembaruan di bidang pendidikan merupakan salah

satu upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Salah satunya

adalah pendidikan matematika yang memiliki peranan sangat penting untuk

semua bidang ilmu terutama sains dan teknologi.

Matematika memiliki peranan sangat penting dalam kehidupan

manusia,apalagi dalam kehidupan modern sekarang. Keberhasilan proses

belajar mengajar matematika tidak terlepas dari persiapan peserta didik dan

persiapan oleh para tenaga pendidik di bidangnya dan bagi para peserta

didik yang sudah siap untuk mengikuti pembelajaran matematika akan

merasa senang mengikuti pelajaran tersebut.

Dalam peraturan menteri pendidikan nasional No. 23 tahun 2006

tanggal 23 Mei 2006 pasal 2 ayat 1 ditegaskan bahwa tujuan pendidikan

sekolah dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,

kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan

mengikuti pendidikan lebih lanjut.

Banyak orang menganggap bahwa matematika adalah pembelajaran

membosankan,malah menakutkan,hanya mempunyai jawaban tunggal untuk

setiap permasalahan dan hanya dapat dipahami oleh segelintir orang.

Pandangan ini diperkuat lagi karena matematika diajarkan sebagai produk

jadiyang siap pakai ( rumus ) dan guru mengarjakannya secara mekanistis

(13)

2

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

Berikut diperoleh data tentang prestasi belajar matematika siswa kelas

IV SDN 1 Kamarang berdasarkan nilai raport dalam menyelesaikan soal

matematika tahun pelajaran 2011/2012 sebagai berikut :

Tabel 01

Daftar Nilai Rata-rata Matematika

Kelas Nilai Rata- rata Pada Mata Pelajaran Matematika

IV A 63

IV B 65

Sumber: Daftar Nilai Raport Siswa Kelas IV A dan IV B TahunPelajaran

2011/ 2012, dikutip tanggal, 06 September 2012.

Berdasarkan Tabel 01 diatas,kelas IV A memiliki nilai rata- rata 63

sedangkan kelas IV B nilai rata-rata 65 oleh karena itu peneliti mengambil

satu kelas yaitu kelas yaitu kelas IV A sebagai objek dalam penelitian ini.

Rendahnya hasil belajar siswa dapat disebabkan karena dalam

pengajaran matematika, penyampaian guru cenderung bersifat monoton

(hampir tanpa variasi kreatif) kalau saja siswa, siswa selalu berkata

matematika itu sulit,merupakan pelajaran menakutkan takut disuruh ke

depan dan sebagainya (Mahmud, S.Ag, Guru Kelas IV A, Wawancara,

Tanggal 12 Oktober 2012).

Faktor penyebab rendahnya hasil belajar siswa dalam menyelesaikan

soal cerita sebagian besar pendekatan yang digunakan masih bersifat

mekanistis. Selama ini proses belajar mengajar hanya didominasi dengan

diskusi, penugasan dan latihan sehingga dalam waktu yang relatif singkat

guru dapat menyelesaikan bahan pelajaran, kenyataan ini diperkuat oleh

alasan guru yaitu mengajar target kurikulum, hal yang demikian merupakan

faktor yang menjadikan matematika termasuk pelajaran yang asing yang

akhirnya kurang diminati.

Dari hasil wawancara terhadap 10 murid juga menunjukkan bahwa

(14)

pecahan merupakan materi matematika yang sangat penting, karena

merupakan dasar dalam belajar matematika lebih lanjut, serta banyak

digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan dalam bidang yang lain.

Melihat kondisi di SDN 1 Kamarang yang sering dialami siswa kelas

IV A SDN 1 Kamarang dalam mengerjakan soal bentuk cerita matematika

(Pecahan), terutama seperti sulit memahami dan mengilustrasikan soal cerita,

prestasi yang masih rendah pada mata pelajaran matematika yang

diantaranya kebanyakan siswa memperoleh nilai rata- rata 63, pendekatan

yang digunakan masih bersifat mekanistis, penyampaian guru cenderung

bersifat monoton dan guru tidak menggunakan alat atau media dalam

menjelaskan materi pelajaran yang berkaitan dengan soal cerita matematika

itu sendiri sehingga murid menjadi cepat lupa dengan materi yang telah

diberikan. (Mahmud, S.Ag, Guru Kelas IV, Wawancara, tanggal 12 Oktober

2012)

Berdasarkan uraian diatas, maka perlu diadakannya suatu penelitian

yang difokuskan bagi siswa kelas IV A SDN 1 Kamarang Kecamatan

Greged Kabupaten Cirebon dengan mencoba satu pendekatan baru yang

lebih mengarahkan siswa ke dunia nyata yaitu satu pendekatan yang disebut

dengan pendekatan matematika realistik, karena pendekatan ini lebih

memfokuskan pada kehidupan riil, dimana pendekatan matematika realistik

dikembangkan berdasarkan pemikiran Hans Fruedenthal yang berpendapat

bahwa matematika merupakan aktivitas insani (human aktifities) yang harus

dikaitkan dengan realitas. Pendekatan matematika realistik lebih

memanfaatkan realitas dan lingkungan yang lebih mudah dipahami siswa

serta untuk memperlancar proses pembelajaran matematika. Oleh karena itu peneliti mencoba melakukan penelitian tentang “Penerapan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Menyelesaikan Soal Cerita pada

Bilangan Pecahan”

(15)

4

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

Berdasarkan paparan diatas maka masalah-masalah dapat dipaparkan

sebagai berikut :

1. Bagaimana perencanaan pembelajaran Matematika dengan

menerapkan pendekatan matematika realistik terhadap siswa kelas IV

SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dalam

menyelesaikan soal cerita pecahan ?

2. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran Matematika dengan

menerapkan pendekatan matematika realistik terhadap siswa kelas IV

SDN 1 Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dalam

menyelesaikan soal cerita pecahan ?

3. Apakah hasil belajar siswa siswa kelas IV SDN 1 Kamarang

Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dalam menyelesaikan soal

cerita pecahan dapat meningkat setelah diterapkan pendekatan

matematika realistik ?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah untuk

mengetahui :

1. Perencanaan pembelajaran matematika dengan menerapkan

Pendekatan Matematika Realistik terhadap siswa kelas IV SDN 1

Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon tentang

penyelesaian soal cerita pecahan.

2. Pelaksanaan pembelajaran matematika dengan menerapkan

pendekatan matematika realistik terhadap siswa kelas IV SDN 1

Kamarang Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon dalam

menyelesaikan soal cerita pecahan.

3. Peningkatan hasil belajar siswa kelas IV SDN 1 Kamarang Kecamatan

Greged Kabupaten Cirebon dalam menyelesaikan soal cerita pecahan

dengan menerapkan pendekatan matematika realistik.

(16)

Penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat bermanfaat bagi Siswa,

Guru, Sekolah dan Peneliti.

1. Bagi siswa

a. Membuat siswa lebih berperan aktif dan terampil dalam

belajar.

b. Dapat merangsang kemampuan berfikir siswa dalam

memecahkan masalah.

c. Dapat memperoleh hasil sesuai dengan yang diharapkan

dalam upaya mengembangkan pengetahuan.

d. Menambah semangat dalam mengikuti Mata Pelajaran

Matematika.

2. Bagi Guru

a. Dapat dijadikan sebagai alternatif untuk memilih/

menyiapkan strategi pembelajaran yang bisa

meningkatkan pemahaman siswa sesuai yang diharapkan.

b. Untuk menumbuhkembangkan potensi belajar siswa

khususnya mata pelajaran matematika.

3. Bagi Sekolah

a. Dapat memberikan manfaat dalam rangka meningkatkan

pembelajaran didalam kelas berupa peningkatan prestasi

belajar siswa pada mata pelajaran matematika maupun

mata pelajaran yang lain.

b. Dapat memperbaiki teknik dan metode pembelajaran yang

bervariasi.

c. Dapat meningkatkan hasil belajar.

4. Bagi Penulis

a. Menambah ilmu pengetahuan, pemahaman dan wawasan.

b. Sebagai bahan kajian tentang penerapan PMR dan

(17)

6

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

matematika khususnya dalam menyelesaikan soal cerita

matematika terutama soal cerita pecahan.

E. Definisi Operasional

1. Matematika Realistik

Matematika realistik adalah matematika yang disajikan sebagai

suatu proses kegiatan manusia, bukan sebagai produk jadi. Bahan

pelajaran yang disajikan melalui bahan cerita yang sesuai dengan

lingkungan siswa.

Matematika realistik yang dimaksud dalam penelitian ini adalah

matematika yang dijadikan suatu proses atau kegiatan manusia.

2. Hasil Belajar

Hasil belajar yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu

kemampuan atau keterampilan yang dimiliki oleh siswa setelah siswa

tersebut mengalami aktivitas belajar

3. Soal Cerita Pecahan

Pecahan adalah bilangan yang disajikan dalam bentuk a/b

dengan a,b anggota bilangan bulat. Pada bentuk tersebut a disebut

pembilang dan b disebut penyebut.

Soal cerita adalah soal yang disajikan dalam bentuk uraian atau

cerita baik secara tertulis maupun lisan.

Soal cerita yang dimaksud dalam penelitian ini adalah soal cerita

berbentuk bilangan pecahan karena melihat keterbatasan waktu dalam

(18)

METODELOGI PENELITIAN

Masalah utama dalam penelitian ini adalah peningkatan kemampuan

menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan dikelas IV SDN 1 Kamarang

melalui penerapan pendekatan matematika realistik . Penerapan pendekatan

matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan menyelesaikan soal cerita

pada bilangan pecahan ini dilakukan melalui penelitian tindakan kelas (class room

action research).

A. Metode penelitian

Penelitian adalah semua kegiatan pencarian , penyelidikan, dan

percobaan secara alamiah dalam suatu bidang tertentu, untuk mendapatkan

fakta- fakta atau prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian

baru dan menaikan tingkat ilmu serta teknologi (Margono dalam hj.

Ihat,Rudi dan Nuraedi,2009:81) metodelogi penelitian terdiri dari kata “methodology” yang berarti ilmu tentang jalan yang ditempuh untuk memperoleh pemahaman tentang sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya

(Hadi dan Haryono, 2005:41). Adapun yang dimaksud metode penelitian

menurut furchan (2004:39) adalah strategi umum yang dianut dalam

pengumpulan dan analisis data yang diperlukan , guna menjawab persoalan

yang dihadapi.

Metode penelitian tindakan adalah suatu penelitian yang

dikembangakan secara bersama –sama antara peneliti dan decision maker

tentang variable variable yang dapat di manipulasikan dan segera digunakan

untuk menentukan kebijakan dan pembangunan (Nazir,2005:79).

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ni adalah

penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian

tindakan yang dilakukan guru didalam kelas dengan tujuan untuk

meningkatkan kemampuan siswa serta mutu praktik pembelajaran.dengan

(19)

20

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

masalah ke tempat suatu sekolah atau lebih khusus pada pembelajaran

tertentu dan suatu kelas tertentu dengan menggunakan metode ilmiah .

Arikunto (2009:2-3) mengemukakan bahwa penelitian tindakan kelas

(PTK) terdiri dari tiga kata yaitu Penelitian, Tindakan , Kelas , maka ada

pengertian yang dapat diterangkan :

1. Penelitian. Merujuk pada suatu kegiatan mencermati suatu

objek dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu

untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam

meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting

bagi peneliti.

2. Tindakan. Merujuk pada sesuatu gerak kegiatan yang sengaja

yang dilakukan dengan tujuan tertentu dalam penelitian

berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk siswa.

3. Kelas. Dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas,

tetapi dalam penelitian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah

lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang

dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok siswa yang

dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama, dari

guru yang sama pula.

Dari tiga pengertian kata penelitian, tindakan, dan kelas dapat ditarik

kesimpulan bahwa PTK merupakan penelitian terhadap kegiatan belajar

berupa sebuah tindakan yang dilakukan oleh guru atau dengan arahan guru

yang dilakukan oleh siswa, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam

sebuah kelas secara bersama-sama. Tindakan tersebut diberikan untuk

memperbaiki dan meningkatkan pemahaman siswa terhadap satu atau

beberapa materi pelajaran.

Jika dibandingkan dengan penelitian lain, penelitian tindakan bukan

lagi mengetes sebuah perlakuan, tetapi sudah mempunyai keyakinan akan

ampuhnya sesuatu perlakuan,selanjutnya dalam penelitian tindakan ini

peneliti langsung menerapkan perlakuan tersebut dengan hati-hati seraya

(20)

Perbedaan yang nyata adalah bahwa penelitian tindakan tidak mengenal

populasi dn sempel, karena dampak perlakuan hanya berlaku bagi subjek

yang dikenai tindakan saja.

Penelitian tindakan kelas digunakan untuk memahami apa yang

sedang terjadi, sambil terlihat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan

(Hopkins,1993 dalam Rochiati : 2006). Merujuk pada pendapat tersebut,

PTK sangat cocok dipilih oleh guru didalam kelas sebagai peningkatan

mutu pembelajaran sekaligus meningkatkan profesionalisme. Selain itu PTK

juga bertujuan untuk memperbaiki berbagai persoalan nyata dan praktis

dalam peningkatan mutu pembelajaran didalam kelas yang dialami langsung

antara guru dengan siswa yang sedang belajar. Hal ini penting dilakukan

sebagai perbaikan mutu pembelajaran .

Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah model

siklus yang dilakukan secara berulang – ulang dan berkelanjutan.peneliti

menggunakan model siklus yang mengacu pada alur model yang

dikembangkan oleh Arikunto (2009:16) yang meliputi komponen :

a. Perencanaan (plan).

b. Tindakan (action)

c. Pengamatan (observe).

d. Refleksi (reflection).

Model desain dari empat komponen diatas tergambar dalam gambar 3.1

(21)

22

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

Gambar 3.1

Model Desain Penelitian Arikunto (2009:16)

B. Lokasi dan subyek penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian Tindakan Kelas ini akan dilaksanakan di SD Negeri 1

Kamarang Jalan Ahmad Yani Kecamatan Greged Kabupaten Cirebon.

Penulis mengambil lokasi atau tempat ini dengan pertimbangan

bekerja pada sekolah tersebut, sehingga memudahkan dalam mencari

Pengamatan

Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

(22)

data, peluang waktu yang luas dan subyek penelitian yang sangat

sesuai dengan profesi penulis.

Peneliti ini memfokuskan pada penerapan pendekatan

matematika realistik untuk meningkatkan kemampuan dalam

menyelesikan soal cerita pecahan.

Adapun untuk lebih jelasnya lokasi penelitian SDN 1 Kamarang

tergambar dalam denah gambar 3.2

(23)

24

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

Gambar 3.2

Denah Lokasi SDN 1 Kamarang

2. Subyek penelitian

Subyek penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas IV SD

Negeri 1 Kamarang kecamatan greged kabupaten cirebon dengan

jumlah siswa 24 orang, yang terdiri dari 15 orang laki – laki 9 orang

perempuan.

Alasan dipilihnya kelas IV menjadi subjek penelitian adalah

sebagai berikut :

a. Pokok bahasan pecahan tercantum dalam Kurikulum

Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN 1 Kamarang

(24)

b. Pendekatan realistik cocok untuk menyelesaikan soal

cerita pecahan pada usia di kelas IV yang sudah mulai

berfikir kritis dan mengembangkan rasa ingin tahunya

yang lebih mendalam.

c. Dimana siswa kelas IV mempunyai kemampuan heterogen.

Diantaranya ada siswa yang sangat tertinggal sekali,dalam

artian kemampuanya sangat rendah. Adapula yang nakal

dan tidak mau memperhatikan sama sekali.

C. Instrumen penelitian

Instrument penelitian di gunakan untuk mendapatkan data penelitian

dengan tingkat ketercakupan data sesuai dengan fokus penelitian. Adapun

instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Instrumen Pembelajaran

a. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran dalam penelitian ini

dirancang seoptimal mungkin dengan menetapkan

indikator-indikator dan tujuan pembelajaran yang harus di capai oleh

siswa mengacu pada Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

dalam KTSP.

Dalam penelitian ini peneliti menitik beratkan pada

pemahaman matematika siswa dalam menyelesaikan soal cerita

pada bilangan pecahan.

b. Lembar kerja siswa

Pengerjaannya adalah dengan cara diskusi kelompok,

namun setiap siswa harus mengerjakan LKS tersebut secara

individu. Hal ini bertujuan agar proses pembelajaran lebih

efektif, dan seluruh siswa dapat memahami konsep – konsep

yang sedang dipelajari.

2. Instrumen pengumpulan data

(25)

26

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

Tes diartikan sebagai sejumlah pertanyaan yang

membutuhkan jawaban.Dengan tujuan mengukur tingkat

kemampuan peserta didik berkaitan dengan konsep, prosedur,

dan aturan –aturan. Dalam menjawab soal , peserta didik tidak

selalu merespon dalam bentuk menulis jawaban tetapi dapat

juga dalam bentuk lain seperti member tanda , mewarnai,

menggambardan lain sebagainya ( Depdiknas: 2006).

Pemberian tes dalam penelitian ini dilaksanakan pada

setiap siklus dan dikerjakan secara individu, tes dalam penelitian

ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa melalui skor.

Alat evaluasi yang baik dapat di tinjau berdasarkan hal – hal

sebagai berikut :

1) Validitas item tes

Validitas merupakan syarat yang terpenting dalam

suatu alat evaluasi. Suatu tekhnik evaluasi dikatakan

mempunyai validitas yang tinggi jika teknik evaluasi atau

tes itu dapat mengukur apa yang akan diukur. Pengujian

validitas bertujuan untuk mengetahui valid (sahih) atau

tidaknya suatu alat tes. Suatu alat tes tersebut valid jika

dapat mengevaluasi dengan tepat sesuatuyang akan di

evaluasi. Uji validitas menggunakan rumus produk dari

pearson (Purwanto,2009:137), yaitu :

= skor total masing masing siswa

(26)

Antara 0,00 – 020 : (sangat rendah)

0,41 – 0,40 : ( rendah)

0,71 – 0,90 : (tinggi)

0,91 – 1.00 : (sangat tinggi)

2) Reliabilitas Item Tes

Reliabilitas tes adalah tingkat keajegan

(konsistensi)suatu tes, yakni sejauh mana suatu tes dapat

dipaercaya untuk menghasilkan skor yang ajeg / konsisten

( tidak berubah – ubah).tes yang reiabel atau dapat

dipercaya adalah tes yang menghasilkan skor secara ajeg,

relatif tidak berubah walaupun diteskan pada situasi dan

waktu yang berbeda- beda. Sebaliknya, tes yang tidak

reliabel seperti karet untuk mengukur panjang , hasil

pengukuran dengan karet dapat berubah – ubah ( tidak

konsisten). ( Karno To,2003:7)

Uji reliabilitas in menggunakan rumus alpha

( Mardapi, dalam Prabawanto, dalam M-Tohir 2011).

=( )

Keterangan :

= koefisien reliabilitas tes

= koefisien korelasi ganjil-genap

kriteria reliabilitas adalah sebagai berikut : = Sangat rendah

= Rendah = Cukup = Tinggi = Sangat tinggi

(27)

28

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

Daya pembeda menunjukan sejauh mana tiap buti

soal mampu membedakan siswa yang menguasai bahan

dan siswa yang tidak menguasai bahan .Butir soal yang

daya pembeda rendah , tidak ada manfaatnya, malahan

dapat merugikan siswa yang belajar sungguh- sungguh.

(Karno To,2003:11). Uji daya beda ini menggunakan

rumus :

DP =

Keterangan :

DP = indeks Daya pembeda butir soal tertentu (satu butir)

= jumlah jawaban benar pada kelompok atas

= jumlah jawaban benar pada kelompok bawah

= jumlah siswa pada salah satu kelompok A atau B

Kriteria daya pembedanya adalah sebagai berikut :

Negatif – 9% = sangat buruk

10% - 19% = buruk

20% - 29% = agak baik

30% - 49% = baik

50% keatas = sangat baik

Pada prinsipnya,daya pembeda dihitung berdasarkan

selisih jawaban benar pada kelompok atas dan kelompok

bawah, dibagi dengan jumlah siswa pada salah satu

kelompok tersebut,dikalikan 100% agar diperoleh angka

bulat ( bukan pecahan atau persen).

4) Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran menunjukan apakah butir soal

tergolong sukar, sedang atau mudah . Tes yang baik

memuat kira- kira 25% soal mudah ,50% soal sedang dan

(28)

TK =

Keterangan :

TK = indeks tingkat kesukaran butir soal tertentu ( satu butir).

= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok A.

= jumlah siswa yang menjawab benar pada kelompok B.

= jumlah siswa pada kelompok A (atas / unggul).

= jumlah siswa pada kelompok B (bawah / Asor).

Kriteria tingkat kesukaran sebagai berikut :

0% - 15 % = sangat sukar

Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus I

No Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria

(29)

30

Rekapitulasi Analisis Item Soal Tes Siklus II

No Validitas Tingkat Kesukaran (%) Daya Pembeda (%) Keterangan

Skor Kriteria Skor Kriteria Skor Kriteria

(30)

observasii siswa, dan lembar wawancara siswa. Lembar observasi

guru digunakan untuk memantau pelaksanaan pembelajaran yang

dilakukan oleh guru hal ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan

dsan kekurangan yang dilakukan oleh guru selama proses

pembelajaran, hal ini penting untuk perbaikan dalam siklus berikutnya.

Lembar observasi guru di isi oleh pengamat, sebagai dasar untuk

perbaikan bagi peneliti.

Sedangkan lembar observasi siswa digunakan untuk memantau

aktivitas siswa selama proses pembelajaran, hal ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana aktivitas siswa dalam pelaksaan pembelajaran.

Lembar aktivitas siswa ini merupakan pedoman bagi pengamat ketika

mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilaksanakan oleh

peneliti.Seperti halnya lembar aktivitas guru, lembar aktivitas siswa

juga digunakan sebagai bahan refleksi bagi perbaikan pembelajaran

untuk tindakan selanjutnya.

Selain itu lembar wawancara siswa digunakan untuk mengetahui

tanggapan siswa mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan.Ini

dapat dijadikan tolak ukur perbaikan-perbaikan pada siklus berikutnya.

D. Prosedur Penelitian

Penelitian ini dilakukan dengan 2 siklus (putaran) setiap siklus terdiri

dari satu pertemuan.

1. Siklus I

a. Perencanaan

1) Guru menentukan materi pokok yang akan diajarkan

tentang pecahan

2) Merancang pembuatan rencana pembelajaran untuk

materi menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan pecahan dalam bentuk soal cerita

3) Merancang metode yang akan digunakan

(31)

32

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

5) Menyusun alat tes, yaitu tes tulis berupa lembar

kegiatan siswa dan lembar soal

6) Uji coba instrumen tes, kemudian menganalisis hasil

uji coba untuk diketahui tingkat validitas, reliabilitas,

tingkat kesukaran, dan daya pembeda.

7) Mengkonsultasikan instrument pada dosen

pembimbing.

8) Merevisi instrumen

b. Pelaksanaan

1) Melakukan pembelajaran dengan penerapan

pendekatan matematika realistic

2) Mengelompokan siswa terdiri 4 orang setiap

kelompok yang heterogen

3) Memberikan salah satu masa;ah kontektual dalam

bentuk soal cerita pada bilangan pecahan

4) Siswa mengerjakan lembar kerja secara

berkelompok

5) Membahas lembar kerja dan penyelesaiannya

c. Pengamatan

1) Mengamati jalannya proses pembelajaran

2) Mengamati kemampuan siswa dalam menyelesaikan

lembar kegiatan siswa

3) Mengamati keaktifan siswa dalam menyelesaikan

lembar kegiatan siswa

4) Mengamati keaktifan siswa dalam pembelajaran

5) Mengamati siswa dalam menyelesaikan soal

d. Refleksi

Pada tahap refleksi di adakan pengkajian berbagai

kejadian yang terekam selama proses tindakan, peneliti

dan pengamat mendeskrispsikan hasil pelaksanaan

(32)

mengevaluasi seluruh kegiatan, kekuatan dan

kelemahannya sebagai dasar dalam merancang kegiatan

dalam siklus II

2. Siklus II

a. Perencanaan

1) Guru membuat rencana pembelajaran dengan

memperhatikan refleksi pada siklus I

2) Merancang pembuatan rencana pembelajaran untuk

materi menyelesaikan masalah yang berkaitan

dengan pecahan dalam bentuk soal cerita

3) Merancang metode apa yang akan digunakan

4) Menyiapkan instrument observasi

b. Pelaksanaan

1) Melaksanakan kegiatan pembelajaran siklus II sesuai

dengan RPP yang telah disusun dengan

1) Mencatat semua yang terjadi sebagaisumber data

yang digunakan pada tahap refleksi

2) Diskusi dengan pengamat untuk mengetahui adanya

kelemahan dan kekurangan yang harus diperbaiki

3) Peneliti menyesuaikan apakah kegiatan yang

dilakukan pada siklus II ini sudah sesuai dengan

yang diharapkan

3) Refleksi

(33)

34

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

untuk mendapatkan suatu simpulan. Hasil tersebut akan

dijadikan acuan dalam melaksanakan pembelajaran pada

siklus berikutnya. Diharapkan setelah pembelajaran

diperbaiki dan kesalahan-kesalahan yang muncul pada

siklus I diperbaiki, maka pada akhir siklus II ini

diharapkan pemahaman matematika siswa kelas IV SDN 1

Kamarang Greged Kabupaten Cirebon tentang

menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan dengan

menerapkan pendekatan matematika realistik dapat

ditingkatkan.

4) Membuat Kesimpulan Hasil Penelitian

Setelah semua proses selesai dilaksanakan sampai

pada tahap refleksi, maka selanjutnya dapat ditarik

kesimpulan yang mengacu pada hasil penelitian dan

pembahasa. Hal ini dilakukan agar dapat memnberikan

gambaran-gambaran tentang kelemahan dan kelebihan

setiap hal-hal yang dilakukan pada setiap siklus. Dari

kesimpulan ini dapat diketahui sejauh mana peningkatan

baik proses maupun hasil pembelajaran matematika

tentang kemampuan menyelesaikan soal cerita pada

bilangan pecahan dengan penerapan pendekatan

matematika realistik pada siswa kelas IV di SDN 1

(34)

Berikut adalah gambar alur penelitian tindakan kelas yang akan

dilaksanakan oleh peneliti :

Diagram 3.2

Diagram Alur Penelitian Tindakan Kelas

5) Tekhnik Analisis Data

Identifikasi dan Analisa

Masalah

Perencanaan Tindakan Siklus I, yaitu mengenai Penyelesaian Masalah yang berkaitan dengan Pecahan

Pelaksanaan Tindakan yaitu mengenai Penyelesaian Masalah

yang berkaitan dengan Pecahan Siklus I

Monitoring Implementasi

Refleksi dan Penjelasan Kelemahan Pelaksanaan

Perencanaan Tindakan Siklus II, yaitu mengenai Penyelesaian Masalah yang berkaitan dengan Pecahan

Monitoring Implementasi

Pelaksanaan Tindakan yaitu mengenai Penyelesaian Masalah

yang berkaitan dengan Pecahan Siklus II

(35)

36

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

Pengumpulan dan analisis data dalam penelitian ini

dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Sumber data

Sumber data dalam penelitian ini diperoleh

dari siswa melalui pengamat dan hasil tes

pemahaman siswa. Pengamatan dilakukan selama

proses pembelajran dilakukan oleh pengamat. Tes

pemahaman dilakukan setiap akhir siklus.

b) Analisis data

Data-data yang diperoleh setelah

melaksanakan penelitian, dikumpulkan kemudian

diolah dan dianalisis agar mendapatkan kesimpulan

yang utuh dan menyeluruh. Berdasarkan bentuk dan

sifatnya data penelitian dapat dibedakan dalam dua

jenis yaitu data kualitatif (berbentuk

kata-kata/kalimat) dan kata kuantitatif (berbentuk angka).

(1) Data Kuantitatif

Data kuantitatif adalah data yang

berbentuk angka atau bilangan. Sesuai dengan

bentuknya data kuantitatif dapat diolah dan

dianalisis menggunakan tekhnik perhitungan

matematika atau statistika. (Ihat,Rudi dan

Nuraedi,2009:193). Setelah data kuantitatif ini

diperoleh, maka selanjutnya dilakukan analisis

data dengan langkah-langkah sebagi berikut :

(a). Penskoran

Sebelum melakukan tes

pemahaman matematika kepada setiap

siswa untuk setiap siklus, maka

(36)

item soal. Aturan penskoran yang

ditetapkan adalah sebagai berikut :

Tabel 3.3

Aturan penskoran setiap item tes

Skor Deskripsi

0 Siswa tidak merespon sama sekali

1 Siswa menulis cara penyelesaian salah, jawaban salah

3 Siswa tidak menulis cara penyelesaian, jawaban benar

5 Siswa menulis cara penyelesaian salah, jawaban benar

8 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban salah

10 Siswa menulis cara penyelesaian benar, jawaban benar

(diadapatasi dari Randalls)

(b) Menghitung nilai rata-rata kelas dengan

rumus (purwanto dalam prabawanto :

2012)

=∑

Keterangan :

= nilai rata-rata kelas

∑ = total nilai yang diperoleh siswa = jumlah siswa

(c) Menghitung presentasi ketuntasan belajar

klasikal dengan rumus :

TB =∑ x 100% Keterangan :

TB = ketentuan belajar

∑ =jumlah siswa yang mendapat nilai lebih besar dari nilai 65 atau sama

(37)

38

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

100 = bilangan tetap

Bedasarkan ketentuan sekolah, siswa secara individual dikatakan

tuntas jika telah mendapatkan nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM

yang telah ditentukan. Sedangkan secara klasikal jika sebanyak 65%-79%

siswa sudah mendapatkan nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM

maka pembelajaran tuntas dengan kategori cukup, dan jika 80%-100%

siswa mendapatkan nilai sama dengan atau lebih besar dari KKM, maka

pembelajaran tuntas dengan kategori baik.

(2) Data Kualitatif

Data kualitatif adalah data yang

berbentuk kata- kata,bukan dalam bentuk

angka. Data kualitatif diperoleh melalui

berbagai macam tekhnik pengumpulan data

misalnya wawancara,analisis dokumen,diskusi

terfokus atau observasi yang telah dituangkan

dalam catatan lapangan (transkip). (Ihat, Rudi

dan Nuraedi,2009:193)

Data kualitatif diperoleh dari deskripsi

kekurangan dan kelebihan yang tergambar

dalam lembar observasi siswa. Dari deskripsi

tersebut direflesikan dan di diskusikan dengan

para pengamat kemudia direncanakan

perbaikan-perbaikan untuk siklus selanjutnya

agar dapat memeperbaiki

kekurangan-kekurangan dalam proses pembelajaran

selanjutnya. Hal ini dilakukan untuk perbaikan

pembelajaran yang lebih baik dan agar

pemahaman siswa meningkat.

Hasil wawancara siswa akan diolah

(38)

wawancara, kemudian menarik kesimpulan

dari hasil keseluruhan wawancara tersebut.

Penarikan kesimpulan ni akan dilakukan oleh

peneliti bersama dengan pengamat. Pada

wawancara ini, akan dipilih siswa beberapa

orang siswa untuk diwawancarai. Siswa yang

akan diwawancarai tersebut akan berkonsultasi

dengan wali kelas. Penarikan kesimpulan akan

dilakukan dengan cara memilih hasil

wawancara yang paling mewakili keseluruhan

hasil wawancara.

Selanjutnya hal-hal yang perlu

diperbaiki akan dilakukan perbaikan pada

siklus berikutnya. Data – data tersebut akan

disajikan secara deskripsi dari setiap hal

penelitian yang diperoleh. Setelah itu, akan

didiskusikan secara berkesinambungan dengan

para pengamat dan dosen pembimbing dengan

tujuan untuk memperoleh perbaikan –

perbaikan yang akan dilakukan pada siklus

berikutnya.

Dengan cara ini di harapkan setiap siklus

mengalami peningkatan perbaikan. Agar

pembelajaran efektif, sehingga hasil

pembelajaran akan sesuai dengan yang

diharapkan. Selain itu lembar wawancara juga

digunakan untuk mengetahui penyebab –

penyebab siswa yang mengalami penurunan

skor dari siklus I ke siklus II. Hal ini bertujuan

(39)

40

(40)

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil temuan, dan pembahasan hasil penelitian, maka

peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Perencanaan Pembelajaran matematika dengan menerapkan

pendekatan matematika realistik terhadap siswa adalah

memepersiapkan alat atau bahan yang akan digunakan dan juga

membuat instrumen penelitian. Instrumen penelitian tersebut terdiri

dari instrumen pembelajaran yang berupa RPP ( Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran ) yang menjabarkan materi pokok penerapan pendekatan

matematika realistik dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan

pecahan, LKS (Lembar Kerja Siswa) sebagai alat pendukung dalam

pelaksanaan pembelajaran, dan lembar soal tes pemahaman untuk

siklus I sebagai alat ukur untuk mengetahui peningkatan pemahaman

siswa setelah pembelajaran dilaksanakan. Selanjutnya adalah

instrumen pengumpul data yang terdiri dari : lembar observasi guru

dan lembar observasi siswa untuk memudahkan pengamat dalam

mencatat hal-hal yang terjadi dalam proses pembelajaran, dan lembar

wawancara sebagai pedoman dalam melakukan wawancara kepada

siswa setelah melaksanakan pembelajaran.

Maka hasil dari perencanaan penelitian pada siklus I ini yaitu

peneliti harus menyiapkan alat atau bahan yang akan digunakan,

membuat Instrumen Pembelajaran yaitu RPP dan LKS, dan membuat

Instrumen Pengumpul data yaitu Lembar Observasi Guru dan Siswa

serta Lembar Wawancara Siswa. Dan hasil dari perencanaan penelitian

pada siklus II ini yaitu peneliti harus menyiapkan alat atau bahan yang

akan digunakan, membuat Instrumen Pembelajaran yaitu RPP dan

(41)

77

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

penyusunan Instrumen ini mengacu pada perbaikan- perbaikan yang

perlu dilakukan dari hasil refleksi siklus I,dimana penerapan

pendekatan matematika realistik lebih diperkental.

2. Pelaksanaan Pembelajaran matematika dengan menerapkan

pendekatan matematika realistik terhadap siswa yaitu dengan

mengkondisikan siswa untuk duduk berkelompok, pembelajaran

diawali dengan apersepsi, yaitu mengingatkan kembali tentang konsep

pecahan dengan melakukan tanya jawab mengenai penjumlahan dan

pengurangan pecahan,menjelaskan tujuan pembelajaran,dan mulai

memberikan salah satu masalah kontekstual yang sedang dipelajari,

melakukan diskusi kelas dan peserta didik diminta untuk mengerjakan

soal yang ada dalam LKS dan guru membimbingnya,guru

memberikan penghargaan kepada siswa yang menjawab paling tepat

berupa nilai plus. Dan diakhir pelaksanaan mengadakan tanya

jawab ,meluruskan kesalahpahaman,guru memberikan penguatan dan

penyimpulan serta memberikan evaluasi tertulis pada peserta didik

secara individu.

3. Pemahaman dalam menyelesaikan soal cerita pada bilangan pecahan

setelah diterapkannya pendekatan matematika realistik mengalami

peningkatan. Dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa pada

siklus I yang tuntas berjumlah 17 siswa atau 71% dan yang tidak

tuntas berjumlah 7 siswa atau 29% dengan rata-rata nilai 69,00; pada

siklus II siswa yang tuntas berjumlah 20 siswa atau 83% dan yang

tidak tuntas berjumlah 4 siswa atau 17% denganrata-rata nilai 84,33.

(42)

Berdasarkan kesimpulan diatas pada penelitian tentang penyelesaian

soal cerita pada bilangan pecahan untuk kelas IV Sekolah Dasar, maka

penulis mengajukan saran sebagai berikut :

1. Bagi Siswa

Dalam mengikuti pembelajaran dikelas siswa disarankan untuk lebih

giat dan bersemangat sehingga hasil belajar dapat ditingkatkan. Siswa

juga diasarankan untuk lebih aktif didalam proses pembelajaran agar

kereaktifan dan hasil belajar dapat ditingkatkan.

2. Bagi Guru

Kepada guru sekolah dasar disarankan mencoba pendekatan

matematika realistik karena dengan bahan ajar yang menerapkan

pendekatan matematika realisti dapat membuat siswa bisa berfikir

kreatif dan lebih semangat dalam belajar dan peran guru memberikan

bimbingan sesuai dengan tingkat kemampuan siswa.

3. Bagi Peneliti Lain

a. Semoga orang yang membaca hasil penelitian tindakan kelas ini

dapat termotivasi untuk melakukan penelitian tindakan klas

berikutnya dengan sasarn yang lebih luas dan lebih mendalam.

b. Semoga peneliti lain dapat melakukan penelitian tindakan kelas

dengan menerapkan pendekatan matematika realistikdalam

waktu yang lebih lama dibandingkan dengan peneliti dan

menggunakan sumber referensi lebih banyak, sehingga

temuan-temuan dalam pelaksanaan penerapan pendekatan matematika

(43)

Yati Hayati Ramdaniah, 2013

DAFTAR PUSTAKA

Buku literatur

Arikunto,S .(2009).Prosedur Penelitian, Yogyakarta.Rineka Cipta.

BSNP .(2006). Standar isi , standar kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Jenjang Pendidikan Sekolah Dasar. Jakarta : BSNP

Daryanto dan Tasrial. (2012) .Konsep Pembelajaran Kreatif.Yogyakarta . Gava media

Effendi , M .(2008). Penerapan Model Pembelajaran Matematika Realistik

Berbasis Media dan Berkonteks Lokal Sebagai Upaya Meningkatkan Keaktifan siswa.Skripsi Sarjanapada FIP UPI Kampus Surakarta : tidak

diterbitkan

Furchan,A. (2004). Pengantar Penelitian Dalam Pendidikan .Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Hadi, A. dan Haryono. (2005). Metodologi Penelitian Pendidikan . Jakarta:Rineka Cipta.

Ihat ,Rudi , dan Nuraedi.(2009).Penelitian Pendidikan . Bandung.UPI PRESS

Karno To , (2003) , Mengenal Analisis Tes. Bandung: FIP UPI Bandung

Karno To dan Yudi Wibisono, (2003).ANATESVersi 4.0 for Windows, Program

Komputer Khusus Untuk Analisis Tes Pilihan Ganda. Bandung:

Universitas Pendidikan Indonesia

KBBI online.(2008).Kamus Besar Bahasa Indonesia.http: // www. Pusat

bahasa.depiknas .go.id /kbbi.(11 oktober 2012)

Nazir.(2005).Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Purwanto , Ngalim. Prinsip – prinsip Dan Teknik Evaluasi Pengajaran . Bandung.

PT Remaja Rosdakarya

Sugiyono.(2001). Statistika Untuk Penelitian. Bandung:Alfabeta.

Sugiyono . (2009). Metode Penelitian Pendidikan , Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R & D. Bandung: CV.Alfabeta

Wijaya , A. (2012). Pendidikan Matematika Realistik Suatu Alternatif Pendekatan

(44)

Winata, U.( 1992 ) .pendekatan pembelajaran kelas rangkap . jakarta : Depdikbud

Zahra .(2010). Mengajar Dengan Pendekatan Realistikhttp://Zahra

abcd.blogspot.com / 2010/04/ mengajar - matematika - dengan

pendekatan . html (10 oktober 2012)

Internet

http :// www.republika.co.id /berita /64770/meningkatkan kualitas pendidikan

dengan PMRI (Diakses tanggal 10 oktober 2012 )

http://repository.library.uksw.edu/bitstream/handle/123456789/926/T1_29200819 9_BAB%20II.pdf?sequence=3( Diakses tanggal 10 oktober 2012)

http : // Jurnalarungpalaka .Blogspot.com /2012/10/meningkatkan – pemahaman – konsep . Html. (Diakses tanggal 10 Oktober 2012)

Gambar

Gambar 3.2 Denah Lokasi SDN 1 Kamarang  ......................................  24
Tabel 01  Daftar Nilai Rata-rata Matematika
Gambar 3.1 Model Desain Penelitian Arikunto (2009:16)
Gambar 3.2 Denah Lokasi SDN 1 Kamarang
+4

Referensi

Dokumen terkait

Karakter melalui Gerakan Pramuka; f) Struktur Organisasi dan Lambang Gerakan Pramuka; g) Kurikulum dan Sisdiklat dalam Gerakan Pramuka; h) Karakteristik Pramuka Siaga

Selain itu, Kami berharap masyarakat percaya kepada peroduk kami dan mengati pengunaan pestisida sintetik yang tidak ramah lingkungan dengan produk kami..

Pokja Barang/Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Unit Layanan Pengadaan Barang/Jasa Kabupaten Aceh Barat Daya akan melakukan klarifikasi dan/atau verifikasi kepada penerbit

Pada penulisan ilmiah ini, penulis mencoba mendesain web non komersial mengenai Kumpulan Tuntunan Sholat lima waktu dalam Islam dengan menggunakan Flash MX dan Internet Explorer

Analisis Efektivitas Corporate Social Responsibilitysapu Lidi Cafe, Resort, And Gallery Dalam Mendukung Pemberdayaan MasyarakatA. Universitas Pendidikan Indonesia |

Software yang digunakan adalah Flash MX, yang merupakan seri ke 6 dari flash keluaran Macromedia yang dapat menggabungkan berbagai elemen multimedia seperti animasi, teks, gambar

Analisis Efektivitas Corporate Social Responsibilitysapu Lidi Cafe, Resort, And Gallery Dalam Mendukung Pemberdayaan Masyarakat.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Karya tulis atau bentuk lainnya yang diakui dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi atau seni yang ditulis atau dikerjakan sesuai dengan tata cara ilmiah mengikuti pedoman