• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH FASILITAS WISATA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA SITU GEDE KOTA TASIKMALAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH FASILITAS WISATA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA SITU GEDE KOTA TASIKMALAYA."

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS : 1584/UN.40.2.5.1/PL/2013

Sabila Maulina Nugraha, 2013

PENGARUH FASILITAS WISATA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA SITU GEDE

KOTA TASIKMALAYA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana

Program Studi Management Resort & Leisure.

OLEH :

SABILA MAULINA NUGRAHA 0900918

PROGRAM STUDI MANAJEMEN RESORT & LEISURE FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

(2)

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat

Kepuasan Berkunjung di Kawasan Wisata

Situ Gede Kota Tasikmalaya

Oleh

Sabila Maulina Nugraha

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

© Sabila Maulina Nugraha 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juni 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Sabila Maulina Nugraha

NIM : 0900918

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Disetujui dan disahkan oleh : Pembimbing I

Prof.Dr. Wanjat Kastolani, M.Pd.

NIP. 196205121987031002

Pembimbing II

Erry Sukriah, SE.,MM.

NIP. 197912152008122002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Management Resort and Leisure

Fitri Rahmafitria, SP.,M. Si.

(4)

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

PENGARUH FASILITAS WISATA TERHADAP TINGKAT KEPUASAN BERKUNJUNG DI KAWASAN WISATA SITU GEDE KOTA

TASIKMALAYA

SABILA MAULINA NUGRAHA

0900918

ABSTRAK

Keindahan alam Indonesia yang dihiasi oleh berbagai keragaman budaya yang khas sangat mendukung pengembangan sektor kepariwisataan. Pada zaman ini pariwisata merupakan industri terbesar di Indonesia pada abad ini, oleh karena itu untuk mencapai kepuasan pengunjung salah satu faktor nya yaitu meningkatkan fasilitas atraksi wisatanya yang termasuk kedalam failitas wisata. Begitupula yang dirasakan pengunjung Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya. Mereka masih merasakan kekurangan dalam beratraksi di kawasan tersebut. Untuk itulah diadakan penelitian ini untuk mengetahui fasilitas atraksi, tingkat kepuasan berkunjung dan pengaruh fasilitas atraksi terhadap tingkat kepuasan berkunjung.Objek penelitian di sini adalah pengunjung Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya. Variabel bebas (X) adalah fasilitas wisata yang memiliki 7 subvariabel yaitu jogging, makan lesehan, bersepeda, memancing, main rakit, piknik di gazebo, bersantai di pinggir danau. Sedangkan untuk variabel terikat (Y) adalah tingkat kepuasan berkunjung. Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif verifikatif dengan pendekatan kuantitatif. Melalui teknik sampel random sampling, maka diperoleh jumlah sampel sebesar 100 responden. Teknik analisa data yang digunakan adalah teknik regresi linier sederhana.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa fasilitas wisata dikawasan wsiata Situ Gede Kota Tasikmalaya berpengaruh terhadap tingkat kepuasan berkunjung. Korelasi antar variabel tersebut didapat sebesar 0,198 yang artinya hubungannya sangat lemah. Berdasarkan perhitungan dihasilkan koefisien regresi yang dibetuk dalam model Tingkat Kepuasan Berkunjung = -4,898 + 0,51. Fasilitas Wisata. Artinya apabila nilai fasilitas adalah nol maka tingkat kepuasannya mencapai -4,898, sedangkan apabila setiap penambahan nilai satu satuan terhadap fasilitas wisata maka akan ada laju perubahan tingkat kepuasan sebesar 0,051. Selanjutnya koefesien determinasi dihasilkan yaitu sebesar 3,9% dengan kata lain pengaruh fasilitas wisata terhadap tingkat kepuasan berkunjung sebesar 3,9% sedangkan 96,1% adalah faktor lainnya. Yaitu kepuasan lainnya bisa didapatkan dari nilai yang dirasakan pengunjung, salah satunya mendapatkan kebutuhan fisik yaitu kesegaran jasmani yang diperoleh ketika mereka melakukan aktivitas di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya.

(5)

Sabila Maulina Nugraha, 2013

FLUENCE OF TOURISM FACILITY TOWARDS LEVEL SATISFACTION OF VISIT AT SITU GEDE TOURISM AREA INTASIKMALAYA CITY

SABILA MAULINA NUGRAHA

0900918

ABSTRACT

Indonesia's natural beauty, inhabited by various diversity of cultures , strongly supports the development of the tourism sector. At the time of this tourism is the largest industry in Indonesia by this century. Therefore, to achieve the visitor satisfaction, one of the factors that increase the tourist attraction facilities. So do what the visitrs feel in tourism area at Situ Gede Tasikmalaya City. They still feel shortcoming in their attraction of that place. So then this research held, the purposes are to learn attraction facility which included in tourism facility, level satisfaction of visit, and the fluence of tourism facility towards level satisfaction of visit.Object of this research is the visitor of tourism area in Situ Gede Tasikmalaya City. The independent variable (X) is tourism facility that has 7 subvariables there are jogging, lesehan dining, cycling, fishing, playing raft, picnic on the gazebo, relax by the lake. As for the dependent variable (Y) is the satisfaction level of visit. This type of research is descriptive verification, through random sampling technique, the obtained sample size of 100 respondents. The technique to analyze the data is using simple linear regression technique. These results indicate that attraction facilities of tourist area in Situ Gede Tasikmalaya affect the satisfaction level of visit. The correlation result between those variables are 0,198, its means the correlation is very weak. And based on the model of regretion coefficient, the result is Level satisfaction of visit = -4,898 + 0,51 . Tourism facility. Its means if the value of facilities is zero then the level satisafaction of visit is -4,898, however if there is value increase in amount of one then there is increase of level satisfactyion of visit in amount of 0,051. Coefficient of determination is equal to 3.9%, in other words the influence of tourism facility towards level of satisfaction level of visit is about 3.9%, while 96.1% were other factors. Other satisfaction factor could reached by visitor value themselves, on of the example is physical needs to get the body refreshness while they have activity in Situ Gede Tourism Area at Tasikmalaya City.

(6)

i

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN ...i

ABSTRAK...ii

ABSTRACT...iii

KATA PENGANTAR...iv

UCAPAN TERIMA KASIH...v

DAFTAR ISI ...vii

DAFTAR TABEL...x

DAFTAR GAMBAR...xi

DAFTAR LAMPIRAN...xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang...1

B. Rumusan Masalah...7

C. Tujuan Penelitian...7

D. Manfaat Penelitian...7

E. Sistematika Penulisan...8

F. Definisi Operasional...9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepariwisataan 1. Pariwisata...12

2. Wisatawan...12

3. Destinasi Pariwisata...13

4. Kawasan Wisata...14

5. Atraksi Wisata...16

B. Fasilitas...17

(7)

ii

Sabila Maulina Nugraha, 2013

2. Pengukuran Kepuasan Konsumen...22

D. Hipotesis...23

E. Kerangka Pemikiran...25

BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian...26

B. Metode yang Digunakan...27

C. Jenis dan Sumber Data...28

D. Teknik Pengumpulan Data...28

E. Variabel Penelitian...29

F. Populasi, Sampel dan Teknik Sampling 1. Populasi...31

2. Sampel...31

3. Teknik Sampling...33

G. Uji Validitas dan Reliabilitas 1. Validitas...34

2. Reliabilitas...37

H. Metode Analisis Data...39

I. Uji Hipotesis...45

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Perusahaan 1. Profil Umum...47

2. Visi dan Misi Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya...49

3. Fasilitas di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya...50

4. Sejarah Situ Gede...55 B. Hasil Penelitian

(8)

iii

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Fasilitas Wisata di Kawasan Wisata Situ Gede

Kota Tasikmalaya...58

2. Analisis Penilaian Pengunjung Terhadap Tingkat Kepuasan Pengunjung di KawasanWisata Situ Gede Kota Tasikmalaya...76

3. Analisis Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya...80

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan...85

B. Saran-saran...86

DAFTAR PUSTAKA...88

LAMPIRAN-LAMPIRAN...90

(9)

iv

Sabila Maulina Nugraha, 2013

DAFTAR TABEL

3.1 Operasionalisasi Variabel...30

3.2 Data Kunjungan Wisatawan di Kawasan Wisata Situ GedeTahun 2012...32

3.3 Hasil Pengukuran Uji Validitas Instrumen Penelitian VariabelFasilitas Atraksi...36

3.4 Hasil Pengukuran Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Tingkat Kepuasan Berkunjung...37

3.5 Hasil Uji Reliabilitas model Alpha Variabel (X) Fasilitas Wisata...38

3.6 Hasil Uji Reliabilitas model Alpha Variabel (Y) Tingkat Kepuasan Berkunjung...39

3.7 Kriteria Kekuatan Hubungan...43

4.1 Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas WisataJogging...59

4.2 Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas Wisata Makan Lesehan...61

4.3 Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas Wisata Bersepeda...63

4.4 Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas Wisata Memancing...66

4.5 Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas Wisata Main Rakit...68

4.6 Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas Wisata Piknik di Gazebo...71

4.7 Penilaian Pengunjung Terhadap Fasilitas Wisata Bersantai di Pinggir Danau...73

4.8 Hasil Total Skor Keadaan Variabel Fasilitas Wisata...74

4.9 Penilaian Pengunjung Terhadap Kepuasan Berkunjung...76

4.10 Hubungan Antara Fasilitas Wisata dengan Tingkat Kepuasan Berkunjung...81

4.11 Koefisien...82

(10)

v

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR GAMBAR

1.1 Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara Bulanan Tahun 2012...2

1.2 Diagram Atraksi yang Diminati Pengunjug...4

2.1 Model Kepuasan Konsumen...22

3.1 Peta Wisata Kota Tasikmalaya...26

3.2 Peta Lokasi Situ Gede Dilihat dari Satelit...27

3.3 Gambaran Pengambilan Simple Random Sampling...34

3.4 Penilaian Garis Kontinum Fasilitas Wisata...41

3.5 Penilaian Garis Kontinum Kepuasan Pengunjung...42

3.6 Rumus Korelasi Spearman...44

4.1 Panorama Kawasan Wisata Situ Gede...47

4.2 Denah Situ Gede...48

4.3 Pengunjung yang sedang jogging...50

4.4 Warung pemilik makan lesehan...51

4.5 Pengunjung sedang bersepeda...52

4.6 Pengunjung yang sedang memancing...52

4.7 Salah satu rakit yang sudah modern...53

4.8 Salah satu gazebo yang disediakan pemerintah...54

4.9 Pengunjung yang sedang bersantai di pinggi danau sambil mengisi kuisioner...54

4.10 Garis Kontinum Fasilitas WisataJogging...60

4.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia...61

4.12 Garis Kontinum Fasilitas Wisata Makan Lesehan...62

4.13 Garis Kontinum Fasilitas Wisata Bersepeda...64

4.14 Karakteristik Responden Pengunjung Berdasarkan Jenis Kelamin...65

4.15 Garis Kontinum Fasilitas Wisata Memancing...67

4.16 Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Daerah...67

(11)

vi

Sabila Maulina Nugraha, 2013

4.18 Garis Kontinum Fasilitas Wisata Piknik di Gazebo...71

4.19 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan...72

4.20 Garis Kontinum Fasilitas Wisata Bersantai di Pinggir Danau...73

4.21 Garis Kontinum Kepuasan Pengunjung secara keseluruhan...77

4.22 Garis Kontinum Indikator Kualitas Keseluruhan...77

4.23 Garis Kontinum Indikator Pelayanan Konsumen...78

(12)

vii

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Kuisioner Observasi Awal Penelitian...90

Kuisioner Penelitian...91

Kuisioner Observasi Akhir Penelitian...94

Pedoman Wawancara...95

Data Validitas Variabel X Fasilitas Wisata...96

Data Validitas Variabel Y Tingkat Kepuasan Berkunjung...97

Daftar T Tabel...98

Hasil Kuisioner Variabel X Fasilitas Wisata...101

Hasil Kuisioner Variabel Y Tingkat Kepuasan Berkunjung...106

Surat Keputusan dari Fakultas...109

Surat Permohonan Izin Penelitian dari Universitas...112

Surat Permohonan Izin Penelitian dari Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Tasikmalaya...113

Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian dari Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga...114

(13)

1 Sabila Maulina Nugraha, 2013

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia, bagaikan untaian ratna mutu manikam yang melingkar di garis khatulistiwa, itulah ungkapan lama yang umum kita dengar. Keindahan alam,

yang dihuni oleh berbagai etnik dengan keragaman budaya yang khas sangat mendukung pengembangan sektor kepariwisataan. Pada zaman ini pariwisata merupakan industri terbesar di Indonesia pada abad ini, hal ini dapat dilihat dari beberapa indikator seperti sumbangan terhadap pendapatan dunia dan penyerapan tenaga kerja juga sebagai sumber devisa penting bagi berbagai negara di kawasan itu. Namun jika ditinjau lebih dalam lagi pariwisata merupakan suatu aktivitas kompleks yang dapat dipandang sebagai suatu sistem yang besar, yang mempunyai berbagai komponen/subsistem, seperti ekonomi, ekologi, politik, sosial, budaya dan komponen-komponen lainnya yang terkait.

(14)

2

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

jenis wisata yang banyak diminati wisatawan, terutama wisatawan mancanegara (Bakhtiar Efendi,2009).

Gambar 1.1 : Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara Bulanan Tahun 2012

Sumber : Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia (2012)

Menurut Undang-undang No. 5 tahun 1990 tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya bahwa ,

“Taman Wisata Alam adalah kawasan pelestarian alam yang terutama dimanfaatkan untuk pariwisata dan rekreasi alam. Sedangkan kawasan konservasi sendiri adalah kawasan dengan ciri khas tertentu, baik di darat maupun di perairan yang mempunyai sistem penyangga kehidupan, peng-awetan keaneka-ragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.” Pasal 31 dari Undang-undang No. 5 tahun 1990 menyebutkan bahwa dalam taman wisata alam dapat dilakukan kegiatan untuk kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya dan wisata alam. Pasal 34 menyebutkan pula bahwa pengelolaan taman wisata dilaksanakan oleh Pemerintah.

Wisata alam adalah bentuk kegiatan rekreasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensial sumber daya alam, baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budidaya, sehingga memungkinkan wisatawan memperoleh kenyamanan jasmaniah dan rohaniah, mendapatkan pengetahuan dan pengalaman serta menumbuhkan inspirasi dan cinta kepada alam (Anonymous, 1982 dalam Saragih,1993).

(15)

3

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Potensi wisata alam yang sekarang ini banyak diminati oleh wisatawan domestik maupun mancanegara membuat pengembangan wisata alam berkembang dengan pesat. Wisata alam merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh wisatawan dengan alam sebagai daya tariknya. Di Indonesia banyak sekali alam yang bisa dimanfaatkan sebagai kawasan wisata alam dan sebagai suatu daya tarik wisata. Salah satunya adalah keindahan panorama alam berupa bentang alam yang dimiliki oleh Provinsi Jawa Barat yang didominasi oleh danau atau situ (dalam bahasa sunda) .

Danau atau situ di provinsi Jawa Barat banyak dijadikan sebagai kawasan wisata alam, baik itu yang sudah dikembangkan maupun yang masih dalam tahap pengembangan. Seperti Situ Patenggang atau Situ Bagendit yang sudah dikenal baik oleh wisatawan, merupakan kawasan wisata alam yang memiliki daya tarik wisata baik itu dari segi keindahan alamnya juga dari keunikan legendanya.

Kota Tasikmalaya, Jawa Barat juga memiliki potensi alam yang berupa danau atau situ yaitu Situ Gede. Situ Gede merupakan sebuah danau seluas 47 Ha dengan kedalaman air antara 1,5 s.d. 6 meter. Di tengah-tengah terdapat sebuah pulau dengan luas 1 Ha, dipulau ini dimakamkan Eyang Prabudilaya yang legendanya berkembang di masyarakat Kota Tasikmalaya, letak situ gede relatif dekat dengan pusat Kota Tasikmalaya, kurang lebih 4 km. Kawasan itu memiliki panorama alam yang indah, udaranya sejuk, tepat berada di letak geografi yang strategis, serta memiliki pulau keramat. Dari daya tarik itulah Situ Gede dapat dikembangkan menjadi satu kawasan wisata alam yang dimanfaatkan dalam suatu kegiatan rekreasi bagi wisatawan.

(16)

4

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Gambar 1.2 : Diagram Atraksi yang Diminati Pengunjung Kawasan Wisata Situ Gede

Sumber : Hasil pengolahan data, 2013

Dari diagram di atas dapat disimpulkan dari setiap persentasenya bahwa pengunjung dengan persentase terbesar yaitu 35 persen lebih meminati untuk melakukan atraksi jogging. Yang berarti jogging merupakan atraksi yang paling diminati yang berada di kawasan wisata ini. Disusul dengan atraksi makan lesehan yang persentasenya cukup besar yaitu 25 persen dan masih menduduki untuk atraksi ini pada urutan kedua. Dikarenakan pengujung yang beraktifitas olahraga seperti jogging dan bersepeda merasakan lelah, sehingga banyak pengunjung yang menikmati masakan dengan konsep lesehan yang tersedia di kawasan tersebut. Persentasi terbesar ketiga adalah bersepeda dengan 15 persen. Menurut opini pengunjung yang diteliti saat mengisi kuisioner mengatakan bahwa sebenarnya memang kawasan Wisata Situ Gede ini memang sangat sesuai untuk berolahraga, tetapi untuk bersepeda tidak terlalu mendukung, karena track yang tersedia sudah banyak yang rusak atau bolong-bolong. Sehingga lebih banyak pengunjung yang melakukan jogging.

Jogging 35%

Makan Lesehan 25%

Bersepeda 15%

Memancing 10%

Main Rakit 5%

Piknik di gazebo 5%

(17)

5

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Selanjutnya memancing merupakan posisi keempat dengan persentase 10 persen. Kebanyakan yang melakukan atraksi ini adalah orang yang bukan benar-benar pengunjung, melainkan warga yang tinggal di sekitar kawasan tersebut dan mengunjungi hanya untuk mengambil keuntungan cuma-cuma yaitu memancing. Berikutnya adalah main rakit, piknik di gazebo yang telah disediakan, dan bersantai di pinggir danau. Ketiga atraksi tersebut mendapatkan persentase yang sama yaitu 5 persen. Untuk fasilitas pendukung yang tidak langsung dijadikan atraksi oleh pengunjung adalah fasilitas-fasilitas umum seperti toilet, mushola, tempat parkir,dll.

Akan tetapi pengembangan Situ Gede tidak luput dari masalah-masalah yang terjadi disana. Menurut penuturan pengunjung-pengunjung yang datang ke Situ Gede mengeluh akan kurangnya perhatian terhadap fasilitas dasar yang mendukung kegiatan atraksi tersebut. Padahal daya tarik dan atraksi wisata disana sudah sangat diminati pengunjung sehingga banyak dari mereka tidak menyadari waktu yang terlewati disana. Adapun pengunjung yang ingin menginap di sekitar kawasan tersebut. Tetapi demi terjaganya keseimbangan alam, pemerintah tidak bisa mewujudkan hal tersebut. Opini yang juga merupakan pesan dari pengunjung sangat beraneka ragam, contohnya adalah mengharapkan infrastrukutr jalan, banyaknya sampah di area jogging track, keamanan bermain rakit di danau, dan sebagainya.

(18)

6

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Quality is the extent to which products meet the requirements of people

who use them”.

Jadi suatu produk dalam hal ini Situ Gede dikatakan kawasan yang bermutu bagi pengunjung apabila fasilitas tersebut dapat dipenuhi kebutuhannya. Sehingga peneliti ingin memastikan apakah tingkat kepuasan berkunjung dipengaruhi oleh fasilitas wisata yang sering dikeluhi oleh pengunjung atau bukan. Karena fasilitas wisata disuatu kawasan merupakan hal yang cukup penting untuk menunjang atraksi dan semua kebutuhan wisatawan. Pengunjung yang merasa tidak puas mempunyai kemungkinan untuk merubah perilaku keputusan belinya, dalam hal ini pengunjung akan mencari alternatif kawasan lain untuk memenuhi kepuasannya

Tanpa adanya tindakan untuk melakukan koreksi atau perbaikan hasil pengukuran tingkat kepuasan pengunjung menjadi tidak bermanfaat. Padahal pengukuran aspek mutu bermanfaat bagi pimpinan bisnis yaitu ( Supranto , 2006;3) adalah :

1. Mengetahui dengan baik bagaimana jalannya atau bekerjanya proses bisnis.

2. Mengetahui dimana harus melakukan perubahan dalam upaya melakukan perbaikan secara terus-menerus untuk memuaskan konsumen , terutama untuk hal-hal yang dianggap penting oleh konsumen.

3. Menentukan apakah perubahan yang dilakukan mengarah ke perbaikan.

(19)

7

Sabila Maulina Nugraha, 2013 B. Rumusan Masalah

Fasilitas adalah pengaruh besar terhadap peningkatan mutu di kawasan wisata. Karena dengan mutu yang baik, akan memberikan kepuasan kepada pengunjung ketika menikmati waktu berwisatanya.

Dari kesimpulan di atas, maka rumusan masalah yang akan di bahas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana kondisi fasilitas wisata yang tersedia dikawasan wisata Situ Gede?

2. Bagaimana tingkat kepuasan berkunjung di kawasan wisata Situ Gede? 3. Bagaimana pengaruh fasilitas wisata terhadap tingkat kepuasan

berkunjung di kawasan wisata Situ Gede?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang dilakukan penulis di kawasan wisata Situ Gede adalah :

1. Mengidentifikasi fasilitas wisata di kawasan wisata Situ Gede

2. Mengidentifikasi tingkat kepuasan berkunjung di kawasan wisat Situ Gede 3. Menganalisis pengaruh fasilitas wisata terhadap tingkat kepuasan

berkunjung di kawasan wisata Situ Gede

D. Manfaat Penelitian 1. Penulis

(20)

8

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam meningkatkan kepuasan konsumen atau pengunjung. Sehingga penulis dapat memahami lebih jauh lagi dalam prakteknya di lapangan. 2. Pemerintah

Sebagai bahan masukan, perbandingan dan pertimbangan dalam membuat rencana dan mengevaluasi program pemasaran serta memperbaiki pengambilan keputusan khususnya yang berkaitan dengan fasilitas atraksi wisata terhadap kepuasan konsumen.

3. Akademi

Dengan harapan penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi yang memerlukan dengan kajian penelitian yang sama.

E. Sistematika Penulisan

Penulisan ini terdiri atas 5 (lima) bab. Uraian yang akan disajikan pada setiap bab adalah sebagai berikut:

1. BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini menguraikan Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan dan Sasaran Penilitian, Kegunaan Penelitian, Ruang Lingkup Penelitian yang terdiri dari Ruang Lingkup Wilayah dan Ruang Lingkup Substansi Materi, Metodologi Penelitian, Definisi Operasional, Waktu Penelitian dan Sistematika Penulisan.

2. BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Pada bab ini terdapat iraian mengenai teori-teori relevan yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian ini.

3. BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini menguraikan metode-metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi metode penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, dan analisis pengolahan data dan juga menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen penelitian.

(21)

9

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Bab ini menguraikan pembahasan atas penelitian berdasarkan teori dan hasil data yang didapat melalui survey atau observasi lapangan, wawancara, studi literatur, studi dokumentasi dan penyebaran kuisioner.

5. BAB V : KESIMPULAN DAN USULAN REKOMENDASI

Bab ini menguraikan mengenai kesimpulan penelitian dan rekomendasi mengenai fasilitas dasar kawasan wisata demi memenuhi kepuasan pengunjung di kawasan wisata Situ Gede Tasikmalaya.

F. Definisi Operasional

Variabel harus didefinsikan secara operasional agar lebih mudah dicari hubungannya antara satu variabel dengan yang lainnya dan pengukurannya. Definisi operasional pada penelitian adalah unsur penelitian yang terkait dengan variabel yang terdapat dalam judul penelitian atau yang tercakup dalam paradigma penelitian sesuai dengan hasil perumusan masalah.

Menurut Sugiyono (2004:31) definisi operasioanl adalah penentuan construct sehingga menjadi variabel yang dapat diukur. Definisi operasional

menjelaskan cara tertentu yang digunakan untuk meneliti dan mengoperasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan

repilkasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran yang lebih baik.

Definisi operasional merupakan informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin melakukan penelitian dengan menggunakan variabel yang sama. Karena berdasarkan informasi itu, ia akan mengetahui bagaimana caranya melakukan pengukuran terhadap variabel yang dibangun berdasarkan konsep yang sama. Dengan demikian ia dapat menentukan apakah tetap menggunakan prosedur pengukuran yang sama atau diperlukan pengukuran yang baru.

Dan dari definisi di atas dapat disimpulkan variabel-variabel yang akan dipakai sebagai bahan dari penelitian dari skripsi ini. Variabel-variabel yang akan dibahas adalah sebagai berikut :

(22)

10

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Fasilitas diambil dari bahasa Belanda, yaitu faciliteit yang berarti prasarana atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu. Fasilitas bisa pula dianggap sebagai suatu alat. Fasilitas biasanya dihubungkan dalam pemenuhan suatu prasarana umum yang terdapat dalam suatu perusahaan-perusahaan ataupun organisasi tertentu. Sehingga dapat disimpulkan bahwa fasilitas pariwisata adalah sarana untuk melancarkan fungsi dalam bidang pariwisata, dalam pengembangan sebuah objek wisata dibutuhkan adanya fasilitas yang berfungsi sebagai pelengkap dan untuk memenuhi berbagai kebutuhan wisatawan yang bermacam-macam. Disisi lain seorang ahli Lancaster, Roger (1983:51) mengemukakan mengenai standar fasilitas

adalah “sebagai jumlah fasilitas rekreasi, dengan segala kelengkapannya, yang perlu disediakan bagi kebutuhan wisatawan untuk berbagai macam

aktivitas rekreasi”. Sedangkan menurut Prof. Marioti dalam (Yoeti, 1996:172) berpendapat bahwa atraksi wisata adalah segala sesuatu yang terdapat di daerah tujuan wisata yang merupakan daya tarik agar orang-orang mau datang berkunjung ke suatu tempat daerah tujuan wisata. Disini fasilitas wisata dimaksudkan yaitu alat sarana atau prasarana yang memudahkan dalam kegiatan beratraksi yang telah disediakan oleh kawasan wisata tersebut.

2. Tingkat Kepuasan Berkunjung.

(23)

11

Sabila Maulina Nugraha, 2013

merasa puas jika harapan mereka terpenuhi, dan merasa amat gembira jika harapan mereka terlampaui. Konsumen yang puas cenderung tetap loyal lebih lama, membeli lebih banyak, kurang peka terhadap perubahan harga dan pembicaraannya menguntungkan perusahaan.

3. Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung

Menurut Tjiptono (2008:64 dan 83) bahwa desain dan tata letak fasilitas layanan erat kaitannya dengan pembentukan persepsi pelanggan. Pada sejumlah tipe layanan, persepsi yang terbentuk dari interaksi antara pelanggan dengan fasilitas layanan berpengaruh signifikan terhadap kualitas layanan bersangkutan di mata pelanggan. Dan apabila kualitas dikelola dengan tepat, berkontribusi positif terhadap terwujudnya kepuasan dan loyalitas pelanggan. Sedangkan persepsi sendiri merupakan unsur pembentuk terjadinya kepuasan konsumen dalam hal ini pengunjung.

(24)

26

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penelitian akan dilaksana di lokasi kawasan wisata Situ Gede berada di Kelurahan Linggajaya Kecamatan Mangkubumi, tepatnya kawasan wisata Situ gede terletak di Kota Tasikmalaya Kota Tasikmalaya, Jawa Barat. sedangkan

secara geografis kota Tasikmalaya terletak di antara 107 56′ BT –1088′ BT dan 7 10′ LS – 7 49′ LS. Kota Tasikmalaya dapat ditempuh 3 jam perjalanan dari ibu kota provinsi Jawa Barat yaitu Bandung.

Gambar 3.1 : Denah Destinasi Wisata Kota Tasikmalaya

(25)

27

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Gambar 3.2 : Lokasi Situ Gede Dilihat dari Satelit View

Sumber : Google Map

B. Metode yang Digunakan

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode deskriptif dan verifikatif, dengan pendekatan kuantitatif. Menurut Sugiyono (2005:54) menjelaskan bahwa

penelitian deskriptif adalah “suatu metode dalam penelitian status sekelompok,manusia, suatu objek atau suatu kondisisuatu sistem pemikiran,

ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang”.

Peneliti deskriptif disini bertujuan untuk memperoleh deskripsi atau gambaran mengenai fasilitas wisata yang ada di kawasan wisata Situ Gede. Sedangkan penelitian verifikatif yaitu penelitian yang ditujukan untuk menguji

kebenaran sebagai hipotesis (Suharsimi Arikunto, 2006)”

Varibel independent (X) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Pengaruh Fasilitas Wisata, yang terdiri dari jogging track, warung makan lesehan, track bersepeda, kolam memancing, rakit, piknik di gazebo, tempat duduk untuk

(26)

28

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

dalam penelitian ini adalah Tingkat Kepuasan Berkunjung. Kemudian sisanya dipengaruhi oleh pengaruh luar (Epsilon) yang peneliti tidak teliti lebih lanjut. C. Jenis dan Sumber Data

Menurut tipe sumbernya, data dibagi menjadi data primer dan data sekunder: 1. Data Primer

Data primer adalah data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh pengguna data (Kusmayadi, 2004:55). Misalnya, jika peneliti memerlukan informasi mengenai perilaku wisatawan, peneliti harus mendatangi wisatawan dan mengambil sampel darinya. Untuk mengumpulkan data primer, diperlukan pengahayatan peneliti terhadap obyek yang diteliti, terutama untuk memeproleh informasi yang bersifat kualitataif yang menjadi latar belakang data kuantitatif.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung dari responden, tetapi dari pihak ketiga (Wardiyanta, 2006:28). Penggunaan data sekunder akan sangat menguntungkan peneliti karena dapat menghemat waktu, biaya, dan tenaga.

D. Teknik Pengumpulan Data

Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tebagi menjadi dua cara penelitian, yaitu :

1. Penelitian Kepustakaan

Penelitian kepustakaan adalah suatu penelitian terhadap data dengan cara membaca dan mempelajari literatur yang berhubungan dan sesuai dengan pembahasan skripsi. Salah satu contohnya yaitu mengkaji buku yang sesuai dengan materi.

2. Penelitian Lapangan

(27)

29

Sabila Maulina Nugraha, 2013

dan mendapatkan data yang bisa diambil untuk penelitiannya. Metode yang digunakan adalah :

a. Kuisioner

Yaitu pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengajukan daftar pertanyaan (angket) yang disebar kepada sejumlah responden. Biasanya kuisioner sering digunakan peneliti apabila tersedia daftar alamat dan responden yang berkumpul di suatu tempat penelitian.

b. Observasi

Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan pengamatan secara langsung terhadap masalah yang berkaitan dengan penelitian. Sebagaimana halnya dengan wawancara, juga termasuk teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian. Yang diobservasi biasanya menyangkut situasi sosial tertentu.

c. Wawancara

Yaitu data yang diperoleh dengan cara komunikasi atau tanya jawab secara langsung dengan pengunjung. Wawancara bisa dapat dilakukan langsung bertatap muka, ataupun melalui telepon.

E. Variabel Penelitian

Pokok permasalahan yang akan diteliti berdasarkan dua hal yaitu : 1. Fasilitas Wisata (X) sebagai variabel bebas yang mempengaruhi, yang

terdiri dari akomodasi pengunjung dan aksesibilitas.

2. Tingkat Kepuasan Berkunjung (Y) sebagai variabel tidak bebas yang dipengaruhi.

(28)

30

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Tabel 3.1 : Operasionalisasi Variabel

Variabel Sub Variabel Indikator Skala

Fasilitas

Keterawatan jogging track ordinal kebersihan jogging track ordinal keamanan jogging track ordinal Warung Makan kebersihan track bersepeda ordinal keamanan track bersepeda Ordinal

Kolam Memancing

keterawatan area

memancing Ordinal

kebersihan area

memancing Ordinal

keamanan area memancing Ordinal Perahu Rakit

di pinggir danau Ordinal kebersihan tempat duduk

di pinggir danau Ordinal

(29)

31

Sabila Maulina Nugraha, 2013 kesannya

Sumber : Hasil pengolahan data, 2013

F. Populasi , Sampel dan Teknik Sampling

1. Populasi

Pengertian populasi menurut pendapat Sugiyono (2012:215) adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek mempunyai kualitas dan kerakterisitik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Populasi yang akan dipelajari oleh peneliti ialah pengunjung atau wisatawan Kawasan Wisata Situ Gede .

2. Sampel

Sugiyono (2012:215) mengemukakan pengertian sampel sebagai berikut :

“Sampel adalah bagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut, bila populasi besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada di populasi , misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu,

maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu.”

Apa yang dipelajari dari sampel itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh karena itu sampel yang diambil hatrus benar-benar representatif (mewakili). Sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah

sebagian pengunjung atau konsumen kawasan wisata Situ Gede.

(30)

32

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dimana : n = Number of samples (jumlah sampel)

N = Total population (jumlah seluruh anggota populasi)

e = Error tolerance (toleransi terjadinya galat; taraf signifikansi; untuk sosial dan pendidikan lazimnya 5% sampai 10%)

Tabel 3.2 Data Kunjungan Wisatawan di Kawasan Wisata Situ Gede Tahun 2012

Bulan Jumlah Pengunjung

Januari 3.304

Februari 1.980

Maret 2.772

April 2.279

Mei 2.849

Juni 2.722

Juli 2.722

Agustus 2.219

September 1.808

Oktober 2.850

Nopember 2.138

Desember 2.138

Jumlah 29.511

(31)

33

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Menurut rumus slovin yang telah dicantumkan diatas, peneliti sudah mejumlahkan total kunjungan dalam satu tahun yaitu tahun 2012 sebesar 29.511

orang. Dan jumlah itu dimasukan ke dalam rumus tersebut untuk “N” (jumlah

seluruh anggota populasi), dan untul “e” (toleransi terjadinya galat) peneliti mengambil 10% karena penelitian dilakukan pada akhir minggu dan jumlah pengujung yang cukup banyak sehingga terjadinya galat atau tingkat kesalahan kemungkinan akan besar. Sehingga rumus yang dihasilkan adalah :

n =

=

=

=

=

99,66  dibulatkan menjadi 100.

Jadi kesimpulannya adalah sampel yaitu adalah bagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi penjung kawasan wisata Situ Gede yang akan diteliti lebih lanjut sebanyak 100 orang pengunjung.

3. Teknik Sampling

(32)

34

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan

peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi, simple random sampling, proportionate stratified random sampling, disproportionate stratified random, sampling area

(cluster) sampling (sampling menurut daerah). Dan dari teknik-teknik tersebut

yang digunakan peneliti untuk sampiling adalah Simple Random Sampling.

Dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen. Lihat gambar 2 berikut.

Gambar 3.3 : Gambaran Pengambilan Simple Random Sampling

Sumber: Google

G. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Validitas

Validitas menunjukan sejauh mana sebuah alat pengukur mengukur sesuatu yang akan diukur. Validitas data perlu diuji untuk menjamin bahwa onformasi yang diperoleh memili tingkat kesahihan yang tinggi.

(33)

35

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Menurut Suharsimi Arikunto (2006:168)

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas yang tinggi. Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas yang rendah.

Peneliti juga perlu mengkaji validitas instrumen yang sudah disusun melalui pengalaman, dengan mengujinya melalui pengalaman maka akan diketahui tingkat validitas empiris atau validitas berdasarkan pengalaman.

Pengujian Validitas tiap butir digunakan analisis item, yaitu mengkorelasikan skor tiap butir dengan skor total yang merupakan jumlah tiap skor butir. Misalnya dalam penelitian ini peneliti akan menuliskan pada sub variabel jogging track yang selanjutnya akan dikembangkan menjadi pertanyaan pada setiap faktornya. Menurut Masrun dalam Sugiyono (2012:133), item yang memiliki korelasi positif dengan kriterium (skor total) serta korelasi yang tinggi menunjukkan bahwa item tersebut memiliki validitas yang tinggi. Dan skor yang dianggap menjadi syarat minimum adalah jika r tabel= 0,378

Uji Validitas digunakan rumus korelasi Product Moment sebagai berikut.

 

Nilai r kemudian dikonsultasikan dengan rtabel (rkritis). Bila rhitung dari rumus di atas lebih besar dari rtabel maka butir tersebut valid, dan sebaliknya. Dengan n=20 pada tingkat kekeliruan 5% maka diperoleh r product moment sebesar 0,378.

(34)

36

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

penghitungan uji validitas instrument penelitian tersebut. Untuk dapat lebih rinci dapat dilihat dalam Tabel 3.3 dan Tabel 3.4.

Tabel 3.3 : Hasil Pengukuran Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Fasilitas Wisata

No. Indikator Nilai

rhitung

Nilai

rtabel Ket.

1 Keterawatan jogging track 0.720 0.378 valid 2 kebersihan jogging track 0.738 0.378 valid 3 keamanan jogging track 0.634 0.378 valid

4 keterawatan lesehan 0.613 0.378 valid

5 kebersihan lesehan 0.583 0.378 valid

6 keamanan lesehan 0.728 0.378 valid

7 keterawatan track bersepeda 0.542 0.378 valid 8 kebersihan track bersepeda 0.445 0.378 valid 9 keamanan track bersepeda 0.485 0.378 valid 10 keterawatan area memancing 0.726 0.378 valid 11 kebersihan area memancing 0.703 0.378 valid 12 keamanan area memancing 0.728 0.378 valid

13 keterawatan rakit 0.621 0.378 valid

14 kebersihan rakit 0.565 0.378 valid

15 keamanan rakit 0.748 0.378 valid

16 keterawatan bangunan gazebo 0.515 0.378 valid

17 kebersihan gazebo 0.564 0.378 valid

(35)

37

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Tabel 3.4 : Hasil Pengukuran Uji Validitas Instrumen Penelitian Variabel Tingkat Kepuasan Berkunjung 1 Kualitas Keseluruhan 0.869 0.378 Valid

2 Pelayanan Konsumen 0.793 0.378 Valid

3 Nilai 0.728 0.378 Valid

Sumber: Hasil pengolahan data, 2013

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukan sejauh mana hasil pengukuran raltif konsisten apabila pengukuran dilakukan secara berulang dua kali atau lebih. Pengujian reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah alat pengumpulan data tersebut menunjukan tingkat ketepatan , tingkat keakuratan, kestabilan dan konsistensinya di dalam mengungkapkan gejala tertentu dari sekelompok invidu walaupun dilaksanakan pada saat yang berbeda. Menurut

Suharsimi Arikunto (2006:178) “reliabilitas menunjuk pada satu pengertian

bahwa sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat pengumpul data karena isntrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas menunjuk

pada tingkat keterandalan sesuatu.”

Pada penelitian ini reliabilitas dihitung dengan menggunkan rumus Alpha atau Cronbach Alpha dikarenkaan istrumen pertanyaan kuisioner yang dipakai merupakan rentangan antara beberapa nilai dalam hal ini menggunakan Skala Interval-Ordinal (Hybrid Ordinally-Interval Scales) dengan interval 1-5.

Dalam menguji reliabilitas digunkaan uji konsistensi internal dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach sebagai berikut.

(36)

38

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Dimana: r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

2

Untuk menentukan reliabilitas atau tidaknya instrumen didasarkan pada uji coba hipotesa dengan kriteria kelayakan jika ri > rtabel berarti reliabel dan

sebaliknya jika ri < rtabel berarti tak reliabel.

Proses pengujian reliabilitas tersebut, peneliti menggunakan bantuan

program software SPSS 17.0. Dan untuk hasilnya terdapat pada tabel 3.5 dan tabel 3.6.

Dengan n=20 pada tingkat kekeliruan 5% maka diperoleh nilai r product moment sebesar 0,378. Berdasarkan hasil perhitungan reliabilitas masing-masing

variabel adalah sebagai berikut:

a. Hasil uji reliabilitas menggunakan alat bantu SPSS for Windows 17.0 pada data Variabel X yaitu Fasilitas Wisata diperoleh ri= 0.931 dengan

menggunakan rumus Alpha. Dapat disimpulkan bahwa instrument variabel X yaitu Fasilitas Wisata dinyatakan reliabel karena ri (0.931) >

rtabel ( 0,378), ditunjukkan pada Tabel 3.5.

Tabel 3.5 : Hasil Uji Reliabilitas model Alpha Variabel (X) Fasilitas Wisata

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.931 21

Sumber: Hasil pengolahan data, 2013

(37)

39

Sabila Maulina Nugraha, 2013

dengan menggunakan rumus Alpha. Dapat disimpulkan bahwa instrument variabel X yaitu Fasilitas Wisata dinyatakan reliabel karena ri

(0.695) > rtabel ( 0,378), ditunjukkan pada Tabel 3.7.

Tabel 3.6: Hasil Uji Reliabilitas model Alpha Variabel (Y) Tingkat Kepuasan Berkunjung

Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.695 3

Sumber: Hasil pengolahan data, 2013

H. Metode Analisis Data

Metode analisis data yaitu pengolahan data dengan menggunakan perhitungan statistik dengan ketentuan teknik sampling, maka dalam mendapatkan data peneliti menggunakan sampel acak dari populasi dengan membuat pertanyaan untuk dijawab oleh responden yang dijadikan sampel. Adapun alternatif jawaban dengan menggunakan rating scale menurut Sugiyono (2012:93) dalam skala model rating scale yang diadopsi dari skala Likert.

(38)

40

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

5 = Sangat Baik 4 = Baik

3 = Cukup Baik 2 = Buruk 1= Sangat Buruk

Data yang diperoleh dalam bentuk skala likert selanjutnya di buat skoring yang kemudian digambarkan melalui pengguna table Distribusi Frekuensi untuk keperluan menganalisa data. Nilai numerikal tersebut dianggap sebagai objek dan selanjutnya melalui proses transformasi ditempatkan ke dalam interval.

Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan dijumlahkan. Setelah setiap indikator mempunyai jumlah, selanjutnya penulis membuat garis kontinum. Tetapi dalam pembahasan peneliti akan membahas setiap subvariabel maka dalam setiap subvariabel terdapat 3 indikator. Sehingga yang dilihat adalah jumlah dari 3 indikator tersebut. Setelah mengetahui skor jumlahnya, skor tersebut diklasifikasikan dengan garis kontinum. Sebelumnya ditentukan dulu jenjang intervalnya, yaitu dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2005:79) sebagai berikut:

NJI (Nilai Jenjang Interval) =

Dimana NJI adalah interval untuk menentukan sangat baik, baik, cukup baik, buruk, atau sangat buruk dari suatu variabel.

Jumlah kriteria pernyataan : 5

(39)

41

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Selanjutnya dapat diketahui interval untuk memperoleh klasifikasi penilaian adalah :

NJI = 1500 – 300 5 = 240

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nilai jenjang interval sebesar 1680, maka klasifikasi penilaiannya sebagai berikut :

300 – 540 Sangat Buruk 540 – 780 Buruk

780 – 1020 Cukup Baik 1020 – 1260 Baik

1260 – 1500 Sangat Baik

Sehingga garis kontinum akan berbentuk seperti Gambar 3.3 :

Gambar 3.4 : Penilaian Garis Kontinum Fasilitas Atraksi Wisata

Sumber : Hasil pengolahan data, 2013

Adapun mengukur antara layanan yang diharapkan dari setiap subvariabel Tingkat Kepuasan Berkunjung dengan persepsi konsumen dengan menggunakan rumus Zeithaml. Adapun teori Kotler (2004) dalam Tjiptono (2008:169) yang menyatakan, kepuasan konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja (persepsi) suatu produk dengan harapannya (ekpektasi). Bila kinerja sesuai dengan atau melebihi standar, maka persepsi terhadap kualitas layanan keseluruhan akan postif dan sebaliknya. Dengan kata lain, model ini menganalisis gap antara dua variabel pokok, yakni layanan yang diharapkan (expected service) dan persepsi konsumen

540

(40)

42

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

terhadap layanan yang diterima (perceived service). Berikut adalah rumus yang disesuaikan dengan teori tersebut:

Kepuasan Konsumen = Skor Persepsi – Skor Ekpektasi

Untuk menganalisis setiap pertanyaan atau indikator, hitung frekuensi jawaban setiap kategori (pilihan jawaban) dan dijumlahkan. Setelah setiap indikator mempunyai jumlah, dan dicari nilai rata-rata dari setiap indikator tersebut. Setelah setiap indikator dari Ekspektasi dan Persepsi telah terhitung, selanjutnya kita masukkan kedalam rumus Kepuasan Konsumen seperti yang dibahas sebelumnya yaitu skor persepsi dikurangi skor ekspektasi. Setelah itu penulis membuat garis kontinum. Sehingga kita bisa mengetahui termasuk kedalam kategori apa tingkat kepuasan berkunjung yang di rasakan pengunjung di kawasan wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya. Berikut adalah gambar penilaian garis kontinum untuk tingkat kepuasan berkunjung

Gambar 3.5 : Penilaian Garis Kontinum Kepuasan Pengunjung

Sumber : Hasil pengolahan data, 2013

Karena nilai tertinggi adalah 5, maka setiap jawaban nilai x<0 dianggap tidak puas karena persepsi lebih kecil dibandingkan ekpektasi. Dan jika nilai x>0 maka dianggap puas, karena persepsi lebih besar dibandingkan ekspektasi.

Kemudian nilai-nilai alternatif jawaban diproses dan diolah untuk digunakan sebagai alat ukur variabel yang diteliti dengan menggunakan perhitungan statistik dengan cara Teknik Analisis Korelasi. Dalam buku Kusmayadi (2004:292) analasis korelasi adalah

“Sekumpulan metode statistika untuk mengukur derajat asosiasi atau kekuatan hubungan atara dua variabel atau lebih.”

Secara kuantitatif, korelasi dapat menjelaskan seberapa kuat hubungan satu variabel akan mempengaruhi variabel lainnya. Kekuatan hubungan itu dinyatakan dengan besaran kefisien korelasi.

(41)

43

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Menurut Kusmayadi (2004:293) dalam analisis bivariat (kekuatan hubungan) dua buah variabel yang dianalisis sering menggunakan koefesien korelasi sederhana (simple correlation coefficient). Koefesien korelasi dilambangkan dengan huruf r mempunyai nilai antara -1 sampai +1. Apabila nilai r = +1, maka hubungan kedua variabel menunjukan positif sempurna. Sebaliknya apabila nilai r = -1, hubungan kedua variabel dinamakan negatif sempurna. Dua variabel dinyatakan tidak berhubungan apabila koefesien korelasi antara kedua variabel tersebut bernilai 0.

Dalam Kusmayadi (2004:293) ada beberapa pendapat yang menetapkan kriteria kekuatan hubungan itu, salah satunya adalah :

Tabel 3.7 : Kriteria Kekuatan Hubungan

Koefesien Korelasi Kekuatan Hubungan

Sempurna

0,85 – 0,99 Sangat Kuat

0,70 – 0,84 Kuat

0,50 – 0,69 Sedang

0,30 – 0,49 Lemah

0,10 – 0,29 Sangat Lemah

0,00 Tidak Ada Hubungan

Sumber : Kusmayadi (2004:293)

Dalam menggunakan analisis korelasi harus dipertambangkan jenis data berdasarkan skala pengukurannya, yaitu: nominal, ordinal, interval, atau rasio. Karena penelitian ini menggunakan skala ordinal, sehingga analisis yang sesuai adalah menggunakan analisis korelasi Spearman (Kusmayadi,2004:294).

(42)

44

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

oleh Karl Spearman (1904), yaitu korelasi yang didasarkan atas tingkatan atau peringkat (rank) dari variabel bebas dan variabel tak bebas. Koefisien korelasi Spearman disebut juga koefisien rho yang dilambangkan ρ. Untuk menghitung koefesien korelasi antara dua variabel digunakan rumus sebagai berikut :

Gambar 3.6 : Rumus Korelasi Spearman

Sumber : Kusmayadi (2004:304)

Dimana : d = rangking X – rangking Y n = banyaknya pasangan rangking

Langkah selanjutnya adalah dengan menghitungnya dengan menggunakan analisis regresi linier. Menurut Kusmayadi (2004:330) Analisis Regresi adalah alat statistik untuk mengetahui hubungan antara dua atau lebih variabel melalui suatu model matematik yang dapat digunakan untuk menaksir variabel yang satu atas variabel lainnya. Dalam analisis regresi ini terdapat variabel terikat (dependent variabel) yaitu Tingkat Kepuasan Berkunjung (variabel Y), dengan variabel bebas (independent variabel) yang mempengaruhinya yakni fasilitas wisata (variabel X) dikawasan wisata Situ Gede. Tujuan analisis regresi antara lain: menentukan persamaan garis yang menunjukan hubungan antara variabel X dan variabel Y, mengetahui besarnya pengaruh perubahan nilai variabel X terhadap perubahan nilai variabel Y, memprediksikan nilai suatu variabel dari nilai variabel yang diketahui, dan menentukan prporsi pengaruh variabel bebas X terhadap variabel tak bebas Y atau koefisien determinasi.

(43)

45

Sabila Maulina Nugraha, 2013

hubungan antara satu variabel bebas dan satu variabel tak bebas (terikat). Berikut bentuk umum regresi linier sederhana :

Y = a + bX Keterangan :

Y = Peubah tak bebas, dalam penelitian ini adalah Tingkat Kepuasan Berkunjung X = Peubah bebas, dalam penelitian ini adalah Fasilitas Wisata

a = Konstanta b = kemiringan

Setelah mengetahui bentuk umum regeresi sederhana tersebut, selanjutnya mencari koefisien determinasi atau R2. Koefisien determinasi adalah satu ukuran yang digunakan untuk mengukur pengaruh variabel independen terhadap variansi variabel dependen, dengan 0 < R2 < 1. Dimana koefisien dterminasi ditunjukan rumus:

KP = r2 x 100%

Dimana : KP = koefisien penentu (koefesien dterminasi) r = koefisien korelasi

Koefisien penentu dinyatakan dalam persentase yang menunjukan besarnya pengaruh perubahan variabel bebas X terhadap perubahan variabel tak bebas Y. I. Uji Hipotesis

Secara statistik, hipotesis yang akan diuji dalam rangka pengambilan keputusan penerimaan atau penolakan hipotesis dapat ditulis sebagai berikut :

Ho : artinya fasilitas wisata di kawasan wisata Situ Gede tidak

mempunyai pengaruh terhadap tingkat kepuasan pengunjung.

Ha : artinya fasilitas wisata di kawasan wisata Situ Gede mempunyai

(44)

46

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

Membandingkan thitung dengan ttabel . Nilai thitung dapat diketahui dengan

menggunakan rumus :

t = √

Keterangan :

r : koefisien korelasi n-2 : derajat kebebasan

Sedangkan ttabel dapat diketahui dalam tabel statistik, dengan = 5% dan

kemudian dicari nilai dk dengan rumus : dk = n – 2

Kriteria pengambilan keputusan untuk hipotesis yang diajukan adalah : Jika thitung > ttabel , maka Ho ditolak dan Ha diterima.

Jika thitung < ttabel, Maka Ho diterima dan Ha ditolak.

(45)

85 Sabila Maulina Nugraha, 2013

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Setelah penulis membahas uraian penelitian dalam skripsi ini baik yang menyangkut aspek teoritis meupun hasil penelitian pada kawasan wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya, maka penulis menraik kesimpulan sebagai berikut :

1. Fasilitas Wisata adalah sarana atau prasarana yang memudahkan dalam kegiatan beratraksi yang telah disediakan oleh kawasan wisata tersebut. Berdasarkan rekapitulasi pengunjung tentang fasilitas atraksi (variabel X), dengan total skornya 7429, maka dapat disimpulkan bahwa menurut hasil penyebaran kuisioner tentang varibel X fasilitas atraksi tergolong kategori baik. Maksudnya adalah fasilitas yang disediakan oleh pemerintah, masyarakat maupun pengusaha sudah dikelola dengan baik, sehingga penilaian pengunjungpun baik.

2. Kepuasan berkunjung adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan antara kesannya terhadap kinerja ( hasil) suatu produk dengan harapannya. Dari keseluruhan penilian terhadap kepuasan tersebut didapatkan nilai kepuasan pengunjung yaitu sebesar -1,06. Dan seperti yang sudah dibahas pada bab sebelumnya apabila x < 0 maka pengunjung merasa tidak puas. Maksudnya adalah pengunjung masih merasa tidak puas terhadap kualitas secara keseluruhan, pelayanan konsumen serta nilai yang diberikan oleh kawasa wisata Situ Gede.

3. Hasil penelitian dengan menggunakan analisa regresi linier sederhana diperoleh persamaan Tingkat Kepuasan Berkunjung = -4,898 + 0,51 . Fasilitas atraksi, artinya apabila fasilitas atraksi bernilai nol, maka

(46)

86

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

nilai sebesar 1 satuan terhadap fasilitas atraksi di kawasan ini akan berdampak positif terhadap tingkat kepuasan berkunjung dengan peningkatan sebesar 0,51 satuan. Maksudnya apabila tidak ada fasilitas sama sekali maka kepuasan konsumen sebesar -4,898 yaitu adanya ketidak puasan yan dirasakan pengunjung. Apabila fasilitas dipelihara semakin baik yang membuat pengunjung menambah nilai satu satuan, maka akan terjadi peningkatan kepuasan sebesar 0,51 satuan. Koefisien korelasi (r) sebesar 0,198 yang artinya fasilitas atraksi mempunyai hubungan yang sangat lemah terhadap tingkat kepuasan berkunjung. Sedangkan koefisien determinasi sebesar 3,9% artinya persentase pengaruh fasilitas atraksi terhadap tingkat kepuasan berkunjung. Dan koefisien non determinasi sebesar 96,1 % merupakan pengaruh faktor lain yang tidak diteliti lebih lanjut. Kepuasan lainnya bisa didapatkan dari faktor lain salah satunya adalah nilai yang dirasakan pengunjung yiatu mendapatkan kebutuhan fisik atau jasmani yang diperoleh ketika mereka melakukan aktivitas di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya.

B. Saran-saran

Dari hasil penelitian yang dilakukan ternyata fasilitas atraksi besar kecilnya mempunyai pengaruh dan ada hubungan terhadap tingkat kepuasan berkunjung di kawasan wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya. Oleh karena itu, penulis ingin mengemukakan saran-saran yang diharapkan berguna bagi perusahaan ataupun bagi pihak-pihak yang membaca skripsi ini :

(47)

86

Sabila Maulina Nugraha, 2013

2. Selain fasilitas di dalam kawasan wisata, perlu juga memperhatikan fasilitas lain di luar kawasan, seperti akses jalan ke kawasan wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya masih banyak yang rusak.

(48)

87 Sabila Maulina Nugraha, 2013

Pengaruh Fasilitas Wisata Terhadap Tingkat Kepuasan Berkunjung Di Kawasan Wisata Situ Gede Kota Tasikmalaya

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Kusmayadi .2004. Statistika Pariwisata Deskriptif. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Lancaster, Roger. 1983. Recreation, Park and Open Space Standards, and Guidelines, New York : A National Recreation and Park Association Publication.

Lawson and Baud-bovy. 1977. Tourism and Recreation Development. Boston : CBI Publishing Company, inc.

Lupiyadi, Rambat. 2006. Manajemen Pemasaran Jasa. Jakarta : Salemba Empat. Marpaung, Happy dan Bahar. 2000. Pengantar Pariwisata. Bandung: Penerbit

Alfabeta.

Marpaung, Happy. 2001. Pengetahuan Kepariwisataan. Bandung : Alfabeta. Sastrayudha, Gumelar. 2010. Hand-out Konsep Pengembangan Kawasan Wisata

Danau. Bandung.

Sudjana. 2005. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2003. Metode Penelitian bisnis. Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung : Alfabeta

Supranto. 2006 . Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan Untuk Menaikkan Pangsa Pasar. Jakarta : Rineka Cipta.

Tjiptono, Fandy. 2008. Service Management Mewujudkan Layanan Prima. Yogyakarta : Andi.

Undang-undang No. 5. 1990. Tentang Konservasi Sumberdaya Alam Hayati dan Ekosistemnya (UU Kehati).

Undang-undang No. 10. 2009. Tentang Kepariwisataan.

(49)

88

Sabila Maulina Nugraha, 2013

Wardiyanto. 2011. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Bandung : Lubuk Yoeti, Oka A. 1996. Pengantar Ilmu Pariwisata. Bandung : Angkasa Offset. Zeithaml, Valarie and Binter, Mary Jo. 2003. Service Marketing. New York :

Mcgraw Hill Inc, Int’l Edition. Dalam website Londong, Dedy. (2012). [Online]. Tersedia: http://dedylondong.blogspot.com

Website:

______. (2009). Konsultan Statistik Analisis Regresi Linier Sederhana. Tersedia : http://wwwkonsultasistatistik.com [Juli 2009]

______. (2013). Definisi Wisata Alam .[Online]. Tersedia : http://www.ekowisata.info/definisi_ekowisata.html [ Maret 2013]

______. (2013). Website Resmi Pemerintah Kota Tasikmalaya. [Online]. Tersedia : http://www.tasikmalayakota.go.id [Mei 2013]

Arimurti. (2013). Atraksi Wisata. [Online]. Tersedia: http://www.arimurti-indo.blogspot.com [ Mei 2013]

Gambar

Gambar 1.1 : Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara Bulanan Tahun 2012
Gambar 1.2 : Diagram Atraksi yang Diminati Pengunjung Kawasan Wisata Situ Gede
Gambar 3.1 : Denah Destinasi Wisata Kota Tasikmalaya
Gambar 3.2 : Lokasi Situ Gede Dilihat dari Satelit View
+7

Referensi

Dokumen terkait

Oleh itu, amat penting bagi ASEAN mempertahankan prinsip tersebut bagi memastikan perkara tersebut tidak berulang pada masa akan datang (Cothay, 2016) dan ia menjadi doktrin teras

Pengkajian sejarah terkait tentang mempelajari perkembangan pemikiran manusia di masa lampau yang berhubungan dengan nalar (rasionalisme) dan

Saat ini MERCOSUL tengah menjajagi kerjasama melalui perundingan dengan Uni Eropa dalam kaitan dengan zona perdagangan bebas maupun antara lain dengan CER (Perjanjian

selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Katolik Darma Cendika, dan juga selaku dosen penguji dua (2) yang juga membantu memberikan masukan dalam perbaikan skripsi

Dalam proses perancangan dan pembuatan kincir angin vertical ini, telah ditentukan poros dan blade yang digunakan sesuai dengan dimensi desain.. Menentukan Dimensi

Sesuai dengan Undang-Undang No.40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, disebutkan bahwa perseroan yang bidang usahanya terkait dengan sumber daya alam diwajibkan

Pada pertemuan kedua Ad hoc Committee for Financial Arrangement and Service Regulations of APSCO (Bangkok, 19-21 Agustus 2008) telah disepakati bahwa untuk menjaga

(Manajemen merupakan sebuah proses yang khas, yang terdiri dari tindakan-tindakan: perencanaan, pengorganisasian, penggiatan dan pengawasan, yang dilakukan untuk