Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
MANFAAT PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI KADER POSYANDU DI KELURAHAN GEGERKALONG
KOTA BANDUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga
Oleh:
Atikah Sapta Maritsa 0906792
JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
LEMBAR HAK CIPTA
MANFAAT PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI KADER POSYANDU DI KELURAHAN GEGERKALONG
KOTA BANDUNG
Oleh :
Atikah Sapta Maritsa
Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan
© Atikah Sapta Maritsa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia
Oktober 2013
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
ATIKAH SAPTA MARITSA
MANFAAT PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI KADER POSYANDU DI KELURAHAN GEGERKALONG
KOTA BANDUNG
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:
Pembimbing I
Dra.Hj.Sunarsih, M.Pd NIP. 19490729 197702 2 001
Pembimbing II
Dr.Hj.Yani Achdiani, M.Si NIP. 19611120 198603 2 001
Mengetahui
Ketua Jurusan PKK FPTK UPI
ii
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
MANFAAT PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI KADER POSYANDU DI KELURAHAN GEGERKALONG
KOTA BANDUNG
Atikah Sapta Maritsa 0906792
ABSTRAK
Penelitian ini ingin mengungkap kebermanfaatan penyuluhan PHBS sebagai upaya menjadikan kader Posyandu dapat berperilaku hidup bersih dan sehat serta dapat mensosialisasikan kembali PHBS kepada masyarakat di Kelurahan Gegerkalong. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manfaat penyuluhan PHBS bagi kader Posyandu di Kelurahan Gegerkalong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Sampel yang digunakan adalah sampel purposive sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluhan PHBS dalam sanitasi dasar rumah tangga, dalam kebersihan dan kesehatan pribadi serta lingkungan rumah berada pada kriteria sangat bermanfaat, sementara dalam kebersihan dan kesehatan lingkungan masyarakat berada pada kriteria bermanfaat. Saran penelitian diajukan kepada kader Posyandu diharapkan terus meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat baik untuk diri dan lingkungan masyarakatnya sehingga masyarakat dapat mencontohnya.
iii
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
THE BENEFITS OF THE CLEAN AND HEALTHY BEHAVIOR COUNSELING FOR THE CADRE OF POSYANDU IN VILLAGE
GEGERKALONG BANDUNG
Atikah Sapta Maritsa 0906792
ABSTRACT
This study is aimed to reveal the benefits of PHBS counseling as an effort in increasing and emerging a good behavior, especially in clean and healthy behavior for the cadre of “Posyandu” and publics in Gegerkalong. The purpose of this research is to know about the benefits of the clean and healthy behavior counseling for the cadre of “Posyandu” in village Gegerkalong Bandung. The method which is used in this study is descriptive method. The data is collected by giving questionnaire to 30 purposive participants. The result of this study showed that PHBS counseling about clean and healthy in personal and household environment is on the grade of very useful, while in public enviroment is on the grade of useful. Based on these results, it is expected for the cadre of “Posyandu” to continue increasing clean and healthy behavior for themselves and their communities so that people can emulate.
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR ISI
PERNYATAAN……… i
ABSTRAK………. ii
KATA PENGANTAR………... iii
UCAPAN TERIMA KASIH……… iv
DAFTAR ISI………. v
DAFTAR TABEL………. vii
DAFTAR LAMPIRAN………. viii
BAB I PENDAHULUAN………. 1
A. Latar Belakang Penelitian……… 1
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah……….. 3
C. Tujuan Penelitian………. 4
D. Manfaat Penelitian………... 4
E. Struktur Organisasi Skripsi……….. 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 6
A. Gambaran Penyuluhan PHBS……….. 6
1. Konsep Penyuluhan PHBS……… 6
2. Tujuan Penyuluhan PHBS………. 7
3. Sasaran Penyuluhan PHBS……… 7
4. Materi Penyuluhan PHBS………. 8
B. Sanitasi Dasar Rumah Tangga………. 8
1. Sarana Air Bersih dan Air Minum………..…... 9
2. Pemeliharaan Kebersihan Jamban………. 12
3. Pengelolaan Sampah……….. 14
4. Pembuangan Air Limbah………... 17
C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat………. 17
1. Kebersihan dan Kesehatan Pribadi……… 18
2. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Rumah……… 21
5. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Masyarakat.……… 23
BAB III METODE PENELITIAN……… 25
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel ………. 25
B. Metode Penelitian……… 26
C. Definisi Operasional……… 26
D. Instrumen Penelitian……… 27
E. Proses Pengembangan Instrumen……… 27
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 31
A. Hasil Penelitian……… 31
1. Identitas Responden……….. 31
2. Data Keaktifan Responden dalam Mengikuti Penyuluhan……… 32
3. Data tentang Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu yang Berkaitan dengan Sanitasi Dasar Rumah Tangga………. 33
4. Data tentang Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat……….……… 34
B. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 39
1. Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Sanitasi Dasar Rumah Tangga……… 39
2. Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat……….……… 41
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 49
A. Kesimpulan……….. 49
B. Saran……… 50
DAFTAR PUSTAKA……… 51
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR TABEL
Tabel
3.1. Hasil Uji Reliabilitas………...… 28
4.1. Identitas Responden……….. 31
4.2. Data Keaktifan Responden dalam Mengikuti Penyuluhan………. 32 4.3. Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Sanitasi
Dasar Rumah Tangga……….. 33
4.4. Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Kebersihan
dan Kesehatan Pribadi………...……. 35
4.5. Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Kebersihan
dan Kesehatan Lingkungan Rumah ………... 36 4.6. Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Kebersihan
[image:8.595.117.516.207.622.2]Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran
1
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya
meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia.
Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan
kesehatan, tetapi pada umumnya dipengaruhi oleh tiga faktor yang lebih
dominan yaitu (1) adanya bibit penyakit atau pengganggu lainnya, (2) adanya
lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit penyakit, dan (3)
adanya perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit penyakit dan
lingkungannya. Oleh sebab itu, sehat dan sakitnya seseorang sangat ditentukan
oleh perilaku hidup manusia itu sendiri.
Setiap individu harus dapat memelihara kebersihan lingkungan
sekitarnya terlebih dahulu karena tanpa lingkungan sekitar yang bersih,
individu tidak bisa mewujudkan kesehatan pada dirinya. Kebersihan pribadi,
lingkungan rumah, dan lingkungan masyarakat dilakukan untuk
mengupayakan keadaan bebas dari kuman penyakit sehingga individu dapat
hidup sehat dan terhindar dari penyakit. Rumah yang berfungsi sebagai
lingkungan tempat tinggal harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana
lingkungan yang bersih karena rumah yang sehat berawal dari lingkungan
rumah yang bersih. Rumah sehat mencakup pembuangan sampah,
membersihkan dan menata halaman, menata dan membersihkan
ruangan-ruangan rumah, masalah saluran-saluran air dari rumah (Setiawati, A: 2007)
Promosi Kesehatan (Health Promotion) merupakan program Departemen Kesehatan, diselenggarakan dengan melakukan penyuluhan
kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap
tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat. Penyuluhan
2
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Departemen Kesehatan mencanangkan
gerakan PHBS pada setiap tatanan kehidupan masyarakat seperti PHBS
Sekolah, PHBS Tempat Kerja, PHBS Sarana Kesehatan, PHBS
Tempat-Tempat Umum, serta PHBS Rumah Tangga.
PHBS Rumah Tangga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu dalam keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya. (Departemen Kesehatan RI, 2011:2).
Seseorang untuk dapat melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat
harus diberikan penyuluhan secara kontinyu agar terjadi perubahan dari tidak
tahu menjadi tahu, dari tidak mau menjadi mau, serta dari tidak mampu
menjadi mampu. Penyuluhan PHBS diberikan agar individu dalam keluarga
dapat berperilaku hidup bersih dan sehat baik untuk dirinya, lingkungan
rumah, maupun lingkungan masyarakatnya. Penyuluhan PHBS dilaksanakan
satu bulan sekali oleh Seksi Promosi Kesehatan dari Puskesmas. Sasaran
penyuluhan adalah seluruh kader Posyandu di Kelurahan Gegerkalong yang
memiliki peran dan tugas untuk mensosialisasikan kembali PHBS tatanan
rumah tangga kepada masyarakat sekitar. Materi penyuluhan PHBS secara
garis besar meliputi penyuluhan kesehatan yang berkaitan dengan kebersihan
dan kesehatan sanitasi dasar, kebersihan dan kesehatan pribadi, lingkungan
rumah, serta lingkungan masyarakat.
Kader Posyandu sebagai sasaran sekunder penyuluhan PHBS dalam
mensosialisasikan PHBS kepada masyarakat, perlu melaksanakan perilaku
hidup bersih dan sehat dalam kehidupan mereka terlebih dahulu, sehingga
pesan PHBS dapat diterima dengan baik oleh masyarakat serta menjadi
teladan bagi keluarga dan masyarakat untuk melaksanakan PHBS. Setelah
mengikuti penyuluhan PHBS, kader Posyandu diharapkan dapat
memanfaatkan dan mensosialisasikan PHBS khususnya yang berkaitan
3
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
bersih dan air minum, pemeliharaan kebersihan jamban, pengelolaan sampah,
pembuangan air limbah, serta perilaku bersih dan sehat kader Posyandu dalam
mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, membersihkan ruangan, halaman
serta perabot rumah secara rutin, membuka jendela atau ventilasi rumah setiap
hari, mencegah dan memberantas perkembangbiakan jentik nyamuk, tidak
merokok di dalam rumah, serta menghimbau masyarakat untuk ber-PHBS.
Data Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012, menyebutkan bahwa
Kelurahan Gegerkalong merupakan kelurahan dengan persentase terendah
penerapan PHBS Rumah Tangga se-kecamatan Sukasari yaitu hanya sebesar
11%, sementara tiga kelurahan lain yaitu Sukarasa 35%, Kelurahan Sarijadi
42%, dan Kelurahan Isola 82%. Data tersebut menunjukan bahwa Kelurahan
Gegerkalong sebagian besar masyarakatnya belum dapat berperilaku hidup
bersih dan sehat dalam kehidupan rumah tangga, hal tersebut tampak pada
lingkungan di beberapa RW Kelurahan Gegerkalong yang kurang bersih,
pengelolaan sampah yang kurang baik, serta pembuangan air limbah rumah
tangga yang belum sehat. Kondisi tersebut mengisyaratkan bahwa lingkungan
yang sehat sebagai salah satu pencapaian keberhasilan penyuluhan PHBS
belum dapat tercapai.
Ketertarikan penulis untuk meneliti manfaat penyuluhan PHBS bagi
kader Posyandu di Kelurahan Gegerkalong sebagai wilayah terendah
persentase PHBS karena penulis ingin mengetahui manfaat yang dirasakan
oleh kader Posyandu setelah mengikuti penyuluhan PHBS khususnya dalam
berperilaku hidup bersih dan sehat. Alasan lain yang memotivasi penulis
melakukan penelitian ini karena perilaku hidup bersih dan sehat merupakan
perilaku yang harus dimiliki oleh setiap anggota keluarga untuk mewujudkan
hidup sejahtera, seperti yang penulis pelajari di Prodi Pendidikan
Kesejahteraan Keluarga.
B. Identifikasi dan Rumusan Masalah
4
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
a. Sanitasi dasar rumah tangga yang sehat merupakan salah satu pencapaian
keberhasilan penyuluhan PHBS tatanan Rumah Tangga.
b. Kegiatan penyuluhan PHBS perlu ditingkatkan agar kader Posyandu dapat
memanfaatkannya dengan lebih baik.
c. Perilaku hidup bersih dan sehat kader Posyandu perlu ditingkatkan.
2. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana manfaat penyuluhan
perilaku hidup bersih dan sehat bagi kader Posyandu di Kelurahan
Gegerkalong Kota Bandung?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat
penyuluhan PHBS bagi kader Posyandu.
2. Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang
manfaat penyuluhan PHBS bagi kader Posyandu yang berkaitan dengan:
a. Sanitasi dasar rumah tangga meliputi: penggunaan air bersih dan sarana air
minum, pemeliharaan kebersihan jamban, pengelolaan sampah, pembuangan
air limbah.
b. Perilaku hidup bersih dan sehat kader Posyandu yang meliputi: kebersihan dan
kesehatan pribadi, kebersihan dan kesehatan lingkungan rumah, serta
kebersihan dan kesehatan lingkungan masyarakat.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi
studi atau kajian tentang PHBS serta studi tentang perumahan dalam kajian
ilmu PKK.
5
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu a. Bagi Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Puskesmas Karangsetra
Sebagai bahan masukan dalam melakukan evaluasi penyuluhan PHBS Rumah
Tangga serta dapat dijadikan acuan kebijakan program sejenis maupun objek
perbaikan di masa depan.
b. Bagi Kader Posyandu
Sebagai bahan informasi dan rujukan pentingnya memanfaatkan penyuluhan
PHBS khususnya untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada
kehidupan sehari-hari.
c. Bagi Peneliti
Sebagai sarana belajar untuk lebih memahami perilaku hidup bersih dan sehat
dalam masyarakat.
E. Struktur Organisasi Skripsi
Bab I Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah penelitian, identifikasi
dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur
organisasi penelitian.
Bab II Kajian Pustaka. Berisi kajian teori yang berkaitan dengan konsep
penyuluhan PHBS, sanitasi dasar rumah tangga, kebersihan dan kesehatan
pribadi, lingkungan rumah, serta lingkungan masyarakat.
Bab III Metode Penelitian. Berisi gambaran umum tentang lokasi,
populasi, dan sampel, metode penelitian, definisi operasional, instrument
penelitian, proses pengembangan instrument penelitian, serta analisis data.
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi hasil pengolahan data
kuantitatif dan hasil pengolahan data kualitatif serta pembahasannya.
Bab V Kesimpulan dan Saran. Berisi kesimpulan hasil penelitian dan
25
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi, Populasi, dan Sampel
1. Lokasi Penelitian
Lokasi yang digunakan dalam penelitian yaitu Kelurahan Gegerkalong
Kecamatan Sukasari Kota Bandung Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih
karena Kelurahan Gegerkalong dalam penerapan PHBS tatanan rumah tangga
menurut Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2012
memiliki persentase terendah se-Kecamatan Sukasari.
2. Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi adalah
keseluruhan subjek penelitian baik manusia, lingkungan, benda-benda maupun
gejala suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader
Posyandu berjumlah 100 orang yang berada pada lingkup kerja Puskesmas
UPT Karangsetra Kota Bandung.
3. Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Kriteria
pengambilan sampel harus memenuhi beberapa syarat, yaitu sampel yang
diambil harus dapat memberikan gambaran yang bisa dipercaya mengenai
populasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan dengan
purposive sampling. Sampel purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan sampel purposive dalam
penelitian ini yaitu kader Posyandu yang telah mengikuti penyuluhan PHBS
lebih dari satu kali sejak tahun 2012 sampai dengan bulan Mei 2013, yaitu
26
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif
yang memusatkan penelitiannya pada pemecahan masalah saat sekarang. Hal
ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arikunto, S. (2005:78) bahwa “Metode deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.”
Maksud dari metode deskriptif adalah memecahkan masalah yang ada
pada masa sekarang atau lampau, dan apabila dihubungkan dengan masalah
penelitian ini yaitu mengungkap data-data aktual tentang manfaat penyuluhan
PHBS bagi kader Posyandu.
C. Definisi Operasional
Sebelum menjelaskan definisi operasional tentang “Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi Kader Posyandu”, maka penulis
terlebih dahulu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul yaitu:
1. Manfaat
Manfaat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) yaitu “guna atau faedah.”
2. Penyuluhan PHBS
Penyuluhan PHBS terbatas pada PHBS pada tatanan rumah tangga.
Penyuluhan PHBS yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu upaya Seksi
Promosi Kesehatan membantu keder Posyandu menjadi tahu, mau, dan
mampu mempraktekan perilaku hidup bersih dan sehat dalam sanitasi dasar
rumah tangga, kebersihan dan kesehatan pribadi, lingkungan rumah, serta
lingkungan masyarakat (Departemen Kesehatan: 2011).
3. Kader Posyandu
Kader Posyandu adalah masyarakat yang karena kecakapan atau
27
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
memimpin pengembangan Posyandu disuatu tempat atau desa (Fitriyah
(Depkes, 2008)).
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi Kader
Posyandu yang penulis maksud dalam penelitian ini yaitu faedah yang
dirasakan oleh masyarakat yang mengembangkan kegiatan Posyandu setelah
mengikuti penyuluhan PHBS khususnya dalam mempraktekan perilaku hidup
bersih dan sehat pada dirinya, lingkungan rumah, serta lingkungan
masyarakatnya.
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk
mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati. Penelitian ini
menggunakan angket tertutup Skala Guttman. Sugiyono (2011:139)
mengungkapkan bahwa “Skala Guttman digunakan bila ingin mendapatkan
jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.” Kuesioner
dalam penelitian ini terdiri dari dua jawaban yaitu Ya dan Tidak yang bernilai
positif dan negatif.
Jawaban yang dipilih adalah jawaban yang sesuai dengan karakteristik
dirinya dengan memberikan tanda check list (√). Dalam penyusunan
instrumen penelitian diperlukan adanya langkah-langkah menyusun instrumen
seperti yang dikemukakan oleh Iskandar (2008:79) yaitu:
1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti. 2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi. 3. Mencari indikator dari setiap dimensi.
4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen.
5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen. 6. Petunjuk pengisian instrumen.
E. Proses Pengembangan Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen Penelitian
Validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau
28
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila
dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Kriteria
pengujian: instrumen dikatakan valid bila |t_hitung | > t_tabel pada taraf
kepercayaan 95%, Jika suatu butir pernyataan tidak valid maka butir tersebut
dapat dibuang atau direvisi ulang.
Hasil uji coba instrumen kepada 15 Kader Posyandu yang telah
mengikuti penyuluhan PHBS, menunjukkan adanya dua butir pernyataan yang
tidak valid. Kedua butir pernyataan yang tidak valid tersebut penulis revisi
ulang.
2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian
Butir soal yang telah lolos verifikasi uji validitas kemudian harus diuji
reliabilitasnya. Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah
suatu instrumen cukup dapat dipercaya atau tidak. Kriteria pengujian:
instrumen penelitian dikatakan reliable bila r11 > rtabel pada taraf kepercayaan
95%. dapat dilihat pada tabel r dengan signifikansi 100%-95%=5% dan
[image:18.595.112.515.208.602.2]derajat bebas .
Tabel 3.1 Hasil Uji Reliabilitas
K r11 r tabel Kriteria
28 0,92488 0,513977 Reliabel tingkat sangat tinggi
Dengan taraf signifikansi 5% dan banyak responden 15 maka diperoleh
. Dapat dilihat pada tabel di atas, nilai untuk 28 butir soal yang telah valid adalah 0,92488. Maka yang artinya
bahwa semua butir soal telah reliabel atau dapat dipercaya.
F. Analisis Data
Strategi analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis
29
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
(menggolongkannya dalam tema atau kategori) agar dapat ditafsirkan atau
diinterpretasikan. Ketentuan, ketelitian, kesabaran dan kreatifitas peneliti
dibutuhkan untuk mampu memberikan makna pada setiap data yang ada.
Proses analisis data yang digunakan peneliti adalah:
1. Verifikasi Data
Angket yang terkumpul kemudian diperiksa kelengkapan jawaban
responden pada setiap item sesuai dengan pedoman atau kriteria angket.
2. Tabulasi Data
Tabulasi data bertujuan untuk memprediksi jawaban mengenai frekuensi
dalam tiap item, responden hanya dapat memilih salah satu alternatif
jawaban sehingga jumlah frekuensi dan jumlah jawaban sama dengan
jumlah responden (n).
3. Persentase Data
Persentase data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat
besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan responden.
Penulis menggunakan rumus dari Ali, M (1995:184) untuk memperoleh
persentase dari suatu nilai.
Kriteria penafsiran data dalam penelitian ini berpedoman pada batasan
yang dikemukakan oleh Ali, M (1995:184), yaitu sebagai berikut:
100% = Seluruhnya 76% - 99% = Sebagian besar
51% - 75% = Lebih dari setengahnya
50% = Setengahnya
26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil
0% = Tidak seorangpun
f = Persentase (jawaban responden yang dicari) = Frekuensi jawaban responden n = Jawaban responden
30
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Data yang telah dianalisis berdasarkan masalah di atas selanjutnya
ditafsirkan dengan berpedoman pada batasan yang dikemukakan oleh
Riduwan (2008: 15) yaitu:
81% - 100% = Sangat kuat 61% - 80% = Kuat 41% - 60% = Cukup 21% - 40% = Lemah 0% - 20% = Sangat lemah
Batasan yang dikemukakan oleh Riduwan ditafsirkan kembali menurut
bahasa penafsiran menurut penulis untuk kepentingan penelitian yaitu:
81% - 100% = Sangat bermanfaat
61% - 80% = Bermanfaat
41% - 60% = Cukup bermanfaat
21% - 40% = Kurang bermanfaat
49
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan dan saran disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai “Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung.”
A. Kesimpulan
Kesimpulan dalam penelitian ini berdasarkan tujuan penelitian, hasil
penelitian dan pembahasannya, maka dapat dikemukakan kesimpulan hasil
penelitian sebagai berikut:
1. Secara umum, hasil penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang
diselenggarakan oleh Seksi Promosi Kesehatan Puskesmas UPT Karangsetra
berada pada kriteria sangat bermanfaat bagi kader Posyandu dalam mengelola
sanitasi dasar rumah tangga, kebersihan dan kesehatan pribadi juga
lingkungan rumah.
2. Hasil penyuluhan PHBS dalam sanitasi dasar rumah tangga berada pada
kriteria sangat bermanfaat bagi kader Posyandu dalam mengelola sanitasi
dasar rumah tangga yang sehat, meliputi pengggunaan air bersih, pembuangan
sampah yang sehat, serta pengelolaan kebersihan jamban dan air limbah kotor.
3. Hasil penyuluhan PHBS dalam kebersihan dan kesehatan pribadi juga
lingkungan rumah berada pada kriteria sangat bermanfaat bagi kader
Posyandu yaitu dalam memperoleh pemahaman pentingnya menggunakan
sabun dalam mencuci tangan, memahami bahaya menghirup asap rokok bagi
perokok pasif, dalam membiasakan diri mengkonsumsi sayur dan buah setiap
hari serta berolahraga secara rutin. Selain itu sangat bermanfaat juga bagi
kader Posyandu dalam menjaga rumah dan lingkungannya senantiasa dalam
keadaan bersih. Walaupun hasil penyuluhan PHBS dalam kebersihan dan
kesehatan lingkungan masyarakat berada pada kriteria bermanfaat bagi kader
50
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
masyarakat membersihkan lingkungan sekitarnya, serta dalam memberikan
penyuluhan PHBS kepada masyarakat sekitar masih kurang.
B. Saran
Saran yang penulis ajukan sekiranya dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu:
1. Kader Posyandu di Kelurahan Gegerkalong
a. Kader Posyandu diharapkan terus meningkatkan perilaku hidup bersih dan
sehat baik untuk diri dan lingkungan masyarakatnya sehingga masyarakat
dapat mencontohnya.
b. Pelaksanaan penyuluhan PHBS baik penyuluhan perorangan, penyuluhan
kelompok, penyuluhan massa dan penggerakan masyarakat akan lebih
baik bila dilaksanakan kerjasama dengan kepala desa, tokoh masyarakat,
serta Seksi Promosi Kesehatan Puskesmas UPT Karangsetra.
c. Penyuluhan PHBS yang diselenggarakan oleh seksi Promosi Kesehatan
Puskesmas UPT Karangsetra sebaiknya rajin diikuti oleh semua kader
Posyandu.
2. Puskesmas UPT Karangsetra
Puskesmas UPT Karangsetra khususnya seksi Promosi Kesehatan selaku
penyuluh sebaiknya terus menyelanggarakan kegiatan-kegiatan yang
mendukung terwujudnya rumah tangga sehat seperti melaksanakan
pemeriksaan jentik berkala bersama masyarakat, senam bersama, menanam
toga bersama, mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan bersama, serta
kegiatan lainnya.
3. Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini masih pada lingkup yang terbatas pada kader Posyandu
yang mengikuti penyuluhan PHBS. Peneliti selanjutnya disarankan untuk
melakukan penelitian lanjut dalam lingkup yang lebih luas, yaitu seluruh
51
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Muhammad. (1995). Penelitian Pendidikan; Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.
Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Rineka Cipta.
Azwar, S. (1995). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya Edisi 2. Jakarta: Pustaka Pelajar.
Chandra, Budiman. (2005). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Departemen Kesehatan RI. (2011). Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Jakarta: DepKes.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: DepDikBud.
Dinas Kesehatan Kota Bandung. (2012). Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012, Bandung: DinKes.
Divanatha, P.G. (2008). Kebersihan dan Kesehatan dalam Hidup Manusia. [Online]. Tersedia: http://sumberilmu.info/2008/07/22/kebersihan-dan-kesehatan-dalam-hidup-manusia/ [7 Juni 2013]
Fitriyah, Zal. (2011). Peran Serta Kader Posyandu dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Titi Papan. Skripsi pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan: tidak diterbitkan.
Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.
Jayawardana, Hepta (2013). Rajinlah Mencuci Seprei Jika Tidak Ingin Sering
Sakit. [Online]. Tersedia:
http://health.lintas.me/go/heptajayawardana.blogspot.com/rajinlah-mencuci-sprei-jika-tidak-ingin-sering-sakit html [28 Agustus 2013]
NN. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 16/MenKes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. [Online]. Tersedia: http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/test/PerMenKes%20416_90.pdf [7 Juni 2013]
52
Atikah Sapta Maritsa, 2013
Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu
Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Setiawati, As As (2007). Modul Perkuliahan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Bandung: tidak diterbitkan.
Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung.
Sulistiani, Neti (2012). Definisi-Definisi Penyuluhan. [Online]. Tersedia: http://netisulistiani.wordpress.com/penyuluhan/ [19 Juni 2013]