• Tidak ada hasil yang ditemukan

MANFAAT PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI KADER POSYANDU DI KELURAHAN GEGERKALONG KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "MANFAAT PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI KADER POSYANDU DI KELURAHAN GEGERKALONG KOTA BANDUNG."

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

MANFAAT PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI KADER POSYANDU DI KELURAHAN GEGERKALONG

KOTA BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Oleh:

Atikah Sapta Maritsa 0906792

JURUSAN PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA BANDUNG

(2)

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

LEMBAR HAK CIPTA

MANFAAT PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI KADER POSYANDU DI KELURAHAN GEGERKALONG

KOTA BANDUNG

Oleh :

Atikah Sapta Maritsa

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

© Atikah Sapta Maritsa 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Oktober 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

ATIKAH SAPTA MARITSA

MANFAAT PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI KADER POSYANDU DI KELURAHAN GEGERKALONG

KOTA BANDUNG

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH PEMBIMBING:

Pembimbing I

Dra.Hj.Sunarsih, M.Pd NIP. 19490729 197702 2 001

Pembimbing II

Dr.Hj.Yani Achdiani, M.Si NIP. 19611120 198603 2 001

Mengetahui

Ketua Jurusan PKK FPTK UPI

(4)

ii

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

MANFAAT PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT BAGI KADER POSYANDU DI KELURAHAN GEGERKALONG

KOTA BANDUNG

Atikah Sapta Maritsa 0906792

ABSTRAK

Penelitian ini ingin mengungkap kebermanfaatan penyuluhan PHBS sebagai upaya menjadikan kader Posyandu dapat berperilaku hidup bersih dan sehat serta dapat mensosialisasikan kembali PHBS kepada masyarakat di Kelurahan Gegerkalong. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui manfaat penyuluhan PHBS bagi kader Posyandu di Kelurahan Gegerkalong. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Sampel yang digunakan adalah sampel purposive sebanyak 30 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyuluhan PHBS dalam sanitasi dasar rumah tangga, dalam kebersihan dan kesehatan pribadi serta lingkungan rumah berada pada kriteria sangat bermanfaat, sementara dalam kebersihan dan kesehatan lingkungan masyarakat berada pada kriteria bermanfaat. Saran penelitian diajukan kepada kader Posyandu diharapkan terus meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat baik untuk diri dan lingkungan masyarakatnya sehingga masyarakat dapat mencontohnya.

(5)

iii

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

THE BENEFITS OF THE CLEAN AND HEALTHY BEHAVIOR COUNSELING FOR THE CADRE OF POSYANDU IN VILLAGE

GEGERKALONG BANDUNG

Atikah Sapta Maritsa 0906792

ABSTRACT

This study is aimed to reveal the benefits of PHBS counseling as an effort in increasing and emerging a good behavior, especially in clean and healthy behavior for the cadre of “Posyandu” and publics in Gegerkalong. The purpose of this research is to know about the benefits of the clean and healthy behavior counseling for the cadre of “Posyandu” in village Gegerkalong Bandung. The method which is used in this study is descriptive method. The data is collected by giving questionnaire to 30 purposive participants. The result of this study showed that PHBS counseling about clean and healthy in personal and household environment is on the grade of very useful, while in public enviroment is on the grade of useful. Based on these results, it is expected for the cadre of “Posyandu” to continue increasing clean and healthy behavior for themselves and their communities so that people can emulate.

(6)

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR ISI

PERNYATAAN……… i

ABSTRAK………. ii

KATA PENGANTAR………... iii

UCAPAN TERIMA KASIH……… iv

DAFTAR ISI………. v

DAFTAR TABEL………. vii

DAFTAR LAMPIRAN………. viii

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Penelitian……… 1

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah……….. 3

C. Tujuan Penelitian………. 4

D. Manfaat Penelitian………... 4

E. Struktur Organisasi Skripsi……….. 5

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 6

A. Gambaran Penyuluhan PHBS……….. 6

1. Konsep Penyuluhan PHBS……… 6

2. Tujuan Penyuluhan PHBS………. 7

3. Sasaran Penyuluhan PHBS……… 7

4. Materi Penyuluhan PHBS………. 8

B. Sanitasi Dasar Rumah Tangga………. 8

1. Sarana Air Bersih dan Air Minum………..…... 9

2. Pemeliharaan Kebersihan Jamban………. 12

3. Pengelolaan Sampah……….. 14

4. Pembuangan Air Limbah………... 17

C. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat………. 17

1. Kebersihan dan Kesehatan Pribadi……… 18

2. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Rumah……… 21

5. Kebersihan dan Kesehatan Lingkungan Masyarakat.……… 23

BAB III METODE PENELITIAN……… 25

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel ………. 25

B. Metode Penelitian……… 26

C. Definisi Operasional……… 26

D. Instrumen Penelitian……… 27

E. Proses Pengembangan Instrumen……… 27

(7)

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……… 31

A. Hasil Penelitian……… 31

1. Identitas Responden……….. 31

2. Data Keaktifan Responden dalam Mengikuti Penyuluhan……… 32

3. Data tentang Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu yang Berkaitan dengan Sanitasi Dasar Rumah Tangga………. 33

4. Data tentang Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat……….……… 34

B. Pembahasan Hasil Penelitian……….. 39

1. Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Sanitasi Dasar Rumah Tangga……… 39

2. Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat……….……… 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……….. 49

A. Kesimpulan……….. 49

B. Saran……… 50

DAFTAR PUSTAKA……… 51

(8)

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR TABEL

Tabel

3.1. Hasil Uji Reliabilitas………...… 28

4.1. Identitas Responden……….. 31

4.2. Data Keaktifan Responden dalam Mengikuti Penyuluhan………. 32 4.3. Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Sanitasi

Dasar Rumah Tangga……….. 33

4.4. Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Kebersihan

dan Kesehatan Pribadi………...……. 35

4.5. Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Kebersihan

dan Kesehatan Lingkungan Rumah ………... 36 4.6. Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu dalam Kebersihan

[image:8.595.117.516.207.622.2]
(9)

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

(10)

1

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Derajat kesehatan merupakan salah satu unsur penting dalam upaya

meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bangsa Indonesia.

Sementara itu, derajat kesehatan tidak hanya ditentukan oleh pelayanan

kesehatan, tetapi pada umumnya dipengaruhi oleh tiga faktor yang lebih

dominan yaitu (1) adanya bibit penyakit atau pengganggu lainnya, (2) adanya

lingkungan yang memungkinkan berkembangnya bibit penyakit, dan (3)

adanya perilaku hidup manusia yang tidak peduli terhadap bibit penyakit dan

lingkungannya. Oleh sebab itu, sehat dan sakitnya seseorang sangat ditentukan

oleh perilaku hidup manusia itu sendiri.

Setiap individu harus dapat memelihara kebersihan lingkungan

sekitarnya terlebih dahulu karena tanpa lingkungan sekitar yang bersih,

individu tidak bisa mewujudkan kesehatan pada dirinya. Kebersihan pribadi,

lingkungan rumah, dan lingkungan masyarakat dilakukan untuk

mengupayakan keadaan bebas dari kuman penyakit sehingga individu dapat

hidup sehat dan terhindar dari penyakit. Rumah yang berfungsi sebagai

lingkungan tempat tinggal harus dilengkapi dengan sarana dan prasarana

lingkungan yang bersih karena rumah yang sehat berawal dari lingkungan

rumah yang bersih. Rumah sehat mencakup pembuangan sampah,

membersihkan dan menata halaman, menata dan membersihkan

ruangan-ruangan rumah, masalah saluran-saluran air dari rumah (Setiawati, A: 2007)

Promosi Kesehatan (Health Promotion) merupakan program Departemen Kesehatan, diselenggarakan dengan melakukan penyuluhan

kesehatan untuk memberikan atau meningkatkan pengetahuan dan sikap

tentang kesehatan agar memudahkan terjadinya perilaku sehat. Penyuluhan

(11)

2

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Departemen Kesehatan mencanangkan

gerakan PHBS pada setiap tatanan kehidupan masyarakat seperti PHBS

Sekolah, PHBS Tempat Kerja, PHBS Sarana Kesehatan, PHBS

Tempat-Tempat Umum, serta PHBS Rumah Tangga.

PHBS Rumah Tangga merupakan sekumpulan perilaku yang dipraktekan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran yang menjadikan individu dalam keluarga dapat menolong diri sendiri di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakatnya. (Departemen Kesehatan RI, 2011:2).

Seseorang untuk dapat melaksanakan perilaku hidup bersih dan sehat

harus diberikan penyuluhan secara kontinyu agar terjadi perubahan dari tidak

tahu menjadi tahu, dari tidak mau menjadi mau, serta dari tidak mampu

menjadi mampu. Penyuluhan PHBS diberikan agar individu dalam keluarga

dapat berperilaku hidup bersih dan sehat baik untuk dirinya, lingkungan

rumah, maupun lingkungan masyarakatnya. Penyuluhan PHBS dilaksanakan

satu bulan sekali oleh Seksi Promosi Kesehatan dari Puskesmas. Sasaran

penyuluhan adalah seluruh kader Posyandu di Kelurahan Gegerkalong yang

memiliki peran dan tugas untuk mensosialisasikan kembali PHBS tatanan

rumah tangga kepada masyarakat sekitar. Materi penyuluhan PHBS secara

garis besar meliputi penyuluhan kesehatan yang berkaitan dengan kebersihan

dan kesehatan sanitasi dasar, kebersihan dan kesehatan pribadi, lingkungan

rumah, serta lingkungan masyarakat.

Kader Posyandu sebagai sasaran sekunder penyuluhan PHBS dalam

mensosialisasikan PHBS kepada masyarakat, perlu melaksanakan perilaku

hidup bersih dan sehat dalam kehidupan mereka terlebih dahulu, sehingga

pesan PHBS dapat diterima dengan baik oleh masyarakat serta menjadi

teladan bagi keluarga dan masyarakat untuk melaksanakan PHBS. Setelah

mengikuti penyuluhan PHBS, kader Posyandu diharapkan dapat

memanfaatkan dan mensosialisasikan PHBS khususnya yang berkaitan

(12)

3

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

bersih dan air minum, pemeliharaan kebersihan jamban, pengelolaan sampah,

pembuangan air limbah, serta perilaku bersih dan sehat kader Posyandu dalam

mencuci tangan dengan air bersih dan sabun, membersihkan ruangan, halaman

serta perabot rumah secara rutin, membuka jendela atau ventilasi rumah setiap

hari, mencegah dan memberantas perkembangbiakan jentik nyamuk, tidak

merokok di dalam rumah, serta menghimbau masyarakat untuk ber-PHBS.

Data Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012, menyebutkan bahwa

Kelurahan Gegerkalong merupakan kelurahan dengan persentase terendah

penerapan PHBS Rumah Tangga se-kecamatan Sukasari yaitu hanya sebesar

11%, sementara tiga kelurahan lain yaitu Sukarasa 35%, Kelurahan Sarijadi

42%, dan Kelurahan Isola 82%. Data tersebut menunjukan bahwa Kelurahan

Gegerkalong sebagian besar masyarakatnya belum dapat berperilaku hidup

bersih dan sehat dalam kehidupan rumah tangga, hal tersebut tampak pada

lingkungan di beberapa RW Kelurahan Gegerkalong yang kurang bersih,

pengelolaan sampah yang kurang baik, serta pembuangan air limbah rumah

tangga yang belum sehat. Kondisi tersebut mengisyaratkan bahwa lingkungan

yang sehat sebagai salah satu pencapaian keberhasilan penyuluhan PHBS

belum dapat tercapai.

Ketertarikan penulis untuk meneliti manfaat penyuluhan PHBS bagi

kader Posyandu di Kelurahan Gegerkalong sebagai wilayah terendah

persentase PHBS karena penulis ingin mengetahui manfaat yang dirasakan

oleh kader Posyandu setelah mengikuti penyuluhan PHBS khususnya dalam

berperilaku hidup bersih dan sehat. Alasan lain yang memotivasi penulis

melakukan penelitian ini karena perilaku hidup bersih dan sehat merupakan

perilaku yang harus dimiliki oleh setiap anggota keluarga untuk mewujudkan

hidup sejahtera, seperti yang penulis pelajari di Prodi Pendidikan

Kesejahteraan Keluarga.

B. Identifikasi dan Rumusan Masalah

(13)

4

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

a. Sanitasi dasar rumah tangga yang sehat merupakan salah satu pencapaian

keberhasilan penyuluhan PHBS tatanan Rumah Tangga.

b. Kegiatan penyuluhan PHBS perlu ditingkatkan agar kader Posyandu dapat

memanfaatkannya dengan lebih baik.

c. Perilaku hidup bersih dan sehat kader Posyandu perlu ditingkatkan.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu “Bagaimana manfaat penyuluhan

perilaku hidup bersih dan sehat bagi kader Posyandu di Kelurahan

Gegerkalong Kota Bandung?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui manfaat

penyuluhan PHBS bagi kader Posyandu.

2. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data tentang

manfaat penyuluhan PHBS bagi kader Posyandu yang berkaitan dengan:

a. Sanitasi dasar rumah tangga meliputi: penggunaan air bersih dan sarana air

minum, pemeliharaan kebersihan jamban, pengelolaan sampah, pembuangan

air limbah.

b. Perilaku hidup bersih dan sehat kader Posyandu yang meliputi: kebersihan dan

kesehatan pribadi, kebersihan dan kesehatan lingkungan rumah, serta

kebersihan dan kesehatan lingkungan masyarakat.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapakan dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi

studi atau kajian tentang PHBS serta studi tentang perumahan dalam kajian

ilmu PKK.

(14)

5

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu a. Bagi Dinas Kesehatan Kota Bandung dan Puskesmas Karangsetra

Sebagai bahan masukan dalam melakukan evaluasi penyuluhan PHBS Rumah

Tangga serta dapat dijadikan acuan kebijakan program sejenis maupun objek

perbaikan di masa depan.

b. Bagi Kader Posyandu

Sebagai bahan informasi dan rujukan pentingnya memanfaatkan penyuluhan

PHBS khususnya untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat pada

kehidupan sehari-hari.

c. Bagi Peneliti

Sebagai sarana belajar untuk lebih memahami perilaku hidup bersih dan sehat

dalam masyarakat.

E. Struktur Organisasi Skripsi

Bab I Pendahuluan. Berisi latar belakang masalah penelitian, identifikasi

dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur

organisasi penelitian.

Bab II Kajian Pustaka. Berisi kajian teori yang berkaitan dengan konsep

penyuluhan PHBS, sanitasi dasar rumah tangga, kebersihan dan kesehatan

pribadi, lingkungan rumah, serta lingkungan masyarakat.

Bab III Metode Penelitian. Berisi gambaran umum tentang lokasi,

populasi, dan sampel, metode penelitian, definisi operasional, instrument

penelitian, proses pengembangan instrument penelitian, serta analisis data.

Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi hasil pengolahan data

kuantitatif dan hasil pengolahan data kualitatif serta pembahasannya.

Bab V Kesimpulan dan Saran. Berisi kesimpulan hasil penelitian dan

(15)

25

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi, Populasi, dan Sampel

1. Lokasi Penelitian

Lokasi yang digunakan dalam penelitian yaitu Kelurahan Gegerkalong

Kecamatan Sukasari Kota Bandung Provinsi Jawa Barat. Lokasi ini dipilih

karena Kelurahan Gegerkalong dalam penerapan PHBS tatanan rumah tangga

menurut Profil Kesehatan Dinas Kesehatan Kota Bandung tahun 2012

memiliki persentase terendah se-Kecamatan Sukasari.

2. Populasi Penelitian

Populasi merupakan keseluruhan dari subjek penelitian. Populasi adalah

keseluruhan subjek penelitian baik manusia, lingkungan, benda-benda maupun

gejala suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kader

Posyandu berjumlah 100 orang yang berada pada lingkup kerja Puskesmas

UPT Karangsetra Kota Bandung.

3. Sampel Penelitian

Sampel merupakan sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Kriteria

pengambilan sampel harus memenuhi beberapa syarat, yaitu sampel yang

diambil harus dapat memberikan gambaran yang bisa dipercaya mengenai

populasi. Pengambilan sampel pada penelitian ini ditentukan dengan

purposive sampling. Sampel purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Pertimbangan sampel purposive dalam

penelitian ini yaitu kader Posyandu yang telah mengikuti penyuluhan PHBS

lebih dari satu kali sejak tahun 2012 sampai dengan bulan Mei 2013, yaitu

(16)

26

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

B. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

yang memusatkan penelitiannya pada pemecahan masalah saat sekarang. Hal

ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Arikunto, S. (2005:78) bahwa “Metode deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada, yaitu keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan.”

Maksud dari metode deskriptif adalah memecahkan masalah yang ada

pada masa sekarang atau lampau, dan apabila dihubungkan dengan masalah

penelitian ini yaitu mengungkap data-data aktual tentang manfaat penyuluhan

PHBS bagi kader Posyandu.

C. Definisi Operasional

Sebelum menjelaskan definisi operasional tentang “Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi Kader Posyandu”, maka penulis

terlebih dahulu menjelaskan beberapa istilah yang terdapat pada judul yaitu:

1. Manfaat

Manfaat dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) yaitu “guna atau faedah.”

2. Penyuluhan PHBS

Penyuluhan PHBS terbatas pada PHBS pada tatanan rumah tangga.

Penyuluhan PHBS yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu upaya Seksi

Promosi Kesehatan membantu keder Posyandu menjadi tahu, mau, dan

mampu mempraktekan perilaku hidup bersih dan sehat dalam sanitasi dasar

rumah tangga, kebersihan dan kesehatan pribadi, lingkungan rumah, serta

lingkungan masyarakat (Departemen Kesehatan: 2011).

3. Kader Posyandu

Kader Posyandu adalah masyarakat yang karena kecakapan atau

(17)

27

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

memimpin pengembangan Posyandu disuatu tempat atau desa (Fitriyah

(Depkes, 2008)).

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat bagi Kader

Posyandu yang penulis maksud dalam penelitian ini yaitu faedah yang

dirasakan oleh masyarakat yang mengembangkan kegiatan Posyandu setelah

mengikuti penyuluhan PHBS khususnya dalam mempraktekan perilaku hidup

bersih dan sehat pada dirinya, lingkungan rumah, serta lingkungan

masyarakatnya.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan suatu alat ukur yang digunakan untuk

mengukur fenomena alam atau sosial yang diamati. Penelitian ini

menggunakan angket tertutup Skala Guttman. Sugiyono (2011:139)

mengungkapkan bahwa “Skala Guttman digunakan bila ingin mendapatkan

jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan.” Kuesioner

dalam penelitian ini terdiri dari dua jawaban yaitu Ya dan Tidak yang bernilai

positif dan negatif.

Jawaban yang dipilih adalah jawaban yang sesuai dengan karakteristik

dirinya dengan memberikan tanda check list (√). Dalam penyusunan

instrumen penelitian diperlukan adanya langkah-langkah menyusun instrumen

seperti yang dikemukakan oleh Iskandar (2008:79) yaitu:

1. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang diteliti. 2. Menjabarkan variabel menjadi dimensi-dimensi. 3. Mencari indikator dari setiap dimensi.

4. Mendeskripsikan kisi-kisi instrumen.

5. Merumuskan item-item pertanyaan atau pernyataan instrumen. 6. Petunjuk pengisian instrumen.

E. Proses Pengembangan Instrumen

1. Uji Validitas Instrumen Penelitian

Validitas yaitu suatu ukuran yang menunjukkan tingkat validitas atau

(18)

28

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila

dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Kriteria

pengujian: instrumen dikatakan valid bila |t_hitung | > t_tabel pada taraf

kepercayaan 95%, Jika suatu butir pernyataan tidak valid maka butir tersebut

dapat dibuang atau direvisi ulang.

Hasil uji coba instrumen kepada 15 Kader Posyandu yang telah

mengikuti penyuluhan PHBS, menunjukkan adanya dua butir pernyataan yang

tidak valid. Kedua butir pernyataan yang tidak valid tersebut penulis revisi

ulang.

2. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian

Butir soal yang telah lolos verifikasi uji validitas kemudian harus diuji

reliabilitasnya. Reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui apakah

suatu instrumen cukup dapat dipercaya atau tidak. Kriteria pengujian:

instrumen penelitian dikatakan reliable bila r11 > rtabel pada taraf kepercayaan

95%. dapat dilihat pada tabel r dengan signifikansi 100%-95%=5% dan

[image:18.595.112.515.208.602.2]

derajat bebas .

Tabel 3.1 Hasil Uji Reliabilitas

K r11 r tabel Kriteria

28 0,92488 0,513977 Reliabel tingkat sangat tinggi

Dengan taraf signifikansi 5% dan banyak responden 15 maka diperoleh

. Dapat dilihat pada tabel di atas, nilai untuk 28 butir soal yang telah valid adalah 0,92488. Maka yang artinya

bahwa semua butir soal telah reliabel atau dapat dipercaya.

F. Analisis Data

Strategi analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis

(19)

29

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

(menggolongkannya dalam tema atau kategori) agar dapat ditafsirkan atau

diinterpretasikan. Ketentuan, ketelitian, kesabaran dan kreatifitas peneliti

dibutuhkan untuk mampu memberikan makna pada setiap data yang ada.

Proses analisis data yang digunakan peneliti adalah:

1. Verifikasi Data

Angket yang terkumpul kemudian diperiksa kelengkapan jawaban

responden pada setiap item sesuai dengan pedoman atau kriteria angket.

2. Tabulasi Data

Tabulasi data bertujuan untuk memprediksi jawaban mengenai frekuensi

dalam tiap item, responden hanya dapat memilih salah satu alternatif

jawaban sehingga jumlah frekuensi dan jumlah jawaban sama dengan

jumlah responden (n).

3. Persentase Data

Persentase data merupakan perhitungan yang digunakan untuk melihat

besar kecilnya frekuensi jawaban angket yang diberikan responden.

Penulis menggunakan rumus dari Ali, M (1995:184) untuk memperoleh

persentase dari suatu nilai.

Kriteria penafsiran data dalam penelitian ini berpedoman pada batasan

yang dikemukakan oleh Ali, M (1995:184), yaitu sebagai berikut:

100% = Seluruhnya 76% - 99% = Sebagian besar

51% - 75% = Lebih dari setengahnya

50% = Setengahnya

26% - 49% = Kurang dari setengahnya 1% - 25% = Sebagian kecil

0% = Tidak seorangpun

f = Persentase (jawaban responden yang dicari) = Frekuensi jawaban responden n = Jawaban responden

(20)

30

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Data yang telah dianalisis berdasarkan masalah di atas selanjutnya

ditafsirkan dengan berpedoman pada batasan yang dikemukakan oleh

Riduwan (2008: 15) yaitu:

81% - 100% = Sangat kuat 61% - 80% = Kuat 41% - 60% = Cukup 21% - 40% = Lemah 0% - 20% = Sangat lemah

Batasan yang dikemukakan oleh Riduwan ditafsirkan kembali menurut

bahasa penafsiran menurut penulis untuk kepentingan penelitian yaitu:

81% - 100% = Sangat bermanfaat

61% - 80% = Bermanfaat

41% - 60% = Cukup bermanfaat

21% - 40% = Kurang bermanfaat

(21)

49

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan dan saran disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian mengenai “Manfaat Penyuluhan PHBS bagi Kader Posyandu di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung.”

A. Kesimpulan

Kesimpulan dalam penelitian ini berdasarkan tujuan penelitian, hasil

penelitian dan pembahasannya, maka dapat dikemukakan kesimpulan hasil

penelitian sebagai berikut:

1. Secara umum, hasil penyuluhan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang

diselenggarakan oleh Seksi Promosi Kesehatan Puskesmas UPT Karangsetra

berada pada kriteria sangat bermanfaat bagi kader Posyandu dalam mengelola

sanitasi dasar rumah tangga, kebersihan dan kesehatan pribadi juga

lingkungan rumah.

2. Hasil penyuluhan PHBS dalam sanitasi dasar rumah tangga berada pada

kriteria sangat bermanfaat bagi kader Posyandu dalam mengelola sanitasi

dasar rumah tangga yang sehat, meliputi pengggunaan air bersih, pembuangan

sampah yang sehat, serta pengelolaan kebersihan jamban dan air limbah kotor.

3. Hasil penyuluhan PHBS dalam kebersihan dan kesehatan pribadi juga

lingkungan rumah berada pada kriteria sangat bermanfaat bagi kader

Posyandu yaitu dalam memperoleh pemahaman pentingnya menggunakan

sabun dalam mencuci tangan, memahami bahaya menghirup asap rokok bagi

perokok pasif, dalam membiasakan diri mengkonsumsi sayur dan buah setiap

hari serta berolahraga secara rutin. Selain itu sangat bermanfaat juga bagi

kader Posyandu dalam menjaga rumah dan lingkungannya senantiasa dalam

keadaan bersih. Walaupun hasil penyuluhan PHBS dalam kebersihan dan

kesehatan lingkungan masyarakat berada pada kriteria bermanfaat bagi kader

(22)

50

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

masyarakat membersihkan lingkungan sekitarnya, serta dalam memberikan

penyuluhan PHBS kepada masyarakat sekitar masih kurang.

B. Saran

Saran yang penulis ajukan sekiranya dapat memberikan manfaat bagi

pihak-pihak yang bersangkutan, yaitu:

1. Kader Posyandu di Kelurahan Gegerkalong

a. Kader Posyandu diharapkan terus meningkatkan perilaku hidup bersih dan

sehat baik untuk diri dan lingkungan masyarakatnya sehingga masyarakat

dapat mencontohnya.

b. Pelaksanaan penyuluhan PHBS baik penyuluhan perorangan, penyuluhan

kelompok, penyuluhan massa dan penggerakan masyarakat akan lebih

baik bila dilaksanakan kerjasama dengan kepala desa, tokoh masyarakat,

serta Seksi Promosi Kesehatan Puskesmas UPT Karangsetra.

c. Penyuluhan PHBS yang diselenggarakan oleh seksi Promosi Kesehatan

Puskesmas UPT Karangsetra sebaiknya rajin diikuti oleh semua kader

Posyandu.

2. Puskesmas UPT Karangsetra

Puskesmas UPT Karangsetra khususnya seksi Promosi Kesehatan selaku

penyuluh sebaiknya terus menyelanggarakan kegiatan-kegiatan yang

mendukung terwujudnya rumah tangga sehat seperti melaksanakan

pemeriksaan jentik berkala bersama masyarakat, senam bersama, menanam

toga bersama, mengadakan kegiatan gerakan cuci tangan bersama, serta

kegiatan lainnya.

3. Peneliti Selanjutnya

Penelitian ini masih pada lingkup yang terbatas pada kader Posyandu

yang mengikuti penyuluhan PHBS. Peneliti selanjutnya disarankan untuk

melakukan penelitian lanjut dalam lingkup yang lebih luas, yaitu seluruh

(23)

51

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

DAFTAR PUSTAKA

Ali, Muhammad. (1995). Penelitian Pendidikan; Prosedur dan Strategi. Bandung: Angkasa.

Arikunto, Suharsimi. (2005). Manajemen Penelitian. Cetakan Ketujuh. Jakarta: Rineka Cipta.

Azwar, S. (1995). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya Edisi 2. Jakarta: Pustaka Pelajar.

Chandra, Budiman. (2005). Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Departemen Kesehatan RI. (2011). Rumah Tangga Sehat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat, Jakarta: DepKes.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (2005). Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: DepDikBud.

Dinas Kesehatan Kota Bandung. (2012). Profil Kesehatan Kota Bandung Tahun 2012, Bandung: DinKes.

Divanatha, P.G. (2008). Kebersihan dan Kesehatan dalam Hidup Manusia. [Online]. Tersedia: http://sumberilmu.info/2008/07/22/kebersihan-dan-kesehatan-dalam-hidup-manusia/ [7 Juni 2013]

Fitriyah, Zal. (2011). Peran Serta Kader Posyandu dalam Upaya Peningkatan Status Gizi Balita di Posyandu Kelurahan Titi Papan. Skripsi pada Fakultas Keperawatan Universitas Sumatra Utara Medan: tidak diterbitkan.

Iskandar. (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif). Jakarta: Gaung Persada Press.

Jayawardana, Hepta (2013). Rajinlah Mencuci Seprei Jika Tidak Ingin Sering

Sakit. [Online]. Tersedia:

http://health.lintas.me/go/heptajayawardana.blogspot.com/rajinlah-mencuci-sprei-jika-tidak-ingin-sering-sakit html [28 Agustus 2013]

NN. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 16/MenKes/Per/IX/1990 tentang Syarat-Syarat dan Pengawasan Kualitas Air. [Online]. Tersedia: http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/test/PerMenKes%20416_90.pdf [7 Juni 2013]

(24)

52

Atikah Sapta Maritsa, 2013

Manfaat Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat Bagi Kader Posyandu Di Kelurahan Gegerkalong Kota Bandung

Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu| perpustakaan.upi.edu

Riduwan. (2010). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Setiawati, As As (2007). Modul Perkuliahan Pendidikan Kesejahteraan Keluarga. Bandung: tidak diterbitkan.

Sugiyono. (2011). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta Bandung.

Sulistiani, Neti (2012). Definisi-Definisi Penyuluhan. [Online]. Tersedia: http://netisulistiani.wordpress.com/penyuluhan/ [19 Juni 2013]

Gambar

Tabel
Tabel 3.1 Hasil Uji Reliabilitas

Referensi

Dokumen terkait

Bahan penyekat atau sering disebut dengan istilah isolasi adalah suatu bahan yang digunakan dengan tujuan agar dapat memisahkan bagian – bagian yang bertegangan atau

Hasil ini tidak sejalan dengan hipotesis yang disusun oleh penulis yang menyatakan bahwa perguruan tinggi, metode pembelajaran, minat mata kuliah dan jurusan asal

(Florida) field tomato producers to strategically and successfully execute customized trade promotion like this that helps preserve AND incrementally expands and opens new

Melalui sistem pusat karir yang dibangun dalam bentuk website, STMIK Pontianak dapat membantu dalam menfasilitasi penyediaan informasi lowongan kerja, sementara perusahaan

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu Pri Iswati Utami, M.Si., Apt dan Ibu Wiranti Sri Rahayu, M.Si., Apt yang telah berkenan membimbing dan

Serat optik merupakan saluran transmisi berupa sejenis kabel yang terbuat dari kaca atau plastik  yang sangat halus dan lebih kecil dari sehelai rambut, dan dapat digunakan

Ketika gambaran klinis yang khas dan vesikel muncul, HZ oral dapat dibedakan secara klinis dari lesi multiple akut lainnya pada mulut, dimana lesi bilateral dan tidak didahului