• Tidak ada hasil yang ditemukan

Handout Dasar-Dasar Ilmu Tanah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Handout Dasar-Dasar Ilmu Tanah"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB XIII

PENGELOLAAN TANAH

OLEH:

DR. IR. TETI ARABIA, M.S. DR. IR. SYAKUR, M.P. IR. MANFARIZAH, M.SI.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

PENDAHULUAN

Tanah-tanah merah kuning (yellow-red soils) meliputi bagian terbesar lahan di Indonesia, mulai dari tepi pantai yang landai atau berombak hingga pegunungan tinggi yang berbukit atau bergelombang, dengan iklim agak kering sampai basah, terbentuk dari batuan beku, batuan sedimen, atau batuan metamorf.

Tanah merah terbentuk hampir di seluruh tanah air, kecuali beberapa pulau Nusa Tenggara dan Maluku Selatan.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Soepraptohardjo (1961) membedakan tanah merah menjadi tanah Podsolik Merah Kuning, Lateritik (merupakan tanah-tanah tua, dan sebagian Latosol (Latosol Coklat dan Coklat Kekuningan termasuk Inceptisol), serta Mediteran Merah.

Pengelolaan Lahan Kering

Podsolik Merah Kuning adalah tanah yang terbentuk dari bahan induk batuan beku masam hingga intermedier, batuan endapan tua (tertier atau lebih tua), atau batuan metamorf, dengan curah hujan yang tinggi, bereaksi masam dan brwarna merah atau kuning

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Mengingat beberapa kendala pada Ultisol

(Podsolik Merah Kuning) baik ditinjau dari segi fisik, kimia, maupun biologi tanah, seperti bahan organik rendah sampai sedang, kemasaman dan Al dapat ditukar (dd) tinggi, kandungan N, P, K, KTK dan KB rendah, serta sangat peka erosi.

Seyogyanya pemanfaatan Ultisol tidak tepat

untuk pertanian tanaman pangan terlalu intensif, dalam arti jangan ditanami tanaman semusim sepanjang tahun, tetapi perlu diselingi dan lebih ditingkatkan penggunaan dan penanaman berbagai jenis tanaman leguminosa.

Agar sisa-sisa tanaman tersebut dapat

dikembalikan ke dalam tanah sebagai pupuk hijau.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Pada daerah-daerah yang datar apabila tersedia air yang cukup, Ultisol juga masih mungkin untuk dikembangkan sebagai lahan persawahan.

Dengan catatan harus kegiatan persawahan untuk meningkatkan produksi pertanian, dengan melakukan usaha diberi pupuk yang cukup untuk memenuhi kebutuhan hara bagi pertumbuhan padi. Dengan demikian produktivitas lahan dapat berfungsi optimal

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

PPT: Red Mediterranean Soil (Terra Rossa) FAO: Chromic Luvisols

USDA: Rdodustalf

A

LFISOL

(Sumber: Wikipedia, 2011)

(2)

Lateritik Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

mangrovedapat dibedakan dari tanah-tanah

bukanmangrovepaling tidak dalam tiga hal:

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

1.Salinitas yang tinggi

- Daya hantar listrik (DHL) dari ekstrak jenuh air pada suhu 25 °C adalah > 4 mmhos cm-1, yang

setara dengan kandungan garam > 0.25%, sedangkan DHL air payaunya > 2 mmhos cm-1. Pada umumnya di

tanah-tanahmangrovekonduktivitas listrik pada suhu 25 °C adalah 20 - 35 mmhos cm-1, atau kandungan

garam≥ 0.8%.

Di samping itu alkalinitas juga tinggi, yang tercermin dari nilai persentase Na dd yang tinggi (ESP) > 15%, dan nisbah Na terjerap (SAR) > 13. ESP

menunjukkan jumlah kation Na yang terjerap pada kompleks pertukaran dari koloid tanah dan dapat dihitung:

ESP = umumnya nilai ESP tanah mangrove 20 - 50%.

SAR = umumnya nilai SAR tanah mangrove 15-40%

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Kematangan yang rendah

Tanah-tanah mineral dikatakan tidak matang

(kematangan rendah) jika tanah-tanah tersebut sangat lunak dan mudah mengalir sesuai dengan sangat tingginya kadar air dalam keadaan lapang.

Kematangan tanah biasanya dicerminkan dengan

pernyataann-value dihitung dengan rumus:

n = (A – 0.2 R) / (L + 3 H), dimana: A = persentase air tanah pada kondisi lapang dihitung pada tanah kering mutlak

R = persentase debu + pasir L = persentase liat; dan

H = persentase bahan organik (C-organik x 1.724)

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Cat Clay

Cat clayadalah: bahan liat di dalam tanah yang mengandung sejumlah sulfida atau sulfat. Biasanya terbentuk pada dasar-dasar laut dan dalam tanah payau pasang surut atau air garam. Sulfida-sulfida berasal dari kalsium sulfat yang terdapat dalam air laut.

Pengelolaan Tanah Sulfat Masam

Fasilitas drainase dpt mempercepat oksidasi pirit, dan irigasi untuk pembersihan bahan-bahan beracun, kesuburannya tanah menurun, Perlu dipupuk unsur P dan K, membutuhkan

investasi yang tinggi. Menurut van Breemen & Pons (1978) pemberian 150 ton ha-1 kapur dapat menetralisir sebagian asam dari 50 cm tanah yang mengandung 3% pirit.

Digunakan untuk aquaculture(budidaya air) untuk dibuat tambak, cocok pada lingkungan

(3)

Profil tanah sulfat masam (Sulfaquept)

(Sumber: D. Shiddieq) Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Kondisi permukaan tanah lahan sulfat masam (Sulfaquept)

(Sumber: I.G.M. Subiksa dan Diah Setyorini ) Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Dampak utama yang ditimbulkan akibat

pengelolaan/konversi rawamangrovemenjadi lahan pertanian atau perikanan adalah:

Mengancam regenerasi stok-stok ikan dan udang di perairan pertanian, perikanan, dan lepas pantai yang memerlukan hutan (rawa) mangrovesebagai daerah asuhan (nursery ground) larva, dan/atau stadium muda ikan dan udang.

Pendangkalan perairan pantai karena pengendapan sedimen yang sebelum hutanmangrovedikonversi mengendap di hutanmangrove.

Intrusi garam melalui saluran-saluran alam yang bertahan keberadaannya atau melalui saluran-saluran buatan manusia yang bermuara di laut.

Erosi garis pantai yang sebelumnya ditumbuhi

mangrove

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Pengelolaan Lahan Sawah

Tanah sawah adalah tanah yang digunakan untuk bertanam padi sawah, baik secara terus menerus sepanjang tahun maupun bergiliran dengan tanaman palawija.

Istilah tanah sawah, bukan merupakan istilah taksonomi, tetapi merupakan istilah umum, seperti halnya tanah hutan, tanah

perkebunan, tanah pertanian, dan sebagainya

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Padi merupakan satu-satunya tanaman pangan utama yang dapat tumbuh pada tanah yang tergenang, karena kemampuannya untuk mengoksidasi daerah perakarannya. Penggenangan menyebabkan serangkaian

perubahan sifat-sifat fisika, kimia, dan biologi, yang menghasilkan suatu tata hubungan tanah-tanaman yang sama sekali berbeda dengan yang dapat diamati pada tanaman lainnya.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Pengelolaan Lahan Kering yang DisawahkanMenurut (Hardjowigeno dan Rayes, 2005)

tanah Aluvial sifat-sifat tanahnya sangat beragam, tanah-tanah ini tdapat di wilayah iklim humid (Sumatera, Jawa Barat) hingga semi-arid (Nusa Tenggara terutama Sumba dan Lombok).

Tanah-tanah ini terletak pada berbagai ktinggian mulai dataran aluvial, teras sungai, daerah cekungan, lahan rawa-rawa, lahan pasang surut, hingga lembah antar pegunungan.

(4)

Sumber: T. Arabia, 2009

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Oxisol (Aquox)

Inceptisol (Aquept)

Sumber: T. Arabia, 2009

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Membuka tanah-tanah Aluvial untuk padi sawah, perlu diperhatikan faktor penghambat dan bahaya yang ada pada masing-masing daerah.

Di daerah humid, keadaan tanah yang masam, miskin hara dan bahaya banjir harus diatasi, sedangkan di daerah kering bahaya salinitas dan alkalinitas harus diperhatikan, serta pengelolaan air dan penyediaan air.

Produksi padi bervariasi, pada daerah-daerah yang subur rata-rata 5 ton ha-1, daerah dengan penanaman yang tidak begitu intensif hasilnya sebesar 2 ton ha-1.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Pada Latosol Coklat produksi padi rata-rata 4 ton ha-1, sedangkan pada latosol Merah 2 - 3 ton ha-1. Pada daerah ini pergiliran padi sawah dengan tanaman palawija biasa dilakukan, dengan luas tanah sawah Latosol sekitar 900 000 ha.

Melalui program BIMAS di wilayah sub-humid diperoleh produksi padi sebesar 5 ton ha-1, sedangkan di wilayah yang lebih humid produksinya sekitar 4 ton ha-1. Daerah padi sawah regosol merupakan daerah yang terpadat penduduknya (> 2000 orang km-2) di Indonesia, seperti halnya di Yogyakarta dan Bali.

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Andosol yang disawahkan tidak terlalu luas ± 50 000 ha, karena padi tumbuh baik hanya pada ketinggian < 500 m, sedangkan Andosol umumnya ditemukn pada ketinggian > 1000 m dari permukaan laut. Di daerah yang lebih dingin dan kurang sinar matahari, umur padi menjadi lebih panjang (6 - 7 bulan).Lahan Andosol biasanya berlereng dan padi

ditanam pada lereng yang diteras yang kadang-kadang sangat curam. Lahan Andosol yang disawahkan tersebar di Jawa, Bali, dan Sumatera Utara & produksi padi rata2 3 ton ha-1.

Pengelolaan Lahan Basah yang DisawahkanTanah rawa-rawa yang disawahkan

“dikeringkan” dahulu dengan membuat saluran drainase. Sawah yang dikembangkan di daerah rawa-rawa pasang-surut disebut sawah pasang-surut, sedangkan yang dikembangkan di daerah rawa-rawa lebak disebut sawah lebak.

(5)

periode-Surjan dengan komoditas Padi dan Ubijalar

(Sumber: Sri Najiyati, Lili Muslihat, I Nyoman N. Suryadiputra, 2005)

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Penataan lahan dengan sistem surjan. Tabukan untuk Padi, guludan untuk Palawija

(Sumber: Sri Najiyati, Lili Muslihat, I Nyoman N. Suryadiputra, 2005) Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sistem wanatani Padi - Pisang pada lahan surjan

(Sumber: Sri Najiyati, Lili Muslihat, I Nyoman N. Suryadiputra, 2005)

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Padi sawah di lahan bergambut.

Sistem sawit dupa (kiri), siap panen (tengah) dan aktivitas panen(kanan)

(Sumber: Sri Najiyati, Lili Muslihat, I Nyoman N. Suryadiputra, 2005)

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Biasanya lahan ini dijumpai di sepanjang lembah sungai, rawa di berlakang tanggul sungai (back-swamp) dan cekungan- cekungan dataran aluvial yang luas (Kalteng dan Sumsel).

Selain tanah-tanah mineral di daerah ini juga ditemukan tanah gambut. Sawah di daerah rawa pelembahan dikembangkan dengan „mengeringkan‟ rawa dengan pembuatan saluran drainase

Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt

Sawah rawa lebak dilakukan dengan menanam padi baik di awal musim hujan, pda waktu air genangan masih rendah & padi terus tumbuh seiring dengan meningkatnya air genangan. Tanaman padi sawah yang ditanam

menggunakan varitas lokal yg ditanam sekali dalam setahun, dengan hasil berkisar 2.0 -2.5 ton ha-1.

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan, variabel kepemilikan manajemen, tingkat Leverage, ukuran perusahaan, profitabilitas, dan umur perusahaan

Hasil menunjukkan pada perlakuan umur kelapa sawit berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter, pada perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap tingi tanaman pada 5

[r]

Hasil menunjukkan pada perlakuan umur kelapa sawit berpengaruh tidak nyata terhadap semua parameter, pada perlakuan varietas berpengaruh nyata terhadap tingi tanaman pada 5

[r]

1. Penilaian dan pengakuan dari masyarakat internasional bahwa Indonesia peduli terhadap masalah lingkungan hidup dunia, yang menyangkut bidang keanekaragaman hayati, dan

Indentifikas Tumbuhan Paku Epifit Pada Batang Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis J. ) Di Lingukunga Universitas Brawijaya.. Jurnal

 Pesan, yang disebut watermark , disisipkan ke dalam media. dalam