Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
BAB XII
KLASIFIKASI TANAH
OLEH:
DR. IR. TETI ARABIA, M.S.
DR. IR. SYAKUR, M.P.
IR. MANFARIZAH, M.SI.
P
ENDAHULUAN
Sistem klasifikasi tanah yang berasal Pusat
Penelitian Tanah (PPT) Bogor dan tlah banyak
dikenal di Indonesia adalah sistem Dudal dan
Soepraptohardjo (1957).
Sistem ini mirip dengan sistem Amerika
Serikat trdahalu (Baldwin, Kellog, dan Thorp,
1938).
Dengan dikenalnya sistem FAO/UNESCO
(1974) dan sistem Amerika Serikat yang
baru/
Soil Taxonomy
USDA (Soil Survey
Staff, 1975), sistem tersebut telah pula
mengalami penyempurnaan yang masih terus
dilakukan sampai sekarang.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Perkembangan Sistem
Klasifikasi Tanah di
Indonesia
Tansaran –Pantan Empan
Baldwin & Kellog (1938)
Dudal
–
Supraptohardjo
(1957)
Supraptohardjo (1961)
Sistem Klasifikasi Tanah
Nasional 1979
PPT, 1981
PPT, 1982
Soil Taxonomy (
USDA
)Kongres V HITI,
di Medan Soil
1989
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Padanan nama-nama tanah menurut Dudal &
Soepraptohardjo (1957) dengan sistem-sistem
Pusat Penelitian Tanah (1982), FAO/UNESCO
(1974), Soil Taxonomy USDA (1975) --- Lht
Tabel.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Sistem Klasifikasi
Tanah yang Dikenal
Di Indonesia Saat
ini
Lewat Simp. Kenawat
• PPT (1982) : Sistem Klasifikasi Tanah Nasional
• FAO/UNESCO (1974):Satuan Peta Tanah Dunia
• USDA (1975) : Soil Taxonomy
No Dudal -Soepraptohardjo
(1957-1961)
Modifikasi*) 1978/1982 (PPT)
FAO/UNESCO (1974) Soil TaxonomyUSDA
(1975) 1 Aluvial Aluvial Fuvisol Entisol,
Inceptisol 2 Andosol Andosol Andosol Andisol 3 Brown Forest
Soil
Kambisol Cambisol Inceptisol 4 Grumosol Grumusol Vertisol Vertisol 5 Latosol Kambisol,
Latosol Laterik
Kambisol, Nitosol, Ferralsol
Inceptisol, Ultisol, Oxisol 6 Litosol Litosol litosol Entisol 7 Mediteran Mediteran Luvisol Alfisol 8 Organosol Organosol Histosol Histosol 9 Podsol Podsol Podsol Spodosol 10 PMK Podsolik Acrisol Ultisol 11 Podsolik Coklat kambisol Cambisol Inceptisol 12 PC Kelabu Podsolik Acrisol Ultisol 13 Regosol Regosol Regosol Entisol 14 Renzina Renzina Renzina Rendoll 15 Hidromorf
kelabu
Podsolik Gleiik Gleyic Acrisol Aquults 16 Planosol Planosol Planosol Aqualf
Padanan Penamaan Orde Tanah
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Penyebaran Tanah Utama dan Bahan Induk di Indonesia Dudal dan
Soepraptohardjo (1957) melaporkan 11 (great grup) tanah penting
dan penyebarannya di Indonesia, yaitu :
No Great Group Tanah Lokasi
1. Gambut (organosol) Kalimantan, Sumatera, Irian Barat
2. Alluvial
Tdpt hmpr di stp Pulau penting diIndonesia
3. Regosol
Jawa, Sumatera, Halmahera
4. Rendzina
Maluku
5. Andosol
Jawa, Sulawesi, Sumatera
6. Mediteran
Jawa, Sulawesi
7. Latosol
Tdpt disemua p diIndonesia, kecuali Maluku
8. Podsolik Merah
Kuning
Sumatera, Kalimantan, Sumlawesi, Irian
Barat, Halmahera
9. Podsolik Merah
Coklat
Papua Barat,Halmahera,Maluku, Sumatera,
Sulawesi
10 Podsol
Kalimantan
11 Grumosol
Jawa Tengah
Dudal dan Soepraptohardjo (1957) mengemukakan
bahwa untuk keperluan survai tanah Indonesia telah
dikembangkan system klasifikasi tanah berdasarkan
konsep Baldwin
et al
. (1938) yang dimuat dalam buku:
Soil and Men
dan konsep-konsep lain yang
dikemukakan dlm
Soil Survey Manual
(USDA,1951).
Dasar-dasar klasifikasi tanah tsb adalah sbb:
1.Dasar kriteria utk klasifikasi adlh sft morfologi tnh.
2.Klasifikasi dilakukan pada tingkat kategori yang
berbeda-beda.
3.Satuan peta tanah dapat terdiri dari beberapa
satuan tanah untuk peta berskala kecil.
4.Klasifikasi tanah harus dikaitkan dengan kgunaannya
untuk survai tanah.
5.Korelasi yang sistematik dan terus-menerus
merupakan kegiatan terpadu antara klasifikasi tanah
dan survai tanah.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt1. Dudal dan Soepraptohardjo (1957) :
2. Tidak menjelasakan kategori apa yang dikembangkan
dalam sistem klasifikasinya,
3. Hanya dikemukakan jenis-jenis tanah tanah (
Soil group
)
yang ditemukan di Indonesia berikut sifat-sifat
pencirinya. Soepraptohardjo (1961) :
-Mnjelaskn scr rinci sistem klasifikasi ada 6 kategori:
1. Golongan (ordo), Kumpulan (subordo), Jenis (
great soil
group
), Macam (subgrup), Rupa (famili) & Seri.
2. Jumlah kategori mirip klasifikasi Baldwin et al. (1938)
dan Thorp dan Smith (1949), tetapi dasar pbagian dlm
kategori ordo & subordo adlh berbeda.
3. Dalam kategori, tanah tidak dibagi menjadi tanah zonal,
intrazonal, dan azonal, tetapi dibagi atas dasar
perkembangan profil, yaitu tanpa pkembangan dan ada
perkembangan.
4. Dalam subordo, tanah bukan dibagi berdasarkan atas
jenis hutan atau tipe iklim, tetapi dibagi berdasarkan
susunan horison utama(Lihat Tab 11).
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/AgtGolongan (Ordo) Kumpulan (Subordo) Simbol Jenis (Great group) Nama I.Tanpa perkembangan
II.Dengan perkembangan
1.C-organik 2.C-anorganik 1.AC 2.A(B)C 3.ABC 4.OABC 5.ACG 6.ABCG
O Li Re A Rz G C An NC BF Pr RYM GBP RYP Lt L Sn Sd BP P HG LHG PL Sk GWP GH GWL
A-rawang Tebal 50 cm, teguh aneka Tebal 50 cm, lepas-pasir Tebal 50 cm, lepas-liat? A-prominen, fragipan kapur A-prominen, konkresi kapur A-cernozem, konkresi kapur A-prominen, basa tinggi B-warna, basa tinggi B-warna, fragmen kapur B-warna/tekstur, horison kapur B-warna/tekstur, basa tinggi B-warna/tekstur, basa sedang B-warna/tekstur, basa rendah B-warna/tekstur,penuh konkresi B-latosol
B-tiang/prisma, Na tinggi B-tiang/prisma, Na rendah B-podsol, warna lemah B-podsol, warna kuat Glei, bahan-organ sedang-tinggi Glei, bahan-organik rendah Glei, peralihan tekstur nyata Glei, garam tinggi Glei, B-podsol Glei, B-warna/tekstur Glei, B-latosol
Organosol Lithosol Regosol Alluvial Rendzina Grumosol Chernozem Andosol (Noncalcic Brown) (Brown Forest) Prairie Soil Mediteran merah kuning Podsolik kelabu coklat Podsolik merah kuning Lateritik Latosol Solonetz Solodi Podsolik coklat Podsol Glei humik Glei humik rendah Planosol Solonchak Podsol air tanah Hidromorf kelabu Laterit air tanah
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Cara Determinasi --- Lihat Tabel.
Jenis-jenis Tanah menurut
Dudal-Supraptohardjo (1957)
Modifikasi Dudal-Supraptohardjo; Lihat Tabel
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
KLASIFIKASI
TANAH
FAO/UNESCO
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Sistem ini dibuat dalam rangka
pemetaan tanah dunia skala 1 :
5.000.000 oleh FAO/UNESCO.
Tanah diklasifikasi dalm 2 kategori:
■
Kategori pertama kurang lebih
setara dengan kategori
great
group
,
■
Kategori kedua mirip dengan
subgrup
dalam sistem taksonomi
tanah USDA. Sedangkan kategori
yang lebih tinggi dan lebih rendah
tidak dikembangkan.
Untuk pengklasifikasian tanah,
digunakan horison-horison penciri :
■
Sebagian diambil dari
kriteria-kriteria horison penciri pada
taksonomi tanah USDA,
■
Sebagian lagi dari sistem
Nama-nama tanh diambil dari
nama-nama tanah klasik yang sudah dikenal
di beberapa negara, seperti : Rusia,
Eropa Barat, Kanada, Amerika
Serikat, dan beberapa nama baru
yang khusus dikembangkan untuk
tujuan klasifikasi sistem
FAO/UNESCO ini (misalnya Luvisol &
Acrisol).
Kelihatannya sistem ini merupakan
sistem klasifikasi tanah kompromi dr
berbagai sistem yang dikembangkan
masing-masing negera. Tujuannya
agar dapat dterima oleh smua pihak.
Sistem ini lebih tepat disebut sbg
sistem satuan tanah,
bukan
sistem
klasifikasi tanah, karena tidak
disertai dgn pembagian kategori yg
lebih terperinci.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
No. FAO/UNESCO Taksonomi Tanah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17.
Horison A melanik Horison A nyata (sombrik) Horison A lemah (palid) Horison A bergambut (peaty) Horison B natrik Horison B argilluvik Horison B planik Horison B glossik Horison plintik
Horison B kambik (tidak termasuk gley) Horison gleyik
Horison B spodik Horison B oksik Horison kalsik Horison gipsik Horison salik Horison gibsitik
Epipedon molik Epipedon umbrik Epipedon okhrik Epipedon histik Horison natrik Horison argilik
Perubahan tekstur tiba-tiba (nyata) Batas horison bentuk lidah (tongued) Plintit
Horison kambik
Horison yang banyak dipengaruhi air Horison spodik
Horison oksik Horison kalsik Horison gipsik Horison salik
Horison yang mengandung gibsit≥30% Horizon Penciri
Tabel menunjukkan horizon penciri yang digunakan dalam klasifikasi tanah sistem FAO/UNESCO dan padanannya dengan sistem Klasifikasi tanah sistem Taksonomi Tanah USDA .
Tabel.Horison-horison Penciri untuk Unit Tanah FAO/UNESCO dan Padanannya Menurut Taksonomi Tanah USDA
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
1.
2.
3.
4.
5.
Epipedon histik
Epipedon okhrik,Okrik sangat lemah
Okrik lemah
Epipedon plagen, antropik, sombrik & agrik
Duripan, fragipan, horison petrokalsik & petrogipsik Padas besi tipis
EutrikpH ≥ 5.5; distrik pH < 5.5
(1) BO < 1 % bila nisbah pasir/liat pada 40 cm teratas≤
1; atau < 0.5 % bila nisbah tersebut≥ 13; atau 0.5 - < 1 % bila nisbah tersebut 1-13. (2) Bila kedalaman tanah 18-40 cm, maka BO pada (1) adalah < 1.2-0.6 % pada lapisan 18 cm teratas.
Kadar BO antara kadar BO okrik sangat lemah dan epipedon molik menurut taksonomi tanah
Tidak digunakan
Tidak digunakan sebagai horison penciri tetapi digunakan sebagaifase dalam peta tanah
= horison plakik
Beberapa horison dan sifat-sifat penciri untuk klasifikasi FAO/UNESCO, selain yang telah didefinisikan dalam Taksonomi Tanah antara lain : Tabel.Horison dan Sifat Penciri yang Digunakan dalam Klasifikasi Tanah
menurut FAO/UNESCO
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
6.
7. 8.
9.
10
11 Smeary (licin)
Sifat feralik Sifat ferik
Salinitas tinggi a. Daya hantar listrik(DHL) > 15 dS/m pada 25°C b. DHL > 4 dS/m
pada 25°C dalam 25 cm teratas Sifat takarik
Sifat hidromorfik
= tiksotropi (sifat tanah yang bila dipirid dengan jari-jari terasa licin seperti menuju ke fase cair, tetapi bila piridan dilepaskan kembali ke fase padat.
Mempunyai KTK NH4Cl < 24 me/100 g liat.
(a) mempunyai karatan kasar dengan hue lebih merah dari 7.5 YR atau kroma > 5, atau keduanya; atau (b) nodul/ konkresi berdiameter sampai 2 cm, dan bagian luarnya dilapisi Fe berwarna lebih merah atau berkroma lebih tinggi daripada bagian dalam nodul; atau (c) KTK NH4Cl
< 24 me/100 g liat paling sedikit pada beberapa bagian horison argilik. (1) dalam 125 cm tanah teratas bila tekstur kasar; atau (2) dalam 90 cm teratas bila tekstur sedang; atau (3) dalam 75 cm teratas bila tekstur halus; atau
Bila pH H2O (1:1) > 8.5
Tekstur tanah berat, tanah retak-retak bila kering, membentuk kerak di permukaan tanah, pipih dan masif
Jenuh air tanah, terdapat horison O histik, warna tanah dominan dengan hue N atau lebih biru dari 10 Y, sewaktu-waktu jenuh air dengan gejala reduksi, atau reduksi dan segregasi (tanda-tanda gejala reduksi untuk masing-masing tanah berbeda).
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Great Group
Nama-nama tanah menurut sistem FAO/UNESCO (1974) dan asal kata masing-masing dan sifat-sifat tanah dalam tingkatgreat group disajikan pada Tabel 13.
Tabel 13.Jenis Tanah, asal kata, dan sifat masing-masing Tanah Menurut FAO/UNESCO
No Jenis tanah Asal kata/bahasa Uraian singkat 1.
2. 3.
Histosol
Lithosol Vertisol
Yunani, histos = jaringan, tanah berasal dari tanaman jaringan.
Yunani,lithos=batu Latin,verto = campur aduk, berubah, terba-lik, bila kering retak, mengembang, lekat, tanah atas masuk ke lapisan bawah melalui retakn
Tanah yang mempunyai horison O histik dengan ketebalan mulai dari permukaan atau kumulatif dalam 80 cm teratas: (a)≥40 cm; atau (b)≥60 cm jika terdiri dari lumut sphagnum, atau BD < 0.1; atau (c) < 40 cm jika terletak di atas hamparan batuan.
Kedalaman sampai ke batuan < 10 cm. Sesudah 20 cm tanah teratas tercampur mempunyai
≥30 % liat pada seluruh horison sampai kedalaman
≥ 50 cm, dengan lebar retakan ≥ 1 cm pada kedalaman 50 cm untuk beberapa lama pada kebanyakan tahun kecuali diari; dan mempunyai gilgai; atau bidang kilir yang saling berpotongan (struktur baji/belah ketupat) pada kedalaman 20–
100 cm.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
No. Jenis tanah Asal kata/bahasa Uraian singkat 4.
5.
6.
7.
8. Fluvisol
Soloncak
Gleysol
Andosol
Arenosol
Latin, fluvius = banjir, sungai, alluvial sungai
Rusia, sol = garam, tanah bergaram
Rusia, gley = tanah basah, rawa, selalu jenuh air.
Jepang,ando=tanah kelam/gelap/hitam
Latin, arena = pasir, tanah pasir
Berkembang dari bahan iluvial baru dan tidak mempunyai horison penciri lain (kecuali tertimbun≥50 cm oleh bahan baru) selain okrik, umbrik, histik, atau sulfurik
Salinitas tinggi; dan tidak mempunyai horison penciri lain (kecuali tertimbun≥50 cm oleh bahan baru) selain horison A, histik, kambik, kalsik, atau gipsik.
Mempunyai sifat hidromorfik pada kedalaman≤50; dan tidak mempunyai horison lain (kecuali tertimbun≥50 cm oleh bahan baru) selain horison A, histik, kambik, kalsik, atau gipsik.
Mempunyai epipedon molik umbrik, atau okrik di atas horison kambik; dan tidak mempunyai horison lain (kecuali tertimbun
≥50 cm oleh bahan baru); dan sampai kedalaman≥35 cm mempunyai 1 atau ke 2 sifat berikut: (1) BD 1/3 bar fraksi tanah halus (< 2 mm) < 0.85 g/cm3& kompleks jerapan didominasi oleh bahan-bahan amorf; dan/atau≥60 % bahan volkan vitrik, sinder, atau bahan-bahan piroklastik lain dalam fraksi debu, pasir, dan kerikil.
Bertekstur kasar mengandung bahan albik sampai kedalaman
≥50 cm; dan tidak mempunyai horison penciri lain (kecuali tertimbun≥50 cm oleh bahan baru) selain epipedon okrik.
No. Jenis tanah
Asal kata/bahasa Uraian singkat
9.
10.
11.
12. 13. 14.
15. 16.
Regosol
Ranker
Rendzina
Podzol Ferralsol Planosol
Solonetz Greyzem
Yunani, rhegos = selimut bahan lepas
Austria, rank= lereng curam, horison tipis
Polandia, rendzic = gemersik, bila diolah berisik karena kapur
Rusia, pod = pucat Latin, ferrum= Fe & Al Latin, planus = datar, tanah di daerah datar, berdrainase jelek.
Rusia, sol & netz = Na Inggris, grey = kelabu, tanah brwarna kelabu
Tanpa horison penciri lain (kecuali tertimbun≥
50 cm oleh bahan baru) selain epipedon okrik.
Dengan epipedon umbrik setebal≤25 cm; dan tidak mempunyai horison lain (kecuali tertimbun≥50 cm oleh bahan baru).
Dengan epipedon molik berkadar CaCO3setara ≥40 %; atau berada di atas bahan berkadar CaCO3setara≥40 %.
Dengan horison spodik Dengan horison oksik
Dengan horison albik yang terletak di atas horison dengan permeabilitas lambat pada kedalaman ≤ 125 cm; dan ciri hidromorfik paling sedikit pada sebagian horison albik. Dengan horison natrik.
Dengan epipedon molik, kroma lembab ≤ 2 sampai kedalaman≥15 cm; dan warna pucat (bleached) pada permukaan bongkah. Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
No. Jenis tanah Asal kata/bahasa Uraian singkat 17.
18.
19.
20.
21.
22. Chernozem
Kastanozem
Phaeozem
Podzoluvisol
Xerasol
Yermosol
Rusia, chern = hitam, zemlia = tanah
Rusia,kastaneo=chesnut ,warna seperti chesnut Yunani, phaeos = berdebu Lihat Podzol dan Luvisol
Yunani, xeros = kering, tanah daerah kering Spanyol, yermo= gurun, tanah daerah gurun
(a) Epipedon molik dengan kroma lembam≤2 sampai kedalaman≥15 cm; dan (b) ada≥1 sifat berikut: horison kalsik atau gipsik; kapur lunak pada kedalaman≤
125 cm bila bertekstur kasar, atau ≤ 90 cm bila bertekstur sedang, atau≤bila bertekstur halus. Epipedon molik, kroma lembab > 2 samapai kedalaman≥
15 cm; dan idem 17 b.
Di stepe gurun, akumulasi kuat BO di permukaan tetapi CaCO3tercuci.
Batas horison tidak rata atau terputus akibat: (a) pelidahan horison albik ke argilik; atau (b) pembentukan nodul (diameter 2-30 cm) pada bagian luarnya diperkaya dan dilapisi/ diperkeras oleh Fe & mempunyai hue lebih merah & kroma lebih tinggi dari bagian dalamnya.
Dengan epipedon okrik lemah & regim kelembaban aridik; dan tidak mempunyai permafrost sampai kdalamn 200 cm. Sama dengan Xerosol tapi dengan epipedon okrik sangat sangat lemah.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
No. Jenis tanah Asal kata/bahasa Uraian singkat 23.
24.
25.
26. Nitosol
Acrisol
Luvisol
Cambisol
Latin, nitidus = warna cerah, berkilap, tanah dengan bongkah struktur mengkilap karena selaput liat
Latin, acris = sangat masam, KB rendah
Latin, luvi = pencucian dan penimbunan liat Latin,cambiere = berubah warna,struktur dan konsist
Horison argilik & kadar liat tidak menurun sampai 20 % dari kadar maksimum sampai kedalaman 150 cm; dan tidak ada plintit sampai kedalaman 125 cm; dan tidak ada sifat vertik & ferik.
Horison argilik; dan KB NH4OAc < 50 % paling
sedikit pada beberapa bagian dari argilik pada kedalaman≤125 cm.
Terdapat horison B argilik dengan basa medium-tinggi
Dengan horison kambik; atau epipedon umbrik setebal > 25 cm.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
KLASIFIKASI TANAH USDA
(Soil Taxonomy )
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Sistem Taksonomi Tanah diterbitkan oleh USDA tahun 1975,
judul :
Soil Taxonomy a Basic System of Soil Classification for
Making and Interpreting Soil Surveys
” (
Soil Survey Staff
,
1975), sistem klasifikasi tanh ini banyak dikenal di seluruh dunia.
Tujuan pembuatan sistem Taksonomi Tanah adalah untuk
membuat sistem dasar klasifikasi tanah yang dapat digunakan
untuk melakukan berbagai jenis survai tanah (detil, tinjau,
eksplorasi, dan lain-lain), dan dapat juga digunakan untuk
melakukan interpretasi potensi tanah untuk berbagai jenis
penggunaan lahan.
Banyak negara menggunakan sistem klasifikasi tanah-nya msg2.
Soil Taxonomy
tetap dipelajari, bahkan dijadikan bahan
pembanding untuk mengkorelasikan dengan jenis-jenis tanah yang
dimilikinya.
Saat ini merupakan suatu kebiasaan untuk memberi padanan
dengan nama-nama menurut
Soil Taxonomy
bagi tanah-tanah
yang diklasifikasikan menurut sistem tanah masing-masing
negara, seperti halnya memberikan nama Latin bagi
tumbuh-tumbuhan disebut dengan nama daerah.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Riwayat
Sistem klasifikasi tanah Taksonomi Tanah (USDA, 1975)
merupakan penyempurnaan:
The Comprehensive System of
Soil Classification 7
thApproximation
” (USDA, 1960).
Taksonomi Tanah disusun atas dasar pengetahuan dan
pengalaman selama 67 tahun melakukan survai tanah di AS.
Sistem ini pasti (
precise
), sistematik, dan logik.
Konsep-konsep baru seperti pedon dan horison penciri (
diagnostic
horizon
) diperkenalkan.
Definisi berbagai kategori (kelas) dari tanah-tanah yang
berbeda ditentukan dengan sifat-sifat yang diukur
(fakta), bukan oleh faktor pembentuk tanah atau
proses pembentukan tanah (teori). Tatanama baru telah
disusun dengan menggunakan kata-kata Yunani atau Latin.
Penemuan-penemuan baru setelah diterbitkannya
Soil
Taxonomy
(1975), diterbitkan lagi dalam bentuk “
Keys to
Soil Taxonomy
” (USDA, 1983, 1987, 1990, 1992, 1994,
1996, 1998).
Tahun 1999 semua hasil perbaikan tersebut secara resmi
diterbitkan dalam edisi :
Soil Taxonomy baru (Soil Survey Staff,
1999), lalu tahun 2003 dan terakhir 2006 diterbitkan :
Keys to Soil Taxonomy, edisi ke- 10 (Soil Survey Staff, 2006).
Penyusun sistem Taksonomi Tanah sadar, pengetahuan tentang
tanah tropika seperti Indonesia, belum sejauh pengetahuan
tanah-tanah di daerah beriklim sedang seperti AS dan Eropa. Keuntungan
sistem ini adalah kemungkinan tersebut telah diperhitungkan dan
disediakan
wadah untuk menampungnya, sehingga adanya perubahan
atau penambahan2 tidak harus mengubah sistemnya sendiri.
Kesulitan yang dihadapi dalam menggunakan sistem Taksonomi
Tanah bagi Negara-negara berkembang adalah tidak cukupnya data
yang diperlukan untuk klasifikasi tersebut. Sistem klasifikasi tanah
memerlukan data-data sifat-sifat fisika, kimia, dan mineralogi
tanah yang kuantitatif.
Walaupun sulit, sistem ini merupakan sistem yang sangat baik,
karena didefinisikan dengan pasti, sistematika klasifikasi jelas, dan
tatanama informatif (nama-nama tanah menunjukkan sifat-sifat
tanah masing-masing kategori). Berdasarkan definisi yang pasti
tersebut, maka dapat dihindari mengklasifikasikan tanah yang sama
ke dalam kelas yang berbeda.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Pengertian dan Asumsi
Pengembangan Taksonomi Tanah didasarkan atas beberapa pengertian
dan asumsi sebagai berikut :
Sifat Umum
1.Taksonomi Tanah merupakan sistem multikategori.
2.Taksonomi Tanah harus memungkinkan modifikasi, karena adanya
penemuan-penemuan baru dengan tidak merusak sistemnya sendiri
(
minimum of disturbance
).
3.Taksonomi Tanah harus mampu mengklasifikasi semua tanah dalam
suatu
landscape
dimanapun ditemukan.
4.Taksonomi Tanah harus dapat digunakan untuk berbagai jenis survai
tanah. Kemampuan penggunaan Taksonomi Tanah untuk survai tanah
harus dibuktikan dari kemampuannya untuk interpretasi berbagai
penggunaan tanah.
Definisi-definisi
1.Definisi tiap taksa harus memberi pengertian yang sama bagi stiap
pemakai.
2.Definisi taksa harus terus-menerus diuji dari sifat-sifat dan fungsi
tanah tersebut.
3.Definisi-definisi harus diberikan dengan batasan-batasan yang pasti
(
precise
) dan kuantitatif.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Struktur
Taksonomi Tanah terdiri dari enam
kategori (taksa) dengan sifat-sifat
faktor pembeda mulai dari kategori
tertinggi ke kategori terendah,
adalah sebagai berikut:
Ordo :Terdiri dari 12 ordo.
Faktor pembeda adalah ada
tidaknya horison penciri serta jenis
(sifat) dari horison penciri
tersebut. Di bawah ini adalah
kunci ordo tanah yang sangat
disederhanakan, hanya untuk
menduga klasifikasi suatu tanah.
Nama utama yang terdiri
dari akhiran SOL (artinya
tanah) dan suku kata
sebelum SOL menunjukkan
sifat utama dari tanah tsb.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Tabel. Kunci Ordo Tanah (Sangat Disederhanakan )
No Ordo Tanah Definisi
1. Gelisol Tanah yang mempunyai permafrost pada kedalaman≤ 100 cm.
2. Histosol Tanah lain dengan kandungan bahan organik > 30 % dan tebal > 40cm 3. Spodosol Tanah lain yang memiliki horison spodik pada kedalaman < 2 m. 4. Andisol Tanah lain yang mempunyai lapisan dengan sifat andik≥ 60 % pada
kedalaman < 60 cm
5. Oxisol Tanah lain yang memiliki horison oksik pada kedalaman 1.5 m dan tidak memiliki horison kandik.
6. Vertisol Tanah lain yang mempunyai liat > 30 % di semua horison, tebal≥ 25
cm, bila kering pecah-pecah sampai kedalaman 50 cm. 7. Aridisol Tanah lain yang kering > 6 bulan setiap tahun dan tidak mempunyai
epipedon molik.
8. Ultisol Tanah lain yang mempunyai horison argilik dengan KB pH 8.2 < 35 % pada kedalaman 1.8 m.
9. Mollisol Tanah lain yang mempunyai epipedon molik dan KB pH 7 seluruh solum tanah≥ 50 %.
10 Alfisol Tanah lain yang mempunyai horison argilik denganKB pH 8.2 ≥ 35 %
pada kedalaman 1.8 m.
11 Enceptisol Tanah lain yang mempunyai horison salik atau epipedon histik, molik, plagen, atau umbrik, atau horison kambik.
12 Entisol Tanah lain yang mempunyai epipedon okrik, atau histik, atau albik, tetapi tidak mempunyai horison penciri lain.
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Subordo:Terdiri dari 65 subordo.
Faktor pembeda adalah
keseragaman genetik,
misalnya ada tidaknya
sifat-sifat tanah yang
berhubungan dengan
pengaruh air, rejim
kelembaban, rejim suhu,
bahan induk utama,
pengaruh vegetasi seperti
ditunjukkan oleh adanya
sifat-sifat tanah tertentu,
tingkat pelapukan bahan
organik (untuk tanah-tanah
organik).
Terdiri dari 2 suku kata.
Suku I menunjukkan sifat
dari subordo sendiri,
sedangkan suku kata II
menunjukkan nama dari ordo
yang bersangkutan.
Lewat Simp. Kenawat
Great group:Pada saat ini dikenal
322 taksa. Faktor
pembedanya adalah
kesamaan jenis, tingkat
perkembangan dan
susunan horison,
kejenuhan basa, rejim
suhu dan kelembaban,
ada tidaknya
lapisan-lapisan penciri, seperti
plintit, fragipan, atau
duripan.
Terdiri dari 3 suku kata.
Suku Kata I dua suku
kata terakhir mnunjukkn
nama sub ordo, sdangkn
kata di depan mnunjukkn
faktor yang mencirikan
dari great group tsb.
Tansaran –Pantan Empan
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Great group:Pada saat ini dikenal
322 taksa. Faktor
pembedanya adalah
kesamaan jenis, tingkat
perkembangan dan
susunan horison,
kejenuhan basa, rejim
suhu dan kelembaban,
ada tidaknya
lapisan-lapisan penciri, seperti
plintit, fragipan, atau
duripan.
Terdiri dari 3 suku kata. Suku
Kata I dua suku kata
terakhir menunjukkan
nama sub ordo,
sedangkan kata di depan
menujukkan faktor yang
mencirikan dari great
group tersebut.
Pedekok ATENG
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Subgrup : Jumlah taksa masih terus bertambah. Faktor pembedanya adalah: sifat-sifat inti dari
great group
(subgrup Typic); sifat-sifat tanah peralihan ke
great
group
, subordo atau ordo lain; sifat-sifat tanah peralihan ke bukan tanah.Terdiri dari 2 kata.
Kata II nama great group dan kata I menerangkan sifat utama dari great group ybs. Famili : jumlah taksa dalam famili juga
masih terus bertambah. Faktor pembedanya adalah sifat-sifat tanah yang penting untuk pertanian atau
engineering
. Sifat-sifat tanah yang sering digunakan sebagai faktor pembeda untuk famili tanah antar lain, yaitu: sebaran besar butir, susunan mineral, rejim suhu dan kelembaban, dan lain-lain pada kedalaman 50 cm. Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/AgtSeri
: jumlah seri tanah di
Amerika saja ± 12.000.
Faktor pembedanya
adalah: jenis dan
susunan horison, warna,
tekstur, struktur,
konsistensi, reaksi
tanah dari
masing-masing horison,
sifat-sifat kimia dan mineral
pada masing-masing
horison.
Kategori ordo sampai subgrup
disebut kategori tinggi,
sedangkan kategori famili dan
seri disebut kategori rendah.
Jenis dan jumlah faktor
pembeda meningkat dari
kategori rendah ke kategori
tinggi (principle of
accumulating differentia).
Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/AgtTatanama
Salah satu hal yang baru dalam sistem Taksonomi Tanah adalah penggunaan tatanama. Dalam sistem ini nama-nama tanah selalu mempunyai arti yang umumnya menunjukkan sifat yang penting atau sifat utama dari tanah tersebut.
Nama-nama Ordo
Kategori ordo tanah selalu diberi akhiran sol (
solum
= tanah), sedang suku kata sebelumnya menunjukkan sifat utama dari tanah tersebut. Untuk kategori yang lebih rendah dari ordo akhiransol
tidak digunakan lagi. Sebagai gantinya maka untuk menunjukkan hubungan sifat-sifat tanah dari kategori tinggi dengan kategori yang lebih rendah digunakan akhiran yang merupakan singkatan dari nama masing-masing ordo (Tabel 15).Teti Arabia, dkk./Dasar-dasar Ilmu Tanah/Agt
Tabel.Arti nama-nama Tanah dalam Tingkat Ordo dan
Akhiran untuk Kategori yang lebih Rendah
No. Nama
Ordo
Akhiran untuk
Kategori Lain
Arti asal Kata
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Alfisol
Andisol
Aridisol
Entisol
Gelisol
Histosol
Inceptisol
Mollisol
Oxisol
Spodosol
Ultisol
Vertisol
Alf
And
Id
Ent
El
Ist
Ept
Oll
Ox
Od
Ult
Ert