OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI CIREBON 2009
WIJAYA
DASAR-DASAR ILMU TANAH
8.1 Pengertian Klasifikasi Tanah
Klasifikasi tanah adalah usaha untuk mengelompokkan tanah atas dasar sifat-sifat yang dimilikinya.
Satuan dasar pengelompokkan = Polypedon
Pedon adalah satuan individu terkecil dalam tiga dimensi yang masih dapat disebut tanah.
VIII. KLASIFIKASI TANAH
Jenis Klasifikasi Tanah :
1. Klasifikasi Tanah Alami
2. Klasifikasi Tanah Teknis
1. Klasifikasi Tanah Alami
Klasifikasi Tanah Alami adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat tanah yang dimilikinya tanpa menghubungkannya dengan tujuan penggunaan tanah tersebut.
VIII. KLASIFIKASI TANAH
2. Klasifikasi Tanah Teknis
Klasifikasi Tanah Teknis adalah klasifikasi tanah yang didasarkan atas sifat-sifat tanah yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk penggunaan tertentu,
misalnya Klasifikasi Kemampuan Lahan dan Klasifikasi Kesesuaian Lahan.
Dikenal 6 Kategori :
¾ Golongan
¾ Kumpulan
VIII. KLASIFIKASI TANAH
1. Klasifikasi Tanah Alami
A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor
¾ Jenis
¾ Macam
¾ Rupa
¾ Seri
Dikenal 6 Kategori :
¾ Golongan
¾ Kumpulan
VIII. KLASIFIKASI TANAH
1. Klasifikasi Tanah Alami
A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor
¾ Jenis
¾ Macam
¾ Rupa
¾ Seri
: Dengan Perkembangan Profil : A B C
: Latosol
: Latosol Humik
: Latosol Humik, Tekstur Halus,
: Bogor
Drainase Baik
VIII. KLASIFIKASI TANAH
A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor
Organosol Tanah organik (gambut), tebal lebih dari 50 cm.
Litosol Tanah mineral yang tebalnya 20 cm atau kurang. Di bawahnya terdapat batuan keras dan padu.
Rendzina Tanah dengan epipedon Mollik (warna gelap, kadar bahan organik lebih dari 1 %, kejenuhan basa lebih dari 50 %) di bawahnya terdiri dari batuan kapur.
Grumosol Tanah dengan kadar liat lebih dari 30 %, bersifat mengembang dan mengerut. Musim kering tanah retak-retak karena mengerut, dan bila basah lengket (mengembang).
VIII. KLASIFIKASI TANAH
A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor
Aluvial Tanah yang berasal dari endapan baru, berlapis-lapis, bahan organik jumlahnya tidak teratur dengan
kedalaman. Hanya terdapat epipedon okrik, histik atau sulfurik, kandungan pasir kurang dari 60 %.
Regosol Tanah bertekstur kasar, kadar pasir > 60 %, hanya mempunyai horison penciri okrik, histik atau sulfurik.
Andosol Tanah-tanah berwarna hitam (epipedon mollik atau umbrik) ada horison kambik ; bulk density kurang dari 0,85 g/cm3 ; banyak mengandung bahan amorf, atau lebih dari 60 % terdiri dari abu vulkan.
VIII. KLASIFIKASI TANAH
A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor
Latosol Tanah dengan kadar liat > 60 %, remah sampai gumpal, warna tanah seragam, batas-batas horison yang kabur, solum dalam (> 150 cm), KB < 50 %, mempunyai
epipedon umbrik dan horison kambik.
Podsolik Tanah dengan horison penimbunan liat argilik, KB < 50 % dan tidak mempunyai horison albik
Podsol Tanah dengan horison penimbunan Fe, Al oksida, dan bahan organik (sama dengan horison spodik),
mempunyai horison albik
VIII. KLASIFIKASI TANAH
A. Klasifikasi Sistem PPT Bogor
Mediteran Tanah dengan horison penimbunan liat argilik, KB >50 % dan tidak mempunyai horison albik.
Oksisol Tanah dengan pelapukan lanjut dan mempunyai horison oksik (yaitu horison dengan kandungan mineral mudah lapuk rendah, fraksi liat dengan aktivitas rendah, dan KTK kurang dari 16 me/100 g liat), juga mempunyai batas-batas horison yang tidak jelas.
Dikenal 6 Kategori :
¾ Order
¾ SubOrder
VIII. KLASIFIKASI TANAH
1. Klasifikasi Tanah Alami
B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) :
¾ Greatgroup
¾ Subgroup
¾ Family
¾ Seri es
¾ Order
¾ SubOrder
VIII. KLASIFIKASI TANAH
B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) :
¾ Greatgroup
Proses pembentukan tanah seperti yang ditunjukkan oleh ada tidaknya horison penciri utama
Keseragaman genetik. Pembagian Order lebih lanjut berdasarkan atas ada tidaknya sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan pengaruh air, kelembaban tanah, bahan induk , vegetasi, tingkat dekomposisi bahan organik.
Pembagian Suborder lebih lanjut berdasarkan kesamaan susunan dan perkembangan
horison, kejenuhan basa, suhu dan
kelembaban tanah, ada tidaknya lapisan- lapisan penciri (plinthite, fragipan, duripan).
¾ Subgroup
¾ Family
VIII. KLASIFIKASI TANAH
B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) :
¾ Series
Konsep dasar taksa untuk Great group dan sifat-sifat yang menunjukkan peralihan ke lain Great group, Suborder dan Order, juga sifat-sifat peralihan ke bukan tanah.
Kelas ukuran butir rata-rata dari control section atau solum, kelas mineralogi dari mineral dominan dalam solum, kelas suhu tanah (berdasarkan suhu rata-rata tahunan tanah pada kedalaman 50 cm).
Jenis dan susunan horison, warna, tekstur, struktur, konsistensi, reaksi tanah, sifat- sifat kimia dan mineralogi
VIII. KLASIFIKASI TANAH
B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) : Penciri Utama Order :
Penciri Utama
Order Singkatan
Horison Penciri Penciri Lain
ALFISOL ALF Argilik KB > 35 %
ULTISOL ULT Argilik KB < 35 %
ARIDISOL ID - Iklim aride
ENTISOL ENT Okrik, Albik, Histik -
HISTOSOL IST Histik, tebal > 40 cm -
INCEPTISOL EPT kambik -
MOLLISOL OLL Mollik -
OXISOL OX Oksik -
SPODOSOL OD Spodik -
VERTISOL ERT - Kembang-kerut
¾ Mollik
¾ Umbrik
VIII. KLASIFIKASI TANAH B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) :
¾ Okrik
Mengandung bahan organik lebih dari 1 %, warna value lembab kurang dari 3,5 ; tebal 18 cm atau lebih dan kejenuhan basa lebih dari 50 %.
Seperti Mollik tetapi kejenuhan basa kurang dari 50 %.
Horison berwarna terang (value lembab lebih dari 3,5, bahan organik kurang dari 1 %, atau keras sampai sangat keras dan masif.
Horison Penciri Epipedon (Horison Atas) :
¾ Histik Horison permukaan mengandung bahan organik lebih dari 20 %
¾ Antropik Seperti Mollik, tetapi mengandung lebih dari 250 ppm P2O5 larut dalam asam sitrat
¾ Plagen Tebal lebih dari 50 cm, hitam, terbentuk karena pemupukan organik yang terus menerus
¾ Argilik
¾ Agrik
VIII. KLASIFIKASI TANAH B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) :
¾ Albik
Horison penimbunan liat ; adalah horison B yang paling sedikit mengandung 1,2 kali liat horison di atasnya ; terdapat selaput liat
Horison di bawah lapisan olah, terdapat akumulasi debu, liat dan humus.
Horison berwarna pucat (horison A2), warna value lembab lebih dari 5
Horison Penciri (Horison Bawah) :
¾ Kambik Indikasi lemah adanya argilik atau spodik, tetapi tidak memenuhi syarat kedua horison tersebut
¾ Kalsik Tebal 15 cm atau lebih, mengandung kalsium atau magnesium karbonat
¾ Gipsik
¾ Natrik
VIII. KLASIFIKASI TANAH
B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) :
¾ Oksik
Horison yang banyak mengandung gypsum (kalsium sulfat)
Harison argilik yang banyak mengandung natrium Tebal 30 cm atau lebih, mempunyai KTK kurang dari 16 me/100 g liat
Horison Penciri (Horison Bawah) :
¾ Spodik Horison iluviasi (timbunan) seskuioksida bebas dan bahan organik
¾ Sulfurik Horison yang banyak mengandung sulfat masam (cat clay), pH kurang dari 3,5
¾ Order
¾ SubOrder
VIII. KLASIFIKASI TANAH
¾ Greatgroup
¾ Subgroup
¾ Family
¾ Seri es
: Ultisol
: Udult (Udus = Humide) : Tropudult
: Aquic Tropudult
: Aquic Tropudult, Berliat Halus,
: Serang Banten
Kaolinitik, Isohipertermik
B. Klasifikasi Sistem Soil Taxonomi (USDA) :
8.2 Klasifikasi Tanah Teknis
VIII. KLASIFIKASI TANAH
1. Klasifikasi Kesesuaian Lahan
Kesesuaian lahan (land suitability) adalah penggambaran tingkat kecocokan sebidang lahan untuk suatu penggunaan tertentu
¾ Ordo Jenis atau macam kesesuaian atau keadaan kesesuaian secara umum.
¾ Kelas Tingkat kesesuaian dalam ordo
¾ Subkelas Jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam kelas
¾ Unit Perbedaan-perbedaan kecil yang diperlukan dalam pengelolaan pada subklas
1. Klasifikasi Kesesuaian Lahan
VIII. KLASIFIKASI TANAH
a. Kesesuaian Tingkat Ordo
menunjukkan apakah lahan sesuai atau tidak sesuai untuk penggunaan tertentu
¾ Ordo S Sesuai (Suitable) .
lahan yang dapat digunakan untuk suatu
penggunaan tertentu secara lestari, tanpa atau sedikit resiko kerusakan terhadap sumberdaya lainnya. Keuntungan yang diharapkan dapat melebihi masukan yang diberikan
¾ Ordo N Tidak Sesuai (Not Suitable) .
lahan yang mempunyai pembatas sedemikian rupa sehingga mencegah suatu penggunaan secara lestari
1. Klasifikasi Kesesuaian Lahan
VIII. KLASIFIKASI TANAH
b. Kesesuaian Tingkat Kelas
Menggambarkan tingkat-tingkat kesesuaian dalam Ordo
¾ S1 Sangat Sesuai (highly suitable)
Tidak punya pembatas yang berat untuk penggunaan lestari, atau punya pembatas yang tidak berarti
terhadap produktivitas, serta tidak akan menaikkan masukan dari apa yang telah biasa diberikan.
¾ S2 Cukup Sesuai (moderately suitable)
Lahan punya pembatas agak berat untuk suatu
penggunaan yang lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, serta meningkatkan masukan yang diperlukan.
1. Klasifikasi Kesesuaian Lahan
VIII. KLASIFIKASI TANAH
b. Kesesuaian Tingkat Kelas
¾ S3 Sesuai Marginal (marginally suitable)
Lahan punya pembatas sangat berat untuk suatu penggunaan yang lestari. Pembatas akan mengurangi produktivitas dan keuntungan, perlu meningkatkan masukan yang diperlukan.
¾ N1 Tidak Sesuai Pada Saat Ini (curently not suitable) Lahan punya pembatas sangat berat, tetapi masih memungkinkan untuk diatasi
¾ N2 Tidak Sesuai Permanen (permanently not suitable) Lahan punya pembatas sangat berat, sehingga tidak memungkinkan untuk digunakan bagi penggunaan yang lestari
1. Klasifikasi Kesesuaian Lahan
VIII. KLASIFIKASI TANAH
c. Kesesuaian Tingkat Sub Kelas
¾ Mencerminkan jenis pembatas atau macam perbaikan yang diperlukan dalam suatu kelas
¾ Merupakan pembagian lebih lanjut dari subklas. Satuan- satuan berbeda satu dengan lainnya dalam sifat-sifat atau aspek tambahan dari pengelolaan yang diperlukan
¾ Jenis pembatas ini ditunjukkan dengan simbol huruf kecil yang diletakan setelah simbol kelas. Misalnya kelas S2 mempunyai faktor pembatas kedalaman efektif (s) akan menurunkan Subklas S2S.
d. Kesesuaian Tingkat Unit
2. Klasifikasi Kemampuan Lahan
VIII. KLASIFIKASI TANAH
Klasifikasi kemampuan lahan adalah pengelompokkan tanah ke dalam satuan-satuan khusus menurut kemampuannya untuk penggunaan intensif, dan perlakuan yang diperlukan untuk dapat digunakan secara terus menerus.
¾ Kelas
Dikenal tiga kategori :
¾ SubKelas
¾ Satuan Pengelolaan (Unit)
2. Klasifikasi Kemampuan Lahan
VIII. KLASIFIKASI TANAH
a. Kesesuaian Tingkat Kelas
¾ Dikenal 8 kelas, yaitu Kelas I sampai Kelas VIII. Semakin meningkat kelas akan semakin sedikit jenis penggunaan karena semakin banyak hambatan.
¾ Pembagian lebih lanjut dari kelas berdasarkan atas jenis faktor penghambat yang sama .
b. Kesesuaian Tingkat Sub Kelas
¾ Faktor penghambat : bahaya erosi (e), genangan air (w), penghambat terhadap perakaran tanaman (s) dan iklim (c).
Faktor-faktor penghambat ini ditulis dibelakang angka simbol kelas, misalnya IIw menyatakan tanah kelas II yang mempunyai faktor pembatas air.
2. Klasifikasi Kemampuan Lahan
VIII. KLASIFIKASI TANAH
c. Kesesuaian Tingkat Satuan Pengelonaan (Unit)
¾ memberi keterangan yang lebih detil dan spesifik dari Subkelas
¾ Tingkat unit kemampuan lahan diberi simbol angka arab di belakang simbol Subklas. Angka-angka ini menunjukkan besarnya tingkat dari faktor penghambat tingkat Subklas, misalnya Iiw-1 dan IIIe-3.
VIII. KLASIFIKASI TANAH
Kelas Intensitas dan Macam Penggunaan
Kemampuan Penggembalaan Pertanaman
Lahan Terba
tas
Se dang
Inten sif
Ter ba tas
Se dang
In ten
sif
Sgt Inte nsif I
II III IV V VI VII VIII Hambatan
(bahaya) meningkat, Kesesuaian
dan penggunaan
pilihan berkurang
Ca- gar Alam
Hu tan