• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PROSES PRODUKSI BUBUR AYAM MG. OYO TEA DI KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PROSES PRODUKSI BUBUR AYAM MG. OYO TEA DI KOTA BANDUNG."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK ... i BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka ... 8

2.1.1 Definisi Produk ... 8

2.1.2 Definisi Produksi dan Proses Produksi ... 9

2.1.3 Jenis-jenis Produksi ... 11

2.1.4 TQM ... 14

2.1.5 Proses-proses yang Memerlukan Pengawasan ... 16

2.1.5.1 Bahan baku ... 16

2.1.5.2 Inventory ... 17

2.1.5.3 Analisis Metode ... 18

2.2 Kerangka Pemikiran ... 19

2.3 Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek ... 21

3.2 Jenis dan Metode Penelitian ... 21

3.2.1 Jenis Penelitian ... 21

3.2.2 Metode Penelitian ... 22

3.3 Operasional Desain Variabel ... 25

3.4 Populasi dan Teknik Penarikan Sampel ... 25

3.4.1 Populasi ... 25

3.4.2 Teknik Sampling ... 25

3.5 Teknik dan Penyimpulan Data ... 26

(2)

3.6.2 Analisis Metode Dan CPM (Critical Path Method) ... 28

3.6.3 Analisis Kualitas Produk dan Pelayanan ... 30

3.6.4 Grafik Pengendalian Proses ... 32

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 35

4.3 Analisis Bahan Baku, SPS (Standard Purchase Spesification) dan Inventory ... 38

4.3.1 Beras ... 38

4.3.2 SPS (Standard Purchase Spesification) Beras ... 38

4.3.3 Cara Menyimpan Beras (Inventory) ... 40

4.3.4 Ayam ... 42

4.3.5 SPS (Standard Purchase Spesification) Ayam ... 42

4.3.6 Cara Menyimpan Ayam (Inventory) ... 43

4.4 Environment Kitchen, Analisis Metode dan CPM (Critical Path Method) ... 44

4.4.1 Environment Kitchen Bubur Ayam Mg. Oyo Tea ... 44

4.4.2 Analisis Proses Produksi dan Metode Mass Production ... 46

4.4.3 CPM (Critical Path Method) ... 50

4.5 Analisis Kualitas Produk dan Pelayanan ... 52

(3)
(4)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Penelitian

Menurut Mc. Intosh dan Goeldner (1984: 4), Pariwisata adalah

sekumpulan fenomena dan hubungan dari interaksi antara para wisatawan, para

pengusaha dengan pemerintah dan masyarakat tuan rumah. Interaksi ini terjadi

dalam suatu proses dimana pemerintah dan masyarakat tuan rumah berusaha

untuk mempengaruhi para wisatawan dan pengunjung lainnya tersebut untuk

disingah di tempat, daerah atau negara yang dikunjungi.

Kepariwisataan adalah sekumpulan kegiatan-kegiatan,

pelayanan-pelayanan, dan industri-industri yang dapat memberikan pengalaman-pengalaman

perjalanan (Sulastiyono, 2006). Menurut Murphy (1985), Pariwisata merupakan

gejala ekonomi karena adanya permintaan dari pihak wisatawan dan penawaran

dari pemberi jasa pariwisata atas produk dan berbagai fasilitas terkait .

Di Indonesia, pariwisata didefinisikan dalam Undang-Undang Republik

Indonesia No. 9, Tahun 1990, sebagai berikut: “Kepariwisataan adalah segala

sesuatu yang berhubungan dengan wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang

tersebut”. Selanjutnya disebutkan bahwa: Usaha pariwisata adalah kegiatan yang

bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau

mengusahakan objek dan daya tarik wisatawan, usaha sarana pariwisata dan usaha

(5)

Dari seluruh definisi di atas dapat di simpulkan bahwa pariwisata adalah

sebuah kegiatan ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan pendapatan dengan

cara memberi sarana dan fasilitas-fasilitas yang mendukung. Untuk mendukung

kegiatan pariwisata harus diimbangi dengan sarana dan prasarana penunjang

pariwisata yang memadai dan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat akan jasa

pariwisata yang semakin meningkat. Salah satu diantaranya adalah tersedianya

fasilitas restoran atau cafe.

Kota Bandung menjadi salah satu objek pariwisata baik bagi wisatawan

asing maupun domestik mempunyai daya tarik pariwisata yang berbeda

dibandingkan kota-kota lain selain mempunyai banyak objek wisata alam maupun

objek wisata. Bandung menawarkan pengalaman berwisata yang menarik yaitu

wisata belanja (factory outlet) dan wisata kuliner. Wisata kuliner dapat diartikan

sebagai suatu pencarian akan pengalaman kuliner yang unik dan selalu terkenang

dengan beragam jenis, yang sering dinikmati dalam setiap perjalanan akan tetapi

bisa juga kita menjadi wisatawan kuliner dirumah sendiri. Bandung dipilih

sebagai tempat wisata kuliner karena suasana yang sejuk dan banyak memiliki

ragam kuliner. Kota Bandung masih tetap menempati urutan pertama tingkat

kunjungan wisata kuliner di daerah Jawa Barat.

Bandung banyak menawarkan hidangan-hidangan kuliner dari hidangan

tradisional sampai hidangan internasional. Maka dari itu para pelaku bisnis

berlomba-lomba membuka usaha dibidang kuliner. Usaha kuliner kota Bandung

pun sangat bermacam-macam mulai dari restoran, café, food court, sampai

(6)

konsumsi konsumen yang sangat selektif, para pebisnis kuliner harus dapat

memperhatikan kuliner terkini dan memenuhi permintaan konsumen.

Tabel 1.1

Daftar Makanan yang Ada di Kota Bandung

No Nama makanan No Nama Makanan

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa salah satu kuliner di kota Bandung

yang menjadi pilihan para pelaku bisnis kuliner adalah sajian hidangan bubur

ayam yang dapat memenuhi selera para penikmat kuliner. Salah satu bubur ayam

di kota Bandung yang memiliki ciri khas yang berbeda dengan bubur lainnya

yaitu Bubur Ayam Mg. Oyo Tea. Bubur ayam Mg. Oyo Tea berdiri sejak tahun

(7)

bidang franchise yang telah memiliki enam outlet yang tersebar di kota Bandung

yaitu :

1. Jl. Gelapnyawang (ITB)

2. Jl. Sulanjana No. 30

3. Jl. Surya Soemantri (Universitas Maranatha)

4. Jl. Surapati No. 36

5. Jl. Ir. H. Djuanda

6. Jl. Setia Budhi (Universitas Pasundan)

Bubur ayam Mg. Oyo Tea ini memiliki keistimewaan dengan memiliki

tingkat kekentalan yang berbeda dengan bubur ayam yang lainnya sehingga tidak

bisa tumpah.

Usaha Bubur Ayam Mg. Oyo Tea sangat berkembang. Semakin

berkembangnya sebuah usaha maka perusahaan akan berusaha untuk

mempertahankan kualitas produk yang dihasilkannya. Untuk meningkatkan

kualitas produk diperlukan standarisasi kualitas yang menyangkut bahan, recipe,

proses pengolahan, dan penyajian yang tepat agar produk yang dihasilkan

bermutu baik dan seragam. Namun hal ini sering sekali tidak diperhatikan oleh

pengusaha-pengusaha menengah ke bawah seperti yang dialami oleh Bubur Ayam

Mg. Oyo Tea, yang belum memiliki standarisasi kualitas produk sehingga banyak

keluhan konsumen yang membahas masalah mutu yaitu perbedaan rasa dan

kekentalan produk. Untuk itu perlu dikaji mutu produk sehingga menghasilkan

(8)

standar dengan tujuan agar bubur ayam Mg. Oyo Tea bermutu baik dan seragam

sehingga konsumen merasa puas.

Standarisasi produk adalah metode yang efisien untuk mengurangi biaya

dan meningkatkan kualitas. Kualitas adalah kemampuan sebuah produk atau jasa

untuk memenuhi kebutuhan pelanggan (Jay Heizer dan Barry Rander: 2009). Dari

pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa standarisasi produk

dapat meningkatkan kualitas produk dan memberikan kepuasan terhadap

konsumen. Jika kualitas yang dihasilkan tidak memenuhi standar makan

konsumen tidak puas sehingga berdampak kepada loyalitas dan pendapatan dari

perusahaan tersebut. Untuk mengasilkan produk yang berkualitas makan perlu

adanya standarisasi baik bahan, recipe, dan proses produksi hingga penyajian.

Dalam hal ini bubur ayam Mg Oyo Tea belum memiliki standarisasi, namun

produk yang dihasilkan masih belum memiliki satandar kualitas.

Salah satu cara untuk melakukan standarisasi kualitas produk ialah dengan

cara melakukan analisis proses produksi metode “mass production”. Analisis produksi ini meliputi: Analisis Bahan Baku, SPS (Standard Purchase

Spesification), dan inventory; Analisis Proses Metode Mass Production dan

Critical Path Method (CPM); Analisis Kualitas Produk dan Pelayanan; dan Grafik

Pengendalian Proses yang berdasar atas produk reject atau tidak layak jual.

Dengan adanya fenomena ini penulis tertarik untuk meneliti permasalahan

yang ada dengan judul “ANALISIS PROSES PRODUKSI BUBUR AYAM

(9)

1.2Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari uraian permasalahan di atas, maka permasalahan

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana cara produksi bubur ayam Mg. Oyo Tea di kota Bandung?

2. Bagaimana efisiensi proses produksi dan pelayanan di bubur ayam Mg.

Oyo Tea di kota Bandung?

3. Bagaimana kualitas produk/bubur yang dihasilkan?

1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui cara produksi bubur ayam Mg. Oyo Tea di kota

Bandung.

2. Untuk mengetahui efesiensi proses produksi dan pelayanan bubur ayam

Mg. Oyo Tea di kota Bandung.

3. Untuk mengukur kualitas produk dan pelayanan yang dihasilkan.

(10)

1.3.2 Manfaat Penelitian

Pada penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua macam manfaat,

yaitu sebagai berikut :

a. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dan manfaat untuk

meningkatkan ilmu dan wawasan.

b. Manfaat Praktis

Secara praktis manfaat penelitian ini berguna untuk memberikan

(11)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Objek

Objek penelitian merupakan salah satu faktor yang tidak dapat dipisahkan

dari suatu penelitian. Menurut Moh.Nazir, Ph. D (2005:44) suatu penelitian yang

dilakukan secara berurutan dengan alat dan prosedur maka itulah yang di sebut

metode penelitian. Menurut Suharsimi Arikunto (2000:29), objek penelitian

adalah variabel penelitian yaitu suatu yang merupakan inti dari problematika

penelitian. Objek penelitian adalah proses produksi dan kualitas produk dan

Bubur Ayam Mg. Oyo Tea. Dengan subjek penelitian seluruh produk dan

konsumen Bubur Ayam Mg. Oyo Tea.

3.2Jenis dan Metode Penelitian 3.2.1 Jenis Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif dan kuantitatif.

Menurut Sugiono (2009:23), data kualitatif adalah data yang berbentuk kalimat,

kata atau gambaran. Metode penelitian yang digunakan dalam tahap penelitian ini

adalah metode deskriptif dan analisis survey yang dalam penelitian ini digunakan

metode menurut Suharsimi Arikunto (2006:8) menjelaskan bahwa “penelitian

yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabael atau

(12)

3.2.2 Metode Penelitian

Berdasarkan variabel yang diteliti, metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif eksperiental & analisis.

Menurut Whitney (1960), metode deskriptif adalah pencarian fakta dengan

interpretasi yang tepat. Sedangkan metode eksperimental adalah observasi di

bawah kondisi buatan dimana kondisi tersebut dibuat dan di atur oleh peneliti.

Jadi metode deskriptif eksperimental analisis adalah metode di mana metode

pencarian fakta dengan interpretasi yang tepat di mana semua kondisi tersebut dan

di atur oleh peneliti.

Pada penelitian ini metode penelitian deskriptif eksperimental dan analisis

difokuskan pada analisis produksi yang meliputi ; Analisis Bahan Baku, SPS

(Standard Purchase Spesification), dan inventory; Analisis Proses Metode Mass

Production dan Critical Path Method (CPM); Analisis Kualitas Produk dan

Pelayanan; dan Grafik Pengendalian Proses yang berdasar atas produk reject atau

tidak layak jual.

Analisis bahan baku, SPS (Standard Purchase Spesification), dan

Inventory dilakukan dengan cara membandingkan kondisi objek/subjek yaitu

keadaan bahan baku utama terhadap standar nasional atau perdagangan sehingga

bisa disimpulkan kondisi bahan baku yang dipakai.

Analisis Proses Metode Mass Production dan Critical Path Method (CPM)

dilaksanakan untuk melihat kualitas tahapan produksi. Analisis ini dilakukan

perbandingan, pengukuran waktu dan pengkajian antara kondisi real dari

(13)

Path Method) (Heizer dan Barry Render, 2009:93) teknik manajemen proyek

yang menggunakan hanya satu faktor waktu per aktivitas dan akan menggunakan

analisis untuk produk yang tidak habis. Dengan CPM, jumlah waktu yang

dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek dianggap diketahui

dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang digunakan dan waktu

yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM merupakan analisa

jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total atau sumber daya

proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang bersangkutan.

T. Hari Handoko (1993: 401) mengemukakan bahwa : “PERT adalah suatu

metode analisis yang dirancang untuk membantu dalam penjadwalan dan

pengendalian proyek-proyek yang kompleks, yang menuntut bahwa masalah

utama yang dibahas yaitu masalah teknik untuk menentukan jadwal kegiatan

beserta anggaran biayanya sehingga dapat diselesaikan secara tepat waktu dan

biaya, sedangkan CPM adalah suatu metode yang dirancang untuk

mengoptimalkan biaya proyek dimana dapat ditentukan kapan pertukaran biaya

dan waktu harus dilakukan untuk memenuhi jadwal penyelesaian proyek dengan

biaya seminimal mungkin”.

Analisis kualitas produk dan pelayanan dilakukan dengan tujuan melihat

mutu produk dengan parameter organoleptik hedonik kesukaan menurut panelis

berdasarkan tingkat kepercayaan 95 % yaitu aroma, warna, aroma, tekstur dan

kekentalan. Pada tahap ini juga dilakukan pembandingan terhadap produk

(14)

produk. Analisa pelayanan difokuskan untuk mengkaji mutu pelayanan, mutu

produk saat pelayanan, waktu standar pelayanan.

Grafik Pengendalian Proses yang berdasar atas produk reject atau tidak

layak jual, difokuskan untuk mengukur dan menetapkan produk loss atau reject

dalam sekali batch produksi dan pemasaran. Penetapan ini berupa kriteria-kriteria

produk loss dan kisaran loss dalam satu kali batch produksi. Analisis ini dapat

digunakan untuk mengukur kapasitas produksi.

Sifat penelitian verifikatif pada dasarnya ingin menguji kebenaran dari suatu

hipotesis yang dilakukan melalui pengumpulan data dilapangan dimana dalam

penelitian ini akan diuji apakah ada pengaruh yang signifikan antara proses

(15)

3.3Operasional Desain Variabel

Tabel 3.1

Operasional Desain penelitian

3.4Populasi dan Teknik Penarikan Sampel

3.4.1 Populasi

Menurut Sugiono (2009:61) populasi adalah wilayah generalisasi yang

terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh penelitian untuk diteliti dan kemudian ditarik sampelnya.

Adapun populasi pada penelitian ini adalah seluruh produk dan konsumen Bubur

Ayam Mang Oyo Tea.

3.4.2 Teknik Sampling

Menurut Sugiono (2009:62), teknik sampling adalah merupakan teknik

pengambilan sampel. Teknik sampling yang akan digunakan pada penelitian ini

adalah probability sampling. Menurut Sugiono (2009:66) Nonprobability

Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang/

kesempatan bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi anggota Variabel /

Sub Variabel

Konsep teoritis Konsep Empiris Konsep Analitis Skala

Proses

dalam bentuk barang dan jasa dengan mengubah input ke output

(Jay Heizer dan Barry render)

(16)

sampel. Dari Nonprobability Sampling teknik yang akan digunakan dalam

penelitian ini adalah sampling jenuh. Menurut Sugiono (2009:68) sampling jenuh

adalah“teknik penentuan sample bila semua anggota populasi digunakan sebagai

sample”. Hal ini sering dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30

orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan kesalahan yang

sangat kecil. Istilah adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan

sample.Jika dalam penelitian ini digunakan sampling jenuh karena dalam

penelitian ini populasinya jumlah populasi relatif kecil.

3.5Teknik dan Pengumpulan Data

Pengolahan data yang dikumpulkan dapat dipengaruhi oleh faktor

orang/objek yang mengumpulkan data jika pengumpulan data melakukan sedikit

kesalahan sikap dan wawancara misalnya, akan mempengaruhi data yang

diberikan oleh responden. Oleh sebab itu, peneliti harus berhati-hati dalam

memperoleh data yang terkait dengan objek penelitian sehingga dapat

menyimpulkan suatu penelitian tidak mengalami kekeliruan. Berikut merupakan

alat pengumpulan data yang digunakan peneliti dalam mengkaji permasalahan

yang diangkat dalam objek penelitian.

a. Studi literatur, yaitu pengumpulan data dengan cara mempelajari buku,

makalah, majalah, serta artikel-artikel guna memperoleh informasi yang

berhubungan dengan teori-teori dan konsep-kosep yang berkaitan dengan

(17)

b. Observasi, mengamati kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan

masalah yang di teliti.

c. Angket, dilakukan dengan menyebar seperangkat daftar pertanyaan tertulis

kepada konsumen.

d. Wawancara, dilakukan melalui teknik komunikasi langsung kepada pihak

perusahaan.

3.6 Teknik Analisis Data

3.6.1 Analisis Bahan Baku, SPS (Standard Purchase Spesification), dan

Inventory.

Bahan baku merupaan salah satu faktor yang sangat penting dan akan

mempengaruhi akan mutu produk yang dihasilkan suatu perusahaan. Untuk itu

pengendalian mutu bahan baku menjadi hal yang sangat penting dalam hal bahan

baku, perusahaan harus memperhatikan beberapa hal antara lain : seleksi sumber

dari bahan baku, memeriksa penerimaan bahan baku, serta penyimpanan, hal-hal

tersebut harus dilakuka dengan baik sehingga kemungkinan bahan baku yang akan

digunakan untuk proses produksi berkualitas rendah dapat ditekan sekecil

mungkin. Dalam pembuatan bubur ayam, bahan baku utamanya adalah beras dan

tulang ayam. Untuk menghasilkan bubur ayam yang berkualitas baik haruslah

mempunyai standar tersendiri untuk bahan baku, untuk itu di perlukan SPS

(Standard Purchase Spesification) dan cara penyimpanan bahan baku yang tepat.

(18)

inventory. Dapat di analisis dengan cara menggunakan tabel SPS. Dapat di lihat

pada tabel 3.2 berikut ini.

Tabel 3.2

3.6.2 Analisis Proses Metode Mass Production dan Critical Path Method

(CPM)

Analisis metode adalah sistem yang melibatkan pengembangan prosedur

kerja yang aman dan menghasilkan produk berkualitas secara efisien. Cara

menganalisis analisis metode yaitu dengan cara menggunakan tabel process chart,

yang dapat dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3

mins Chart symbols Process description

(19)

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik analisis

CPM (Critical Path Method) yaitu dengan cara membuat perkiraan waktu.

Teknik analisis ini dapat dianalisis dengan tabel jalur kritis dan diagram jaringan

yang dapat dilihat pada tabel 3.4 dan gambar 3.1. CPM (Critical Path Method)

atau analisis jalur kritis adalah proses yang membantu menemukan jadwal proyek.

Earliest star – ES (mulai paling awal)

Earliest finish – EF (selesai paling awal)

Lasest start – LS (mulai paling lambat)

Latest finish – LF (selesai paling lambat)

ES = Max {EF semua pendahulu langsung} (3-1)

EF = ES + Waktu aktifitas (3-2)

Tabel 3.4 Jalur Kritis

Aktifitas Deskripsi Waktu

A Pemilihan bahan

Sumber: Jay Heizer & Barry Render (2009)

Gambar 3.1 Diagram Jaringan

Sumber: Jay Heizer & Barry Render (2009) ES

star

EF

LS LF

(20)

3.6.3 Analisis Kualitas produk dan Pelayanan

Uji hedonik merupakan pernyataan kesan tentang baik atau buruknya mutu

suatu produk. kesan mutu hedonik lebih spesifik daripada sekedar kesan suka.

Mutu hedonik dapat bersifat umum yaitu baik-buruk dan bersifat spesifik seperti

empuk keras untuk daging, pulen-keras untuk nasi, renah lembek untuk

mentimun. Rentang skala hedonik berkisar dari ekstrim baik sampai ekstrim jelek.

Skala hedonik pada uji mutu hedonik lebih sesuai dengan tingkatan mutu

hedonik. Jumlah tingkat skala juga bervariasi tergantung dari rentang mutu yang

diinginkan dan sentivitas antar skala.

Tabel 3.5 Skala Hedonik

Skala Hedonik Skala Numerik

Amat Sangat Suka

Menurut Kartika et al. (1988 :120), pengolahan data untuk Rancangan Acak

Kelompok adalah sebagai berikut :

(21)

Dimana :

FK = Faktor Koreksi

JK (P) = Jumlah Kuadrat Panelis

JK (S) = Jumlah kuadrat Sampel

JK (T) = Jumlah Kuadrat Total

JK (G) = Jumlah Kuadrat Galat

X = Jumlah penilaian masing-masing panelis terhadap semua sampel

Y = Jumlah penilaian semua panelis terhadap masing masing produk/sampel

T = Jumlah panelis

r = Jumlah sampel

S = Penilaian terhadap setiap sampel.

Dari hasil uji hedonik, selanjutnya dilakukan analisis Varian (ANAVA)

tabel 3.6 dilanjutkan dengan uji Least significant difference (LCD) dengan selang

kepercayaan 95% untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan.

1. Mencari standard error √

2. Mencari Least significant difference (LCD) pada tabel Significant

studentized range at the 5 % level, untuk nilai pembanding adalah :

standar error x nilai least significant difference.

3. Rerata hasil perhitungan diurutkan dari mulai yang terbesar sampai

(22)

Tabel 3.6

Tabel Analisa Varian (ANAVA) RAK

Sumber: Kartika et al. (1988 :120)

Studi waktu adalah menghitung waktu contoh sampel kinerja seorang

pekerja dan menggunakannya sebagai standar. Cara menganalisis studi waktu ini

dapat menggunakan tabel pengamatan, tabel dapat di lihat pada tabel 3.7

Tabel 3.7 Tabel Pengamatan

Unsur Kinerja Pengamatan (detik) Tingkat

kinerja

1 2 3 4 5

Sumber:Jay Heizer & Barry Render 2009

Waktu pengamatan rata-rata =

Grafik pengendalian proses merupakan salah satu piranti yang dapat

membantu pengendalian proses untuk menetapkan keragaman produk yang terdiri

dari keragaman populasi dan kriteria (Soewarno, 1990). Mutu yang terukur suatu

(23)

produk yang dihasilkan selalu beragaman sebagai akibat dari faktor acak (Eugene,

1991) penetapan keragaman dilakukan untuk menetapkan toleransi mutu atau

tingkat keragaman yang masih dapat diterima. Toleransi tersebut dapat dinyatakan

dengan bata-batas nilai pengendalian dari grafik pengendalian proses.

Grafik pengendalian proses juga dapat berfungsi untuk memonitor terus

menerus kondisi mutu produk yang sedang diproduksi agar jika sewaktu-waktu

timbul penyimpangan mutu segera dapat dideteksi secepat mungkin. Cara

menganalisis dapat dilihat tabel 3.8.

Tabel 3.8

Grafik Pengendalian Proses

Kendali proses statistik (SPC) adalah penerapan teknik-teknik statistik

untuk mengendalikan berbagai proses.

No Ukuran sampel Loss Product %

ketidaksesuaian % Kesesuaian 1

2 3 Rata-rata

BPA = p + 3√(p x q / n)

BPB = p-3√(p x q /n)

Diagram c adalah diagram kendali kualitas digunakan untuk

mengendalikan jumlah cacat setiap produk

= c ± 3√c

Rumus untuk batas kendali atas dan bawah dari diagram p

̅ ̂

(24)

Dimana :

̅

̂

̂

̂ √̅( ̅)

Dimana n = banyaknya pengamantan pada setiap sampel.

Rasio Kapabilitas Proses(Cp)

Analisis kemampuan proses digunakan untuk menaksir kemampuan dari

suatu roses produksi yang dapat menghasilkan produk yang memenuhi spesifikasi.

Salah satu cara untuk melihat kemampuan proses adalah dengan membandingkan

retang spesifikasi dengan rentang keragaman data. Pembandingan ini disebut

kemampuan proses (Cp) dengan rumus :

(25)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1Kesimpulan

1. Dari hasil analisis yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa tidak ada

penyimpangan Bahan baku, SPS (Standart Purchase Spesification),

dan inventory bubur ayam Mg. Oyo Tea. Dan untuk hasil Proses

MetodeMass Production dan Critical Path Method (CPM) menyatakan

bahwa bubur yang dihasilkan sesuai dengan standar produk, tetapi

kecerahan warna tidak konstan, diduga faktor penyebabnya yaitu kaldu

ayam yang dibuat tidak konsisten dalam penggunaan bahan.

Penggunaan waktu proses sudah optimal, dengan tidak ada masa

tenggang/ rehat pada saat tengah produksi.

2. Hasil untuk kualitas produk dan pelayanan dapat disimpulkan bahwa

pada parameter mutu warna, rasa, dan aroma tidak terjadi

penyimpangan. Namun pada parameter mutu warna tekstur dan

kekentalan terjadi perubahan yang signifikan yang diduga faktor

penyebab kekentalan dan tekstur tidak signifikan adalah pemanasan

yang terlalu tinggi, cepat dan tidak konstan pada saat masa tunggu

pembeli. Dalam proses pelayanan bubur ayam Mg. Oyo Tea memiliki

waktu standar pelayanan 51.15 detik.

3. Untuk hasil analisis Grafik Pengendalian Proses yang berdasar atas

(26)

produk yang diperoleh secara umum bersifat homogen, karena rentang

data antara satu dan yang lainnya tidak berbeda jauh dengan Rentang

maksimal produk loss yaitu 10,45 % dan Selama proses produksi

terjadi ketidak sesuai yang berarti berdasarkan parameter mutu

produkyaitu 2.28 % tetapi masih dibawah nilai standar deviasi yaitu

2.72 % yang diduga faktor yang mempengaruhinya adalah Pemanasan

yang terlalu tinggi, cepat dan tidak konstan pada saat masa tunggu

pembeli. Produk yang dihasilkan masih diberada dalam rentang

spesifikasi mutu produk yaitu cp = 1.00.

4. Hasil analisis dapur produksi dapat disimpulkan bahwa dapur produksi

bubur ayam Mg. Oyo Tea tidak memiliki cukup ruang, sehingga dapur

Mg. Oyo Tea dikategorikan dapur yang kurang ideal.

5.2Saran – Saran

1. Perlunya standarisasi dalam proses pembuatan kaldu, agar kaldu yang

dihasilkan berkualitas baik, dan pada saat melakukan penyaringan alangkah

baiknya menggunakan penyaring agar hasil kaldu yang di hasilkan bersih

bebas dari ampas tulang.

2. Pada saat proses pemanasan di outlet – outlet ada baiknya menggunakan panas

uap air, karena hal ini dapat mengurangi tingkat kehangusan bubur. Teknik ini

dikenal dengan Bain Marie yaitu memanaskan dengan cara ditim.

3. Perlu perluasan area dapur produksi akan menghindari terjadinya crowded

(27)
(28)

DAFTAR PUSTAKA

(tanpa nama). (2009). Produk, Definisi, Klasifikasi, Dimensi. [Online]. Tersedia di:

http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/07/produk-definisi-klasifikasi-dimensi-30.html

(tanpa nama). 2010. Tip Memilih Ayam Segar. [Online]. Tersedia di:

http://www.mediaindonesia.com/mediakuliner/index.php/read/2010/01/17/95/

3/tip-memilih-ayam-segar.html

(tanpa nama). Tekhnologi Pangan. [Online]. Tersedia di

http://teknologipangan-morsal.blogspot.com

(tanpa nama). Wisata kuliner. [Online]. Tersedia: http://www.warisankuliner.co

Arikunto, Suharsimi. (2000). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta

Arikunto, Suharsini. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:

Rineka Cipta

Armstrong & Kotler. (2003). Dasar-dasar Pemasaran Jilid 1 Edisi ke-9. Jakarta:

Indeks Gramedia

Astawan, M dan Wresdiyati, T. 2004. Diet Sehat dengan Makanan Berserat. Solo:

Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Besterfied, Dale. (2003). Total Quality Manajemen 3rd Edition. New Jersey: Pearson

Baht, V. & Cozzolino, J. (1993). Total Quality: An Effective Management Tool.

(29)

Dale, B.G. (2003). Developing Introducing and Sustaining TQM. [Online]. Tersedia

di: www.blackwellpublishing.com. P. 1-33. Agustus 2005

Gaspesz, V. (2004). Production Planning and Inventory Control. Jakarta: Gramedia

Pustaka Utama

Hainim, Bem. Pengantar Pariwisata. Bandung: Sekolah Tinggi Pariwisata Bandung.

Haran, H. (2006). Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan

untuk Meningkatkan Loyalitas Pelanggan Produk Telkom Flexi. Semarang:

Universitas Diponegoro. Tesis

Hasmi, K. (2004). Introduction and Implementation of Tutorial Quality Management

(TQM).[Online]. Tersedia di: www.isisigma.com.September 2005

Heizer, J. & Render, B. (2009). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

Heizer, J. & Render, B. (2006). Manajemen Operasi. Jakarta: Salemba Empat.

Husein, Umar. (2002). Metodologi Penelitian, Aplikasi Dalam Pemasaran. Jakarta:

Gramedia Pustaka Utama

Kartika et.al. (1998). Pedoman Uji Indrawi. Yogyakarta: Penerbit Universitas Gajah

Mada

Ibid, Whitney. (1960). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia

Intosh, Mc. Robert dan Geoldner, Charles. (1984). Tourism Principles, Practises

Philosophies. Ohio: Gris Publishing

Kotler, P. & Keller, K.L. (2007). Manajemen Pemasaran. Jakarta: Indeks

Murphy, Peter, E. (1985). Tourism A Community Approach. New York

(30)

Nazir, M. (2005). Metode Penelitian. Bogor: Ghalia Indonesia

Pitana, I.G. & Gayatri, P.G. (2005). Sosiologi Pariwisata. Yogyakarta: ANDI

Sediaoetama, A.D. 1989. Ilmu Gizi: Jilid 2. Jakarta: Dian Rakyat

Sugiyono. (2011). Statistika untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta

Sulatiyono, A. (2008). Manajemen Penyelenggaraan Hotel: Seri Manajemen Usaha

Jasa dan Sarana Pariwisata dan Akomodasi. Bandung: Alfabeta

Tjipto, F. (1996). Manajemen Jasa. Yogyakarta: ANDI

Tjiptono, E. & Diana, A. (2003). Total Quality Management: Edisi Revisi.

Gambar

Grafik Pengendalian Proses yang berdasar atas produk reject atau tidak
Tabel 3.1 Operasional Desain penelitian
SPS (Tabel 3.2 Standard Purchase Spesification) SPS
Tabel 3.4 Jalur Kritis
+5

Referensi

Dokumen terkait

Biaya utang merupakan dana yang didapatkan dari pihak luar perusahaan atau kreditur yang digunakan untuk keperluan perusahaan, yang dimana dana tersebut harus dikembalikan

Alasan-alasan penolakan Hadhrat Khalifah ‘Utsman (ra) kepada berbagai Sahabat yang mendesak memerangi para pemberontak: [1] jika mengobarkan perlawanan dan

Untuk mengetahui Pengaruh secara langsung dan tidak langsung Kompetensi SDM dan Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah terhadap Kualitas Laporan Keuangan Daerah pada

Setelah adukan beton dipindahkan ke concrete placing machine, pengecoran dilakukan dengan menjalankan concrete placing machine sepanjang mould yang akan dicor sambil membuka

Pada saat terjadi serangan maka saat terdeteksi oleh sensor yang ada maka akan di cek apakah sesuai dengan policy yang diatur dan action apa yang akan

Return on Assets (ROA) adalah suatu indikator yang mencerminkan performa keuangan perusahaan, semakin tingginya nilai ROA yang mampu diraih oleh perusahaan maka

Manfaat yang diperoleh dalam Aplikasi Peramalan Penjualan Aquaky ini adalah dapat mengetahui hasil dari prediksi tingkat penjualan di hari yang akan datang, untuk