• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII E di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGGUNAAN MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN : Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII E di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung."

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

No. Daftar FPIPS : 4742/UN.40.2.2/PL/2015

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK

MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN

(Penelitian Tindakan Kelas Terhadap Siswa Kelas VII E di SMP Laboratorium

Percontohan UPI Bandung)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

Oleh

EGA PUSPITA SARI

1105348

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETHUAN SOCIAL

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN

(Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa kelas VII E di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung)

Ega Puspita Sari

NIM: 1105348

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Departemen Pendidikan Kewarganegaraan

© Ega Puspita Sari, 2015

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

JUNI 2015

Hak cipta dilindungi Undang-Undang

Skripsi ini tidak boleh diperbanyak seluruhnya atau sebagian dengan dicetak ulang,

(3)
(4)

PENGGUNAAN MEDIA KOMIK DALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MEMBINA KARAKTER KEWARGANEGARAAN (Penelitian Tindakan Kelas terhadap Siswa kelas VII E di SMP

Laboratorium Percontohan UPI Bandung)

ABSTRAK

Skripsi ini merupakan laporan penelitian tentang penggunaan media komik dalam pembelajaran PKn untuk membina Karakter Kewarganegaraan, yang diselenggarakan di SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung dan melibatkan guru mata pelajaran PKn dan siswa kelas VII E. Pertanyaan penelitian ini adalah (1)Bagaimana kondisi awal pembelajaran PKn kelas VII E SMP Labschool UPI sebelum diterapkan media komik (2)Bagaimana pelaksaanaan penggunaan media komik dalam pembelajaran PKn untuk membina karakter kewarganegaraan (3)Bagaimana efektivitas penggunaan media komik dalam pembelajaran PKn untuk membina karakter kewarganegaraan (4) Bagaimana keunggulan, kendala dan upaya yang dihadapi guru dalam proses pembelajaran PKn dengan menggunakan media komik. Untuk menjawab pertanyaan tersebut penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. Data dikumpulkan dengan menggunakan teknik 1)Wawancara 2)Observasi 3) Tes 4)Studi dokumentasi 5)Studi literature. Data dianalisis dengan menggunakan teori yang dipakai oleh Miles dan Huberman meliputi 1) Reduksi data 2) Penyajian data 3) Penarikan kesimulan/verifikasi. Hasil analisis data mengungkapkan bahwa dengan menggunakan media komik dalam pembelajaran PKn, Karakter Kewarganegaraan siswa mengalami peningkatan setiap siklusnya terdiri dari aspek keberanian bertanya, menjawab dan menanggapi, bekerjasama, tanggung jawab, toleransi, dan menghargai teman. Selain membina karakter kewarganegaraan media komik dapat membantu dan memudahkan siswa dalam memahami materi PKn terlihat dari nilai post test yang selalu meningkat pada setiap siklusnya. Media komik dapat menumbuhkan karakter gemar membaca siswa. Sehingga media komik telah berhasil membina karakter kewarganegaraan siswa terlihat peningkatan yang signifikan dari setiap siklusnya.

Kata Kunci : Pembelajaran PKn, Media Komik, Karakter

(5)

The use of Comics in Civic Lesson to Foster Citizenship Character (Classroom Action Research on VII E Grade Students in Pilot Laboratory

Junior High School UPI Bandung)

ABSTRACT

This paper is a research report on the use of comics in civic lessons to foster citizenship character, which was conducted in the Pilot Laboratory Junior High School UPI Bandung) and it involved Civics Subject teachers and class VII E students. The research questions are (1) How the first condition of learning civics lesson in VII E Labschool Junior High School UPI before the comics medium applied (2) How does the use of implementation of the comics medium in teaching civics to foster citizenship character (3) How is the effectiveness of the use of media in teaching Civics to foster citizenship character (4) What are the excellent, obstacles and efforts encountered by Civics teacher in the learning process by using the comic medium. To answer these questions this study using Classroom Action Research. Data collected by using 1) Interview 2) Observation 3) Test 4) Documentation study 5) Literature study. Data were analyzed by using the theory used by Miles dan Huberman include: 1) Data Reduction 2) Data Display 3) Conclusion Drawing/ Verification. Results of the data analysis reveals that using comic media in teaching civics, citizenship characters students has increased each cycle consists of aspects courage to ask, answer and respond, cooperate, responsibility, tolerance, and respect for friends. In addition, in fostering citizenship character, comic medium can help and facilitate students in understanding the Civics material seen from the post-test were invariably increased in each cycle. Comic medium could build fond of reading character of students. So the comic medium has succeed to foster citizenship character of students.

(6)

DAFTAR ISI

1.2 Identifikasi Masalah Penelitian ... 5

1.3 Rumusan Masalah Penelitian ... 5

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penulisan ... 6

1.6 Struktur Organisasi Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA ... 9

2.1 Hakikat Belajar dan Pembelajaran ... 9

2.1.1 Pengertian Belajar ... 9

2.1.2 Pengertian Pembelajaran ... 11

2.2 Media Pembelajaran ... 12

2.2.1 Pengertian Media Pembelajaran ... 13

2.2.2 Fungsi Media ... 14

2.2.3 Macam-macam Media Pembelajaran ... 18

2.3 Media Komik ... 21

2.3.1 Pengertian Komik ... 21

2.3.2 Unsur- unsur Komik ... 23

2.3.3 Bentuk-bentuk Komik ... 25

2.3.4 Komik sebagai Media Pembelajaran ... 28

2.3.5 Kelebihan Komik ... 29

2.4 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn)... 31

2.4.1 Pengertian Pendidikan Kewarganegaraan ... 31

2.4.2 Fungsi Pendidikan Kewarganegaraan ... 33

2.5 Karakter Kewarganegaraan ... 35

2.5.1 Pengertian Karakter ... 35

2.5.2 Tujuan Pendidikan Karakter ... 38

2.5.3 Efektivitas Media Komik Untuk membina karakter... 41

BAB III METODE PENELITIAN... 43

3.1 Desain Penelitian ... 43

(7)

3.1.2 Metode Penelitian ... 44

3.2 Partisipasi dan Tempat Penelitian... 46

3.2.1 Partisipasi Penelitian ... 46

3.2.2 Tempat Penelitian ... 47

BAB IV TEMUAN PEMBAHASAN DAN PEMBAHASAN ... 55

4.1 Lokasi Penelitian ... 55

4.1.1 Gambaran Umum Sekolah ... 55

4.1.2 Subyek Penelitian ... 56

4.2 Deskripsi Penelitian ... 57

4.2.1 Kondisi Pra pembelajaran ... 57

4.2.2 Tindakan Siklus I ... 59

4.3.1 Pelaksanaan Pembelajaran PKn dengan menggunakana Media Komik untuk Membina Karakter Kewarganegaraan 95 4.3.2 Efektivitas Media Komik dalam Pembelajaran PKn Untuk Membina Karakter Kewarganegaraan ... 104

4.3.3 Keunggulan Proses Pembelajaran PKn dengan Menggunakan Media Komik untuk Membina Karakter Kewarganegaraan ... 118

(8)

4.3.5 Upaya mengatasi kendala penggunaan Media Komik

Untuk membina Karakter Kewarganegaraan ... 124

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI REKOMENDASI ... 127

5.1 Simpulan ... 127

5.1.1 Simpulan Umum ... 127

5.1.2 Simpulan Khusus ... 129

5.2 Rekomendasi ... 130

5.2.1 Bagi Guru ... 130

5.2.2 Bagi Siswa ... 130

5.2.3 Bagi Sekolah ... 131

5.2.4 Bagi Peneliti Selanjutnya ... 131

5.2.5Bagi Departemen Pendidikan Kewarganegaraan ... 131

(9)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.13 Aktivitas Karakter Kewarganegaraan siswa Di kelas pada siklus II ... 80

Tabel 4.20 Aktivitas Karakter Kewarganegaraan siswa Di kelas pada siklus III ... 92

Tabel 4.21 Hasil Tes Evaluasi siswa pada siklus III ... 93

Tabel 4.22 Perbandingan Aktivitas Karakter Kewarganegaraan SiswaSelama Tiga Siklus ... 105

Tabel 4.23 Tabel Triangulasi Penelitian ... 107

Tabel 4.24 Kegiatan Guru Dalam Penggunaan Media Komik selama Tiga Siklus ... 111

Tabel 4.25 Hasil Kegiatan Siswa Siklus I, II dan III ... 112

Tabel 4.26 Aktivitas Diskusi Kelompok Siswa setiap Siklus ... 114

Tabel 4.27 Perbandingan Hasil Test Evaluasi Siswa Selama Tiga Siklus .. 116

(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Model Penelitian Tindak Kelas, Arikunto (2010, hlm. 16) ... 46

Gambar 4.1 Denah Kelas ... 57

Gambar 4.2 Denah Diskusi Kelompok ... 62

Gambar 4.3 Denah Diskusi Kelompok ... 74

Gambar 4.4 Denah Diskusi Kelompok ... 86

DAFTAR LAMPIRAN Lampran 1 SK Pembimbing Skripsi ... 135

Lampran 2 Surat Penelitian ... 134

Lampran 3 Instrumen ... 136

Lampran 4 Dokumentasi ... 137

(11)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dunia pendidikan merupakan salah satu faktor untuk membuat bangsa ini

menjadi lebih maju lagi. Dunia pendidikan juga memiliki banyak fungsi untuk

mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kekuatan spritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, serta mengembangkan

bakat perseorangan demi kepuasan pribadi dan bagi kepentingan masyarakat.

karena dengan pendidikan dapat membentuk watak dan karakter warga sehingga

mampu menjadi generasi.

Majunya sebuah negara itu bisa di lihat dari pendidikan sebuah negara

tersebut. Perkembangan dan kemajuan sebuah negara tidak hanya dilihat dari

kekayaan alam, tingkat pertumbuhan penduduk, sosial ataupun ekonomi.

Pendidikan disuatu negara juga termasuk kedalam perkembangan dan kemajuan

negara. Dalam UU No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1

ayat 1:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujdkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik seara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasaan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Dari penjelasan diatas pendidikan itu merupakan wadah tempat

peserta didik melakukan proses belajar. Di dalam dunia pendidikan ini

peserta didik mampu mengembangkan potensi diri sehingga menjadi kebutuhan

yang harus dipenuhi setiap individu demi kemajuan diri dan bangsa dan

negaranya dengan kekampuan yang dimiliki setiap individu.

Belajar merupakan suatu proses perubahan dalam menetapkan tingkah laku

untuk membentuk peningkatan kualitas dan kuantitas seperti pengetahuan, daya

pikir, sikap, pemahaman, keterampilan, dan lain-lain kemampuan. Sebagaimana

(12)

2

aktifitas yang melibatkan proses berpikir yang sangat kompleks”. Ketika belajar seseorang membutuhkan tenaga ekstra dalam proses berpikir agar informasi yang

didapat dalam proses belajar dapat dicerna dengan baik”. Dimana dengan belajar

maka seseorang dapat memperoleh perubahan ke arah yang lebih baik, dengan

belajar seseorang melakukan proses belajar sehingga dapat informasi. Dan dengan

belajar informasi yang didapat akan mudah cepat di mengerti dan dicerna serta

dipahami. Sedangkan Sadiman (2007, hlm. 6) mengatakan:

’’Proses belajar mengajar pada hakikatnya adalah proes komunikasi, yaitu melalui proses penyampaian pesan dari sumber pesan melalui saluran/media tertentu ke penerima pesan. Pesan yang akan dikomunikasikan adalah isi ajaran ataupun didikan yang ada didalam kurikulum, sumber pesannya bagi guru, siswa, orang lain ataupun penulis buku dan prosedur media pendidikan dan penerima pesannya adalah siswa atau guru”.

Dalam belajar yang paling penting diperhatikan itu adalah proses bukan

hasil yang diperolehnya. Karena belajar itu harus diperoleh dengan usaha sendiri,

orang lain hanya dikatakan sebagai perantara atau penunjang dalam kegiatan

belajar mengajar, dimana agar pembelajaran tersebut mendapatkan tujuan yang di

inginkan serta mendapat hasil yang baik dan hendak dicapai.

Proses pendidikan dalam kegiatan belajar dan mengajar itu sangat penting.

Karena kegiatan belajar dan mengajar itu hal yang paling utama harus dilihat.

Berhasil atau tidaknya pencapaian tujuan pendidikan yang hendak dicapai sangat

bergantung melalui proses belajar mengajar. bagaimana proses belajar dan

mengajar itu harus diciptakan dengan secara profesional.

Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan (PKn) sering sekali dianggap siswa

mata pelajaran yang menjenuhkan karena biasanya mata pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan (PKn) sering menggunakan metode ceramah. Oleh karena itu

ada sebagian siswa yang tidak antusias dalam mengikuti pelajaran Pendidikan

Kewarganegaraan. Dan juga ada sebagian siswa yang sulit dalam memahami

materi pelajaran Pkn.

Namun tidak semua siswa tidak menyukai pelajaran Pendidikan

(13)

3

beranggapan bahwa mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan itu sangat

penting. Karena dengan mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan seseorang

dapat mengetahui berbagai macam informasi yang sedang terjadi dinegaranya

khususnya indonesia. Dan dengan pelajaran PKn juga dapat mengetahui

bentuk-bentuk negara.

Agar suatu proses belajar mengajar tidak menjenuhkan dan membosankan

maka guru dituntut untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang inovasi dan

kreatif. Serta didukung dengan media yang menarik dalam proses pembelajaran.

Guru merupakan suatu pusat pembelajaran (teacher center) sedangkan siswa

merupakan sebagai subyek pembelajaran. Namun apabila guru tidak melakukan

perubahan dalam dalam permasalahan proses belajar mengajar maka kualiatas

pendidikan akan semakin tertinggal. Serta tidak akan adanya terjadi perubahan

kualitas terhadap siswa. Sehingga hasil yang akan dicapai tidak akan sesuai

dengan apa yang diharapkan.

Untuk merangsang siswa dalam proses pembelajaran maka harus ada

inovasi serta perubahan dalam proses belajar mengajar. Hal tersebut agar dapat

menimbulkan minat belajar siswa. Dimana guru dituntut untuk berinovasi dan

memilih media yang sederhana namun menarik serta dapat cepat mudah di

mengerti dan dipahami oleh siswa. Sehingga dibutuhkannya media yang praktis

dan efektif untuk mentransferkan materi kepada siswa, sehingga dapat

menimbulkan minat belajar siswa dalam pembelajarn PKn.

Dalam penunjang proses belajar mengajar ada beberapa macam media yang

dapat digunakan seperti yang dikemukakan oleh Djamarah dan Zain (1995, hlm.

124). Macam-macam media pembelajaran terdiri dari berbagai macam yaitu:

1. Media Auditif yaitu media yang hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio, cassete recorder, piringan hitam.

2. Media visual yaitu media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. Media visul hanya menampilkan gambar diam seperti filp strip (film rangkaian), slides (film bangkai) foto, gambar atau lukisan, dan cetakan. 3. Media audiovisual yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur

(14)

4

Dalam proses pembelajaran dengan menggunakan media hal tersebut akan

membuat anak menjadi lebih senang dan memperhatikan proses pembelajaran

yang disampaikan oleh guru. Kadang siswa itu lebih cenderung tertarik kepada

media visual seperti komik poster, peta, diagram dan yang lain-lain.

Joseph (dalam Deporter, 2003, hlm. 3) mengemukakan bahwa "Komik juga

media alternatif yang tepat untuk pembelajaran, karena keterlibatan emosi

pembacanya akan sangat mempengaruhi memori dan daya ingat akan materi

pelajaran yang didapat, hal tersebut adalah ungkapan dari seorang ilmu saraf’’.

Media komik juga sekarang mulai di kembangkan dan diterapkan untuk

membantu proses belajar mengajar disekolah. Karena dengan menggunakan

media komik akan jauh lebih menarik, dimana siswa mampu melihat

gambar-gambar dan tulisan yang di bentuk menjadi sebuah rangkaian cerita, dan juga

media komik memberikan gambar yang lebih berbentuk nyata serta konkrit. hal

tersebut akan membuat minat belajar siswa menjadi lebih bersemangat. Serta

mampu memudahkan siswa memahami materi yang diberikan guru.

’’Pendidikan karakter itu memiliki tujuan untuk meningkatkan mutu dan proses dan hasil pendidikan yang mengarah pada perkembangan karakter dan

akhlak mulia peserta didik secara utuh, terpadu, dan seimbang, sesuai dengan standar kompetensi lulusan pada setiap satuan pendidikan” (Mulyasa, 2012, hlm. 9).

Dalam proses belajar mengajar guru harus selalu membina peserta didik

untuk memiliki karakter. Karena pendidikan karakter itu sangat penting, dimana

peserta didik dapat menjadi orang yang berkepribadian baik. dan juga menjadi

manusia yang seutuhnya. Dengan menerapkan media komik guru dapat membina

karakter peserta didik, dimana nilai-nilai yang terkandung dalam komik dapat

dilihat dan dibaca oleh peserta didik. Sehingga peserta didik dapat mencontoh

nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah komik tersebut, sehingga dapat

diterapakan dan diamalkan oleh peserta didik dalam kehidupan sehari-hari.

Dari penjelasan diatas, maka peneliti tertarik untuk meneliti dan

memperdalam kajian mengenai penggunaan komik, jika di amati komik layak

(15)

5

judul yang ingin peneliti teliti adalah “PENGGUNAAN MEDIA KOMIK

DALAM PEMBELAJARAN PKn UNTUK MEMBINA KARAKTER

KEWARGANEGARAAN (Penelitian tindakan kelas terhadap siswa SMP

kelas VIII Labschool UPI)”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan Latar belakang diatas, maka penulis mengindentifikasikan

masalah penelitian sebagai berikut:

1. Penggunaan Media sangat berperan dalam meningkatkan kualitas proses

pembelajaran PKn disekolah

2. Media komik untuk membantu siswa yang sulit dalam memahami materi

mata pelajaran PKn disekolah

3. Pendidikan kewarganegaraan (PKn) merupakan mata pelajaran untuk

membina dan membentuk karakter siswa di tingkat persekolahan

4. Guru PKn bertugas membina karakter siswa dalam proses pembelajaran

melalui media komik

5. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan pendekatan untuk

meningkatkan kualitas dalam proses pembelajaran PKn disekolah

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah “Apakah penggunaan media komik dapat membina karakter

kewarganegaraan dalam pembelajaran PKn. Masalah yang diteliti dalam

penelitian ini dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana kondisi awal pembelajaran PKn dikelas VIII SMP Labscool UPI

sebelum diterapkan media komik?

2. Bagaimanakah persiapan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan

penggunaan media komik dalam pembelajaran PKn untuk membina karakter

kewarganegaraan?

3. Bagaimana efektivitas penggunaan media komik dalam pembelajaran PKn

(16)

6

4. Bagaimana keunggulan dan kendala serta upaya yang dihadapi guru dalam

proses pembelajaran PKn dengan menggunakan media komik?

D. Tujuan Pembelajaran

1. Tujuan Umum

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk untuk mengetahui dan

memperoleh gambaran tentang penggunaan media komik dalam pembelajaran

PKn dalam membina karakter kewarganegaraan pada siswa SMP Labschool UPI.

2. Tujuan Khusus

Berdasarkan tujuan penelitian secara umum tersebut, maka penelitian ini

mempunyai tujuan khusus sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui kondisi awal pembelajaran PKn dikelas VIII SMP

Labscool UPI sebelum diterapkan media komik.

b. Untuk mengetahui persiapan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan

penggunaan media komik dalam pembelajaran PKn untuk meningkatkan

minat belajar siswa.

c. Untuk mengetahui efektivitas penggunaan media komik dalam pembelajaran

PKn untuk membina karakter kewarganegaraan

d. Untuk mengetahui keunggulan dan kendala yang dihadapi guru dalam proses

pembelajaran PKn dengan menggunakan media komik.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Penelitian dari Segi Teori

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini jika dilihat dari segi teori

diharapkan mampu memberikan informasi keilmuan mengenai penggunaan media

komik dalam pembelajaran PKn untuk membina karakter kewarganegaraan.

2. Manfaat Penelitian dari Segi Kebijakan

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini jika dilihat dari segi kebijakan

adalah dalam mengawali proses pembuatan kebijakan diperlukan dukungan

(17)

7

karakter kewarganegaraan. Proses kebijakan dilakukan melalui perundingan dan

musyawarah dengan guru mata pelajaran PKn maupun baik dengan pihak sekolah

beserta Dinas Pendidikan dalam mengembangkan media pembelajaran PKn.

3. Manfaat Penelitian dari Segi Praktik

Secara praktis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi

kepada guru PKn, sekolah, siswa/siswi disekolah, jurusan PKn,

mahasiswa/mahasiswi PKn juga bagi masyarakat mengenai pentingnya

penggunaan media komik dalam pembelajaran PKn untuk membina karakter

kewarganegaraan. Penggunaan media komik ini dapat membina karakter

kewarganegaraan siswa dengan menggunakan metode ini dapat memberikan

informasi tentang:

a. Bagaimana kondisi awal pembelajaran PKn dikelas VIII SMPLabscool UPI

sebelum diterapkan media komik

b. Bagaimanakah persiapan yang dilakukan guru sebelum melaksanakan

penggunaan media komik dalam pembelajaran PKn untuk membina karakter

kewarganegaraan.

c. Bagaimana efektivitas penggunaan media komik dalam pembelajaran PKn

untuk membina karakter kewarganegaraan

d. Bagaimana keunggulan dan kendala yang dihadapi guru dalam proses

pembelajaran PKn dengan menggunakan media komik.

4. Manfaat dari Segi Isu atau Aksi Sosial

Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini jika dilihat dari

segi isu atau aksi sosial adalah diharapkan berkembangnya media komik dalam

pembelajaran PKn untuk membina karakter kewarganegaraan, sehingga mampu

menunjang proses pembelajaran Pkn menjadi lebih baik. Serta mampu

memudahkan peserta didik untuk lebih mudah memahami materi mata pelajaran

PKn. Dengan adanya penggunaan media komik mampu membuat mata pelajaran

PKn menjadi lebih menyenangkan, sehingga hal tersebut memudahkan guru untuk

(18)

8

F. Struktur Organisasi Skripsi

Struktur organisasi dari penelitian ini terdiri dari beberapa bab. Rincian dari

masing-masing bab adalah sebagai berikut:

1. Bab I Pendahuluan: Bab ini berisikan gambaran umum dari skripsi mengenai

latar belakang penelitian, identifikasi masalah penelitian, rumusan masalah

penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi

2. Bab II kajian Pustaka: Bab ini berisikan kerangka konsep dan teori yang

digunakan dalam penelitian dan penyusunan skripsi.

3. Bab III Metode Penelitian: Bab ini berisikan pendekatan dan metode

penelitian, teknik engumpulan data, definisi operasional, instrumen

penelitian, lokasi dan subjek penelitian, tahap-tahap penelitian, tahap analisis

dan pengolahan data, dan validitas data.

4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan: Bab ini berisikan hasil penelitian di

lapangan dan pembahasan berdasarkan rumusan masalah.

5. Bab V Kesimpulan dan Saran: Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil

penelitian dan pembahasan berdasarkan rumusan masalah, dan saran-saran

yang berkaitana dengan hasil penelitian dan pembahasan.

6. Daftar Pustaka berisikan sumber-sumber tertulis yang digunakan sebagai

(19)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

3.1.1 Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pada penelitian ini peneliti menekankan pada data yang diperoleh dari

subyek penelitian. Pendekatan penelitian adalah suatu kajian yang menggunakan

metode ilmiah dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Creswell (2010:4)

mengatakan bahwa penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk

mengekplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau

sekelompok orang dianggap berasal dari masalah social atau kemanusiaan.

Menurut Saifuddin Azwar (1998, hlm. 5) pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan antarfenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah.

Menurut John W. Creswell dalam patilima (2010, hlm. 61), pendekatan

kualitatif merupakan sebuah proses investigasi. Pada pendekatan ini, peneliti

merupakan instrument utama dalam pengumpulan data pada penelitian. Pendapat lain pula dikemukakan oleh Sugiono dalam bukunya yang berjudul ”Metode Penelitian Pendidikan” (2011, hlm. 15) mengungkapkan bahwa:

Metode penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sampel sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal, teknik pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi.

Berdasrkan penelitian diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif

adalah metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi yang

alamiah. Dalam metode kualitatif peneliti sebagai instrument utama, dimana

(20)

44

3.1.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

tindak kelas (PTK). Menurut Arikunto (2010, hlm. 3) mengungkapkan definisi

PTK adalah:

Penelitian Tindak Kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa sebuah tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan oleh siswa.

Dari penjelasan diatas tadi dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan

kelas atau (PTK) itu sangat penting untuk dunia pendidikan, PTK itu dilaksanakan

untuk meningkatkan mutu pembelajaran, pihak yang terlibat dalam PTK itu

sendiri adalah guru. Dimana guru yang melaksanakan dan mengembangkan model

pembelajaran maupun media pembelajaran. Disini guru membuat inovasi terhadap

model pembelajaran dan media pembelajaran untuk memecahkan atau mendeteksi

masalah-masalah yang terjadi dalam pembelajaran dikelas.

Pendapat lain pula dikemukakan oleh Kemmis (dalam Mulyasa, 2012, hlm.

5) sebagai berikut:

Penelitian tindakan adalah sebuah bentuk penelitian refleksi diri yang melibatkan sejumlah partisipasi (guru, peserta didik, kepala sekolah dan partisipan lain) di dalam suatu situasi social (pembelajaraan) yang bertujuan untuk membuktikan kerasionalan dan keadilan terhadap: a) praktik social dan pembelajaran yang mereka lakukan b) pemahaman mereka terhadap praktek-praktek pembelajaran serta c) situasi dan institusi yang terlibat didalamnya.

Dapat disimpulkan bahwa penelitian tindak kelas merupakan penelitian

yang mengkolaborasikan guru dengan siswa. Dimana penerapan penelitian tindak

kelas mendorong guru untuk berinovasi dalam metode dan model pembelajaran.

Guru dituntut untuk bersikap ilmiah dan professional sehingga mampu

mengembangkan kompetensinya secara optimal.

Pendapat lain juga dikemukakan oleh Suharsimi dan Suhardjono dan

Supardi (dalam Mulyasa, 2012, hlm. 10) menjelaskan PTK dengan memisahkan

kata-kata yang tergabung didalamnya, yakni: Penelitian + Tindakan + Kelas,

(21)

45

1. Penelitian menunjuk pada kegiatan mencermati suatu objek, dengan menggunakan cara dan aturan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam meningkatkan mutu suatu hal yang menarik minat dan penting bagi peneliti.

2. Tindakan menunjuk pada suatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Dalam penelitian berbentuk rangkaian siklus kegiatan untuk peserta didik.

3. Kelas dalam hal ini tidak terikat pada pengertian ruang kelas, tetapi dalam pengertian yang lebih spesifik. Seperti yang sudah lama dikenal dalam bidang pendidikan dan pengajaran. Yang dimaksud dengan istilah kelas adalah sekelompok peserta didik dalam waktu sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian tindak kelas

merupakan upaya untuk mencermati kegiatan belajar siswa dengan memberikan

sebuah tindakan. Tindakan yang dilakukan secara bersama-sama oleh guru dan

siswa dibawah bimbingan dan arahan guru demi untuk mencapai meningkatkan

kualitas pembelajaran.

Dalam penelitian ini ada empat tahapan yang penting yaitu perencanaan,

pelaksanaan atau melakukan tindakan, pengamatan dan refleksi. Dari keempat

tahap tersebut untuk dapat membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan

beruntun yang kemudian kembali kelangkah yang semula. Dalam PTK satu siklus

terdapat tahap perencanaan samapai kepada refleksi atau evaluasi dari setiap

siklus yang telah dilakukan. Apabila dalam siklus pertama belum menunjukan

tanda-tanda perubahankearah perbaiakan maka akan di lanjutkan lagi kepada

siklus kedua dan seterusnya sampai peneliti mendapat hasil yang ingin dicapai.

Namun penelitian yang dilakuakn peneliti hanya sampai tiga siklus, yakni siklus I

(22)

46

Menurut Arikunto (2010, hlm. 16) model penelitian tindakan kelas sebagai

berikut:

Gambar 2.1

Model Penelitian Tindak Kelas, Arikunto (2010, hlm. 16)

3.2 Partisipan dan Tempat Penelitian

3.2.1 Partisipasi Penelitian

Subjek penelitian adalah sebuah sarana yang untuk mendapatkan informasi.

Adapun subjek yang dijadikan dalam penelitian adalah Guru mata pelajaran PKn

yaitu Ibu Widaningshih, S.Pd sebagai guru yang mererapkan media komik dalam

pembelajaran PKn untuk membina karakter kewarganegaraan, dan sebagai subjek

penelitian lain yaitu kelas VII E SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung

dengan jumlah siswa 28 orang. Alasan dipilihnya kelas ini karena kelas tersebut

merupakan kelas yang memiliki motivasi belajar rendah, Dalam proses

pembelajaran siswa juga memiliki respon yang pasif. kelas VII E termasuk

kedalam kelas nilai dibawah rata-rata. Karena siswa dikelas ini merupakan siswa

(23)

47

penggolongan kelas dilakukan berdasarkan dengan hasil nilai tes yang dilakukan

oleh siswa.

3.2.2 Tempat Penelitian

Lokasi yang akan dijadikan sebagai tempat penelitian adalah SMP

Laboratorium Percontohan UPI Bandung yang terletak di Jl. Senjayaguru No. 1

Kampus UPI Bandung.

a. Tahap Penelitian

Prosedur Penelitian Administratif

1. Persiapan Penelitian

Dalam tahap ini, peneliti mempersiapkan hal-hal yang berkaitan dengan

penelitian, serta menentukan fokus permasalahan serta subjek penelitian dan

tempat penelitian yang dilaksanakan dapat biasa efektif dan efesien sesuai dengan

tujuan dan target yang ditetapkan.

b. Perizinan Penelitian

Perizinan ini dilakukan agar peneliti dapat dengan mudah melakukan

penelitian yang sesuai dengan objek serta subyek penelitian. Adapun perizinan

tersebut ditempuh dan dikeluarkan oleh:

1. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada

ketua Jurusan Pendidikan Kewarganegaraan untuk mendapatkan surat

rekomendasi untuk disampaikan kepada Dekan FIPS UPI.

2. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian kepada

pembantu dekan I atas nama dekan FPIPS UPI untuk mendapatkan surat

rekomendasinya untuk disampaikan kepada rector UPI.

3. Setelah mendapatkan izin kemudian penulis melakukan penelitian di tempat

yang telah ditentukan yaitu SMP Labschool UPI bandung.

c. Tahap Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Perencanaan

Pada tahap perencanaan, peneliti melakukan pembicaraan dengan guru PKn

(24)

48

oleh guru tersebut dan mencoba menawarkan solusi atas permasalahan

tersebut.

2. Tahap Pelaksanaan

Pada tahap ini peneliti mengadakan wawancara dengan siswa dan guru

tentang penerapan media komik dalam pembelajaran PKn untuk membina

karakter kewarganegaraan. Kemudian kegiatan utama dari penelitian ini

adalah menerapkan media komik dikelas dengan menggunakan beberapa

siklus. Selanjutnya membuat RPP dan scenario pembelajaran, membuat

lembar observasi dan membuat format wawancara guru dan siswa.

3.3 Pengumpulan Data

1. Observasi

Salah satu teknik penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

observasi. Menurut Endang Danial (2009, hlm. 77) mengatakan bahwa ”Observasi merupakan alat ilmiah untuk menguji suatu hipotesis, bahkan bias memunculkan konsep dan teori baru seperti halnya kuisoner”.

Sedangkan Hadi (dalam Sugiono, 2011, hlm 203) mengemukakan bahwa

‘Observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun

dari berbagai proses biologis dan psikologis’. Dua diantara yang terpenting adalah proses-proses pengamatan dan ingatan’.

Pendapat lain juga dikemukakan pula oleh Sugiono (2011, hlm. 203)

mengatakan:

Observasi sebagai teknik pengumpulan data mempunyai cirri-ciri yang spesifik bila dibandingkan dengan teknik lain, yaitu wawancara kuesioner. Kalau wawancara dan kuesioner selalu berkomunikasi dengan orang, maka observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga obyek-obyek alam yang lain.

Adapun observasi yang akan peneliti lakukan adalah pengumpulan data-data

yang berkenaan dengan siswa baik berbentuk dengan absen siswa, daftar nilai

siswa dan data-data lainnya yang digunakan sebagai penunjang penelitian, selain

itu penulis membuat kriteria penilaian dalam tahap observasi yang dibuat dalam

(25)

49

2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu teknik pengumpulan data banyak

digunakan dalam penelitian kualitatif. Menurut Endang denial (2009, hlm. 71)

mengemukakan bahwa:

Wawancara adalah teknik mengumpulkan data dengan cara mengadakan dialog, Tanya jawab antara peneliti dan responden secara sungguh-sungguh. Wawancara atau interview dilakukan dimana saja selama dialog ini dapat dilakukan, misalnya sambil berjalan, duduk, santai disuatu tempat, lapangan, dikantor, dibengkel, kebun atau dimana saja.

Seajalan dengan pendapat diatas Kerlinger (dalam Daniel, 2009, hlm. 71)

mengemukakan bahwa ’wawancara mungkin metode yang ada dimana-mana

digunakan untuk memperoleh informasi dari masyarakat. Praktis dan tidak terlalu terikat oleh waktu, tempat dan dimana saja’. Sugiono (2009, hlm. 194) mengemukakan bahwa:

Wawancara dapat dilakukan secara terstruktur maupun tidak terstruktur, dan dapat dilakukan melalui tatap muka (face to face) maupun dengan menggunakan telepon. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Bila peneliti atau pengumpulan data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh dalam melakukan wawancara pengumpulan data telah menyiapkan instrumen penelitian pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawabannya pun harus telah disiapkan. Sedangkan wawancara tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya.

Esterberg (dalam Sugiono, 2005, hlm. 73) mengatakan beberapa macam

wawancara yaitu terstruktur, semistruktur, dan tidak terstruktur.

a. Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh.

b. Wawancara semistruktur digunakan untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat ide-idenya.

c. Wawancara tak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalahan.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa wawancara

merupakan teknik penelitian yang digunakan untuk mendapatkan informasi.

(26)

50

mengenai permasalahan yang ada. Adapun wawancara ini ditujukan kepada guru,

kepala sekolah, dan siswa SMP Laboratorium Percontohan UPI Bandung kelas

VII.

3. Dokumentasi

Hasil dari penelitian dari observasi dan wawancara dilakukan dengan

dokumentasi yang bertujuan untuk mendapatkan data-data baik berupa catatan,

buku-buku, transkip dan sebagainya. Hasil dokumentasi peneliti berupa video dan

foto-foto pada saat pra penelitian dan pada saat penelitian berlangsung.

Menurut Endang Danial (2009, hlm. 79) mengatakan bahwa ”Studi dokumentasi adalah mengumpulkan sejumlah dokumen yang diperlukan sebagai

bahan dan informasi sesuai dengan masalah penelitian, seperti peta, data statistik,

dan jumlah nama pegawai, data, siswa, data penduduk, grafik, gambar,

surat-surat, foto, akte dan lain-lain.

Pendapat lain pula dikemukan oleh Sugiono (2005, hlm. 82) mengatakan

bahwa:

Studi dokumentasi adalah dokumen yang berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang. Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian kualitataif.

Dokumentasi merupakan penunjang peneliti dalam melakukan penelitian

yang sedang berlangsung. Dimana bertujuan untuk melengkapi berbagai temuan

yang terjadi pada proses pembelajaran, selain itu dokumentasi sebagai pelengkap

pada saat penelitian berlangsung.

4. Catatan Lapangan

Catatan lapangan dimaksudkan sebagai perlengkapan data tertulis bagi

peneliti untuk mengingat kejadian yang terjadi dilapangan. Seperti yang

dikemukakan oleh Moleong (2012, hlm. 208) mengatakan bahwa ”Catatan lapangan yang dibuat dilapangan sangatlah berbeda dengan catatan lapangan.

Catatan itu berupa coretan seperlunya yang sangat dipersingkat, berisi kata-kata

kunci, frasa, pokok-pokok isi pembicaraan atau pengamatan, mungkin gambar,

(27)

51

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa catatan lapangan

merupakan kumpulan data-data yang terjadi dilapangan ketika melakukan

pengamatan dan wawancara. Catatan lapangan sebagai untuk membantu peneliti

mencatat hal-hal temuan-temuan selama penelitian.

5. Tes

Tes gunakan dalam penelitian untuk mengukur tingkat pemahaman siswa

pada materi yang telah disampaikan oleh guru. seperti yang dikemukakan oleh

Arikunto (2010, hlm. 193) mengungkapkan bahwa:

Tes merupakan serentetan latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan intetergrasi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh kelompok atau individu.

Jadi dapat disimpulkan dari uraian diatas bahwa dengan tes maka dapat

mengukur sejauh mana pemahaman yang telah siswa capai. Tes juga mampu

menjadi bahan evaluasi untuk memperbaiki yang masih dirasa kurang dalam

proses pembelajaran.

3.4 Analisis Data

Analisis data digunakan sebelum memasuki lapangan hingga sampai selesai

dilapangan. Menurut Nasution (dalam Sugiono, 2011, hlm. 336) menyatakan bahwa ‘Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil

penelitian’. Sedangkan menurut Sugiyono (2011, hlm. 244) mengemukakan

bahwa:

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data kedalam kategori, menjabarkan data kedalam unit-unit, melaksanakan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan mana yang dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.

Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Bogdan dan Biklen (dalam

Moloeng, 2007, hlm. 248) mengemukakan bahwa:

(28)

52

menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.

Analisis data dalam penelitian kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki

lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai dilapangan. Menurut Arikunto

(2010, hlm. 131) mengemukakan dalam pelaksanaan PTK, ada dua jenis data

yang dikumpulkan peneliti, yaitu:

1. Data kuantitatif nilai hasil belajar siswa yang dapat dianalisis secara

deskriptif. Misalnya mencari nilai rata-rata, presentase keberhasilan belajar

dan lain-lain. Presentase dilakukan untuk menganalisis hasil observasi

aktivitas siswa dan observasi kegiatan guru dengan menghitung pada setiap

siklusnya. Adapun cara menghitung dalam setiap siklusnya yaitu:

Perolehan x 100%

Seluruhan aktivitas

Ketika hasil diperoleh dan dihitung kemudian hasil diklasifikasikan, yaitu: ˃80% : Sangat baik

60% - 79,9% : Baik

40% - 59,9% : Cukup

20% - 39,9% : Kurang

0% - 19,9% : Sangat Kurang

2. Data kualitatif yaitu data yang berupa informasi berbentuk kalimat yang

member gambaran tentang ekpresi siswa tentang tingkat pemahaman atau

sikap terhadap suatu mata pelajaran (kognitif), pandangan atau sikap siswa

terhadap metode belajar yang baru (afektif), aktivitas siswa dalam mengikuti

pelajaran, motivasi belajar, perhatian, dan sejenisnya dapat dianalisis secara

kualitatif

Dalam proses analisis data selama dilapangan penulis menggunakan model

Milers dan Huberman (dalam Sugiyono, 2012a, hlm. 91) terdiri atas tiga aktivitas,

yaitu data reduction, data display dan conclusion drawing or verification. Ketiga

rangkaian aktivitas teknik analisis data tersebut penulis terapkan dalam penelitian

(29)

53

1. Reduksi Data (Data Reduction)

Sugiono (2011, hlm. 338) mengemukakan bahwa ”Reduksi data ialah merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu”. Hal tersebut dilakukan karena jumlah data yang banyak oleh karena itu diperlukan

pencatatan secara teliti agar menghasilkan data yang akurat.

2. Penyajian data(Data Display)

Dalam penelitian kualitatif ’’penyajian data dilakukan dalam bentuk bagan,

tabel, grafik, phie chard, pictogram dan sejenisnya” .Sugiono, (2011, hlm. 341). Selain itu Sugiono mengatakan (2011, hlm. 341) mengatakan dalam penelitian kualitatif ’’penyajian data dilakukan dalam bentuk bagan, uraian

singkat maupun hubungan antara kategori”. Dengan penyajian data maka

akan memudahkan untuk memahami apa yang sedang terjadi dan

merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami.

3. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi (Conclusion Drawing Verification)

Penarikan kesimpulan menurut Miles dan Huberman (dalam Sugiono, 2012,

hlm. 345) mengatakan bahwa ”Kesimpulan awal yang dikemukakan masih

bersifat sementara, dan akan berubah apabila tidak ditemukan bukti-bukti

yang kuat yang mendukung pada tahap pengumpulan data berikutnya. Tetapi

apabila kesimpulan yang dilakukankan pada tahap awal didukung dengan

bukti-bukti yang valid dan konsisten saat peneliti kembali kelapangan saat

mengumpulkan data, maka kesimpulan yang dikemukakan merupakan

(30)

DAFTAR PUSTAKA

A.Buku

Ahmad Rohani (1997). Media Instruksional Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta

Arifin, Barnawi (2012). Strategi dan Kebijakan Pembelajaran Pendidikan Karakter. Jogjakarta: AR-Ruzz Media

Arikunto, Suharsimi (2010).Penelitian Tindak Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara

Arsyad Azhar (2009). Media Pembelajaran, Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Azwar, Saifuddin. (1998). Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Boneef Marcel (1998). Komik Indonesia, Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia

Creswell. (2010). Research Design Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan Mixed. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Danial, Endang. (2009). Metode Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Laboratorium PKn Universitas Pendidikan Indonesia

Daryanto, Drs (2010). Media Pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media

Djaramah & Zain (2006). Strategi Belajar Mengajar, Bandung: PT Rineka Cipta

Fathurrohman & Sutikno (2007). Strategi Belajar Mengajar, Bandung: Refika Aditama

Jogjakarta: AR-Ruzz Media

Kesuma Dharma & Triatna & Permana. (2011). Pendidikan Karakter Kajian Teori dan Praktikan di Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Komalasari Kokom (2010). Pembelajaran Kontekstual Konsep Aplikasi. Bandung: PT Refika Aditama

Kosasih (2011). Teori Belajar Dan Pembelajaran, Bandung: Upi Press

Lickona Thomas (2012). Character Matters. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Maharsi Indria (2011). Komik Dunia Kreatif Tanpa Batas. Yogyakarta: Kata Buku

Mulyanta & Leong (2009). Tutorial Membangun Multimedia Interaktif Media Pembelajaran, Yogyakarta: Universitas atma jaya

Mulyasa (2011). Manejemen Pendidikan Karakter. Jakarta: Bumi Aksara

(31)

133

Nurmalina & Syaifullah (2008). Memehami Pendidikan Kewarganegaraan. Bandung: Laboratorium Pendidikan Kewarganegaraan.

Pupuh Fathurrohman, M.Sobbry Sutikno.(2007). Strategi belajar mengajar melalui pemehaman konsep umum dan konsep islami. Bandung: PT Refika Aditama.

Samani Muchlas & Hariyanto. (2011). Pendidikan Karakter. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Somantri Numan (1976). Metode Mengajar Civics. Jakarta: Erlangga

Sudjana nana & Rivai (2010). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algasindo

Sudjana nana & Rivai ahmad. (2011). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algeindo

Sugiono, Prof.Dr. (2011). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Toni Masdiono (1998). 14 Jurus Membuat Komik, Jakarta: Creative Media

Winarno (2013). Pembelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Jakarta: PT Bumi Aksara

Wiriaatmadja, Rochiati. (2008). Metode Penelitian Tindak Kelas. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Wlodkowski & Jaynes (2004). Hasrat Untuk Belajar. Yogyakarta: Pustaka Belajar

B.Jurnal

Athirah binti Md Desa. (2011). Komik Jadi Bahan Pembelajaran dan Uses Of Cartoon and Comics to teach Algebral in Mathematics Classroom. Ulasan Artikel, Institut Pendidikan Guru Kampus Pulau Pinang.

Handy Dwi N & Durinda Puspasari. Pengembangan Media Pembelajaran Komik pada materi sistem Kearsipan pada siswa kelas XAP1 SMK Negeri 2 Blitra. Pendidikan Administrasi Perkantoran, Fakultas Ekonomi, Universitas Surabaya.

Mediawati, Elis (2011). Pengembangan Akutansi Keuangan melalui Media Komik untuk meningkatkan prestasi mahasiswa. Jurnal Penelitian Pendidikan. 12 (1) hlm. 68

(32)

134

cerita Bab Pecahan pada siswa kelas V SDN Ngembung. Jurnal Teknologi Pendidikan. 10 hlm. 1

C. Perundang-undangan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Daftar Online:

Ragil. Bab II Tinjauan Pustaka. Tersedia di:

Gambar

Gambar 2.1

Referensi

Dokumen terkait

 Dari dasar konstitusional, jika sebelumnya desa hanya berdasarkan Pasal 18 ayat (7) (tentang penyelenggaraan Pemerintahan Daerah), Undang-Undang Desa yang baru

Berdasarkan pertimbangan- pertimbangan tersebut, maka diperlukan suatu konsep pengelolaan sampah Kampus Undip Tembalang yang terdiri dari lima aspek yang

limbah cair PT Kertas Basuki Rachmat dengan kesehatan masyarakat. di

Bagaiman mungkin orang yang dihatinya terdapat cinta Tuhan seberat separuh biji atom, bias mendengar ucapan

Tujuan disusunnya buku putih ini adalah untuk menjadi baseline-data terkait kondisi sanitasi kabupatenMerangin saat ini yang akan digunakan dalam penyusunan Strategi

Adapun yang menjadi permasalahan yang akan dibahas dari skripsi ini yaitu bagaimana pengaturan diversi dalam Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2012 tentang Sistem

atau pengutipan dengan cara-cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang. berlaku dalam

Nilai r sama dengan nol artinya kedua variabel tidak. menunjukkan hubungan