• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Imunologi-Dina Permatasari (10330010)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Imunologi-Dina Permatasari (10330010)"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS MATA KULIAH I

TUGAS MATA KULIAH IMUNOLOGI

MUNOLOGI

“IMUNOPROFOLAKSI”

“IMUNOPROFOLAKSI”

Dosen : Dra. Refdanita, M.Si, Apt

Dosen : Dra. Refdanita, M.Si, Apt

DISUSUN OLEH :

DISUSUN OLEH :

Dina

Dina Permatasari

Permatasari

(10330010)

(10330010)

PROGRAM STUDI FARMASI PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL INSTITUT SAINS DAN TEKNOLOGI NASIONAL

2013 2013

(2)

KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang. Maha Esa atas berkat, rahmat, dan Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang. Maha Esa atas berkat, rahmat, dan ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Imunologi yang membahas ridho-Nya lah kami dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Imunologi yang membahas tentang

tentang ““ImunoprofilaksiImunoprofilaksi””..

Terima kasih kami ucapkan kepada : Terima kasih kami ucapkan kepada :

1.

1. Ibu Dra. Refdanita, M.Si, Apt Selaku dosen Imunologi ISTNIbu Dra. Refdanita, M.Si, Apt Selaku dosen Imunologi ISTN 2.

2. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materil.Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan moril dan materil. 3.

3. TemanTeman –  –  teman yang memberikan masukkan dan saran kepada kami. teman yang memberikan masukkan dan saran kepada kami.

Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna Kami menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari kata sempurna serta masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran sangat dinantikan guna serta masih banyak kekurangan. Untuk itu, kritik dan saran sangat dinantikan guna  penyempurnaaan makalah ini dimasa mendatang.

 penyempurnaaan makalah ini dimasa mendatang.

Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan Kami juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat kesalahan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud kami. Semoga makalah kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam memahami maksud kami. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan serta bermanfaat bagi kami maupun pembaca. ini dapat memberikan wawasan dan pengetahuan serta bermanfaat bagi kami maupun pembaca. Semoga Tuhan senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua.

Semoga Tuhan senantiasa memberikan bimbingan dan petunjuk kepada kita semua.

Jakarta,

Jakarta, Oktober Oktober 20132013

Penyusun Penyusun

(3)

DAFTAR ISI

Halaman HALAMAN JUDUL KATA PENGANTAR  ... ... i DAFTAR ISI... ii BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... ... 1 1.2 Rumusan Masalah ... 1 1.3 Tujuan Penulisan ... 2 1.4 Metode Penulisan ... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh ... 3

2.2 Fungsi Sistem Imun ... ... 3

2.3 Komponen Sistem Imun ... 4

2.4 Jenis-jenis Sistem Kekebalan Tubuh ... 5

BAB III PEMBAHASAN 3.1 Pengertian Imunofilaksis ... ... 12

(4)

3.2 Fungsi Imunoprofilaksis ... 12 3.3 Tindakan Imunoprofilaksi ... ... 12 3.4 jenis-jenis Imunisasi ... ... 13 3.5 Jenis-jenis vaksin ... 14 BAB IV PENUTUP 4.1 Kesimpulan ... 16

(5)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Imunologi adalah suatu cabang yang luas dari ilmu biomedis yang mencakup kajian mengenai semua aspek sistem imun (kekebalan) pada semua organisme. Imunologi antara lain mempelajari peranan fisiologis sistem imum baik dalam keadaan sehat maupun sakit; malafungsi sistem imun pada gangguan imunologi (penyakit autoimun, hipersensitivitas, defisiensi imun,  penolakan allograft); karakteristik fisik, kimiawi, dan fisiologis komponen-komponen sistem imun in vitro, in situ, dan in vivo. Imunologi memiliki berbagai penerapan pada berbagai disiplin ilmu dan karenanya dipecah menjadi beberapa subdisiplin. Imunitas atau kekebalan adalah sistem  pada organisme yang bekerja melindungi tubuh terhadap pengaruh antigen yang dapat bersifat  patogen bagi tubuh.

Kata imun berasal dari bahasa latin “imunitas” yang berarti pembebasan (kekebalan) yang diberikan kepada para senator Romawi selama masa jabatan mereka terhadap kewajiban sebagai warganegara biasa dan terhadap dakwaan. Sistem imun adalah suatu sistem dalam tubh yang terdiri dari sel-sel serta produk zat-zat yang dihasilkannya, yang bekerja sama secara kolektif dan terkoordinir untuk melawan benda asing seperti kuman-kuman penyakit atau racun yang masuk ke dalam tubuh. Kuman disebut antigen. Pada saat pertama kali antigen masuk ke dalam tubuh, maka sebagai reaksinya tubuh akan membuat zat anti yang disebut antibodi.

Imunisasi adalah pemberian vaksin kepada seseorang untuk melindunginya dari beberapa  penyakit tertentu. Imunisasi merupakan upaya untuk mencegah penyakit lewat peningkatan

kekebalan tubuh seseorang.

1.2 Rumusan Masalah

(6)

1. Apakah yang dimaksud dengan System Kekebalan Tubuh Dan Fungsi System Imun ? 2. Bagaimana komponen System Imun Dan Jenis-Jenis System Kekebalan Tubuh ? 3. Apakah pengertian dari Imunofilaksis ?

4. Apa saja fungsi imunoprofilaksis dan Tindakan Imunoprofilaksis ? 5. Bagaimana jenis-jenis imunisasi dan vaksin ?

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan penulisan pada makalah ini yaitu sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengertian System Kekebalan Tubuh Dan Fungsi System Imun 2. Untuk mengetahui komponen System Imun Dan Jenis-Jenis System Kekebalan Tubuh 3. Untuk mengetahui pengertian Imunorpofilaksis

4. Untuk mengetahui fungsi imunoprofilaksis dan Tindakan Imunoprofilaksis 5. Untuk mengetahui jenis-jenis imunisasi dan vaksin

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang dipakai yaitu menggunakan metode literature dari internet sebagai sumber makalah.

(7)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh (imunitas) adalah sistem mekanisme pada organisme yang melindungi tubuh terhadap pengaruh biologis luar dengan mengidentifikasi dan membunuh  patogen serta sel tumor. Sistem ini mendeteksi berbagai macam pengaruh biologis luar yang luas, organisme akan melindungi tubuh dari infeksi, bakteri, virus sampai cacing parasit, serta menghancurkan zat zat asing lain dan memusnahkan mereka dari sel organisme yang sehat dan  jaringan agar tetap dapat berfungsi seperti biasa.

2.2 Fungsi Sistem Imun

Sistem imun memiliki beberapa fungsi bagi tubuh, yaitu sebagai: a. Penangkal “benda” asing yang masuk ke dalam tubuh.

 b. Untuk keseimbangan fungsi tubuh terutama menjaga keseimbangan komponen tubuh yang telah tua.

c. Sebagai pendeteksi adanya sel-sel abnormal, termutasi atau ganas, serta menghancurkannya. Sasaran utama : bakteri patogen & virus. Leukosit merupakan sel imun utama (disamping sel plasma, makrofag & sel mast).

Sel – sel efektor pada sistem imun : Leukosit Terdiri dari : 1)  Neutrofil

Sel fagositik yang dapat memakan dan menghancurkan bahan bahan yang tidak  perlu.

2) Eosinofil

Mengeluarkan zat zat kimiawi yang menghancurkan cacing parasit dan berperan dalam manifestasi alergi.

3) Limfosit

(8)

Berubah menjadi sel plasma yang mengeluarkan antibodi yang secara tidak langsung menyebabkan destruksi zat asing.

 b. Limfosit T

Berperan dalam imunitas selular dengan destruksi langsung melalui cara nonfagosit

4) Monosit

Berubah menjadi makrofag

Sistem imun menyediakan kekebalan terhadap suatu penyakit yang disebut imunitas. Respon imun adalah suatu cara yang dilakukan tubuh untuk memberi respon terhadap masuknya patogen atau antigen tertentu ke dalam tubuh.

2.3 Komponen Sistem Imun

Komponen utama dalam sistem imun adalah sel darah putih. Sistem kekebalan tubuh  berkaitan dengan sel darah putih atau leukosit. Berdasarkan adanya bintik-bintik atau granular,

Leukosit terbagi atas :

1. Granular, memiliki bintik-bintik. Leukosit granular yaitu Basofil, Acidofil/Eosinofil dan  Neutrofil.

2. Agranular, tidak memiliki bintik-bintik. Leukosit Agranular yaitu Monosit dan Limfosit. Selain itu, ada juga sel bernama Macrophage (makrofag), yang biasanya berasal dari monosit. Makrofag bersifat fagositosis, menghancurkan sel lain dengan cara memakannya. Kemudian, pada semua limfosit dewasa, permukaannya tertempel reseptor antigen yang hanya dapat mengenali satu antigen. Ada juga Sel Pemuncul Antigen (Antigen Presenting Cells). Saat antigen memasuki memasuki sel tubuh, molekul tertentu mengikatkan diri pada antigen dan memunculkannya di hadapan limfosit. Molekul ini dibuat oleh gen yang disebut Major Histocompability Complex (MHC) dan dikenal sebagai molekul MHC. MHC 1 menghadirkan antigen di hadapan Limfosit T pembunuh dan MHC II menghadirkan antigen ke hadapan Limfosit T Pembantu.

(9)

2.4 Jenis-Jenis Sistem Kekebalan Tubuh

Sistem kekebalan tubuh terbagi 2, yaitu : 1. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya

Sistem kekebalan tubuh berdasarkan asalnya terbagi 2, yakni:

1) Kekebalan Nonspesifik (Kekebalan tubuh bawaan atau Kekebalan tubuh alami) 2) Kekebalan tubuh spesifik.

Ciri-cirinya :

 Sistem ini tidak selektif, artinya semua benda asing yang masuk ke dalam tubuh

akan diserang dan dihancurkan tanpa seleksi.

 Tidak memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi yang terjadi sebelumnya.

 Eksposur menyebabkan respon maksimal segara Sistem ini memiliki

komponen-komponen yang mampu menagkal benda masuk ke dalam tubuh, yakni : a) Rintangan Mekanis

Rintangan mekanis merupakan sistem pertahanan tubuh yang pertama dan umumnya terletak di bagian permukaan tubuh.

Terdiri atas :  Kulit

Terdiri dari lapisan tanduk yang tidak mudah ditembus oleh benda asing kecuali jika kulit dalam keadaan terluka. Asam lemak dan keringat yang dihailkan oleh kelenjar di kulit juga akan mencegah benda asing masuk ke dalam tubuh.

 Selaput Lendir

Merupakan hasil sekresi dari sel yang terdapat di sepanjang saluran  pernapasan dan saluran pencernaan.Pada saluran pernapaan,Selaput lendir  berfungi dalam menangkap bakteri atau benda asing yang masuk ke dalam

tubuh melalui saluran pernapasan.

Contoh : Selaput Lender pada hidung. Selaput lender pada saluran  pencernaan berfungsi sebagai rintangan yang melindungi sel diluar system  pencernaan.

(10)

 b) Rambut-rambut halus: Sebagian besar terdapat pada saluran pernapasan.

Contoh : Di hidung, rambut-rambut halus berfungsi sebagai penyaring udara yang masuk melalui hidung.

c) Hasil Sekresi

 Berperan untuk membunuh benda asing dengan menggunakan zat kimia dan enzim.

 Bakteri yang terdapat di permukaan tubuh (bakteri nonpatogen)

Berfungsi untuk menekan pertumbuhan bakteri patogen yang akan masuk ke dalam tubuh.

 Sel Darah Putih

Merupakan system pertahanan tubuh kedua. Apabila benda asing berhasil melewati system pertahanan pertama dan masuk ke dalam tubuh,maka sel darah putih akan mencegah benda asing masuk lebih jauh lagi ke dalam tubuh. Sel darah putih akan menghancurkan setiap benda asing yang masuk ke dalam tubuh dengan cara fagositosis.

 Mekanisme fagositosis:

1. Mikroba menempel ke fagosit.

2. Fagosit membentuk pseudopodium yang menelan mikroba 3. Vesikula fagositik bersatu sengan lisosom

4. Mikroba dibunuh oleh enzim dalam fagolisosom 5. Sisa-sisa mikroba dikeluarkan lewat eksotisosis d) Sel Natural Killer

Merupakan sel pertahanan yang mampu melisis dan membunuh sel-sel kanker serta sel tubuh yang terinfeksi virus sebelum diaktifkanya system kekebalan adaptif. Sel ini membunuh dengan cara menyerang membrane sel target dan melepaskan senyawa kimia preforin.

e) Protein Komplemen

Merupakan protein darah yang berfungsi membantu system pertahanan sel darah  putih. Protein komplemen membantu system kekebalan tubuh dengan cara:

(11)

Opsonin untuk mempermudah terjadinya fagositosis. Kemotoksin berfungsi sebagai penarik sel darah putih menuju ke infeksi , sedangkan kinin untuk meningkatkan permeabilitas pembuluh darah.

 Berperan dalam proses penghancuran membrane sel  Mikroorganisme yang menyerang tubuh.

 Menstimulasi sel darah putih agar menjadi lebih aktif. f) Interferon

Sel yang berperan dalam mensekresikan sekumpulan protein saat tubuh kita terserang virus. Interferon akan bertindak sebagai antivirus dan bereaksi dengan sel yang belum terinfeksi oleh virus. Interferon juga dapat merangsang limfosit untuk mengahncurkan dan membunuh sel-sel yang terinfeksi virus.

g) Kekebalan tubuh spesifik ( kekebalan adaptif atau Kekebalan tubuh buatan )

Kekebalan tubuh spesifik adalah system kekebalan yang diaktifkan oleh kekebalan tubuh nonspesifik dan merupakan system pertahanan tubuh yang ketiga.

Ciri-cirinya :

1. Bersifat selektif terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh.

2. Sistem reaksi ini tidak memiliki reaksi yang sama terhadap semua jenis benda asing

3. Memiliki kemampuan untuk mengingat infeksi sebelumnya

4. Melibatkan pembentukan sel-sel tertentu dan zat kimia (antibody) 5. Perlambatan waktu antara eksposur dan respon maksimal.

 Komponen yang terlibat dalam kekebalan tubuh spesifik adalah: 1. Antigen

Merupakan zat kimia asing yang masuk ke dalam tubuh dan dapat merangsang terbentuknya antibodi. Antigen memiliki struktur tiga dimensi dengan dua atau lebih determinant site. Determinant site merupakan bagian dari antigen yang dapat melekat pada bagian sisi pengikatan pada antibodi. Antigen dapat berupa  protein, sel bakteri atau zat kimia yang dikeluarkan mikroorganisme.

Jenis-Jenis Antigen:

(12)

b. Isoantigen: Antigen dari spesies sama tetapi struktur genetiknya berbeda. c. Autoantigen: Antigen yang berasal dari tubuh itu sendiri.

d. Hapten: Merupakan suatu determinant site yang lepas dari struktur antigen. Hapten hanya dapat berikatan dengan antibody apabila disuntikkan ke dalam tubuh.

2. Antibodi ( Imunoglobulin atau Ig)

Merupakan zat kimia (protein plasma) yang dapat mengidentifikasi antigen. Antibodi dihasilkan oleh sel limfosit B. Ketika sel limfosit B mengidentifikasi antigen,dengan cepat sel akan bereplikasi untuk menghasilkan sejumlah besar sel plasma. Sel plasma lalu akan menghasilkan antibodi dan melepaskanya ke dalam cairan tubuh. Sel limfosit B juga menghasilkan sel memori B, dengan struktur yang sama dengan sel limfosit B dan dapat hidup lebih lama daripada sel plasma.

3. Antibodi Poliklonal

Antibodi dihasilkan di dalam tubuh secara alami yang dibentuk merupakan klon dari sel-sel limfosit dan umum.

4. Antibodi monoclonal

Antibodi yang dibentuk di luar tubuh melalui fusi sel. Merupakan hasil  pengklonan satu sel hibridoma. Berfungsi untuk mendiagnois penyakit kanker

dan hepatisis

Antibodi memiliki struktur seperti huruf Y dengan dua lengan dan satu kaki. Lengan tersebut dinamakan antigen dinding site, yakni tempat melekatnya antigen. Molekul antibody dapat dikelompokkan menjadi lima kelas yakni: IGg, IgA, IgM, IgD, IgE.

 Jenis-jenis antibodi:

Antibodi A (bahasa Inggris: Immunoglobulin A,IgA) adalah antibodi yang memainkan peran penting dalam imunitasmukosis (en:mucosal immune). IgA  banyak ditemukan pada bagian sekresi tubuh (liur, mukus, air mata, kolostrum dan susu) sebagai sIgA (en:secretory I gA) dalam perlindungan permukaan organ

(13)

tubuh yang terpapar dengan mencegah penempelan bakteri dan virus ke membran mukosa. Kontribusi fragmen konstan sIgA dengan ikatan komponen mukusmemungkinkan pengikatan mikroba.

Antibodi D (bahasa Inggris: Immunoglobulin D,IgD) adalah sebuah monomer dengan fragmen yang dapat mengikat 2 epitop. IgD ditemukan pada permukaan  pencerap sel bersama dengan IgM atau sIga, tempat IgD dapat mengendalikan aktivasi dan supresi sel B. IgD berperan dalam mengendalikan produksi auto antibodi sel B. Rasio serum IgD hanya sekitar 0,2%.

Antibodi E  (bahasa Inggris: antibody E, immunoglobulin E,IgE ) adalah jenis antibodi yang hanya dapat ditemukan pada mamalia. IgE memiliki peran yang  besar pada alergi terutamapada hipersensitivitas tipe 1. IgE juga tersirat dalam sistemkekebalan yang merespon cacing parasit (helminth) seperti Schistosomamansoni ,Trichinell aspir alis, dan Fasciolahepatica,serta terhadap  parasit protozoa tertentu seperti Plasmodium falciparum, dan artropoda.

Antibodi G (bahasa Inggris: Immunoglobulin G,IgG) adalah antibodi monomeris yang terbentuk dari dua rantai berat dan rantai ringan, yang saling mengikat dengan ikatan disulfida,dan mempunyai dua fragmen antigen-binding. Populasi IgG paling tinggi dalam tubuh dan terdistribusi cukup merata di dalam darah dan cairan tubuh dengan rasio serum sekitar 75% pada manusia dan waktu paruh 7 hingga 23 hari bergantung pada sub-tipe.

Antibodi M (bahasa Inggris: Immunoglobulin M,IgM, macroglobulin) adalah antibodi dasar yang berada pada plasma B. Dengan rasio serum 13%, IgM merupakan antibody dengan ukuran paling besar, berbentuk pentameris 10 areaepitop pengikat, dan teredar segera setelah tubuh terpapar antigen sebagai respon imunitas awal (en: primary mmuneresponse) pada rentang waktu paruh sekitar 5 hari. Bentuk monomeris dari IgM dapat ditemukan pada permukaan limfosit-B dan reseptor sel-B. IgM adalah antibodi pertama yang tercetus pada 20 minggu pertama masa janin kehidupan seorang manusia dan berkembang secara

(14)

fitogenetik(en: phylogenetic ). Fragmen konstan IgM adalah bagian yang menggerakkan lintasan komplemen klasik.

Antibodi dapat menghentikan aktivitas antigen yang merusak dengan cara mengikatkan antibodi pada antigen dan menjauhkan antigen tersebut dari sel yang ingin dirusak. Proses ini dinamakan neuralisasi. Semua Ig mempunyai kemampuan ini. Antibodi juga mempersiapkan antigen untuk dimakan oleh makrofag. Antobodi mengikatkan diri pada antigen sehingga permukaannya menjadi lebih mudah menempel pada makrofag. Proses ini disebut opsonisasi.

Antibodi tidak menghancurkan antigen secara langsung, akan tetapi menetralkannya atau menyebabkan antigen ini menjadi target bagi proses  penghancutan oleh mekanisme opsonosasi, aglutinasi,presipitasi atau fiksasi komplemen. Opsonisasi, aglutinasi dan presipitasi meningkatkan proses fagositosis dari komplek antigen-antibodi sementara fiksasi komplemen memicu proses lisis dati protein komplemen pada bakteri atau virus.

2. Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya.

Sistem kekebalan tubuh berdasarkan mekanisme kerjanya terbagi 2, yaitu : 1. Imunitas humoral

Imunitas humoral yaitu imunitas yang dimediasi oleh molekul di dalam darah yang disebut antibodi. Antibodi dihasilkan oleh sel B limfosit. Mekanisme imunitas ini ditujukan untuk benda asing yang berada di di luar sel (berada di cairan atau jaringan tubuh). B limfosit akan mengenali benda asing tersebut, kemudian akan memproduksi antibodi. Antibodi merupakan molekul yang akan menempel di suatu molekul spesifik (antigen) di permukaan benda asing tersebut. Kemudian antibodi akan menggumpalkan benda asing tersebut sehingga menjadi tidak aktif, atau berperan sebagai sinyal bagi sel-sel fagosit.

2. Imunitas selular

Imunitas selular adalah respon imun yang dilakukan oleh molekul-molekul protein yang tersimpan dalam limfa dan plasma darah. Imunitas ini dimediasi oleh sel T limfosit. Mekanisme ini ditujukan untuk benda asing yang dapat menginfeksi sel (beberapa bakteri dan virus) sehingga tidak dapat dilekati oleh antibodi.

(15)

T limfosit kemudian akan menginduksi 2 hal:

 fagositosis benda asing tersebut oleh sel yang terinfeksi.

 lisis sel yang terinfeksi sehingga benda asing tersebut terbebas ke luar sel dan

dapat di dilekati oleh antibodi.

BAB III

PEMBAHASAN

(16)

3.1 Pengertian Imunofilaksis

Imunofilaksis adalah pencegahan penyakit infeksi terhadap antibodi spesifik. Selain itu  juga, merupakan pencegahan penyakit melalui sistem imun dengan tindakan mendapatkan kekebalan resistensi relatif terhadap infeksi mikroorganisme yang patogen serta menimbulkan efek positif untuk pertahanan tubuh dan efek negatif menimbulkan reaksi hipersensivitas.

Imunisasi merupakan kemajuan besar dalam usaha imunoprofilaksis. Imunisasi merupakan upaya pencegahan terhadap penyakit tertentu pada diri seseorang dengan pemberian vaksin. Vaksin adalah antigen yang dapat bersifat aktif maupun inaktif yang berasal dari mikroorganisme ataupun racun yang dilemahkan.

3.2 Fungsi Imunoprofilaksis

1. Meningkatkan sistem kekebalan tubuh terhadap penyakit, kekebalan terhadap penyakit dapat dipacu dengan pemberian imunostimulan termasuk vaksinasi dan vitamin.

2. Mengurangi penularan suatu penyakit.

3.3 Tindakan Imunoprofilaksis

Ada beberapa tindakan yang dapat dilakukan yaitu : 1. Tindakan mendapatkan kekebalan

2. Resistensi relatif hospes terhadap reinfeksi mikro-organisme tertentu 3. Mencegah penyakit infeksi dengan mikro-organisme patogen

4. Efek (+) : pertahanan tubuh 5. Efek (-) : reaksi hipersensitivitas

3.4 Jenis –  Jenis Imunisasi

(17)

Imunisasi aktif adalah pemberian satu atau lebih antigen agen yang infeksius pada seorang individu untuk merangsang sistem imun untuk memproduksi antibodi yang akan mencegah infeksi. Antibodi dapat timbul secara alami, tetapi paling sering sengaja diberikan. Antibodi dapat memberi perlindungan seumur hidup atau perlindungan untuk sementara waktu. Beberapa vaksin  perlu diulangi pemberiannya pada interval tertentu.

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam imunisasi aktif, yaitu:

 Perlu ada paparan (exposure) antigen

 Dapat alami (infeksi) atau buatan (vaksin)

 Perlu waktu untuk pembentukan

 Terbentuk kekebalan untuk jangka waktu yang lama terhadap infeksi mendatang

Faktor- factor yang pengaruhi Imunisasi Aktif yaitu :  Faktor genetik

 Umur

 Metabolisme.

Imunisasi pasif adalah adalah pemindahan antibodi yang telah dibentuk yang dihasilkan oleh host lain. Antibodi ini dapat timbul secara alami atau sengaja diberikan.

(18)

 Tak perlu ada paparan (exposure) antigen

 Kekebalan humoral (antibodi)

 Dapat bersifat alami, terdiri dari: maternal mel. Plasenta dan kolostrum.

 Dapat bersifat perolehan/buatan, terdiri dari antiserum dan imunoglobulin.

 Derajat kekebalan

 Antigenisitas

 Portal of entery

 Kuantitas antigen

 Kecepatan penyebaran antigen

3.5 Jenis –  Jenis Vaksin

Beberapa jenis vaksin dibedakan berdasarkan proses produksinya, antara lain: a) Vaksin hidup (Live Attenuated Vaccine)

Vaksin terdiri dari kuman atau virus yang dilemahkan, masih antigenik namun tidak patogenik. Contohnya adalah virus polio oral. Oleh karena vaksin diberikan sesuai infeksi alamiah (oral), virus dalam vaksin akan hidup dan berkembang biak di epitel saluran cerna, sehingga akan memberikan kekebalan lokal. Sekresi IgA lokal yang ditingkatkan akan mencegah virus liar yang masuk ke dalam sel tubuh.

 b) Vaksin mati (Killed vaccine/ Inactivated vaccine)

Vaksin mati tidak jelas patogenik dan tidak berkembang biak dalam tubuh. Oleh karena itu, diperlukan pemberian beberapa kali.

(19)

Susunan vaksin ini (misal hepatitis B) memerlukan epitop organisme yang  patogen. Sintesis dari antigen vaksin tersebut melalui isolasi dan penentuan kode gen

epitop bagi sel penerima vaksin. d) Toksoid

Bahan bersifat imunogenik yang dibuat dari toksin kuman. Pemanasan dan  penambahan formalin biasanya digunakandalam proses pembuatannya. Hasil pembuatan  bahan toksoid yang jadi disebut sebagai natural fluid plain toxoid dan merangsang terbentuknya antibodi antitoksin. Imunisasi bakteriil toksoid efektif selama satu tahun. Bahan ajuvan digunakan untuk merperlama rangsangan antigenik dan meningkatkan imunogenesitasnya.

e) Vaksin Plasma DNA (Plasmid DNA Vaccines)

Vaksin ini berdasarkan isolasi DNA mikroba yang mengandun kode antigen yang  patogen dan saat ini sedang dalam perkembangan penelitian. Hasil akhir penelitian pada  binatang percobaan menunjukkan bahwa vaksin DNA (virus dan bakteri) merangsang respon humoral dan seluar yang cukup kuat, sedangkan penelitian klinis pada manusia saatini sedang dilakukan.

BAB IV

PENUTUP

(20)

Imunofilaksis adalah pencegahan penyakit infeksi terhadap antibodi spesifik. Selain itu  juga, merupakan pencegahan penyakit melalui sistem imun dengan tindakan mendapatkan kekebalan resistensi relatif terhadap infeksi mikroorganisme yang patogen serta menimbulkan efek positif untuk pertahanan tubuh dan efek negatif menimbulkan reaksi hipersensivitas. Imunisasi merupakan kemajuan besar dalam usaha imunoprofilaksis. Imunisasi merupakan upaya  pencegahan terhadap penyakit tertentu pada diri seseorang dengan pemberian vaksin. Vaksin

adalah antigen yang dapat bersifat aktif maupun inaktif yang berasal dari mikroorganisme ataupun racun yang dilemahkan.

Sistem kekebalan tubuh seseorang lemah atau tidak tahan menahan masuk nya virus dalam tubuhnya,maka tubuh tersebut gampang dimasukin vaksin. Oleh karena itu,perlu diberi vaksinasi dalam tubuh seseorang agar bisa mencegah masuknya virus.

Imunoprofilaksis adalah pencegahan penyakit infeksi terhadap antibodi spesifik. Fungsi imunoprofilaksis yaitu meningkatkan kekebalan tubuh terhadap penyakit dan mengurangi  penularan penyakit. Tindakan yang dilakukan dalam imunoprofilaksis untuk mencegah masuknya

virus atau vaksin masuk dalam tubuh. Jenis-jenis imunisasi yaitu imunisasi aktif dan imunisasi  pasif. Jenis  –   jenis vaksin yaitu vaksin hidup, vaksin mati, rekombinan, toksoid, dan vaksin  plasma DNA.

(21)

1. Rahardjo,P.,Adi, (Tahun tidak tercantumkan), Imunoprofilaksis dan Imunoterapi, Universitas Airlangga, Fakultas Kedokteran Hewan Bagian Mikrobiologi Veteriner, Laboratorium Virologi dan Imunologi.

2. Oen L.H. Majalah Cermin Dunia Kedokteran. Jakarta: PT.Kalbe Farma. 1990. h.58.

3. Bellanti, J.A. Penggunaan Vaksin. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.1993. p. 553-560.

4. Bratawidjaja, Karnen Garna. Imunologi Dasar. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. 2009. p. 68.

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui adanya pengaruh persentase volume perbaikan terhadap tegangan - regangan dan kohesi (c) pada tanah lempung ekspansif di Kecamatan Ngasem Kabupaten

10 : Form Input pesan asli, pesan samaran dan pembuatan tanda tangan digital Ong-Schnorr- Shamir Subliminal Channel Scheme.. 11 : Form Verifikasi Pesan Samaran

Pada penelitian yang dilakukan pada 25 titik di areal blok RKT 2014 PT Inhutani I Batu Ampar – Mentawir penampang melintang jalan cabang di areal blok RKT 2014 tidak memiliki

Berdasarkan beberapa definisi diatas dapat diambil suatu kesimpulan bahwa promosi merupakan suatu upaya penyampaian informasi dari perusahaan yang ditujukan bagi calon

Dari hasil karakterisasi lapisan tipis CuInSe2 dengan EDAX tersebut, muneul unsur lain yaitu 0, unsur 0 muneul dimungkinkan karena unsur Cu, In dan Se bereaksi dengan 0 di udara

Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang disusun secara sistematis yang memungkinkan peserta didik dapat belajar dengan dirancang sesuai kurikulum yang berlaku

Namun, saat ini dengan berpindahnya pengelolaan Gunung Halimun kepada Balai Taman Nasional Gunung Halimun-Salak maka kayu-kayu yang ditanam warga dan siap panen, tidak boleh