• Tidak ada hasil yang ditemukan

TUGAS PERENCANAAN PEDESAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TUGAS PERENCANAAN PEDESAAN"

Copied!
35
0
0

Teks penuh

(1)

POTENSI DAN TINGKAT PERKEMBANGAN WILAYAH DAN DESA RASAU JAYA 1 KECAMATAN RASAU JAYA KABUPATEN KUBU RAYA

Di Susun untuk memenuhi tugas Perencanaan Desa

Di Susun Oleh :

Indah Setyorini (D1091131018) Irsyad Muhammad Rifa’ie (D1091131010)

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS TANJUNGPURA PONTIANAK

(2)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan desa akan semakin menantang di masa depan dengan kondisi perekonomian daerah yang semakin terbuka dan kehidupan berpolitik yang lebih demokratis. Akan tetapi desa sampai kini, masih belum beranjak dari profil lama, yakni terbelakang dan miskin. Meskipun banyak pihak mengakui bahwa desa mempunyai peranan yang besar bagi kota, namun tetap saja desa masih dipandang rendah dalam hal ekonomi ataupun yang lainnya.

Seharusnya pembangunan pedesaan sudah menjadi prioritas utama dalam segenap rencana strategi dan kebijakan pembangunan. Jika tidak, maka jurang pemisah antara kota dan desan akan semakin tinggi terutama dalam hal perekonomian. Adapun sasaran pokok pembangunan pedesaan adalah tercipanya kondisi ekonomi rakyat di pedesaan yang kukuh, dan mampu tumbuh secara mandiri dan berkelanjutan.

Sasaran pembangunan pedesaan tersebut diupayakan secara bertahap dengan langkah: pertama, peningkatan kualitas tenaga kerja di pedesaan; kedua, peningkatan kemampuan aparatur pemerintah desa; ketiga, penguatan lembaga pemerintah dan lembaga masyarakat desa; keempat, pengembangan kemampuan sosial ekonomi masyarakat desa; kelima, pengembangan sarana dan prasarana pedesaan; dan keenam, pemantapan keterpaduan pembangunan desa berwawasan lingkungan.

(3)

Pembangunan pedesaan hakekatnya adalah bertujuan untuk mencapai suatu keadaan pertumbuhan dan peningkatan untuk jangka panjang dan sifat peningkatan akan lebih bersifat kualitatif terhadap pola hidup warga masyarakat, yaitu pola yang dapat mempengaruhi perkembangan aspek mental (jiwa), fisik (raga), intelegensia (kecerdasan) dan kesadaran bermasyarakat dan bernegara. ada berbagai sudut pandang dapat digunakan untuk menelaah pembangunan pedesaan. Menurut Haeruman (1997), ada dua sisi pandang untuk menelaah pedesaan, yaitu:

Pertama, pembangunan pedesaan dipandang sebagai suatu proses alamiah yang bertumpu pada potensi yang dimiliki dan kemampuan masyarakat desa itu sendiri. Pendekatan ini meminimalkan campur tangan dari luar sehingga perubahan yang diharapkan berlangsung dalam rentang waktu yang panjang. Kedua, pembangunan pedesaan sebagai suatu interaksi antar potensi yang dimiliki oleh masyarakt desa dan dorongan dari luar untuk mempercepat pemabangunan pedesaan.

Pembangunan desa adalah proses kegiatan pembangunan yang berlangsung didesa yang mencakup seluruh aspek kehidupan dan penghidupan masyarakat. Menurut peraturan Pemerintah Republik Indonesia no : 72 tahun 2005 tentang desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bahwa perencanaan pembangunan desa disusun secara partisipatif oleh pemerintahan desa sesuai dengan kewenangannya dan menurut ayat (3) bahwa dalam menyusun perencanaan pembangunan desa wajiB melibatkan lembaga kemasyarakatan desa.

(4)

1.2. Rumusan Masalah

Suatu desa memiliki potensi dan permasalahan yang berbeda-beda tergantung karakteristik masing – masing desa tersebut sehingga akan dilakukan identifikasi berdasarkan data – data yang telah di peroleh.

1.3. Tujuan

- Tujuan dari Perencanaan Pedesaan ini yaitu untuk mengidentifikasi permaslahan dan potensi yang menjadi tolak ukur perkembangan suatu desa khususnya desa Rasau Jaya 1 , Kecamatan Rasau Jaya.

- Mengetahui potensi dan tingkat perkembangan wilayah desa berdasarkan pengukuran model Kemedagri, BPS, dan Indeks Kekotaan

1.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data meliputi data primer dan data sekunder.

a. Data primer yang diperoleh melalui observasi/survei pada Desa Sungai Ambawang Kuala, Kecamatan Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu raya. b. Data sekunder yang kami peroleh yaitu data melalui instansi-instansi terkait,

yaitu dari Kantor Desa Sungai Ambawang Kuala berupa monografi dan profil Desa Sungai Ambawang Kuala.

(5)

1.5. Ruang Lingkup Wilayah

Ruang lingkup penelitian dalam mengidentifikasi potensi dan permasalahan terletak di desa Rasau Jaya 1, Kecamatan Rasau Jaya, Kabupaten Kubu Raya. Dengan luas wilayah 1.392 Ha (Profil Wilayah Kecamatan Rasau Jaya, 2015). Dengan batas – batas wilayang :

Barat : Desa/Kelurahan Rasau Jaya Umum Timur : Desa/Kelurahan Rasau Jaya II Selatan: Desa/Kelurahan Rasau Jaya Umum Utara : Desa Rasau Jaya Umum

(6)

BAB II

LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Desa

Pengertian Desa Menurut Para Ahli dan Undang-Undang - Sutardjo Kartohadikusumo (1953), mengemukakan bahwa secara administratif desa diartikan sebagai suatu kesatuan hukum dan di dalamnya bertempat tinggal sekelompok masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri.

Menurut Undang-Undang No 5 Tahun 1979, desa adalah suatu wilayah yang ditempati sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat yang di dalamnya merupakan kesatuan hukum yang memiliki organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat, dan berhak menyeleng garakan rumah tangganya sendiri (otonomi) dalam ikatan negara kesatuan Republik Indonesia.

2.2 Model Pengukuran Tingkat Perkembangan

2.2.1 Model Kemendagri

Permendagri No. 12 tahun 2007 mengemukakan bahwa tingkat perkembangan desa merupakan cerminan keberhasilan pembangunan desa setiap kurun waktu tertentu khususnya satu tahun (pendek) dan setiap lima tahun (menengah). Pengelompokkan tingkat perkembangan desa menurut model kemendagri diukur dengan indikator tetap seperti kepadatan penduduk (D), keadaan alam (N) dan letak desa (U) serta indikator berkembang yaitu mata pencaharian (E), produksi (Y), adat istidat (A), kelembagaan (L), pendidikan (Pd), Swadaya (Sw) serta sarana dan prasarana (P). Seluruh indikator tersebut kemudian dijumlahkan = D+N+U+E+Y+A+L+Pd+Gr+P. Jika diperoleh nilai 7-11 maka termasuk desa swadaya, 2-16 termasuk desa swakarsa dan 17-21 adalah desa swasembada. Berikut indikator penentu tipologi desa berdasarkan tingkat perkembangan desa menurut Kemendagri.

(7)

Tabel 2.1 Indikator Penentu Tipologi Desa Menurut Kemendagri

No Indikator Keadaan Skor

A Indikator Tetap

1 Kepadatan Penduduk <200 jiwa/km2 D1

200-300 jiwa/km2 D2

>300 jiwa/km2 D3

2 Keadaan Alam Kurang N1

Sedang N2

Baik N3

3 Orbitasi (kota yang paling mempengaruhi)

Propinsi U1

Kabupaten U2

Kecamatan U3

B Indikator Berkembang

1 Mata Pencaharian 55% sektor primer E1

55% sektor sekunder E2

55% sektor tersier E3

2 Produksi (Output Desa) < 50 juta Y1

50-100 juta Y2

>100 juta Y3

3 Adat Istiadat Mengikat (7-9 adat) A1

Transisi (4-6 adat) A2 Tidak mengikat (1-3 adat) A3

4 Kelembagaan 1-3 lemabaga ada L1

4-6 lembaga ada L2

7-9 lembaga ada L3

5 Pendidikan dan Keterampilan <30% lulus SD Pd1

30-60% lulus SD Pd2

>60% Pd3

6 Swadaya dan Gotong Royong Laten Gr1

Transisi Gr2

Manifestasi Gr3

7 Sarana dan Prasarana Kurang (nilai 22-25) P1 Sedang (nilai 60-90) P2 Cukup (nilai 95-125) P3 Sumber : Instruksi MenDagri No 11 Tahun 1972 (Dalam muta’ali, 2013)

Tabel berikut adalah penentuan kriteria perkembangan dan kecepatan perkembangan desa

(8)

Tabel 2.2 Penentuan Kriteria Perkembangan dan Kecepatan Perkembangan Desa No Tingkat Perkembangan Desa Kriteria Kecepatan Perkembangan Desa Prioritas Penanganan

1 Swadaya 7-11 Mula Prioritas penanganan

pada masalah

pemenuhan kebutuhan dasar sosial, kesehatan dan ekonomi

2 Swakarya 12-16 Madya Prioritas

penanganannya pada masalah keamanan dan ketertiban, kesadaran politik, peran serta masyarakat dalam pembangunan dan kinerja kelembagaan 3 Swasembada 17-21 Lanjut Prioritas penanganan

terkait meningkatkan kinerja pemerintahan serta pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaran pemerintahan Sumber : Instruksi MenDagri No. 11 Tahun 1972 (Dalam muta’ali,2013)

2.2.2 Model BPS: Indeks Desa Tertinggal

Selain perkembangan wilayah, ketertinggalan desa juga dapat dijadikan tolak ukur dalam melihat kemajuan desa. Asumsinya adalah semakin tertinggal desa

(9)

tersebut maka semakin rendah tingkat perkembangannya. Sebagai contoh desa tertinggal dicirikan dari masih relative rendahnya tingkat pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan dan pelayanan infrastruktur termasuk karakter penduduknya. BPS sejak tahun 1993 membuat peta kemiskinan dengan beberapa indikatornya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 2.3 berikut.

Tabel 2.3 variabel dalam menentukan desa tertinggal No

.

Variabel Klasifikasi Skor

A POTENSI DESA

1 Tipe LKMD (setara) Tipe 3 3

Tipe 1 atau 2 2

Tipe 0 1

2 Jalan Utama Aspal 3

Diperkeras 2 Tanah 1 3 Penduduk bergantung pada potensi Jasa, perdagangan dll 3 Industri/kerajinan 2 Pertanian 1

4 Rata-raa tanah pertanian yang diusahakan per rumh tangga tani

>1 Ha 3

0,5-1 Ha 2

<0,5 Ha 1

5 Jarak desa ke IKK 0-5 km 3

6-9 km 2

>10 km 1

6 Fasilias pendidikan s/d SLTA keatas 3

s/d SLTP keatas 2

s/d SD keatas 1

7 Fasilitas kesehatan Poliklinik keatas 3

Puskesmas 2

PUSTU 1

8 Tenaga kesehatan Dokter 3

Paramedis 2

Dukun bayi 1

9 Sarana komunikasi Telepon

terpasang/umum

(10)

No .

Variabel Klasifikasi Skor

Kantor pos 2 Tidak ada 1 10 Pasar Banguna permanen/setengah permanen 3 Kios/pertokoan 2 Tanpa bangunan 1

B PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN

11 Kepadatan penduduk 0-200 jiwa/km2 3 201-299 jiwa/km2 2 >300 jiwa/km2 1 12 Sumber air minum PAM, pompa listrik 3 Sumur pompa/mata air 2

Air hujan 1

13 Wabah penyakit selama setahun

Tidak ada wabah 3

Selain muntaber/DBD 2

DBD/muntaber 1

14 Bahan bakar Listrik/gas 3

Minyak tanah 2

Kayu bakar 1

15 Pembuangan sampah Tempat sampah & diangkut 3 Kedalam lubang 2 Kesungai dll 1 16 Jamban Sendiri 3 Komunal 2 Bukan jamban 1 17 Penerangan listrik PLN 3 Non PLN 2 Lainnya/tidak ada 1 18 Rasio banyaknya tempat

ibadah per 1000 penduduk

>5 3

2-4 2

<1 1

C KEADAAN PENDUDUK

19 Rata-rata banyak ternak >5 ekor 3

(11)

No .

Variabel Klasifikasi Skor

per rumah tangga <1 ekor 1

20 Persentase rumah tangga yang memiliki TV

>29 3

5-29 2

<5 1

21 Persentase rumah tangga yang memiliki telepon

>9% 3

5-9% 2

<5% 1

D VARIABEL TAMBAHAN

22 Rumah tenaga pertnian >15% 3

16-29% 2

>30% 1

Sumber: Pedoman BPS

2.2.3 Model Indeks Kekotaan

Selain model penentuan Desa Tertinggal, BPS juga membuat klasifikasi Desa Rural dan Desa Urban untuk menilai tingkat perkembangan desa, dengan menggunakan Indikator kependudukan, rumah tangga tani, dan menggunakan indikator kependudukan, rumah tangga tani, dan ketersediaan infrastruktur. Desa Urban diartikan sebagai desan dengan tingkat perkembangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan dengan Desa Rural. Berikut adalah variabelnya berdasarkan kajian empiris di Yogyakarta :

Tabel 2.4 Data dan Variabel Karakteristik Dalam Melihat Tingkat Kekotaan

No Aspek Asumsi Variabel

(Operasional) 1 Letak Geografis Letak geografis desa

mempengaruhi tingkat kekotaan

1. Desa Kota 2. Desa Pinggiran 3. Desa disepanjang koridor jalan utama 4. Desa di rural

(12)

2 Kepadatan Penduduk Semakin tinggi kepadatan penduduk, semakin tinggi kekotaan Wilayah 3 Pertumbuhan penduduk Semakin tinggi pertumbuhan penduduk, semakin tinggi tingkat kekotaannya Jumlah penduduk 10 tahun terakhir

4 Lahan terbangun Semakin besar komposisi lahan terbangun, semakin tinggi tingkat kekotaannya 1. Luas lahan terbangun 2. Luas wilayah 5 Penduduk non pertanian SEmakin besar penduduk non pertanian, semakin tinggi tingkat kekotaannya 1. Jumlah penduduk bermata pencaharian bukan petani 2. Jumlah penduduk 6 Kondisi infrastruktur Semakin baik

penyediaan pelayanan infrastruktur, semakin tinggi tingkat kekotaannya Fasilitas social (pendidikan, kesehatan, perdagangan dll). Utilitas (air bersih, listrik, telepon, persampahan) Transportasi (panjang jalan berdasarkan kondisi dan perkerasan)

(13)

Sumber : Tinjauan Pustaka dan Analisis Empiris

Dengan menggunakan analisis faktor, diperoleh skor faktor yang digunakan untuk menyusun klarifikasi tingkat perkembangan desa kedalam lima kelas, yaitu desa mula, desa desa calon kota, kota dan kota lanjut. Dapat dilihat padaatabel 2.5

Tabel 2.5 Klasifikasi Tingkat Kekotaan No Klasifikasi Indeks Kekotaan Tipe Desa

1 Sangat rendah Desa mula

2 Rendah Desa

3 Sedang Calon Kota

4 Tinggi Kota

5 Sangat tinggi Kota lanjut

(14)

ANALISIS DAN PEMBAHASAN 3.1 Gambaran Umum Lokasi

Sumber : Olah Data Peta, 2015

(15)

Kecamatan Rasau Jaya terdiri dari 7 Desa yang terdiri dari 6 desa definitif dari program transmigrasi dan 1 desa setempat yaitu desa yang dihuni oleh penduduk asli. Enam desa definitif yang berkembang dari UPT adalah: Desa Rasau Jaya I, Desa Rasau Jaya II, Desa Rasau Jaya III, Desa Bintang Mas, Desa Pematang Tujuh, dan Desa Sungai Bulan (Profil Kondisi dan Potensi Kawasan Transmigrasi Kabupaten Pontianak, 2008: V-84).Desa Rasau Jaya I memiliki 6 Dusun, 14 RW, dan 65 RT. Dusun yang terdapat pada Desa Rasau Jaya I adalah Suka Damai, Suka Bakti, Rejo Agung, Purwodadi, Kebun Jeruk dan Bina Karya.

Rasau Jaya I merupakan kawasan transmigrasi di Kalimantan Barat yang berhasil menjadi pusat pertumbuhan dan Ibukota Kecamatan (Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi, 2003: ii). Desa Rasau Jaya I telah menjadi pusat sentral kehidupan para transmigran diseluruh Kecamatan Rasau Jaya yaitu berdirinya bangunan pemerintahan, bangunan sekolah, pasar, pertokoan, bengkel, dan instansi yang berkaitan dengan jasa seperti Kantor Pos, Bank Kalbar, Sorum motor dan terminal speed boat. Hal ini dikarenakan jalan Desa Rasau Jaya I 30

merupakan jalan protokol atau jalan umum yang selalu dilewati masyarakat apabila ingin ke desa lainnya.

Batas-batas wilayah Desa Rasau Jaya I adalah sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : dibatasi dengan hutan yang dipisahkan oleh saluran Sekunder C. 2. Sebelah Selatan :dibatasi dengan Sungai Punggur Besar.

3. Sebelah Timur : dibatasi dengan hutan yang dipisahkan oleh saluran Primer.

4. Sebelah Barat : dibatasi dengan Desa Rasau Jaya III yang dipisahkan oleh Saluran Primer(Monografi Rasau Jaya I, 1980: 2).

Secara astronomi Desa Rasau Jaya I terletak diantara 20311-20341 Bujur Timur. 00811-00171 Lintang Selatan. Berdasarkan SK Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Kalimantan Barat No. 33 Tahun 1978, Desa Rasau Jaya I memiliki luas

(16)

tanah 1.392 Ha.Luas tanah yang sudah dibuka yaitu tanah pekarangan seluas 380 Ha dan tanah perladangan seluas 1.420 Ha. PH air tanah adalah 3,5- 4,0.(Monografi Rasau Jaya I, 1980: 3-4).Kondisi ini bisa dilihat dari keadaan topografi, potensi tanah, iklim dan tata air.

B. Keadaan Demografis 1. Penduduk

Pada awal tahun 2013, penduduk di Desa Rasau Jaya 1 Kabupaten Kubu Raya berjumlah 7362 orang dengan di dominasi masyarakat dengan kelompok umur 25 – 39 th yaitu sebanyak 869 jiwa. Dengan perician penduduk terlihat dalam tabel 1.1 berikut:

Tabel 2.6 Jumlah Penduduk Desa Rasau Jaya 1 Jumlah Penduduk

Jumlah Laki -laki Perempuan

3722 3640 7362 Sumber: Profil Desa Rasau Jaya 1, 2013

Tabel 2.7 Jumlah Penduduk berdasarkan Kelompok Umur desa Rasau Jaya 1

Nama Desa Kelompok Umur 0-2 Th 3-4 Th 5-6 Th 7-12 Th 12-15 Th 16-18 Th 19-24 Th 25-39 Th 40-60 Th >60 Th Rasau Jaya I 463 562 668 762 863 864 864 869 865 711 Sumber : Profil Desa Rasau Jaya 1, 2013

(17)

Pada umumnya tingkat pendidikan yang ada di desa Rasau Jaya 1 sebagian besar masyarakatnya berpendidikan terakhir SLTP/SMP yaitu sebanyak 994 orang. Selain itu , fasilitas pendidikan yang ada untuk bangunan SD paling besar yaitu sebanyak 8 bangunan Sekolah Dasar. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Tabel

Tabel 2.8 Jumlah Penduduk tingkat pendidikan Desa Rasau Jaya 1

Nama Desa

Pendidikan Tidak

Tamat SD SD SLTP SLTA DIPLOMA SARJANA

Rasau Jaya I 516 686 994 922 210 286 Sumber : Profil Desa Rasau Jaya 1, 2013

Tabel 2.9 Lembaga Pendidikan di Desa Rasau Jaya 1 Fasilitas Pendidikan Nama Desa Jumlah TK SD SLTP SLTA Perguruan Tinggi Rasau Jaya I 8 5 4 5 -Sumber: Profil Desa Rasau Jaya 1, 2013

3. Agama

Tabel 2.10 Jumlah Fasilitas Peribadatan di Desa Rasau Jaya 1 Fasilitas Peribadatan

Nama Desa

Islam Kristen/Protestan Kristen Katolik Hindu Budha Mesji

d Surau Gereja Gereja Pura Vihara

Rasau Jaya I 5 8 2 3 1

Sumber : Profil Desa Rasau Jaya 1, 2013 4. Kesehatan

(18)

Nama Desa

Jumlah Tenaga Kesehatan

Dokter Bidan Mantri Kesehatan/Perawa t Dukun Bayi Terlatih Rasau Jaya I 1 9 21 2

Sumber : Profil Desa Rasau Jaya 1, 2013

Tabel 2.12 Jumlah Fasilitas Kesehatan di Desa Rasau Jaya 1

Nama Desa

Nama Fasilitas

Puskesmas Pustu Posyandu Polindes Poskesdes

Rasau Jaya I 1 6 1

Sumber : Profil Desa Rasau Jaya 1, 2013 5. Mata Pencaharian

Tabel 2.13 Jumlah Penduduk bedasarkan Mata Pencarian di Desa Rasau Jaya 1

No Mata Pencarian Jumalah

1 Petani yang memiliki lahan 3346 2 Pengarap Tanah Tani 1021

3 Buruh Tani 1488 4 Pengusaha 4 5 Buruh Industri 127 6 Buruh Bangunan 173 7 Pedagang 420 8 PNS 214 9 Anggota TNI 48 10 Berternak 478

Sumber : profil Desa Rasau Jaya1,2013 3.2 Analisis Kemendagri

Permendagri No. 12 tahun 2007 mengemukakan bahwa tingkat perkembangan desa merupakan cerminan keberhasilan pembangunan desa setiap kurun waktu tertentu khususnya satu tahun (pendek) dan setiap lima tahun (menengah). Pengelompokkan tingkat perkembangan desa menurut model kemendagri diukur dengan indikator tetap seperti kepadatan penduduk (D), keadaan alam (N) dan letak desa (U) serta indikator berkembang yaitu mata pencaharian (E), produksi (Y), adat

(19)

istidat (A), kelembagaan (L), pendidikan (Pd), Swadaya (Sw) serta sarana dan prasarana (P). Seluruh indikator tersebut kemudian dijumlahkan = D+N+U+E+Y+A+L+Pd+Gr+P. Jika diperoleh nilai 7-11 maka termasuk desa swadaya, 2-16 termasuk desa swakarsa dan 17-21 adalah desa swasembada. Berikut indikator penentu tipologi desa berdasarkan tingkat perkembangan desa menurut Kemendagri.

Tabel 2.14 Indikator Penentu Tipologi Desa Menurut Kemendagri N

o

Indikator Keadaan Sko r Piliha n Keterangan A Indikator Tetap 1 Kepadatan Penduduk <200 jiwa/km2 D1 Jumlah Penduduk = 7326 Luas Wilayah = 13,92 km2

Sehingga kepadatan penduduk di desaRasau

Jaya 1= 7326 13,92

=

526 jiwa/km2 200-300 jiwa/km2 D2 >300 jiwa/km2 D3 

2 Keadaan Alam Kurang N1 Dari gambar disamping terlihat bahwa desa Rasau Jaya 1 pada umumnya Sedang N2  Baik N3

(20)

N o

Indikator Keadaan Sko r Piliha n Keterangan merupakan daerah perdagangan dan jasa sehingga banyak. Bangunan terbangun yang ada tetapi selain itu juga masih banyak lahan – lahan yang masih kosong dan dimanfaatkan untuk bercocok tanam

3 Orbitasi (kota yang paling mempengaruhi )

Propinsi U1 Jalan yang ada menghubungkan 1 kecamatan dengan kecamatan yang lain.

Kabupaten U2 Kecamatan U3  B Indikator Berkembang 1 Mata Pencaharian 55% sektor primer

E1  Lebih dari 30% penduduk di Desa Rasau Jaya yang bermata pencarian di sekektor primer seperti pertanian. 55% sektor sekunder E2 55% sektor tersier E3 2 Produksi (Output Desa) < 50 juta Y1  50-100 juta Y2 >100 juta Y3 3 Adat Istiadat Mengikat

(7-9 adat)

A1 Sebagian besar masyarakat di desa Rasau Jaya 1 merupakan transmigran sehingga adat istiadat yang ada sudah tercampur dari adat istiadat bawaan masyarakat disana.

Transisi (4-6 adat) A2  Tidak mengikat (1-3 adat) A3

(21)

N o

Indikator Keadaan Sko r Piliha n Keterangan 4 Kelembagaan 1-3 lembaga ada L1 Terdapat beberapa kantor kelembagaan yang ada di Desa Rasau Jaya 1, seperti kantor Kepala Desa, HW Trans

(Himpunan Wirausaha Transmigrasi) dan Kantor Pos Rasau jaya, BPD Kalbar 4-6 lembaga ada L2  7-9 lembaga ada L3 5 Pendidikan dan Keterampilan <30% lulus SD

Pd1 Penduduk di Desa Rasau Jaya 1 yang Pendidikan Lulus SD memiliki jumlah lebih besar yaitu 3098 jiwa dari 3614 jiwa total seluruhnya dengan persentase 71%. 30-60% lulus SD Pd2 >60% Pd3  6 Swadaya dan Gotong Royong

Laten Gr1 Dari hasil wawancara kami dengan beberapa penduduk setempat masyarakat yang ada masih memiliki tingkat gotong royong yang cukup tinggi karena pada umumnya

masyarakat yang ada merupakan pendatang atau transmigran Transisi Gr2  Manifestas i Gr3 7 Sarana dan Prasarana Kurang (nilai 22-25)

P1 Untuk sarana dan prasarana yang ada di desa Rasau Jaya 1 untuk fasilitas umum sudah cukup terpenuhi seperti bangunan Sedang P2 

(22)

N o

Indikator Keadaan Sko r Piliha n Keterangan (nilai 60-90)

pemerintahan, puskesmas, gedung – gedung sekolah, tetapi yang kurang yaitu akses jalan yang masih kurang cukup baik karena sebagian besar jalan masih dilakukan perbaikan.

Cukup (nilai 95-125)

P3

Seluruh indicator tersebut dijumlahkan

=D1+N2+U1+E3+Y1+A3+L1+Pd3+Gr2+P3=20. Berdasarkan penjumlahan seluruh indikator diatas diperoleh nilai sebanyak 20. Maka berdasarkan model kemendagri tingkat perkembangan Desa Rasau Jaya 1 adalah Desa Swasembada. Yang ditunjukkan dengan kecepatan perkembangan Desa lanjut dengan prioritas penanganan terkait meningkatkan kinerja pemerintah serta pembinaan dan pengawasan dalam penyelenggaraan pemerintahan.

3.3 Analisis BPS

Selain perkembangan wilayah, ketertinggalan desa juga dapat dijadikan tolak ukur dalam melihat kemajuan desa. Asumsinya adalah semakin tertinggal desa tersebut maka semakin rendah tingkat perkembangannya. Sebagai contoh desa tertinggal dicirikan dari masih relative rendahnya tingkat pelayanan terhadap pemenuhan kebutuhan dan pelayanan infrastruktur termasuk karakter penduduknya. BPS sejak tahun 1993 membuat peta kemiskinan dengan beberapa indikatornya. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut

Tabel 2.15 variabel dalam menentukan desa tertinggal

No. Variabel Klasifikasi Skor Nilai Keterangan

A POTENSI DESA

(23)

No. Variabel Klasifikasi Skor Nilai Keterangan

Pemerintahan seperti Kantor Desa di Desa Rasau Jaya 1 untuk membantu kebutuhan masyarakat yang ada Tipe 1 atau 2 2 

Tipe 0 1

2 Jalan Utama Aspal 3 

Ja lan utama sudah

menggunakan perkerasan aspal Diperkeras 2 Tanah 1 3 Penduduk bergantung pada potensi Jasa, perdagangan dll 3 

Sebagian besar masyarakat di desa Rasau Jaya 1 masih memanfaatkan lahan untuk Industri/kerajina

n

2 Pertanian 1

(24)

No. Variabel Klasifikasi Skor Nilai Keterangan bercocok tanam akan tetapi juga banyak juga yang berdagang seperti membuka warung.

4 Rata-raa tanah pertanian yang diusahakan per rumh tangga tani

>1 Ha 3  Menurut hasil survei dan wawancara rata-rata pertanian yang diusahakan per rumah tangga tani lebih dari 1Ha

0,5-1 Ha 2 <0,5 Ha 1

5 Jarak desa ke IKK 0-5 km 3  Jarak dari Ibu Kota

Kecamatan ke Desa Rasau Jaya 1 sekitar 1km

6-9 km 2 >10 km 1

6 Fasilias pendidikan s/d SLTA keatas 3 Fasilitas Pendidikan yang ada di desa Rasau Jaya sudah cukup lengkap sampai dengan SLTA

s/d SLTP keatas 2

s/d SD keatas 1 

7 Fasilitas kesehatan Poliklinik keatas 3 Fasilitas Kesehatan yang paling besar yang di miliki oleh desa yaitu

PUSKESMAS juga terdapat Rumah Sakit Bersalin Puskesmas 2 

PUSTU 1

8 Tenaga kesehatan Dokter 3 Tenaga Kesehatan yang dominan yaitu Paramedis seperti Perawat dan Bidan Paramedis 2 

Dukun bayi 1 9 Sarana komunikasi Telepon

terpasang/umum

3 Masyarakat di Desa Rasau Jaya sudah banyak yang menggunakan telpon seluler dibanding menggunakan telpon kabel untuk berkomunikasi Kantor pos 2

(25)

No. Variabel Klasifikasi Skor Nilai Keterangan 10 Pasar Banguna permanen/seteng ah permanen 3  Terdapat Bangunan Pertokoan dan Pasar

Tradisional yang kondisinya cukup Baik.

Kios/pertokoan 2 Tanpa bangunan 1

B PERUMAHAN DAN LINGKUNGAN

11 Kepadatan penduduk 0-200 jiwa/km2 3 Jumlah Penduduk = 7326

Luas Wilayah = 13,92 km2

Sehingga kepadatan penduduk di desaRasau Jaya

1= 13,927326

=

526 jiwa/km2 201-299 jiwa/km2 2 >300 jiwa/km2 1

12 Sumber air minum PAM, pompa listrik

3 Sebagian besar masyarakat di Desa Rasau Jaya 1

memanfaatkan air hujan sebagai sumber air minum Sumur

pompa/mata air

2

Air hujan 1  13 Wabah penyakit Tidak ada wabah 3

(26)

No. Variabel Klasifikasi Skor Nilai Keterangan selama setahun Selain

muntaber/DBD

2 

DBD/muntaber 1

14 Bahan bakar Listrik/gas 3  Bahan Bakar yang di gunkan sebagian besar

masyarakatnya yaitu listrik/gas

Minyak tanah 2 Kayu bakar 1 15 Pembuangan sampah Tempat sampah

& diangkut

3  Sistem pengolahan sampah yang ada di Desa Rasau Jaya 1 yaitu diangkut kemudian di buang di TPA.

Kedalam lubang 2 Kesungai dll 1

16 Jamban Sendiri 3  Sebagian besar masyarakat di Desa Rasau Jaya 1

mempunyai jamban sendiri. Komunal 2

Bukan jamban 1

17 Penerangan listrik PLN 3  Hampir seluruh penduduk yang ada di desa Rasau Jaya 1 sudah mendapatkan akses jaringan listrik oleh PLN Non PLN 2

Lainnya/tidak ada

1 18 Rasio banyaknya

tempat ibadah per 1000 penduduk

>5 3  Di desa Rasau Jaya 1 terdapat 18 saran peribadatan yang terdiri dari Mesjid, Mushola, Gereja, dan Pura.

2-4 2

<1 1

C KEADAAN PENDUDUK

19 Rata-rata banyak ternak per rumah tangga

>5 ekor 3 Rata-rata banyak ternak di desa rasau jaya 1 yaitu sekitar 2 -4 ekor 2-4 ekor 2 

<1 ekor 1 20 Persentase rumah

tangga yang memiliki TV

>29 3  Berdasarkan wawancara dari beberapa penduduk rata – rata hampir semua penduduk yang ada memiliki TV dirumahnya masing – masing

5-29 2

<5 1

(27)

No. Variabel Klasifikasi Skor Nilai Keterangan tangga yang memiliki

telepon

ada di Desa Rasau Jaya 1 menggunakan Telepon gengam karena lebih praktis

5-9% 2

<5% 1 

D VARIABEL TAMBAHAN

22 Rumah tenaga pertnian

>15% 3 Ada sekitar lebih dari 30% penduduk di Desa Rasau Jaya 1 yang beraktivitas di bidang pertanian atau perkebunan.

16-29% 2

>30% 1 

Sumber: Pedoman BPS

Berdasarkan hasil perhitungan dari seluruh indikator diketahui 49-22x3=81. Nilai 81 termasuk didalam kriteria desa cukup maju, karena jika dilihat dari mayoritas bergerak di bidang pertanian serta memiliki lingkungan yang aman dan sarana prasarana yang memadai dan sudah terpenuhi.

3.4 Analisis Kekotaan

Selain model penentuan Desa Tertinggal, BPS juga membuat klasifikasi Desa Rural dan Desa Urban untuk menilai tingkat perkembangan desa, dengan menggunakan Indikator kependudukan, rumah tangga tani, dan menggunakan Jndicator kependudukan, rumah tangga tani, dan ketersediaan infrastruktur. Desa Urban diartikan sebagai desan dengan tingkat perkembangan yang lebih tinggi dibandingkan dengan dengan Desa Rural. Berikut adalah variabelnya berdasarkan kajian empiris di Yogyakarta :

(28)

Tabel 2.16 Data dan Variabel Karakteristik Dalam Melihat Tingkat Kekotaan

No Variabel Klasifikasi Skor Nilai Keterangan Foto 1 Letak

Geografis

Desa Kota 4  Dari hasil survei yang dilakukan bahwa pembangunan yang ada berkonsentrasi pada sekitar jalan akses utama.

Desa Pinggiran 3 Desa Sepanjang Koridor 2 Desa Rural 1 2 Kepadatan Pendudukan

0-200jiwa/km2 3 Jumlah Penduduk = 7326 Luas Wilayah = 13,92 km2

Sehingga kepadatan penduduk di desaRasau

Jaya 1= 13,927326

=

526 jiwa/km2 201-299jiwa/km2 2 >300jiwa/km2 1  3 Pertumbuhan Penduduk 2% Jumlah Penduduk

3 Pertumbuhan Penduduk dapat di hitung dari (Jumlah penduduk tahun eksisting – jumlah penduduk tahun sebelumnya) / jumlah penduduk tahun sebelumnya dan didapatkan hasil yaitu 0,2 1-2% Jumlah Penduduk 2 <1% Jumlah Penduduk 1 

4 Luas Wilayah 2-4km2 4 Berdasarkan data dari monografi luas desa 4-6km2 3

(29)

Rasau Jaya 1 yaitu sebesar 13,92 km2 6-8km2 2

>8km2 1 

5 Lahan Terbangun

0-20% 3  Lahan Terbangun dapat dihitung dari( luas lahan terbangun/luas total lahan) x 100 Didapatkan hasil yaitu 15%

21-50% 2 >50% 1 6 Penduduk Non

Pertanian

>70% Penduduk yang non pertanian di rasau jaya ada sekitar 20-29% yang memiliki mata pencarian di sektor selain pertanian 50-69% 7 31-49% 6 20-29% 5  15-19% 4 10-14% 3 5-9% 2 <5% 1 7 Jumlah Penduduk

>3200 5  Menurut data monografi jumlah penduduk di desa Rasau Jaya 1 yaitu berjumlah total 7326 jiwa dengan total 1978KK

2401 – 3200 4 1601 – 2400 3 800 – 1600 2 <800 1

(30)

8 Kondisi Infrastruktur

Kurang Lengkap 3 Infrastruktur sudah cukup baik kondisinya karena sudah banyak jalan yang

perkerasannya aspal, hanya saja kondisi tanah disana yang merupakan tanah gambut membuat jalan sedikit menjadi bergelombang

Lengkap 2 

Sangat Lengkap 1

Range Indeks Kekotaan = (Jumlah Skor – Jumlah variabel)/ jumlah klasifikasi desa = (22-8)/5

= 2,8

Nilai klasifikasi Indeks Kekotaan Tipe Desa

8-13 Sangat Rendah Desa Mula

14-16 Rendah Desa

20-25 Sedang Calon Kota

26-31 Tinggi Kota

>31 Sangat Tinggi Kota Lanjut

(31)

Dari hasil penjumlah skor di setiap variabel diperoleh = 4 + 1 + 1 + 1 + 3 + 5 + 5 + 2 = 22, sehingga diperoleh kesimpulan bahwa Desa Rasau Jaya 1 memiliki indeks kekotaan yang sedang dan tipe desa calon kota. Karena jika dilihat dari tingkat perkembangan desa yang sudah banyak mengalami pembangunan baik sarana maupun prasarananya, diantaranya dapat dilihat dari kelengkapan Kondisi infrastruktur yaitu jalan utama yang sudah beraspal.

(32)

BAB IV KESIMPULAN

4.1. Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa jika dilihat dari potensi dan tingkat perkembangan wilayah Desa Rasau Jaya 1 dengan menggunakan model Kemendagri. Desa Rasau Jaya 1 termasuk desa swasembada, yaitu desa yang lebih maju dan mampu mengembangkan semua potensi yang ada secara optimal.. Jika dilihat dengan menggunakan model BPS, maka Desa Rasau Jaya 1 adalah desa maju. Hal ini karena dilihat dari sarana dan prasarana penunjang yang ada, yaitu sudah memadai dibidang sarana pendidikan maupun kesehatan juga infrasstruktur jalan yang cukup baik. Jika dilihat dengan menggunakan indeks kekotaan, Desa Rasau Jaya 1 tergolong sebagai Desa Calon Kota, karena perkembangan desa yang cukup maju menjadikan desa Rasau Jaya 1 sedikit lebih modern.

(33)
(34)
(35)

Gambar

Tabel 2.1 Indikator Penentu Tipologi Desa Menurut Kemendagri
Tabel 2.2 Penentuan Kriteria Perkembangan dan Kecepatan Perkembangan Desa No Tingkat Perkembangan Desa Kriteria Kecepatan PerkembanganDesa Prioritas Penanganan
Tabel 2.3 variabel dalam menentukan desa tertinggal No
Tabel 2.4 Data dan Variabel Karakteristik Dalam Melihat Tingkat Kekotaan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pelaksanaan PPL dilakukan dengan membantu pekerjaan dinas seperti ikut membantu dalam rapat pertemuan Kepala Sekolah dan Komite Sekolah, mengolah data

Dari hasil analisis data dan pengujian hipotesis yang telah dilakukan dalam penelitian ini bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara sumber daya alam (X 3 ) dengan

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas Akhir Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sebelas Maret.. Surakarta, Juni 2018 Tim

• fungsi manajemen yang mengacu kepada public relations. • public relations yang

Salah satu kegiatan pengawasan dalam kasus penyalahgunaan obat adalah dengan melakukan pemeriksaan sarana apotek oleh pihak BBPOM di Bandung.. Penelitian ini dilakukan

Display Data.. dilakukan selama pengumpulan data masih berlangsung, sedangkan untuk verifikasi dan penarikan kesimpulan akhir dilakukan setelah pengumpulan data

di rusunawa sampai semester akhir yang se-kos, yang selalu memberikan semangat, motivasi, dan do’a kepada penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.. Terima kasih

Berdasarkan tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa hasil uji F diperoleh nilai sig F 0,000 &lt; α 0,05, sehingga dapat dikatakan bahwa keadilan, sistem