• Tidak ada hasil yang ditemukan

KOROSI ZIRKALOY -4 SESUDAH PERLAKUAN PANAS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KOROSI ZIRKALOY -4 SESUDAH PERLAKUAN PANAS"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Prosiding Pertemuan dan Presenlasi I/lniah PPNY-BATAN, Yogyakarla 23-25 April 1996

80 Buku l/

KOROSI ZIRKALOY

-4 SESUDAH PERLAKUAN

PANAS

P .Punvanto, Wuryanto,

PPSJIt!. BATAN. Kawasan PUSPITEK. Serpong Tangerang 15310

Bambang S.

Staj Pengajar FMIPA-Uninersitas Indonesia, Jakarta

ABSTRAK

KOROSI ZlRKALOY-4 SFSUDAH PERLAKUAN P"INAS. Telah dilakukan pengujian sifat korosi zirkaloy-4 dengan mempergunakan me/ode po/ensiodinamik. Se/elah perlakuan panas ( T = 600. 700 don 900 "C) don lamanya pemanasan berbeda. laju korosi zirkaloy-4 dengan /eknik potensiodinamik menunjuk.kan kecenderungan naik. Hasil laju karosi adalah 0.297 ,Willi Per Tahun (MPT) ( T = 600 °C. t = I jam ); 0.383 MPT (T = 600 °C. t = 5jam); 0.378 MPT( T= 600 °C, / = 7 jam); 0,400 J,,/PT (T = 700 °C. 1= I jam); 0.667MPT (T= 700 °C. t = 5jam); 0.560 .\1PT (T= 700 °C. t = 7 jam); 0,520 MPT(T = 900 °C. / =' I jam); 0,493 ..\1PT (T = 900 °C. / = 5 jam) dan 0.492 MPT (T = 900 °C. t = 7 jam). Korosinya merala don ada yang berlubang pada permukaan.

ABSTRACT

THE CORROSION OF ZIRCALLOY-4 AFTER HEAT TREATMENT. The corrosion properties ofzirca//oy-4 by using potensiodynamic technique have been studied. After heat treatment ( T = 600. 700 and 900 °C ). at difference period of time, the corosion rate of the samples increased with the increase of the

temperature and time. The result was asfollows.. 0.29i ,\-JPY (T = 600 °C, t -I hour); 0.383 MPY (T = 600 °C. t = 5 hours): 0.383 .IvJPY ( T = 600 °C.t = i hours); 0.400 lvJPY ( T = 700 °C. t = I hour): 0.667 ,\-fPY (T: 700 °C. t = 5 hours); 0.560 .\.fPY (T = iOO °C. t = 7 hours): 0.520 ,\-fPY (T = 900 °C.

t = I hour): 0.493 MPY (t = 900 °C. t = 5 hours) and 0.492 MPY (T = 900 °C. t = 7 hours). The corrosion was homogenous and there were holes on the surface.

PENDAHULUAN

lapisan oksida pad a permukaan zirkaloy-4.

Selanjutnya lapisan oksida yang terbentuk pad a pern1ukaan zirkaloy-4 di foto dengan mikroskop e!ektron sapuan (SEM).

TEOR!

Suatu logam dapat terkorosi atau tidak seca-ra elektrokimia didalam air akan dipengaruhi oleh beda potensial antar muka logam dengan ling-kungan dan pH-nya.

Untuk menentukan laju korosi diperlukan teori kinetika. Oari teori kinetika dapat diperoleh arus korosi ( I corr ), selanjutnya dipakai untuk meng-hitung laju korosi. Laju korosi dapat dihi-tung dengan mempergunakan persamaan : [2)

0,131 corr(E.W) LajuKorosi(MPT)=

d Z irkalOY-4 adalah suatu logam paduan yang

dipakai sebagai bahan pembungkus bahan bakar reaktor nuklir. Pada logam paduan tersebut, ketahanan terhadap oksidasi atau korosi oleh oksigen dan uap air merupakan sifat yang penting. Penelitian yang pemah dilakukan sebelumnya tentang mekanisme oksidasi clan korosi zirkonium clan zirkaloy4 oleh uap air pada temperatur 700 -800 ° C den fan metoda dinamik dilakukan oleh Muchlis B. (I

.Dalam penelitian ini akan dilakukan perlakuan panas pada zirkaloy-4 pada temperatur 600, 700 clan 900 °C clan ditahan selama I, 5 clan 7 jam. Proses perlakuan panas dilakuan dengan ke-cepatan pemanasan dan pendinginan 15 °C/menit. Sesudah perlakuan panas dilakukan pengujian ko-rosi dengan metoda potensiodinamik.

Dengan perlakuan panas diharapkan ada hubungan terhadap laju korosi dan pembentukan

(2)

Prosiding Pertemuan dan Presentasi Ilmiah

PPNY.8ATAN. Yogyakarla 23-25 April /996 BuJ..-u 1/ 8

dengan :

I corr = kerapatan arus korosi , IlA/Cm2 E. W = berat ekivalen, g

d = massajenis, g/Cm3

TATAKERJA

Bahan:

Bahan yang digunakan adalah zirkaloy-4. Paduan tersebut diperoleh dari Pusat Elemen Bakar Nuklir

BAT

AN.

Alat

Setaram T AG24-S DT A- TGA. Potensio-dinamik

dan Mikroskop eloktron sapuan

(SEM).

PROSEDUR KERJA

Paduan zirkaloy-4 di "Punch" dengan ukur-an 1,5 Cm. Kemudiukur-an paduukur-an tersebut dikenakukur-an perlakuan panas dengan memanaskan paduan zirkaloy-4 pada kecepatan pemanasan dan pen-dingian 15 °C/menit dan ditahan pada temperatur '600, 700 dan 900 °C dengan waktu yang berbeda yaitu 1, 5 dan 7 jam. Zirkaloy-4 dihaluskan per-mukaannya dengan kertas amplas SiC dengan ukuran nom or kertas 600, 800, 1000 dan 1200 secara berurutan, setiap penggantian nomor kertas amplas, arah pengamplasan dirubah 90° terhadap arah pengamplasan terdahulu. Penghalusan dilan-jutkan dengan mempoles zirkaloy-4 dengan cairan serbuk alumina dengan ukuran 1 pm diatas kain khusus (bludru). Zirkaloy-4 dicuci dengan alkohol dengan mempergunakan "ultrasonic" selama 30 menit. Selanjutnya dilakukan pengujian korosi dengan mempergunakan teknik potensiodinamik. Setelah pengujian korosi, selanjutnya permukaan zirkaloy-4 difoto dengan mikroskop elektron s,apuan (SEM).

korosinya -473,31 mY. Laju korosi ( t = 7 jam) adalah 0,378 MPT, arus korosi 0,84 pNCm2 dan

potensial korosinya -178,63 mY.

Dari gambar I, laju korosi pada kurva I lebih kecil dibandingkan kurva 2 dan 3, arus korosi kurva I lebih kecil dibandingkan kurva 2 dan 3 (I I < 12< 13). Bila ditinjau dari potensial, korosi, maka kurva 3 lebih sukar terkorosi dibandingkan kurva 1 dan 2, menurut acuan [3] bahwa potensial yang lebih positip lebih sukar terkorosi dibandingkan dengan potensial yang lebih negatip.

Gambar 2, menampilkan korosi potensio-dinamik zirkaloy-4 sesudah perlakuan panas, T = 700 °C selama 1,5 dan 7 jam. Laju korosi (t = 1 jam) adalah 0,400 MPT, arus korosi 0,89 pA/Cm2,

potensial korosinya -368,28 m V. Laju korosi (t = 5 jam) adalah 0,607 MPT, arus korosi 1,48 pNCm2 dan potensial korosinya -333,93. Laju korosi (t = 7 lam) adalah 0,560 MPT, arus korosi 1,24 pNCm clan potensial korosinya -281,98 m V. Dari gambar 2, laju korosi kurva 1 kecil dibandingkan kurva 3 dan 2, arus korosi kurva I lebih kecil dibandingkan arus korosi kurva 3 dan 2 (I I < 13< 12). Bila ditinjau dari potensial korosi, kurva 3 lebih positip di-banding.,<an kurva 2 dan I, sehingga kurva 3 sulit terkorosi dibandingkan kurva 2 dan 1.

Gambar 3, menampilkan korosi potensio-dinamik zirkaloy-4 sesudah perlakuan panas, T = 900 °C selama 1,5 dan 7 jam. Laju korosi (t = I jam) adalah 0,500 MPT, arus korosi 1,15 pA/Cm2 dan potensial korosinya -335,93 mV. Laju korosi (t = 5 jam) adalah 0,493 MPT, arus korosi 1,09 pA/Cm2 dan potensial korosinya -250,64 mY. Laju korosi (t = 7 jam) adalah 0,492 MPT, arus korosi 1,09 pNCm2 dan potensial korosinya -405,97 mY. Dari gambar 3, laju korosi kedua kurva sarna yaitu kurva 2 dan kurva 3 adalah 0,490 MPT, arus korosi kedua kurva yaitu kurva 2 dan 3 memiliki arus korosi yang sarna sebesar 1,09 pA/Cm2, dengan potensial korosi yang berbeda, kurva 2 dengan potensial -250,64 m V, kurva 3 dengan potensial -405,97 mV dan kurva 1 dengan potensial-339,93 mV. Menurut acuan [3,4] bahwa mudah atau sulitnya terkorosi ditentukan dari potensial korosi (E corr), jika potensial korosi lebih positip, berarti makin sulit terkorosi dan potensial korosi (E carr) lebih negatip, berarti makin mudah terkorosi. Per-bedaan potensial korosi dapat terjadi, karena ketidak-homogenan pada struktur mikro yang terkumpul pada batas

HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar I, menampilkan korosi potensio-dinamik pacta zirkaloy-4 sesudah perlakuan panas, T = 600 °C selama 1,5 dan 7 jam. Laju korosi (t = 1 jam) adalah 0,297 Milli Per Tahun (MPT), arus korosi 0,66 j.lAlCm2 dan potensial korosinya -309,26 mY. Laju korosi (t = 5 jam) adalah 0,383 MPT, arus korosi 0,85 pA/Cm2 dan potensial

P. Purwanto. dkk

ISSN 0216-3128

(3)

Prosiding Pertenluan don Presentasi JI'lIiah PPNY-BATAN. log}'akarta 23-2.5 April /996

82

Bliku II

~

Gamhar 2 : Korosizirkoloy-4 sesudah perlakuan panas t = 700 DC selama 1,5 dan 7 jam

;

t

..

Gambar 3 : Korosizirkoloy-4 sl!sudah pl!rlakuan panas t = 900 °c sl!/anw ],j dan 7 jam

.~a

Of"

Gambar 4 :Hubullgan antara laju korosi terhadap temperatur perlakuall pallas

~ £ y w ' '-'.~_M".'-: -'I'.

KESIMPULAN

-""'~~~~"'.":~I ""'~~~I."""",' I(UA/=MA~I

...~

1 Laju korosi zirkaloy-4 cenderung naik dengan

naiknya temperatur perlakuan panas dan la-manya perlakuan pemanasan.

Pacta permukaan zirkaloy-4, terjadi korosi merata (homogen) dan acta yang

berlubang-lubang.

2.

Gambar 1 : Koro.\'i~irk%y-4 sesudull per/(lkuan panas t = 600 Uc se/ama 1,5 dall 7 jam

;3

butir dun butiran.

Gambar 4, memperlihatkan hubungan anta-ra laju korosi terhadap tempeanta-ratur perlakuan panas. Dari gambar tersebut bahwa laju korosi naik ter-hadap temperatur perlakuan panas, dengan waktu pemanasan I jam. Sedangkan waktu

pemanasan 5 dun 7 jam, laju korosi naik terhadap temperatur perlakuan panas, pada 600 -700 °c dan pada 700 -900 °C laju korosi turun. Bila ditinjau dari roten-sial korosi ( E torr ), maka potensial korosi yang lebih positip lebih sulit terkorosi dibandingkan dengan potensial korosi yang lebih negatip.

Perbedaan laju korosi pada umumnya dise-babkan adanya perbedaan dalam komposisi antara batas butir dun butiran. Perbedaan mungkin juga terjadidari sejumlah reaksi pada batas butir, dian-taranya adanya endapan ( persipitat ) pada batas

butir dan pengurangan pada un sur Zr, Sn, Nn, Fe clan Cr pada permukaan paduan terse but.

Gambar Ll.la-c, Gambar LI.2a-c dan Gambar L 1.3a-c pada lampiran I, menampilkan foto korosi zirkaloy-4 yang terserang korosi pada seluruh bagian permukaan, ada bagian yang ter-serang pada batas butir dan ada bagian yang ber-lubang pada butiran. Dari gambar L 1.1 a-3c ter-sebut, nampak terlihat zirkaloy-4 terserang korosi pada seluruh bagian permukaan dun ada bagian-bagian yang berlubang. Permukaan zirkaloy-4 yang terserang korosi berlubang pada temperatur perlakuan panas 700 dan 900 °C dan pacta tem-perarur 600 °C, permukaan zirkaloy-4 terse rang korosi merata membentuk lapisan oksida. Dari gambar korosi terlihat, bahwa pada temperatur perlakuan panas 900 °C terserang korosi lebih parah dibandingkan pacta temperatur 600 0 C.

.1~~.1-".""1"""'.

.'.'.'.

"'J"'.'

(4)

Prosiding Pertemuan dan Presentasi IImiah

PPNY.BATAN, Yog)'akarta 23.25 April/996 BuJ.-u If 83

DAFT AR PUST i-\KA

I. MUCH LIS, "M~kanismc Oksidasi Zirkonium dan oleh Uap f\ir pada temperatur 700-800

°C Pada Tekanal1 6,1 -13,6 Torr", Proceeding Kolokium Tcknologi Elemcn Bahan Nuklir, Bandung, Oktober 1981. 2. EG & G PRINCETON APPLIED

RE-SEARCH, Application Instument Group, 3. Application Note Carr I, EG & G Princeton

Applied Research, USA, 1982.

4. K.R TRETW A Y, "Korosi Untuk Mahasiswa Dan Rekayasawan", Alih bahasa Alex Tri Kantjono Widodo, Gramedia Pustaka Utarna, Jakarta, 1991.

5. SMALLMAN, Alih bahasa Sriati Djaprie, "Metal1urgi Fisik Modern", Penerbit Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 1991.

Gambar Ll.2 : Foto koros; ;JrkaJoy-4 sesudah perlakuan panas, T = 600 ~C, a)

Perlakuan pana s~lama 1 Jam, b) perlakuan panas selama 5 jam dan c) perJakuan panas selama 7 Jam

LAMPlRAN

Gambar L1.1 : Foto korosi zirka/oy-4 sesudah per/akuan panas, T = 600 °c a)

Per/akuan panas se/ama / Jam, b)Per/akuan panas se/alna 5 jamdan c) Per/akuan panas se/ama 7 Jam

Gambar L1.2 : Folo korosi :irka/oy-4 sesudah per/akuan panas, T = 900, a) perlakuan panas se/alna 1 Jain b) per/akuan panas selama 5 Jmn dan C) perlakuan panas se/ama 7 Jain

P. Pumanto, dkk

(5)

TANYA-J/lfVAB

Sahat Si",bolon:

-Bagaimana r/lm/ls kimia Zirkaloy-.J.

-Bagaimana reaksi kimia korosi Zirkaloy-4

-Apakah relevan pengukuran yang hanya

se-bentar kemudian dikonversikan dalam I ta-hun,

padahal reaksi kimia (korosi) tidak selaiu

linear.

P. Punvanto:

.Rumus Kimia tidak acta untuk Zirkaloy-4. Tetapi unsur utama Zr dipadukan dengan unsur lain Sn, Cr, Fe dan Ni.

.~ Fe terkorosi lebih dulu.

-Dengan pengukuran sebentar dapat memper-kirakan laju korosi dan dapat menentukan daerah pasif dan aktif. Ya, korosi tidak selalu linear.

SUI"ijU"tO:

-Setelah sampel dipanaskan, bagaimana

pendi-nginann.va (cepat, iambat) ?

-Apa yang dimaksud dengan MPT (Milli Per

Tahun).

-Korosi berlubang ini disebabkan adanya bagian unsur pcmandu yang kelu3r d3ri permukaan log3m Zr-4. Medium korosinya yaitu Air dimineral yang diperoleh dari PRSG.

B. Tjipto Suyitllo:

-PuJa suhu berapa akan terjadi korosi pitting.

facia bagian mana yang akan mudah terserang

korosi pitting.

-Bagaimana untuk mengetahui keda/aman korosi

pitting.

P. Purwanto:

'..

-Korosi pitting dapat terjadi pada suhu kamar. B3gian yang mudah terserang korosi pitting

yaitu pada bagian batas butir.

-Kedalam korosi pitting dapat ditentukan dengan SEM (Mikroskop Elektron Sapuan).

Ratmi Her/ani:

-Pada pengujian sifat korosi Zirka/oy-4 dengan

metoda

potensiodinamik ini:

-Digunakan a/at dengan spesifikasi/model

apa?

-E/ektrode yang digunakan apa saja ?

-Media (/arutan) apa yang digunakan ?

P. Punvanto:

.Model EG & G Princeton Applied Research: -Elektroda yang digunakan yaitu grafit. -Larutan yang digunakan Air dimineral. -.4pa penyebab terjadm}'a korosi lubang

.me-dium korosinya apa ?

P. Purwanto:

-Sampel dipanaskan dengan kecepatan pema-nasan dan pendinginan 15°C/menit di dalam suatu "furnace".

~ Yang dimaksud MPT yaitu laju suatu per-tumbuhan oksidasi pada pennukaan mili inci per

tahun.

ISSN 0216-3128

P. Purwanto, dkk

Gambar

Gambar 3 : Korosizirkoloy-4 sl!sudah pl!rlakuan panas t = 900 °c sl!/anw ],j  dan 7 jam
Gambar  L1.1  :  Foto  korosi  zirka/oy-4  sesudah per/akuan  panas,  T  =  600  °c  a)

Referensi

Dokumen terkait

Organogenesis adalah proses pembentukan organ tubuh atau alat tubuh, mulai dari bentuk primitif (embrio) hingga menjadi bentuk definitif (fetus). Fetus memiliki bentuk yang spesifik

Kusumastuti et.al (2007) berpendapat bahwa dewan direksi yang memiliki latar belakang pendidikan dibidang bisnis dan ekonomi dapat mengelola perusahaan dan

Laporan Kinerja Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan (TKPK) Kota Banda Aceh Tahun 2016 ini merupakan laporan yang disusun pada semester 1 dalam rangka pelaksanaan

Pada cedera otak, pembuluh2pembuluh &#34;ena yang berjalan pada permukaan otak menuju sinus sagitalis superior di garis tengah atau disebut %ridging Ceins, dapat

mengulas gambaran malaikat Izrail yang mengambil debu bumi untuk kemudian dengan tanah lempung Allah menciptakan makhluk yang hidup di sistem tatasurya, gambaran yang

Secara khusus dapat disimpulkan sebagai berikut, pertama, penggunaan komunikasi instruksional oleh pendidik dilihat dari komunikasi verbal, nonverbal, dan komuni- kasi bermedia

1) Pustaka purwa, memuat cerita sajak para dewa hingga lakon-lakon wayang seperti yang pokok-pokoknya dalam Mahabarata. 2) Kalatidha, yang terkenal dengan gambaran

Hasil penel itian pada tabel 1 m enunjukkan bahwa nil ai efisi ensi penghilangan TSS tinggi, sebagian besar m el ebihi 80% hanya efisi ensi penghilangan air lim bah