• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL AUDIT SOSIAL CSR MIGAS DI KABUPATEN TUBAN. Oleh FITRA JATIM, didukung oleh Yayasan TIFA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL AUDIT SOSIAL CSR MIGAS DI KABUPATEN TUBAN. Oleh FITRA JATIM, didukung oleh Yayasan TIFA"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL  AUDIT  SOSIAL  CSR  MIGAS  

DI  KABUPATEN  TUBAN  

Oleh  

(2)

LPE Ja w a Ti mu r 6 ,6 8 %

PDRB Perkapita Jawa Timur Rp. 20,77 juta

Gresik Kota Madiun Kota Surabaya Mojokerto Bojonegoro Lamongan Kota Batu

Pacitan Banyuwangi Ngawi

Ponorogo Bondowoso Tuban

Trenggalek Situbondo Bangkalan Tulungagung Probolinggo Sampang

Blitar Pasuruan Pamekasan

Kediri Jombang Sumenep

Malang Nganjuk Kota Blitar

Lumajang Madiun Kota Pasuruan

Jember Magetan Sidoarjo Kota Kediri Kota Malang Kota Probolinggo Kota Mojokerto Banyuwangi   Jember   Bondowoso   Situbondo   Lumajang   Probolinggo   Sumenep   Sampang  Pamekasan   Bangkalan   Tuban   Bojonegoro  Lamongan   Gresik   Surabaya   Sidoarjo   Pacitan   Trenggalek  Tulungagung   Ngawi   Magetan   Madiun   Ponorogo   Blitar   Malang   Pasuruan   Mojokerto   Nganjuk  Jombang   Kediri   Batu  

Kwadran  I  (LPE  Cnggi,  PDRB/Cap  Cnggi)   Kwadran  II  (LPE  rendah,  PDRB/Cap  Cnggi)  

Kwadran  III  (LPE  Cnggi,  PDRB/Cap  Rendah)   Kwadran  IV  (LPE  rendah,  PDRB/Cap  rendah)   Legenda  Peta  :  

(3)

KONDISI KEMISKINAN

Ò  Berdasarkan Hasil PPLS Tahun 2008 Jumlah Keluarga Miskin

(GAKIN) di Kabupaten Tuban mencapai 105.447 KK atau 332.241 jiwa. Pada PPLS tahun 2011 Jumlah Keluarga Miskin bukannya berkurang malah cenderung naik menjadi 147,847 KK, jumlah ini setara dengan 42% dari jumlah KK dikabupaten Tuban yang berjumlah 351,917 KK.

Ò  Wilayah penyangga II yang menjadi Sasaran dan lokasi CSR JOB

PPEJ bersama PT. Pentawira Agrahasakti, MCL, PT Perhutani KPH Tuban, KPH Parengan meliputi kecamatan Soko, Rengel, Plumpang, Widang, Grabagan, Semanding dan Palang memiliki rumah tangga miskin dengan rerata 45,21% dari jumlah KK di wilayah tersebut. Perkembangan hasil PPLS 2008 ke tahun 2011 semuanya mengalami peningkatan, terparah mencapai 104% terjadi di kecamatan soko yang menjadi wilayah operasi perusahaan migas JOB PPEJ, sebanyak 51% dari jumlah KK yang ada masih dibawah garis kemiskinan.

(4)

SASARAN / LOKASI KEGIATAN CSR/

COMMUNITY DEVELOPMENT DI KABUPATEN TUBAN

(SUMBER; BAPPEDA TUBAN)

KELOMPOK KECAMATAN PELAKU USAHA

WILAYAH PENYANGGA I Kerek, Montong, Merakurak, Tambakboyo dan Jenu PT. Semen Gresik, Tbk

PT. TPPI dan PT. Holcim Indonesia, dan Pelaku Usaha lainnya

WILAYAH PENYANGGA II

Soko, Rengel, Grabagan, Palang, Widang, Semanding dan Plumpang

JOB PPEJ , PT. Pentawira Agrahasakti, MCL, PT Perhutani KPH Tuban, KPH

Parengan dan Pelaku Usaha lainnya

WILAYAH PENYANGGA III

Tuban, Singgahan, Bangilan, Kenduruan,

Senori, Parengan, Jatirogo dan Bancar.

PT Perhutani (KPH Tuban, Parengan, Jatirogo dan Kebonharjo), Unsur Perbankan, PT. Telkom, dan Pelaku

Usaha lainnya

(5)

KECAMATAN RTM 2008 Proporsi 2008 RTM 2011 Proporsi 2011 SOKO 6,474 30.7% 13,209 50.8% PLUMPANG 9,221 47.5% 11,608 47.8% PALANG 6,619 35.5% 10,940 45.5% SEMANDING 8,455 36.0% 10,023 32.3% BANCAR 5,148 37.1% 7,964 48.7% RENGEL 4,394 30.8% 7,875 43.4% MERAKURAK 4,543 34.2% 7,482 46.4% KEREK 5,910 35.7% 7,459 39.3% JENU 4,920 40.3% 7,436 48.5% WIDANG 5,340 41.0% 7,019 44.8% SINGGAHAN 3,151 31.1% 6,695 51.5% GRABAGAN 5,546 58.1% 6,289 52.0% SENORI 4,265 41.7% 6,228 49.7% PARENGAN 4,952 35.9% 6,057 35.3% MONTONG 2,354 18.3% 5,929 39.6% TUBAN 3,141 16.0% 5,858 22.8% BANGILAN 4,255 37.2% 5,849 41.4% JATIROGO 3,118 23.2% 4,975 30.9% TAMBAKBOYO 2,715 27.9% 4,575 38.7% KENDURUAN 1,835 25.8% 4,377 52.1%

Rumah

Tangga

Miskin

Kab.

Tuban

2008

-2011

Sumber PPLS 2008-2011

(6)

9,646 7,303 6,201 4,327 3,354 2,463 1,522 - 2,000 4,000 6,000 8,000 10,000 12,000

JUMLAH RUMAH TIDAK LAYAK HUNI KABUPATEN TUBAN 2011

Soko menjadi kecamatan terbesar se-kabupaten Tuban terdapat rumah tidak layak huni

(7)

590 450 422 389 379 374 308 306 299 298 298 274 246 238 238 224 222 190 174 174 142 129 110 Rata-Rata : 281 RT 0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650

DESA BERPENDUDUK MISKIN

DI WILAYAH INDUSTRI MIGAS (JOB PPEJ) DI KEC. SOKO 2008

Potret buram tampak lebih jelas terjadi di desa-desa Ring I wilayah operasi perusahaan Migas, berdasarkan Hasil PPLS Tahun 2008 dua desa terdampak langsung tingkat kemiskinannya masih cukup tinggi. Rumah Tangga Miskin (RTM) di desa Rahayu mencapai 308 RTM dan desa Sokosari mencapai 379 RTM, disebelah dua desa tersebut desa Sumurcinde bahkan mencapai 422 RTM dan desa Sandingrowo juga masih sebanyak 274 RTM, begitu juga kawasan yang menjadi lintasan pipa dan pengembangan industri migas ini termasuk memiliki jumlah rumah tangga miskin yang tergolong cukup tinggi di kecamatan Soko seperta desa Pandanwangi 298 RTM, Mojoagung 450 RTM, dan desa Simo dengan jumlah rumah tangga miskin mencapai 374 RTM.

(8)

JUMLAH INDUSTRI YANG MENGELOLA CSR TAHUN 2009 - 2012

NO NAMA PERUSAHAAN JUMLAH DANA CSR (Rp)

TAHUN 2009 TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012

I JOB PPEJ 1,483,744,912 4,528,624,072 7,297,717,000 2,557,440,000   II PT. SEMEN GRESIK 2,281,430,990 24,000,000,000 90,849,941,827 84,029175000   III KPH TUBAN 16,724,931,159 - 21,265,488,055 20,926,175,000   IV KPH JATIROGO 2,388,298,364 8,699,028,688 1,865,308,352 22,988,094000   V KPH PARENGAN 137,800,000 121,815,800 166,209,217 646,605,600   VI KPH KEBONHARJO 472,393,000 - 388,604,637 650,174,900   VII PENTAWIRA AGRAHASAKTI 88,755,000 52,500,000

72,900,000

85,652,000  

VIII PT. TPPI 660,675,382 478,452,230 421,716,790 77,445,000   IX PT. HOLCIM 1,233,075,470 2,735,297,489 2,428,856,300 4,057,000,000   XII PERTAMINA EP - - 21,530,000 -   XIII PT. MONSANTO INDONESIA - - 1,200,000,000 -   XIV BRI 882,789,600 -   XV   Mobil Cepu Ltd   32,400,000,000  

JUMLAH 25,471,104,277 40,615,718,279 126,861,061,778 168,417,590,500  

(9)

INSTRUMEN POKOK

Audit Sosial ini menjawab pertanyaan kunci :

¢  Bagaimana kebijakan CSR Migas ?

¢  Apa saja persoalan pengelolaan CSR Migas (JOB PPEJ)

¢  Bagaimana posisi masyarakat sebagai penerima manfaat

dalam pengelolaan CSR Migas (JOB PPEJ)?

¢  Bagaimana manfaat dan dampak program CSR Migas (JOB

(10)

METODE

¢  Metode Audit Sosial oleh warga bersifat kualitatif dengan teknik verifikasi lapangan untuk mengetahui kesesuaian Program CSR dengan kebutuhan masyarakat, mekanisme pelaksanaan program CSR dan melihat Aktor-aktor yang terlibat dalam pelaksanaan program CSR serta memverifikasi akuntabilitas pelaksanaan program-program CSR, termasuk kegiatan-kegiatan CSR dalam bentuk sarana dan prasarana baik pendidikan maupun kesehatan dan infrastruktur lainnya.

¢  Verifikasi lapangan dilakukan dengan cara wawancara langsung

dengan pelaku CSR yang terdiri dari JOB Pertamina-petrochina East Java, Pemerintah Daerah, Pemerintah desa dan Komite Pelaksana CSR dan penerima manfaat. Verifikasi juga melakukan pencocokan dokumen dengan data lapangan, selanjutnya menganalisa data Primer dan data skunder menjadi temuan sementara. Kemudian melakukan Focus Group Discution (FGD) untuk memastikan temuan audit sosial di yakini kebenarannya

¢  Sasaran Audit sosial CSR Migas adalah lima desa Ring I yang menjadi prioritas alokasi program CSR JOB PPEJ Meliputi tiga desa di kecamatan Soko (desa Rahayu, Sokosari dan Sumurcinde) serta dua desa di kecamatan Rengel (desa Bulurejo dan Kebonagung).

(11)

TAHAPAN AUDIT SOSIAL :

Study Awal Penyusunan Workshop

Instrumen Audit Sosial

FGD Verfikasi Temuan Desiminasi Hasil Audit Sosila Penulisan Laporan

(12)

1.  Regulasi belum secara tegas mengatur transparansi

dan keterlibatan masyarakat di wilayah operasi dalam pengelolaan dana CSR Migas

2.  Inisiasi Corporate Forum For Community

Development (CFCD) oleh Pemerintah Kabupaten

Tuban belum melibatkan Masyarakat lokal

3.  Sistem perencanaan CSR belum di lakukan secara

sinergis dengan program pemerintah, masing-masing melakukan perencanaan sendiri-sendiri

(13)

1.  Proses persetujuan rencana program dan anggaran PSPO dan

CSR di internal JOBPPEJ hingga SKKMIGAS cukup memakan waktu

2.  Sumber anggaran PSPO dan CSR JOBPPEJ berasal dari

skema cost recovery dan non cost recovery

3.  JOB PPEJ Melaksanakan sendiri program PSPO dan CSR

4.  Program Kompensasi, Infrastruktur dan kehumasan masih

menjadi prioritas utama

5.  Pembangunan infrastruktur belum berkaitan secara langsung

pada peningkatan pendapatan dan hak dasar masyarakat sekitar

6.  Tahun 2011 akhir membentuk KPPMD di lima desa Sekitar

sebagai Pengelola dana PSPO dan CSR namun Sebagian besar dana PSPO & CSR tetap dikelola sendiri oleh JOBPPEJ

(14)

TAHUN   2008   %   2009   %   2010   %   2011   %   infrastruktur   520,368,453     31%   1,036,498,622     70%   431,812,263     10%   1,814,621,000     25%   Pendidikan     281,263,220     17%   108,800,000     7%   182,100,000     4%   150,000,000     2%   Kesehatan     190,916,145     11%   -­‐         0%   135,670,850     3%   Masuk  kegiatan   kompensasi         0%   E k o n o m i   &   Pertanian   100,000,000   6%   41,868,790   3%   238,700,000     5%   275,000,000     4%   Kompensasi     -­‐         0%   -­‐         0%   3,063,530,258     68%   4,495,880,000     62%   Kehumasan     585,974,950     35%   296,577,500     20%   476,810,701     11%   562,216,000     8%   Jumlah     1,678,522,768     18%   1,483,744,912    -­‐12%   4,528,624,072    205%   7,297,717,000     61%  

(15)

PROGRAM  INFRASTRUKTUR   TAHUN  2009   TAHUN  2010   TAHUN  2011  

URAIAN   ANGGARAN   ANGGARAN   ANGGARAN  

Jalan    216,500,000      170,812,263     320,268,000     Tembok  penahan  Jalan  dan  

plengsengan   264,199,316      50,000,000     188,277,000     Balaidesa   3,440,000      155,000,000     420,000,000     Pendidikan    10,320,000      123,600,000     785,068,500     Tempat  Ibadah    15,480,000         25,000,000     Kuburan           76,007,500     Kantor    Instansi  Pemerintah    1,720,000      96,000,000        

Sumber : Laporan JOB PPEJ Tuban

(16)

Pembentukan Komite Pengembangan Masyarakat pada pertengahan tahun 2011 di lima desa ring satu oleh JOB PPEJ dianggap lebih transparan dalam penentuan pagu anggaran disetiap desa, atas inisiatif pemerintah desa usulan-usulan program di singkronisasikan dengan prioritas desa dalam RPJMD dan tercatat dalam APBDes, dan diharapkan dapat meningkatkan Partisipasi warga utamanya penerima manfaat.

USULAN DESA Melalui Komitte Usulan Masyarakat di sepakati melalui Musyawarah Desa disesuaikan dengan

RPJMDes di catat dalam APBDes

APPROVE / PERSETUJUAN

di verifikasi dan dimasukan RK JOB PPEJ di setujui oleh Pertamina, petrochina, pertamina

EP & BPMIGAS (SKKMIGAS)

PELAKSANAAN KEGIATAN CSR dilaksanakan oleh Komite CSR bersama Masyarakat dengan Pembinaan dari JOB

PPEJ LPJ/EVALUASI

di laporkan pada Musyawarah Warga, pemerintah Desa & JOB PPEJ

(17)
(18)

Perencanaan dan Kelembagaan :

1.  Penerima manfaat tidak terlibat dalam perencanaan PSPO

& CSR

2.  Tidak ada pemetaan potensi dalam perencanaan usulan

Minimnya kapasitas KPPMD

3.  Belum ada sinergi perencanaan antara program

pemerintah dengan program PSPO & CSR

4.  Tidak ada verifikasi dan kriteria kelayakan usulan dan

sasaran program PSPO & CSR

5.  Usulan kegiatan infrastruktur desa menjadi prioritas

KPPMD

6.  Waktu pelaksanaan sangat singkat

7.  Struktur kelembagaan pengelola PSPO & CSR (KPPMD) di

dominasi elit desa

8.  Tidak dibentuk lembaga pengawas sementara BPD juga

(19)

ALOKASI  ANGGARAN  CSR  MELALUI  KOMITE  CSR  DESA  

PROGRAM   RAHAYU   %   SOKOSARI   %   BULUREJO   %   SUMURCINDE   %   KEBONAGUNG   %  

Infrastruktur    400,000,000    58%   50,000,000    34%  270,000,000    100 %   50,000,000    34%      100,000,000    50%   Ekonomi     75,000,000    11%   50,000,000    34%   -­‐   0%        50,000,000    34%            50,000,000    25%   Pendidikan     75,000,000    11%   25,000,000    17%   -­‐   0%        25,000,000    17%            25,000,000    13%   Kesehatan     144,000,000    21%   20,000,000    14%   -­‐   0%        20,000,000    14%            25,000,000    13%   JUMLAH     694,000,000     145,000,000     270,000,000      145,000,000        200,000,000     Sumber : Laporan JOB PPEJ Tuban

(20)

Pelaksanaan Program Infrastruktur:

1.  Masyarakat hanya terlibat sebagai tenaga kerja

tapi tidak tahu jumlah dana pembangunannya

2.  Pembangunan tidak sesuai LPJ dan terjadi

mark-up harga satuan bahan bangunan

3.  Beberapa kegiatan infrastruktur kurang

(21)

Pelaksanaan Program Ekonomi :

1.  Banyak Kelompok Usaha Bersama yang

dibentuk JOBPPEJ tidak jalan

2.  KUB yang menjadi BUMDes tidak transparan

3.  KPPDM melakukan pemotongan bantuan modal

untuk KUB dan usaha kecil dengan alasan sebagai biaya operasional

4.  Penerima manfaat tidak tahu jumlah nominal

bantuan yang seharusnya diterima

5.  Terdapat nama-nama fiktif penerima bantuan

6.  KPPMD mengalihkan kegiatan ekonomi

(22)

Pelaksanaan Program Pendidikan :

1.  KPPDM melakukan pemotongan bantuan untuk

lembaga pendidikan

2.  Lembaga pendidikan tidak merasa

mengusulkan dan tidak tahu jumlah dana bantuan yang seharusnya diterima

(23)

Pelaksanaan Program Kesehatan :

1.  Bantuan pelayanan kesehatan gratis dianggap

tumpang tindih dengan program pemerintah

2.  Bantuan Gizi Balita (PMT) masih bersifat

penyuluhan belum PMT pemulihan dan sudah di anggarkan juga dari APBD

3.  Bantuan Ape di anggap bermanfaat

4.  Kegiatan kepemudaan dimasukkan dalam

bidang kesehatan, kualitas bantuan mudah rusak

5.  Penerima manfaat tidak tahu jumlah dana

(24)

Pertanggungjawaban Program :

1.  LPJ KPPMD hanya secara administratif kepada

JOB PPEJ sebagai pemberi bantuan dan kepada Kepala desa.

2.  Belum ada media informasi yang mudah

diakses masyarakat untuk mengetahui bentuk kegiatan, jumlah anggaran, lokasi kegiatan, dan penerima manfaatnya yang di danai dari PSPO & CSR JOBPPEJ

3.  KPPMD melempar tanggungjawab penyampain

informasi kepada JOBPPEJ

4.  Masyarakat tidak tahu jumlah dan penggunaan

(25)

REKOMENDASI AUDIT SOSIAL CSR

Sumber Foto:

(26)

—  Menjamin Tranparansi pengelolaan dana

CSR serta adanya keterlibatan warga dalam pengelolaan CSR

—  Memperkuat kapasitas Pemerintah desa dan

KPPMD

—  Membangun sinergi perencanaan antara

pemerintah dan KKKS

—  Adanya efesiensi dalam Mekanisme

persetujuan usulan CSR di KKS tanpa mengurangi akuntabilitas

(27)

Referensi

Dokumen terkait

Rumusan permasalahan berdasarkan latar belakang pada penelitian ini adalah bagaimana melakukan perbaikan untuk mereduksi pemborosan pada proses produksi nugget stik di

Metode analisis data panel dengan model random effect harus memenuhi persyaratan yaitu jumlah cross section harus lebih besar daripada jumlah variabel penelitian.. Untuk

Tujuan penelitian yaitu mengetahui dan mempelajari kadar lemak, protein, dan bahan kering tanpa lemak pada produksi susu sapi perah Fries Holland hasil pemerahan pagi

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara bersama-sama rasio likuiditas, rasio leverage, rasio profitabilitas, ukuran perusahaan, status perusahaan, umur

Studi David McNally (2009: 1946) menunjukkan bahwa pergeseran geografi kapital ke wilayah Asia mulai terjadi pada 1980an, setelah mengalami krisis tahun 1973-74,

Tujuan dari penelitian ini adalah mengembangkan sebuah sistem untuk melakukan human tracking pada area tertentu yang tertutup dengan memanfaatkan teknologi RFID, IP Camera

Untuk dapat membuat direktori pada Windows menggunakan perintah md, sedangkan pada sistem operasi Unix atau Linux Anda dapat membuat direktori dengan menggunakan perintah mkdir, yang