• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

11 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Teori 2.1.1. Laporan Keuangan

2.1.1.1. Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan informasi yang menggambarkan kondisi dan kinerja suatu perusahaan. Laporan keuangan sangat penting bagi sebuah perusahaan. Laporan keuangan adalah suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan yang selanjutnya menjadi informasi mengenai kinerja perusahaan tersebut (Neliana, 2017).

Menurut PSAK Nomor 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu perusahaan. (Ikatan Akuntan Indonesia, 2015). Laporan keuangan merupakan media komunikasi perusahaan dengan para pemegang saham. Laporan keuangan diterbitkan sebagai bentuk tanggung jawab perusahaan publik kepada berbagai pihak yang berkepentingan atas terjadinya transaksi jual beli saham perusahaan di pasar modal (Andriana & Raspati, 2015).

Menurut Fahmi (2013: 2), definisi laporan keuangan adalah:

“….suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan suatu perusahaan, dan lebih jauh informasi tersebut dapat dijadikan sebagai gambaran kinerja keuangan perusahaan tersebut.”

(2)

Berdasarkan pengertian laporan keuangan di atas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan merupakan suatu informasi yang menggambarkan kondisi keuangan dan kinerja perusahaan, dan digunakan oleh berbagai pihak sebagai pertimbangan pengambilan keputusan.

2.1.1.2. Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan laporan keuangan adalah menyajikan informasi mengenai kondisi suatu perusahaan kepada pihak-pihak yang membutuhkan dari sudut angka-angka dalam satuan moneter (Fahmi, 2013). Tujuan disusunnya laporan keuangan menurut Neliana (2017) adalah untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi.

Menurut PSAK Nomor 1 tentang Penyajian Laporan Keuangan, laporan keuangan disusun dengan tujuan:

“… untuk memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang bermanfaat bagi sebagian besar pengguna laporan keuangan dalam pembuatan keputusan ekonomik. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.”

Berdasarkan pendapat yang dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan penyusunan dan pengungkapan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi mengenai kondisi keuangan suatu perusahaan kepada para pengguna untuk pembuatan keputusan.

(3)

2.1.1.3. Komponen Laporan Keuangan

Menurut PSAK 1 (2015:1.3) komponen laporan keuangan yang lengkap terdiri dari:

a) Laporan posisi keuangan pada akhir periode;

b) Laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain selama periode; c) Laporan perubahan ekuitas selama periode;

d) Laporan arus kas selama periode;

e) Catatan atas laporan keuangan, berisi ringkasan kebijakan akuntansi yang signifikan dan informasi penjelasan lain;

ea) Informasi komparatif mengenai periode terdekat sebelumnya;

f) Laporan posisi keuangan pada awal periode terdekat sebelumnya ketika entitas menerapkan suatu kebijakan akuntansi secara retrospektif atau membuat penyajian kembali pos-pos laporan keuangan, atau ketika entitas mereklasifikasi pos-pos dalam laporan keuangannya.

2.1.1.4. Kegunaan Laporan Keuangan

Laporan keuangan sangat diperlukan untuk mengukur hasil dan perkembangan usaha suatu perusahaan dari waktu ke waktu, dan untuk mengetahui apakah perusahaan tersebut sudah mencapai tujuannya (Fahmi, 2013). Selain itu, laporan keuangan juga digunakan untuk dijadikan bahan pertimbangan bagi pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan (Neliana, 2017).

(4)

Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan dapat berguna sebagai bahan pertimbangan juga sebagai alat ukur dalam menilai perusahaan dalam menjalankan operasinya.

2.1.1.5. Karakteristik Laporan Keuangan

Dalam kegunaanya laporan keuangan sebagai alat bantu pengambilan keputusan, terdapat 4 (empat) karakteristik utama laporan keuangan yang harus dipenuhi. Menurut Fahmi (2013) keempat karakteristik tersebut adalah “dapat dipahami”, “relevansi”, “dapat dipercaya”, dan “dapat dibandingkan” dengan penjelasan sebagai berikut:

1. Suatu informasi dapat berguna apabila dapat dipahami oleh para pengguna yang berasal dari berbagai kalangan yang berbeda. Informasi yang dapat berguna adalah informasi yang disajikan dengan bahasa yang sederhana, singkat, formal dan mudah dipahami.

2. Laporan keuangan akan memberikan manfaat bagi para penggunanya apabila informasi yang terdapat di dalamnya relevan dengan pengambilan keputusan.

3. Informasi yang ada pada laporan keuangan sangat bermanfaat apabila disajikan secara andal atau dapat dipercaya, sehingga informasi harus disajikan secara jujur dengan prinsip kehati-hatian dan lengkap.

4. Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus memiliki sifat daya banding, artinya harus disajikan secara komparatif dengan tahun-tahun

(5)

sebelumnya. Laporan yang komparatif dapat digunakan untuk melakukan prediksi keuangan.

2.1 2. Analisis Laporan Keuangan

Laporan keuangan yang disajikan oleh pihak akuntan, selanjutnya menjadi tanggung jawab bagi manajer perusahaan untuk melakukan analisa secara komprehensif dan kritis terhadap seluruh isi dari laporan keuangan tersebut. Jika analisa dilakukan secara tidak komprehensif dan kritis, memungkinkan terjadinya kondisi-kondisi yang terlewatkan dan bias berdampak pada masalah yang timbul di kemudian hari. (Fahmi, 2013).

2.1.2.1. Pengertian Analisis Laporan Keuangan

Analisis laporan keuangan adalah penguraian suatu permasalahan serta menjelaskan hubungan antara bagian-bagian yang ada di dalamnya untuk selanjutnya diperoleh suatu pengertian secara khusus (Maith, 2013).

Menurut Harahap dalam Maith (2013) analisis laporan keuangan berarti menguraikan pos-pos laporan keuangan menjadi unit informasi yang lebih kecil dan melihat hubungannya yang bersifat signifikan atau yang mempunyai makna antara satu dengan yang lain baik antara data kuantitatif maupun data non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahui kondisi keuangan lebih dalam yang sangat penting dalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

(6)

2.1.2.2. Tujuan dan Manfaat Analisis Laporan Keuangan

Tujuan analisis laporan keuangan adalah untuk menegaskan apa yang diinginkan dari analisis yang dilakukan, sehingga terarah memiliki batasan dan hasil yang ingin dicapai (Maith, 2013). Analisis laporan keuangan digunakan untuk memprediksi dan mengantisipasi masa depan serta sebagai titik awal perencanaan tindakan yang akan mempengaruhi di masa depan (Allo, 2017)

2.1.3. Analisis Rasio Keuangan

Rasio keuangan merupakan suatu cara yang membuat perbandingan, data keuangan perusahaan menjadi lebih berarti. Rasio keuangan menjadi dasar untuk menjawab beberapa pertanyaan penting mengenai kesehatan keuangan perusahaan. (Samryn, 2011).

Analisis rasio keuangan merupakan cara untuk menganalisis kinerja perusahaan. Melalui analisis rasio keuangan, penilaian atas kinerja perusahaan dapat diketahui untuk selanjutnya dijadikan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan keuangan (Afriyeni, 2008). Pemegang saham jangka pendek dan menengah cenderung tertarik pada kondisi keuangan jangka pendek dan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen yang memadai. Informasi tersebut dapat diperoleh dengan cara yang sederhana yaitu menghitung rasio-rasio keuangan (Fahmi, 2013).

(7)

2.1.3.1. Jenis-Jenis Rasio Keuangan

Untuk mengukur kinerja keuangan menggunakan rasio, dapat dilakukan dengan beberapa jenis rasio keuangan. Masing-masing rasio keuangan memiliki tujuan, kegunaan dan arti tertentu. Menurut Kasmir (2014) jenis-jenis rasio keuangan adalah sebagai berikut:

1. Rasio Likuiditas 2. Rasio Solvabilitas 3. Rasio Aktivitas 4. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas 5. Rasio Pertumbuhan 6. Rasio Penilaian.

Menurut Harahap (2010), terdapat 8 (delapan) rasio keuangan yang sering digunakan, yaitu:

1) Rasio Likuiditas

Menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.

2) Rasio Solvabilitas

Menggambarkan kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka panjangnya, atau kewajiban-kewajibannya apabila perusahaan dilikuidasi. 3) Rasio Rentabilitas/Profitabilitas

Menggambarkan kemampuan perusahaan memperoleh laba melalui sumber daya yang dimilikinya.

(8)

4) Rasio Leverage

Menggambarkan seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (equity).

5) Rasio Aktivitas

Menggambarkan aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan penjualan, pembelian, maupun kegiatan lainnya.

6) Rasio Pertumbuhan (Growth)

Menggambarkan presentase pertumbuhan pos-pos perusahaan dari tahun ke tahun

7) Rasio Penilaian Pasar (Market Based Ratio)

Rasio ini khusus digunakan untuk menggambarkan situasi/keadaan prestasi perusahaan di pasar modal.

8) Rasio Produktivitas

Menggambarkan tingkat produktivitas dari unit atau kegiatan yang dinilai. Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa dalam ekonomi terdapat beberapa jenis rasio dengan tujuan dan kegunaannya masing-masing. Berdasarkan penelitian, penulis akan meneliti 2 (dua) jenis rasio yaitu rasio profitabilitas dan rasio pasar.

(9)

2.1.3.2. Rasio Profitabilitas

Rasio profitabilitas merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan dengan melihat besar kecilnya keuntungan yang diperoleh dari penjualan maupun investasi (Fahmi, 2013). Menurut Husnan & Pudjiastuti (2015) rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur sejauh mana perusahaan mampu memperoleh laba dari penjualan, asset yang dimiliki dan ekuitas yang dimilikinya.

Menurut Samryn (2011), rasio profitabilitas merupakan:

“suatu model analisis yang berupa perbandingan data keuangan sehingga informasi keuangan tersebut menjadi lebih berarti. Analisis ini sering digunakan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang:

1. kemampuan memperoleh laba bruto;

2. cara manajemen mendanai investasinya; dan

3. kecukupan pendapatan yang dapat diterima pemegang saham biasa dari investasi yang mereka lakukan dalam pemilikan perusahaan.” Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa rasio profitabilitas adalah suatu alat ukur yang menunjukkan sejauh mana perusahaan memperoleh keuntungan dari sumber daya yang dimilikinya.

Analisis rasio profitabilitas dapat dilakukan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan dari neraca dan laporan laba rugi yang disajikan perusahaan. Rasio yang dapat digunakan menurut Samryn (2011) terdiri dari:

a. Marjin Laba Bersih, digunakan untuk menunjukkan tiap rupiah laba yang diterima dari penjualan setelah pajak. Adapun rumus marjin laba bersih adalah:

Laba bersih setelah pajak Penjualan bersih

(10)

b. Marjin Laba Bruto, digunakan untuk menunjukkan tiap rupiah laba kotor yang diterima dari penjualan. Adapun rumus marjin laba bruto adalah:

c. Return on Investment, digunakan untuk menunjukkan tiap rupiah laba setelah pajak yang diterima dari aktiva yang dimiliki perusahaan. Adapun rumus return on investment adalah:

d. Return on Equity, digunakan untuk menunjukkan tiap rupiah laba setelah pajak yang diterima dari ekuitas pemegang saham. Adapun rumus return on equity adalah:

e. Earning Per Share, digunakan untuk menunjukkan tiap rupiah laba bersih setelah pajak yang dihasilkan dari tiap lembar saham biasa. Adapun rumus earning per share adalah:

Penjualan − beban pokok penjualan Penjualan bersih

Laba bersih setelah pajak Total aktiva

Laba bersih setelah pajak Ekuitas pemegang saham

Laba Bersih setelah pajak Penjualan saham biasa

(11)

2.1.3.3. Rasio Pasar

Rasio pasar adalah rasio yang menunjukkan informasi perusahaan yang dinilai per saham (Arifin & Agustami, 2016). Rasio pasar merupakan rasio yang digunakan untuk menunjukkan kondisi yang terjadi di pasar. Rasio ini menggambarkan kondisi yang akan diterapkan dan dampaknya di masa yang akan datang (Fahmi, 2013).

Menurut Hanafi dan Halim (2009), rasio pasar merupakan rasio yang lazim dan khusus digunakan di pasar modal untuk menggambarkan situasi dan prestasi perusahaan di pasar modal. Jenis rasio pasar terdiri dari Price Earning Ratio, Dividend Payout Ratio, dan Dividend Yield.

a. Price Earning Ratio mengindikasikan besarnya rupiah yang harus dibayarkan oleh pemegang saham untuk memperoleh satu rupiah earning perusahaan (Saputra & Putra, 2016). Adapun rumus price earning ratio adalah:

b. Dividend Payout Ratio, merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara laba yang dibayarkan dalam bentuk dividen dengan total laba yang tersedia bagi pemegang saham (Sulistiyo, Hartoyo, & Maulana, 2016). dengan rumus:

Harga Saham per lembar Laba per lembar saham

Dividen per lembar saham laba per lembar saham

(12)

c. Dividend Yield, merupakan hasil presentase dari keuntungan per lembar saham dibagi dengan harga pasar per lembar saham yang diterima oleh perusahaan (Putra & Widaningsih, 2016). Dividend yield dapat dihitung dengan rumus:

Dari rasio-rasio tersebut di atas, yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Earning per Share (EPS) 2. Price Earning Ratio (PER)

2.1.4. Return Saham 2.1.4.1. Pengertian Saham

Saham merupakan hak kepemilikan perusahaan yang dapat dijual kepada para calon pemegang saham. (Jogiyanto, 2003). Fahmi dan Hadi (2009) mendefinisikan bahwa:

“saham adalah:

a. Tanda bukti penyertaan kepemilikan modal/dana pada suatu perusahaan.

b. Kertas yang tercantum dengan jelas nilai nominal, nama perusahaan dan di ikuti dengan hak dan kewajiban yang dijelaskan kepada setiap pemegangnya.

c. Persediaan yang siap untuk dijual.”

Saham menunjukkan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) (Husnan, 2015). Di dalam pasar modal terdapat

Dividen per lembar saham biasa Harga saham per lembar saham biasa

(13)

dua jenis saham yang dikenal oleh publik, yaitu saham biasa atau disebut common stock dan saham istimewa atau disebut preferred stock.

Saham biasa adalah surat berharga yang dijual oleh perusahaan yang menjelaskan nilai nominal. Pemilik saham biasa memiliki hak untuk mengikuti RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) dan RUPSLB (Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa). Selain itu, pemilik saham biasa juga memiliki hak untuk menentukan membeli right issue (penjualan saham terbatas) atau tidak. Di akhir tahun, pemilik saham luar biasa akan memperoleh keuntungan yang berbentuk dividen (Fahmi & Hadi, 2009).

Saham istimewa adalah surat berharga yang dijual oleh perusahaan yang menjelaskan nilai nominal. Berbeda dengan pemilik saham biasa, pemilik saham istimewa memperoleh pendapatan tetap dalam bentuk dividen yang diterima setiap tiga bulan (Fahmi & Hadi, 2009).

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa saham merupakan bagian kepemilikan perusahaan yang dapat dimiliki oleh pihak luar melalui transaksi jual beli. Perbedaan saham biasa dan saham istimewa terletak pada hak berpendapat dalam rapat periode pembagian dividen.

2.1.4.2. Return Saham

Return merupakan salah satu faktor yang memotivasi pemegang saham untuk berinvestasi juga merupakan imbalan atas keberanian pemegang saham dalam menanggung risiko atas investasi yang dilakukan. Return investasi yang

(14)

diperoleh pemegang saham di masa yang mendatang mungkin akan berbeda dengan estimasinya. (Brata, Wijaya, & Putra, 2017).

Return saham merupakan kelebihan harga jual saham di atas harga belinya. Semakin besar selisih harga jual dengan harga beli saham, maka semakin besar return yang diperoleh oleh pemegang saham. Apabila seorang pemegang saham menginginkan return yang besar, maka ia harus bersedia menanggung risiko yang lebih besar, sebaliknya, apabila ia tidak bersedia menanggung risiko yang besar, maka ia akan memperoleh return yang kecil. (Arista & Astohar, 2012)

Gitman & Zutter (2015) menjelaskan bahwa:

”The total rate of return is the total gain or loss experienced on an investment over a given period. Mathematically, an investment’s total return is the sum of any cash distributions (for example, dividends or interest payments) plus the change in the investment’s value, divided by the beginning-of-period- value.”

Artinya, total tingkat pengembalian (return) adalah total keuntungan atau kerugian yang dialami pada suatu investasi selama periode tertentu. Secara matematis, return adalah jumlah setiap distribusi tunai ditambah perubahan nilai investasi dibagi dengan nilai investasi pada awal periode.

Return dibedakan menjadi 2 (dua) jenis yaitu actual return dan expected return yang akan diperoleh pemegang saham di masa mendatang (Wahyuni & Djamaluddin, 2016). Return realisasi merupakan return yang diterima pemegang saham selama periode kepemilikan. Return ini berguna untuk mengukur kinerja perusahaan karena sebagai dasar penentuan tingkat keuntungan yang diharapkan dan risiko di masa mendatang. Return ekspektasi merupakan return yang

(15)

diharapkan akan diperoleh pemegang saham di masa yang akan datang (Tanudjaja, Gumanti, & Singgih, 2014).

2.1.4.3. Pengukuran Return Saham

Setiap investasi baik jangka pendek maupun jangka panjang memiliki tujuan utama untuk memperoleh keuntungan (Sumampow & Murni, 2016). Sugiarto (2011) menjelaskan bahwa return saham adalah hasil berupa dividend yield dan capital gain yang diperoleh pemegang saham dari kegiatan investasi yang dilakukannya.

Dividend yield merupakan keuntungan yang diperoleh melalui pembayaran yang bersifat periodik. Sedangkan capital gain adalah selisih laba yang dialami oleh pemegang saham yang disebabkan oleh tingginya harga saham sekarang dibanding harga saham sebelumnya. Jika selisih antara harga saham sekarang dengan harga saham sebelumnya negative, maka yang tejadi adalah capital loss (rugi) (Batubara & Hariyanto, 2017).

Pengukuran return yang dihasilkan oleh dividen dan tingkat keuntungan yang dihasilkan oleh capital gain menurut Brigham & Houston (2013) sebagai berikut:

1. Dividend Yield 𝐷1 𝑃0

D1 : Nilai Dividen

(16)

2. Capital Gain

2.2. Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1

Hasil Penelitian Terdahulu

No. Judul Penelitian Variabel

Hasil Penelitian dan Alat Uji

Rekomendasi Penelitian 1 Pengaruh Rasio

Profitabilitas, Rasio Pasar, dan Faktor Eksternal Mikro terhadap Harga Saham. (Fatimah, 2017) ROE, PER, EPS, Kurs, Inflasi.

Hasil: semua variabel secara simultan mempengaruhi harga saham sebesar 30.21%, namun secara parsial hanya EPS yang mempengaruhi harga saham.

Alat Uji: Regresi data panel - 2 Pengaruh rasio Likuiditas, Rasio Leverage, dan Rasio Profitabilitas Current Ratio, Debt to Equity Ratio,

Hasil: secara parsial CR berpengaruh secara signifikan 12%, DER berpengaruh sebesar 23.8%, ROA berpengaruh

Menggunakan variable lain selain Current Ratio, Debt to Equity Ratio, dan Return on Assets 𝑃𝑡 − (𝑃𝑡 − 1)

𝑃𝑡 − 1

Pt : Harga saham periode sekarang

(17)

terhadap Return Saham. (Darmawan, 2016) Return on Total Asset sebesar 38.5%. sedangkan secara simultan, CR, DER dan ROA memiliki

pengaruh terhadap return saham sebesar 40.6%. Alat Uji: analisis regresi linier berganda, koefisien korelasi, koefisien

determinasi, dan pengujian hipotesis. untuk mengethaui variabel yang mempengaruhi return saham perusahaan. 3 Pengaruh Earning Per Share (EPS) dan Return on Investment (ROI) terhadap Return Saham Perusahaan dalam Sektor EPS dan ROI

Hasil: pengaruh EPS dan ROI terhadap return saham adalah 18.30%. Pengujian secara simultan EPS dan ROI tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan return saham. Secara parsial, nilai t hitung EPS dan ROI lebih

Penggunaan variabel penelitian hendaknya diperluas, penelitian dengan

memperpanjang waktu dan dengan sampel yang lebih banyak.

(18)

Industri Automotive dan Allied yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Wijaya, 2009)

kecil dari nilai t tabel sehingga tidak terdapat hubungan yang signifikan dengan return saham.

Alat Uji: deskriptif analitis

4 Pengaruh Economic Value Added (EVA), Market Value Added (MVA), Return on Investment (ROI), dan Price Earning Ratio (PER) Terhadap Return Saham (Faruk, 2017) EVA, MVA, ROI, dan PER

Hasil: secara parsial, EVA, MVA, dan ROI

berpengaruh positif terhadap return saham. Sedangkan PER tidak berpengaruh terhadap return saham. Secara simultan, EVA, MVA, ROI, dan PER berpengaruh terhadap return saham.

Alat uji: analisis regresi linier berganda

Disarankan meneliti variable yang diduga mempunyai pengaruh seperti Debt to Equity Ratio (DER),

Operating Cash Flow. Disarankan juga meneliti unit analisis lainnya

(19)

2.3. Kerangka Pemikiran

2.3.1. Pengaruh Rasio Profitabilitas terhadap Return Saham

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menjalankan manajemennya secara efektif yang ditunjukkan oleh laba yang diperoleh. Laba tersebut dapat menjadi tolak ukur berkembang atau tidaknya suatu perusahaan. Semakin baik rasio profitabilitas menggambarkan semakin baiknya pula kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan (Iswara, 2015).

Rasio profitabilitas terdiri atas beberapa jenis, diantaranya profit margin, return on investment, return on equity earning per share, dan rasio pertumbuhan (Kasmir, 2014). Dalam penelitian ini berkaitan dengan investasi yaitu return saham, sehingga salah satu alat ukur profitabilitas yang digunakan adalah earning per share atau laba per lembar saham.

Pada umumnya manajemen perusahaan, pemegang saham biasa dan pemegang saham potensial tertarik akan earning per share, karena rasio ini menggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuk setiap lembar saham biasa yang ditanamkan. Earning per share perusahaan yang tinggi akan menarik minat investor untuk membeli saham tersebut sehingga menyebabkan harga saham yang meningkat yang juga berakibat pada meningkatnya return saham (Mahardika & Artini, 2017).

2.3.2. Pengaruh Rasio Pasar terhadap Return Saham

Rasio pasar menggambarkan penilaian pasar keuangan terhadap manajemen dan organisasi dari perusahaan yang sedang berjalan, atau rasio yang mengukur

(20)

H1

H2 H3

kinerja saham perusahaan di bursa (Thrisye & Simu, 2013). Rasio pasar memiliki beberapa jenis, salah satunya adalah price earning ratio. Alasan utama price earning ratio digunakan dalam analisis saham adalah karena price earning ratio memudahkan para analis dan pemegang saham dalam penilaian saham. Selain itu, price earning ratio juga membantu para analis memperbaiki penilaian karena harga saham saat ini mencerminkan prospek perusahaan di masa mendatang (Saputra & Putra, 2016).

Semakin besar price earning ratio suatu saham menggambarkan saham tersebut akan semakin mahal terhadap pendapatan bersih per saham. Price earning ratio yang semakin kecil bagi pemodal akan semakin bagus, karena saham tersebut memiliki harga yang semakin murah (Fitriah & Sudirjo, 2016).

2.3.3. Paradigma Konseptual Penelitian

Rasio Profitabilitas / EPS (X1)

Rasio Pasar / PER (X2)

Return Saham (Y)

(21)

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian keterkaitan antara rasio EPS dan PER terhadap return saham, maka dapat dirumuskan hipotesis dalam penelitian sebagai berikut:

H1: EPS berpengaruh positif terhadap return saham H2 : PER berpengaruh positif terhadap return saham

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara terhadap beberapa informan terkait pendapat informan definisi SISRUTE, informan mengatakan bahwa SISRUTE adalah Sistem rujukan

Kepala Desa Teluk Endin Fahrudin pun mengucapkan banyak terimakasih kepada UJP Banten 2 Labuan yang telah membantu dalam perbaikan perahu nelayan pasca banjir ini, semoga

Keempat risk level tersebut diakibatkan oleh beberapa faktor seperti jenis kegiatan yang dilakukan untuk memproduksi sebuah link berbeda-beda, menggunakan mesin atau alat yang

Misalnya, harga pokok penjualan jelas merupakan beban langsung yang dapat dikaitkan atau ditandingkan dengan pendapatan yang dihasilkan oleh penjualan barang dan dilaporkan

Sebab umum penyebab konflik politik Kerajaan Demak adalah pembunuhan Pangeran Sekar Seda Lepen oleh Sunan Prawoto karena dianggap sebagai penghalang Sultan Trenggono untuk

Yang dapat menggunakan aplikasi adalah sebagai berikut : a) Bagian Keuangan, yaitu yang menjalankan sistem aplikasi. b) Bagian Pimpinan, yaitu hanya dapat melihat laporan

Berdasarkan latar belakang yang penulis paparkan tersebut, maka penulis memutuskan untuk menggunakan judul Dinamika Kepribadian dan Nilai Pendidikan Dalam Naskah Ketoprak

Penatalaksanaan pada pasien ini secara umum adalah menghindari garukan untuk mencegah infeksi sekunder, menghindari hal-hal yang ada kaitannya dengan prurigo, yakni