• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGKAJIAN askep ppok.doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGKAJIAN askep ppok.doc"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

Pengkajian : Pengkajian :

1.

1.

Ri

Riwa

waya

yat

t at

atau

au fa

fakt

ktor

or pen

penun

unja

jang

ng ::

--

Me

Mero

roko

kok me

k meru

rupa

paka

kan fa

n fakt

ktor p

or pen

enye

yeba

bab ut

b utam

ama.

a.

--

T

Tin

ingg

ggal a

al ata

tau bek

u beker

erja d

ja di ar

i area d

ea den

engan

gan po

polu

lusi u

si uda

dara b

ra ber

erat

at..

--

Ri

Riwa

waya

yat a

t aller

ergi

gi pa

pada

da ke

kelu

luar

arga

ga

--

Ri

Riwa

waya

yat

t As

Asth

thma

ma pa

pada

da an

anak

ak-a

-ana

nak.

k.

2.

2.

Riw

Riwaya

ayat at

t atau a

au adan

danya f

ya fakt

aktor p

or pene

enetus

tus eks

eksase

aserba

rbasi :

si :

--

A

Alleerrg

geen

n..

--

!

!ttrreesss

s eem

mo

ossiio

on

naall..

--

Ak

Akti

ti"i

"ita

tas

s fi

fisi

sik

k ya

yang

ng be

berl

rleb

ebih

ihan

an..

--

#

#o

ollu

ussi

i u

ud

daarraa..

--

$$nf

nfeek

kssi

i ssaallur

uraan

n n

naaffaass..

%.

%.

#e

#em

mer

eriiks

ksaa

aan f

n fis

isik

ik ::

a.

a.

Man

Manife

ifesta

stasi k

si kli

linik #

nik #enya

enyakit

kit #ar

#aru &bs

u &bstr

trukt

uktif '

if 'ron

ronik :

ik :



#eningkatan dispnea.

#eningkatan dispnea.



#enggunaan otot-otot aksesori pernafasan (retraksi otot-otot abdominal)

#enggunaan otot-otot aksesori pernafasan (retraksi otot-otot abdominal)

mengangkat bahu saat inspirasi) nafas uping hidung*.

mengangkat bahu saat inspirasi) nafas uping hidung*.



#enurunan bunyi nafas.

#enurunan bunyi nafas.



Takipnea.

Takipnea.

 b.

 b.

+ejala yang menetap pada penyakit dasar 

+ejala yang menetap pada penyakit dasar 

Asthma

Asthma

,atuk (mungkin produktif atau non produktif*) dan perasaan dada

,atuk (mungkin produktif atau non produktif*) dan perasaan dada

seperti terikat.

seperti terikat.

Mengi saat

Mengi saat inspi

inspirasi maupun ekspirasi yang

rasi maupun ekspirasi yang dapat terdengar tanpa

dapat terdengar tanpa

stetoskop.

stetoskop.

#ernafasan uping hidung.

#ernafasan uping hidung.

'etakutan dan diaforesis.

'etakutan dan diaforesis.

,ronkhitis

,ronkhitis

,atuk produktif dengan sputum berwarna putih keabu-abuan) yang

,atuk produktif dengan sputum berwarna putih keabu-abuan) yang

 biasanya terjadi pada pagi hari.

 biasanya terjadi pada pagi hari.

$nspirasi ronkhi kasar dan wheing.

$nspirasi ronkhi kasar dan wheing.

!esak nafas

!esak nafas

,ronkhitis (tahap lanjut*

,ronkhitis (tahap lanjut*

(2)

#embengkakan umum atau blue bloaters/ (disebabkan oleh edema

asistemik yang terjadi sebagai akibat dari kor pulmunal*.

0mphysema

#enampilan fisik kurus dengan dada barrel hest/ (diameter 

thoraks anterior posterior meningkat sebagai akibat hiperinflasi

 paru-paru*.

ase ekspirasi memanjang.

0mphysema (tahap lanjut*

ipoksemia dan hiperkapnia.

#enampilan sebagai pink puffers/

3ari-jari tabuh.

4.

#emeriksaan diagnostik 

Test faal paru

1*

'apasitas inspirasi menurun

2*

5olume residu : meningkat pada emphysema) bronkhitis dan asthma

%*

051 selalu menurun 6 derajat obstruksi progresif #enyakit #aru &bstruktif 

'ronik 

4* 57 awal normal  menurun pada bronhitis dan astma.

8*

T97 normal sampai meningkat sedang (predominan pada emphysema*.

Transfer gas (kapasitas difusi*.

#ada #enyakit #aru &bstruktif 'ronik Transfer gas relatif baik.

#ada emphysema : area permukaan gas menurun.

Transfer gas (kapasitas difusi*.menurun

arah :

b dan ematokrit meningkat pada polisitemia sekunder.

3umlah darah merah meningkat

0o dan total $g0 serum meningkat.

Analisa +as arah  gagal nafas kronis.

#ulse oksimetri  !a&

2

 oksigenasi menurun.

0lektrolit menurun oleh karena pemakaian deuritika pada or pulmunale.

Analisa +as arah

#a&

2

 menurun) #7&

2

 meningkat) sering menurun pada astma. # normal

asidosis) alkalosis respiratorik ringan sekunder.

!putum :

(3)

'uman patogen << :

!treptoous pneumoniae.

emophylus influenae.

Mora=ella atarrhalis.

Radiologi :

Thora= foto (A# dan lateral*.

iperinflasi paru-paru) pembesaran jantung dan bendungan area paru-paru.

#ada emphysema paru :

istensi <

iafragma letak rendah dan mendatar.

Ruang udara retrosternal < (foto lateral*.

3antung tampak memanjang dan menyempit.

,ronkogram : menunjukkan dilatasi bronkus) kolap bronkhiale pada ekspirasi

kuat.

0'+.

'elainan 0'+ yang paling dini adalah rotasi lok wise jantung. ,ila sudah

terdapat 'or #ulmonal terdapat de"iasi aksis ke kanan dan #- pulmonal pada

hantaran $$) $$$ dan a5. 5oltase >R! rendah. i 51 rasio R;! lebih dari 1 dan

di 5? 51 rasio R;! kurang dari 1. !ering terdapat R,,, inkomplet.

8.

9ain-lain perlu dikaji ,erat badan) rata-rata intake airan dan diet harian.

Aktivitas dan Istirahat

+ejala

'eletihan) kelelahan) malaise

'etidakmampuan melakukan akti"itas sehari-hari karena sulit

 bernafas. #erlu tidur dalam posisi duduk ukup tingi. ispnea

 pada saat istirahat atau respon terhadap akti"itas atau latihan

Tanda

'elelahan) gelisah) insomnia) kelemahan umum;kehilangan masa

otot

Sirkulasi

+ejala

#embengkakan pada ekstremitas bawah

Tanda

#eningkatan tekanan darah. #eningkatan frekuensi jantung

istensi "ena leher) sianosis perifer 

Integritas ego

+ejala;tanda

Ansietas) ketakutan dan peka rangsang

Makanan/cairan

+ejala

Mual;muntah) @afsu makan menurun) ketidakmampuan makan

karena distress pernafasan

#enurunanan ,, menetap (empisema* dan peningkatan ,,

karena edema (,ronkitis*

Tanda

Turgor kulit buruk) edema) berkeringat) penurunan ,,)

 penurunan massa otot

Hygiene

+ejala

#enurunan 'emampuan;peningkatan kebutuhan bantuan

melakukan akti"itas tubuh

(4)

Pernafasan

+ejala

@afas pendek) khususnya pada saat kerja) uaa atau episode

serangan asthma) rasa dada tertekan;ketidakmampuan untuk

 bernafas. ,atuk menetap dengan produksi sputum setiap hari

selama % bulan berturut-turut selam % tahun sedikitnya 2 tahun.

!putum hijau) putih) kuning dengan jumlah banyak (bronhitis*

0pisode batuk hilang timbul dan tidak produktif (empisema*)

Riwayat #neumonia) riwayat keluarga defisiensi alfa antitripsin

Tanda

Respirasi epat dangkal) biasa melambat) fas ekspirasi

memanjang dengan mendengkur) nafas bibir (empisema*

#engguanaan otot ,antu pernafasan) ada barell hest) gerakan

diafragma minimal. ,unyi nafas) Ronki) wheeing) redup

#erkusi hypersonor pada area paru (udara terjebak) dan dapat

 juga redup;pekak karena adanya airan*.

'esulitan biara 4 B 8 kalimat C

!ianosis bibir dan dasar kuku) jari tabuh.

Seksualitas

9ibido menurun

Interaksi sosial

+ejala

ubungan ketergantungan) kurang sisitem pendukung

tanda

'eterbatasan mobilitas fisik  

(5)

Tujuan penatalaksanaan PPOK adalah:

1. Memeperbaiki kemampuan penderita mengatasiu gejala dak hanya pada fase akut, tetapi juga fase kronik.

. Memperbaiki kemampuan penderita dalam melaksanakan ak!itas harian.

". Mengurangi laju progresi!itas penyakit apabila penyakitnya dapat dideteksi lebih a#al. Penatalaksanaan PPOK pada usia lanjut adalah sebagai berikut:

1. Meniadakan faktor eologi$presipitasi, misalnya segera menghenkan merokok, menghindari polusi udara.

. Membersihkan sekresi bronkus dengan pertolongan berbagai %ara.

". Memberantas infeksi dengan anmikroba. &pabila dak ada infeksi anmikroba dak perlu diberikan. Pemberian anmikroba harus tepat sesuai dengan kuman penyebab infeksi yaitu sesuai hasil uji sensi!itas atau pengobatan empirik.

'. Mengatasi bronkospasme dengan obat(obat bronkodilator. Penggunaan korkosteroid untuk mengatasi proses in)amasi *bronkospasme+ masih %ontro!ersial.

. Pengobatan simtomak.

-. Penanganan terhadap komplikasi(komplikasi yang mbul.

. Pengobatan oksigen, bagi yang memerlukan. Oksigen harus diberikan dengan aliran lambat 1 /  liter$menit.

0. Tindakan rehabilitasi yang melipu:

a. isioterapi, terutama bertujuan untuk membantu pengeluaran se%ret bronkus. b. 2ahan pernapasan, untuk melah penderita agar bisa melakukan pernapasan

yang paling efekf.

%. 2ahan dengan beban oalh raga tertentu, dengan tujuan untuk memulihkan kesegaran jasmani.

d. Vocatonal guidance, yaitu usaha yang dilakukan terhadap penderita dapat kembali mengerjakan pekerjaan semula.

e. Pengelolaan psikosial, terutama ditujukan untuk penyesuaian diri penderita dengan penyakit yang dideritanya.

A. DIAGNOSA KEPERAWATAN

3iagnosa kepera#atan utama pasien men%akup berikut ini:

1. 4ersihan jalan napas dak efekf berhubungan dengan bronkokontriksi, peningkatan produksi sputum, batuk dak efekf, kelelahan$berkurangnya tenaga dan infeksi bronkopulmonal.

. Pola napas dak efekf berhubungan dengan napas pendek, mu%us, bronkokontriksi dan iritan jalan napas.

(6)

'. 6ntoleransi ak!itas berhubungan dengan kedakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen.

. 7isiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia. -. 5anggua pola dur berhubungan dengan kedaknyamanan, pengaturan posisi.

. Kurang pera#atan diri berhubungan dengan kelehan sekunder akibat peningkatan upaya pernapasan dan insu8siensi !enlasi dan oksigenasi.

0. &nsietas berhubungan dengan an%aman terhadap konsep diri, an%aman terhadap kemaan, keperluan yang dak terpenuhi.

9. Koping indi!idu dak efekf berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi, ngkat ak!itas rendah dan kedakmampuan untuk bekerja.

1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, dak mengetahui sumber informasi.

Masalah kolaboraf$Potensial komplikasi yang dapat terjadi termasuk: 5agal$insu8siensi pernapasan 1. ;ipoksemia . &telektasis ". Pneumonia '. Pneumotoraks . ;ipertensi paru -. 5agal jantung kanan

B. INTERVENSI KEPERAWATAN

1. 4ersihan jalan napas dak efekf berhubungan dengan bronkokontriksi, peningkatan produksi sputum, batuk dak efekf, kelelahan$berkurangnya tenaga dan infeksi bronkopulmonal.

Tujuan:

Pen%apaian bersihan jalan napas klien 6nter!ensi kepera#atan:

a.

4eri pasien - sampai 0 gelas %airan$hari ke%uali terdapat kor pulmonal.

 b.

&jarkan dan berikan dorongan penggunaan teknik pernapasan diafragmak dan batuk.

.

4antu dalam pemberian ndakan nebuliser, inhaler dosis terukur, atau 6PP4

d.

2akukan drainage postural dengan perkusi dan !ibrasi pada pagi hari dan malam hari sesuai yang diharuskan.

e.

6nstruksikan pasien untuk menghindari iritan seper asap rokok, aerosol, suhu yang ekstrim, dan asap.

(7)

f.

&jarkan tentang tanda(tanda dini infeksi yang harus dilaporkan pada dokter dengan segera: peningkatan sputum, perubahan #arna sputum, kekentalan sputum, peningkatan napas pendek, rasa sesak didada, kelehan.

g.

4eriakn anbiok sesuai yang diharuskan.

h.

4erikan dorongan pada pasien untuk melakukan imunisasi terhadap infuenzae dan srepococcus pneumoniae.

. Pola napas dak efekf berhubungan dengan napas pendek, mukus, bronkokontriksi dan iritan jalan napas.

Tujuan:

Perbaikan pola pernapasan klien 6nter!ensi:

a.

&jarkan klien lahan bernapas diafragmak dan pernapasan bibir dirapatkan.

 b.

4erikan dorongan untuk menyelingi ak!itas dengan periode israhat. 4iarkan pasien membuat keputusan tentang pera#atannya berdasarkan ngkat toleransi pasien.

.

4erikan dorongan penggunaan lahan otot(otot pernapasan jika diharuskan. ". 5angguan pertukaran gas berhubungan dengan kedaksamaan !enlasi perfusi

Tujuan:

Perbaikan dalam pertukaran gas 6nter!ensi kepera#atan:

a.

3eteksi bronkospasme saat auskultasi .

 b.

Pantau klien terhadap dispnea dan hipoksia.

.

4eriakn obat(obatan bronkodialtor dan korkosteroid dengan tepat dan #aspada kemungkinan efek sampingnya.

d.

4erikan terapi aerosol sebelum #aktu makan, untuk membantu mengen%erkan sekresi sehingga !enlasi paru mengalami perbaikan.

e.

Pantau pemberian oksigen.

'. 6ntoleransi ak!itas berhubungan dengan kedakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan oksigen.

Tujuan:

Memperlihatkan kemajuan pada ngkat yang lebih nggi dari ak!itas yang mungkin. 6nter!ensi kepera#atan:

a.

Kaji respon indi!idu terhadap ak!itas< nadi, tekanan darah, pernapasan.

 b.

=kur tanda(tanda !ital segera setelah ak!itas, israhatkan klien selama " menit kemudian ukur lagi tanda(tanda !ital.

(8)

.

3ukung pasien dalam menegakkan lahan teratur dengan menggunakan

readmilldan exercycle, berjalan atau lahan lainnya yang sesuai, seper berjalan perlahan.

d.

Kaji ngkat fungsi pasien yang terakhir dan kembangkan ren%ana lahan berdasarkan pada status fungsi dasar.

e.

>arankan konsultasi dengan ahli terapi 8sik untuk menentukan program lahan spesi8k terhadap kemampuan pasien.

f.

>ediakan oksigen sebagaiman diperlukan sebelum dan selama menjalankan ak!itas untuk berjaga(jaga.

g.

Tingkatkan ak!itas se%ara bertahap< klien yang sedang atau rah baring lama mulai melakukan rentang gerak sedikitnya  kali sehari.

h.

Tingkatkan toleransi terhadap ak!itas dengan mendorong klien melakukan ak!itas lebih lambat, atau #aktu yang lebih singkat, dengan israhat yang lebih banyak atau dengan banyak bantuan.

i.

>e%ara bertahap ngkatkan toleransi lahan dengan meningkatkan #aktu diluar tempat dur sampai 1 menit ap hari sebanyak " kali sehari.

. 7isiko perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan dispnea, kelamahan, efek samping obat, produksi sputum dan anoreksia, mual muntah.

Tujuan:

Kebutuhan nutrisi klien terpenuhi. 6nter!ensi kepera#atan:

a.

Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. ?atat derajat kesulitan makan. @!aluasi berat badan dan ukuran tubuh.

 b.

&uskultasi bunyi usus

.

4erikan pera#atan oral sering, buang sekret.

d.

3orong periode israhat 6 jam sebelum dan sesudah makan.

e.

Pesankan diet lunak, porsi ke%il sering, dak perlu dikunyah lama.

f.

;indari makanan yang diperkirakan dapat menghasilkan gas.

g.

Timbang berat badan ap hari sesuai indikasi.

-. 5angguan pola dur berhubungan dengan kedaknyamanan, pengaturan posisi. Tujuan:

Kebutuhan dur terpenuhi 6nter!ensi kepera#atan:

a.

4antu klien lahan relaksasi ditempat dur.

 b.

2akukan pengusapan punggung saat hendak dur dan anjurkan keluarga untuk melakukan ndakan tersebut.

(9)

d.

2akukan penjad#alan #aktu dur yang sesuai dengan kebiasaan pasien.

e.

4erikan makanan ringan menjelang dur jika klien bersedia.

. Kurang pera#atan diri berhubungan dengan kelehan sekunder akibat peningkatan upaya pernapasan dan insu8siensi !enlasi dan oksigenasi.

Tujuan:

Kemandirian dalam ak!itas pera#atan diri 6nter!ensi:

a.

&jarkan mengkoordinasikan pernapasan diafragmak dengan ak!itas seper berjalan, mandi, membungkuk, atau menaiki tangga.

 b.

3orong klien untuk mandi, berpakaian, dan berjalan dalam jarak dekat, israhat sesuai kebutuhan untuk menghindari kelehan dan dispnea berlebihan. 4ahas ndakan penghematan energi.

.

&jarkan tentang postural drainage bila memungkinkan.

0. &nsietas berhubungan dengan an%aman terhadap konsep diri, an%aman terhadap kemaan, keperluan yang dak terpenuhi.

Tujuan:

Klien dak terjadi ke%emasan 6nter!ensi kepera#atan:

a.

4antu klien untuk men%eritakan ke%emasan dan ketakutannya pada pera#at.

 b.

Aangan nggalkan pasien sendirian selama mengalami sesak.

.

Aelaskan kepada keluarga penngnya mendampingi klien saat mengalami sesak. 9. Koping indi!idu dak efekf berhubungan dengan kurang sosialisasi, ansietas, depresi,

ngkat ak!itas rendah dan kedakmampuan untuk bekerja. Tujuan:

Pen%apaian ngkat koping yang opmal. 6nter!ensi kepera#atan:

a.

Mengadopsi sikap yang penuh harapan dan memberikan semangat yang ditujukan pada pasien.

 b.

3orong ak!itas sampai ngkat toleransi gejala

.

&jarkan teknik relaksasi atau berikan rekaman untuk relaksasi bagi pasien.

d.

3aBarkan pasien pada program rehabilitasi pulmonari bila tersedia.

e.

Tingkatkan harga diri klien.

f.

7en%anakan terapi kelompok untuk menghilangkan kekesalan yang sangat menumpuk.

1. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi, dak mengetahui sumber informasi.

(10)

Klien meningkat pengetahuannya.

6nter!ensi kepera#atan:

a.

4antu pasien menger tentang tujuan jangka panjang dan jangka pendek< ajarkan pasien tentang penyakit dan pera#atannya.

 b.

3iskusikan keperluan untuk berhen merokok. 4erikan informasi tentang sumber(sumber kelompok.

(11)

DAFTAR PUSTAKA

>meltCer, >uCanne ?. *-+Buku Ajar Keperawaan Medikal Bedah Brunner  !uddarh, alih bahasa: &gung Daluyo *et. al.+, !ol. 1, edisi 0, Aakarta: @5?

2ong 4arbara ?. *-+"erawaan medical Bedah !uau pendekaan "roses keperawaan, alih bahasa: Eayasan 6katan &lumni Pendidikan Kepera#atan Padjajaran 4andung, 4andung.

3armojo< Martono *9+ Buku Ajar #eriari $%lmu Kesehaan &sia 'anju() Aakarta: 4alai penerbit K=6

Pri%e >yl!ia &nderson *+ "ao*siologi Konsep Klinis "roses+"roses "enyaki , alih bahasa: Peter &nugerah, 4uku Kedua, edisi ', Aakarta: @5?

Perhimpunan 3okter >pesialis Penyakit 3alam 6ndonesia *0+ Buku Ajar %lmu "enyaki ,alam  -ilid %%, edisi kega, Aakarta: balai Penerbit K=6

Fugroho, Dahjudi *1+ Kepera#atan 5eronk, edisi , Aakarta: @5?

3oenges, Marilynn @. *9+encana Asuhan Keperawaan/ "edoman unuk "erencanaan dan "endokumenasian "asien, alih bahasa: 6 Made Kariasa, Fi Made >umar#a, edisi ", Aakarta: @5?

?arpenito, 2ynda Auall *+ 4uku >aku 3iagnosa Kepera#atan, alih bahasa: Easmin &sih, edisi -, Aakarta: @5?

(12)

ANATOMI GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER

Oleh: 1. Abidin Latn !. Ale"ande# $. Pa%&aela'ia (. A)*ad Sa+ain ,. $aida T-aia

SEKOLA/ TINGGI ILMU KESE/ATAN STIKES MALUKU /USADA

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN AM$ON

AM$ON

!01

Referensi

Dokumen terkait

HAIKAL HANIF NASUTION: Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Berbagai Perbandingan Media Tanam Sludge dan Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) di Pre

Dari hasil perhitungan tegangan jepitan pada transformator berdasarkan jarak dan tingkat kecuraman muka gelombang, diperoleh hasil bahwa jarak antara arrester

Deskripsi data yang akan dipaparkan berikut ini diperoleh dari temuan data di lapangan terhadap peningkatan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran Seni Budaya

Hal ini, antara lain, karena : (1) Agama Islam mewajibkan adanya peradilan syariah Islam dalam kehidupan beragama, bermasyarakat, dan bernergara; (2) Jumlah penduduk

Keberhasilan dalam proses interaksi antara guru dengan siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya tergantung pada metode atau cara yang dipakai dalam mengajar, akan

Alat ini digunakan untuk mengenali gas NO2, SO2, H2S, CO, hidrogen, propana, dan isobutana yang terdapat pada udara bebas dengan cara membandingkan nilai

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui adanya hubungan antara HbA1c dengan profil lipid pada penderita diabetes melitus tipe 2 di RSUP H.. Penelitian ini menggunakan

Sebaliknya, ruas kanan kendala fungsional pada masalah primal menjadi koefisien fungsi tujuan pada masalah primal menjadi koefisien fungsi tujuan pada masalah dual6.