• Tidak ada hasil yang ditemukan

10. Manajemen Risiko Perbankan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "10. Manajemen Risiko Perbankan"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 1

MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN

MANAJEMEN RISIKO PERBANKAN

10.

10.1.1. JenJenis-is-jenjenis is RisRisiko iko InsInstittitusi usi KeuKeuanganganan

Perbankan di Indonesia diawasi oleh Bank Indonesia, yang merupakan bank  Perbankan di Indonesia diawasi oleh Bank Indonesia, yang merupakan bank  se

sentntraral l di di InIndodonenesisia. a. SeSecacara ra umumumum, , BaBank nk InIndodonenesisia a memempmpununyayai i tutujujuan an ununtutuk k  me

mempmpertertahaahankankan n nilnilai ai ruprupiahiah. . UntUntuk uk menmencapcapai ai tutujuajuan n tetersersebutbut, , BaBank nk IndIndoneonesiasia  bertanggung ja

 bertanggung jawab terhadap:wab terhadap: 1.

1. eruerumuskmuskan daan dan meln melaksaaksanakanakan kebin kebijakan jakan monemoneterter.. !.

!. enjenjaga daga dan man memperempertahatahankan nkan sistsistem pem pembayembayaran.aran. ".

". enengatgatur daur dan menn mengawgawasi pasi perberbankankan.an.

anajemen risiko perbankan diatur melalui Peraturan Bank Indonesia #PBI$ anajemen risiko perbankan diatur melalui Peraturan Bank Indonesia #PBI$ %&'&PBI&!((" yaitu mengenai Pelaksanaan anajemen )isiko Bank. Bank diharuskan %&'&PBI&!((" yaitu mengenai Pelaksanaan anajemen )isiko Bank. Bank diharuskan mengelola risiko perbankan melalui kegiatan :

mengelola risiko perbankan melalui kegiatan : 1.

1. IdIdenentiti*i*ikakasi si ririsisikoko !.

!. PePengngukukururan ran risisikikoo ".

". ooninitotoriring ring risisikoko +.

+. PePengngenendadalilian an ririsisikoko Bank

Bank dihadiharuskaruskan n mengmengelolelola a risirisiko ko secasecara ra teriterintegntegrasi rasi dan dan memmembuat buat sistsistem,em, struktur manajemen yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut.

struktur manajemen yang diperlukan untuk mencapai tujuan tersebut. Bank Indonesia mengharuskan bank untuk mengelola empat risiko

Bank Indonesia mengharuskan bank untuk mengelola empat risiko berikut ini :berikut ini : 1

1.. PaPasasar r : : rriisisiko ko kakarerena na haharrgga a papasasar r yyanang g bbererggererak ak ke ke aararah h yyaang ng titidadak k  menguntungkan.

menguntungkan. !.

!. reredidit t : : ririsisiko ko kakarerena na cocoununteterprpararty ty memengngalalamami i gagagagal l babayyar ar # # titidadak k bibisasa memenuhi kewajibannya $.

memenuhi kewajibannya $. ".

". -p-pererasasioionanal l : : ririsisiko ko yayang ng teterjrjadadi i kakarerena na prprososes es ininteternrnal al yayang ng gagagagal, l, titidadak k  memadai, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan masalah eksternal yang memadai, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan masalah eksternal yang mempengaruh

mempengaruhi i operasi bank.operasi bank. +.

+. ikuikuiditiditas : risiko yanas : risiko yang terjadg terjadi karena bani karena bank tidak bisa memk tidak bisa memenuhi keenuhi kewajiwajibannybannyaa yang jatuh tempo.

yang jatuh tempo.

eempat tipe risiko tersebut sudah dibicarakan pada bab/bab sebelumnya. Untuk bank  eempat tipe risiko tersebut sudah dibicarakan pada bab/bab sebelumnya. Untuk bank  yang lebih besar dan kompleks, bank juga

yang lebih besar dan kompleks, bank juga diharuskan untuk mengelola risiko :diharuskan untuk mengelola risiko : 1.

(2)

2

!. )isiko reputasi : risiko yang muncul karena publisitas dan persepsi negati*  mengenai operasi bank.

". )isiko strategis : risiko karena pelaksanaan strategi yang kurang baik,  pengambilan keputusan yang kurang baik, kurangnya respons terhadap  perubahan eksternal.

+. )isiko kepatuhan : risiko kegagalan bank patuh terhadap hukum, peraturan, dan perundangan yang berlaku.

0etail peraturan Bank Indonesia mengenai anajemen )isiko bank bisa dilihat di Bank Indonesia #http&& www.bi.go.id$.

10.. Ketentuan Base! untuk Perbankan "an Penera#ann$a "i In"onesia 1% Base! I

Bank merupakan sektor yang paling ketat diatur oleh lembaga yang berwenang. Biasanya alasan yang dikemukakan adalah karena bank mempunyai kekhususan, yaitu sektor tersebut melibatkan banyak pihak di masyarakat. Bank yang bangkrut  berdampak negati* pada deposannya #mereka menjadi miskin$, terganggunya sistem  pembayaran #karena bank menyelenggarakan sistem pembayaran$, terganggunya mobilisasi dan kegiatan inestasi #kegiatan intermediasi$. arena itu perbankan diatur  dengan ketat agar tidak menimbulkan ekses negati* yang luas di masyarakat.

omite Basel merupakan komite yang terdiri dari perwakilan bank sentral dari negara 21( plus dua negara lainnya, yang mempunyai tiga tujuan dalam kaitannya dengan regulasi mengenai perbankan. etiga tujuan tersebut adalah:

a$ emperkuat kelayakan dan stabilitas sistem perbankan internasional.

 b$ enciptakan kerangka yang adil untuk mengukur kecukupan modal bank  internasional.

c$ empunyai kerangka yang bisa diterapkan secara konsisten untuk menyamakan 3level playing field 4 #ketidaksamaan landasan kompetisi$ antarbank internasional. omite tersebut merumuskan regulasi perbankan, yang pada akhirnya banyak diadopsi oleh regulator perbankan di negara lainnya. Bagian ini membicarakan rumusan aturan yang dikembangkan oleh komite Basel.

(3)

3

omite Basel 1 untuk pengawasan perbankan didirikan pada tahun 156+ oleh gubernur bank sentral negara 21( plus ! negara lainnya #Spanyol dan u7emburg$. Secara rinsi, negara/negara tersebut adalah:

&abe! 10.1 Negara Anggota Komite Basa!

Belgia anada Perancis 8erman

Italia 8epang Belanda Swedia

Swis Inggris 9merika Serikat Spanyol

u7emberg

Perhatikan bahwa meskipun namanya 21(, tetapi ada 11 negara yang menjadi anggotanya.

Salah satu rumusan Basel 1 untuk mencapai tujuannya adalah konsep risk  weighted assets  #9set berbobot risiko$. 9set berbobot risiko adalah aset bank yang dikalikan dengan bobot risiko #risk wight $, yang kemudian dipakai untuk perhitungan modal yang diisyaratkan. Semakin tinggi risiko aset bank, semakin tinggi bobot risiko aset tersebut. omite Basel menggunakan lima kategori kelas aset, yang berarti menggunakan lima kategori bobot risiko, yaitu (, 1(, !(, %(, dan 1((. ;abel 1(.! menyajikan kategori beberapa aset dengan bobot risikonya.

Sebagai contoh, misal bank memberikan pinjaman kepada bank non/-<=0 dengan  jangka waktu enam bulan, sebesar )p 1 miliar. 9set berbobot risiko untuk pinjaman

tersebut bisa dihitung berikut ini:

9set berbobot risiko > )p 1 miliar 7 !( > )p !(( juta

Selanjutnya, omite Basel merumuskan terget rasio modal yang ditetapkan sebesar ' dari aset berbobot risiko. ;arget rasio modal bisa dirumuskan berikut ini:

;arget )asio odal >

: ' : 1(( =  x edAssets  RiskWeight   pital   EligibleCa

&abe! 10. Bobot Risiko Aset Bank 

Kategori Aset Bobot Risiko '(%

as (

Pinjaman kepada pemerintah pusat ?egara -<=0 ( Pinjamkan kepada pemerintah lokal ?egara -<=0 dan

sektor publik ?egara -<=0 (/%( Pinjaman antarbank -<=0 dan bank pembangunan

internasional !(

Bank ?on/-<=0 dengan jangka waktu kurang 1 tahun !( Pinjaman hipotik #mortgage$ %(

(4)

4

Pinjaman ke perusahaan dan personal 1(( Bank ?on/-<=0 jangka waktu lebih dari 1 tahun 1(( Utang pemerintah non/-<=0 1((

0alam contoh di atas, modal yang diperlukan #yang dipegang$ jika bank memberikan  pinjaman kepada bank non/-<=0 adalah:

 Eligible capital  > (,(' 7 )p !(( juta > )p 1@ juta

Perhatikan bahwa jika bank mempunyai aset dengan risiko yang tinggi, maka bank  tersebut harus memegang modal yang juga lebih besar.

• <kuialen )isiko redit

0i samping kegiatan yang berdampak pada neraca, bank juga melakukan kegiatan yang mempunyai dampak secara tidak langsung terhadap neraca. Sebagai contoh, kegiatan memberikan pinjaman akan mempunyai dampak langsung terhadap neraca. Bank akan mencatat pinjaman kredit di sisi debit, dan mencatat kas di sisi kredit. ;etapi  jika bank memberikan janji komitmen untuk memberikan kredit tiga bulan mendatang

sebesar )p 1 milyar, jika perusahaan membutuhkan, maka jaminan tersebut tidak  dicatat di neraca #sering juga disebut sebagai item-off balance sheet $. Bank tidak  menjurnal komitmen tersebut, dan karenanya tidak berdampak langsung pada neraca. ;etapi janji tersebut mempunyai konsekuensi yang sama dengan item  neraca seperti utang. 8ika bank melanggar kesepakatan tersebut bank bisa menghadapi masalah seperti tuntutan ganti rugi atau bahkan kebangkrutan. arena itu meskipun item tersebut tidak  tercatat di neraca, item tersebut sebenarnya sama dengan neraca. omite Basel merasa  perlu memasukan item semacam itu ke dalam perhitungan risk weight assets. Secara

rinci, komite basel akan mengkonersi item off balance sheet  tersebut sehingga ekuiaalen dengan item  on balance sheet., dengan *aktor konersi #conersion *actor  atau =A$ tertentu. emudian perhitungan bobot risiko dilakukan sebagaimana pada item on balance sheet. Berikut contoh *aktor konersi untuk beberapa item off balance  sheet.

&abe! 10.) Conversion Factor Item Off Balance Sheet 

 Item-off balance sheet  *+ 'Coversion  factor % '(%

Penjaminan

 Item kontijensi yang berkaitan dengan transaksi tertentu

Perjanjian jual beli dengan recorse #risiko kredit masih di bank$ omitmen lainnya dengan jangka waktu  1 tahun

1(( %( 1((

(5)

5

omitmen lainnya jangka waktu   1 tahun, bisa dibatalkan setiap

saat.

(

ontrak deriati* merupakan kontrak kontijensi # off balance sheet! lainnya, tetapi mendapat perlakuan khusus. =ontoh kontrak tersebut adalah  forward" ftres, opsi dan  swap #lihat bab mengenai deriati*$. 0alam kontrak deriati*, besarnya kewajiban  biasanya tidak sebesar nilai nominal kontrak. Sebagai contoh, misal dua bank 

melakukan swap tingkat bunga dengan nilai nominal )p. 1 milyar, Bank 9 membayarkan tingkat bunga tetap sebesar 1( kepada bank B. Sebaliknya, bank B membayarkan tingkat bunga mengambang ke bank 9 #misal IB-)  1$. 8ika tingkat  bunga IB-) adalah 1 maka bank 9 membayarkan 1( dan menerima 1!. 0alam hal ini, bank 9 hanya menerima sebesar ! #1!/1($, kemudian dikalikan dengan nilai nominalnya sebesar )p 1 milyar, yaitu )p !( juta. Bank 9 menerima )p !( juta meskipun nilai kontraknya adalah 1 milyar.

9da ! metode perhitungan credit e#ivalence untuk kontrak deriati* yaitu: a. Crrent exposre method 

b. $riginal exposre method 

0engan crrent method , bank akan menghitung credit e#ivalence %CE! untuk transaksi deriati* berikut ini:

=< > nilai pasar saat ini  #national amont x add-on$

;ambahan #add-on$ dilakukan karena risiko kredit dari transaksi deriati* bisa berubah/ ubah #tidak konstan$. Untuk mengantisipasi perubahan risiko kredit tersebut, maka ada semacam 3cadangan4 kompensasi untuk kenaikan risiko kredit. ;abel berikut ini menyajikan sebagian aturan mengenai tambahan add-on tersebut:

&abe! 10., Add-on Peritungan "eriati/ 

Sisa Jangka aktu &ingkat Bunga Kurs "an Emas

Saam ogam berarga 'ke2ua!i emas% Komo"itas !ainn$a C 1 tahun D1 dan C % tahun D % tahun ( (,% 1,% 1,( %,( 1,% @,( ',( 1(,( 6,( 6,( ',( 1(,( 1!,( 1%,(

Berikut ini contoh bagaimana aplikasi aturan tersebut. isalkan Bank 9 melakukan kontrak swap dengan bank -<=0 senilai )p 1 milyar dengan jangka waktu @ tahun. Sisa kontrak adalah dua tahun #kontrak sudah berjalan selama empat tahun$.

(6)

6

Bank 9 berjanji untuk membayar bunga tetap % dan akan menerima tingkat bunga IB-) #tingkat bunga mengambang, bisa berubah/ubah, biasanya perubahan diatur  setiap enam bulan$. ;ingkat bunga saat ini mengalami kenaikan sehingga  swap tersebut  bernilai positi*, misal nilai pasar kontrak tersebut adalah )p 1%( juta. =< untuk kontrak 

tersebut adalah :

=< > nilai pasar  #add on 7 nilai nominal$

=< > )p 1%( juta  #)p 1 milyar 7 (,%$ > 1%% juta

Persentase add on adalah (,% karena swap tersebut merupakan swap tingkat  bunga dengan sisa waktu adalah ! tahun. Berapa nilai aset berbobot risiko untuk 

kontrak swap tersebutE =ounterparty adalah bank -<=0 yang mempnyai bobot risiko sebesar !( #lihat tabel 1(.!$. emudian, untuk kontrak deriati*, bobot risiko tersebut dihitung setengahnya, sehingga untuk kontrak tersebut, bobot risikonya menjadi !( 7 (,% > 1(. 0engan demikian aset berbobot risiko untuk kontrak tersebut adalah:

9set berbobot risiko & )p 1%% juta 7 !( 7 (,% > )p 1%,% juta

8ika bank tersebut diharuskan memegang modal sebesar ', maka modal yang harus dipegang dalam kontrak tersebut adalah :

odal > ' 7 )p 1%,% juta > )p 1.!+(.(((

isalkan tingkat bunga IB-) mengalami penurunan yaitu menjadi !, sehingga  bank tersebut bersih akan membayar bunga sebesar ". ?ilai pasar untuk kontrak 

tersebut adalah negati* #karena rugi$ =< untuk kontrak tersebut adalah: =< > (  #)p 1 milyar 7 (,%$ > )p % juta

8ika bank menggunakan metode orginal exposre, bank tersebut akan menghitung =< dengan menggunakan persentase tertentu, seperti terlihat dari tabel berikut ini:

&abe! 10.3 Credit Equivalence Original Method 

8angka Faktu ontrak tingkat bunga ontrak alas dan emas C 1 tahun

1 C jk waktu C ! tahun Setiap tambahan 1 tahun

(,%  1.( 1,( !  %,( ",(

9ngka tersebut dikalikan dengan nilai nominal untuk perhitungan =<. 0engan metode tersebut, bank tidak perlu untuk menghitung nilai pasar kontrak tersebut.

(7)

7

etode original bisa digunakan sambil menunggu penggunaan model crrent exposre. odel terakhir lebih disukai dibanding model original.

enurut omite Basel, elemen kunci untuk elgible capital  adalah modal bank. Untuk tujuan pemenuhan ketentuan permodalan, bank bisa menyediakan modal dalam dua tier , yaitu tier 1 dan tier !.

'ier  1 : Saham biasa yang disetor penuh dan saham pre*eren non/kumulati*   perpetual, dan disclosed reserves.

'ier  ! : (ndisclosed reserves, cadangan dari realuasi asset, proisi umum, cadangan kerugian kredit, instrument hybrid , dan utang subordinasi. ;ier ! tidak boleh melebihi %( dari total modal. odal dasar tidak memasukkan :

-

)oodwill 

- Inestasi pada perusahaan keuangan dan banking yang tidak dikonsolidasi

- Inestasi pada modal bank lain dan perusahaan keuangan #berdasarkan

kebijakan pengawas dinegara tersebut$.

- Inestasi minoritas di perusahaan atau bank yang tidak dikonsolidasi.

% Perbaikan Risiko Pasar ' Market isk Amendment  1445%

etode yang dikembangkan Basel 9ccord tersebut masih mempunyai kekurangan, terutama sensitiitas terhadap risiko yang dirasakan masih kurang. Pada tahun 155@ komite Basel mengeluarkan  *arket Risk Amandement   155@. 9mandement tersebut mem*okuskan pada risiko pasar. Perbaikan #amandement$ tersebut dilakukan setelah komite melakukan inestigasi mengenai metodologi internal yang sering digunakan oleh bank/bank besar untuk mengukur resiko perbankan. etodologi tersebut seringkali berbeda secara signi*ikan dengan metode asset berbobot risiko yang dikembangkan oleh komite Basel. Inestigasi tersebut mengarah pada penerimaan metodologi internal yang dikembangkan oleh bank/bank besar tersebut. odel kuantitai* yang banyak digunakan oleh bank dan akhirnya diadopsi oleh komite Basel adalah G9) #+ale At Risk $.

)% Base! II

Basel I mempunyai kelemahan seperti risiko yang dicakup untuk perhitungan  permodalan adalah risiko kredit yang kemudian diperbaiki dengan memasukkan risiko

(8)

8

 pasar. Bobot risiko untuk risiko kredit masih 3kasar4 dimana untuk pinjaman kepada  perusahaan, hanya mempunyai satu tingkat pembobotan, yaitu 1((. Padahal resiko kredit perusahaan dapat berbeda satu sama lain. =ontoh, perusahaan dengan rating rendah #missal 999$ mempunyai risiko yang rendah. enggunakan hanya satu tingkat risiko dengan demikian kurang tepat.

Pada tahun 1555, komite Basel bekerja sama dengan beberapa bank besar untuk  mengembangkan permodalan bank yang baru. Basel II mempunyai kerangka  permodalan yang lebih kompleks dibandingkan dengan Basel I. 0ari sisi risiko, jika Basel I hanya membicarakan risiko kredit dengan risiko pasar, maka Basel II di*okuskan pada tiga pilar pengawasan perbankan, yaitu :

• Pilar 1 : odal inimum

Bank diwajibkan menghitung modal minimum yang harus dipegang untuk  menutup risiko kredit, risiki pasar, dan risiko operasional.

• Pilar ! : )iiew Pengawasan

Proses reiew pengawasan ditujukan untuk mem*ormalkan praktik sekarang yang dilakukan banyak regulator, khususnya bank Sentral 9merika Serikat dan Inggris. )iiew pengawasan ditujukan untuk mem*okuskan perhatian pada  perhitungan modal diatas modal minimum pada pilar 1 dan tindakan awal yang diperlukan jika bank mengalami kesulitan. Pilar ! memasukkan reiew risiko spesi*ik yaitu risiko tingkat bunga yang dihadapi perbankan.

• Pilar " : 0isclosure

Pilar " mem*okuskan pada disiplin pasar yang dide*inisikan sebagai mekanisme corporate governance internal dan eksternal di pasar bebas diluar  interensi langsung dan pemerintah.

(9)

9

Bagan struktur #engaasan #erbankan ber"asarkan Base! 

Risiko Kre"it. Basel I mencantumkan risiko kredit sebagai risiko yang harus diperhitungkan untuk menilai kecukupan modal bank, tetapi masih menggunakan bobot risiko yang sederhana. Basel II memperluas dan memperdalam cakupan perhitungan risiko kredit. 9spek kuantitati* perhitungan risiko kredit bisa dikembangkan lebih lanjut. enurut Basel II, bank bisa menggunakan metode terstandardisir dan metode rating internal untuk perhitungan risiko kredit. etode terstandardisir pada dasarnya menggunakan metode bobot risiko seperti yang digunakan oleh Basel I, digabungkan dengan beberapa modi*ikasi jika memungkinkan. =ontoh modi*ikasi semacam itu adalah menggunakan rating  untuk mengealuasi risiko kredit, sehingga bobot rating  untuk perusahaan bisa menggunakan beberapa kelas risiko #tidak hanya satu seperti  pada Basel I$. etode rating internal pada prinsipnya sama dengan rating yang

dikembangkan oleh peruahaan pe/ rating.

0i samping model rating" model penilaian opsi bisa digunakan untuk menghitung risiko kredit. odel opsi cukup populer terutama dikalangan akademisi. omite Basel  pada akhirnya lebih memilih metode rating dibandingkan dengan opsi, tetapi  perkembangan selanjutnya menunjukkan adanya konergensi antara model tersebut.

(10)

10

Risiko O#erasiona!. Basel II untuk pertama kalinya mencantumkan risiko operasional. 0engan demikian Pilar I Basel II mencantumkan risiko kredit, pasar, dan operasional. )isiko operasional dide*inisikan sebagai risiko kerugian karena proses internal yang tidak memadai atau gagal, sistem dan orang, dan dari kejadian eksternal. )isiko operasional mencakup aspek yang sangat luas. Beberapa contoh sumber risiko operasional adalah:

1. )isiko eksekusi, gangguan bisnis, transaksi. !. )isiko orang, manajemen yang jelek.

". )isiko kriminal, pencurian, perampokan, dan lainnya. +. )isiko teknologi, aset *isik.

%. )isiko kepatuhan dan risiko legal. @. )isiko in*ormasi.

)isiko tersebut mencakup aspek yang sangat luas, meskipun ada beberapa risiko yang belum masuk dalam cakupan risiko operasional, seperti risiko bisnis, risiko strategis, dan risiko reputasi.

Pi!ar 6  evie! Pengaasan. Basel II memasukkan review  pengawasan sehingga regulator bisa meminta bank tertentu untuk meningkatkan modalnya jika regulator  regulator merasa bank tersebut mempunyai risiko yang lebih tinggi #risiko lainnya atau residal risks!. Pilar ! juga mencakup risiko yang spesi*ik yaitu risiko perubahan tingkat bunga. 8ika suatu bank mempunyai risiko tingkat bunga yang tinggi, maka  pengawas bank bisa meminta bank tersebut untuk menahan modalnya. 0i samping itu Pilar ! juga mencakup proses pengawasan sehingga tindakan dini bisa dilakukan jika suatu prinsip kunci mengenai review pengawasan, meliputi:

1. Prinsip 1: Bank harus mempunyai proses untuk memperkirakan kecukupan modalnya dalam kaitannya dengan risiko yang ditanggung, dan juga strategi untuk mempertahankan tingkat modalnya.

!. Prinsip !: Pengawas harus me/review dan mengealuasi perkiraan #assesment $ dan strategi bank internal untuk kecukupan modal, serta kemampuan bank  untuk memonitor dan memastikan kepatuhan terhadap rasio permodalan bank.

(11)

11

Pengawas juga harus melakukan tindakan yang sesuai jika mereka tidak puas dengan kinerja manajemen risiko bank.

". Prinsip ": Pengawas harus meminta bank memegang modal di atas minimum yang disyaratkan, dan mempunyai kemampuan untuk memaksa bank  memegang modal di atas minimum persyaratan.

+. Prinsip +: Pengawas harus melakukan interensi seawal mungkin untuk  mencegah modal turun di bawah modal minimum dan meminta bank untuk  melakukan perbaikan jika modal minimum tersebut tidak terpenuhi.

Perubahan dasar perhitungan risiko dari Basel I ke Basel II bisa mengakibatkan  perubahan modal yang diperhitungkan. Sebagai contoh, ada dua bank yang sama/sama

mmberikan kepada perusahaan dengan jumlah yang sama. elalui Basel I, keduanya diharuskan untuk memegang sejumlah modal yang sama. isalkan bank yang satu yang memberikan kredit kepada perusahaan dengan rating 999, sementara yang lainnya memeberikan kredit kepada perusahaan dengan rating BBB. elalui Basel II, keduanya akan memegang modal yang berbeda. Bank yang pertama memegang modal yang lebih kecil dibandingkan dengan bank yang kedua.

(12)

12

7A+&AR P8S&AKA

amduh, . Hana*i. !((5. anajemen )isiko #cetakan edua$. ogyakarta : UPP S;I P.

Referensi

Dokumen terkait

Materi Karya Lomba Kreativitas dan Inovasi Dalam Pembelajaran bagi guru Pendidikan Khusus Satuan pendidikan Menengah (SMALB/SMKLB) Tingkat Nasional berupa karya

Seringkali kita menginginkan untuk secara sekilas mengetahui apakah tegangan jaringan terlampau rendah, misalnya kalau kita sedang melaksanakan program komputer.. Bahayanya tentu

Sistem distribusi sekunder digunakan untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke beban-beban yang ada di konsumen. Pada sistem distribusi sekunder bentuk

Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbaikan status gizi dan imunologi setelah ≥6 bulan terapi

Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya perikanan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan daya dukung lingkungan.. Edy Machmud Hidayat

Lokasi tapak proyek pembangunan hotel butik dan apartemen terletak di bantaran Sungai Deli dan berada pada salah satu situs bersejarah Kota Medan yaitu Istana

Survei ini dimaksudkan untuk mendapatkan data dan informasi yang telah terdokumentasikan dalam bentuk buku laporan dan statistik. Di samping pengumpulan data, pada kegiatan

Keunggulan di bidang keuangan diharapkan memberikan jaminan kesejahteraan pada sumber daya sekolah, keefektifan penggunaan dana dan kelangsungan proses