• Tidak ada hasil yang ditemukan

Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Materi Aljabar di Kelas VIII SMPN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2015/2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah Materi Aljabar di Kelas VIII SMPN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2015/2016"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1

Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Masalah

Materi Aljabar di Kelas VIII SMPN 1 Banda Aceh

Tahun Pelajaran 2015/2016

Putri Inda Sari*, Salasi R, Budiman

Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Unsyiah *E-Mail: putriindad15@gmail.com

Abstrak

Matematika memiliki peran penting dalam dunia pendidikan. Matematika selalu diperlukan oleh semua bidang ilmu pengetahuan lainnya, karena matematika selalu digunakan dalam segala segi kehidupan manusia. Salah satu materi dalam mata pelajaran matematika adalah materi Aljabar, yang diajarkan kepada siswa kelas VIII SMPN 1 Banda Aceh semester 2. Namun, para siswa sering mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal aljabar. Pada kesempatan ini, peneliti melakukan penelitian dengan judul “Diagnosis Kesulitan Siswa dalam Memecahkan Materi Aljabar di Kelas VIII SMPN 1 Banda Aceh Tahun Pelajaran 2015/2016”. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan kesulitan yang dialami siswa dan upaya yang harus dilakukan untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa kelas VIII SMPN 1 Banda Aceh. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VIII SMPN 1 Banda Aceh sebanyak 30 orang siswa. Instrumen yang digunakan untuk menganalisis jawaban siswa tentang kesulitan yang dihadapi adalah tes essay. Sedangkan wawancara digunakan untuk mengetahui penyebab kesulitan yang dialami siswa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa SMPN 1 Banda Aceh masih banyak mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal-soal aljabar. Dari 30 orang siswa yang diteliti, 5 yang dikategorikan menguasai materi aljabar. Kesulitan yang dialami siswa tersebut berupa: 1) Kesulitan dalam mengenali unsur-unsur bentuk aljabar; 2) Kesulitan dalam operasi hitung pada bentuk aljabar; 3) Kesulitan dalam pemfaktoran bentuk aljabar; 4) Kesulitan dalam operasi hitung pada pecahan bentuk aljabar. Alternatif untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memecahkan masalah pada materi aljabar yaitu pengajaran remedial, pengayaan dan latihan-latihan.

Kata kunci: Diagnosis Kesulitan, Aljabar

PENDAHULUAN

Manusia sebagai makhluk yang diciptakan secara sempurna dengan potensinya berupa akal dan fitrah yang telah ada sejak ia dilahirkan didunia ini. Manusia juga telah dikaruniakan panca indera sebagai salah satu unsur penting dalam proses berpikir. Pengaruh globalisasi dalam hal kemajuan ilmu pengetahuan

(2)

JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016

dan teknologi membuat manusia dituntut untuk terus berkarya untuk tetap dapat bersaing. Hal ini memberikan kesadaran baru bahwa Indonesia tidak lagi berdiri sendiri dan berusaha untuk mengejar ketertinggalan, salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan sebagai suatu kekuatan yang dinamis dan dapat mempercepat perkembangan daya pikir, pendidikan merupakan keharusan bagi eksistensi manusia dalam mengemban tugas yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Pendidikan juga merupakan pilar penting dalam kemajuan sebuah negara. Hal ini membuat pendidikan selalu mendapatkan perhatian penuh di Indonesia. Perbaikan dan perubahan sering terjadi dalam pendidikan agar tercapainya pendidikan yang lebih baik dan berkompeten. Belajar adalah kunci penting dalam setiap usaha pendidikan. Sebagimana diketahui bahwa pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar, sebab tanpa belajar manusia tidak mungkin dapat melakukan sesuatu. Hanya dengan belajar manusia dapat mengembangkan bakat, minat, dan kepribadian yang sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.

Di Indonesia ada beberapa bidang ilmu yang diajarkan di setiap sekolah-sekolah seperti ilmu pengetahuan, ilmu sosial, bahasa dan matematika. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang dipelajari siswa mulai dari Sekolah Dasar (SD) sampai Sekolah Menengah Atas (SMA) bahkan pada perguruan tinggi, hampir semua program studi juga mempelajari matematika. Hal ini dikarenakan matematika dikenal sebagai ilmu dasar yang berperan dalam melatih kemampuan bernalar siswa yang terlihat melalui kemampuan berpikir kritis, logis, analitis dan sistematis. Dalam perkembangan pola pikir manusia, matematika sangat berperan karena perilaku dalam mempertahankan eksistensinya, baik terhadap diri sendiri maupun lingkungan senantiasa disertai dengan perhitungan-perhitungan dan aturan tertentu.

Riedesel (Supatmono, 2009:6) merangkum beberapa pandangan siswa tentang apa yang dimaksud dengan pelajaran matematika, diantaranya:

1. Siswa tidak perlu mengerti mengapa aturan berlaku, tetapi cukup menghafalkannya saja.

2. Hanya para jenius sajalah yang dapat menemukan atau menciptakan matematika. Siswa tidak dapat memikirkan matematika menurut pemikirannya sendiri.

(3)

JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016

3. Soal matematika hampir tidak ada hubungannya dengan dunia nyata. Dalam dunia nyata, kita mengerjakan apa yang bermaksna, sedangkan dalam matematika kita tinggal mematuhi aturan-aturan.

Berdasarkan uraian pendapat siswa diatas didapatkan bahwa matematika terkesan sebagai suatu pelajaran yang sulit karena berisi aturan-aturan yang harus dihafal, sementara kedudukannya bersifat abstrak. Sehingga memberikan gambaran bahwa matematika itu sulit untuk dipelajari dan dijangkau keabstrakannya dan membuat siswa kurang menyenanginya. Kesulitan-kesulitan dalam mempelajari matematika salah satunya dapat dilihat dari nilai-nilai matematika siswa yang tidak mencapai standar ketuntasan nilai yang telah ditetapkan oleh pihak sekolah.

Aktivitas belajar setiap siswa dalam belajar matematika tidak selamanya dapat berlangsung sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Terkadang lancar, terkadang tidak, terkadang siswa cepat memahami apa yang dipelajari, terkadang tidak. Variasi keadaan didalam kelas seperti ini bukanlah suatu hal baru bagi seorang guru. Untuk itu, kesulitan belajar yang dialami siswa merupakan salah satu tanggung jawab guru. Guru dalam hal ini adalah orang yang bertanggung jawab yang seharusnya dapat memahami kesulitan belajar anak didiknya dan kemudiaan memberikan bantuan pemecahannya. Dalam memberikan bantuan ini, pengetahuan guru tentang latar belakang terjadinya kesulitan belajar merupakan hal yang sangat penting.

Berdasarkan hasil penelitian Daod (Mustika, 2011:2) menunjukkan bahwa, “Kesulitan siswa terhadap materi pelajaran matematika masih tinggi, sehingga menuntut kreativitas guru untuk dapat meningkatkan hasil belajar sebagaimana yang diharapkan”. Mengingat hal tersebut, perlu sekiranya guru membekali siswa untuk membangkitkan motivasi siswa agar matematika tidak dipandang sulit walaupun terkadang menyulitkan.

Salah satu materi pelajaran matematika pada kelas VIII adalah aljabar. Standar kompetensi yang harus dikuasai siswa pada pembelajaran aljabar di kelas VIII ialah menerapkan operasi aljabar yang melibatkan bilangan rasional (Kemdikbud, 2014). Materi aljabar yang dipelajari pada kelas VIII merupakan

(4)

JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016

dasar mempelajari aljabar di tingkatan selanjutnya, sebab materi ini akan berhubungan dengan materi lainnya.

Kesulitan-kesulitan yang dialami siswa akan memungkinkan terjadinya kesalahan sewaktu menjawab soal-soal aljabar. Kesalahan yang dilakukan siswa dalam menjawab soal aljabar bukti adanya kesulitan yang dialamai oleh siswa pada materi tersebut. Pada hakikatnya, jika seorang siswa mengalami kesulitan, maka ia akan membuat kesalahan. Ini menegaskan bahwa kesulitan merupakan salah satu penyebab terjadinya kesalahan.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dan jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian ini dilakukan di SMPN 1 Banda Aceh yang beralamat di Jalan Prof. A. Madjid Ibrahim 1 Banda Aceh. Waktu penelitian dilaksanakan pada semester genap tahun pelajaran 2015/2016 di kelas VIII-6 yang dilaksanakan pada tanggal 5 April 2016 dan di kelas VIII-7 pada tanggal 6 April 2016 dengan pemberian tes selama 2x40 menit. Wawancara siswa dilaksanakan pada tanggal 9 April 2016. Subjek penelitian sebanyak 30 siswa.

Untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan instrumen tes diagnosis, dan pedoman wawancara. Wawancara yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui lebih jauh informasi mengenai kesulitan dan penyebab kesulitan yang dialami siswa dalam memahami aljabar. Selanjutnya, 6 siswa sebagai keterwakilan subjek penelitian.

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil tes kemampuan aljabar yang diperoleh setiap siswa.

No. Kode Siswa

Nilai Siswa Tiap 1 Butir Soal Total Nilai 1.a 1.b 1.c 1.d 2.a 2.b 2.c 2.d 3 1 Subjek 1 10 10 10 10 9 8 1 1 0 59 2 Subjek 2 10 10 1 10 10 7 0 0 0 48 3 Subjek 3 0 1 1 1 10 1 1 1 1 17 4 Subjek 4 10 10 10 10 10 10 1 8 0 69 5 Subjek 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9

(5)

JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016

No. Kode Siswa

Nilai Siswa Tiap 1 Butir Soal Total Nilai 1.a 1.b 1.c 1.d 2.a 2.b 2.c 2.d 3 6 Subjek 6 10 10 10 10 10 10 10 5 1 76 7 Subjek 7 10 10 10 1 1 1 1 0 0 34 8 Subjek 8 1 1 1 1 10 10 8 1 0 33 9 Subjek 9 10 10 10 10 10 10 10 5 8 83 10 Subjek 10 5 1 10 1 10 10 0 0 0 37 11 Subjek 11 1 1 1 1 10 8 9 5 1 37 12 Subjek 12 10 10 1 1 1 1 1 0 0 25 13 Subjek 13 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 14 Subjek 14 0 0 0 0 10 10 10 5 1 36 15 Subjek 15 1 1 1 1 1 1 1 0 1 8 16 Subjek 16 10 10 10 10 10 10 1 10 20 91 17 Subjek 17 1 1 1 1 1 1 1 0 0 7 18 Subjek 18 10 10 1 1 1 1 1 0 0 25 19 Subjek 19 10 10 10 1 10 8 10 5 1 65 20 Subjek 20 1 1 1 1 8 10 0 0 0 22 21 Subjek 21 10 10 10 10 10 10 10 0 0 70 22 Subjek 22 10 10 10 10 1 10 10 0 0 61 23 Subjek 23 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9 24 Subjek 24 0 0 0 0 10 10 10 1 1 32 25 Subjek 25 10 10 10 10 10 10 1 0 0 61 26 Subjek 26 10 1 10 1 10 10 1 0 0 43 27 Subjek 27 10 10 10 10 10 10 10 10 20 100 28 Subjek 28 5 1 10 1 9 6 1 1 0 34 29 Subjek 29 10 10 10 10 9 9 1 1 0 60 30 Subjek 30 10 10 10 10 10 10 10 10 15 95 Jumlah 188 172 172 136 214 205 123 72 73 1355 Rata-rata 6.3 5.7 5.7 4.5 7.1 6.8 4.1 2.4 2.4 45.166667 5.566666667 5.116666667 2.4 45.166667

Berdasarkan tabel terlihat bahwa siswa memperoleh nilai untuk setiap butir soal dapat diuraikan sebagai berikut. Nilai minimum 7, nilai maksimum 100 dan nilai rata-rata 45,16. Pada setiap butir soal, nilai rata-rata siswa tidak ada yang mencapai ketuntasan. Untuk soal nomor 1, siswa mendapatkan nilai rata-rata 5,56. Untuk soal nomor 2, siswa mendapatkan nilai rata-rata5,11. Serta untuk soal nomor 3, siswa mendapatkan nilai rata-rata 2,4. Dari ketiga nilai tersebut, terlihat bahwa

(6)

JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016

nilai rata-rata untuk soal nomor 3 paling rendah. Selain itu, nomor 1 dan 2 siswa juga mendapatkan nilai jauh dibawah angka ketuntasan. Dengan kata lain, siswa pada umumnya perlu untuk mengulang-mengulang kembali materi ini untuk meningkatkan pemahamannya. Hasil ini menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang belum memahami materi aljabar dengan soal-soal yang berkaitan dengan materi lain seperti soal nomor 3. Kurang nya kemampuan siswa dalam mengkoneksikan suatu materi dengan materi yang lainnya adalah suatu bentuk kurangnya kemampuan nalar siswa untuk menjangkau jawaban soal dalam menjawab soal. Maka dibutuhkannya penanganan lanjut oleh guru mata pelajaran untuk menanggapi keadaan siswa yang belum memenuhi ketuntasan seperti dengan mengadakan remedial. Pada saat remedial, guru hendaknya memberikan soal-soal yang belum dipahami oleh siswa dan sudah menjadi tanggung jawab seorang guru untuk membuat siswa paham akan materi yang diajarkannya.

Secara umum kesulitan yang dialami siswa antara lain:

- Kesulitan dalam mengenali unsur-unsur bentuk aljabar

- Kesulitan dalam operasi hitung pada bentuk aljabar

- Kesulitan dalam pemfaktoran bentuk aljabar

- Kesulitan dalam operasi hitung pada pecahan bentuk aljabar

Jika kesulitan-kesulitan diatas dikelompokkan kedalam kesulitan konsep, kesulitan prinsip, maka kesulitan-kesulitan yang dialami siswa antara lain:

a. Kesulitan Konsep

Siswa mengalami kesulitan dalam mengenali unsur-unsur bentuk aljabar dan kesulitan dalam menjabarkan operasi hitung pada bentuk aljabar (penjumlahan, pengurangan, pembagian dan perpangkatan) karena siswa tidak menguasai konsep dasar materi aljabar yang telah dipelajari di kelas VIII. Siswa salah dalam menentukan variabel, koefisien dan konstanta dikarenakan siswa tidak mengetahui perbedaan variabel, koefisien, dan konstanta. Selain itu, siswa berasumsi bahwa tanda positif dan negatif tidak berpengaruh terhadap koefisien dan konstanta. Selain itu, ketidakseriusan siswa dalam belajar matematika dan kurangnya perhatian sehingga menyebabkan siswa sulit untuk menyelesaikan soal-soal yang diberikan.

(7)

JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016

b. Kesulitan Prinsip

Kesulitan siswa dalam menggunakan prinsip adalah ketidakmampuan siswa dalam mengembangkan konsep-konsep yang sudah ada seperti saat menyederhanakan aljabar bentuk pangkat dan pecahan. Kesulitan prinsip lainnya adalah dalam memfaktorkan bentuk aljabar sehingga siswa kesulitan dalam menyelesaikan soal pecahan. Hal ini disebabkan karena siswa tidak menganalisis soal bagaimana cara termudah dalam menjawab soal kemudian terjebak dengan menggunakan cara yang lebih sulit dan akhirnya membuat siswa kebingungan dalam menyelesaikan soal. Selain itu, siswa hanya menguasai beberapa konsep yang sudah ada, hal ini mungkin karena siswa terpusat pada contoh yang diberikan gurunya sehingga siswa kebingungan kalau dihadapkan pada soal dalam bentuk lain.

Untuk mengetahui penyebab kesulitan siswa, telah diwawancarai 6 orang siswa yang mengalmi kesulitan dalam menjawab soal. Dari hasil penelitian ini, telah ditemukan beberapa faktor penyebab kesulitan siswa dalam memecahkan masalah aljabar, yaitu:

1. Materi yang sulit dipahami

2. Kurangnya latihan dalam menjawab soal 3. Metode penyampaian materi oleh guru 4. Buku cetak yang sulit dipahami siswa

Selain itu kesulitan juga disebabkan oleh faktor yang berasal dari dalam siri siswa itu sendiri seperti kurangnya minat siswa untuk belajar, kurangnya perhatian siswa terhadap guru pada saat menjelaskan.

Alternatif untuk mengatasi kesulitan siswa dalam memecahkan masalah matematika pada aljabar disesuaikan dengan kesulitan-kesulitan dan penyebab yang dialami siswa, yang dikategorian ke dalam kesulitan konsep dan kesulitan prinsip.

1. Kesulitan Konsep

Bagi siswa yang mengalami kesulitan konsep atau yang belum memahami konsep dasar aljabar diupayakan untuk diberikan pelayanan pengajaran remedial serta pengayaan. Bentuk pengajaran remedial yang diberikan adalah mengajarkan

(8)

JIMPMAT Vol.1, No.1, Agustus 2016

kembali bahan yang sama kepada siswa tersebut, misalnya menjelaskan kembali tentang unsur-unsur bentuk aljabar, operasi aljabar dan pecahan aljabar.

2. Kesulitan Prinsip

Bagi siswa yang dikategorikan dalam kesulitan prinsip akan diberikan pengayaan dan latihan-latihan baik latihan yang dilakukan disekolah maupun dikerjakan dirumah, misalnya memberikan soal yang berkaitan dengan pembagian dan perkalian pada pecahan aljabar.

DAFTAR PUSTAKA

Supatmono, Catur. 2009. Matematika Asyik. Jakarta: Grasindo. Kemdikbud. 2014. Silabus Matematika SMP 2014.[doc]. Jakarta.

Mustika, Ika. (2011). Analisis Kesulitan Siswa dalam Memahami Materi Sistem Persamaan Linear di Kelas X MAN Sigli 1 Tahun Pelajaran 2011/2012, Skripsi. Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.

Referensi

Dokumen terkait

Salah satu metode untuk mengurangi pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh limbah logam berat adalah dengan metode fitoremediasi, dimana metode fitoremediasi

menjembatani antara sistem perangkat keras ( hardware ) dengan pengguna ( user ) untuk berinteraksi. Dengan kata

Pelaksanaan penelitian ini terdiri dari beberapa tahap preparasi sampel, ekstraksi kulit batang kelor, partisi ekstrak metanol kulit batang kelor, identifikasi metabolit sekunder

Based on significant testing result and path coefficient conversion, it can determine which variables belong to driving force, then rank it based on the table Table

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada wanita usia subur (WUS) dengan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di Wilayah Kerja Puskesmas Dara Juanti

Kurs Rupiah terhadap Dolar AS dalam jangka pendek mempunyai hubungan yang po- sitif dan tidak signifikan terhadap ekspor Udang Jawa Tengah sedangkan dalam jangka panjang

54 Ilmu atau Sains Perikanan Fisheries Science v v v Ilmu Terapan. 55 Ilmu atau Sains Pertanian Agricultural Science v v v

Yang berarti hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan lingkungan belajar dan peran guru secara bersama-sama terhadap motivasi