ASKEP Tetralogy of Fallot (
ASKEP Tetralogy of Fallot (ToF)
ToF)
BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A. Latar Belakang A. Latar Belakang
Tetralogi of Fallot (TOF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak Tetralogi of Fallot (TOF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak ditemukan, dimana Tetralogi of Fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada ditemukan, dimana Tetralogi of Fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten, atau anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten, atau lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi of Fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi of Fallot merupakan penyakit jantung sianotik Tetralogi of Fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi of Fallot merupakan penyakit jantung bawaan
bawaan yang paling yang paling sering ditemukan sering ditemukan yang ditandai yang ditandai dengan dengan sianosis sentral akibat sianosis sentral akibat adanya adanya piraupirau kanan ke kiri.
kanan ke kiri.
Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi of Fallot didapat diatas 5 tahun dan Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi of Fallot didapat diatas 5 tahun dan prevalensi
prevalensi menurun menurun setelah setelah berumur 10 berumur 10 tahun. tahun. Dari Dari banyaknya banyaknya kasus kasus kelainan kelainan jantung sertajantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat.
keperawatan yang tepat.
B. Pengertian B. Pengertian
Tetralogi of Fallot (TOF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang Tetralogi of Fallot (TOF) adalah kelainan jantung dengan gangguan sianosis yang ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis ditandai dengan kombinasi 4 hal yang abnormal meliputi defek septum ventrikel, stenosis pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.
pulmonal, overriding aorta, dan hipertrofi ventrikel kanan.
Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah Komponen yang paling penting dalam menentukan derajat beratnya penyakit adalah stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin stenosis pulmonal dari sangat ringan sampai berat. Stenosis pulmonal bersifat progresif , makin lama makin berat.
lama makin berat.
C. Etiologi C. Etiologi
Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti Pada sebagian besar kasus, penyebab penyakit jantung bawaan tidak diketahui secara pasti diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor
diduga karena adanya faktor endogen dan eksogen. Faktor – – faktor tersebut antara lain :faktor tersebut antara lain : 1. Faktor endogen
1. Faktor endogen
a. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom a. Berbagai jenis penyakit genetik : kelainan kromosom
b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan b. Anak yang lahir sebelumnya menderita penyakit jantung bawaan
c.
c. Adanya Adanya penyakit penyakit tertentu tertentu dalam dalam keluarga keluarga seperti seperti diabetes diabetes melitus, melitus, hipertensi, hipertensi, penyakitpenyakit jantung atau kelainan bawaan
jantung atau kelainan bawaan 2. Faktor eksogen
2. Faktor eksogen
a. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa a. Riwayat kehamilan ibu : sebelumnya ikut program KB oral atau suntik,minum obat-obatan tanpa
resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu) resep dokter, (thalidmide, dextroamphetamine, aminopterin, amethopterin, jamu) b. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella
b. Ibu menderita penyakit infeksi : rubella c. Pajanan terhadap sinar -X
c. Pajanan terhadap sinar -X
Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah Para ahli berpendapat bahwa penyebab endogen dan eksogen tersebut jarang terpisah menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab menyebabkan penyakit jantung bawaan. Diperkirakan lebih dari 90% kasus penyebab adalah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir adalah multifaktor. Apapun sebabnya, pajanan terhadap faktor penyebab harus ada sebelum akhir bulan
bulan kedua kedua kehamilan kehamilan , , oleh oleh karena karena pada pada minggu minggu ke ke delapan delapan kehamilan kehamilan pembentukan pembentukan jantungjantung janin sudah selesai.
janin sudah selesai.
D. Pemeriksaan diagnostik D. Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan laboratorium 1. Pemeriksaan laboratorium
Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang Ditemukan adanya peningkatan hemoglobin dan hematokrit (Ht) akibat saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan 16-18 gr/dl dan hematokrit antara 50-65 %. Nilai
Nilai BGA BGA menunjukkan menunjukkan peningkatan peningkatan tekanan tekanan parsial parsial karbondioksida karbondioksida (PCO2), (PCO2), penurunanpenurunan tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan pH. Pasien dengan Hn dan Ht normal atau tekanan parsial oksigen (PO2) dan penurunan pH. Pasien dengan Hn dan Ht normal atau rendah mungkin menderita defisiensi besi.
rendah mungkin menderita defisiensi besi. 2. Radiologis
2. Radiologis Sinar
Sinar X pada thoraks menunX pada thoraks menunjukkan penurunan aliran dajukkan penurunan aliran darah pulmonal, tidak ada rah pulmonal, tidak ada pembesaranpembesaran jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu.
jantung . gambaran khas jantung tampak apeks jantung terangkat sehingga seperti sepatu. 3. Elektrokardiogram
3. Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel Pada EKG sumbu QRS hampir selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
kanan. Pada anak besar dijumpai P pulmonal
4. Ekokardiografi 4. Ekokardiografi
Memperlihatkan
Memperlihatkan dilatasi aorta, dilatasi aorta, overriding aorta overriding aorta dengan dilatasi dengan dilatasi ventrikel kanan, ventrikel kanan, penurunanpenurunan ukuran arteri pulmonalis & penurunan aliran darah ke paru-paru
5. Kateterisasi
Diperlukan sebelum tindakan pembedahan untuk mengetahui defek septum ventrikel multiple, mendeteksi kelainan arteri koronari dan mendeteksi stenosis pulmonal perifer. Mendeteksi adanya penurunan saturasi oksigen, peningkatan tekanan ventrikel kanan, dengan tekanan pulmonalis normal atau rendah.
E.Komplikasi 1. Trombosis pulmonal 2. CVA trombosis 3. Abses otak 4. Anemia 5. Perdarahan relative BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
A. PENGKAJIAN
a. Identitas Klien b. Riwayat Penyakit
1. Riwayat kesehatan
2. Riwayat kesehatan masa lalu 3. Riwayat keluarga
4. Riwayat kehamilan
Ditanyakan sesuai dengan yang terdapat pada etiologi (faktor endogen dan eksogen yang mempengaruhi).
5. Riwayat tumbuh
Biasanya anak cendrung mengalami keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.
6. Riwayat psikososial/ perkembangan
b) Mekanisme koping anak/ keluarga c) Pengalaman hospitalisasi sebelumnya c. Pola kebiasaan
d. Pemeriksaan fisik
a) Pada awal bayi baru lahir biasanya belum ditemukan sianotik,bayi tampak biru setelah tumbuh. b) Clubbing finger tampak setelah usia 6 bulan.
c) Serang sianotik mendadak (blue spells/cyanotic spells/paroxysmal hiperpnea,hypoxic spells) ditandai dengan dyspnea, napas cepat dan dalam,lemas,kejang,sinkop bahkan sampai koma dan kematian.
d) Anak akan sering Squatting (jongkok) setelah anak dapat berjalan, setelah berjalan beberapa lama anak akan berjongkok dalam beberapa waktu sebelum ia berjalan kembali.
e) Pada auskultasi terdengar bising sistolik yang keras didaerah pulmonal yang semakin melemah dengan bertambahnya derajat obstruksi
f) Bunyi jantung I normal. Sedang bunyi jantung II tunggal dan keras.
g) Bentuk dada bayi masih normal, namun pada anak yang lebih besar tampak menonjol akibat pelebaran ventrikel kanan
h) Ginggiva hipertrofi,gigi sianotik e. Pengetahuan anak dan keluarga :
Pemahaman tentang diagnosis.
Pengetahuan/penerimaan terhadap prognosis Regimen pengobatan
Rencana perawatan ke depan
Kesiapan dan kemauan untuk belajar
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Setelah pengumpulan data, menganalisa data dan menentukan diagnosa keperawatan yang tepat sesuai dengan data yang ditemukan, kemudian direncanakan membuat prioritas diagnosa keperawatan, membuat kriteria hasil, dan intervensi keperawatan.
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan penurunan alian darah ke pulmonal.
2. Penurunan kardiak output berhubungan dengan sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya malformasi jantung.
3. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan sirkulasi (anoxia kronis , serangan sianotik akut).
4. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori,penurunan nafsu makan.
5. Gangguan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan zat nutrisi ke jaringan.
6. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen. 7. Koping keluarga tidak efektif berhubungan dengan kurang pengetahuan klg tentang
diagnosis/prognosis penyakit anak.
8. Risti gangguan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan peningkatan tekanan intrakranial sekunder abses otak, CVA thrombosis.
C. Perencanaan Keperawatan
NO Diagnosa Keperawatan
Rencana Tujuan dan Kriteria Hasil
Rencana Tindakan Rasional
1 Penurunan kardiac output
berhubungan dengan sirkulasi yang tidak efektif sekunder dengan adanya malformasi jantung Tujuan : Anak dapat mempertahankan kardiak output yang adekuat.
Kriteria hasil : Tanda-tanda vital dalam batas normal sesuai umur pasien
Tidak ada : dyspnea, napas cepat dan dalam,sianosis, gelisah/letargi , takikardi,mur-mur
Pasien komposmentis
ndiri:
Monitor tanda vital, pulsasi perifer, kapilari refill dengan membandingkan pengukuran pada kedua ekstremitas dengan posisi berdiri, duduk dan tiduran jika memungkinkan
Kaji dan catat denyut apikal selama 1 menit penuh
Observasi adanya serangan sianotik.
ndiri:
Untuk mengetahui perke keadaan umum, tanda vita perifer, dan kapileri refill
Kenaikan denyut nad secara tiba-tiba memungkinkan terjadin yang berakhir pada kemati
Akral hangat
Pulsasi perifer kuat dan sama pada kedua ekstremitas
Capilary refill time < 3 detik
Urin output 1-2 ml/kgBB/jam
Observasi adanya tanda-tanda penurunan sensori : letargi, bingung dan disorientasi.
Monitor intake dan output secara adekuat.
Sediakan waktu istirahat yang cukup bagi anak dan dampingi anak pada saat melakukan aktivitas.
Sajikan makanan yang mudah di cerna dan kurangi konsumsi kafeine.
Kolaborasi dalam: pemeriksaan serial ECG, foto thorax, pemberian obat-obatan anti disritmia.
Kolaborasi pemberian oksigen.
Kolaborasi pemberian cairan tubuh melalui infus
lancar.
Tanda-tanda sensori pad saraf pusat, thalamus da serebri memp keseimbangan dan kesadaran. Intake output keseimbangan asam terpenuhi. Otot-otot relaksas vasodilatasi akibat pe saraf parasimpatis. Kafein meningkatkan asam lambung dan me aging proses.
Pemberian obat anti untuk menormalkan deny
Oksigen memenuhi k nutrisi dalam darah. timbulnya sesak nafas. . Balance cairan dala
mencegah komplikasi Balance cairan mempengaruhi
2. Intoleransi aktivitas berhubungan
dengan
ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen Tujuan : Anak menunjukan peningkatan kemampuan dalam melakukan aktivitas (tekanan darah, nadi, irama dalam batas normal) tidak adanya angina.
Kriteria hasil : Tanda vital normal sesuai umur.
Anak mau
berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang dijadwalkan.
Anak mencapai peningkatan toleransi
aktivitas sesuai umur. Fatiq dan kelemahan berkurang.
Anak dapat tidur dengan lelap
andiri
Catat irama jantung, tekanan darah dan nadi sebelum, selama dan sesudah melakukan aktivitas.
Anjurkan pada pasien agar lebih banyak beristirahat terlebih dahulu.
Anjurkan pada pasien agar tidak “ngeden” pada saat buang air besar.
Jelaskan pada pasien tentang tahap- tahap aktivitas yang boleh dilakukan oleh pasien.
Tunjukan pada pasien tentang tanda-tanda fisik bahwa aktivitas melebihi batas.
Bantu anak dalam memenuhi kebutuhan ADL dan dukung kearah kemandirian anak sesuai dengan indikasi.
Jadwalkan aktivitas sesuai dengan usia, kondisi dan kemampuan anak.
Mandiri
Untuk mengetahui tekan dan nadi sebelum, sel sesudah melakukan aktivit
Untuk memulihkan met dalam tubuh.
Karena jika ngeden saat besar dapat meng pecahnya pembuluh dara Jika pembuluh darah dian bisa terjadi perdarahan he
Aktivitas yang dilakuka tahapan.
Menunjukkan untuk m aktivitas yang tidak b melebihi.
Anak dapat melakukan secara mandiri dan bergantung kepada orang l
Dapat melakukan aktivit usia dan kemampuan anak
3. Gangguan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan
dengan fatiq
selama makan dan peningkatan
kebutuhan
kalori,penurunan nafsu makan
Tujuan :
anak dapat makan secara adekuat dan cairan dapat
dipertahankan sesuai dengan berat badan normal dan pertumbuhan normal. Kreteria hasil : Anak menunjukkan penambahan BB sesuai dengan umur. Peningkatan toleransi makan. Anak dapat menghabiskan porsi makan yang disediakan.
Hasil lab tidak menunjukkan tanda malnutrisi.
Albumin,Hb.
Mual muntah tidak ada.
Anemia tidak ada.
Mandiri
Timbang berat badan anak setiap pagi tanpa diaper pada alat ukur yang sama, pada waktu yang sama dan dokumentasikan.
Catat intake dan output secara akurat.
Berikan makan sedikit tapi sering untuk mengurangi kelemahan disesuaikan dengan aktivitas selama makan (menggunakan terapi bermain).
Berikan perawatan mulut untuk meningktakan nafsu makan anak.
Berikan posisi jongkok bila terjadi sianosis pada saat makan.
gunakan dot yang lembut bagi bayi dan berikan waktu istirahat di sela makan dan sendawakan.
gunakan aliran oksigen untuk menurunkan distress pernafasan yang dapat
disebabkan karena tersedak. berikan formula yang mangandung kalori tinggi
Mandiri
Untuk mengetahui stan badan normal sesuai den
anak.
Mengetahui keseimbang dalam tubuh.
Untuk memenuhi nutr
guna me
pertumbuhannya.
Untuk meningkatkan nafs pada anak.
Agar sirkulasi dara mengalir ke seluruh tubuh
Untuk memudahkan pe nutrisi dan tidak mengirita
Membersihkan jalan nap mencegah terjadinya sesa
yang disesuaikan dengan kebutuhan.
Batasi pemberian sodium jika memungkinkan.
Bila ditemukan tanda anemia kolaborasi pemeriksaan laboratorium
Menggantikan asupan nut telah hilang sehingga seimbang untuk kebutuhan tubuh.
Agar tidak meningkatka darah dan menjaga sirkula . Anemia menunjukkan kurang karena sedikitn yang mengerdakan nu seluruh tubuh.
D. IMPLEMENTASI
Merupakan langkah keempat dalam tahap proses keperawatan dengan melaksanakan berbagai strategi keperawatan (tindakan keperawatan) yang telah direncanakan dalam rencanan
tindakan keperawatan. (Aziz Alimul, 2009)
E. EVALUASI
1. Intake dan output adekuat.
2. Ibu pasien tahu tanda-tanda aktivitas fisik yang melebihi b atas. 3. Nafsu makan anak meningkat setelah dilakukan perawatan mulut.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TK DENGAN TETRALOGI OF FALLOT (TOF)
DIRUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR TANGGAL 6
–
10 APRIL 20121) Pengkajian Keperawatan
Pengkajian diambil : 6 April 2012 jam : 10.00 Tgl. MRS : 5 April 2012 Ruangan/kelas : Ratna/I No. kamar : 2B Data Dasar : A. Identitas Pasien Nama Pasien : TK
Jenis Kelamin : Perempuan
Usia : 18 Bulan
Status Perkawinan : Belum
Agama : Hindu
Suku Bangsa : Indonesia Pendidikan : Belum Pekerjaan :
-Alamat : Jl. PB. Sudirman, no. 21 X Diagnose medis : Tetralogi of Fallot
B. Data Penanggung jawab
Nama Penanggungjawab : K.T
Jenis Kelamin : Laki - laki
Usia : 27 tahun
Status Perkawinan : Kawin
Agama : Hindu
Pendidikan : S1
Pekerjaan : PNS
Alamat : Jl. PB. Sudirman, no. 21 X
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan utama : sianosis ( kulit Nampak kebiruan ), napas dangkal, mudah kelelahan, 2. Riwayat kesehatan masa lalu
Ibu klien mengatakan, klien sebelumnya belum pernah mengalami penyakit seperti ini. 3. Riwayat keluarga
Adanya penyakit tertentu dalam keluarga, yaitu ibu klien menderita hipertensi dan saat hamil sering mengkonsumsi obat – obatan tanpa resep dokter.
D. Data Bio Psiko Sosial Spiritual
a. Bernafas
Ibu klien mengatakan bahwa, klien mengalami kesulitan bernafas. Klien mengalami dispnea dan kadang-kadang mengalami apnea.
b. Makan dan Minum - Makan
Sebelum masuk rumah sakit ibu klien mengatakan, klien tidak nafsu makan, yang biasanya 1 porsi anak – anak penuh tiga kali sehari menjadi ¼ porsi tiga kali sehari.
- Minum
Klien biasanya minum ± 5 – 6 gelas/hari masing – masing 100 cc. Sekarang klien hanya bisa minum ± 3 gelas dan akan segera mual setelah minum minuman yang agak dingin.
c. Eleminasi BAB/BAK
Keluarga mengatakan, BAB klien di rumah maupun di Rumah Sakit satu kali, sedangkan BAK klien normal, tidak ada gangguan.
d. Aktivitas
Ibu klien mengatakan, aktivitas klien berkurang, karena klien sering mengalami kelelahan dan sering mengalami sesak dalam bernafas.
e. Rekreasi
Ibu klien juga mengatakan, saat diajak jalan – jalan bersama keluarga setelah berjalan 20-50 meter, klien akan berjongkok dalam beberapa waktu, sebelum klien berjalan kembali.
f. Istirahat tidur
Klien terbiasa tidur ± 2 – 3 jam pada siang hari dan di malam hari tidur jam 20.30 – 6.00. Pasien sering terbangun di malam hari karena mengalami kesulitan dalam bernafas.
g. Kebersihan diri
Saat pengkajian kondisi klien bersih karena selalu dibantu ibunya untuk mandi dan klien sudah bisa berpakaian dan gosok gigi sendiri.
h. Suhu tubuh
Menurut ibu klien suhu tubuh klien setelah sakit tidak menentu, sebelum dibawa ke rumah sakit suhu tubuh normal, tapi saat pengkajian ibu klien mengeluh suhu tubuh klien panas.
i. Rasa nyaman
Klien merasa kurang nyaman, ketika merasakan susah bernafas. j. Rasa aman
Klien selalu merasa tenang saat bersama dan jika selalu dekat dengan kedua orang tuanya. k. Belajar
Keluarga klien mengatakan, belum bisa belajar secara efektif karena masih kecil, apalagi belajar tentang penyakit yang sedang dialami.
l. Prestasi
Klien belum bersekolah, dan belum mempunyai prestasi dibidang akademik.
m. Interaksi sosial
Hubungan sosial klien dengan orang tuanya sangat baik dan menurut ibumya hubungan klien dengan teman sebayanya, klien juga tidak rewel dengan perawat.
n. Ibadah
Keluarga sering mengajak klien beribadah ke wihara dan khususnya pada hari raya keagamaan.
E. Pengkajian Pisik
a. Kesadaran Umum
1. Kesadaran : CM ( Compos Mentis ) 2. Kebersihan : cukup bersih
3. Pergerakan : agak terbatas karena, terpasang infuse pada extrimitas kanan atas 4. Postur : tegak agak kurus
glihatan : bentuk mata normal, pergerakan mata normal, pupil dilatasi, konjung tipa merah muda, sclera putih, visus 6/6.
dengaran : bentuk normal, keadaan bersih, pendengaran normal, serumen tidak ada, kelainan tidak ada. ara : mulut bersih, mukosa bibir merah muda, stomatitis tidak ada, caries tidak ada, tonsil T1 T0
hypertemi negative. arna kulit : sawo mateng
f. Suara waktu menangis cukup melengking dan agak keras g. Tonus otot : normal
h. Turgor kulit : normal
epala : bentuk normal, UUB tertutup, ketombe dan rambut rontok tidak ada.
idung : bentuk normal, secret tidak ada, gerakan cuping hidung tidak ada, kelainan tidak ada. eher : bentuk normal, kaku kuduk tidak ada, pembesaran kelenjar limfa di leher positif.
l. Persyarafan : normal
m. Alat kelamin : kebersihan cukup, bentuk normal, kelainan tidk ada. n. Anus : bentuk normal, kebersihan cukup, haemoroid tidak ada. o. Gejala cardinal : - suhu = 36oC
- nadi = 80 x / menit - respirasi = 40 x / menit
- Tekanan darah = 100 x/ 75menit p. Antropometri : - BB = 10 kg - TB = 75 cm - LD = 26 cm - LK = 25 cm - LL = 10 cm F. Analisis data
ANALISIS DATA PASIEN TK DENGAN TETRALOGI OF FALLOT DIRUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR
No. Hari, Tanggal, Jam
Data subjektif dan data Objektif
Standar normal Masalah Keperawatan 1. 2. 3. Senin, 6/4/2012, jam : 8.00 Senin, 6/4/2012, jam : 8.00 Senin, 6/4/2012, jam : 8.00
: ibu klien mengatakan, klien sulit bernafas.
: - saat pengkajian, klien Nampak tersengal – sengal saat bernafas dan saat di cek, nafas
klien 40 x/menit.
urasi O2 dalam darah rendah.
it klien Nampak biru (sianosis) karena suplai oksigen ke jaringan berkurang
- ibu klien mengatakan bahwa, klien tidak banyak berativitas. - denyut nadi klien lemah
Klien mengalami sianosis pada tubuhnya.
Klien terlihat pucat. Klien terlihat lemah.
ibu klien mengatakan nafsu makan klien berkurang.
: - berat badan kurang dari normal sesuai dengan umr Klien terlihat lemah
Toleransi makan Klien menurun dengan tidak menghabiskan porsi makan
lien tidak terlihat tersengal – sengal saat bernafas dan dalam batas normal yaitu 25 – 32 x/mnt.
aturasi O2 normal.
lien tidak mengalami sianosis
Denyut jantung klien kembali normal
Klien tidak mengalami sianosis.
Klien tidak pucat
Klien tidak terlihat lemah
Berat badan klien berada pada batas normal.
Klien terlihat lebih segar
Gangguan pertukaran gas Penurunan kardiac output Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan
4. Senin, 6/4/2012, jam :
8.00
klien saat dirumah sakit.
orang tua klien mengaku tidak tahu cara mengangani penyakit anaknya.
orang tua klien Nampak cemas saat diadakannya pengkajian.
Orang tua klien menjadi tenang dan tidak cemas.
tubuh
Koping keluarga tidak efektif.
G. Analisis Masalah
1. P = Gangguan pertukaran gas E = ketidakseimbangan perfusi ventrikel
S = klien terlihat tersengal – sengal, saturasi O2 manurun dan sianosis
Proses : Gangguan pertukaran gas ini disebabkan karena penurunan aliran darah ke pulmonal. Pada klien dengan tetralogi of fallot akan mengalami stenosis arteri pulmonal sehingga aliran darah ke pulmonal tidak bisa mengalir sepenuhnya sehingga hanya sedikit darah yang mengalir ke paru- paru dan mengalami pertukaran gas.
Akibat : jika hal ini tidak diatasi, maka biru-biru pada tubuh klien akan semakin banyak dan suplai oksigen ke jaringan akan terganggu
2. P = Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
E = Fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori karena nafsu makan berkurang S = berat badan kurang dari normal
Proses : Karena klien mengalami fatiq saat makan, maka sedikit mendapat asupan makanan. Jika hal tersebut terus terjadi, nafsu makannya menjadi berkurang dan asupan energi tidak terpenuhi.
Akibat : jika tidak di tangann, klien akan mengalami malnutrisi
2) Diagnosis Keperawatan
1. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventrikel yang ditandai dengan klien terlihat tersengal – sengal, saturasi O2 manurun dan sianosis.
2. Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan yang ditandai dengan berat badan kurang
3) INTERVENSI
RENCANA KEPERAWATAN PADA PASIEN T. K DENGANTETRALOGI OF FALLOT
DI RUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR TANGGAL 11 APRIL 2012
No.
Hari/tgl/pukul Diagnosa Keperawatan
Rencana Tujuan
dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasio 1. Rabu, 11 April 2012 Pukul 08.00 Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan ketidakseimbangan perfusi ventrikel yang ditandai dengan klien terlihat tersengal – sengal, saturasi O2 manurun dan sianosis. Tujuan : Setelah diberi asuhan keperawatan 2 x 24 jam diharapkan gangguan pertukaran gas
dalam tubuh klien dapat diatasi Kriteria hasil : Tanda-tanda vital normal : RR:23-35 x/menit Saturasi O2 kembali normal Warna kebiruan yang timbul pada tubuh dapat berkurang
andiri
Observasi terhadap tanda – tanda vital klien seperti RR.
Observasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis perifer atau sianosis sentral.
Berikan posisi knee – chest pada klien.
Berikan informasi kepada keluarga tentang pentingnya waktu istirahat yang cukup bagi
Dari data tanda vital padat dari melalui dapat sebag untuk me tindakan ya diberikan pasien. Untuk me tindakan le jika berkurang at bertambah p Dari tersebut di dapat mem aliran darah. Agar kelu orang tua mengetahui pentingnya
anak dan pentingnya dampingan keluarga atau orang tua pada saat anak melakukan aktivitas.
olaborasi
Kolaborasi pemberian terapi oksigen dengan benar. Missal, dengan masal, masker atau masker venture. istirahat ya bagi ana pentingnya dampingan atau orang saat anak aktivitas Tujuan tera adalah oksige terpenuhi mengurangi kekurangan pada klien. diberikan metode yan dengan klien. 2. Rabu, 11 April 2012 Pukul 08.00 Gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan fatiq selama makan dan peningkatan
kebutuhan kalori, penurunan nafsu makan yang ditandai dengan berat badan kurang
Setelah diberikan asuhan keperawatan selama 2 x 24 jam, diharapkan gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh dapat diatasi, dengan Kriteria Hasil : Berat badan klien
andiri
Observasi berat badan pasien dan buat tujuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi harian.
Buat ketententuan berat badan minimum dan kebutuhan nutrisi harian. Untuk meng berat badan dan menentu asupan mak sesuai kebut nutrisi Memberi lanjut penur atau pe berat bera yang akur
dari normal. ada pada batas normal sesuai dengan umur
klien terlihat segar dan tidak lemah Toleransi makan Klien menurun dengan tidak menghabiskan porsi makan klien
saat dirumah sakit.
Timbang berat badan anak setiap pagi tanpa diaper pada alat ukur
yang sama, pada waktu yang sama dan dokumentasikan.
Catat intake dan output secara akurat
Berikan makan sedikit tapi sering.
Ajarkan pasien memilih makanan yang mengandung kalori.
Kolaborasi dengan merujuk pasien ke ahli gizi dalam pemberian diet nutrisi.
untuk me obsesi peningkatan penurunan. Berat badan menunjukka nutrisi anak. Untuk menc kelebihan da kekurangan anak. Memaksima masukan kal pemenuhan agar terpenu Agar pasien memahami mengerti pe pemilihan m yang menga kalori dalam pemenuhan kebutuhan n Pemberian t nutrisi oleh dapat menin asupan setia dalam peme kebutuhan n
4) IMPLEMENTASI
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN PADA PASIEN T. K DENGANTETRALOGI OF FALLOT
DI RUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR TANGGAL 11 APRIL 2012
No Hari/tgl/ pukul
No.Diagnosa Keperawatan
Pelaksanaan Evaluasi Respon
1 Rabu, 11 April 2012 Pukul 08.15 wita 08.45 wita 09.15 wita 10.45 wita 12.15 12.20 12.30 1 1 2 2 1 1 1
Mengobservasi terhadap tanda – tanda vital klien seperti RR.
Mengobservasi warna kulit, membrane mukosa, dan kuku, catat adanya sianosis periferatau sianosis sentral.
Mengobservasi berat badan pasien.
Menganjurkan keluarga pasien untuk memilih makanan yang mengandung kalori untuk pasien.
Memberikan posisi knee – chest pada klien. Memberikan informasi kepada keluarga tentang pentingnya waktu istirahat yang cukup bagi anak dan pentingnya dampingan keluarga atau orang tua pada saat anak melakukan aktivitas.
Kolaborasi pemberian terapi oksigen dengan benar. Missal, dengan masal, masker atau masker venture
Hasil pemeriksaan TTV beru x/menit.
Warna kulit pasien saw membran mukosa lembap, k berwarna merah muda
terdapat sianosis. BB pasien 10 kg
Ibu pasien mengatakan me mau melakukannya.
Pasien terlihat nyaman.
Orang tua pasien tampak me anaknya saat beraktifitas.
5) EVALUASI KEPERAWATAN
EVALUASI KEPERAWATAN PASIEN TK DENGAN TETRALOGI OF FALLOT DIRUANG RATNA RS. SANGGLAH DENPASAR
TANGGAL 12 April 2012 No. diagnosa kep. Hari, tanggal, pukul, Evaluasi Paraf I II Kamis, 12/4/2012, jam : 08.00 Kamis, 12/4/2012,
Ibu lkien mengatakan bahwa, saat bernafas klien sudah terasa lebih lega atau tidak susah lagi dalam bernafas.
klien terlihat bernafas dengan normal dan tidak terlihat tersengal – sengal yaitu 30x/mnt, Saturasi O2 klien ada pada
batas normal, Warna kebiruan yang timbul pada tubuh mulai berkurang
juan 1,2, dan 3 tercapai. Masalah gangguan pertukaran gas teratasi (tujuan tercapai sepenuhnya).
hentikan pengobatan. Pertahankan kondisi pasien.
jam : 08.00 bertambah.
Berat badan klien bertambah, Klien terlihat lebih segar,Toleransi makan klien bertambah
tujuan 1,2, dan 3 tercapai, masalah gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi (tujuan tercapai sepenuhnya).
A.H Markum,1991,Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak,jilid 1, Jakarta, Fakultas kedokteran UI Bambang M,Sri endah R,Rubian S,2005,Penanganan Penyakit Jantung pada Bayi dan Anak
Carpenito J.Lynda,2001,Diagnosa Keperawatan,edisi 8,Jakarta,EGC
Colombro Geraldin C,1998,Pediatric Core Content At-A- Glance, Lippincott- Philladelphia,New York Doengoes, Marylin E. (2000). Rencana Asuhan Dan Dokumentasi Keperawatan. Edisi 3 EGC. Jakarta Ngastiah.1997.Perawatan Anak Sakit, Jakarta,EGC
Nelson, 1992. Ilmu Kesehatan anak,Jakarta, EGC
Sacharin,Rosa M, 1996. Prinsip Keperawatan Pediatrik Edisi II, Jakarta,EGC
Samik Wahab, 1996. Kardiologi anak Nadas, Gadjah Mada Ununiversity Press, yogyakarta,Indonesia Sudigdo & Bambang.1994,Buku Ajar kardiologi Anak,Jakarta,IDAI
Sharon,Ennis Axton (1993), Pediatric care plans,Cumming Publishig Company,California Whaley and Wong, 1995, Essential of Pediatric Nursing,Cv.Mosby Company,Toronto