ANALISA PRODUKTVITAS PADA PEKERJAAN
RIGID PAVEMENT
Kelas A Kelompok 4 :
ABDUL HALIM
(1307114632)
BUNGA RAFIKAH ZAKI
(1207154455)
ROSMIATI AHMAD
(1307113062)
SYAHRUL RAMADHANI
(1207112208)
TRIVIA ARISKA
(1307113092)
YUDHI PRAMANA PUTRA
(1307122585)
YULASNI ASTRI
(1307113370)
JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS RIAU
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas Pemindahan tanah mekanis tentang Produktivitas alat berat pada pekerjaan rigid pavement.
Tugas pemindahan tanah mekanis tentang produktifitas alat berat ini merupakan pemantapan dari dasar teori yang penulis dapatkan pada mata kuliah pemindahan tanah mekanis, serta merupakan tugas penting untuk lulus dalam mata kuliah pemindahan tanah mekanis pada program studi Teknik Sipil S1 Universitas Riau.
Terima kasih penulis ucapkan kepada bapak Hendra Taufik, S.T M.Sc sebagai dosen pengampu mata kuliah Pemindahan Tanah Mekanis dan sebagai dosen pembimbing dalam penyelesaian tugas Pemindahan tanah mekanis tentang Produktivitas alat berat pada pekerjaan rigid pavement ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan tugas pemindahan tanah mekanis tentang pembiayaan alat berat masih terdapat banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini dengan lebih baik lagi. Penulis
mengharapkan semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Sipil S1 Fakultas Teknik Universitas Riau.
Pekanbaru, Maret 2016
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR...2 DAFTAR ISI...3 DAFTAR GAMBAR...6 DAFTAR TABEL...7 DAFTAR RUMUS...8 BAB I PENDAHULUAN...9 1.1 Urutan Kerja...9 1.1.1 Pembersihan Lahan...9 1.1.2 Pekerjaan Tanah...10
1.1.3 Pekerjaan Base A...11
1.1.4 Pekerjaan Struktur...11
1.2 Denah Lokasi...12
1.3 Jalan Rencana...13
1.4 Spesifikasi Alat...14
1.5 Tarif Sewa Alat...16
BAB II PEMBERSIHAN LAHAN...17
2.1 Urutan Kerja...17
2.2 Bulldozer...17
2.2.1 Produktivitas Alat Bulldozer...19
2.2.2 Contoh Soal...19
2.3 Wheel Laoder...20
2.3.1 Produktivitas Alat Wheel Loader...22
2.3.2 Contoh Soal...23
2.4.1 Produktivitas Alat Dump Truck...24
2.4.2 Contoh Soal...26
BAB III PEKERJAAN TANAH...28
3.1 Urutan Kerja...28
3.2 Wheel Loader...29
3.2.1 Fungsi Wheel Loader...30
3.2.2 Contoh Soal...31
3.3 Dump Truck...31
3.3.1 Fungsi Dump Truck...32
3.3.2 Contoh Soal...33
3.4 Bulldozer...34
3.4.1 Cotntoh Soal...35
3.5 Vibratory Roller...37
3.5.1 Produktivitas Vibratory Roller...38
3.5.2 Contoh Soal...38
BAB IV PEKERJAAN BASE A...40
4.1 Urutan Kerja...40
4.2 Wheel Loader...40
4.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Wheel Loader...41
4.2.2 Contoh soal...42
4.3 Dump Truck...43
4.3.1 Fungsi Dump Truck...43
4.3.2 Cara Kerja Dump Truck...43
4.3.3 Contoh soal...44
4.4 Motor Grader...45
4.4.2 Cara Kerja Motor Grader...46
4.4.3 Produktifitas Motor Grader...46
4.4.4 Contoh soal...48
4.5 Water Tanker...49
4.5.1 Fungsi Water Tanker...49
4.5.2 Produktivitas Water Tanker...49
4.5.3 Contoh soal...50
4.6 Vibratory Roller...51
4.6.1 Contoh soal...51
BAB V PEKERJAAN STRUKTUR...52
5.1 Urutan Kerja...52
5.1.1 Pekerjaan Lantai Kerja Tebal 10 cm...52
5.1.2 Pekerjaan Baja Tulangan...53
5.1.3 Pekerjaan Rigid Pavement K-350 Tebal 30 cm...55
5.1.4 Finishing Rigid Pavement...56
5.2 Concrete Mixing Truck...57
5.2.1 Pengertian Concrete Mixing Truck...57
5.2.1 Contoh soal...58
5.3 Concrete Paver Finisher...59
5.3.1 Contoh soal...59
5.4 Concrete Vibrator...60
5.4.1 Contoh soal...61
BAB VI PENGANGKUTAN ALAT...62
6.1 Mobilisasi...62
6.3 Demobilisasi...63
7.1 Schedule...64
7.2 Biaya...64
BAB VIII PENUTUP...66
8.1 Kesimpulan...66
8.2 Saran...66
LATIHAN SOAL...67
JAWABAN...69
DAF
Gambar 1. 1 Denah Lokasi Proyek...14
Gambar 1. 2 Dump Truck...15
YGambar 2. 1 Bulldozer...19
Gambar 2. 2 Wheel Loader...22
Gambar 2. 3 Dump Trcuk...25
YGambar 3. 1 Penghamparan Timbunan Tanah...29
Gambar 3. 2 PemadatanTimbunan Tanah...30
Gambar 3. 3 Pengupasan Tanah...30
Gambar 3. 4 Wheel Loader...31
Gambar 3. 5 Bulldozer...36
Gambar 3. 6 Vibratory Roller...38
YGambar 4. 1Dump Truck...44
Gambar 4. 2 Motor Grader...46
Gambar 4. 3 Water Tank...50
YGambar 5. 1 Pemasangan Bekisting Lantai Kerja...53
Gambar 5. 2 Penghamparan Beton...54
Gambar 5. 3 Perataan Permukaan Beton...54
Gambar 5. 4 Pemotongan Baja Tulangan...55
Gambar 5. 5 Pembengkokkan Baja Tulangan...55
Gambar 5. 6 Pemasangan Bekisting...56
Gambar 5. 7 Pemasangan Plastik Tipis...56
Gambar 5. 8 Pemasangan Baja Tulangan...57
Gambar 5. 9 Concrete Mixing Truck...59
Gambar 5. 10 Concrete Paver Finisher...60
Gambar 5. 11 Concrete Vibrator...62
DAFT
Tabel 1. 1 Klasifikasi Jalan menurut lebar badan jalan...15
Tabel 1. 2 Nilai Tarif Sewa Alat Pekanbaru Tahun 2015...17
YTabel 2. 1 Faktor Efisiensi Truck...26
Tabel 2. 2 Kecepatan rata-rata truck...27
YTabel 3. 1 Keuntungan dan Kelebihan menggunakan Dump Truck berukuran kecil...33
YTabel 6. 1 Jumlah alat berat yang akan dimobilisasi...63
YTabel 7. 1 Total Biaya Pekerjaan...66
DAFTAR RUMUS
R
II. 1 Produktivitas Kerja Kasar Bulldozer...20
Rumus
II. 2 Waktu Siklus Bulldozer...20Rumus
II. 3 Produktivitas Alat Wheel Loader...23Rumus
II. 4 Produktivitas Dump Truck...26Rumus
II. 5 Waktu siklus Dump Truck...26Rumus Y
III. 1 Produktivitas Vibratory Roller...39Rumus Y
IV. 1 Produktivitas Motor Grader...48Rumus
IV. 2 Waktu Kerja Motor Grader ...48Rumus
IV. 3 Jumlah Trip Motor Grader...48BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Urutan Kerja
Untuk mencapai keberhasilan dalam hal mutu, efisiensi waktu dan optimalisasi biaya pelaksanaan, dimana Kontraktor harus dapat
merealisasikan pekerjaan sesuai dengan waktu yang telah ditentukan, biaya yang telah dianggarkan dan kualitas pekerjaan sesuai dengan yang diinginkan pihak pengguna anggaran, sebagai upaya untuk terlaksananya rencana proyek tersebut, maka berikut ini kami susun Urutan Pekerjaan.
Urutan pekerjaan konstruksi jalan terdiri dari tahap – tahap berikut : 1.1.1 Pembersihan Lahan
Pembersihan lahan merupakan salah satu tahapan dalam
mempersiapkan lahan untuk konstruksi pekerjaan. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pekerjaan clearing, antara lain kelebatan pohon, penggunaan setelah penegerjaan misalnya untuk jalan raya
sehingga akan mempengaruhi pada metode pembersihan, keadaan dan daya dukung tanah, topografi, iklim, dan kekhususan pekerjaan.
Umumnya proses pekerjaan pembersihan lahan pada proyek – proyek konstruksi dilakukan dengan memperhatikan lahan dan peralatan yang tersedia. Pada proses pengerjaan pembersihan lahan, hal yang umum dilakukan adalah meliputi:
a Underbrushing
Underbrushing adalah sebuah kegiatan yang lebih menjurus kepada
pembabatan pepohonan yang berdiameter maksimum 30 cm dengan tujuan untuk mempermudah pelaksanaan penumbangan pepohonan yang lebih besar.
b Felling / Cutting
Adalah kegiatan penumbangan pepohonan yang berdiameter lebih dari 30 cm. Dalam spesifikasi pekerjaan yang tersedia, biasanya
disebutkan persyaratan – persyaratan tertentu, seperti misalnya pohon hams ditumbangkan berikut tanggul (bonggolnya) dengan
produktif harus dipotong menjadi 2 atau 4 bagian yang kelak dapat dimanfaatkan bagi keperluan transmigran dan sebagainya.
c Piling
Kegiatan pengumpulan kayu-kayu yang kemudian dikumpulkan menjadi tumpukan-tumpukan kayu pada jarak tertentu. Perlu diperhatikan adanya jalur tumpukan yang sesuai dengan arah angin. d Burning
Adalah pembakaran kayu-kayu yang telah ditumbangkan dan cukuo kering, dengan tidak melalaikan kayu-kayu yang dapat dimanfaatkan. Dalam spesifikasi pekerjaan umunya diharuskan abu sisa pembakaran sisebar dengan rata untuk menambah kesuburan tanah.
1.1.2 Pekerjaan Tanah
Persyaratan tanah dasar untuk perkerasan kaku sama dengan persyaratan tanah dasar untuk perkerasan lentur, baik mengenai daya dukung, kepadatan maupun kerataannya. Pada pelaksanaan Rigid
Pavement pekerjaan tanah yang harus di lakukan berupa penimbunan
tanah dan penyiapan badan jalan. Hal-hal yang harus di lakukan pada pekerjaan tanah antara lain:
1. Pekerjaan Timbunan Tanah Biasa
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan timbunan adalah seperti berikut ini:
a. Menurunkan tanah timbunan dari dump truck kemudian dihampar dan disebarkan diatas tanah dasar.
b. Setelah itu, menghampar tanah timbunan sesuai dengan ketinggian yang ditentukan.
c. Kemudian memadatkan tanah yang telah dihambar menggunakan
vibratory roller
2. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan penyiapan badan jalan adalah:
a. Memotong atau mengupas tanah menggunakan motor grader. b. Pemadatan tanah menggunakan Vibratory Roller
1.1.3 Pekerjaan Base A
Proses pekerjaan perkerasan berbutir tanah hamparkan untuk memadatkan tanah dasar sebelum melakukan proses penghamparan
material untuk memenuhi kepadatan 95%, dengan menggunakan alat berat seperti Vibrator Roller, Dump Truck, Motor Grader dan Water
Tanker.Adapun langkah kerja dari proses pekerjaan perkerasn berbutir,
yaitu :
a Mengangkut material dari quary menuju lokasi dengan menggunakan
Dump Truck.
b Mengeluarkan material Dump Truck untuk kemudian di hamparkan.
c Menghamparkan material Agregat Kelas B di atas lapisan subbase yang sudah padat dan dengan kemiringan yang tepat menggunakan Motor
Grader dengan ketinggian 25 m dan lebar 8 m.
d Selagi Motor Grader menghamparkan material, Water Tank membantu melakukan proses penyiraman pada material untuk menyesuaikan kadar air dan material hamparan tersebut.
e Vibrotor Roller memadatkan agregat kasar dengan cara mekanis yaitu melintasi timbunan batu manual secara berulang-ulang, sehingga didapatkan kepadatan yang diinginkan.
1.1.4 Pekerjaan Struktur
Perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasn tersebut, merupakan salah satu jenis perkerasan jalan yang digunakn selain dari perkerasan lentur (asphalt). Perkerasan ini umumnya dipakai pada jalan yang memiliki kondisi lalu lintas yang cukup padat dan memiliki distribusi beban yang besar, seperti pada jalan-jalan lintas antar provinsi, jembatan layang (fly over), jalan tol, maupun pada persimpangan bersinyal. Jalan-jalan tersebut umumnya menggunakan beton sebagai bahan perkerasannya, namun untuk meningkatkan kenyamanan biasanya diatas permukaan perkerasan dilapisi asphalt. Keunggulan dari perkerasan kaku sendiri disbanding perkerasan lentur (asphalt) adalah bagaimana distribusi beban disalurkan ke subgrade.
Perkerasan kaku karena mempunyai kekakuan dan stiffnes, akan mendistribusikan beban pada daerah yangg relatif luas pada subgrade, beton sendiri bagian utama yangg menanggung beban struktural. Sedangkan pada perkerasan lentur karena dibuat dari material yang kurang kaku, maka persebaran beban yang dilakukan tidak sebaik pada beton.. Tujuan struktur perkerasan adalah sebagai berikut:
a Agar di atas struktur perkerasan itu dapat lalui setiap saat. Oleh karena itu lapis permukaan perkerasan harus kedap air, melindungi lapis tanah dasar sehingga kadar air lapis tanah dasar tidak mudah berubah.
b Mendistribusikan beban terpusat, sehingga tekanan yang terjadi pada lapis tanah dasar menjadi lebih kecil. Oleh karena itu lapis struktur perkerasan harus dibuat dengan sifat modulus kekakuan (modulus elastisitas) lapis di atas lebih besar daripada lapis di bawahnya. c Menyediaan kekesatan agar aman. Oleh karena itu permukaan
perkerasan harus kasar, sehingga mempunyai koefisien gesek yang besar antara roda dan permukaan perkerasan.
d Menyediaan kerataan agar nyaman. Oleh karena itu permukaan harus rata, sehingga pengguna tidak terguncang pada saat lewat pada perkerasan.
Semua bahan yang digunakan harus awet (tahan lama), agar struktur perkerasan ini berfungsi untuk waktu yang lama.
1.2 Denah Lokasi
Denah Lokasi pekerjaan harus diperhatikan, mengingat produktifias dari suatu pekerjaan konstruksi. Untuk pekerjaan rigid pavement, jarak Concrete mixing plant yaitu sejauh 25 km, jarak penyimpanan alat berat yaitu 20 km dan terkahir jarak tempat pembuangan sisa material yaitu sejauh 15 km dapat dilihat pada Gambar 1.1
Sumber : (Ardian, 2015)
1.3 Jalan Rencana
Untuk memulai sebuah proses pembangunan jalan kita harus
menentukan klasifikasi jalan yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan pengguna jalan.
Contoh : Dalam pembangunan jalan sepanjang 10 km kelas jalan yang akan digunakan adalah kolektor.
Sesuai dengan jenis jalan yang ditentukan maka data perencanaan yang diperoleh adalah sebagai berikut:
a Jenis Jalan : Kolektor
b Kecepatan Rencana : 40 Km/jam
c Lebar Jalan : 7 m
d Tebal Perkerasan : Timbunan (20 cm) Base A ( 15 cm)
Land Concrete ( 10 cm) Concrete ( 20 cm) Gambar 1. 1 Denah Lokasi Proyek
Tabel 1. 1 Klasifikasi Jalan menurut lebar badan jalan
Sumber : (Sentosa, 2010) 1.4 Spesifikasi Alat
Adapun spesifikasi alat dump truck sebagaimana pada gambar 1.2 berikut ini:
Sumber : (Shalahuddin, 2009)
Merk dan model alat : Mitshubishi 120 PS Kapasitas Dump Truck ( C1 ) : 4 m³
Daya/Tenaga Alat : 125 HP Kapasitas Bahan Bakar : 100 liter Kapasitas Oli : 9,5 liter Berat pada kondisi isi : 8.000 kg Berat pada kondisi kosong : 2.100 kg Jam kerja per hari : 8 jam
Gambar 1. 2 Dump Truck
No Jenis Jalan
Spesifikasi Jalan
Kec. Rencana Lebar Badan Jalan
1 Jalan Arteri >= 80 km/jam >= 8.0 m 2 Jalan Kolektor >= 60 km/jam >= 7.0 m
Jenis Tanah : Tanah biasa Jarak angkut ( D ) : 1 km (1.000 m) Efisiensi Kerja ( E ) : 0,8 ( Baik )
Effisiensi kerja pulang : 0,75 ( Kondisi dan pemeliharaan alat baik, tabel 2.15 )
Jam Kerja/Hari : 8 jam
Kecepatan pergi ( V1 ) : 40 km/jam
Kecepatan rata-rata angkut : 60
1000 40
: 666,67 m/menit Kecepatan pulang ( V2 ) : 50 km/jam
Kecepatan rata-rata kembali : 60
1000 50
: 833,33 m/menit Kondisi operasi kerja : (t1) = 1 (Sedang)
(t2) = 0,3 (Sedang) Waktu muat,tunggu,dan putar : 1,0 menit (ST) Waktubuang/pembongkaran : 0,5menit (DT)
1.5 Tarif Sewa Alat
Nilai sewa alat yang digunakan untuk pekerjaan rigid pavement dapat dilihat dalam tabel 1.1 berikut ini :
Tabel 1. 2 Nilai Tarif Sewa Alat Pekanbaru Tahun 2015
Sumber : (PU, 2016)
No Nama Alat HP Kapasitas Satuan Tarif Sewa (Rp/Jam)
1 Bulldozer 150 15 Ton 722.590,3
2 Dump Truck 180 8 Ton 450.061,5
3 Vibratory Roller 75 10 Ton 330.702,9
4 Motor Grader 120 10.8 - 623.160,1
5 Water Tanker 100 5000 Liter 282.160,6
BAB II
PEMBERSIHAN LAHAN 2.1 Urutan Kerja
Dalam pekerjaan pembersihan lahan atau land clearing terdapat beberapa pekerjaan, yaitu :
a) Pembersihan lapangan dengan Bulldozer untuk mengikis top soil ± 20 cm. b) Setelah tanah di bersihkan top soilnya dengan menggunakan Bulldozer,
tanah yang telah terkikis di kumpulkan dalam satu tumpukan yang selanjutnya menggunakan Loader untuk di angkut oleh Dump Truck. c) Top soil diangkut dengan Dump Truck untuk dibuang ke tempat yang
telah ditentukan. 2.2 Bulldozer
Dozer merupakan traktor yang dipasangkan blade di bagian depannya. Blade berfungsi untuk mendorong atau memotong material yang ada didepannya.
Jenis pekerjaan menggunakan Dozer: a) Pengupasan top soil
b) pembersihan lahan dari pepohonan c) Pembukaan jalan baru
d) Pemindahan material pada jarak pendek samapi dengan 100 m e) Membantu mengisi material pada craper
f) Menyebarkan material g) Mengisi kembali saluran h) Membersihkan quarry
Adapun Jenis-jenis dozer adalah sebagai berikut : a) Bulldozer: Traktor yang dipasangi blade di depan
b) Dozer Shover: Traktor yang dipasangi blade di depan yang juga bisa berfungsi sebagai alat muat
c) Ripper: Traktor yang dipasangi blade di depannya dan Shank (alat menyerupai cakar) di belakangnya. Digunakan untuk pekerjaan tanah keras, seperti pada Gambar 2.1
Sumber: (Fatena, 2008)
Blade adalah pisau yang di pasang di depan traktor pada bulldozer. Jenis-jenis blade yaitu :
a) Straight blade (S-blade)
S-blade digunakan untuk pekerjaan pengupasan dan penimbunan tanah, bladeini dapat bekerja pada tanah keras
b) Angle blade (A-blade)
A-blade mempunyai lebar lebih besar 0.3 sampai 0.6 dari pada S-blade. Blade jenis ini digunakan untuk menyingkirkan material ke sisiya, penggalian saluran, dan pembukaan lahan
c) Universal blade (U-blade)
U-blade lebih besar dari S-blade. Dipakai untuk reklamasi lahan. Bladeini mempunyai kemampuan untuk mengangkut material dalam jumlah besar pada jarak tempuh yang relatif jauh. Umumnya digunakan untuk meterialringan seperti tanah lepas.
d) Cushion blade (C-blade)
C-blade di pasang pada traktor yang besar yang digunakan untuk mendorong scraper. Blade ini lebih pendek dari S-balde.
2.2.1 Produktivitas Alat Bulldozer
Produktivitas Alat Bulldozer dapat dihitung dengan rumus (II.1) dan (II.2) :
a. Produksi kerja kasar:
volume gusur x jumlah siklus...II. 1 b. Waktu Siklus
Waktu Gusur+Waktu Kembali+Waktu Tetap...II. 2 Waktu siklus Bulldozer terdiri dari :
1. Menempatkan dozer pada posisi menggali 2. Gerak maju sambil menggali
3. Waktu untuk pindah gigi saat mendorong 4. Bergerak maju mendorong
5. Percepatan untuk mencapai kecepatan maksimal 6. Berhenti pada akhir membuat muatan
7. Pindah gigi untuk mundur
8. Bergerak mundur untuk kembali ke tempat penggalian materi 9. Berhenti untuk mengambil posisi menggali
10. Mengulang kebali gerakan dari (1) sampai (9) 2.2.2 Contoh Soal
Diketahui:
a. Tinggi blade = 1,162 m
b. Lebar blade = 4,96 m
c. Kecepatan gusur = 6,20 km/jam d. Kecepatan kembali = 8,10 km/jam
e. Waktu tetap = 0,05 menit
f. Jarak gusur/ kembali = 60 m
g. Operator = 0,75
h. Cuaca (hujan) = 0,80 i. Efisiensi kerja = 0,83
Penyelesaian:
Volume gusur = 0,80 x (tinggi blade)2 x lebar blade
= 0,80 x (1,162)2m x 4,96 m
= 5,35 m3
• Waktu gusur ¿kecepatan gusurjarak gusur ¿60 m x 60 menit / jam
6200 m/ jam =¿ 0,58 menit • Waktu kembali ¿kecepatankembalijarak kembali
¿60 m x 60 menit /detik
8100 m/ jam =0,44 menit • Waktu tetap ¿0,05 menit
Waktu Siklus = Waktu Gusur + Waktu Kembali + Waktu Tetap = 0,58 menit + 0,44 menit +0,05 menit
= 1,07 menit
Produksi kerja kasar = volume gusur x jumlah siklus per jam = 5,35 m3 /jam x 60 menit / jam
1,07 menit = 300 m3/jam
Biaya Sewa Alat per jam = Rp722.590,29. Dan asumsi waktu kerja dalam 1 hari = 7 jam Waktu Pekerjaan yang dibutuhkan (W)
w=V Q
11000 m3
300 m 3/ jam=36,6 jam
Maka, Waktu Kerja Yang dibutuhkan = 36,67 =6,23 hari≈ 7 hari Biaya Total Sewa Alat = Waktu pekerjaan yang dibutuhkan x Harga Sewa
= 36,6 jam X Rp72 2.5 9 0 , 29 = Rp26.446.804,61
Digunakan 1 unit alat berat Bulldozer
2.3 Wheel Laoder
Wheel loader adalah alat berat yang digunakan sebagai alat untuk
mengangkut atau memindahkan material yang telah dikumpulkan oleh alat lainnya. Loader ini biasanya bekerja bersama alat-alat lainnya (dapat dilihat pada Gambar 2.2)
Sumber : (Fatena, 2008)
Komponen utama pada wheel loader yaitu: a. Cab
Cab adalah bagian dari wheel loader dari mana operator menjalankan
mesin. Ini biasanya memiliki pintu, duduk, dan mengendalikan loader. Ini biasanya terlihat seperti sebuah bilik kaca dipasang di tengah loader dan mungkin tidak tertutup.
b. Lift Arm
Lift Arm terpasang di depan loader, di depan taksi. Inilah yang berguna
untuk mengangkat ember depan atas dan bawah. Ia bekerja dalam
hubungannya dengan silinder ember, perangkat hidrolik yang memotivasi lengan.
c. Bucket
Bucket adalah bagian yang paling nyata dari sebuah wheel loader.
Berbentuk sekop besar. Sering kali, satu mesin memiliki beberapa jenis ember yang dapat dilampirkan sebagai mereka dibutuhkan. Misalnya, beberapa wheel loader datang dengan tujuan umum ember, satu ember untuk membawa batu, satu untuk untuk membawa batubara dan lainnya untuk penanganan lebih mudah memuat bahan seperti kotoran.
Adapun kelebihan Wheel Loader adalah sebagai berikut : a. Mobilitas yang tinggi
b. Manuver daerah pemuatan loading point lebih sempit dibanding dengan track shovel dan,
c. Kerusakan permukaan loading point lebih kecil karena menggunakan ban karet.
Metode – metode loading pada Wheel Loader adalah sebagai berikut : 1. V-shape Loading
Adalah metode loading material yang sangat mengandalkan mobilitas alat loader. Metode ini paling sering digunakan untuk Wheel Loader, Karena sifat mobilitasnya yang cukup tinggi, sehingga memungkinkan untuk bergerak dan manuver dengan lebih leluasa. Sedangkan Alat angkut tetap pada posisinya. Manuver wheel loader ini biasa membentuk huruf “V”. Maka itu disebut sebagai V-Shape Loading.
2. Cross Loading
Adalah metode loading material yang tidak hanya mengandalkan mobilitas alat loader, melainkan juga dibantu oleh mobilitasnya alat angkut (dump truck). Metode ini paling sering digunakan untuk alat Track Loader, Karena sifat mobilitasnya yang rendah, sehingga sulit melakukan gerakan-gerakan manuver. Untuk itu supaya proses loading lebih efektif maka dibantu dengan mobilitas alat angkut yang maju mundur. Tarck Loader cukup mengambil material dengan cara maju mundur dengan posisi saling berpotongan . Karena posisi Alat Loader dengan pengangkut saling
2.3.1 Produktivitas Alat Wheel Loader
Produktivitas Alat Wheel Loader dapat dihitung menggunakan rumus (II.3) Q= N x Q1 x K...II. 3 Dengan :
P = Produktivitas Loader N = Jumlah trip Loader Q1 = Kapasitas Bucket m3
K = Faktor Bucket 2.3.2 Contoh Soal
Diketahui :
kapasitas bucket : 1,6 m3
waktu siklus loader : 0.4 menit kondisi operasi : sedang faktor bucket : 0.85 Faktor efisiensi alat : 0.83
Penyelesaian :
Menghitung Jumlah Trip Loader = C1/(Q1 X K)
= 24/(1,6 X 0,85) = 9,8 = 10 Trip Menghitung Produktivitas Loader Per Siklus :
C = N X Q1 X K = 10 X 1,6 X 0.85 = 13,6 M3/Siklus
Produktifitas = 13,6 M3/Jam
Total Biaya Sewa Alat / Jam = Rp.531.920,16 Volume Lahan Yang Dibersihkan = 14.000 M3
Asumsi Waktu Kerja Efektif Alat Berat Dalam 1 Hari = 7 Jam
Jadi, Waktu Hari Yang Dibutuhkan = 1029,41 / 7 = 147,06 Hari/ 1 Alat Waktu Dengan 21 Wheel Loader = 147,06/21 = 7 Hari.
Total Biaya Sewa Dump Truck =1029,41 x Rp.531.920,16 =
Rp547.563.932,-2.4 Dump Truck
Dump Truck merupakan alat pemindahan / pengangkutan material
utama terutama untuk jarak jauh. Dump truck memerlukan bantuan alat lain untuk mengisi muatan kedalam vessel (bak), tapi dapat menuang /
membongkar muatan sendiri (dumping). Golongan dump truck :
a) Rear – Dump Truck b) Side – Dump Truck
c) Rear – Dump Tractor – wagon
d) Side – Dump Tractor – wagon, (untuk lebih jelas nya dapat dilihat pada Gambar 2.3)
Sumber: (Fatena, 2008)
2.4.1 Produktivitas Alat Dump Truck
Produktivitas Dump Truck tergantung pada : 1. Kapasitas Vessel (bak)
2. Kecepatan muatan
3. Jarak tempuh pulang pergi
4. Kondisi jalan 5. Waktu antri
a) Produktivitas Dump Truck dapat dihitung dengan rumus (II.4) :
P = C x 60/CTt x Fat...II. 4 Dengan :
P = Produktivitas (m3/jam)
C = Produktivitas per siklus (m3)
Fat = Faktor efisiensi truck CTt = Waktu siklus dump truck
Tabel 2. 1 Faktor Efisiensi Truck Kondisi Kerja Efisiensi Kerja
Baik 0,83
Sedang 0,8
Kurang Baik 0,75
Baik 0,7
Sumber : (Sentosa, 2010)
b)Waktu siklus Dump Truck dapat dihitung dengan rumus (II.5) :
waktu pengisian + waktu pengangkutan + waktu kembali + waktu antri CT1 = n x CTl + D/V1 + t1 + D/V2 + t2 = C1/(q1 x k)...II. 5 Dimana :
n = Jumlah siklus loader
CTl = Waktu Siklus Loader (menit) C1 = Kapasitas dump truck (m3)
D = Jarak angkut truck (m)
V1 = Kecepatan truck bermuatan (km/jam) V2 = Kecepatan kosong (km/jam)
t2 = Waktu Antri (menit)
Tabel 2. 2 Kecepatan rata-rata truck
Sumber: (Sentosa, 2010)
2.4.2 Contoh Soal Diketahui :
Kecepatan angkut : 40 km /jam Kecepatan kembali : 60 km/jam jarak lokasi ke lokasi pembuangan : 15 km Penyelesaian :
Menghitung Waktu Siklus Dump Truck : Ctt = N X Ctl + D/V1 + T1 + D/V2 + T2
Ctt = 10 X 0.4 +(15000/666.67) +1,2 + (15000/1000) + 0,75 = 17 Menit Menghitung Produktivitas Dump Truck :
Q = C X 60/Ctt X Fat = 13,6 X (60/17) X 0.83 = 40 M3/Jam
Produktifitas = 40 M3/Jam
Total Biaya Sewa Alat / Jam = Rp450.061,45 Volume Lahan Yang Dibersihkan = 14.000 M3
Waktu Pekerjaan Yang Dibutuhkan = 14.000 / 40 = 350 Jam Asumsi Waktu Kerja Efektif Alat Berat Dalam 1 Hari = 7 Jam
Kecepatan Maximum
Datar Bermuatan 40 km/jam
Kosong 60 km/jam
Naik Bermuatan 20 km/jam
Kosong 40 km/jam
Menurun Bermuatan 20 km/jam
Waktu Dengan 8 Dump Truck = 50/8 = 6,25 ~ 7 Hari. Total Biaya Sewa Dump Truck = 350 X Rp450.061,45
Rp157.521.507,5-BAB III
PEKERJAAN TANAH
3.1 Urutan Kerja
Persyaratan tanah dasar untuk perkerasan kaku sama dengan
persyaratan tanah dasar untuk perkerasan lentur, baik mengenai daya dukung, kepadatan maupun kerataannya. Pada pelaksanaan Rigid Pavement pekerjaan tanah yang harus di lakukan berupa penimbunan tanah dan penyiapan badan jalan. Hal-hal yang harus di lakukan pada pekerjaan tanah antara lain:
1. Pekerjaan Timbunan Tanah Biasa
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan timbunan adalah seperti berikut ini: a. Menurunkan tanah timbunan dari dump truck kemudian dihampar dan
disebarkan diatas tanah dasar.
b. Setelah itu, menghampar tanah timbunan sesuai dengan ketinggian yang ditentukan.
c. Kemudian memadatkan tanah yang telah dihambar menggunakan
vibratory roller, dapat dilihat pada Gambar 3.1 dan Gambar 3.2
Sumber : (Admadilaga, 2011)
Sumber : (Admadilaga, 2011)
2. Pekerjaan Penyiapan Badan Jalan
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan penyiapan badan jalan adalah: a. Memotong atau mengupas tanah menggunakan motor grader. b. Pemadatan tanah menggunakan Vibratory Roller, dapat dilihat pada
Gambar 3.3
Sumber : (Admadilaga, 2011)
3.2 Wheel Loader
Wheel loader adalah alat berat yang digunakan sebagai alat untuk
mengangkut atau memindahkan material yang telah dikumpulkan oleh alat lainnya. Loader ini biasanya bekerja bersama alat-alat lainnya, yang pada pekerjaan tanah ini saling berkaitan dengan alat dumpt truck, bulldozer, dan vibratory roller.
Wheel loader adalah suatu alat yang mirip dengan shovel dozer, tetapi
beroda karet (ban) sehingga baik kemampuan maupun kegunaannya sedikit berbeda yaitu pada kemampuan beroperasi di daerah yang keras dan rata, kering tidak licin karena traksi daerah basah akan rendah, tetapi tidak mampu mengambil tanah sendiri tanpa dibantu dozing/stock pilling terlebih dahulu denganbulldozer.
Gambar 3. 2 PemadatanTimbunan Tanah
Wheel Loader adalah alat yang digunakan untuk mengangkat material yang akan dimuat kedalamdumptruck atau memindahkan material ke tempat lain. Saat loader menggali, bucket didorongkan pada material, jika bucket telah penuh maka traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya dipindahkan, dapat dilihat pada Gambar 3.4
Sumber: (Fatena, 2008)
3.2.1 Fungsi Wheel Loader
1. Pembersihan lapangan atau lokasi pekerjaan (land clearing). 2. Penggusuran tanah dalam jarak dekat.
3. Meratakan timbunan tanah dan mengisi kembali galian-galian tanah. 4. Menyiapkan bahan-bahan dari tempat pengambilan material.
5. Mengupas tanah bagian yang jelek (stripping).
6. Meratakan permukaan atau menghaluskan permukaan bidang rata disebut finishing.
3.2.2 Contoh Soal
Diketahui Kapasitas alat Wheel Loader sebagai berikut : kapasitas bucket : 1,6 m3
waktu siklus loader : 0.4 menit kondisi operasi : sedang faktor bucket : 0.85
Faktor efisiensi alat : 0.83 Penyelesaian :
Menghitung Jumlah Trip Loader = C1/(Q1 X K)
= 24/(1,6 X 0,85) = 9,8 = 10 Trip Menghitung Produktivitas Loader Per Siklus :
C = N X Q1 X K = 10 X 1,6 X 0.85 = 13,6 M3/Siklus
Produktifitas = 13,6 M3/Jam
Total Biaya Sewa Alat / Jam = Rp.531.920,16 Volume Lahan Yang Dibersihkan = 14.000 M3
Waktu Pekerjaan Yang Dibutuhkan = 14.000 / 13,6 = 1029,41 Jam Asumsi Waktu Kerja Efektif Alat Berat Dalam 1 Hari = 7 Jam
Jadi, Waktu Hari Yang Dibutuhkan = 1029,41 / 7 = 147,06 Hari/ 1 Alat Waktu Dengan 21 Wheel Loader = 147,06/21 = 7 Hari.
Total Biaya Sewa Dump Truck =1029,41XRp.531.920,16 =
Rp547.563.932,-3.3 Dump Truck
Dump Truck adalah alat berat yang fungsinya untuk mengangkut
material atau untuk menumpahkan muatan secara hidrolis yang menyebabkan satu sisi baknya terangkat, sedangkan satu sisi lainnya berfungsi sebagai sumbu putar atau engsel. Atau Dump Truck sering juga dikatakan sebagai alat pemindahan atau pengangkutan material utama terutama untuk jarak jauh.
Dump Truck memerlukan bantuan alat lain untuk mengisi muatan kedalam Vessel (bak), tapi dapat menuang atau membongkar muatan sendiri
(dumping).
Berdasarkan ukuran muatannya, dump truck dapat dibedakan menjadi tiga ukuran yang berbeda antara lain :
1 Ukuran kecil, memiliki kapasitas angkut maksimum 25 ton 2 Ukuran sedang memiliki kapasitas 25 sampai 100 ton
3 Ukuran besar jika kapasitasnya lebih dari 100 ton, (Keuntungan dan Kelebihan menggunakan Dump Truck berukuran kecil dapat dilihat pada Tabel 3.1)
Tabel 3. 1 Keuntungan dan Kelebihan menggunakan Dump Truck berukuran kecil
Sumber: (Sentosa, 2010)
3.3.1 Fungsi Dump Truck
Adapun fungsi dump truck adalah sebagai berikut : a) Pengangkut Material Pasir
b) Pengangkut Material Kerikil c) Pengangkut Material Tanah
Dan pada pekerjaan tanah ini dump truck berfungsi untuk mengangkut tanah timbun yang akan dihamparkan ke tanah dasar.
3.3.2 Contoh Soal Diketahui :
Dump truck memilki kapasitas bak 24 m3
Digunakan mengangkut tanah timbunan dengan jarak angkut 25 km. Untuk data lain dengan kondisi kerja sedang dan kondisi jalan adalah datar adalah sebagai berikut :
Kecepatan angkut : 40 km /jam Kecepatan kembali : 60 km/jam
Keuntungan Kerugian
Lebih lincah Punya kapasitas kecil
Lebih cepat dan ringan Membutuhkan banyak pengemudi sehingga tidak merusak jalan
Bila truck macet, kemerosotan Perawatan lebih banyak produksi kecil
Lebih mudah untuk diesuaikan Biasanya bahan bakar lebih mahal dengan kapasitas alat gali
Dimuat dengan loader kapasitas bucket : 1,8 m3
Waktu siklus loader : 0.4 menit
Kondisi operasi : sedang
Faktor bucket : 0.85
Faktor efisiensi alat : 0.83 Volume Pekerjaan : 14000 m3
Penyelesaian :
1. Hitung jumlah trip loader : n = C1/(q1 x k)n
= 24/(1,8 x 0,85) = 15,69 »16 trip 2. Hitung Produktivitas Loader per siklus:
C = n x q1 x k = 16 x 1,8 x 0,85 = 24,48 m3/siklus
3. Hitung Waktu siklus dump truck
CTt = n x CTl + D/V1 + t1 + D/V2 + t2 → dengan t1 =1,2 menit dan t2 = 0,3 menit CTt = 16 x 0,4 +(25000/666,8) +1,2 + (25000/1000,2) + 0,3 = 17,89 menit Produkrtivitas = C x 60/CTt x Fat = 24,48x (60/17,89) x 0.83 = 68,14 m3/jam Produktifitas = 68,14 M3/Jam
Total Biaya Sewa Alat / Jam = Rp. 450.061,45
Volume Timbunan Tanah = 14000 M3 (dengan tebal timbunan 0,2m)
Waktu Pekerjaan = 14000 / 68,14 = 205,46 jam Asumsi Waktu Kerja Efektif Alat Berat Dalam 1 Hari = 7 Jam
Jadi, Waktu Hari Yang Dibutuhkan = 205,46/7 = 29,35 ≈ 30 Hari/1 Alat
Waktu dengan Menggunakan 8 Dump Truck = 30/8 = 3,75 ~ 4 Hari. Total Biaya sewa Dump Truck = 205,46 jam x Rp.450.061,45
= Rp 92.469.625,52 3.4 Bulldozer
Bulldozer adalah suatu alat berat yang mempunyai roda rantai (track shoe) untuk pekerjaan serbaguna yang memiliki kemampuan traksi yang
tinggi. Bisa digunakan untuk menggali (digging), mendorong (pushing), menggusur meratakan (spreading), menarik beban, menimbun (filling), dan banyak lagi. Mampu beroperasi di daerah yang lunak sampai daerah yang keras sekalipun.
Dengan swamp dozer untuk daerah yang sangat lunak seperti di rawa, dan daerah yang sangat keras perlu dibantu dengan ripper (alat garu), atau dengan blasting (peledakan dengan tujuan pemecahan pada ukuran tertentu). Mampu beroperasi pada daerah yang miring dengan sudut kemiringan tertentu, berbukit, apalagi didaerah yang rata. Jarak dorong efisien berkisar antara 25-40 meter dan tidak lebih dari 100 meter. Jarak mundur tidak boleh terlalu jauh, bila perlu gerakan mendorong dilakukan secara estafet.
Mendorong pada daerah turunan lebih efektif dan produktif daripada di daerah tanjakan. Attachment yang biasanya menyertainya antara lain: bermacam-macam blade, towing, winch, ripper, tree pusher, harrow, disc
plough, towed scraper, sheep foot roller, peralatan pipe layer, dan lain-lain.
Pada dasarnya bulldozer adalah alat yang menggunakan traktor sebagai penggerak utamanya, artinya traktor yang dilengkapi dozer attachment dalam hal ini perlengkapannya attachment adalah blade.
Sebenarnya, bulldozer adalah nama jenis dari dozer, selain mendorong lurus ke depan, juga memungkinkan untuk mendorong ke samping dengan sudut 250 terhadap kedudukan lurus. (dapat dilihat pada Gambar 3.5 )
Sumber: (Fatena, 2008) 3.4.1 Contoh Soal
Diketahui :
• Tinggi blade = 1,162 m
• Lebar blade = 4,96 m
• Kecepatan gusur = 6,20 km/jam
• Kecepatan kembali = 8,10 km/jam
• Waktu tetap = 0,05 menit
• Jarak gusur/ kembali = 60 m
• Operator = 0.75
• Faktor Cuaca (hujan) = 0,80 • Efisiensi kerja = 0,83
• Volume timbunan = 14000 m3
• Jumlah Siklus = 10 kali Penyelesaian :
Volume gusur (V) = factor cuaca x (tinggi blade)2 x lebar blade
= 0,80 x (1,162)2m x 4,96 m = 5,36 m3
Waktu siklus
• Waktu gusur ¿kecepatan gusurjarak gusur Gambar 3. 5 Bulldozer
¿100 m x 60 menit / jam6200 m/ jam =¿ 0,97 menit
• Waktu kembali ¿kecepatankembalijarak kembali
¿10 0 m x 60 menit /detik
8100 m/ jam =0,4 0 menit • Waktu tetap ¿0,05 menit
Waktu Siklus = Waktu Gusur + Waktu Kembali + Waktu Tetap
= 0,97 menit + 0,4 0 menit +0,05 menit = 1,42 menit
Lama waktu siklus = waktu siklus x banyak siklus = 1.42 x 10 kali = 14.2 menit
Produksi kerja kasar = volume gusur x Lama waktu siklus = 5,36 m3 /jam x 14.2 menit = 76.11
m3/jam
Biaya Sewa Alat per jam = Rp 722.590,3 . Dan asumsi waktu kerja dalam 1 hari = 7 jam
Waktu Pekerjaan yang dibutuhkan (W)
w=V Q
14000 m3
76,11m 3/ jam = 183.94 jam
Maka, Waktu Kerja Yang dibutuhkan = 46,587 = 26.3 ≈ 27 hari
Biaya Total Sewa Alat = Waktu pekerjaan yang dibutuhkan x Harga Sewa = 183.94 jam x Rp. 722.590,3
= Rp. 132.913.259,30
Digunakan 7 unit alat berat Bulldozer →
Maka, lamanya waktu pekerjaan ¿27 hari7 =3,85=4 hari 3.5 Vibratory Roller
Vibration roller adalah termasuk tandem roller, yang cara
pemampatannya menggunakan efek getaran, dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir atau kerikil berpasir. Efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis terhadap tanah. Butir-butir tanah cenderung akan mengisi bagian-bagian yang kosong yang terdapat di antara butir-butimya. (dapat dilihat pada Gambar 3.6)
Sumber : (Fatena, 2008)
Faktor-faktor yang mempengaruhi proses pemampatan dengan vibration roller ialah frekwensi getaran, amplitude dan gaya sentrifugal. Alat pemadat yang prinsip kerjanya menggunakan getaran termasuk penggilas penggetar, prinsip dari vibratory roller adalah sebuah silinder yang di bagian luarnya dipasang kaki-kaki. Pada kaki-kaki ini terjadi tekanan yang tinggi, sehingga kaki-kaki ini masuk ke dalam tanah dan memberikan efek
"pemadatan dari bawah".
Vibratory roller ini baik digunakan untuk tanah berpasir dengan
sedikit mengandung kerikil, juga untuk tanah yang plastis dan kohesif. Sangat efektif digunakan untuk memadatkan material lepas dengan tebal lapisan antara 15-25 cm. Selain vibratory roller dengan tarikan (towed) juga terdapat
sheep vibratory roller yang bermesin yang dapat bergerak sendiri dengan Gambar 3. 6 Vibratory Roller
Untuk vibratory roller yang ditarik, jika tenaga traktor penariknya cukup besar, biasanya ditarik beberapa jauh, berjajar ke samping, satu garis atau kombinasi keduanya. Ukuran vibratory roller ini antara 3 - 5 ton , namun ada juga yang 12-30 ton.
Efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik,karena adanya gaya dinamis terhadap tanah. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pemampatan dengan vibration roller ialah frekuensi getaran, amplitude dan gaya sentrifugal.
3.5.1 Produktivitas Vibratory Roller
Produktivitas Vibratory Roller dapat dihitung dengan rumus (III.1) : Q = (W x L x S ) / P...III. 1 Dengan :
W = Lebar pemadatan dalam suatu lintasan (m) L = Tebal Lapisan (m)
S = Kecepatan rata – rata ( km / jam )
P = Jumlah pass yang diperlukan dalam suatu kepadatan 3.5.2 Contoh Soal
Diketahui :
Kecepatan operasi Vibratory Roller = 1,5 km/jam dan untuk pass pemadatan berkisar antara 4-12 (diambil 4)
Penyelesaian : Q = (W x L x S ) / P
Q = ( 7 x 0,2 x 15000 m/jam) / 4 = 5250 m/jam = 5,25 km/jam Panjang lintasan total untuk 2 alat = 4 ( 1 x 7 x 3.5 ) = 98 km Jadi, waktu kerja per alat = 98 km / 5,25km/jam
28.365.232,-BAB IV
PEKERJAAN BASE A 4.1 Urutan Kerja
Pekerjaan base A adalah pekerjaan yang dilakukan sebelum dilakukan pekerjaan struktur berupa perkerasan kaku. Pekerjaan base A berupa proses dari awal mengangkut material kemudian menghamparkan dan
memadatkannya.
Urutan kerja pekerjaan Lapis Pondasi Base A adalah seperti berikut ini: 1. Mengangkut material dari quary menuju ke lokasi dengan menggunakan
dump truck.
2. Mengeluarkan material dumptruk untuk kemudian dihamparkan.
3. Menghampar material dengan kemiringan yang tepat menggunakan motor grader dengan ketinggian 15 cm dan lebar 7 m.
4. Selagi motor grader menghampar material, water tank truk membantu melakukan proses penyiraman pada material untuk menyesuaikan kadar air dari material hamparan tersebut.
5. Vibratory roller memadatkan agregat kasar dengan cara mekanis yaitu melintasi timbunan batu manual secara berulang-ulang, sehingga didapatkan kepadatan yang diinginkan.
4.2 Wheel Loader
Cara kerja Wheel loader ini sama seperti hal nya alat berat pada umumnya, dimana alat penggerak utamanya mengguanakan sistem hidrolik. Karena tenaga hidrolik mempunyai daya atau tenaga yang sangat besar, sehingga bisa memungkinkan untuk mengeruk, mengangkut material atau benda yang berukuran besar.
Untuk pengoperasian bucket dipakai “kendali hidrolis” (hydraulic
controlled), sedangkan kendali kabel (cabel controlled) sudah jarang
digunakan pada excavator-loader. Penggunaan loader biasanya adalah untuk memuat material dan membawa, serta membongkar. Jika daerah sekitar material yang dikerjakan datar, maka loader dapat bergerak dengan leluasa dalam posisi yang menyenangkan.
Wheel loader yang bekerja dengan gerakan dasar pada bucket dan cara membawa muatan untuk dimuatkan ke alat angkut atau alat yang lain.
Gerakan bucket yang penting ialah menurunkan bucket diatas permukaan tanah, mendorong ke depan (memuat/menggusur), mengangkat bucket, membawa dan membuang muatan.
Wheel loader selalu terpasang bucket container yang dipasang dibagian depan. Bucket digunakan untuk menggali, memuat tanah atau material yang granular, mengangkatnya dan diangkat untuk kemudian dibuang (dumping) pada suatu ketinggian pada dump truck dan sebagainya. Loader ini sangat kaku, untuk menggerakkan bucket dapat digunakan cable atau hydraulic. Tenaga gali pada keadaan horizontal (bucket tidak diangkat) didapat dari gerakan prime-mover nya, sehingga praktis baik kendali cabel maupun hydraulic hanya mempunyai fungsi untuk menggerakkan bucket ke atas dan ke bawah.
Untuk menggali, bucket harus didorong pada material, jika telah penuh, traktor mundur dan bucket diangkat ke atas untuk selanjutnya material dibongkar di tempat yang telah ditentukan. Untuk saat ini, umumnya loader dibuat dengan kendali hydraulic yang dilengkapi dengan “tangan-tangan (arms)” yang kaku untuk mengoperasikan bucketnya.
4.2.1 Kelebihan dan Kekurangan Wheel Loader 1. Kelebihan Wheel Loader
a. Mobilitas yang tinggi
b. Manuver daerah pemuatan loading point lebih sempit dibandingkan dengan track shovel
c. Kerusakan permuakaan loading point lebih kecil karena menggunakan ban karet
2. Kekurangan Wheel Loader
Dalam menempatkan muatan ke dalam dump truck kurang merata bahkan kadang-kadang bisa miring, walaupun faktor ini sangat dipengaruhi oleh skill operator.
4.2.2 Contoh soal Diketahui :
kapasitas bucket = 1,6 m3 , waktu siklus loader =0.4 menit
kondisi operasi = sedang , faktor bucket = 0.85 , Fat =0.83 Penyelesaian :
Menghitung Jumlah Trip Loader: (N) = C1/(q1 x K)
= kapasitas dump truck / ( kapasitas bucket x faktor bucket) = 24/(1,6 X 0,85) = 17.65 ≈ 18 Trip
Menghitung Produktivitas Loader Per Siklus (C) = N x Q1 x K
= jumlah siklus x kapasitas bucket x faktor bucket = 18 X 1,6 X 0.85 = 24.48 M3/Siklus
Produktifitas = 24,48 M3/Jam
Total Biaya Sewa Alat / Jam = Rp. 531.920,16 Volume Lahan Yang Dibersihkan = 10.500 M3
Waktu Pekerjaan Yang Dibutuhkan = 10.500 / 24,48 = 428,92Jam Asumsi Waktu Kerja Efektif Alat Berat Dalam 1 Hari = 7 Jam
Jadi, Waktu Hari Yang Dibutuhkan = 428,92/7 = 61,27 ≈ 62 Hari/1 Alat Waktu dengan Menggunakan 11 Wheel Loader = 62/11 = 5,64 ≈ 6 Hari.
Total Biaya Sewa Dump Truck = 428,92 X 531.920,16 = Rp.
228.151.195,-4.3 Dump Truck
Dump Truck adalah alat berat yang fungsinya untuk mengangkut
material atau untuk menumpahkan muatan secara hidrolis yang menyebabkan satu sisi baknya terangkat, sedangkan satu sisi lainnya berfungsi sebagai sumbu putar atau engsel.
Dump Truck sering juga dikatakan sebagai alat pemindahan atau pengangkutan material utama terutama untuk jarak jauh. Dump Truck memerlukan bantuan alat lain untuk mengisi muatan kedalam Vessel (bak), tapi dapat menuang atau membongkar muatan sendiri (dumping). Gambar dump truck dapat dilihat pada Gambar 4.1 berikut ini :
Sumber : (Hino, 2015)
4.3.1 Fungsi Dump Truck
Adapun fungsi dump truck adalah sebagai berikut : a) Pengangkut Material Pasir
b) Pengangkut Material Kerikil c) Pengangkut Material Tanah 4.3.2 Cara Kerja Dump Truck
a) Gerakan Travelling (Gerakan Jalan)
Gerakan yang dimaksud di sini adalah gerakan dari Dump Truck untuk berjalan mengangkut muatan dari satu tempat menuju tempat lain untuk memindahkan dan menumpahkan muatan tersebut. Gerakan
tersebut dimulai dari dari suatu sumber tenaga yang dinamakan dengan mesin penggerak.
Mesin ini akan memutar poros penggerak, kemudian melalui kopling akan menggerakkan transmisi roda gigi yang diatur oleh handle gigi. Transmisi ini memutar roda-roda Dump Truck untuk berjalan dan memindahkan muatan, melalui poros propeller dan gigi diferensial. b) Gerakan Dumping atau Menumpahkan Muatan
Pada saat menumpahkan muatan dengan pengangkatan bak,
Dump Truck menggunakan sistem hidrolis. Sistem ini merupakan
pemindah daya dengan menggunakan zat cair atau fluida sebagai perantaranya. Sistem hidrolis merupakan pengubahan tenaga dari tenaga hidrolis menjadi mekanis.
4.3.3 Contoh soal Diketahui :
V = tebal lapisan x lebar jalan x panjang jalan
= 0,15 meter x 7 meter x 10.000 meter = 10.500 m3
Kapasitas Dump Truck (C1) : 24 m3
Kecepatan angkut : 40 km /jam
Kecepatan kembali : 60 km/jam
Waktu siklus loader (CT1) : 0.4 menit
Kondisi operasi : sedang
Faktor bucket (K) : 0.85
Faktor efisiensi alat : 0.8
Kapasitas bucket : 1,6 m3
Jarak angkut truck : 25 km
Total biaya sewa alat /jam : Rp. 212.812,53 Penyelesaian :
Ctt = n X CtI + D/V1 + t1 + D/V2 + t2
= jumlah siklus x waktu siklus + jarak angkut/kec truk bermuatan + waktu dumping/kec kosong + waktu antri
= 18 X 0.4 +(25000/666,67) +1.2 + (25000/1000) + 0,75 = 22 Menit
P = C X 60/Ctt X Fat
= produktivias persiklus x 60/waktu siklus dump truck x faktor efisiensi alat
= 24.48 X (60/22) X 0.8 = 53,41 M3/Jam
Produktifitas = 53,41 M3/Jam
Total Biaya Sewa Alat / Jam = Rp. 450.061,45 Volume Lahan Yang Dibersihkan = 10.500 M3
Waktu Pekerjaan Yang Dibutuhkan = 10.500 / 53,41 = 196,59 Jam
Asumsi Waktu Kerja Efektif Alat Berat Dalam 1 Hari = 7 Jam
Jadi, Waktu Hari Yang Dibutuhkan = 196,59/7 = 28,08 ≈ 29 Hari/1 Alat Waktu dengan Menggunakan 4 Dump Truck = 29/4 = 5,8 ~ 6 Hari.
Total Biaya Sewa Dump Truck = 196,59 X Rp. 450.061,45 = Rp. 88.477.580,46
4.4 Motor Grader
Motor grader adalah alat berat yang digunakan untuk meratakan jalan,
membentuk jalan (grading) yang dibiasa digunakan dalam proyek pembangunan jalan seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Motor grader merupakan salah satu alat berat yang sangat penting untuk konstruksi jalan.
Grader juga dapat digunakan untuk pengupasan lapisan atas yang hendak
dibuang, atau dikurangi, mencampur material dan meratakan atau
menyebarkannya lagi. Meratakan area dengan grader sangat diperlukan untuk pemadatan yang sempurna oleh compactor. Gambar Motor Grader dapat dilihat pada Gambar 4.2 berikut ini :
Sumber : (Ardian, 2015) 4.4.1 Fungsi Motor Grader
Adapun fungsi motor grader yaitu sebagia berikut : a Spreading ( Meratakan Tanah )
Membuat suatu bidang yang rata, memenuhi syarat kemiringan tertentu baik ke depan maupun ke samping.
b Mixing ( Mencampur Material ) Mencampur bahan ditempat
c Finishing ( Pekerjaan Tahap Akhir ) d Ditching ( Membuat Parit )
Menggali saluran tepi jalan yang berbentuk sudut terbuka keatas e Scarifying (Pemberaian butiran tanah)
f Memotong tebing ( bank cutting) g Memelihara jalan kerja
4.4.2 Cara Kerja Motor Grader
Dalam pengoperasiannya, Motor grader menggunakan blade yang dapat digerakkan sesuai kebutuhan bentuk permukaan. Gerakan yang dilakukan oleh blade pada Motor grader sama dengan blade pada Dozer yakni tilt, pitch dan angle dengan fleksibilitas yang lebih besar. Panjang blade biasanya berkisar antara 3-5 meter. Selain itu bagian depan Motor
grader dapat bergerak fleksibel sesuai dengan kebutuhan pekerjaan.
Kerja Motor Grader meratakan jalan dan bahkan greder kerap kali maju dan mundur sesekali , dengan daya rendah .Grader melakukan pendorongan untuk meratakan bidang dengan menggunakan pisau yang tajam dan juga besar . Pisau ini pada waktu grader maju maka pisau itu akan diturunkan . Dan ketika grader mundur untuk mengulangi kembali pemerataan maka pisau itu terangkat begitu seterusnya . Pisau tersebut diletakkan antara hidrolik yang bagian memutar dan mengangkat. 4.4.3 Produktifitas Motor Grader
Produktivitas grader dihitung berdasarkan jarak tempuh alat perjam pada proyek jalan, sedangkan pada proyek-proyek lainnya,
perhitungan produktivitas motor grader adalah luas area per jam. Rumus untuk menghitung produktivitas motor grader adalah :
a) Produktivitas (Q) dihitung menggunakan rumus IV.1 berikut ini : Q = V x (Le – Lo) x 1000 x E...IV. 1 b) Waktu Kerja (N) dihitung menggunakan rumus IV.2 berikut ini :
N = ¿−WLo× n ...IV. 2 c) Jumlah Trip (T) dihitung menggunaka rumus IV.3 berikut ini :
T ¿N × DV × E ...IV. 3 Dengan :
Q = produktivitas kerja (m2/jam)
N = waktu kerja (jam)
V = kecepatan kerja (km/jam) T = jumlah trip
Le = panjang blade efektif (m) D = jarak kerja (km)
Lo = lebar overlap (m)
V = kecepatan kerja (km/jam) E = efisiensi kerja
w = waktu pekerjaan yang dibutuhkan (jam)
Kecepatan Operasi (V) sangat tergantung pada jenis pekerjaan yang dihadapi sebagai dasar dapat dipakai kecepatan untuk berbagai pekerjaan sebagai berikut :
1 Pemeliharaan Jalan : 2 – 6 Km/Jam
2 Membuat Parit : 1,6 – 4 Km/Jam
3 Finishing Tebing : 1,6 – 2,6 Km/Jam 4 Perataan Lapangan : 1,6 – 4 Km/Jam
5 Perataan Permukaan/ Leveling : 2,0 – 8 Km/Jam
Untuk efisiensi kerja yang diperhitungkan hanya dari kondisi kerja, dan untuk mendapatkan produksi nyata sebaiknya dilakukan pengamatan secara langsung.
4.4.4 Contoh soal Diketahui :
Sebuah motor grader digunakan untuk pekerjaan levelling dengan data-data sebagai berikut :
a. Lebar Total Levelling (W) = 7 m
b. Panjang Pekerjaan (D) = 10 km
c. Panjang Blade (Le) = 4,3 m
d. Sudut Blade = 60°
e. Jumlah Lapisan (N) = 2
f. Efisiensi Kerja = 0,83
g. Volume lahan yang akan dibersihkan = 10.500 m3
Penyelesaian :
Asumsi Waktu Kerja dalam 1 hari = 7 jam
Berdasarkan ketentuan untuk pekerjaan perataan permukaan / leveling, nilai kecepatan operasi (V) diambil 5 km/jam
Biaya Sewa Alat per jam = Rp. 623.160,07
Lebar Overlap (Lo) = (panjang blade x 2) – lebar jalan =(4.3x2) – 7 = 1.6 m
• Waktu kerja (N) ¿¿−WLo× n=4,3−1,67 ×2=5,185 m
• Jumlah Trip (T ¿=N × DV × E=5,185× 105× 0.83 =12,48 ≈ 13trip
• Q=V ×(¿−Lo) ×1000 × E ¿5× (4,3−1,6) ×1000 ×0.83 ¿11.205m2/jam
Volume Lahan yang dibersihkan (V) = 10.500 m3
w=V Q=
10.5 00 m 3
11.205 m 3/ jam=0,9 4 ≈ 1 jam
Jadi , lamanya pengerjaan ¿17=0.14 hari ≈ 1 hari
Biaya Total Sewa Alat = Waktu pekerjaan yang dibutuhkan x Harga Sewa = 1 jam x Rp.623.160 ,07 = Rp. 623.160,07
4.5 Water Tanker
Merupakan alat penyemprot cairan sebagai salah satu proses pemadatan pada tanah. (dapat dilihat pada Gambar 4.3).
4.5.1 Fungsi Water Tanker
1. Menyiram aspal agar suhu aspal tetap terjaga 2. Membantu proses pemadatan
Sumber : (Rostiyanti, 2014)
4.5.2 Produktivitas Water Tanker
Produktivitas Water Tanker dapat dihitung dengan menggunakan rumus (IV.4) :
Q=C x n x E
Wc ...IV. 4 Gambar 4. 3 Water Tank
Dengan :
Q = produksi alat per jam (m³/jam) C = kapasitas bak/volume tangki (m³) n = pengisian tangki perjam
E = faktor efisiensi kerja total Wc = kebutuhan air/m³ material padat 4.5.3 Contoh soal
Diketahui :
C = 4000 liter , n = 2 , E = 0,83, Wc = 220 m3
Total volume pekerjaan = 10.500 m3
Penyelesaian :
Q = C x n x E = 4000 x 2 x 0,83 = 30,18 m3/jam
Wc 220
Volume air yang dibutuhkan = total volume timbunan x 15 %
= 10.500 m3 x 15 %= 1.575 m3= 1.575.000 L
Maka waktu yang dibutuhkan Water Tank Truck dalam menyelesaikan
pekerjaannya adalah : W = 30,181575=52,19 jam Waktu efektif kerja dalam 1 hari adalah 7 jam W = 52.197 = 7.45 hari ≈ 8 hari
Dengan 8 water tanker → W= 8/8 = 1 hari
Total Biaya Sewa Water Tanker = 52,19 X Rp. 282.160,56 = Rp. 14.725.930,4
4.6 Vibratory Roller
Vibration roller adalah termasuk tandem roller, yang cara
pemampatannya menggunakan efek getaran, dan sangat cocok digunakan pada jenis tanah pasir atau kerikil berpasir. Efisiensi pemampatan yang dihasilkan sangat baik, karena adanya gaya dinamis terhadap tanah. Butir-butir tanah cenderung akan mengisi bagian-bagian yang kosong yang terdapat di antara butir-butimya.
4.6.1 Contoh soal
Q = (W x L x S ) / P
= ( 2 x 0,15 x 15000 m/jam) / 6 = 750 m/jam= 0.75 km/jam Panjang lintasan total untuk 2 alat = 6 ( 2 x 4 x 3,5 ) = 168 km Panjang lintasan untuk satu alat = 168/2 = 84 km
Jadi, waktu kerja per alat = 84 km / 0,75km/jam = 112 jam =16 hari Total Biaya Sewa Vibratory Roller = 112 jam x 2 alat x Rp. 330.702,94
37.038.729,28,-BAB V
PEKERJAAN STRUKTUR 5.1 Urutan Kerja
Urutan pekerjaan pada pekejaan struktur ini adalah : 1. Pekerjaan Lantai Kerja Tebal 10 cm
2. Pekerjaaan Baja Tulangan
3. Pekerjaan Rigid Pavement K-350 Tebal 30 cm 4. Pekerjaaan Finishing Rigid Pavement
5.1.1 Pekerjaan Lantai Kerja Tebal 10 cm
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan lantai kerja ini adalah sebagai berikut:
1. Memasangan bekisting yang telah dipersiapkan sebelumnya, seperti pada Gambar 5.1
Sumber : (Suryadharma, 1998)
2. Menghampar beton non struktural dengan tebal 10 cm dan lebar 7 m, dapat dilihat pada Gambar 5.2
Sumber : (Suryadharma, 1998)
3. Meratakan permukaan hamparan beton menggunakan jidar atau mistar, dapat dilihat pada Gambar 5.3
Sumber : (Suryadharma, 1998)
5.1.2 Pekerjaan Baja Tulangan
Adapun tahapan pelaksanaan pekerjaan ini adalah sebagai berikut: 1. Memotong baja tulangan sesuai dengan ukuran yang
direncanakan, dapat dilihat pada Gambar 5.4 Gambar 5. 2 Penghamparan Beton
Sumber : (Suryadharma, 1998)
2. Membengkokkan seluruh baja tulangan secara dingin, menggunakan mesin pembengkok, dapat dilihat pada Gambar 5.5
Sumber : (Suryadharma, 1998)
3. Membersihkan tulangan sesaat sebelum pemasangan untuk
menghilangkan kotoran, lumpur, oli, cat, karat dan kerak, percikan adukan atau lapisan lain yang dapat mengurangi atau merusak pelekatan dengan beton.
4. Menempatkan tulangan akurat sesuai dengan gambar dan dengan kebutuhan selimut beton minimum yang disyaratkan.
5. Mengikat batang tulangan kencang dengan menggunakan kawat pengikat sehingga tidak tergeser pada saat pengecoran. Pengelasan tulangan pembagi atau pengikat (stirrup) terhadap tulangan baja tarik utama tidak diperkenankan.
5.1.3 Pekerjaan Rigid Pavement K-350 Tebal 30 cm
Setelah pekerjaan Lean Concrete (beton lantai kerja) selesai dilaksanakan dan beton telah mencapai umur yang disyaratan, maka pekerjaan perkerasan beton K-350 dapat segera dilaksanakan. Tahapan Pekerjaan Perkerasan Jalan dengan Beton (rigid pavements) adalah sebagai berikut.
1. Memasang bekisting acuan di atas beton lantai kerja (lean Concrete), dapat dilihat pada Gambar 5.6
Gambar 5. 4 Pemotongan Baja Tulangan
Sumber : (Admadilaga, 2011)
2. Setelah Bekisting terpasang dilanjutkan dengan memasangan bond breaker berupa plastik tipis, dapat dilihat pada Gambar 5.7
Sumber : (Admadilaga, 2011)
Plastik dipasang di atas permukaan beton lean concrete secara tumpang tindih tidak kurang 10 cm ke arah lebar dan 30 cm pada arah
memanjang.
3. Mempersiapkan tulangan dowel & tie bar ujung dirapikan, pengikatan tulangan sambungan dengan batang pemegang harus lepas tidak fix atau tidak dilas.
4. Memasangan Dowel dan tie bar harus rapi, tepat lokasi, tidak overlap. Pada dowel, setengah panjang harus dicat aspal atau dibungkus plastik agar loose (tidak lekat) dari beton sehingga slidingnya baik seperti dapat dilihat pada Gambar 5.8
Gambar 5. 6 Pemasangan Bekisting
Sumber : (Admadilaga, 2011)
5. Menuangkan cor beton K-350 pada lahan yang tersedia. 6. Menghampar cor beton menggunakan concrete paver finisher. 7. Memadatkan beton dengan Concrete Vibrator.
5.1.4 Finishing Rigid Pavement
1. Grooving/ Brushing Tekstur Permukaan, agar permukaan jalan tidak licin.
2. Melaksanakan Cutting Beton sebelum retak awal muncul pada permukaan jalan yaitu pada sekitar jam ke 4 s/d ke 24 dan disarankan pada jam ke 18.
3. Perawatan Beton
Setelah penyelesaian akhir selesai dan lapisan air menguap dari permukaan atau setelah pelekatan dengan beton tidak terjadi maka seluruh permukaan beton harus segera ditutup dan dipelihara, perawatan dilakukan selama 7 hari atau waktu yang lebih pendek apabila 70 % kekuatan tekan atau lentur telah tercapai lebih awal. Permukaan dan bidak tegak beton harus seluruhnya ditutup dengan lembar terpal/pelindung, sebelum ditutup lembar penutup harus dibuat jenuh air. Lembar penutup harus diletakkan
menempel dengan permukaan beton, tetapi tidak boleh diletakkan sebelum beton cukup mengeras untuk mencegah pelekatan.
4. Pekerjaan Joint Sealant
Bagian atas sambungan muai dan sambungan yang digergaji harus ditutup dengan bahan penutup yang memenuhi persyaratan
spesifikasi sebelum lalu lintas diijinkan 5.2 Concrete Mixing Truck
Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan.
5.2.1 Pengertian Concrete Mixing Truck
Truck mixer ini berguba untuk mengangkut ready mix concrete dari
batching plant ke lokasi pengecoran. Ada dua tipe truck mixer pengangkut ready mix concrete, diantaranya:
1. Truck mixer standard, biasanya tipe truk ini hanya mampu memuat kurang lebih 7 – 8 m3 ready mix concrete untuk sekali angkut.
Sayangnya tipe truk ini tidak bisa mengakses jalan yang sempit atau menanjak ke lokasi pengecoran, akan tetapi harga perkubiknya lebih murah.
2. Truck ixer mini, tipe truk ini daya angkutnya lebih sedikit dari tipe standar, kurang lbih 3 m3 untuk sekali angkut dan harganya lebih mahal,
ini dikarenakan memiliki keammpuan lebih fleksibel bisa mengakses semua medan jalan ke lokasi pengecoran.,dapat dilihat pada Gambar 5.9
Sumber : (Admadilaga, 2011)
5.2.1 Contoh soal
Berapa produksi mixing truck per jam , jika diketahui :
Jarak angkut : 25 km
Efisiensi Kerja : 0,9
Kecepatan saat berisi muatan : 50 km/h
Kecepatan saat kosong : 70 km/h
Unloading + Loading : 7 menit
Mencari posisi Loading : 2 menit Kapasitas : 8 m3 Mutu Beton : K 350 Waktu Siklus Cmt= D V 1+t 1+ D V+t2 ¿ 25000 833,33+7+ 25000 1166,666+2 = 60,43 menit Produksi Q=C × 60 Cm t× Et× M=8 x 60 60,43×0,8 × 1 = 6,354 m3/jam Produktivitas (Q) = 6,354 m 3/ jam
Biaya Sewa Alat per jam = Rp 78.397,5 Volume (V) ¿10000 x 7 x 0,10=¿ 7000 m3
Waktu Pekerjaan yang dibutuhkan (W)
w= 7 000
6,354 m 3 / jam=1101,59 jam Asumsi Waktu Kerja dalam 1 hari = 7 jam
Maka, Waktu yang dibutuhkan = 1101,597 =157,37 hari≈ 158 hari
Waktu dengan 8 mixing truck = 1588 =19,75 hari ≈ 20 hari
Biaya total sewa Concrete mixing truck = 1101,59 x Rp 78.397,5
5.3 Concrete Paver Finisher
Alat ini digunakan untuk menghamparkan beton cair
Sumber : (Ahadi, 2011) 5.3.1 Contoh soal
Pembuatan Rigid Pavement
Kapasitas lebar hamparan (b) : 3,5 m
Tebal hamparan (t) : 0,2 m
Kecepatan menghampar (v) : 3 m / menit faktor effesiensi alat (Fa) : 0.83
Produktivitas
Q=b × t × Fa × v × 60
¿3,5× 0,2 ×0,83 ×3 ×60 = 104,58 m3/jam
Biaya Sewa Alat per jam = Rp. 544,118.05 Volume (V) ¿10000 x 7 x 0,20=14 000 m3
Waktu Pekerjaan yang dibutuhkan (W)
w= 14000
104,58 m 3 / jam=133,87 jam Asumsi Waktu Kerja dalam 1 hari = 7 jam
Maka, Waktu yang dibutuhkan = 133,877 =19,12hari ≈ 20 hari
Biaya total sewa Concrete Paver Finisher = 104,58 x Rp 544,118
= Rp 56.903.860,44
5.4 Concrete Vibrator
Yang berfungsi untuk menggetarkan beton sehingga gelembung udara naik dan coran pun menjadi padat dan homogeny. Concrete vibrator adalah alat yang berfungsi untuk menggetarkan beton pada saat pengecoran agar beton dapat mengisi seluruh ruangan dan tidak terdapat rongga-rongga udara diantara beton yang dapat membuat beton keropos.
Concrete vibrator digerakkan oleh mesin listrik dan mempunyai
lengan sepanjang beberapa meter untuk dapat menggetarkan beton di tempat yang agak jauh. Alat ini digunakan sebagai pemadat pada saat pengecoran yang sedang berlangsung, baik pada kolom, shear wall/core wall pelat lantai maupun balok dengan cara menggetarkannya.
Hal ini untuk menghindari adanya gelembung-gelembung udara yang terjadi pada saat pengecoran yang dapat menyebabkan pengeroposan pada beton sehingga mengurangi kekuatan struktur beton itu sendiri. Terutama untuk volume pengecoran yang besar, alat ini sangat penting. Penggunaannya tidak boleh miring dan terlalu lama pada satu tempat saja serta tidak boleh mengenai tulangan yang akan menyebabkan bergesernya letak tulangan, dapat dilihat pada Gambar 5.11
Sumber : (Deden, 2008)
5.4.1 Contoh soal
Produktivitas (Q) = 2 5 m3 / jam Biaya Sewa Alat per jam = Rp. 71.976
Volume (V) ¿10000 x 7 x 0,20=14 000 m3
Waktu Pekerjaan yang dibutuhkan (W) : w=25 m3 / jam14000 =560 jam Asumsi Waktu Kerja dalam 1 hari = 7 jam
Maka, Waktu yang dibutuhkan = 5607 =80 hari
Waktu dengan 4 Concrete vibrator= 804 =20 hari
Biaya total sewa Concrete Vibrator = 560 x Rp 71.976 = Rp 40.306.560
BAB VI
PENGANGKUTAN ALAT 6.1 Mobilisasi
Mobilisasi adalah kegiatan mendatangkan alat berat ke lokasi pekerjaan Demobilisasi yaitu kegiatan mengembalikan alat-alat berat dari lokasi pekerjaan setelah digunakan. Proses ini dilakukan menggunakan alat angkutan darat (trailer / truck besar) atau alat angkut air (ponton).
alat berat yang mau diangkut Jumlah (unit) wheel loader 21 motor grader 8 vibratory roller 2 bulldozer 7
concrete paver finisher 1
Concrete vibrator 1
total alat berat (unit) 40
Sumber : (Deden, 2008)
Total Alat : 40 Unit
Kecepatan trailler saat mobilisasi : 30 Km/h Kecepatan trailler tanpa muatan : 40 Km/h
Jarak pull ke proyek : 20 km
Waktu yang di butuhkan (pull-proyek) : 30 km/h20 km =40 menit
Waktu yang di butuhkan (proyek-pull) : 40 km/h20 km =30 menit Tabel 6. 1 Jumlah alat berat yang akan dimobilisasi
Produktivitas = Wkt Pengangkutan + wkt (pull-proyek) + wkt penurunan+ wkt (proyek-pull)
Produktivitas : 5 menit + 40 menit + 5 menit + 30 menit = 80 menit/alat Mobilisasi total : 80 x 40 unit = 3200 menit = 54 jam
Asumsi waktu dalam 1 hari = 7 jam
Mobilisasi dengan menggunakan 3 unit trailer = 54/3 = 18 jam = 3 hari Jadi, Biaya Total mobilisasi alat adalah = 54 jam x Rp 678.848,66
= Rp 36.657.827,64 6.3 Demobilisasi
Total Alat : 40 Unit
Kecepatan trailler saat mobilisasi : 30 Km/h Kecepatan trailler tanpa muatan : 40 Km/h
Jarak pull ke proyek : 15 km
Waktu yang di butuhkan (pull-proyek) : 30 km/h15 km =30 menit
Waktu yang di butuhkan (proyek-pull) : 40 km/h15 km =2 3 menit
Produktivitas = Wkt Pengangkutan + wkt (pull-proyek) + wkt penurunan+ wkt (proyek-pull)
Produktivitas : 5 menit + 30 menit + 5 menit + 23 menit = 63 menit/alat Mobilisasi total : 63 x 40 unit = 2560 menit = 43 jam
Asumsi waktu dalam 1 hari = 7 jam
Mobilisasi dengan menggunakan 6 unit trailer = 8,55/2 = 7.2 jam = 1 hari Jadi, Biaya Total demobilisasi alat adalah = 43 jam x Rp 678.848,66
BAB VII REKAPITULASI 7.1 Schedule
Rekapitulasi schedule (jadwal) bertujuan untuk memantau kondisi masing-masing pekerjaan dan alat berat yang digunakan. Hal ini dilakukan agar tercapai produktifitas yang maksimal dan pekerjaan dapat terkontrol dengan baik. Dalam melakukan rekapitulasi ini, biasanya menggunakan Microsoft Project (MS Project), karena cara penggunaannya yang mudah dan sangat membantu dalam pekerjaan manajemen suatu proyek konstruksi. Rekapitulasi jadwal (schedule) untuk perkerjaan rigid pavement dapat dilihat pada gambar 7.1 dibawah ini :
7.2 Biaya
Rekapitulasi biaya mencakup total semua biaya yang harus dikeluarkan untuk suatu pekerjaan konstruksi. Rekapitulasi biaya ini mencakup total biaya pekerja dan total biaya semua pekerjaan. Total biaya pekerja dapat dilihat pada tabel 7.1 dan untuk total biaya semua pekerjaan dapat dilihat pada tabel 7.2 berikut ini :
Tabel 7. 1 Total Biaya Pekerjaan
Sumber : Perhitungan
Tabel 7. 2 Total Biaya Semua Pekerjaan
No Pekerjaan Total Biaya Pekerjaan
(Rupiah)
1 Pembersihan Lahan Rp183,968,312.11
2 Pekerjaaan Tanah Rp154,493,113.69
3 Pekerjaan Perkerasan Berbutir Rp134,655,075.52
4 Pekerjaan Struktur Rp180,385,455.98
Biaya Total Rp653,501,957.30 Sumber : Perhitungan
No Komponen
Tenaga Jumlah Tenaga Upah (Rupiah)
Upah Total (Rupiah) 1 Kepala Tukang 1 Rp15,000.00 Rp15,000.00 2 Tukang 10 Rp13,571.43 Rp135,714.30 3 Mandor 1 Rp15,000.00 Rp15,000.00 4 Operator 32 Rp15,000.00 Rp480,000.00 5 Pembantu Operator 32 Rp12,142.86 Rp388,571.52 6 Supir 32 Rp15,000.00 Rp480,000.00 7 Pembantu Supir 32 Rp10,714.29 Rp342,857.28 Total Biaya Rp1,857,143.10
BAB VIII PENUTUP 8.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil adalah sebagai berikut :
1. Dalam menentukan durasi suatu pekerjaan, maka hal – hal yang perlu diketahui adalah volume pekerjaan dan produktifitas alat tersebut 2. Produktifitas alat tergantung terhadap kapasitas dan waktu siklus alat 3. Penggunaan alat berat harus disesuaikan dengan keperluan pekerjaan.
8.2 Saran
Adapun saran mengenai analisa produktifitas alat bera pada pekerjaan rigid pavement adalah sebagai berikut :
1. Agar lokasi kuari tidak terlalu jauh dari lokasi proyek.
2. Tempat penyimpanan alat berat juga tidak boleh jauh dari lokasi proyek. 3. Lokasi pembuangan sisa material jauh dari lokasi pembersihan lahan.