• Tidak ada hasil yang ditemukan

KONSEP DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA KRISTEN KATOLIK DAN ISLAM (Studi Komparatif)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KONSEP DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA KRISTEN KATOLIK DAN ISLAM (Studi Komparatif)"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

KONSEP DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA

KRISTEN KATOLIK DAN ISLAM

(Studi Komparatif)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna memperoleh Gelar Sarjana Dalam Ilmu Ushuluddin

Jurusan Perbandingan Agama (PA)

Di Susun Oleh : DESI MIHARLINA

4105007

FAKULTAS USHULUDDIN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO

SEMARANG

(2)
(3)
(4)

PERSEMBAHAN

• Untuk Ayah dan Ibunda tercinta di rumah terima kasih atas segala perhatian, kasih sayang, cinta, dukungannya, pengorbanannya dan doanya yang tiada taranya selalu menemani langkah penulis sehingga menjadi seperti sekarang ini. Juga kepada adik-adik tercinta (Purta, Ari, Anjas,Anggun)

• Untuk Bapak Zaenul Arifin dan Bapak Parmudi terima kasih atas bimbingannya selama ini, yang selalu meluangkan waktunya untuk membimbing penulis sehingga terselesainya penulisan skripsi ini

• Untuk keluarga besar Teater Metafisis tetep berkarya, jaga persaudaraan, persahabatan dan kekeluargaan di dalamnya, untuk sahabat terbaikku “ cumi-cumi, mokodo, nur” terima kasih atas persahabatan yang selama ini kita jalin dan tak akan pernah akan aku lupakan.s

• Untuk kakak-kakak angkat ku “kak arif, kak aji, dan kak wiwin” terima kasih atas semangatnya, nasehatnya untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

(5)

MOTTO

“ Perbuatan baik adalah suatu perbuatan yang membuat jiwa tentram dan hati menjadi tenang. Perbuatan jahat adalah perbuatan yang menjadikan jiwa terguncang dan hati menjadi gundah”

(6)

KATA PENGANTAR

Bismillahir Rahmannir Rahim

Segala puji bagi Allah Yang Maha Pengasih dan Penyayang, bahwa atas taufiq dah hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini berjudul “ Konsep Dosa Menurut Pandangan Agama Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif)” disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Strata satu (S1) Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan saran-saran dari berbagai pihak sehingga penyusunan skripsi ini dapat terselesaikan. Untuk itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :

1. Yang terhormat Drs. H. Abdul Muhaya, MA. Selaku Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Walisonggo Semarang yang telah merestui pembahasan skripsi ini.

2. Drs. Nasihun Amin, M. Ag. Selaku PD1 Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang, yang telah membantu melancarkan proses akademik untuk PA (Perbandingan Agama).

3. Drs. Zaenul Arifin, M. Ag dan M. Parmudi, M, Si. Sebagai pembimbing yang di tengah kesibukannya bekenaan meluangkan waktu untuk memberi bimbingan pada penulis hingga terselesainya skripsi ini.

4. M. Parmudi, M. Si. Kajur Perbandingan Agama dan M. Syaifuddin Zuhriy M. Ag. Sekjur Perbandingan Agama yang telah memberikan semangat, wawasan dan dorongan setiap saat, hingga terselesainya skripsi ini.

(7)

5. Para dosen pengajar Fakultas Ushuluddin khususnya dosen PA yang tidak kenal lelah dalam memberikan wawasan pengetahuan dan membekali berbagai pengetahuan sehingga penulis dapat menghasilkan skripsi ini.

6. Ayah dan Ibu tercinta yang tak kenal kata lelah dalam memberikan bimbingan, cinta, kasih sayang dan doa kepada penulis sehingga penulis dapat menjalankan amanah yang diberikannya, serta adik-adik tercinta di rumah (Anjas, Anggun, Ari, Putra)

7. Teman-teman kos di BPI Blok J16 “ Irehana, Micky, Isa, Eni, bapak dan ibu kos

8. Keluarga besar TEATER METAFISIS tercinta yang menjadi sahabat dan keluarga ke dua buat penulis “ pak lurah, kakak-kakak alumni metafisis dan semua teman-teman metafisis yang tak bisa disebutkan satu persatu jangan pernah lelah untuk berkreasi. Untuk sahabat penulis “ cumi-cumi, mokodo, dan nining “ terima kasih untuk persahabatan selama ini..

9. Teman-teman organisasi KAMAPALA (keluarga mahasiswa pelajar lampung semarang), pengurus HMJ-PA, teman-teman TARI SEMBAH.

10. Semua pihak yang tak bisa disebutkan satu persatu.

Pada akhirnya penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini belum mencapai kesempurnaan dalam arti sebenarnya, namun penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis sendiri khususnya dan para pembaca pada umumnya

Semarang, 31 Mei 2010

(8)

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab penulis menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Semarang, 31 Mei 2010

(9)

ABTRAKSI

Kristen berasal dari Kristus, yang artinya gelar kehormatan buat Yesus dari Nazareth, Kristus berasal dari bahasa Yahudi yang berarti “diurapi”, masalah dosa mempunyai peranan penting dalam Kristen Katolik, dalam kejadian 3 dijelaskan bahwa ketika manusia memutuskan untuk makan buah itu, maka jelaslah bahwa hakekat dosa bukan hanya tidak percaya kepada Allah, bahkan memberontak kepada Allah, sehingga manusia mendapat hukuman, hidup dalam perbudakan dosa dan terkena murka Allah. Islam berasal dari bahasa Arab ”slim” yang artinya damai, suci, putih dan taat, Islam adalah wahyu yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, sebagai pedoman untuk kebahagiaan hidup di dunia dan akhirat. Dosa merupakan bagian tali erat dalam ikatan persaudaraan Islamiyah, karena dosa mempunyai peranan penting dalam Islam yang menyangkut hubungan Allah dengan manusia.

Tujuan penulisan ini adsalah untuk mengetahui pengertian konsep dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif), untuk mengetahui dampak dosa yang ada di dalam kehidupan manusia dan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan konsep dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam.

Penulisan skripsi ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dan teknik pengumpulan data berupa library research. Sebagaimana sumber primer diperoleh secara langsung dari kitab suci agama Islam dan Kristen, yaitu Al-Qur’an dan Injil. Sedangkan sumber data sekunder diperoleh melalui buku-buku perpustakaan yang ada relevansinya dengan judul skripsi ini. Dalam menganalisis data penelitian menggunakan metode deskriptif, content analysis dan komparatif.

Dosa dalam ajaran Kristen Katholik adalah gagal untuk hidup sesuai dengan yang direncanakan oleh Allah, kata dosa mempunyai arti meleset dari tujuan menyeleweng dari jalan yang sudah ditentukan sebagaimana diterangkan di dalam Kitab Perjanjian Baru Roma, 5:12 “Sebab itu seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut. Demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa”. Jelas bahwa dalam agama Kristen Katolik dosa itu adalah dosa warisan yang diturunkan kepada seluruh umat manusia di dunia, perbuatan Adam dan Hawa ini telah melanggar perintah Allah kematian Yesus Kristus dianggap sebagai penebus dosa manusia. Dalam ajaran Islam dosa itu, adalah sesuatu yang jahat dimata Allah, dosa itulah yang selalu menghalangi doa-doa dan permohonan kita kepada yang kuasa, akhirnya apa yang kita mohon tidak sampai kepada Tuhan. Islam menganggap bahwa setiap individu bertanggungjawab atas segala perbuatan yag dilakukannya, jadi dalam Islam tidak terdapat dosa yang diwariskan. Dampak dosa dalam agama Kristen Katolik dan Islam itu sendiri adalah jauh dari kasih sayang Allah.

(10)

Transliterasi dimaksudkan sebagai pengalih-hurufan dari abjad yang satu ke abjad yang lain. Transliterasi Arab-Latin di sini ialah penyalinan huruf-huruf Arab dengan huruf-huruf latin beserta perangkatnya. Pedoman transliterasi dalam skripsi ini meliputi :

Huruf Arab Nama Huruf latin Nama

ا ب ت ث ج ح خ د ذ ر ز س ش ص ض ط ظ ع غ ف ق ك ل م ن و ه ﺎ ء ي alif ba ta sa jim ha kha dal zal ra za sin syin sad dad ta za ‘ain gain fa qaf kaf lam mim nun wau ha hamzah ya Tidak dilambangkan b t ts j h kh d dz r z s sy sh dl th zh ….. ‘ g f q k l m n w Ĥ ….´ y Tidak dilambangkan be te

as (dengan titik di atas) je

ha ka dan ha de

zet (dengan titik di atas) er zat es es dan ye es de te zet

koma terbalik (di atas) ge ef ki ka el em en we

Ha (dengan titik di atas) apostrof

(11)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN NOTA PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN KATA PENGANTAR ... vi

HALAMAN DEKLARASI... viii

HALAMAN ABSTRAKSI ... ix HALAMAN TRANSLITERASI... x DAFTAR ISI ... xi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

D. Kajian Pustaka ... 7

E. Metodologi Penelitian ... 9

F. Sistematika Penulisan Skripsi ... 10

BAB II DOSA MENURUT PANDANGAN KRISTEN KATOLIK A. Pengertian dosa ... 12

B. Ayat-ayat tentang dosa ... 18

C. Timbulnya dosa waris ... 25

D. Penebusan dosa ... 30

BAB III DOSA MENURUT PANDANGAN ISLAM A. Pengertian dosa ... 34

B. Ayat-ayat tentang dosa ... 41

(12)

D. Konsep taubat ... 50

BAB IV ANALISIS KONSEP DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA KRISTEN KATOLIK DAN ISLAM

A. Persamaan dan Perbedaan konsep dosa menurut

pandangan Kristen Katolik dan Islam... 59 B. Dampak dosa dalam kehidupan manusia... 67

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 72 B. Saran-saran ... 73 C. Penutup ... 74

DAFTAR PUSTAKA

RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN-LAMPIRAN

(13)

BAB 1 PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Kristen berasal dari kata Kristus, yang artinya gelar kehormatan keagamaan buat Yesus dari Nazareth, Kristus dari bahasa Yunani yang berarti “diurapi” dan di Indonesia cukup terkenal, Kristen dibedakan menjadi dua golongan, yaitu Kristen Katolik dan Kristen Protestan.1 Nama Protestan berasal dari kata “Protes” yang dilancarkan oleh pangeran-pangeran Jerman yang mendukung gerakan reformasi melawan keputusan mayoritas yang beragama Katolik Roma. Kelahiran agama Kristen Protestan banyak dipengaruhi oleh latar belakang perkembangan masyarakat Eropa Barat pada abad ke-16.2

Menurut keyakinan Kristen Protestan, setiap orang yang percaya kepada Yesus Kristus sudah menjadi ciptaan baru “manusia baru”. Sebaliknya, manusia di dalam Adam adalah manusia lama yang menerima huluman dosa. Bagi yang menjadi manusia baru (di dalam Kristen) akan menerima penebusan dosa, bukan karena perbuatannya, tetapi karena perbuatan Yesus sendiri. Cara menjadi manusia baru adalah dengan dilahirkan kembali.3

Perbedaan-perbedaan yang umum antara Katolik dan Protestan adalah:

1. Kaum Protestan menolak ajaran Katolik yang menganggap bahwa dalam perjamuan suci, roti, dan anggur itu benar-benar terjadi dari tubuh dan darah Kristus.

1 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Pusat Direktorat Pembinaan

Perguruan Tinggi Agama Islam, Perbandingan Agama, Jakarta, 1981, hlm. 175 2 Mukti Ali,

Agama-agamadidunia, IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 1988, hlm. 383 3

(14)

2. Hak antara orang biasa (awam) dengan imam dalam perjamuan suci, bagi Protestan sama tetapi gereja Katolik membedakan menurut tingkatnya.

3. Kaum Protestan tidak melarang imam-imamnya kawin, sedangkan Katholik melarangnya.4

Istilah Katolik berasal dari bahasa Yunani “Katholikos” yang maksudnya adalah ajaran terbesar di seluruh dunia atau dapat diterima di seluruh dunia, yang pertama memakai istilah Katolik adalah “Ignatius dari Antiokia”. Lebih lanjut dari kata Katolik dianggap sebagai nama ajaran gereja yang dipandang besar sebagai lawan dari ajaran yang muncul di zaman permulaannya. Agama Katolik ini tumbuh pada awal abad ke empat Masehi di mana gereja mendapat pengakuan resmi dari Kaisar Romawi Konstantin Agung (380).

Sebagai pendiri dari Agama Kristen yang pertama ialah Yesus Kristus. Dia adalah orang yang dijanjikan sebagai messiah yang diuraikan dalam Perjanjian Lama dengan perantaraan para Nabi. Yesus Kristus berasal dari Nazaret yang dilahirkan sekitar tahun 7-5 SM, atau tahun ke-4 M. Pada umur 27 tahun ia mulai mengajarkan ajarannya di Galelia dan kemudian ajarannya menyebar di kalangan orang-orang Palestina. Yesus dipercaya pengikutnya sebagai pembawa kabar gembira, yaitu dengan penebusan dosa.5

Di dalam kehidupan sehari-hari manusia sering mendengar kata dosa. Orang lebih suka menyembunyikan dosanya, sedang dosa itu sendiri memang juga memakai taktik penyembunyian diri. Dosa senantiasa menyembunyikan diri di belakang perbuatan-perbuatan yang tampak baik. Kejahatan menjelma

4 Mudjahid Abdul Manaf,

Sejarahagama-agama, UNS Press , Surakarta, 2006, hlm. 102 5 Haliman Hadikusuma,

Anropologi Agama Bagian II (Pendekaan Budaya Terhadap Agama Yahudi, Kristen Katholik, Protesan dan Islam ), PT Citra Aditya Bakit, Bandung, 1993,

(15)

sebagai perbuatan yang baik oleh karena itu orang sering kurang dapat mengenal dosa.6

Dengan demikian banyak orang yang memahami dan mengetahui apa arti dosa, namun dalam memahaminya tiap-tiap agama akan membawa pengertian atau penjelasan yang berbeda-beda. Dalam Kitab Perjanjian Baru Kejadian, 3;1-7 ini menceritakan bagaimana manusia jatuh ke dalam dosa, yaitu dengan penggodaan iblis. Jalannya penggodaan iblis hingga penggodaan terhadap perintah Allah diceritakan sebagai berikut :

1. Keraguan-keraguan dengan berkata:”Tentulah Allah berfirman : semua pohon dalam taman ini jangan kau makan buahnya bukan?”

2. Ketidakpercayaan atau membohongkan Allah dengan kata-katanya : “Sesekali kamu tidak akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi Allah.”

3. Keinginan, bahwa perempuan itu melihat buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya.7

Dalam cerita Kejadian 3 dijelaskan, bahwa ketika manusia memutuskan untuk makan buah itu, maka jelaslah juga, bahwa hakikat dosa bukan hanya tidak percaya kepada Tuhan Allah, bukan hanya melanggar perintah Allah, bukan hanya tidak mentaati Allah melainkan lebih dari itu, dosa juga berarti memusuhi Allah, bahkan memberontak kepada Allah sebab “Ingin menjadi Allah” berarti : ingin menduduki kedudukan Allah, merebut wewenang Allah.8

Akibat dari perbuatan manusia pertama kali, yaitu Adam dan Hawa, maka manusia di dunia ini semua berbuat dosa, karena dosa telah masuk ke dunia. Jelas bahwa manusia yang lahir ke dunia telah menanggung dosa waris

6 Hadiwijono, Harun

, Imam Kristen, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1995, hlm. 234 7

Ibid., hlm. 236 8

(16)

karena Adam dan Hawa sebagai manusia pertama telah membuat dosa. Semua manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah tetapi karena manusia telah memberontak dan selalu akan memberontak kepada Allah. Maka gambar dan rupa Allah menjadi rusak akibatnya Allah tidak mau bersekutu dengan manusia.9 Akibat dari perbuatan dosa itu Allah memberikan hukuman, sesuai hukuman Tuhan Allah atas dosa. Penguraiannya banyak sekali dalam kitab, dua di antaranya adalah: 1) Hidup dalam perbudakan dosa, 2) Terkena murka Allah.10

Supaya manusia memperoleh keselamatan, terbebas dari dosa, Tuhan Bapa mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal hingga mati sebagai korban dipalang salib. Menurut Kristen katolik, Yesus Kristus mengorbankan diri-Nya sekali untuk selamanya sebagai korban penebusan dosa manusia. Maka lenyaplah dosa manusia bersama matinya Yesus.11

Kata Islam berasal dari bahasa Arab aslama-yuslimu-islaman yang mempunyai arti semantik sebagai berikut :

a. Tunduk dan patuh (khadha’a-khudhu wa istaslama-istislam) b. Berserah diri, menyerahkan, memasrahkan (sallama-taslim) c. Mengikuti (atba’a-itba)

d. Menunaikan, menyampaikan (adda-ta’diyah)12

Kalau tadi dikatakan dalam Kristen Katolik bahwa dosa itu adalah dosa waris yang dilakukan Adam dan Hawa kemudian diturunkan kepada manusia, dan ditebus dosanya oleh Yesus Kristus dengan penebusan dosa, lain halnya dengan pendapat Islam mengenai dosa dalam kehidupan manusia.

9 Mudjahid Abdul Manaf,

op.cit., hlm. 88 10 Hadiwijono, Harun,

op.cit., hlm. 240-241 11 Hashem,

Misteri Darah dan Penebusan Dosa, Dimata Agama Purba, Yahudi, Kristen dan Islam, Mizan Media Utama, Bandung, hlm. 120-121

12Tim Sembilan,

Tafsir Maudhu’i Al-Muntaha jilit 1, PT LKIS Pelangi Aksara,

(17)

Menurut agama Islam dosa itu tidak membebani orang lain dalam Al-Qur’an surat An-Najm, ayat 38

ωr

&

â

Ì

s

?

×οu

Î

—#

u

ø

Íρ

3“t

÷

z

é

&

∩⊂∇∪

Artinya : “yaitu bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain”

Ayat di atas menjelaskan bahwa tidak ada yang membebani dosa seseorang atas kesalahan orang lain, kecuali apa yang dilakukannya jadi perbuatan sendirilah yang menentukan selamat tidaknya seseorang, karena harus mematuhi hukum-hukum dan aturan-aturan agama agar ia dapat selamat bahwa dosa itu bukan dosa keturunan.13

Menurut pandangan Islam, perbuatan dosa itu hubungannya antara pelaku dengan Allah sebab hanya Allah lah yang akan menghitung dosa-dosa yang dilakukan umat manusia. Setiap manusia yang telah melaksanakan dosa kemudian menyesali perbuatannya, maka ia akan dapat secara langsung memohon ampun pada Allah melalui sholat taubat tidak akan mengulangi perbuatannya lagi.14

Pahala seorang tidak boleh diwariskan atau diserahkan kepada orang lain begitu pula dosanya seseorang tidak boleh diwariskan kepada orang lain setiap orang menanggung pahala dan dosa atas perbuatannya sendiri. Setiap orang bertanggungjawab oleh amaliyah sendiri-sendiri, jadi setiap orang menanggung dosa pahala atas perbuatannya masing-masing bukan warisan dari orang lain”15

Di dalam agama Islam gagasan yang terkuat ialah bahwa jiwa manusia ketika ia lahir dalam keadaan bersih, seperti kertas yang belum terisi. Jika ada

13Yayasan Penyelenggara Penerjemah dan Departemen Agama RI,

Al Qur’an dan Terjemahannya, CD Toha Putra, Semarang, 1992, hlm. 874

14 Afif Abdullah Fattah Thabbarah,

Dosa dalam Pandangan Agama Islam, Penerbit

Risalah, Bamdung, 1986. Hlm. 22

15 Baharudin Madhary,

Dialog Masalah Ketuhanan Yesus, Pustaka DAI, Surabaya, 1994,

(18)

kecenderungan-kecenderungan untuk membuat dosa hal ini disebabkan karena nafsu yang jahat, yang menjadikan takabur, dan sombong. Intinya dosa tidak memiliki wujud melainkan akibat dari perbuatan jahat kepada Allah, dan jahat kepada manusia, kelak dalam kubur akan diperlihatkan bagaimana bentuk dosa dan pahalanya.16

¨βÎ

)

©

!

$

#

=

Ï

t

ä†

t⎦⎫Î

/

≡§θ−

G

9$

#

=

Ï

t

ä†uρ

š⎥⎪Ì

Îdγs

Ü

t

F

ßϑø9$

#

∩⊄⊄⊄∪

Artinya : “sesungguhnya Allah suka kepada orang yang bertaubat dan suka kepada orang yang membersihkan badannya”(Q.S Al-Baqarah ayat : 222)

Taubat adalah membasuh hati, dan mandi atau berwudhu, dengan membersihkan badan, di sini nampak kembali kegunaan sembahyang lima waktu, cobalah hitung berapa kali di dalam sembahyang kita bertaubat dan memohon ampun, yang kita ucapkan ketika duduk di antara dua sujud, “Ya Allah! Ampunilah dosaku, beri rahmatlah aku, tarik aku, angkat aku, beri aku rezeki, berilah aku petunjuk, sehatkan daku dan beri maaf aku.”. Rasulullah SAW, sendiri menganjurkan kita selalu memohon taubat kepada Allah, dengan senantiasa taubat dan istiqhfar kepada Allah, artinya kita selalu mendekatkan diri, tak mau lepas dari penjagaan Allah.17

Sepengetahuan penulis belum ada yang meneliti Konsep Dosa Menurut Pandangan Agama Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif) di kalangan Fakultas Ushuluddin IAIN (Institut Agama Islam Negeri) Walisongo Semarang, baik secara risalah atau skripsi. Karena itu tujuan penulis meneliti dosa untuk mengetahui bagaimana pandangan Kristen Katolik dan Islam tentang adanya dosa, sehingga penulis tertarik untuk membahasnya menjadi sebuah skripsi.

16 Hadiwijono, Harun,

op.cit., hlm. 227 17 Hamka,

(19)

B.

Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis dapat merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pengertian dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam? 2. Bagaimana persamaan dan perbedaan dosa menurut pandangan Kristen

Katolik dan Islam?

3. Apakah dampak dosa dalam kehidupan manusia?

C.

Tujuan dan Manfaat Penulisan

1. Tujuan Penulisan

Tujuan yang ingin dicapai dari penulis adalah:

a. Untuk mengetahui pengertian konsep dosa menurut pandangan Agama Kristen Katolik dan Islam

b. Untuk mengetahui dampak dosa dalam kehidupan umat manusia

c. Untuk mengetahui persamaan dan perbedaan konsep dosa menurut agama Kristen Katolik dan Islam

2. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diambil dari penulisan ini adalah:

a. Untuk menambah pengetahuan dan pengembangan keilmuan Ushuluddin jurusan Perbandingan Agama

b. Untuk memperoleh kepuasan intelektual

D.

Kajian Pustaka

Untuk mengetahui tentang dosa dalam Agama Kristen Katolik dan Islam, maka penulis memaparkan buku dan karya yang berkaitan dengan

(20)

pokok permasalahan. Adapun kajian pustaka yang digunakan penulis diantaranya:

Harun Hadiwijono, dalam bukunya yang berjudul Imam Kristen, buku ini menjelaskan tentang pengertian dosa menurut Kristen Katolik, yang ada dalam Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Bagaimana dalam AlKitab ini menceritakan manusia jatuh ke dalam dosa yaitu dengan perantara penggodaan Iblis dan mendapat hukuman dari Allah karena perbuatannya yang telah melanggar larangannya.

M. Hashem, dalam bukunya yang berjudul Misteri Darah dan Penebusan Dosa, buku ini berisi tenang pandangan-pandangan dosa yang berkembang dari keempat agama yaitu, Islam, Yahudi, Purba, dan Kristen. Sesajian darah dan pengorbanan manusia, dewa-dewa pemikul manusia, Yesus yang menebus dosa manusia, konsep tentang dosa asal atau dosa waris.

Dr. F.L. Barkker, dalam bukunya yang berjudul Sejarah Kerajaan Allah, buku ini menjelaskan bagaimana asal mula dosa yang dilakukan oleh Adam dan Hawa pada saat di taman firdaus sampai akhirnya diturunkan ke dunia karena memakan buah pengetahuan dan hukuman yang diberikan kepada Adam, Hawa dan iblis sebagai penggoda setelah melakukan dosa sehingga mereka diusir dari taman meninggalkan berbagai kenikmatan.

Dr. Afifi Abdullah Fatah Tabbarah, dalam bukunya yang berjudul Dosa Menurut Pandangan Islam, buku ini menjelaskan apa itu dosa dan dalam pandangan Agama Islam bahwa dosa yang dilakukan manusia, Allah akan menghitungnya karena dalam Islam dosa itu di bagi menjadi 2(dua) bagian yaitu: 1) dosa besar, 2) dosa kecil.

KH. Bahaudin Mudhory, dalam bukunya yang berjudul Dialog Masalah Ketuhanan Yesus, buku ini menjelaskan bahwa dosa menurut pandangan Agama Islam adalah dosa yang dilakukan oleh manusia dan itu bukanlah dosa waris atau dosa yang dioper kepada orang lain tapi dialah sendiri yang akan menanggung dosa itu karena perbuatannya sendiri.

(21)

Sedangkan dalam Katolik mempercayai dan meyakini bahwa dosa itu adalah keturunan yang diturunkan oleh manusia pertama yaitu, Adam dan Hawa

Berdasarkan kajian pembahasan di atas maka penulis akan meneliti tentang konsep dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif).

E.

Metodologi Penulisan

Metode penulisan adalah salah satu cara atau upaya ilmiah yang menyangkut cara kerja untuk dapat memahami dan mengolah data yang menjadi sasaran dari suatu ilmu yang sedang diteliti :

1. Jenis Penelitian

Penelitian ini termaksud jenis penelitian pustaka (library Research) yaitu usaha untuk memperoleh data berdasarkan perpustakaan.18 Bahan ini meliputi buku-buku yang berkaitan dengan permasalahan penulis yaitu dosa menurut pandangan Kristen Katolik dan Islam (studi komparatif),19 2. Sumber Data

Mengingat bahwa penelitian ini adalah penelitian perpustakaan yang bersumber dari buku-buku atau bacaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dikaji. Maka untuk mempermudah kajian ini digunakan sumber data primer dan sekunder.

a. Sumber data Primer

Sumber data primer adalah sumber data yang diperoleh langsung dari Kitab Suci Kristen Katolik dan Islam, yaitu Injil dan Al-Qur’an. b. Sumber data Sekunder

18 Sutrisno Hadi,

Metodologi Research, Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM,

Yogyakarta, 1996, hlm. 9

19 Nasution,

(22)

Sumber data sekunder adalah sumber yang dapat dijelaskan sebagai sumber memberikan informasi atau data tambahan yang dapat memperkuat data pokok.20 Sumber data sekunder diperoleh melalui majalah, buku-buku hasil survei, hasil-hasil studi yang mempunyai kaitan dengan penelitian ini.

3. Metode Analisis Data

Analisis yang berhubungan dalam skripsi ini adalah menggunakan metode Analisis Deskriptif, Content Analysis, dan Komparatif. Metode analisis deskriptif adalah merupakan metode yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai status suatu gejala yang ada dan tidak memerlukan administrasi.21

Content analisis suatu metode analisis data secara sistematis dan obyektif tentang isi dari sebuah peran suatu komunikasi yang ada dalam Kitab Injil dan Al-Qur'an, metode ini digunakan untuk mengetahui pandangan tentang dosa dalam Agama Kristen Katolik dan Islam. Metode komparatif yaitu suatu metode penelitian yang dapat digunakan untuk membentuk persamaan dan perbedaan tentang benda, tentang orang, kelompok, terhadap ide, suatu prosedur kerja. Metode ini digunakan untuk mengetahui persamaan dan perbedaan dosa dalam Agama Kristen Katolik dan Islam.

F.

Sistematika Penulisan

Pembahasan skripsi ini secara umum mempunyai susunan meliputi : bagian muka, bagian teks (isi) dan bagian akhir masing-masing bagian tersebut masih di bagi ke dalam beberapa sub bagian.

Bagian muka dari skripsi ini terdiri dari halaman-halaman sebagai berikut : halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman

20 Sumadi Suryabrata,

Metodologi Penelitian, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1998,

hlm. 85

21 Sutrisno Hadi,

(23)

pengesahan, halaman motto dan persembahan, halaman abstraksi, halaman kata pengantar, dan halaman daftar isi.

Bagian teks (isi), memuat isi dari skripsi ini yang tertuang dalam lima bab, maka penulis menggunakan sistematika penulisan sebagai berikut :

Bab pertama, sebagai pendahuluan yang memuat latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian sebagai langkah untuk menyusun skripsi secara benar dan terarah. Kajian pustaka dan diakhiri dengan sistematika penulisan untuk memudahkan penulis dalam memahami skripsi ini.

Bab dua, mengenai pengertian dosa, ayat-ayat tentang dosa dalam Al Kitab, timbulnya dosa waris, dan penebusan dosa dalam Agama Kristen Katolik.

Bab tiga, mengenai pengertian dosa, ayat-ayat tentang dosa dalam Al- Qur’an, konsep fitrah manusia, dan konsep taubat.

Bab empat, ini merupakan analisis dari beberapa bab di atas inti dari analisis ini meliputi persamaan dan perbedaan menurut konsep Kristen Katolik dan Islam, dan dampak dosa dalam kehidupan manusia.

Bab kelima, merupakan bab yang berisikan kesimpulan untuk memberikan gambaran secara global tentang isi skripsi agar mudah dipahami, yakni berupa saran-saran yang memberikan dorongan bagi penulis untuk memperbanyak keilmuan agar wawasannya lebih luas dari pembahasan skripsi ini, kemudian diakhiri dengan penutup sebagai akhir pembahasan skripsi ini.

Bagian bab ini sebagai pelengkap berisi daftar pustaka, lampiran-lampiran, daftar riwayat hidup dan sebagainya.

(24)

BAB II

DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA KRISTEN KATOLIK A. Pengertian Dosa

Kata dosa dapat menyesatkan, kata dosa menunjuk kepada tindakan perbuatan manusia yang dikualifikasikan jelek.22 Masalah dosa mempunyai peranan penting dalam Kristen Katolik. Dosa dalam Perjanjian Lama dibicarakan bermacam-macam dosa, yaitu :

1. Kehilangan (Kejadian 20:20)

Jikalau dosa disebut dengan istilah yang demikian itu, maka yang dimaksud ialah, bahwa manusia kehilangan tujuan atau tidak mencapai tujuannya. Sebab ia tidak memperhatikan peraturan yang diadakan oleh Allah, jadi dengan istilah tadi yang ditekankan ialah hasil tindakan manusia dengan dosanya itu, bukan motip-motip atau dorongan-dorongan yang mendorong perbuatan.

2. Keliru, menyimpang dari jalan

Di sini yang dipentingkan ialah unsur sengaja, manusia digambarkan sebagai orang yang karena hati jahat melanggar hukum Allah. Istilah yang paling hebat yang menunjukkan sifat dosa, yaitu memberontak terhadap kekuasaan yang sah, dan pemberontakan terhadap hukum-hukum Tuhan Allah.

Dalam Perjanjian Baru dosa, disebut : pelanggaran hukum Allah (Yohanes 3:4) atau menurut aslinya “Anomia”, yaitu perbuatan yang tanpa kasih (Yohanes 4:8) atau kejahatan-kejahatan (Yohanes 5:17) ungkapan-ungkapan lain ialah : ketidaktaatan, ketidaksetiaan, dan ketidakpercayaan. Menurut Alkitab dosa adalah suatu pemberontakan, maka akibatnya luas sekali. Dosa menurut Alkitab, memiliki sifat yang umum, yang meliputi

22Groenen OFM ,

Sateriologi Al Kitab : Keselamatan yang Diberikan Al Kitab, Penerbit

Kanisius, Yogyakarta, 1989, hlm. 88

(25)

seluruh keturunan Adam dan Hawa, dengan cara yang bermacam-macam hal itu diajurkan oleh Alkitab.23

Kata lain dari dosa adalah “avon”, yang artinya, kejahatan, kesalahan atau hukuman, berakar pada suatu inti yang artinya menyesal, kata “resta”, biasanya diterjemahkan sebagai pelanggaran, digunakan dalam batasan pemberontakan. Kata “haya” merupakan kata kunci dan kata yang sering dipakai untuk istilah dosa artinya, menghilangkan (jalan), makna dosa seolah menghilangkan jalan yang benar yang sesuai dengan istilah bagi penyesalan.24 a. Pengertian Dosa Manusia Menurut Yesus

1. Dosa meliputi semua manusia

Tidak seorang pun yang luput dari dosa, apa yang berlaku untuk satu orang berlaku untuk semua. Yesus menilai manusia secara realitas, manusia itu sangat berharga dalam pandangan Allah dan dia juga menerima kenyataan bahwa semua orang telah gagal dalam mencapai rencana Allah bagi kehidupan mereka karena berdosa.

2. Dosa itu bersifat batiniah

Walaupun ajaran Yesus tentang dosa sering berpusat pada tindakan-tindakan lahiriah, apa yang keluar dari diri manusia itulah yang menjelaskannya, sifat batiniah ini juga ditonjolkan dalam beberapa bagian Perjanjian Baru yang lain. Khususnya surat-surat Paulus, namun sumbernya berasal dari ajaran Yesus.

3. Dosa berarti perbudakan

Dengan latar belakang kuasa-kuasa kegelapan, terlihat bahwa manusia dalam keadaan berdosa itu ada dalam genggaman Iblis. Hal ini secara tidak langsung mendasari pengertian pekerjaan Kristus

23 Hadiwijono, Harun,

Imam Kristen, PT BPK Gunung Mulia, Jakarta 1995, hlm. 235 24 Erich Fromm,

(26)

sebagai penebus, pembebasan dilakukan bagi mereka yang terbelunggu, sebagaimana dijelaskan lebih lanjut oleh Paulus.

4. Dosa berarti pemberontakan

Dalam perumpamaan tentang anak yang hilang (Lukas 15:11-32), titik balik yang menentukan ialah saat anak bungsu itu menjadi sadar bahwa ia telah berbuat dosa terhadap Allah dan terhadap ayahnya. Dosanya bukan terletak pada pemborosan harta milik keluarganya melainkan dosanya terletak pada penolakannya untuk bertindak sebagai seorang anak yang harus berlaku semestinya, hal ini sebenarnya berarti pemberontakan terhadap ayahnya.

5. Dosa sepatutnya mendapatkan hukuman

Manusia berada di bawah penghakiman Allah, setiap manusia akan mempertanggungjawabkan perbuatannya dihadapan Allah, bahkan setiap kata yang diucapkannya (Matius 12:36), hukuman itu tak terelakan, tetapi beratnya hukuman diberikan sesuai dengan beratnya kejahatan yang dilakukan.25

b. Pengertian Dosa Menurut Paulus

Paulus mengunakan beraneka ragam istilah untuk menjelaskan dosa, bentuk tunggal dari homortia hampir selalu menggambarkan keadaan berdosa dan bukan berarti suatu tindakan membuat dosa karena itu Paulus dapat berbicara tentang : kuasa dosa (Roma 3:9), pengenalan dosa (Roma 3:20), bertambahnya dosa (Roma 6:23), hamba dosa (Roma 6:16). Dosa merupakan penyimpangan dari jalan Allah sehingga dosa dapat menjadi buruk. Pelanggaran atau kemurkaan merupakan kebiasaan manusia yang

25Gutthrie, Donald,

Teologi Perjanjian Baru 1 : Allah, Manusia, Kristus, PT BPK

(27)

berdosa dan ia dapat dibebaskan dari kebiasaan ini hanya melalui tindakan Kristus dalam penebusan dosa.26

c. Pengertian Dosa Menurut Yohanes

Dosa memainkan peranan penting dalam ajaran Kristen Katolik, kata umum untuk dosa hampir selalu dipakai dalam bentuk tunggal dan biasanya berarti keadaan berdosa dan bukan dosa pribadi.

1. Dosa sebagai keadaan manusia yang terasing dari Allah

Pertentangan antara terang dan kegelapan yang telah dicatat diatas sejalan dengan pertentangan-pertentangan lain, seperti kebenaran dan kesalahan, dunia dan Allah, kehidupan dan kematian. Dosa adalah hal melawan Allah, suatu penolakan terhadap segala sesuatu yang terbaik bagi manusia.

2. Dosa sebagai ketidakpercayaan

Dalam Yohanes 5:24, yang menghubungkan ketidakpercayaan pada Yesus dengan penghukuman, hukuman dengan tegas dinyatakan terhadap orang-orang yang mempunyai sikap tidak percaya pada Anak Allah, penyebab ketidakpercayaan serta kegelapan ialah perbuatan-perbuatan manusia yang jahat (Yohanes 3:19), karena perbuatan-perbuatan itu mencerminkan sifat yang sebenarnya dari orang yang melakukannya, ketidakpercayaan juga berhubungan dengan ketidaktaatan.27

3. Dosa sebagai ketidaktahuan

Dosa menurut Injil Yohanes berarti ketidaktahuan. Ada beberapa keterangan yang dapat mendukung pandangan ini, jika kegelapan itu dimengerti, sebagai tidak ada terang, maka Yesus yang datang sebagai penerang, yang menghilangkan kegelapan, memenuhi kebutuhan

26

Ibid., hlm. 220

(28)

manusia yang paling dalam. Jika demikian keadaanya, maka manusia hampir tidak dapat disalahkan karena tidak adanya terang itu.28

d. Pengertian Dosa Menurut Thomas Aguinas

Dosa adalah suatu kenyataan di dalam diri manusia, juga hubungannya antara dosa dan hukuman tidak dicari dalam suatu kekuatan di luar manusia melainkan di dalam manusia itu sendiri. Manusia yakin ia dapat mencukupi diri dan menutup diri, dengan berbuat demikian ia menjadi hamba dosa, bagi Thomas manusia pertama dapat menyebabkan keturunannya dilahirkan dalam keadaan dosa asal, di mana rohnya tidak tunduk kepada Allah, melainkan jauh dari Allah .29

e. Pengertian Dosa Menurut Agustinus

Dosa dalam pandangan Agustinus adalah sebagai berikut :

1. Adam diciptakan dalam keadaan fana (materialis) dan harus meninggal entah ia berdosa atau tidak.

2. Dosa Adam hanya merugikan Adam sendiri bukan umat manusia seluruhnya.

3. Hukum membawa manusia ke dalam kerajaan Allah.

4. Sebelum Kristus datang ke dunia sudah ada manusia tanpa dosa

5. Anak yang baru lahir berada dalam keadaan yang sama seperti Adam sebelum ia berdosa

6. Seluruh umat manusia tidak meninggal oleh karena kematian dan dosa Adam, sama seperti seluruh umat manusia tidak bangkit oleh karena kebangkitan Kristus.

28 Ibid,. hlm. 210

29 Kirchberger SCD,

Pandangan Kristen Tentang Dunia Manusia, PT Nusa Indah, NTT,

(29)

Pemikiran dasar dari Agustinus ini merupakan tanda beberapa penjelasan ekstrem, menjadi ajaran yang lama-kelamaan diterima secara umum, di dalam gereja melalui kanon-kanon dari sinode kedua di Orange pada tahun 529 M di dalam kanon-kanon itu diajarkan :

1. Karena dosa Adam manusia seluruhnya diubah menjadi lebih buruk artinya tidak hanya badan, melainkan jiwa dipengaruhi dosa, sehingga tidak ada lagi kebebasan jiwa.

2. Bukan hanya Adam sendiri melainkan keturunannya dirusakkan di dalam dosa, maka seakan-akan dilahirkan di dalam dosa Adam, sehingga tidak hanya kematian badaniah sebagai akibat dosa, melainkan juga dosa itu sendiri yaitu “kematian jiwa” diturunkan di atas mereka.

3. Kehendak bebas manusia dilemahkan oleh dosa, sehingga ia tidak sanggup lagi untuk mencintai Allah atau membuat sesuatu yang baik tanpa dibantu rahmat Allah lebih dulu.30

Dosa adalah sesuatu perbuatan yang menyebabkan terputusnya hubungan manusia dengan Allah. Seseorang dikatakan berdosa apabila perbuatannya melawan cinta Allah itu dilakukan dengan bebas (tidak dalam keadaan dipaksa), sadar (tidak dalam keadaan dibius), tahu (mengerti bahwa perbuatan itu jahat).

Hal ini mengakibatkan kecendrungan yang salah, menggelapkan hati nurani dan menghambat keputusan konkret mengenai yang baik dan yang buruk, dosa cendrung terulang lagi, namun ia tidak dapat menghancurkan seluruh perasaan moral. Menurut Santo Yohanes dan Santo Gregorius, mereka menamakan dosa pokok, dosa-dosa pokok itu adalah :

30 Ibid., hlm. 137

(30)

1. Kesombongan 2. Ketamaan 3. Kedengkian 4. Kemurkaan 5. Pencabulan 6. Kerusakan

Dengan demikian dosa membuat manusia menjadi teman dalam kejahatan dan membiarkan keserakahan, kekerasan, dan ketidakadilan merajalela diantara mereka, di tengah masyarakat, dosa terletak di dalam hati manusia, dosa ini merusak kebajikan Ilahi di dalam kita, kasih sayang Allah, dan tanpa kasih tidak ada kebahagiaan abadi.31 Dalam Perjanjian Lama mengatakan bahwa semua manusia itu berdosa, tidak ada seorang pun yang kecuali, dan tidak ada manusia yang tidak berdosa.32

Dosa menurut konsep Katolik adalah melanggar sepuluh perintah Allah, namun di luar itu masih ada dosa lagi yang sudah menempel pada manusia sejak lahir ke dunia. Dosa istimewa itu, adalah dosa asal yang merupakan dosa waris dari Adam dan Hawa. Begitu lahir ke dunia sudah memikul beban dosa dipundaknya.33 Sejak itu semua anak keturunan Adam dan Hawa lahir sebagai pendosa-pendosa turunan.34

31 http:// www.imam katholik. Or.id dosa.Html 32 Groenen OFM.

op,cit,. hlm. 109

33 F. Rahardi,

Menggugat Tuhan, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2000, hlm. 46 34 Mirza Tahir Ahmad

, Ajaran Kristen: Perjalanan dari Kenyataan ke Khayalan, Jemaat

(31)

B. Ayat-ayat Tentang Dosa

¾ Perjanjian Lama

1. Peraturan tentang dosa keji, Kejadian 22:18-20

Seseorang ahli sihir perempuan janganlah engkau biarkan hidup. Siapa pun yang tidur dengan seekor binatang pastilah ia akan di hukum mati. Siapa yang mempersembahkan korban kepada Allah kecuali kepada Tuhan sendiri, haruslah ia ditupas.35

2. Korban Penghapus Dosa, Imamat 4:1-3

Tuhan berfirman kepada Musa. “Katakanlah kepada orang Israel : apabila seseorang tidak dengan sengaja berbuat dosa dalam segala hal yang dilarang Tuhan dan ia memang melakukan salah satu dari padanya. Maka jikalau yang berbuat dosa itu imam yang diurapi, sehingga bangsanya turut bersalah, haruslah ia mempersembahkan kepada Tuhan, karena dosa yang telah diperbuatnya itu, seekor lembu jantan muda yang tak tercelah sebagai korban penghapus dosa.36

3. Dosa yang tak disengaja, Bilangan 15:27-28

Apabila satu orang saja berbuat dosa dengan tidak sengaja, maka haruslah ia mempersembahkan kambing betina berumur setahun sebagai penghapus dosa. Dan iman haruslah mengadakan perdamaian di hadapan Tuhan bagi orang yang tidak sengaja berbuat dosa itu, sehingga orang itu beroleh pengampunan karena telah diadakan perdamaian baginya.37

4. Dosa Musa dan Harun, Bilangan 20:10-13

35

Kitab Suci Perjanjian Lama 1, Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1997, hlm. 93 36

Ibid., hlm. 120 37

(32)

Ketika Musa dan Harun telah mengumpulkan jamaah itu di depan bukit batu, berkatalah ia kepada mereka: “dengarkanlah kepadaku, hai orang-orang durhaka, apakah kami harus mengeluarkan air bagimu dari bukit ini. Sesudah itu Musa mengangkat tengannya lalu memukul bukit batu itu dengan tongkatnya dua kali, maka keluarlah air sehingga umat itu dan ternak mereka dapat minum. Tetapi Tuhan berfirman kepada Musa dan Harun “karena kamu tidak percaya kepadaku dan tidak menghormati kekudusanku didepan mata orang Israel, itulah sebabnya kamu tidak akan membawa jamaah ini masuk ke negeri yang akan kuberikan kepada mereka”. Itulah mata air meriba, tempat orang Israel bertengkar dengan Tuhan dan ia menunjukkan kekudusannya diantara mereka. 38

5. Kejahatan manusia, Kejadian 6:5-6

Ketika dilihat Tuhan, bahwa kejahatan manusia besar di bumi akan membawa segala kecendrungan hatinya selalu membuahkan kejahatan semata-mata. Maka penyerahan Tuhan bahwa ia telah menjadikan manusia di bumi dan hal itu memilukan hatinya.39

¾ Perjanjian Baru

1. Yesus diurapi oleh dosa perempuan, Lukas 7:37-39

Di kota itu ada seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang perempuan yang terkenal sebagai seorang berdosa, ketika perempuan itu mendengar Yesus datang, sedang makan dirumah orang farisi, datang lah ia membawa sebuah buli-buli pualam berisi minyak wangi. Sambil menangis ia berdiri dibelakang Yesus dekat kakinya lalu membasahi kakinya itu dengan air matanya dan menyekannya dengan rambutnya, kemudian ia mencium kakinya dan meminyak kan dengan minyak wangi. Ketika orang farisi yang mengundang Yesus melihat

38

Ibid., hlm. 175-176 39

(33)

itu ia berkata : jika ia ini Nabi, tentu ia tau siapakah dan orang apakah perempuan yang menjamahnya ini: tentu ia tahu, bahwa perempuan itu adalah seorang berdosa.40

2. Dosa dan penderitaan, Lukas 13:1-5

Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar orang-orang Galilea yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. Yesus menjawab mereka: ”Sangkamu orang-orang Galilea itu lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain karena mereka mengalami nasib itu?. Tidak! Kataku kepadamu, tetapi jikalau tidak bertaubat, kami semua akan binasa atas cara demikian. Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat salam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem!. Tidak! Kataku kepadamu, tetapi jikalau kamu tidak bertaubat kamu semua akan demikian binasa secara demikian.41

3. Semua manusia adalah orang berdosa, Roma 3:9-20

Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak, sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Israel, bahwa semua ada di bawah kuasa dosa. Seperti ada tertulis :. Tidak ada seorang pun yang berakal budi, tidak ada seorang pun yang mencari Allah. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik seorang pun tidak. Kerongkongan mereka seperti kubur yang ternganga, lidah mereka merayu-rayu, bibir mereka mengandung dosa. Mulut mereka penuh dengan sumpah serapah. Kaki mereka cepat untuk menumpahkan darah. Keruntuhan dan kebinasaan mereka tinggalkan di jalan mereka. Dan jalan damai tidak mereka kenal. Rasa

40

Al Kitab, Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1984, hlm. 85 41

(34)

takut kepada Allah tidak ada pada orang itu. Tetapi kita tau, bahwa segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditunjukkan kepada mereka yang hidup di bawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut dan seluruh dunia jatuh ke bawah hukuman Allah. Sebab tidak seorang pun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukuman Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.42

4. Dosa dalam jamaat, Kanisius 5:1-3

Memang orang mendengar, bahwa ada pencabulan diantara kamu dan pencabulan yang demikian rupa, seperti yang tidak terdapat sekali pun di antara bangsa-bangsa yang tidak mengenal Allah, yaitu bahwa ada orang yang hidup dengan istri ayahnya. Sekalipun demikian kamu sombong, tidaklah lebih patut kamu berduka cita dan menjauhkan orang yang melakukan hal itu dari tengah-tengah kamu. Sebab aku, sekalipun secara badani tidak hadir tetapi secara rohani hadir, aku sama seperti aku hadir telah menjauhkan hukuman atas dia, yang telah melakukan yang semacam itu.43

5. Adam dan Kristus, Roma 5;12-21

Sebab itu semua seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang dan oleh dosa itu juga maut demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. Sebab sebelum hukum Taurat ada, telah ada dosa di dunia, tetapi dosa itu tidak diperhitungkan kalau tidak ada hukum taurat. Sungguh pun demikian maut telah berkuasa dari zaman Musa juga atas mereka, yang tidak berbuat dosa dengan cara yang sama seperti yang telah dibuat oleh Adam. Yang adalah gambaran dia yang akan datang. Tetapi karunia Allah tidaklah sama dengan pelanggaran satu orang

42

Ibid., hlm. 194-195 43

(35)

semua orang telah jauh di dalam kuasa maut, jauh lebih besar lagi kasih karunia Allah dan karunia-Nya yang dilimpahkan atas semua orang karena satu orang, yaitu Yesus Kristus. Dan kasih karunia tidak berimbangan dengan dosa satu orang, sebab penghakiman atas satu pelanggaran itu telah mengakibatkan penghukuman, tetapi penganugerahan karunia atas banyak pelanggaran itu mengakibatkan pembenaran. Sebab jika oleh dosa satu orang itu, maka lebih benar mereka, yang telah menerima kelimpahan kasih karunia dan anugerah kebenaran, akan hidup dan berkuasa oleh karena satu orang itu, yaitu Yesus Kristus. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pada oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup. Jadi sama seperti oleh ketidaktaatan satu orang semua orang menjadi orang berdosa, demikian pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar. Tetapi hukuman taurat ditambahkan supaya pelanggaran menjadi semakin banyak ; di sana dosa bertambah banyak, di sana kasih karunia menjadi berlimpah-limpah. Supaya sama seperti dosa berkuasa dalam alam maut, demikian kasih karunia akan berkuasa oleh kebenaran untuk hidup yang kekal oleh Yesusu Kristus Tuhan kita. 6. Mati dan Bangkit dengan Kristus, Roma 6;10-14

Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali untuk selama-lamanya dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya : bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Yesus Kristus. Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi didalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya. Dan janganlah kamu menyerahkan anggota-anggota tubuhmu kepada dosa untuk dipakai sebagai senjata kelaliman, tetapi serahkan dirimu kepada Allah, sebagai orang-orang yang dahulu mati, tetapi yang sekarang hidup dan serahkanah anggota-anggora tubuhmu untuk Allah

(36)

agar menjadi senjata-senjata kebenaran. Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada dibawah hukum taurat, tetapi di bawah kasih karunia.44

¾ Surat Paulus

1. Kejahatan orang kafir, 1:18,20,21, dan 32

Murka Allah dinyatakan dari surga atas segala kefasikan dan kelaliman manusia, yang menindas kebenaran dengan kelaliman. Dosa manusia sebetulnya hanya ada satu: “Sekalipun mereka tau tentang Allah, mereka tidak memuliakan dia sebagai Allah atau mengucap syukur kepada-Nya. Manusia tidak mengormati Allah dan untuk itu tidak ada alasan mereka dapat berdalih”. Dan itu diurutkan secara detail, tetapi segala kejahatan yang disebut bukanlah kejahatan yang baru, semua dosa itu yang amat merendahkan manusia adalah tanda mereka murka kepada Allah, hukuman dari Allah, karena tidak mau mengakui Allah. Manusia menjadi jahat sedemikian rupa, bahwa tidak ada jalan keluar lagi dan yang jahat bukan hanya orang yang melakukannya sendiri, tetapi juga mereka yang setuju dengan kejahatan itu.

2. Kejahatan orang Yahudi

Yang berdosa tanpa hukum Taurat akan binasa dan yang berdosa dibawah hukum taurat akan dihukumi oleh hukum taurat. Seandainya tidak ada dosa, maka juga tidak ada kebenaran Allah yang bertolak dari imam dan memimpin kepada imam. Orang yang berbuat jahat selayaknya mendapat hukuman,” Aku tidak akan melaksanakan murkaku yang bernyala-nyala itu sebab aku ini Tuhan bukan manusia”

44

(37)

tetapi itu tidak berarti bahwa manusia bisa selayaknya juga kalau tidak dihukum karena dosa tetap dosa.45

3. Ayat 21 : “Sekalipun mereka mengerti tentang Allah, mereka tidak memuliakan dia sebagai Allah” maka dalam ayat 21 ia juga dapat meneruskan pikiran mereka menjadi sia-sia dan hati mereka yang bodah menjadi gelap46.

C. Timbulnya Dosa Waris

1. Asal usul dosa

Manusia mendapat tugas menjaga Taman Eden (Kejadian 2:15), tetapi tugas tersebut tidak dijalankannya, karena musuh tidak diusirnya, malahan menyerahkan dirinya kepada kekuasaan musuh itu. Iblis datang kepada manusia untuk menggoda, sebagai alat untuk menggoda manusia dipakainya binatang ular yang menyampaikan perkataannya. Ular adalah binatang yang paling cerdik dari segala binatang yang dijadikan Allah, ular itu mula-mula pergi kepada perempuan itu, lalu berkata : Tentunya Allah berfirman, “Segala pohon dalam taman ini janganlah kamu makan buahnya, bukan?” Ular itu tidak pergi kepada laki-laki tetapi kepada perempuan ini disengaja oleh Iblis.47

Lalu sahut perempuan itu kepada ular : ”Buah pohon-pohonan dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada ditengah-tengah, Allah berfirman :”Jangan kamu makan atau raba buah itu, nanti kamu mati”. Tetapi ular itu berkata kepada perempuan itu : “Sekali-lali kamu tidah akan mati, tetapi Allah mengetahui, bahwa pada waktu kamu memakannya matamu akan terbuka dan kamu akan menjadi, seperti Allah tentu tentang yang baik dan yang jahat”. Perempuan itu

45 Tom Jacobs,

Imam dan Agama, Lembaga Biblika Indonesia, Yogyakarta 1992, hlm.

65-68

46C. Groenen OFM,

Paulus Hidup, Karya, dan Teologinya, BPK Gunung Mulia,

Yogyakarta, 1983, hlm. 198

47 F.I Bakker,

Sejarah Kerajaan Allah Perjanjian Lama, BPK Gunung Mulia, Jakarta,

(38)

melihat, bahwa buah pohon itu baik untuk dimakan dan sedap kelihatannya lagi pula pohon itu menarik hati karena memberi pengertian, lalu ia mengambil dari buahnya dan memakannya dan diberikan kepada suaminya yang bersama-sama dengan dia dan suaminya pun memakannya.48

Sehingga Allah menghukum Adam dan Hawa dengan diusirnya dari taman firdaus, bukan hanya Adam dan Hawa tetapi Iblis juga dihukum oleh Allah, adapun hukumannya sebagai berikut :

a. Perempuan

F.I Bakker dalam hal ini mengutip firman Allah dalam kitab Perjanjian Lama, Kejadian, 3:1-3 kepada perempuan yang berbunyi : “bahwa aku akan menambahi segala kesusahanmu pada masa engkau mengandung, maka dengan kesusahan pun engkau akan beranak dan engkau akan tekluk pada lakimu dan iapun akan memerintahkan dikau”.

b. Laki-laki

F.I Bakker dalam hal ini mengutip firman Allah dalam kitab Perjanjian Lama, Kejadian, 3:1-3 kepada laki-laki syang berbunyi “bahwa sebab engkau telah mendengar akan kata istrimu, serta memakan buah pohon, yang telah ku pesan kepadamu jangan engkau makan dia, maka terkutuklah bumi ini Karena engkau akan memakan hasilnya seumur hidupmu”.

c. Ular

F.I Bakker dalam hal ini mengutip firman Allah dalam kitab Perjanjian Lama, Kejadian, 3;1-3 kepada ular yang berbunyi ; “Karena engkau telah berbuat demikian, terkutuklah engkau

48

Kitab Suci Perjanjian Lama 1, Penerbit Lembaga Al Kitab Indonesia, Jakarta, 1998,

(39)

diantara segala ternak dan diantara segala binatang hutan, dengan perutmulah engkau akan menjalar, dan debu tanahlah akan kaumakan seumur hidupmu”.49

Dengan ini manusia menganggap dirinya menjadi Tuhan, ia menetapkan dirinya menjadi Tuhan, Sekarang Allah melarang manusia memakan buah pohon pengetahuan. Seandainya manusia tidak memakan buah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, maka Allah akan memberikan kepadanya buah kehidupan sebagai pahala baginya, ketaatan dan ketetapan hatinya, selaku tanda bahwa ia telah menerima hidup kekal dan tanda bahwa ia telah menerima hidup kekal dan tidak bisa mati. Tetapi manusia memakan buah pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, jadi ia tidak boleh lagi memakan buah kehidupan. Untuk menjaga supaya larangan ini jangan dilanggar, manusia diusir dari firdaus, manusia sekarang ada dalam keadaan yang menyedihkan.50

2. Dosa waris

Dosa waris adalah dosa yang dipikul setiap manusia sebagai warisan atau tanggung jawab atas kesalahan Adam, Bapa manusia semasa di surga, Adam dan Hawa jatuh karena memakan buah pengetahuan yang baik dan yang jahat. Masalah dosa waris adalah masalah yang pokok dalam kepercayaan Kristen Katolik tanpa adanya dosa waris, tentunya tidak akan ada cerita tentang Tuhan Yesus penebusan dosa manusia, tidak akan ada penjelamaan Tuhan berupa manusia untuk menyelamatkan manusia.51 Dosa waris dibedakan menjadi dua bagian yaitu:

a. Kesalahan warisan

Adam dijadikan oleh Allah sebagai kepala manusia, sebagai kepala umat manusia ia menerima perjanjian Tuhan dan sebagai 49 F.I Bakker, op.cit,. hlm. 28 50F.I Bakker. op.cit., hlm. 32-33 51 Abujamin Rahman,

Pembicaraan di Sekitar Bibel dan Qur’an Dalam Segi Isi dan Riwayat Penulisannya, Bulan Bintang, Jakarta, 1984, hlm. 180-181

(40)

kepala manusia ia melanggar perjanjian itu, Adam tidak setia akan perjanjiannya, maka seluruh manusia turut jatuh ke dalam dosa. Kesalahan Adam dijadikan kesalahan manusia, Tuhan menjadikan manusia sebagai satu kesalahan yang organis, yang hidup, yang bertubuh sehingga bersatu di dalam memuliakan Tuhan, tapi sayang sekali kesatuan ini menjadi kesatuan di dalam dosa.

b. Kerusakan warisan

Adam dijadikan sebagai benih yang akan mengeluarkan pohon yang benar, sudah dengan sendirinya keadaan benih menentukan keadaan pohon kelak kalau benuhnya baik, tentu akan menjadi pohon yang baik. Adam berbuat dosa di jatuhi hukuman: hukuman ini berisi kerusakan jiwa dan tubuh orang-orang yang menjadi keturunannya juga dilahirkan dengan kerusakan jiwa dan tubuh. Tidak dapat berbuat yang baik, dan harus kecenderung kepada yang jahat.52

Kitab Kejadian, 2: 16-17 mengatakan, “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan jahat itu janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati”.53

Karena Adam dan Hawa melanggar larangan itu, mereka dapat digoda dan dipengaruhi setan yang berbentuk ular sehingga buah pohon pengetahuan itu di makan mereka. Akibatnya mereka di keluarkan dari taman firdaus, pelanggaran yang dilakukan Adam dan Hawa ini adalah “Dosa asal” atau “Dosa waris”. Manusia yang dibedakan Tuhan dimuka bumi.54

Sejak itu manusia telah berani melakukan pelanggaran terhadap perintah Allah, mempunyai kecendrungan berbuat jahat sebagai akibat keinginan duniawi-Nya yang berlebihan, seperti keinginan terhadap harta

52 Soedarmo

, Ichtisar Dogmatika, BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1992, hlm. 124-125

53Joesoef Sou’yb,

Agama-agama Besar Didunia, PT Al Huana Zikra, Jakarta, hlm. 329 54 Pachruddin, et.al.,

Agama-agamadiDuniaBagianAgamaKatholik, IAIN Sunan

(41)

kekayaan, kenikmatan, kedudukan dan sebagainya, dengan keinginan jahat manusia itu lalu menjadi sombong, kikir, berbuat cabul, iri hati, rakus, marah, dan malas. Ketujuh macam keinginan jahat ini merupakan sumber “Dosa pokok” semua itu akibat Adam mempergunakan akal dan kehendaknya secara bebas.55

Santo Paulus dalam Roma 5:19 menyatakan, : “Jadi sama seperti ketidaktaatan satu orang semua orang telah menjadi orang berdosa demikianlah pula oleh ketaatan satu orang semua orang menjadi orang benar”.56

Tapi Adam dan Hawa melepaskan pelukannya dari pelukan kasih Allah, karena itu setiap manusia yang menerima kehidupan, kelahiran dengan alam kemanusian yang roboh, berdosa dan terampas, turun-turun mereka dibebani dan diberati dengan benih yang membuat mereka senantiasa cendrung kepada yang berdosa.

Roma 5:18 mengatakan, : “Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang memperoleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang memperoleh kebenaran untuk hidup”.57

Karena dengan sengaja Adam dan Hawa tidak mematuhi perintah Tuhan untuk tidak memakan buah terlarang di taman firdaus, maka Adam dan Hawa telah berdosa. Karena dosanya ini secara langsung berkenaan dengan Allah, maka kesalahannya itu tiada taranya pula, sehingga hukuman yang diberikan kepadanya adalah kematian.58

D. Penebusan Dosa

55 H. Hilman, Hadikusuma,

Antropologi Agama Bagian II, Penerbit PT Citra Aditiya

Bakti, Bandung, 1993, hlm. 100-101

56Abujamin Raham,

Agama Wahyu dan Kepercayaan Budaya, Seri Media Da’wah,

1992, hlm. 128

57Yusuf A. Puar,

Panca Agama di Indonesia, Pustaka Antara, Jakarta, 1977, hlm. 73-74 58 Huston Smith,

Agama-agama Manusia, Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2004, hlm.

(42)

Penebusan dianggap sangat penting dalam teologi Perjanjian Baru, walau itu hanya salah satu aspek dari pekerjaan Kristus dalam Perjanjian Baru penebusan dosa dibagi menjadi tiga penjelasan, yaitu :

1. Keadaan yang membutuhkan penebusan, hal ini dipahami menurut dari perhambaan yang pada zaman Perjanjian Baru dikenal secara luas, budak-budak dapat dibebaskan dari belenggu dengan cara pembayaran harga tukar yang setara. Wawasan Perjanjian Baru mengenai perhambaan dalam arti rohani, yaitu di bawah kuasa dosa.

2. Tindakan penebusan, Perjanjian Baru dengan tegas menghubungkan harga penebusan itu kepada kematian Kristus.

3. Percaya kepada orang yang ditebus, kini menjadi milik Allah dan keadaan ini membawa serta kewajiban-kewajiban moral yang baru dalam Perjanjian Baru wawasan “Dibebaskan untuk Allah” semua ini dihubungkan dengan gagasan kembarnya yakni “Dibebaskan dari dosa”59

Dari sejarah dosa ini Allah akan membangkitkan, seorang penyelamat yang akan mengubahnya menjadi sejarah keselamatan, dengan cara yang mirip dalam memunculkan manusia, Allah kini membawa evolusi manusia lewat perencanaan baru Roh Kudus, Allah mempersiapkan penjelamaan Putra-Nya dalam umat manusia yang jatuh. Manusia baru ini akan menjadi penyelamat dunia dengan pertama-tama menjadi penyelamat manusia, rekapitulasi ini akan mengangkat dan menyelamatkan dunia.60

Doktrin penebusan dosa ini sangat penting bagi para penganutnya. Penebusan dosa adalah istilah teologi yang menunjukkan doktrin atau ajaran-ajaran tentang perlunya suatu cara untuk suatu bentuk pemuasan atau pemilihan dosa yang membawa perdamaian antara Tuhan dan manusia. Menurut teori ini hubungan antara Tuhan dan manusia (Adam) adalah baik

59 Donald Guthrie,

Teologi Perjanjian Baru 2 : Misi, Kristen, Roh Kudus, Kehidupan Kristen. PBK Gunung Mulia, Jakarta, 1995, hlm. 103-104

60

(43)

dan menyenangkan sebelum Adam membuat pelanggaran memakan buah larangan di surga itu, yang menyebabkan ia berdosa dan harus mati.61

Pengakuan dosa didahului dengan pemeriksaan batin (kelakuan) serta rasa sesal. Pengampunan diperoleh pada saat imam memberikan absolusi atau pengampunan dosa, setelah itu si pelaku dosa melakukan panitensi, yaitu ditugaskan kepadanya untuk menebus hukuman. Tiap orang Katholik diharuskan mengakui dosa sekurang-kurangnya setahun sekali.62

Perjanjian Lama dan perjanjian Baru dengan jelas mengatakan bahwa semua orang adalah orang berdosa. Kita berdosa terhadap Allah Yang Kudus dan Yang Maha, penebusan harus dilakukan supaya kita dapat memiliki persekutuan dengan Allah. karena dosa telah merusak sampai kepada tindakan kita yang paling baik, maka kita tidak dapat memberikan persembahan korban yang memadai atau memenuhi syarat, sebab persembahan korban kita pun sudah tercemar dan membutukan korban persembahan yang lain untuk menutupi cacatnya.63

Kata kunci di Alkitab yang berkaitan dengan penebusan dosa adalah “untuk kita/ atas nama kita”. Tuhan Yesus tidak mati untuk diri-Nya sendiri, kita. Dia mengambil tempat kita dengan menggenapi peran-Nya sebagai Anak Domba Allah yang menghapuskan dosa dunia.64 Penebusan dosa melalui

penyaliban Yesus bertalian erat dengan doktrin yang mengatakan bahwa Yesus itu ‘manusia sebenar-benar manusia’ dan sekaligus ‘Tuhan yang sebenar-benar Tuhan’ seperti dirumuskan dalam konseli Nikea yang menetapkan Ketuhanan Tritunggal.65

Dalam ajaran Katolik Kuno, kamar pengakuan dosa berupa ruangan kecil dan terbuat dari kayu dengan kisi-kisi di tengah untuk memisahkan 61M. Hashem, op.cit,. hlm. 245-246 62 Yusuf A. Puar, op.cit., hlm. 61 63Sproul,

Kebenaran-kebenaran Dasar Iman Kristen, Literatur Saat, Malang, 2000, hlm.

231

64

Ibid., hlm. 232

65M. Hashem,

(44)

imam dari orang yang mengaku dosa. Namun sejak konseli Vatikan kedua, gereja katholik Roma (1962-1965). Pastor dan orang yang mengaku dosa dianjurkan untuk bercakap-cakap dengan berhadapan muka sekarang disebut dengan sakramen pengakuan dosa.66

Menurut keyakinan katolik, Yesus telah memberikan kekuasaan penuh kepada para rasul dan para pengantinya untuk mengampuni dosa manusia atas namanya. Apabila seseorang melakukan pengakuan dosa di depan imam, maka imam akan mengampuni dosa-dosa tersebut melalui ucapan: “Aku melepaskan dikau dari dosa-dosamu, atas nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus, amin”. Syaratnya adalah dengan mengakui segala dosa berat yang pernah dilakukan dan keadaan-keadaan yang menyebabkan ia terjerumus kedalamnya, ia harus mengakui dengan jujur, dan tidak boleh menyembunyikan dosanya kepada imam, karena imam tidak akan membiarkannya diketahui orang lain, ini disebut dengan rahasia pengakuan.67

Cara melakukan pengakuan dosa adalah sebagaai berikut ;

“Setelah seseorang melaukan introfeksi diri, menyesal dan memperbaruhi niat, ia masuk ke kamar pengakuan, menunggu giliran sekiranya ada banyak orang yang memiliki maksud yang sama. Dalam kamar pengakuan dosa, ia berlutut, dan setelah imam memberkatinya ia kemudian membuat tanda salib, selanjutnya ia akan memulai sakramen dengan membuat pengakuan dosa kepada imam secara jelas dan jujur, lalu ditutup dengan ucapan; “Ya Yesus, belaskasihan” atau ‘Tuhan, kasihanilah aku yang berdosa’

Kemudian imam memberikan absolusi dan apabila Yesus telah mengampuni dosa si calon maka ia harus membuat tanda salib. Kemudian imam berkata; “ Terpujilah Yesus Kristus”, yang nantinya dijawab: “Selama-lamanya, Amin”, dan si calon meninggalkan kamar pengakuan dosa. Setelah itu ia mencari tempat dalam gereja untuk menyatakan rasa syukur dan berdoa kepada Tuhan agar dapat mengabdi kepada-Nya dengan semangat yang baru”.68

Isi surat pengampunan dosa, yaitu :

66 Michael Keene,

Agama-agama dunia, Penerbit Kanisius, Yogyakarta, 2006, hlm. 105

67H. A. Mukti Ali,

op,cit,. hlm. 358

68H. A. Mukti Ali,

(45)

“Hukum kami Yesus Al-Masih memberi rahmat kepadamu hai……(ditulis nama orang akan diampuni) dan menghalalkan bagimu dengan hak-hak penderitaannya yang umum suci dan saya dengan kekuasan Rasul yang diberikan kepadamu menghalalkan bagimu suatu balasan perbuatan, hukuman dan kekuasaan-kekuasaan gereja yang menjadi tanggunganmu.

Juga semua larangan yang berlebih-lebihan dan kesalahan dosa yang kamu perbuat bagaimana pun besarnya dan dari segala penyakit sekalipun yang disumpah oleh Bapa kita Paus yang suci dan kursi ke Rasulan. Dalam kesempatan ini juga saya menghapuskan semua kotoran dosa dan semua tanda celaan yang mungkin melaknat dirimu, saya mengangat balasan-balasan perbuatan yang harus kamu derita dalam kesucian dan saya kembalikan kamu secara baru dalam ikut serta dalam rahasia-rahasia gereja.

Saya gabungkan kamu dalam menyesali orang-orang suci dan saya kembalikan kamu sekali lagi kepada kesucian dan kekasihan yang ada padamu waktu kamu dibaptis maka pada saat mati tertutuplah di hadapanmu pintu yang digunakan orang-orang yang bersalah masuk ke dalam tempat penyiksaan dan hukuman. Dihadapanmu terbukalah pintu surga yang mengembirakan apabila kamu tidak mati bertahun-tahun lamanya, maka nikmat itu akan tetap tidak bertukar hingga datang saat Mu yang penghabisan dengan nama Bapa, Anak dan Roh Kudus”.69

69 Ahmad Syalaby,

Perbandingan dan Agama-agama Kristen, Penerbit PT Al maarif,

(46)

BAB III

DOSA MENURUT PANDANGAN AGAMA ISLAM A. Pengertian Dosa

Hampir seluruh agama-agama di dunia membicarakan masalah dosa. Khususnya Islam di mana dosa merupakan bagian tali erat dalam ikatan persaudaraan Islamiyah. Banyak orang membicarakan pahala dan balasannya, namun di sisi lain lupa akan bahasan dosa. Dosa berasal dari kata “Dzanbun”, jamaknya “Dzunuubun” yang artinya dosa-dosa70. Dosa adalah perbuatan yang mengarah kepada perbuatan yang dibenci Allah dan perbuatan tersebut mengarah kepada dosa serta perbuatan yang bisa membuat kita terjerumus dalam neraka, dosa itu dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Dosa dengan perkataan 2. Dosa dengan perbuatan 3. Dosa dengan hati.71

Ada banyak istilah dosa dalam Al-Qur’an dan yang paling menonjol diantaranya adalah :

1. Al Fahsya (Penbuatan keji, Kejahatan, dan Perzinahan)

Istilah lazim digunakan untuk dosa zina, Al Qur’an melarang dosa ini. Al-Qur’an, surat Al An’am ayat 151 :

Ÿ ωuρ ( #θç/tø)s? | ·Ïm≡uθxø9$# $tΒ t yγsß $yγ÷ΨÏΒ $tΒuρ š ∅sÜt/ ( Ÿ ωuρ ( #θè=çGø)s? š [ø¨Ζ9$# ©ÉL©9$# t Π§ym ª !$#  ωÎ) Èd ,ysø9$$Î/ ∩⊇∈⊇∪

Artinya : “Janganlah kamu membunuh anak-anak kamu karena takut kemiskinan, Kami akan memberi rezki kepadamu dan kepada

70 Yasin Abul, Fatihuddin,

Golongan Dosa-dosa Besar, Penerbit Terbit Terang, Surabaya,

2002, hlm. 11

71 www.

(47)

mereka, dan janganlah kamu mendekati perbuatan-perbuatan yang keji, baik yang nampak di antaranya maupun yang tersembunyi, dan janganlah kamu membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)” (QS. Al-An’an : 151)

2. Al Zulm (Jahat, Jijik, Perlawanan)

( #ρâ‘sŒuρ t Îγ≈sß É ΟøOM}$# ÿ …çµoΨÏÛ$t/uρ 4 ¨ βÎ) š ⎥⎪Ï%©!$# t βθç7Å¡õ3tƒ z ΟøOM}$# t β÷ρt“ôfã‹y™ $yϑÎ/ ( #θçΡ%x. t βθèùÎtIø)tƒ ∩⊇⊄⊃∪ Artinya : “Dan tinggalkanlah dosa yang nampak dan yang tersembunyi.

Sesungguhnya orang yang mengerjakan dosa, kelak akan diberi pembalasan (pada hari kiamat), disebabkan apa yang mereka telah kerjakan” ( QS. Al An’am, ayat 120)

3. Al Khatia (Dosa, Pelanggaran)

⎯tΒuρ ó =Å¡õ3tƒ º πt↔ÿ‹ÏÜyz ÷ ρr& $\ÿùSÎ) ¢ ΟèO Ï Θötƒ ⎯ϵÎ/ $\↔ÿƒÌt/ Ï ‰s)sù Ÿ ≅yϑtGôm$# $YΨ≈tFöκæ5 $VϑøOÎ)uρ $YΨÎ6•Β ∩⊇⊇⊄∪

Artinya : “ Dan Barang siapa yang mengerjakan kesalahan atau dosa, kemudian dituduhkannya kepada orang yang tidak bersalah, Maka Sesungguhnya ia telah berbuat suatu kebohongan dan dosa yang nyata” .( QS. An-Nisa, ayat 112).

Dosa dan kesalahan merupakan masalah penting dalam Islam, karena keduanya menyangkut hubungan baik antara manusia dengan Allah, dan masyarakat dengan lingkungannya, serta dirinya sendiri, ketentraman, kesejahteraan, dan kebahagiaan manusia banyak ditentukan oleh seberapa jauh ia terhindar atau bersih dari dosa. Orang-orang yang berbuat dosa dan kesalahan diancam Allah dengan hukuman yang berat, baik di dunia maupun di akhirat, sebaliknya yang berbuat taat dan kebaikan dijanjikan dan diberikan Allah pahala yang besar, baik di dunia maupun di akhirat. Dalam Al Qur’an dosa dan kesalahan diistilahkan dengan :

1. Al Khathi’at (Perbuatan Menyeleweng) 2. Al Zanb ( Perbuatan Salah)

(48)

3. Al Saiyi’at (Perbuatan Jelek) 4. Al Ism (Perbuatan Dosa) 5. Al Fusuq (Perbuatan Fisik) 6. Al Ishya (Perbuatan Maksiat) 7. Al Utu (Perbuatan Sombong)

Dosa menurut sifat dasarnya dapat dibagi atas tiga bagian yaitu : Pertama, yang berhubungan dengan sifat manusia dan terdiri atas empat sifat, yaitu: 1) sifat rububiyat “sifat sombong, bermegah-megah, dan gila pujian”. 2) syaithaniyat “sifat dengki, permusuhan, menyuruh berbuat keji dan mungkar dan mengajak kesesatan”. 3) bahimiyat “penyimpangan seksual, pencurian, memakan harta anak yatim dan mengumpulkan harta untuk hawa nafsu” dan. 4) subu’iyat “sifat marah, sadis, dan ingin menghancurkan orang lain”.

Kedua, berhubungan dengan obyeknya dan dapat pula dibagi atas tiga, yaitu dosa antara manusia dengan Allah, dosa yang berhubungan dengan hak-hak masyarakat dan lingkungan, dan dosa yang berhubungan dengan diri manusia. Dan ketiga, dosa ditinjau dari segi bahaya dan mudaratnya terdiri pula atas dua, yaitu dosa kecil dan dosa besar72

Dosa dapat juga dikatakan tindakan pemikiran atau sesuatu kemauan, yang sifatnya antara lain ;

1. Disengaja (melakukan perbuatan dosa)

2. Melanggar hukum-hukum yang digariskan Allah 3. Melanggar ketentuan Allah dan hak manusia 4. Menyiksa diri sendiri, jiwa dan raga

72 Yahya Jaya,

Peranan Taubat dan Maaf dalam Kesehatan Mental, Ruhama, Jakarta,

Referensi

Dokumen terkait

Menghimpun data tugas-tugas dalam suatu pekerjaan, perilaku karyawan yang diperlukan, kondisi kerja, karakteristik dan kemampuan manusia yang dibutuhkan untuk

Logam magnesium (Mg) adalah Salah satu logam yang dianggap sebagai kandidat potensial, dimana magnesium memiliki kemampuan menyerap hidrogen dalam jumlah besar hingga 7,6

---Pada waktu dan tempat sebagai tersebut diatas, pada awalnya terdakwa bersama dengan saksi FEBRIANSYAH ALIAS APET, saksi BASTIAR ALIAS TIAR (dilakukan penuntutan

Sesaat kemudian Yudis, Kaka, Fahrul dan Ari, merayakan gol dengan berlari-lari mengelilingi lapangan sambil merentangkan tangan.. Mereka melakukan gerakan seperti pesawat

Respon tanaman sebagai pengaruh perlakuan berbagai taraf konsentrasi logam timbal (Pb) terhadap pertumbuhan luas daun per tanaman empat genus tanaman hias (Codiaeum

FMEA ( Failure Mode and Effects Analysis ) adalah suatu alat metodologi analisis yang digunakan untuk mengidentifikasi penyebab suatu kegagalan serta mengevaluasi

Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan dari penelitian sebelumnya yang bertujuan untuk membuat suatu prototype robot yang dapat mendeteksi kebakaran dan

Pada percobaan kali ini kita akan menentukan kadar atau konsentarsi asam asetat melalui proses titrasi yaitu dengan menitrasi asam asetat yang telah