pa makanan, apakah ter-gantung jumlah?
A: Sebaiknya berapa pun jumlah makanan bisa di
-serahkan ke pihak yang membutuhkan.
Q: Apa perbedaan gratifi-kasi, suap dan sponsor? Gratifikasi jika penerima bersifat pasif. Belum tentu ada unsur korupsi atau tujuan tertentu. Suap jika dari pihak kedua mem-berikan ke pihak pertama untuk melakukan sesuatu. Sponsor jika ada pemasaran produk dengan dampak yang minim terhadap pen-erima.
Q: Selama ini gratifikasi jenis apa saja yang diterima oleh pegawai BSN?
A: Sejauh ini yang banyak dilaporkan adalah gratifikasi dalam bentuk makanan. Barang berupa parfum, shuttlecock badminton, dan meja tenis meja. (ALRP)
I
nspektorat BSNmenye-lenggarakan Pelatihan di Kantor Sendiri dengan topik “Gratifikasi” pada tanggal 14 Agustus 2020 dengan penyaji dan modera-tor serta peserta dari audi-tor, auditor kepegawaian dan TU Inspektorat.
Gratifikasi adalah pemberian dalam arti luas, meliputi uang, barang, rabat (discount), komisi, pinjaman tanpa bunga, tiket perjalan-an, fasilitas penginapperjalan-an, perjalanan wisata, pen-gobatan cuma-cuma, dan fasilitas lainnya, baik yang diterima di dalam negeri maupun di luar negeri, yang
dilakukan dengan
menggunakan sarana el-ektronik atau tanpa saran elektronik (Keputusan Kepala BSN Nomor 195/KEP/ BSN/6/2020).
Latar belakang aturan grati-fikasi antara lain tanda terima kasih, kebiasaan (orang Indonesia yang suka memberi), dan terkait jab-atan dan conflict of interest (memiliki maksud dan tujuan). Gratifikasi diklasifi-kasikan ke dalam gratifikasi yang wajib dilaporkan dan tidak wajib dilaporkan. Perlakuan terhadap benda gratifikasi antara lain benda
yang mudah rusak
(makanan/minuman), dis-erahkan ke lembaga social atau pihak yang butuh, jika
tidak mudah rusak disimpan oleh pelapor sampai statusnya ditetapkan oleh KPK atau Unit Pengelola Gratifikasi (UPG). Mekanisme pelaporan gratifi-kasi, pelapor lapor ke UPG BSN (paling lambat 10 hr setelah menerima). Atau bias langsung ke KPK paling lambat 30 hari setelah menerima dengan data
-data yang harus dilengkapi. Pelapor gratifikasi akan mendapatkan perlindungan hukum dan penghargaan. Q: Misalkan ada lemari grat-ifikasi, penempatan sebaiknya di Inspektorat atau di tempat strategis, misalnya di depan ruang Kepala BSN?
A: Sesuai dengan kewenangan UPG yang wajib menyimpan benda gratifikasi, sebaiknya diletakkan di Inspektorat. Apa-bila diletakkan di luar In-spektorat dengan tujuan untuk edukasi. Pada BUMN, lemari gratifikasi ada yang diletakkan di lobi.
Q: Bagaimana justifikasi UPG terkait gratifikasi
beru-P E L A T I H A N D I K A N T O R S E N D I R I “ G R A T I F I K A S I ”
S E P T E M B E R 2 0 2 0B U L L E T I N
P E N G A W A S A N
D A F T A R I S I P K S “ G R A T I F I K A S I ” 1 A U D I T P E M B A N G U N A N G E -D U N G 2 P K S “ D I L E M A E T I K A A U D I -T O R ” 2 P K S “ H O W T O D E A L I N G W I T H P E O P L E ” 3 P K S “ R E V I U P I P K ” 4 K E G I A T A N I N -S P E K T O R A T 5 Q U O T E O F T H E M O N T H :Without standards,
there can be no
improvement.
Taiichi Ohno
Pengendalian gratifikasi di BSN.I
nspektorat BSN melaksanakan Audit Pembangunan Gedung Laboratorium Standar Na-sional Satuan Ukuran (SNSU) Tahun 2020 pada tanggal 12 Agustus 2020 sampai dengan tanggal 14 Agustus 2020. Audit ini dilaksanakan oleh Auditor Inspektorat BSN ber-sama Auditor Inspektorat Jenderal Kementerian Peker-jaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) serta tenaga ahli dari Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian-PUPR.Audit tersebut merupakan salah satu audit dengan tujuan terten-tu. Audit dilaksanakan untuk memberikan keyakinan memadai atas proses pembangunan ge-dung laboratorium SNSU yang berada di Kawasan Puspiptek. Hasil audit dilaporkan kepada Kepala BSN dan Sekretaris Uta-ma selaku Kuasa Pengguna Ang-garan. Rekomendasi atas hasil audit harus ditindaklanjuti sesuai dengan Keputusan Kepala BSN Nomor 92/KEP/BSN/5/2020 ten-tang Pedoman Pelaksanaan Au-dit Intern di Lingkungan BSN. (AH)
A U D I T P E M B A N G U N A N G E D U N G L A B O R A T O R I U M S N S U T A H U N 2 0 2 0
P E L A T I H A N D I K A N T O R
S E N D I R I “ D I L E M A E T I K A A U D I T O R ”
I
nspektorat BSN menye-lenggarakan Pelatihan di Kantor Sendiri dengan topik “Dilema Etika Auditor”pada tanggal 19 Agustus 2020 dengan penyaji dan moderator serta peserta dari auditor, au-ditor kepegawaian dan TU In-spektorat.
Dilema etika pada seorang auditor adalah ketika auditor mengalami situasi dimana ia harus membuat keputusan tentang perilaku seperti apa yang tepat untuk dilakukannya dengan menentukan apakah suatu tindakannya tersebut merupakan perbuatan etis atau tidak etis.
Terdapat 2 (dua) faktor utama yang menyebabkan orang ber-perilaku tidak etis. Pertama, standar etika orang tersebut berbeda dengan masyarakat pada umumnya. Kedua, orang tersebut secara sengaja bertin-dak tibertin-dak etis untuk keun-tungan diri sendiri.
Perbuatan yang melanggar hukum berarti perbuatan terse-but melanggar etika, namun perbuatan yang melanggar etika belum tentu perbuatan tersebut melanggar hukum.
Auditor tengah meninjau gedung Lab SNSU.
Terdapat 6 (enam) prinsip etika, yaitu Integritas, Objektivitas, Kerahasiaan, Kompetensi, Akunt-abel, Perilaku Profesional.
Terdapat 6 (enam) pendekatan (Six-step Approach) untuk me-mastikan apakah tindakan yang dilakukan etis atau tidak etis. Pendekatan pertama adalah iden-tifikasikan kejadiannya. Pendeka-tan kedua adalah identifikasikan masalah etika berkaitan dengan kejadian tersebut.
Pendekatan ketiga adalah menetapkan siapa saja yang akan terpengaruh serta tetapkan apa konsekuensi yang akan diterima/ ditanggungnya berkaitan dengan kejadian tersebut. Pendekatan keempat adalah identifikasikan alternatif-alternatif tindakan yang dapat ditempuh pihak yang terkait dengan dilemma tersebut. Pendekatan kelima adalah identif-ikasikan konsekuensi dari tiap
-tiap alternatif tersebut. Pendeka-tan yang terakhir adalah tetapkan tindakan yang tepat berdasarkan pertimbangan tentang nilai-nilai etika yang dimiliki dan konsek-uensi serta kesanggupan me-nanggung konsekuensi atas pili-han tindakannya. Pilipili-han Tinda-kan tersebut sifatnya sangat
indi-vidual sehingga sangat tergan-tung pada nilai etika yang dimiliki oleh yang bersangkutan serta kesanggupannya menanggung akibat dari pilihan tindakannya. (IL)
Kode etik auditor internal pemerintah yang diterbitkan oleh Asosiasi Auditor Intern Pemerintah Indonesia.
I
nspektorat BSN menyelenggara-kan Pelatihan di Kantor Sendiri dengan topik “Dilema Etika Audi-tor” pada tanggal 7 Agustus 2020 dengan penyaji dan moderator serta peserta dari auditor, auditor kepega-waian dan TU Inspektorat.Komunikasi terdiri dari komunikasi efektif, empatik dan persuasif. DISC
adalah singkatan dari Dominant
(Dominan), Influence (Berpengaruh), Steadiness (Stabil) dan Compliance (Patuh). DISC adalah alat penilaian kepribadian yang digunakan untuk meningkatkan produktivitas kerja, kinerja tim, dan juga komunikasi. DISC bisa digunakan untuk lebih me-mahami diri sendiri, maupun untuk beradaptasi dari segi perilaku terhadap orang lain. Model DISC ini ditemukan ole seorang psikolog Universitas Har-vard yang bernama Dr. William Moulton Marston pada tahun 1920. Dua hal yang perlu diperhatikan agar komunikasi menjadi efektif adalah keselarasan elemen-elemen komu-nikasi dengan pesan dan minimalisasi hambatan komunikasi. Agar nikasi empatik tercipta, maka komu-nikator harus memperlihatkan ket-ertarikan terhadap sudut pandang komunikan, sikap sabar untuk tidak memotong pembicaraan, sikap tenang meskipun menangkap ungkapan emosi yang kuat, bersikap bebas prasangka atau tidak evaluatif, kecuali jika sangat diperlukan, sikap awas pada isyarat permintaan pilihan atau saran, dan sikap penuh pengertian.
Komunikasi persuasif dapat dikem-bangkan melalui kejelasan penyam-paian pesan dan pemahaman sudut pandang dan keinginan komunikan. Q: Jika sudah pernah mengikuti tes karakter DISC dan hasilnya ber-beda dengan yang dulu, apakah hal ini baik atau buruk?
A: Hasil tes dapat berubah dipengaruhi keseharian atau orang lain atau tuntu-tan pekerjaan serta keinginan dari personil tersebut. Hasil tes sebenarnya bisa lebih rinci dan menunjukkan
peringat karakter yang dimiliki personil, misalnya Dominan 80%, Influencer 20% dan lain-lain.
Q: Pekerjaan yang sekarang lebih cocok untuk karakter apa? Auditor apakah harus karakter compliance? A: Tes ini hanya karakter dasar saja. Ada tes yang lebih rinci. Jika kita terpaksa berubah, maka tidak bagus untuk diri kita.
Q: Apakah ada peringkat dari hasil tes karakter, misalnya dominan adalah yang terbaik?
A: Peringkat bukan baik/buruk tapi lebih dominan mana karakternya di diri personil. Biasanya Bagian SDM akan menggunakan hasil tes ini untuk rekrut-men personil karakter mana yang cocok ditempatkan di suatu bagian, misalnya karakter influencer lebih tepat di Bagian Marketing. Biasanya pertama kali ber-temu orang dapat mengetahui karak-ternya dari cara berkomunikasi sapaan, jika menjawabnya singkat dan kurang ramah kemungkinan karakternya Domi-nan/Compliance. Jika menjawabnya ramah dan panjang lebar maka kemungkinan karakternya Influencer.
Q: Hasil tesnya melankolis/
compliance. Jika ada kekurangan, apa yang harus saya lakukan? Apakah merubah karakter saya? A: Ada hal-hal yang perlu diperbaiki,
misalnya untuk orang dengan karak-ter compliance, maka kurangi kritik dan coba berespon lebih cepat supa-ya tujuan tim dapat tercapai. Q: Jika ada karakter CPNS yang terlalu jauh ketidaksesuaianmya dengan tusi Inspektorat, apa yang harus dilakukan?
Jawab: Biasanya Bagian SDM akan langsung menolak CPNS tersebut karena dikhawatirkan akan meng-ganggu pencapaian kinerjanya. Misalnya ada kasus personil dengan karakter influencer ditempatkan di Bagian Operasional yang butuh per-sonil dengan karakter compliance.
Personil tersebut harus
me-nyesuaikan diri dengan karakter tusinya atau pindah ke Bagian Mar-keting. Jika personil itu tetap di Bagian Operasional, bisa menjadi tekanan bagi personil yang akan mempengaruhi kinerjanya.
Q: Metode DISC sering
digunakan di bidang pemerinta-han namun untuk memilih ata-san dan bawahan, bukan untuk rekrutmen.
A: Tes ini dapat digunakan untuk
menentukan karakter atasan
-bawahan yang tepat. Misalnya: pemimpin karakter influencer dan steady akan kesulitan jika bawa-hannya karakter dominan. (CKP)
P E L A T I H A N D I K A N T O R
S E N D I R I “ H O W T O D E A L I N G W I T H
P E O P L E ( W I T H F O U R D I
S C S T Y L E ) ”
penilai. Hasil reviu oleh
APIP dituangkan
kedalam CHR dan LHR hasi reviu PIPK.
Q: Berdasarkan PMK
Nomor 14 tahun
2017, latar belakang adanya reviu PIPK karena tindak lanjut temuan BPK khusus
untuk penyusunan
laporan keuangan.
Apakah reviu PIPK menggantikan reviu
laporan keuangan
dan bagaimana pen-erapan reviu PIPK ini di BSN?
A: Terdapat perubahan PMK dari nomor 14 ta-hun 2017 menjadi PMK nomor 17 tahun 2019. Reviu PIPK tidak meng-gantikan reviu laporan keuangan tapi dapat dijalankan secara bersa-maan. Untuk penera-pannya di BSN belum diterapkan dikarenakan
untuk 2nd line of
de-fense harus berjalan terlebih dahulu baru APIP dapat menjalankan reviu PIPK.
Q: Reviu PIPK ini
seharusnya sudah
dijalankan sejak ta-hun 2017, namun di BSN sendiri belum diterapkan hingga sekarang. Untuk penilaian timnya seharusnya darimana?
A: Tim penilaian yang dibentuk dari unit ma-najemen itu sendiri.
I
nspektorat BSNmenyelenggarakan Pelatihan di Kantor Sendiri dengan topik
“Reviu Pengendalian
Intern Pelaporan Keu-angan” pada tanggal 28 Agustus 2020 dengan penyaji dan moderator serta peserta dari audi-tor, auditor
kepega-waian dan TU
In-spektorat.
PIPK adalah Pengendali-an spesifikuntuk keya-kinan memadai bahwa laporan keuangan yang dibuat sudah sesuai dengan peraturan yang ditetapkan. Proses PIPK ada 3 melalui three lines of defense yaitu
penerapan dilakukan
oleh manajemen,
penilaian dilakukan oleh tim penilai manajemen dan reviu dilakukan oleh APIP.
Tahap penilaian PIPK antara lain Perencanaan
Penilaian; Penilaian
PIPK yang terdiri dari peniliaian pengendalian intern tingkat entitas dan penilaian pengen-dalian intern tingkat proses; Penilaian pen-gendalian intern secara keseluruhan; Pelaporan Hasil Penilaian.
Reviu PIPK oleh APIP adalah penelaahan oleh auditor terhadap
keya-kinan terbatas atas
proses penetapan PIPK. APIP melakukan reviu PIPK berdasarkan hasil
penilaian dari tim
Kedepannya Inspektorat
dapat menyampaikan
ke KPA bahwa perlu dibentuk tim reviu PIPK
ini agar Inspektorat
dapat menjalankan
fungsinya sebagai 3rd
line of defense. Belum adanya tim PIPK ini juga
dapat dimasukan
kedalam MR bagian
keuangan.
Q: Apakah unit
kepatuhan dan
mana-jemen sama-sama
masuk kedalam 3rd
line of defense untuk reviu? Jika peraturan tentang reviu PIPK
sudah diterbitkan
bearti tugas
In-spektorat untuk
me-lalukan reminder ke
manajemen untuk
melaksanakan
pelaksanaan ini. Hal ini bisa menjadi
miti-gasi APIP dalam
pembagian risiko.
Saran agar dapat
dil-akukan sosialisasi
dengan
menghadir-kan narasumber dari
kemenkeu untuk
P E L A T I H A N D I K A N T O R
S E N D I R I “ R E V I U P E N G E N D A L I A N
I N T E R N P E L A P O R A N K E U
A N G A N ”
mendorong
penera-pan reviu PIPK ini. A: Setuju dengan saran yang disampaikan kare-na kita sebagai APIP atau unit kepatuhan merupakan bagian pada
3rd line of defense dan kita belum dapat ber-jalan jika manajemen yang berada.
pada 2nd line of defense
belum menjalankan
fungsinya.
Q: Output apa yang
dihasilkan dalam
pelaksanaan reviu
PIPK ini?
A: Output dalam
pelaksanaan kegiatan
reviu PIPK adalah 1st
line of defense (Tim Penerapan):
dokumen-tasi penerapan SPI, 2nd
line of defense (Tim Penilai): Laporan hasil
penilaian, dan 3rd line
of defense (Tim Reviu) : Hasil reviu dari laporan tim penilaian (2nd line of defense). (DS)
I
nspektorat BSN mem-berlakukan Work From Home (WFH) dan Work From Office (WFO) bagise-luruh pegawainya untuk
pencegahan penularan virus
COVID-10 dalam masa
tatanan normal baru.
Kegiatan yang dilaksanakan Inspektorat BSN selama bu-lan Agustus 2020 antara lain pengawasan dan pengem-bangan kompetensi.
Kegiatan pengawasan
terdiri dari penyusunan notisi audit PNBP Tahun 2020,
pelaksanaan audit
pem-bangunan gedung Lab SNSU, reviu Rencana Kerja dan
Anggaran (RKA) Tahun
2021, Penyusunan Buletin
Pengawasan, pemantauan
atas pelaksanaan peraturan terkait gratifikasi, pelaporan
pelanggaran, pengaduan
masyarakat dan benturan kepentingan Bulan Juli 2020,
Info Auditor:
SNI 8615:2018 ISO 31000:2018
Dokumen ini memberikan panduan untuk mengelola risiko yang
dihadapi oleh organisasi. Penerapan panduan ini dapat disesuaikan
untuk organisasi dan konteksnya. Dokumen ini memberikan
pen-dekatan umum untuk mengelola semua jenis risiko dan bukan
in-dustri atau sektor tertentu. Dokumen ini dapat digunakan di dalam
organisasi dan dapat diterapkan untuk kegiatan apa pun, termasuk
pengambilan keputusan di semua tingkatan.
Baca gratis di akses-sni.bsn.go.id
Gedung Menara Thamrin Lantai 20 Jalan MH Thamrin Kav 3
Jakarta Pusat
Instagram: @inspektorat_bsn Website: Bit.ly/inspektoratbsn
I N S P E K T O R A T B S N
K E G I A T A N I N S P E K T O R A T B U L A N A G U S T U S 2 0 2 0
reviu Penyerapan Anggaran dan Pengadaan Barang dan Jasa (PAPBJ) Triwulan 2. Kegiatan pengembangan kom-petensi terdiri dari pelatihan di
kantor sendiri yang
dil-aksanakan setiap minggu. Penyusunan notisi audit
PNBP Tahun 2020
dil-aksanakan oleh Tim Audit
In-spektorat BSN pada tanggal 3
-6 Agustus 2020. Pelaksanaan audit pembangunan gedung Lab SNSU dilaksanakan Bersa-ma auditor Inspektorat Jen-deral Kementerian PUPR dan tenaga ahli dari Direktorat Jen-deral Cipta Karya Kementerian
PUPR selama tanggal 12-14
Agustus 2020.
Reviu RKA Tahun 2021
dilaksanakan secara desk
re-view dan rapat daring dengan Bagian Perencanaan dan unit
kerja tanggal 10-13 Agustus
2020. Reviu PAPBJ
dil-aksanakan secara desk review
pada tanggal 24-28 Agustus
2020.
Pemantauan atas pelaksa-naan peraturan terkait gratifi-kasi, pelaporan pelanggaran, pengaduan masyarakat dan benturan kepentingan Bulan Juli 2020 dilaksanakan scara desk monitoring selama