• Tidak ada hasil yang ditemukan

Soetarto, Endriatmo, dan M. Kolopaking, Lala Analisis Sosial. Magister Profesional Program Pengembangan Masyarakat, Program Pascasarjana IPB.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Soetarto, Endriatmo, dan M. Kolopaking, Lala Analisis Sosial. Magister Profesional Program Pengembangan Masyarakat, Program Pascasarjana IPB."

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Adi, Isbandi Rukminto. 2001. Pemberdayaan Pengembangan Masyarakat dan Intervensi Komunitas. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi UI Jakarta. Agusyanto, Ruddy. 2007. Jaringan Sosial dalam Organisasi. PT. Raja Grafindo

Persada. Jakarta

Anwar. 2007. Managemen Pemberdayaan Perempuan. Alfabeta,Bandung

Astrid, S.S. Phil. 1999. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Putra A. Bardin.

Elfindri, dkk. 2008. Strategi Sukses Membangun Daerah. Gorga Media Gerungan,W.A.1986.Psikologi Sosial. Eresco .Bandung

Gitosudarmo, Indriyo.dkk. 1997. Perilaku Keorganisasian. BPFE Yogyakarta. Yogyakarta.

Hikmat, Harry. 2001. Strategi Pemberdayaan Masyarakat. Humaniora Utama Press, Bandung.

Huraerah, Abu dan Purwanto. 2006. Dinamika Kelompok, Konsep dan Aplikasi. Refika Aditama. Bandung

Iskandar, Jusman. 1995. Strategi Dasar Membangun Kekuatan Masyarakat. KOPMA STKS Bandung. Bandung

Jamasy,Owin. 2004. Keadilan, Pemberdayaan, dan Penanggulangan Kemiskinan. Belantika (PT. Mizan Publika). Bandung

K. Panjaitan, Nurmala & Yuhana F, Ida, 2002. Analisis Psikologis Masyarakat. Jurusan Ilmu – Ilmu Sosial Ekonomi Fakultas Pertanian IPB. Program Pascasarjana IPB

KOMPAS, Edisi Sabtu, 9 Juni 2007

Nasdian F. Tonny F & Utomo B.S, 2004. Pengembangan Kelembagaan dan Modal Sosial. Magister Profesional Program Pengembangan Masyarakat, Program Pascasarjana IPB.

Nuryana, Mu’man. 2002. Peranan Sosial Kapital Sebagai Piranti Sosial Komunitas Dilihat Dari Dimensi Teoritis dan Empiris, dalam Majalah Informasi Kajian Permasalahan Sosial dan Usaha Kesejahteraan Sosial. Volume 7 No.2, Puslit PKS Balatbangsos.

Prasojo Nuraini W & Yuhana F, Ida. 2003. Pengelolaan Konflik Sosial. Magister Profesional Program Pengembangan Masyarakat, Program Pascasarjana IPB.

Rangkuti, Freddy. 2006. Analisis SWOT Tehnik Membedah Kasus Bisnis. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta

Rusli Said, dkk. 2006. Kependudukan, Magister Profesional Program Pengembangan Masyarakat, Program Pascasarjana IPB.

Sitorus dan Agusta. 2006. Metode Kajian Komunitas. Magister Profesional Program Pengembangan Masyarakat, Program Pascasarjana IPB.

(2)

Soetarto, Endriatmo, dan M. Kolopaking, Lala. 2006. Analisis Sosial. Magister Profesional Program Pengembangan Masyarakat, Program Pascasarjana IPB.

Sujana, Eggy. 2005. Nasib dan Perjuangan Buruh di Indonesia.Renaisan, Jakarta.

Sumarjo & Saharudin. 2006. Metode-metode Partisipatif dalam Pengembangan Masyarakat. Magister Professional Program Pengembangan Masyarakat, Program pascasarjana IPB.

Sumarsono, HM Sonny. 2004. Metode Riset Sumberdaya Manusia. Graha Ilmu, Jakarta

Sumarti, Titik, dan Syaukat, Yusman. 2006. Analisis Ekonomi Lokal. Magister Profesional Program pengembangan Masyarakat, Program Pascasarjana IPB.

Supeno. 2002. Capacity Building, Persiapan dan Perencanaan, Catholic Relief Services. Jakarta.

Suwarto,FX. 1999. Perilaku Keorganisasian Buku Panduan Mahasiswa. PT. Unibersitas Atmajaya. Yogyakarta.

Syahyuti. 2006. 30 Konsep Penting dalam Pembangunan Pedesaan dan Pertanian. PT. Bina Rena Pariwara. Jakarta

Terry, R.George alih bahasa Winardi. 1986. Asas Asas Manajemen. Alumni. Bandung

Thoha, Miftah. 1988. Perilaku Organisasi Konsep Dasar dan Aplikasinya. CV. Rajawali. Jakarta

Wahyuni,Eka et al. 2003. Grup, Sosiologi Umum. Jurusan SOSEK IPB dan Pustaka, Wirausaha Muda Bogor.

Wawa, Eudes Jannes. 2005. Ironi Pahlawan Devisa (Kisah Tenaga Kerja Indonesia dalam Laporan Jurnalistik). PT. Kompas Media Nusantara. Jakarta

Widodo,Joko. 2007. Membangun Birokrasi Berbasis Kinerja. Bayumedia. Malang Wrihatnolo.R.Randy dan Dwidjowijoto N..Riant. 2007. Managemen

Pemberdayaan. Sebuah Pengantar dan Panduan untuk Pemberdayaan Masyarakat. PT. Gramedia. Jakarta

(3)

Lampiran 1.

RIWAYAT PEKERJAAN MANTAN TENAGA KERJA WANITA ======================================

Dalam tulisan ini akan disampaikan hasil wawancara mendalam dengan beberapa mantan TKW yang juga anggota dan pengurus kelompok “Hegarmanah”.. Dalam wawancara mendalam ini ditanyakan mengenai pengalaman ketika menjadi TKW, proses bergabung ke dalam kelompok dan pendapat mereka tentang kelompok. Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali informasi lebih jauh yang berhubungan dengan kajian.

1. Nama : Rk, Umur : usia 35 th

Memiliki satu anak laki – laki berusia 12 tahun. Rk adalah mantan tenaga kerja wanita luar negeri di kota Madinah Arab Saudi. Rk bekerja di Arab Saudi selama dua tahun (tahun 2003 – 2005) sebagai Baby Sitter.

Proses keberangkatan dan alasan menjadi TKW

Keberangkatan Rk keluar negeri melalui agen yang datang ke rumah dan menawarkan peluang untuk bekerja di Arab Saudi dengan gaji sebesar 600 real atau kalau di rupiahkan lebih kurang Rp. 1.450.000,- . Alasan Rk menjadi tenaga kerja wanita ke Arab saudi adalah karena kondisi keluarga yang pas – pasan dan keinginan untuk membantu suami yang bekerja sebagai buruh tani yang dari segi penghasilan sangat terbatas serta untuk memperbaiki kondisi ekonomi keluarga, maka tawaran tersebut diterima. Hal ini pun didukung oleh suami karena dianggap membantu kondisi ekonomi keluarga. Proses keberangkatan Rk ke luar negeri untuk bekerja ditangani oleh agen, artinya untuk kelengkapan administrasi semua sudah ditangani oleh agen, Rk hanya terima beres. Namun sebelum berangkat secara formalitas dan prosuderal seorang calon tenaga kerja wanita yang ingin bekerja di luar negeri harus melalui tahapan – tahapan. Salah satunya adalah pembekalan pengetahuan dan ketrampilan yang harus dimiliki oleh setiap calon tenaga kerja luar negeri. Menurut Rk dalam pembekalan tersebut dia hanya dibekali belajar bahasa Arab selama 1 minggu dan sisanya hampir satu bulan berada di penampunngan untuk menunggu keberangkatan.

(4)

Bahasa Arab yang dipelajari di penampungan banyak yang tidak sesuai dengan kondisi di Arab sendiri, sehingga ketika berada di rumah majikan di Arab Saudi diawal – awal menggunakan bahasa isyarat atau bahasa tubuh.

Yang menarik dari cerita Rk adalah ada istilah Visa pilihan dan Visa Umum. Visa pilihan adalah visa yang diberikan kepada calon tenaga kerja wanita ke Timur tengah dalam hal ini Arab Saudi didasarkan pada permintaan majikan/agen yang ada di Arab Saudi dan biasanya tenaga kerja wanita dengan visa pilihan ini berusia muda antara 20 – 25 tahun dan bisa berangkat walau 2 – 3 orang. Berbeda dengan visa umum, yang diberikan kepada calon tenaga kerja wanita umumnya yang ingin bekerja ke luar negeri dan tidak berdasarkan permintaan dari majikan/agen yang ada di Arab Saudi. Visa umum biasanya calon tenaga kerjawa wanitanya berusia 25 tahun keatas dan baru bisa berangkat kalau jumlah calon tenaga kerja antara 30 – 40 orang.

Selanjutnya selama bekerja di Arab Saudi berjalan dengan baik. “Alhamdulillah pak, selama bekerja disana saya tidak mengalami hal – hal yang tidak diinginkan, majikan saya sangat baik dan tidak melakukan kekerasan sebagaimana yang terjadi pada tenaga kerja wanita lainnya”. Ujar Rk. Rk termasuk tenaga kerja wanita yang bernasib baik, dengan bekal pendidikan SD dia mampu bekerja diluar negeri dan mendapatkan gaji. Walaupun sebelumnya diawal pemberangkatan oleh agen dia harus rela gajihnya selama 2 bulan diambil oleh agen sebagai uang jasa atau dengan alasan untuk mengganti uang sewaktu mengurus administrasi sebelum keberangkatan, selanjutnya sudah menjadi hak Rk dan dibayar melalui rekening bank dan dikirim ke keluarga dikampung. Dan di kampung suami Rk dapat mengelola uang kiriman Rk dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari kondisi rumah Rk ketika pengaki melaksanaan wanwancara medalam dirumah Rk. Rumahnya dapat dikatakan permanen dengan seluruh bangunan terbuat dari beton dengan luas bangunan lebih kurang 7 x 12 meter yang untuk ukuran kampung/desa sudah merupakan sebuah bukti keberhasilan anggota keluarga tersebut berhasil bekerja di luar negeri.

Proses bergabung dengan kelompok

Pertama kali bergabung dengan kelompok mantan tenaga kerja wanita Rk awalnya diajak oleh mantan tenaga kerja lain untuk ikut bergabung dalam kegiatan penyuluhan yang diadakan oleh sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yakni Pusat Pengembangan Sumberdaya Wanita (PPSW) di desa

(5)

Cibaregbeg. Setelah mengikuti kegiatan tersebut Rk tertarik dan berkeinginan untuk bergabung dengan kelompok ini karena dari penyuluhan tersebut intinya adalah bahwa kelompok ini dibentuk untuk membantu perempuan yang ada di desa Cibaregbeg terutama mantan tenaga kerja wanita luar negeri agar dapat memberdayakan dirinya sehingga mempunyai kemampuan dalam memecahkan masalah – masalah yang dihadapi dalam kehidupan melalui program pengorganisasian masyarakat. Hal ini terbukti selama mengikuti beberapa kali mengikuti kegiatan kelompok Rk lebih percaya diri akan potensi dan kemampuan yang ia miliki salah satunya mampu berbicara didepan umum. Menurut Rk “dengan adanya kegiatan kelompok mantan tenaga kerja wanita ini saya jadi percaya diri karena dalam setiap kegiatan kita diajari belajar untuk berdiskusi dan memcahkan masalah secara berkelompok dan diusahakan untuk berani berbicara dalam kelompok”. Sejak bergabung dengan kelompok ini awalnya memang Rk merasa kesulitan apalagi dari segi pendidikan hanya tamatan SD, sedang kegiatan kelompok ini tiap anggota diajari dan dianjurkan untuk berbicara didepan umum atau mengemukakan pendapatnya dalam diskusi kelompok, jadi sebagian anggota awalnya merasa minder dan rendah diri. Namun karena keinginan untuk maju dan mempunyai kemampuan dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi dalam kehidupan maka semuanya dapat dilewati. Hal ini terbukti Rk ditunjuk sebagai ketua kelompok oleh anggota yang lain secara demokratis. “Saya tidak tahu apa alasan mereka menunjuk saya menjadi ketua, tapi menurut mereka saya cocok menjadi ketua karena dianggap mempunyai kemampuan untuk melaksanakanya setelah mengikuti beberapa kali kegiatan kelompok,” ujar Rk. Namun sesuai dengan semangat yang diberikan kelompok Rk menerima kepercayaan tersebut dan mengharapkan kelompok ini mampu menjadi kelompok yang dapat membantu bukan hanya anggotanya tetapi juga perempuan yang ada di desa Cibaregbeg. Untuk itu diperlukan kerjasama dan kemauan yang kuat untuk maju dari anggota kelompok.

2. Nama : MM Umur : 35 tahun

Mempunyai 2 orang putra berumur 11 tahun dan 6 tahun keduanya laki –laki. MM adalah mantan tenaga kerja wanita di Arab Saudi di kota Jeddah selama 2 tahun (1998 – 2000) sebagai pemabantu rumah tangga.

(6)

Proses keberangkatan dan alasan menjadi TKW

Keberangkatan MM ke Arab Saudi melalui agen yang datang ke rumah dan menawarkan peluang untuk bekerja ke Arab Saudi dengan gaji 500 real atau lebih kurang Rp. 1.200.000,- . Bagi MM hal merupakan kesempatan untuk membantu suami menambah penghasilan keluarga. Pekerjaan suami MM selain buruh tani juga menjadi penjahit pakaian di desa Cibaregbeg. Namun alasan utama MM mau berangkat dan menjadi tenaga kerja wanita ke Arab Saudi adalah masih adanya utang keluarga ketika membeli sawah. Menurut MM sebelum berangkat ke PT dan tinggal dipenampungan dia diminta uang satu juta rupiah oleh agen agar cepat berangkat. Oleh karena MM merasa ini merupakan peluang untuk bekerja iapun menyanggupi permintaan tersebut, selain gaji selama dua bulan juga harus diserahkan ke agen terlebih dahulu, selanjutnta baru milik MM.

Namun perasaan senang MM ketika menjadi tenaga kerja wanita ke arab Saudi menjadi berubah karena ternyata ketika sampai di PT/Perusahaan PJTKI, dia ternyata menggantikan calon tenaga kerja lain kabur yang berasal dari kabupaten lain dan namanya pun tidak sama. Namun menurut PT/Perusahaan PJTKI tersebut itu tidak masalah karena tinggal menambah nama MM di depan nama calon tenaga kerja wanita yang kabur tersebut, maka semuanya akan beres. Awalnya MM merasa khawatir hal ini akan menjadi masalah karena foto dan namanya disamarkan oleh PT/perusahaan PJTKI tersebut sehingga menjadi mirip dengan aslinya atau pembawa pasport. Selain itu di PT dan di penampungan MM hanya diajari sedikit tentang bahasa dan ketrampilan mengurus rumah tangga selama 2 minggu setelah itu lansung berangkat, sehingga bekal untuk berangkat dianggap oleh MM masih terasa kurang dan dianggap asal jadi dan terkesan asal – asalan.

Di Arab Saudi atau ditempat majikan MM diterima dengan baik, karena sebelumnya dijemput oleh majikan di agen yang ada di sana. Selama bekerja di keluarga Arab tersebut MM mendapati majikan yang lumayan cerewet yang boleh dikatakan kasar dari segi bicara namun tidak pernah memukul jadi MM merasa aman. “Majikan saya mah pak cerewet terutama yang perempuan tapi untungnya tidak pernah memukul. Kalau majikan marah – marah saya diamkan aja dan saya tidak mau menjawab, karena majikan akan lebih kasar lagi. Saya mencari jalan aman aja pak. Yang penting saya bias bekerja dan mendapat gajih untuk keluarga di kampung,” ujar MM.

(7)

Hasil dari bekerja di luar negeri tersebut dapat dilihat dari kondisi rumah keluarga MM. Biasanya di desa Cibaregbeg khususnya keberhasilan seorang TKW menjadi pekerja di luar negeri khususnya di Arab Saudi dapat dilihat dari kondisi rumah dan isinya atau perabot rumah tangga yang mengandung unsur prestise. Kebetulan suami MM termasuk suami yang bertanggung jawab, artinya mampu mengelola uang yang dikirim oleh istrinya untuk dijadikan sebuah bangunan berupa rumah dan isinya. Dan sampai istrinya kembali dana yang dikirim masih ada sisanya dan dijadikan modal untuk usaha menjahit dan membeli motor.

Proses bergabung dengan kelompok

MM mulai bergabung dengan kelompok mantan tenaga kerja wanita di desa Cibaregbeg ketika dia mendapat undangan untuk mengkuti penyuluhan yang dilaksanakan di desanya oleh sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat yang mebahas tentang upaya memberdayakan perempuan – perempuan yang ada di desa khususnya mantan tenaga kerja wanita. Awalnya MM merasa tidak ingin bergabung karena dari issue yang beredar di desanya dikatakan sebagai kelompok ini akan meminta iuran kepada anggotanya, sehingga MM kurang berminat untuk bergabung. Tapi ketika salah seorang anggota kelompok datang dan memberikan penjelasan bahwa kelompok ini sebenarnya merupakan kelompok yang berusaha memberikan informasi tentang ketenagakerjaan khususnya wanita dan bagaimana memecahkan masalah dalam situasi tertentu. Karena dalam setiap pertemuan melalui kegiatan diskusi kelompok dimana setiap anggota diharapkan mampu berbicara dan mengemukakan pendapatnya dalam sebuah diskusi, hal inilah yang membuat MM jadi tertarik.

“ Alhamdulillah pak setelah mengikuti kegiatan kelompok ini saya jadi bisa berbicara di depan umum. Awalnya saya ragu – ragu tapi lama – lama jadi biasa dan saya jadi semakin tertarik untuk terus mengikuti kegiatan kelompok,” ujar MM. “ Saya berharap ini akan terus berkembang dan sebaiknya anggota atau pengurus yang ada di kelompok terus dibina dan diberi pendidikan dan pelatihan sehingga mempunyai kemampuan dalam berorganisasi karena sebagian anggota pengurus menurut saya masih perlu bayak belajar bagaimana berorganisasi yang baik,” lanjut MM.

(8)

3. Nama : Rh Umur : 32 tahun

Mempunyai 3 orang anak yang paling besar SD kelas enam dan yang paling kecil berumur 3 tahun. Rh adalah mantan tenaga kerja wanita di Arab Saudi tepatnya di kota Riyadh selama 3 tahun (2000 – 2003)

Proses keberangkatan dan alasan menjadi TKW

Alasan yang dikemukakan oleh Rh menjadi tenaga kerja wanita adalah untuk membantu suami yang bekerja sebagai buruh tani dan berdagang mainan anak – anak yang dijual di sekolah- sekolah di desa terdekat. Penghasila dari pekerjaan seperti itu menurut Rh tidaklah cukup untuk memenuhi kebutuhan suami istri dengan tiga orang anak.

Proses keberangkatan Rh ke Arab Saudi melalui agen yang berada di kecamatan Cibeber yang datang kerumah untuk menawarkan peluang menjadi tenaga kerja wanita ke Arab Saudi dengan gaji 500 s.d 600 real/bulan. Tanpa berpikir panjang Rh langsung menerima tawaran tersebut dan menyanggupi persyaratan yang diajukan oleh agen. Salah satunya adalah bersedia menyerahkan gajinya selama tiga bulan ke agen dan selanjutnya baru diterima oleh Rh. Masalah kelengkapan administrasi atau prosedur keberangkatan telah diatur oleh agen, namun tahapan seperti pembekalan tetap harus dijalani oleh Rh di penampungan.

Dipenampungan menurut Rh pelatihan untuk pembekalan berupa pelajaran bahasa dan cara mengurus rumah tangga khususnya untuk keluarga – keluarga di Arab Saudi,termasuk tes kesehatan hanya dijalaninya selama 4 hari, jadi menurut Rh pelatihan tersebut seperti asalan - asalan dan hanya formalitas saja. Sampai pada tahap pemberangkatan Rh masih merasa ragu – ragu untuk berangkat, tapi keinginan untuk membantu ekonomi keluarga menjadi motivasi utama untuk tetap berangkat.

Kekhawatiran Rh terbukti ketika bekerja di tempat majikan, karena bahasa Arab yang diajarkan di penampungan tidak sesuai dengan bahasa yang digunakan oleh majikan, sehingga awal – awal bekerja dengan majikan saat berkomunikasi menggunakan bahasa isyarat atau tubuh. Awalnya Rh bekerja mengurus orang tua majikan/jompo, tapi kemudian mengurus semua keluarga majikan yang berada dari tingkat bawah sampai tingkat atas apartemen. Jadi tiap hari harus bolak balik atas bawah. Belum lagi kalau disuruh membersihkan AC

(9)

yang lumayan tinggi pada siang hari, atau membawa sampah untuk dibuang yang beratnya rata- rata 5 s.d 10 kilo, dari tingkat tiga bisa sampai tiga kali bolak balik, mengangkat tabung gas 25 kg dan membersihkan langit langit rumah, mencuci mobil dan pekerjaan lain yang sifatnat borongan, membuat Rh merasa capek dan bahkan kadang sakit sakitan. Kalau sudah demikian Rh hanya bisa diam atau menangis dikamar ingat keluarga di kampung halaman.

Keluarga – keluarga di Arab menurut Rh dan teman – temannya disana tidak terlalu suka melihat pembantunya santai – santai, jadi harus kelihatan bekerja. Jadi menurut Rh kadang dia pura- pura kelihatan sibuk bekerja agar tidak mendapat omelan dari majikan. Menurut pengalaman Rh, kondisi kerja demikian biasanya kita bertemu dengan majikan dari keluarga biasa – biasa saja, sehingga pembantu kerjanya borongan, karena di Arab sebuah keluarga yang mempekerjakan sorang tenaga kerja harus mempunyai standar penghasilan yang telah diatur oleh pemerintah setempat. Berbeda dengan pengalaman teman – teman Rh yang bekerja di keluarga – keluarga yang berada atau kaya, biasanya satu orang satu pembantu atau pembantu mempunyai peran tugas masing – masing seperti Baby sitter, tukang masak, atau tukang mengurus orang tua/jompo. “menurut cerita teman – teman sesama tenaga kerja wanita yang bekerja di Arab, ketika pulang mereka bercerita bahwa kalau kitabekerja pada keluarga kaya pekerjaan kita tidak borongan, tapi kalau dari keluarga yang biasa –biasa aja maka kerjanya biasanya borongan atau semua kita yang mengerjakan dari memasak, mencuci, dan mengurus anak bahkan mengurus orangtu/jompo ,” ujar Rh.

Proses bergabung dengan kelompok

Berkaitan dengan kelompok Rh mengatakan bahwa ia mau bergabung dengan kelompok mantan tenaga kerja wanita yang ada di desanya karena banyak informasi dan pengetahuan yang yang ddapat selama mengikuti kegiatan kelompok, diantaranya melatih kepercayaan diri, sebab setiap pertemuan ketika berdiskusi kita dilatih untuk mengemukakan pendapat dan memberikan alasan setiap pendapat yang kita sampaikan. Awalnya Rh merasa minder, malu dan tidak berani bicara di depan orang banyak, tapi lama – lama mulai biasa. Namun Rh merasa kerjasama dan saling percaya antar anggota kelompok masih kurang hal ini terjadi ketika suatu ketika Rh ingin meminjam uang iuran kelompok untuk keperluan usaha suaminya yang berdagang mainan dan akan dikembalikabn secepatnya, tapi tidak dipenuhi oleh kelompok terutama ketua karena alasannya

(10)

tabungan Rh belum memnuhi syarat untuk meminjam uang iuran kelompok. Hal ini sempat membuat Rh jadi kurang semangat mengikuti kegiatan kelompok namun Rh berusaha untuk terus bergabung karena melihat sisi baiknya dalam kelompok ini. Harapan Rh semoga kelompok ini dapat berkembang dan dapat memberikan sesuatu kepada anggota dan juga masyarakat di sekitarnya. Hal ini sesuai dengan tujuan kelompok yakni memberdayakan perempuan yang ada di tingkat lokal atau desa. Jadi bukan hanya mantan tenaga kerja wanita saja tapi juga masyarakat terutama perempuan yang ada di desa Cibaregbeg. Paling tidak menurut Rh masyarakat mengetahui atau mendapatkan informasi secara berantai dari anggota kelompok dan keluarganya tentang atau hal – hal yang berkaitan dengan tenaga kerja wanita dan pemberdayaan terhadap perempuan di desa. Yang pada akhirnya mengarah pada kesejahteraan sosial keluarga – keluarga anggota kelompok khususnya dan keluarga – keluarga lain disekitarnya. Tentu saja hal ini memerlukan kerja keras dan kemauan anggota kelompok untuk berkembang.

4. Nama : Ch Umur : 26 th

Mempunyai 1 orang anak usia 7 tahun. Ch adalah mantan tenaga kerja di Arab Saudi tepatnya di kota Riyadh selama 3 tahun (2003 – 2006)

Proses keberangkatan dan alasan menjadi TKW

Alasan Ch bekerja sebagai tenaga kerja wanita di Arab Saudi karena ada masalah dengan suami. Suami Ch selingkuh/pacaran lagi dengan wanita lain yang bersal dari desa lain, sehingga Ch merasa dikhianati dan sakit hati. Untuk itu Ch mengobati sakit hati tersebut dengan menjadi dengan bekerja ke Arab Saudi agar tidak melihat lagi kelakuan suaminya yang main dengan wanita lain. Ch berusaha melupakan kejadian tersebut dengan lebih memperhatikan ekonomi keluarga dengan memenuhi kebutuhan anaknya yang masih kecil dengan bekerja. Selama bekerja di luar negeri anak Ch diasuh oleh neneknya dan gajihnya dikirim lewat rekening ke kampung dan dikelola oleh neneknya.

Hasil kerja Ch selama 2 tahun di Arab Saudi terlihat dari kondisi rumah yang terbuat dari beton dan isi rumah berupa TV dan barang elektronik lain serta beberapa barang furniture. Ch merasa pengorbanannya selama ini tidak sia sia walaupun hubungan dengan suami semakin tidak harmonis.

(11)

Proses keberangkatan Ch ke arab Saudi hampir sama dengan para calon tenaga kerja wanita lainnya yakni melalui agen yang datang menawarkan peluang bekerja ke Arab Saudi yang berasal dari Sukabumi tapi alamat dan identitas tetap dari Cibaregbeg. Seperti calon tenaga kerja lain juga, Ch ditawarkan gaji sebesar 600 real/bulan.

Sebelum keberangkatan Ch berada dipenampungan selama lebih kurang setengah bulan. Selama dipenampungan Ch diajari bahasa dan mengurus rumah tangga untuk calon majikan secara umum selama 7 hari atau satu minggu.Sebagaimana kesan calon tenaga kerja wanita lainnya terhadap pembekalan yang dilakukan oleh pihak Perusahaan dirasa kurang memadai dan terkesan asal – asalan dan hanya sekedar formalitas, sebatas memenuhi tahapan prosedur yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Setelah semuanya selesai calon tenaga kerja diberangkatkan secara rombongan. Sebelum proses administrasi atau kelengkapan dilakukan biasanya diawal – awal calon tenaga kerja diminta uang tanda jadi atau uang muka Rp. 500.000,- s.d Rp. 1.000.000,- dan bersedia gajihnya selama 3 bulan pertama diambil oleh agen. Hal ini juga diungkapkan oleh Ch bahwa pada saat agen datang menawarkan peluang kerja ke Arab Saudi Ch diminta uang tanda jadi Rp.1.000.000,- dan bersedia untuk menyerahkan gajih selama 3 bulan untuk agen, setelah itu gajih menjadi milik Ch. “saat agen menawarkan peluang kerja di Arab, saya diminta uang tanda jadi sebesar satu juta rupiah sebagai tanda jadi, selanjutnya gajih saya selama tiga bulan harus rela menjadi milik agen, baru setelahnya jadi milik saya,” ujar Ch.

Selama bekerja di Arab Ch mendapatkan majikan yang baik, dan tidak macam –macam artinya kalau waktunya istirahat ya istirahat, kemudian setiap bulan Ch dibelikan 1 kotak mie instant oleh majikan. Pengalaman yang paling menarik dari Ch selama bekerja di Arab adalah saat nonton TV, pembantu atau anak – anak majikan dilarang nonton film kecuali film kartun, atau acara – acara bernuansa religi.Selain itu tidak dibolehkan. Ch juga pernah dibawa umroh oleh majikan sebanyak 2 kali. Itu pengalaman yang baik, pengalaman buruk adalah saat majikan pergi sekeluarga, tinggal Ch sendirian di rumah, menurut Ch umumnya orang Arab disana pergi keluar rumah pada malam hari. Saat itu majikan sekeluarga keluar rumah dan disaat yang bersamaan hujan turun, tidak berapa lama majikan pergi tiba – tiba ada suara ketukan pintu, ketika ditanya siapa tidak ada jawaban. Di sana menurut Ch kalau ada yang mengetuk pintu tidak menjawab atau kalaupun menjawab tapi kita tidak mengenal suara itu maka

(12)

jangan sekali – sekali dibukakan pintu. Apabila itu dilakukan maka banyak kejadian terjadi perkosaan disaat majikan tidak ada dirumah oleh orang yang mungkin sudah mengenal situasi rumah/apartemen tempat Ch bekerja. Hal ini terjadi beberapa kali di rumah majikan Ch dan ketika Ch menceritakan hal tersebut majikan mengatakan untuk tidak dibukakan pintu, karena akan membahayakan keselamatan Ch. Selanjutnya selama bekerja di Arab Ch tidak mengalami hal lain seperti kekerasan yang dilakukan oleh majikan.

Proses bergabung dengan kelompok

Ch mulai bergabung dengan kelompok mantan tenaga kerja wanita di desanya karena diajak oleh teman sesama mantan TKW. Menurut Ch dia awalnya ragu karena di mendengar kabar bahwa kelompok ini meminta sumbangan atau iuran bagi anggotanya, tapi setelah mendengarkan langsung dari pendamping kelompok yang berasal dari Lembaga Swadaya Masyarakat/PPSW mengenai maksud dan tujuan dibentuknya kelompok ini Ch jadi tertarik. Keberadaan kelompok ini menurut Ch sangat membantu mantan tenaga kerja wanita yang pernah bekerja di luar negeri, maupun bagi calon tenaga yang ingin bekerja ke luar negeri khususnya Timur Tengah atau Arab Saudi. “ kelompok ini sangat membantu saya dalam mendapatkan informasi mengenai tenaga kerja wanita di luar negeri, karena dalam kegiatannya kita saling berbagi pengalaman bagi sesama mantan tenaga kerja khususnya dari Arab Saudi,” ujar Ch. Awalnya saya merasa malu dan sulit menyesuaikan diri dalam kelompok karena dalam setiap kegiatan selalu diadakan diskusi kelompok dan setiap anggota diwajibkan untuk berbicara atau memberikan pendapatnya, tapi lama – lama saya jadi mulai terbiasa.

Ch berharap kelompok ini terus berkembang dan dapat membantu masyarakat khususnya perempuan yang ada di desa Cibaregbeg, apalagi di desa Cibaregbeg telah dibentuk sekretariat Pusat Layanan Informasi Buruh Migran. “ harapan saya sekretariat tersebut dan kelompok saling mendukung untuk memberikan bantuan kepada yang membutuhkan informasi tentang buruh migran atau tenaga kerja wanita maupun menrima siapa saja yang ingin bergabung dengan kelompok atau sekretariat,’ demikian menurut Ch.

(13)

5. Nama : Nh Umur : 21 th

Belum menikah dan menjadi tenaga kerja wanita di Arab Saudi tepatnya di kota Jeddah selama 2,7 bulan (2004 – 2007)

Proses keberangkatan dan alasan menjadi TKW

Alasan Nh menjadi tenaga kerja wanita ke Arab Saudi adalah untuk membantu orang tua untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari dan membangun rumah. Sebagaimana wanita - wanita muda di desanya Nh merasa bukan suatu halangan walaupun belum menikah dan punya anak bekerja sebagai TKW, yang penting niatnya baik. Selain itu menurut Nh kalau di kampung tidak melanjutkan sekolah biasanya wanita desanya kalau tidak menikah menjadi TKW ke Arab Saudi. Nh lebih memilih menjadi TKW karena ingin membantu ekonomi keluarga.

Proses keberangkatan Nh ke Arab Saudi bisa dikatakan lancar dan tidak mengalami hambatan. Sebagaimana calon teaga kerja wanita lainnya Nh ditawari peluang kerja ke Arab oleh agen dengan gaji 600 real, karena niat ingin membantu orang tua Nh langsung menerima tawaran tersebut. Tapi Nh tidak diminta uang tanda jadi, hanya bersedia gajinya di potong selama 3 bulan untuk agen, Setelah kesepakatan terjadi maka kelengkapan administrasi mejadi tanggung jawab agen, Nh terima beres. Di penampung Nh hanya 17 hari termasuk pembekalan bahasa dan ketrampilan mengurus rumah tangga selama 1 minggu. Kesan Nh pihak perusahaan seperti menganggap pembekalan yang singkat cukup bagi calon tenaga kerja, padahal banyak yang dianggap kurang baik bahasa maupun ketrampilan yang didapatkan untuk bekal bekerja. Tapi hal tersebut disimpan dihati dan yang penting menurut Nh dia bisa berangkat dan bekerja serta mendapatkan uang.

Di Arab Saudi Ro bekerja pada keluarga yang awalnya baik, namun setelah beberapa bulan mulai terlihat watak sebenarnya. Majikan mulai melakukan kekerasan terhadap pembantunya. Salah sedikit dipukul baik oleh majikan perempuan maupun laki – laki. Menurut Nh “majikan saya orangnya suka memukul baik yang laki maupun perempuan, salah sedikit aja kita melakukan pekerjaan langsung memahari dan memukul, selain itu orangnya pelit lagi, karena itu baru 8 bulan saya langsung lari dari tempat majikan”. Nh lari tidak ke penampungan TKW yang menurut Nh dari cerita teman –temannya bahwa penampungan TKW Indonesia di Arab Saudi banyak cerita miring atau

(14)

negatif. Karena itu Nh lari ke Konsulat RI di Jedah, disana Nh melaporkan kejadian yang dialaminya kepada perwakilan Pemerintah Indonesia disana. Laporan Nh ini mendapat tanggapan positif dan diselesaikan secara kekeluargaan dengan majikan Nh dan majikan Nh meminta maaf dan bersedia menerima kembali Nh, tapi Nh tidak mau, Nh hanya ingin gajinya selama 8 bulan potong 3 bulan untuk agen tinggal 5 bulan dibayar. Akhirnya permintaan itu disetujui oleh majikan Nh.

Setelah itu Nh mendapat tawaran untuk bekerja kembali dengan perantara konsulat RI di Jeddah, Nh mendapat majikan baru dan mulai bekerja kembali selama hampir 2 tahun. Majikan baru menurut Nh cukup baik, karena gaji bulanan dibayar lancar, makanan dan juga perlakuan terhadap pembantu juga baik dalam arti tidak pernah melakukan kekerasan atau penganiayaan. Tapi yang membuat tidak mengerti Nh adalah setiap pergi Nh dikunci dikamar sampai majikan pulang kembali ke rumah, apalagi kalau perginya lama, hal ini mebuat Nh hampir – hampir mau pergi lagi, tapi niat itu durungkan karena Nh takut tidak akan mendapatkan bantuan dari konsulat dan dianggap memang tidak mau atau tidak bias bekerja, selain untuk membantu orang tua dikampung dengan kirimana uang hasil kerja di Arab. “ Setiap pergi saya selalu dikunci dikamar, ya kalau perginya sebentar, kalau lama wah pusing pak. Sebab dikamar kita dikunci tidak ada kamar mandi/toilet untuk buang air dan mandi. Rasanya mau pergi aja dari majikan, tapi saya takut tidak akan mendapat majikan lagi dan akan disalahkan oleh pihak konsulat, karena merekalah yang menjadi perantara dengan majikan yang sekarang,” ujar Nh.

Keinginan untuk membantu orang tua membuat Nh mampu bertahan dari kondisi yang paling sulit sekalipun dan menyelesaikan kontrak kerja dengan majikan. Selain itu juga terlihat dari kondisi rumahnya sekarang yang dibeli dari hasil menjadi bekerja di Arab Saudi. Orang tua Nh menyatakan bersyukur dan bangga pada anaknya yang telah menjadi pahlawan keluarga dan membantu keluarga secara ekonomi. Selanjutnya Nh masih berkeinginan untuk menjadi tenaga kerja ke Arab Saudi, karena masih banyak keinginan – keinginan Ro untuk keluarga dan dirinya sendiri. Untuk keluarga ingin membantu ekonomi keluarga dan untuk Nh sendiri dengan membeli barang – barang yang bernilai ekonomis dan investasi seperti sawah misalnya. Keinginan ini juga di dukung oleh pihak keluarga atau orang tuanya.

(15)

Proses bergabung dengan kelompok

Keterlibatan Nh di kelompok mantan tenaga kerja wanita di desanya masih terbilang baru, tepatnya bulan Juni 2007. Nh diajak oleh keluarganya yang juga mantan tenaga kerja wanita serta menjadi anggota dalam kelompok tersebut. Nh merasa senang karena walaupun belum menikah dan yang paling muda diantara anggota kelompok dia merasa diterima. Menurut Nh, dia berusaha mengikuti kegiatan kelompok apabila tidak ada kegiatan keluarga atau hal lain yang mendesak. Kesulitan yang dihadapi Nh selama bergabung dengan kelompok adalah menyesuaikan diri dengan kelompok terutama kegiatan kelompok berupa diskusi atau berbagi pengalaman dengan sesama anggota kemudian dibahas atau didiskusikan oleh kelompok. Dalam kegiatan ini saya belum biasa bicara di depan orang, karena anggota kelompok boleh dikatakan diwajibkan untuk menanggapinya atau mengemukakan pendapatnya. Nh merasa hal ini cukup membuatnya kadang merasa kurang percaya diri. Namun karena terus di motivasi oleh anggota kelompok dia berusaha untuk terus mengikuti kegiatan kelompok, karena selain menambah pengalaman, juga menambah ilmu dan pengetahuan tentang tenaga kerja wanita baik berkaitan persiapan sampai hal – hal lain yang harus diperhatikan. “kelompok ini menurut saya pak, sangat bagus dan membantu bagi kita sebagai mantan tenaga kerja wanita dan juga baik untuk yang masyarakat karena sebagai kelompok yang dapat memberikan informasi, bagi yang ingin kembali bekerja kel uar negeri maupun yang lainnya,” ujar Nh. Nh berharap kelompok ini dapat terus berkembang dan maju, dan anggota kelompoknya terus berkembang dan bertambah ilmunya sehingga dapat berguna bagi masyarakat sekitarnya

(16)

Lampiran 2

Dokumentasi kegiatan kajian Strategi Penguatan Kapasitas Kelompok mantan Tenaga Kerja Wanita luar negeri di Desa Cibaregebeg Kecamatan

Cibeber Kabupaten Cianjur

Wawancara dengan anggota kelompok mantan TKW “Hegarmanah”

(17)

Suasana Focus Group Discussion (FGD) di Balai Desa Cibaregbeg

(18)

Suasana Focus Group Discussion (FGD) di Balai Desa Cibaregbeg

(19)

DAFTAR PANDUAN FGD

UNTUK KELOMPOK DAMPINGAN PPSW =========================================

Tanggal : Waktu Mulai diskusi : Waktu selesai diskusi :

Tema Diskusi : Identifikasi Organisasi sosial, peranan, faktor pendukung dan penghambat peranan organisasi sosial bagi calon Tenaga Kerja Wanita , serta strategi

penguatan kapasitas kelompok mantan Tenaga Kerja

Wanita luar negeri.

1. Perkenalan Singkat tentang maksud dan tujuan diskusi serta manfaatnya.

2. Moderator mengungkap fenomena Tenaga Kerja Wanita (TKW) 3. Topik Kinerja kelompok dampingan dalam perencanan, pelaksanaan,

dalam Pemberdayaan mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW)

4. Topik Faktor yang mempengaruhi keberlanjutan kelompok dampinganPPSW dalam Pemberdayaan mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW)

5. Topik Strategi penguatan kapasitas kelembagaan dalam pemberdayaan mantan Tenaga Kerja Wanita (TKW).

6. Pembacaan Notulen, saran – saran, dan persetujuan seluruh peserta diskusi.

(20)

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PENDAMPING KELOMPOK DARI PUSAT PENGEMBANGAN SUMBERDAYA WANITA (PPSW)

A. Identitas Responden

1. Nama : 2. Unit kerja : 3. Jabatan :

B. DAFTAR PERTANYAAN

1. Apa yang melatarbelakangi program/kegiatan Pemberdayaan mantan TKW ini ?

2. Apa tujuan program/kegiatan ini?

3. Darimana sumber pendanaan program/kegiatan ini? 4. Berapa Jumlah anggota kelompok dampingan?

5. Bagaimana mekanisme pelaksanaan program/kegoiatan pemberdayaan ini ?

6. Apakah sasaran program/kegiatan ini hanya mantan TKW? 7. Apa indicator keberhasilan program/kegiatan ini?

8. Permasalahan atau kendala apa yang dihadapi dalam pelaksanaan program/kegiatan ini?

9. Langkah – langkah apa saja yang telah diambil dalam menghadapi setiap kendala program/kegiatan ini? 10. Perkembangan apa saja yang telah dicapai selama ini? 11. bagaimana tanggapan Bapak/Ibu/Saudara/I berkaitan dengan

hasil kerja yang dicapai oleh kelompok dampingan dalam pemberdayaan mantan TKW ini?

12. Bagaimana upaya yang dilakukan untuk pengembangan dan keberlangsungan program/kegiatan ini?

(21)

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK PENGURUS KELOMPOK DAMPINGAN PPSW ========================================= A. Identitas Responden Nama : Umur : Asal TKW : Pendidikan :

Jumlah tanggungan keluarga : Jabatan dalam kelompok :

B. DAFTAR PERTANYAAN

1. Bagaimana sejarah terbentuknya kelompok dampingan ini? 2. Berapa jumlah anggotanya?

3. Sejak kapan Ibu/saudari menjadi pengurus kelompok dampingan? 4. Bagaimana proses pemilihannya?

5. Apa yang mendorong ibu/saudari bersedia menjadi pengurus? 6. Kegiatan apa saja yang ibu/saudari lakukan dalam kelompok ini? 7. Apa kesan ibu/saudari selama menjalankan tugas sebagai

pengurus kelompok ini?

8. Kegiatan apa saja yang dilakukan oleh kelompok ini? 9. Apakah ada peraturan yang berlaku dalam kelompok ini? 10. Apakah ada kesulitan yang dihadapi dalam melaksanakan tugas

dalam kelompok ini?

11. Bagaimana cara menyelesaikan masalah apabila terjadi perbedaan antara pengurus dan anggota?

12. Kepada siapa ibu/saudari mempertanggungjawabkab tugas/hasil pekerjaan?

13. Bagaimana pembinaan yang dilakukan oleh pendamping? 14. Apakah selama ini ibu/saudari pernah mengikuti

pelatihan/pendidikan? Berapa kali?dimana?

15. Kemajuan apa saja yang dicapai oleh kelompok ini? 16. Apa harapan ibu/saudari dalam upaya memajukan dan

(22)

DAFTAR PERTANYAAN UNTUK ANGGOTA KELOMPOK DAMPINGAN PPSW ===================================== A. Identitas Responden

1. Nama :

2. Umur :

3. Pendidikan :

4. Jumlah tanggungan keluarga :

B. Daftar Pertanyaan

1. Bagaimana proses pemberangkatan anda ketika menjadi TKW? 2. Apa yang menjadi alasan anda menjadi TKW luar negeri? 3. Bagaimana anda menanggapi kasus yang menimpa para TKW luar neger?

4. Sejak kapan ibu/saudari ikut dalam kelompok dampingan PPSW ini?

5. Bagaimana ibu/saudari bergabung dalam kelompok ini? 6. Apa yang menjadi daya tarik ibu/saudari ikut bergabung dalam

kelompok ini?

7. Kegiatan apa saja yang ibu/saudari ikuti dalam kegiatan kelompok ini?

8. Bagaimana perasaan ibu/saudari setelah mengikuti kegiatan dalam kelompok ini?

9. Apakah ada kesulitan ketika ibu/saudari ikut bergabung dalam kelompok ini?

10. Manfaat apa yang dapat ibu/saudari ambil selama mengikuti kegiatan kelompok ini?

11. Bagaimana tanggapan ibu/saudari terhadap kerja pengurus kelompok?

12. Apa harapan ibu/saudari terhadap kelompok ini?

13. Bagaimana menurut ibu/saudari agar kelompok ini dapat berlanjut dan bermanfaat bagi anggota pengurus atau masyarakat?

Referensi

Dokumen terkait

Disakarida yang terisolasi dari selulosa yang terhidrolisis sebagian adalah selobiosa, yang dapat dihidrolisis lebih lanjut menjadi D-glukosa dengan suatu katalis asam atau

Setelah pustakawan mengidentifikasi kebutuhan informasi potensial masyarakat serta menyiapkan sumber daya organisasi dan bahan promosi, langkah berikutnya

Stored procedure menyimpan statement-statement SQL dalam sebuah berkas yang disimpan di database server, sehingga dari sisi performa eksekusi, utilitas jaringan,

-- Memahami tipe dan komposisi cairan kristaloid dan efek p Memahami tipe dan komposisi cairan kristaloid dan efek p emberian cairan kristaloid emberian cairan kristaloid --

Dalam kaitannya dengan penelitian ini, teknik analisis konten digunakan untuk mengungkapkan bagaimana unsur sosiopsikologis yang meliputi hubungan antara kehidupan sosial

Analisis kebutuhan dalam rancang bangu media pembelajaran pada materi pengolahan dilakukan melalui observasi dan teknik wawancara. Proses perancangan media

Aktualisasi dimensi social communication oleh kepala sekolah dalam mengembangkan mutu pendidikan di SD Muhammadiyah 1 Purbalingga dapat dilihat dari kemampuannya

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proses pembelajaran piano untuk anak Autisme di Sekolah Musik Moritza terdiri dari kegiatan menyapa murid, me- riview pelajaran