• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PEMASARAN OBJEK WISATA DENGAN

PENDEKATAN SERVQUAL MIX DAN QUALITY FUNCTION

DEPLOYMENT (QFD)

(STUDI KASUS DI OBJEK WISATA PANTAI TALANG SIRING

KABUPATEN PAMEKASAN)

Alifiana Hafidian Rizkiyani1)dan Fuad Achmadi2) 1)

Program Studi Magister Menejemen Teknologi, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Jl. Cokroaminoto 12A, Surabaya, 60264, Indonesia

e-mail: alifianahr@yahoo.com 2)

Jurusan Teknik Industri, Program Pasca Sarjana, Institut Teknologi Nasional Jl. Bendungan Singura-gura, Malang, Jawa Timur, Indonesia 65145

e-mail: fuadachmadi@gmail.com

ABSTRAK

Dalam meningkatkan produk jasa di wisata pantai Talang Siring, diperlukan adanya strategi pemasaran produk wisata dalam meningkatkan kualitas produk wisata. Melihat dari penurunan jumlah wisatawan dari tahun ke tahun, dapat membuktikan bahwa produk wisata pantai Talang Siring belum dikelola dengan baik dan maksimal. Populasi penelitian adalah wisatawan pantai Talang Siring, dengan jumlah 16.404. Jumlah sampel sebanyak 98 wisatawan dengan menggunakan metode Purposive Sampling dan rumus Slovin. Analisis yang digunakan untuk dalam kesesuaian harapan dan kenyataan dengan menggunakan model Diagram Kartesius. Hasil yang didapat dari Diagram Kartesius diolah dengan menggunakan House of Quality di QFD. Hasil dari analisis

Servqual dan QFD menunjukkan bahwa prioritas utama dalam upaya perumusan

strategi pemasaran yaitu:(1) konservasi mangrove untuk membantu pemulihan SDA dan dapat menjadi bank hidup ekosistem pantai, (2) mengadakan event culture tourism yang dilakukan secara rutin, (3) memberikan bekal edukasi kepada nelayan agar melakukan hal yang benar dalam melakukan aktivitasnya sehingga tidak merusak biota laut, (4) mengikuti event nasioanl dan internasional guna memperkenalkan potensi wisata, dan (5) melakukan kegiatan promosi dari media cetak, membuat web khusus ODTW.

Kata kunci: Wisata Pantai, Servqual, Quality Function Development.

PENDAHULUAN

Pantai Talang Siring merupakan salah pantai yang perlu mendapatkan prioritas pengembangan yang nantinya dapat dijadikan sebagai icon obyek wisata pantai di Kabupaten Pamekasan. Letak wisata pantai Talang Siring berada di jalur utama antara Kabupaten Pamekasan dan Kabupaten Sumenep yang menjadikan pantai ini mempunyai peluang yang cukup untuk dikembangkan (RTRW Kabupaten Pamekasan, 2010).

Potensi wisata yang ada di pantai Talang Siring sangat beragam diantaranya:hutan mangrove, home industry penghasil petis dan ikan kering, kesenian musik Saronen dan makam Joko Tarub yang berada disekitar pantai Talang Siring.

(2)

Adanya keluhan dari wisatawan berdasarkan survey primer secara wawancara banyak wisatawan yang menyanyangkan kondisi wisata pantai Talang Siring. Hal ini membuktikan bahwa potensi yang ada belum dikelola secara maksimal. Sehingga

penulis pada tugas akhir (skripsi) ini melakukan penelitian yaitu merumuskan konsep pengembangan objek wisata Talang Siring untuk mewujudkan linkage antara objek wisata yang satu dengan yang lain. Dengan dihasilkan tiga zona pengembangan, yaitu zona inti, pendukung dan konservasi.

Adanya konsep pengembangan yang telah dirumuskan masih belum mengatasi dalam pengembangan objek wisata ini, hal ini dapat dilihat dari jumlah wisatawan pantai Talang Siring dari tahun ke tahun mengalami penurunan pengunjung. Penurunan jumlah pengunjung bisa dikarenakan tidak adanya pengelolaan pantai Talang Siring dan tidak adanya strategi pemasaran wisata untuk mengeksplor produk wisata yang dimiliki Kabupaten Pamekasan. Hal ini dapat dilihat dalam jumlah kunjungan wisata pantai Talang Siring. Dari 17785 wisatawan pada tahun 2011 mengalami penurunan jumlah pengunjung menjadi 17325 pada tahun 2012, 16846 pada tahun 2013 dan 16404 pada tahun 2014 (Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan, 2015).

Untuk itu, dibutuhkan perubahan dalam mengembangkan potensi wisata Kabupaten Pamekasan khususnya objek wisata Pantai Talang Siring dengan menerapkan strategi yang efektif guna memanfaatkan kekuatan internal yang dimiliki dan memperhatikan faktor eksternalnya. Atas dasar inilah perlu adanya kajian penelitian strategi yang tepat untuk mengembangkan pariwisata di Kabupaten Pamekasan.

Penulis akan menggunakan Metode Servqual Gap 5 (Harapan dan Kepentingan dari produk wisata) karena nilai harapan dan kepentingan produk wisata akan digunakan untuk pembuatan titik – titik pada kuadran Diagram Kartesius. Untuk menjawab upaya-upaya merumusan strategi pemasaran produk wisata menggunakan metode QFD dengan cara menyusun House of Quality.

Tujuan yang akan dicapai oleh peneliti adalah mengidentifikasi dan menganalisa untuk mengetahui strategi pemasaran yang dibutuhkan dalam pengembangan produk wisata pantai Talang Siring.

METODE

Penelitian ini dilakukan secara garis besar terdiri atas empat tahap, yaitu tahap 1 mencangkup studi lapangan, identifikasi masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, dan tinjauan pustaka. Tahap 2 mencangkup pembuatan kuesioner awal, penentuan populasi dan sampel. Tahap 3 mencangkup penyusunan SERVQUAL dan penyusunan HoQ dalam QFD. Tahap 4 mencangkup analisis data, kesimpulan dan saran.

Tahap I (Pertama)

Setalah merumuskan masalah, pada tahap ini mengkaji tentang tinjauan pustaka yang menjadi landasan teori dari penelitian ini.

Wisata Pantai Talang Siring

Pantai Talang Siring merupakan salah satu pantai yang ada di Kabupaten Pamekasan. Letak pantai Talang Siring berada tepat disisi jalan arteri primer (Surabaya-Kamal-Sumenep) yang merupakan jalur utama lalu lintas di Pulau Madura menjadikan

(3)

wisata ini mudah dicapai. Letak pantai Talang Siring yang strategis mempunyai peluang untuk dikembangkan, (RTRW Kabupaten Pamekasan, 2010).

Pantai Talang Siring ini tergolong alami dengan keindahan pantai yang dapat menarik wisatawan lokal yang berkunjung serta disebelah kanan pantai terdapat tanaman bakau (mangrove). Namun sampai saat ini pantai ini belum dikelola serta belum dikembangkan oleh pihak pemerintah.

SERVQUAL

Pengukuran dengan metode servqual merupakan pendekatan used – based

apporoach (pendekatan berbasis pengguna) dan kini sering digunakan di industri –

industri jasa. Servqual juga merupakan salah satu model kualitas jasa yang digunakan dalam riset manajemen dan pemasaran. Secara umu Serqual adalah perbandingan antara persepsi dengan harapan pelanggan. Dari perbandingan tersebut muncul 5 (lima) GAP antara lain: GAP 1 anatara harapan pelanggan dan harapan manajemen, GAP 2 antara persepsi harapan dan spesifikasi kualitas, GAP 3 antara spesifikasi kualitas layanan dan pemberian pelayanan, GAP 4 antara pelayanan dan komunikasi eksternal, GAP 5 antara persepsi pelanggan dan harapan pelanggan.

Terdapat lima dimensi kualitas jasa dengan menerapkan konsep kesenjangan/Gap. Menurut parasuraman, et al (1990), ada 5 dimensi SERVQUAL yaitu: (1)Tangibel, (2) Reliability, (3) Responsive, (4) Assurance dan (5) Emphaty.

DIAGRAM KARTESIUS

Diagram Kartesius yang merupakan suatu bangun persegi empat bagian yang dibatasi oleh dua buah garis yang berpotongan tegak lurus pada titik-titik (X, Y) di mana X merupakan rata - rata dari rata - rata skor tingkat pelaksanaan/kinerja seluruh faktor atau atribut dan Y adalah rata-rata dari rata-rata skor tingkat kepentingan seluruh faktor yang mempengaruhi harapan sebagaimana gambar 1 berikut ini:

High

Low PERFORMANCE

Gambar 1. Importance-Performance Matrix (Muluk, 2008:26)

Menentukan Importance-Performance Analysis (IPA) Diagram Kartesius

IPA terdiri dari sepasang sumbu koordinat di mana nilai Harapan (Y-axis) dan nilai Kinerja (Y-axis) dari berbagai elemen yang terlibat dalam pelayanan diperbandingkan.

Nilai rata-rata yang terdapat pada dimensi harapan dan kepentingan sebagai pemotong garis.

Quality Function Deployment (QFD)

Quality Function Deployment adalah metode perencanaan dan pengembangan

secara terstuktur yang memungkinkan tim pengembangan mendefinisikan secara jelas kebutuhan dan harapan pelanggan dan mengevaluasi kemampuan produk atau jasa secara sistematik untuk memenuhi kebutuhan dan harapan tersebut.

QFD memiliki tahapan aktivitas, yang terdiri dari 6 Matrik. Berfungsi untuk Kuadran B

Concentrate Here

Kuadran C Keep up The Good Work Kuadran A Low Priority Kuadran D Possible Overkill IM P O R T A N C E

(4)

pemenuhan harapan pelanggan. Didalam penelitian mengunakan QFD alat yang digunakan dalam strukturnya adalah matrik yang berbentuk rumah yang disebut rumah kualitas (House of Quality). House of Quality (HoQ) untuk mengidentifikasi kebutuhan pelanggan dan memprioritaskan Persyaratan Desain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Tahap II (Kedua) Pembuatan Kuesioner

Data yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis, yaitu data tentang tingkat harapan dan data pada tingkat kinerja/kepuasan pelayanan. Pada tahapan ini penyusunan kuesioner untuk menentukan atribut-atribut yang dipilih berdasarkan topik, dari atribut-atribut yang akan dinilai oleh pelanggan dalam suatu kuesioner. Untuk instrumen pengambilan data dapat dilihat di lampiran.

Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah wisatawan. Menurut Sugiono (2012) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling.

Sampel diambil dari data jumlah populasi tahun 2014 dengan jumlah 16.404 wisatawan. Rumus Slovin digunakan untuk sampel ini yaitu dengan standar error 10 % dari seluruh populasi yang diteliti. Menggunakan rumus Slovin dihasilkan jumlah sampel untuk penelitian adalah 98 orang.

Tahap III (Tiga)

Uji Validitas dan Reliabilitas

Dilakukan dengan menghitung korelasi Product Moment pada setiap pertanyaan dengan

tingkat signifikan α = 0,05 dan jumlah sampel yang dipakai sebesar 49 orang dengan

rtabel sebesar 0,281. Jika rhitung > rtabel maka dinyatakan valid.

Dari hasil uji validitas, seluruh instrument Harapan dan Kinerja dinyatakan valid karena rhitung > rtabel (0,281) dengan taraf signifikan 5%.

Uji Reliabilitas

Menurut Hair et al (2010) untuk menguji reliabilitas instrument pengukuran

tingkat keandalan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha yang dapat ditunjukan

reliabel apabila nilai Cronbach’s Alpha minimal 0.50 dikatakan andal apabila nilai

Cronbach’s Alpha > 0.60-0.80. Hasil uji reliabilitas nilai Alpha Cronbach’s sebesar

0.851 > rtabel 0.6 dan 0.743 > rtabel 0.6 yang menyatakan bahwa butir – butir instrument harapan dan kinerja/kepuasan reliable dan dapat digunakan untuk pengambilan data yang sebenarnya.

Pengolahan Data dengan Menggunakan Service Quality (SERVQUAL) dan Sebaran Variabel-Variabel dalam Diagram Kartesius dan hasil IPA

Nilai rata-rata dari Harapan Ῡ dan kenyataan ̅ digunakan untuk menentukan posisi penempatan variabel produk wisata pada kuadran Diagram Kartesius. Untuk dikelompokkan menjadi empat bagian, maka Diagram Kartesius dipotong menjadi empat bagian. Untuk hasil IPA dapat dilihat pada gambar 2.

(5)

Gambar 2. Importance Performance Analysis (IPA) Variabel – variabel yang masuk pada kuadran B di atas sebagai berikut:

a. Sarana dan prasarana wisata seperti parkir, dan loket. b. Ketersediaan toilet umum yang ramah lingkungan. c. Hutan Mangrove.

d. Event Cultur Tourism seperti atraksi kesenian music saronen. e. Ketersediaan angkutan wisata menuju lokasi wisata.

f. Kelestarian dari flora dan fauna. g. Kebersihan lokasi wisata.

h. Pengelolaan daya tarik melalui promosi yang dilakukan. i. Pengalaman wisatawan yang menjadi tujuan utama. j. Tingkat kepuasan wisatawan yang menjadi tujuan utama.

k. Kesadaran masyarakat dan wisatawan dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Penyusunan House of Quality (HoQ) dalam QFD Matrix What’s (Customer needs)/Kebutuhan Konsumen

Variabel yang ada dalam wilayah kuadran B dimasukan di Matrix What’s

Tabel 1. Tabel Matrix What’s

Dimensi How/Technical Response

Whats Customer Needs

T2 Sarana dan prasarana wisata seperti parkir, dan loket T3 Ketersediaan toilet umum yang ramah lingkungan T4 Hutan mangrove

T6 Ketersediaan angkutan wisata menuju lokasi wisata T11 Event Cultur Tourism seperti atraksi kesenian music saronen

T15 Penginapan yang memadai seperti hotel/homestay dengan konsep ramah lingkungan R1 Kelestarian dari flora dan fauna

R2 Kebersihan lokasi wisata

R5 Pengelolaan daya tarik melalui promosi yang dilakukan A1 Tingkat kepuasan wisatawan yang menjadi tujuan utama A2 Pengalaman wisatawan yang menjadi tujuan utama

(6)

Customer Importance

Nilai ini didapat dari penyebaran kuisioner dengan variabel yang menjadi keinginan wisatawan (customer needs) pada produk wisata pantai Talang Siring. Nilai

Berdasarkan data customer importance diketahui bahwa kepentingan paling tinggi terdapat pada dimensi Hutan Mangrove (T4) dan kelestarian flora dan fauna (R1). Matrix How’s (Technical Respon)/Respon Teknis

Setelah melakukan brainstroming dengan semua pihak yang terlibat dalam strategi pemasaran produk wisata dengan melakukan wawancara dengan pihak manajemen yaitu pemerintah Kabupaten Pamekasan didapat variabel untuk menanggapi kebutuhan wisatawan yaitu:

Tabel 2. Matrix How’s pada Quality Function Deployment No

WHATS/ Customer Needs

HOWS/ Technical Response 1. Menyediakan lahan untuk parkir

membangun gate untuk loket

2 Membangun beberapa unit kamar mandi umum yang ramah lingkungan Menyediakan tempat sampah kering dan basah di setiap ruang kamar mandi

3 Konservasi mangrove untuk membantu pemulihan SDA dan dapat menjadi Bank hidup ekosistem pantai Pengembangan kegiatan ekowisata diwilayah pesisir pantai untuk pelestarian ekosistem pesisir pantai 4

Menyediakan alat transportasi khusus ke lokasi obyek wisata

5 Mengadakan event culture tourism yang dilakukan secara rutin

Mengikuti event nasional dan internasional guna memperkenalkan potensi wisata

6 Mengusulkan dan mendorong pihak-pihak terkait untuk membangunan penginapan dengan konsep ramah lingkungan

7 Memberikan bekal edukasi kepada nelayan agar melakukan hal yang benar dalam melakukan aktivitasnya sehingga tidak merusak biota laut

Membangun reef ball terumbu karang buatan

8 Membuat peraturan, pelarangan dan sanksi yang dimuat dimedia umum sekitar pantai berupa poster Menyediakan tempat sampah yang lebih strategi ditempat yang padat kunjungan

9 Melakukan kegiatan promosi dari media cetak, membuat web khusus ODTW Melakukan kerja sama dengan investor

10 Meningkatkan amenities agar wisatawan dapat merasakan kenyamanan dan tinggal lebih lama di DTW 11 Meningkatkan daya tarik wisata baik berupa alam, masyarakat dan budaya

12 Mengembangkan SDM dengan menerapkan pendidikan dan aktivitas pendamping kepada masyarakat dan pelaku wisata bahari

Upaya peningkatan kepedulian, wawasan, keterampilan dan kemampuan pengelolaan sumberdaya kelestarian lingkungan

Matrix Why (Planning Matrix)

Berdasarkan analisis Planning Matrix menunjukkan hasil sebagai berikut:

a. Goal tertinggi yang ingin dicapai dari atribut customer needs adalah hutan

mangrove, kelestarian flora dan fauna dan kebersihan lokasi wisata.

b. Nilai Improvement ratio tertinggi yang harus dilakukan untuk mencapai target adalah variabel hutan mangrove.

c. Nilai Service point tertinggi pada variabel hutan mangrove, kelestarian flora dan fauna dan kebersihan lokasi wisata.

d. Nilai tertinggi dalam usaha untuk mengimplementasikan peningkatan atribut ada pada variabel event culture tourism seperti atraksi kesenian musik Saronen

(7)

dan kesadaran masyarakat dan wisatawan dalam menjaga kebersihan lingkungan.

e. Nilai tertinggi dalam besarnya kontribusi atribut terhadap pemenuhan semua keinginan konsumen wisata ada pada varibel event culture tourism seperti atraksi kesenian musik Saronen dan kesadaran masyarakat dan wisatawan dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Relationship Matrix (What’s vs How’s)

Informasi ini akan mempengaruhi nilai priority pada Technical Matrix.

Technical Corelation (Hubungan Atribut– Atribut di Matrix How’s)

Pada bagian ini menunjukan interaksi antara karak teristik teknis/ respon teknis (Hows). Masing-masing karakteristik teknis dibandingkan satu sama lain. Bentuk korelasi teknis merupakan matrixs yang menyerupai atap rumah.

Technical Matrix (Customer Requirment Priorities)

Dari analisis informasi yang ada pada Technical Matrix menunjukkan sebagai berikut: a. Pada Priority menunjukkan variabel mana yang mendapatkan prioritas tertinggi,

nilai ini di perngaruhi oleh Technical Correlation dan Relation Matrix. b. Target yang ingi dicapai oleh pihak manajemen wisata pantai Talang Siring. c. Own Performance merupakan besarnya usaha yang dilakukan oleh pihak

manajemen wisata pantai Talang Siring terhadap keinginan/harapan wisatawan.

Tahap IV (empat) Pembahasan

Berdasarkan data-data pengambilan data yang sebenarnya (4.16) yang memiliki

GAP paling besar dan GAP paling rendah adalah :

1. Ketesediaan Restoran Seafood dengan kesesuaian (61.06%) 2. Hutan Mangrove dengan kesesuaian (42.23%)

Dan hasil olah data Quality Function Deployment dengan metode House of

Quality yang dapat dilaksanakan oleh pihak pemerintah Kabupaten Pamekasan yaitu :

1. Konservasi mangrove untuk membantu pemulihan SDA dan dapat menjadi Bank hidup ekosistem pantai

2. Mengadakan event culture tourism yang dilakukan secara rutin

3. Memberikan bekal edukasi kepada nelayan agar melakukan hal yang benar dalam melakukan aktivitasnya sehingga tidak merusak biota laut

4. Mengikuti event nasional dan internasional guna memperkenalkan potensi wisata

5. Melakukan kegiatan promosi dari media cetak, membuat web khusus ODTW Kelima upaya ini kemungkinan besar dapat dilaksanakan oleh pihak pemerintah Kabupaten Pamekasan yang dapat memenuhi harapan wisatawan. Sehingga pada nantinya akan menambah jumlah wisatawan dari tahun-tahun ke tahun. Data atribut 5 dimensi yang telah di oleh Quality Function Deployment dengan metode House of

Quality di atas mengahasilkan upaya-upaya yang dirumuskan menjadi strategi

pemasaran objek wisata pantai Talang Siring antara lain yaitu :

1. Konservasi mangrove untuk membantu pemulihan SDA dan dapat menjadi bank hidup ekosistem pantai. Adanya konservasi mangrove dapat memberi manfaat ekologi, manfaat ekonomi, manfaat fisik dan manfaat biogi dan manfaat sosial dalam kehidupan masyarakat pesisir. Adanya hutan bakau memiliki nilai

(8)

2. Mengadakan event cultur tourism yang dilakukan secara rutin. Adanya kesenian musik Saronen yang menjadi kesenian khusus masyarakat pantai Talang Siring menjadi daya tarik khusus yang tidak dimiliki oleh daerah lain.

3. Memberikan bekal edukasi kepada nelayan agar melakukan hal yang benar dalam melakukan aktivitasnya sehingga tidak merusak biota laut. Adanya pembekalan yang dilakukan berharap kedepannya akan menyadarkan para nelayan nakal dalam menjaga kelestarian flora dan fauna. Sehingga biota laut yang telah mati akan lestari lagi.

4. Mengikuti event nasional dan internasional guna memperkenalkan potensi wisata. Kesenian Madura cukup dikenal di kalangan masyarakat luas contohnya seperti kerapan sapi dan tak kalah menariknya apabila kesenian khas masyarakat pantai Talang Siring juga mengikuti event nasional akan meningkatkan daya tarik dan dikenal oleh masyarakat luas.

5. Melakukan kegiatan promosi dari media cetak, membuat web khusus ODTW. Promosi merupakan kunci dari keberhasilan dari suatu produk wisata, nantinya apabila promosi telah dilakukan sebagaimana mestinya dengan usaha yang maksimal tentunya masyarakat luas akan mengetahui bahwa Kabupaten Pamekasan memiliki daya tarik wisata yang bagus.

Kesimpulan

Data atribut 5 dimensi yang telah di oleh Quality Function Deployment dengan

metode House of Quality di atas menghasilkan upaya-upaya yang dirumuskan menjadi

strategi pemasaran objek wisata pantai Talang Siring antara lain yaitu :

1. Konservasi mangrove untuk membantu pemulihan SDA dan dapat menjadi bank hidup ekosistem pantai

2. Mengadakan event culture tourism yang dilakukan secara rutin

3. Memberikan bekal edukasi kepada nelayan agar melakukan hal yang benar dalam melakukan aktivitasnya sehingga tidak merusak biota laut

4. Mengikuti event nasional dan internasional guna memperkenalkan potensi wisata

5. Melakukan kegiatan promosi dari media cetak, membuat web khusus ODTW

Daftar Pustaka

Hair et al. (2010). Multivariate Data Analysis, Seventh Edition. Pearson Prentice Hall Molan. PT Indeks Kelompok Gramedia.

Muluk, Asmuliardi, (2008), “Analisis Kualitas Pelayanan Jasa Perbankan (Studi Kasus

pada PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Padang)”, Jurnal Ilmiah

Teknik Industri: Optimasi Sistem Industri, Vol. 8, No. 1.

Parasuraman A., Zeithaml, V.,,et.al, 1990, Delivering Quality Service, The Free Press Maxwell Macmillan, Canada.

Sugiyono, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Laporan Akhir : Rencana Strategi Pengembangan Pariwisata Kabupaten Pamekasan tahun, 2011. Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Pamekasan. Laporan Akhir : Rencana Tata RuangWilayah Kabupaten Pamekasan tahun, 2010.

(9)

LAMPIRAN

a. Instrumen Penelitian Harapan/Kinerja Wisatawan yang terhormat,

Berkenaan dengan penelitian saya untuk merumuskan strategi pemasaran produk wisata pantai Talang Siring maka diharapkan bantuan para pengunjung wisatawan pantai Talang Siring untuk mengisi kuisioner variabel produk wisata pantai Talang Siring. Atas kerjasamanya, saya ucapkan terima kasih.

Kuisioner tingkat Harapan/Kinerja variabel produk wisata Identifikasi Responden

Nama : Umur : Asal :

Berikan nilai anda terhadap atribut wisata di bawah ini dengan nilai 1-5

No. Skala Likert Bobot

1. Sangat Tidak Mengharapkan/

Sangat Tidak Memuaskan 1 2. Tidak Mengharapkan/Tidak Memuaskan 2 3. Netral 3 4. Mengharapkan/Memuaskan 4 5. Sangat Mengharapkan/Sangat Memuaskan 5

No Atribut-Atribut Yang Dinilai Harapan/KinerjaSkala Tingkat

1. Ketersediaan penerangan jalan 1 2 3 4 5

2. Sarana dan prasarana wisata seperti parkir, dan loket 1 2 3 4 5

3. Ketersediaan toilet umum yang ramah lingkungan 1 2 3 4 5

4. Hutan mangrove 1 2 3 4 5

5. Fishing 1 2 3 4 5

6. Ketersediaan angkutan wisata menuju lokasi wisata 1 2 3 4 5

7. Ketersediaan ATM Bank 1 2 3 4 5

8. Culture heritage sebagai aset wisata 1 2 3 4 5

9. Persewaan Canoeing kepada wisatawan yang ingin

berkeliling pantai. 1 2 3 4 5

10. Ketersediaan restoran seafood 1 2 3 4 5

11. Event Cultur Tourism seperti atraksi kesenian music

saronen 1 2 3 4 5

12. Ketersediaan air bersih 1 2 3 4 5

13. Ketersediaan toko souvenir yang menjual jajanan dan

hasil home industry penduduk sekitar wisata 1 2 3 4 5

(10)

Lanjutan

No Atribut-Atribut Yang Dinilai Harapan/KinerjaSkala Tingkat

15. Penginapan yang memadai seperti hotel/homestay

dengan konsep ramah lingkungan 1 2 3 4 5

16 Kelestarian dari flora dan fauna 1 2 3 4 5

17 Kebersihan lokasi wisata 1 2 3 4 5

18 Keindahan alam dan pantai 1 2 3 4 5

19 Keikutsertaan masyarakat sekitar kawasan obyek wisata alam, dapat berbentuk usaha dagang atau pelayanan jasa

1 2 3 4 5

20 Pengelolaan daya tarik melalui promosi yang

dilakukan 1 2 3 4 5

21 Tingkat kepuasan wisatawan yang menjadi tujuan

utama 1 2 3 4 5

22 Pengalaman wisatawan yang menjadi tujuan utama 1 2 3 4 5

23 Tourist information center 1 2 3 4 5

24 Kesadaran masyarakat dan wisatawan dalam menjaga

kebersihan lingkungan 1 2 3 4 5

25 Keamanan 1 2 3 4 5

26 Jasa pemandu atau penunjuk jalan 1 2 3 4 5

27 Partisipasi masyarakat dalam melayani wisatawan 1 2 3 4 5

28 Sikap atau pelayanan masyarakat yang ramah kepada

wisatawan 1 2 3 4 5

Peneliti Alifiana Hafidian R - 9113201407 Magister Manajemen Teknik – Manajemen Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Gambar

Gambar 2. Importance Performance Analysis (IPA) Variabel – variabel yang masuk pada kuadran B di atas sebagai berikut:
Tabel 2. Matrix How’s pada Quality Function Deployment

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil dari penelitian yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: (1) Sebelum diberikan treatment dengan pendekatan antisipasi didaktis

Pada awal beroperasinya, banyak sekali timbul permasalahan yang cukup mengganggu pelayanan bus seperti adanya penentangan oleh awak bus kota yang biasa melayani rute ke kampus

Selanjutnya dilakukan “small group discussion” bersama dengan fasilitator untuk membahas kekurangan yang teridentifikasi, membahas isi dan hal-hal yang berkenaan dengan

(2009) IICG (The Indonesian Institute for Corporate Governance), pengertian Good Corporate Governance (GCG) dapat didefinisikan sebagai struktur, sistem, dan proses

Penelitian ini dilakukan dengan memanfaatkan gelombang mikro (microwave), pertama daun nilam sebanyak 100 gram ditambahkan pelarut atau steam untuk variabel daun

(2) Produk Informasi Geospasial BIG sebagaimana dimaksud adalah produk dalam bentuk cetak dan digital sesuai den Jenis atas Jenis Penerimaan Negara Bukan Pajak yang Berlaku.. pada

Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa dengan perbaikan sikap kerja dapat menurunkan beban kerja berupa beban tambahan, berarti bahwa dengan menggunakan dapur yang ergonomi

1).Observasi Penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan tinjauan langsung pada PT. Indonesia Selamat Sejahtera di Semarang yang menjadi objek penelitian. dimana