• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Proseminar Arsitektur. Analisis Metode Arsitek dalam Proses Pemrograman

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Proseminar Arsitektur. Analisis Metode Arsitek dalam Proses Pemrograman"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

Makalah Proseminar Arsitektur

Analisis Metode Arsitek dalam Proses Pemrograman

Arsitek Jatmika Adi Suryabrata

Kasus Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan

Oleh :

Hendro Trieddiantoro Putro

13/356033/PTK/09150

PROGRAM STUDI PASCASARJANA ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH MADA

(2)

Daftar Isi

I. Latar Belakang ... 3

Arsitek ... 3

Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan RI ... 7

II. Analisis dan Pembahasan ...15

Peran Pemrograman pada Desain ...15

Proses Pemrograman ...15

Metode dan Teknik Pemrograman ...18

Teknik Pengumpulan dan Analisis Data ...18

III. Kesimpulan ...19

Pemrograman yang Digunakan Arsitek ...19

Pemrograman yang Disarankan ...21

(3)

I.

Latar Belakang

Arsitek

Jatmika Adi Suryabrata

Green Consultant at IFC - International Finance Corporation

Mengembangkan dasar dan penerapan green building di Indonesia khususnya jakarta

Education Background

1. Master, College of Architecture and Environmental Design, Arizona State University, United States, January 1989 - January 1991, Thesis : -

2. Undergraduate, Jurusan Teknik Arsitektur, Universitas Gadjah Mada, Indonesia, January 1980 January 1985, Thesis : -

Research Interest

1. lighting architecture 2. heritage architecure 3. future architecture

(4)

Research Cluster/Group

1. architecture

Trainee in Training and Course

1. Kobe University , Disaster Mitigation, 2007

Trainner in Training

1. the International Seminar on Sustainable Environmental Architecture (SENVAR 6), Bandung, Indonesia. , Passive and Low Energy Architecture, 2005

Course Subject

1. fisika bangunan 1, 2 credits, Undergraduate 2. fisika bangunan, 2 credits, Master

3. tugas akhir, 6 credits, Master

Industrial Project

1. Akademi Sepak Takraw, 2008 - Present

2. Master Plan Kompleks Kantor Bupativ, 2008 - Present

3. Alun-Alun Merdeka, Taman Kota Bangkinang, Riau, 2008 - Present 4. Perpusatakaan Utama Universitas Gadjah Mada, 2007 - Present

5. Banguan Perpanjangan, Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, 2007 - Present 6. Desain Interior Kantor Dekan, Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada, 2007 –

Present

7. Desain Interior Kantor untuk Kolaborasi Internasional, Universitas Gadjah Mada, 2007 – Present

8. Desain Auditorium dan Lobby, Facultas Hukum – Universitas Gadjah Mada. , 2007 - Present

9. Program Pengembangan Agropolitan Manokwari, Papua, 2007 - Present 10. Sudirman green city walk. Pekanbaru, Riau, 2007 - Present

(5)

12. Pengembangan Water front Kampar, 2007 - Present

13. Asrama Mahasiswa Universitas Gadjah Mada , 2006 - Present

14. Dharma Putra International House – Universitas Gadjah Mada, 2006 - Present

15. Pengembangan Tempat Pasar Sanggeng & Waterfront Teluk Sawaibu. Detail Engineering. Manokwari, Papua, 2006 - Present

16. Prototip Desain Honai Yahukimo, Papua, 2006 - Present

17. Pencahayaan Banjir (Gedung Agung) Yogyakarta, 2006 - Present

18. Tempat Kediaman Taman Hijau & Townhouses,Desain Estate/Perumahan Terdiri dari 480 unit Yogyakarta, 2006 - Present

19. Apartmen Bali Cliff. Desain Proposal, 2005 - Present 20. Kawasan Jatinegara, Jakarta. , 2004 - Present 21. Kawasan Kebon Mlati, Jakarta. , 2004 - Present 22. Kawasan Marunda, Jakarta, 2004 - Present

23. Pre Desain: Sekolah Ilmu Pegetahun Indonesia, 2004 - Present 24. Fasilitas Audio Visual Borobudur, 2004 - Present

25. Jogja Plaza, Spa & Health Club , 2004 - Present

26. The Volcano, Bar & Café, Jogja Plaza Hotel , 2004 - Present

27. Pengembangan Waterfront Manokwari –Proyek Desain Kota, , 2004 - Present 28. Pasar Seni, Bantul. , 2003 – Present

Community Service

1. Pos Pengabdian Anggaran Dana Masyarakat FT UGM, Pendampingan Masyarakat dalam Pengembangan Lingkungan Rumah di Dusun Jambon dan sanan Desa Bawuran, kecamatan Pleret, Bantul., 2003 –

2. Pos Pengabdian Anggaran Dana Masyarakat FT UGM, Pembangunan Fasilitas Mandi Cuci Kakus (MCK) Percontohan pada Permukiman Desa Melalui Pendekatan Partisipasi Masyarakat, 2004 -

3. Pos Pengabdian Anggaran Dana Masyarakat FT UGM, Peningkatan Kualitas/Kebersihan Lingkungan Industri Tahu di kecamatan Srandakan, Kabupaten Bantul., 2005 -

(6)

4. Pos Pengabdian Anggaran Dana Masyarakat FT UGM, Antisipasi Banjir dan Peningkatan Daya Resap Air Hujan di Kawasan Ngangkruk, Sleman., 2007 –

Selected Publication

1. Jatmika, Measuring Subjective Impressions on Lighting Using Computer Images. , Leukos Journal vol. , pp. , 2008

2. Jatmika, New Honai Design Prototype in Yakuhimo, Papua: A CFD Simulation study, Journal of Architectural Engineering, vol. Vol. 13, N, pp. 64-71, 2007

3. Jatmika, Kajian Penataan Tata-hijau di Ruang Jalan Ditinjau dari persepsi visual. , Visual preferences on Road sides Greenery, vol. 17, 3, , pp. 395-411, 2004

4. Jatmika, Kajian Morfologi dan Perubahan Fungsi Alun-alun Utara Keraton Yogyakarta. , Teknosains, vol. 16/3, pp. 457-472, 2003

(7)

Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan RI

Proyek kantor kementrian kelautan dan perikanan RI bermula dari tender yang diadakan oleh pemerintah. Beberapa pihak konsultan arsitektur mengusulkan proposal untuk kemudian dipilih oleh pihak pemerintah. Pada tahap ini arsitek mengusulkan proposal yang berisi usulan teknis berupa draft konsep bangunan kantor yang mengacu pada standar green building berdasarkan lokasi dan rating GBCI.

Usulan teknis tersebut secara garis besar terdiri dari beberapa bab. Bab 1 berisi tentang pendahuluan yang menjelaskan latar belakang , rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran, lingkup kegiatan, lokasi kegiatan, dan keluaran (produk). Bab 2 berisi tentang data organisasi dan pengalaman perusahaan konsultan arsitektur. Pada bab ini banyak menjelaskan kemampuan konsultan serta pengalaman dalam bidangnya. Bab 3 berisi tentang pemahaman dan tanggapan terhadap KAK dan fasilitas pendukung. Berisi tentang sikap dan Bab 4 berisi tentang uraian pendekatan, metodologi, dan program kerja. Bab 5 berisi tentang konsep perencanaan. Berisi tentang konsep green architecture, konsep kontekstual, dan konsep strktur bangunan. Bab 6 berisi tentang usulan desain Pada bab ini dijabarkan konsep fungsi, konsep filosofi, konsep tata guna lahan, dan konsep tata ruang. Bab 7 berisi tentang komposisi tim dan penugasan serta jadwal penugasan.

(8)

Setelah usulan teknis salah satu konsultan terpilih, selanjutnya dilakukan tahap diskusi untuk membicarakan kontrak kerja dan program ruang yang dibutuhkan oleh klien. Pada tahap ini pihak owner dan konsultan arsitektur melakukan pertemuan secara rutin. Pihak konsultan arsitektur mempresentasikan beberapa usulan kemungkingan luas ruang yang bisa terbangun pada site beserta gambar berupa denah, tampak, dan potongan serta visualisasi bangunan baik kawasan maupun interior. Kegiatan diskusi ini hampir berlangsung secara rutin di tiap minggunya dan menghasilkan perubahan pada luas ruang, jumlah lantai, maupun bentuk bangunan.

NAMA PROYEK : MANAJEMEN KONSTRUKSI PEMBANGUNAN GEDUNG KANTOR KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

LOKASI PROYEK : KANTOR KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI, JL. BATU NO. 1 KELURAHAN GAMBIR, JAKARTA PUSAT

PEMILIK PROYEK : KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN

LUAS LAHAN : ± 5.633 M²

LUAS BANGUNAN : 19.000 M²

(9)
(10)

Setelah desain diloloskan oleh owner, tahap selanjutnya adalah lelang kontraktor pelaksana. Kontraktor pelaksana terpilih berdasarkan usulan harga dan jadwal pelaksanaan yang diterima oleh pemerintah. Peran arsitek dalam pemrograman berhenti pada tahap ini dan lebih berperan pada penentuan spesifikasi material dan struktur bangunan. Kegiatan diskusi masih dilakukan oleh owner, arsitek, dan kontraktor untuk menentukan spesifikasi material berdasarkan standar GBCI.

(11)

Gambar 2. Potongan ke-1 Presentasi Arsitek dalam Diskusi Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan Sumber : CUDD

(12)

Gambar 3. Potongan ke 1-2 Presentasi Arsitek dalam Diskusi Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan Sumber : CUDD

(13)

Gambar 4. Potongan ke 2 Presentasi Arsitek dalam Diskusi Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan Sumber : CUDD

(14)

Gambar 5. Potongan ke 1-2 Presentasi Arsitek dalam Diskusi Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan Sumber : CUDD

(15)

II.

Analisis dan Pembahasan

Peran Pemrograman pada Desain

Pemrograman pada desain kantor kementrian kelautan dan perikanan berfungsi sebagai acuan yang nantinya digunakan sebagai dasar arsitek dalam menentukan bentuk dan fungsi sesuai dengan standar GBCI yang berlaku di lokasi bangunan. Awalnya panduan berasal dari KAK (kerangka acuan kerja) kemudian dirapatkan dengan pihak konsultan perencana, pemilik, dan pengguna bangunan. Pada kasus ini arsitek berperan sebagai programmer sekaligus desainer dalam merumuskan program ruang.

Proses Pemrograman

Alur proses pemrograman dilakukan dalam beberapa tahap dan diikuti oleh pihak yang terkait. Arsitek menyiapkan gambar presentasi berupa denah tampak potongan sebagai bahan untuk diskusi. Dari tiap pertemuan tersebut menghasilkan perbaikan program ruang atas dasar diskusi dengan pemilik dan pengguna. Perubahan tersebut tetap mengacu pada standar ruang dan standar bangunan kantor menurut GBCI.

(16)

Dalam kasus Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan, masing-masing memiliki peran dan tugasnya, antara lain :

1. Klien (owner)

Klien pada kasus ini pemilik sekaligus pengguna bangunan yaitu dinas kelautan dan perikanan. Peran klien adalah menginformasikan kepada arsitek dan tim gagasan-gagasan berupa tujuan dan keinginan klien untuk mendapatkan suatu “wadah kegatan” yang sesuai dengan tuntutan klien. Menginformasikan gambaran hambatan-hambatan/kendala (handicap) dan juga keterbatasan-keterbatasan (constraint) yang ada kepada arsitek.

2. Pengguna (User)

Pengguna bangunan ini adalah menteri kelautan dan perikanan beserta karyawan sejumlah 1600 orang. Pada diskusi atau rapat tidak semua pengguna memberikan saran, namun hanya pejabat eselon yang terpilih untuk dapat mengikuti pertemuan yang dilakukan tiap minggunya.

PROGRAM DESAIN PROGRAM DESAIN

(17)

3. Arsitek

Developing architectural and engineering design from concepts to working drawing for a sixteen stories, 34,000 sqm head office, located in Jakarta Indonesia. Work as Principal architect and energy simulation specialist to obtain energy efficient building. estimated energy saving is 40% compared to average office energy consumption in Jakarta.

Pemrosesan informasi merupakan tugas arsitek yang dalam proses pelaksanaannya selalu mendapat masukkan dari klien , meliputi :

a. Koleksi data b. Organisasi data

c. Mengkomunikasikan data d. Analisis data

e. Mengevaluasi data

(18)

4. Kontraktor/pengembang/pelaksana

Pengembang atau kontraktor/pelaksana pembangunan merupakan unsur yang mengimplementasikan karya desain sebagai fasilitas yang siap untuk dioperasionalkan/dimanfaatkan oleh pengguna/user.

Kontraktor ditunjuk berdasarkan lelang yang dilakukan setelah tahap desain selesai. Setelah pemilihan kontraktor, dilakukan diskusi atau rapat untuk menentukan spesifikasi material yang akan digunakan sesuai dengan standar bangunan kantor menurut GBCI.

Metode dan Teknik Pemrograman

Dalam kasus bangunan kantor kementrian kelautan dan perikanan, arsitek sebelumnya telah mendapatkan TOR atau design brief sebagai acuan untuk mendesain. Arsitek ikut merumuskan program ruang dalam hal fungsi tiap lantai yang didapat dari jumlah pengguna (user) yang akan menempati bangunan ini, yaitu dengan cara membagi kegiatan yang akan dilakukan menjadi beberapa fungsi utama, seperti : ruang kerja, ruang rapat, ruang lobby, gudang (ME), menghitung luasan yang akan dibutuhkan dengan kondisi site yang dipilih, apabila luasan fungsi tidak mencukupi maka dilakukan penambahan lantai sampai semua fungsi mencukupi keperluan pengguna.

Teknik Pengumpulan dan Analisis Data

Sumber utama data untuk pemrograman berasal dari kebutuhan klien, owner, dan pengguna. Pemrogramannya berawal dari studi latar belakang. Pada kasus bangunan kantor kementrian kelautan dan perikanan arsitek, data didapat dari kerangka acuan kerja, studi literatur, dan survey.

(19)

III. Kesimpulan

Pemrograman yang Digunakan Arsitek

Metode pemrograman yang mendekati untuk digunakan arsitek dalam merumuskan program ruang adalah metode Kurtz. Model pemrograman ini didasarkan pada pendapat Kurtz (Palmer ,1981) bahwa pemrograman tidak pernah lengkap sebab pengguna dan kebutuhan-kebutuhan akan selalu berubah terus menerus sehingga diperlukan pemrograman ulang yang berlanjut. Proses yang dilakukan dalam pemrogramannya menjadi sangat berjenjang dan bertahap dari kebutuhan yang sangat umum sampai yang paling rinci.

faktor Program

Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan

Program Kurtz

Proses Pemrograman

Program berlangsung bersama dengan desain dan dilakukan berulang sampai disetujui owner

Desain sebagai feedback Desain dapat merubah

program Peran Arsitek

dan programmer

Programmer dan arsitek adalah orang yang sama

Programmer dan arsitek dapat berupa orang yang sama atau berada pada konsultan yang sama Jenis Klien Klien adalah pemilik dan pengguna berupa grup Klien berupa perorangan

maupun grup Jenis

bangunan

(20)

Secara garis besar pemrograman Kurtz terdiri atas 4 (empat) tahap utama yaitu:

a. Tahap Orientasi (Orientation)

Merupakan tahap pengkajian filosofi, kegiatan-kegiatan dan tujuan yang ingin dicapai oleh klien.

b. Tahap Pembuatan Program Dasar (Base Program)

Adalah tahap pengkaiian kebutuhan klien, kajian literatur pendukung dan rencana awal program yang terdiri dari organisasi bangunan, area aktifitas, hubungan antar ruang dan ukuran ruang.

c. Pengulangan Pemrograman ( Iterative Programming)

Proses ini terdiri dari penyajian program dasar kepada klien, mendapat masukan dari klien sebagai feedback, membuat rencana program baru, mengulangj penyajian serta merevisinya sampai tercapai kesepakatan.

d. Disain ( Design as Feedback)

Proses yang dilakukan adalah mengembangkan skematik disain yang dilakukan selama proses pengulangan terakhir dari pemrograman, penyajian disain awal kepada klien, mengolah masukan dari klien, mengembangkan revisi skematik disain, mengulang proses sampai disetujui.

(21)

Pemrograman yang Disarankan

Berdasarkan jenis bangunan yang bersifat publik dan fungsi bangunan berupa

kantor dengan tuntutan efisien dan standar yang ada, selain itu persetujuan klien atau

pemilik menjadi hal terpenting pada kasus ini, maka program yang disarankan dalam

merumuskan program ruang kasus bangunan Kantor Kementrian Kelautan dan

Perikanan ini adalah pemrograman Farbstein. Pemrograman Farbstein secara singkat

adalah pemrograman yang belangsung dalam 5 tahap. Walaupun proses pemrograman

sangat linier ,akan tetapi dimungkinkan kegiatan berjalan secara simultan, berulang dan

mundur kebelakang (evaluasi) (Preiser,1985) sebab pada setiap tahap selalu terlibat

programmer dan users untuk mengevaluasi dan menetapkan keputusan.

Tahapan Pemrograman Farbstein

Gambar 10. Alur Pemrograman Farbstein

sumber : Bahan Ajar Metode Pemrograman Desain Arsitektur

1. Literature Survey

Sebagai pendahuluan, sebagai sumber yang relevan untuk mengakomodasi dan

mengetahui perilaku pengguna. Langkah pertama yang dilakukan pada tahap ini

(22)

adalah survey hasil penelitian dan standar-standard yang dtetapkan oleh para

praktisi professional.

2. User Description

Adalah penjelasan/gambaran rinci mengenai pengguna dengan segala

perilakunya yang akan ditampung oleh fasilitas.Langkah pertama tahap ini

adalah mengidentifikasi semua potensi yang dimiliki pengguna fasilitas dengan

mempertimbangkan dan memilahnya kedalam bentuk-bentuk aktivitas, sikap dan

perilaku yang mungkin akan memengaruhi desain.

3. Performance krteria

Adalah pengembangan kriteria tampilan untuk fasilitas. Karena fasilitas yang

akan dibangun harus mampu merespon dan mendukung pengguna dengan

segala aktiftasnya maka tahapan ini merupakan langkah untuk pengembangan

berbagai kriteria.

4. Program Options and Costs

Adalah pertimbangan pilihan-pilihan untuk tingkat dan jenis ruang serta

penaksiran harga. Pemilihan pemrograman yang sesuai berguna untuk

memaksimalkan tampilan faslitas sehingga setiap pilihan-pilihan program yang

disajikan haruslah dievaluasi agar dapat (juga) membatasi program dan proses

terus mencapai sesuatu yang lebih spesifik.

5. Space Specifications

Adalah persiapan spesifikasi ruang hasil stesis rekomendasi.

Tahap yang merupakan tahap akhir ini menghasilkan rekomendasi spesifikasi

ruang-ruang dan karakteristik-karakteristik lingkungan. Spesifikasi yang

dimaksud teridiri atas tiga bagian utama yatu :

Lembaran ikhtisar program untuk setiap lingkup aktifitas.

Daftar sejumlah lingkup tiap jenis yang masuk/ditampung fasilitas

Sejumlah (set) diagram yang menunjukan kedekatan hubungan antar

ruang/area yang satu dengan lainnya.

(23)

Perbedaan pemrograman arsitek pada kasus bangunan kantor kementrian

kelautan dan perikanan dengan pemrograman Farbstein terdapat pada fase Program

Option dan Cost. Menurut farbstein, fase ini terletak sebelum menentukan spesifikasi

ruang, sedangkan pada kasus, fase penafsiran harga dilakukan oleh kontraktor

pelaksana tanpa diskusi dengan pemilik dan pengguna bangunan dengan memberikan

usulan rencana anggaran biaya, setelah program ruang dan desain disetujui oleh klien.

Setelah kontraktor pelaksana terpilih, peran arsitek adalah sebagai anggota diskusi

dalam menentukan spesifikasi material berdasarkan standar dan jadwal pelaksanaan.

(24)

Daftar Pustaka

Palmer, Mickey A. 1981. The Architect’s Guide to Facility Programming. New York: AIA & Architectural Record Books.

Gambar

Gambar 1. Hasil Rapat di Salah Satu Pertemuan
Gambar 2. Potongan ke-1 Presentasi Arsitek dalam Diskusi Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan  Sumber : CUDD
Gambar 3. Potongan ke 1-2 Presentasi Arsitek dalam Diskusi Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan  Sumber : CUDD
Gambar 4. Potongan ke 2 Presentasi Arsitek dalam Diskusi Kantor Kementrian Kelautan dan Perikanan  Sumber : CUDD
+6

Referensi

Dokumen terkait

Edukasi Program ini disesuaikan dengan dua sektor komunitas yang ada yaitu komunitas gizi balita sehat dan komunitas gizi ibu menyusui. Rumusan Permasalahan dalam kegiatan

Dalam jenis terjemahan yang paling penting adalah pengalihan pesan dari Bsu ke dalam Bsa dan pembaca teks Bsa menunjukkan respon yang sama dengan pembaca teks Bsu. Terjemahan

Setelah kondisi logam cair mulai fase padat pada 415.88 detik setelah penuangan, pada bagian dalam produk cor didaerah yang ditunjukkan seperti pada gambar diatas masih terdapat

Kawasan kesehatan, adalah lahan yang termasuk ke dalam fasilitas kesehatan, antara lain adalah kawasan rumah sakit, puskesmas, puskesmas pembantu, balai pengobatan,

Saat membagikan 1.720 Bantuan Sosial Peduli Covid-19 di Desa Salembaran Jaya, Tangerang pada Sabtu 11 April 2021, Yadi Hartono bersama 54 relawan begitu bersemangat

Peran BAnk Dunia dan IMF dalam Perekonomian Indonesia Dulu dan Sekarang.. A, Era Baru Kebijakan

 Makna dari prinsip ini adalah bahwa dengan orang – orang selalu terlibat dan memilih kemungkinan yang tidak terbatas tentang bagaimana menjadi, sikap apa atau pendekatan

346 Badiatun Muniroh 1725143040 PGMI Upaya Guru Dalam Meningkatkan Self Control pada siswa SDI Al-Hakim Boyolangu Tulungagung Muhamad Zaini, MA 347 Binti Chulashotul A’yun