Gaya Bercerita dan Cara Penceritaan dalam Novel The Vampire Diaries: The
Awakening – Analisis Sebuah Cerita Fantastik Todorov
Cerita fantastik merupakan salah satu genre dalam karya sastra baik novel maupun cerpen yang sangat digemari oleh masyarakat Perancis. Cerita fantastik mulai berkembang pada kisaran abad XIX hingga melahirkan berbagai karya besar dari penulis-penulis besar diantaranya adalah Tzvetan Todorov, Maurice Levy, Oscar Wilde, dan Jacques Finne. Tzvetan Todorov (1969) adalah strukturalis yang mencetuskan istilah narratology sebagai sebuah ilmu tiga tahun setelah naratologi mulai menjadi topik yang hangat di sebuah jurnal Perancis, Communications, dengan judul The Structural Analysis of Narrative.
Menurut Todorov dalam Jahn (2005: 20), naratologi adalah teori dan ilmu mengenai naratif struktural. Naratologi menjembatani pemahaman teks melalui cerita dan penceritaan dengan melihat teks sebagai media komunikasi antara pengarang, teks, dan pembaca. Lebih lanjut menurut Todorov bahwa cerita fantastik adalah kebimbangan yang dirasakan oleh seorang manusia yang hanya mengenal hukum-hukum alami, ketika menghadapi suatu peristiwa yang kelihatan seperti supranatural. Dan kebimbangan pembaca merupakan prasyarat pertama fantastik (Apsanti Djokosujatno, 2005: 5).
Pendapat dari Todorov ini kemudian diperkuat oleh Montague Rhodes James dimana cerita fantastik itu harus terus menimbulkan kebimbangan, bahkan kebimbangan tersebut harus tetap dirasakan ketika karya tersebut dibaca atau dilihat untuk kedua atau ketiga kali. Atmosfer kebimbangan-kebimbangan tersebut tentunya akan sulit dipertahankan dalam sebuah cerita yang panjang, misalnya pada novel. Karena itulah, sangat sedikit karya sastra berbentuk novel yang menghadirkan cerita fantastik dengan jenis tersebut.
Situasi kebimbangan akan jauh lebih mudah dilakukan dalam bentuk karya cerpen atau media film. Bentuk cerpen mudah dilakukan karena jalinan cerita yang dibuat tidak terlalu panjang dan pada umumnya tidak bertele-tele sehingga penulis mudah mempertahankan kebimbangan pembaca dari awal hingga akhir cerita. Sedangkan melalui media film akan jauh lebih mudah lagi karena sutradara memiliki kebebasan berekspresi penuh yang didukung dengan
berbagai piranti canggih untuk menciptakan efek-efek yang membangkitkan sekaligus mempertahankan kebimbangan penonton.
Pada tulisan ini, penulis memilih untuk menjadikan seri novel laris The Vampire Diaries karya L.J. Smith (Lisa Jane Smith) sebagai pokok bahasan. Adapun novel yang digunakan adalah novel seri pertama yang berjudul The Vampire Diaries: The Awakening. Penulis memfokuskan pada novel pertama karena dalam novel ini diceritakan secara lengkap dan detil mengenai tokoh dan karakternya, plot, seting tempat, serta proses pengenalan pada karakter-karakter fiktif yang menjadi tokoh utama, yaitu dua vampir bersaudara: Stefan dan Damon Salvatore.
Seri novel The Vampire Diaries pada awalnya adalah trilogi: The Vampire Diaries: The Awakening, The Vampire Diaries: The Struggle, dan The Vampire Diaries: The Fury. Dan pertama kali diterbitkan pada tahun 1991. Kisah ini berakhir ketika sang tokoh utama wanita, Elena Gilbert berubah menjadi vampir dan meninggal. Namun karena desakan para penggemar novelnya, L.J. Smith lalu membangkitkan tokoh Elena dalam novel keempatnya yang berjudul The Vampire Diaries: Dark Reunion. Lalu kemudian muncul lagi seri selanjutnya pada tahun 2007 yang juga berupa trilogi yaitu The Vampire Diaries: The Return – Nightfall, The Vampire Diaries: The Return – Shadows Soul, dan The Vampire Diaries: The Return – Midnight.
Tentang Seri Novel dan Serial TV The Vampire Diaries
Setelah memperoleh kesuksesan dengan rilisan novel-novelnya, seri The Vampire Diaries ini akhirnya diadaptasi ke layar lebar melalui serial The Vampire Diaries. Serial The Vampire Diaries mulai dirilis ketika booming film-film bertema vampir seperti True Blood dan serial Saga paling fenomenal: The Twilight Saga (Twilight, New Moon, Eclipse, dan Breaking Dawn-Part 1&2). Jika dilihat lebih jauh, antara versi novel dan versi filmnya memiliki banyak sekali perbedaan yang cukup signifikan. Perbedaan-perbedaan tersebut bisa dilihat baik pada penamaan tokoh, seting tempat, maupun pada karakter dan alur cerita.
Perbedaan pertama adalah pada tempat tinggal Elena Gilbert yang jika di novel disebut sebagai Fell‟s Church, namun di serial TV-nya menjadi Mystic Falls. Lalu selanjutnya pada perbedaan nama beberapa tokohnya: si penyihir Bonnie Bennet dikenal dengan nama Bonnie McCullough pada novelnya, Matt Donovan dikenal dengan nama Matt Honeycutt pada
novelnya, Tyler Lockwood dikenal dengan nama Tyler Smallwood dalam novelnya, Katarina Petrova alias Catherine Pierce dikenal dengan nama Katherine Von Swartzschild dalam novelnya, dan Jenna Sommers dikenal dengan nama Judith Gilbert yang memiliki tunangan bernama Robert Maxwell (yang dalam serial TV-nya, tokoh ini sama sekali tidak muncul).
Selain itu, tokoh Elena Gilbert yang diceritakan memiliki seorang adik perempuan berusia 4 tahun bernama Margareth dalam novelnya, dalam serial TV-nya malah ia diceritakan memiliki seorang adik laki-laki bernama Jeremy yang berusia 16 tahun. Secara fisik, Elena adalah seorang gadis berambut pirang dan bermata biru dalam novel, sedangkan dalam versi TV Elena adalah seorang gadis cantik berambut hitam dan bermata coklat.
Dan jika dalam novelnya Elena bersahabat dengan Bonnie McCullough dan Meredith Sulez, maka dalam serial TV-nya Elena justru bersahabat dengan Bonnie Bennet dan Caroline Forbes. Lalu perbedaan yang cukup signifikan lain adalah tokoh vampir bersaudara: Stefan dan Damon Salvatore yang dalam novel dikisahkan lahir di Florence, Italia pada kisaran tahun 1500-an, sementara dalam serial TV-nya dikisahkan lahir di Mystic Falls pada kisaran tahun 1800-an ketika pecah Perang Saudara di Amerika.
Tentang Novel The Vampire Diaries: The Awakening
Sebagai novel pertama dari rangkaian novel yang panjang, kisah dalam The Vampire Diaries: The Awakening ini memperkenalkan pembaca dengan karakter tokoh-tokohnya serta relasi antar tokoh. Seri ini menceritakan kehidupan tokoh utama wanita, Elena Gilbert melalui penulisan diari. Teknik penulisan diari ini berdasarkan pada sudut pandang Elena, tentang bagaimana seorang perempuan superstar sekolah: an all American girl, the blonde popular, beautiful, and wealthy family hidup bersama teman-temannya di sebuah kota kecil di Fell‟s Church, Virginia. Tapi Elena yang tampak sangat percaya diri ini, butuh perjuangan tiap hari saat harus ke sekolah. Kehilangan orang tua pada usia belia membuatnya selalu merasa ada yang kurang dengan hidupnya. Jadi ia hampir selalu memakai “topeng” di depan teman-temannya agar ia terlihat kuat dan tegar padahal sebenarnya ia sangat rapuh.
Elena yang dikenal sebagai seorang idola di sekolahnya, membuatnya sering gonta-ganti pacar, begitu pula dengan temannya Bonnie McCullough dan Meredith Sulez. Tokoh Bonnie
yang dalam serial TV-nya ditampilkan sebagai sosok berkulit hitam, dalam novel justru diceritakan sebagai sosok berkulit putih dan berambut merah.
Peristiwa selanjutnya diceritakan bahwa Elena baru saja putus dari Matt dan ia langsung tertarik dengan siswa baru di sekolahnya, Stefan Salvatore. Stefan yang digambarkan sebagai sosok yang nyaris sempurna (tampan, kaya, dan berkarisma) tentu bukan hanya Elena yang tertarik, tapi ada juga Caroline Forbes yang dulu pernah menjadi teman Elena tapi sekarang sudah berubah jadi rival beratnya dalam memperebutkan perhatian Stefan.
Cerita tentang Stefan dan Elena ini berlanjut sampai akhirnya Elena memergoki Stefan yang sedang melakukan ritualnya, yaitu memangsa hewan di sebuah hutan. Dari situlah Stefan baru membuka diri pada Elena bahwa ia adalah seorang vampir. Stefan kemudian juga bercerita bagaimana ia berubah menjadi vampir, serta mengenai kisah cinta segitiganya dengan Katherine dan kakaknya Damon Salvatore.
The Awakening berakhir saat Stefan menghilang setelah terjadi pembunuhan terhadap Mr.Tanner. Dari pembunuhan-pembunuhan yang terjadi, Stefan menjadi tersangka utama karena korbannya kehabisan darah. Tyler Smallwood yang pernah dihajar oleh Stefan membuat cerita bohong agar Stefan menjadi tersangka dan diusir dari kota Fell‟s Church. Sementara Elena yang ditinggal tanpa kabar terus berupaya mencari Stefan.
Dari penggalan kisah di atas dapat disimpulkan bahwa meskipun kisah inti dari The Vampire Diaries: The Awakening ini adalah mengenai kisah makhluk-makhluk supranatural seperti vampir (Stefan dan Damon), penyihir (Bonnie), serta manusia serigala (Tyler), namun secara keseluruhan kisahnya cukup wajar dan masuk akal. Bila dilihat dari struktur dan jenis-jenis cerita fantastik, maka kisah dalam novel The Vampire Diaries: The Awakening ini dapat dikategorikan dalam jenis cerita marvelous (merveilleux). Hal ini berdasarkan pada alasan bahwa meskipun dalam cerita banyak dibicarakan mengenai makhluk-makhluk supranatural, namun hal tersebut masih merupakan hal yang wajar dan masuk akal dalam dunia dongeng atau dengan kata lain terasa „logis‟ dalam dunianya.
Potret kehidupan yang tenang dan damai di sebuah kota kecil bernama Fell‟s Church dimana terdapat sekolah, asrama, gereja, rumah-rumah penduduk, toko, pemakaman, hingga hutan merupakan sebuah seting tempat yang sangat natural dan banyak ditemui dalam kehidupan masyarakat kota kecil. Lalu alur kehidupan di kota tersebut agak terganggu ketika mulai terjadi serangkaian pembunuhan dengan beberapa korbannya yang dikisahkan mati
kehabisan darah dengan bekas luka gigitan di leher.
Ketika pembaca menikmati alur cerita serta peristiwa demi peristiwa yang disajikan dalam novel tersebut, sebagian besar pembaca akan memiliki sebuah pola pemikiran yang sama: mereka umumnya akan menganggap bahwa keseluruhan jalinan cerita dalam novel tersebut merupakan hal yang wajar terjadi sehingga hal ini tidak menimbulkan pertanyaan-pertanyaan yang berujung pada kebingungan dan kebimbangan. Pembaca biasanya tidak sampai akan berpikir apakah peristiwa maupun tokoh-tokoh dalam novel tersebut adalah hal natural atau supranatural. Dan pembaca tidak lagi bertanya-tanya apakah dunia vampir itu ada atau tidak. Satu hal yang berada dalam pikiran mereka adalah bahwa mereka menikmati saja cerita yang disampaikan dan mengikuti alur serta larut dalam imajinasi mereka sendiri mengenai seperti apakah dunia dongeng yang diciptakan oleh sang penulis.
Hal ini akan jauh berbeda ketika pembaca menikmati novel seperti Ghostbuster atau jika dalam dunia film seperti film Alice in Wonderland yang dapat dikategorikan sebagai cerita fantastik murni (merveilleux-pur). Hal ini karena pembaca/penonton akan terus merasakan kebimbangan-kebimbangan di hampir sepanjang cerita, dan pada akhirnya pembaca/penonton akan sering dibuat bingung apakah peristiwa yang terjadi masuk ke dalam dunia nyata atau dunia dongeng.
Lalu kembali pada kisah novel The Vampire Diaries: The Awakening bahwa apa yang dialami oleh tokoh Elena Gilbert masih dianggap sebagai sesuatu yang masuk akal dalam dunia Elena sendiri. Ia memiliki sahabat seorang penyihir, ia memiliki kekasih seorang vampir, dan kehidupannya juga dikelilingi oleh makhluk-makhluk supranatural: vampir, penyihir, dan manusia serigala.
Pada awalnya, kota Fell‟s Church adalah kota yang tenang dan damai. Keadaannya mulai berubah sejak kemunculan dua bersaudara: Stefan dan Damon Salvatore di Fell‟s Church. Jadi dapat dikatakan bahwa segala jenis keanehan yang akan terjadi sudah terlihat sejak awal. Artinya bahwa semua hal dalam cerita tersebut mengandung dualisme kewajaran dan ketidakwajaran dunia nyata, dengan catatan bahwa ketidakwajaran yang ditampilkan selalu berada dalam sistem dunia nyata.
Lalu sekolah tempat Elena dan teman-temannya belajar bisa dikatakan „ambigu‟ karena merupakan perpaduan antara hal-hal yang nyata dan supranatural. Di satu sisi sekolah tersebut adalah sekolah seperti umumnya dimana ada murid, guru yang mengajar, aktivitas belajar
mengajar, serta beragam kegiatan ekstrakurikuler. Namun di sisi lain, murid sekolah tersebut tidak hanya manusia biasa, namun diantara mereka juga ada tokoh-tokoh supranatural seperti vampir, penyihir, dan manusia serigala.