KETENTUAN HARMONISASI TARIF BEA MASUK
DALAM RANGKA MENGHADAPI PERDAGANGAN BEBAS
REGIONAL DITINJAU DARI SUDUT KEPABEANAN
TESIS
Oleh
JOI ARIANTO SIMORANGKIR 077005125/HK
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
KETENTUAN HARMONISASI TARIF BEA MASUK
DALAM RANGKA MENGHADAPI PERDAGANGAN BEBAS
REGIONAL DITINJAU DARI SUDUT KEPABEANAN
TESIS
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora
dalam Program Studi Ilmu Hukum pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
JOI ARIANTO SIMORANGKIR 077005125/HK
PROGRAM STUDI ILMU HUKUM
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : KETENTUAN HARMONISASI TARIF BEA MASUK DALAM RANGKA MENGHADAPI PERDAGANGAN BEBAS REGIONAL DITINJAU DARI SUDUT KEPABEANAN
Nama Mahasiswa : Joi Arianto Simorangkir Nomor Pokok : 077005125
Program Studi : Ilmu Hukum
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Sanwani, S.H) Ketua
(Syafruddin S. Hasibuan, S.H, M.H., DFM) (Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum) Anggota Anggota
Ketua Program Studi Dekan Fakultas Hukum
(Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H) (Prof. Dr. Runtung S.H., M.Hum)
Telah diuji pada
Tanggal 05 Desember 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Sanwani, S.H
Anggota : 1. Syafruddin S. Hasibuan, S.H., M.H., DFM 2. Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum 3. Prof. Dr. Suhaidi, S.H., M.H
ABSTRAK
Sejak disepakatinya GATT pada tahun 1947 sampai dengan berdirinya WTO pada tahun 1995, liberalisasi perdagangan internasional terus diupayakan melalui kesepakatan-kesepakatan yang pada intinya bertujuan mereduksi hambatan tarif (Tariff Barriers) dan menghapuskan secara progresif hambatan non-tarif (Non-Tariff Barriers). Pada tataran regional kebijakan itu dilanjutkan oleh negara-negara sekawasan. Keadaan ini mendesak negara-negara tidak terkecuali Indonesia untuk melakukan penyesuaian-pennyesuaian termasuk harmonisasi tarif tentunya dalam konteks AFTA Indonesia harus memperhatikan CEPT.
Penelitian ini mencoba menganalisis kebijakan pemerintah Indonesia sehubungan dengan harmonisasi tarif di lingkungan AFTA dan secara khusus ingin melihat peran dan kedudukan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam penunjukan tarif bea masuk. Penelitian ini juga menggunakan metode penelitian hukum normatif dengan pendekatan yuridis normatif. Data penelitian berupa bahan hukum primer dan sekunder dianalisis dengan menggunakan metode kualitatif-interpretatif-abstraktif dengan penarikan kesimpulan secara deduktif.
Pada prinsipnya tarif merupakan satu-satunya instrumen hambatan perdagangan (Tariff Barriers) yang diijinkan dalam hukum perdagangan internasional. Hambatan tarif selain dapat melindungi industri dalam negeri melalui hambatan perdagangan yang diciptakannya juga menghasilkan pemasukan bagi negara. Inilah yang membedakan hambatan tarif dan hambatan non-tarif, namun untuk menghindari kebijakan tarif antar negara yang dapat menimbulkan distorsi dalam perdagangan internasional maka diperlukan harmonisasi tarif. Pemerintah indonesia telah ikut serta dalam menandatangani Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation sekaligus menandai dicanangkannya ASEAN Free Trade Area (AFTA) pada tanggal 1 Januari 1993 dengan Common Effective Preferential Tariff (CEPT) sebagai mekanisme utamanya. Sebagai salah satu negara ASEAN, Indonesia telah memberlakukan sistem klasifikasi barang berdasarkan ASEAN Harmonised Tariff Nomenclature (AHTN) berdasarkan Protocol Governing the Implementation of the ASEAN Harmonised Tariff Nomenclature (AHTN).
Peran dan kedudukan Direktorat Jenderal Bea Cukai merekomendasikan agar pemerintah Indonesia turut serta berperan aktif dalam perundingan WTO dan dalam penetapan tarif diharapkan selain memperhatikan ketentuan tarif, juga memperhatikan kepentingan-kepentingan industri dalam negeri agar jangan sampai penetapan tarif menyulitkan perkembangan industri dalam negeri, oleh karena itu disarankan penetapan tarif melibatkan seluruh pihak terkait dalam hal ini stake holder.
Kata Kunci : Harmonisasi Tarif Bea Masuk, Perdagangan Bebas Regional, Kepabeanan
ABSTRACT
Since GATT agreement in 1947 up to the establishment of WTO in 1995, the international trade liberalization has been attempted through agreements in order to reduce the tariff barriers and progressively eliminate the non-tariff barriers. On the original level, this policy was carried out by the neighboring countries. This situation prompted these countries, including Indonesia, to make adjustments and to harmonize the tariffs. Indonesia, according to AFTA, must pay its attention to CEPT.
This research attempts to analyze the Indonesian policy, concerning the harmonization of tariffs in AFTA, especially to observe the role and status of Directorate General of Customs and Excises in setting the import duty tariffs. It applies the normative-law research method by using the normative legal approach. The data were derived from the primary and secondary laws and analyzed with the abstractive-interpretative-qualitative method by drawing conclusions deductively.
Basically, tariff is the only trade barrier which is permitted in the international trade law. The tariff barriers can protect the domestic industry and create income for the country. This is the difference between the tariff barriers and the non-tariff barriers. However, the harmonization of the tariff is needed in order to avoid the tariff policy among nations so that they do not bring about distortion in the international trade. Indonesian government participated in signing the Framework Agreement on Enhancing ASEAN Economic Cooperation and proclaimed the ASEAN Free Trade Area (AFTA) on January 1, 1993 with Common Effrective Preferential Tariff (ECPT) as its primary mechanism. As the member of the ASEAN countries, Indonesia has applied the commodity classification system, based on the ASEAN Harmonized Tariff Nomenclature(AHTN) and on the Protocol Governing the Implementation of the ASEAN Hormonized Tariff Nomenclature (AHTN).
Directorate General of Customs and Excises, in its role and status, recommends that the Indonesian government participate actively in WTO and, in setting the tariffs, pay much attention to the tariff provision and the interest of the domestic industry so that the tariff provison does not impede the development of the domestic industry, as well as involve stakeholders in the tariff provison.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis Panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat dan kasih karunia-Nya sehingga Tesis ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Tesis ini ditulis dalam rangka memenuhi syarat untuk mencapai gelar Magister Humaniora pada Program Studi Ilmu Hukum, Sekolah Pascasarjana Univesitas Sumatera Utara, Medan.
Adapun judul proposal penelitian ini adalah: “ Ketentuan Harmonisasi Tarif Bea Masuk Dalam Rangka Menghadapi Perdagangan Bebas Regional Ditinjau Dari Sudut Kepabeanan”. Di dalam menyelesaikan Tesis ini, penulis banyak memperoleh bantuan baik berupa pengajaran, bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu Penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat para pembimbing : Prof. Sanwani, S.H., Syafruddin S. Hasibuan, S.H., M.H., DFM dan Dr. Mahmul Siregar, SH, M.Hum. Dimana di tengah-tengah kesibukannya masih tetap meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan mendorong semangat penulis untuk menyelesaikan penulisan Tesis ini.
Perkenankanlah juga, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang terlibat dalam penyelesaian studi ini, kepada:
1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof. Chairuddin P. Lubis DTM&H, SpA(K), atas kesempatan dan fasilitas yang diberikan kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan.
2. Dekan Fakultas Hukum Prof. Dr. Runtung, SH, M.Hum, atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Prof. Dr. H. Bismar Nasution, S.H., M.H., sebagai Ketua Program studi Magister Ilmu Hukum Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Prof. Sanwani, S.H, sebagai Pembimbing Utama penulis, yang telah meluangkan waktunya dan dengan penuh perhatian memberikan dorongan, bimbingan, saran kepada penulis.
5. Syafruddin S. Hasibuan, S.H., M.H., sebagai Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan dengan penuh perhatian memberikan dorongan, bimbingan, saran kepada penulis.
6. Dr. Mahmul Siregar, S.H., M.Hum., sebagai Komisi Pembimbing yang telah meluangkan waktunya dan dengan penuh perhatian memberikan dorongan, bimbingan, saran dan masukan yang sangat penting kepada penulis.
7. Orang Tua tercinta Phidoris Simorangkir (Alm.) dan Berliana Hutabarat yang mendidik dengan penuh rasa kasih sayang dan senantiasa memberi semangat dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini.
8. Kepada Abang Anwar Simorangkir dan Adik Herlince Sartika Simorangkir yang Penulis sayangi, atas kesabaran dan pengertiannya serta memberikan Doa dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini. 9. Kepada Bapak Cerah Bangun, S.H., M.IH., yang telah memberi semangat
dan dorongan baik moril dan materil bagi Penulis dalam menyelesaikan penulisan Tesis ini.
10. Kepada Rekan-rekan di Sekolah pascasarjana, dan rekan-rekan kerja saya yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Akhirnya penulis berharap semoga Tesis ini dapat memberi manfaat dan menyampaikan permintaan yang tulus jika seandainya dalam penulisan ini terdapat kekurangan dan kekeliruan, penulis juga menerima kritik dan saran yang bertujuan serta bersifat membangun untuk menyempurnakan penulisan Tesis ini.
Medan, Desember 2009 Penulis,
RIWAYAT HIDUP
Nama : Joi Arianto Simorangkir Tempat/Tanggal Lahir : Kabanjahe, 18 Pebruari 1980
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan Pekerjaan : Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Alamat : Jl. Sei Padang No. 81 Medan
Pendidikan : SD Negeri 040463 Kabanjahe Tamat Tahun 1992 SMP Negeri 2 Kabanjahe Tamat Tahun 1995 SMU Negeri 1 Kabanjahe Tamat Tahun 1998 Sekolah Tinggi Akutansi Negara (Program Diploma I) Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Tamat Tahun 1999
Strata Satu (S1) Universitas Sumatera Utara Tamat Tahun 2006
Strata Dua (S2) Sekolah Pascasarjana Ilmu Hukum Universitas Sumatera Utara Tamat Tahun 2009
DAFTAR ISI Halaman ABSTRAK ... ABSTRACT ... KATA PENGANTAR ... RIWAYAT HIDUP ... DAFTAR ISI ... i ii iii vi vii DAFTAR TABEL ... DAFTAR ISTILAH ... ix x BAB I : PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang ………... 1 B. Rumusan Permasalahan ………... 14 C. Tujuan Penelitian………... 15 D. Manfaat Penelitian ………... 15 E. Keaslian Penelitian ………... 15
F. Kerangka Teori dan Konsepsi ... 1. Kerangka Teori ... 2. Kerangka Konsepsi ... 16 16 24 G. Metode Penelitian ... 1. Jenis, sifat dan pendekatan Penelitian ... 2. Sumber Data ... 3. Teknik Pengumpulan Data ... 4. Analisis Data ... 32 32 32 33 33 H. Jadwal Rencana Penelitian ... 34
BAB II : KEDUDUKAN TARIF DALAM KEBIJAKAN PERDAGANGAN INTERNASIONAL MENURUT KETENTUAN WTO DAN AFTA ... 35
A. Kedudukan Tarif Dalam Kebijakan Perdagangan Internasional Menurut Ketentuan WTO... 35
B. Tarif Sebagai Instrumen Perlindungan Industri Dalam Negeri... 46
C. Ketentuan-Ketentuan WTO Mengenai Pembentukan Tarif... 51
D. Batasan-Batasan Dalam Pemungutan Tarif ... 58
E. Hubungan Prinsip Most Favoured Nation (MFN) Dengan Perlakuan Khusus Dan Berbeda (Special And Differential Treatment/S&D Treatment) dan Status Area Perdagangan Regional... 61 BAB III : KEBIJAKAN PEMERINTAH INDONESIA
DILINGKUNGAN AFTA ... 73
A. Penggunaan Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Dalam Perdagangan Bebas Asean (AFTA)... 73
B. Penggunaan Common Effective Preferential Tariff (CEPT) Bukan Merupakan Diskriminasi... 81
C. Pentingnya Harmonisasi di Bidang Tarif... 83
BAB IV : ATURAN TERKAIT PERAN DAN KEDUDUKAN DIREKTORAT JENDERAL BEA DAN CUKAI DALAM PELAKSANAAN DAN PENUNJUKAN TARIF BEA MASUK ... 88
A. Peran Dan Kedudukan Direktorat Jenderal Bea Dan Cukai Dalam Harmonisasi Tarif Bea Masuk... 88
B. Peran dan Kedudukan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai dalam Pemungutan Tarif Bea Masuk, Bea Masuk Anti Dumping, Bea Masuk Tindakan Pengaman, Bea Masuk Pembalasan ... 93
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN ... 102
A. KESIMPULAN... 102
B. SARAN... 105
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman 1 Jumlah Pos Tarif dalam Paket CEPT 2003 ... 80
DAFTAR ISTILAH
ASEAN : Association of Southeast Asian Nations AFTA : ASEAN Free Trade Area
AHTN : ASEAN Harmonised Tariff Nomenclature APEC : Asia-Pacific Economic Cooperation BTBMI : Buku Tarif Bea Masuk Indonesia CCC : Customs Co-operation Council CEPT : Common Effective Preferential Tariff CU : Custom Union
CCEM : Concessions Exchange Manual FTA : Free Trade Area
GATT : General Agreement on Tariffs and Trade GEL : General Exception Lists
HS : Harmonized Commodity Description and Coding System IL : Inclusion List
MFN : Most Favoured Nation
NAFTA : North American Free Trade Agreement TEL : Temporary Exclusion List
TPRM : Trade Policy Review Mechanisme SL : Sensitive List
WCO : World Customs Organization WTO : World Trade Organization