• Tidak ada hasil yang ditemukan

GRADUASI Vol. 30 Edisi Mei 2013 ISSN PERBANKAN SYARIAH: PERSEPSI DAN IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENENTU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "GRADUASI Vol. 30 Edisi Mei 2013 ISSN PERBANKAN SYARIAH: PERSEPSI DAN IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENENTU"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANKAN SYARIAH:

PERSEPSI DAN IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR PENENTU Christiawan Hendratmoko

STIE Surakarta Abstract

The choice of consumers in selecting banking institution not only determined by economical factors but also may influenced by non economical factors, such as their attitude and beliefs. This article was based on the research conducted to identify factors that could differentiate consumers’ choice on selecting banking service of syaria banks. In case of syaria bank,there are several dimensions, namely, perception, personal selling, family, cost and benefit, religion and beliefs. Further, there is no relationship between consumer’s perception on interest and the type of bank that they choose. But, it is found that there exist several relationships between several dimensions utilized in the study. Such relationship has been found between the age, income, educational level, occupation and the banking type that they selects. In other word, the majority of consumers did not agree with the interest principle but they still choose to deal with banking institution based on their economic rationale.

Keywords :syaria bank, conventional bank, consumer behavior, economic rationale

Pendahuluan

Sistem Perbankan Syariah diatur di dalam Undang-undang No. 10 Tahun 1998 dimana bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang kegiatannya memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran.Dukungan terhadap pengembangan perbankan syariah juga diperlihatkan dengan adanya dual banking system, yaitu bank konvensional diperbolehkan untuk membuka unit usaha syariah.Oleh karena itu, perkembangan yang pesat dari peran perbankan syariah terhadap perekonomian nasional maupun daerah dewasa ini tidak bisa dilepaskan dari sistem perbankan tersebut di atas.Peran perbankan syariah semakin strategis dalam memacu pertumbuhan ekonomi dalam rangka mewujudkan

struktur perekonomian yang semakin berimbang.

Mengingat peranan yang strategis dari perbankan syariah tersebut, maka perlu dilakukan upaya-upaya untuk memberikan pemahaman yang benar tentang apa dan bagaimana perbankan syariah itu. Pemahaman dan sosialisasi kepada masyarakat tentang produk dan sistem perbankan syariah di Indonesia masih sangat terbatas. Hal ini ditunjukkan oleh data dari Bank Indonesia, bahwa sampai Bulan Oktober 2006, market shareperbankan syariah hanya sebesar 1,5 persen dari total pangsa pasar perbankan nasional. Mayoritas penduduk Indonesia adalah muslim, namun pengembangan produk syariah berjalan lambat dan belum berkembang sebagaimana halnya bank konvensional. Upaya pengembangan perbankan syariah tidak cukup hanya berlandaskan pada

(2)

aspek-aspek legal dan peraturan perundangan, tetapi juga harus berorientasi pada aspek pasar atau masyarakat sebagai pengguna jasa (konsumen) lembaga perbankan. Keberadaan bank (konvensional dan syariah) secara umum berfungsi sebagai lembaga intermediasi dan memberikan jasa dalam lalu-lintas pembayaran, namun karakteristik kedua tipe bank tersebut dapat mempengaruhi perilaku calon nasabah dalam menentukan pilihan antara kedua tipe bank tersebut.Lebih jauh lagi, perilaku nasabah terhadap produk perbankan dipengaruhi oleh sikap dan persepsi masyarakat terhadap karakteristik perbankan itu sendiri.

Tulisan ini akan mencoba mengulas perilaku keputusan pembelian konsumen terhadap perbankan dalam menentukan pilihannya atas jasa perbankan syariah. Diharapkan pemahaman terhadap faktor-faktor penentu keputusan konsumen dalam memilih jasa perbankan dapat membantu upaya pengembangan perbankan khususnya perbankan syariah.

Perilaku Konsumen Terhadap Jasa Perbankan Syariah

Perilaku konsumen sebagai nasabah perbankan sangat dipengaruhi oleh sikap dan persepsi mereka.Hasil penelitian memperlihatkan bahwa persepsi bunga dari sudut pandang agama dibedakan menjadi tiga pendapat (Utomo, 2001).Pertama, bertentangan dengan ajaran agama (haram), kedua, tidak bertentangan dengan ajaran agama (tidak haram), dan ketiga, tidak tahu/ragu-ragu.Hasil survai di dua provinsi di Indonesia, yaitu Jawa Barat dan Sumatera Barat (2001) mengindikasikan bahwa 41% responden menyatakan bunga itu

haram, sedangkan 32%berpendapat bahwa bunga itu tidak haram, dan 27% menyatakan tidak tahu/ragu-ragu.

Di tingkat internasional, penelitian mengenai perilaku nasabah Islamic Bank di Bahrain menyebutkan bahwa keputusan nasabah dalam memilih bank syariah lebih disebabkan oleh faktor keagamaan melalui dukungan masyarakat pada ketaatan perbankan terhadap prinsip-prinsip Islam, disamping juga dipengaruhi oleh dorongan keluarga dan teman serta lokasi keberadaan bank.Almossawi (1991), mengidentifikasi lima atribut penting yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih bank, yaitu: (1) lokasi ATM yang mudah dijangkau; (2) ketersediaan ATM di beberapa lokasi; (3) reputasi bank; (4) layanan ATM 24 jam; dan (5) ketersediaan tempat parkir yang memadai. Selanjutnya, sebuah studi tentang sikap konsumen Amerika terhadap bank komersial, Kaynak (2004) mengidentifikasi tiga atribut penting yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih bank, yaitu: pelayanan yang cepat dan efisien, ketersediaan ATM,serta sikap/respon petugas yang cepat.Penelitian tentang persepsi konsumen di Malaysia menemukan bahwa persepsi konsumen terhadap bank syariah terdiri dari tiga dimensi, yaitu: pemanfaatan fasilitas perbankan, pengetahuan terhadap perbankan Islam, dan peranan konsumen dalam memilih produk perbankan (Nurafifah dan Haron, 2001).

Penelitian oleh Irbid dan Zarka (2001), menyebutkan bahwa motivasi nasabah dalam memilih bank syariah cenderung dilandasi oleh motif keuntungan, bukan oleh motif keagamaan. Dengan perkataan lain, nasabah lebih mengutamakan motif ekonomi dalam keputusan memilih bank syariah dibandingkan dengan lembaga

(3)

perbankan non-syariah (bank konvensional). Selanjutnya, penelitian oleh Pusat Studi Ekonomi Islam dan Bisnis Universitas Brawijaya (2000), menyatakan bahwa perbedaan penting dalam memilih bank terletak pada faktor kelompok acuan, peran dan status, kepraktisan dalam menyimpan kekayaan, ukuran produk, jaminan, dan periode pembayaran.

Persepsi Konsumen terhadap Perbankan Syariah

Keputusan untuk memilih jasa perbankan syariah tidak dapat dilepaskan oleh persepsi dan pemahaman konsumen terhadap prinsip-prinsip syariah yang mereka miliki.Survai yang dilakukan oleh Bank Indonesia menunjukkan bahwa meskipun mayoritas masyarakat berpendapat bahwa konsep bunga itu bertentangan dengan ajaran agama, namun demikian mereka masih enggan untuk menggunakan jasa dari bank syariah.Hanya sebagian kecil masyarakat yang berpendapat bahwa konsep bunga tidak bertentangan dengan ajaran agama, sehingga hal ini menjadi legitimasi bagi mereka untuk tetap menggunakan jasa bank konvensional.

Sementara itu di sisi lain, meskipun masyarakat telah mengenal/mengetahui keberadaan dan produk bank syariah namun jumlah dari mereka yang memahami tentang prinsip bank syariah masih relatif kecil. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun mereka telah mengetahui tentang keberadaan bank syariah, tetapi mereka tetap memilih menggunakan jasa bank konvensional.Keadaan ini tidak terlepas dari faktor lamanya mereka berhubungan dengan bank konvensional (misalnya aspek loyalitas pelanggan) ikut memberikan kontribusi kecenderungan

bahwa mereka yang memahami mengenai keharaman bunga bank tetap memilih untuk menggunakan jasa/produk dari bank konvensional.Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat kaitan yang signifikan antara persepsi tentang bunga dengan keinginan untuk menjadi nasabah bank syariah.

Analisis lebih lanjut memberikan indikasi bahwa sejumlah besar nasabah bank konvensional mulai menunjukkan “ketertarikan” dan “mempertimbangkan” untuk pindah ke bank syariah. Sedangkan nasabah yang menyatakan “tidak tertarik” untuk pindah dari bank konvensional memberikan alasan utama karena: (1) informasi bank syariah tidak jelas; (2) tidak tahu tentang produk bank syariah; (3) terbatasnya jaringan kantor bank syariah; dan (4) saat ini belum membutuhkan layanan perbankan syariah. Hal lain yang perlu diperhatikan sehubungan dengan preferensi konsumen dalam memilih jasa perbankan adalah tidak hanya yang berkaitan dengan faktor produk, tetapi juga faktor non produk, seperti prosedur yang cepat dan mudah, kedekatan lokasi bank, reputasi bank, jumlah kantor cabang, jaminan atas uang yang ditempatkan, persyaratan yang diminta olah bank, serta ketersediaan teknologi perbankan.Hasil penelitian tersebut juga memberikan informasi tentang pertimbangan konsumen dalam memilih jasa bank syariah.Pertimbangan utama adalah faktor keyakinan bahwa bunga bank bertentangan dengan agama, diikuti oleh keramahan petugas, serta persepsi bahwa berurusan dengan bank syariah itu lebih cepat dan mudah.Ketiga pertimbangan tersebut lebih dominan dibandingkan dengan faktor reputasi dan image, persyaratan yang ringan, dan kedekatan lokasi bank.

Selanjutnya, sebagaimana halnya pada nasabah bank konvensional, nasabah

(4)

bank syariah cenderung melihat produk bank bukanlah sesuatu yang “unik”.Artinya, varian produk yang ditawarkan dan berbagai hal yang berhubungan dengan produk (seperti variasi, biaya administrasi, dan harapan keuntungan) bukanlah merupakan pertimbangan utama dalam memilih produk bank syariah.

Faktor-faktor Penentu Pemilihan Produk Bank Syariah

Terdapat berbagai faktor yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam memilih suatu produk, termasuk produk perbankan.Demikian halnya dengan konsumen yang memilih produk dari bank syariah dibandingkan dengan bank konvensional.Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan pada nasabah pengguna produk tabungan, sebagian besar nasabah berpendapat bahwa biaya pemeliharaan tabungan di bank syariah lebih rendah dibandingkan dengan bank konvensional. Selain itu, bank syariah juga memberi nilai lebih, yaitu memberikan porsi bagi hasil yang relatif tinggi untuk nasabah, dan bank syariah memberlakukan nilai saldo awal relatif rendah untuk nasabah penabung. Lebih lanjut, diketahui dari hasil penelitian bahwa pilihan nasabah terhadap bank syariah, baik untuk produk tabungan maupun pinjaman, lebih didasarkan pada pertimbangan ekonomis, kesesuaian dengan kebutuhan, dan persepsi kemudahan persyaratan yang ditetapkan.Hal ini menunjukkan bahwa pemilihan konsumen kepada produk bank syariah tidak selalu didasarkan atas persepsi bahwa faktor bunga bertentangan dengan agama dan keyakinan nasabah.Bahkan hasil penelitian mengungkapkan bahwa tidak terdapat korelasi yang signifikan antara keyakinan

masyarakat terhadap bunga bank dengan pilihan bank mereka.

Di sisi lain, berkenaan dengan profil nasabah, terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan, usia, pendapatan, dan jenis pekerjaan dengan tipe bank yang dipilih oleh nasabah. Berdasarkan tingkat pendidikan, nasabah yang memilih bank syariah memiliki tingkat pendidikan relatif lebih tinggi dibandingkan dengan nasabah yang memilih bank konvensional.Berdasarkan kelompok umur, secara umum kelompok usia nasabah pada bank syariah relatif lebih muda( usia 20 – 30 tahun) dibandingkan pada nasabah bank konvensional.Sementara itu dari sisi pendapatan, nasabah bank syariah didominasi oleh nasabah dengan pendapatan kurang dari Rp 3 juta.Sedangkan berdasarkan jenis pekerjaan, kelompok nasabah bank syariah lebih didominasi oleh PNS/TNI/Polri.

Selanjutnya, ditemukan faktor-faktor yang berpengaruh dalam pemilihan jasa perbankan, yang dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.Faktor internal meliputi: persepsi, biaya dan manfaat, dan agama/keyakinan. Faktor eksternal mencakup: personal selling dan keluarga. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa faktor internal lebih dominan dalam memilih jenis bank.Hal ini dapat dipahami karena internal factor tersebut tumbuh dari kesadaran (awareness)konsumen terhadap produk yang dikomunikasikan, dan selanjutnya kesadaran tersebut akan memperkuat keyakinan konsumen. Konsumen yang memilih bank syariah, faktor internal yang mempengaruhi keputusan tersebut adalah: (1) persepsi; (2) biaya dan manfaat; dan (3) agama. Hal ini memberikan implikasi bahwa konsumen

(5)

cenderung untuk memiliki persepsi bahwa produk perbankan yang ditawarkan oleh kedua jenis bank tersebut relatifsama. Keunikan produk perbankan syariah yang selama ini ditawarkan kepada masyarakat tidak cukup untuk mempengaruhi persepsi konsumen terhadap keunikan produk perbankan syariah.Dengan demikian, perbankan syariah seharusnya mampu membangun image di mata konsumen dengan keunikan yang dimilikinya, yang pada akhirnya menciptakan loyalitas konsumen.

Studi yang dilakukan memperlihatkan bahwa meskipun terdapat persepsi bahwa bunga bank bertentangan dengan agama, tapi hal itu bukan merupakan alasan utama bagi nasabah dalam menentukan jenis bank. Konsumen dan calon konsumen perbankan relatif memiliki argumentasi rasional, termasuk motif ekonomis dalam mengambil keputusan. Hasil studi memberikan implikasi bahwa meskipun terdapat berbagai aspek non ekonomis yang sangat mempengaruhi interaksi masyarakat terhadap dunia perbankan, namun dalam keputusan memilih jasa perbankan dengan alasan/pilihan rasional (rational choice) tetap sangat menentukan. Jadi dapat diberikan argumentasi bahwa masyarakat cenderung menilai produk perbankan yang ditawarkan sebagai “produk komoditas”, dimana konsumen memilih produk perbankan berdasarkan fungsi produk, atau konsumen mempunyai persepsi bahwa karakteristik bank syariah dan bank konvensional relatif tidak berbeda.

P e n u t u p

Perlunya sosialisasi dan komunikasi below the line guna mempertegas diferensiasi produk antara bank syariah

dan bank konvensional, sehingga masyarakat yakin terdapat keunikan pada produk bank syariah.Komunikasi secara konvensional (above the line) hanya mampu menciptakan awareness masyarakat terhadap eksistensi bank syariah, namun belum dapat untuk megubah keyakinan (belief) masyarakat terhadap bunga bank.

Perlu dilakukan pendekatan personal-selling dengan mengandalkan petugas yang memiliki product-knowledge mengenai perbankan syariah yang memadai.Guna mendukung pendekatan ini, Bank Indonesia (BI) selaku regulator diharapkan dapat menetapkan standardisasi kompetensi terhadapproduct-knowledgebagi petugas bank syariah. Di sisi lain, konsep service excellence yang telah diadopsi dan diaplikasikan oleh perbankan selayaknya mendapat fokus perhatian yang lebih besar. Selaku otoritas moneter, Bank Indonesia diharapkan untuk mengeluarkan kebijakan yang berimbang agar tidak mengganggu keseimbangan pasar perbankan konvensional yang ada.BI juga dapat menerbitkan kebijakan yang berkaitan dengan karakteristik produk bank syariah dalam kerangka etika yang jelas dan berupaya menumbuhkembangkan bank syariah sejalan dengan kebijakan pengembangan bank konvensional.

Upaya untuk meningkatkan pertumbuhan bank syariah dapat ditempuh melalui peningkatan pemahaman dan membangun image konsumen perbankan syariah agar mereka tidak ragu untuk berpartisipasi menjadi nasabah dan menjamin eksistensi dual banking yang sesuai dengan prinsip syariah. Mayoritas penduduk Indonesia yangberagama Islam merupakan potensi pasar yang besar dan memberikan peluang yang cukup besar untuk pertumbuhan bank syariah melalui

(6)

pendekatan promosi yang lebih informatif guna meningkatkan awareness nasabah potensial.

Bukan saatnya lagi perbankan syariah mengandalkan spiritual marketyang hanya diisi oleh segmen syariah loyalist, yaitu mereka yang memilih bank semata-mata hanya karena alas an agama. Kecenderungan di masa depan diperkirakan akan terjadi pergeseran dari syariah loyalist ke floating market. Hal ini terjadi karena

konsumen semakin bersikap rasional, dengan tetap mengutamakan kualitas pelayanan serta benefit lainnya yang ditawarkan daripada hanya sekedar melakukan pendekatan emosional.Guna mengantisipasi kecenderungan tersebut diperlukan kesiapan infrastruktur dan sumberdaya yang dimiliki oleh perbankan syariah dewasa ini agar mampu tumbuh dan berkembang seperti halnya perbankan konvensional.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, N dan Haron, S. 2001. Perception of Malaysian Corporate Customer Toward Islamic Banking Product and Service, International Journal of IslamicFinancial Service, Volume 3 No. 4.

Almossawi, M. 2001. Bank Selection Criteria Employed by College Student in Bahrain: An Empirical Analysis,The International Journal of Bank Marketing, Vol.19 No. 3, pp 115.

Bank Indonesia, 2001.Potensi, Preferensi, dan PerilakuMasyarakat terhadap Bank Syariah di Jawa Barat,Jakarta.

Bank Indonesia, 2001. Potensi, Preferensi, dan PerilakuMasyarakat terhadap Bank Syariah di Sumatera Barat, Jakarta.

Haron, S, Ahmed, N & Planisek, S. 1994. Bank Patronage Factors of Moslem and Non Moslem Customers ,International Journal of Marketing, Vol. 12 No.1, pp 32-40. Kompas, 2005.Pangsa Perbankan Syariah 2011 Diprediksi 20 persen,Senin, 7 Maret

2005.

Kaynak, E. 2005. American Consumers Attitudes Toward Commercial Banks, The International Journal of Bank Marketing, Vol. 23 No. 1, pp 73-89.

Utomo, Budi. S. 2001. Makalah: Menuju Era Ekonomi Berkeadilan dan Bebas Bunga, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

SMALL SCALE FADING FLAT FADING Berdasarkan atas multipath Time Delay Spread Berdasarkan atas Doppler Spread FREQUENCY SELECTIVE FADING FAST FADING SLOW FADING Ÿ BW sinyal <

Perlunya perencanaan dan pelaksanaan audit untuk memperoleh keyakinan yang memadai mengenai apakah laporan keuangan telah bebas dari salah saji material, yang

Tujuan penelitian ini secara umum adalah untuk mengetahui gambaran yang objektif dan efektif tentang pengaruh kepemimpinan transformasional kepala sekolah,

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penyusun bermaksud untuk mengkaji pengaruh pengetahuan masyarakat tentang lembaga keuangan syariah terhapap keputusan menjadi

Biaya produksi pada perusahaan manufaktur menurut Mursyidi (2008: 221) terdiri dari elemen-elemen biaya yaitu (1) biaya bahan baku, adalah harga pokok bahan baku

Eztabaida politikoan gogorra, oso gogorra izan daiteke —hala entzun diet Herri Gaztedin, LAIAn, Herri Batasunan, Eusko Alkartasunan nahiz Bildun ezagutu dutenei—,

Kaedah tinjauan dengan menggunakan instrumen soal selidik digunakan untuk mendapatkan maklumat tentang masalah dan keperluan guru, tahap pengetahuan, tahap kemahiran dan sikap