• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEDOMAN CSSD

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEDOMAN CSSD"

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

A

A LALATTAAR BR BELELAKAKANANGG

St

Sterierililisassasi i adadalaalah h susuatatu u prprososes es pepengngololahaahan n alalat at ataatau u babahahan n yayang ng beberturtujujuan an ununtutuk k  menghancurkansemua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat di lakukan menghancurkansemua bentuk kehidupan mikroba termasuk endospora dan dapat di lakukan dengan proses kimia atau fisika.

dengan proses kimia atau fisika.

Rumah sakit sebagai insitusipenyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko Rumah sakit sebagai insitusipenyedia pelayanan kesehatan berupaya untuk mencegah resiko terjadi nya infeksi bagi pasien,pengunjung dan petugas rumah sakit.salah satu indicator  terjadi nya infeksi bagi pasien,pengunjung dan petugas rumah sakit.salah satu indicator  keberh

keberhasilan dalam pelayanan rumah sakit asilan dalam pelayanan rumah sakit adalah rendah nya adalah rendah nya angka infeksi nasokomangka infeksi nasokomial ial didi rumah sakit untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu di lakukan pengendalian rumah sakit untuk mencapai keberhasilan tersebut maka perlu di lakukan pengendalian infeksi di rumah sakit

infeksi di rumah sakit Pus

Pusat at stersterilisilisasi(asi(CSSCSSD) D) memmempunpunyai yai perperanaanan n yanyang g sangsangat at penpentinting g seksekali ali daldalam am upaupayaya  pengendalian

 pengendalian infeksi infeksi dan dan pencegahan pencegahan terjadi terjadi nya nya resiko resiko bahaya bahaya infeksi infeksi nosokomial. nosokomial. ntuk ntuk  melaks

melaksanakan tugas anakan tugas dan fungsi dan fungsi sterilisasterilisasi, pusat si, pusat sterilisasterilisasi si sangat bergansangat bergantung pada tung pada unitunit  penunjang lain

 penunjang lain nya perlengkapan rumah nya perlengkapan rumah tangga, pemeliharaan tangga, pemeliharaan sarana Rumah sarana Rumah sakit, sanitasi,sakit, sanitasi, dll. !pabila terjadi hambatan pada salah satu sub unit di atas maka pada akhir nya akan dll. !pabila terjadi hambatan pada salah satu sub unit di atas maka pada akhir nya akan menganggu proses hasil sterilisasi.

menganggu proses hasil sterilisasi. n

ntutuk k memelaklaksansanakakan an tutugagasstssterierililisassasi i alaalat t ataatau u babahahan n di di peperlrlukukan an pepengngataatahuhuan an dadann keterampilan yang khusus oleh petugas sterilisasi sehingga mendapat kan hasil yang baik  keterampilan yang khusus oleh petugas sterilisasi sehingga mendapat kan hasil yang baik  yaitu kondisi alat atau bahan yang steril secara cepat dan tepat dari masing"masing unit lain yaitu kondisi alat atau bahan yang steril secara cepat dan tepat dari masing"masing unit lain yang membutuh kannya sehingga resiko infeksi nosokomial terhadap pasien,pengunjung yang membutuh kannya sehingga resiko infeksi nosokomial terhadap pasien,pengunjung dan karya#an di RS dapat di cegah sedini mungkin.

dan karya#an di RS dapat di cegah sedini mungkin.

B

B FFAALLSSAAFFAAHH

Pusat sterilisasi memberikan pelayanan yang sebaik"baik nya untuk melayani dan membantu Pusat sterilisasi memberikan pelayanan yang sebaik"baik nya untuk melayani dan membantu semua unit

semua unit rumah sakit yang mrumah sakit yang membutuh kan barang embutuh kan barang dan alat medic dalam kodan alat medic dalam kondisi steril.ndisi steril. C

C TTUUJJUUAANN.. $u

$ujuajuan n umuumum m % % untuntuk uk menmeningingkat kat kan kan mutmutu u pelpelayaayanan nan stersteriliilisisi sisi alat alat dan dan bahbahan, an, gungunaa menekan kejadian infeksi di rumah sakit.

menekan kejadian infeksi di rumah sakit. $ujuan khusus %

$ujuan khusus % &

& SebagSebagai peai pedoman doman dalam dalam membermemberikan ikan pelaypelayanan anan pusat pusat sterilissterilisasi di asi di rumah rumah sakit.sakit. '

' Dapat Dapat menurmenurun kun kan angan angka keka kejadian jadian infekinfeksi atau si atau infekinfeksi nosi nosokomsokomial di ial di rumah rumah sakit.sakit. 

 Dapat Dapat meninmeningkat gkat kan kan mutu mutu pelayapelayanan nan sterilisterilisasi sasi alat alat dan dan bahan bahan di di rumah rumah sakitsakit 

 ntuk ntuk mengamengadakan dakan pengpenga#asan a#asan dan dan controcontrol mul mutu tetu terhadarhadap hasip hasil stel sterilisasirilisasi.. *

* SebSebagai sebagai sebuah panuah panduaduan kerja bagn kerja bagi tenagi tenaga pelaka pelaksana memsana memberberikan peikan pelaylayanan puanan pusatsat sterilisasi.

sterilisasi. D

(2)
(3)

&

& !e!erarasi si adadalalah ah pepemamapapararan n kekemmasasan an yyanang g babaru ru di di ststereril il kakan n gagas s +t+tililen en kksisidada  psirkulasi

 psirkulasi udara untuk menghilangkan udara untuk menghilangkan sisa gas etilen oksida.sisa gas etilen oksida. '

' !!- !!- !d!dalah alah singksingkatan datan dari aari assosiaatissosiaation on for tfor the adhe ad/ancem/ancement oent of medf medical.ical. 

 !0! !0! !d!dalah alah sinsingkagkatan dtan dari !ari !mermerikaikan hon hospispital !tal !ssossociatciatioanioan.. 

 !1!1$$S+S+P$P$2 2 !!dadalalah h dedesisinfnfekektatan n yayang ng di di gugunanakakan n papada da pepermrmukukaaaan n kukulilit t dadann membran

membran mukosa mukosa untuk untuk menurun menurun kan kan jumblah jumblah mikro mikro organism.organism. *

* !!$$CC3!3!44+ + !!dadalalah h susuatatu u alalat at atatau au memesin yansin yang g di di gugunanakakan n ununtutuk k stesteririlislisasiasi dengan mengunakan uap bertekanan.

dengan mengunakan uap bertekanan. 5

5 6ac6acillillus stearous stearothemthemophophyuyulus adallus adalah mikro orgah mikro organianism yang dapasm yang dapat membent membentuk spotuk sporara serta resistensi terhadap panas dan di gunakan untuk uji efektifitas sterilisasi uap. serta resistensi terhadap panas dan di gunakan untuk uji efektifitas sterilisasi uap. 7

7 6a6acicillillius us susubtbtilillilis s adadalalah mikah mikro orgro organanismisme e yayang dapng dapat memat membebentntuk spuk sporora a dadan din di gunakan untuk uji efektifitas sterilisasi etilen oksida.

gunakan untuk uji efektifitas sterilisasi etilen oksida. 8

8 6iob6ioburden urden adalah adalah jumbljumblah ah mikro mikro orgaorganism nism pada pada benda benda terkoterkontaminntaminasi.asi. 9

9 DekonDekontaminataminasi adalsi adalah prah proses uoses untuk ntuk mengumengurangi rangi jumbljumblah peah pencemar ncemar mikromikroorgaorganismenisme atau subtansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut atau subtansi lain yang berbahaya sehingga aman untuk penanganan lebih lanjut termasuk perendaman, pencucian, desinfeksi samapai sterilisasi,

termasuk perendaman, pencucian, desinfeksi samapai sterilisasi, &:

&: DisDisinfinfekseksi i adaadalah lah proproses ses inainaktikti/asi/asimikmikrooroorgrganianisme sme melmelalualui i systsystem em termtermal(al(panpanas)as) atau kimia.

atau kimia. &&

&& ;eo;eogle adgle adalah alalah alat proat protekteksi matasi mata.. &'

&' ndndicaticator or adaladalah alat yaah alat yang di gunng di gunakaakan untun untuk dapat menk dapat menghaghasil kan suhsil kan suhu terteu tertentuntu secara kontiyu untuk menumbuhkan kultur bakteri.

secara kontiyu untuk menumbuhkan kultur bakteri. &

& nfeksnfeksi nosokoi nosokomial adalmial adalah infeksi yah infeksi yang di perolang di peroleh di rumah sakeh di rumah sakit di mana pada saait di mana pada saatt masuk rumah sakit tidak ada tanda<gejala atau tidak dalam masa inkubasi.

masuk rumah sakit tidak ada tanda<gejala atau tidak dalam masa inkubasi. &

& 3umen ad3umen adalah lubanalah lubang kecil dan panjang sepg kecil dan panjang seperti pada kateteerti pada kateter, jarum sunr, jarum suntik mauputik maupunn  pembuluh darah.

 pembuluh darah. &*

&* Steril adalSteril adalah kondah kondisi bebas dari semuisi bebas dari semua mikroora mikroorganisganisme termasuk spme termasuk spora.ora. &5

&5 S$+RS$+R3S!3S!S adalah proses penghanS adalah proses penghancuran semua mikroocuran semua mikroorganirganisme termasuk sporasme termasuk spora melalui cara fisika atau kimia.

melalui cara fisika atau kimia. &7

&7 SterilaSterilan adalah =at yang men adalah =at yang mempunympunyai karakterai karakteristik dapaistik dapat mensterilt mensterilkan.kan. &8

&8 $e$ermokormokopel adalah sepasang kabepel adalah sepasang kabel termo"elektl termo"elektrik untuk mengurik untuk mengukur perbedaakur perbedaan suhun suhu dan di gunakan untuk mengkalibrasi suhu pada mesin sterilisasi.

(4)

BAB II BAB II

PERAN PUSAT STERILISASI DI RUMAH SAKIT PERAN PUSAT STERILISASI DI RUMAH SAKIT

6ahan dan peralatan medic pada umum nya di proses di setiap unit<bagian yang ada 6ahan dan peralatan medic pada umum nya di proses di setiap unit<bagian yang ada yang ada pada rumah sakit bersangkutan. 2elemahan dengan system ini adalah terjadi nya yang ada pada rumah sakit bersangkutan. 2elemahan dengan system ini adalah terjadi nya duplikasi bahan dan peralatan serta sulit untuk mempertahan kan standar < kualitas yang duplikasi bahan dan peralatan serta sulit untuk mempertahan kan standar < kualitas yang terbaik untuk proses dekontaminasi dan sterilisasi.

terbaik untuk proses dekontaminasi dan sterilisasi.

Dengan semakin berkembang nya prosedur operasi maupun kompleksitas peralatan Dengan semakin berkembang nya prosedur operasi maupun kompleksitas peralatan medik

medik, , maka di maka di perrrlperrrlllukan prossses sterilisasi yang llukan prossses sterilisasi yang tersentersentralisasi sehinggtralisasi sehingga a keselukeseluruhanruhan  proses menjadi lebih efesien, ekonomis, dan keamanan pasien semakin terjamin.

 proses menjadi lebih efesien, ekonomis, dan keamanan pasien semakin terjamin. s

stitilalah h ununtutuk k pupusasat t ststererililisisasasi i bberer//arariaiasi si mmululai ai ddararii central sterile supplycentral sterile supply department(CSSD). central service(CS), Central processing Department(CPD

department(CSSD). central service(CS), Central processing Department(CPD) dan lain") dan lain" lain. 1amun kesemuanya mempunyai fungsi utama yang sama yaitu menyiapkan alat"alat lain. 1amun kesemuanya mempunyai fungsi utama yang sama yaitu menyiapkan alat"alat  bersih dan steril untuk keperluan pera#atan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsi  bersih dan steril untuk keperluan pera#atan pasien di rumah sakit. Secara lebih rinci fungsi

da

dan n pupusat sat stesterilrilisisasi asi adadalaalah h memenenerimrima a memempmprorosesses, , memempmproroduduksksi, i, memensnsteterilrilkakan.n. -enyimpan serta menstribusikan peralatan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah -enyimpan serta menstribusikan peralatan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan pera#atan pasien.

sakit untuk kepentingan pera#atan pasien.

A

A TUJUAN PUSATUJUAN PUSAT STET STERILISASIRILISASI &

& -e-embmbanantu tu ununit laiit lain n di rumdi rumah sakah sakit yait yang memng membubututuh h kakan n kokondndisisi i ststererilil, , ununtutuk k  mencegah terjadi nya infeksi.

mencegah terjadi nya infeksi. '

' -e-enunururunknkan an anangkgka a kekejajadidian an ininfekfeksi si dadan n memembmbanantu tu memencncegaegah h serserta ta memenanagugulanlanggggii infeksi nosokomial.

infeksi nosokomial. 

 -eny-enyediaediakan dkan dan mean menjanjamin min kuakualitlitas hasas hasil steil sterilirilisasi tsasi terhaerhadap pdap prodroduk yuk yang yang yang dang dii hasilkan.

hasilkan.

B

B TUGAS INSTALASI PUSAT STERILISASITUGAS INSTALASI PUSAT STERILISASI $a

$anggung ja#ab pusat sterilisasi ber/arianggung ja#ab pusat sterilisasi ber/ariasi tergantung dari besar kecilnya rumah sakit.si tergantung dari besar kecilnya rumah sakit. Struktur organisasi dan proses sterilisasi. $ugas utama pusat sterilisasi adalah %

Struktur organisasi dan proses sterilisasi. $ugas utama pusat sterilisasi adalah % &

& menyimenyiapkan perapkan peralatan medialatan medis untuk peras untuk pera#atan pasi#atan pasien.en. '

' -elaku-elakukan prokan proses sterises sterilisasi allisasi alat < bahat < bahan.an. 

 -en-endisdisribribusiusikan alakan alat"alt"alat yang di butuat yang di butuh kan oleh ruanh kan oleh ruangan pergan pera#aa#atantan, kamar ope, kamar operasirasi maupun ruangan lainnya.

(5)

 6erpatisipasi dalam pemilihan peralatan dan bahan yang aman dan efektif secara  bermutu.

* -empertahan kan standard yang telah di tetapkan.

5 -endokumentasikan setiap akti/itas pembersihan desinfeksi mau pun sterilisasi sebagian dari program upaya pengendalian mutu.

7 melakukan penelitian terhadap hasil sterilisasi dalam rangka mencegah dan mengendalian infeksi bersama dengan panitia pengendalian nosokomial.

8 -emberikan penyuluhan tentang hal"hal yang berkaitan denganm masalah sterilisasi. 9 -enge/aluasi hasil sterilisasi.

C AKTIVITAS FUNGSIONAL PUSAT STERILISASI

!lur akti/itas fungsional dari pusat sterilisasi secara umum dapat di gambarkan sebagai  berikut %

& Pembersihan % semua peralatan pakai ulang harus di bersih kan secara baik sebelum di lakukan proses desinfeksi dan sterilisasi.

' Pembilasan % pembilasan alat"alat yang telah di gunakan tidak di lakukan di ruang  pera#atan.

 Pengeringan di lakukan sampai kering dengan menggunakan lap yang halus dan menyerap.

 Pengemasan % setiap alat bongkar pasang harus di periksa kelengkapannya, sementara untuk bahan linen harus di perhatikan densitas maksimumnya.

* -ember label % setiap kemasan harus di beri label yang menjelaskan isi dari kemasan, tanggal dan identitas proses sterilisasi.

5 Pembuatan dan mempersiapkan kassa yang kemudian akan di sterilkan. 7 Sterilisasi % sebaik nya di beri tanggung ja#ab kepada staf yang terlatih.

8 Penyimpanan % harus di atur secara baik dengan memperhatikan kondisi penyimpanan yang baik.

9 Distribusi ke ruangan masing"masing.

ntuk melaksanakan akti/itas tersebut diatas dengan lancer dan baik sesuai dengan tujuan  pusat sterilisasi maka di perlukan control dan pemeliharaan yang teratur terhadap mesin <

alat sterlisisasi.

D PRINSIP DASAR OPERASIONAL

& Setiap rumah sakit harus memiliki pusat sterilisasi mandiri yang mampu memberikan  pelayanan sterilisasi di rumah sakit dengan baik.

' -emberikan pelayanan sterilisasi bahan dan alat medik untuk kebutuhan unit"unit di rumah sakit selama ' jam.

(6)

BAB III

PENGELOLAAN CSSD DI RUMAH SAKIT

A PENGERTIAN

Sterilisasi adalah proses penghancuran semua mikroorganisme termasuk spora melalui cara fisika atau kimia yang bertujuan untuk mencegah terjadinya infeksi.

>ungsi pusat sterilisasi (CSSD) adalah % menerima, memproses memproduksi, mensterilkan, menyimpan, serta mendistribusikan peralatan medis ke berbagai ruangan di rumah sakit untuk kepentingan pasien.

1 Prinsip dasar p!rasina"

 -emberikan pelayanan sterilisasi dengan sebaik"baik nya bekerjasama dengan unit lainnya dalam memenuhi kebutuhan alat<bahan yang sterilisas

 -emberikan pelayanan bahan<alat medic steril untuk kebutuhan unit"unit di rumah sakit selama ' jam.

# T$%$an p$sa& s&!ri"isasi 'CSSD(

-embantu unit"unit di rumah sakit yang membutuhkan kondisi steril, untuk  mencegah terjadi nya infeksi.

-enurunkan angka kejadian infeksi dan membantu mencegah serta menangulanggi infeksi nosokomial.

+fesiensi tenga medis<paramedic untuk kegiatan yang berorientasi pada  pelayanan terhadap pasien.

) T$*as p$sa& sr!ri"isasi'CSSD(

 -enyiapkan peralatan medis untuk pera#atan pasien.  -elakukanproses sterilisasi alatmedis<linen.

 -endistribusikan alat"alat yang di butuhkan di ruangan"ruangan rumah sakit termasuk kamar opersi,igd,dll.

 -endokumentasikan setiap akti/itas pembersihan, desinfeksimaupun sterilisasi dalam rangka pencegahan dan pengendalian infeksi bersama dengan tim ppi rumah sakit.

 -emberikan penyuluhan tentang hal"hal yang berkaitan dengan masalah sterilisasi.

 -enge/aluasi hasil sterilisasi.

+ P!na&a"a,sanaan p!"a-anan p!n-!diaan aran* s&!ri". 1 P!n!ri/aan a"a& /!dis0"in!n.

-eneria alat medis<linen yang akan di sterilkan dari unut"unit yang ada di rumah sakit , kemudian di catat di buku sterilisasi dari tungan masing"masing dan di tanda tangi oleh petugas yang mengantarkan nya.

(7)

!lat"alat instrument bekas pakai operasi di cuci bersih dengan mengunakan desinfektan cairan klorin dalam #aktu yang cukup lama untuk terjadinya penetrasi ke dalam sel mikroba dan mendeakti/itasi sel"sel pathogen. -encuci bersih adalah  proses yang menghilangkansemua partikelyang kelihatan dan hamper semua partikel yang tidak kelihatan, yang menyiapkan permukaan dari semua alat"alat agar aman untuk proses desinfeksi dan sterilisasi.

) P!n*!/asan dan /!/!r "a!"0&anda.

Pengemasan yang di maksud di sini termasuk material yang tersedia untuk fasilitas kesehatan yang didisain untuk membungkus,pengemasan dan menampung alat"alat yang pakai ulang untuk sterilisasi,penyimpanan dan pemakaian. $ujuan pengemasan adalah untuk berperan terhadap keamanan dan efekti/itas pera#atan pasien yang merupakan tanggung ja#ab utama CSSD. Setelah alat<instrument dikemasdi beri label<tanda (nama runagan, tanggal steril, alat yang di sterilkan).

Prinsip"prinsip pengemasan.

!da tiga prinsip dasar pengemasan.

1 Sterilisasi harus dapat menyerap dengan baik ke seluruh permukaan kemasan dan isinya

# 0arus dapat menjaga sterilitas isinya hingga kemasan di buka.

) 0arus mudah di buka dan isinya mudah di ambil tanpa menyebabkan kontaminasi.

Persyaratan bahan pengemasan. pengemasansterilisasi

Sesuai dengan metode sterilisasi yang di pakai. 6ahan yang di pakai untuk harus sesuai dengan proses sterilisasi yang di pilih.

1 0arus tahan terhadap kondisi fisik, seperti suhu tinggi, kelembaban, dan hisapan  pada proses sterilisasi.

#  dara pada kemasan dan isinya harus bias keluar.

) Sterilan pada proses uap, +, atau panas kering harus dapat menyerap dengan  baik pada seluruh permukaan dan serat semua isi dan kemasan.

+ Sterilan harus dapat di lepaskan pada akhir siklus sterilisasi. STERILISASI UAP.

2emasan steril harus dapat menjaga sterilitas isinya selama masa kadaluarsanya. 2arena pada prinsipnya, tidak bergantung pada #aktu melainkan pada kejadian yang di alami oleh kemasan tersebut.

$ipe"tipe bahan kemasan % 1 2+R$!S.

6ahan ini hanya untuk sekali pakai, kebutuhan akan pemakaian kertas di sebab kan karena duk kain dan handuk tidak tentu kembalinya dari laundry kemungkinan terjadinya berbulu pada kain. ?uga ada keraguan pada kemampuan kain menahan  bakteri, srhingga dicari alternati/e bahan pembukus lainya.

(8)

Criteria kertas yang dapat di gunakan%

0arus tidak tembus air, harus memiliki kekuatan tensile yang tinggi(sangat sukar  di sobek), harus merupakan penahan bakteri yang baik, harus bebas dari bahan  beracun.

2ertas dapat di gunakan sebagai bahan kemasan untuk proses sterilisasi uap dan+. $ipe kertas yang boleh di pakai untuk sterilisasi%

2ertas kraft yang medical grade, kertas berlaminasi yaitu kiertas yang terdiri dari tiga lapisan, kertas mentega yang non gla=e(7,'kg<rim) bias di pajai untuk sterilissi uap tetapi mudah robek.

2ertas krep % tidak mudah robrk bias di pakai untuk membungkus sekaligus sebagai area steril (Duk).

$ape plester indicator kimia harus di lekatkan pada setiap kemasan. $ape ini berubah #arna untuk indentifikasi kemasan yang sudah melalui proses sterilisasi.

# Kain '"in!n)

3inena adalah bahan tradisional untuk membungkus alat"alat operasi. 2elebihannya adalah bias di pakai berulang, murah, kuat pelindung yang cukup baik, mudah di gunakanbdan sangat baik untuk duk.

2elemahannya %

-  bukan penghalang bakteri yang baik dan mudah menyerap air. - suhu pakai menyebabkan mudah robek.

"perlu di periksa jika ada lobang, sobekan dan kerusakan lainnya.

-  pembungkus kain harus bahan muslin berkualitas tinggi dengan spesifikasi. Dan harus pakai ' lembar.

- "kain yang tebal seperti kan/as tidak boleh di pakai karena sulit menyerap aup. - "kain dapat di pakai untuk sterilisasi uap dan +.

Prs!d$r dan "an*,a23"an*,a2 p!n*!/asan. Prosedur pengemasan harus mencakup %

-  1ama alat"alat yang akan di kemas.

- 3angkah"langkah yang tepat untuk persiapan dan inspeksi alat"alat, sesuai instruksi produsen dan spesifikasinya.

- Sesuaikan dengan metode sterilisasi yang dipakai. - $ipe dan alat"alat yang akan di kemas.

- Penempatan alat"alat yang tepat dalam kemasan.

- $ipe dan penempatan yang tepat indicator kimia e@ternal dan internal, sesuai dengan kebijakan pengendalian mutu proses pengendalian.

-  -etode dan tehnik pengemasan.

- -etode pemberian segel pada setiap kemasan.

(9)

-  !plikasi informasi untuk pengendalian mutu, tanggal dan identifikasi petugas yang menyiapkan.

-  Petunjuk untuk penempatan kemasan di dalam sterilisasi.

- Peringatan mengenai #aktu pengeringan, #aktu pendingin, dan penanganan setelah proses sterilisasi.

- nformasi mengenai aplikasi pelindung setelah proses sterilisasi terhadap debu, uap, dll.

- Petunjuk untuk penempatan pada penyimpanan, atau untuk distribusi ketempat  pemakaian.

- nformasi untuk mencegah kemungkinan kontaminasi, misalnya prosedur yang tepat untuk penyimpanan penanganan kemasan steril, inspeksi segel, dan metodel yang tepat untuk membuka alat"alat steril.

) Prs!s s&!ri"isasi

Setelah alat di cuci dan di kemas kemudian di masukkan ke dalam mesin sterilisasi yaitu mesin autocla/e samapai steril autocla/e berbunyi menandakan  proses sterilisasi telah selesai, kira"kira memakai #aktu satu jam.

+ P!n-i/anan dan dis&ri$si

!lat kesehatan atau linen yang sudah di sterilkan oleh petugas kamar operasi disimpan di lemari penyimpanan alat steril dan di distribusikian ke unit"unit yang membutuhkan alat kesehatan dan linen tersebut dalam kondisi steril.

4 P!na&a&an dan p!"apran

!lat <bahan yang disterilkan di catat jumblah setnya, tanggal dan tahun, nama ruangan petugas yang melakukan sterilisasi di dalam buku pencatatan dan pelaporan sterilisasi di ruangan.

Pembuangan limbah

(10)

BAB IV

KETENAGAAN

1 S&a&$s K!s!2a&an

2epada seluruh tenaga<pega#ai yang bekerja di pusat sterilisasi Rumah Sakit dianjurkan sebelum dan pada saat melakukan tugas sehari"hari untuk %

 -empunyai data kesehatan yang mencakup data fisik, A ray untuk $6C  Status imunisasi untuk hepatitis 6, $etanus, Typhoid fever .

 3aporan mengenai sakit yang dialami selama bekerja di pusat sterilisasi seperti infeksi saluran nafas, infeksi kulit, infeksi gastrointestinal, tertusuk jarum maupun infeksi pada mata.

# Uraian T$*as dan K$a"i5i,asi &!na*a

2ualifikasi tenaga yang bekerja di pusat sterilisasi dibedakan sesuai dengan kapasitas tugas dan tanggung ja#abnya, yang dibagi atas tenaga manajer dan teknis  pelayanan sterilisasi.

1 K!pa"a Ins&a"asi P$sa& S&!ri"isasi Uraian T$*as %

" -engarahkan semua akti/itas staf yang berkaitan dengan supply alat medis steril  begi pera#atan pasien di Rumah Sakit

" -engikuti perkembangan ilmu pengetahuan, ketrampilan dan pengembangan diri<personel lainnya

" -enentukan metoda yang efektif bagi penyiapan dan penanganan alat<bahan steril.

" 6ertanggung ja#ab agar staf mengerti akan prosedur dan penggunaan mesin sterilisasi secara benar 

" -emastikan bah#a teknik aseptik diterapkan pada saat penyiapan dan  penanganan alat steril baik yang sekali pakai atau pemakaian ulang

" 2erjasama dengan unit lain di Rumah Sakit dan melakukan koordinasi yang  bersifat intern<ekstern

" -elakukan seleksi untuk calon tenaga di pusat sterilisasi, menyiapkan konsep dan rencana kerja serta melakukan e/aluasi pada #aktu yang telah ditentukan " -embuat perencanaan program kerja

(11)

K$a"i5i,asi T!na*a 6

" Pendidikan terakhir minimal apoteker atau sarjana kesehatan atau D di bidang kesehatan dengan masa kerja 7 tahun di bidang sterilisasi

" $elah mendapat kursus tambahan tentang prosedur dan teknis pelayanan sterilisasi

" $elah mendapat kursus tambahan tentang manajemen " -engetahui tentang psikologi personel

" 6erpengalaman kerja di bagian kamar operasi<sterilisasi

" -empunyai kemampuan mengajar dan menulis tentang sterilisasi # K!pa"a S$ Ins&a"asi

Uraian T$*as 6

" 6ertanggung ja#ab kepada kepala instalasi pusat sterilisasi

" 6ertanggung ja#ab sebagai 2epala nstalasi pusat sterilisasi apabila 2epala nstalasi berhalangan hadir

" -embantu 2epala nstalasi dalam pengendalian dan penanganan alat, supervise langsung, mengajar<mere/isi prosedur baru, menge/aluasi staf dan melaporkannya kepada 2epala nstalasi pusat sterilisasi

" -embuat program orientasi untuk tenaga baru

" -embuat rencana kebutuhan bahan dan alat sesuai dengan kebutuhan masing" masing sub instalasi.

" -embuat rencana perbaikan dan penggantian alat yang rusak  

" -embuat laporan hasil kerja masing"masing sub instalasi kepada kepala instalasi K$a"i5i,asi T!na*a 6

" Pendidikan minimal S di bidang kesehatan dengan masa kerja selama  tahun di  bidang sterilisasi

" Pernah mengikuti kursus tambahan tentang CSSD

" -empunyai pengetahuan yang cukup tentang konsep akti/itas dari sub instalasi yang dipimpinnya

" Dapat bekerja baik dalam berbagai kondisi " 2ondisi kesehatan baik  

(12)

) P!nan**$n* %a7a ad/inis&rasi Uraian T$*as 6

" 6ertanggung ja#ab terhadap 2epala nstalasi

" -embantu 2epala nstalasi dalam penyusunan perencanaan berdasarkan masukan dari 2epala Sub nstalasi

" Rekapitulasi laporan kegiatan masing"masing sub instalasi " -enyiapkan keperluan administrasi

K$a"i5i,asi T!na*a 6

" -inimal lulusan S-!<S-<S-+!<sekolah pendidikan pera#at atau yang setara dengan tambahan kursus administrasi

" Dapat melakukan pengetikan dan menggunakan computer   " Rapi dalam menyusun dokumentasi

+ S&a5 di P$sa& S&!ri"isasi Uraian T$*as 6

" 6ertanggung ja#ab terhadap kepala sub instalasi

" $idak alergi terhadap bahan"bahan yang digunakan di pusat sterilisasi " Dapat mengerti perintah dan menerapkannya menjadi akti/itas

" Dapat menerapkan apa yang sudah diajarkan -engikuti prosedur kerja< SP yang telah dibuat

" Dapat menjalankan pekerjaan baik dengan perintah langsung maupun tidak  langsung<telephone

" Dapat mengerjakan pekerjaan rutin<berulang"ulang yang relati/e B membosankan

" Dapat menerima tekanan kerja dan kadang"kadang lembur

" -emakai pelindung seperti apron, masker, penutup kepala, sandal khusus dan sarung tangan

" -emelihara peralatan CSSD, alat dan bahan steril K$a"i5i,asi T!na*a 6

" 0arus mengikuti pelatihan CSSD " Dapat belajar dengan cepat

" -empunyai ketrampilan yang baik " B Personal Hygiene baik

(13)

" Disiplin dalam mengerjakan tugas keseharian ) K/p!&!nsi T!na*a

6ah#a tenaga yang bertugas di pusat sterilisasi pada Rumah Sakit harus mampu untuk memberikan pelatihan teknis tentang pelayanan CSSD di Rumah Sakit

(14)

BAB V

MONITORING DAN EVALUASI 4.1. Mni&rin*

ang dimaksud dengan monitoring adalah upaya untuk mengamati pelayanan proses sterilisasi dan cakupan program pelayanan proses sterilisasi sea#al mungkin, untuk  dapat menemukan dan selanjutnya memperbaiki masalah dalam pelaksanaan program. T$%$an /ni&rin* ada"a26

& ntuk mengadakan perbaikan, perubahan orientasi atau disain dari sistem  pelayanan sterilisasi (bila perlu).

' ntuk menyesuaikan strategi atau pedoman pelayanan sterilisasi yang dilaksanakan di lapangan, sesuai dengan temuan"temuan dilapangan.

 0asil analisis dari monitoring digunakan untuk perbaikan dalam pemberian  pelayanan sterilisasi di RS . -onitoring sebaiknya dilakukan sesuai keperluan dan

dipergunakan segera untuk perbaikan program.

Ha"32a" -an* 2ar$s dip!r2a&i,an $n&$, ,n&r" ,$a"i&as ada"ah % 1 P!/!rian n/r "& pada s!&iap ,!/asan.

Setiap item<kemasan yang akan disterilkan harus mencantumkan identitas berupa nomor lot yang mencakup nomor mesin sterilisasi, tanggal proses sterilisasi, dan keterangan siklus keberapa dari mesin sterilisasi. Pengidentifikasian ini akan memudahkan pada saat diperlukannya melakukan recall  atau penarikan kembali kemasan yang sudah terdistribusikan.

# Da&a /!sin s&!ri"isasi.

ntuk setiap siklus sterilisasi yang dilakukan informasi berikut harus didokumentasikan %

" 1omor lot

" nformasi umum kemasan (misal % kemasan linen, atau kemasaninstrument ) " Eaktu pemaparan dan suhu (kalau belum tercatat oleh mesin sterilisasi)

" 1ama operator  

" Data hasil pengujian biologis

(15)

" Data hasil dari uji 6o#ie"Dick  

Dokumentasi ini akan bermanfaat dalam monitoring proses dan memastikan  bah#a parameter pada setiap siklus proses sterilisasi telah tercapai sehingga

akuntabilitas proses terjamin. Dengan melakukan dokumentasi ini maka apabila ada barang yang harus ditarik ulang akan menjadi lebih mudah.

) 8a,&$ Kada"$arsa.

Setiap kemasan steril yang akan digunakan harus diberi label yang mengindikasikan #aktu kadaluarsa untuk memudahkan melakukan rotasi stok, #alaupun kadaluarsa tidak tergantung pada #aktu melainkan pada kejadian yang dialami oleh kemasan tersebut.

4.#. E9a"$asi

Setiap kegiatan harus selalu di e/aluasi pada tahap proses akhir seperti pada tahap  pengemasan, sterilisasi dan sebagainya, juga e/aluasi secara keseluruhan dalam rangka

kinerja dari pengelolaan sterilisasi di RS T$%$an dari !9a"$asi &!rs!$& an&ara "ain %

& -eningkatkan kinerja pengelolaan sterilisasi RS

' Sebagai acuan<masukan dalam perencanaan sterilisasi, bah#a barang"barang yang disterilkan di jamin kesterilannya.

 Sebagai acuan dalam perencanaan system pemeliharaan mesin"mesin sterilisasi  Sebagai acuan perencanaan peningkatan pengetahuan dan ketrampilan sumber 

(16)
(17)

BAB VI

KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA 'K)(

1 P!n!*a2an K!!"a,aan Pada P!&$*as

$anggung ja#ab untuk melaksanakan semua kegiatan secara aman di lingkungan CSSD menjadi tanggung ja#ab petugas CSSD setelah dilakukan pembekalan terhadap petugas tehadap bahaya"bahaya yang mungkin terjadi di lingkungan CSSD. Pada dasarnya kecelakaan dapat dihindari dengan mengetahui potensi bahaya yang dapat di timbulkannya. Dengan memperhatikan secara seksama dan melatih teknik" teknik bekerja secara aman maka resiko terjadinya kecelakaan kerja dapat di turunkan secara signifikan.

# P!n!ri/aan Baran* K&r dan Da!ra2 D!,n&a/inasi

6ahaya pemaparan terhadap darah dan cairan tubuh lainnya maupun =at"=at kimia di lingkungan CSSD dapat menyebabkan luka, penyakit dan dalam kondisi yang ekstrim menyebabkan kematian. paya pencegahan dapat di lakukan secara efektif  dengan menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, penutup kepala,  penutup kaki, gaun anti cairan, masker maupun goggle mata. Penyedian alat  pelindung diri menjadi tanggung ja#ab institusi bersangkutan, tetapi adalah tanggung ja#ab petugas CSSD untuk melindungi dirinya dengan menggunakan alat  pelindung diri secara benar.

Penanganan yang salah terhadap alat"alat tajam terkontaminasi seperti pisau, jarum dll dapat menyebabkan rusaknya permukaan kulit yang pada akhirnya dapat memungkinkan masuknya mikroorganisme pathogen ke dalam tubuh sehingga menyebabkan terjadinya penyakit

Saran &inda,an a/an

 ?angan sekali"kali memasukkan tangan ke dalam #adah berisi barang terkontaminasi tanpa dapat melihat secara jelas isi dari #adah tadi

(18)

 $uangkan cairan yang dapat mengganggu pengenalan secara /isual alat"alat, lalu  pindahkan alat<instrument  satu persatu. Pastikan agar bagian yang runcing dari

instrument  mengarah berla#anan terhadap tubuh kita pada saat transportasi.  6uang sampah benda tajam (jarum suntik, blades) ke dalam #adah yang tahan

tusukan dan tidak dibuang pada tempat sampah biasa.

 Pada saat memproses ulang benda tajam pakai ulang, pisahkan dari instrument  lain dan posisikan sedemikian sehingga dapat mencegah kemungkinan terjadinya luka pada petugas lain dengan penanganan normal

 kuti petunjuk<rekomendasi pabrik untuk penanganan =at kimia secara aman, dan gunakan alat pelindung diri untuk mencegah pemaparan =at kimia terhadap kulit dan membran mukosa yang dapat menyebabkan luka bakar kimia

 6erhati"hatilah apabila mendekati daerah dimana air biasa digunakan, periksa kondisi lantai untuk mencegah terjatuh akibat licin lantai, sebaiknya ada rambu" rambu peringatan

 Pada saat mencuciinstrument di dalam sink, perhatikan untuk selalu menggosok  diba#ah permukaan air untuk mencegah terjadinya aerosol yang dapat terhirup ) P!n-iapan Prs!s S&!ri"isasi dan Da!ra2 S&!ri"isasi

Pengoperasian mesin sterilisasi hanya boleh dilakukan oleh petugas terlatih yang sudah mendapatkan pelatihan tentang prinsip dasar sterilisasi dan cara menggunakan mesin sterilisasi secara benar. Dengan demikian maka kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dapat diperkecil dan upaya untuk menghasilkan barang"barang steril menjadi lebih terjamin.

?enis"jenis luka yang dapat terjadi di daerah ini meliputi luka bakar pada kulit maupun membran mukosa, akibat kelalaian pada penggunaan =at kimia maupun akibat terlalu dekatnya posisi terhadap sumber panas (sterilisasi uap atau kereta  barang yang panas). 3uka bakar elektris, akibat penggunaan instrument <alat listrik. 3uka pada mata akibat cipratan =at kimia sehingga pemakaian alat pelindung mata diperlukan.

Saran &inda,an a/an

;unakan sarung tangan tahan panas pada saat menangani kereta mesin sterilisasi atau pada saat berhubungan dengan objek lain bersuhu tinggi

(19)

3etakkan kereta mesin sterilisasi diluar daerah lalu lalang petugas CSSD lain untuk menghindari petugas lain menyentuh kereta yang panas ini.

$indakan hati"hati harus diperhatikan pada saat menggunakan B sealer   panas B dan pemotong kantung sterilisasi ( pouches)

Pengoperasian mesin sterilisasi hanya boleh dilakukan oleh petugas terlatih

Pengoperasian dan instalasi mesin sterilisasi etilen oksida harus dilakukan dengan memperhatikan sistem /entilasi dan sistem ehaust   yang berhubungan langsung dengan udara luar (ke luar gedung)

Pada saat memindahkan barang ke dalam cabinet aerasi, petugas harus menggunakan sarung tangan dan tidak memegang barang dekat dengan tubuh atau menghisap udara di atas barang yang di pindahkan tersebut

Pada saat memindahkan #adah dari mesin + ke dalam aerator sebaiknya kereta ditarik dan tidak di dorong

Setelah barang di masukkan ke dalam kabinet aerasi dan siklus aerasi sudah di  jalankan, maka fase siklus tersebut tidak boleh dihentikan sampai proses aerasi

selesai

!pabila ada petugas yang terpapar dengan + segera ba#a ke ruang ga#at darurat untuk e/aluasi lebih lanjut

+ P!n!*a2an K!!"a,aan Pada Pasi!n

Petugas CSSD mempunyai tanggung ja#ab dalam upaya mencegah terjadinya kecelakaan pada pasien yang dira#at di Rumah Sakit sehubungan dengan alat" alat<instrument  yang di gunakan. -elakukan proses dekontaminasi, disinfeksi,  pengemasan, sterilisasi, dan penanganan barang steril secara aseptic dan benar ses uai

dengan SP yang ditetapkan merupakan cara terbaik bagi petugas untuk mencegah terjadinya kecelakaan<luka pada pasien. Pasien penerima barang yang belum di uji kelayakan fungsi dan cara pakainya dapat mengalami komplikasi maupun  penundaan tindakan. !lat"alat terkontaminasi atau on"steril (seperti instrument   bedah) apabila di gunakan pada pasien dapat menimbulkan infeksi nosokomial.

Saran &inda,an a/an

• 3akukan pengujian terhadap instrument <alat sebelum di distribusikan dari CSSD sesuai dengan petunjuk pabrik dan SP di CSSD

• Pastikan bah#a semua barang telah di dekontaminasi dan bebas dari pengotor, kerusakan atau bahaya lain yang dapat mempengaruhi penggunaan barang <alat

(20)

• Pastikan agar barang terkontaminasi selalu dalam keadaan tertutup pada saat transportasi menuju daerah dekontaminasi

• Pastikan semua peralatan yang digunakan untuk melakukan proses sterilisai mengalami pengujian secara teratur dan dijamin bekerja secara baik 

• Pastikan bah#a semua komponen instrument  berada dalam keadaan lengkap, dan berfungsi secara normal

• Pastikan bah#a semua mesin sterilisasi termonitor secara /isual selama siklus  berlangsung melalui pengujian indikator kimia, biologis dan pengujian deteksi

udara dalam chamber (sistem mesin sterilisasi uap pre"/akum) 4 P!nan*anan :a&3:a& ,i/ia di CSSD

Penanganan =at"=at kimia di CSSD sangat perlu di perhatikan mengingat banyak =at kimia yang digunakan di CSSD bersifat toksik. !pabila penanganannya tidak  dilakukan dengan baik maka dapat membahayakan baik petugas CSSD itu sendiri maupun pasien

A",2"

!lkohol dalam bentuk +til atau sopropil alkohol (5:"9: F) digunakan sebagai desinfektan intermediat dengan kemampuan bakterisidal, tuberkulosidal, fungisidal, dan /irusida.

Tinda,an p!r&"n*an

& 6a#a korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik 

' 6erikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, /entilasi dan oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi

Tinda,an p!r&"n*an pada p!/aparan /a&a

& $engadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena

' Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau 1aC3 :,9 F perlahan selama &*"': menit

 ?ika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama &: menit  ?angan biarkan korban menggosok mata

* $utuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim<konsul ke dokter mata Tinda,an p!r&"n*an pada p!/aparan ,$"i&

(21)

' Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal &: menit  ?ika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara

 perlahan Fr/a"d!2id

>ormaldehid adalah gas tidak ber#arna dengan bau menyengat. mumnya digunakan sebagai disinfektan. >ormalin adalah larutan yang mengandung formaldehid dan methanol dengan kadar ber/ariasi (biasanya antara &'"&* F)

Ba2a-a &!r2adap ,!s!2a&an

Dosis toksik % Dosis letal pada manusia secara oral :,* " * g<kg 66

!kut % '" ppm, rasa gatal pada mata, "* ppm lakrimasi, &: ppm lakrimasi  berat,&:"': ppm susah bernafas, batuk, terasa panas pada hidung

dan tenggorokan, *:"&:: ppm iritasi akut saluran pernafasan 3ambat % Sensitisasi dermatitis

2ronik % 2arsinogenik, gangguan menstruasi dan kesuburan pada #anita,  percikan larutan pada mata dapat menyebabkan kerusakan berat s<d

menetap, kornea buram dan buta

?ika tertelan % -enyebabkan luka korosif mukosa gastrointestinal disertai mual, muntah, perdarahan

?ika terhirup % ritasi saluran nafas, nafas berbunyi, laringospasme 2ontak kulit % ritasi pada kulit

2ontak mata % iritasi dan lakrimasi, pada konsentrasi pekat menyebabkan kornea  buram dan buta

Tinda,an p!r&"n*an

& 6a#a korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik 

' 6erikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, /entilasi dan oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi

Tinda,an p!r&"n*an pada p!/aparan /a&a

(22)

' Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau 1aC3 :,9 F perlahan selama &*"': menit

 ?ika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama &: menit  ?angan biarkan korban menggosok mata

* $utuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim<konsul ke dokter mata Tinda,an p!r&"n*an pada p!/aparan ,$"i&

& 6a#a pasien segera ke pancuran terdekat

' Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal &: menit  ?ika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara

 perlahan

 3epaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahan dan  buanglah dalam #adah<plastik tertutup

* Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron

5 2eringkan dengan handuk yang kering dan lembut Tinda,an p!r&"n*an pada p!/aparan *as&rin&!s&ina"

Pada keracunan formaldehid ringan, perlu dilakukan tindakan berikut%

& Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk   pengenceran. ntuk orang de#asa maksimal ': cc sekali minum, untuk anak"

anak maksimal &:: ml.

' 2ontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon"aktif 

 Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi

E&i"!n O,sida

+tilen oksida merupakan =at kimia yang banyak digunakan dalam proses sterilisasi kimia alat"alat kesehatan, pereaksi dalam sintesa kimia organik terutama dalam  pembuatan etilen glikol, fungisida, dan fumigan bahan makanan dan tekstil

Ba2a-a $&a/a &!r2adap ,!s!2a&an

nhalasi % Pemaparan jangka pendek % iritasi, daya cium menurun, dispnea, nyeri kepala, mengantuk, gejala mabuk, gangguan keseimbangan tubuh

(23)

2ontak kulit % Pemaparan jangka pendek % reaksi alergi, kulit terasa panas, melepuh, frostbite.

2ontak mata % Pemaparan jangka pendek % terasa panas, frostbite, mata berair,  pemaparan jangka panjang % dapat menimbulkan kontak 

$ertelan % Pemaparan jangka pendek % terasa panas terbakar, sakit tenggorokan, mual, muntah,, frostbite, diare, nyeri perut, nyeri dada, nyeri kepala, sianosis.

Pemaparan jangka panjang % 2erusakan hati, potensial karsinogen Tinda,an p!r&"n*an

& 6a#a korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik 

' 6erikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, /entilasi dan oksigenasi, dan penatalaksanaan sirkulasi

Tinda,an p!r&"n*an pada p!/aparan /a&a

& $engadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena

' Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau 1aC3 :,9 F perlahan selama &*"': menit

 ?ika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama &: menit.  ?angan biarkan korban menggosok mata

* $utuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim<konsul ke dokter mata Tinda,an p!r&"n*an pada p!/aparan ,$"i&

& 6a#a pasien segera ke pancuran terdekat

' Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal &: menit  ?ika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara

 perlahan

 3epaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahan dan  buanglah dalam #adah<plastik tertutup

* Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron

5 2eringkan dengan handuk yang kering dan lembut Tinda,an p!r&"n*an p!/aparan *as&rin&!s&ina"

(24)

& nduksi muntah tidak dilakukan (kontra indikasi) ' !spirasi dan kumbah lambung tidak dianjurkan

 6erikan karbon aktif dosis tunggal & gr<kg atau de#asa :"&:: gr dan anak"anak  &*": gr. Cara pemberian % dicampur rata dengan perbandingan *"&: gr karbon aktif dengan &::"':: ml air. De#asa &: gr tiap ': menit, anak"anak * gr tiap ': menit

Lis"

3isol merupakan nama lain dari kelompok =at kimia fenol, asam karbolat, hidroksiben=ena, asam fenilat, resol, karbon kreolin, likresol. 3isol banyak  digunakan sebagai desinfektan rumah tangga untuk membersihkan lantai, kamar  mandi<EC dan untuk menghilangkan bau busuk. Dalam bidang kesehatan digunakan sebagai larutan antiseptic dengan konsentrasi antara &"' F. 3D3 oral pada manusia adalah &: mg<kg.

Ba2a-a $&a/a pada ,!s!2a&an

Pada kulit dan mukosa % ;atal dan mati rasa dan pada keadaan

berulang atau berat % kemerahan, gatal dan luka  bakar 

2ronis pada kulit % +ritema, /esikel, dan akhirnya padat mengalami dermatitis kontak 

Pemaparan mata % ritasi konjungti/a, kornea ber#arna putih, edema palpebra dan iritis, nyeri abdomen, muntah dan rash. ?ika konsentrasi fenol G * F dapat menyebabkan luka bakar pada pada mulut dan esophagus

+fek pada sistem kardio/askuler % 0ipotensi dan syok

+fek pada ginjal % rin ber#arna gelap karena hemoglobinuri +fek pada pernafasan % Depresi pernafasan dan gagal nafas

(25)

Tinda,an p!r&"n*an

& 6a#a korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik 

' 6erikan terapi suportif berup penatalaksanaan jalan nafas, /entilasi dan oksigenasi dengan oksigen lembab &:: F, dan penatalaksanaan sirkulasi

Tinda,an p!r&"n*an pada p!/aparan /a&a

& $engadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yang terkena

' Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau 1aC3 :,9 F perlahan selama &*"': menit

 ?ika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama &: menit  ?angan biarkan korban menggosok mata

* $utuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim<konsul ke dokter mata Tinda,an p!r&"n*an pada p!/aparan ,$"i&

& 6a#a pasien segera ke pancuran terdekat

' Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal &: menit  ?ika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan kain atau kertas secara

 perlahan

 3epaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahan dan  buanglah dalam #adah<plastik tertutup

* Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron

5 2eringkan dengan handuk yang kering dan lembut Tinda,an p!r&"n*an p!/aparan *as&rin&!s&ina"

& Segera beri pasien atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk   pengenceran. ntuk orang de#asa maksimal '*: cc sekali minum, untuk anak"

anak maksimal &:: ml.

' 2ontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon"aktif 

 Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat di pertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi

Na&ri$/ Hip,"ri&

3arutan pemutih pakaian yang biasa digunakan biasanya mengandung bahan aktif   1atrium hipoklorit (1a C3) *"&: F. Selain digunakan sebagai pemutih juga

(26)

 bila tertelan akan berbahaya karena jika kontak dengan asam lambung akan melepaskan asam klorat gas klor bebas dalam lambung yang apabila terhirup dapat menyebabkan kerusakan paru"paru

Ba2a-a $&a/a &!r2adap ,!s!2a&an

& 6a#a korban ke ruangan dengan sirkulasi udara yang baik 

' 6erikan terapi suportif berupa penatalaksanaan jalan nafas, /entilasi dan oksigenasi dengan oksigen lembab &:: F, dan penatalaksanaan sirkulasi

Tinda,an p!r&"n*an pada p!/aparan /a&a

& $engadahkan kepala dan miringkan ke sisi mata yan terkena

' Secara perlahan bukalah kelopak mata yang terkena dan lakukan irigasi dengan sejumlah air bersih atau 1aC3 :,9 F perlahan selama &*"': menit

 ?ika masih belum yakin bersih, cuci kembali selama &: menit  ?angan biarkan korban menggosok mata

* $utuplah mata dengan kain kassa steril lalu segera kirim<konsul ke dokter mata

Tinda,an p!r&"n*an pada p!/aparan ,$"i&

& 6a#a pasien segera ke pancuran terdekat

' Cuci segera bagian kulit yang terkena dengan air mengalir minimal &: menit  ?ika tidak tersedia air, sekalah bagian kulit dengan air mengalir minimal &: menit  3epaskan pakaian, arloji, dan sepatu yang terkontaminasi atau muntahan dan

 buanglah dalam #adah <plastik tertutup

* Pada saat memberikan pertolongan, gunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, masker, apron

5 2eringkan dengan handuk yang kering dan lembut

Tinda,an p!r&"n*an p!/aparan *as&rin&!s&ina"

& Segera beri pasien air atau susu untuk diminum secepat mungkin untuk   pengenceran. ntuk orang de#asa maksimal '*: cc sekali minum, untuk anak"

anak maksimal &:: ml

' 2ontra indikasi untuk induksi muntah dan pemberian karbon"aktif 

 Dalam keadaan tertentu, pemasangan pipa lambung yang lembut dan fleksibel dapat dipertimbangkan setelah pengenceran dan pemeriksaan endoskopi.

(27)

;.; A"a& p!"ind$n* diri

nstalasi pusat sterilisasi harus dilengkapi dengan alat pelindung diri seperti apron lengan panjang yang tahan terhadap cairan atau karet yang tahan terhadap cairan kimiaheavy!duty, penutup kepala, masker Bhigh!filtration, dan Btight fitting"gogle, khususnya dipakai oleh staf saat melakukan prosedur yang memungkinkan terjadinya cipratan atau kontaminasi dari cairan yang mengandung darah atau cairan tubuh lainnya. 0arus ada alas kaki khusus untuk memasuki ruang dekontaminasi dan  penutup sepatu tahan air yang diperlukan untuk melindungi sepatu dan masker, dan gogle harus dilepaskan saat meninggalkan ruang dekontaminasi. Sarung tangan, gaun pelindung, dan gogle harus dicuci setiap hari. !lat pelindung yang dipakai ulang harus dilaundry setelah setiap pemakaian.

(28)

KATA PENGANTAR 

Puji syukur kita panjat kan kehadiran $uhan ang -aha +sa karena atas rahmat  1ya pedoman Sterilisasi (central sterile supply department ) Di Rumah Sakit dapat di

selesaikan tepat pada #aktunya.

6uku pedoman sterilisasi (central sterlisasi supply department) di Rumah sakit di susun sebagai upaya untuk menekan kejadian infeksi healthcare associated infections(H#is)

di rumah sakit serta meningkat kan mutu pelayanan di rumah sakit. 6uku ini di harapkan dapat di pakai oleh menejer rumah sakit dan petugas kesehatan khususnya petugas CSSD dan tim pencegah dan pengendalian infeksi (PP) sebagai acuan dalam memberikan  pelayanan sterilisasi di rumah saki.

Pedoman ini akan di e/aluasi secara berkala dan akan di perbaiki bila ditemukan hal" hal yang di anggap sudah tidak sesuai dengan kondisi yang sebenar nya.

$ersusun nya pedoman ini merupakan kerjasama ppi, rumah sakit serta dukungan dari  berbagai pihak.

ntuk itu penyusun ucapkan terima kasih.

Sekayu, 1o/ember ':&*

(29)

DAFTAR ISI

6!6  P+1D!03!1 ...& !. 3!$!R 6+3!2!1;... ...& 6. >!3S!>!0 ...& C. $?!1 ...& D. P+1;+R$!1 ...' 6!6  P+R!1 PS!$ S$+R3S!S D R-!0... !. $?!1 PS!$ S$+R3S!S... 6. $;!S 1S$!3!S PS!$ S$+R3S!S... C. !2$4$!S >1;S1!3 PS!$ S$+R3S!S... D. PR1SP D!S!R P+R!S1!3...* 6!6  P+1;+33!!1 CSSD D R-!0 S!2$...* !. P+1;+R$!1 ...* &. PR1SP D!S!R P+R!S1!3...* '. $?!1 PS!$ S$+R3S!S...5 . $;!S PS!$ S$+R3S!S (CSSD)...5 . P+1!$! 3!2S!1!!1 P+3!!1!1 P+1+D!!1 6!R!1; S$+R3. .7 • P+1+R-!!1 !3!$ -+DS !$! 31+1... 7 • P+1CC!1 ...7 • P+1;+-!S!1 D!1 -+-6+R 3!6+3...7 • PRS+S S$+R3S!S...9 • P+1-P!1!1 D!1 DS$R6S...9 • P+1C!$!$!1 D!1 3!PR!1...&: 6!6 4 2+$+1!;!!1 ...&& !. S$!$S 2+S+0!$!1...&& 6. R!!1 $;!S D!1 2!3>2!S $+1!;!...&& &. 2+P!3! 1S$!3!S PS!$ S$+R3S!S...&' '. 2+P!3! S6 1 S$!3!S...&' . P+1!1;;1; ?!E!6 !D-1S$R!S...&' . S$!><PS!$ S$+R3S!S...& C. 2-P+$+1S $+1!;!...&

(30)

6!6 4 -1$R1; D!1 +4!3!S... & !. -1$R1; ...& &. $?!1 -1$R1;...& '. E!2$ 2!D!3!RS!...& 6. +4!3!S ...&* &. $?!1 D!R +4!3!S...&* 6!6 4 2+S+0!$!1 D!2 2+S+3!-!$!1 2+R?! (2)...&5 !. P+1C+;!0!1 2+C+3!2!!1 P!D! P+$;!S...&5 6. P+1C+;!0!1 2+C+3!2!!1 P!D! P!S+1...&7 C. P+1!1;!1!1 H!$"H!$ 2-! D CSSD...&8 &. !3203 ...&9 '. PR-!3D+0$...&9 . +$3+1 2SD!...'& . 3S3 ...'' *. 1!$R- 0P23R$...'

P+D-!1

PUSAT STERILISASI

CENTRAL STERILE SUPPLY 

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan judul yang diangkat yaitu “Kajian Bentuk dan Fungsi Tari Bedana di Sanggar Cantika Laras, Bandar Lampung”, dan dari uraian singkat latar belakang di atas maka

Karsinogenisitas Mengandung karsinogen yang sudah diketahui atau dicurigai Mutagenisitas Menjurus tetapi tidak memadai untuk klasifikasi. Toksisitas reproduktif Produk adalah

Departemen Kesehatan RI, 2007, Pharmaceutical Care untuk Penyakit Hipertensi, Pendoman Konseling Pelayanan Kefarmasian di Sarana Kesehatan.. Direktorat Jenderal

Dari hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa syarat perlu dan cukup untuk eksistensi pengendali suboptimal H adalah solusi yang menstabilkan dari  dua persamaan

Dari hasil penelitian yang telah dilakukan mengenai jenis dan tipe phytotelmata sebagai temapt perindukan nyamuk pada beberapa lokasi yaitu di pemukiman,

Artikel yang diajukan ke Jurnal Farmasi Udayana belum pernah dipublikasikan sebelumnya (kecuali dalam bentuk abstrak atau sebagai bagian dari skripsi), tidak dalam

- Dalam Perjalanan / Tahanan KODIM, POLRI, Orang gila Dan sebagainya.. Tabel 5.6.2 Banyaknya Realisasi Kredit Pemilikan Rumah

1) Volume pekerjaan yang semestinya dikerjakan yang dapat dinyatakan dalam satuan waktu seperti : meter, meter kubik, kilogram, jam kerja dan hari. 2) Standar waktu yang