• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kelarutan Protein

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kelarutan Protein"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

KELARUTAN PROTEIN KELARUTAN PROTEIN

Oleh : Haiyul Fadhli Oleh : Haiyul Fadhli

Didalam molekul protein terdapat aam amino hidro!ilik dan aam amino hidro!o"ik# $etelah Didalam molekul protein terdapat aam amino hidro!ilik dan aam amino hidro!o"ik# $etelah protein "erikatan dalam larutan air% aam amino hidro!o"ik "iaanya mem"entuk

protein "erikatan dalam larutan air% aam amino hidro!o"ik "iaanya mem"entuk areaarea

perlindun&an hidro!o"ik karena i!atnya tidak dapat "erikatan den&an air ehin&&a air tidak dapat perlindun&an hidro!o"ik karena i!atnya tidak dapat "erikatan den&an air ehin&&a air tidak dapat mauk kedalam area yan& terdapat

mauk kedalam area yan& terdapat aam amino hidro!o"ik% ementara aam amino hidro!ilikaam amino hidro!o"ik% ementara aam amino hidro!ilik akan "erikatan den&an molekul ol'en (air) dan memun&kinkan protein untuk mem"entuk ikatan akan "erikatan den&an molekul ol'en (air) dan memun&kinkan protein untuk mem"entuk ikatan hidro&en den&an molekul air di ekitarnya# *ika pada permukaan protein terdapat aam amino hidro&en den&an molekul air di ekitarnya# *ika pada permukaan protein terdapat aam amino hidro!ilik yan& +ukup maka protein dap

hidro!ilik yan& +ukup maka protein dapat larut dalam air#at larut dalam air# ,# Pen&aruh pH

,# Pen&aruh pH

$eperti aam amino% protein yan& larut dalam air akan mem"entuk ion yan& mempunyai muatan $eperti aam amino% protein yan& larut dalam air akan mem"entuk ion yan& mempunyai muatan poiti! dan ne&ati!# Dalam uaana aam molekul protein akan mem"entuk ion poiti!%

poiti! dan ne&ati!# Dalam uaana aam molekul protein akan mem"entuk ion poiti!% edan&kan dalam uaana "aa akan mem"entuk ion ne&ati!# Pada titik iolitrik protein edan&kan dalam uaana "aa akan mem"entuk ion ne&ati!# Pada titik iolitrik protein mempunyai muatan poiti! dan ne&ati! yan& ama% ehin&&a tidak "er&erak ke arah elektroda mempunyai muatan poiti! dan ne&ati! yan& ama% ehin&&a tidak "er&erak ke arah elektroda poiti! maupun ne&ati! apa"ila ditempatkan di antara kedua elektroda tere"ut# Protein

poiti! maupun ne&ati! apa"ila ditempatkan di antara kedua elektroda tere"ut# Protein mempunyai titik iolitrik yan& "er"eda-"eda# Titik iolitrik protein mempunyai arti pentin& mempunyai titik iolitrik yan& "er"eda-"eda# Titik iolitrik protein mempunyai arti pentin&

karena pada umumnya i!at !iika dan kimia erat hu"un&annya den&an pH iolitrik ini# Pada pH karena pada umumnya i!at !iika dan kimia erat hu"un&annya den&an pH iolitrik ini# Pada pH di ata titik iolitrik protein "ermuatan ne&at

di ata titik iolitrik protein "ermuatan ne&ati!% edan&kan di "a.ah titik iolitrik% proteini!% edan&kan di "a.ah titik iolitrik% protein "ermuatan poiti!# Titik iolitrik pada al"umin adalah pada pH /%00-/%12

"ermuatan poiti!# Titik iolitrik pada al"umin adalah pada pH /%00-/%12

 Adanya &u&u amino dan kar"okil "e"a pada u3un&-u3un& rantai molekul protein%  Adanya &u&u amino dan kar"okil "e"a pada u3un&-u3un& rantai molekul protein%

menye"a"kan protein mempunyai "anyak muatan (polielektrolit) dan "eri!at am!oter (dapat menye"a"kan protein mempunyai "anyak muatan (polielektrolit) dan "eri!at am!oter (dapat "ereaki den&an aam maupun "aa)# Daya reaki "er"a&ai 3eni protein terhadap aam dan "ereaki den&an aam maupun "aa)# Daya reaki "er"a&ai 3eni protein terhadap aam dan "aa tidak ama% ter&antun& dari 3umlah dan letak &u&u amino dan kar"okil dalam molekul# "aa tidak ama% ter&antun& dari 3umlah dan letak &u&u amino dan kar"okil dalam molekul# Dalam larutan aam (pH rendah)% &u&u amino "ereaki den&an H4% ehin&&a protein

Dalam larutan aam (pH rendah)% &u&u amino "ereaki den&an H4% ehin&&a protein

"ermuatan poiti!# $e"aliknya% dalam larutan "aa (pH tin&&i) molekul protein akan "ereaki "ermuatan poiti!# $e"aliknya% dalam larutan "aa (pH tin&&i) molekul protein akan "ereaki e"a&ai aam atau "ermuatan ne&ati!# Pada pH iolitrik muatan &u&u amino dan kar"okil e"a&ai aam atau "ermuatan ne&ati!# Pada pH iolitrik muatan &u&u amino dan kar"okil "e"a akan alin& menetralkan ehin&&a molekul "ermuatan nol (5inarno% 6226)#

"e"a akan alin& menetralkan ehin&&a molekul "ermuatan nol (5inarno% 6226)#

KELARUTAN PROTEIN KELARUTAN PROTEIN Dyah Setyawati, A1M012026 Dyah Setyawati, A1M012026

ABSTRAK  ABSTRAK 

Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor  Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor  ant

antara ara lainlain, , pH, pH, suhsuhu, u, kekkekuatuatan an ionionik ik dan dan konkonstanstanta ta diedieleklektrik trik pelpelaruarutnytnya a PraPraktiktikum kum iniini  bertujuan

 bertujuan untuk untuk mengetahui mengetahui pengaruh pengaruh pemanasan, pemanasan, penambahan penambahan garam garam netral netral dandan  penambahan

 penambahan pelarut pelarut organik organik terhadap kelarutan terhadap kelarutan protein yang protein yang ditandai ditandai dengandengan  perubahanviskositas,

 perubahanviskositas, timbulnya timbulnya endapan endapan dan dan kerjernihan kerjernihan protein. protein. Pada Pada praktikum praktikum iniini menggunakan putih telur sebagai sumber protein, etanol 95-9! sebagai pelarut organik dan menggunakan putih telur sebagai sumber protein, etanol 95-9! sebagai pelarut organik dan "a"l

"a"l##sebsebagagai ai gagararam m nenetratral.l.PePercrcobobaaaan n $ $ % % pepengngararuh uh pepemamananasasan n & & didilalakukukakan n dedengnganan memanaskan putih telur dengan berbagai suhu yang berbeda yaitu '(

memanaskan putih telur dengan berbagai suhu yang berbeda yaitu '(((", )(", )(((", dan 9(", dan 9(((" serta" serta  putih telur tanpa

 putih telur tanpa dipanaskan sebagai kontrol. dipanaskan sebagai kontrol. Percobaan # %pengaruh Percobaan # %pengaruh garam netral& garam netral& dilakukandilakukan den

(2)

konsentrasi rendah %5!& ke dalam putih telur. Percobaan + %pengaruh pelarut organik& dilakukan dengan menambahkan etanol 95-9! berbeda volume yaitu (,5 ml dan $ ml ke dalam putih telur.

 Kata kunci : putih telur, kelarutan protein, pemanasan protein, penambahan garam netral  dan pelarut organik 

PENDAHULUAN

Protein adalah komponen dasar dan utama makanan yang diperlukan oleh semua makhluk hidup sebagai bagian dari daging, jaringan kulit, otot, otak, sel darah merah, rambut, dan organ tubuh lainnya yang dibangun dari protein . Protein adalah polimer dari asam amino yang dihubungkan dengan ikatan peptida. erdapat dua puluh macam asam amino yang dibagi berdasarkan gugus -nya,yaitu asam amino non-polar dengan gugus  yang hidrofobik, antara lain lanin, /eusin, 0enilalanin, riptofan dan 1etionin. 2olongan kedua yaitu asam amino polar tanpa muatan pada gugus  yang beranggotakan /isin, 3erin, reonin, 3istein, 2lutamin. 2olongan ketiga yaitu asam amino yang bermuatan positif pada gugus  dan golongan keempat yaitu asam amino yang bermuatan negatif pada gugus   % 4irahadikusumah #((*&.

3ifat kimia protein merupakan suatu senyaa organik yang mempunyai berat molekul  besar antara ribuan hingga jutaan satuan%g6mol&. Protein tersusun dari atom-atom ",H,7 dan  8 ditambah beberapa unsur lainnya seperti P dan 3. tom-atom itu membentuk unit-unit asam amino. rutan asam amino dalam protein maupun hubungan antara asam amino satu dengan yang lain, menentukan sifat kimia suatu protein %2irinda, $99(&.

Klasifikasi protein didasarkan pada beberapa sifat yang menonjol dari protein seperti kelarutan, bentuk, fungsi, sifat-sifat fisik, dan struktur + dimensi. Protein berdasarkan kelarutannya dikembangkan tahun $9() : $9(* dan tetap digunakan hingga saat ini. 8amun garis tegas antar satu dengan lain tidak tegas misalnyaperbedaan yg nyata antara lbumin dan 2lobulin tidak bisa dibuat berdasarkan kelarutan mereka dalam air atau larutan garam.

3ifat-sifat fungsional protein sering ditentukan oleh kelarutannya. Kelarutan protein  berpengaruh terhadap viskositas atau kekentalan %thickening&, sifat berbuih %foaming&, sifat emulsi %emulsifying&, dan pembentukan gel %gelling&. Protein-protein tidak larut sangat terbatas kegunaannya dibidang pangan. 3ifat fungsional protein didefinisikan sebagai sifat-sifat fisik dan kimia yang berpengaruh terhadap ;perilaku; protein didalam sistem pangan selama prosesing, penyimpanan, penyiapan dan konsumsi.

Kelarutan protein adalah menifestasi thermodinamik dari keseimbangan antara interaksi protein-protein dan interaksi protein-solvent. <idalam molekul protein terdapat asam amino hidrofilik dan asam amino hidrofobik. 3etelah protein berikatan dalam larutan air, asam amino hidrofobik biasanya membentuk area perlindungan hidrofobik karena sifatnya tidak dapat berikatan dengan air sehingga air tidak dapat masuk kedalam area yang terdapat asam amino hidrofobik, sementara asam amino hidrofilik akan berikatan dengan molekul solven %air& dan memungkinkan protein untuk membentuk ikatan hidrogen dengan molekul air di sekitarnya. =ika pada permukaan protein terdapat asam amino hidrofilik yang cukup maka protein dapat larut dalam air.

(3)

Kelarutan protein dapat diukur dari kadar protein terlarutnya. 3emakin banyak protein yang larut di bagian supernatan, maka menunjukkan peningkatan kelarutan protein. Protein yang terlarut dapat diukur dengan metode penetapan protein, seperti metode /ory. 1etode /ory adalah salah satu metode untuk mengukur kadar protein contoh berdasarkan pada  prinsip-nya reaksi antara ion "u#> dengan ikatan peptida dan reduksi asam fosfomolibdat dan asam fosfotungstat oleh tirosin dan triptofan %merupakan residu protein& yang akan menghasilkan arna biru.0aktor-faktor yang mempengaruhi sifat kelarutan protein menurut 4olf%$99& antara lain ion, pH, suhu, ukuran partikel dan proses produksi.Kelarutan juga dipengaruhi oleh sumber protein dan komposisi pelarut %Kinsella, $9)9&.

3eperti yang dijelaskan diatas ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi sifat kelarutan protein. <alam kegiatan praktikum dilakukan untuk mengetahui beberapa faktor  yang mempengaruhi kelarutan protein yaitu pemanasan, penambahan garam netral dan  penambahan pelarut organik terhadap kelarutan protein yang ditandai dengan  perubahanviskositas, timbulnya endapan dan kerjernihan protein

METODE PRAKTIKUM

Praktikum ini dilaksanakan di /aboratorium eknologi Hasil Pertanian niversitas =endral 3oedirman Purokerto dengan alat dan bahan serta prosedur sebagai berikut ?

Alat da Baha

lat yang digunakan dalam praktikum adalah tabung reaksi, aterbath, pipet ukur dan thermometer. 3edangkan bahan yang digunakan dalam praktikum adalah putih telur, etanol 95-9 !, serta larutan "a"l#konsentrasi *( ! dan 5!

P!"#ed$!

Percobaan $, pengaruh pemanasan terhadap kelarutan protein dilakukan dengan  penyiapan ' tabung reaksi yang masing-masing tabung diisi + ml putih telur, tabung pertama dijadikan control yaitu putih telur didalam tabung tidak dipanaskan, sedangkan ketiga tabung lainnya dipanaskan dengan suhu yang berbeda-beda, untuk tabung kedua dipanaskan sampai suhu '((", tabung ketiga dipanaskan sampai suhu )((" dan tabung keempat dipanaskan sampai suhu 9((". 3etelah dipanaskan semua tabung dibiarkan sampai suhu ruang, selanjutnya diamati perbedaan viskositas, timbulnya endapan dan kejernihan putih telur  dalam masing-masing tabung.

Percobaan #, pengaruh garam netral terhadap kelarutan protein dilakukan dengan  penyiapan # tabung reaksi yang masing-masing diisi + ml putih telur, tabung pertama ditambah larutan "a"l#konsentrasi *(! dengan volume $ml sedangkan tabung kedua ditambah larutan "a"l#konsentrasi 5! dengan volume $ ml. Kemudian masing-masing tabung dikocok pelan dan didiamkan, selanjutnya diamati perbedaan viskositas, timbulnya endapan dan kejernihan putih telur dalam masing-masing tabung

Percobaan +, pengaruh pelarut organic terhadap kelarutan protein dilakukan dengan  penyiapan # tabung reaksi yang masig-masing diisi + ml putih telur, tabung pertama ditambahkan etanol 95 ! sebanyak (,5 ml sedangkan tabung kedua ditambah etanol 95! sebanyak $ ml. Kemudian diamati perbedaan viskositas, timbulnya endapan dan kejernihan  putih telur dalam masing-masing tabung.

HASIL DAN PEMBAHASAN Ha#il %e&a'ata

(4)

<ari kegiatan praktikum yang telah dilaksanakan yaitu mengenai pengaruh  pemanasan, penambahan garam netral dan pelarut organic terhadap kelarutan protein yang dilihat dari sifat kualitatifnya yaitu viskositas, timbulnya endapan, dan kejernihan hasilnya dapat dilihat pada table berikut.

able hasil pengamatan perbedaan viskositas, timbulnya endapan dan kejernihan dari putih telur setelah perlakuan berbagai pengujian

@iskositas imbulnya endapan Kejernihan . Percobaan$ %pengaruh  panas& anpa pemanasan '((" )((" 9((" -> >>> >>>> %memadat& ->> >>>> >>>>> >>>>> > -A. Percobaan # %pengaruh garam netral& "a"l#*(! "a"l#5! ->> > >> >>> ". Percobaan + %pengaruh  pelarut organic& Btanol 95 ! C (,5 ml Btanol 95! C $ ml > >> >> >>> >>>>> >>>>> Keterangan ?

3emakin > menandakan semakin viskos

3emakin > menandakan semakin banyak endapan 3emakin > menandakan semakin jernih

Pe'(aha#a

Kelarutan protein adalah menifestasi thermodinamik dari keseimbangan antara interaksi protein-protein dan interaksi protein-solvent. Kelarutan protein di dalam suatu cairan, sesungguhnya sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, pH, suhu, kekuatan ionik dan konstanta dielektrik pelarutnya %Poedjiadi $99'&.

Pada praktikum ini membahas mengenai pengaruh pemanasan, penambahan garam netral serta penambahan pelarut organic terhadap kelarutan protein diputih telur yang ditandai dengan perubahan viskositas, timbulnya endapan, dan perubahan tingkat kejernihan putih telur. elur merupakan salah satu produk unggas yang mengandung protein cukup tinggi sebesar $#!. elur terutama kaya akan asam amino esensial seperti lisin, triptofan, dan khususnya metionin yang merupakan asam-asam amino esensial terbatas. Putih telur  %albumen& menjadi sumber protein pada telur %9,)!-$(,*!& %Duanta, #($(&

<ari data diatas terlihat baha semakin tinggi suhu pemanasan viskositas semakin tinggi. 3emakin viskosnya bahan ditandai dengan tanda > yang semakin banyak. <isuhu 9(("

(5)

mempunyai tingkat viskositas tertinggi dibanding dengan yang dipanaskan di suhu )( (" dan

'((". Hal ini menandakan suhu adalah salah satu factor yang mempengaruhi tinggi

rendahnya viskositas. 3uhu berpengaruh terhadap kekentalan dispersi protein, dimana dengan  pemberian panas yang tidak berlebih dapat menyebabkan terbentuknya progel yang

kekentalannya menurun, tetapi akan meningkat setelah didinginkan %Kinsella,$9)9&

danya pengaruh pemanasan terhadap jumlah endapan putih telur juga membuat  bertambahnya jumlah endapan yang terbentuk semakin tinggi suhu pemanasan, endapan yang terbentuk semakn banyak. etapi pemanasan membuat kejernihan berkurang. Hal ini dikarenakan ditempratur yang tinggi energy kinetic molekul protein meningkat sehingga terjadi getaran yang cukup kuat untuk merusak ikatan atau struktur sekunder , tersier dan kuartener yang menyebabkan terjadinya endapan dan membuat kejernihan putih telur   berkurang.

3elain pemanasan, penambahan garam netral dan pelarut organic membuat timbulnya endapan diputih telur dan mempengaruhi tingkat kejernihan putih telur. 3emakin tinggi konsentrasi garam netral yang ditambahkan endapan yang terbentuk semakin banyak tetapi tingkat kejernihannya semakin menurun. Hal ini dikarenakan kelarutan protein akan  berkurang bila kedalam larutan protein ditambah garam. Pengendapan putih telur terjadi karena pengendapan ion garam untuk menghidrasi, sehingga terjadi kompetisi antara garam dengan molekulprotein untuk mengikat air, keadaan ini juga membuat tingkat kejernihan  putih telur menurun.

Pemberian garam menurut AelitE dan 2rosch %#((9& menimbulkan pengaruh pada kelarutan protein. Pemberian yang terlampau sedikit %konsentrasi rendah& akan meningkatkan kelarutan protein %efek salting in& dengan menekan interaksi proteinprotein elektrostatik, sedangkan pemberian garam yang terlampau banyak %konsentrasi tinggi& akan menurunkan kelarutan protein %efek salting out & sebagai hasil dari kecenderungan hidrasi ion garam.

Penambahan garam dapat meningkatkan kelarutan protein disebabkan garam melemahkan interaksi di antara gugus protein yang berbeda muatan %Honikel $9*9&. Fon klorida %"l-& garam akan berikatan dengan gugus positif protein menyebabkan muatan total  protein menjadi negatif sehingga terjadi gaya tolakmenolak di antara gugus protein tersebut karena memiliki muatan yang sama. 2aya repulsif mengakibatkan ruang di antara protein yang berdekatan, seperti miofibril

3edangkan semakin banyak pelarut organic yang ditambahkan membuat endapan yang terbentuk semakin banyak tetapi putih telur tetap jernih. Hal ini terjadi karena saat  penambahan pelarut organic dapat mengubah %mengurangi & konstanta dielektrikdari air 

sehingga kelarutan berkurang karena interaksi antar molekul protein lebih disukai dibandingkan antara molekul protein dengan air. menyebabkan timbulnya endapan dan tetap terjaganya tingkat kejernihan putih telur.

  1enurut 3umardjo %#((& kelarutan protein dalam pelbagai pelarut %air, alcohol, dan garam encer& berlainan. Protein yang kaya akan radikal-radikal nonpolar bebas lebih mudah larut dalam campuran alcohol-air daripada dalam air. Protein yang miskin akan radikal-radikal polar bebas cenderung untuk mengendap dengan penambahan sedikit alcohol. Protein tidak larut dalam air tetapi kaya akan radikal-radikal yang bermuatan dan mudah larut dalam garam-garam netral.

(6)

3eperti halnya pemanasan yang mempengaruhi viskositas putih telur, penambahan  pelarut organic juga mempengaruhi viskositas putih telur. Hal ini terjadi karena pelarut organic dapat mendenaturasi protein di putih telur, protein yang terdenaturasiakan berkurang kelarutannya. /apisan hidrofobik protein di bagian dalam berbalik keluar, sedangkan bagian luar yang bersifat hidrofil terlipat kedalam sehingga viskositas akan bertambah karena molekul menjadi asimetrik dan mengembung. Pelipatan atau pembalikkan akan terjadi bila  protein mendekati pH isoelektris lalu protein akan menggumpal dan mengendap. @iskositas akan bertambah karena molekul mengembang menjadi asimetrik, sudut putaran optis larutan  protein juga akan meningkat %4inarno, $99#&3edangkan pada penambahan garam netral

tidak mempengaruhi viskosita putih telur karena muatannya netral. KESIMPULAN

<ari beberapa percobaan yang dilakukan diketahui baha pemanasan dan  penambahan pelarut organik berpengaruh terhadap peningkatan viskositas putih telur 

sedangkan penambahan garam netral tidak berpengaruh terhadap viskositas. 3edangkan timbulnya endapan dipengaruhi pemanasan, penambahan garam netral dan pelarut organik. ntuk kejernihannya pengaruh pemanasan sangat menurunkan kejernihan putih telur berbeda dengan penambahan garam netral dan pelarut organik yang tidak terlalu berpengaruh terhadap kejernihan putih telur.

DA)TAR PUSTAKA

AelitE, H.<. and 4. 2rosch. $999. Food Chemistry. 3econd Bdition. 3pringer @erlag Aerlin. 2irinda, .$99(. Biochemistry. Printia Hall, 8e Dork 

Honikel, K.7. $9*9. he meat aspects of ater and food Guality. Fn ? Hardman, .1. %Bd&.Water and   Food Quality. Blsevier pplied 3cience, /ondon.

Kinsella, =. B. $9)9. Functional Properties of Soybean Protein. =. mer. 7il."hem. 3oc. 5 ? #'#-#5).

Poejiadi, .$99'. Biokimia.F-Press, =akarta.

3umardjo, <., #((. Pengantar Kimia.Auku Kedokteran B2", =akarta. 4inarno, 0.2.$99#. Kimia Pangan dan i!i. 2ramedia Pustaka tama, =akarta.

4irahadikusumah, 1uhamad. #((*. Biokimia : Protein, en!yme, dan "sam #ukleat . FA,Aandung. 4olf, 4. =. and =.". "oan. $99. Soybean as a Food Source. "" Press, 7hio.

Referensi

Dokumen terkait

Pengaruh interaksi faktor jenis kelamin dengan level protein pakan terhadap nilai konsumsi serat kasar harian (Tabel 4) yang paling tinggi (P&lt;0.05) terdapat pada

Asam amino yang terdapat dalam molekul protein tidak semua dapat dibuat oleh.

Pada tahap akhir, penyelesaian dengan menggunakan pendekatan WKB digunakan untuk menentukan spectrum energi dari interaksi molekul protein dengan Molekul DNA.. Dari

Berat molekul protein yang terlihat pada Tabel 1, merupakan hasil penelitian yang menunjukkan, bahwa banyak terdapat kesamaan antara berat molekul protein hipofisa

Sebuah nilai koefisien aktivitas yang tinggi berhubungan dengan kelarutan yang rendah, seperti di air, dan mencerminkan bahwa secara keseluruhan molekul parasetamol sangat

(1996) menyatakan, kelarutan merupakan indikasi perubahan struktur protein dan penggunaan istilah &#34;kelarutan&#34; digunakan dalam literatur protein pangan sebagai kriteria

Berat molekul protein yang terlihat pada Tabel 1, merupakan hasil penelitian yang menunjukkan, bahwa banyak terdapat kesamaan antara berat molekul protein hipofisa fase folikuler dengan

Metabolisme protein • Protein yang terdapat dalam makanan kita dicerna dalam lambung dan usus menjadi asam amino • Diabsorpsi dan dibawa oleh darah ke hati • Selanjutnya sebagian