• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode dan Desain Penelitian 1. Metode Penelitian

Penelitian mengenai “Pembelajaran Konsep Reduce, Reuse, Recycle Dalam Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Dengan Model Picture And Picture Untuk Meningkatkan Ekoliterasi Peserta Didik (Penelitian Tindakan di Kelas VII Sunan Gresik SMP Islam Insan Rabbany Kota Tangerang Selatan)” menggunakan metode penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan pengembangan dari penelitian tindakan, dimana menurut Kemmis (Sanjaya, W., 2009 hlm. 24) mengatakan, penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian reflektif dan kolektif yang dilakukan oleh peneliti dalam situasi sosial untuk meningkatkan penalaran praktik sosial mereka. Selaras dengan pendapat tersebut, Sanjaya, W. (2009, hlm 25) mengatakan bahwa peneliti tindakan mempunyai ciri utama adanya intervensi atau perlakuan tertentu untuk perbaikan dalam dunia nyata.

Penelitian tindakan kelas menurut Wiriaatmadja, R. (2010, hlm. 13), adalah bagaimana sekelompok guru dapat mengorganisasikan kondisi praktek pembelajaran mereka, dan belajar dari pengalaman mereka sendiri. Mereka dapat mencobakan suatu gagasan perbaikan dalam praktek pembelajaran mereka, dan melihat pengaruh nyata dari upaya itu. Tindakan tersebut diberikan oleh guru atau dengan arahan dari guru yang dilakukan peserta didik.

Berdasarkan hal tersebut, penelitian tindakan kelas merupakan penelitian yang dilatarbelakangi keprihatinan peneliti atau guru terhadap kegiatan belajar yang berasal dari hasil refleksi peneliti atau guru dalam upaya memecahkan masalah dan perbaikan dalam praktik pembelajaran untuk meningkatkan

(2)

kualitas pembelajaran. Jadi penelitian tindakan kelas berupa pemecahan masalah dan upaya meningkatkan kualitas pembelajaran.

2. Desain Penelitian

Penelitian ini ditujukan untuk memberikan perbaikan pembelajaran dalam rangka meningkatkan kemelekan ekologi. Sehingga pendidikan memberikan kontribusi terhadap pelestarian lingkungan secara langsung. Dalam hal ini berperan serta mengurangi dampak global terhadap kerusakan lingkungan.

Model Spiral dari Kemmis dan Taggart akan diambil sebagai desain penelitian tindakan kelas. Dalam Wiriaatmadja, R. (2010, hlm. 66-67), Model Kemmis dan Taggart menjelaskan tahap-tahap penelitian tindakan yang dilakukan terdiri dari empat komponen yaitu, rencana tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi.

sumber: Wiriaatmadja, R. (2010, hlm. 66)

Gambar 3.1

Pola PTK Model Kemmis dan Taggart

Desain penelitian menggunakan model Kemmis dan Mc. Taggart, yaitu model siklus yang dilakukan secara berulang-ulang semakin lama diharapkan semakin meningkat. Dimana dalam satu siklus peneliti akan melaksanakan empat langkah prosedur penelitian yaitu rencana, pelaksanaan, observasi, dan refleksi.

(3)

a. Tahap Perencanaan Tindakan

Sebelum PTK dibuat berbagai input instrumen yang akan digunakan untuk memberi perlakuan dalam PTK, yaitu: (1) menentukan kompetensi dasar yaitu: 1.3 menghargai karunia Tuhan YME yang telah menciptakan manusia dengan lingkungannya; 2.3 menunjukan perilaku santun, toleran dan peduli dalam interaksi sosial dengan lingkungan dan teman sebaya; 3.4 memahami pengertian dinamika interaksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya dan ekonomi; 4.4 mengobservasi dan menyajikan bentuk-bentuk dinamika itneraksi manusia dengan lingkungan alam, sosial, budaya, dan ekonomi di lingkungan masyarakat sekitar dimana tema yang akan diambil adalah tentang dinamika interaksi manusia. Kemudian menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat lembar kerja, lembar pengamatan aktivitas guru, dan lembar aktivitas peserta didik, soal tes formatif beserta kunci dasar, instrumen pengumpul data, diantaranya adalah lembar observasi, pedoman wawancara, dan catatan lapangan.

Setelah semua persiapan yang telah disebutkan diatas selesai dibuat, peneliti memperkenalkan indikator, dan memperkenalkan konsep 3R untuk meningkatkan ekoliterasi peserta didik. Peneliti dan guru mitra berdiskusi rencana pelaksanaan pembelajaran agar lebih siap untuk diterapkan pada tahap selanjutnya.

b. Tahap Pelaksanaan Tindakan

Setelah tahap perencanaan selesai dilakukan dimulailah penelitian. Peneliti mendatangi sekolah dan bertemu dengan mitra peneliti. Peneliti menyampaikan kembali indikator dari Palmer, J & Neal, P. hlm. 24-25 (1994) tentang knowledge, skills, attitudes, serta menyampaikan target indikator tersebut tertuang dalam ekoliterasi peserta didik dengan cara melakukan pembelajaran secara sistematis.

Pada pelaksanaan tindakan kegiatan dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dengan guru kelas VII yang melaksanakan pembelajaran. Tahap

(4)

pelaksanaan ini dapat dilihat pada RPP persiklus. Apabila siklus pertama belum menunjukan yang diinginkan, maka akan diperbaiki dengan siklus kedua dan selanjutnya sampai dengan yang diinginkan oleh peneliti.

c. Tahap Observasi

Pada saat pembelajaran berlangsung, peneliti melaksanakan observasi pembelajaran mengenai peningkatan ekoliterasi peserta didik dengan melakukan pengamatan pada saat diskusi dan presentasi di depan kelas. Dalam observasi ini peneliti menggunakan alat pengumpul data yang telah ditetapkan, yaitu lembar observasi yaitu berupa lembar pengamatan aktivitas peserta didik dan catatan lapangan.

Kegiatan ini mempunyai sasaran yang ingin diobservasi, meliputi kinerja guru dan aktivitas peserta didik selama proses pembelajaran berlangsung. Hasil observasi selanjutnya dijadikan bahan kajian untuk mengukur keberhasilan penelitian.

d. Tahap Refleksi

Refleksi yaitu mengingat dan menuangkan kembali suatu tindakan. Dalam tahap ini peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan yang dilakukan. Secara teknis refleksi dilakukan melalui analisis, sintesis dan interpretasi terhadap semua informasi yag diperoleh dalam pelaksanaan tindakan. Dalam tahap ini dilakukan pula evaluasi terhadap keberhasilan dan pencapaian tujuan tindakan. Peneliti memperbaiki proses pembelajaran yang telah dilakukan dan pelayanan pembelajaran secara berkelanjutan.

Pada penelitian ini, tahap refleksi sangat penting sekali untuk memberikan gambaran yang jelas mengenai hasil tindakan yang telah dilakukan dalam pembelajaran 3R untuk meningkatkan ekoliterasi peserta didik. Dengan kegiatan refleksi ini, semua unsur dalam penelitian terjalin dan terkoordinasi dengan baik, yaitu antara peneliti dengan guru, sehingga semua yang terlibat dalam penelitian ini akan memperoleh bahan masukan

(5)

yang cukup berharga dan mempunyai kesempatan yang sama untuk meningkatkan profesionalismenya berkaitan dengan tugas keseharian di kelas. Adapun langkah-langkah kegiatan refleksi ini adalah analisis, sintesis, dan interpretasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari pelaksanaan tindakan. Selanjutnya melakukan evaluasi, serta memperbaiki proses yang telah dilakukan dan pelayanan pembelajaran secara berkelanjutan.

B. Lokasi dan Subjek Penelitian 1. Lokasi Penelitan

Lokasi penelitian adalah tempat dilaksanakan penelitian untuk memperoleh data yang berasal dari subjek penelitian. Lokasi penelitian yang akan dilaksanakan di SMP Islam Insan Rabbany di Kota Tangerang Selatan. Sekolah ini terletak di BSD Sektor 1.1, Jalan Ciater RT 2/II, Kelurahan Mekar Jaya Kecamatan Serpong Kota Tangsel. Penelitian dilakukan di sekolah tersebut dengan beberapa pertimbangan diantaranya adalah:

a. Hasil pengamatan pra-peneliti menunjukan kemelekan ekologis masih rendah ditandai dengan kebersihan lingkungan kelas yang relatif masih rendah dan belum berfungsi secara maksimal tempat sampah organik dan an-organik.

b. SMP Islam Insan Rabbany masuk bagian dari komponen Warga Tangerang Selatan yang mana menurut data penelitian tingkat kepuasan publik terhadap kebersihannya masih rendah.

c. Peneliti dapat melakukan penelitian di SMP Islam Insan Rabbany untuk meningkatkan kemelekan ekologis peserta didik di sekolah tersebut.

2. Subjek Penelitian

Penilitian Tindakan Kelas dilaksanakan di Kelas VII Sunan Gresik, jumlah peserta didik putra sebanyak 14 orang dan peserta didik putri sebanyak 10 orang. Pada Kelas VII Sunan Gresik peserta didiknya memiliki karakteristik

(6)

yang heterogen dimana berdasarkan pengamatan kelas ini tingkat kebersihan kelas dan kesadaran lingkungannya masih rendah.

C. Definisi Istilah

1. Ekoliterasi secara leksikal adalah upaya-upaya pengembangan khasanah pengetahuan melalui penulisan berkaitan hubungan mahluk hidup dengan lingkungannya (Oxford Learner’s Pocket Dictionary, 2001, hlm. 133;244). 2. Konsep 3R merujuk pada definisi dari Discovery Education yaitu Reducing,

Reusing, and Recycling: Environmental Concerns is designed to alert students to the environmental consequences of the solid wastes we throw away (http://school.discoveryeducation.com/teachersguides/... diunduh tanggal 24 Januari 2015). Bahwa konsep 3R “mengurangi, menggunakan kembali, dan daur ulang”: Kekhawatiran Lingkungan dirancang untuk mengingatkan peserta didik untuk konsekuensi lingkungan dari limbah padat yang kita buang.

3. Pendidikan IPS menurut Somantri, M.N. (2001, hlm. 44), untuk tingkat sekolah Pendidikan IPS sebagai: (1) Pendidikan IPS yang menekankan pada tumbuhnya nilai-nilai kewarganegaraan, moral ideologi negara dan agama; (2) Pendidikan IPS yang menekankan pada isi dan metode berpikir ilmuwan sosial; (3) Pendidikan IPS yang menekankan pada reflektive inquiry; (4) Pendidikan IPS yang mengambil kebaikan-kebaikan dari butir 1,2,3, di atas.

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data 1. Istrumen Penelitian

Instrumen penelitian merupakan teknik pengumpulan data pada proses penelitian merupakan langkah yang paling penting untuk memperoleh data

(7)

disamping itu juga sebagai pembuktian. Instrumen yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Observasi

Untuk mendapatkan data yang akurat dalam penelitian dengan cara melakukan pengamatan dengan menggunakan format observasi dengan tujuan mengetahui kendala-kendala dalam proses pembelajaran kemudian mendiskusikannya dengan guru mitra/observer.

Dalam mengukur tingkat keberhasilan dalam penelitian pengembangan ekoliterasi maka disusunlah instrumen sebagai acuan untuk menilai sejauhmana perkembangan pada peserta didik dimana mengacu pada hal yang dikemukakan Palmer, J. & Neal, P. (1994, hlm. 24), bahwa documentation for the cross-curricular theme of environmental education sets out objectives for it which reflect the three key dimensions of learning, namely, knowledge, skills and attitudes. Dimana hal tersebut berkesesuaian dengan inti kompetensi ekoliterasi yang terdiri dari the head, the heart, the hands dan the spirit.

Kegiatan penelitian dilakukan berdasarkan acuan indikator penelitian, sesuai pada tabel kisi-kisi instrumen penelitian di bawah ini:

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Ekoliterasi

Aspek Ekoliteracy Indikator

Teknik Pengump. Data Sumber Data Knowledge (pengetahuan) 1) Proses alami yang

berlangsung di lingkungan 2) Dampak dari aktivitas manusia terhadap lingkungan

1) Peserta didik dapat menjelaskan dan memahami konsep reuse

2) Peserta didik dapat menjelaskan dan memahami konsep reduce

3) Peserta didik dapat menjelaskan dan memahami konsep recycle

observasi dan tes

peserta didik

(8)

4) Peserta didik dapat menjelaskan dan memahami dapat positif dari konsep 3R Skills/ Ketrampilan

1) Keterampilan komunikasi 2) Keterampilan

pribadi dan sosial

1) Peserta didik mampu menyampai pentingnya menggunakan kembali barang yang layak pakai (reuse)

2) Peserta didik mampu menyampaikan pentingnya mengurangi volume sampai pribadi (reduce)

3) Peserta didik mampu menjelaskan pentingnya berpartisipasi dalam mendaur ulang sampah (recycle)

4) Peserta didik dapat melipat kantong kresek dengan rapi (reuse).

5) Peserta didik dapat memanfaatkan kantong refil pengganti kantong kresek semisal kantong belanjaan dan tas sekolah (reduce). 6) Peserta didik mampu

membuang sampah pada tempatnya sesuai dengan jenis organik dan un-organik (recycle) observasi, catatan lapangan peserta didik Attitudes/ Sikap 1) Apresiasi, dan perawatan dan kepedulian terhadap lingkungan dan makhluk hidup lainnya 2) Kemandirian berpikir tentang isu-isu lingkungan

1) Peserta didik memperbaiki benda/barang miliknya yang rusak (reuse)

2) Peserta didik mengurangi penggunaan sampah plastik (reduce)

3) Peserta didik membuang sampah plastik, beling, dan daur ulang di tempat

sampah un-organik (recycle) 4) Peserta didik memilih barang-barang yang dapat dipakai berkali-kali (reuse

observasi, catatan lapangan

peserta didik

(9)

dan reduce)

5) Peserta didik tidak

membuang sampah

sembarangan (recycle) 6) Peserta didik menyadari

memelihara lingkungan bagian dari ibadah

sumber: diadaptasikan dari Palmer, J. dan Neal, P. (1994) hal. 24-25

b. Catatan lapangan

Untuk mengetahui keadaan atau kondisi kelas ketika pembelajaran berlangsung dari mulai awal pembelajaran sampai akhir dengan tujuan mencatat temuan-temuan kemudian dapat digunakan untuk mengembangkan atau perbaikan pada tindakan selanjutnya. Menurut Sanjaya, W. (2009, hlm. 98) merupakan instrumen untuk mencatat segala peristiwa yang terjadi sehubungan dengan tindakan yang dilakukan guru. Catatan harian berguna untuk melihat perkembangan tindakan serta perkembangan peserta didik dalam melakukan proses pembelajaran.

Ada dua jenis catatan harian untuk kepentingan PTK, yakni catatan harian yang dilakukan guru dan catatan harian yang dilakukan peserta didik. Catatan harian ini sangat penting sebagai umpan balik untuk guru dalam rangka perbaikan dan penyempuranaan tindakan (Sanjaya, 2009, hlm. 98). c. Lembar Aktivitas Guru

Lembar aktivitas guru adalah lembar observasi yang fokus penelitiannya kepada guru. Lembar aktivitas guru ini berguna untuk mencatat semua aktivitas guru mula dari kegiatan awal, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Selain itu lembar aktivitas guru juga berguna menilai sejauh mana kesiapan guru dalam melaksanakan tindakan kelas.

d. Wawancara

Wawancara merupakan tanya jawab peneliti dengan narasumber. Menurut Sanjaya, W. (2009, hlm. 96), wawancara dapat diartikan sebagai teknik mengumpulkan data dengan menggunakan bahasa lisan baik secara tatap muka ataupun melalui saluran media tertentu. Selain observasi,

(10)

wawancara merupakan instrumen penelitian yang sering digunakan untuk mengumpulkan data dalam PTK. Hal ini disebabkan adanya beberapa keuntungan di antaranya pertama, wawancara dapat digunakan untuk mencek kebenaran data/informasi yang diperoleh dengan cara lain. Kedua, teknik wawancara bisa memungkinkan data yang diperoleh lebih luas, bahkan bisa memunculkan sesuatu yang tidak terpikirkan sebelumnya. Ketiga, dengan wawancara memungkinkan pewawancara dapat menjelaskan pertanyaan yang kurang dipahami oleh peserta didik yang diwawancarai.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian yang akan dilakukan diantaranya adalah:

a. Observasi

Observasi merupakan peninjauan secara cermat terhadap objek penelitian. Menurut Sanjaya, W. (2009, hlm. 86) menyatakan bahwa observasi merupakan teknik mengumpulkan data dengan cara mengamati dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan diamati atau diteliti.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan peneliti kepada narasumber yang dibutuhkan untuk mengumpulkan data. Menurut Hopkins dalam Wiriaatmadja, R. (2010, hlm. 117) wawancara adalah suatu cara untuk mengetahui situasi tertentu di dalam kelas dilihat dari sudut pandang orang lain.

c. Tes

Tes dilakukan peneliti kepada peserta didik untuk mengetahui tentang kemampuan. Menurut Sanjaya, W. (2009, hlm. 99) tes instrumen pengumpulan data untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam aspek kognitif, atau tingkat penguasaan materi pembelajaran. Sebagai alat ukur dalam proses evaluasi, tes harus memiliki dua kriteria, yaitu kriteria validitas

(11)

dan reliabilitas. Tes yang akan dipakai untuk mengukur knowledge dalam kemelekan ekologis adalah tes uraian.

E. Analisis Data

Menurut Madya, S. (2009, hlm. 75-76) menganalisis data yang kompleks peneliti menggunakan teknik analisis kualitatif, yang salah satu modelnya adalah teknik analisis interaktif yang dikembangkan oleh Miles dan Huberman. Analisis interaktif tersebut terdiri atas tiga komponen kegiatan yang saling terkait satu sama lain satu sama lain: reduksi data, beberan (display) data, dan penarikan kesimpulan.

Hal tersebut selaras dengan Sanjaya, W. (2009, hlm. 106-107) yang menyatakan analisis data dapat dilakukan melalui 3 tahap, yaitu:

a. Reduksi data

Reduksi data yakni kegiatan menyeleksi data sesuai dengan fokus permasalahan yang akan ditelaah.

b. Pendeskripsian data

Mendeskripsikan data sehingga data yang telah diorganisir jadi bermakna. Mendekripsikan data bisa dilakukan dalam bentuk naratif, membuat grafik atau menyusunnya dalam bentuk tabel.

c. Membuat kesimpulan

Membuat kesimpulan berdasarkan deskripsi data. Dalam proses penelitian, menganalisis dan menginterpretasikan data merupakan proses penting, sebab data yang telah terkumpul tidak akan ada artinya jika tidak diolah.

Wiriaatmadja, R. (2010, hlm. 161) mengatakan, mengukur derajat keterpercayaan sebuah penelitian kualitatif banyak perspektifnya, yang meliputi definisi dan prosedur. Salah satu diantaranya, adalah yang mencari ekuivalennya yan pararel dengan tradisi kuantitatif yang mengacu pada

(12)

validitas. Dimana menurut Goetz dan Lecompte (1984 dalam Wiriaatmadja, R., 2010, hlm. 161) mencari pararelnya dengan validitas dan reliabitas.

Makna validitas dalam PTK berbeda dengan validitas pada penelitian formal misalnya penelitian kuantitatif. Pada jenis penelitian ini validitas lebih ditekankan pada keajekan alat ukur sebagai instrumen penelitian. Pada PTK validitas itu adalah keajekan proses penelitian seperti disyaratkan dalam penelitian kualitatif. Kriteria validitas untuk penelitian kualitatif adalah makana langsung yang dibatasi oleh sudut pandang peneliti itu sendiri terhadap proses penelitian (Sanjaya, W., 2009, hlm. 41).

Bentuk-bentuk validasi data dalam penelitian tindakan kelas menurut pendapat Hopkins (Wiriaatmadja, R. 2010, hlm. 168-171) terdiri dari “member chek, triangulasi, saturasi, eksplanasi saingan (kasus negatif), audit trail, expertopinion, dan key resepondents review”. Berdasarkan pada bentuk-bentuk validasi di atas, maka teknik validasi data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut :

1) Member chek, yakni dengan memeriksa kembali keterangan-keterangan atau informasi data yang diperoleh peneliti dengan cara mengkonfirmasikan kepada guru dan peserta didik melalui diskusi balikan pada setiap akhir tindakan.

2) Triangulasi, yakni memeriksa kebenaran data yang diperoleh peneliti dengan cara membandingkan terhadap hasil yang diperoleh sumber lain, yakni guru dan peserta didik. Tujuannya untuk memperoleh derajat kepercayaan data yang maksimal. Kegiatan triangulasi ini dilakukan reflektif kolaboratif antara guru dan peneliti. Disamping itu juga dilakukan kegiatan wawancara dengan peserta didik yang bertujuan untuk mendapat gambaran tentang persepsi peserta didik terhadap pelaksanaan pembelajaran. Hasil triangulasi ini kemudian dijabarkan dalam catatan lapangan.

(13)

3) Expert Opinion, yakni mengecek kesahihan hasil temuan peneliti dengan pakar di bidangnya. Pembimbing akan memeriksa semua tahapan kegiatan penelitian, dan memberikan arahan terhadap masalah-masalah penelitian yang peneliti kemukakan. Dalam hal ini peneliti mengkonfirmasikannya dengan dosen, kepala sekolah dan guru kelas SMP Islam Insan Rabbany sehingga hasil penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan validasi data hasil temuan penelitian.

Referensi

Dokumen terkait

Aku melepas pukulan berdentum, mengisi telah setiap kali Seli butuh waktu mengangkat tiang ke udara, mengambil ancang-ancang serangan berikutnya, Sementara itu Ali memukuli

• Berdasarkan waktu perjalanan hampir sebagian besar pengguna menyatakan cukup baik; yaitu yang menyatakan baik sebesar 15,69 persen; yang menyatakan cukup sebesar 57,42 persen

Indeks kemerataan di bagian hulu Sungai Saluesem adalah 0,64 (Gambar 3).Nilai indeks kemerataan di perairan Sungai Saluesem mendekati angka 1 menunjukkan bahwa adanya

Kaedah pembuatan emas yang ditatah dalam atau ‘gold inlay’ ini dijelaskan oleh Winstedt (1925) iaitu “where the base is a black oxydized metal, in which a pattern is chiselled

Sebab Rasulullah Saw, yang bersabda berdasarkan wahyu, adalah afṣahul 'Arab wal 'ajam (“yang paling fasih dan balig kalamnya di antara orang Arab dan non- Arab”).

Hasil: Uji hipotesis I dan II menggunakan paired sample t-test diperoleh nilai p=0,000 (p<0,05), yang berarti kedua kelompok perlakuan memiliki pengaruh

Karya dalam Tugas Akhir ini hasil dari pengamatan melalui acara tato yang digelar di berbagai kota di Indonesia, terutama mereka yang mengenakan tato di

Adapun Upaya-upaya apa yang yang seharusnya dilakukan oleh Pemerintah Kota Pontianak dan Pihak PD BPR Bank Pasar Kota Pontianak dalam mengoptimalkan lagi