• Tidak ada hasil yang ditemukan

Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun KATA PENGANTAR

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Rencana Strategis (RENSTRA) Tahun KATA PENGANTAR"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Dalam rangka menetapkan arah dan acuan pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan Kantor Ketahanan Pangan, maka disusun Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan tahun 2016-2021 yang berisikan tentang visi, misi, tujuan, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan. Pelaksanaannya dirancang selama 5 (lima) tahun sekaligus dirumuskan indikator keberhasilannya, sehingga arah dan keluarannya jelas serta dapat dievaluasi setiap tahun sebagai bahan perbaikan rencana dan pelaksanaan program tahun berikutnya.

Renstra Kantor Ketahanan Pangan Tahun 2016-2021 ini diharapkan dapat menjadi pedoman untuk melaksanakan pembangunan ketahanan pangan, pada lingkungan strategis yang cepat berubah dan berkembang dalam era globalisasi. Semoga Allah SWT selalu memberikan taufik dan hidayahnya atas semua upaya dalam pencapaian ketahanan pangan yang mantap dan berkelanjutan.

Plt. Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan

ABDUL MU’IS, S.E., M.Si

Pembina Tk. I

(3)

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ... i DAFTAR ISI ... ii BAB I PENDAHULUAN ... 1 1.1 Latar belakang ... 1 1.2 Landasan Hukum ... 2

1.3 Maksud dan Tujuan ... 4

1.4 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH ... 6

2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi Perangkat Daerah ... 6

2.2 Sumber Daya Perangkat Daerah ... 12

2.3 Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah ... 15

2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan Perangkat Daerah ... 21 BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI ... 23

3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan Perangkat Daerah ... 23 3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih ... 24 3.3 Telaahan Renstra K/L dan Renstra Provinsi Jawa Timur ... 26

3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Strategis ... 31 3.5 Penentuan Isu-isu Strategis ... 33

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN ... 38

4.1 Visi dan Misi ... 38

4.2 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah Perangkat Daerah ... 38

(4)

BAB V

RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF ...

46 5.1 Program dan Kegiatan Pembangunan Ketahanan Pangan Kabupaten

Lamongan ... 46 5.2 Indikator Kinerja ... 48 5.3 Kelompok Sasaran ... 48 5.4 Pendanaan Indikatif ... 49 BAB VI

INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD ...

65 BAB VII

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Perencanaan pembangunan daerah adalah suatu proses penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada, dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu lingkungan wilayah/daerah dalam jangka waktu tertentu. Dokumen perencanaan pembangunan jangka menengah daerah terdiri atas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis Perangkat Daerah (Renstra-PD).

Pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan melalui berbagai upaya dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi, pengurangan kemiskinan sebagai perwujudan pembangunan sosial ekonomi sebagai bagian pembangunan secara keseluruhan. Implementasi program pembangunan ketahanan pangan dilaksanakan dengan memperhatikan sub sistem ketahanan pangan yaitu melalui upaya peningkatan produksi, ketersediaan dan penanganan kerawanan pangan, pemantapan distribusi dan cadangan pangan serta peningkatan kualitas konsumsi dan keamanan pangan. Dengan demikian program-program pembangunan pertanian dan ketahanan pangan tersebut diarahkan untuk mendorong terciptanya kondisi sosial ekonomi yang kondusif, menuju ketahanan pangan yang mantap dan berkelanjutan. Menyadari sepenuhnya akan kenyataan tersebut maka Pemerintah Daerah Kabupaten Lamongan bersama masyarakat bertanggung jawab mewujudkan ketahanan pangan.

Rencana Strategis Perangkat Daerah yang selanjutnya disingkat dengan Renstra Perangkat Daerah adalah dokumen perencanaan Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima) tahun. Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Visi dan Misi Bupati Lamongan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Renstra Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian RI. Renstra Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten

(6)

Lamongan juga mencermati isu-isu strategis yang berkembang dan perubahan lingkungan yang makin dinamis. Kebijakan, program dan kegiatan yang dituangkan didalamnya merupakan tolok ukur yang akan dicapai dalam program kerja Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan selama 5 tahun ke depan termasuk indikator penilaian kinerja dalam melaksanakan tugas yang akan dilaporkan capaian kinerja setiap tahunnya. Selanjutnya Renstra ini akan dijabarkan dalam Rencana Kerja (Renja) Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan sebagai dokumen perencanaan tahunan yang memuat program dan kegiatan yang diperlukan untuk mencapai sasaran pembangunan, dalam bentuk kerangka regulasi dan kerangka anggaran Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan yang memuat prioritas program dan kegiatan.

1.2 LANDASAN HUKUM

1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia, Nomor 4287);

2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104,Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844);

4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725);

(7)

5. Undang-Undang Nomor 39Tahun 2008 tentang Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916);

6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578);

7. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2008 Tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 19, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4815);

8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4817);

9. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2010 tentang Tata Cara Pelaksanaan Tugas dan Wewenang serta Kedudukan Keuangan Gubernur sebagai Wakil Pemerintah di Wilayah Provinsi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 25, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5107);

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;

11. Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 15 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Lamongan Tahun 2011-2031;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 1 Tahun 2012 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Lamongan tahun 2005-2025;

(8)

13. Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 3 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Lamongan tahun 2016-2021;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan Nomor 04 tahun 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Kabupaten Lamongan;

15. Peraturan Bupati Lamongan No. 54 tahun 2008 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan.

1.3 MAKSUD DAN TUJUAN a. Maksud

Maksud penyusun Renstra Perangkat Daerah Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan tahun 2016-2021, sebagai penjabaran visi, misi, tujuan, kebijakan dan program-program pembangunan ketahanan pangan serta sebagai penjabaran RPJMD Kabupaten Lamongan tahun 2016-2021. Selain hal tersebut penyusuanan Renstra Perangkat Daerah Kantor Ketahanan Pangan dimaksud pula untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam bentuk rumusan perencanaan pembangunan dan sebagai pendukung RPJMD Propinsi Jawa Timur dan RPJM Nasional.

b. Tujuan

Tujuan penyusunan Renstra Perangkat Daerah Kantor Ketahanan Pangan tahun 2016-2021 adalah untuk membuat suatu dokumen Perencanaan Pembangunan yang memberi arah kebijakan dan strategi pembangunan serta sasaran-sasaran strategis yang ingin dicapai selama lima tahun kedepan. Dengan demikian maka Renstra SKPD Perangkat Daerah Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan sebagai penjabaran dari RPJMD Kabupaten Lamongan serta menjadi landasan untuk penyusunan Rencana Kerja Perangkat Daerah (Renja PD) Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan.

(9)

1.4 SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan Renstra Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan 2016 - 2021 sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN,memuat tentang latar belakang, landasan hukum, maksud dan tujuan serta sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH, memuat tentang tugas, fungsi dan struktur organisasi Perangkat Daerah, sumber daya Perangkat Daerah, kinerja pelayanan Perangkat Daerah, tantangan dan peluang pengembangan pelayanan Perangkat Daerah.

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI,

memuat tentang identifikasi permasalahan berdasarkan tugas dan fungsi pelayanan Perangkat Daerah, telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih, telaahan Renstra K/L dan Renstra provinsi Jawa Timur, telaahan rencana tata ruang wilayah dan kajian lingkungan hidup strategis, penentuan isu-isu strategis.

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN, memuat tentang visi, misi, tujuan dan sasaran jangka menengah perangkat daerah, strategi dan kebijakan, tujuan dan sasaran jangka menengah Perangkat Daerah, arah kebijakan dan strategi.

BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR

KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF,

memuat tentang program dan kegiatan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan pendanaan indikatif.

BAB VI INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH YANG

MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD, memuat tentang indikator kinerja yang secara langsung menunjukkan kinerja yang akan dicapai Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan dalam 5 (lima) tahun mendatang sebagai komitmen untuk mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD Kabupaten Lamongan.

(10)

BAB II

GAMBARAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.1 TUGAS, FUNGSI DAN STRUKTUR ORGANIASI PERANGKAT DAERAH

2.1.1 Dasar Hukum Pembentukan Perangkat Daerah

Kelembagaan dan organisasi Kantor Ketahanan Pangan ditetapkan dengan Peraturan Daerah No. 04 tahun 2008 tanggal 25 Agustus 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Lamongan No. 54 tahun 2008 tanggal 20 Agustus 2008 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi dan Susunan Organisasi Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan berkedudukan sebagai unsur pendukung tugas Kepala Daerah dibidang ketahanan pangan yang dipimpin oleh seorang Kepala Kantor berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Daerah melalui Sekertaris Daerah.

2.1.2 Struktur Organisasi

Susunan Organisasi Kantor Ketahanan Pangan terdiri dari : a. Kepala Kantor;

b. Sub Bagian Tata Usaha;

c. Seksi Ketersediaan dan Distribusi Pangan; d. Seksi Penganekaragaman Pangan dan Gizi; e. Seksi Pengendalian Pangan;

(11)

2.1.3 Uraian Tugas dan Fungsi Perangkat Daerah

a. Tugas

Kantor Ketahanan Pangan mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik dibiclang ketahanan pangan.

b. Fungsi

Kantor Ketahanan Pangan mempunyai fungsi :

1) Penyusunan dan perumusan program serta rencana kegiatan kebijaksanaan teknis dalam bidang ketahanan pangan;

2) Pengidentifikasi ketersediaan dan konsumsi pangan serta pemantauan pengelolaan cadangan pangan;

3) Pemantauan evaluasi dan pengelolaan distribusi pangan, terutama komoditas pangan strategis;

4) Pengendalian dan perumusan kebijakan harga comoditas pangan strategis;

5) Pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan pelaksanaan penyuluhan gerakan peningkatan mutu konsumsi pangan dan penganekaragaman pangan;

6) Pengawasan dan pengendalian sistem kewaspadaan pangan, gizi serta norma dan standar bahan pangan;

(12)

7) Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala Daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya.

c. Susunan Organisasi

1) Kepala Kantor mempunyai tugas merurnuskan kebijakan teknis dan strategis, melaksanakan urusan pemerintahan dan pelayanan umum, pembinaan dan pelaksanaan tugas dibidang Ketahanan Pangan.

2) Sub Bagian Tata Usaha berkedudukan dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor. Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas :

- Melaksanakan pengelolaan urusan surat menyurat,

pengetikan, penggandaan dan tata usaha kearsipan;

- Melaksanakan pengurusan administrasi perjalanan

dinas dan tugas-tugas keprotokolan;

- Melaksanakan pengelolaan urusan rumah tangga dan

perlengkapan;

- Merencanakan kebutuhan sarana dan prasarana kantor;

- Melaksanakan pengelolaan inventarisasi dan

pemeliharaan barang-barang kantor;

- Melaksanakan pengelolaan urusan orqanisasi dan tata

laksana;

- Melaksanakan pengelolaan urusan kepegawaian;

- Menghimpun data dan menyiapkan bahan dalam rangka

penyusunan anggaran keuangan;

- Melaksanakan pengelolaan keuangan termasuk

pembayaran gaji pegawai dan hak-haknya;

- Menyusun laporan pertanggung jawaban atas

pelaksanaan pengelolaan keuangan;

- Melaksanakan verifikasi pengelolaan anggaran belanja

kantor;

- Mengumpulkan, menginventarisir dan

mensistematisasikan data dalam rangka perumusan dan penyusunan program kantor;

(13)

- Mengelola, memelihara dan menyajikan data kegiatan

kantor;

- Menyiapkan bahan dalam rangka menyusun rencana

program serta bahan-bahan rapat koordinasi;

- Menyusun program dan rencana kegiatan kantor;

- Menyusun rencana anggaran dan analisa kebutuhan

sarana dan prasarana kegiatan kantor bersama Seksi terkait;

- Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan

program dan hasil-hasilnya;

- Mempelajari dan menganalisa realisasi hasil kegiatan

dan permasalahan dengan memperhatikan program dan rencana kerja kantor;

- Menyusun hasil evaluasi pelaksanaan kegiatan dan

permasalahan sebagai bahan penyusunan program berikutnya;

- Mempelajari data dan informasi kegiatan program dalam

bentuk statistik;

- Menyusun laporan berkala tentang pelaksanaan

program dan kegiatan kantor;

- Menyiapkan bahan publikasi program dan hasil-hasilnya

bagi masyarakat luas;

- Membantu mengkoordinasikan penyusunan Rencana

Strategis dan Laporan Akuntabilitas Kinerja lnstnasi Pemerintah (LAKIP);

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya. 3) Seksi Ketersediaan dan Distribusi Pangan adalah unsur

pelaksana teknis operasional Kantor yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Kantor. Seksi

(14)

- Melakukan survey dan mengidentifikasi standar

kebutuhan pangan serta pola pengadaan dan cadangan pangan;

- Menyusun perencanaan kebutuhan pengadaan dan

cadangan pangan;

- Menyusun sistem pemantauan dan pengamanan

ketersediaan pangan;

- Melakukan pengembangan terhadap upaya pengadaan

dan cadangan pangan serta pemerataan pangan;

- Melakukan identifikasi, pemantauan dan koordinasi

pengamanan terhadap distribusi pangan, kebijakan harga dasar gabah, serta harga bahan pangan yang layak bagi masyarakat;

- Melakukan pengembangan system jaringan dan pola

distribusi pangan;

- Melakukan fasilitasi terhadap perkembangan distribusi

pangan;

- Melakukan evaluasi dan menyusun laporan kegiatan

ketersediaan dan distribusi pangan;

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya 4) Seksi Penganekaragaman Pangan dan Gizi adalah unsur

pelaksana teknis operasional kantor yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi berkedudukan di bawah dan

bertanggung jawab kepada Kepala Kantor. Seksi

Penganekaragaman Pangan dan Gizi mempunyai tugas :

- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam

merumuskan pola pangan dan gizi;

- Melakukan koordinasi dalam pelaksanaan penyuluhan

dan gerakan penganekaragaman konsumsi pangan dan gizi;

(15)

- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam

upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam penganekaragaman pangan dan gizi;

- Melakukan koordinasi dalam mengembangkan,

memantau pola penganekaragaman pangan dan gizi;

- Melakukan pengkajian potensi pengembangan pangan

local dan produk olahannya;

- Melakukan pengajian referensi dan pola pangan

masyarakat;

- Melakukan evaluasi dan menyusun pelaporan kegiatan

penganeka- ragaman pangan dan gizi;

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya. 5) Seksi Pengendalian Pangan adalah unsur pelaksana teknis

operasional kantor yang dipimpin oleh seorang Kepala Seksi berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor. Seksi Pengendalian Pangan mempunyai tugas :

- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam

system kewaspadaan pangan;

- Melakukan koordinasi denganinstansi terkait dalam

rangka pemantauan dan pengamatan indicator rawan pangan;

- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam

penyusunan pedoman penanganan masalah rawan pangan;

- Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam

rangka pemantauan keamanan pangan untuk

mengantisipasi pencemaran bahan pangan;

- Melakukan pengkajian dan analisa pola konsumsi

pangan dan mutu pangan;

- Menyusun rencana pengembangan kewaspadaan

(16)

- Menyiapkan pedoman dan petunjuk teknis sistem

kewaspadaan pangan dan gizi;

- Melakukan survey dan mengidentifikasi serta menyusun

peta lokasi / wilayah rawan pangan dan gizi;

- Melakukan survey dan mengidentifikasi pola konsumsi

masyarakat;

- Menyiapkan bahan dalam rangka penyusunan rencana

pengembangan konsumsi pangan dan gizi;

- Menyusun, menetapkan dan mengendalikan standarisasi

mutu konsumsi pangan dan gizi;

- Memberikan fasilitasi dalam rangka rnendorong

terwujudnya peningkatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat dalam hal keamanan, mutu dan gizi pangan;

- Melakukan evaluasi dan menyusun pelaporan kegiatan

bidang pengendalian pangan;

- Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh

Kepala Kantor sesuai dengan tugas dan fungsinya. 6) Kelompok Jabatan Fungsional mempunyai tugas melakukan

kegiatan sesuai dengan bidan Jabatan Fungsional masing-masing berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.2 SUMBER DAYA PERANGKAT DAERAH 1. Jumlah Personil

Jumlah personil dilingkungan Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan sebanyak 20 orang dengan rincian sebagai berikut :

a. Komposisi Status Kepegawaian :

No. Status Kepegawaian Jumlah Prosentase

1 PNS 17 orang (85%)

2 CPNS 0 orang (0%)

3 Honorer 3 orang (15%)

(17)

b. Komposisi Jabatan PNS

No. Jabatan PNS Jumlah Prosentase

1 Jabatan Struktural 5 orang (29%)

2 Jabatan Fungsional Tertentu 4 orang (24%)

Penyuluh Pertanian 4 orang

3 Jabatan Fungsional Umum 8 orang (47%)

Jumlah 17 orang (100%)

c. Komposisi Eselon PNS :

No. Eselon PNS Jumlah Prosentase

1 Eselon III.a 1 orang (6%)

2 Eselon IV.a 5 orang (29%)

3 Staf 11 orang (65%)

Jumlah 17 orang (100%)

d. Komposisi Jumlah Pegawai Berdasarkan Unit dan Golongan Ruang

No. Eselon PNS Jumlah Prosentase

1 Golongan IV 1 orang (5%)

2 Golongan III 14 orang (70%)

3 Golongan II 1 orang (5%)

4 Golongan I 1 orang (5%)

5 Honorer 3 orang (15%)

Jumlah 20 orang (100%)

e. Komposisi Pendidikan PNS :

No. Pendidikan PNS Jumlah Prosentase

1 SLTP 1 orang (6%)

2 SLTA 4 orang (23,5%)

3 S1 8 orang (47%)

4 S2 4 orang (23,5%)

(18)

f. Komposisi Pendidikan Pegawai Honorer :

No. Pendidikan Honorer Jumlah Prosentase

1 SLTA 2 orang (67%)

2 S1 1 orang (33%)

Jumlah 3 orang (100%)

g. Data pegawai menurut Gender :

No. Pegawai menurut gender

Jumlah Prosentase

1 Laki-laki 12 orang (60%)

2 Perempuan 8 orang (40%)

Jumlah 20 orang (100%)

2. Sarana dan Prasarana

a. Jumlah Asset Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan

No Pembidangan Barang Jumlah Satuan

1. Peralatan Mesin 169

a. Alat-alat angkutan 6 Unit

b. Alat-alat kantor dan rumah tangga 160 Buah

c. Alat-alat studio dan komunikasi 3 Buah

2. Gedung dan Bangunan 6

Bangunan Gedung 6 Buah

3. Jalan, Irigasi dan Jaringan 3

a. Jalan dan jembatan 1 Buah

b. Instalasi 2 Buah

Jumlah 161

b. Jumlah Sarana dan Prasarana Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan

No Pembidangan Barang Jumlah Keterangan

1. Roda 4 2 2. Roda 2 4 3. Komputer 8 4. Mesin tik 1 5. Kursi tamu 1 6. Kursi putar 20

(19)

No Pembidangan Barang Jumlah Keterangan 7. Kursi eselon 4 8. Kursi rapat 4 9. Kursi biasa 4 10. Kursi lipat 28 11. Sofa 2 12. Proyektor 1 13. Sound System 1 14. Notebook 11 15. Meja tulis 18 16. Meja rapat 5

17. Meja eselon III 1

18. Meja eselon IV 4 19. Rak kayu 2 20. Almari kayu 2 21. Almari besi 23 22. Brankas 1 23. Printer 13 24. Kamera 1 25. Pesawat telepon 1 26. AC 7

2.3 KINERJA PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

Hasil pencapaian kinerja pelayanan Kantor Ketahanan Pangan

Kabupaten Lamongan menunjukkan keberhasilan dan kegagalan

pencapaian. Pada indikator meningkatnya ketersediaan pangan utama masyarakat dengan indikator kinerja tingkat ketersediaan pangan dapat dilihat bahwa realisasi dari tahun ke tahun terus meningkat, peningkatan capaian indikator ini dipengaruhi oleh peningkatan hasil produksi dari komoditas pangan. Dengan pencapaian tersebut hendaknya pemerintah tetap menjaga peningkatan produksi komoditas pangan serta meningkatkan peran serta lembaga pangan desa dalam pengamanan ketersediaan pangan.

Pada indikator kinerja prosentase penguatan cadangan pangan pencapaian masih dibawah target yang ditetapkan. Cadangan pangan disini yang diukur hanya cadangan pangan yang dimiliki oleh pemerintah daerah dari stok cadangan pangan di gudang lumbung pangan kabupaten.

(20)

Realisasi pada tahun trakhir lebih rendah dibandingkan target yang ditentukan serta jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan stok cadangan pangan yang tersedia di gudang lumbung pangan kabupaten lamongan belum memenuhi standar yang ditetapkan yaitu minimal 100 ton karena keterbatasan kemampuan anggaran dan ada pengurangan stok cadangan pangan pemerintah setiap tahunnya yang digunakan untuk bantuan kepada daerah yang terkena bencana alam, puso, rawan pangan serta masalah lainnya. Untuk mendukung keberhasilan pencapaian indikator tersebut pemerintah daerah perlu menambah stok cadangan pangan pemerintah Kabupaten Lamongan.

Indkator prosentase stabilitas harga dan pasokan pangan, realisasi yang diperoleh telah melebihi target seperti tahun-tahun sebelumya. Distribusi pangan berfungsi mewujudkan sistem distribusi yang efektif dan efisien, sebagai prasyarat untuk menjamin agar seluruh rumah tangga dapat memperoleh pangan dalam jumlah dan kualitas yang cukup sepanjang waktu dengan harga yang terjangkau. Hal yang perlu terus dilakukan adalah dengan memantau dan meningkatkan stabilisasi harga dan pasokan pangan.

Indikator kinerja Skor Pola Pangan Harapan (PPH), realisasi pada tahun ini lebih rendah jika dibandingkan dengan target dan tahun-tahun sebelumnya serta dibandingkan dengan target nasional. Hal ini disebabkan pola konsumsi masyarakat belum ideal yang ditunjukkan oleh konsumsi yang masi kurang untuk kelompok pangan hewani, sayur dan buah serta umbi-umbian dan kelebihan konsumsi untuk kelompok pangan kacang-kacangan dan lemak/minyak, kelompok pangan yang dikonsumsi mendekati ideal adalah padi-padian dan gula. Antar daerah agroekologi mempunyai kesamaan pola keragaman konsumsi kelompok pangan.

Kelompok pangan penyumbang energi terbesar untuk Kabupaten Lamongan dan semua tipe agroekologi adalah padi-padian. Pola sumbangan energi dari kelompok pangan untuk Kabupaten Lamongan dan semua agroekologi adalah padi-padian > minyak dan lemak > kacang-kacangan > pangan hewani > sayuran dan buah > gula > kelompok pangan lainnya = buah dan biji berlemak > umbi-umbian. Skor PPH untuk

(21)

Kabupaten Lamongan tahun 2015 adalah 82,83 akan tetapi jika dibandingkan dengan saran PPH ideal pada tahun 2015 sebesar 95,0 maka skor PPH Kabupaten Lamongan belum mencapai skor PPH yang ditargetkan. Namun jika didasarkan pada skor PPH Kabupaten Lamongan sesuai dengan prediksi. Skor PPH di Kabupaten Lamongan dipengaruhi oleh tipe agroekologi. Skor PPH tertinggi terdapat pada tipe agroekologi pertaniannya yaitu 83,53 diikuti oleh agroekologi perikanan 81,61 dan agroekologi kota sebesar 80,20.

Secara umum, konsumsi kelompok pangan yang berlebih untuk seluruh daerah agroekologi adalah minyak dan lemak serta kacang-kacangan. Kelompok gula mempunyai tingkat konsumsi yang hampir ideal. Kelompok pangan yang masih kurang dikonsumsi adalah padi-padian, sayur dan buah, pangan hewani, umbi-umbian. Pola konsumsi kelompok pangan antar tipe agroekologi di Kabupaten Lamongan hampir sama. Dengan demikian pengembangan pangan wilayah antar daerah agroekologi di Kabupaten Lamongan dapat diseragamkan. Hal yang perlu dilakukan adalah dengan memberikan penyuluhan, sosialisasi kepada masyarakat tentang sumber pangan alternatif yang berbasis sumber pangan lokal sehingga pola pangan masyarakat lebih beragam dan tidak tergantung pada beras.

Indikator kinerja prosentase penanganan daerah rawan pangan, realisasi mengalami peningkatan setiap tahunnya akan tetapi masih dibawah target yang ditentukan daerah dan nasional. Penyebab utama terjadinya kerentanan terhadap kerawanan pangan di Kabupaten Lamongan adalah ketersediaan pangan, akses terhadap listrik, akses terhadap air bersih, akses terhadap fasilitas kesehatan dan berat badan balita. Beberapa desa di wilayah Kabupaten Lamongan memiliki tingkat konsumsi normatif per kapita yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan produksi bersih serealianya, hal ini menunjukkan bahwa masih terdapat kekurangan produksi pangan.

Penanganan daerah rawan pangan di Kabupaten Lamongan belum maksimal dikarenakan keterbatasan anggaran pemerintah daerah untuk mengatasi kerentanan terhadap rawan pangan. Sejalan dengan hal

(22)

tersebut, promosi konsumsi makanan lokal yang ada juga perlu digalakkan untuk meningkatkan kapasitas produksi terutama melalui peningkatan produktivitas. Masalah ketahanan pangan bukan masalah yang sederhana dan dapat diatasi sesaat saja, melainkan merupakan maslah yang cukup kompleks karena tidak hanya memperhatikan situasi ketersediaan pangan atau produksi disisi makro saja melainkan juga harus memperhatikan program-program yang terkait dengan fasilitasi peningkatan akses terhadap pangan dan asupan gizi baik ditingkat rumah tangga maupun bagi anggota rumah tangga itu sendiri.

(23)

Tabel 2.1

Pencapaian Kinerja Pelayanan Perangkat Daerah Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan No Indikator Kinerja sesuai Tugas dan Fungsi PD Target SPM TargetIKK Target Indikator Lainnya

Target Renstra PD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun

ke-1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 Tingkat ketersediaan pangan utama √ 809,11 819,61 830,24 841,01 851,92 809,24 840,21 954,93 1006,48 1256,22 100% 103% 115% 120% 147% 2 Prosentase Penguatan cadangan pangan √ 20 30 40 50 60 49,26 63,92 156,51 21528,46 26,55 246% 213% 391% 43057% 44% 3 Prosentase stabilitas harga dan pasokan pangan √ 50 60 70 80 90 100 100 99,37 102,64 100 200% 167% 142% 128% 111% 4 Skor Pola Pangan Harapan (PPH) √ 86 87 88 89 90 86,11 88,23 88,25 88,50 82,80 100% 101% 100% 99% 92% 5 Prosentase Penanganan daerah rawan pangan √ 25 30 40 50 60 7,14 9,09 30 50 52,73 29% 30% 75% 100% 88%

(24)

Tabel 2.2

Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan Perangkat Daerah Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan

Uraian

Anggaran pada Tahun ke- Realisasi Anggaran pada Tahun ke- Rasio antara Realisasi dan Anggaran Tahunke- Rata-rata Pertumbuhan

2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 2011 2012 2013 2014 2015 Anggaran Realisasi PENDAPATAN DAERAH 70.000.000 70.000.000 70.000.000 80.000.000 80.000.000 70.000.000 70.000.000 70.000.000 80.000.000 80.000.000 100% 100% 100% 100% 100% 74.000.000 74.000.000 Pendapatan Asli Daerah 70.000.000 70.000.000 70.000.000 80.000.000 80.000.000 70.000.000 70.000.000 70.000.000 80.000.000 80.000.000 100% 100% 100% 100% 100% 74.000.000 74.000.000 BELANJA DAERAH 2.166.168.200 2.932.780.100 4.391.767.100 4.709.727.200 3.399.300.000 2.116.306.055 2.701.787.518 4.324.212.060 4.594.306.897 3.344.315.440 98% 92% 98% 98% 98% 3.519.948.520 3.509.976.091 Belanja Tidak Langsung 740.514.000 869.489.100 901.239.100 995.801.900 992.470.000 714.474.925 837.460.453 871.451.709 900.965.593 970.321.237 96% 96% 97% 90% 98% 899.902.820 894.695.005 Belanja Langsung 1.425.654.200 2.063.291.000 3.490.528.000 3.713.925.300 2.406.830.000 1.401.831.130 1.864.327.065 3.452.760.351 3.693.341.304 2.373.994.203 98% 90% 99% 99% 99% 2.620.045.700 2.615.281.086 - Belanja Pegawai 62.412.000 97.299.000 114.225.000 135.258.000 199.397.000 61.552.250 96.714.750 113.625.800 134.970.000 195.809.500 99% 99% 99% 100% 98% 121.718.200 121.546.250 - Belanja Barang dan Jasa 1.318.842.200 623.860.000 3.016.987.000 3.423.417.300 2.049.008.000 1.295.885.080 564.248.315 2.980.480.341 3.403.426.304 2.020.139.203 98% 90% 99% 99% 99% 2.086.422.900 2.081.831.476 - Belanja Modal 44.400.000 1.342.132.000 359.316.000 155.250.000 158.425.000 44.393.800 1.203.364.000 358.654.210 154.945.000 158.045.500 100% 90% 100% 100% 100% 411.904.600 411.903.360

(25)

2.4 TANTANGAN DAN PELUANG PENGEMBANGAN PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

2.4.1. Tantangan

Tantangan yang dihadapi dalam rangka pengembangan Ketahanan Pangan di Kabupaten Lamongan adalah :

a. Kabupaten Lamongan merupakan wilayah surplus pangan.

b. Belum terlaksananya dengan baik diversifikasi produksi dan konsumsi pangan.

c. Belum meratanya pengendalian harga gabah pada tingkat petani disaat panen raya.

d. Masih terdapatnya KK miskin pada desa tertentu yang harus mendapat penanganan daerah rawan pangan.

e. Adanya kecenderungan masyarakat makanan cepat saji dari bahan impor.

f. Perilaku masyarakat yang masih cenderung sulit merubah pola makan (pangan alternatif yang berasal sumber pangan lokal).

g. Kuranganya pelatihan terhadap Penyuluh/Pendamping dalam menjalankan setiap program untuk pembinaan masyarakat.

h. Pola konsumsi masyarakat masih tergantung pada salah satu komoditi yaitu beras/padi dan terjadi pergeseran pola konsumsi kearah konsumsi berbahan baku terigu/gandum.

2.4.2. Peluang

Sedangkan peluang yang ada dalam rangka pengembangan ketahanan pangan di Kabupaten Lamongan adalah :

a. Besarnya jumlah penduduk Kabupaten Lamongan merupakan pasar produk pangan sekaligus penggerak ekonomi daerah.

b. Tingkat pendidikan masyarakat dan pengetahuan tentang pangan yang semakin tinggi memberikan peluang bagi percepatan proses peningkatan kesadaran gizi masyarakat.

c. Luas wilayah Kabupaten Lamongan yang besar dan merupakan Kabupaten lumbung pangan serta menyediakan peluang usaha distribusi pangan yang cukup besar.

(26)

d. Perkembangan teknologi informatika, perhubungan, dan transportasi yang sangat pesat hingga ke pelosok daerah menjadi penunjang penting bagi keberhasilan pembangunan ketahanan pangan.

e. Ketersediaan sumber daya lahan dan air sebagai faktor utama produksi untuk menghasilkan pangan, belum dikelola secara optimal.

f. Keragaman sumberdaya alam dan keanekaragaman hayati baik flora dan fauna belum dimanfaatkan secara optimal sebagai sumber pangan untuk mendukung peningkatan konsumsi masyarakat sekaligus mempertahankan kelestariannya.

g. Semakin berkembangnya riset dan teknologi pangan yang telah menghasilkan berbagai varietas tanaman pangan yang tahan terhadap kondisi tidak optimal namun tetap berproduksi tinggi. Demikian pula untuk hortikultura dan peternakan.

h. Kebijakan, program dan kegiatan prioritas, mendukung pemantapan ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal.

i. Kelembagaan ketahanan pangan masyarakat yang makin konsisten berpartisipasi dalam mengelola proses produksi, pengolahan, pemasaran dan konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman.

(27)

BAB III

ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

3.1 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI PELAYANAN PERANGKAT DAERAH

Tuntutan masyarakat terhadap kualitas pelayanan. Pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan terkait dengan perlindungan bagi pelaku usaha dan konsumen yang sebagian besar tergolong masyarakat kecil yang memerlukan adanya sistem perlindungan yang adil dan bertanggung jawab yang didukung dengan peraturan dan penegakan hukum yang tegas.

Penanganan ketahanan pangan kedepan semakin kompleks, maka

pengelolaan manajemen pembangunan ketahanan pangan harus

dilaksanakan secara transparan, produktif, efektif, efisien dan akuntabel, pada setiap fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pelaporan).

Dalam upaya pembangunan ketahanan pangan di ketahanan pangan terdapat permasalahan yang dihadapi antara lain :

- Masih ada daerah rawan pangan yang belum tertangani; - Lumbung pangan yang belum berfungsi optimal;

- Ada kecenderungan kenaikan harga bahan pangan saat sehari-hari besar keagamaan;

- Rendahnya pengetahuan dan kemauan masyarakat untuk optimalisasi pemanfaatan pekarangan sebagai sumber pangan dan gizi keluarga yang aman dan bebas bahan kimia;

- Rendahnya pengetahuan masyarakat terhadap pentingnya mengkonsumsi pangan yang baik dan benar sebagaimana anjuran B2SA;

- Sebagian besar peralatan olahan pangan diberikan kepada pengusaha olahan pangan skala rumah tangga belum bisa dimanfaatkan secara maksimal dikarenakan masih perlu dilakukan modifikasi.

(28)

3.2 TELAAHAN VISI, MISI, DAN PROGRAM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH TERPILIH

Telaahan visi, misi dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih di Kabupaten Lamongan dalam hubungannya dengan tugas pokok dan fungsi dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Lamongan dapat dijabarkan sebagaimana berikut :

a. Visi

Dengan memperhatikan serta mempertimbangkan hal-hal tersebut di atas, serta potensi, kondisi dan permasalahan yang ada di Kabupaten Lamongan, maka visi Kabupaten Lamongan yang hendak dicapai pada tahun 2016-2021 adalah :

“Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing”

Pemahaman atas pernyataan visi tersebut mengandung makna terjalinnya sinergi yang dinamis antara masyarakat, Pemerintah Kabupaten dan seluruh stakeholder’s dalam merealisasikan dan semakin memantapkan pembangunan Kabupaten Lamongansecara komprehensif.

Secara filosofis visi tersebut dapat dijelaskan melalui makna yang terkandung di dalamnya, yaitu :

1) Terwujudnya terkandung upaya melanjutkan peran Pemerintah Daerah dalam mewujudkan Kabupaten Lamongan yang Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing.

2) Lamongan adalah satu kesatuan masyarakat hukum dengan segala potensi dan sumber dayanya dalam sistem Pemerintahan di Wilayah Kabupaten Lamongan.

3) Lebih Sejahtera dalam pengertian semakin mantap dan tercukupinya kebutuhan lahiriah dan batiniah yang ditandai dengan meningkatnya kualitas kehidupan yang layak dan bermartabat. Kesejahteraan yang akan diwujudkan adalah suatu tatanan yang sesuai dengan kondisi sosial-budaya-agama masyarakat dan kearifan lokal Kabupaten Lamongan.

4) Lebih Berdaya saing dalam pengertian terwujudnya peningkatan lebih lanjut keunggulan komparatif dan kompetitif daerah, sehingga mampu

(29)

bersaing secara optimal dengan mengembangkan dan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki dalam persaingan ditingkat Global.

b. Misi

Untuk mewujudkan visi pembangunan Kabupaten Lamongan tahun 2016-2021 tersebut, maka misi yang pembangunan Kabupaten Lamongan terdiri dari 5 misi sebagai berikut yaitu :

1. Mewujudkan Sumber Daya Manusia berdaya saing melalui peningkatan kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan

dengan maksud bahwa misi ini dimsaksudkan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia Kabupaten Lamongan yang memiliki keunggulan kompetitif dan komparatif melalui peningkatan akses serta kualitas pelayanan pendidikan dan kesehatan.

2. Mengembangkan perekonomian yang berdaya saing dengan mengoptimalkan potensi daerah dengan maksud bahwa misi ini dimaksudkan untuk memantapkan penyediaan infrastruktur dasar berupa jalan, jembatan, perhubungan, permukiman, air bersih, serta sarana penunjang produksi barang dan jasa yang keseluruhannya dapat menunjang akses perekonomian

3. Memantapkan sarana dan prasarana dasar dengan menjaga kelestarian lingkungan dengan maksud bahwa misi ini dimaksudkan untuk memantapkan penyediaan infrastruktur dasar berupa jalan, jembatan, perhubungan, pemukiman, air bersih serta sarana penunjang produksi barang dan jasa yang keseluruhannya dapat menunjang akses perekonomian

4. Mewujudkan reformasi birokrasi bagi pemenuhan pelayanan publikdengan maksud bahwa misi ini dimaksudkan untuk meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik dan pelayanan publik yang professional. Prinsip tersebut dilaksanakan mulai dari proses perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengawasan dan evaluasi penyelenggaraan pemerintahan dengan mengedepankan kepentingan dan aspirasi masyarakat

5. Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokaldengan maksud bahwa misi

(30)

ini dimaksudkan untuk memantapkan kehidupan masyarakat melalui pemenuhan kebutuhan dasar pangan, sandang dan papan dengan didukung stabilitasi politik dan pemerintahan yang aman, tenteram serta menjunjung tinggi nilai-nilai agama, sosial dan budaya.

Tugas dan fungsi Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan yang terkait dengan visi, misi, serta

program

kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih tertuang dalam misi 5 yaitu: Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal dengan tujuan meningkatkan ketersediaan dan keragaman pangan masyarakat.

3.3 TELAAHAN RENSTRA K/L DAN RENSTRA PROVINSI JAWA TIMUR Telaahan Renstra Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian

Dalam upaya melanjutkan pembangunan ketahanan pangan yang berlandaskan pada kedaulatan pangan dan kemandirian pangan, masih banyak permasalahan yang dihadapi, baik dalam aspek: ketersediaan pangan, kerawanan pangan, distribusi pangan, penyediaan cadangan pangan, penganekaragaman konsumsi pangan, penanganan keamanan pangan, kelembagaan ketahanan pangan, maupun manajemen ketahanan pangan.

Pelaksanaan pembangunan ketahanan pangan bertujuan untuk mewujudkan pemantapan ketahanan pangan masyarakat sampai tingkat perseorangan secara berkelanjutan, dengan cara :

- Memperkuat penyediaan pangan yang beragam berbasis sumber daya

lokal;

- Menurunkan jumlah penduduk rawan pangan;

- Memperkuat sistem distribusi dan stabilisasi harga pangan pokok; - Meningkatkan konsumsi pangan yang beragam, bergizi seimbang dan

aman melalui penguatan pengetahuan dan kesadaran masyarakat;

- Meningkatkan konsumsi pangan masyarakat untuk memenuhi kecukupan

gizi yang bersumber dari pangan lokal;

(31)

Sasaran strategis merupakan indikator kinerja dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan oleh Badan Ketahanan Pangan tahun 2015-2019 adalah sebagai berikut:

- Meningkatnya ketersediaan pangan yang beragam; - Menurunnya jumlah penduduk rawan pangan;

- Stabilnya harga pangan pokok di tingkat produsen dan konsumen; - Meningkatnya keragaman konsumsi pangan yang sehat dan aman;

- Meningkatnya konsumsi pangan masyarakat sesuai angka kecukupan gizi

(AKG);

- Tercapainya keamanan pangan segar.

Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang pangan

mengamanatkan bahwa penyelenggaraan pangan dilaksanakan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata dan berkelanjutan berdasarkan kedaulatan pangan, kemandirian pangan dan ketahanan pangan.

Searah dengan kebijakan pangan serta memperhatikan kondisi ketahanan pangan masyarakat selama periode 5 (lima) tahun terakhir tersebut, maka arah kebijakan Badan Ketahanan Pangan adalah untuk pemantapan ketahanan pangan, yang meliputi aspek ketersediaan pangan, keterjangkauan pangan dan pemanfaatan pangan.

Kebijakan ketahanan pangan dalam aspek ketersediaan pangan, difokuskan pada: (a) peningkatan ketersediaan pangan yang beranekaragam berbasis potensi sumberdaya lokal; dan (b) memantapkan penanganan kerawanan pangan untuk mengurangi jumlah penduduk miskin dan kelaparan.

Dalam aspek keterjangkauan pangan, difokuskan pada: (a) stabilisasi pasokan dan harga pangan; serta (b) pengelolaan cadangan pangan. Sedangkan pada aspek pemanfaatan pangan, difokuskan pada: (a) percepatan penganekaragaman konsumsi pangan bebasis sumber daya dan kearifan lokal; dan ditunjang dengan (b) pengawasan mutu dan keamanan pangan segar.

Dalam implementasi kebijakan tersebut, diperlukan dukungan kebijakan antara lain: (a) peningkatan koordinasi, dan sinergitas lintas sektor

(32)

dalam pengelolaan ketersediaan dan penanganan rawan pangan, distribusi, harga dan cadangan pangan serta konsumsi dan keamanan pangan, (b) peningkatan dukungan penelitian dan pengembangan pangan, (c) peningkatan kerjasama internasional, (d) peningkatan pemberdayaan dan peran serta masyarakat, (e) penguatan kelembagaan dan koordinasi ketahanan pangan, dan (f) dorongan terciptanya kebijakan makro ekonomi dan perdagangan yang kondusif bagi ketahanan pangan.

Arah kebijakan pemantapan ketahanan pangan tersebut dilakukan dengan 5 (lima) strategi utama, meliputi :

1. Memprioritaskan pembangunan ekonomi berbasis pertanian dan perdesaan untuk: (a) meningkatkan kapasitaas produksi pangan domestik; (b) menyediakan lapangan kerja; dan (c) meningkatkan pendapatan masyarakat;

2. Pemenuhan pangan bagi kelompok masyarakat terutama masyarakat miskin kronis dan transien (akibat bencana alam, sosial dan ekonomi) melalui pendistribusian bantuan pangan;

3. Pemberdayaan masyarakat supaya mampu memanfaatkan pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman (B2SA) berbasis sumber daya lokal;

4. Promosi dan edukasi kepada masyarakat untuk memanfaatkan pangan B2SA berbasis sumber daya lokal;

5. Penanganan keamanan pangan segar.

Dalam mencapai sasaran strategis Badan Ketahanan Pangan, maka disusun langkah operasional sebagai berikut:

1. Pengembangan Ketersediaan dan Penanganan Rawan Pangan, melalui:

- Monitoring dan Pengawasan Kinerja Penggilingan Padi Menunjang Stok

Beras Nasional;

- Hasil Analisis Neraca Bahan Makanan;

- Penguatan sistem kewaspadaan pangan dan gizi;

- Kajian Responsif dan Antisipatif Ketersediaan dan Kerawanan Pangan; - Peta ketahanan dan kerentanan pangan (Peta FSVA);

- Kawasan Mandiri Pangan;

(33)

- Pemberdayaan petani kecil dan gender; - Dukungan produksi pertanian dan pemasaran; - Pengembangan rantai nilai tanaman perkebunan; - Dukungan manajemen dan administrasi SOLID;

2. Pengembangan Sistem Distribusi dan Stabilitas Harga Pangan, melalui:

- Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat/Toko Tani Indonesia; - Lembaga distribusi pangan masyarakat;

- Lumbung pangan masyarakat;

- Panel harga pangan nasional dan pemantauan harga dan pasokan

pangan HBKN;

- Pemantauan pasokan, harga, distribusi dan cadangan pangan; - Kajian Responsif dan Antisipatif Distribusi Pangan;

- Kajian Jaringan Distribusi Pangan;

3. Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan:

- Pemberdayaan pekarangan pangan;

- Pemantauan penganekaragaman konsumsi pangan; - Gerakan Diversifikasi Pangan;

- Hasil analisis pola dan kebutuhan konsumsi pangan; - Model pengembangan pangan pokok lokal;

- Pengawasan keamanan dan mutu pangan;

Telaahan Renstra Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur

Sebagai perwujudan dari beberapa strategi dan kebijakan dalam rangka mencapai visi dan misi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur termasuk pemenuhan pelayanan dasar kepada masyarakat sesuai Standar Pelayanan Minimal (SPM), maka langkah-langkah operasional dituangkan ke dalam program-program pembangunan ketahanan pangan yang mengikuti

ketentuan peraturan perundang–undangan yang berlaku dengan

memperhatikan dan mempertimbangkan tugas dan fungsi Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur.

Kegiatan pembangunan ketahanan pangan merupakan penjabaran lebih lanjut dari suatu program sebagai arah dari pencapaian tujuan dan sasaran strategis yang merupakan konstribusi bagi pencapaian visi dan misi organisasi. Kegiatan merupakan aspek operasional dari suatu rencana

(34)

strategis yang diarahkan untuk memenuhi sasaran, tujuan, dan misi organisasi.

Program-program pembangunan ketahanan pangan Provinsi Jawa

Timur meliputi Program Peningkatan Ketahanan Pangan; Program

Peningkatan Diversifikasi Pangan dan Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanansebagai berikut :

a. Program Peningkatan Ketahanan Pangan, program ini bertujuan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan ketersediaan pangan dan distribusi pangan secara berkelanjutan. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain, pada :

- Pemantapan Ketersediaan Pangan

- Pengembangan Lumbung Pangan Masyarakat - Pengembangan Sistem Tunda Jual

- Pembelian Gabah/Bahan Pangan Lainnya - Peningkatan Distribusi Pangan Masyarakat - Penanganan Daerah Rawan Pangan

- Pengembangan Desa Pariwisata, Mandiri Pangan dan Bio Energi - Pemberdayaan Kelompok Usaha Lahan Kering

- Peningkatan Akses Pangan Masyarakat

- Pengembangan Kawasan Rumah Pangan Lestari

b. Program Peningkatan Diversifikasi Pangan, program ini bertujuan meningkatkan ketahanan pangan masyarakat melalui pengembangan konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain, pada :

- Peningkatan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan - Percepatan Penganekaragaman Konsumsi Pangan - Pengembangan Usaha Pangan Lokal dan Tradisional

- Pendidikan Kemasyarakatan Produktif Dalam Rangka Peningkatan - Pengelolaan Pasca Panen dan Pengolahan Hasil

- Promosi dan Pengembangan Pemasaran Produk Pangan - Fasilitasi Pengembangan Kawasan Agropolitan

- Pengembangan Teknologi Pangan Olahan - Pengembangan Karangkitri

(35)

c. Program Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan, program ini bertujuan meningkatkan produktivitas sektor pertanian melalui pemberdayaan penyuluhan dengan sasaran meningkatkan akses petani dan nelayan terhadap faktor produksi, teknologi, informasi, pemasaran dan permodalan sehingga memiliki daya saing tinggi. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan pada kegiatan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan

Adapun Indikator Kinerja dari Badan Ketahanan Pangan Provinsi Jawa Timur, dapat dilihat daripecapaian sasaran ketahanan sebagai berikut:

- Tersedianya ketersediaan pangan masyarakat.

- Tersedianya cadangan pangan pemerintah untuk kondisi darurat karena bencana alam dengan cadangan minimal 3 bulan dan berkembangnya cadangan pangan masyarakat

- Stabilnya harga pangan (gabah) ditingkat produsen. - Stabilnya harga pangan (beras) ditingkat konsumen. - Penurunan wilayah rawan pangan sebesar 2% per tahun - Peningkatan Skor Pola Pangan Harapan (PPH)

- Jumlah tenaga penyuluh bersertifikasi

- Jumlah kelompok tani yang mengalami peningkatan kemampuan kelas kelompok

3.4 TELAAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH DAN KAJIAN LINGKUNGAN STRATEGIS

Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah

Berdasarkan pada Peraturan Daerah Kabupaten Lamongan No.15 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Lamongan Tahun 2011-2031 disebutkan bahwa tujuan penaatan ruang wilayah Kabupaten Lamongan adalah mewujudkan ruang wilayah kabupaten yang aman, nyaman, produktif dan berkelanjutan berbasis pada sektor pertanian, industri dan pariwisata serta mampu mengoptimalkan penggunaan sumber daya alam dan melindungi masyarakat dari bencana.

Berdasarkan peraturan diatas ruang lingkup ketahanan pangan masuk pada wilayah rencana struktur ruang kawasan strategis agropolitan

(36)

yang dapat dijadikan salah satu upaya pengembangan ketahanan pangan melalui kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam mengelola kawasan sebagai sentra pengembangan produk pangan olahan berbasis sumberdaya lokal sehingga dapat memberikan dampak kepada masyarakat melalui peningkatan nilai tambah serta memberikan peningkatan pendapatan masyarakat, sedangkan untuk pola ruang wilayah pada kawasan terpadu yang dikelola sebagai pengembangan wilayah senttra produksi pertanian terpadu dalam rangka pengembangan ketahanan pangan masyarakat.

Kajian Lingkungan Hidup Strategi

KLHS adalah sebuah bentuk tindakan stratejik dalam menuntun, mengarahkan, dan menjamin tidak terjadinya efek negatif terhadap lingkungan dan keberlanjutan dipertimbangkan secara inheren dalam kebijakan, rencana dan program (KRP). Posisinya berada pada relung pengambilan keputusan. Oleh karena tidak ada mekanisme baku dalam siklus dan bentuk pengambilan keputusan dalam perencanaan tata ruang, maka manfaat KLHS bersifat khusus bagi masing-masing hirarki rencana tata ruang wilayah (RTRW). KLHS bisa menentukan substansi RTRW, bisa memperkaya proses penyusunan dan evaluasi keputusan, bisa dimanfaatkan sebagai instrumen metodologis pelengkap (komplementer) atau tambahan (suplementer) dari penjabaran RTRW, atau kombinasi dari beberapa atau semua fungsi-fungsi diatas.

KLHS merupakan amanat dari Undang-Undang No 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup Pasal 15 ayat (1) dimana Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membuat KLHS untuk memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program. Dalam Pasal yang sama ayat (2) juga dinyatakan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah wajib melaksanakan KLHS ke dalam penyusunan atau evaluasi Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) beserta rincinya Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) nasional, provinsi dan kabupaten/kota; dan kebijakan, rencana dan/atau program yang berpotensi menimbulkan dampak dan/atau risiko lingkungan hidup.

(37)

Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) adalah Kajian yang harus dilakukan pemerintah Daerah sebelum memberikan izin pengelolaan lahan. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) tertuang dalam UU No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. Pembuatan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) ditujukan untuk memastikan penerapan prinsip pembangunan suatu wilayah, serta penyusunan kebijakan dan program pemerintah. Didalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya Kantor Ketahanan Pangan memiliki faktor-faktor yang dapat mendukung dan juga dapat menjadi hambatan. Namun demikian dalam pelaksanaannya dituntut untuk dapat mencari alternatif-alternatif yang terbaik dalam menghadapi setiap permasalahan yang ada.

3.5 PENENTUAN ISU-ISU STRATEGIS

Isu strategis yang kini sedang dihadapi dunia adalah perubahan iklim global, terjadi krisis pangan dan energi dunia, harga pangan dan energi meningkat, sehingga negara-negara yang semula menjadi pengekspor pangan cenderung menahan produknya dijadikan stok pangan. Kondisi global tersebut juga terjadi di Indonesia, sehingga diperlukan upaya-upaya guna mengamankan produksi dan meningkatkan stok pangan nasional. Isu strategis nasional lainnya adalah mengenai laju pertumbuhan penduduk yang masih tinggi, tingginya laju konversi lahan, terbatasnya infrastruktur pertanian serta pola pangan penduduk yang bergantung pada beras.

Adapun isu strategis pada lingkungan eksternal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan Ketahanan Pangan adalah sebagai berikut:

a. Ketahanan Pangan dan Pertanian

Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi manusia yang dijamin di dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 sebagai komponen dasar untuk mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Dan sebagian besar pangan berasal dari hasil pertanian.

(38)

Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara berkelanjutan.

Mengingat pentingnya menjaga ketahanan pangan maka negara

berkewajiban mewujudkan ketersediaan, keterjangkauan, dan

pemenuhan konsumsi pangan yang cukup, aman, bermutu, dan bergizi seimbang, baik pada tingkat nasional maupun daerah hingga perseorangan secara merata di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia sepanjang waktu dengan memanfaatkan sumber daya, kelembagaan, dan budaya lokal.

b. Lingkungan Hidup

Produksi dan kapasitas produksi pangan semakin terbatas, karena: (1) berlanjutnya konversi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian; (2) menurunnya kualitas dan kesuburan lahan akibat kerusakan lingkungan; (3) semakin terbatas dan tidak pastinya ketersediaan air untuk produksi pangan akibat kerusakan hutan; (4) tingginya kerusakan lingkungan akibat perubahan iklim serta bencana alam, sehingga kualitas lingkungan dan fungsi perlindungan alamiah semakin berkurang.

c. Kemiskinan

Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Tidak tersedianya pangan dalam jumlah dan mutu yang memadai dapat diartikan sebagai telah terjadinya kemiskinan karena ada hak-hak dasar seseorang atau sekelompok orang yang tidak dapat terpenuhi. Oleh karena itu dikaitkan dengan upaya pengentasan kemiskinan maka ketersediaan pangan yang kemudian dikenal sebagai ketahanan pangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari upaya strategis dalam penanggulangan masalah kemiskinan.

(39)

Penanggulangan kemiskinan bertujuan untuk menurunkan jumlah penduduk miskin dan menjamin penghormatan, perlindungan, dan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat miskin secara bertahap agar dapat menjalani kehidupan bermartabat, yang implementasinya dilaksanakan

secara terpadu, sinergis, dan terencana, guna menjamin

stabilitaspertumbuhan ekonomi, perluasan kesempatan kerja, dan pengurangan kesenjangan, serta untuk pemenuhan hak-hak dasar masyarakat, termasuk hak atas pangan.

Berdasarkan faktor internal isu strategis yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

a. Ketersediaan Pangan

Ketersediaan pangan berfungsi menjamin pasokan pangan untuk memenuhi kebutuhan penduduk dari segi kuantitas dan kualitas keragaman dan keamanannya. Ketersediaan pangan dapat diamati pada berbagai tingkatan mencakup rumah tangga, regional dan nasional. Namun demikian, penyediaan yang sesuai dengan kebutuhan gizi penduduk baik jumlah maupun mutunya merupakan masalah terbesar sepanjang sejarah kehidupan.

Situasi ketersediaan pangan wilayah antara lain tercermin dari jumlah ketersediaan pangan, yang digambarkan dari ketersediaan pangan maupun mutu keanekaragaman ketersediaan pangan.

b. Cadangan Pangan

Pemerintah dan Pemerintah Daerah berkewajiban melakukan penanggulangan Krisis Pangan. Penanggulangan Krisis Pangan tersebut meliputi kegiatan pengadaan, pengelolaan, dan penyaluran Cadangan Pangan Pemerintah dan cadangan Pangan Pemerintah Daerah, mobilisasi cadangan Pangan masyarakat, menggerakkan partisipasi masyarakat, dan/atau menerapkan teknologi untuk mengatasi Krisis Pangan dan pencemaran lingkungan.

Cadangan pangan pemerintah adalah cadangan pangan tertentu bersifat pokok di tingkat nasional yaitu persediaan pangan pokok tertentu, misalnya beras, sedangkan di tingkat daerah dapat berupa pangan pokok masyarakat di daerah setempat.

(40)

Pengembangan cadangan pangan pemerintah merupakan suatu upaya strategis untuk mendukung penyediaan cadangan pangan di daerah dalam menghadapi keadaan darurat dan pasca bencana serta melindungi petani/produsen pangan dari gejolak penurunan harga pada waktu panen. Pengembangan cadangan pangan pemerintah bertujuan untuk : pertama, meningkatkan penyediaan pangan untuk menjamin pasokan pangan yang stabil antar waktu dan antar daerah; kedua, memenuhi kebutuhan beras masyarakat yang mengalami keadaan darurat dan kerawanan pangan pasca bencana; ketiga, instrumen stabilisasi harga; dan keempat, meningkatkan akses pangan kelompok masyarakat rawan pangan transien khususnya pada daerah terisolir dan/dalam kondisi darurat karena bencana maupun masyarakat rawan pangan kronis karena kemiskinan.

Selain itu cadangan pangan pemerintah dilakukan untuk menanggulangi masalah pangan dan disalurkan dalam bentuk mekanisme yang disesuaikan dengan kondisi wilayah dan rumah tangga. Sedangkan tugas masyarakat adalah menyelenggarakan proses produksi dan penyediaan, perdagangan, distribusi serta berperan sebagai konsumen yang berhak memperoleh pangan yang cukup dalam jumlah dan mutu, aman, bergizi, beragam, merata, dan terjangkau oleh daya beli mereka. c. Konsumsi Pangan

Pola konsumsi masyarakat Kabupaten Lamongan pada umumnya masih tergantung pada satu komodiiti yaitu beras sebagai sumber karbohidratnya. Akibatnya konsumsi beras melebihi angka anjuran sebaliknya konsumsi sumber karbohidrat dan protein dari sumber pangan lain masih rendah.

Keberhasilan sasaran diukur melalui indikator yaitu kualitas dan kuantitas konsumsi pangan semakin beragam, bergizi seimbang dan aman yang ditunjukkan dengan peningkatan Skor PPH seiring dengan peningkatan jumlah kalori kelompok pangan dan prosentase jumlah Angka Kecukupan Energi (AKE) kelompok pangan. FAO-RAPA mendefinisikan PPH sebagai komposisi kelompok pangan utama yang bila dikonsumsi dapat memenuhi kebutuhan energi dan zat gizi lainnya.

(41)

Dengan demikian PPH merupakan susunan beragam pangan yang didasarkan atas proporsi keseimbangangan energi dari berbagai kelompok pangan untuk memenuhi gizi baik dalam jumlah maupun mutu dengan mempertimbangkan segi daya terima, ketersediaan pangan, ekonomi, budaya dan agama.

(42)

BAB IV

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

4.1 VISI DAN MISI

Mewujudkan ketahanan pangan masyarakat merupakan amanat Undang-Undang No. 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang harus diupayakan secara optimal terwujud dalam pelaksanaan pembangunan nasional, Provinsi termasuk pembangunan Kabupaten Lamongan, karena pembangunan daerah merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.

Berpijak pada arah pembangunan ketahanan pangan Kabupaten Lamongan, dan berbagai capaian pembangunan ketahanan pangan periode 2016-2021 yang signifikan, potensi dan isu-isu strategis, serta tantangan pemantapan ketahanan pangan Kabupaten Lamongan lima tahun ke depan, dan visi misi program Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten Lamongan terpilih yang tertuang dalam RPJMD 2016-2021 : “Terwujudnya Lamongan Lebih Sejahtera dan Berdaya Saing”.

Misi merupakan rumusan umum mengenai upaya-upaya yang

akan dilaksanakan untuk mewujudkan visi di atas, maka disusunlah

misi yang menjadi tanggung jawab Kantor Ketahanan Pangan dengan

mengacu pada misi kelima Pemerintah Kabupaten Lamongan yaitu

Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan

damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal”.

4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PERANGKAT

DAERAH

Untuk mewujudkan visi Kepala Daerah periode 2016–2021 melalui pelaksanaan misi yang telah ditetapkan tersebut diatas, maka dirumuskan tujuan dan sasaran yang akan dicapai pada setiap misi. Tujuan dan sasaran merupakan perumusan sasaran strategis yang menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam perencanaan pembangunan ketahanan pangan jangka menengah Kabupaten Lamongan, yang selanjutnya akan menjadi dasar

(43)

penyusunan arsitektur kinerja pembangunan ketahanan pangan Kabupaten Lamongan secara keseluruhan. Tujuan yang ditetapkan Pemerintah Kabupaten Lamongan yang mengacu pada misi kelima yaitu “Mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang aman, tenteram dan damai berdasarkan nilai-nilai agama dan hukum melalui pemberdayaan masyarakat,

pengurangan kemiskinan dan pengangguran”, dengan sasaran

meningkatnya ketersediaan dan keragaman pangan masyarakat. Adapun tujuan dan sasaran jangka menengah Kantor Ketahanan Kabupaten Lamongan beserta indikator kinerjanya disajikan dalam Tabel 4.1 sebagaimana berikut ini.

(44)

Tabel 4.1

Tujuan dan Sasaran Rencana Strategis

NO TUJUAN SASARAN INDIKATORSASARAN 2016TARGET KINERJA SASARAN PADA TAHUN KE-2017 2018 2019 2020 2021

1. Meningkatkan ketersediaan dan keragaman pangan masyarakat Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan yang B2SA berbasis sumber daya lokal

Prosentase jumlah Angka Kecukupan Energi (AKE) kelompok pangan

91% 92% 93% 94% 95% 96%

Meningkatnya

ketersediaan pangan Angka ketersediaanbahan pangan pokok daerah perkapita 1.315 Kg/Kap /Th 1.328 Kg/Kap /Th 1.341 Kg/Kap /Th 1.355 Kg/Kap /Th 1.368 Kg/Kap /Th 1.382 Kg/Kap /Th Meningkatnya cadangan pangan daerah Prosentase penguatan cadangan pangan daerah 100% 100% 100% 100% 100% 100% Terlaksananya tugas pokok fungsi Kantor Ketahanan Pangan

Indeks Kepuasan

(45)

Pada Dokumen RPJMD Kabupaten Lamongan, Kantor Ketahanan Pangan mendukung Urusan Pangan dengan tujuan dan

indikator sasaran yang selaras dengan RPJMD sebagaimana berikut :

Tabel 4.2

Keselarasan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran

Kantor Ketahanan Pangan Kabupaten Lamongan Tahun 2016-2021

MISI 5

Memantapkan kehidupan masyarakat yang tenteram dan damai dengan menjunjung tinggi budaya lokal

R P JM D Kab u pat en Lam on ga n Tah u n 2 01 6 -2 02 1 Tujuan

Mewujudkan kehidupan bermasyarakat yang aman, tenteram dan damai berdasarkan nilai-nilai agama dan hukum melalui pemberdayaan masyarakat, pengurangan kemiskinan dan pengangguran

Sasaran 2

Meningkatkan ketersediaan dan keragaman pangan masyarakat

Tujuan, dan Sasaran Rencana Strategis Kantor Ketahanan Pangan

Tujuan Sasaran Indikator Sasaran Penanggujawab

Meningkatkan ketersediaan dan keragaman pangan masyarakat

Meningkatnya penganekaragaman konsumsi

pangan yang B2SA berbasis sumber daya lokal Prosentase jumlah Angka Kecukupan Energi(AKE) kelompok pangan Seksi Penganekaragaman Pangandan Gizi Meningkatnya ketersediaan pangan Angka ketersediaan bahan pangan pokok

daerah perkapita Seksi Ketersediaan dan DistribusiPangan Meningkatnya cadangan pangan daerah Prosentase penguatan cadangan pangan

daerah Seksi Pengendalian Pangan

Terlaksananya tugas pokok fungsi Kantor

(46)

Tabel 4.3

Penyelarasan Tujuan dan Sasaran Definisi Operasional, Formulasi, Sumber Data, dan Penetapan Target

Tujuan Indikator Kinerja Tujuan Formulasi KondisiAwal KondisiAkhir

Meningkatkan ketersediaan dan keragaman pangan

masyarakat Skor pola pangan harapan Skor PPH diperoleh dari analisis polapangan melalui survey konsumsi pangan 82,80 84,46

Sasaran ke-1 Meningkatnya penganekaragaman konsumsi pangan yang B2SA berbasis sumber daya lokal

Indikator Formulasi Definisi Operasional Sumber Data Kondisiawal

Target Kinerja 20 16 20 17 20 18 20 19 20 20 20 21 Kondisi Akhir Prosentase jumlah Angka Kecukupan Energi (AKE) kelompok pangan

Jumlah kalori kelompok pangan x 100% Angka Kecukupan Energi (AKE) standar

konsumsi

AKE merupakan angka yang menunjukkan sumbangan energi dari setiap kelompok pangan tanpa memperhatikan nilai maksimum (pembatas) untuk setiap jenis kelompok pangan (padi-padian, umbi-umbian, pangan hewani, minyak dan lemak, buah/biji berminyak, kacang-kacangan, gula, sayur dan buah, lain-lain)

AKE standar konsumsi = 2000 Kkal Survey PPH 90 % 91 % 92 % 93 % 94 % 95 % 96 % 96 %

(47)

Sasaran ke-2 Meningkatnya ketersediaan pangan

Indikator Formulasi Definisi Operasional Sumber Data Kondisiawal

Target Kinerja 20 16 20 17 20 18 20 19 20 20 20 21 Kondisi Akhir Angka ketersediaan

bahan pangan pokok daerah perkapita

Jumlah ketersediaan bahan pangan pokok daerah

Jumlah penduduk

Ketersediaan bahan pangan pokok daerah adalah ketersediaan pangan produksi domestik yang meliputi beras, jagung, kedelai, daging, telur, ikan yang disetarakan dengan beras per orang

Laporan ketersediaan pangan 1.30 2 Kg /K ap /T h 1. 31 5 Kg /K ap /T h 1. 32 8 Kg /K ap /T h 1. 34 1 Kg /K ap /T h 1. 35 5 Kg /K ap /T h 1. 36 8 Kg /K ap /T h 1. 38 2 Kg /K ap /T h 1. 38 2 Kg /K ap /T h

Sasaran ke-3 Meningkatnya cadangan pangan daerah

Indikator Formulasi Definisi Operasional Sumber Data Kondisiawal

Target Kinerja 20 16 20 17 20 18 20 19 20 20 20 21 Kondisi Akhir Prosentase penguatan cadangan pangan daerah Jumlah cadangan pangan kabupaten x 100% Kebutuhan (20 ton)

Cadangan Pangan Pemerintah daerah adalah persediaan pangan

yang dikuasai dan dikelola oleh pemerintah kabupaten Laporan CAD 10 0% 10 0% 10 0% 10 0% 10 0% 10 0% 10 0% 10 0%

Sasaran ke-4 Meningkatnya cadangan pangan daerah

Indikator Formulasi Definisi Operasional Sumber Data Kondisiawal

Target Kinerja 20 16 20 17 20 18 20 19 20 20 20 21 Kondisi Akhir Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM)

IKM diperoleh dari survey kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan

IKM adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitif dan kualitas atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhan

Referensi

Dokumen terkait

J adi terdapat pengaruh penerapan pembelajaran lesson study yang signifikan terhadap prestasi belajar fisika siswa kelas X Madrasah Aliyah (MA) Al Ikhlas Pemetung

Ontologi populasi teks berkaitan dengan populasi ontologi dengan basis dokumen teks, yang menentukan instansi hubungan sebagai konsep, dengan penentuan instansi hubungan

jawab qasam-nya jumlah fi’liyah yang musbit dan fi’il-nya adalah fi’il mudhari’, maksudnya kalimat (jawab qasam) tersebut harus didahului oleh fi’il (kata kerja) yang

anaknya ke neneknya. Implikasi terhadap penelitian ini adalah; 1) untuk mengetahui peranan orangtua dalam membentuk kecerdasan emosional anak usia sekolah dasar

Untuk ukuran partikel titik hujan yang sama dengan nilai permitivitas air absolut 1,33, didapat bahwa semakin besar frekuensi yang digunakan, semakin besar pula.

Dalam hal ini penulis memaparkan ada sebagian murid kelas VI pada tahun pelajaran 2017 / 2018 belum mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam menulis surat

Berdasarkan uraian diatas maka dapat dianalisa mengenai perilaku perilaku para petani yang ada di Desa Ngadirejo dalam memanfaatkan sepeda motor kredit tersebut di dasarkan

merupakan suatu keharusan bagaimana cara untuk meformulasi hukum berorientai pada tipolog hukum responsif, dan otonom sehingga keberpihakan hukum determenan pada