• Tidak ada hasil yang ditemukan

Askep Gastritis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Askep Gastritis"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A ASUHAN KEPERAWATAN PADA TN. A DENGAN GASTRITIS

DENGAN GASTRITIS

DAFTAR ISI DAFTAR ISI

KATA PENG

KATA PENGANTARANTAR... ... ii DAFTAR ISI... ii DAFTAR ISI... ii

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

A. Latar Latar Belakang...Belakang... ... 11 B.

B. Tujuan Tujuan Penulisan...Penulisan... ... 11 C.

C. Metode Metode penulisan...penulisan... ... 22 D.

D. Sistematika...Sistematika... ... 22

BAB II TINJAUAN TEORI BAB II TINJAUAN TEORI A.

A. Konsep Konsep Teori Teori Penyakit...Penyakit... ... 44 1.

1. Definisi Definisi ... ... 44 2.

2. Anatomi Anatomi dan dan Fisiologi...Fisiologi... ... 55 3. 3. Etiologi...Etiologi... ... 66 4. 4. Patofisiologi Patofisiologi ... ... 77 5. 5. Komplikasi...Komplikasi... ... 99 6.

6. Manifestasi Manifestasi Klinik...Klinik... ... 1212 7.

7. Pemeriksaan Pemeriksaan Diagnostik...Diagnostik... ... 1313 8.

8. Penatalaksanaan Penatalaksanaan Medis...Medis... ... 1313 B.

B. Konsep Konsep Proses Proses Keperawatan...Keperawatan... ... 1515 1.

1. Pengkajian...Pengkajian... ... 1515 2.

2. Analisa Analisa Data Data dan dan Pathways...Pathways... ... 1818 3.

3. Diagnosa Diagnosa Keperawatan...Keperawatan... ... 1919 4.

(2)
(3)

BAB III Tinjuan Kasus BAB III Tinjuan Kasus A.

A. Pengkaijian...Pengkaijian... ... 2424 B.

B. Analisa Analisa Data Data Keperawatan...Keperawatan... ... 3030 C.

C. Prioritas Prioritas Diagnosa Diagnosa Keperawatan...Keperawatan... ... 3232 D.

D. Intervensi Intervensi Keperawatan...Keperawatan... ... 3232 E.

E. Implementasi Implementasi Keperawatan...Keperawatan... ... 3434 F.

F. Evaluasi Evaluasi Keperawatan...Keperawatan... ... 3838

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. A. Kesimpulan...Kesimpulan... ... 3939 B. B. Saran...Saran... ... 3939 DAFTAR PUSTAKA DAFTAR PUSTAKA... BAB I BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN A.

A. Latar BelakangLatar Belakang

Dalam tubuh manusia banyak terdapat system yang saling kerja sama dalam Dalam tubuh manusia banyak terdapat system yang saling kerja sama dalam mempertahnkan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salh satu system yang penting mempertahnkan kehidupan. Sistem pencernaan merupakan salh satu system yang penting dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat pentinng dalam proses dalam tubuh karena hasilnya nanti berupa energi yang sangat pentinng dalam proses metabolisme dan kelangsungan hidu setiap sel di tubuh.

metabolisme dan kelangsungan hidu setiap sel di tubuh.

Dalam system pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya adalah Dalam system pencernaan banyak organ-organ yang penting, salah satunya adalah lambung. Di Lambung nantinya terjadi pemecahan dan penyerapan karbohidrat dan lapisan lambung. Di Lambung nantinya terjadi pemecahan dan penyerapan karbohidrat dan lapisan ukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang dalam kadar normalnya ukosa lambung menghasilkan asam lambung (HCL) yang dalam kadar normalnya fungsinya sangat penting.

fungsinya sangat penting.

Lambung (gaster) bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada dinding lambung Lambung (gaster) bisa mengalami kelainan seperti peradangan pada dinding lambung (gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak normal attau (gastritis) jika pola hidup seperti pola makan dan diet yang tidak normal attau mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau maag.

mengkonsumsi jenis obat-obatan bisa mengakibatkan gastritis atau maag.

Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai diklinik Gastritis merupakan salah satu penyakit yang paling banyak dijumpai diklinik Penyakit Dalam (IPD jilid II Edisi 3)Gastritis akut merupakan penyakit yang sering Penyakit Dalam (IPD jilid II Edisi 3)Gastritis akut merupakan penyakit yang sering

(4)

ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri (Patofisiologi Sylvia & Wilson) dan ± ditemukan biasanya jinak dan dapat sembuh sendiri (Patofisiologi Sylvia & Wilson) dan ± 80

80 –  –  90% yang dirawat d 90% yang dirawat di ICU menderita gastritis akut.i ICU menderita gastritis akut.

Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan harus memahami dan memberikan Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan harus memahami dan memberikan  peran dan

 peran dan asuhan asuhan yang tepat yang tepat karena kokarena komplikasi dari mplikasi dari gastrtits ini gastrtits ini cukup cukup berbahaya dan berbahaya dan bisabisa mengakibatkan kematian.

mengakibatkan kematian.

B.

B. TujuanTujuan 1.

1. Tujuan umum :Tujuan umum : Mahasiswa

Mahasiswa dapat dapat mengetahui mengetahui dan dan mencegah mencegah terjadinya terjadinya gastritis gastritis sertaserta mengimplementasikan asuhan keperawatan demam

mengimplementasikan asuhan keperawatan demam gastritis di IGD RS Pratama.gastritis di IGD RS Pratama.

2.

2.   TujuanTujuan khusus : khusus : a.

a. Mengetahui Mengetahui pengertian, pengertian, etiologi, etiologi, dan dan patofisiologi patofisiologi gastritisgastritis  b.

 b. Mengetahui pengkajian keperawatan pada kasus gastritisMengetahui pengkajian keperawatan pada kasus gastritis c.

c. Mengetahui Mengetahui diagnose diagnose yang yang mungkin mungkin muncul muncul dan dan perencanaan perencanaan tindakantindakan keperawatan

keperawatan d.

d. Mampu Mampu mengaplikasikan mengaplikasikan tindakan tindakan keperawatan keperawatan sesuai sesuai konsep konsep dan dan sesuaisesuai indikasi klien

indikasi klien e.

e. Mengetahui Mengetahui asuhan asuhan keperawatan keperawatan pada pada kasus kasus gastritisgastritis

C.

C. Metode PenulisanMetode Penulisan Dalam

Dalam penyusunan penyusunan makalah makalah ini, penini, penulis menggunakan ulis menggunakan metode dmetode deskriptif yangeskriptif yang  berbentuk

 berbentuk studi studi kasus kasus dengan dengan pendekatan pendekatan proses proses keperawatan keperawatan sebagai sebagai cara cara pemecahanpemecahan masalah.

masalah. Sedangkan teknik pengumpulan data ySedangkan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan ang dilakukan dengan ::

1. Wawancara

1. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan percakapan langsung dengan klien, keluarga dan Wawancara dilakukan dengan percakapan langsung dengan klien, keluarga dan  perawat ruangan.

 perawat ruangan. 2 Observasi

2 Observasi

Pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung dan sistematis Pengumpulan data dengan pengamatan secara langsung dan sistematis 3.

3. Studi Studi DokumentasiDokumentasi

Pengumpulan data didapat dari pemeriksaan diagnostik, laboratorium, dan catatan Pengumpulan data didapat dari pemeriksaan diagnostik, laboratorium, dan catatan kesehatan lainnya.

kesehatan lainnya. 4.

4. Studi Studi KepustakaanKepustakaan

Pengumpulan data didapat dari sumber-sumber yang relevan untuk menunjang data, Pengumpulan data didapat dari sumber-sumber yang relevan untuk menunjang data, dan selain itu dengan melakukan searching di internet.

dan selain itu dengan melakukan searching di internet.

D.

(5)

Dalam penyusunan makalah ini penulis menguraikan sistematika penulisan sebagai  berikut :

BAB I Pendahuluan

Berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode penulisan, dan sistematika  penulisan.

BAB II Tinjauan Teoritis

Berisi tentang konsep dasar yang mencakup pengertian, anatomi fisiologi, etiologi,  patofisiologi, komplikasi, manifestasi klinik, pemeriksaan diagnostic, penatalaksanaan medis, pengkajian keperawatan, analisa data, diagnosa yang mungkin muncul dan  perencanaan tindakan keperawatan.

BAB III Tinjauan Kasus

Berisi tentang pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, proses keperawatan dan catatan perkembangan.

BAB IV Kesimpulan dan saran

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Teori Penyakit 1. Definisi

Gastrits adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung, Khususnya selaput lendir pada mukosa gaster yang sering diakibatkan oleh diet yang sembrono (Smeltzer,2001 : 1062 ; Suyono, 2001 : 127 ; Hadi,, 1999: 181 ; Hinchliff, 1999 : 182).

(6)

Gastritis adalah inflamasi dari mukosa lambung (Kapita Selecta Kedokteran, Edisi Ketiga hal 492)

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa lambung yang dapat bersifat akut, kronis, difus atau local (Patofisiologi, Sylvia A Price hal 422)

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara hispatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel-sel radang  pada daerah tersebut. (Imu Penyakit Dalam Jilid II)

Gastritis adalah peradangan lokal atau penyebaran pada mukosa lambung dan  berkembang dipenuhi bakteri (Charlene. J, 2001, hal : 138).

Jadi gastritis itu adalah Suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan erosi. Erosif karena perlukaan hanya pada bagian mukosa. bentuk  berat dari gastritis ini adalah gastritis erosive atau gastritis hemoragik. Perdarahan mukosa lambung dalam berbagai derajad dan terjadi erosi yang berarti hilangnya kontinuitas mukosa lambung pada beberapa tempat.

Gastritis dibagi menjadi 2 yaitu : a. Gastritis akut

Salah satu bentuk gastritis akut yang sering dijumpai di klinik ialah gastritis akut erosif. Gastritis akut erosif adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan kerusakan-kerusakan erosif. Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam daripada mukosa muskularis.

b. Gastritis kronis

Gastritis kronis adalah suatu peradangan bagian permukaan mukosa lambung yang menahun (Soeparman, 1999, hal : 101). Gastritis kronis adalah suatu peradangan  bagian permukaan mukosa lambung yang berkepanjangan yang disebabkan baik oleh

ulkus lambung jinak maupun ganas atau oleh bakterihelicobacter pylori(Brunner dan suddart) Klasifikasi gastritis kronis berdasarkan :

1) Gambaran hispatology

 Gastritis kronik superficial  Gastritis kronik atropik  Atrofi lambung

 Metaplasia intestinal

 Perubahan histology kalenjar mukosa lambung menjadi kalenjar-kalenjar mukosa usus halus yang mengandung sel goblet.

2) Distribusi anatomi

 Gastritis kronis korpus (gastritis tipe A)Sering dihubungkan dengan proses autoimun dan berlanjut menjadi anemia pernisiosa karena terjadi gangguan

(7)

absorpsi vitamin B12 dimana gangguan absorpsi tersebut disebabkan oleh kerusakan sel parietal yang menyebabkan sekresi asam lambung menurun.

 Gastritis kronik antrum (gastritis tipe B) Paling sering dijumpai dan  berhubungan dengan kuman Helicobacter pylori.

2. Anatomi dan Fisiologi

Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri atas  perut tepat dibawah tulang iga. Lambun g orang dewasa mempunyai panjang berkisar antara

10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan –  lipatan tersebut secara  bertahap membuka.

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalamesophagus, sebuah cincin otot yang  berada pada sambungan antaraesophagusdan lambung (esophageal sphincter ) akan membuka dan membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke lambung cincin in menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang kuat. Ketika makanan  berada di lambung, dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan tersebut. Pada

saat yang sama, kelenjar –   kelenjar yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung (termasuk enzim –   enzim dan asam lambung) untuk lebih menghancurkan makanan tersebut.

Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini sangat korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding lambung dilindungi oleh mukosa –   mukosa bicarbonate (sebuah lapisan penyangga yang mengeluarkan ion  bicarbonate secara regular sehingga menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat korosif asam hidroklorida. Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme  pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangn ya dinding lambung.

3. Etiologi

Penyebab dari Gastritis dapat dibedakan sesuai de ngan klasifikasinya sebagai berikut :

 Gastritis Akut

Penyebabnya adalah obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung). Bahan kimia misal : lisol, alkohol, merokok, kafein lada, steroid dan digitalis. Gastritis  juga dapat disebabkan oleh obat-obatan terutama aspirin dan obat anti inflamasi non

steroid (AINS), juga dapat disebabkan oleh gangguan mikrosirkulasi mukosa lambung seperti trauma, luka bakar dan sepsis (Mansjoer, Arif, 1999, hal : 492).

(8)

 Gastritis Kronik

Penyebab dan patogenesis pada umumnya belum diketahui. Gastritis ini merupakan kejadian biasa pada orang tua, tapi di duga pada peminum alkohol, dan merokok.

Penyebab lain adalah diet yang sombrono , makan terlau banyak, dan makan yang terlalu cepat dan makan-makanan yang terlalu berbumbu atau mengandung mikroorganisme

Faktor psikologi Stress baik primer maupun sekunder dapat merangsang peningkatan  produksi asam-asam gerakan paristaltik lambung. Sterss juga akan mendorong gerakan antara makanan dan dinding lambung menjadi tambah kuat. Hal ini dapat menyebabkan luka pada lambung.

 Stress berat (sekunder) akibat kebakaran, kecelakaan maupun pembedahan sering  pula menyebabkan tukak lambung akut. Infeksi bakteri Gastritis akibat infeksi bakteri dari luar tubuh jarang terjadi sebab bakteri tersebut akan terbunuh oleh asam lambung. Kuman penyakit atau infeksi bakteri penyebab gastritis, umumnya berasal dari dalam tubuh penderita bersangkutan. Keadaan ini sebagai wujud komplikasi penyakit yang telah ada sebelumnya

4. Patofisiologi

Perangsangan sel vagus yang berlebihan selama stress psikologis dapat menyebabkan pelepasan atau sekresi gastrin yang menyebabkan dari nukleus motorik dorsalis nervus vagus, setelah melewati nervus vagus menuju dinding lambung pada sistem saraf enterik, kemudian kelenjar-kelenjar gaster atau getah lambung, sehingga mukosa dalam antrum lambung mensekresikan hormon gastrin dan merangsang sel-sel parietal yang nantinya produksi asam hidroklorinnya berlebihan sehingga terjadi iritasi pada mukosa lambung (Guyton, 1997: 1021-1022).

Obat-obatan, alkohol, garam empedu, atau enzim pankreas dapat merusak mukosa lambung, mengganggu barier mukosa lambung dan memungkinkan difusi kembali asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung. Maka terjadi iritasi dan peradangan pada mukosa lambung dan nekrosis yang dapat mengakibatkan perforasi dinding lambung dan  perdarahan dan peritonitis (Long, 1996 : 196).

Asam hidroklorida disekresi secara kontinyu sehingga sekresi meningkat karena mekanisma neurogenik dan hormonal yang dimulai oleh rangsangan lambung. Jika asam lambung atau hidroklorida tidak dinetralisir atau mukosa melemah akibatnya tidak ada  perlindungan, akhirnya asam hidroklorida dan pepsin akan merusak lambung, yang lama-kelamaan barier mukosa lambung yaitu suplai darah, keseimbangan asam-basa, integritas sel mukosal dan regenerasi epitel. Bahan-bahan seperti aspirin, alkohol dan Anti Inflamasi  Non Steroid dapat menurunkan produksi mukosa lambung.

(9)

Pada fase awal peradangan mukosa lambung akan merangsang ujung syaraf yang terpajan yaitu syaraf hipotalamus untuk mengeluarkan asam lambung. Kontak antara lesi dan asam juga merangsang mekanisme reflek lokal yang dimulai dengan kontraksi otot halussekitarnya. Dan akhirnya terjadi nyeri yang biasanya dikeluhkan dengan adanya nyeri tumpul, tertusuk, terbakar di epigastrium tengah dan punggung.

Dari masukan minuman yang mengandung kafein, stimulan sistem saraf pusat  parasimpatis dapat meningkatkan aktivitaas otot lambung dan sekresi pepsin. Selain itu nikotin juga dapat mengurangi sekresi bikarbonat pankreas, karena menghambat netralisasi asam lambung dalam duodenum yang lama-kelamaan dapat menimbulkan mual dan muntah.

Peradangan akan menyebabkan terjadinya hiperemis atau peningkatan vaskularisasi, sehingga mukosa lambung berwarna merah dan menebal yang lama-kelamaan menyebabkan atropi gaster dan menipis, yang dapatberdampak pada gangguan sel chief dan sel parietal, sel parietal ini berfungsi untuk mensekresikan faktor intrinsik, akan tetapi karena adanya antibody maka faktor intrinsik tidak mampu untuk menyerap vitamin B12 dalam makanan, dan akan terjadi anemia perniciosa (Horbo,2000: 9 ; Smeltzer, 2001 : 1063  –  1066).

5. Komplikasi

a. Gastritis Akut

Gastritis akut dapat disebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya obat-obatan dan alkohol, makanan yang pedas, panas maupun asam. Pada para yang mengalami stres akan terjadi perangsangan saraf simpatis NV (Nervus vagus) yang akan meningkatkan produksi asam klorida (HCl) di dalam lambung. Adanya HCl yang  berada di dalam lambung akan menimbulkan rasa mual, muntah dan anoreksia.

Zat kimia maupun makanan yang merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan mukus, mengurangi produksinya. Sedangkan mukus itu fungsinya untuk memproteksi mukosa lambung agar tidak ikut tercerna. Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang memproduksi HCl (terutama daerah fundus) dan pembuluh darah.

Vasodilatasi mukosa gaster akan menyebabkan produksi HCl meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan rasa nyeri. Rasa nyeri ini ditimbulkan oleh karena kontak HCl dengan mukosa gaster. Respon mukosa lambung akibat penurunan sekresi mukus dapat berupa eksfeliasi (pengelupasan). Eksfeliasi sel mukosa gaster akan mengakibatkan erosi pada sel mukosa. Hilangnya sel mukosa akibat erosi memicu timbulnya pendarahan.

(10)

Pendarahan yang terjadi dapat mengancam hidup penderita, namun dapat juga  berhenti sendiri karena proses regenerasi, sehingga erosi menghilang dalam waktu

24-48 jam setelah pendarahan.  b. Gastritis Kronik

Gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri  patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik). Sekali  bersarang, bakteri Helicobacter pylori dapat bertahan di perut selama hidup seseorang.  Namun, sekitar 10-15 persen individu yang terinfeksi kadang-kadang akan mengalami  penyakit luka lambung atau usus duabelas jari. Kebanyakan luka, lebih sering terjadi di

usus duabelas jari daripada di lambung.

 Helicobacter pylori merupakan jenis bakteri Gram negative yang berbentuk spiral dan sangat cocok hidup pada kondisi kandungan udara sangat minim. Bakteri Helicobacter pylori  berkoloni di dalam lambung dan bergabung dengan luka lambung atau duodenum (lihat gambar). Infeksi oleh Helicobacter pylori banyak ditemui pada penduduk di negara-negara berstandar ekonomi rendah dan memiliki kualitas kesehatan yang buruk.

Menempel dan Menginisiasi pembentukan luka

 Helicobacter pylori tinggal menempel pada permukaan dalam lambung melalui interaksi antara membran bakteri lektin dan oligosakarida yang spesifik dari glikoprotein membran sel-sel epitel lambung. Mekanisme utama dari bakteri ini dalam menginisiasi pembentukan luka adalah melalui produksi racun VacA.

Racun VacA akan menghancurkan keutuhan sel-sel tepi lambung melalui  berbagai cara, diantaranya adalah melalui pengubahan fungsi endolisosom, peningkatan  permeabilitas parasel, pembentukan pori dalam membran plasma, atau apoptosis

(pengaktifan bunuh diri sel).

Lokasi infeksi Helicobacter pylori di bagian bawah lambung dan mengakibatkan  peradangan hebat, yang sering kali disertai dengan komplikasi pendarahan dan  pembentukan lubang-lubang. Peradangan kronis pada bagian distal lambung meningkatkan produksi asam lambung dari bagian badan atas lambung yang tidak terinfeksi. Ini menambah perkembangan tukak lebih besar di usus duabelas jari.

Pada beberapa individu, Helicobacter pylorijuga menginfeksi bagian badan lambung. Bila kondisi ini sering terjadi, menghasilkan peradangan yang lebih luas yang tidak hanya mempengaruhi borok di daerah badan lambung tetapi juga kanker lambung. Kanker lambung merupakan kanker penyebab kematian kedua di dunia.

Peradangan di lendir lambung juga merupakan faktor risiko tipe khusus tumor limfa (lymphatic neoplasm) di lambung, atau disebut dengan limfoma MALT (mucosa associated lymphoid tissue, jaringan limfoid yang terkait dengan lendir).

(11)

Infeksi Helicobacter pyloriberperan penting dalam menjaga kelangsungan tumor. Limfoma-limfoma dapat merosot saat bakteri-bakteri itu dibasmi dengan antibiotik.

 Helicobacter pylor i hanya terdapat pada manusia dan telah menyesuaikan diri di lingkungan lambung. Hanya sebagian kecil individu terinfeksi berkembang menjadi  penyakit lambung. Bakteri Helicobacter pylorisendiri sangat beragam dan galur-galurnya berbeda dalam banyak hal, seperti perekatan ke lendir lambung dan kemampuan menimbulkan peradangan.

Walau pada satu individu terinfeksi, semua bakteri Helicobacter pylori tidak identik, dan selama jalur infeksi kronis, bakteri menyesuaikan diri terhadap  perubahankondisi-kondisi di lambung.

Tukak lambung dan usus duabela jari dapat diobati melalui penghambatan  produksi asam lambung, tetapi sering kali akan kambuh kembali akibat bakteri dan  peradangan kronis lambung tetap ada. Studi Marshall dan Warren menunjukkan bahwa  penyakit tukak lambung itu dapat diatasi hanya bila bakteri dibasmi dari lambung

dengan antibiotik.

 Namun, penggunaan antibiotik secara serampangan dapat men gakibatkan masalah serius, yaitu ketahanan bakteri melawan obat-obat penting. Oleh karena itu, penggunaan antibiotik melawan Helicobacter pylori pada pasien-pasien yang tidak mengalami tukak lambung dan usus duabelas jari harus dibatasi.

6. Manifestasi Klinik 

a. Gastritis akut erosive

Gastritis akut erosive sangat bervariasi, mulai dari yang sangat ringan asimtomatik sampai sangat berat yang dapat membawa kematian. Pada kasus yang sangat berat, gejala yang sangat mencolok adalah :

1) Hematemetis dan melena yang dapat berlangsung sangat hebat sampai terjadi renjatan karena kehilangan darah.

2) Pada sebagian besar kasus, gejalanya amat ringan bahkan asimtomatis. Keluhan –  keluhan itu misalnya nyeri timbul pada uluhati, biasanya ringan dan tidak dapat ditunjuk dengan tepat lokasinya.

3) Kadang –  kadang disertai dengan mual- mual dan muntah.

4) Perdarahan saluran cerna sering merupakan satu- satunya gejala.

5) Pada kasus yang amat ringan perdarahan bermanifestasi sebagai darah samar pada tinja dan secara fisis akan dijumpai tanda –  tanda anemia defisiensi dengan etiologi yang tidak jelas.

6) Pada pemeriksaan fisis biasanya tidak ditemukan kelainan kecuali mereka yang mengalami perdarahan yang hebat sehingga menimbulkan tanda dan gejala

(12)

gangguan hemodinamik yang nyata seperti hipotensi, pucat, keringat dingin, takikardia sampai gangguan kesadaran.

b. Gastritis kronis

1) Bervariasi dan tidak jelas 2) Perasaan penuh, anoreksia

3) Distress epigastrik yang tidak nyata 4) Cepat kenyang

7. Pemeriksaan Diagnostik 

Menurut priyanto, 2006 pemeriksaan diagnostik yang dianjurkan untuk pasien gastritis adalah:

a. Pemeriksaan darah seperti Hb, Ht, Leukosit, Trombosit.  b. Pemeriksaan endoskopi.

c. Pemeriksaan hispatologi biopsy segmen lambung.

8. Penatalaksanaan Medis a. Pemeriksaan darah

Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapat H. Pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia yang terjadi akibat  perdarahan lambung karena gastritis.

b. Uji napas urea

Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease H.  Pyloridalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2 cepat

diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi. c. Pemeriksaan feces

Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori dalam feses atau tidak. Hasil yang  positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan dalam lambung.

d. Endoskopi saluran cerna bagian atas

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkansebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien

(13)

merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop.

e. Rontgen saluran cerna bagian atas

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen. f. Analisis Lambung

Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis  basal mengukur BAO (basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison(suatu tumor pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan menyebabkan asiditas nyata).

g. Analisis stimulasi

Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histaminatau  pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.

B Konsep Proses Keperawatan 1. Pengkajian

Anamnesa meliputi : 1) Identitas Pasien

a.  Nama  b. Usia

c. Jenis kelamin : tidak dipengaruhi oleh jenis kelamin d. Jenis pekerjaan : tidak dipengaruhi jenis pekerjaan e. Alamat

f. Suku/bangsa g. Agama

Tingkat pendidikan : bagi orang yang tingkat pendidikan rendah/ minim mendapatkan pengetahuan tentang gastritis, maka akan menganggap remeh

(14)

 penyakit ini, bahkan hanya menganggap gastritis sebagai sakit perut biasa dan akan memakan makanan yang dapat menimbulkan serta memperparah penyakit ini.

h. Riwayat sakit dan kesehatan 1) Keluhan utama

2) Riwayat penyakit saat ini 3) Riwayat penyakit dahulu

2) Pemeriksaan fisik : Review of System a. B 1 (breath) : takhipnea

 b. B 2 (blood) : takikardi, hipotensi, disritmia, nadi perifer lemah, pengisian  perifer lambat, warna kulit pucat.

c. B 3 (brain) : sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat terganggu, disorientasi, nyeri epigastrum.

d. B 4 (bladder) : oliguri, gangguan keseimbangan cairan.

e. B 5 (bowel) : anemia, anorexia,mual, muntah, nyeri ulu hati, tidak toleran terhadap makanan pedas.

f. B 6 (bone) : kelelahan, kelemahan

3) Pemeriksaan Diagnostik  a. Pemeriksaan darah

Tes ini digunakan untuk memeriksa apakah terdapatH. Pyloridalam darah. Hasil tes yang positif menunujukkan bahwa pasien pernah kontak dengan  bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya tapi itu tidak menunjukkan bahwa  pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa

anemia yang terjadi akibat perdarahan lambung karena gastritis.  b. Uji napas urea

Suatu metode diagnostik berdasarkan prinsip bahwa urea diubah oleh urease H.  Pyloridalam lambung menjadi amoniak dan karbondioksida (CO2). CO2 cepat diabsorbsi melalui dinding lambung dan dapat terdeteksi dalam udara ekspirasi.

c. Pemeriksaan feces

Tes ini memeriksa apakah terdapat bakteri H. Pylori  dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah dalam feses. Hal ini menunjukkan adanya  pendarahan dalam lambung.

(15)

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x. Tes ini dilakukan dengan cara memasukkan sebuah selang kecil yang fleksibel(endoskop) melalui mulut dan masuk ke dalam esofagus, lambung dan bagian atas usus kecil. Tenggorokan akan terlebih dahulu dianestesi sebelum endoskop dimasukkan untuk memastikan pasien merasa nyaman menjalani tes ini. Jika ada jaringan dalam saluran cerna yang terlihat mencurigakan, dokter akan mengambil sedikit sampel(biopsy) dari jaringan tersebut. Sampel itu kemudian akan dibawa ke laboratorium untuk diperiksa. Tes ini memakan waktu kurang lebih 20 sampai 30 menit. Pasien biasanya tidak langsung disuruh pulang ketika tes ini selesai, tetapi harus menunggu sampai efek dari anestesi menghilang kurang lebih satu atau dua jam. Hampir tidak ada resioko akibat tes ini. Komplikasi yang sering terjadi adalah rasa tidak nyaman pada tenggorokan akibat menelan endoskop. e. Rontgen saluran cerna bagian atas

Tes ini akan melihat adanya tanda-tanda gastritis atau penyakit pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium terlebih dahulu sebelum dirontgen. Cairan ini akan melapisi saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.

f. Analisis Lambung

Tes ini untuk mengetahui sekresi asam dan merupakan tekhnik penting untuk menegakkan diagnosis penyakit lambung. Suatu tabung nasogastrik dimasukkan ke dalam lambung dan dilakukan aspirasi isi lambung puasa untuk dianalisis. Analisis basal mengukur BAO (basal acid output) tanpa perangsangan. Uji ini  bermanfaat untuk menegakkan diagnosis sindrom Zolinger- Elison (suatu tumor  pankreas yang menyekresi gastrin dalam jumlah besar yang selanjutnya akan

menyebabkan asiditas nyata). g. Analisis stimulasi

Dapat dilakukan dengan mengukur pengeluaran asam maksimal (MAO, maximum acid output) setelah pemberian obat yang merangsang sekresi asam seperti histamin atau pentagastrin. Tes ini untuk mengetahui teradinya aklorhidria atau tidak.

4) Psikososial

Meliputi perasaan pasien terhadap penyakitnya, bagaimana cara mengatasinya serta  bagaimana perilaku pasien terhadap tindakan yang dilakukan terhadap dirinya,

(16)
(17)
(18)

Diagnosa Keperawatan

1. Defisit volume cairan kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake yang tidak adekuat dan output cair yang berlebih (mual dan muntah).

2. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan intake asupan gizi.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

4. Kurang pengetahuan tentang penyakit berhubungan dengan kurangnya informasi. 5. nyeri berhungangan dengan stress asam lambung.

ASUHAN KEPERAWATAN GASTRITIS PADA PASIEN Nn A N K DI IGD RS PRATAMA

 No. Register : 00-01-018

Ruang : IGD

Tanggal/Jam MRS :29 Juli 2017/ 08.45 WIB Tanggal Pengkajian :29 Juli 201

Diagnosa Medis :Gastritis 1. IDENTITAS

a. Biodata Pasien

 Nama : Nn A N K

Jenis Kelamin : Perempuan

Umur : 18-01-1995

Agama : Islam

Suku/bangsa : Indonesia Pendidikan : SMA Pekerjaan : Swasta

(19)

Alamat : Basen KG III / / 268 RT 14 RW 04 Kotagede Yogyakarta

b. Penanggung Jawab

 Nama : Tn N A J

Umur : 53 tahun

Jenis Kelamin : Laki Laki

Agama : Islam

Pekerjaan : Wiraswasta Hubungan dengan px : Orang Tua

Alamat : Basen KG III / / 268 RT 14 RW 04 Kotagede Yogyakarta

2. RIWAYAT KESEHATAN a. Keluhan Utama

Pasien mengeluh nyeri perut.

b. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengatakan bahwa setiap pagi hari setelah bangun tidur pasien sering merasa nyeri pada perut bagian sebelah kirinya. Rasa nyerinya itu seperti diremas-remas serta terasa panas. Pasien juga mengeluh mual dan muntah yang membuat nafsu makan pasien menurun.

c. Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien mengatakan bahwa pernah punyapenyakit yang sama (gastritis) pada dan  berobat ke di Puskesmas diberi obat Antasida.

d. Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam kelua rga tidak ada yang mempu nyai penya kit keturunan seperti Diabetes Mellitus dan Hipertensi serta penyakit menular seperti Hepatitis dan TBC.

3. POLA AKTIVITAS SEHARI-HARI a. Nutrisi

Makan tidak teratur ±1-2x sehari. Makan selalu habis dalam 1 porsi. Pasien mengatakan tidak mempunyai pantangan terhadap makanan, pasien minum 6-7 gelas ( ±1500-1700cc) setiap hari.

(20)

Pasien mengatakan BAB 1x sehari pada waktu pagi dengan konsistensi lembek, warna kuning, bau khas dan tidak ada keluhan dalam. Klien BAK ± 2-6x sehari dengan warna kuning, bau khas, dan pasien tidak ada kesulitan dalam BAK.

c. Istirahat dan Tidur

Pasien mengatakan tidur selama 7jam mulai tidurpukul 22.00 WIB dan bangun  pukul 05.00 WIB. Pasien jarang tidur siang.

d. Aktifitas Fisik 

 pasien dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan orang lain maupun alat bantu. dalam melakukan personal hygiene, pasien mengatakan lebih banyak  berbaring di tempat tidur karena perut terasa sakit saat bergerak.

e. Personal Hygiene

 pasien mandi 2 kali sehari yaitu pagi dan sore, keramas 2 kali dalam seminggu, ganti baju 1 kali sehari, dan tidak ada gangguan apapun.

4. DATA PSIKOSOSIAL a. Status Emosi

Emosi pasien stabil. b. Konsep Diri

Body Image : pasien mengetahui bahwa dirinya sedang sakit dan membutuhkan pengobatan agar cepat sembuh

Self Ideal : pasien merasa diperlakukan dengan baik oleh perawat dan mendapat perhatian yang cukup dari keluarga

Self Eksterm : pasien mengatakan ingin cepat sembuh Role : pasien sebagai putrid 1 dari 3 saudara

Identity : pasien bernama Nn. “A N K ” dengan usia22 tahun yang beralamatkan Basen KG III / / 268 RT 14 RW 04 Kota Yogyakarta.

c. Interaksi Sosial

Hubungan pasien dengan peraw baik. Pasien juga kooperatif dan dapat  berinteraksi baik dengan tenaga kesehatan serta hubungannya dengan keluarga  juga baik.

d. Spiritual

Pasien beragama Islam, sebelum sakit ia taat beribadah, tetapi sekarang tetap bisa menjalankan sholat lima waktu. Walaupun hanya dengan posisi duduk

5. PEMERIKSAAN FISIK  a. Keadaan Umum

(21)

b. Kesadaran CM (Composmentis) GCS : E: 4 V :5- M :6 c. Tanda-Tanda Vital TD : 120/80 mmHg S : 37°C SaO2 : 98 %  N : 80 x/menit RR : 20 x/menit d. Kepala a) Kulit Kepala

Bersih tidak ada lesi, tidak ada tumor, rambut warna hitam, tidak ada nyeri tekan.

 b) Wajah

Bentuk wajah simetris, tidak ada luka, tidak ada edema. c) Mata

Simetris, konjungtiva tidak anemis, fungsi penglihatan baik. d) Hidung

Bentuk simetris tidak ada polip, tidak ada keluhan dan kelainan pada hidung. e) Telinga

Bentuk simetris, tidak menggunakan alat bantu pendengaran. f) Mulut

Bibir tampak kering dengan gigi bersih, tidak ada perdarahan dan pembengkakan gusi.

g) Leher

Tidak terdapat pembesaran tiroid.

e. Dada dan Thorak 

 Inspeksi : bentuk simetris

 Palpasi : tidak ada benjolan dan nyeri tekan  Perkusi : suara jantung pekak, suara paru sonor

 Auskultasi : bunyi paru vesikuler, bunyi jantung normal (1,2) f   Abdomen

 Inspeksi : simetris, datar

 Palpasi : ada nyeri tekan terhadap abdomen (ulu hati)  Perkusi : timpani

 Auskultasi : bising usus ± 8x/menit g. Ekstremitas

Ekstremitas atas : pada tangankanan dan kiri, tidak terdapat oedem.dan dapat digerakkan

(22)

  oedem. h. Genetalia

Tidak terpasang kateter.

6. PEMERIKSAAN PENUNJANG

-7. TERAPI DAN PENATALAKSANAAN

a. Injeksi Ranitidine 1 Ampul IV Oral :

Laseprazol 2x1 Paracetamol 3 x 1

(23)

ANALISA DATA

 Nama : Nn“A N K No R : 00-01-18 Umur : 22 tahun Ruang :IGD

NO. PENGKAJIAN ETIOLOGI MASALAH

2 Juli 2017 DS:

 Nn. “A N K ” mengatakan kalau daerah ulu hatinya terasa  panas dan terbakar

 Nn.“ANK ” mengatakan kalau nyerinya hilang timbul jika epigastrium di tekan

 Nn.“ANK ” mengeluh sering merasa mual dan muntah

DO:

Diagnosa medis dari  Nn.“ANK ”adalah gastritis

Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)

 Nyeri tekan pada daerah uluhati (epigastrium). Peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster) Gangguan rasa nyaman (Nyeri) 2 Juli 2017 DS :

Tn.“ANK ” sering merasa mual dan muntah

 Nn.“ANK ” mengatakan kalau dia hilang selera makan

 Nn.“ANK ” sering merasa kenyang

DO :

Diagnosa Medis dari  Nn.“ANK ” adalahGastritis

 Nn.“ANK ” tampak lemah dan tidak berenergi Kesadaran Nn.“ANK ” Composmentis Pemenuhan nutrisi tidak adekuat Gangguan pola makan: kurang dari kebutuhan tubuh

(24)

2 Juli 2017 DS:

 Nn.“ANK ” mengatakan d BAB dengan konsistensi feses keras

Tn. “S” mengatakan lebih  banyak berbaring di tempat

DO:

Palpasi abdomen : teraba keras di perut sebelah kiri  bawah

Auskultasi pada

abdomen: peristaltik ± 4x/mnt tidur karena perut terasa sakit saat bergerak

Kurang aktivitas Konstipasi

2 Juli 2017 DS:

1.Nn.“ANK ” mengatakan hal

yang dipikirkan

terhadap penyakitnya adalah  penyakit jantung karena di ulu hati terasa perih, panas dan kemeng-kemeng.

DO:

.Nn.“ANK ” tampak bingung terhadap penyakitnya

(25)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

 Nama : Nn. “ANK ”

Umur : 22 tahun Ruang : IGD

NO. TGL/JAM DIAGNOSA KEPERAWATAN 1.

2.

3.

2 Juli 2017 Gangguan rasa nyaman (Nyeri dengan skala 7 dari rentang skala (0-10))berhubungan peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)

DS:

1.Nn. “ANK ” mengatakan kalau daerahulu hatinya terasa panas dan terbakar

2.Nn.“ANK ” mengatakan kalau nyerinya hilang timbul jika epigastrium di Tekan

3 Nn.“ANK ” mengeluh sering merasa mual dan muntah DO:

1.Diagnosa medis dari Nn.“ANK ” adalah gastritis 2.Skala nyeri klien 7 dari skala (0-10)

3.Nyeri tekan pada daerah ulu hati (epigastrium)

Gangguan pola makan (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan dengan  pemenuhan nutrisi tidak adekuat

DS :

1.Nn.“ANK ” mengatakan sering merasa mual dan muntah 2.Nn.“ANK ” mengatakan kalau dia hilang selera makan 3.Nn.“ANK ” mengatakan sering merasa kenyang

DO :

Diagnosa Medis dari Nn.“ANK ” adalah Gastritis 2. Nn.“ANK ” tampak lemah dan tidak   berenergi 3. Kesadaran Nn.“ANK ” Composmentis

Konstipasi berhubungan dengan kurang aktifitas DS:

 Nn.“ANK ” mengatakan BAB dengan konsistensi feses keras

n.“ANK ” mengatakan lebih banyak berbaring di tempat tidur karena perut terasa sakit saat bergerak

DO:

(26)

4.

2. Auskultasi pada abdomen: peristaltik ± 4x/mnt

Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi DO:

 Nn.“ANK ” mengatakan bingung terhadap penyakitnya DS:

 Nn.“ANK ”  mengatakan hal yang dipikirkan terhadap penyakitnya adalah  penyakit jantung karena di ulu hati terasa perih, panas dan kemeng-kemeng.

(27)

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN 101.8680

Umur : 35 tahun Ruang

 Nama : Tn. “S” No.Reg : :

Bougenvile

NO. TGL/JAM DIAGNOSA

KEPERAWATAN TUJUAN/ KRITERIA HASIL INTERVENSI RASIO 1. 29 September 2012 Gangguan rasa nyaman (Nyeri)berhubungan dengan peradangan pada dinding mukosa lambung (gaster)

Rasa Nyeri klien  berkurang dengan tidak ada peradangan atau iritasi pada mukosa lambung Nn.“ANK ” dalam waktu 2 x 24 jam dengan kriteria: 1.Skala Nyeri  Nn.“ANK ” berkurang 2. Nn.“ANK ”  tidak merasanyeri pada epigastrium (uluhati) 3. Nn.“ANK ”  tidak meringis (tidak nyeri tekan abdomen)

1.Catat keluhan nyeri, termasuk lokasi,

lamanya, intensitas (skala 0-10)

2.Kaji ulang atau menurunkan faktor yangmeningkatkan nyeri

3.Berikan makanan sedikit tapi sering sesuai indikasi untuk pasien

4.Bantu latihan rentang gerak aktif /pasif

5.Berikan perawatan oral sering dan tindakan kenyamanan (pijatan punggung,  perubahan posisi)

Kolaborasi:

1.Berikan obat sesuai indikasi, misal : Antasida 2.Antikolinergik (misal : belladonna, atropin) 1.nyeri selaluada harus dengan  pasien sebelum dapat mendiag  perdarah terjadiny 2.memba membuat kebutuha 3.makan efek pen  juga kandung gaster.M mencega haluaran 4. kekakua sendi,me nyeri keti 5.Napas tertahany menimb makan

(28)

meningk  Gingiviti gigi dapa 1.menur  keasama absorbsi menetrali 2.diberik  tidur unt motilitas gaster,m  produksi memperl  pengoso menghila nokturnal

2. Gangguan pola makan:

kurang dari kebutuhan tubuh  berhubungan dengan  pemenuhan nutrisi

tidak adekuat

Pola Makan dari  Nn.“ANK ”  teratur dengan cukup memenuhi kebutuhan nutrisi dalam waktu 2 x 24 jam dengan kriteria:

1.Klien tidakmual

2.Klien tidak

merasa nyeri akibat gastritis atau iritasi dari mukosa lambung

1.Timbang berat  badan sesuaiindikasi

2.Aukultasibising usus 3.Berikan makanan dalam jumlah kecil dan dalam waktu yang sering dan teratur 4.Tentukan makanan yang Tidak membentuk gas. 5.Berikan  perawatan oral

teratur, sering dan teratur termasuk minyak untuk bibir 1.Menge keefektif  ataukebu menguba nutrisi 2.Memb menentu untuk atau berk  komplik  3.Menin  pencerna  pasien t yang dapat kerjasam makan 4.Dapat nafsu ma dan mem

(29)

nutrisi 5.Mence ketidakn mulut  bibir pec disebabk  oleh pem 3. Konstipasi berhubungan

dengan kurang aktivitas

BAB dari

 Nn.“ANK ”lancar dengan  bisa melakukan aktivitas (banyak gerak) ditempat tidur dalam waktu 2 x 24  jam dengan kriteria:

1.Feses lunak(normal) 2.Mudah prosesdefekasi

1.Ajarkan alih baring setiap 2 jam sekali 2.Anjurkan pada klien untuk minum banyak (10-12 gelas)

3.Anjurkan pada klien untuk makan tinggi serat (pepaya) 4.Kolaborasi  pemberian obat laksatif. 1.Banya  bisa mer   peristalti 2.Banya mencairk  3.Serat s untuk me  proses d serat bi konsiste 4.Untuk  proses de 4. Kurang  pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi

 Nn.“ANK ”  mengetahui masalah yang dia alami dengan memberikan informasi terhadap masalah dari Tn.S dalam waktu 1 x 24 jam dengan kriteria:

1 Nn.“ANK ”  tahu tentang penyakit dan tidak salah persepsi

2 Nn.“ANK ”  tidak  bingungterhadap masalahkesehatan yang diaalami 1.Kaji tingkat  pengetahuantentang  penyakitnya 2.Berikan pendidikan kesehatantentang  penyakitnya 3.Motivasi klienuntuk melakukan anjuran dalam pendidikan kesehatan 4.Beri kesempatan untuk klien bertanya tentang penyakitnya 1.Untuk sampai mana pe sehingga untuk memberi 2.Untuk informasi 3.Untuk semangat klien melakuk  untuk ke 4.Untuk  pengetah

(30)

CATATAN PERKEMBANGAN PERAWATAN

 Nama : Nn. “ANK ”

Umur : 22 tahun

Tanggal/jam Dx Implementasi Respon TTD

2 Juli 2017 / 10.00WIB

2Juli 2017/ 10.00 WIB

I - Menjelaskan pada pasien dan keluarga tentang penyebab nyeri pasien dalam  pelaksanaan asuhan keperawatan

Melibatkan keluarga pasien dalam  pelaksanaaan asuhan keperawatan

Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri Anjurkan makan porsi kecil tapi sering sesuai indikasi untuk pasien

Menganjurkan pasien untuk mengubah  posisi tiap 30 menit sekali

Melakukan kolaborasi dengan tim dokter dalam pemberian obat

elakukan pemeriksaan TTV T : 120/80 mmHg

RR : 20x/menit  N : 80x/menit

S : 37 C

Memberikan lingkungan yang tenang dan nyaman

Mengkaji skala nyeri dan lokasi nyeri Memberikan perawatan oral

menganjurkan tekhnik relaksasi dengan RR : 20x/menit

engkaji skala nyeri dan lokasi nyeri Memberikan perawatan oral

menganjurkan tekhnik relaksasi dengan nafas dalam

S: Pasien mengatakan nyeri perut sudah  berkurang setelah di

suntik.

O: pasien tamapak tenang dan tidak menyeringai A: Masalah teratasi

Sebegian

P : Anjurkan makan Porsi kecil tapi sering. Anjurkan kontrol di Poli Penyakit Dalam  bila sakit belum  berkurang / belum

sembuh

M.Sigit HZ

(31)

30

September 2012/ 10.00 WIB

menganjurkan px untuk mengubah  posisi melakukan observasi TTV T : 120/80 mmHg RR : 20x/menit  N : 80x/menit S : 37,3 C CATATAN KEPERAWATAN  Nama : Tn. “S” No.Reg : 101.8680 Umur : 35 tahun Ruang : Bougenvile

Tanggal/jam Catatan perawat TTD

29 September 2012/ 10.00WIB

Bina Hubungan Saling Percaya dengan px dan keluarga Memberikan makanan sedikit tapi sering

(32)

29 September 2012/ 19.00 WIB 30 September 2012/ 10.00 WIB Melakukan TTV

Infus RL 20 tpm (tetes per menit) Injeksi :

Cefo (1gr)

Ranitidine (2x1 mg) Oral :

Antasida (3x500 mg)

Memberikan makanan sedikit tapi sering Menganjurkan px untuk mengubah posisinya Mengajarkan teknik relaksasi pada px

Melakukan observasi TTV

Infus RL 20 tpm (tetes per menit) Injeksi :

Cefo (1gr)

Ranitidine (2x1 mg) Oral :

Antasida (3x500 mg)

Memberikan makanan sedikit tapi sering Menganjurkan px untuk mengubah posisinya Mengajarkan teknik relaksasi pada px

Melakukan observasi TTV

Infus RL 20 tpm (tetes per menit) Injeksi :

Cefo (1gr)

Ranitidine (2x1 mg) Oral :

Antasida (3x500 mg)

(33)

 Nama : Tn.“S” No.Reg : 101.8680

Umur : 35 tahun Ruang : Bougenvile

Tanggal/ jam 29 September 2012/10.00 WIB 29 September 2012 19.00 WIB 30 September 2012/ 10.00 WIB TTV T : 120/80 mmHg  N : 80x/menit RR: 20x/menit S : 37 C T : 110/70 mmHg  N : 84x/menit RR: 20x/menit S : 37,5 C T : 120/80 mmHg  N : 80x/menit RR: 20x/menit S : 37,3 C KDM : .Makan / minum .Eliminasi .Istirahat .Aktivitas .Personal Hygiene 1/4 porsi/4-5 gelas BAB 1x / BAK 5-6x 9jam -+ 1/4 porsi /5-6 gelas BAB 1x/4-6x 9jam + + ½ porsi/6-7 gelas BAB 1x / 3-5x 8jam + + Data fokus Perut terasa nyeri,

 panas, mual dan muntah

 Nyeri perut  berkurang, mual dan

muntah berkurang

Keadaan px membaik, nyeri  perut berkurang,

tidak mual dan muntah, nafsu makan bertambah Program Theraphy Infus RL 20 tpm

(tetes per menit) Injeksi : Cefo (1gr) Ranitidine(2x1 mg) Oral : Antasida (3x500 mg) Infus RL 20 tpm (tetes per menit)

Injeksi : Cefo (1gr) Ranitidine(2x1 mg) Oral : Antasida (3x500 mg) Infus RL 20 tpm (tetes per menit)

Injeksi : Cefo (1gr) Ranitidine(2x1 mg) Oral : Antasida (3x500 mg) Resume

(34)

EVALUASI

 Nama : Tn. “S” No.Reg : 101.8680

Umur : 35 tahun Ruang : Bougenvile

 No. Tanggal/jam Diagnosa Evaluasi 1 29

September 2012/10.00

Dx I DS:

.Tn. “S” mengatakan kalau daerahulu hatinya terasa nyeri, panas dan terbakar

.Tn.“S” mengatakan nafsu makannya berkurang .Tn.“S” mengeluh sering mual dan muntah

O : keadaan lemah

Makan / minum : 1/4 porsi/4-5 gelas T : 120/80 mmHg

 N : 80x/menit RR: 20x/menit S : 37 C

A : nyeri , masalah belum teratasi P : R dilanjutkan

 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)  Injeksi : Cefo (1gr) Ranitidine (2x1 mg)  Oral : Antasida (3x500 mg) 2 29 September DS:

(35)

2012/19.00 hatinya masih terasa nyeri.

.Tn.“S” mengatakan masih belum nafsu makan .Tn.“S” mengeluh sering merasa mual dan muntah

O : keadaan cukup

Makan / minum : 1/4 porsi /5-6 gelas T : 110/70 mmHg

 N : 84x/menit RR: 20x/menit S : 37,5 C

A : masalah teratasi sebagian P : R dilanjutkan

 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)  Injeksi : Cefo (1gr) Ranitidine (2x1 mg)  Oral : Antasida (3x500 mg) 3. 30 September 2012/10.00

.Tn. “S” mengatakan kalau nyerinya masih terasa di daerah ulu hati

.Tn.“S” mengatakan nafsu makannya sudah  bertambah

.Tn.“S” mengatakan sudah tidak merasa mual dan muntah

O : keadaan cukup

Makan / minum : ½ porsi/6-7 gelas T : 120/80 mmHg

 N : 80x/menit RR: 20x/menit S : 37,3 C

A : masalah teratasi sebagian P : R dilanjutkan

 Infus RL 20 tpm (tetes per menit)  Injeksi :

Cefo (1gr)

Ranitidine (2x1 mg)  Oral :

(36)

Antasida (3x500 mg)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Penyakit gastritis merupakan penyakit yang sering diderita oleh masyarakat yang  banyak disebabkan karena pola tingkah laku.

2. Untuk pencegahan penyakit gastritis dapat diatasi dengan perubahan kebiasaan-kebiasaan yang merusak kesehatan misalnya : minum alkohol, minum obat yang tidak terkontrol, pola makan yang tidak teratur.

3. Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan tetap harus mengacu pada ilmu, keterampilan dan kemampuan perawat untuk mengatasi masalah kesehatan klien.

4. Peran keluarga dalam perawatan dan pengobatan klien merupakan hal yang penting karena perbandingan jumlah perawat dengan pasien tidak seimbang dimana jumlah  pasien lebih banyak sehingga peran keluarga dapat menolong dalam memenuhi

kebutuhan klien.

Gastritis  atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro, yang berarti perut/lambung danitis yang berarti inflamasi/peradangan.Gastritis bukan merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di lambung yaitu Helicobacter pylori.

Gastritisbiasanya terjadi ketika mekanisme pelindung ini kewalahan dan mengakibatkan rusak dan meradangnya dinding lambung.

Gastritis yang terjadi tiba –  tiba (akut) biasanya mempunyai gejala mual dan sakit  pada perut bagian atas, sedangkan gastritis kronis yang berkembang secara bertahap  biasanya mempunyai gejala seperti sakit yang ringan pada perut bagian atas dan terasa  penuh atau kehilangan selera. Bagi sebagian orang, gastritis  kronis tidak menyebabkan

apapun.

Pada gastritis akut zat iritasi yang masuk ke dalam lambung akan mengiitasi mukosa lambung. Sedangkan pada gastritis kronik disebabkan oleh bakteri gram negatif Helicobacter pylori. Bakteri patogen ini (helicobacter pylori) menginfeksi tubuh seseorang

(37)

melalui oral, dan paling sering ditularkan dari ibu ke bayi tanpa ada penampakan gejala (asimptomatik).

B. Saran

 Diharapkan kita dapat menjaga lambung kita dari makanan dan minuman yang masuk ke tubuh agar tidak terinfeksi oleh bakteri Helicobacter pylori. Penyebab yang lain yang dapat menimbulkan gastritis adalah stres fisik, bila stres meningkat maka produksi HCL (asam lambung) yang mengakibatkan pH dalam lambung menjadi asam sehingga dapat merusak lapisan lambung, oleh karena itu disarankan untuk tidak menyepelekan stres tersebut.

  Dengan penjabaran mengenai pencegahan gastritis, diharapkan kita lebih berhati-hati terhadap makanan maupun faktor lain yang menyebabkan resiko infeksi pada lapisan lambung.

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes,Marilyn.E.dkk.2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI

Bruner & Sudart, (2002), Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Vol. 2, Edisi 8, EGC, Jakarta Allen, C.V, (1998),

 Memahami Proses Keperawatan (D engan Pendekatan Latihan),

Jakarta.

Keliat B.A, (1999),

Proses K eperawatan,

EGC ; Jakarta.

Long B.C, (1996),

Perawatan Medikal Bedah,

Edisi 1, Bandung

Luckmann’s, (1996),

Principlesp and Practice of Medical-Surgical Nursing,

United States of America.

Referensi

Dokumen terkait

TNF-α menyebabkan kaskade inflamasi terhadap infeksi, respons inflamasi berlebihan di mukosa gaster yang berhubungan dengan. inhibisi sekresi asam lambung dan

TNF-α menyebabkan kaskade inflamasi terhadap infeksi, respons inflamasi berlebihan di mukosa gaster yang berhubungan dengan inhibisi sekresi asam lambung dan kerentanan

Makanan asam juga mempengaruhi kejadian dispepsia karena tingginya asam menyebabkan peradangan serta erosi pada mukosa lambung sehingga dapat memunculkan gangguan dispepsia.Minuman