• Tidak ada hasil yang ditemukan

BULETIN PRIORITAS. Masyarakat Puldama berkumpul di depan gedung sekolah.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BULETIN PRIORITAS. Masyarakat Puldama berkumpul di depan gedung sekolah."

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BULETIN PRIORITAS

Daftar Isi:

Sepenggal Cerita dari Kabupaten

Yahukimo 1

Pelatihan Guru di Ibu Kota

Yahukimo 2

Catatan Redaksi 2

Semangat Menimba Ilmu demi

Berbagi Ilmu 3

Testimoni: Memiliki Kasih dan

Setia dalam Mengajar Calistung 3 Proses Berkelanjutan

Pelatihan-Pendampingan Guru 4

Testimoni: Konsistensi

Membuat Disiplin dan Teratur 4 Kemampuan Pelatih Terus Diasah Melalui Pelatihan Rutin 5

Kesan tentang ToT 6

BPKP Menginspirasi Guru Menjadi

Lebih Kreatif 6

STKIP Kristen Wamena Meningkatkan Kompetensi

Mahasiswa Calon Guru 7 Program PPL dan PKL untuk

Mahasiswa STKIP KW 8 Penerapan Program di SD YPPK

Bunda Maria Pikhe 9

Lensa Prioritas 10

GIDI, Melalui YASUMAT Ikut

Peduli Calistung 12

Volume 2/I/2015

Tenaga Kependidikan, dan Siswa

Media Informasi dan Penyebarluasan Praktik Pendidikan Dasar yang Baik di Provinsi Papua

Sepenggal Cerita dari Kabupaten

Yahukimo

J

angan bayangkan sarana dan prasarana pendidikan di Kabupaten Yahukimo sudah baik. Di beberapa daerah di Yahukimo, kita dapat dengan mudah menemukan bangunan lama yang sudah lapuk dijadikan sebuah sekolah. Untung saja semangat belajar tidak ikut lapuk. Salah satu contohnya adalah bangunan sekolah di Puldama yang terbuat dari

kayu buah dan beratapkan alang-alang. Walaupun begitu, semangat belajar mereka sangat tinggi.

Kita percaya tidak ada kata terlambat untuk belajar. Di Soya, banyak orang yang belum mendapat pendidikan layak di masa kecil mereka. Salah satu sekolah mitra Yasumat adalah SD Inpres Soya yang terletak di perbatasan Kabupaten Yahukimo dan Pegunungan Bintang. Banyak siswa SD Inpres Soya yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, namun mereka tetap semangat untuk belajar calistung.

Berbeda halnya dengan yang terjadi di SD Paralel Ngergen. Saat tim Yasumat datang dan mengadakan tes membaca, kami menemukan sebagian besar anak kelas 1 SD sudah dapat membaca. Setelah kami amati, hal ini dapat terjadi karena keaktifan guru-guru di SD Paralel Ngergen yang rajin mengajar menggunakan Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) yang telah diberikan pada kunjungan tim Yasumat sebelumnya. (Kayus)

Masyarakat Puldama berkumpul di depan gedung sekolah.

(2)

Catatan Redaksi

S

aya sangat bersyukur atas buletin yang dipublikasikan oleh YKW secara rutin. Informasi kegiatan-kegiatan pembangunan sumber daya manusia di Papua, khususnya dalam bidang pendidikan dasar di Pegunungan Tengah ini dapat tersebar luas melalui Buletin Prioritas.

Pada buletin edisi kedua ini, kita dapat melihat kegiatan-kegiatan yang dilakukan Yayasan Kristen Wamena (YKW) dan Yayasan Untuk Masyarakat Terpencil (Yasumat) dalam program pelatihan guru dan pendistribusian BPKP yang bekerja sama dengan USAID PRIORITAS.

Program kerja sama seperti ini sangat penting dilakukan karena pendidikan bukan tanggung jawab satu atau dua orang saja. Untuk mengembangkan pendidikan, ada pihak-pihak yang saling terkait, yaitu pemerintah, organisasi nonpemerintah, tenaga pendidik, bahkan orang tua. Jika pihak-pihak tersebut saling bergandeng tangan dan bekerja sama, pendidikan akan menjadi semakin baik.

Dalam hal ini YKW telah bekerja sama dengan berbagai pihak, baik tenaga pendidik di sekolah-sekolah mitra, orang tua anak didik, pemerintah, dan organisasi nonpemerintah. Salah satunya kerja sama dengan USAID PRIORITAS. Program kerja sama ini sejalan dengan visi YKW dan sangat mendukung dalam upaya meningkatkan kemampuan calistung (baca, tulis, hitung) anak di kelas awal SD.

Program ini baru berjalan hampir satu tahun, dan tentu saja belum membuahkan hasil yang maksimal. Saya berharap program ini dapat terus dilanjutkan untuk pengembangan pendidikan di Papua, khususnya di Kabupaten Jayawijaya.

Pdt. Peres Nekwek, M.Th Sekretaris Badan Pengurus

Yayasan Kristen Wamena

Pelatihan Guru di Ibu Kota Yahukimo

P

ada 17 sampai 20 November 2014, tim

Yasumat mengadakan pelatihan guru dan kepala sekolah di Dekai, Kabupaten Yahukimo. Pelatihan yang diadakan di aula kantor Gereja Injili di Indonesia (GIDI) wilayah Yahukimo ini diikuti oleh guru dan kepala sekolah yang mengajar dalam dan luar Kota Dekai.

Suasana menyenangkan terbentuk dalam pelatihan tahap pertama ini. Peserta bersama-sama menyanyikan lagu-lagu dan memainkan beberapa

permainan yang ada dalam Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP). Selain itu, peserta juga dibekali dengan konsep pembiasaan Bahasa Indonesia dan Matematika (dinding Bahasa dan dinding Matematika), format BPKP, dan cara penggunaan BPKP yang tepat. Peserta juga diberi kesempatan untuk praktik mengajar RPP yang ada dalam BPKP agar bisa lebih paham.

Suasana serius tappi santai terbangung dengan baik selama lima hari pelatihan. Sudarsono dan Radja Doly sebagai perwakilan dari USAID PRIORITAS dan Yayasan Kristen Wamena juga ikut hadir dalam pelatihan ini. (Kayus)

Peserta praktik mengajar Matematika menggunakan

buku cerita dari BPKP.

Peserta mendiskusikan RPP yang akan diajarkan dalam

(3)

Semangat Menimba Ilmu demi Berbagi Ilmu

S

emangat dan kemauan belajar menjadi motivasi guru-guru dan kepala sekolah untuk berkumpul lagi di ruang pelatihan Yayasan Kristen Wamena (YKW) pada 27 Oktober sampai 7 November 2014. Dalam pelatihan tahap kedua yang diadakan oleh YKW PRIORITAS ini, guru-guru dan kepala sekolah terlihat lebih antusias untuk saling berbagi dan belajar.

Di hari pertama pelatihan, peserta membagikan pengalaman mengajar setelah mencoba menerapkan metode-metode yang telah dipelajari di pelatihan tahap pertama dan penggunaan Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP). Setelah itu, peserta diberi kesempatan untuk mengamati proses belajar mengajar di kelas 1, 2, dan 3 di SD Koinonia yang menggunakan BPKP. Dari situ peserta diminta untuk bersama-sama memberikan evaluasi dan umpan balik.

Pelatihan terasa semakin hidup saat peserta berbagi tentang keadaan kelas masing-masing. Sebagian besar guru-guru belum menerapkan peraturan kelas dengan konsisten, bahkan masih ada yang belum memiliki peraturan kelas. Melihat itu, pelatih mengajak peserta untuk bersama-sama memikirkan peraturan yang cocok untuk masing-masing kelas dan menuliskannya di atas kertas A0. “Kami berharap dengan membuat peraturan kelas bersama-sama dan menulisnya, guru punya peraturan di kelas masing-masing dan menerapkannya dengan konsisten,” ujar Agustina, pelatih dari YKW.

Selain itu, peserta juga diajak bersama-sama membuat alat peraga dari bahan-bahan yang ada. Alat peraga itu kemudian dipakai untuk praktik mengajar di SD Koinonia. Seusai pelatihan, guru-guru boleh membawa peraturan kelas dan alat peraga yang telah dibuat untuk digunakan di sekolah masing-masing. (JP)

“S

ejak saya dapat pelatihan dari YKW, saya langsung pakai BPKP untuk mengajar. Hasilnya sangat baik. Anak-anak lebih cepat paham cerita dari bahasa dalam BPKP karena bahasa yang dipakai adalah bahasa sehari-hari anak-anak. Dari 26 anak, sekarang tinggal 4 anak saja yang belum lancar baca, tulis, hitung (calistung)

Saya sebagai guru berharap guru-guru lain paham pentingnya calistung untuk anak-anak. Kalau anak-anak belum bisa calistung, berarti guru belum berhasil. Bagaimana untuk berhasil? Kuncinya hanya dua: guru itu harus mengasihi anak-anak didiknya, dan harus setia dalam mengajar.” (GR/JP)

Memiliki Kasih dan Setia dalam Mengajar Calistung

Aser Tabuni Guru SD Inpres Siepkosi

Horsalina (SD Inpres Megapura) praktik mengajar di dalam kelas SD Koinonia.

Peserta pelatihan membuat peraturan kelas.

(4)

Proses Berkelanjutan Pelatihan-Pendampingan Guru

“K

ami berterima kasih sekali YKW mau datang ke sekolah. Kami bisa lihat BPKP lagi sama-sama. Kami juga masih bingung cara pasang alat peraga yang diberikan, jadi waktu bapak dan ibu ini datang, kami pasang sama-sama,” kata Yulianus Wilil dari SD YPPK Mulima saat tim pelatih YKW mengunjungi sekolahnya untuk pendampingan.

Pendampingan menjadi satu bagian penting dalam program YKW PRIORITAS setelah melakukan pelatihan guru dan kepala sekolah. “Jika tidak didampingi, guru-guru mungkin akan bingung dan lupa untuk menerapkannya di dalam kelas,” ujar Nugroho, salah satu pelatih dari YKW. Melalui pendampingan yang dilakukan tim pelatih YKW, dapat diketahui kendala dan kesulitan yang guru hadapi dalam menerapkan materi pelatihan.

Di beberapa sekolah mitra, seorang guru harus mengajar kelas rangkap sehingga cukup menyulitkan untuk fokus mengajar calistung di satu kelas. Untuk mengatasi hal ini, tim pelatih juga ikut membantu mengajar supaya guru bisa lebih fokus mengajar di kelasnya.

Selain itu, tim pelatih melakukan in-house training dengan simulasi mengajar di dalam kelas menggunakan BPKP dengan diamati oleh guru kelas. Setelah dirasa cukup, tim pelatih akan melihat guru-guru mengajar menggunakan BPKP.

Seusai mengajar, guru-guru akan mendapat kesempatan untuk berdiskusi dengan pelatih. Guru dan pelatih akan bersama-sama melihat kembali proses belajar mengajar yang baru saja selesai; hal apa saja yang sudah baik dilakukan dan apa yang perlu

dikembangkan lagi.

Pendampingan ini akan terus dilakukan sepanjang program YKW PRIORITAS untuk membantu guru-guru mengajar lebih baik. Hasil pendampingan dicatat oleh tim pelatih sehingga akan terlihat perkembangan yang dialami oleh guru-guru yang telah dilatih. (JP)

Konsistensi Membuat Disiplin dan Teratur

“K

ami baru punya SD kelas 1 tahun ini, dan di awal ajaran kami bingung mau pakai buku apa. Kemudian ada pelatihan dari YKW yang mengenalkan kami dengan BPKP. Kami langsung coba pakai BPKP untuk mengajar kelas 1. Hasilnya anak-anak bisa mengikuti pelajaran dengan baik dan senang belajar.

Selain itu, pelatihan dari YKW sangat membantu terutama dalam penanganan kelas. Kami baru sadar bahwa kami belum konsisten menerapkan peraturan kelas, misalnya kebiasaan anak-anak angkat tangan saat mau bicara. Sekarang kami mulai konsisten menerapkan itu supaya anak-anak disiplin dan teratur.” (GR/JP)

Nerina Heluka Kepala Sekolah Sinar Baliem

Proses pendampingan di SD YPPK Mulima

Proses pendampingan di SD Alfa Agape

(5)

Kemampuan Pelatih Terus Diasah Melalui Pelatihan Rutin

S

ama seperti pisau, ilmu yang tidak teratur diasah akan menjadi

tumpul. Oleh karena itu, seorang pelatih perlu mendapatkan pelatihan untuk mengembangkan dan menambah kemampuannya. YKW PRIORITAS mengadakan training of trainers (pelatihan pelatih) secara berkelanjutan. Training of trainers kedua diadakan pada 24 sampai 30 September 2014. Pelatihan ini diikuti oleh enam belas pelatih dari Yayasan Kristen Wamena (YKW), dan Yayasan Untuk Masyarakat Terpencil (Yasumat) serta seorang pelatih dari Yayasan Ob Anggen, Tolikara.

Peserta pelatihan mendapat kesempatan memperdalam konsep-konsep penting yang digunakan dalam Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP). Selain itu, melihat bahwa para pelatih akan banyak berkomunikasi dengan guru-guru, maka dalam pelatihan ini mereka dibekali pengetahuan tentang cara berkomunikasi secara dewasa.

Yohanes Elopere, salah satu pengawas Sekolah Dasar di Kabupaten Jayawijaya, bergabung dalam pelatihan ini untuk berdiskusi mengenai sistem penilaian terhadap kinerja guru. Koordinator pengawas sekolah Kabupaten Jayawijaya, Jonat Goris juga membagikan tentang supervisi akademik pada peserta.

Kegiatan Training of trainers ketiga yang diadakan pada 8 sampai 12 Desember 2014 dan tidak hanya pelatih dari YKW dan Yasumat saja yang ikut serta tetapi juga dua orang pendamping sekolah dari Wahana Visi Indonesia (WVI). Beberapa guru dari SD Koinonia juga mengikuti pelatihan ini untuk memperkaya pengetahuan tentang kurikulum 2013 yang disampaikan oleh Ida C. Trisia selaku anggota tim fasilitator kurikulum 2013 Kabupaten Jayawijaya.

Paul Wetipo, seorang aktivis pendidikan juga diundang untuk berbagi pengalamannya di dunia pendidikan, khususnya di Papua.

Dia berbicara tentang apa peran seorang pelatih dalam mempersiapkan aset yang berharga untuk masa depan melalui pendidikan dan pentingnya sikap yang baik sebagai tenaga pendidik.

Selain itu, peserta juga diperkaya dengan teknik dasar fotografi untuk menghasilkan gambar yang baik dan mampu bercerita. Setelah mengetahui teori fotografi, peserta diminta praktik mengambil foto. Dengan demikian diharapkan peserta dapat membuat dokumentasi yang baik.

Para peserta juga mempelajari penyusunan materi presentasi dan modul yang baik sebagai pegangan dalam pelatihan-pelatihan selanjutnya. Mereka membuat atau memperbaiki presentasi menggunakan PowerPoint dan modul, kemudian mempresentasikannya di depan peserta lain. (JP)

Praktik komunikasi dengan orang dewasa

Praktik mengajar menggunakan RPP dalam BPKP

Simulasi proses belajar mengajar menggunakan kurikulum 2013 oleh Ida C. Trisia (tim

(6)

“Materi training of trainers tahap ketiga sangat variatif. Tidak hanya melengkapi pengetahuan saja, tetapi juga menambah motivasi untuk tetap membantu guru-guru mengembangkan pendidikan di Pegunungan Tengah”

Kesan tentang ToT

Arniati Kogoya Pelatih YKW

“Teman-teman pelatih dari YKW, Yasumat, dan WVI terlihat bersemangat untuk saling berbagi dan belajar. Saya mendapat pengetahuan lebih tentang kurikulum 2013 dan mendapat suntikan semangat untuk terus melakukan pendampingan kepada guru-guru sekolah mitra.” Antoneta Maghonaga Koordinator Program Yasumat Boas Mabel Pendamping sekolah WVI

“Saya belajar banyak dari training of trainers, seperti tentang perencanaan dan evaluasi kegiatan, cara pengambilan gambar yang benar dan terutama cara mengajar baca, tulis, hitung (calistung) yang tepat. Saya harap pelatihan ini teratur diadakan karena YKW, Yasumat, dan WVI merupakan pihak-pihak yang bisa membantu kemajuan pendidikan di Pegunungan Tengah.”

BPKP Menginspirasi Guru Menjadi Lebih Kreatif

P

endidikan di Papua masih perlu dikembangkan dan diperbaiki. Kenyataan bahwa masih banyak anak yang belum menguasai calistung bahkan hingga lulus SD cukup memprihatinkan. Kegiatan belajar mengajar di kelas dilakukan satu arah (anak-anak hanya mendengar guru ceramah) sehingga membuat siswa bosan, bikin kacau, dan tidak suka belajar. Masalah-masalah tersebut membuat proses belajar mengajar tidak optimal.

Banyak model pembelajaran yang bisa diterapkan di kelas agar bisa mewujudkan pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan. Namun masih banyak guru yang sulit menerapkannya dalam kegiatan belajar mengajar. Ditambah lagi guru-guru kesulitan menggunakan materi dari buku paket yang diberikan pemerintah karena tidak sesuai dengan kondisi anak-anak di Papua.

Dengan adanya Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) yang disusun oleh YKW, guru-guru mendapat bantuan yang diperlukan. BPKP menyediakan langkah-langkah pembelajaran dalam bentuk RPP di buku panduan guru dengan sangat detail dan jelas. Dengan BPKP, guru tidak perlu lagi membuat RPP. Guru tinggal menerapkan langkah-langkah tersebut di dalam kelas. Di BPKP juga sudah ada cara-cara yang inovatif agar suasana kelas lebih menyenangkan. Motivasi terangkum dalam langkah pembukaan yang bisa menarik minat belajar siswa dan sangat membantu guru dalam mengajar.

BPKP memberi inspirasi agar guru lebih kreatif dalam mengajar. Guru dibantu untuk bisa menciptakan suasana belajar sambil bermain. Guru bisa mengajak anak-anak bernyanyi sesuai materi pembelajaran karena di dalam BPKP sudah dilengkapi dengan berbagai lagu yang mudah diingat. Selain itu, ada permainan -permainan kecil yang membuat anak-anak lebih antusias dalam belajar sehingga materi pembelajaran bisa tersampaikan dengan baik. Dengan itu, anak-anak lebih lama mengingat apa yang dipelajarinya dan tujuan pembelajaran bisa tercapai dengan baik. (Haritsah Salim)

Haritsah Salim Guru SM3T di SD

(7)

STKIP Kristen Wamena Meningkatkan Kompetensi

Mahasiswa Calon Guru

S

ekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Kristen Wamena memiliki tujuan untuk menghasilkan lulusan yang mampu dan bersedia untuk menjadi guru yang berkarakter dan berkomitmen untuk pendidikan di Pegunungan Tengah Papua. Untuk mewujudkan tujuan ini, inti pembelajaran di STKIP Kristen Wamena adalah program praktik lapangan (PPL). Program kerja sama YKW dan USAID PRIORITAS mendukung pelaksanaan kegiatan PPL di STKIP Kristen Wamena. Kegiatan PPL mampu meningkatkan kemampuan mahasiswa yang akan menjadi guru.

Kegiatan PPL adalah salah satu keunggulan STKIP Kristen Wamena. Pada semester 1 dan 2, mahasiswa belajar tentang prinsip-prinsip pendidikan dan metode pembelajaran yang baik. Mahasiswa juga diajak untuk menganalisis permasalahan-permasalahan pendidikan di Pegunungan Tengah. Atas dasar ini, mahasiswa mulai saling mengajar dalam kelompok (micro teaching) dengan bimbingan dosen.

Dari semester 3 sampai 6, mahasiswa ditempatkan di sekolah-sekolah mitra YKW PRIORITAS dan sekolah-sekolah yang bukan mitra untuk mengajar. Jadi melalui kegiatan PPL STKIP Kristen Wamena, jumlah sekolah yang menerima manfaat dari program kerja sama YKW dan USAID PRIORITAS lebih dari 20 sekolah mitra. Di semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 ini, STKIP Kristen Wamena mengirimkan mahasiswa PPL ke 4 sekolah yang bukan merupakan mitra program YKW PRIORITAS.

Dalam kegiatan PPL, mahasiswa mengajar sesuai jadwal sekolah satu hari per minggu. Mahasiswa STKIP KW dibekali untuk memakai BPKP dan menerapkan pengajaran kontekstual di sekolah setempat. Fokus dari program PPL adalah menyiapkan mahasiswa untuk mengajar, bukan hanya sesuai bidangnya (jurusan pendidikan Bahasa Inggris atau pendidikan Matematika), tapi juga di luar bidangnya khususnya di tingkat SD, seperti IPS, IPA, Pendidikan jasmani dan kesehatan, Agama, dan Bahasa Indonesia. Hal ini dilakukan karena melihat kurangnya guru bidang studi di sekolah-sekolah. Keadaan ini mengakibatkan guru-guru yang berada di sekolah untuk mengajar beberapa mata pelajaran, walaupun tidak sesuai dengan bidang mereka. Setiap mahasiswa dibimbing oleh dosen pembimbing STKIP KW. Setiap minggu dosen pembimbing mengamati mahasiswa saat mengajar. Setelah pengamatan, dosen pembimbing memberikan umpan balik kepada mahasiswa, serta memberikan formulir penilaian. Setiap mahasiswa wajib untuk membuat portofolio, terdiri dari rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), evaluasi oleh mentor dan dosen, dan evaluasi diri. Portofolio ini diberikan kepada koordinator PPL setiap bulan untuk menjadi pertimbangan dalam penilaian. Mahasiswa yang tidak memenuhi persyaratan PPL atau tidak memiliki kemampuan dan keterampilan mengajar sesuai tingkat yang diharapkan, tidak diperbolehkan untuk melanjutkan PPL di semester selanjutnya, tapi diharuskan mengulang PPL di semester awal. Aturan seperti ini sangat penting untuk menjamin mutu lulusan STKIP KW yang akan menjadi guru. Oleh karena itu STKIP KW benar-benar menggarisbawahi moto kampus: Dari STKIP Kristen Wamena kita membangun pendidikan di Papua.

(Pieter)

Pieter van der Wilt Pembantu Ketua 1 STKIP Kristen Wamena

(8)

Kegiatan PPL dan PKL untuk Mahasiswa STKIP KW

U

ntuk mencapai visinya, Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen Wamena (STKIP KW) memiliki program praktik lapangan (PPL) dan praktik kerja lapangan (PKL). PPL dirancang bertahap mulai dari PPL 1 (semester 3) sampai PPL 4 (semester 6), dan PKL (semester 8). Sebelum mahasiswa melakukan PPL dan PKL di sekolah mitra, mereka dibekali konsep dan pemahaman LASTS (learner centered, action with

reflection, solving problem, team work and self discovery) dan micro teaching di semester 1 dan 2.

Pada PPL 1 dan 2, mahasiswa mengajar SD kelas 1 sampai 3 dengan mata pelajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing sekolah.

Densi Natasian Koordinator PPL STKIP

Kristen Wamena

Sedangkan pada PPL 3, mahasiswa mengajar pokok materi sesuai jurusan mereka (Matematika atau Bahasa Inggris) di tingkat SD. Untuk PPL 4 mahasiswa mengajar di tingkat SMP dan SMA. Pada semester 8 mahasiswa melakukan PKL di sekolah mitra di kampung dan tinggal di kampung tersebut selama 2 bulan penuh.

Dalam melakukan PPL dan PKL, mahasiswa akan dibantu oleh dosen pembimbing untuk melakukan pengamatan dan evaluasi dalam pengembangan pengetahuan, sikap, moral, dan keterampilan mahasiswa. Selain itu, mahasiswa diberi kesempatan untuk belajar dari teman mahasiswa lain saat mengajar.

Program PPL dan PKL ini, selain untuk mengembangkan mahasiswa, juga memberi dampak positif pada sekolah mitra. Guru kelas di sekolah mitra merasa terbantu dalam mengajar, terutama dalam mata pelajaran Bahasa Inggris dan Matematika. Tim PPL berencana untuk PPL 1 dan 3 selanjutnya akan difokuskan pada sekolah mitra di pinggiran dengan menggunakan BPKP sehingga dapat memberi dampak yang lebih besar dalam pendidikan di Pegunungan Tengah khususnya untuk kemampuan calistung. (Densi)

Mahasiswa PPL dari Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Kristen Wamena sedang

mengajar di

SD Inpres Siepkosi (1 dan 2) dan SD YPPK St. Yusuf (3).

1 2

(9)

Penerapan Program di SD YPPK Bunda Maria Pikhe

P

ada November 2014, tim USAID PRIORITAS melakukan supervisi kepada mahasiswa program praktik lapangan (PPL) dari STKIP Kristen Wamena di beberapa sekolah di Wamena, salah satunya di SD YPPK Bunda Maria Pikhe, Wamena. Supervisi ini dilaksanakan bersama dengan pengelola program USAID PRIORITAS dari Yayasan Kristen Wamena. Ada banyak hal menarik yang didapatkan, diantaranya penerimaan program di sekolah dan fenomena penggunaan kurikulum dalam pembelajaran.

Ibu Selviana Ukago, Kepala SD YPPK Bunda Maria Pikhe Wamena menuturkan tentang manfaat program yang dikembangkan YKW dalam membantu perbaikan pendidikan di Jayawijaya. “Program ini sangat membantu sekolah yang mau maju, terutama yang berkaitan dengan kebingungan para guru menggunakan kurikulum 2013. Kita tidak bisa mengelola pembelajaran seperti tahun-tahun yang sudah lewat, kita mesti berubah. YKW, yang mengembangkan kurikulum sesuai situasi Papua, membantu para guru mengajarkan membaca secara cepat, dan terus terang saya sangat senang.” Ibu Kepala Sekolah juga mengakui bahwa pelatihan yang dilaksanakan oleh YKW juga sangat berkesan, terutama yang berkaitan dengan metode mengajar kelas awal, bahkan teman-teman guru kelas tinggi yang mendengar cerita teman yang telah mendapatkan pelatihan ingin juga mendapatkan kesempatan ikut dalam pelatihan.

Terhadap Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) yang dibagikan, sekolah ini merespons dengan sangat baik. Pembelajaran mengikuti tahapan-tahapan yang sudah ditentukan dalam buku itu sehingga guru tinggal menyiapkan kreasi mengajar dan menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan.

Satu hal yang cukup baik ditemukan dari supervisi ini adalah kemampuan anak-anak kelas 2 dalam membaca. “Memang belum semua anak kelas 2 bisa membaca, namun sudah banyak yang bisa. Kami akan memberlakukan tahan kelas bila memang ada anak yang tidak bisa naik kelas,” demikian penjelasan Ibu Selvi. (Sudarsono)

Selvina Ukago Kepala Sekolah Dasar YPPK Bunda Maria Pikhe

Mahasiswi PPL dari STKIP Kristen Wamena mengajar di SD

(10)

Lensa Prioritas

2

Simulasi mengajar oleh pelatih YKW sebagai bagian dari in-house training di

SD Inpres Minimo.

1

2

1

Penyaluran Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) ke SD YPPK Elagaima dan

SD Inpres Kulagaima. Haritsah Salim (Guru SM3T di SD YPPGI Hitigima) praktik mengajar dalam pelatihan tahap 2.

(1) Anak-anak di SD YPPGI Pugima belajar Matematika; (2) Anak-anak kelas 2 SD Inpres Wesaput menggunakan pion untuk belajar Matematika; (3) Kornelia Yuow mengajar bunyi huruf “b” kepada

anak-anak kelas 1 SD YPPK Yiwika; (4) Horsalina mendampingi anak didiknya di SD Inpres Megapura untuk menyelesaikan tugas; (5) Anak kelas 2 SD Inpres Megapura serius mengerjakan

tugas yang diberikan.

4 5

3

2 1

Kegiatan dalam training of trainers tahap 3: (1) Menyusun modul dan bahan presentasi dengan format yang telah disepakati, (2) Belajar teknik fotografi untuk menghasilkan foto dengan pencahayaan dan sudut pengambilan yang baik, (3) Martijn van Driel menjelaskan hubungan penerapan Kurikulum 2013 dan BPKP, (4) Membangun kerja sama tim melalui

permainan.

(11)

Lensa Prioritas

1 5 6 2 4 3

Kegiatan dalam pelatihan guru tahap 1 di Dekai, Kabupaten Yahukimo oleh tim

Yasumat: (1) Penjelasan cara menggunakan kartu huruf, kata, dan

gambar dalam dinding Bahasa, (2) Diskusi materi yang akan disampaikan dalam praktik mengajar menggunakan RPP dalam BPKP, (3) dan (4) Praktik mengajar honai hari, salah satu materi

dalam dinding Bahasa, (5) Praktik mengajar RPP dalam BPKP, (6) Menggambar angka pada punggung

teman sebagai salah satu cara mengajar menulis angka pada

anak-anak.

2 1

3

SD Inpres Lolat: (1) Ruangan yang beralaskan batu menjadi tempat belajar, (2) dan (3) Suasana belajar dalam kelas, (4) Seorang anak mencoba

menjawab pertanyaan di papan tulis.

4

Pelatihan guru di Puldama: (1) Penataan BPKP yang akan dibagikan kepada peserta,

(2) Penjelasan tentang BPKP.

1

(12)

Buletin PRIORITAS diterbitkan oleh YKW, Yasumat, dan USAID PRIORITAS sebagai media

penyebarluasan informasi dan praktik yang baik dalam bidang pendidikan. USAID PRIORITAS adalah program lima tahun yang didanai oleh USAID, dirancang untuk meningkatkan akses pendidikan dasar berkualitas di Indonesia.

USAID PRIORITAS bekerja sama dengan YKW dan Yasumat selama dua tahun (2014 s.d. 2016) mengimplementasikan program peningkatan mutu pendidikan dasar di Provinsi Papua. Isi dari buletin ini bukan

mempresentasikan pendapat resmi dari USAID maupun pemerintah Amerika Serikat. Informasi hubungi: Yayasan Kristen Wamena, Jalan Jenderal Sudirman, Potikelek, Wamena,

Kabupaten Jayawijaya, Papua. Kode Pos 99511 HP. 0821 9881 1655

email: yayasankristenwamena@yahoo.com website: www.prioritaspendidikan.org

GIDI, Melalui YASUMAT Ikut Peduli Calistung

P

rogram pelatihan guru yang berfokus pada kemampuan baca tulis hitung (calistung) ini sangat bagus. Kami mendukung upaya yang dilakukan oleh Yasumat bersama USAID PRIORITAS dan YKW. Gereja Injili di Indonesia (GIDI) mempunyai perhatian untuk mempersiapkan pendidikan bagi hamba-hamba Tuhan sampai ke tingkat Strata 1. Pada tahun 2015 ini, GIDI memiliki program untuk mengirimkan 15 orang untuk menempuh pendidikan sampai tingkat strata 1. Untuk mencapai hal tersebut kita harus memperhatikan pendidikan dimulai dari awal (dasar). Mau sekolah apapun, baik Teologia atau nonTeologia tetap harus bisa baca tulis hitung. Oleh karena itu kami sangat mendukung dan mengapresiasi program pelatihan guru kelas awal yang berfokus pada calistung Yasumat bersama USAID PRIORITAS dan YKW. Buku Paket Kontekstual Papua (BPKP) juga sangat baik karena dapat membantu guru-guru dengan bahasanya yang sangat sederhana.

Selama ini GIDI selalu mendukung Yasumat di dalam berbagai macam programnya. Dalam hal ini, Yasumat berperan sebagai perpanjangan tangan untuk menjangkau dan melayani masyakat Papua yang terpencil, baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sosial. Melalui kerjasama program pendidikan yang dilakukan Yasumat bersama dengan USAID PRIORITAS dan YKW sekarang ini bisa jadi harapan baru untuk mempersiapkan anak-anak di Yahukimo dan Papua pada umumnya untuk masa depan. Dengan pendidikan yang baik diharapkan nanti di Papua bisa muncul pemimpin-pemimpin masa depan yang baik dan profesional.

Dalam pendidikan anak, guru-guru mempunyai peranan yang penting. Harapan kami bahwa guru-guru rajin mengajar dan setia pada panggilannya untuk anak-anak. Moralitas guru harus dijaga dan jadi contoh. Kalau guru baik, maka murid juga akan jadi baik. Selain itu orang tua juga harus mendukung pendidikan anak. Pendidikan itu mulai dari keluarga. Orang tua harus setia mendidik anak dan memberi contoh yang baik. Kami berpesan pada anak-anak, mereka harus rajin belajar dan jadi anak yang dengar-dengaran (mendengarkan dan mengikuti nasihat atau perkataan) kepada guru dan orang tua. Kita juga harus bisa menjaga pergaulan anak. Itu adalah salah satu tantangan. Misalnya, jangan sampai anak yang tidak biasa ucap kata-kata kotor karena pergaulan yang salah jadi bisa ikut ucap kata-kata kotor. Kita harus memberi contoh yang baik. Untuk itu, mari kita semua saling bekerjasama untuk mendidik anak-anak kita demi generasi masa depan di Papua. (RD)

Ev. Aminus Bahabol, S.Th Bendahara 1 GIDI Wilayah Yahukimo

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian secara keseluruhan menunjukkan gambaran tentang Kontrol Diri atau Self-Control pada mahasiswa Unika Soegijapranata berdasarkan pilihan Program Studi

tiga triagulasi dalam keabsahan data yaitu, triagulasi sumber, triagulasi teknik.. dan triagulasi

Skala Pengungkapan Emosi Marah yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala pengungkapan emosi marah yang dibuat oleh peneliti dan telah disahkan oleh dosen

Peran yang strategis tersebut terutama disebabkan oleh fungsi utama bank sebagai suatu wahana yang dapat menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat secara efektif dan

Kajian telah dijalankan terhadap jenama destinasi Indonesia dan Malaysia, iaitu: Indonesia Ultimate in Diversity, Wonderful Indonesia, Visit Indonesia Year 2008, Malaysia

Pnda penelitian ini dilnkuknn studi ekstraksi protein de- ngan berbngni v a riasi pe~banding~n bahan dengan pelarut air, va- riasi lama waktu ekstrnksi dan variasi

Pada penelitian ini, dirancang sebuah sistem steganografi dengan metode Modified Enhanced Significant Bit (MELSB)untuk menyisipakan pesan berupa teks dengan format *.txt

Si suami yang berkewarganegaraan Indonesia dapat beralih mengikuti kewarganegaraan isterinya (Warga Negara Asing), hal ini diatur dalam Pasal 26 ayat (2) Undang – Undang Nomor 12