• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENYESUAIAN DIRI ANAK DALAM KELUARGA PASCA PERCERAIAN DI NAGARI AMPANG KURANJI KEC KOTO BARU KAB DHARMASRAYA. Jurnal. Oleh : MUTIA EVANI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENYESUAIAN DIRI ANAK DALAM KELUARGA PASCA PERCERAIAN DI NAGARI AMPANG KURANJI KEC KOTO BARU KAB DHARMASRAYA. Jurnal. Oleh : MUTIA EVANI"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENYESUAIAN DIRI ANAK DALAM KELUARGA PASCA PERCERAIAN DI NAGARI AMPANG KURANJI

KEC KOTO BARU KAB DHARMASRAYA

Jurnal

Oleh : MUTIA EVANI

10070288

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU KEPENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG 2014

(2)

PENYESUAIAN DIRI ANAK DALAM KELUARGA PASCA PERCERAIAN DI NAGARI AMPANG KURANJI

KEC KOTO BARU KAB DHARMASRAYA Oleh :

Mutia Evani1 Fachrina2 Erningsih3 Program Sudi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

ABSTRACT

This research is motived by the divorce done by parents to and the relationship so resulted in the child’s mental. Children of divorce experience mild depression and also affects the way children interact with the surrounding environment. Changes that ocuur in children, it requires children to be able to control and direct the actions, attitudes or behaviors to achieve goals that are able to provide a commitment to be yourself and be accepted by the environment. This study aimed to describe the adjusment of children in the family after his parent divorced. Theory used is structural functionalism proposed Talcott Parsons. This study used a qualitative approach and descritive. Informants in this study werw : 1) children (aged under 14 years), 2) children who come from divorced parents, and 3) his parents divorced a maximum 2 years and unmarried. The selections of informants in this study using Purposive

Sampling technique. The type of data used is primary data and secondary data. Method of

data collections was done in three ways : 1) interviews, 2) observation (non-participant observation), 3) study documentation. The unit of analysis is the individual that children from divorced families. Analysis of the data used by the mode of interactive data analysis (Miles and Huberman) this includes four stages : 1) the stage og data collection, 2) data reduction phase, 3) the stage of presentation of data, 4) the stage of cobclusion. The results of this study are forms of adjustment that is done by children : 1) quit school to reduce household expenses, 2) following extracurricular school, 3) help parents, 4) go to surau, and 5) follow the activities outside.

Key word : Adjusment, Children dan Divorce

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat Angkatan 2010 2

Pembimbing I Dosen UNAND

(3)

Pendahuluan

Dalam kehidupan sehari-hari dalam bermasyarakat ada yang namanya suatu wadah kegiatan atau tempat manusia melakukan aktivitas sehari-hari yang mengatur perilaku manusia dalam seluruh aspek kehidupan, baik individu dengan individu, individu dengan kelompok, dan kelompok dengan kelompok. Menurut Koentjaraningrat masyarakat sendiri berasal dari akar kata arab syaraka yang artinya, ikut serta atau berperan serta. Apa yang disebut masyarakat adalah sekumpulan manusia yang saling berinteraksi (Koentjaraningrat,1996 : 199).

Sebagai sebuah lembaga sosial, keluarga memiliki banyak fungsi yang dilaksanakana, hakekat dan tingkat pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga berbeda antara satu masyarakat dengan masyarakat launnya. Fungsi ini mengacu pada peran individu dalam mengetahui yang pada akhirnya mewujudkan hak dan kewajiban. Mengetahui fungsi keluarga sangat penting sebab dari sinilah terukur dan terbaca sosok keluarga yang ideal dan harmonis (Suhendi dan Wahyu, 2001 : 44).

Keluarga merupakan suatu kelompok primer yang paling penting dalam masyarakat. Keberadaan masyarakat sangat diwarnai oleh masing-masing keluarga dalam mempertahankan dan membangun dirinya. Keluarga adalah sekumpulan orang yang hidup bersama

dan masing-masing anggota merasa adanya pertautan bathin sehingga terjadi saling mempengaruhi, saling memperhatikan, dan saling menyerahkan diri (Suhendi dan Wahyu, 2001 : 12).

Jika salah satu dari peran keluarga itu tidak berjalan dengan baik, maka keluarga akan menjadi berantakan dan bahkan bisa menyebabkan perpecahan (perceraian). Seperti halnya perkawinan, perceraian juga merupakan suatu proses yang didalamnya menyangkut banyak aspek seperti emosi, ekonomi, sosial dan pengakuan secara resmi oleh masyarakat melalui hukum yang berlaku. Akibatnya sistem ini bisa memunculkan ketegangan-ketegangan dan ketidak bahagiaan yang dirasakan oleh semua anggota keluarga. Apabila terjadi sesuatu dengan perkawinan (misalnya perceraian) maka akan timbul masalah-masalah yang harus dihadapi baik oleh pasangan yang bercerai maupun anak-anak serta masyarat diwilayah terjadinya perceraian. Masalah yang akan dihadapi antara lain : (1) apa yang dirasakan pasangan suami-istri dan anak-anak mengalami perceraian, (2) penyesuaian apa yang harus dilakukan oleh setiap anggota keluarga yang mnegalami perceraian, (3) cara masyarakat mengatasi dan menyelesaikan masalah ketidakstabilan dan ketidakbahagiaan keluarga (Ihromi, 1999 : 136).

(4)

Pentingnya penyesuaian diri ketika anak berada dalam situasi dan lingkungan yang baru demi terciptanya hubungan yang baik, hal ini selaras dengan pendapat Willis (2008 : 55), bahwasanya penyesuaian diri merupakan kemampuan seseorang untuk hidup dan bergaul secara wajar dengan lingkungan sehingga individu merasa puas terhadap diri dan lingkungannya. Penyesuaian diri itu dilakukan untuk melepaskan diri dari hambatan-hambatan dan ketidakenakan yang ditimbulkannya sehingga akan mendapatkan suatu keseimbangan psikis yang dalam hal ini tentu tidak menimbulkan konflik bagi dirinya sendiri dan tidak melanggar norma-norma yang berlaku dimasyarakat karena gal itu merupakan faktor penentu apakah dia kelak mampu menyesuaikan diri dengan baik atau tidak pada lingungannya.

perceraian yang dilakukan oleh orang tua untuk mengakhiri hubungan sangat berakibat pada mental anak. Anak-anak hasil perceraian mengalami depresi ringan dan juga berpengaruh pada cara berinteraksi anak dengan lingkungan sekitarnya. Perubahan yang terjadi pada diri anak itu, menuntut anak untuk mampu mengontrol dan mengarahkan tindakan, sikap ataupun perilaku untuk mencapai tujuan yang mampu memberikan komitmen untuk menjadi diri sendiri dan bisa diterima oleh lingkungan.

Dari pengamatan dilokasi penelitian terlihat bahwa keadaan atau situasi keluarga dilokasi penelitian perceraian orang tuanya, mempunyai dampak terhadap anak-anak mereka, banyak perubahan perilaku pada anak-anak. Fakta yang terlihat bahwa banyak perubahan perilaku pada anak-anak dimana setelah adanya perceraian orang tua, mereka jarang berinteraksi dengan teman sebayanya, cenderung berdiam diri didalam rumah dan dijumpai juga anak tinggal atau putus sekolah.

Dari permasalahan diatas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai : Penyesuaian Diri

Anak Dalam Keluarga Pasca Perceraian Di Nagari Ampang Kuranji Kecamata Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan penyesuaian diri anak dalam keluarga setelah orang tuanya bercerai.

Penelitian terdahulu yang relevan dengan permasalahn penelitian sekarang adalah penelitian yang dilakukan oleh Heskurniati (2014) dengan judul penelitian “Peran Orang Tua Tunggal Dalam Keluarga (Studi kasus : perempuan sebagai keluarga di nagari dusun tangah kecamatan sangir batang hari kabupaten solok selatan). Penelitian kedua dilakukan oleh Rici sepriani (2014) dengan judul penelitian “Faktor-Faktor yang Mendorong

(5)

Anak Berprestasi Pada Orang Tua Tuanggal yang Bercerai Di Nagari Punggasan Kecamatan Linggi Sari Baganti Kabupaten Pesisir Selatan”. Penelitian ketiga dilakukan oleh Fitri Yanti (2014) dengan judul “Pola Asuh Anak Dari Orang Tua Bercerai Di Nagari Lubuk Layang Kecamatan Rao Selatan Kabupaten Pasaman” .

Bahan dan Metode

Penelitian ini dilakukan pada tanggal 2 September 2014 sampai 18 September 2014, dilakukan di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dilakukan untuk menganalisis data berupa kata-kata dan perbuatan-perbuatan manusia dengan cara interprestasi. Sedangkan penelitian dengan tipe deskriptif adalah penelitian yang dimaksudkan peneliti mengamati sesuatu (objek penelitian) dan kemudian menjelaskan suatu kondisi sosial tertentu (Morissan, 2012 : 37).

Pada penelitian ini, penulis mengumpulkan informasi mengenai penyesuaian diri anak dalam keluarga pasca perceraian di Nagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya. Pada penelitian ini penulis menentukan informan dengan mekanisme

purposive sampling (secara sengaja).

Adapaun kriteria informan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) anak (umur dibawah 14 tahun), 2) anak yang berasal dari keluarga yang bercerai, 3) orang tuanya bercerai minimal1 tahun dan belum menikah.

Jenis data dalam penelitian ini adalah : Data primer dan Data Sekunder.Proses pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan (1) wawancara, (2)observasi. (3) serta studi dokumentasi. Dalam penelitian ini unit analisisnya adalah individu yaitu anak dari keluarga yang bercerai. Analisis data dalam penelitian ini yang penulis lakukan adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data dan kesimpulan (Miles dan Huberman dalam Sugiyono, 2008).

Hasil dan Pembahasan

Perceraian dalam hal ini membuktikan bahwa pihak istri lebih banyak menanggung beban. Dapat dikatakan tidak satupun orang atau masyarakat menyatakan perceraian tidak mempunyai dampak terhadap anak. Dapat kita lihat bahwa aktivitas sehari-hari anak, dimana sebelum orang tuanya bercerai hampir semua anak yang orang tuanya bercerai hidup dengan bahagis, berani mempunyai pergaulan yang luas, tapi itu semua menjadi terbalik setelah orang tua mereka bercerai. Setiap kehidupan masyarakat senantiasa mengalami

(6)

perubahan, begitupun pada kehidupan seorang anak dimana setelah orang tuanya bercerai anak mengalami banyak perubahan.

Berdasarkan observasi dan wawancara penulis dengan informan dapat disimpulkan bahwa kondisi anak sebelum orang tuanya bercerai kehidupan mereka baik-baik saja dimana mereka mendapatkan kasih sayang, perhatian, bimbingan, asuhan dari kedua orang tua mereka, tapi itu semua tidak didapatkannya lagi karena orang tua mereka mengalami perceraian. Setelah bercerai mereka hanya tinggal bersama ibu, karena ibu hanya sendiri mencari nafkah maka kasih sayang dan perhatian menjadi kurang sebab ayah setelah bercerai tidak pernah melihat mereka kerumah. Untuk itu anak harus bisa menyesuaiakan diri dengan keadaan yang terjadi pada keluarganya, bentuk-bentuk penyesuaian diri yang dilakukan anak sebagai berikut :

1) Berhenti sekolah untuk mengurangi biaya rumah tangga.

Kondisi ini merupakan penyesuain yang dilakukan oleh informan pasca perceraian salah satinya adalah hal yang dilakukan oleh Agus (14 tahun). Dari hasil wawancara peneliti dengan infroman yang berhenti sekolah hanya agus saja. Dimana orang tua Agus bekerja hanya sebagai

petani yang berpenghasilan Rp250.000/minggu. Dalam sebulan mendapatkan penghasilan Rp 1.000.000/bulan. Sedangkan biaya pendidikan yang diperlukan oleh ibunya, untuk kakaknya saja Rp 70.000/bulan, belum uang untuk beli buku dan uang jajan mereka bertiga. Dalam seminggu ibunya mengeluarkan uang sebesar Rp 215.000/minggu itu hanya keperluan anaknya saja. Disini Agus memiliki 4 saudara, dan yang menjadi tanggungan ibunya 3 orang, yang pertama kakanya agus, kedua Agus sendiri dan terkahir adiknya Agus.

Hal diatas disebabkan karena dia kasihan melihat orang tuanya yang bekerja sendiri dan hanya berpenghasilan pas-pasan saja, hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari saja, Agus tidak ingin membebankan orang tuanya sedangkan ayahnya setelah bercerai tidak lagi menjalankan peran dan fungsinya baik dalam pemenuhan kebutuhan anak sebagai tanggungan yang wajib dilakukannya bahkan ayah sejak bercerai sama sekali tidak mempedulikan anaknya. Setelah bercerai ayah hanya 4 kali bertemu dengan anaknya, itupun karena kebetulan saja bertemu dijalan. Maka dari itu dia berhenti sekolah dan bekerja bersama orang. Dan disini dapat kita lihat bahwa terjadi perceraian antara orang tua

(7)

menyebabkan fungsi dan perannya berjalan dengan baik.

2) Mengikuti kegiatan ekstrakulikuler di sekolah.

Hal ini dilakukan oleh Auva (14 tahun) dan Doni (11 tahun). Auva memiliki tiga orang saudara, yang menjaditanggungan orang tuanya hanya dia seorang, karena anak pertama dan kedua sudah menikah. Ibunya bekrja sebagai pedaganag dipasar, terkadang bila hujan ibunya tidak bisa pergi kepasar untuk berdagang, penghasilan yang didapatkan oleh ibunya Rp 300.000/minggu.

Alasan Auva mengikuti ekstrakulikuler karena orang tuanya terlalu sibuk bekerja sehingga waktu untuk dirinya sedikit, untuk membiakan dirinya atau menghibur dirinya supaya tidak larut dirumah sendirian maka dia mengikuti kegiatan-kegiatan serta mengikuti ekstrakulikuler, selagi itu dalam hal positif ibunya sangat mendorongnya.

Selain Auva,Doni juga melakukan hal tersebut. Doni memiliki 2 orang saudara, yang menjadi tanggungan ibunya hanya dirinya sendiri. Ibu doni hanya bekerja sebagai petani, pendapatan yang dihasilkan oleh ibunya Rp 250.000/minggu dalam sebulan ibunya mendapatkan Rp 1.000.000/bulan.

Setelah bercerai ayahnya sudah tidak memberikan nafkah lagi, bahkan ayah tidak lagi memenuhi kewajibannya sebagai ayah, bahkan tidak pernah menemui anaknya lagi, setelah bercerai ibu hanya sendiri menjalankan peran sebagai ibu.

Hal itu dilakukannya sama seperti apa yang dirasakan oleh Auva tadi, supaya dia tidak terlalu memikirkan apa yang terjadi pada keluarganya sekarang.

3) Membantu ekonomi keluarga. Hal ini diungkapkan oleh Gigin (14 tahun) dan Cia (13 tahun) dalam wawancara. Gigin memiliki 2 saudara, mereka masih sekolah keduanya kakaknya perempuan. Ibunya bekerja sebagai petani. Penghasilan yang didapat oleh ibunya sekitar Rp 250.000/minggu, dalam sebulan mendapatkan penghasilan sebesar Rp 1.000.000/bulan. Mereka masih sekolah keduanya, karena merasa kasihan melihat ibunya Gigin berinisiatif untuk bekerja sehabis pulang sekolah, hal ini dilakukannya karena dia ingin menolong ibunya, setidaknya uang yang didapatkannya bisa untuk uang jajannya sendiri dan bisa juga untuk membeli keperluan sekolah.

Setelah bercerai ibunya hanya hidup sendiri untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari dia hanya bekerja sendiri, dia bekerja sebagai petani. Anaknya kasihan

(8)

lihat ibunya menanggung ini semua sendirian dengan perasaan yang tak malu dia dengan berani pergi ke bengkel dan dia bekerja disana untuk membantu mengurangi ekonomi keluarga.

Hal tersebut juga dirasan oleh Cia. Cia memiliki tiga orang saudara, yang menjadi tanggungan keluarga 2 orang karena kakaknya sudah menikah. Ibunya bekerja sebagai pembantu rumah tangga yang mempunyai penghasilan Rp 200.000/minggu, dalam satu bulan berpenghasilan Rp 800.000/bulan. Ibunya hanya bekerja sendiri, dia bekerja agar memperoleh uang yang cukup untuk membiayai anaknya. Ayahnya tidak pernah memberi uang untuk keperluan anaknya. Melihat keadaan ini Cia berjualan sosis dirumah sehabis pulang sekolah.

Hal diatas dilakukan kerena juga merasa kasihan melihat ibu yang hanya seorang mencari nafkah, untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarga dia melakukannya tanpa ada rasa malu, setidaknya uang yang didapati dari hasil jualannya bisa dia pakai untuk keperluan sekolah dan juga bisa untuk uang jajannya.

4) Pergi Kesurau

Hal ini dirasakan oleh Reni (12 tahun), Reni memiliki 3 orang saudara, yang menjadi tanggungan ibunya hanya dia seorang. Ibunya bekerja sebagai petani,

penghasilan yang didapatinya Rp 200.000/minggu, dalam sebulan mendapatkan Rp 800.000/bulan. Perubahan yang terjadi pada diri Reni karena dia tidak ingin memikirkan apa yang terjadi pada keluarganya sekarang, setidaknya dengan kegiatan mengaji kesurau yang dilakukannya sekarang bisa membuat dirinya merasa lega.

Alasan lain mengapa dia tiba-tiba ingin mengaji kesurau karena dia ingin mebuat ibunya senang terhadap dirinya. Dan bisa membuat ibunya bangga dengan apa yang dilakukannya sekarang.

Ibunya hanya bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhan keluarganya, setelah terjadi perceraian ayah tidak lagi menjalankan peran dan fungsinya, ibunya sangat senang melihat perubahan yang terjadi pada anaknya sekarang, dulu anak yang malas mengaji kesurau sekarang dia sangat rajin. Hal diatas merupakan bentuk penyesuian diri positif yang terjadi pada diri anak. Jadi sekarang dia bisa belajar agama walaupun itu hanya perlahan-lahan.

5) Mengikuti kegiatan di luar rumah. Hal ini dilakukan oleh Agus (14 tahun). Hal ini dilakukannya supaya dia tidak kepikiran tentang apa yang terjadi pada keluarganya. Awalnya dia hanya ingin melihat-lihat temannya saja, karena disuruh temannya untuk mencoba ikut balap motor, pertamanya dia tidak mau,

(9)

tapi karena terpengaruh omongan teman atau dorongan dari teman makanya dia mencoba ikut balap motor, tapi karena balap motor selalu diawal dia menjadi candu untuk ikut balap motor. Katanya dengan itu dia bisa untuk tidak memikirkan apa yang dialaminya sekarang.

Berdasarkan hasil penelitian melalui proses wawancara dan observasi dilapangan sesuai dengan teori fungsionalisme struktural Talcott Parsons yang menyatakan bahwa aliran teori ini melihat masyarakat suatu sistem yang saling berhubungan atau mempengaruhi antara masing-masing subsistem apabila terjadi kerusakan pada salah satu sub sistem maka akan mempengaruhi kinerja sistem lainnya. Disini keluarga dapat dikatakan sebagai sebuah sistem yang saling berhubungan atau saling mempengaruhi antara satu dengan yang lainnya.

Peran orang tua sangat dibutuhkan, apabila terjadi perceraian orang tua maka fungsi dan perannya tidak akan berjalan dengan baik terhadap anaknya. Karena orang tua sudah tidak tinggal bersama lagi. Seharusnya anak selalu berkumpul bersama orang tua, mendapatkan bimbingan, pengasuhan, curahan kasih sayng serta perhatian dan sebaginya dari orang tua, dikarenakan orang tua bercerai

hal itu tidak lagi didapatkan dan dirasakan oleh anak secara sempurna.

Kesimpulan dan Saran

Dari penelitian yang penulis lakukan diNagari Ampang Kuranji Kecamatan Koto Baru Kabupaten Dharmasraya, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

1) pada umunya anak dari orang tua yang bercerai merasakan banyak perubahan yang terjadi pada kehidupannya.

2) keseluruhan pasangan yang bercerai, anak-anaknya tinggal bersama ibu, maka disini pihak ibu merasakan adanya penambahan peran.

3) peran ibu menjadi ganda, dimana ibu sekaligus mencari nafkah untuk kebutuhan keluarganya.

4) penyesuaian diri yang dilakukan anak adalah ada yang putus sekolah untuk mengurangi biaya ekonomi keluarga, mengikuti ekstarkulikuler disekolah, membantu ekonomi keluarga, pergi kesurau dan mengikuti kegiatan diluar rumah. Berdasarkan masalah yang penulis kemukakan dalam skripsi ini, serta berdasarkan pemecahan masalah yang sudah ditemukan, maka penulis dapat memberian saran sebagai berikut :

(10)

1) Diharapkan kepada para orang tua sebelum memutuskan perceraian hendaknya mengkaji lebih mendalam untuk memtuskan sebuah langkah perceraian.

2) Kepada mantan pasanagan suami-istri, apaun alasan bercerai hendaknya tetap menjga hubungan, tidak saling memusuhi untuk secara bersama bertanggung jawab dalam tumbuh kembang anak.

Daftar Pustaka

Afrizal. 2008. Pengantar Penelitian Kualitatif. Laboratorium Sosiologi

FISIP UNAND. Padang. Jakarta : PT. Gramedia.

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif, Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publilk, dan Ilmu Sosial Lainnya. Jakarta : Kencanaa.

Goode, J. William. 2007. Sosiologi

Keluarga. Jakarta : RinekaCipta.

Ihromi, T.O. 1999. Bungai Rampai

Sosiologi Keluarga. Jakarta : Yayasan Obor Indonesia Anggota Ikapi.

Morissan. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta : Kencana.

Ritzer, George. 2011. TeoriSosiologi

Modren. Jakarta : Kencana Prenada

Media Group.

Soekanto, Soejono. 2004. Sosiologi Keluarga. Jakarta : Rineka Cipta.

Suhendi, H Hendi dan Rahmadani Wahyu. 2000. Pengantar Studi Sosiolog

Keluarga. Bandung : CV Pustaka

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan dalam jurnal ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan media boneka tangan dan pengaruhnya terhadap media pembelajaran daring dan ekonomi masyarakat yang

americanus pada suatu individu tidak akan menunjukkan gejala klinis, 25 hingga 100 cacing memerlihatkan gejala ringan, 100 hingga 500 menghasilkan suatu kerusakan

Salah satu metode untuk menangani masalah ini adalah dengan menggunakan VPN untuk kemudahan akses ke jaringan lokal dan penggunaan Proxy Server sebagai web caching dan

Maka diperoleh kondisi optimum produksi enzim amilase untuk isolat FM 133 adalah pada pH inkubasi 6 selama 12 jam dengan suhu inkubasi 40℃... Aktivitas amilase terbesar

 Disajikan seperangkat komputer di ruangan Lab.Komputer, ditayangkan beberapa contoh program aplikasi, peserta didik dapat menjelaskan berbagai kegunaan perangkat lunak

Untuk nilai RMSE terkecil terdapat pada model standar 46 daun tanaman obat saja sebesar 13.6580%, namun model ini tidak dapat digunakan untuk merekonstruksi reflektans

Secara keseluruhan hasil kegiatan pelatihan e-learning dan pengembangan konten ini berlangsung dengan baik, karena telah sesuai dengan rencana pada proposal

Etiologinya diperkirakan karena disfungsi dari mekanisme kerja hipotalamus – hipofisis yang mengakibatkan anovulasi sekunder. Pada masa ini ovarium masih belum