BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN
BIRO HUKUM DAN ORGANISASI KEMENTERIAN KESEHATAN
Oleh :
Oleh :
SUNDOY
SUNDOYO, SH, MKM,
O, SH, MKM, MHum
MHum
PENG
PENG TUR
TUR
SPONSORS P
SPONSORS P
D
D
PEN
PENCEG
CEG H
H N
N GR
GR TIFIK
TIFIK SI
SI B
B GI
GI
TE
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
••
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
••
SPONSORSHIP
SPONSORSHIP
UUD ‘45
Pasal 28 H (1)
1. Fakir miskin dan anak –anak terlantar dipelihara oleh negara
2. Negara mengembangkan Sistem jaminan Sosial nasional untuk seluruh penduduk
3. Negara bertanggung jawab menyediakan faslitas umum dan fasilitas kesehatan yang layak
Setiap Penduduk berhak atas
pelayanan kesehatan
Pasal 34
Undang-Undang No. 29/2004 Undang-Undang No. 35/2009 Undang-Undang No. 36/2009 Undang-Undang No. 44/2009 Undang-Undang No. 52/2009 Undang-Undang No. 18/2014 Undang-Undang No. 36/2014 Undang-Undang No. 38/2014TENAGA KESEHATAN PERBEKALAN KESEHATAN TEKNOLOGI &PRODUK FASILITAS KESEHATAN TEKNOLOGI
UPAYA KESEHATAN
MENINGKATKAN DERAJAT KESEHATAN
DISTRIBUSI SEBARAN
GERMAS
PENDEKATAN KELUARGA
KEWENAGAN
BERKELANJUTAN
PENDIDIKAN
B I A Y A B E S A RTIDAK DIPIDANA DI LAPORKAN
gratifikasi atau pemberian hadiah berubah menjadi suatu yang perbuatan pidana suap khususnya pada seorang Penyelenggara Negara atau Pegawai Negeri adalah pada saat Penyelenggara Negara atau Pegawai Negeri tersebut melakukan tindakan menerima suatu gratifikasi atau pemberian hadiah dari pihak manapun sepanjang pemberian tersebut diberikan berhubungan dengan jabatan ataupun pekerjaannya.
KESIMPULAN
GRATIFIKASI
PENDAHULUAN
•
PENDAHULUAN
•
SPONSOSHIP
LATAR BELAKANG PEMBENTUKAN
Sponsorship
bagi tenaga kesehatan diperlukan untuk
meningkatkan pengetahuan dan/atau keterampilan serta
mengembangkan
profesi,
namun
tidak
boleh
mempengaruhi independensi Tenaga Kesehatan dalam
memberikan pelayanan kesehatan.
PENGERTIAN & TUJUAN
Sponsorship
adalah pemberian dukungan dalam segala
bentuk bantuan dan/atau kegiatan dalam rangka peningkatan
pengetahuan yang dilakukan, diorganisir atau disponsori oleh
perusahaan/industri farmasi, alat kesehatan, alat laboratorium
kesehatan dan/atau perusahaan/industri lainnya yang dapat
dipertanggungjawabkan secara transparan dan akuntabel.
Pengaturan
Sponsorship
Bertujuan
untuk
Mendukung Peningkatan Pengetahuan dan/atau
Keterampilan serta Pengembangan Profesi
SASARAN SPONSORSHIP
SPONSORSHIP
Tenaga Kesehatan
Institusi
Organisasi Fasyankes
Organisasi Profesi
Penyelenggara
Pasal 3
PRINSIP PEMBERIAN SPONSORSHIP
a) tidak mempengaruhi i ndependensi dalam pelayanan kesehatan
b) tidak dalam bentuk uang atau setara uang
c) tidak diberikan secara langsung kepada individu
d) sesuai dengan bidang keahlian
e) diberikan secara terbuka
f) dikelola secara akuntabel dan transparan
Dikecualikan :
Sponsor shi p dapat Diberikan Berupa Uang atau Setara Uang untuk Honor
Bagi Pembi cara atau Moderator
Secara Terbu ka
Tidak ada Konflik Kepentingan
Tidak Mempengaruhi Independensi Seperti : 1. Penulisan Resep 2. Anjuran
Penggu naan Barang atau Terkait Prod uk Sponsorship Pemberian Sponsorship oleh Perusahaan/ Industri
Pasal 5
PEMBERIAN SPONSORSHIP KEPADA TENAGA KESEHATAN
Pegawai ASN
Non Pegawai ASN/Pegawai Swasta
Praktik Perorangan
Penugasan dari Pimpinan
Sesuai Bidang Keahlian
Sesuai Bidang Keahlian
Institusi
Sponsorship kepada Tenaga Kesehatan diberikan sebagai:
Peserta
Narasumber
Moderator
1. Registrasi/
pendaftaran;
2. Tiket
perjalanan;
dan/atau
3. Akomodasi.
1. Registrasi/
pendaftaran;
2. Tiket
perjalanan;
3. Akomodasi;
dan/atau
4. Honor
pembicara
1. Registrasi/
pendaftaran;
2. Tiket
perjalanan;
3. Akomodasi;
dan/atau
4. Honor
moderator.
Besaran yang diterima sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan atau unit cost
Sponsorship yang diterima oleh Institusi, fasilitas pelayanan kesehatan dan/atau
Organisasi Profesi sebagai Penyelenggara dapat digunakan untuk
penyelenggaraan:
a. Seminar dan/atau pertemuan ilmiah; atau
b. pendidikan dan/atau pelatihan.
Besaran Sponsorship yang diterima harus sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan atau unit cost yang berlaku pada
asosiasi/perusahaan
Pasal 9
MEKANISME PELAPORAN PENERIMA SPONSORSHIP
Penerima
30 HARI KERJAPenerima
Tenaga Kesehatan Praktik Perorangan
Institusi penyelenggara & Institusi bukan penyelenggara
MEKANISME PELAPORAN PEMBERI SPONSORSHIP
Pemberi
Sponsorship
Sesuai dengan SE HK.02.01/MENKES/66/2017
•
Laporan berbentuk rekapitulasi pemberian sponsorship selama periode 1 bulan
berjalan
•
Laporan paling lambat diserahkan pada tanggal 10 pada bulan berikutnya dengan
format terlampir
•
Laporan diserahkan berbentuk excel dan scan pdf yang telah ditandatangani oleh
direksi pihak pemberi sponsorhip
•
Laporan pemberi dan penerima dikirim melalui email [email protected] dan
[email protected]
Pembinaan &
Pengawasan
Menteri, gubernur, bupati/walikota
sesuai tugas dan kewenangan masing-masing.
a. teguran lisan
b. teguran tertulis
c. pencabutan izin
Sanksi Administratif
:PENDAHULUAN
•
PENDAHULUAN
•
SPONSOSHIP
KATEGORI
GRATIFIKASI
DIANGGAP
SUAP
TIDAK
DIANGGAP
SUAP
TERKAIT
KEDINASAN
TIDAK TERKAIT
KEDINASAN
GRATIFIKASI YANG
DIANGGAP SUAP
Gratifikasi yang diterima oleh Pegawai Negeri atau
Penyelenggara Negara yang berhubungan dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan
kewajiban atau tugasnya
a. marketing fee atau imbalan
yang
bersifat
transaksional
yang terkait dengan pemasaran
suatu produk;
b. cashback yang diterima instansi
yang
digunakan
untuk
kepentingan pribadi;
c. Gratifikasi yang terkait dengan
pengadaan barang dan jasa,
pelayanan publik, atau proses
lainnya; dan
d. sponsorship
yang
terkait
dengan
pemasaran
atau
PENERIMAAN
GRATIFIKASI
YANG TIDAK
DIANGGAP
SUAP TERKAIT
KEDINASAN
pemberian yang diterima secara resmisebagai wakil resmi instansi dalam suatu
kegiatan dinas, sebagai penghargaan
atas keikutsertaan atau kontribusinya
dalam kegiatan tersebut. Hal ini meliputi Gratifikasi yang diperoleh dari
NAMUN TIDAK TERBATAS PADA
a. pihak lain berupa cinderamata dalam kegiatan resmi kedinasan seperti rapat, seminar, workshop, konferensi, pelatihan atau kegiatan lain sejenis b. pihak lain berupa kompensasi yang diterima
terkait kegiatan kedinasan, seperti honorarium,
transportasi, akomodasi dan pembiayaan
sebagaimana diatur pada standar biaya yang berlaku di instansi pemberi, sepanjang tidak terdapat pembiayaan ganda, nilai yang wajar, tidak terdapat Konflik Kepentingan dan tidak melanggar ketentuan yang berlaku di instansi penerima
c. sponsorship yang diberikan kepada instansi terkait dengan pengembangan institusi, perayaan tertentu yang dimanfaatkan secara transparan dan akuntabel.
GRATIFIKASI
YANG TIDAK
DIANGGAP
SUAP TIDAK
TERKAIT
KEDINASAN
meliputi
Gratifikasi
yang
diperoleh
dari
(namun
tidak
terbatas
pada):
a. orang lain yang memiliki hubungan keluarga, yaitu kakek/nenek, bapak/ibu/mertua, suami/istri, anak/menantu, cucu, besan, paman/bibi, kakak/adik/ipar, sepupu, dan keponakan, sepanjang tidak mempunyai Konflik Kepentingan dengan penerima Gratifikasi;
b. orang lain yang terkait dengan acara pernikahan, keagamaan, upacara adat, kelahiran, aqiqah, baptis, khitanan, dan potong gigi tidak ada batasan nilai tertinggi, sepanjang tidak memiliki konflik kepentingan dan dilaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dan setelah dilakukan verifikasi dan klarifikasi dinyatakan tidak dianggap suap ;
c. pemberian dari instansi atau unit kerja yang berasal dari sumbangan bersama kepada Aparatur Kementerian Kesehatan selain upacara sebagaimana dimaksud pada huruf b yang dilaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dan setelah dilakukan verifikasi dan klarifikasi dinyatakan tidak dianggap suap;
d. atasan kepada bawahan Aparatur Kementerian Kesehatan sepanjang tidak menggunakan anggaran negara;
e. orang lain termasuk sesama aparatur Kementerian/Lembaga yang terkait dengan acara perayaan menyangkut kedudukan atau jabatannya seperti pisah sambut, promosi jabatan, memasuki masa pensiun yang dilaporkan kepada Komisi Pemberantasan Korupsi dan setelah dilakukan verifikasi dan klarifikasi dinyatakan tidak dianggap suap;
GRATIFIKASI
YANG TIDAK
DIANGGAP
SUAP TIDAK
TERKAIT
KEDINASAN
(1)
meliputi
Gratifikasi
yang
diperoleh
dari
(namun
tidak
terbatas
pada):
f. orang lain termasuk sesama Aparatur Kementerian Kesehatan yang terkait dengan musibah atau bencana yang dialami oleh penerima Gratifikasi atau keluarganya sepanjang tidak mempunyai Konflik Kepentingan dengan penerima Gratifikasi;
g. orang lain berupa hadiah, hasil undian, diskon/rabat,
voucher , point rewards atau souvenir yang berlaku umum;
h. orang lain berupa hidangan atau sajian yang berlaku umum;
i. prestasi akademis atau non akademis yang diikuti dengan menggunakan biaya sendiri seperti kejuaraan, perlombaan atau kompetisi;
j. keuntungan atau bunga dari penempatan dana, investasi atau kepemilikan saham pribadi yang berlaku umum; dan
k. kompensasi atau penghasilan atas profesi yang
dilaksanakan pada saat jam kerja, dan mendapatkan ijin tertulis dari atasan langsung dan atau pihak lain yang
GRATIFIK
ASI YANG
TIDAK
PERLU
DILAPOR
KAN
S E
KPK
No.
B-
143/01-13/01/20
13
a. diperoleh dari hadiah langsung/undian, diskon/rabat,
voucher, point rewards atau suvenir yang berlaku umum dan
tidak terkait kedinasan;
b. diperoleh karena prestasi akademis atau non akademis
(kejuaraan/perlombaan/kompetisi) dengan biaya sendiri dan
tidak terkait kedinasan;
c. diperoleh dari keuntungan/bunga dari penempatan dana,
investasi atau kepemilikan saham yang berlaku umum dan
tidak terkait kedinasan;
d. diperoleh dari kompensasi atas profesi diluar kedinasan yang
tidak terkait dari tupoksi pegawai negeri atau penylenggara
negara, tidak melanggar konflik kepentingan atau kode etik
pegawai dan dengan izin tertulis dari atasan langusng;
e. diperoleh dari hubungan keluarga sedarah dalam garis
keturunan lurus dua derajat atau dalam garis keturunan
kesamping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik
GRATIFIKASI YANG TIDAK PERLU DILAPORKA N
S E
KPK
No.
B-
143/01-13/01/2
013
f. satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi;
g. diperoleh dari hubungan keluarga semenda dalam garis keturunan lurus satu derajat atau dalam garis keturunan kesamping satu derajat sepanjang tidak mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi;
h. diperoleh dari pihak yang mempunyai hubungan keluarga sebagaimana dimaksud pada huruf f dan g terkait dengan hadiah perkawinan, khitanan anak, ulang tahun, kegiatan keagamaan/adat/tradisi dan bukan dari pihak-pihak yang mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi;
i. diperoleh dari pihak terkait dengan musibah dan bencana, dan bukan dari pihak-pihak yang mempunyai konflik kepentingan dengan penerima gratifikasi;
j. diperoleh dari kegiatan resmi kedinasan seperti rapat, seminar, workshop, konferensi, pelatihan atau kegiatan lain sejenis yang berlaku secara umum berupa seminar kit, sertifikat dan plakat/cinderamata, dan k. diperoleh dari acara resmi kedinasan dalam bentuk hidangan/
Unit
Pengendalian
Gratifikasi
(UPG)
UPG Kementerian KesehatanUPG
Unit
Utama
UPG Unit Pelaksana Teknis•
UPG Kementerian Kesehatan dilakukan oleh Tim
yang ditetapkan Menteri dan bertugas sebagai unit
yang melaksanakan analisa, pelaporan, monitoring
dan evaluasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi
terkait adanya Gratifikasi
•
UPG Unit Utama dilakukan oleh Tim yang
ditetapkan
Sekretaris
Jenderal/Inspektur
Jenderal/Direktur
Jenderal/Kepala
Badan
dan
bertugas sebagai penerima laporan Gratifikasi dari
Aparatur Kementerian Kesehatan di lingkungan
kerjanya
dan
melakukan
klarifikasi
serta
mengumpulkan berkas terkait adanya Gratifikasi
•
UPG Unit Pelaksana Teknis dilakukan oleh Tim yang
ditetapkan Kepala/Direktur Unit Pelaksana Teknis
dan bertugas sebagai penerima laporan Gratifikasi
dari Aparatur Kementerian Kesehatan di lingkungan
kerjanya
dan
melakukan
klarifikasi
serta
mengumpulkan berkas terkait adanya Gratifikasi
P
E
L
A
P
O
R
A
N
a. Setiap Aparatur Kementerian Kesehatan wajib melaporkan Gratifikasi yang diterima kepada Komisi Pemberantasan Korupsi.
b. Dalam rangka mempermudah koordinasi pelaporan Gratifikasi di Lingkungan Kementerian Kesehatan, pelaporan dapat dilakukan melalui UPG.
c. Dalam hal Aparatur Kementerian Kesehatan melaporkan Gratifikasi kepada UPG Kementerian Kesehatan, harus memberitahukan kepada UPG Unit Utama atau UPG Unit Pelaksana Teknis disertai dengan bukti tanda terima dari UPG Kementerian Kesehatan.
d. Dalam hal Aparatur Kementerian Kesehatan melaporkan Gratifikasi kepada Komisi Pemberantasan Korupsi, harus menyampaikan pemberitahuan kepada UPG Kementerian Kesehatan disertai dengan bukti tanda terima dari Komisi Pemberantasan Korupsi.
e. Setiap Aparatur Kementerian Kesehatan harus memberikan laporan kepada UPG di lingkungan kerjanya paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak diterimanya Gratifikasi dengan menggunakan form yang tersedia
f. UPG Unit Utama dan UPG Unit Pelaksana Teknis harus memberikan laporan kepada UPG Kementerian Kesehatan paling lambat 5 (lima) hari kerja terhitung sejak adanya laporan Gratifikasi oleh Aparatur Kementerian Kesehatan diterima
g. UPG Kementerian Kesehatan harus melaporkan Gratifikasi paling lambat 15 (lima belas) hari kepada KPK sejak diterimanya laporan Gratifikasi dari UPG Unit Utama dan UPG Unit Pelaksana Teknis dengan menggunakan formulir yang tersedia
h. UPG Kementerian Kesehatan dalam memberikan laporan Gratifikasi kepada KPK harus melakukan analisis dan pemrosesan yang berpedoman pada ketentuan peraturan perundang-undangan