• Tidak ada hasil yang ditemukan

Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

  • Pengajar:
    • Dr. Achmad Sujud
  • Sekolah: Departemen Kesehatan RI
  • Mata Pelajaran: Farmasi
  • Topik: Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat
  • Tipe: buku
  • Tahun: 2000
  • Kota: Jakarta

I. PENDAHULUAN

Dokumen ini bertujuan untuk menetapkan parameter standar umum bagi ekstrak tumbuhan obat di Indonesia. Dalam konteks perkembangan teknologi dan pemanfaatan tumbuhan obat, penting untuk memiliki pedoman yang jelas untuk memastikan mutu, keamanan, dan kemanfaatan produk. Dengan adanya standar ini, industri ekstrak dan obat tradisional diharapkan dapat menghasilkan produk yang berkualitas dan dapat dipertanggungjawabkan.

II. SIMPLISIA DAN EKSTRAK

Simplisia adalah bahan baku yang digunakan untuk pembuatan ekstrak. Proses pembuatan ekstrak melibatkan penarikan senyawa aktif dari simplisia menggunakan pelarut yang sesuai. Penting untuk memahami perbedaan antara simplisia dan ekstrak, serta bagaimana proses ekstraksi dapat mempengaruhi kualitas produk akhir. Standarisasi simplisia dan ekstrak diperlukan untuk menjamin konsistensi dan keamanan produk.

2.1 Simplisia

Simplisia merupakan bahan alamiah yang digunakan sebagai obat. Dalam konteks ini, simplisia nabati adalah yang paling relevan. Proses pasca panen dan preparasi simplisia sangat mempengaruhi kualitas ekstrak yang dihasilkan. Oleh karena itu, pemahaman tentang faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan kimia simplisia sangat penting untuk mencapai standar yang diinginkan.

2.2 Ekstrak

Ekstrak adalah sediaan yang dihasilkan dari proses ekstraksi simplisia. Proses ini melibatkan penggunaan pelarut untuk menarik senyawa aktif dari simplisia. Standar mutu ekstrak harus memenuhi kriteria tertentu agar dapat digunakan sebagai bahan baku obat. Selain itu, penting untuk mengontrol proses pembuatan ekstrak agar produk akhir memenuhi spesifikasi yang ditetapkan.

III. FAKTOR YANG BERPENGARUH PADA MUTU EKSTRAK

Kualitas ekstrak dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik biologis maupun kimia. Faktor biologis meliputi identitas jenis tumbuhan, lokasi tumbuhan, dan periode pemanenan, sedangkan faktor kimia meliputi komposisi senyawa aktif dan metode ekstraksi yang digunakan. Memahami faktor-faktor ini sangat penting untuk menjamin mutu ekstrak yang dihasilkan.

3.1 Faktor Biologi

Faktor biologi mencakup aspek-aspek seperti jenis tumbuhan, lokasi tumbuhan, dan kondisi pertumbuhan. Setiap faktor ini dapat mempengaruhi komposisi kimia dan efektivitas ekstrak. Oleh karena itu, pemilihan bahan baku yang tepat sangat krusial dalam proses pembuatan ekstrak.

3.2 Faktor Kimia

Faktor kimia meliputi komposisi kualitatif dan kuantitatif senyawa aktif dalam ekstrak. Metode ekstraksi yang digunakan juga berpengaruh besar terhadap hasil akhir. Oleh karena itu, penting untuk memilih metode ekstraksi yang tepat dan memahami interaksi antara senyawa kimia dalam bahan baku.

IV. TEKNOLOGI EKSTRAKSI

Proses ekstraksi melibatkan beberapa tahapan, mulai dari pembuatan serbuk simplisia hingga pengeringan ekstrak. Setiap tahap memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kualitas ekstrak yang dihasilkan. Oleh karena itu, penting untuk mengikuti prosedur yang telah ditetapkan dan menggunakan peralatan yang sesuai.

4.1 Proses Pembuatan Ekstrak

Proses pembuatan ekstrak dimulai dengan pembuatan serbuk simplisia yang halus. Hal ini penting untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi. Selain itu, pemilihan pelarut yang tepat juga krusial untuk memastikan bahwa senyawa aktif dapat terlarut dengan baik. Proses pemurnian dan pengeringan juga harus dilakukan dengan hati-hati untuk menjaga kualitas ekstrak.

4.2 Metode Ekstraksi

Berbagai metode ekstraksi dapat digunakan, termasuk maserasi, perkolasi, dan destilasi uap. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan, serta aplikasi yang berbeda tergantung pada jenis bahan baku yang digunakan. Pemilihan metode yang tepat dapat meningkatkan hasil ekstrak dan kualitas produk akhir.

V. PARAMETER DAN METODE UJI EKSTRAK

Pengujian ekstrak dilakukan untuk memastikan bahwa produk memenuhi standar yang ditetapkan. Parameter yang diuji meliputi kadar air, kadar abu, dan sisa pelarut. Setiap parameter memiliki prosedur pengujian yang spesifik dan harus dilakukan dengan cermat untuk menjamin akurasi hasil.

5.1 Parameter Non Spesifik

Parameter non spesifik seperti susut pengeringan dan bobot jenis memberikan gambaran awal tentang kualitas ekstrak. Pengujian ini membantu dalam menentukan kemurnian dan potensi kontaminasi yang mungkin terjadi selama proses pembuatan ekstrak.

5.2 Parameter Spesifik

Parameter spesifik seperti kadar senyawa aktif dan analisis residu pestisida memberikan informasi mendalam tentang kualitas dan keamanan ekstrak. Pengujian ini penting untuk memastikan bahwa ekstrak yang dihasilkan tidak hanya efektif tetapi juga aman untuk digunakan.

Referensi Dokumen

  • Farmakope Indonesia IV

Referensi

Dokumen terkait

Kandungan kimia ekstrak etanol kulit batang tumbuhan Sala ada yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap Staphylococcus aureus , Escherichia coli dan.

Penelusuran atau skrining kandungan kimia dan aktivitasnya pada kulit batang sangat diperlukan untuk mengetahui efek sitotoksik fraksi non polar ekstrak etanolik kulit batang

Mengetahui kandungan senyawa kimia yang terkandung di dalam fraksi nonpolar, semipolar, dan polar ekstrak etanol daun buni yang mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri

Ada kemungkinan senyawa yang mempuyai aktivitas antimikroba ikut tersari dalam kloroform sehingga mengakibatkan ekstrak polar yang diperoleh dalam penyarian dengan penyari

Uji kandungan kimia dilakukan terhadap simplisia dan ekstrak etanol daun patikala, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa simplisia mengandung senyawa flavonoid,

selasih memiliki berbagai macam kandungan senyawa kimia yang bersifat polar dan non polar sehingga dengan alasan ini digunakan beberapa macam pelarut yaitu etil asetat,

Uji kandungan kimia dilakukan terhadap simplisia dan ekstrak etanol daun patikala, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa simplisia mengandung senyawa flavonoid,

dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa larut dalam etanol, baik senyawa polar maupun non polar diperoleh hasil 6,69 % pada simplisia. Kandungan sari larut dalam