PT-PSP C 4. 2-2011
PT-PSP C 4. 2-2011
PEMBERDAYAAN PERKUMPULAN
PEMBERDAYAAN PERKUMPULAN
PETANI PEMAKAI AIR
PETANI PEMAKAI AIR
ii
ii
KATA
KATA PENGANTAR
PENGANTAR
Dalam rangka mendukung Pengembangan dan Pengelolaan Dalam rangka mendukung Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP) sesuai yang tertuang dalam Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP) sesuai yang tertuang dalam Undang
Undang--UndangUndang Nomor Nomor 7 7 TahunTahun 20042004 tentangtentang Sumber Sumber DayaDaya
Air
Air dan dan PeraturanPeraturan PemerintahPemerintah Nomor Nomor 2020 TahunTahun 20062006 tentangtentang Irigasi
Irigasi , , perlu dilaksanakan Pemberdayaan Kelembagaan Petani perlu dilaksanakan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Pemakai Air dalam hal ini adalah Perkumpulan Petani Pemakai Pemakai Air dalam hal ini adalah Perkumpulan Petani Pemakai Air
Air (P3A). (P3A). Pemberdayaan Pemberdayaan P3A P3A merupakan merupakan upaya upaya untukuntuk meningkatkan kemampuan pengelolaan irigasi bagi petani meningkatkan kemampuan pengelolaan irigasi bagi petani pemakai air yang tergabung dalam wadah organisasi P3A, baik di pemakai air yang tergabung dalam wadah organisasi P3A, baik di Jaringan Irigasi Tersier/Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani Jaringan Irigasi Tersier/Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) maupun pada Jaringan Irigasi Desa (JIDES).
(JITUT) maupun pada Jaringan Irigasi Desa (JIDES).
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007, Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007, mengamanatkan bahwa kegiatan pembinaan dan pengembangan mengamanatkan bahwa kegiatan pembinaan dan pengembangan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) menjadi tanggung jawab Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) menjadi tanggung jawab Kementerian
Kementerian Pertanian. Pertanian. Oleh Oleh karena karena itu, itu, dalam dalam upaya upaya memberimemberi arahan dan acuan terhadap pelaksanaannya, maka diperlukan arahan dan acuan terhadap pelaksanaannya, maka diperlukan Pedoman “Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air Pedoman “Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A)”.
(P3A)”. Dengan Dengan adanya adanya acuan acuan atau atau pedoman pedoman ini diharapkanini diharapkan petugas dapat memahami dan melaksanakan tugas dan petugas dapat memahami dan melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan sebaik‐baiknya.
kewajibannya dengan sebaik‐baiknya.
iii
iii
Semoga buku Pedoman ini dapat bermanfaat bagi para petugas Semoga buku Pedoman ini dapat bermanfaat bagi para petugas dan Kami sangat berterimakasih atas saran untuk dan Kami sangat berterimakasih atas saran untuk penyempurnaan Pedoman ini di kemudian hari.
penyempurnaan Pedoman ini di kemudian hari.
Jakarta,
Jakarta, Januari Januari 20112011 Direktur Pengelolaan Air Irigasi Direktur Pengelolaan Air Irigasi
Ir.
Ir. PrasetyoPrasetyo Nuchsin,Nuchsin, MMMM NIP 19570903 198503 1 001 NIP 19570903 198503 1 001
3
B. Tujuan
Tujuan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air adalah antara lain untuk :
a. Mendorong/mewujudkan upaya peningkatatan status hukum (legalisasi) dari lembaga petani pemakai air (P3A) dalam rangka peningkatan posisi tawar petani pemakai air tersebut;
b. Mendorong terciptanya/meningkatnya kekuatan dan kemampuan lembaga petani pemakai air (P3A) yang otonom, mandiri, berkelanjutan, dan mengakar di masyarakat;
c. Mendorong terciptanya/meningkatnya kemampuan P3A dalam aspek perencanaan kegiatan dan pengembangan potensi sumber daya lokal atas dasar prinsip‐prinsip pemberdayaan masyarakat.
C. Sasaran
a. Tercapainya keberlanjutan pengelolaan jaringan irigasi yang dikelola P3A;
b. Tercapainya tujuan pemberdayaan masyarakat petani pemakai air dalam wadah organisasi P3A;
c. Tercapainya kerjasama yang baik antara P3A dan petugas daerah/fasilitator untuk mengembangkan potensi sumber daya lokal yang ada.
4
D. Landasan Hukum
Landasan hukum pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Petani Pemakai Air, adalah sebagai berikut :
a. Undang‐undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi, dan Pemerintahan Kabupaten/ Kota;
d. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 33/PRT/M/2007 tentang Pedoman Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A. E. Pengertian
1) Pemberdayaan , berasal dari kata “daya” yang artinya kemampuan untuk melakukan sesuatu atau bertindak atau juga berarti kekuatan atau tenaga yang menyebabkan sesuatu untuk bergerak dan meningkatkan organisasi itu sendiri (Kamus Besar Bahasa Indonesia). Menurut Ife (1995) mengemukakan bahwa pemberdayaan mengacu pada kata “empowerment ,” yang berarti memberi daya, member ” power ” (kuasa), kekuatan, kepada pihak yang kurang berdaya. Segala potensi yang dimiliki oleh pihak yang kurang berdaya itu ditumbuhkan, diaktifkan, dikembangkan sehingga mereka memiliki kekuatan untuk membangun dirinya;
26) Operasi Jaringan Irigasi : adalah upaya pengaturan air irigasi dan pembuangannya, termasuk kegiatan membuka‐ menutup pintu bangunan irigasi, menyusun rencana tata tanam, menyusun sistem golongan, menyusun rencana pembagian air, melaksanakan kalibrasi pintu/bangunan, mengumpulkan data, memantau dan mengevaluasi; 27) Pemeliharaan Jaringan Irigasi : adalah upaya menjaga
dan mengamankan jaringan irigasi agar selalu dapat berfungsi dengan baik guna memperlancar pelaksanaan operasi dan mempertahankan kelestariannya;
28) Sistem Irigasi meliputi prasarana irigasi, air irigasi, manajemen irigasi, kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia.
2. BAB II
PRINSIP PEMBERDAYAAN KELEMBAGAAN
PETANI PEMAKAI AIR
A. Prinsip Pelaksanaan Pemberdayaan
Pemberdayaan P3A dalam pengelolaan irigasi, sekurang‐ kurangnya mengandung 2 (dua) hal pokok sebagai berikut :
a. Penguatan dalam organisasi yang dilakukan secara demokratis hingga memiliki status hukum yang jelas atau berbadan hukum sesuai kebutuhannya dan mempunyai hak dan tanggung jawab atas pengelolaan irigasi di wilayahnya;
b. Upaya meningkatkan fungsi kelembagaan/organisasi petani dan memfasilitasi organisasi/lembaga melalui pengembangan kemampuan dan kemandirian petani di bidang teknis, keuangan, managerial, administrasi dan kepengurusan organisasi sehingga dapat mengelola daerah irigasi secara mandiri dan berkelanjutan secara dinamis dan bertanggung jawab.
B. Pendekatan Pemberdayaan
Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan diselenggarakan melalui pendekatan partisipatif dengan memperhatikan :
11
a. Asas kemitraan, transparansi, demokrasi, akuntabilitas, stimulasi dan kepastian hukum sesuai kepentingannya; b. Proses perencanaan yang baik, melalui pendekatan
partisipatif, dialogis, berwawasan lingkungan dan berbasis sumber daya dan kearifan lokal;
c. Kondisi sosio‐kultural masyarakat yang beragam baik ditinjau dari sudut pandang geografis, sosial ekonomi setempat maupun lingkungan;
d. Pemberdayaan dilakukan dengan berorientasi pada pelayanan yang berdasar pada aspek kebutuhan dan kepentingan P3A. Strategi, metode, dan materi pemberdayaan akan disusun dan dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan dan kebutuhannya.
C. Lingkup Pemberdayaan
Lingkup pemberdayaan P3A meliputi penguatan dan peningkatan kemampuan dan kemandirian P3A. Penguatan dakan diwujudkan melalui melalui peningkatan status hukum lembaga P3A (P3A yang berbadan hukum) sedangkan peningkatan kemampuan dan kemandirian P3A dilakukan melalui pengembangan aspek kelembagaan, teknis, dan keuangan kelembagaan.
12
1. Penguatan Kelembagaan Petani Pemakai Air melalui Pembentukan Organisasi Petani
Salah satu bentuk penguatan organisasi/lembaga P3A yang telah dibentuk oleh petani pemakai air secara demokratis akan diwujudkan melalui peningkatan status hukum dari lembaga tersebut (menjadi berbadan hukum). Dorongan yang konsisten dari pemangku kepentingan diharapkan akan mampu mempercepat tercapainya status badan hukum lembaga tersebut. Dengan badan hukum tersebut, lembaga P3A dapat menyelenggarakan pengembangan dan pengelolaan sistem irigasi partisipatif (PPSIP) di wilayah kerjanya serta dapat memperkuat posisi tawar dengan kelembagaan lainnya dalam menjalin kerjasama dengan pihak lainnya.
2. Peningkatan Kemampuan P3A melalui Pengembangan Organisasi P3A
Peningkatan kemampuan P3A dapat dilaksanakan melalui pengembangan organisasi P3A yang diarahkan pada peningkatan kemampuan petani pemakai air (P3A) dalam aspek kelembagaan, teknis dan ekonomi sehingga lembaga P3A memiliki kemampuan untuk berpartisipasi dalam Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP). Bentuk atau metode pengembangan yang dapat dilakukan melalui pendidikan, pelatihan, penyuluhan, pendampingan, dan fasilitasi badan hukum organisasi.
a. Aspek Kelembagaan
Pada aspek kelembagaan, upaya peningkatan kemampuan P3A diwujudkan dalam peningkatan tertib administrasi; aktifitas pengurus dan anggota; manajemen konflik serta hubungan kerja dengan kelembagaan lain.
Peningkatan kemampuan kelembagaan yang diharapkan tercapai antara lain sebagai berikut :
a. Tertib administrasinya (ada peta jaringan irigasi,
buku anggota, program kerja dan sebagainya).
b. Keaktifan dalam pertemuan dan kegiatan untuk
peningkatan sumber daya manusia maupun organisasi.
c. Kemampuan mengatasi masalah organisasi,
mengatasi konflik antar anggota atau dengan pihak luar.
d. Mempunyai kemampuan menjalin hubungan kerja dengan pihak lain (lembaga lain).
b. Aspek Teknis
Upaya peningkatan kemampuan P3A pada aspek teknis diwujudkan dalam kegiatan operasi, pemeliharaan, dan rehabilitasi jaringan irigasi serta teknis berusaha tani. Peningkatan kemampuan teknis yang diharapkan tercapai antara lain dalam hal sebagai berikut:
a. Memiliki jaringan irigasi yang terpelihara dan berfungsi baik;
b. Mampu membuat Rencana Tata Tanam Detail dan Rencana Pembagian Air setiap tahun;
c. Dapat memberi rasa keadilan kepada anggota (hulu dan hilir) dalam pembagian air;
d. Dapat memecahkan masalah, menekan/meredakan konflik pembagian air diantara anggota atau dengan pihak luar;
e. Perkumpulan petani pemakai air dapat berpartisipasi pada kegiatan PPSIP jaringan sekunder dan primer serta dapat melaksanakan berbagai jenis pekerjaan yang dilakukan tanpa alat‐ alat berat, dan hasil keuntungannya dapat menambah kas organisasi;
f. Meningkatkan dan mempertahankan intensitas tanaman pada tingkat yang optimal dengan pengaturan air yang efisien;
g. Memperkecil perbedaan produktivitas hasil tanaman daerah hulu dan hilir melalui pengaturan air yang adil;
h. Meningkatkan produktivitas hasil tanaman dari waktu ke waktu dan mempertahankannya pada tingkat yang optimal melalui pengaturan air yang baik dan efisien.
15
c. Aspek Ekonomi
Upaya peningkatan kemampuan ekonomi organisasi P3A dapat diwujudkan dengan peningkatan Iuran Pengelolaan Irigasi (IPI) dan pengembangan Usaha Ekonomi Produktif (UEP) secara mandiri.
Peningkatan kemampuan ekonomi yang diharapkan tercapai antara lain dalam hal :
a. Menghimpun IPI 50% dari Angka Kebutuhan Nyata Operasional & Pemeliharaan (AKNOP) jaringan tersier, serta memiliki kemampuan partisipasi pada jaringan sekunder dan primer;
b. Menggerakkan anggotanya di atas 70% untuk memberikan kontribusi iuran pengelolaan irigasi; c. Memiliki usaha ekonomi produktif (UEP) yang
mandiri dan diberi kepercayaan atau diakui pihak lain untuk memungkinkan dalam mengakses ke berbagai lembaga pembiayaan (misalnya untuk berhubungan dengan bank) dalam bantuan permodalan yang hasil keuntungannya dapat menambah kas organisasi.
D. Pelaksana Pemberdayaan
Mekanisme pelaksanaan pemberdayaan P3A dilakukan secara swakelola oleh Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota. Dalam pelaksanaannya, difasilitasi oleh fasilitator yang ditunjuk oleh dinas pertanian kabupaten/kota
16
Fasilitator pelaksanaan pemberdayaan P3A dapat terdiri dari : 1) Kelompok Pemandu Lapangan (KPL), yaitu tenaga dari
Pemerintah atau Pemerintah Daerah yang bertugas di lapangan yang terdiri dari unsur pertanian, unsur pengairan/sumber daya iar dan unsur lain dari kecamatan/desa yang mempunyai tugas pokok memfasilitasi program pemberdayaan P3A;
2) Tenaga Pendamping Petani (TPP) yang mempunyai fungsi dan peran sebagai motivator, mediator dan fasilitator yang diperlukan hanya selama periode tertentu sesuai dengan kebutuhan;
3) Unsur lain yang terkait dalam bidang kelembagaan. bidang teknis dan keuangan sesuai dengan kebutuhan.
3. BAB III
METODE DAN TAHAPAN PEMBERDAYAAN
PERKUMPULAN PETANI PEMAKAI AIR
A. Metode Pelaksanaan
Mekanisme pelaksanaan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air dilaksanakan secara swakelola oleh Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota.
B. Tahapan Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan 1. Persiapan
a) Penyusunan Juklak dan Juknis
Pembuatan petunjuk pelaksanaan dilakukan oleh Dinas Propinsi sebagai penjabaran dari pedoman teknis yang dibuat oleh pusat sesuai dengan kondisi daerah.
Pembuatan petunjuk teknis dilakukan oleh Dinas Kab/Kota sebagai penjabaran dari petunjuk pelaksanaan yang dibuat oleh Propinsi sesuai dengan kondisi riil di lapangan.
b) Koordinasi dengan Pihak Terkait
Koordinasi dilakukan dengan instansi terkait di kabupaten/kota termasuk dengan aparat desa dan masyarakat luas, untuk memperoleh dukungan dan kemudahan dalam pelaksanaan kegiatan.
c) Pemilihan Pemandu/Fasilitator
Tenaga Pemandu/ Fasilitator adalah tenaga dari mahasiswa/ kontak tani/ perorangan yang berdedikasi tinggi dalam mengembangkan dan memotivasi masyarakat dalam pemberdayaan perkumpulan petani pemakai air (P3A).
Kapasitas/ kemampuan tenaga Pemandu/ Fasilitator diutamakan memiliki kemampuan sebagai berikut :
• Komunikatif (kemampuan berbicara dan
mengungkapkan pendapat);
• Akomodatif (kemampuan mendengar dan
menampung pendapat orang lain);
• Partisipatif (kemampuan mendorong dan
melibatkan orang lain dalam kegiatan);
• Inisiatif, inovatif, kreatif (kemampuan
memunculkan ide – ide baru);
• Menguasai metode pendidikan orang dewasa; • Menguasai konsep pemberdayaan P3A.
d) Menentukan Calon Petani/Calon Lokasi (CP/CL) Kriteria penentuan lokasi kegiatan adalah sebagai berikut :
• Kelompok penerima kegiatan adalah
Perkumpulan petani pemakai air, yaitu kelembagaan petani yang memanfaatkan air untuk kepentingan kelompok, pada beberapa
19
daerah dikenal dengan Mitra Cai, Subak, HIPPA, atau kelompok tani dimana di dalam struktur organisasinya terdapat seksi yang mengurus bidang irigasi/pengairan.
• Peserta Pemberdayaan P3A terdiri dari 1 (satu)
atau lebih kelompok / perkumpulan petani pemakai air
• Kelompok penerima kegiatan bukan merupakan
kelompok yang pernah mendapatkan kegiatan WISMP, PISP maupun NTB‐WRMP;
• Pada lokasi tersebut sudah ada P3A (baik yang
berbadan hukum ataupun belum);
• Diutamakan pada kelompok yang pernah
mendapatkan kegiatan Tugas Pembantuan model PIP.
Kegiatan ini dilaksanakan di 24 (dua puluh empat) provinsi, 215 kabupaten sebanyak 1398 unit dengan rincian terlampir.
2. Penyusunan Profil Sosial Ekonomi Teknik dan Kelembagaan (PSETK)
Penyusunan PSETK adalah untuk mengumpulan data dan informasi sosial, ekonomi, teknik dan kelembagaan masyarakat setempat (P3A) guna menggali permasalahan yang ada di masyarakat, penyebab terjadinya masalah dan cara mengatasinya dengan menggunakan potensi sumber
20
daya lokal yang ada dengan prinsip :
• pemberdayaan kemampuan masyarakat sendiri; • prioritas dengan batasan paling mudah, murah dan
bermanfaat besar bagi masyarakat.
Pengumpulan data dan informasi sosial, ekonomi, teknik dan kelembagaan masyarakat setempat (P3A) ini dilaksanakan oleh anggota dan pengurus P3A didampingi oleh Fasilitator, dengan hasil yang diperoleh adalah informasi/data tentang :
• Kondisi sosio dan teknik jaringan irigasi; • Kondisi kelembagaan yang ada;
• Kebutuhan akan pelatihan, berdasarkan kelas
kemampuan P3A;
• Permasalahan dan cara mengatasinya; • Prioritas pemberdayaan P3A.
Dari hasil pengumpulan data dan informasi tersebut dipergunakan untuk penyusunan program perencanaan partisipatif, pengembangan kelembagaan dan pelatihan serta penyusunan program tahunan pemberdayaan P3A dalam pengelolaan irigasi.
Secara lengkap pelaksanaan PSETK dan Formulir yang harus diisi dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8 .
3. Penyusunan Rencana Kerja
Penyusunan rencana kerja dilakukan untuk menentukan kegiatan‐kegiatan yang akan dilaksanakan P3A secara langsung dalam kurun waktu sedikitnya 1 (satu) tahun dengan bimbingan dari fasilitator.
Rencana kerja yang akan disusun, misalnya penelusuran jaringan irigasi untuk mengetahui kondisi fisik jaringan irigasi, penyusunan rencana tata tanam, pembagian air dan kegiatan O & P lainnya serta permasalahan yang ada di lapangan baik dari aspek teknis, organisasi maupun keuangannya.
Pelaksanaan Rencana Kerja Pemberdayaan merupakan realisasi tindak lanjut dari rencana kerja P3A atas dasar prioritas dan penggunaan sumber daya lokal secara swadaya atau partisipasi dari masyarakat. Rencana kerja yang telah disusun dapat digunakan sebagai acuan pelaksanaan program kelompok pada tahun berikutnya.
4. Pelatihan Penguatan Kelembagaan
Pelatihan dilaksanakan dengan pendekatan metode PRA (Participatory Rapid Appraisal) dan dipadukan dengan FGD (Focus Group Discussion). Pelatihan dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan dengan materi‐materi sesuai dengan kebutuhan kelompok antara lain: Rencana Tata Tanam/Pola Tanam; Kebutuhan dan Cara Pemberian Air Irigasi; Operasi
Jaringan Irigasi; Pemeliharaan Jaringan Irigasi; Pengamanan Jaringan Irigasi; Sekolah Lapang‐System Rice of Intensification (SL‐SRI); Administrasi dan Keuangan P3A serta Pembuatan Laporan Keuangan dan lain‐lain
Diharapkan, dari pelaksanaan kegiatan peningkatan motivasi ini dapat meningkatkan rasa memiliki jaringan irigasi serta meningkatkan rasa persatuan dan kesatuan di lingkungan P3A berdasarkan kepentingan bersama.
C. Pendanaan
Untuk melakukan kegiatan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air telah disediakan dana Tugas Pembantuan di Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/Kota sebesar Rp 25.000.000,‐/paket. Penggunaan anggaran pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air disesuaikan dengan kebutuhan setempat, antara lain :
1. Kebutuhan peralatan penelusuran jaringan (PSETK) 2. Pengadaan alat tulis kantor (ATK);
3. Konsumsi dalam pelaksaan Pertemuan/ pelatihan/ workshop dapat dilaksanakan di kabupaten maupun di lapangan;
4. Fotocopy, dokumentasi, dan lain‐lain; 5. Penggandaan dan Penyusunan laporan;
6. Honor Narasumber/Instruktur dalam pelaksanaan pertemuan/work shop/pelatihan;
23
7. Penggantian Transport Petugas dan peserta (petugas daerah, narasumber/instruktur) dalam rangka pertemuan, pembinaan, monitoring dan evaluasi dalam pelaksanaan kegiatan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air.
Contoh Rencana Anggaran Biaya dapat dilihat pada Lampiran 2.
24
4. BAB IV
SPESIFIKASI TEKNIS
Pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Pemakai Air dalam hal ini adalah P3A mengacu pada norma, standar teknis, dan kriteria sebagai berikut :
A. Norma
Norma kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Pemakai Air sebagai berikut :
1. Kelompok bukan merupakan kelompok yang pernah pendapatkan kegiatan WISMP, PISP maupun NTB‐WRMP 2. Pada lokasi tersebut sudah ada P3A (baik yang berbadan
hukum ataupun belum)
3. Meningkatkan pengetahuan, wawasan dan keterampilan petani tentang gender dalam konsep keadilan mengelola irigasi secara partisipatip.
B. Standar Teknis
Standar Teknis kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Pemakai Air sebagai berikut:
1. Memiliki tanggung jawab yang tinggi dan mampu bekerjasama dengan anggota kelompok
2. Mampu mentransfer pengetahuan dan keterampilan yang di dapatkan kepada kelompok lainnya
C. Kriteria
Kriteria kegiatan Pemberdayaan Kelembagaan Petani Pemakai Air sebagai berikut :
1. Petani/ P3A adalah penerima manfaat bukan merupakan lokasi kegiatan WISMP, PISP maupun NTB‐WRMP atau kegiatan pemberdayaan sejenisnya
2. Petani/ P3A mempunyai kemauan dan kemampuan yang tinggi untuk melaksanakan kegiatan pengelolaan irigasi partisipatip
3. Diprioritaskan lokasi yang mempunyai petugas lapangan (PPL/ Mantri Tani) yang aktif.
5. BAB V
INDIKATOR KEBERHASILAN
PEMBERDAYAAN PERKUMPULAN PETANI
PEMAKAI AIR
Indikator keberhasilan pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air dalam hal ini adalah P3A dapat diukur dari kondisi sebelum dan sesudah dilakukan pemberdayaan dilaksanakan oleh petugas daerah/ penyuluh/ fasilitator antara lain dapat dilihat dari kondisi sebagai berikut :
A. Aspek Kelembagaan
1. P3A sudah berbadan hukum atau memperoleh pengesahan dari dinas atau pejabat yang berwenang. 2. Tersusun Profil Sosial Ekonomi Teknik dan Kelembagaan
(PSETK), yang terdiri dari data berkaitan dengan wilayah kerja irigasi masing‐masing (jaringan tersier/jaringan irigasi tingkat usaha tani/jaringan irigasi desa) dan organisasi P3A.
3. Adanya rencana kerja P3A.
4. Adanya penigkatan kinerja kelembagaan P3A, yaitu peningkatan kemampuan pengelolaan administrasi dan keuangan, pendanaan, pengurus, rasio antara kebutuhan dana pengelolaan irigasi dengan iuran yang terkumpul dan usaha lain untuk mencukupi kebutuhan pengelolaan irigasi secara mandiri dan berkelanjutan.
27
B. Aspek Teknis
1. Peningkatan kualitas kondisi fisik dan fungsi jaringan irigasi.
2. Peningkatan pelayanan air irigasi yaitu peningkatan efisiensi dan efektivitas pelayanan air irigasi secara adil dan merata, serta kemampuan teknis pengelolaan jaringan irigasi.
3. Peningkatan upaya penertiban pengambilan air secara liar.
4. Penurunan intensitas konflik dan banyaknya permasalahan.
5. Perkembangan pertanian yaitu peningkatan intensitas tanam, luas tanam dan peningkatan produksi.
C. Aspek Ekonomi
1. Adanya Iuran Pengelolaan Irigasi (IPI), yang merupakan kontribusi dari anggota
2. Adanya potensi pembentukan usaha ekonomi produktif yang mandiri dan diberi kepercayaan atau diakui pihak lain untuk memungkinkan dalam mengakses ke berbagai lembaga pembiayaan (misalnya untuk berhubungan dengan bank) dalam bantuan permodalan yang hasil keuntungannya dapat menambah kas organisasi
28
6. BAB VI
MONITORING, PELAPORAN DAN EVALUASI
A. Monitoring
a. Monitoring dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten secara swakelola;
b. Monitoring dilaksanakan oleh Dinas Pertanian Provinsi dan Kabupaten sesuai dengan tahapan pelaksanaan kegiatan di masing‐masing lokasi. Tahapan kegiatan ini mengacu pada jadwal pelaksanaan kegiatan. Sebagai contoh diberikan jadwal palang/jadwal pelaksanaan kegiatan Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) TA. 2011. (lampiran 1).
B. Pelaporan 1. Format Laporan
a) Laporan Bulanan
Dinas Lingkup pertanian kabupaten /kota wajib membuat laporan bulanan. Dinas Lingkup Pertanian Propinsi merakapitulasi laporan dari Dinas Pertanian kabupaten/kota.
Format laporan bulanan yang dibuat oleh Dinas Lingkup Pertanian Kabupaten/ Kota sesuai format Laporan PSP 01 sebagaimana terlampir pada Lampiran‐4, sedangkan format laporan yang dibuat
oleh Dinas Pertanian Tanaman Pangan Propinsi sesuai format Laporan PSP 02 sebagaimana pada Lampiran‐5.
b) Laporan Akhir
Laporan akhir agar lebih informatif dan komunikatif dilengkapi dengan foto‐foto dokumentasi (sebelum, sedang dan selesai pelaksanaan kegiatan). Outline laporan akhir sebagaimana pada Lampiran‐6
2. Alur Laporan
Laporan diperlukan untuk mengetahui perkembangan pelaksanaan kegiatan dan permasalahan serta upaya pemecahan dalam mencapai sasaran. Laporan ini berisi antara lain data dan informasi tentang perkembangan pelaksanaan fisik dan keuangan, pendayagunaan tenaga kerja, hasil kerja fisik dan lain‐lain.
Alur laporan adalah sebagai berikut :
a. Tim teknis/ petugas daerah secara berkala menyampaikan laporan hasil pelaksanaan kepada Kuasa Pengguna Anggaran/ Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan Kabupaten/ Kota;
b. Mekanisme pelaporan SIMONEV, SAI dan FORM DA dari Diperta Kabupaten, Provinsi sampai dengan ke Pusat mengikuti mekanisme yang telah ditetapkan oleh Sekditjen PSP seperti blanko laporan dengan format
(Form PSP 01 dan Form PSP 02) sebagaimana terlampir. Laporan tersebut disampaikan ke Sekretariat Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, u.p Kepala Bagian Evaluasi dan Pelaporan Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian. Jln. Harsono RM No.3 Gedung D Lantai VIII, Ragunan Pasarminggu, Jakarta Selatan; c. Laporan bulanan perkembangan pelaksanaan kegiatan
setiap bulan dari Diperta Kabupaten/Kota paling lambat tanggal 5 disampaikan kepada Diperta Propinsi sedangkan dari Diperta Propinsi paling lambat tanggal 10. Laporan ini disampaikan ke
Direktorat Pengelolaan Air Irigasi,
Jln. Taman Marga Satwa No. 3 Pasarminggu, Jakarta Selatan 12550;
d. Laporan akhir pelaksanaan kegiatan 2011 dari Diperta Provinsi paling lambat tanggal 31 Desember 2011 disampaikan ke di Direktorat Pengelolaan Air Irigasi.
31
7. BAB VII
PENUTUP
Pemberdayaan Kelembagaan Petani Pemakai Air dengan tujuan meningkatkan kemampuan dan kemandirian masyarakat petani pemakai air, yang tergabung dalam wadah organisasi/lembaga P3A ini, akan selalu berkembang sejalan dengan dinamika masyarakat itu sendiri. Oleh karena itu, berbagai penyesuaian tetap akan selalu diperlukan dalam penyusunan dan penyempurnaan pedoman pemberdayaan P3A guna menuju kemandirian pengelolaan irigasi.
Dalam pelaksanaannya pedoman ini dapat dikembangkan sesuai dengan kondisi daerah setempat dan kebutuhan, kepentingan, serta aspirasi masyarakat petani pemakai air. Oleh karena itu, pedoman ini diharapkan dapat membantu pencapaian sinkronisasi, kesepahaman, dan kesamaan substansi terhadap program pemberdayaan kelembagaan petani pemakai air (P3A) di daerah sesuai dengan peraturan perundang‐undangan yang berlaku dalam rangka menjaga keberlanjutan irigasi.
32
DAFTAR PUSTAKA
Ditjen Bina Sarana Pertanian, Departemen Pertanian, 2001. Metode Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air.
Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Departemen Dalam Negeri, 2007. Panduan Pendampingan oleh Tenaga Pendamping Masyarakat (TPM) untuk Pemberdayaan Organisasi P3A/GP3A/IP3A.
Ditjen Bina Pembangunan Daerah, Departemen Dalam Negeri, 2009. Panduan Profil Sosial Ekonomi Teknis Kelembagaan (PSETK) Pengembangan dan Pengelolaan Sistem Irigasi Partisipatif (PPSIP). Keputusan Menteri Dalam Negeri, 2001. Keputusan Menteri
Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 2001 tentang Pedoman Pemberdayaan Perkumpulan Petani Pemakai Air.
Keputusan Menteri Dalam Negeri, 2003. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2003 tentang Pedoman Pengaturan Wewenang, Tugas dan Tanggung Jawab Lembaga Pengelola Irigasi Provinsi dan Kabupaten/Kota.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, 2006. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2006 tentang Irigasi. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia 2007, Peraturan
Pemerintah Nomor 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintahan antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota.
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum 2007, Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 33/PRT/M/2007 tentang Pedoman Pemberdayaan P3A/GP3A/IP3A
Undang‐undang Republik Indonesia, 2004. Undang-undang
Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air.
Lampiran 1
Jadwal Palang/Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Pemberdayaan
Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) TA. 2011
Lampiran 2
Contoh Rencana Anggaran Biaya Kegiatan
Pemberdayaan Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A)
No
Jenis Pengeluaran
VOL
Satuan
Harga
Sat
Biaya
(Rp)
(Rp)
1
Penyusunan Profil Sosial Ekonomi Teknik dan
Kelembagaan
5.000.000
-
Penyusunan Rencana Pelaksanaan PSETK
1
PKT
500.000
500.000
-
Pembahasan Rencana Pelaksanaan PSETK
1
PKT
500.000
500.000
-
Pelaksanaan PSETK (Penelusuran Jaringan)
1
PKT
3.000.000
3.000.000
-
Penyusunan Laporan PSETK
1
PKT
1.000.000
1.000.000
Lampiran 3
Form PSP
-
01
: ……….. : ……….. : ……….. : ……….. : ……….. : ………..Keuangan Fisik Nama Desa/ Koordinat (Rp) (Ha) (Rp) (%) Konstruksi (Ha) Tanam (Ha) Kelompok Kecamatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
A. Pengelolaan Air 1. Pemberdayaan P3A 2. ……….. 3…………. 4…………. 5…………. 6…………. 7…………. 8. dst……. Catatan :
1. Laporan dikirim ke Dinas Propinsi terkait tembusan ke Ditjen PSP Pusat, paling lambat tanggal 5 setiap bulan
2. Laporan ke Pusat ke Bagian Evaluasi dan Pelaporan d/a. Kanpus Kementerian Pertanian Gedung D Lantai 8 Jl. Harsono RM No. 3 Ragunan Jakarta Selatan 12550 via Fax : 021-7816086 atau E-mail : simonevpla@deptan.go.id,
Tembusan ke Dit. Pengelolaan Air Irigasi, Jl. Taman Margasatwa No. 3, Ragunan-Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Fax : 021-782 3975 12550
3. Realisasi adalah realisasi kumulatif s/d bulan ini (bulan laporan) 4. Kolom (13) dapat diisi serapan tenaga kerja, dll
*) Coret yang tidak perlu
Kegiatan Provinsi
………., … ………... 2011
KEGIATAN DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA.2011
PaguDIPA LokasiKegiatan Fisik Dinas Kabupaten Keterangan Subsektor Program Bulan
Penanggung jawab kegiatan Kabupaten JUMLAH
Realisasi Keuangan
Lampiran 5
Outline Laporan Akhir
OUT LINE LAPORAN AKHIR
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
B.
Tujuan dan Sasaran
C.
Kondisi Pertanian Kelompok
D. Permasalahan yang dihadapi
II. RENCANA KEGIATAN
Rencana kegiatan yang ditetapkan bersama
(Lampirkan Rencana Usulan Kegiatan Kelompok)
III. PELAKSANAAN KEGIATAN
Lampiran 7
Tahapan Kegiatan Penyusunan Profil Sosial,
Ekonomi, Teknik dan Kelembagaan (PSETK)
Dalam Rangka Pemberdayaan Perkumpulan
Petani Pemakai Air
PERSIAPAN
1. Pemberitahuankegiatan kepada pemerintah setempat 2. Menentukan waktu dan tempat pertemuan bersama
pengurus P3A/GP3A/IP3A
PENELUSURANJARINGAN IRIGASI (OBSERVASILAPANGAN) 1.Dilakukan oleh TIM PSETK
2. Wawancara informasi dengan petani yang ditemui di lapangan
PERTEMUAN HASIL PENGUMPULAN DATA 1.Pe mandumenjelaskan maksud dan tujuan pertemuan 2. Pemandu memilih petandu (yang memimpin diskusi)
secara dekokratis
Data dan Informasi yang dicatat dalam Form PSETK
ANALISIS DAN PEMBAHASANMASALAH
1. Inve ntarisasi permasalahan yang menyangkut irigasi, pertaniandan organisasi 2. Penjelasan temuan tetapi bukan merubah hasil
KlasifikasiPeserta:
Mewakili kelompokpetani (hulu,tengah, hilir) petani penggarap, variasi, pendidikan, jeniskelamin, pekerjaan sampingan, umur danbeberapa pengurusP3A/GP3A/IP3A
Waktudan Tempat waktu longgar bagi petani, tempat mudah
dijangkau, tidak jauh darir umahpetani, tempat dudukdiatursepertitapal kuda
Petandu yang Baik:
Menghargai peserta, terbuka, kreatif,tidak menggurui, santai, akrab, tidakmemihak
V. PROFIL KELEMBAGAAN 1. Kelembagaan P3A
a. Pembentukan organisasi P3A pada DI setempat
Musyawarah Voting Penunjukan langsung oleh camat/KCD/Dinas/Desa, dll b. AD/ART organisasi P3A
Tidak ada Ada
Proses penyusunan AD/ART organisasi P3A (jika sudah ada) DisusunolehpengurusP3A
Disusun oleh pengurus P3A bersama KPL/TPP/PT/LSM DisusunolehKPL/TPP/PT/LSM
c. Realisasi pelaksanaan AD/ART organisasi P3A sesuai ketetapan
< 25% sesuai 25% - 50% sesuai 51% - 75% sesuai 76% - 100% sesuai d. Status legalitas badan hukum organisasi P3A
Sudah :...% Proses :...% Belum :...% e. Aset kesekretariatan P3A
- Daftar anggota/lahan Ada Tidak - Peta wilayah kerja Ada Tidak - Data jaringan irigasi Ada Tidak - Administrasi umum Ada Tidak - Kantor Ada Tidak - Administrasi keuangan Ada Tidak - Rekening Bank Ada Tidak
- NPWP Ada Tidak
Jika ada penambahan dana, upaya yang dilakukan dengan cara
Usaha sendiri Bantuan Pemerintah Bantuan pihak lain
5. Aspek Fasilitasi Usahatani
a. Fasilitasi P3A dalam peningkatan kegiatan usahatani buat anggotanya Ada Tidak ada
Bentuk bantuan/fasilitasi apa yang diberikan kepada petani (jika ada)
Pupuk Pestisida Alsintan Lantai Jemur b. Fasilitasi P3A dalam peningkatan pendapatan petani
Ada Tidak ada
Bentuk bantuan/fasilitasi apa yang diberikan kepada petani (jika ada) Akses kredit Akses pasar Nilai harga
VI. KONDISI USAHATANI
a. Luas areal tanam dan panen pada DI setempat setahun terakhir Jenis
Usahatani
Luas Areal (ha)
Musim Tanam I Musim Tanam II Musim Tanam III Tanam Panen Tanam Panen Tanam Panen - Padi
- Palawija - Sayuran - Ikan - Lainnya
b. Produktivitas usahatani aktual setiap musim tanam pada DI setempat Jenis
Usahatani
Produktivitas hasil usahatani (ton/ha GKP)
Musim Tanam I Musim Tanam II Musim Tanam III - Padi
- Palawija - Sayuran - Ikan - Lainnya
c. Rata-rata pendapatan usahatani setiap Musim Tanam (MT) Jenis
Usahatani
Pendapatan Usahatani (Rp/satuan luas)
Keterangan MT – I MT – II MT – III - Padi - Palawija - Sayuran - Ikan - Lainnya
d. Kemauan dan kemampuan petani membayar iuran pengelolaan irigai
Kemauan Tidak mau/bersedia Mau/bersedia
Kemampuan Tidakmampu Mampu
e. Tanggapan petani terhadap pembayaran iuran pengelolaan irigasi Beban Kewajiban
VII. PROGRAM KERJA PEMBERDAYAAN ORGANISASI P3A
Jumlah Dana(Rp) Sumber Dana J F M A M J J A S O N D I. 1 2 3 4 Kelembagaan II. 1 2 3 4 Operasi Jaringan III. 1 2 3 4 Pemeliharaan Jaringan IV. 1 2 3 4 Peningkatan IPI Hasil yang Dicapai KET No Program Kegiatan Tujuan Kegiatan Pendanaan
Kegiatan Tahun Kegiatan ( ) KemajuanStatus Kegiatan