• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hakikat Thaharah. Syaikh Muhammad al Utsaimin rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Hakikat Thaharah. Syaikh Muhammad al Utsaimin rahimahullah. Terjemah : Muhammad Iqbal A. Gazali Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Hakikat Thaharah 

﴿

ةرﺎﻬﻄﻟا ﺔﻘﻴﻘﺣ

[  Indonesia – Indonesian –

ﻴﻧوﺪﻧإ

]

 

 

 

 

Syaikh Muhammad al‐Utsaimin rahimahullah 

 

 

 

 

 

Terjemah

 :

 

Muhammad Iqbal A. Gazali 

Editor

 : Eko Haryanto Abu Ziyad 

 

 

 

 

 

 

2011 ‐ 1432

 

(2)

﴿

ةرﺎﻬﻄﻟا ﺔﻘﻴﻘﺣ

»

ﺔﻴﺴﻴﻧوﺪﻧﻹا ﺔﻐﻠﻟﺎﺑ

«

ﻴﻦﻤﻴﺜﻌﻟا ﺢﻟﺎﺻ ﻦﺑ ﺪﻤﻣﺤ

 

 

ﺔﺟﻤﺮﺗ

:

ﺪﻤﻣﺤ

ﻟﻲاﺰﻏ ﺪﺣﻤأ لﺎﺒﻗإ

ﺔﻌﺟاﺮﻣ

:

ﻮﺘﻧﺎﻳرﺎﻫ ﻮﻜﻳإ دﺎﻳز ﻮﺑأ

 

 

 

 

 

 

 

2011 ‐ 1432

   

(3)

ﻢﻴﺣﺮﻟا ﻦﺣﻤﺮﻟا ﷲا ﻢﺴﺑ

Hakikat Thaharah 

Syaikh Muhammad bin Shalih al‐Utsaimin rahimahullah  

Pertanyaan: Syaikh, apakah yang dimaksud dengan thaharah?

Jawaban: Makna thaharah adalah bersuci dan membersihkan. Dalam

terminologi Islam, thaharah ada dua macam: thaharah maknawi dan thaharah

hissy. Adapun thaharah maknawi: yaitu mensucikan hati dari syirik dan bid'ah

dalam beribadah kepada Allah Subhanahuwata’alla, dan dari sifat dendam, hasad, marah, benci dan yang menyerupai hal itu, dalam bergaul dengan hamba-hamba Allah Subhanahuwata’alla dimana mereka tidak pantas mendapat perlakuan seperti itu.

Adapun thaharah hissy: yaitu mensucikan badan, dan ia ada dua bagian:

1) menghilangkan sifat yang menghalangi shalat dan semisalnya dari sesuatu yang disyaratkan baginya bersuci

2) menghilangkan kotoran.

Pertama kita akan membahas pertanyaan pertama tentang thaharah

maknawi: yaitu mensucikan hati dari syirik dan bid'ah pada sesuatu yang

terkait hubungan dengan hak-hak Allah Subhanahuwata’alla. Inilah bersuci yang paling agung. Dan hal tersebut diatas lah yang menjadi dasar semua ibadah. Ibadah apapun tidak sah dari seseorang yang hatinya berlumuran syirik, dan bid'ah apapun yang dilakukan hamba untuk mendekatkan diri kepada -Nya hukumnya tidak sah, yaitu yang tidak disyari'atkan oleh Allah

Subhanahuwata’alla. Firman Allah Subhanahuwata’alla

ﻟﻰﺎﻌﺗ ﷲا لﺎﻗ

:

﴿

$tΒuρ

óΟßγyèuΖtΒ

βr&

Ÿ≅t6ø)è?

öΝåκ÷]ÏΒ

óΟßγçG≈s)xtΡ

HωÎ)

óΟßγ¯Ρr&

(#ρãxŸ2

«!$$Î/

⎯Ï&Î!θß™tÎ/uρ

Dan tidak ada yang menghalangi mereka untuk diterima dari mereka nafkah-nafkahnya melainkan karena kafir kepada Allah dan Rasul-Nya (QS. at-Taubah:54)

(4)

Dan Nabi Muhammad Salallahu’alaihi awassalm bersabda:

ﷲا لﻮﺳر لﺎﻗ

) :

ٌّدَر َﻮُﻬَﻓ ﺎَﻧُﺮْﻣ

َ

أ ِﻪْﻴَﻠَﻋ َﺲْﻴَﻟ ًﻼَﻤَﻗ َﻞِﻤَﻋ ْﻦَﻣ

(

"Barangsiapa yang melakukan amal ibadah yang tidak ada perintah kami

atasnya maka ia ditolak."1

Atas dasar inilah, maka orang yang menyekutukan Allah

Subhanahuwata’alla secara nyata (syirik akbar), tidak diterima ibadahnya,

sekalipun ia shalat, berzakat dan haji. Maka barangsiapa yang berdoa kepada selain Allah Subhanahuwata’alla atau menyembah selain –Nya, maka sesungguhnya ibadahnya tidak diterima. Sekalipun ia beribadah kepadanya dengan ikhlas hanya karena Allah Subhanahuwata’alla semata, selama ia menyekutukan -Nya dalam bentuk syirik akbar dari sisi yang lain.

Karena inilah Allah Subhanahuwata’alla menggambarkan orang-orang musyrik bahwa mereka adalah najis. Firman Allah Subhanahuwata’alla:

ﻟﻰﺎﻌﺗ ﷲا لﺎﻗ

:

﴿

$y㕃r'¯≈tƒ

š⎥⎪Ï%©!$#

(#þθãΖtΒ#u™

$yϑ¯ΡÎ)

šχθä.Îô³ßϑø9$#

Ó§pgwΥ

Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya orang-orang yang musyrik itu najis,... (QS. at-Taubah:28)

Dan Nabi Muhammad Salallahu’alaihi awassalm menafikan najis dari orang yang beriman, seperti dalam hadits:

ﷲا لﻮﺳر لﺎﻗ

) :

ُﺲُﺠْﻨَﻓَﻻ َﻦِﻣْﺆُﻤ

ْﻟا َّنِإ

(

"Sesungguhnya orang yang beriman tidak najis."2

Inilah yang semestinya menjadi perhatian besar bagi orang yang beriman untuk membersihkan hati darinya.

Demikian pula ia membersihkan hatinya dari sifat iri, dengki, marah dan benci bagi orang-orang yang beriman, karena semua ini adalah sifat yang tercela, bukan akhlak orang yang beriman. Seorang mukmin adalah saudara mukmin yang lain, tidak membencinya, tidak menyakitinya, tidak dengki kepadanya, akan tetapi ia mengharapkan kebaikan untuk saudaranya sebagaimana ia mengharapkan kebaikan untuk dirinya sendiri. Sehingga

1

HR. Muslim no. 1718.

2

(5)

Rasulullah Salallahu’alaihi awassalm menafikan iman dari orang yang tidak menyukai untuk saudara sesuatu yang dia sukai untuk dirinya. Disebutkan dalam hadits:

ﷲا لﻮﺳر لﺎﻗ

) :

ِﻪ ِﺴْﻔَ ِﺠ ُّﺐِ ُﻳﺤ ﺎَﻣ ِﻪْﻴِﺧ

َ

ِﻷ َّﺐِ ُﻳﺤ َّ َﺣ ْﻢُﻛُﺪَﺣ

َ

أ ُﻦِﻣْﺆُﻳَﻻ

(

Rasulullah Salallahu’alaihi awassalm bersabda: "Tidak beriman (yang

sempurna) seseorang darimu sehingga ia menyukai untuk saudaranya sesuatu yang dia sukai untuk dirinya."3

Kita melihat banyak ahli ibadah, taqwa dan zuhud serta sering pergi ke masjid untuk memakmurkannya dengan membaca al-Qur`an, zikir dan shalat, akan tetapi ia mempunyai sifat iri terhadap sebagian saudara mereka yang muslim atau dengki bagi orang yang diberi nikmat oleh Allah

Subhanahuwata’alla. Ini jelas mencemari ibadah yang dilakukannya kepada

-Nya. Maka kita semua harus membersihkan hati dari sifat kotor ini terhadap saudara kita sesama kaum muslimin.

Adapun thaharah hissiyah: yaitu seperti yang saya katakan ada dua

bagian:

1) menghilangkan sifat yang menghalangi shalat dan semisalnya yang disyaratkan thaharah baginya, dan

2) menghilangkan najis.

Adapun menghilangkan sifat: yaitu mengangkat hadats kecil dan besar dengan cara membasuh empat anggota tubuh dalam hadats kecil, dan membasuh semua anggota tubuh dalam hadats besar. Bisa dengan air bagi yang mampu dan bisa juga dengan tayammum bagi orang yang tidak mampu memakai air. Dalam hal ini Allah Subhanahuwata’alla menurunkan firman-Nya:

3

(6)

ﻟﻰﺎــــﻌﺗ ﷲا لﺎــــﻗ

:

﴿

$pκš‰r'¯≈tƒ

š⎥⎪Ï%©!$#

(#þθãΨtΒ#u™

#sŒÎ)

óΟçFôϑè%

’n<Î)

Íο4θn=¢Á9$#

(#θè=Å¡øî$$sù

öΝä3yδθã_ãρ

öΝä3tƒÏ‰÷ƒr&uρ

’n<Î)

È,Ïù#tyϑø9$#

(#θßs|¡øΒ$#uρ

öΝä3Å™ρâ™ãÎ/

öΝà6n=ã_ö‘r&uρ

’n<Î)

È⎦÷⎫t6÷ès3ø9$#

4

βÎ)uρ

öΝçGΖä.

$Y6ãΖã_

(#ρã£γ©Û$$sù

4

βÎ)uρ

ΝçGΨä.

#©yÌó£Δ

÷ρr&

4’n?tã

@xy™

÷ρr&

u™!%y`

Ó‰tnr&

Νä3ΨÏiΒ

z⎯ÏiΒ

ÅÝÍ←!$tóø9$#

÷ρr&

ãΜçGó¡yϑ≈s9

u™!$|¡ÏiΨ9$#

öΝn=sù

(#ρ߉ÅgrB

[™!$tΒ

(#θßϑ£ϑu‹tFsù

#Y‰‹Ïè|¹

$Y6ÍhŠsÛ

(#θßs|¡øΒ$$sù

öΝà6Ïδθã_âθÎ/

Νä3ƒÏ‰÷ƒr&uρ

çμ÷ΨÏiΒ

4

$tΒ

߉ƒÌãƒ

ª!$#

Ÿ≅yèôfuŠÏ9

Νà6ø‹n=tæ

ô⎯ÏiΒ

8ltym

⎯Å3≈s9uρ

߉ƒÌãƒ

öΝä.tÎdγsÜãŠÏ9

§ΝÏGãŠÏ9uρ

…çμtGyϑ÷èÏΡ

öΝä3ø‹n=tæ

öΝà6¯=yès9

šχρãä3ô±n@

∩∉∪

Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki, dan jika kamu junub maka mandilah, dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan tanah yang baik (bersih); sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu, Allah tidak hendak menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, supaya kamu bersyukur. (QS. al-Maidah:6)

Adapun jenis yang kedua: yaitu thaharah dari najis, yaitu setiap benda yang diwajibkan kepada hamba agar menjauhkan diri darinya dan bersuci darinya, seperti kencing, kotoran dan semisal keduanya yang dijelaskan oleh syari'at tentang najisnya. Karena inilah para ahli fikih berkata: thaharah bisa jadi dari hadats dan bisa jadi dari najis. Dan menunjukkan bagi jenis ini, maksud saya thaharah dari kotoran, hadits yang diriwayatkan oleh ahlus sunan, bahwa Rasulullah Salallahu’alaihi awassalm shalat bersama para sahabatnya pada suatu hari. Lalu beliau melepaskan sendalnya maka para sahabat melepaskan sendal mereka. Maka tatkala Nabi Muhammad

Salallahu’alaihi awassalm berpaling (setelah salam), beliau bertanya kepada

mereka: "Kenapa mereka melepas sendal mereka? Mereka menjawab: 'Kami melihat engkau melepaskan sendal maka kami melepaskan sendal kami. beliau bersabda:

ﷲا لﻮﺳر لﺎﻗ

) :

ْﻳِ ْﺒﺮِﺟ َّنِإ

ىًذ

َ

أ ﺎَﻤِﻬْﻴِﻓ َّن

َ

أ ِﻳﻰَ َﺒﺮْﺧ

َ

ﺄَﻓ ِ ﺎَﺗ

َ

أ َﻞ

(

(7)

Rasulullah Salallahu’alaihi awassalm bersabda: "Sesungguhnya Jibril ‘alaihi

sallam datang kepadaku seraya mengabarkan bahwa pada kedua ada adza."4

Maksudnya ada kotoran. Inilah pembicaraan tentang pengertian thaharah. Syaikh Muhammad al-Utsaimin, Fiqhul Ibadah, hal 112-114.

4

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Air pemadam kebakaran yang terkontaminasi harus dibuang sesuai dengan peraturan pemerintah yang berlaku.. Tindakan

Hasil uji statistik didapatkan nilai Chi square sebesar 0,196 (P&gt;0,05) yang berarti bahwa tidak terdapat perbedaan dalam penggunaan jenis kontrasepsi suntik

Beberapa penelitian penghilangan warna dan senyawa organik yang ada dalam limbah cair industri batik telah banyak dilakukan, misalnya dengan cara kimia antara

Ensemble The Label merupakan perusahaan fashion yang fokus nya bergerak di bidang e-commerce yang memiliki website sendiri untuk menawarkan produk mereka. ENSEMBLE THE

Pengujian usability menggunakan 33 peserta yang menggunakan mobile web browser di smartphone dengan pengujian dilakukan menggunakan perangkat smartphone dan web browser

Selain itu,  scrubbing system  berfungsi mengurangi kehilangan produk Sp-36 karena debu yang telah tertangkap oleh air dalam scrubber (menjadi slurry), ditampung dalam seal

Program Pengembangan Teknologi Industri (PPTI) ini merupakan sebuah instrumen Kebijakan Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi dengan tujuan meningkatkan