JENIS-JENIS PAKAN BUATAN
Pakan ikan : pakan alami dan
pakan buatan
Pakan buatan
: pakan yang dibuat dengan
formulasi tertentu berdasarkan
Pertimbangan pembuatannya :
Intesifikasi usaha budi daya
•Ketersediaan (Pakan alami
tergantung pada faktor lingkungan) •Kebutuhan nutrien ikan
•Kualitas bahan baku •Nilai ekonomis
•Kemudahan penyimpanan dan distribusi
•Penyediaan makanan dalam jumlah yang cukup
•Tepat waktu
•Berkesinambungan •Memenuhi syarat gizi
Berdasarkan tingkat kebutuhannya pakan buatan dapat menjadi 3 kelompok
-Pakan tambahan : pakan yang sengaja dibuat untuk memenuhi kebutuhan karena ketersedian pakan alami tidak memadai agar organisme dapat tumbuh
-Pakan suplemen : pakan yang sengaja dibuat untuk menambah komponen (nutrisi) tertentu yang tidak mampu disediakan pakan alami
-Pakan utama : pakan yang sengaja dibuat untuk menggantikan sebagian besar atau keseluruhan pakan alami
Pak an len gk ap (c omp lete feed )
Berdasarkan bentuknya
•
Tepung
• Pasta/ Cake
• Cairan/emulsi
• Pellet : serpihan (flake)
remah (crumble)
pellet porous
pellet panjang (spaghetti pellets)
Tepung kering
:
• Digunakan pada ikan tahap pendederan I
• Kelemahan : sering mengendap didasar kolam sehingga
tidak termakan
• Pencegahan : bahan baku diayak agar mempunyai bentuk
yang seragam dan tercapur secara merata, selanjutnya
campuran disemprot dengan minyak, tepung yang kental
dapat memantulkan cahaya, menolak air, dan
merangsang partikel halus untuk bergabung membentuk
partikel yang lebih besar
Pasta/cake
•Diberikan pada ikan pada stadia benih pada
spesies sidat, mas, dan sebagian besar ikan
laut yang dipelihara, serta sebagai pakan ikan
hias,
•Dapat terbentuk karena kemampuan mengikat
dari komponen protein atau karbohidrat
Cairan/emulsi
• Diberikan pada ikan pada stadia larva dan beberapa ikan hias yang berukuran kecil
• Contoh : dibuat dari kuning telur, atau dari bahan pakan berbentuk pasta yang ditambah air selanjutnya disaring sehingga membentuk suspensi koloid
Pellet [serpihan (
flake
), remah (
crumble
), pellet
porous,pellet panjang (spaghetti pellets)]
• Memudahkan penyimpanan, transfortasi, dan penyaluran dalam mesin pakan (automatic feeder dan self feeder)
• Berbagai jenis pellet dibedakan berdasarkan ukuran dan juga akan diberikan pada berbagai spesies ikan budidaya pada berbagai ukuran ikan karena perbedaan ukuran bukaan
mulutnya, kemampuan lambung untuk menyimpan makanan, aktivitas peristaltik, dan kemampuan enzimatik untuk mencerna pakan
• Serpihan (flake) dan remah (crumble) biasanya merupakan
pecahan pellet, biasanya digunakan pada ikan tahap pendederan II dan untuk pakan ikan hias
• Pellet porous dan pellet panjang (spaghetti pellets) adalah pakan untuk tahap pembesaran pada berbagai spesies ikan, ukurannya berbeda tergantung bukaan mulut ikan
Pakan buatan berbentuk pellet dapat dibagi menjadi 2 golongan besar :
Pellet keras :
• Pembuatan dengan mixer berkecepatan tinggi
• Penambahan 4 - 6% air dalam bentuk uap untuk memudahkan dalam penekanan dan ekstrusi pada mesin pencetak pellet
• Pengeringan dilakukan untuk mengurangi kadar air hingga 13% • Cocok untuk ikan lele, sidat, tilapia, mas, udang
• Kelemahannya beberapa spesies ikan kurang mampu menerima secara berlebihan karena akan mengalami pembengkakan dan kerusakan lambung, proses pencernaan tidak efisien atau pakan cukup lama berada dalam lambung (karena tidak segera dicerna) sehingga terjadi proses fermentasi, gas hasil fermentasi
menyebabkan ikan terapung dalam posisi terbalik sehingga menderita karena serangan matahari atau serangan predator
Pellet lunak
• Pembuatan dengan mesin pencetak pellet bertekanan tinggi • Kadar air pellet 18 -19%
• Ada penambahan lemak dan lesitin
• Harus segera dikonsumsi setelah dibuat atau disimpan pada suhu rendah atau ditambah fungisida pada waktu pembuatan untuk
Mesin pencetak pellet skala besar/industri Mesin pencetak pellet
Masin pencetak pellet vertikel untuk pellet kering
Masin pencetak pellet mengapung, dilengkapi mesin steamer, cetak pelet granul dan mesin rottary dryer ( pengering)
Mesin pencampur bahan pakan
Pakan buatan berdasarkan kandungan air dan
bahan pembuatnya`
Wet pellets
• Kadar air 50 - 70%
• Dibuat dari bahan-bahan segar atau ikan yang dibekukan,
pengolahan ikan-ikan buangan, dan silase (ikan yang diawetkan dengan proses pengawetan asam/fermentasi)
Moist pellets
• Kadar air 35 – 40%
• Dibuat dari kombinasi antara wet dan dry dengan proporsi bervariasi dari 90 : 10 sampai 50 : 50
Dry pellets
• Kadar air ± 10%
• Dibuat dari kombinasi berbagai bahan pakan sumber protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral.
Dry pellets berdasarkan teknik pembuatan dengan steam Compressed pellets
• Kadar air 15 - 20%
• Menggunakan steam/uap panas suhu 70 – 85°C atau dengan tekanan dingin
• Meningkatkan kualitas fisik dan dari tahapan akhir pembuatan pakan
Expanded pellets
• Menggunakan steam/uap panas suhu 120°C dan kondisi tekanan yang tinggi 20 – 30 bar/cm2
Extruded pellets
• Kadar air 20 – 30%
• Menggunakan steam/uap panas suhu 80 - 200°C dan tekanan • Meningkatkan kandungan DE (digestible energy) dengan
mengcoating/melapis pakan dengan minyak, meningkatkan kualitas fisik pakan, menurunkan kadar abu dan ketajaman, dan meningkatkan water stability pakan
Bentuk pakan larva
Mikropellet
Emulsi
Mikro-enkapsulasi
Micro-partikulat diet
Mulai diadaptasikan dari hari ke-15 sampai dengan hari
ke-45.
Dapat diberikan bersamaan dengan pemberian pakan
alami.
Berukuran mulai dari 200 sampai dengan 2000 mikron
Diberikan dengan dosis 1-2 ppm
dapat diformulasi dari bahan baku
lokal, namun kualitas bahan tetap
menjadi perhatian. Dan jumlahnya
ditingkatkan sesuai dengan
kebutuhan.
Pada saat pemberian artemia
dihentikan mikropelet diberikan
Telur 1 butir Air 200 cc tepung kedelai 40 gr tepung sagu 5 gr Vitamin 1 gr
dicampur kemudian dipanaskan sambil terus di aduk sampai mengental seperti lem
didinginkan 10 menit pakan tersebut siap diberikan kepada larva ikan. Pakan tersebut diberikan 3-5 kali sehari dengan cara disemprotkan secara merata di atas
Microbound Microcoated
Microencapsulated
Ukuran partikel pakan buatan untuk beberapa spesies ikan dan crustacea sepanjang siklus hidupnya bervariasi antara : 50 μm
sampai 20 mm
Pakan buatan dengan ukuran yang sangat kecil / mikro yang dibungkus dengan suplemen tertentu (ex.
minyak ikan yang mengandung vitamin, putih telur untuk
mengcoating suplemen agar tidak mudah larut dalam air, gelatin, agar)
Mikro-enkapsulasi
Micro-encapsulation adalah sebuah
proses di mana partikel atau
tetesan kecil dikelilingi oleh lapisan
untuk memberikan kapsul kecil
Alasan untuk enkapsulasi
Agar nutrient pakan tetap terjaga
sampai dapat dikonsumsi oleh ikan
memperbaiki sifat-sifat
penanganan bahan yang lengket
mengisolasi inti yang reaktif dari
Penyusun
In
ti
Penyalut/pembungkus
Kebanyakan memiliki diameter antara beberapa mikrometer dan beberapa milimeter.
bahan yang diperangkap
bahan yang dapat memerangkap bahan inti
dalam proses mikroenkapsulasi.
penggunaan bahan penyalut dalam
proses mikroenkapsulasi bertujuan
mempertahankan dan menyaluti
komponen
aktif
minyak
ikan
terhadap perlakuan panas selama
proses
pengeringan
serta
mempermudah atau mempercepat
proses pengeringan.
Bahan penyalut yang umum digunakan
karbohidrat ataupun protein
mengandung satu macam zat makanan yaitu
gelatin, kasein,isolate protein kedele dan whey protein isolate.
Prosedur pembuatan
menimbang bahan-bahan alternative yang digunakan sebagai bahan penyalut dilarutkan dalam air Minyak ikan sebanyak 25 % dari berat bahan penyalut lesitin kedele 2,5 % dari berat minyak ikan diaduk selama 15 menit pada suhu 40-500C Larutan bahan penyalut dan minyak ikan dicampur dan dihomogenisas i selama 10 menitselanjutnya dikeringkan dengan pengering semprot pada suhu inlet 180oC dan suhu outlet 900C.
Micro-partikulat diet
sumber protein terdiri dari protein
hydrosylate dan dipisahkan kuning telur
atau bubuk kuning telur; yang mengikat
bahan sumber lipid; vitamin ; dan
mineral. protein hadir dalam jumlah
yang sekurang-kurangnya 40% dari total
berat kering produk pakan.
Sumber protein = protein ikan
hydrosylate, kasein, kuning telur, bubuk
kuning telur dan campuran semuanya
Lanjutan…..
Sumber bahan mengikat dipilih dari
kelompok terdiri dari alginate, beras
pati, lesitin kedelai, gandum dan
lain-lain. Bahan pengikat hadir
dalam jumlah sekurang-kurangnya
4% dari total berat kering produk
pakan.
Langkah-langkah pembuatan
Mencampurprotein ke dalam wadah
yang berisi air
Menambahkan bahan pengikat dan dihomogenkan Menambah kan vitamin Menambahk an mineral Menghomogenk an campuran di autoclave Menyaring campuran dari autoclaved untuk membentuk partikulat produk pakan. Produk pakan memiliki kadar air
sebesar 62-65% dan memiliki ukuran partikel paling sedikit 800
PENGKAYAAN
Teknik Pengayaan asam lemak (n-3)HUFA
Kultur mikroalga
Spesies kaya EPA
Nannochloropsis occulata
Spesies kaya DHA
Isochrysis galbana
Dosis 5 x 106 alga/mL
Pakan terformulasi
Produk komersial
DHA-SuperSelco peningkatan kadar DHA dan HUFA sebanyak tiga kali lipat.
Metode Emulsi Lemak
Wadah 25 L
Emulsi lemak 20 mL + ragi roti 5 g + air laut 100 mL
Nauplius Artemia 100 –200 ind/mL
Durasi pengayaan 3 –6 jam
Pemberian aerasi
Teknik Pengayaan protein
Protein Selco
Konsentrasi 125 mg/L air laut