MAKNA GRAMATIKAL DALAM MANTRA PENGOBATAN TRADISIONAL DI KANAGARIAN SAOK LAWEH KECAMATAN KUBUNG
KABUPATEN SOLOK
SELVI HENI
ABSTRACT
The results spell of traditional medicine, there are three pieces of traditional healing spells are spells sakik garaman (sore molars), spell abscess (abdominal pain), and spells kalimpanan (smth) in Kanagarian Saok Laweh. 3 spells of traditional medicine, mantra 1 sakik garaman (sore molars) comprising 16 words and there are 7 dimaknakan denotative meaning and connotative meaning 9. Mantra 2 abscess (abdominal pain) comprised 13 dimaknakan words, there are 6 denotative meaning and connotative meanings 7, the next spell 3 kalimpanan (smth) comprises 9 dimaknakan said that there are 5 denotative meaning and connotative meanings 4. The third spell of the studied traditional medicine there are many meanings konotatifnya than denotative meaning. The conclusion is evident that the traditional medicine in Kanagarian spell Saok Laweh connotative and denotative meaning there.
A. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah
Karya sastra merupakan suatu anggapan perasaan pengarang yang mampu memberikan pengalaman, pengetahuan, wawasan bagi penikmatnya dan menggunakan bahasa sebagai alatnya. Sastra lahir dari masyarakat, pada akhirnya sastra tetap dilibatkan dengan masyarakat, dalam memahami hubungan karya sastra dengan masyarakat, maka melalui kesusastraan dapat pula diketahui kehidupan masyarakat yang bersangkutan, bisa dilihat berbagai aspek kehidupan dan tata nilai yang berlaku, karena sastra merupakan suatu bentuk dari hasil pekerjaan seni kreatif, yang mampu menunjukkan realita dengan imajinasi dan aspirasi, sehingga masyarakat dapat melihat
identitas dirinya melalui hasil karya sastra yang dimiliki, sebagai objeknya adalah manusia dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya, dan cerminan dari kehidupan masyarakat tempat sastra itu lahir.
Sastra diciptakan untuk dapat dipahami, dinikmati dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sastra merupakan salah satu cabang seni yang kehadirannya sejalan dengan adanya manusia. Keberadaan sastra tidak dapat ditolak ditengah-tengah kehidupan manusia, karena sastra itu ada dan muncul dari manusia itu sendiri, bahkan kehadiran sastra dapat diterima sebagai salah satu realitas sosial budaya. Sastra menampilkan gambaran kehidupan, dan kehidupan itu adalah kenyataan sosial. Karya sastra mengandung nilai-nilai yang
berhubungan dengan kehidupan manusia yang sangat luas, kompleks, rumit dan unik.
Bahasa sebagai alat komunikasi antara anggota masyarakat berupa lambang bunyi suara yang dikeluarkan oleh alat ucap manusia, melalui bahasa yang digunakan masyarakat itu juga terlahir sebuah sastra, dan sastra dibagi dua yaitu sastra lisan dan sastra tulis. Sastra lisan adalah disampaikan secara lisan dari mulut ke mulut seorang pencerita atau penyair kepada seseorang atau kelompok pendengar. Danandjaya (1991:19) mengatakan bahwa sastra lisan adalah bagian dari folklor, folklor itu sendiri adalah sebagian kebudayaan yang kolektif, dan tersebar dan diwariskan secara turun temurun. Sedangkan sastra tulis adalah seni berbahasa yang disampaikan melalui media tulis baik dengan tulisan maupun dalam bentuk cetak, dengan menggunakan bahasa orang dapat mengemukakan buah pikiran atau isi hatinya, baik secara lisan maupun tertulis.
Kehadiran karya sastra merupakan bagian dari repetisi masyarakat. Salah satu bentuk karya sastra lisan yang dikaji disini adalah mantra. Mantra tumbuh dan berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat secara lisan (diturun-temurunkan dari mulut ke mulut). Di Kenagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok, terdapat bermacam-macam mantra. Adapun jenis
mantra di Kenagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok adalah mantra pengobatan tradisioal, diantaranya adalah mantra sakik garaman (sakit geraham), mantra barah
(perut), mantra ulek (ulat), mantra
kalimpanan (kelilipan) dan masih banyak jenis mantra lainnya.
Masyarakat Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok menganggap bahwa mantra tidak bertentangan dengan agama islam. Karena menurut masyarakat, segala sesuatu benar atau salahnya tergantung kepada niat masing-masing. Masyarakat Saok Laweh memandang mantra sebagai permintaan atau permohon kepada Allah SWT. Masyarakat Kenagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok percaya bahwa rezeki, maut, dan jodoh datangnya dari Allah SWT, dan juga yang menentukan atas segalanya. Ini berarti bahwa masing-masing masyarakat pemilik atau pengguna mantra memiliki ciri khasnya tersendiri yang membedakannya dengan mantra-mantra yang lain.
Mantra pengobatan tradisional di Kenagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok adalah salah satu sastra lisan di daerah tersebut. Mantra ini digunakan dengan tujuan mengobati orang yang sakit. Mantra ini merupakan salah satu sastra lisan yang
diwariskan secara turun-temurun garis keturunannya. Mantra pengobatan tradisional di Kenagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok, diwariskan kepada keturunannya supaya mantra pengobatan ini tidak hilang dan dapat diwariskan dan digunakan pada keturunan selanjutnya.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti merasa perlu untuk melakukan penelitian tentang makna dalam mantra pengobatan tradisional. Dengan alasan adalah keterkaitan aspek sosial budaya, masyarakat Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok yang tampak mulai pudar dan kurang percaya dengan mantra pengobatan tersebut atau jenis mantra lainnya dan juga mantra pengobatan ini lebih berdasarkan realitas aktual yang disampaikan secara terang-terangan. Peneliti memilih makna mantra pengobatan, agar pemahaman mantra dalam bentuk mantra lebih mudah dimengerti, dikarenakan hubungan kata perkata menciptakan suatu makna yang akan mewujudkan tujuan pemantra, sehingga kata perkata mempunyai keterkaitan yang tidak dapat dipisahkan.
Makna adalah arti, maksud pembicaraan atau tulisan. Makna adalah hubungan antara bahasa dengan dunia luar yang telah disepakati bersama oleh para pemakai bahasa sehingga dapat saling dimengerti dan dipahami. Salah satu jenis
makna yaitu makna gramatikal. Makna gramatikal adalah makna satua bahasa yang terbentuk dari proses gramatis dan berada dalam tataran kalimat atau dalam tataran kata. Makna gramatikal ini juga terbagi atas makna kias, makna idiomatik, makna denotatif, makna konotatif dan juga makna istilah. Pada mantra pengobatan tradisional di kenagarian Saok Laweh Kabupaten Solok Kecematan Kubung banyak mengandung makna gramatikal. Untuk itu mantra perlu diteliti, agar peneliti serta masyarakat mengetahui dan memahami nilai-nilai yang terdapat pada mantra.
Banyak terdapat makna gramatikal dalam mantra pengobatan tradisional di Kanagarian Saok Laweh yakni makna kiasan, makna khusus, makna istilah, makna denotative, makna konotatif, makna umum, dan lain-lain.
Mengingat keterbatasan peneliti dalam berbagai hal dan agar terpusatnya penelitian yang dilakukan, maka penelitian ini dibatasi pada makna denotatif dan makna konotatif dalam Mantra Pengobatan Tradisional di Kenagarian Saok Laweh Kecamatan Kubung Kabupaten Solok.
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: bagaimanakah makna denotatif dan makna konotatif yang terdapat dalam Mantra Pengobatan di Kenagarian Saok Laweh Kecamatan Kubung Kabupaten Solok?
Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsikan makna denotatif dan makna konotatif yang terdapat dalam Mantra Pengobatan Tradisional di Kenagarian Saok Laweh Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi:
1. Peneliti sendiri, hasil penelitian dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang sastra lisan khususnya mantra.
2. Bagi mahasiswa jurusan Bahasa Indonesia sebagai referensi pada pengetahuan mengenai makna mantra pengobatan tradisional di Kanagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok, khususnya tentang sastra lisan di daerah Minangkabau.
3. Guru yang mengajar pada mata pelajaran Bahasa Indonesia supaya bermanfaat dalam proses pembelajaran di Sekolah, kerana pilihan mantra dalam materi pelajaran yang tergolong pada jenis puisi, karena mantra merupakan sastra lisan tertua di Indonesia.
4. Kantor Wali Nagari Saok Laweh sebagai dokumentasi di nagari tersebut.
5. Peneliti berikutnya, dapat dijadikan acuan meneliti sastra, khususnya sastra lisan yaitu mantra.
6. Pemilik mantra (dalam) untuk menambah pengetahuan tentang makna yang terkandung di dalam mantra.
Untuk mengarahkan pemahaman dalam penelitian ini maka beberapa istilah perlu didefinisikan sebagai berikut.
1. Gramatikal adalah makna satuan bahasa yang terbentuk akibat proses gramatis yang dapat berada dalam tataran kata atau berada dalam tataran kalimat.
2. Semantik adalah makna kata atau makna yang terkandung pada suatu bahasa. 3. Makna adalah arti atau maksud dari kata
asli baik dalam bentuk lisan ataupun tulisan.
4. Makna denotatif adalah makna yang sebenarnya, makna dasar dan menyampaikan sesuatu bersifat faktual atau nyata.
5. Makna konotatif adalah makna yang bukan sebenarnya yang umumnya bersifat sindiran atau makna yang mempunyai nilai rasa positif dan negatif. 6. Mantra adalah serangkaian kata berunsur
puisi yang diciptakan dengan syarat tertentu yang dapat menimbulkan kekuatan ghaib. Selain itu mantra juga diartikan sebagai ucapan atau bacaan yang mengandung kekuatan ghaib yang diucapkan dengan maksud dan tujuan tertentu.
7. Mantra pengobatan adalah suatu ucapan atau ungkapan yang mengandung
kekuatan ghaib, yang digunakan dengan tujuan agar menjadi sembuh dari sakitnya.
8. Pengobatan tradisional adalah pengobatan yang dilakukan dengan cara yang terdahulu, tanpa ada resep-resep dari dokter.
9. Kenagarian Saok Laweh Jorong Bungo Tanjuang merupakan daerah atau tempat peneliti melakukan penelitian atau tempat dimana penelitian ini dilakukan. B. METODOLOGI PENELITIAN
Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif. Bogdan dan Taylor (dalam Moleong, 2009:4) mendefenisikan bahwa kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang lain dan prilaku yang diamati.
Menurut Moleong (2002:121) yang menjadi instrumen dalam penelitian kualitatif adalah peneliti itu sendiri dengan alat yang dibutuhkan. Instrumen pertama dalam penelitian ini adalah peneliti sendiri, selain itu peneliti juga menggunakan panduan wawancara dan dengan menggunakan alat-alat sebagai berikut: alat-alat perekam suara, dan peralatan tulis untuk mencatat data yang ingin diketahui berkenaan dengan mantra pengobatan tradisional pada informan yang merupakan penduduk Nagari Saok Laweh
Jorong Bungo Tanjung Kecamatan Kubung Kabupaten Solok.
Tabel 1. Pengumpulan data penelitian.
No Mantra
Kutipan Mantra
Makna gramatikal Bahasa
Minangkabau Indonesia Bahasa Deno tatif Konotatif 1 2 3 Mantra sakik garaman (sakit geraham) Mantra barah (perut) Mantra kalimpanan (kelilipan) C. HASIL PENELITIAN 1. Deskripsi Data
Deskripsi data yang dilakukan peneliti berdasarkan pada tujuan penelitian yang hendak dicapai, yaitu mampu menggambarkan makna kata denotatif dan konotatif dalam mantra pengobatan tradisional di Kanagarian Saok Laweh Kecamatan Kubung Kabupaten Solok. Mantra erat hubungannya dengan kepercayaan masyarakat, terutama individu yang masih memegang teguh prinsip-prinsip anismisme. Mantra pengobatan tradisional dapat diartikan sebagai sarana untuk berhubungan kekuatan gaib, mantra ini bertujuan untuk menyembuhkan orang dari sakitnya.
Pengambilan data dilakukan di rumah informan yaitu ibu Rosni Jam 10.00 Wib hari Minggu, Tanggal 07 Maret 2013. Pada wawancara pertama, peneliti mendapatkan satu buah mantra pengobatan tradisional
yaitu mantra sakik garaman (sakit geraham). Beberapa hari berikutnya Jam 13.00 Wib Tanggal 10 Maret 2013 peneliti masih mlakukan pengambilan data yang berhubungan dengan mantra pengobatan tradisional yaitu mantra barah (mantra sakit perut). Selanjutnya Jam 11.00, Tanggal 05 Mai 2013 yaitu mantra kalmpanan
(kelilipan).
Peneliti melakukan wawancara dengan informan dengan memberikan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan mantra pengobatan tradisional di kenagaraian tersebut. Kemudian berdasarkan pertanyaan peneliti, informan bersedia memberikan data yang berhubungan dengan data mantra pengobatan tradisional, mantra disampaikan secara lisan dengan menggunakan bahasa Minangkabau, kemudian direkam dan ditranskripkan ke bahasa Indonesia.
Mantra yang terkumpul yaitu mantra pengobatan tradisional yang ada di kenagarian Saok Laweh yaitu mantra sakik garaman (sakit geraham), barah (sakit perut), dan kalimpanan (kelilipan). Berikut adalah data yang ditemukan dalam penelitian dan terjemahannya dalam bahasa Indonesia: 1. Mantra sakik garaman (sakit geraham)
Hari Minggu, Tanggal 07 Maret 2013 Bahasa Minangkabau
Bismillahirrahmanirrahim Aku tau asa kau jadi
Banak yang kisik asa kau jadi Pailah engkau ke ujuang Hati sanu bari si anu
Kalau kau tak pergi, kau akan Di sumpah surek al-quran 30 jus Kalau kau pai berpamili kito di ateh dunia nanko
Tabat yada habi lahabiu watabek Tabang kalalawa
Tabang timpo-timpo Masuak sakalian tawa Kalua sakalian biso Tawa Allah
Tawa Muhammad
Tawa bagindo Rasulullah Barakek kulimah laillah haillah
Bahasa Indonesia
Bismillahirrahmanirrahim Aku tau asal kau jadi
Benak yang jahat asal kau jadi Pergilah engkau ke ujung Hati sanubari si anu
Kalau kau tidak pergi, kau akan Di sumpah surat al-quran 30 jus Kalau kau pergi bersaudara kita di atas dunia ini
Tabat yada habi lahabiu watabek Terbang kelalawar
Terbang timpo-timpo Masuk semua mantra keluar semua biso Mantra Allah
Mantra Muhammad
Mantra bagindo Rasulullah Berkat ucapan, lahillah haillah
2. Mantra barah (mantra sakit perut) Hari Rabu, Tanggal 10 Maret 2013
Bismillahhirrahmanirrahim Talua cacak talua bingkaruang Talatak di ateh param
Aku Manawa paruik si anu
Mukabur barakek doa guru dan aku Tawa Allah
Tawa Muhammad
Tawa bagindo Rasulullah Tabang kalalawa
Tabang timpo-timpo Masuak sakalian tawa Kalua sakalian biso
Barakek kulimah lahillah haillah
Bahasa Indonesia Bismillahirrahmanirrahim Telur cecak telur kadal Terletak di atas bandul Aku memantra perut si anu
Dikabulkan berkat doa guru dan saya Mantra Allah
Mantra Muhammad
Mantra bagindo Rasulullah Terbang kelelawar
Terbang timpo-timpo Masuk semua mantra Keluar semua biso
Berkat kulimah lahillah haillallah 3. Mantra kalimpanan (kelilipan) Hari
Minggu, Tanggal 5 Maret 2013
Bismillahirrahmanirrahim Talatak talantiang karakok jao
Aku di kalimpanan di ambuih takalantiang
Di kakok tabao Tabang kalalawa Tabang timpo-timpo Masuak sakalian tawa Kaluan sakalian biso
Barakek kulimah lahillah haillah
Bahasa Indonesia
Terletak tercampak batang yang tua Aku di kelilipan dihembus tercampak Di pegang terbawa
Terbang kelelawar Terbang timpo-timpo Masuk semua tawa Keluar semua biso
Berkat ucapan lahillah haillallah 2. Pembahasan
Setelah data dianalisis baru dilakukan pemberian makna denotatif dan konotatif pada mantra pengobatan tradisional.
A. Mantra Sakik Garaman (sakit geraham) 1. Makna Denotatif
a. Bismillahirrahmanirrahim.
Terjemahannya : Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maknanya : Pengucapan
Bismillahirrahmanirrahim bermaksud bahwa pemantra telah menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT, dan meyakini berhasil atau tidaknya mantra adalah kekuasaan Allah SWT.
b. Hati sanubari sianu.
Terjemahannya : Hati sanubari dia.
Maknanya : Mantra atau tawa yang diucapakan oleh pemantra pergi atau akan sampai ke hati menderita penyakit.
c. Kalau kau pergi berpamili kito di ateh dunia nanko.
Terjemahannya : Kalau kamu pergi bersaudara kita di atas dunia ini.
Maknanya : Kalau penyakit tersebut pergi dari tubuh orang yang penderita maka kita akan bersaudara di atas dunia ini selamanya.
d. Tabat yada habilahabiu watabek.
Terjemahannya : Tabat yada habilahabiu watabek
Maknanya : e. Masuak sakalian tawa.
Terjemahannya : Masuk semua mantra. Maknanya : Masuk semua mantra yang
diucapkan oleh pemantra ke dalam penyakit yang dideritanya.
f. Kalua sakalian biso.
Terjemahannya : Keluar semua bisa (penyakit).
Maknanya : Keluar semua penyakit yang ada dalam tubuhnya.
g. Barakek kulimah lahillahaillah.
Terjemahannya : Berkat ucapan tiada Tuhan selain Allah
Maknanya : Berkat doa pemantra yang tidak lupa dengan apapun yang dilakukannya tidak terlepas dari izin Allah SWT.
2. Makna Konotatif
a. Aku tau asa kau jadi.
Terjemahannya : Aku tahu asal kamu jadi. Maknanya : Maksudnya kita tahu asal
kita semua yaitu dari Allah SWT yang menciptakan dan termasuk juga semua asal penyakit yang ada.
b. Banak yang kisik asa kau jadi
Terjemahannya : Pikiran yang jahat asal kamu jadi
Maknanya : maksudnya dari pikiran yang buruk asal terjadinya penyakit tersebut.
c. Pergilah kau ke ujung
Terjemahannya : pergilah kamu ke ujung Maknanya : meminta supaya mantra
tersebut sampai ke orang yang menderita penyakit.
d. Kalau kau tak pergi
Terjemahannya : kalau kamu tak pergi, kamu akan
Maknanya : seandainya penyakit itu tidak pergi, maka dia akan dikutuk.
e. Di sumpah surat al-quran 30 jus.
Terjemahanya : Kamu akan di sumpah atau dikutuk surat al-quran 30 jus.
Maknanya : Seandainya penyakit yang ada di tubuh penderita belum juga pergi maka dia akan di sumpah surat al-quran 30 jus.
f. Tabang Kalalawa
Terjemahanya : terbang kelelawar
Maknanya : maksudnya masuk semua doa
g. Tabang timpo-timpo
Terjemahannya : terbang timpo-timpo
Maknanya : maksudnya kelur semua penyakit
h. Tawa Allah
Terjemahannya : mantra Allah
Maknanya : maksudnya segala yang kita lakukan tidak lepas dari Allah SWT.
i. Tawa Muhammad
Terjemahannya : mantra muhammad
Maknanya : walaupun semuanya tidak leps dari pandangan Allah, kita juga tidak boleh lupa akan nabi kita yaitu Muhammad.
j. Tawa bagindo rasulullah
Terjemahannya : mantra bagindo rasulullah Maknanya : maksudnya berkat doa
bagindo Rasulullah B. Mantra Barah (sakit perut) 1. Makna Denotatif
a. Bismillahirrahmanirrahim.
Terjemahannya : Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maknanya : Pengucapan
Bismillahirrahmanirrahim bermaksud bahwa pemantra telah menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT, dan meyakini berhasil atau tidaknya mantra adalah kekuasaan Allah SWT. b. Aku manawa paruik si anu.
Terjemahannya : aku memantra perut si anu Maknanya : pemantra membaca doa
untuk pengobatan perut orang yang sakit.
c. Mungkabur barakek doa guru dan aku Terjemahannya : dikabulkan berkat doa guru
dan saya
Maknanya : dengan berkat doa guru pemantra dan pemantra maka penyakitnya akan pergi atau sembuh dari sakitnya.
d. Masuak sakalian tawa
Terjemahannya : masuk semua mantra
Maknanya : masuk semua mantra atau doa yang dibacakan dukun atau pawang pembaca mantra.
e. Kalua sakalian biso
Terjemahannya : keluar semua penyakit Maknanya : keluar semua penyakit yang
ada dalam tubuh si penderita berkat mantra yang dibacakan.
f. Barakek kulimah lahillah haillah
Terjemahannya : berkat ucapan tiada tuhan selain Allah
Maknanya : Berkat doa pemantra yang tidak lupa dengan apapun yang dilakukannya tidak terlepas dari izin Allah SWT.
2. Makna Konotatif
a. Talua cacak talua bingkaruang
Terjemahannya : telur cacak telur kadal Maknanya : hewan yang berkembang
biak dengan cara bertelur.
b. Talatak di ateh param
Terjemahannya : terletak di ateh bandul Maknanya : jenis barang atau benda
lainnya terletak di atas bandul.
c. Tawa Allah
Terjemahannya : mantra Allah
Maknanya : maksudnya segala yang kita lakukan tidak lepas dari Allah SWT.
d. Tawa Muhammad
Terjemahannya : mantra Muhammad
Maknanya : walaupun semuanya tidak leps dari pandangan Allah, kita juga tidak boleh lupa akan nabi kita yaitu Muhammad.
e. Tawa bagindo rasulullah
Terjemahannya : mantra bagindo rasulullah Maknanya : maksudnya berkat doa
bagindo Rasulullah
f. Tabang kalalawa
Terjemahanya : terbang kelelawar
Maknanya : maksudnya masuk semua doa
g. Tabang timpo-timpo
Terjemahannya : terbang timpo-timpo
Maknanya : maksudnya kelur semua penyakit
C. Mantra Kalimpanan (kelilipan) 1. Makna Denotatif
a. Bismillahirrahmanirrahim.
Terjemahannya : Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Maknanya : Pengucapan
Bismillahirrahmanirrahim bermaksud bahwa pemantra telah menyerahkan segala sesuatunya kepada Allah SWT, dan meyakini berhasil atau tidaknya mantra adalah kekuasaan Allah SWT.
b. Aku dikalimpanan di hambuih
takalantiang.
Terjemahannya : Aku dikalimpanan di hembus tercampak.
Maknanya : Karena adanya doa pemantra maka penyakit yang ada dalam matanya tercampak atau penyakit itu pergi.
c. Masuak sakalian tawa.
Terjemahannya : Masuk semua mantra.
Maknanya : Masuk semua mantra yang diucapkan oleh pemantra ke dalam penyakit yang dideritanya.
d. Kalua sakalian biso.
Terjemahannya : Keluar semua bisa (penyakit).
Maknanya : Keluar semua penyakit yang ada dalam tubuhnya.
e. Barakek kulimah lahillahhaillah.
Terjemahannya : Berkat ucapan tiada Tuhan selain Allah
Maknanya : Berkat doa pemantra yang tidak lupa dengan apapun yang dilakukannya tidak terlepas dari izin Allah SWT.
2. Makna Konotatif
a. Talatak talantiang karakok jao
Terjemahannya : terletak tercampak batang yang tua
Maknanya : maksudnya penyakit yang hilang bila diobati akan sembuh
b. Dikakok tabao
Terjemahannya : dipegang terbawa
Maknanya : dengan kita membacakan mantra pengobatan tersebut maka penyakitnya akan hilang
c. Tabang sikalalawa
Terjemahannya : terbang kelalawar
Maknanya : maksudnya masuk semua doa
d. Tabang timpo-timpo
Terjemahannya : terbang timpo-timpo
Maknanya : maksudnya kelur semua penyakit
D. Simpulan
Mantra pengobatan tradisional merupakan sejumlah kata-kata yang mengandung kekuatan ghaib yang diucapkanoleh seseorang dengan tujuan untuk mengobati orang sakit. Berdasarkan hasil penelitian makna yang terdapat dalam mantra pengobatan tradisional didapatkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
Berdasarkan analisis data terdapat 3 buah mantra pengobatan tradisional yaitu mantra sakik garaman (sakit geraham), mantra barah (sakit perut), dan mantra
kalimpanan (kelilipan) di Kanagarian Saok Laweh. Dari 3 mantra pengobatan tradisional tersebut, mantra 1 sakik garaman (sakit geraham) terdiri 16 kata yang dimaknakan dan terdapat 7 makna denotatif dan 9 makna konotatif. Mantra 2 barah (sakit perut) terdiri 13 kata yang dimaknakan, terdapat 6 makna denotatif dan 7 makna konotatif, selanjutnya mantra 3 kalimpanan (kelilipan) terdiri 9 kata yang dimaknakan terdapat 5 makna denotatif dan 4 makna konotatif. Dari ketiga mantra pengobatan tradisional yang diteliti banyak terdapat makna konotatifnya daripada makna denotatif. Kesimpulannya terbukti bahwa pada mantra pengobatan tradisional di Kanagarian Saok Laweh terdapat makna konotatif dan denotatif.
E. KEPUSTAKAAN
Alhafis. 2012. Makna Kata Secara Semantik Mantra pamanih (pemanis) di Kanagarian Sungai Nanam Alahan Panjang Kecamatan Kubung Kabupaten Solok.
Skripsi: UMMY)
Atmazaki. 2005. Ilmu Sastra dan Terapan. Padang: Yayasan Citra Budaya.
Chaer, Abdul. 1994. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta.
Danandjaja, James. 1991. Folklor Indonesia.
Jakarta: Pustaka Utama Grafi.
Djamaris, Edwar. 2002. Pengantar Sastra Rakyat Minangkabau. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.
Djamaris, Edwar. 1990. Menggali Khazana Sastra Melayu Klasik. Jakarta: Balai Pustaka.
Kasim, Yuslina, dkk. 1987. “Pemetaan Bahasa Daerah di Sumatra Barat dan Bengkulu” Laporan Penelitian. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Margono,S. 2003. Metodologi Penelitian
Meleong, Lexy J. 2009. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda Karya.
Mardalis. 2008. Metode Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa: Tahapan Strategi Metode, dan Tekniknya.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Miralis Syafti, 2012. Struktur Mantra Tolak Bala
di Kanagarian Sisawah Kecematan Sumpur Kudus Kabupaten Sijunjung.
Skripsi. UMMY.
Nordasima. 2007. Struktur Mantra Pengobatan Tataqua di Air Meruap Kinalai Pasaman Barat. Skripsi. Padang: FBBS UNP.
Piris, W-P, dkk. 2000. Sastra Lisan Ternate.
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Pateda, Mansoer. 2001. Semantik Leksikal. Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Tamsin.1975. Sastra Lisan Minangkabau. Padang: FBBS IKIP.
Soetarno, 2007. Peristiwa Sastra Melayu Lama. Surakarta: PT. Widya Duta Grafika. Sufiati, Nur Wahyu. 2010. Sukses Bahasa
Indonesia. Jakarta: Yudishtira.
Waluyo, Herman, J. 1987. Teori dan Apresiasi Puisi. Jakarta: Erlangga.