• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aplikasi WebGIS dengan pgrouting untuk Analisis Rute Pariwisata Situs Purbakala di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Aplikasi WebGIS dengan pgrouting untuk Analisis Rute Pariwisata Situs Purbakala di Kabupaten Gianyar Provinsi Bali"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Abstrak—Kabupaten Gianyar dikenal sebagai bumi seni karena kekayaan dan keanekaragaman seni, adat, dan budayanya yang terus berkembang dan lestari sampai saat ini. Dalam hal pariwisata juga, dikembangkan “Pariwisata Budaya”. Hal tersebut didukung dengan adanya berbagai situs purbakala yang ditemukan dan dilestarikan. Namun berbagai upaya tersebut belum dapat tersampaikan secara maksimal untuk dapat menarik wisatawan, dikarenakan minimnya akses informasi yang lengkap dan terpadu.

Penggunaan Sistem Informasi Geografis (SIG) berbasis web (WebGIS) digunakan untuk memecahkan masalah informasi tersebut, dengan kemampuan menyimpan, mengelola dan menampilkan informasi baik spasial maupun non-spasial dengan cepat dan tepat sasaran. Obyek yang datanya digunakan dalam penelitian ini adalah situs purbakala, hotel, restoran, toko oleh-oleh dan ATM. Selain menampilkan data spasial dan non spasial dari obyek-obyek tersebut, untuk mendukung pengembangan pariwisata situs purbakala juga dilakukan analisis ketersediaan akomodasi. Fitur lainnya yang digunakan adalah pgRouting dari PostgreSQL untuk mencari rute antar lokasi memanfaatkan data jalan di Kabupaten Gianyar.

Hasil dalam penelitian ini adalah WebGIS Pariwisata Situs Purbakala di Kabupaten Gianyar. Di dalamnya terdapat informasi tentang sejarah, pariwisata, termasuk hasil analisis ketersediaan akomodasi, serta halaman WebGIS yang dilengkapi dengan fungsi pgRouting pencarian rute antar lokasi di Kabupaten Gianyar.

Kata Kunci—Pariwisata, Purbakala, WebGIS, pgRouting I. PENDAHULUAN

abupaten Gianyar merupakan kabupaten yang kaya akan keanekaragaman seni, adat dan budaya yang masi tetap berkembang dan lestari sampai saat ini, sehingga dikenal sebagai Kabupaten seni [1].

Pembangunan kepariwisataan di Kabupaten Gianyar yang berbasis kemasyarakatan, berkelanjutan mempunyai daya saing global, berdasarkan “Tri Hita Karana’’ yaitu hubungan baik antara manusia dengan Pencipta, hubungan manusia dengan sesama serta hubungan manusia dengan alam. Pembangunan pariwisata yang dikembangkan di kabupaten Gianyar yakni “ Pariwisata Budaya”. Hal tersebut didukung dengan adanya berbagai situs purbakala yang ditemukan dan dilestarikan. Bahkan, situs-situs purbakala yang tersebar di sepanjang

Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan telah mendapatkan pengakuan dari UNESCO sebagai World Heritage Cultural atau Warisan Budaya Dunia [2].

Namun, berbagai daya tarik tersebut belum dapat tersampaikan secara maksimal untuk dapat menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara, karena minimnya akses informasi yang lengkap dan terpadu. Situs web milik Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar, contohnya, meskipun banyak meberikan informasi terkait wisata budaya, tetapi hanya memuat informasi non-spasial seperti nama obyek, deskripsi, dan sejarah singkat. Sementara sumber informasi lain yang memiliki informasi spasial umumnya hanya mencantumkan lokasi dan beberapa atribut tanpa keterangan yang cukup lengkap terkait obyek wisata yang dituju.

Basis data spasial merupakan salah satu item dari informasi, dimana didalamnya terdapat informasi mengenai bumi termasuk permukaan bumi, dibawah permukaan bumi perairan, kelautan dan bawah atmosfir [3]. Dengan kemampuan menyimpan data spasial maupun non-spasial, basis data spasial dapat menyelesaikan permasalahan terkait data yang disimpan secara terpisah-pisah.

Untuk pengolahan data-data yang disimpan dalam basis data spasial, diperlukan sebuah perangkat untuk melakukan analisis seperti pencarian data, sorting, dan lain sebagainya. Salah satu solusi yang dapat digunakan adalah sistem informasi geografis (SIG). Sistem Informasi Geografis (SIG) adalah kumpulan yang terorganisir dari perangkat keras computer, perangkat lunak, data geografi, dan personel yang didesain untuk memperoleh, menyimpan, memperbaiki, memanipulasi, menganalisis, dan menampilkan segala bentuk informasi yang bereferensi geografis [4]. Keberadaan SIG akan memudahkan penggunanya dalam mengakses data spasial serta informasi yang berkaitan dengannya. Selain itu data pada SIG juga dapat digunakan dalam sejumlah analisis dan pengambilan keputusan, contohnya adalah penentuan rute perjalanan wisata dengan memanfaatkan data jalan, lokasi obyek wisata, serta beberapa fasilitas pendukung.

Melihat keadaan saat ini, jaringan internet sudah menyebar sampai pelosok Kabupaten Gianyar. Oleh karena itu, internet menjadi salah satu media yang paling efektif untuk penyajian SIG. Web-based GIS (WebGIS) adalah Sistem Informasi Geografis (SIG) yang terdistribusi dalam suatu

Aplikasi WebGIS dengan pgRouting untuk

Analisis Rute Pariwisata Situs Purbakala di

Kabupaten Gianyar Provinsi Bali

Cokorda Gede Wisnu Wiratama

1)

, Agung Budi Cahyono

2)

Jurusan Teknik Geomatika, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS)

Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia

e-mail

:agungbc@geodesy.its.ac.id

2)

(2)

jaringan komputer untuk mengintegrasikan dan menyebarluaskan informasi geografi secara visual pada World Wide Web [5]. Selain efektifitas dari segi waktu dan biaya, tentu saja kemudahan akses informasi dengan WebGIS juga akan menarik wisatawan untuk mengunjungi obyek wisata yang tercantum, dalam hal ini khusus untuk Situs Purbakala yang merupakan bagian dari “Pariwisata Budaya” yang dikembangkan di Kabupaten Gianyar.

II. URAIANPENELITIAN A. Data dan Lokasi Penelitian

Data penelitian yang digunakan adalah Peta RBI Kabupaten Gianyar Skala 1 : 25000 terbitan BAKOSURTANAL, data koordinat lokasi hasil pengukuran GPS handheld, serta data atribut dari Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar.

Lokasi dari penelitian ini adalah Kabupaten Gianyar, Propinsi Bali. Tepatnya antara 08o 18’48″ – 08o 38’58″

Lintang Selatan 115o 13’29″ – 115o 22’23″ Bujur Timur.

B. Tahapan Pengolahan Data

Secara umum, pengolahan data pada penelitian ini terbagi dalam empat tahap, yaitu pembangunan basis data spasial, analisis spasial, pencarian rute dan penampilan dalam WebGIS Pariwisata Purbakala Kabupaten Gianyar.

Penjelasan diagram alir tahapan pengolahan data diatas adalah sebagai berikut:

1. Peta yang dijadikan acuan adalah Peta RBI Kabupaten Gianyar berskala 1:25000 keluaran BAKOSURTANAL. 2. Data tambahan yang digunakan adalah data hasil marking

lokasi obyek dengan GPS handheld.

3. Digitasi Peta RBI Kabupaten Gianyar skala 1:25000 dengan AutoCAD, kemudian plotting data posisi hasil marking lokasi obyek dengan GPS handheld pada hasil digitasi RBI.

4. Hasil digitasi dan plotting berupa peta digital Kabupaten Gianyar berbentuk vektor yang akan digunakan untuk basis data spasial.

5. Data vektor hasil digitasi disimpan ke dalam format shapefile lalu di-import ke dalam basis data dengan menggunakan PostGIS Shapefile and DBF Loader Exporter.

6. Data Atribut yang akan digunakan adalah data pariwisata yang divalidasi pada tahun 2012 dari Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar.

7. Tabulasi data atribut dari bentuk buku ke dalam tabel. 8. Perancangan Entity Relationship Diagram (ERD) untuk

menentukan hubungan antar entitas yang ada dalam basis data.

Gambar 2. Diagram Alir Tahapan Pengolahan Data

Gambar 1. Lokasi Penelitian (sumber: Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar)

(3)

9. Masukkan data sesuai perencanaan ke dalam masing-masing tabel dari data spasial yang telah di-import sebelumnya, dengan menggunakan pgAdmin III.

10. Pemeriksaan kembali apakah data atribut yang dimasukkan sudah pada tempat yang seharusnya atau ada kesalahan.

11. Koneksi basis data yang telah dibuat dengan software client QGIS, menggunakan fitur Add PostGIS Layer. 12. Membuka layer dan tabel yang akan digunakan dalam

analisis spasial.

13. Geoprocessing untuk mendapatkan layer dan tabel baru dengan kondisi yang diperlukan untuk melakukan analisis spasial. Dalam penelitian ini digunakan fitur Buffer dan Points in Polygon.

14. Hasil Geoprocessing berupa layer dan tabel dianalisis untuk mendapat informasi yang diinginkan.

15. Menambahkan 3 kolom untuk pgrRouting ke dalam tabel jalan, yauti kolom source, target, dan length yang bertipe integer dengan menggunakan SQL editor.

16. Membentuk topologi untuk mengisi nilai-nilai atribut source dan target dengan nilai-nilai bilangan bulat nomor pengenal pada tabel layer spasial yang akan diperhitungkan di dalam operasi routing.

17. Pemeriksaan kembali topologi jalan yang baru dibentuk. Karena jika ada salah satu jalan yang tidak terhubung proses routing tidak akan berjalan dengan semestinya. 18. Aplikasi pgRouting dengan algoritma dijkstra dijalankan

melalui SQL editor, menghasilkan tabel baru yang berisi informasi jalan yang dilewati dalam rute yang ditempuh. 19. Membuat mapfile yang terhubung dengan basis data

spasial, termasuk tabel rute yang baru saja dibuat, untuk kemudian ditampilkan dengan MapServer.

20. Pembuatan template dengan Chameleon untuk menata dan menjalankan fungsi-fungsi yang umum pada interface SIG, seperti zoom, pan, identify, measure distance ditambah dengan form untuk pencarian rute. Selain itu juga menampilkan informasi seperti legenda, skala, koordinat kursor, dan keymap. Kemudian menambahkan halaman pendukung WebGIS seperti halaman yang memuat informasi seputar sejarah dan pariwisata di Kabupaten Gianyar, termasuk beberapa hasil analisa spasial yang telah dilakukan sebelumnya.

21. Menjalankan masing-masing fungsi untuk memastikan setiap fungsi berjalan dengan semestinya.

III. HASILDANANALISA

A. Ketersediaan Akomodasi di Sekitar Situs Purbakala Analisa ketersediaan akomodasi, dalam hal ini hotel dan restoran dengan kapasitas cukup besar dilakukan untuk mengetahui kesiapan situs-situs purbakala untuk menjadi obyek wisata dilihat dari segi akomodasi sekaligus melihat peluang usaha, khususnya hotel dan restoran yang masih minim pada lokasi-lokasi di sekitar situs purbakala.

Area yang digunakan untuk analisis ketersediaan akomodasi adalah area dalam radius 2 km dari setiap situs purbakala.

Hasil buffer tersebut dijadikan acuan untuk menghitung jumlah hotel dan restoran di sekitar setiap situs purbakala. Penghitungan dilakukan dengan fungsi points in polygon pada software QGIS. Jumlah hotel dalam radius 2 km dapat dilihat pada Tabel 1:

Tabel 1. Jumlah Hotel di Sekitar Situs Purbakala Nama (Radius 2 Km) Jumlah Hotel

Pura Penataran Air Jeruk 0

Pura Budha Kliwon 2

Pura Lumbung 2

Pura Puseh Tegaltamu 0

Pura Canggi 1

Pura Puseh Batuan 1

Pura Kebo Edan 1

Pura Pengulingan 0

Pura Gumang 0

Pura Tirta Empul 0

Candi Tebing Kerobokan 0

Pura Penataran Sasih 2

Pura Pusering Jagat 2

Pura Pucak Manik Ukir 0

Candi Tebing Gunung Kawi 0

Pura Pengukur-Ukuran 0

Candi Tebing Tegallinggah 1

Yeh Pulu 1

Pura Puseh Sidan 0

Pura Puseh Samplangan 0

Relief Bebitra 0

Gambar 3. Buffer Area dalam Radius 2 km dari Setiap Situs Purbakala

(4)

Lanjutan Tabel 1. Jumlah Hotel di Sekitar Situs Purbakala Nama (Radius 2 Km) Jumlah Hotel

Pura Puseh Abianbase 0

Pura Pedarman Kutri 1

Pura Puseh Blahbatuh 0

Pura Samuantiga 1

Pura Hyang Isung Bukian 0

Pura Puseh Bukian 0

Pura Puser Peganjingan 0

Pura Puseh-Desa Manuaba 0

Candi Tebing Jukut Paku 1

Pura Desa Peliatan 22

Pura Dalem Padangtegal 22

Pura Penataran Kacang Bubuan 0

Pura Puseh Mawang 0

Goa Gajah 3

Sementara itu jumlah restoran dalam radius 2 km dapat dilihat pada Tabel 2:

Tabel 2. Jumlah Restoran di Sekitar Situs Purbakala Nama Jumlah Restoran (Radius 2 Km)

Pura Penataran Air Jeruk 0

Pura Budha Kliwon 1

Pura Lumbung 1

Pura Puseh Tegaltamu 1

Pura Canggi 1

Pura Puseh Batuan 2

Pura Kebo Edan 3

Pura Pengulingan 1

Pura Gumang 0

Pura Tirta Empul 1

Candi Tebing Kerobokan 0

Pura Penataran Sasih 2

Pura Pusering Jagat 3

Pura Pucak Manik Ukir 0

Candi Tebing Gunung Kawi 1

Pura Pengukur-Ukuran 0

Candi Tebing Tegallinggah 1

Yeh Pulu 3

Pura Puseh Sidan 0

Pura Puseh Samplangan 0

Relief Bebitra 0

Pura Puseh Abianbase 0

Pura Pedarman Kutri 0

Pura Puseh Blahbatuh 0

Lanjutan Tabel 2. Jumlah Restoran di Sekitar Situs Purbakala Nama Jumlah Restoran (Radius 2 Km)

Pura Samuantiga 2

Pura Hyang Isung Bukian 0

Pura Puseh Bukian 0

Pura Puser Peganjingan 0

Pura Puseh-Desa Manuaba 0

Candi Tebing Jukut Paku 2

Pura Desa Peliatan 18

Pura Dalem Padangtegal 20

Pura Penataran Kacang Bubuan 0

Pura Puseh Mawang 1

Goa Gajah 4

B. WebGIS dengan pgRouting

Pada halaman depan web pariwisata situs purbakala Kabupaten Gianyar ini terdapat dua link yang masing-masing terhubung ke halaman ”Tentang Gianyar” yang memuat informasi seputar sejarah Kabupaten Gianyar serta halaman “WebGIS” yang memuat aplikasi sistem informasi geografis pariwisata situs purbakala di Kabupaten Gianyar dengan tambahan fungsi pencarian rute.

Gambar 4. Halaman Depan

Halaman “Tentang Gianyar” memuat informasi seputar sejarah Kabupaten Gianyar. Mulai dari zaman pra-sejarah, masa berburu, masa bercocok tanam, masa perundagian, sampai zaman sejarah dan peninggalan purbakala. Di dalamnya juga dijelaskan era pemerintahan raja-raja yang berkuasa di Bali mulai dari era pemerintahan Raja Sri Kesari Warmadewa yang menjadi cikal bakal Dinasti Warmadewa sampai pada masa pemerintahan Bhatara Sri Astasura Ratna Bumi Banten pada tahun 1259 saka. Selain itu terdapat informasi tentang pariwisata khususnya situs purbakala. Halaman ini juga memuat dua link masing-masing menuju halaman depan dan halaman WebGIS.

(5)

Gambar 5. Halaman “Tentang Gianyar”

Halaman WebGIS merupakan inti dari situs web pariwisata situs purbakala di Kabupaten Gianyar ini. Halaman ini memuat aplikasi sistem informasi geografis dilengkapi dengan perangkat navigasi dan identifikasi seperti sistem informasi geografis pada umumnya, ditambah dengan fungsi pencarian rute perjalanan wisata dengan menggunakan pgRouting dari PostgreSQL.

Gambar 6. Halaman WebGIS

Rincian fungsi-fungsi yang terdapat pada halaman ini diantaranya adalah:

a) Legenda

Legenda pada halaman ini memuat layer yang bisa ditampilkan di muka peta, termasuk layer rute yang dapat diubah melalui form pencarian rute. Legenda juga dilengkapi dengan tombol Update untuk menampilkan perubahan yang dilakukan terhadap susunan layer. b) Toolbox

Toolbox pada halaman ini memuat fungsi navigasi peta pada umumnya, seperti zoom, pan, identify, dan measure. Untuk fungsi identify, jika digunakan pada layer “site” akan ada tambahan keterangan dengan pilihan ”baca selengkapnya” pada tabel hasil identifikasi. Jika menu tersebut dipilih maka halaman tersebut akan berpindah ke halaman baru yang memuat deskripsi dari situs purbakala yang bersangkutan.

Gambar 7. Hasil Identifikasi

Gambar 8. Halaman Deskripsi Situs Purbakala

c) Muka Peta d) Informasi Tepi

Informasi tepi terletak tepat di bawah muka peta, memuat informasi seperti arah utara, skala, sistem proyeksi, batas peta, hasil perhitungan jarak (jika dilakukan perhitungan dengan measure pada toolbox, koordinat kursor, serta keymap.

e) Form Pencarian Rute

Form pencarian rute terbagi menjadi tiga tahap pengisian, yaitu lokasi asal, lokasi tujuan, dan tombol pencarian. Form lokasi asal dan lokasi tujuan menggunakan droplist berisi nama-nama lokasi.

Untuk uji coba dilakukan pencarian rute dari Pasar Seni Guwang menuju Alila Hotel &Resort.

(6)

Gambar 10. Hasil Pencarian Rute

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

Dari penelitian yang telah dilakukan, dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu:

1. Penelitian ini telah berhasil mengintegrasikan fungsi pencarian rute dari pgRouting dengan sistem informasi geografis berbasis web sehingga pengguna dapat menentukan rute perjalanan wisata mereka dari satu lokasi ke lokasi lainnya dengan cepat, mudah, dan tepat sasaran.

2. Dari analisa ketersediaan hotel di sekitar situs purbakala terdapat 20 situs purbakala yang disekelilingnya (radius 2 km) tidak terdapat hotel, yaitu Pura Penataran Air Jeruk, Pura Puseh Tegaltamu, Pura Pengulingan, Pura Gumang, Pura Tirta Empul, Candi Tebing Kerobokan, Pura Pucak Manik Ukir, Candi Tebing Gunung Kawi, Pura Pengukur-Ukuran, Pura Puseh Sidan, Pura Puseh Samplangan, Relief Bebitra, Pura Puseh Abianbase, Pura Puseh Blahbatuh, Pura Hyang Isung Bukian, Pura Puseh Bukian, Pura Puser Peganjingan, Pura Puseh-Desa Manuaba, Pura Penataran Kacang Bubuan, dan Pura Puseh Mawang. 3. Dari analisa ketersediaan restoran di sekitar situs

purbakala terdapat 16 situs purbakala yang disekelilingnya (radius 2 km) tidak terdapat restoran, yaitu Pura Penataran Air Jeruk, Pura Puseh Sidan, Pura Puseh Samplangan, Relief Bebitra, Pura Puseh Abianbase, Pura Pedarman Kutri, Pura Puseh Blahbatuh, Pura Gumang, Pura Hyang Isung Bukian, Pura Puseh Bukian, Candi Tebing Kerobokan, Pura Puser Peganjingan, Pura Puseh-Desa Manuaba, Pura Pucak Manik Ukir,Pura Pengukur-Ukuran, dan Pura Penataran Kacang Bubuan

Saran yang dapat diberikan setelah penelitian ini dilakukan adalah:

1. Sebelum pembangunan topologi, perlu dipastikan bahwa semua ruas jalan sudah terpisah-pisah, terutama

pada persimpangan. Karena jika ada salah satu jalan yang tidak terpisah pada persimpangan, maka proses routing melalui jalan tersebut tidak dapat dilakukan. 2. Periksa kecocokan versi antara satu software dengan

software lainnya karena dapat membuang banyak waktu untuk mengubah versi atau mengulang proses pada versi yang cocok.

3. Perlu dilakukan pengembangan lebih lanjut terkait visualisasi sistem guna mempermudah pengguna dalam menjalankannya.

UCAPANTERIMAKASIH

Penulis C.G.W.W. mengucapkan terima kasih kepada Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar dan Balai Pelestarian Cagar Budaya Bali yang telah memberikan dukungan berupa data dan bimbingan yang sangat berguna dalam menunjang penelitian ini.

DAFTARPUSTAKA

[1] Dinas Pariwisata Kabupaten Gianyar. 2011. Sejarah

Pariwisata Gianyar.

<URL:http://www.gianyartourism.com/sejarah-pariwisata.asp> dikunjungi pada 18 Februari 2014 Pukul 19.05 BBWI.

[2] BP. 2012. “DAS Pakerisan Dikukuhkan Sebagai WBD”.

Bali Post. 2 Juli 2012.

[3] Rajabidfard, A, dan Williamson, I.P. 2000, Spatial Data

Infrastructures: Concept, SDI Hierarchy and Future Directions. Melbourne : Spatial Data Research Group, Department of Geomatics, The University of Melbourne.

[4] Budiyanto, E. 2002. Sistem Informasi Geografis Menggunakan ArcView GIS. Yogyakarta : ANDI.

[5] Evandri. 2003. Pengembangan Aplikasi WebGIS dengan

Software Open Source. Bandung : Pusat Penelitian Informatika – LIPI.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa: pertama, tata cara pengujian qanun Aceh melalui executive review belum memenuhi syarat seperti yang

Hal ini terbukti dari hasil wawancara dengan pegawai Bank Indonesia menyatakan tidak sering memanfaatkan koleksi SEKI diruang perpustakaan untuk penyusunan

Mendatangkan guru-guru TK dalam pelaksanaan Pelatihan untuk guru TK untuk penggunaan media dan alat peraga pembelajaran Sains berbasis etika, moral, kearifan

dipikul,menggunakan jasa kendaraan atau alat transportasi lainnya.Operasional Variabel, biaya pada usaha tani kacang panjang di desa pilanggot kecamatan tikung

Proses ini mencakup pengecekan limit credit client jika limit Client mencukupi maka Media Plan dapat dibuat tetapi jika sudah mendekati atau melebihi limit maka akan

Dengan pengajaran terprogram dengan tipe linier and branching yang diterapkan oleh guru Aqidah Akhlak ini, ditemukan perbedaan tingkat kemampuan di kalangan

Proses ini merupakan jasa pelayanan pada pelanggan setelah penjualan produk/jasa tersebut dilakukan. Aktivitas yang terjadi dalam tahapan ini, misalnya penanganan garansi

Dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah itulah Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kabupaten Bengkalis menggambil ukuiran untuk mencapai