• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN USAHA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERIKANAN JAWA TENGAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN USAHA DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH TERHADAP KINERJA DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERIKANAN JAWA TENGAH"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

TERHADAP KINERJA DAN TUJUAN PEMBANGUNAN PERIKANAN JAWA TENGAH

(Effort Environmental Influence and Governmental Policy to Performance and Development Target of Central Java Fisheries)

Abdul Kohar M1 , Mulyono S Baskoro2 , Bunasor Sanim2) ,

Soepanto Soemokaryo2) dan Sugeng H Wisudo2) ABSTRACT

The existence of change for direction and development target in national, regional and international level, claim sensitivity of fishery sector to anticipate the condition. The objectives of the research are analyze fishery effort environmental influence, central government policy, local government policy to fishery sector performance and development target of Central Java fishery, and dominant factor which influence. To analyze complicated relation of each variable of fishery effort environment, central government policy, local government policy, capture fishery effort performance, processing industry performance, and development target of central Java fishery are used structural equation model (SEM) analysis with AMOS version 6 software. Collecting data conducted to 228 responder by using closed questionnaire which designed so responder gave opinion by choosing scale number which had scale 1-5 liker scale. The result show chi-square value (1128,994), probability (0,000), CMIN/ DF (1,634), GFI (0,805), AGFI (0,769), TLI (0,912) and RMSEA (0,053), at recommended value gyration, so the model have fit. From 15 examined hypothesis, there are 6 significant hypothesis that are hypothesis 6, hypothesis 7, hypothesis 8, hypothesis 11, hypothesis 12 and hypothesis 15, while hypothesis 1, hypothesis 2, hypothesis 3, hypothesis 4, hypothesis 5, hypothesis 9, hypothesis 10, hypothesis13, and hypothesis 14, proven not significant. Dominant factor in efficacy to development target of Central Java fishery is central government policy, with the component are training policy and accessed tuition.

Keywords: Effort environment, government policy, performance, development target, Central Java fishery

ABSTRAK

Dengan adanya perubahan terhadap arah dan tujuan pembangunan baik tingkat nasional, regional maupun internasional, menuntut kepekaan sektor perikanan dalam mengantisipasi kondisi tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan usaha perikanan, kebijakan pemerintah pusat, dan kebijakan pemerintah daerah terhadap kinerja sektor perikanan dan tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah, dan faktor yang paling berpengaruh. Untuk menganalisis hubungan yang rumit antar variabel lingkungan usaha perikanan, kebijakan pemerintah pusat, kebijakan pemerintah daerah, kinerja usaha perikanan tangkap, kinerja industri pengolahan, dan tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah digunakan analisis model persamaan struktural (structural equation model/SEM) dengan bantuan piranti lunak AMOS Versi 6. Pengumpulan data dilakukan terhadap 228 responden dengan menggunakan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup yang dirancang agar responden memberikan pendapat dengan cara memilih angka yang berskala 1-5 skala

1 Mahasiswa Program S3 pada PS Teknologi Kelautan, Sekolah Pascasarjana IPB 2 Dosen Sekolah Pascasarjana IPB

(2)

liker. Hasil penelitian menunjukkan nilai chi-square (1128,994), Probabilitas (0,000), CMIN/DF (1,634), GFI (0,805), AGFI (0,769), TLI (0,912) dan RMSEA (0,053), pada kisaran nilai yang direkomendasikan, sehingga model telah fit. Dari 15 hipotesis yang diuji, ada enam hipotesis yang signifikan yaitu hipotesis 6, hipotesis 7, hipotesis 8, hipotesis 11, hipotesis 12 dan hipotesis 15, sedangkan hipotesis 1, hipotesis 2, hipotesis 3, hipotesis 4, hipotesis 5, hipotesis 9, hipotesis 10, hipotesis 13, dan hipotesis 14, terbukti tidak signifikan. Faktor yang dominan dalam keberhasilan terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah adalah kebijakan pemerintah pusat, dengan komponen kebijakan pelatihan dan bimbingan yang dapat diakses.

Kata Kunci : Lingkungan usaha, kebijakan pemerintah, kinerja, tujuan pembangunan, perikanan Jawa Tengah

PENDAHULUAN

Pembangunan sektor perikanan merupakan bagian dari pembangunan ekonomi nasional yang selama ini mengalami pasang surut pada saat tertentu sektor perikanan merupakan sektor unggulan dan dijadikan sebagai arus utama pembangunan nasional (Dahuri 2003), tetapi disaat yang lain diposisikan sebagai sektor pinggiran (perpheral sector) (Kusumastanto 2002 dan 2003) dan bukan merupakan sektor unggulan (Fauzi 2005), dimana pada era pasar bebas dan globalisasi tantangan dan persaingan dengan berbagai bentuk permasalahan tersebut semakin komplek. Ditandai dengan perubahan lingkungan yang cepat dengan kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat, menuntut kepekaan sektor perikanan untuk merespon perubahan. Untuk mengantisipasi perubahan yang terjadi ada dua hal yang perlu dilakukan, pertama menentukan skala prioritas sub sektor untuk sektor perikanan (Resosudarmo et al. 2002), dan penjabaran kembali visi dan misi pembangunan sektor perikanan dalam kebijakan pembangunan ekonomi nasional (Kusumastanto 2002 dan 2003). Sebagai akibat dari perubahan tersebut, maka aspek lingkungan strategis dan lingkungan usaha (internal, industri dan eksternal) akan mengalami perubahan demikian juga terhadap kebijakan pemerintah (baik pusat maupun daerah), kinerja dan tujuan pembangunan perikanan yang ditetapkan. Kondisi perubahan ini menuntut kesiapan daerah Jawa Tengah dalam mengantsipasi kondisi tersebut. Untuk mengetahui hubungan yang rumit serta faktor yang dominan pada kinerja usaha perikanan tangkap, kinerja industri pengolahan, lingkungan usaha perikanan, kebijakan pemerintah, kebijakan pemerintah pusat dan tujuan pembangunan perikanan digunakan model persamaan struktural (Structural Equation Model (SEM)). Adapun variabel-variabel tersebut didasarkan pada modifikasi dari pendapat Soemokaryo (2006), yang menyebutkan bahwa dalam path diagram sistem pembangunan perikanan Indonesia terdapat faktor-faktor yang saling terkait antar lingkungan usaha perikanan (internal, industri dan eksternal), kebijakan pemerintah (pusat dan daerah), kinerja sektor perikanan (kinerja usaha perikanan tangkap, dan kinerja industri pengolahan) dan tujuan pembangunan perikanan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh lingkungan usaha perikanan, kebijakan pemerintah pusat dan kebijakan pemerintah daerah terhadap kinerja sektor perikanan dan tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah, dan faktor dominan yang mempengaruhinya.

METODOLOGI PENELITIAN

Untuk mengetahui integrasi terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi terhadap tujuan pembangunan perikanan, digunakan analisis Structural Equation Modeling (SEM) sebagaimana teori yang ada bahwa lingkungan usaha perikanan (LUP), kinerja usaha perikanan tangkap (KUP_TANG), industri kinerja usaha perikanan tangkap (KI_PROS),

(3)

kebijakan pemerintah pusat (KEBIJ_PUS) dan kebijakan pemerintah daerah (KEBIJ_DAE) akan mempengaruhi tujuan pembangunan perikanan (TUJ-PEM-PI).

TUJ_PEM_PI KEBIJ_DAE X24 e24 1 1 X23 e23 1 X22 e22 1 X21 e21 1 X20 e20 1 X19 e19 1 X18 e18 1 X17 e17 1 X16 e16 1 KEBIJ_PUS X15 e15 1 1 X14 e14 1 X13 e13 1 X12 e12 1 X11 e11 1 LUP X10 e10 1 1 X9 e9 1 X8 e8 1 X7 e7 1 X6 e6 1 X5 e5 1 X4 e4 1 X3 e3 1 X2 e2 1 X1 e1 1 KUP_TANG KI_PROS z1 1 z4 z6 z3 1 1 z2 1 1 Y1 e39 1 1 Y2 e40 1 Y3 e41 1 Y4 e42 1 Y5 1 e43 Y6 e44 1 Y7 1 e45 X33 e33 1 1 X34 e34 1 X35 1 e35 X36 e36 1 X37 e37 1 z5 1 X25 e25 1 1 X26 e261 X27 e271 X28 e281 X29 e291 X30 e301 X31 e311 X32 e321 x38 e38 1 Y8 e46 1 Y9 e47 1 Y10 e48 1 Y11 e49 1

Gambar 1 Model path diagram pembangunan perikanan Jawa Tengah

Berdasarkan model path diagram (Gambar 1) tersebut, terdapat 6 variabel laten dan 49 indikator yang membentuk, dengan demikian ada 15 (lima belas) hipotesis penelitian yang akan di uji dalam penelitian ini, antara lain:

H1 Lingkungan usaha perikanan akan berpengaruh positif terhadap kinerja usaha perikanan tangkap

H2 Lingkungan usaha perikanan akan berpengaruh positif terhadap kinerja industri pengolahan

H3 Lingkungan usaha perikanan akan berpengaruh positif terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah

H4 Kebijakan pemerintah pusat akan berpengaruh positif terhadap lingkungan usaha perikanan

H5 Kebijakan pemerintah pusat akan berpengaruh positif terhadap kinerja usaha perikanan tangkap

H6 Kebijakan pemerintah pusat akan berpengaruh positif terhadap kinerja industri pengolahan

H7 Kebijakan pemerintah pusat akan berpengaruh positif terhadap kebijakan pemerintah daerah

H8 Kebijakan pemerintah pusat akan berpengaruh positif tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah

H9 Kebijakan pemerintah daerah akan berpengaruh positif terhadap lingkungan usaha perikanan

H10 Kebijakan pemerintah daerah akan berpengaruh positif terhadap kinerja usaha perikanan tangkap

(4)

H11 Kebijakan pemerintah daerah akan berpengaruh positif terhadap kinerja industri pengolahan

H12 Kebijakan pemerintah daerah akan berpengaruh positif terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah

H13 Kinerja usaha perikanan tangkap akan berpengaruh positif terhadap kinerja industri pengolahan

H14 Kinerja industri pengolahan akan berpengaruh positif terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah

H15 Kinerja usaha perikanan tangkap akan berpengaruh positif terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang dikumpulkan melalui penyebaran kuesioner kepada responden pilihan, sebagai sasaran awal responden berjumlah 277 dan telah memenuhi ketentuan minimal 100 responden atau 5-10 kali indikator yang membentuk (Hair et al. 2006, Ghozali 2004, dan Ferdinand 2006), dengan lokasi Jawa Tengah (antara lain di Kabupaten Pati, Kota Pekalongan dan Kabupaten Rembang). Dari jumlah responden tersebut yang dapat diolah 228 responden (82,31%), sehingga secara keseluruhan dari semua lokasi tingkat response rate cukup baik. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan daftar pertanyaan yang bersifat tertutup yang dirancang agar responden memberikan pendapat dengan cara memilih angka yang berskala 1-5 skala likert.

Tabel 1 Distribusi responden berdasarkan lokasi Penelitian No. Responden Awal Jumlah Dapat diolah (%) Prosentase (%)

1 Jawa Tengah 4 4 100 1,75

2 Pati 84 61 72,62 26,75

3 Pekalongan 99 88 88,89 38,60

4 Rembang 90 75 83,33 32,89

Total 277 228 82,31 100

Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2008 Analisis data

Analisis data dilakukan dengan menggunakan structural equation model (SEM) dengan bantuan piranti lunak AMOS Versi 6 (Ghozali 2004, Ghozali dan Yusfaningrum 2006 dan Ferdinand 2006). Analisis tersebut mencakup : (1) analisis faktor konfirmatori (confirmatory factor analysis) menguji suatu indikator yang membentuk suatu variabel laten tertentu (Ghozali 2004), dan (2) regression weight variabel untuk meneliti hubungan atau pengaruh antar variabel (Solimun 2002). Penentuan faktor atau variabel yang signifikan dilakukan dengan kriteria pengambilan keputusan yang didasarkan pada nilai Critical Ratio (CR) yang dibandingkan dengan nilai CR tabel yang setara dengan nilai t tabel pada tingkat probabilitas =0,05, yaitu sebesar 1,65 (Hair et al. 2006), sedangkan tingkat pengaruh relatif dari suatu faktor atau variabel dapat dilihat dari nilai loading factor, semakin tinggi nilai loading factor berarti semakin penting pengaruhnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Kesesuaian model dengan data

Sebelum menganalisis full model lebih lanjut, perlu dijelaskan bahwa dari uji analisis faktor konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis (CFA)) dari suatu indikator yang membentuk suatu variabel laten dari awal model sejumlah 49 indikator, ada sepuluh

(5)

(10) indikator yang dihilangkan dari variabel laten yang membentuknya, antara lain X29, X30, X31, X32, X36, X38 Y2, Y3, Y4 dan Y9. Seperti pada Tabel 2 untuk variabel laten lingkungan usaha perikanan (LUP), kebijakan pemerintah pusat (KEBIJ_PUS), dan kebijakan pemerintah daerah (KEBIJ_DAE), semua indikator sesuai dengan variabel laten yang membentuknya, sedangkan pada variabel laten kinerja usaha perikanan tangkap (KUP_TANG), kinerja industri pengolahan (KUP_PROS), dan tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah (TUJ_PEM_Pi), tidak semua indikator mampu menjelaskan variabel yang dibentuknya.

Tabel 2 Hasil uji analisis faktor konfirmatori (Confirmatory Factor Analysis (CFA)) dari indikator yang membentuk suatu variabel laten

No. Variabel Indikator Hasil akhir CFA Catatan 1 Lingkungan usaha perikanan (LUP) X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, dan X10 X1, X2, X3, X4, X5, X6, X7, X8, X9, dan X10

Terjadi korelasi antar eror (e)

2 Kebijakan pemerintah

pusat (KEBIJ_PUS) X11, X12, X13, X14, dan X15 X11, X12, X13, X14, dan X15 - 3 Kebijakan pemerintah daerah (KEBIJ_DAE) X16, X17, X18, X19, X20, X21, X22, X23, dan X24 X16, X17, X18, X19, X20, X21, X22, X23, dan X24

Terjadi korelasi antar eror (e) 4 Kinerja usaha perikanan tangkap (KUP_TANG) X25, X26, X27, X28, X29, X30, X31 dan X32 X25, X26, X27,

dan X28 Indikator X29, X30, X31 dan X32 dikeluarkan 5 Kinerja industri pengolahan (KUP_PROS) X33, X34, X35, X36, X37, dan X38 X33, X34, X35

dan X37 Indikator X36 dan X38 dikeluarkan, serta adanya korelasi antar error (e) 6 Tujuan pembangunan

perikanan Jawa Tengah

(TUJ_PEM_Pi)

Y1, Y2, Y3, Y4, Y5, Y6, Y7, Y8, Y9, Y10 dan Y11

Y1, Y5, Y6, Y7, Y8, Y10, dan Y11

Indikator Y2, Y3, Y4 dan Y9 dikeluarkan serta adanya korelasi antar error (e)

Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2008

Hasil pengolahan data dan pengujian terhadap model pembangunan perikanan Jawa Tengah telah fit terhadap data yang diperoleh (Gambar 2)

Tabel 3 Indeks pengujian kelayakan kesesuaian model pembangunan perikanan Jawa Tengah No. Goodness of Fit Creation Index Syarat sebuah model fit analisis Hasil Evaluasi model

1. Chi Square Statistic Kecil, 2 dengan df=

691 adalah 753,264 1128,994

2. Significant Probability (P) ≤ 0,05 0,000 Baik

3. CMIN/DF ≤ 2,00 1,634 Baik

4. GFI (goodness-of-fit index) ≥ 0,90 0,805 Cukup baik 5. AGFI (adjusted goodness-of- fit index) ≥ 0,90 0,769 Cukup baik

6. TLI (Tucker-Lewis Index) ≥ 0,95 0,912 Baik

7. RMSEA(adjusted goodness-of- fit index) ≤ 0,08 0,053 Baik Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2008

Hasil pengolahan data dengan beberapa indikator kesesuaian memiliki nilai chi-square (X2) sebesar 1128,994 dengan 691 degrees of freedom. Probabilitas chi-square adalah signifikan (P = 0,000) yang berarti bahwa model telah fit, demikian juga GFI

(6)

(0,805) dan AGFI (0,769), sedangkan untuk nilai CMIN/DF (1,634), TLI (0,912) dan RMSEA (0,053) sudah baik sehingga

TUJ_PEM_PI KEBIJ_DAE X24,79 e24 1,00 1 X23,52 e23 ,37 1 X22,60 e22 ,38 1 X21,57 e21 1,06 1 X20,55 e20 1,62 1 X191,02 e19 ,27 1 X18,45 e18 1,41 1 X17,23 e17 ,86 1 X16,51 e16 1,65 1 KEBIJ_PUS X15 ,10 e15 1,00 1 X14 ,13 e14 ,89 1 X13 ,18 e13 1,01 1 X12 ,33 e12 ,68 1 X11 ,62 e11 ,53 1 LUP X10 1,19 e10 1,00 1 X9 1,21 e9 ,67 1 X8 1,18 e8 ,77 1 X7 1,06 e7 ,80 1 X6 ,83 e6 2,46 1 X5 ,37 e5 2,82 1 X4 ,80 e4 2,48 1 X3 ,98 e3 1,89 1 X2 ,35 e2 2,71 1 X1 ,58 e1 2,46 1 KUP_TANG KI_PROS -,02 -,34 ,21 ,06 1,99 2,25 -,68 ,04 -5,47 -4,54 2,05 -,16 ,09 z1 1 ,01 z4 ,06 z6 ,00 z3 1 ,43 1 1,59 z2 1 1 Chi-Square=1128,994 Df=691 CMIN/DF=1,634 Probabilitas=,000 AGFI=,769 GFI=,805 TLI=,912 RMSEA=,053 ,20 -,08 ,01 ,07 ,02 ,35 ,03 ,06-,13 ,10 Y1 ,74 e39 1,00 1 Y5 ,36 e43 ,90 1 Y6 ,35 e44 ,66 1 Y7 ,36 e45 ,72 1 Y8 ,22 e46 ,73 1 Y10 ,47 e48 ,21 1 Y11 ,46 e49 ,75 1 X33 ,23 e33 1,00 1 X34 ,68 e34 ,40 1 X35 ,54 e35 ,74 1 X37 1,05 e37 -,15 1 X38 ,61 e38 -,20 1 ,27 z5 1 ,13 X25 ,63 e25 1,00 1 X26 ,26 e26 7,00 1 X27 ,31 e27 4,66 1 X28 ,14 e28 3,21 1 ,52 ,36 ,52 ,45,57 ,35 ,20 ,62 ,29 ,32 -,03 ,13 -,06 ,16 ,19 ,08 ,15 -,13 ,06 -,16 ,11 ,08 ,08 ,08 -,12

Gambar 2 Hasil pengolahan dan pengujian model pembangunan perikanan Jawa Tengah Pengujian Hipotesis

Analisis tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah (TUJ_PEM_PI) dalam penelitian ini merupakan hubungan yang rumit dengan variabel lingkungan usaha perikanan (LUP), kebijakan pemerintah pusat (KEBIJ_PUS), kebijakan pemerintah daerah (KEBIJ_DAE), kinerja usaha perikanan tangkap (KUP_TANG), dan kinerja industri pengolahan (KI_PROS). Dari hasil penelitian kebijakan pemerintah merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah dengan nilai loading factor sebesar 1,873. Seluruh hipotesis dalam penelitian ini diuji secara simultan dengan model persamaan struktural dibantu dengan program AMOS versi 6. Dalam pengujian ini, ada enam hipotesis yang signifikan yaitu, hipotesis 6, hipotesis 7, hipotesis 8, hipotesis 11, hipotesis 12 dan hipotesis 15, sedangkan hipotesis 1, hipotesis 2, hipotesis 3, hipotesis 4, hipotesis 5, hipotesis 9, hipotesis 10, hipotesis 13, dan hipotesis 14, terbukti tidak signifikan.

Hipotesis 1 yang menyatakan bahwa lingkungan usaha perikanan (LUP) akan berpengaruh positif terhadap kinerja usaha perikanan tangkap (KUP_TANG). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan koefisien regresi sebesar -0,018 dengan nilai t hitung sebesar -0,795 dan probabilitas sebesar 0,427, nilai ini lebih kecil dari nilai t tabel, dengan demikian penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa lingkungan usaha perikanan

(7)

berpengaruh positif terhadap kinerja usaha perikanan tangkap, atau dapat disimpulkan bahwa lingkungan usaha berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha perikanan tangkap. Hipotesis 2 yang menyatakan bahwa lingkungan usaha perikanan (LUP) akan berpengaruh positif terhadap kinerja industri pengolahan (KI_PROS). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan koefisien regresi sebesar 0,198 dengan nilai t hitung yang diperoleh sebesar 1,099 atau tingkat probabilitas sebesar 0,272, nilai yang dihasilkan ini lebih kecil dari nilai t tabel pada tingkat probabilitas 5%, dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan bahwa lingkungan usaha perikanan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja industri pengolahan. Hipotesis 3 yang menyatakan bahwa lingkungan usaha perikanan (LUP) akan berpengaruh positif terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah (TUJ_PEM_PI). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,084 dengan nilai t hitung yang diperoleh sebesar -0,715 atau tingkat probabilitas sebesar 0,475, nilai perhitungan yang dihasilkan ini lebih kecil dari nilai t tabel pada tingkat probabilitas 5%, dengan demikian penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa lingkungan usaha perikanan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah.

Tabel 4 Hasil pengujian hipotesis penelitian

H Jenis Hubungan Direct effect hitung Prob t Ket. H1 LUP KUP_TANG -0,018 -0,795 0,427 Tdk signifikan H2 LUP KI_PROS 0,198 1,099 0,272 Tdk signifikan H3 LUP TUJ_PEM_PI -0,084 -0,715 0,475 Tdk signifikan H4 KEBIJ_PUS LUP 0,202 0,887 0,375 Tdk signifikan H5 KEBIJ_PUS KUP_TANG 0,059 0,944 0,345 Tdk signifikan H6 KEBIJ_PUS KI_PROS 1,873 2,211 0,027 Signifikan H7 KEBIJ_PUS KEBIJ_DAE 0,433 10,247 fix Signifikan H8 KEBIJ_PUS TUJ_PEM_PI 2,140 2,620 0,009 Signifikan H9 KEBIJ_DAE LUP -0,658 -1,219 0,223 Tdk signifikan H10 KEBIJ_DAE KUP_TANG 0,035 0, 258 0,797 Tdk signifikan H11 KEBIJ_DAE KI_PROS -5,190 -2,604 0,009 Signifikan H12 KEBIJ_DAE TUJ_PEM_PI -4,294 -2,184 0,029 Signifikan H13 KUP_TANG KI_PROS -0,360 -0,417 0,676 Tdk signifikan H14 KI_PROS TUJ_PEM_PI -0,168 -1,177 0,239 Tdk signifikan H15 KUP_TANG TUJ_PEM_PI 2,010 1,824 0,068 signifikan Ket : Nilai t tabel ( =5%) pada df= 692 adalah sebesar ± 1,65 atau nilai p> 0,05

Hipotesis 4 yang menyatakan bahwa kebijakan pemerintah pusat (KEBIJ_PUS) akan berpengaruh positif terhadap lingkungan usaha perikanan (LUP). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,202 dengan nilai t hitung yang diperoleh sebesar 0,887 atau tingkat probabilitas sebesar 0,375, nilai perhitungan yang dihasilkan ini lebih kecil dari nilai t tabel pada tingkat probabilitas 5%, dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kebijakan pemerintah pusat berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap lingkungan usaha perikanan. Hipotesis 5 yang menyatakan bahwa pemerintah pusat (KEBIJ_PUS) akan berpengaruh positif terhadap kinerja usaha perikanan tangkap (KUP_TANG). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,059 dengan nilai t hitung yang diperoleh sebesar 0,944 atau tingkat probabilitas sebesar 0,345, nilai perhitungan yang dihasilkan ini lebih kecil dari nilai t tabel pada probabilitas 5%, sehingga penelitian ini berhasil membuktikan

(8)

bahwa lingkungan usaha perikanan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja usaha perikanan tangkap.

Hipotesis 6 yang menyatakan bahwa kebijakan pemerintah pusat (KEBIJ_PUS) akan berpengaruh positif terhadap kinerja industri pengolahan (KI_PROS). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 1,873 dengan nilai t hitung yang diperoleh sebesar -2,211 atau tingkat probabilitas sebesar 0,027, nilai perhitungan yang dihasilkan ini lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat probabilitas 5%, sehingga penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kebijakan pemerintah pusat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja industri pengolahan. Hipotesis 7 yang menyatakan bahwa kebijakan pemerintah pusat (KEBIJ_PUS) akan berpengaruh positif terhadap kebijakan pemerintah daerah (KEBIJ_DAE). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,433 dengan nilai t hitung yang sebesar -10,247 atau tingkat probabilitas yang sudah fix, nilai perhitungan yang dihasilkan ini lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat probabilitas 5%, sehingga penelitian ini berhasil membuktikan kebijakan pemerintah pusat berpengaruh positif dan signifikan terhadap kebijakan pemerintah daerah. Hipotesis 8 yang menyatakan bahwa kebijakan pemerintah pusat (KEBIJ_PUS) akan berpengaruh positif terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah (TUJ_PEM_PI). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 2,140 dengan nilai t hitung yang diperoleh sebesar 2,620 atau tingkat probabilitas sebesar 0,009, nilai perhitungan yang dihasilkan ini lebih besar dari nilai t tabel sebesar 1,65 pada tingkat probabilitas 5%, dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kebijakan pemerintah pusat berpengaruh positif dan signifikan terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah. Hipotesis 9 yang menyatakan bahwa kebijakan pemerintah daerah (KEBIJ_DAE) akan berpengaruh positif terhadap lingkungan usaha perikanan (LUP). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,658 dengan nilai t hitung yang diperoleh sebesar -1,219 atau tingkat probabilitas sebesar 0,223, nilai perhitungan yang dihasilkan ini lebih kecil dari nilai t tabel pada tingkat probabilitas 5%, dengan demikian penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa kebijakan pemerintah daerah berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap lingkungan usaha perikanan.

Hipotesis 10 yang menyatakan bahwa kebijakan pemerintah daerah (KEBIJ_DAE) akan berpengaruh positif terhadap kinerja usaha perikanan tangkap (KUP_TANG). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 0,035 dengan nilai t hitung yang diperoleh sebesar 0,258 atau tingkat probabilitas sebesar 0,797, nilai perhitungan yang dihasilkan ini lebih kecil dari nilai t tabel pada tingkat probabilitas 5%, dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan bahwa kebijakan pemerintah daerah berpengaruh, positif akan tetapi tidak signifikan terhadap kinerja usaha perikanan tangkap. Hipotesis 11 yang menyatakan bahwa kebijakan pemerintah daerah (KEBIJ_DAE) akan berpengaruh positif terhadap kinerja industri pengolahan (KI_PROS). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -5,190 dengan nilai t hitung yang diperoleh sebesar -2,604 atau tingkat probabilitas sebesar 0,009, nilai perhitungan yang dihasilkan ini lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat probabilitas 5%, sehingga penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa kebijakan pemerintah daerah berpengaruh positif atau dengan kata lain kebijakan pemerintah daerah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap kinerja industri pengolahan. Hipotesis 12 yang menyatakan bahwa kebijakan pemerintah daerah (KEBIJ_DAE) akan berpengaruh positif terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah (TUJ_PEM_PI). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -4,294 dengan nilai t hitung yang diperoleh sebesar -2,184 atau tingkat probabilitas sebesar 0,029, nilai perhitungan yang

(9)

dihasilkan ini lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat probabilitas 5%, dengan demikian penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa kebijakan pemerintah daerah berpengaruh positif, atau dengan kata lain kebijakan pemerintah daerah berpengaruh negatif dan signifikan terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah.

Hipotesis 13 yang menyatakan bahwa kinerja usaha perikanan tangkap (KUP_TANG) akan berpengaruh positif terhadap kinerja industri pengolahan (KI_PROS). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,360 dengan nilai t hitung yang diperoleh sebesar -0,417 atau tingkat probabilitas sebesar 0,676, nilai perhitungan yang dihasilkan ini lebih kecil dari nilai t tabel pada tingkat probabilitas 5%, dengan demikian penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa lingkungan usaha perikanan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kinerja industri pengolahan. Hipotesis 14 yang menyatakan bahwa kinerja industri pengolahan (KI_PROS) akan berpengaruh positif terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah (TUJ_PEM_PI). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,168 dengan nilai t hitung yang diperoleh sebesar -1,177 atau tingkat probabilitas sebesar 0,239, nilai perhitungan yang dihasilkan ini lebih kecil dari nilai t tabel pada tingkat probabilitas 5%, dengan demikian penelitian ini tidak berhasil membuktikan bahwa kinerja industri pengolahan berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah. Hipotesis 15 yang menyatakan bahwa kinerja usaha perikanan tangkap (KUP_TANG) akan berpengaruh positif terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah (TUJ_PEM_PI). Hasil pengujian hipotesis menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar 2,010 dengan nilai t hitung yang diperoleh sebesar 1,824 atau tingkat probabilitas sebesar 0,068, nilai perhitungan yang dihasilkan ini lebih besar dari nilai t tabel pada tingkat probabilitas 5%, dengan demikian penelitian ini berhasil membuktikan bahwa lingkungan usaha perikanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah.

Faktor Dominan

Dari hasil penelitian terhadap indikator yang paling berpengaruh terhadap masing-masing variabel laten tersaji pada Tabel 5, pada variabel lingkungan usaha perikanan didapatkan bahwa indikator yang paling berpengaruh adalah perijinan sesuai potensi (X5). Dari hasil ini menunjukkan bahwa jika komponen perijinan sesuai potensi ditingkatkan sebesar 1 satuan, maka akan meningkatkan peran lingkungan usaha perikanan sebesar 2,824. Untuk kebijakan pemerintah daerah instrumen yang paling berpengaruh adalah teknologi yang memberi nilai tambah ke prosesing, demikian juga untuk variabel yang lain.

Tabel 5 Variabel indikator yang paling berpengaruh terhadap variabel laten pada penelitian

No. Variabel Laten Faktor Dominan

1 Lingkungan usaha perikanan(LUP) X5=perijinan sesuai potensi (2,824) 2 Kebijakan pemerintah pusat (KEBIJ_PUS) X13=Pelatihan dan bimbingan yang

dapat diakses (1,006) 3 Kebijakan pemerintah daerah

(KEBIJ_DAE) X20=Teknologi yang memberi nilai tambah ke prosesing (1,613) 4 Kinerja usaha perikanan tangkap

(KUP_TANG) X26=Return on Investment (ROI) (6,990) 5 Kinerja industri pengolahan(KI_PROS) X33= Laba dan Rugi (R/L) (1,000) 6 Tujuan pembangunan perikanan Jawa

(10)

Sumber : Data Primer yang telah diolah, 2008 PEMBAHASAN

Dari hubungan yang rumit antar variabel laten lingkungan usaha perikanan, kebijakan pemerintah pusat, kebijakan pemerintah daerah, kinerja usaha perikanan tangkap, kinerja industri pengolahan, dan tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah, terdapat lima persamaan sruktural yang membangun hubungan tersebut dan 39 persamaan spesifikasi model. Dari hasil penelitian terhadap hubungan tersebut, didapatkan bahwa kebijakan pemerintah pusat merupakan faktor yang dominan, dengan komponen kebijakan adalah pelatihan dan bimbingan yang dapat diakses. Menurut Wahab (2004), kebijakan suatu pemerintah memiliki implikasi antara lain; pertama, kebijakan pemerintah pusat lebih merupakan tindakan yang mengarah pada tujuan dari pada sebagai perilaku atau tindakan yang serba acak dan kebetulan, kedua kebijakan terdiri dari tindakan-tindakan yang saling berkait, dan ketiga, kebijakan mungkin bersifat positif mungkin pula negatif. Sehingga dari pendapat Wahab tersebut kebijakan pemerintah pusat merupakan tindakan yang memiliki tujuan dan terarah, sehingga kebijakan ini masih diperlukan daerah untuk menentukan keberhasilan-keberhasilan suatu program ditingkat nasional, walaupun otonomi daerah telah dilaksanakan sejak Januari 2000, akan tetapi peran kebijakan dari pusat masih diperlukan oleh daerah, seperti aturan terhadap perijinan kapal di atas 100GT, pengelolaan aset sumberdaya jangan sampai antar daerah terjadi konflik karena permasalahan tersebut. Kondisi ini membuktikan bahwa pada sektor perikanan, kebijakan pemerintah pusat dalam hal ini Departemen Perikanan dan Kelautan RI, masih memegang peran yang penting dalam pembangunan perikanan di Jawa Tengah. Menurut Dahuri (2002) untuk mendukung upaya tersebut dibutuhkan program pendidikan non formal seperti; penyelenggaraan pelatihan untuk perwira dan anak buah kapal agar terampil dan bersertifikat, dan menyusun sistem penyuluhan perikanan secara partisipasi dengan melibatkan nelayan, penyuluh, akademisi dan LSM.

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN

1. Faktor-faktor pada lingkungan usaha perikanan, kebijakan pemerintah pusat, dan kebijakan pemerintah daerah, secara signifikan berpengaruh terhadap kinerja usaha perikanan tangkap, kinerja industri pengolahan, dan tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah.

2. Kebijakan pemerintah pusat merupakan faktor yang dominan terhadap tujuan pembangunan perikanan, dengan komponen kebijakan pelatihan dan bimbingan yang dapat diakses, dengan demikian kebijakan pemerintah pusat yang berkaitan dengan pelatihan dan bimbingan nelayan maupun pengolah ikan dengan tujuan meningkatkan produksi dan nilai produksi akan pencapaian tujuan pembangunan perikanan di Jawa Tengah.

SARAN

1. Model tujuan pembangunan perikanan Jawa Tengah yang memiliki hubungan yang rumit dan dipengaruhi oleh lingkungan usaha perikanan, kebijakan pemerintah pusat, kebijakan pemerintah daerah, kinerja usaha perikanan tangkap, dan kinerja industri pengolahan, dapat digunakan untuk menilai keberhasilan pembangunan perikanan pada daerah yang lain, baik di tingkat kabupaten, kota, maupun provinsi, dengan memperhatikan kondisi dan situasi yang ada pada daerah tersebut.

2. Dengan faktor dominan pada kebijakan pemerintah daerah adalah kebijakan pelatihan dan bimbingan yang dapat diakses, maka hendaknya pemerintah pusat dalam perencanaan program pembangunan perikanan di Jawa Tengah memasukkan kegiatan

(11)

pelatihan dan bimbingan bagi nelayan maupun pengolah ikan yang dapat diakses, seperti pelatihan pembuatan jaring, kapal, dan pengolahan ikan.

DAFTAR PUSTAKA

Dahuri R. 2003. Paradigma Baru Pembangunan Indonesia Berbasis Kelautan. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Bidang Pengelolaan Sumberdaya Pesisir dan Lautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 233 hlm.

Fauzi A. 2005. Kebijakan Perikanan dan Kelautan (Isu, Sintesis dan Gagasan). PT. Gramedia. Jakarta. 185 hlm.

Ferdinand, A 2006. Structural Equation Modeling (SEM) dalam Penelitian Manajemen. Program Magister Manajemen Universitas Diponegoro. Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Undip. Semarang 390 hlm.

Ghozali I. 2004. Model Persamaan Struktural. Konsep dan Aplikasi dengan Program AMOS Ver. 5.0 Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang. 152 hlm. Ghozali I, K Yusfaningrum. 2006. Pengaruh Partisipasi Anggaran terhadap Kinerja

Managerial Melalui Komitmen Tujuan Anggaran Dan Job Information Sebagai Variabel Intervening. Usahawan 24 (7) : 7-13.

Hair. JF, J R Anderson R E Tatham R L, Black W C 2006. Multivariate Data Analysis. Sixth Edition. Prentice Hall-International . INC. Printed in The United States Of America Page 577. Chapter 11 Structural Equation Modeling.

Kusumastanto, T. 2002. Reposisi “Ocean Policy” Pembangunan Ekonomi Indonesia di Era Otonomi Daerah. Orasi Ilmiah Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Kebijakan Ekonomi Perikanan dan Kelautan. Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

. 2003. Ocean Policy dalam Membangun negeri bahari Membangun Negeri Bahari di Era Otonomi Daerah. Gramedia. Jakarta. 160 hlm.

Resosudarmo BP, Djoni H, Tauhid A, Nina ILS, Olivia, dan Anong N. 2002. Analisis Penentuan Sektor Prioritas di Kelautan dan Perikanan. Jurnal Pesisir dan Lautan 4(3):17-28.

Soemokaryo S. 2006. Manajemen Industri Perikanan Indonesia dalam Era Liberalisasi Perdagangan dan Otonomi Daerah. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Luar Biasa dalam Bidang Ilmu Manajemen Industri Perikanan pada Fakultas Perikanan Universitas Brawijaya. Malang. 53 hlm.

Solimun 2002. Multivariate Analysis Structural Equation Modeling (SEM) LISREL dan AMOS. Aplikasi dibidang Manajemen, Ekonomi Pembangunan, Psykologi, Sosial, Kedokteran, Agrokompleks. F MIPA Universitas Brawijaya. Malang. 132 hlm. Wahab, A, S. 2004. Analasis Kebijakan dari Formula ke Implementasi Kebijakan Negara.

Gambar

Gambar 1 Model path diagram pembangunan perikanan Jawa Tengah
Tabel 1   Distribusi responden berdasarkan lokasi Penelitian  No.  Responden  Awal  Jumlah  Dapat diolah (%)  Prosentase (%)
Tabel 3 Indeks pengujian kelayakan kesesuaian model pembangunan perikanan Jawa Tengah  No
Gambar 2 Hasil pengolahan dan pengujian model pembangunan perikanan Jawa Tengah   Pengujian Hipotesis
+3

Referensi

Dokumen terkait

kelompok wanita pekerja seks (WPS) ini membutuhkan strategi komunikasi yang khusus dengan pendekatan kepercayaan serta model komunikasi interpersonal untuk membangun

beberapa alasan seperti absensi kehadiran guru yang masih sangat kurang, terjadinya kegaduhan di kelas, rendahnya hasil pembelajaran siswa, dan karena hasil supervisi

Hasil pengujian hipotesis keempat, diperoleh nilai koefisen regresi dengan arah negatif sebesar -0.1068 dan nilai t sebesar -1.022192 dengan nilai signifikansi sebesar

Kepala Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Magelang Utara mempunyai tugas pokok membantu Kepala Dinas Kesehatan dalam melaksanakan pelayanan,

Misalkan panwas, kami harus mendapatkan persetujuan dari Bawaslu, Yang Mulia dan terkait dengan sekda juga, kami berharap Mahkamah sendiri memanggil, sebagaimana

Mantan Walikota Jakarta Utara ini menyampaikan, jumlah tenaga kerja kontrak yang akan direkrut di masing- masing kelurahan bervariasi antara 40-70 orang, tergantung dari luasan

Berdasarkan hasil uji hipotesis mengenai variabel Capital Adequacy Ratio menunjukkan nilai koefisien regresi sebesar -0,036 dan nilai t sebesar -3.315 dengan nilai

Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan perhitungan manual diperoleh besar nilai t hitung sebesar 0,245 kurang dari nilai t tabel sebesar 1,997, maka dapat disimpulkan bahwa H 0