• Tidak ada hasil yang ditemukan

SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH KEBERADAAN PT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH KEBERADAAN PT"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1

SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT SEBELUM DAN SESUDAH KEBERADAAN PT.

BINA PRATAMA SAKATO JAYA DI KANAGARIAN TARATAK TINGGI

KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA

J U R N A L

SIGIT YUNIARTO

NPM :10030122

Pembimbing I

Pembimbing II

Yeni Erita, M.Pd

Momon Dt.Tanamir, M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GEOGRAFI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2015

(2)

2

ECONOMIC SOCIAL SOCIETY BEFORE AND AFTER THE EXISTENCE OF PT.BINA

PRATAMA SAKATO JAYA IN KENAGARIAN TARATAK TINGGI KECAMATAN TIMPEH KABUPATEN DHARMASRAYA

Sigit yuniarto1), Yeni Erita, M.Pd1), Momon Dt.Tanamir, M.Pd1) Department of Education Geografi1),College of Teacher

Training and Education Science Sumatra Barat )

ABSTRACT

Sigit Yuniarto, (10030122). Economic Social Society Before And After The Existence Of Pt.Bina Pratama Sakato Jaya In Kenagarian Taratak Tinggi Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya Education Studies Geography Stkip Pgr Sumatera Barat, Padang, 2015

This aims to know and analyze (1) Public Education, (2) Land use (3) Livelihood community, (4) Transportation and (5) community income before and after the existence of PT. Primary Bina Jaya in Kenagarian Taratak Tinggi of Timpeh Dharmasraya District.

This research is a descriptive results. The population of this study is the family head who are in the neighborhood Kenegerian Taratak Tinggi region of Timpeh Dharmasraya District as 1686. The sample of respondents in this study were taken by proportional random sampling is taking the proportion of household heads with 10% from the total population obtained sample of respondents were 169 households.

The results show that is (1) Before the existence of PT. BPSJ public education by 38.5% graduated from junior high school, after the existence of PT. BPSJ bring positive change to the condition of their children's education had to graduate high school with 69.2%, (2) Before the existence of PT. BPSJ the land in public use of forest land still untapped by the community with 52.7%, after the existence of PT. BPSJ bring change people already use the land to agricultural land with 62.1%, (3) Before the existence of PT. BPSJ subsistence farming 79.3%, after the existence of PT. BPSJ livelihoods of communities experiencing positive change that is by 43.9% livelihood of employees at PT. BPSJ, (4) Before the existence of PT. BPSJ public transportation still riding bikes with 84.6%, after the existence of PT. BPSJ has increased that people wear a motorcycle to drive with 81.1% and (5) Before the existence of PT. BPSJ the income between Rp. 500000-1000000 per month (60.9%), after the existence of PT. BPSJ bring positive change to people's income among more than Rp. > 1000000-1500000 per month (43.8%).

Keyword: In the Land Use, Increases Livelihood, Can Increase Revenue, Public Education and Transportation Intertwined Better

PENDAHULUAN

Berdasarkan hasil observasi pada tahun 1985 ini masyarakat masih sangat eksis dengan kebudayaan mereka walaupun mereka hidup dengan berbeda budaya, tetapi tradisi sangat dijunjung tinggi. Seperti budaya Minangkabau, masyarakatnya masih berpengang teguh kepada adat istiadat yang dipimpin oleh niniak mamak, alim ulama dan pemangku adat lainnya, begitu pula dengan masyarakat Jawa dia juga

mempunyai budaya sendiri yang masih sangat kental seperti tradisi – tradisi yang mereka bawa dari tanah kelahiran mereka. dilihat dari segi keagamaan masyarakat timpeh masih mentaati norma – norma agama, walaupun pendidikan belum ada pada saat itu masyarakat mendidik anak – anaknya di surau dan masjid, masyarakat percaya pendidikan di surau itu lebih mulia untuk dunia dan akhirat dari pada tidak mendapatkan ilmu sama sekali, masyarakat pada saat itu hanya

(3)

3

bekerja sebagai petani dan berladang sayur –

sayuran.

Masuknya sebuah PT di Timpeh ini yang bernama PT. Bina Pratama Sakato Jaya pada tahun 1993 yang didirikan oleh seorang investor berasal dari Cina yang bernama Mistio yang sekarang dipimpin oleh Ir. Adril dan Mr. Chuah Meng Hap, penanam sawit di mulai pada tahun 1993 – 1997 dengan luas perkebunan 13. 189,50 Ha, dengan pekerja Staf 860 orang yang bekerja sebagai Staf bulanan , mandor, panen, operator, memupuk, perawatan dan sebagainya, terdiri dari laki-laki 495 orang dan perempuan 365 orang, sistem kerjanya 40 jam seminggu, apalagi kalau jam kerja mereka bertambah maka gaji mereka akan bertambah pula, dan tahun 2004 barulah PT. Bina ini mendirikan sebuah pabrik minyak kelapa sawit yang menghasilkan minyak mentah dari sinilah perkembangan dan kemajuan mulai dirasakan yang akan mengakibatkan pudarnya budaya lama menuju perkembangan zaman hingga tahun 2013.

Kehadiran PT. Bina disatu sisi menguntungkan bagi masyarakat karena dengan membuka lahan pekerjaan untuk masyarakat akan mengurangi tingkat pengangguran yang ada di Timpeh dan PT. Bina ini mempunyai program Jamsostek untuk kesehatan masyarakat dan juga bantuan pendidikan bagi masyarakat yang kurang mampu dan bantuan zakat yang setiap tahun akan dibagikan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan, tetapi disatu sisi lain dari bidang agama dapat dilihat bahwa kurang perhatian masyarakat terhadap agama karena sibuk bekerja demi kebutuhan ekonomi yang meningkat setiap tahunnya, bahkan disini pendidikan sudah ada dan semakin tahun semakin berkembang bahkan sistem belajar di surao sudah tidak di pakai lagi sehingga agama ini mulai di kesampingkan, kehadiran perusahaan ini memiliki pengaruh yang besar terhadap perubahan sosial di Kanagarian Taratak Tinggi khususnya pada sektor agama, ekonomi, pendidikan dan budaya, dengan kata lain kehadiran perusahaan ini membawa perubahan besar terhadap tatanan masyarakat sekitar.

Menurut Herman dan Martias (2009:16), berdirinya perusahaan-perusahaan di suatu daerah tertentu akan berpengaruh secara makro terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat di sekitar perusahaan itu didirikan, hal ini sesuai dengan teorinya centre dan phery-phery yang di kemukakan oleh Emmanuel Wellerstein ( Martias 2009:16 ), pusat pertumbuhan seperti kawasan industri, perusahaan, perkebunan dan lain-lain akan menimbulkan Multi Player Effec terhadap kawasan pinggiran dan masyarakat sekitarnya.

Dari paparan di atas, maka penulis berasumsi, bahwa berdirinya PT. Bina Pratama Sakato Jaya yang bergerak di bidang perkebunan

kelapa sawit sebagai pusat pertumbuhan ekonomi di Timpeh tahun 1985 - 2013 menimbulkan berbagai perubahan terhadap masyarakat sekitarnya. Untuk mengetahui apa dan bagaimana perubahan itu terjadi serta apa saja perubahan yang terjadi pada masyarakat sekitar perkebunan PT, Bina Pratama Sakato Jaya, perlu di lakukan penelitian dengan judul “Sosial Ekonomi Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT.Bina Pratama Sakato Jaya Di Kenagarian Taratak Tinggi Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya’’.

JENIS PENELITIAN

Berdasarkan pembahasan masalah, perumusan masalah dan tujuan penelitian seperti yang telah dijelaskan pada bab terdahulu,maka peneliti ini termasuk kedalam jenis penelitian deskriptif, variabel-variabel penelitian menggambarkan perubahan sosial ekonomi masyarakat sebelum dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya di Kanagarian Taratak Tinggi Kec. Timpeh Kab. Dharmasraya.

Arikunto (2006) penelitian deskriptif merupakan salah satu bentuk penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan atau menggambarkan sesuatu apa adanya dan mengungkapkan faktor-faktor yang ada.

POPULASI DAN SAMPEL 1. Populasi

Populasi adalah semua objek yang berada didaerah penelitian, sesuai dengan masalah dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah semua KK yang berada dalam lingkungan Kenagarian Taratak Tinggi KecamatanTimpeh Kabupaten Dharmasraya dalam tabel berikut:

Tabel III.1 : Jumlah Populasi Dikenagarian Taratak Tinggi Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya.

No. Jorong Jumlah KK

1. Sakato 426 2. Saiyo 373 3. Marga makmur 672 4. Marga jaya 215 Jumlah 1686

Sumber : Kantor Camat Taratak Tinggi, 2014

2. Sampel 1) Sampel Responden

Menurut Suharsimi Arikunto (1996:120) dalam Fauzan Utama Syaf-ei (2011:17), pemilihan sampel responden dalam sebuah penelitian di ambil jika subjeknya kurang dari 100, lebih baik di ambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian

(4)

4

populasi. Tetapi, jika jumlah subjeknya besar

dari 100, dapat di ambil 10% atau lebih. Maka Sampel responden dalam penelitian ini di ambil dengan teknik proporsional random sampling yaitu mengambil kepala keluarga dengan proporsi 10% dari jumlah kepala keluarga pada tiap daerah yang berada disekitar daerah penelitian. Maka diperoleh sampel responden sebanyak 169 KK.

VARIABEL DAN DATA 1. Variabel

Variabel dalam penelitian ini menyangkut aspek-aspek yang berkaitan langsung dengan pemekaran daerah yang meliputi: a. Pendidikan masyarakat b.Penggunaan lahan c. Mata pencarian d. Transportasi e. Pendapatan Masyarakat.

DEFENISI OPERASIONAL VARIABEL 1. Pendidikan

Pendidikan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah meliputi fasilitas dan pelayanan pendidikan masyarakat, sebagai indikatornya adalah: Tidak tamat SD, Tamat SD, Tidak tamat SMP, Tamat SMP, Tidak tamat SMA, Tamat SMA, Tidak tamat perguruan tinggi, Tamat perguruan tinggi.

2. Penggunaan lahan

Penggunaan lahan yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pemanfaatan dalam penggolahan lahan menjadi lebih bermanfaat dan bersifat dinamis, sebagai indikatornya adalah: Lahan hutan, Lahan gersang, Lahan pertanian, Lahan sawah, Pengolahan lahan pertanian menjadi lahan non pertanian.

3. Mata Pencarian Masyarakat

Mata pencaharian untuk seseorang atau sekelompok orang merupakan suatu kegiatan yang dilakukan dalam upaya untuk memenuhi kebutuhan hidup mulai dari yang bersifat tradisional sampai dengan tingkat yang modern. Dalam penelitian ini indikator mata pencarian adalah : Petani, Berternak, Berdagang, Karyawan, Tukang ojek, Tukang bangunan, Pegawai.

4. Transportasi

Transportasi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seluruh masalah transportasi yang berada disekitar lingkungan daerah yang menjadi pemekaran, indikatornya adalah: Sepeda, Sepeda motor, Betor/becak motor, Mobil tambang / angkot.

5. Pendapatan

Pendapatan adalah hasil kerja atau usaha, sedangkan pendapatan rumah tangga adalah harta yang diterima oleh sebuah rumah tangga sebagai hasil dari semua warganya, indikatornya adalah menurut Nasir, (1990:7).

a. 500.000 – 1.000.000

b. 1. 1000.000 – 1.500.000 c. 1.600.000 - 2.000.000 d. 2.100.000

e.

JENIS DATA, SUMBER DATA DAN ALAT PENGUMPULAN DATA

1. Jenis Data

Sesuai dengan tujuan penelitian yang hendak dicapai maka data yang akan dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang akan dikumpulkan adalah data yang berkaitan dengan data pendidikan, penggunaan lahan, mata pencaharian, transportasi dan pendapatan masyarakat.

2. Sumber Data

Sumber data untuk penelitian ini dikumpulkan dari responden atau sampel masyarakat dan pengamatan oleh peneliti, sedangkan untuk data sekunder diperoleh dari instansi pemerintah terkait seperti Kantor Camat, Kantor Wali Nagari dan kantor lain sesuai dengan tujuan penelitian.

3. Alat Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dari responden digunakan observasi langsung. Sementara data sekunder diperoleh dari Kantor Camat dan Kantor Wali Nagari. Alat pengumpulan data yang digunakan berupa angket yang diisi oleh responden.

INSTRUMEN PENELITIAN

Teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan daftar pertanyaan atau kuesioner, sedangkan beberapa hal yang tidak mungkin dilakukan dengan kuesioner maka dilakukan dengan observasi langsung. Agar instrumen menjaring data sesuai dengan yang dibutuhkan, maka perlu mempertimbangkan validitas dan realibitas instrumen.

Instrumen penelitian, teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian adalah dengan menggunakan angket disusun menurut variabel pada penelitian. TEKNIK ANALISIS DATA

Data penelitian ini diolah menggunakan teknik analisis statistic Sedangkan alat bantu yang digunakan untuk mengolah data pada penelitian ini adalah komputer dan SPSS. deskriptif, yaitu digunakan untuk menganalisis data secara deskriptif, melihat kecenderungan penyebaran dan variabel, analisis data statistik dengan formula persentase (%) yang digunakan sebagai berikut:

Persentase, dengan rumus: P = 𝐹

𝑛 × 100%

Keterangan :

P = Persentase

(5)

5

n = Jumlah Responden

100% = Konstanta Sumber : Arikunto (2010) HASIL PENELITIAN

1. Pendidikan Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

pendidikan sekolah formal masyarakat sebelum keberadan PT. Bina Pratama Sakat Jaya adalah 8 responden (4,7%) tidak tamat SD, 49 responden (29%) tamatan SD, 14 responden (8,3%) tidak tamat SMP, 65 responden (38,5%) tamatan SMP, 8 responden (4,7%) tidak tamat SMA, 24 responden (14,2%) Tamatan SMA dan 1 responden (0,6%) tamatan PerguruanTinggi. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 2 responden (1,2%) tidak tamat SD, 38 responden (22,5%) tamatan SMP, 2 responden (1,2%) tidak tamat SMA, 117 responden (69,2%) tamatan SMA, dan 10 responden (5,9%) Tamatan Perguruan Tinggi.

Dimana sebelum keberadaan PT. Bina pratama Sakato Jaya pendidkan masyarakat cendrung tamatan SMP dengan 38,5% dan sedangkan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya masyarakat lebih banyak melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi yaitu dengan 69,2% dengan tamatan SMA karena pada saat masyarakat bekerja di PT Bina Pratama Sakato Jaya tersebut untuk menambah pangkatnnya di perusahaan harus melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.

a. Pendidikan Non Formal Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

pendidikan sekolah non formal sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 129 responden (76,3%) mengikuti pendidikan pertanian, 12 responden (7,1%) mengikuti pendidikan perkebunan, 6 responden (3,5%) mengikuti pendidikan kerajinan tangan, 8 responden (4,7%) mengikuti pendidkan menjahit, dan 14 responden (8,3%) mengikuti pendidikan keamanan. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 19 responden (11,2%) mengikuti pendidikan pertanian, 111 responden (65,7%) mengikuti pendidikan perkebunan, 9 responden (5,3%) mengikuti pendidikan kerajinan tangan, 13 responden (7,7%) mengikuti pendidikan menjahit dan 17 responden (10%) mengikuti pendidikan keamanan.

Pendidikan nonformal di dalam mengikuti pendidikan perkebunan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya sangat penting dengan 111 responden (65,7%) dalam kegiatan dan pekerjaan masyarakat di perkebunan sawit sedangkan 129 responden (76,3%) sebelumberdirinya PT. Bina Pratama Sakato Jaya masyarakat banyak mengikuti pendidikan

pertanian karena masyarakat lahannya tidak digarap dan memerlukan bimbingan dalam menggarap lahan pertanian mereka.

b. Mendukungnya Pendidikan Non Formal Terhadap Pekerjaan Sekarang Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah dengan 23 responden (13,6%) sangat mendukung pekerjaan yag dilakukan, 58 responden (34,3%) mendukung pekerjaan yang dilakukan, 48 responden (28,4%) tidak mendukung pekerjaan yan dilakukan, dan 2 responden (1,2%) tidak mendukung sama sekali pekerjaan yang dilakukan. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya 66 responden (39%) sangat mendukung pekerjaan yang dilakukan, 96 responden (56,8%) mendukung pekerjaan yang dilakukan sekarang, 44 responden (26%) tidak mendukung pekerjaan yang dilakukan dan 1 responden (0,6%) tidak mendukung sama sekali pekerjaan yang dilakukan sekarang.

Sebelum dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya dengan mendukungnya pendidikan non formal tetapi ada perbedaan dari jumlah responden yang menjawab lebih banyak pada setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya yaitu dengan 96 responden (56,8%) dan sedangkan sebelum hanya 58 responden (34,3%) yang mendukung pekerjaan mereka.

c. Tingkat Pendidikan Formal Terakhir Yang Ditempuh Oleh Anak-Anak Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya pendidikan formal terakhir anak-anak masyarakat adalah 10 responden (5,9%) tidak tamat SD, 16 responden (9,5%) tamatan SD, 31 responden (18.3%) tidak tamat SMP, 56 responden (33,1%) tamatan SMP, 16 responden (9,5%) tidak tamat SMA, 28 responden (16,6%) tamatan SMA, 7 responden (4,1%) tidak tamat perguruan tinggi, dan 5 responden (2,9%) tamatan perguruan tinggi. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 3 responden (1,8%) tidak tamat SD, 6 responden (3,5%) tamatan SD, 7 responden (4,1%) tidak tamat SMP, 24 responden (14,2%) tamatan SMP, 20 responden (11,8%) tidak tamat SMA, 82 responden (48,5%) tamatan SMA, 2 responden (1,2%) tidak tamat perguruan tinggi, dan 25 responden (14,8%) tamatan perguruan tinggi.

Pendidikan formal terakhir anak-anak masyarakat yang bekerja di PT. Bina Pratama Sakato Jaya sudah mulai menunjukan perubahan pada pendidikan anak-anaknya seperti sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya dengan pendidikan formal terakhir sebanyak 33,1% yang

(6)

6

hanya tamatan SMP saja sedangkan sesudah

keberadaan PT Bina Pratama Sakato Jaya dengan pendidikan formal terakhir sebanyak 48,5% yang tamatan SMA, karena pada zaman modern ini pendidikan sangatlah penting untuk meningkatkan kehidupan yang lebih baik dan untuk perubahan pekerjaan yang lebih baik.

d. Pendidikan Non Formal Yang Diikuti Anak-Anak Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Pendidikan non formal yang diikuti anak-anak sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 137 responden (81,1%) mengikuti pendidikan pengajian, 17 responden (10,1%) mengikuti pendidikan kursus, 7 responden (4,1%) mengikuti pendidikan olahraga, dan 8 responden (4,7%) mengikuti pendidikan pertanian. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 50 responden (29,6%) mengikuti pendidikan pengajian, 86 responden (50,9%) mengikuti pendidikan kursus, 16 responden (9,5%) mengikuti pendidikan olahraga, dan 17 responden (10,1%) mengikuti pendidikan pertanian.

Pendidikan pengajian sangatlah penting selain pendidikan agama yang ada disekolah jadi sebelum dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya tidak mengalami perubahan dimana pendidikan non formal anak-anak masyarakat banyak yang mengikuti pendidikan pengajian yaitu sebelum 81,1% dan sesudah 50,9% karena pendidikan agama sangatlah penting untuk karakter anak-anak adan pendalam agama anak-anak masyarakat

2. Lahan Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

a. Lahan Kepemilikan Pribadi Atau Keluarga Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Lahan kepemilikan pribadi atau keluarga sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 89 responden (52,7%) memiliki lahan hutan, 33 responden (19,5%) memiliki lahan pertanian, 23 responden (13,6%) memiliki lahan sawah, dan 24 responden (14,2%) memiliki lahan gersang. Setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 10 responden (5,9%) memiliki lahan hutan, 105 responden (62,1%) memiliki lahan pertanian, 52 responden (30,8%) memiliki lahan sawah, dan 2 responden (1,2%) memiliki lahan gersang.

Setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya lahan dengan kepemilikan pribadi dan keluarga, masyarakat sudah memiliki lahan pertanian atau perkebunan dengan 62,1% karena masyarakat sudah bisa mengolah lahannya sendiri, dari sebelum keberadaan PT. Bina

Pratama Sakato Jaya yang masyarakatnya hanya memiliki hutan yang belum digarap dan dibiarkan saja dengan 52,7%.

b. Pengelolaan Lahan Yang Dipergunakan Oleh MasyarakatSebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Pengolahan lahan yang dipergunakan oleh masyarakat sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 105 responden (62,1%) menggunakan parang/ladiang, 19 responden (11,2%) menggunakan kapak, 26 responden (15,4%) menggunakan cangkul, 10 responden (5,9%) menggunakan bajak sapi, 4 responden (2,4%) menggunakan sabit pemotong rumput, 3 responden (1,8%) menggunakan sinso, 2 responden (1,2%) menggunakan mesin bajak. Setelah keberadaan PT. Bina Pratama sakato Jaya adalah 14 responden (8,3%) menggunakan parang/ladiang, 17 responden (10,1%) menggunakan kapak, 15 responden (8,9%) menggunakan cangkul, 29 responden (17,2%) menggunakan bajak sapi, 9 responden (9,3%) menggunakan ssabit pemotong rumput, 12 responden (7,1%) menggunakan sinso, 73 responden (43,2%) menggunakan mesin bajak.

Setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato jaya terjadi peningkatan dalam pengelolaan lahan masyarakat yang sudah menggunakan mesin bajak/jonder dengan 43,2% sedangkan sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya masyarakat masih memakai parang/ladiang dengan 62,1%.

3. Mata Pencaharian MasyarakatSebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

a. Mata Pencaharian Pokok Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Mata pencaharian pokok masyarakat sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 134 responden (79,3%) bermata pencaharian petani, 15 responden (8,9) bermata pencaharian peternak, 4 responden (2,4%) bermata pencaharian pedagang, 1 responden (0,6%) bermata pencaharian tukang ojek, 2 responden (1,2%) bermata pencaharian tukang pembangunan, 4 responden (2,4%) bermata pencaharian pegawai PT, 3 responden (1,8%) bermata pencaharian pegawai PNS, dan 6 responden (3,5%) bermata pencaharian wiraswasta. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 19 responden (11,2%) bermata pencaharian petani, 36 responden (21,3%) bermata pencaharian peternak, 11 responden (6,5%) bermata pencaharian pedagang, 4 responden (2,4%) bermata pencaharian tukang ojek, 1 responden (0,6%) bermata pencaharian tukang bangunan, 74 responden (43,9%) bermata pencaharian pegawai

(7)

7

PT, 4 responden (2,4%) bermata pencaharian

pegawai PNS, 2 responden (1,2%) bermata pencaharian industry rumah tangga, 18 responden (10,6%) bermata pencaharian wiraswasta.

Ada perbedaan dari mata pencaharian pokok masyarakat dimana sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya mata pencaharian masyarakat dengan 79,3% petani sedangkan setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya masyarakat berubah bermata pencaharian sebagi pegawai PT dengan 43,9% karena keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah sebagai peluang masyarakat untuk bekerja dan untuk mendapatkan penghasilan yang lebih baik sebelumnya.

b. Mata Pencaharian Sampingan Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Mata pencaharian sampingan masyarakat sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 84 responden (49,7%) bermata pencaharian petani, 51 responden (30,2%) bermata pencaharian peternak, 10 responden (5,9%) bermata pencaharian perdagang, 9 responden (5,3%) bermata pencaharian tukang ojek, 1 responden (0,6%) bermata pencaharian pegawai PT, 2 responden (1.2%) bermata pencaharian wiraswasta dan 12 responden (7,1%) tidak menjawab pertannyaan. Setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 44 responden (26%) bermata pencaharian petani, 83 responden (49,1%) bermata pencaharian peternak, 16 responden (9,5%) bermata pencaharian pedagang, 11 responden ( 6,5%) bermata pencaharian tukang ojek, 3 responden (1,8%) bermata pencaharian tukang bangunan, 3 responden (1,8%) bermata pencaharian pegawai PT, 1 responden (0,6%) bermata pencaharian industry rumah tangga, 1 responden (0,6%) bermata pencaharian wiraswasta dan 7 responden (4,1%) tidak menjawab pertannyaan.

Mata pencaharian sampingan masyarakat sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya bermata pencaharian sampingnnya adalah petani dengan 49,7% dan mengalami perubahan setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya dengan 49,1% bermata pencaharian sampingannya adalah peternak karena selain bekerja sebagai petani kelapa sawit di PT. Bina Pratama Sakato Jaya masyarakat juga bisa bermata pencaharian sampingan seperti berternak ayam, itik, kerbau maupun sapi.

c. Anggota Keluarga Lain Yang Kerja Sebelum dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Anggota keluarga lain yang bekerja sebelun keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 44 responden (26%) ada anggota keluarga yang bekerja, dan 125 responden (74%) tidak ada anggota keluarga yang bekerja. Sesudah

keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 103 responden (60,9%) ada anggota keluarga yang bekerja, dan 66 responden (39%) tidak ada anggota keluarga yang bekerja.

Memiliki perbedaaan sebelum dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya, dimanasebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya dengan 74% tidak ada anggota keluarga lain yang bekerja dikerenakan masih belum adanya lapangan pekerjaan dan sedangkan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya dengan 60,9% sudah ada anggota keluarga yang bekerja.

d. Pekerjaan Anggota Keluarga Sebelum dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jay.

Mata pencaharian anggota keluarga sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah dengan 26 responden (15,4%) bermata pencaharian petani, 11 responden (6,5%) bermata pencaharian peternak, 4 responden (2,4%) bermata pencaharian pedagang, 1 responden (0,6%) bermata pencaharian tukang ojek, 2 responden (1,2%) bermata pencaharian tukang bangunan, 2 responden (1,2%) bermata pencaharian pegawai PT, 1 responden (0,6%) bermata pencaharian pegawai PNS dan 125 responden (74%) tidak menjawab pertannyaan. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah dengan 34 responden (22,1%) bermata pencaharian petani, 21 responden (12,4%) bermata pencaharian peternak, 21 responden (12,4%) bermata pencaharian pedagang, 5 responden (2,9%) bermata pencaharian tukang ojek, 14 responden (8,3%) bermata pencaharian tukang bangunan, 4 responden (2,4%) bermata pencaharian pegawai PT. 4 responden (2,4%) bermata pencaharian pegawai PNS dan 66 responden (39%) tidak menjawab pertannyaan.

Tidak ada bedanya antara sebelum dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya yaitu dimana masyarakat lebih banyak tidak menjawab pertanyaan dari angket penelitian yang dibuat karena tidak adanya jenis pekerjaan yang disebutkan didalam angket penelitian, dari hasil persentasenya adalah sebelum 74% dan sesudah 39% yang tidak menjawab pertanyaan.

4. Transportasi Masyarakat Sebelum dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

a. Trasportasi Yang Dimiliki Masyarakat Sebelum dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Transportasi yang dimiliki oleh masyarakat sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 143 responden (84,6%) memiliki sepeda. 19 responden (11,2%) memiliki sepeda motor, 4 responden (1,2%) memiliki bentor/becak motor, 2 responden (1,2%)

(8)

8

memiliki mobil tambang/angkot. Setelah

keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 20 responden (11,8%) memiliki sepeda, 137 responden (81,1%) memiliki sepeda motor, 2 responden (1,2%) memiliki bentor/becak motor, 2 responden (1,2%) memiliki mobil tambang/angkot

Mengalami perbedaan dan peningkatan dalam memiliki transportasi di keluarga dimana sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya masyarakat memiliki sepeda dalam kepemilikan tranportasi dengan 84,6% dan sedangkan sesudah dengan 81,1% masyarakat memiliki sepeda motor dalam kepemilikan alat transportasi.

b. Perawatan Alat Transportasi Masyarakat Sebelum dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Perawatan alat tranportasi masyarakat sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 132 responden (78,1%) perawatannya adalah sepeda, 29 responden (17,1%) perawatannya adalah sepeda motor, 6 responden (3,6%) perawatannya adalah bentor/becak motor, dan 2 responden (1,2%) perawatannya adalah mobil tambang/angkot. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 23 responden (13,6%) perawatannya adalah sepeda, 115 responden (68%) perawatannya adalah sepeda motor, 17 responden (10%) perawatannya adalah bentor/becak motor, dan 14 responden (8,3%) perawatannya adalah mobil tambang/angkot.

Perawatan alat transportasi yang digunakan adalah sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya paling banyak sepeda alat transportasinya dengan 78,1% sedangkan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya paling banyak sepeda motor alat transportasinya dengan 68%. Dapat disimpulkan bahwa masyarakat sudah lebih banyak memakai sepeda motor dan juga sepeda motor yang dirawat oleh masyarakat. 5. Kondisi Pendapatan Masyarakat Sebelum

dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

a. Anggota Dalam Keluarga Sebelum dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Tanggungan dalam keluarga sebelum dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 59 responden (34,9%) 2 orang, 51 responden (30,2%) 3 orang, 11 responden (6,5%) 4 orang, 18 responden (10,6%) lebih dari 4 orang anak dan 30 responden (17,7%) tidak menjawab pertanyaan. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya 29 responden (17,1%) 2 orang, 59 responden (34,9%) 3 orang, 38 responden (22,5%) 4 orang, 28 responden (16,6%) lebih dari 4 orang anak dan15 responden (8,9%) tidak menjawab pertanyaan.

Perbedaan tanggungan masyarakat sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya paling banyak berjumlah 2 orang tanggungan di dalam keluarga dengan 34,9% dan tanggungan masyarakat sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya paling banyak berjumlah 3 orang tanggungan di keluarga dengan 34,9%. Dapat disimpulkan bahwa setelah berdirinya PT.BPSJ SS-1 adanya perubahan berupa tanggungan dalam hidup masyarakat di dalam keluarga.

b. Tanggungan Dalam Keluarga Selain Anak Dan Istri Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Tanggungan di dalam keluarga selain anak dan istri sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 112 responden (66,3%) 1 orang, 26 responden (15,4%), 7 responden (4,1%) 3 orang, dan 25 responden (14,8%) tidak ada tanggungan. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya 44 responden (26%) 1 orang, 34 responden (20,1%) 2 orang, 83 responden (49,1%) 3 orang, dan 8 responden (4,7%) tidak ada tanggungan.

Tanggungan masyarakat sebelum dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jayamengalami perbedaan di mana sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya tanggungan masyarakat lebih banyak memiliki tanggungan 1 irang dengan 66,3% dan setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya Tanggungan Masyarakat lebih banyak dari sebelumnya yaitu dengan 49,1% yang memiliki tanggungan 3 orang.

c. Jumlah Pendapatan Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Kebaradaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Tingkat pendapatan masyarakat sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 109 responden (60,9%) yang berpendapatan Rp. 500.000-1.000.000, 42 responden (24,5%) yang berpendapatan Rp.>1.000.000-1.500.000, 15 responden (8,9%) yang berpendapatan Rp>1.500.000-2.000.000, dan 9 responden (5,3%) yang berpendapatan Rp>2.000.000-2.500.000. sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya20 responden (11,8%) yang berpendapatan Rp. 500.000-1.000.000, 74 responden (43,8%) yang berpendapatan Rp.>1.000.000-1.500.000, 54 responden (31,9%) yang berpendapatan Rp>1.500.000-2.000.000 dan 21 responden (12,4%) yang berpendapatan Rp>2.000.000-2.500.000.

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya membawa pengaruh positif terhadap tingkat pendapatan masyarakat di sekitar Kenagarian Taratak Tinggi. Hal ini dapat dilihat dari adanya peningkatan penghasilan dari responden penelitian. Dapat dilihat perbedaaan dari jumlah

(9)

9

pendapatan masyarakat yaitu sebelum keberadaan

PT. Bina Pratama Sakato Jaya sebesar 60,9% dengan penghasilan perbulannya Rp. 500.00-1.000.000 dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya sebesar 43,8% dengan penghasil perbulannya Rp.>1.000.000-1.500.000. d. Jumlah Pendapatan Mata Pencaharian

Sampingan Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Pendapatan mata pencaharian sampingan masyarakat sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah dengan 75 responden (44,4%) sebesar antara Rp 50.000-75.000, 64 responden (37,9%) sebesar antara Rp. 76.000-100.000, 18 responden (10,6%) sebesar antara Rp. 110.000-125.000, dan 10 responden (5,9%) sebesar lebih Rp.>125.000. sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah dengan 24 responden (14,2%) sebesar antara Rp 50.000-75.000, 75 responden (44,4%) sebesar antara Rp. 76.000-100.000, 29 responden (17,1%) sebesar antara Rp. 110.000-125.000, dan 47 responden (27,8%) sebesar lebih Rp.>125.000.

Uraian data diatas dapat disimpulkan bahwa pendapatan mata pencaharian masyarakat semenjak keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jayatidak mengalami perubahan pendapatan mata pencaharian sampingan masyarakat yaitu sebelum pendapat sampingan masyarakat sebesar Rp. 50.000-75.000 dengan 44,4% dan sedangkan sesudah bereradaan PT. Bina Pratama Sakato jaya meningkat dari segi pendapatan sampingan masyarakat dengan 44,4% dengan pendapatan Rp. 76.000-100.000.

e. Pendapatan Sudah Memenuhi Kebutuhan Sehari-Hari Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Pendapatan yang diterima memenuhi kebutuhan kehidupan sehari-hari sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 15 responden (8,9%) lebih dari cukup, 88 responden (52,1%) cukup, 62 responden (36,7%) kurang cukup, 4 responden (2,4%) tidak cukup sama sekali dan 4 responden tidak menjawab pertannyaan. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakao Jaya 35 responden (20,7%) lebih dari cukup, 98 reponden (58%) cukup, 31 responden (18,3%) kurang cukup dan 5 responden (2,9%) tidak cukup sama sekali.

Berdasarkan uraian data diatas dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaaan dari pendapatan sudah memenuhi kebutuhan sehari-hari dimana sebemum dan sesudah sama-sama memilih cukup dalam memnugu kebutuhan masyarakat di Kenagarian Taratak Tinggi Kecamatan Timpeh Kabupaten Dharmasraya yaitu dengan rentang persentase sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya sebesar

52,1% dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya sebesar 58%.

f. Kepuasan Dengan Penghasilan Yang Didapat Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Kepuasan hasil pekerjaan masyarakat sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya 18 responden (10,6%) sangat puas, 66 responden (39%) puas, 43 responden (25,4%) cukup puas, dan 42 responden (24,8%) tidak puas. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya 33 responden (19,5%) sangat puas, 76 responden (45%) puas, 46 responden (27,2%) cukup puas, 14 responden (8,3%) tidak puas.

Berdasarkan uraian diatas bahwa sebelum atau sesudah tidak memiliki perbedaan dimana masyarakat merasa puas dengan penghasilan yang mereka dapat dalam pekerjaannya dari sebelum dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya dengan rentang persentase sebelum 39% dan sesudah 45%.

g. Anggaran Pengeluaran Dalam Satu Bulan Untuk memenuhi Kebutuhan Keluarga Kepuasan Hasil Pekerjaan Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Anggaran pengeluaran satu bulan untuk memenuhi kebutuhan keluarga sebelun keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya 100 responden (59,2%) sebanyak antara Rp. 300.000-500.000, 42 responden (24,8%) sebanyak anatara Rp. 500.000-700.000, 17 responden (10%) sebanyak antara Rp.700.000-1.000.000, dan 10 responden (5,9%) sebanyak antara Rp.1.000.000-1.500.000.Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya 33 responden (19,5%) sebanyak antara Rp. 300.000-500.000, 42 responden (24,8%) sebanyak anatara Rp. 500.000-700.000, 51 responden (30,2%) sebanyak antara Rp.700.000-1.000.000, dan 43 responden (25,4%) sebanyak antara Rp.1.000.000-1.500.000.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan anggaran pengeluaran dalam satu bulan untuk memenuhi kebutuhan keluarga tidak terlalu besar perubahannya yaitu sebelum keberadaan PT. Bina Prtama Sakato Jaya anggaran pengeluarannya sebesar antara Rp. 300.000-500.00 dang persentase 59,2% dan sedangkan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya anggaran pengeluaran perbulannya mengalami perubahan sebanyak 30,2% bertambah sebesar antara Rp. 700.000-1.000.000 perbulannya dengan 49 responden.

h. Kemanakah Penghasilan Yang Diperolah Masyarakat Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

(10)

10

Kemanakan penghasilan yang diperoleh

masyarakat sebelum keberadaan PR. Bina PRtama Sakato Jaya adalah 131 responden (77,5%) untuk biaya kebutuhan keluarga, 16 responden (9,5%) untuk tabungan dan biaya rekresi, 11 responden (6,5%) untuk biaya perawatan keluarga, 7 responden (4,1%) tidak penghasilan tambahan, dan 4 responden (2,4%) tidak ada keterangan. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya 73 responden (43,2%) untuk biaya kebutuhan keluarha, 19 responden (11,2%) untuk tabungan dan biaya rekreasi keluarga, 58 responden (34,3%) untuk biaya perawatan keluarga, 16 responden (9,5%) tidak penghasilan tambahan dan 3 responden (1,8%) tidak ada keterangan.

Sebelum atau sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya sama-sama untuk biaya kebutuhan keluarga dari penghasilan yang mereka peroleh karena kebutuhan keluarga sangat penting bagi masyarakat di Kenagarian Taratak Tinggi yaitu dengan rentangannya adalah sebelum 77,5% dan sesudah 43,2%.

i. Sisa Tabungan Yang Dikelurkan Perbulannya Sebelum Dan Sesudah Keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya

Tabungan yang dikeluarkan perbulannya oleh masyarakat sebelum keberadaan PT. Bina Prtama Sakato Jaya adalah 5 responden (2,9%) selalu bersisa, 23 responden (13,6%) sering bersisa, 22 responden (13%) jarang bersisa, 71 responden (42%) kadang-kadang bersisa, 48 responden (28,4%) tidak pernah bersisa. Sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya adalah 26 responden (15,4%) selalu bersisa, 74 responden (43,8%) seing bersisa, 15 responden (8,9%) jarang bersisa, 50 responden (29,5%) kadang-kadang bersisa, dan 4 responden (2,4%) tidak pernah bersisa.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa sudah mengalami perbedaan dalam bersisanya penghasilan perbulannya yang untuk ditabung yaitu sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya dengan 42% kadang-kadang tersisa hasil tabungannya dikarenakan banyak kebituhan yang harus dipenuhi dan kurangnya penghasilan dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakao Jaya sebanyak 43,8% penghasilan yang untuk ditabung sering bersisa untuk tabungan dan kebutuhan keluarga darena masyarakat sudah memiliki penghasilan yang cukup.

PEMBAHASAN

Pertama, sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya sebagian besar kondisi pendidikan masyarakat di Kenagarian dengan 38,5% hanya tamatan SMP karena masyarakat masih belum memprioritaskan pendidikan hanya

bekerja untuk kebutuhan hidup sehari-hari. Setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya dan meningkatnya pendapatan masyarakat dimana pendidikan anak-anak masyarakat di Kenagarian Taratak Tinggi sudah mengalami peningkatan sudah sampai tamatan SMA dengan 48,8% dan sebagian sudah sampai tamatan perguruan tinggi dengan 14,8%.

Selain itu masyarakat yang ada di Kenagarian Taratak Tinggi sudah mulai meningkatkan pendidikan untuk anak-anak mereka dalam pembangunan nasional. Hal ini disebabkan Indonesia sudah maju dalam bidang pendidikan. Menurut Karsyono dalam Ki Hajar Dewantara tahun (1977) pendidikan manusia baik secara individu mupun kelompok akan dapat meningkatkan kemampuannya terutama pengetahuan, sikap dan keterampilan. Selanjutnya dinyatakan juga bahwa pendidikan akan dapat merubah kualitas seseorang kearah yang lebih baik, ini berarti memberi kemungkinan dapat memperoleh pekerjaan yang mudah dan layak.

Kedua lahan bagi masyarakat Kenagarian Taratak Tinggi sangatlah di butuhkan manun pada sebulum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya masyarakat memiliki lahan hutan yang yang sangat luas yaitu dengan 89 responden (52,7%) yang memilih kepemilikan lahan pribadi atau keluarga tetapi masyarakat masih belum bisa memamfaatkannya sebagai lahan pertanian dan perkebunan dan sedangkan setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya sekarang masyarakat sudah bisa memanfaatkan lahannya sebagai lahan pertanian mereka yaitu dengan 105 responden (62,1%). Alat dalam pengelolaan lahan mereka sudah mulai berkembang yang sebelumnnya menggunakan parang/lading dengan 62,1% dan sekarang sudah menggunakan mesin bajak atau jonder untuk mengolah lahan pertanian mereka dengan 43,2%.

Sebagaimana yang telah diuraikan, pertanian terdiri dari pertanian bercocok tanam, perikan, peternakan dan kehutanan.Berdasarkan hal tersebut, penggunaan lahan di pedesaan terdapat perbedaan antara satu desa dengan desa yang lainnya (Arikunto, 2009:31)

Ketiga, pada awalnya sebagian besar dari masyarakat Kenagarian Taratak Tinggi memiliki mata pencaharian sebagai petani yang menggarap lahannya sendiri sebanyak 79,3% sedangkansetelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya sudah mulai meningkat mata pencahariannya yaitu dengan 43,9% masyarakat sudah bermata pencaharian di pegawai PT yaitu di PT. Bina Pratama Sakato Jaya.

Selain itu jumlah masyarakat yang memiliki mata pencaharian sampingan pun meningkat dibandingkan sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya yang dari petani menjadi peternak. Hal ini disebabkan karena

(11)

11

semakin meningkatnya kebutuhan hidup.

Erdayanti dalam wahyuni (2012) bahwa perubahan mata pencaharian masyarakat dari suatu sistem ke sistem lain terjadi karena peningkatan kebutuhan, peningkatan pengetahuan serta ketersediaan waktu dan kesempatan untuk meningkatkan produktifitas.

Sesuai menurut Sari dalam Wahyuni (2012) menyarakan bahwa imlpikasi dari perubahan mata pencaharian akan membawa perubahan pula kepada penghasialan yang bersangkuta dengan perubahan disini adalah yang disebabkan oleh perubahan mata pencaharian atau perubahan pendapatan yang disebankan adanya pekerjaan sampingan.

Keempat, transportasi sangat berpengaruh dalam pengembangan wilayah sebagai jalur penghubung yang melancarkan daerah yang dikembangkan, dimana sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya alat trnsportasi masyarakat adalah sepeda sebesar 84,6% dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya sidah mengalami peningkatan alat tranportasinya yaitu sudah menggunakan sepeda motor sebesar 81,1% karena trasnportasi merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan tranportasi memiliki sifat system jaringan dimana sangat dipengaruhi oleh integrasi dan keterpaduan jaringan ( Sani, 2010 : 9)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan, maka dapat adanya perubahan tingkat pendapatan masyarakat antara sebelum dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya. Setelah keberadaan PT. Bina PRatama Sakato Jaya pendapatan masyarakat dalam satu bulan lebih antara Rp.>1.000.000-1.500.000 dengan 43,8% yang sebelumnya pendapatan masyarakat hanya sebanyak Rp. 500.000-1.000.000 dengan 60,9%. Hal ini menunjukan bahwa keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya membawa pengaruh positif terhadap peningkatan pendapatan bagi masyarakat disekitar Kenagarian Taratak Tinggi.

Sesuai menurut Hull Kutipan oleh Nawi (1992) mengemukakan bahwa pendapatan adalah gambaran yang lebih tepat tentang posisi ekonomi keluarga yang merupakan jumlah keseluruhan pendapatan atau kekayaan keluarga termasuk semua barang dan hewan peliharaan, dipakai untuk membagi kedalam tida kelimpok yaitu pendapatan rendah, pendapatan sedang dan pendapatan tinggi.

Kelima, sesuai dengan variabel pendapatan yang diteliti mengenai pendapatan masyarakat di Kenagarian Taratak Tinggi sebelum dan sesudah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya dapat dilihat dari segi pengeluaran yaitu uang yang dikeluarkan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yaitu kebutuhan dari segi pangan, sandang dan papan dalam

sebulan dengan bentu Rupiah. menurut Nasir, (1990 : 7)

KESIMPULAN

1. Sebelum keberataan PT. Bina Pratama Sakato Jaya pendidikan masyarakat dengan (38,5%) tamatan SMP, setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya membawa perubahan positif sudah sampai tamatan SMA dengan (69,2%).

2. Sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya lahan yang di pergunakan masyarakat masih lahan hutan yang belum di garap oleh masyarakat dengan (52,7%), setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya membawa perubahan lahannya dengan lahan pertanian dengan (62,1%).

3. Sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya mata pencaharian bertani (79,3%), setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya mata pencaharian masyarakat mengalami perubahan yang positif yaitu dengan (43,9%) bermata pencaharian pegawai di PT. Bina Pratama sakato Jaya.

4. Sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya alat transportasi masyarakat masih berkendaraan sepeda dengan (84,6%) setelah keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya sudah mengalami peningkatan yaitu masyarakat sudah memakai sepeda motor dengan( 81,1%).

5. Sebelum keberadaan PT. Bina Pratama Sakato Jaya pendapatanya di antara Rp. 500.000-1.000.000 perbulanya (60,9%), setelah keberadaan PT.Bina Pratama Sakato Jaya membawa perubahan positif terhadap pendapatan masyarakat antara lebih dari Rp. >1.000.000-1.500.000 perbulanya (43,8%). SARAN

1. Diharapkan kepada kepala keluarga dan masyarakat di Kenagarian Taratak Tinggi tidak meninggalkan pendidikan untuk masa depan anak-anak kelak mengeubah karakter masyarakat yang lebih baik dari yang sebelumnya dan kepada masyarakat tingkatkan pendapatan dan mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga. 2. Diharapkan pada pemerintah agar memberi perhatian lebih terhadap perekonomian masyarakat di sekitar Kenagarian Taratak Tinggi agar mereka tidak jauh tertinggal oleh para pendatang dan agar memperhatikan kesejahteraan masyarakat dari segi sandang, pangan, papan dan kesehatan masyarakat Kenagarian Taratak Tinggi.

3. Diharapkan kepada pemimpin PT.Bina Pratama Sakato Jaya Dikenagarian Taratak

(12)

12

Tinggi Kecamatan Timpeh Kabupaten

Dharmasraya, agara lebih memperhatikan kinerja dan keselamatan pekerjanya dan juga mperhatikan kehidupan sosial ekonomi masyarakat agar masyarakat lebih maju dari pendapatan dan kesejahtraan agar bisa melangsungkan hidup lebih baik.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian Geografi. Jakarta : Rineka Cipta.

Arikunto, Suharmi. (2009). Manajemen Penelitian Jakarta; PT. Ranika Cipta.

Efrianti, Nova. (2013). Studi Sanitasi Lingkungan Masyarakat Di Kenagarian Teratak Tempatih IV Koto Mudik Kecamatan Batang Kapas Kabupaten Pesisir Selatan. (skripsi). Padang : STKIP PGRI Sumbar. Hermawan, Rachman dan Iskandar, Syah

Mudakir. (1988). Mengenal Kependu- dukan dan Lingkungan Hidup. Jakarta : Angkasa Bandung.

Sani, Zulfair (2010). Transportasi. Jakarta: Universitas Indonesia.

Undang-undang No 23. Tahun 1997 Tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : EGC.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam hal sisa masa jabatan Kepala Desa yang berhenti lebih dari 1 (satu) tahun karena diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59 ayat (1) huruf a dan huruf b serta

Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling di Pusat Terapi Autisme ‘A-Plus’ Dharma Wanita PUMN Kotamadya Malang dengan instrumen penelitian berupa

Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali (repo) disajikan sebagai kewajiban sebesar harga beli kembali yang disepakati dikurangi selisih antara harga jual dan harga

terdiri dari faktor fisiologis yaitu kondisi fisik yang sehat atau tidak sehat dan faktor psikologis misalnya bakat, minat, motivasi dan kecerdasan. Sebagaimana

Tema yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2012 ini ialah ekowisata, dengan judul Penyusunan paket wisata alam berbasis pendidikan

Kepala Sekolah membuat usulan Penerbitan SK Penetapan Pegawai Tidak Tetap oleh diketahui MPDM Cabang di Tujukan kepada MPDM Daerah.. Usulan dalam bentuk

Konsep Buddhisme sebagai representasi dalam gerak tari Gending Sriwijaya sangat terkait dengan sejarah Kerajaan Sriwijaya dan perkembang agama budhha sebagai konsep

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan strategi promosi PT Fujifilm Indonesia melalui media Instagram dalam meningkatkan penjualan tahun 2015. 1.4