• Tidak ada hasil yang ditemukan

IDENTIFIKASI MESIN BUBUT DAN ALAT POTONG BUBUT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IDENTIFIKASI MESIN BUBUT DAN ALAT POTONG BUBUT"

Copied!
122
0
0

Teks penuh

(1)

i

UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

TAHUN 2013/2014

(2)

KATA PENGANTAR

Melihat perkembangan dalam dunia pendidikan kejuruan yang semakin berkembang baik dari sistem atau metode yang ada, menuntut segala komponen pendidikan untuk terlibat aktif dalam mendukung jalannya pendidikan yang ada. Untuk dapat mencapai tujuan dari pendidikan kejuruan seorang pendidik harus mampu melaksanakan proses pembelajaran dengan baik sesuai dengan kaidah – kaidah dalam pendidikan kejuruan yang sudah ditetapkan. Peserta didik dari pendidikan kejuruan sebagai orientasi dalam proses pembelajaran diharapkan mampu untuk menduplikasikan sekaligus mengembangkan dari hasil proses pembelajaran yang ada baik dalam wujud afektif, kognitif dan tentunya psikomotorik sebagai tolok ukur tercapainya tujuan pendidikan. Untuk dapat mencapai hal tersebut di atas tentu banyak faktor yang harus diperhatikan sebagai komponen pendukung jalannnya sistem pendidikan yang ada. Bahan ajar untuk siswa atau pengajar sekaligus dilengkapi media ajar merupakan salah bagian dalam komponen pendukung yang harus ada.

Bahan ajar siswa ini dapat dipergunakan oleh para siswa khususnya dari pendidikan kejuruan teknik pemesinan kelas XI yang ingin memahami mengenai dasar – dasar dalam bekerja dengan mesin bubut sekaligus alat potong.

Dengan membaca buku ini, para siswa diharapkan akan memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sebagai dasar pengembangan diri untuk diterapkan, bekerja di bengkel sekolah atau industri nantinya. Oleh karena itu disarankan setiap siswa sebagai peserta didik untuk mempelajari bahan ajar ini dengan sungguh – sungguh, teliti, dan mengikuti petunjuk yang ada.

Melalui bahan ajar ini, para pembaca memperoleh pengetahuan diantaranya

1) Mengetahui teori dasar mesin bubut dalam hal prinsip kerja serta bagian – bagian utama mesin bubut dengan kegunaannya.

2) Mengetahui prinsip dasar perawatan mesin bubut 3) Mengetahui macam – macam alat potong mesin

(3)

4) Mengetahui parameter proses pembubutan dan geometri alat potong mesin bubut.

Penyusun mengucapkan banyak terima kasih atas segala bimbingan dan masukan dalam penyusunan bahan ajar ini, semoga bisa bermanfaat bagi kita semua.

Surakarta, Januari 2013

(4)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

PETA KONSEP BAHAN AJAR ... xv

BAB 1 ... 1

IDENTIFIKASI MESIN BUBUT ... 1

A. PENGERTIAN MESIN BUBUT... 1

B. FUNGSI MESIN BUBUT ... 1

C. PRINSIP KERJA MESIN BUBUT ... 1

D. BAGIAN – BAGIAN MESIN BUBUT ... 4

1. Sumbu Utama (Main spindel) ... 6

2. Meja mesin ... 7

3. Eretan (Carriage)... 8

4. Kepala Lepas (Tail stock)... 9

5. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa... 10

6. Plat Tabel Kecepatan Transporter dan Sumbu ... 11

7. Tuas pembalik transporter dan sumbu pembawa ... 11

8. Tabel Kecepatan Sumbu Utama ... 11

9. Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama... 12

10. Penjepit pahat (Tool Post) ... 13

(5)

12. Keran Pendingin ... 15

13. Roda Pemutar ... 15

14. Transporter dan Sumbu Pembawa ... 15

15. Tuas Penghubung... 16

16. Eretan Lintang ... 16

E. JENIS – JENIS MESIN BUBUT... 17

1. Jenis mesin bubut pada garis besarnya diklasifikasikan dalam empat kelompok... 17

2. Secara prinsip lain mesin bubut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.: ... 20

F. PENGOPERASIAN MESIN BUBUT ... 25

1. Pengecekan... 25

2. Penyetelan ... 28

3. Pengoperasian... 29

G. PERAWATAN MESIN BUBUT... 33

1. Preventive Maintenance... 33

2. Komponen yang rawan kerusakan... 37

H. CARA MEMBONGKAR DAN MEMASANG BAGIAN MESIN... 42

I. ALAT KELENGKAPAN MESIN BUBUT... 46

1. Chuck(Cekam) ... 46 2. Plat pembawa... 48 3. Pembawa ... 48 4. Penyangga ... 49 5. Kolet (Collet)... 50 6. Senter ... 51

(6)

7. Taper Attachment ( Kelengkapan tirus)... 52

BAB II... 56

IDENTIFIKASI ALAT POTONG MESIN BUBUT ... 56

A. PENGERTIAN ALAT POTONG ... 56

B. GEOMETRIS ALAT POTONG ... 56

1. Pahat Bubut Rata Kanan ... 59

2. Pahat Bubut rata Kiri ... 59

3. Pahat Bubut Muka ... 60

4. Pahat Bubut Ulir ... 61

C. MACAM – MACAM ALAT POTONG DAN PENGGUNAAN... 61

1. Pahat Bubut Luar ... 61

2. Pahat Bubut dalam ... 62

3. Pahat potong ... 63 4. Pahat Profil ... 64 5. Pahat Keras... 64 6. Bor senter ... 66 7. Kartel... 67 D. MATERIAL PAHAT ... 68 BAB III ... 71 PROSES PEMBUBUTAN... 71

A. PENGERTIAN PROSES BUBUT... 71

B. PARAMETER YANG DIATUR PADA PROSES BUBUT... 72

1. Kecepatan putar n (speed) ... 72

(7)

3. Kedalaman potong a (depth of cut)... 74

C. PENENTUAN LANGKAH KERJA PROSES BUBUT ... 75

D. PERENCANAAN DAN PERHITUNGAN PROSES BUBUT... 78

E. PROSES PEMBUBUTAN LURUS ... 79

F. PROSES PEMBUBUTAN TIRUS... 80

G. PROSES PEMBUBUTAN ULIR ... 84

EVALUASI ... 106

A. Soal Pilihan Ganda ... 106

B. Soal Essay ... 108

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1. Jenis – jenis Pahat Carbide Berdasarkan Nomor ISO ... 65

Tabel 2. 2. Jenis Pahat HSS... 69

Tabel 3. 1. Dimensi Ulir Metris... 86

Tabel 3. 2. Dimensi Ulir Whitworth... 87

Tabel 3. 3. Kecepatan Potong Proses Bubut Rata Dan Proses Bubut Ulir Untuk Pahat HSS... 90

Tabel 3. 4. Kecepatan Potong Pahat HSS (High Speed Steel)... 101

Tabel 3. 5. Daftar Kecepatan Potong Pembubutan... 102

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1. Susunan Roda Gigi Pada Gearbox... 2

Gambar 1. 2. Perpindahan Putaran Dari Motor Melalui BeltDan Roda Gigi ... 3

Gambar 1. 3. Komponen Pada Kotak Apron ... 3

Gambar 1. 4. Bagian – Bagian Mesin Bubut... 4

Gambar 1. 5. Bagian Utama Mesin Bubut ... 5

Gambar 1. 6. Kepala Tetap... 6

Gambar 1. 7. Sumbu Utama ... 7

Gambar 1. 8. Meja Mesin... 7

Gambar 1. 9. Eretan (carriage)... 9

Gambar 1. 10. Kepala Lepas ... 10

Gambar 1. 11. Tuas Pengatur Kecepatan... 10

Gambar 1. 12. Tuas Pembalik Putaran... 11

Gambar 1. 13. Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama ... 12

Gambar 1. 14. Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama... 13

Gambar 1. 15. Penjepit Pahat (Tools Post) ... 14

Gambar 1. 16. Eretan atas ... 14

Gambar 1. 17. Keran Pendingin ... 15

Gambar 1. 18. Poros Transporter Dan Sumbu Pembawa ... 16

Gambar 1. 19. Dimensi Utama Mesin Bubut ... 17

Gambar 1. 20. Mesin Bubut Ringan ... 18

Gambar 1. 21. Mesin Bubut Sedang ... 18

(10)

Gambar 1. 23. Mesin Bubut Meja Panjang ... 20

Gambar 1. 24. Mesin Bubut Center Lathe... 21

Gambar 1. 25. Mesin Bubut Sabuk... 21

Gambar 1. 26. Mesin Bubut Vertical Turning And Boring Milling... 22

Gambar 1. 27. Mesin Bubut Facing Lathe... 23

Gambar 1. 28. Mesin Bubut Turret... 24

Gambar 1. 29. Mesin Bubut Turret Jenis Sadel... 24

Gambar 1. 30. Mesin Bubut Turret Vertikal. ... 25

Gambar 1. 31. Eretan ... 26

Gambar 1. 32. Kepala Lepas Mesin... 27

Gambar 1. 33. Rumah Pahat Mesin Bubut... 27

Gambar 1. 34. Penyettingan Kesejajaran Kepala Lepas ... 28

Gambar 1. 35. Penyetelan Kesejajaran CenterDengan Dial Indicator... 28

Gambar 1. 36. Penyettingan Kelurusan Benda Kerja ... 29

Gambar 1. 37. Pemasangan Center Pada Kepala Lepas ... 30

Gambar 1. 38. Pengecekan Ketinggian Pahat ... 30

Gambar 1. 39. Pemasangan Benda Kerja Pada Cekam ... 31

Gambar 1. 40. Penggunaan Center Kepala Lepas. ... 31

Gambar 1. 41. Pengencangan Baut dan Tuas pada Kepala Lepas... 32

Gambar 1. 42. Pengaturan Kecepatan Putar Mesin dan Hasil Pembubutan. ... 33

Gambar 1. 43. Pelumasan Roda Gigi... 34

Gambar 1. 44. Perawatan Pada Meja Mesin Bubut... 34

Gambar 1. 45. Pelumasan Pada Kepala Lepas ... 35

(11)

Gambar 1. 47. Pelumasan Pada Nipel Dudukan Poros Transporter... 36

Gambar 1. 48. Membuka Lubang Pengisian Oli Pelumas Gearbox... 36

Gambar 1. 49. Pelumasan Pada Rack Mesin Bubut ... 37

Gambar 1. 50. Pahat Bubut Pada Tool Post... 38

Gambar 1. 51. Eretan Mesin Bubut ... 38

Gambar 1. 52. Belt Mesin Bubut ... 39

Gambar 1. 53. Bed(Meja Mesin) ... 39

Gambar 1. 54. Poros Transporter... 40

Gambar 1. 55. Rem Pada Mesin Bubut... 41

Gambar 1. 56. Tuas Pada Kepala Lepas ... 41

Gambar 1. 57. Cekam Mesin Bubut ... 42

Gambar 1. 58. Bagian Dudukan Pahat... 43

Gambar 1. 59. Komponen Pengatur Kekencangan Belt ... 43

Gambar 1. 60. Melepaskan Rahang Cekam Rahang 3 ... 44

Gambar 1. 61. Memasang Rahang 3... 45

Gambar 1. 62. Memasang Cekam Ke Mesin ... 46

Gambar 1. 63. Cekam Rahang Tiga Sepusat (Self centering Chuck) ... 47

Gambar 1. 64. Cekam Rahang Tiga dan Empat Tidak Sepusat (Independence Chuck). ... 47

Gambar 1. 65. Plat Pembawa ... 48

Gambar 1. 66. Pembawa ... 49

Gambar 1. 67. Penyangga dan Penggunaan Penyangga. ... 49

Gambar 1. 68. Kolet... 50

(12)

Gambar 1. 70. Contoh Penggunaan Kolet... 51

Gambar 1. 71. Senter ... 52

Gambar 1. 72. Taper Attachment ... 53

Gambar 2. 1. Geometris Pahat Bubut ... 57

Gambar 2. 2. Geometri Pahat Bubut HSS... 57

Gambar 2. 3. Geometri Pahat Bubut Sisipan (Insert) ... 58

Gambar 2. 4. Pahat Tangan Kanan Dan Pahat Tangan Kiri... 58

Gambar 2. 5. Pahat Bubut Rata Kanan ... 59

Gambar 2. 6. Pahat Bubut Rata Kiri ... 60

Gambar 2. 7. Pahat Bubut Muka ... 60

Gambar 2. 8. Pahat Bubut Ulir Metrik... 61

Gambar 2. 9. Jenis – jenis Pahat Bubut dan Kegunaannya... 62

Gambar 2. 10. Pahat Bubut Dalam ... 63

Gambar 2. 11. Pembubutan Dalam... 63

Gambar 2. 12. Pahat Potong... 63

Gambar 2. 13. Pahat Profil... 64

Gambar 2. 14. Pahat Keras... 65

Gambar 2. 15. Bor Senter... 67

Gambar 2. 16. Bagian Kartel... 68

Gambar 2. 17. Diagram Sifat Material Pahat ... 69

Gambar 3. 1. Proses Bubut Rata, Bubut Permukaan dan Bubut Tirus ... 71 Gambar 3. 2. Panjang Permukaan Benda Kerja Yang Dilalui Pahat Setiap Putaran . 73

(13)

Gambar 3. 3. Gerakan Makan (f), dan Kedalaman... 74

Gambar 3. 4. Proses Pemesinan Yang Dapat Dilakukan Pada Mesin Bubut :... 75

Gambar 3. 5. Beberapa Contoh Proses Bubut Dengan Cara Pencekaman/Pemegangan Benda Kerja Yang Berbeda-beda ... 76

Gambar 3. 6. Cara Pemasangan Pahat Bubut :... 77

Gambar 3. 7. Proses Bubut... 78

Gambar 3. 8. Gambar Rencana Pencekaman, Penyayatan, dan Lintasan Pahat ... 80

Gambar 3. 9. Proses Membubut Tirus Luar dan Tirus Dalam Dengan Memiringkan Eretan Atas, Gerakan Penyayatan Ditunjukkan oleh Anak Panah ... 81

Gambar 3. 10. Proses Membubut Tirus Luar Dengan Bantuan Alat Bantu Tirus (Taper Attachment)... 82

Gambar 3. 11. Bagian Kepala Lepas Yang Bisa Digeser, Dan Pembubutan Tirus Dengan Kepala Lepas Yang Digeser ... 83

Gambar 3. 12. Gambar Benda Kerja Tirus dan Notasi Yang Digunakan... 84

Gambar 3. 13. Nama- nama Bagian Ulir ... 85

Gambar 3. 14. Ulir Segi Empat ... 88

Gambar 3. 15. Pahat Ulir Metris Untuk Ulir Luar dan Ulir Dalam... 89

Gambar 3. 16. Proses Pembuatan Ulir Luar Dengan Pahat Sisipan ... 89

Gambar 3. 17. Setting Pahat Bubut Untuk Proses Pembuatan Ulir Luar ... 90

Gambar 3. 18. Eretan Atas Diatur Menyudut Terhadap Sumbu Tegak Lurus Benda Kerja dan Arah Pemakanan Pahat Bubut... 91

Gambar 3. 19. Pengecekan Kisar Ulir Dengan Kaliber Ulir... 92

Gambar 3. 20. Ulir Tunggal, Ulir Ganda Dua Dan Ulir Ganda Tiga ... 94

Gambar 3. 21. Beberapa Jenis Bentuk Profil Ulir ... 95

Gambar 3. 22. Beberapa Jenis Bentuk Profil Ulir (Lanjutan)... 96

(14)

Gambar 3. 24. Bentuk Alur Kotak, Melingkar, dan V... 97

Gambar 3. 25. Proses Pemotongan Benda Kerja... 98

Gambar 3. 26. Pahat Kartel ... 99

Gambar 3. 27. Bentuk Kartel Dan Kisanya... 100

(15)

PETA KONSEP BAHAN AJAR

IDENTIFIKASI MESIN BUBUT

Pengertian, Fungsi dan Prinsip Kerja

Bagian – bagian Mesin Bubut

Pengoperasian, Perawatan dan Cara Membongkar pasang Bagian Mesin

Alat Kelengkapan Mesin Bubut

IDENTIFIKASI ALAT POTONG MESIN BUBUT

Pengertian Geometri Alat Potong Macam – macam Alat Potong Material Pahat TEORI PROSES PEMBUBUTAN Pengertian Parameter Proses Bubut Langkah Kerja Proses Bubut Perencanaan Dan Perhitungan Proses Bubut

Macam Proses Pekerjaan Bubut

MENGGUNAKAN MESIN BUBUT DAN ALAT POTONG MESIN BUBUT UNTUK BERBAGAI JENIS PEKERJAAN

(16)

1

Mesin bubut (Turning Machine) adalah suatu jenis mesin perkakas yang dalam proses kerjanya bergerak memutar benda kerja dan menggunakan mata potong pahat (tools) sebagai alat untuk menyayat benda kerja tersebut. Mesin bubut merupakan salah satu mesin proses produksi yang dipakai untuk membentuk benda kerja yang berbentuk silindris. Pada prosesnya benda kerja terlebih dahulu dipasang pada chuck (pencekam) yang terpasang pada spindle mesin, kemudian spindle dan benda kerja diputar dengan kecepatan sesuai perhitungan. Alat potong

(pahat)yang dipakai untuk membentuk benda kerja akan disayatkan pada benda kerja yang berputar.

B. FUNGSI MESIN BUBUT

Fungsi utama mesin bubut konvensional adalah untuk membuat/memproduksi benda – benda berpenampang silindris, misalnya poros lurus, poros bertingkat (step shaft), poros tirus (cone shaft), poros beralur (groove shaft), poros berulir (screw thread) dan berbagai bentuk bidang permukaan silindris lainnya misalnya anak buat catur (raja, ratu, pion, dll.)

C. PRINSIP KERJA MESIN BUBUT

Mesin bubut menggunakan penggerak utama dari putaran motor listrik. Putaran motor listrik diteruskan ke gearbox dengan menggunakan

belt (sabuk V). Kelemahan dari beltadalah adanya selip antara beltdengan pulinya, sehingga rasio putaran berselisih sekitar 1%. Pada gearbox, putaran dari motor listrik diteruskan oleh susunan roda gigi pengatur kecepatan menuju ke spindel (Gambar 1.1) Putaran dari spindel dapat

(17)

diubah-ubah kecepatannya sesuai dengan ukuran dan jenis bahan dari benda kerja. Semakin besar diameter benda kerja, maka semakin lambat putaran yang digunakan dan sebaliknya.

Gambar 1. 1. Susunan Roda Gigi Pada Gearbox

Selain diteruskan putaran ke spindel utama, putaran motor juga dipindahkan untuk memutar poros poros cacing atau poros transporter

untuk pembubutan otomatis dan pembuatan ulir. Pemindahan putaran ke poros cacing ini melalui susunan roda gigi yang dapat dipindah-pindahkan posisinya disesuaikan dengan kisar dan jenis ulir yang akan dibuat (Gambar 1.2).

(18)

Gambar 1. 2. Perpindahan Putaran Dari Motor Melalui BeltDan Roda Gigi Kemudian untuk pembubutan otomatis secara memanjang dan melintang serta pembuatan ulir, putaran dari poros cacing diteruskan oleh susunan roda gigi yang terdapat pada kotak apron (Gambar 1.3). Untuk menghubungkannya dengan menarik tuas penghubung.

(19)

D. BAGIAN – BAGIAN MESIN BUBUT

Gambar 1. 4. Bagian – Bagian Mesin Bubut Keterangan

1. Head Stock

2. Kode pengatur kecepatan putaran 3. Handle pengatur putaran

4. Chuck

5. Benda kerja 6. Pahat (tool)

7. Tool postdan eretan atas 8. Eretan lintang 9. Bed mesin 10. Senter jalan 11. Tail stock 12. Pengunci barel 13. Lead screw 14. Feeding shaft

15. Roda pemutar / penggerak eretan memanjang 16. Rem mesin

17. Main swich

18. Coolant motor swich

(20)

20. Pengatur arah feeding shaft 21. Handle lead screw

Pada konstruksi mesin bubut, bagian-bagian utamanya dapat dikelompokan menjadi lima bagian, diantaranya adalah : Kepala tetap, meja mesin, carriage, kepala lepas dan mekanisme pemakanan.

Gambar 1. 5. Bagian Utama Mesin Bubut

Kepala tetap adalah ruang gearbox dari mesin yang berisikan susunan roda gigi untuk mengatur kecepatan. Pada kepala tetap, spindel utama terpasang pada bantalan yang berfungsi meneruskan putaran ke benda kerja. Pada gearbox juga terdapat susunan roda gigi untuk pembubutan otomatis dan ulir. Mekanisme ruang gearbox dapat dilihat pada ( Gambar 1.6)

(21)

Gambar 1. 6. Kepala Tetap 1. Sumbu Utama (Main spindel)

Sumbu utama atau dikenal dengan main spindel, merupakan suatu sumbu utama mesin bubut yang berfungsi sebagai dudukan chuck(cekam), plat pembawa, kolet, senter tetap, dan lain – lain. (Gambar 1.7)

(22)

Gambar 1. 7. Sumbu Utama 2. Meja mesin

Meja mesin adalah kerangka utama yang diatas kerangka tersebut merupakan jalur carriage serta kepala lepas bertumpu dan bergeser. Alur pada meja mesin biasanya berbentuk V dan datar atau rata. Jalur luar dan dalam pada meja ditahan oleh rangka penahan.

Gambar 1. 8. Meja Mesin

Meja mesin bubut berfungsi sebagai tempat dudukan kepala lepas, eretan, penyangga diam (steady rest) dan merupakan tumpuan gaya pemakanan waktu pembubutan. Bentuk alas ini bermacam – macam, ada

(23)

yang datar dan ada yang salah satu atau kedua sisinya mempunyai ketinggian tertentu.

3. Eretan (Carriage)

Eretan (carriage) adalah penopang utama dan pembawa pahat bubut yang dapat disetel (Gambar 1.9). Eretan ini terdiri dari sadle, eretan melintang, eretan kombinasi, tool holder (pemegang pahat) dan apron box (kotak apron). Didalam apron box terdapat susunan roda gigi yang merubah putaran dari poros pembawa menjadi gerakan memanjang dan melintang.

Eretan terdiri atas eretan memanjang (longitudinal carriage) yang bergerak sepanjang alas mesin, eretan melintang (cross carriage) yang bergerak melintang alas mesin dan eretan atas (top carriage), yang bergerak dengan posisi penyetelan di atas eretan melintang. Kegunaan eretan ini adalah untuk memberikan pemakanan yang besarnya dapat diatur menurut kehendak operator yang dapat terukur dengan ketelitian yang terdapat pada roda pemutarnya.

(24)

Gambar 1. 9. Eretan (carriage)

4. Kepala Lepas (Tail stock)

Kepala lepas digunakan untuk dudukan senter putar sebagai pendukung benda kerja pada saat pembubutan, dudukan bor tangki tirus dan cekam bor sebagai penjepit bor. Kepala lepas dapat bergeser sepanjang alas mesin, porosnya berlubang tirus sehingga memudahkan tangki bor untuk dijepit. Tangki kepala lepas sama dengan tangki senter tetap. Fungsi kepala lepas (Gambar 1.10) diantaranya adalah menahan benda kerja agar tidak bergeser saat berputar dan saat pemakanan. Posisi dari kepala lepas yang tidak center akan mengakibatkan hasil pembubutan

(25)

menjadi tirus, sehingga posisi dari center kepala lepas harus dicek center dan sejajar dengan center pada cekam.

Gambar 1. 10. Kepala Lepas

5. Tuas Pengatur Kecepatan Transporter dan Sumbu Pembawa

Tuas pengatur kecepatan pada (Gambar 1.11) digunakan untuk mengatur kecepatan poros transporter dan sumbu pembawa. Ada dua pilihan kecepatan yaitu kecepatan tinggi dan kecepatan rendah. Kecepatan tinggi digunakan untuk pengerjaan benda–benda berdiameter kecil dan pengerjaan penyelesaian, sedangkan kecepatan rendah digunakan untuk pengerjaan pengasaran, ulir, mengkartel dan pemotongan (cut off).

(26)

Besarnya kecepatan setiap mesin berbeda – beda dan dapat dilihat pada plat tabel yang tertera pada mesin tersebut.

6. Plat Tabel Kecepatan Transporter dan Sumbu

Pada tabel (Gambar 1.11) adalah tabel besarnya kecepatan yang ditempel pada mesin bubut yang menyatakan besaran perubahan antara hubungan roda – roda gigi di dalam kotak roda gigi ataupun terhadap roda

pulleydi dalam kepala tetap (head stock).

7. Tuas pembalik transporter dan sumbu pembawa

Tuas pembalik putaran pada (Gambar 1.12) digunakan untuk membalikkan arah putaran sumbu utama, hal ini diperlukan bilamana hendak melakukan pengerjaan penguliran, pengkartelan, ataupun membubut permukaan.

Gambar 1. 12. Tuas Pembalik Putaran

8. Tabel Kecepatan Sumbu Utama

Plat tabel kecepatan sumbu utama pada (Gambar 1.13) menunjukkan angka – angka besaran kecepatan sumbu utama yang dapat dipilih sesuai dengan pekerjaan pembubutan.

(27)

Gambar 1. 13. Plat Tabel Kecepatan Sumbu Utama 9. Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama

Tuas pengatur kecepatan sumbu utama berfungsi untuk mengatur kecepatan putaran mesin sesuai hasil dari perhitungan atau pembacaan dari tabel putaran.

(28)

Gambar 1. 14. Tuas Pengatur Kecepatan Sumbu Utama 10. Penjepit pahat (Tool Post)

Penjepit pahat digunakan untuk menjepit atau memegang pahat, yang bentuknya ada beberapa macam. Jenis ini sangat praktis dan dapat menjepit pahat 4 buah sekaligus sehingga dalam suatu pengerjaan bila memerlukan 4 macam pahat dapat dipasang dan disetel sekaligus.

(29)

Gambar 1. 15. Penjepit Pahat (Tools Post)

11. Eretan Atas

Eretan atas berfungsi sebagai dudukan penjepit pahat yang sekaligus berfungsi untuk mengatur besaran majunya pahat pada proses pembubutan ulir, alur, tirus, champer (pinggul) dan lain – lain yang ketelitiannya bisa mencapai 0,01 mm.

(30)

12. Keran Pendingin

Eretan pendingin digunakan untuk menyalurkan pendingin (collant) kepada benda kerja yang sedang dibubut dengan tujuan untuk mendinginkan pahat pada waktu penyayatan sehingga dapat menjaga pahat tetap tajam dan panjang umurnya. Hasilnya bubutannya pun halus.

Gambar 1. 17. Keran Pendingin 13. Roda Pemutar

Roda pemutar yang terdapat pada kepala lepas digunakan untuk menggerakkan poros kepala lepas maju ataupun mundur. Berapa panjang yang ditempuh ketika maju atau mundur dapat diukur dengan membaca cincin berskala (dial) yang ada pada roda pemutar tersebut. Pergerakkan ini diperlukan ketika hendak melakukan pengeboran untuk mengetahui atau mengukur seberapa dalam mata bor harus dimasukkan.

14. Transporter dan Sumbu Pembawa

Transporter atau poros transporter adalah poros berulir segi empat atau trapesium yang biasanya memiliki kisar 6 mm, digunakan untuk membawa eretan pada waktu kerja otomatis, misalnya waktu membubut ulir, alur dan atau pekerjaan pembubutan lainnya. Sedangkan sumbu

(31)

pembawa atau poros pembawa adalah poros yang selalu berputar untuk membawa atau mendukung jalannya eretan.

Gambar 1. 18. Poros Transporter Dan Sumbu Pembawa 15. Tuas Penghubung

Tuas penghubung sebagaimana digunakan untuk menghubungkan roda gigi yang terdapat pada eretan dengan poros transporter sehingga eretan akan dapat berjalan secara otomatis sepanjang alas mesin. Tuas penghubung ini mempunyai dua kedudukan. Kedudukan di atas berarti membalik arah gerak putaran ( arah putaran berlawanan jarum jam ) dan posisi ke bawah berarti gerak putaran searah jarum jam.

16. Eretan Lintang

Eretan lintang sebagaimana ditunjukkan pada berfungsi untuk menggerakkan pahat melintang alas mesin atau arah ke depan atau ke belakang posisi operator yaitu dalam pemakanan benda kerja. Pada roda eretan ini juga terdapat dial pengukur untuk mengetahui berapa panjang langkah gerakan maju atau mundurnya pahat.

Ukuran mesin bubut ditentukan oleh panjangnya jarak antara ujung senter kepala lepas dan ujung senter kepala tetap. Misalnya tinggi mesin bubut 200 mm, berarti mesin tersebut hanya mampu menjalankan eretan

(32)

melintangnya sepanjang 200 mm atau mampu melakukan pembubutan maksimum benda kerja yang memiliki radius 200 mm (berdiameter 400 mm).

Gambar 1. 19. Dimensi Utama Mesin Bubut E. JENIS – JENIS MESIN BUBUT

1. Jenis mesin bubut pada garis besarnya diklasifikasikan dalam empat kelompok.

a. Mesin bubut ringan

Mesin bubut ini dimaksudkan untuk latihan dan pekerjaan ringan. Bentuk peralatannya kecil dan sederhana. Dipergunakan untuk mengerjakan benda-benda kerja yang berukuran kecil. Mesin ini terbagi atas mesin bubut bangku dan model lantai, konstruksinya merupakan gambaran mesin bubut bangku dan model lantai.

(33)

Gambar 1. 20. Mesin Bubut Ringan b. Mesin bubut sedang (Medium Lathe)

Konstruksi mesin ini lebih cermat dan dilengkapi dengan penggabungan peralatan khusus. Oleh karena itu mesin ini digunakan untuk pekerjaan yang lebih banyak variasinya dan lebih teliti. Fungsi utama adalah untuk menghasilkan atau memperbaiki perkakas secara produksi.

(34)

c. Mesin bubut standar (Standard Lathe)

Mesin ini dibuat lebih berat, daya kudanya lebih besar daripada yang dikerjakan mesin bubut ringan dan mesin ini merupakan standar dalam pembuatan mesin-mesin bubut pada umumnya.

Gambar 1. 22. Mesin Bubut Standar d. Mesin bubut meja panjang (Long Bed Lathe)

Mesin ini termasuk mesin bubut industri yang digunakan untuk mengerjakan pekerjaan-pekerjaan panjang dan besar, bahan roda gigi dan lainnya.

(35)

Gambar 1. 23. Mesin Bubut Meja Panjang

2. Secara prinsip lain mesin bubut dapat dibedakan menjadi beberapa jenis.:

a. Mesin bubut centre lathe

Mesin bubut ini dirancang utnuk berbagai macam bentuk dan yang paling umum digunakan, cara kerjanya benda kerja dipegang (dicekam) pada poros spindle dengan bantuan chuck yang memiliki rahang pada salah satu ujungnya, yaitu pada pusat sumbu putarnya, sementara ujung lainnya dapat ditumpu dengan center lain.

(36)

Gambar 1. 24. Mesin Bubut Center Lathe

b. Mesin Bubut Sabuk

Poros spindel akan memutar benda kerja melalui piringan pembawa sehingga memutar roda gigi yang digerakkan sabuk atau puli pada poros spindel. Melalui roda gigi penghubung, putaran akan disampaikan ke roda gigi poros ulir. Oleh klem berulir, putaran poros ulir tersebut diubah menjadi gerak translasi pada eretan yang membawa pahat. Akibatnya pada benda kerja akan terjadi sayatan yang berbentuk ulir.

(37)

c. Mesin bubut vertical turning and boring milling

Mesin ini bekerja secara otomatis, pada pembuatan benda kerja yang dibubut dari tangan, pekerjaan yang tidak dilakukan secara otomatis hanyalah pemasangan batang-batang yang baru dan menyalurkan produk-produk yang telah dikerjakan, oleh sebab itu satu pekerja dapat mengawasi beberapa buah mesin otomatis dengan mudah.

Gambar 1. 26. Mesin Bubut Vertical Turning And Boring Milling

d. Mesin bubut facing lathe.

Sebuah mesin bubut terutama digunakan untuk membubut benda kerja berbentuk piringan yang besar. Benda-benda kerjanya dikencangkan dengan cakar-cakar yang dapat disetting pada sebuah pelat penyeting yang besar, tidak terdapat kepala lepas.

(38)

Gambar 1. 27. Mesin Bubut Facing Lathe

e. Mesin Bubut Turret

Mesin bubut turret mempunyai ciri khusus terutama menyesuaikan terhadap produksi. “Ketrampilan pekerja” dibuat pada mesin ini sehingga memungkinkan bagi operator yang tidak berpengalaman untuk memproduksi kembali suku cadang yang identik. Kebalikannya, pembubut mesin memerlukan operator yang sangat terampil dan mengambil waktu yang lebih lama untuk memproduksi kembali beberapa suku cadang yang dimensinya sama. Karakteristik utama dari mesin bubut jenis ini adalah bahwa pahat untuk operasi berurutan dapat disetting dalam kesiagaan untuk penggunaaan dalam urutan yang sesuai. Meskipun diperlukan keterampilan yang sangat tinggi untuk mengunci dan mengatur pahat dengan tepat tapi satu kali sudah benar maka hanya sedikit keterampilan untuk mengoperasikannya dan banyak suku cadang dapat diproduksi sebelum pensettingan dilakukan atau diperlukan kembali.

(39)

Gambar 1. 28. Mesin Bubut Turret f. Mesin bubut Turret Jenis Sadel

Mempunyai turret yang dipasangkan langsung pada sadel yang bergerak maju mundur dengan turret.

Gambar 1. 29. Mesin Bubut Turret Jenis Sadel. g. Mesin bubut turret vertikal

Mesin bubut vertikal adalah sebuah mesin yang mirip Freis pengebor vertikal, tetapi memiliki karakteristik pengaturan turret untuk memegang pahat. Terdiri atas pencekam atau meja putar dalam kedudukan horizontal, dengan turret yang dipasangkan

(40)

diatas rel penyilang sebagai tambahan, terdapat paling tidak satu kepala samping yang dilengkapi dengan turret bujur sangkar untuk memegang pahat. Semua pahat yang dipasangkan pada turret atau kepala samping mempunyai perangkat penghenti masing-masing, sehingga panjang pemotongan dapat sama dalam daur mesin yang berurutan. Pengaruhnya adalah sama seperti bubut turret yang berdiri pada ujung kepala tetap. Dan mempunyai segala ciri yang diperlukan untuk memudahkan pemuat, pemegang dan pemesinan dari suku cadang yang diameternya besar dan berat. Pada mesin ini hanya dilakukan pekerjaan pencekaman.

Gambar 1. 30. Mesin Bubut Turret Vertikal. F. PENGOPERASIAN MESIN BUBUT

1. Pengecekan

Sebelum menggunakan mesin bubut, dilakukan pengecekan-pengecekan terlebih dahulu agar mesin bekerja dengan baik. Proses pengecekan biasanya dilakukan pada bagian eretan, kepala lepas, dan bagian rumah pahat (tool post). Eretan pada mesin bubut merupakan

(41)

konstruksi yang membawa posisi pahat untuk proses pemakanan. Kerusakan yang sering terjadi pada bagian ini adalah alur pada eretan yang sudah aus sehingga gerakan eretan menjadi longgar (Gambar 1.31). Akibatnya pada saat pemakanan, pahat menjadi goyang dan kedalaman pemakanan tidak sesuai ukuran.

Gambar 1. 31. Eretan

Fungsi kepala lepas (Gambar 1.32) diantaranya adalah menahan benda kerja agar tidak bergeser saat berputar dan saat pemakanan. Posisi dari kepala lepas yang tidak center akan mengakibatkan hasil pembubutan menjadi tirus, sehingga posisi dari center kepala lepas harus dicek center dan sejajar dengan center pada cekam.

(42)

Gambar 1. 32. Kepala Lepas Mesin

Kerusakan yang terjadi pada rumah pahat (Gambar 1.33) diantaranya adalah klem penjepit yang sudah aus sehingga tidak dapat menjepit dengan baik. Ini mengakibatkan posisi pahat pada saat pemakanan akan bergetar. Selain itu, pemilihan rumah pahat dan pemegang pahat harus sesuai agar pahat dapat terpasang dengan baik dan ketinggian pahat dapat setinggi center tanpa menggunakan pengganjal.

(43)

2. Penyetelan

Kesejajaran kepala lepas dapat diketahui dari skala yang ada pada bagian belakang kepala lepas. Untuk menyettingnya dapat dilakukan dengan memutar baut pengatur (Gambar 1.34). Pergeseran skala pada kepala lepas ini dapat dimanfaatkan untuk pembubutan tirus suatu poros.

Gambar 1. 34. Penyettingan Kesejajaran Kepala Lepas

Selanjutnya mengecek kelurusan center dengan cekam dapat menggunakan benda kerja yang terpasang kemudian disentuhkan dial indicator. Center yang sejajar dengan cekam ditunjukan dengan jarum pada dial indicatoryang tidak berubah (Gambar 1.35)

(44)

Pemasangan benda kerja harus lurus dan tidak goyah. Untuk menyeting kelurusan benda kerja dapat menggunakan dial indikator yang disentuhkan ke kedua ujung permukaan benda kerja (Gambar 1.36). Benda kerja lurus jika jarum dial indikator tidak bergeser.

Gambar 1. 36. Penyettingan Kelurusan Benda Kerja

3. Pengoperasian

Pembubutan benda kerja yang panjang membutuhkan kepala lepas sebagai penahan, sehingga pada kepala lepas perlu dipasang center kepala lepas (Gambar 1.37). Center kepala lepas dipasang dengan cara memasukkan ke selongsong kepala lepas.

(45)

Gambar 1. 37. Pemasangan Center Pada Kepala Lepas

Langkah selanjutnya memasang pahat ke pemegang pahat dan dipasang ke rumah pahat (Tool post). Agar pahat dapat menyayat dengan baik, maka harus disetel ketinggiannya setinggi center (Gambar 1.38). Posisi pahat yang terlalu tinggi atau rendah mengakibatkan sudut bebas dan penyayatan berubah.

Gambar 1. 38. Pengecekan Ketinggian Pahat

Kemudian langkah selanjutnya adalah memasang benda kerja pada cekam, untuk mengencangkan cekam menggunakan kunci cak khusus

(46)

cekam mesin bubut (Gambar 1.39). Agar pencekaman benda kerja kuat maka ujung benda kerja yang tercekam diusahakan masuk ke lubang cekam sedalam mungkin.

Gambar 1. 39. Pemasangan Benda Kerja Pada Cekam

Setelah benda kerja terpasang dengan baik, untuk benda kerja yang panjang digunakan penahan center kepala lepas agar tidak oleng akibat penyayatan dan putaran (Gambar 1.40). Sebelumnya permukaan benda kerja yang panjang sudah dibor pada ujungnya untuk dudukan center kepala lepas.

(47)

Setelah center dapat menahan benda kerja dengan baik, maka baut pengunci dan tuas dari center dikencangkan dengan baik agar center tidak bergerak mundur akibat dari putaran benda kerja dan getaran. Untuk mengatur penekanan benda kerja dengan memutar tuas pengunci (Gambar 1.41).

Gambar 1. 41. Pengencangan Baut dan Tuas pada Kepala Lepas Langkah berikutnya adalah menyetel kecepatan putaran dari mesin bubut. Kecepatan putar mesin disesuaikan dengan diameter benda kerja dan jenis bahan dari benda kerja. Penyetelan dilakukan dengan mengatur tuas sesuai kecepatan yang diinginkan. Setelah itu proses pembubutan dapat dijalankan. Kasar dan halusnya hasil pembubutan dipengaruhi oleh ketajaman dari pahat, kedalaman pemakanan dan kecepatan pemakanan. Contoh pengaturan kecepatan putar dan hasil pembubutan pada (Gambar 1.42).

(48)

Gambar 1. 42. Pengaturan Kecepatan Putar Mesin dan Hasil Pembubutan.

G. PERAWATAN MESIN BUBUT 1. Preventive Maintenance

Roda gigi adalah bagian yang berputar dan saling bergesekan. Untuk menghindari keausan maka pada bagian ini harus dilumasi dan dibersihkan dari kotoran secara berkala, contohnya adalah roda gigi pengaturan kisar dalam pembuatan ulir (Gambar 1.43).

(49)

Gambar 1. 43. Pelumasan Roda Gigi.

Kotoran maupun beram bekas pembubutan dapat mengakibatkan korosi pada permukaan bed atau meja mesin. Selain itu juga dapat menghambat pergeseran dari carriage, sehingga harus dibersihkan dan bed

dilumasi secara berkala untuk menghindari korosi (Gambar 1.44).

Gambar 1. 44. Perawatan Pada Meja Mesin Bubut

Pada kepala lepas terdapat nipel yang merupakan saluran untuk pelumasan (Gambar 1.45). Bagian ini perlu diberi pelumasan berkala agar

(50)

kemudi dapat berputar dengan baik dan ulir pada bagian dalam terhindar dari korosi

Gambar 1. 45. Pelumasan Pada Kepala Lepas

Alur pada eretan melintang merupakan jalur untuk pergeseran eretan. Bagian ini harus bersih dan perlu diberi pelumasan secara berkala (Gambar 1.46). Ini dilakukan agar eretan dapat bergeser lancar pada alur dan alur eretan terhindar dari korosi.

(51)

Nipel yang terdapat pada bodi yang merupakan dudukan bearing untuk poros transporter menunjukkan bagian ini diperlukan pelumasan secara berkala (Gambar 1.47). Pelumasan disini berguna agar bearing dapat berputar dengan baik dan terhindar dari korosi.

Gambar 1. 47. Pelumasan Pada Nipel Dudukan Poros Transporter

Pengecekan oli pelumas pada gearbox juga perlu dilakukan agar komponen di dalam gearbox tetap berfungsi dengan baik. Pengisian pelumas dilakukan secara berkala tergantung penggunaan mesin dengan membuka lubang pelumasan pada bagian atas kepala tetap (Gambar 1.48)

(52)

Pelumasan pada gigi rack yang berpasangan dengan roda gigi

carriage perlu dilakukan untuk mengurangi keausan roda gigi dan rack akibat gesekan serta untuk menghindari terjadinya korosi (Gambar 1.49).

Gambar 1. 49. Pelumasan Pada Rack Mesin Bubut

Mesin bubut yang rusak atau mengalami perbaikan sehingga tidak digunakan dalam jangka waktu yang lama sebaiknya ditutupi dengan pelindung plastik agar terjaga kebersihannya. Selain melakukan pelumasan dan menjaga kebersihan dari mesin bubut, preventive maintenance juga meliputi pengecekan baut-baut pengikat yang longgar. Pada mesin bubut, mur dan baut yang rentan kendor diantaranya adalah baut klem pada kepala lepas, baut klem rumah pahat, baut pada cekam serta baut pengikat pahat.

Komponen dari mesin bubut yang rawan terhadap kerusakan harus tersedia stok suku cadangnya agar jika terjadi kerusakan pada komponen tersebut tidak menghambat jalannya produksi. Penyediaan komponen untuk mesin bubut diantaranya adalah pahat bubut dan belt.

2. Komponen yang rawan kerusakan

Komponen mesin bubut yang paling cepat aus adalah pahat bubut (Gambar 1.50). Kedalaman pemakanan dan kecepatan pemakanan

(53)

mempengaruhi umur pakai dari pahat. Pahat yang aus dapat diasah lagi dengan bentuk asahan sesuai dengan fungsinya.

Gambar 1. 50. Pahat Bubut Pada Tool Post

Eretan pada mesin bubut (Gambar 1.51) juga rawan terhadap kerusakan. Akibat sering dipakai, salah penggunaan atau perawatan yang kurang sehingga eretan menjadi longgar. Hal ini mengakibatkan pergeseran dari eretan yang tidak sesuai dengan ukuran yang ditunjukkan pada kerah skala ukur

(54)

Belt pada mesin bubut ( Gambar 1.52) dapat menjadi kendor akibat dari penggunaan mesin. Kekencangan belt dapat diatur dengan menggeser dudukan motor pada rel. Jika pergeseran sudah maksimal maka belt harus diganti dengan yang baru.

Gambar 1. 52. Belt Mesin Bubut

Meja mesin (Gambar 1.53) yang merupakan jalur dari carriage dan kepala lepas, jika jarang dirawat maka dapat mengakibatkan korosi. Umur pakai mesin yang lama juga mengakibatkan permukaan jalur terkikis yang mengakibatkan jalur meja menjadi miring.

(55)

Poros transportir yang merupakan penggerak dari carriage adalah bagian yang berputar dan sering terkena gesekan (Gambar 1.54). Ini mengakibatkan poros maupun roda gigi pasangannya menjadi aus dan longgar sehingga perlu perawatan secara berkala.

Gambar 1. 54. Poros Transporter

Rem pengaman pada mesin bubut adalah bagian yang sering bergesekan dengan puli (Gambar 1.55). Akibat penggunaan maka kampas rem akan terkikis dan dapat habis. Jika kampas sudah terkikis dan pengereman tidak maksimal maka kampas rem harus diganti.

(56)

Gambar 1. 55. Rem Pada Mesin Bubut

Klem pada kepala lepas yang terhubung pada tuas pengunci jika sudah sering digunakan dapat menjadi oblak (Gambar 1.56). Jika sudah kocak (longgar), maka klem penjepit dapat disetel lagi dengan mengatur baut penyetel pada landasan kepala lepas.

Gambar 1. 56. Tuas Pada Kepala Lepas

Cekam pada mesin bubut merupakan bagian yang digunakan untuk menjepit benda kerja (Gambar 1.57). Kerusakan yang terjadi adalah rahang cekam yang sudah aus dan kocak sehingga penjepitan tidak merata.

(57)

Untuk mencegahnya, pada pemasangan benda kerja tidak boleh dipukul dengan keras.

Gambar 1. 57. Cekam Mesin Bubut

H. CARA MEMBONGKAR DAN MEMASANG BAGIAN MESIN

Untuk melepas pahat pada mesin bubut, terlebih dahulu melepas pahat dari rumah pahat. Kendorkan baut-baut pengikat pahat dengan kunci, jika penggunaan pahat menggunakan pemegang pahat, setelah diambil dari rumah pahat maka pahat dilepas dari pemegangnya dengan mengendorkan baut pengikat pahat.

(58)

Gambar 1. 58. Bagian Dudukan Pahat

Belt pada mesin bubut yang sudah tidak bisa disetel harus diganti. Untuk melepas belt langkah-langkahnya adalah mengendorkan baut pengikat motor pada dudukan, kemudian menggeser motor hingga belt menjadi kendor, melepas belt dan memasang yang baru kemudian motor digeser sampai belt kencang dan baut pengikat motor pada dudukan dikencangkan.

(59)

Untuk melepaskan rahang cekam pada cekam rahang 3 dilakukan dengan cara mengendorkan rahang dengan menggunakan kunci cak hingga rahang menonjol keluar. Kemudian memegang rahang nomor 3 dengan memutar perlahan cak hingga rahang terlepas (Gambar 1.60). Gunakan langkah yang sama untuk rahang nomor 2 dan 1.

Gambar 1. 60. Melepaskan Rahang Cekam Rahang 3

Sedangkan untuk memasang rahang, langkah pertama adalah membersihkan gigi ulir pada rahang, kemudian memutar kunci cak hingga ujung ulir pada cekam terlihat di tempat rahang nomor 1. Masukan rahang nomor 1 kemudian kunci diputar perlahan setengah putaran dengan memegang rahang 1 sampai rahang tertarik ulir cak. Lakukan langkah yang sama pada rahang nomor 2 dan 3.

(60)

Gambar 1. 61. Memasang Rahang 3

Untuk memasang cekam pada spindel utama yang perlu diperhatikan adalah menggunakan papan kayu yang diletakkan dibawah cekam diatas meja mesin. Ini dilakukan untuk melindungi meja mesin dari cak apabila kesulitan pemasangan atau cekam jatuh ke meja mesin yang dapat membuat meja mesin (bed) menjadi rusak.

(61)

Gambar 1. 62. Memasang Cekam Ke Mesin

I. ALAT KELENGKAPAN MESIN BUBUT 1. Chuck(Cekam)

Cekam adalah sebuah alat yang digunakan untuk menjepit benda kerja. Jenisnya ada yang berahang tiga sepusat (self cenetering chuck) dan ada juga yang berahang tiga dan empat tidak sepusat (Independence Chuck). Cekam raham tiga sepusat, digunakan untuk benda – benda silindris, dimana gerakan rahang bersama – sama pada saat dikencangkan atau dibuka. Sedangkan gerakan untuk rahang tiga dan empat tidak sepusat, setiap rahang dapat bergerak sendiri tanpa diikuti oleh rahang yang lain, maka jenis ini biasanya untuk mencekam benda – benda yang tidak silindris atau digunakan pada saat pembubutan aksentrik.

(62)

Gambar 1. 63. Cekam Rahang Tiga Sepusat (Self centering Chuck)

Gambar 1. 64. Cekam Rahang Tiga dan Empat Tidak Sepusat (Independence Chuck).

Perlu diketahui bahwa cekam rahang tiga maupun rahang empat dapat digunakan untuk menjepit bagian luar benda kerja. Posisi rahang dapat dibalik apabila dipergunakan untuk menjepit benda silindris atau benda yang bukan silindris, misalnya flens, benda segi empat dll.

(63)

2. Plat pembawa

Plat pembawa ini berbentuk bulat pipih digunakan untuk memutar pembawa sehingga benda kerja yang terpasang padanya akan ikut berputar dengan poros mesin, permukaannya ada yang beralur dan ada yang berlubang.

Gambar 1. 65. Plat Pembawa 3. Pembawa

Pembawa ada 2 (dua) jenis, yaitu pembawa berujung lurus dan pembawa berujung bengkok. Pembawa berujung lurus digunakan berpasangan dengan plat pembawa rata sedangkan pembawa berujung bengkok dipergunakan dengan plat pembawa beralur. Caranya adalah benda kerja dimasukkan ke dalam lubang pembawa, terbatas dengan besarnya lubang pembawa kemudian dijepit dengan baut yang ada pada pembawa tersebut, sehingga akan berputar bersama – sama dengan sumbu utama. Hal ini digunakan bilamana dikehendaki membubut menggunakan dua buah senter.

(64)

Gambar 1. 66. Pembawa

4. Penyangga

Penyangga ada 2 (dua) macam, yaitu penyangga tetap (steady rest), dan penyangga jalan (folloer rest). Penyangga ini digunakan untuk membubut benda – benda yang panjang, karena benda kerja yang panjang apabila tidak dibantu penyangga maka hasil pembubutan akan menjadi berpenampang elip/ oval, tidak silindris dan tidak rata.

Gambar 1. 67. Penyangga dan Penggunaan Penyangga.

Apalagi bila membubut bagian dalam maka penyangga ini mutlak diperlukan. Penyangga tetap diikat dengan alas mesin sehingga

(65)

dalam keadaan tetap pada kedudukannya, sedang penyangga jalan diikatkan pada meja eretan, sehingga pada saat eretan memanjang bergerak maka penyangga jalan mengikuti tempat kedudukan eretan tersebut.

5. Kolet (Collet)

Kolet digunakan untuk menjepit benda silindris yang sudah halus dan biasanya berdiameter kecil. Bentuknya bulat panjang dengan leher tirus dan berlubang, ujungnya berulir dan kepalanya dibelah menjadi tiga.

Gambar 1. 68. Kolet

Kolet mempunyai ukuran yang ditunjukkan pada bagian mukanya yang menyatakan besarnya diameter benda yang dapat dicekam. Misalnya kolet berukuran 8 mm, berarti kolet ini dipergunakan untuk menjepit benda kerja berukuran Ø 8 mm. Pemasangan kolet adalah pada kepala tetap dan dibantu dengan kelangkapan untuk menarik kolet tersebut. Karena kolet berbentuk tirus, alat penariknyapun berbentuk lubang tirus, dengan memutar ke kanan uliran batangnya.

(66)

Gambar 1. 69. Kelengkapam Kolet Contoh penggunaan kolet untuk membubut benda kerja

Gambar 1. 70. Contoh Penggunaan Kolet

6. Senter

Senter terbuat dari baja yang dikeraskan dan digunakan untuk mendukung benda kerja yang akan dibubut. Ada dua jenis senter yaitu senter mati (tetap) dan senter putar. Pada umumnya senter putar pemasangannya pada ujung kepala lepas dan senter tetap pemasangannya pada sumbu utama mesin (main spindle).

(67)

Gambar 1. 71. Senter

Bagian senter yang mendukung benda kerja mempunyai sudut 600, dan dinamakan senter putar karena pada saat benda kerjanya berputar senternya ikut berputar. Berlainan dengan senter mati (tetap) untuk penggunaan pembubutan diantara dua senter, benda tersebut hanya ikut berputar bersama mesin namun ujungnya tidak terjadi gesekan dengan ujung benda kerja yang sudah diberi lubang senter. Walaupun tidak terjadi gesekan sebaiknya sebelum digunakan, ujung senter dan lubang senter pada benda kerja diberi greace/gemuk atau pelumas sejenis lainnya.

7. Taper Attachment ( Kelengkapan tirus)

Alat ini digunakan untuk membubut tirus. Selain menggunakan alat ini, membubut tirus juga dapat dilakukan dengan cara menggeser kedudukan kepala lepas ataupun eretan atas.

(68)
(69)

56

A. PENGERTIAN ALAT POTONG

Yang dimaksud dengan alat potong adalah alat/pisau yang digunakan

untuk menyayat produk/ benda kerja. Dalam pekerjaan pembubutan salah satu

alat potong yang sering digunakan adalah pahat bubut. Jenis bahan pahat

bubut yang banyak digunakan di industri – industri dan bengkel antara lain

Baja Karbon, HSS, Karbida, Diamond

dan Ceramik.

B. GEOMETRIS ALAT POTONG

Geometri pahat bubut terutama tergantung pada material benda kerja

dan material pahat. Terminologi standar ditunjukkan pada (Gambar.2.1).

Untuk pahat bubut bermata potong tunggal, sudut pahat yang paling pokok

adalah sudut beram (

rake angle

), sudut bebas (

clearance angle

), dan sudut sisi

potong (

cutting edge angle

). Sudut-sudut pahat HSS yang diasah dengan

menggunakan mesin gerinda pahat (

Tool Grinder Machine)

. Sedangkan bila

pahat tersebut adalah pahat sisipan yang dipasang pada tempat pahatnya,

geometri pahat dapat dilihat pada (Gambar 2.3). Selain geometri pahat

tersebut pahat bubut bisa juga diidentifikasikan berdasarkan letak sisi potong

(

cutting edge

) yaitu pahat tangan kanan (

Right- hand tools

) dan pahat tangan

kiri (

Left-hand tools

), (lihat Gambar 2.4).

(70)

Gambar 2. 1. Geometris Pahat Bubut

(71)

Gambar 2. 3. Geometri Pahat Bubut Sisipan (

Insert

)

(72)

Selain itu sudut kebebasan pahat juga harus dipertimbangkan

berdasarkan penggunaan, arah pemakanan dan arah putaran mesin.

1. Pahat Bubut Rata Kanan

Pahat bubut rata kanan memiliki sudut baji 80

0

dan sudut – sudut

bebas lainnya sebagaimana (Gambar 2.5), pada umumnya digunakan untuk

pembubutan rata memanjang yang pemakanannya dimulai dari kiri ke arah

kanan mendekati posisi cekam.

Gambar 2. 5. Pahat Bubut Rata Kanan

2. Pahat Bubut rata Kiri

Pahat bubut rata kiri memiliki sudut baji 55

0

, pada umumnya

digunakan untuk pembubutan rata memanjang yang pemakannya dimulai dari

kiri ke arah kanan mendekati posisi kepala lepas.

(73)

Gambar 2. 6. Pahat Bubut Rata Kiri

3. Pahat Bubut Muka

Pahat bubut muka memiliki sudut baji 55

0

, pada umumnya digunakan

untuk pembubutan rata permukaan benda kerja (facing) yang pemakannya

dapat dimulai dari luas benda kerja ke arah mendekati titik senter dan juga

dapat dimulai dari titik senter kea rah luar benda kerja tergantung arah putaran

mesinnya.

(74)

4. Pahat Bubut Ulir

Pahat bubut ulir memiliki sudut puncak tergantung dari jenis ulir yang

akan dibuat, sudut puncak 55

0

adalah untuk membuat ulir jenis

whitwhort.

Sedangkan untuk pembuatan ulir jenis metric sudut puncak pahat ulirnya

dibuat 60

0

.

Gambar 2. 8. Pahat Bubut Ulir Metrik

Sudut potong dan sudut baji merupakan sudut yang dipersyaratkan

untuk memudahkan pemotongan benda kerja, sudut bebas adalah sudut yang

membebaskan pahat dari gesekan terhadap benda kerja, dan sudut tatal adalah

sudut untuk memberi jalan tatal yang terpotong.

C. MACAM – MACAM ALAT POTONG DAN PENGGUNAAN

1. Pahat Bubut Luar

Sebagaimana dijelaskan di atas bahwa salah satu alat yang sering

digunakan pada proses pembubutan adalah pahat bubut. Bentuk, jenis dan

bahan pahat ada bermacam – macam yang tentunya disesuaikan dengan

kebutuhan. Prosesnya adalah benda kerja yang akan dibubut bergerak berputar

(75)

sedangkan pahatnya bergerak memanjang, melintang atau menyudut

tergantung pada hasil pembubutan yang diinginkan.

Gambar 2. 9. Jenis – jenis Pahat Bubut dan Kegunaannya

Keterangan :

a. Pahat Kiri, b. Pahat Potong, c. Pahat Kanan, d. Pahat Rata, e. Pahat

Radius, f. Pahat Alur, g. Pahat Ulir, h. Pahat Muka, i. Pahat Kasar.

2. Pahat Bubut dalam

Selain pahat bubut luar, pada proses pembubutan juga sering

menggunakan pahat bubut dalam. Pahat jenis ini digunakan untuk membubut

bagian dalam atau memperbesar lubang yang sebelumnya telah dikerjakan

dengan mata bor. Bentuknya juga bermacam-macam dapat berupa pahat

potong, pahat alur ataupun pahat ulir, ada yang diikat pada tangkai pahat.

Bentuk ada yang khusus sehingga tidak diperlukan tangkai pahat. Contoh

pemakaian pahat bubut dalam ketika memperbesar lubang dan membubut rata

bagian dalam.

(76)

Gambar 2. 10. Pahat Bubut Dalam

Gambar 2. 11. Pembubutan Dalam

3. Pahat potong

Pahat potong adalah jenis pahat potong yang menggunakan tangkai

digunakan untuk memotong benda kerja.

(77)

4. Pahat Profil

Pahat bentuk digunakan untuk membentuk permukaan benda kerja,

bentuknya sangat banyak dan dapat diasah sesuai bentuk yang dikehendaki

operatornya. Adalah jenis-jenis pahat berbentuk radius.

Gambar 2. 13. Pahat Profil

5. Pahat Keras

Pahat keras yaitu pahat yang terbuat dari logam keras yang

mengandung bahan karbon tinggi yang dipadu dengan bahan-bahan lainnya,

seperti

Cemented Carbid

,

Tungsten, Wide

dan lain-lain. Pahat jenis ini tahan

terhadap suhu kerja sampai dengan kurang lebih 1000° C, sehingga tahan

aus/gesekan tetapi getas/rapuh dan dalam pengoperasiannya tidak harus

menggunakan pendingin, sehingga cocok untuk mengerjakan baja, besi tuang,

dan jenis baja lainnya dengan pemakanan yang tebal namun tidak boleh

mendapat tekanan yang besar. Di pasaran pahat jenis ini ada yang berbentuk

segi tiga, segi empat dan lain-lain yang pengikatan dalam tangkainya dengan

cara dipateri keras (

brassing

) atau dijepit menggunakan tangkai dan baut

khusus.

(78)

Gambar 2. 14. Pahat Keras

Tabel 2. 1. Jenis – jenis Pahat Carbide Berdasarkan Nomor ISO

ISO

Kegunaan

Sudut potong

Gambar

1

Pembubutan

memanjang

75

0

2

Pembubutan

memanjang

45

0

3

Pembubutan

memanjang dan

melintang (menjauh

dari center benda kerja)

(79)

4

Pembubutan

memanjang

dengan

d.o.c

yang

kecil

(finishing)

0

0

5

Pembubutan melintang

menuju center benda

kerja

0

0

6

Pembubutan

memanjang

90

0

7

Pembubutan melintang

menuju center benda

kerja

0

0

8

Pembesaran

lubang

pada

proses

pembubutan

(lubang

tembus).

75

0

9

Pembesaran lubang

pada proses

pembubutan untuk

lubang yang

berstep/tidak tembus.

92

0

6. Bor senter

Bor senter digunakan untuk membuat lubang senter diujung benda

kerja sebagai tempat kedudukan senter putar atau tetap yang kedalamannnya

(80)

disesuaikan dengan kebutuhan yaitu sekitar 1/3 ÷ 2/3 dari panjang bagian

yang tirus pada bor senter tersebut. Pembuatan lubang senter pada benda kerja

diperlukan apabila memilki ukuran yang relatif panjang atau untuk mengawali

pekerjaan pengeboran.

Gambar 2. 15. Bor Senter

7. Kartel

Kartel adalah suatu alat yang digunakan untuk membuat alur-alur kecil

pada permukaan benda kerja, agar tidak licin yang biasanya terdapat pada

batang-batang penarik atau pemutar yang dipegang dengan tangan. Hasil

pengkartelan ada yang belah ketupat, dan ada yang lurus tergantung gigi

kartelnya.

(81)

Gambar 2. 16. Bagian Kartel

D. MATERIAL PAHAT

Pahat yang baik harus memiliki sifat-sifat tertentu, sehingga nantinya

dapat menghasilkan produk yang berkualitas baik dan ekonomis. Kekerasan

dan kekuatan dari pahat harus tetap ada pada temperatur tinggi, sifat ini

dinamakan

Hot Hardness

. Ketangguhan (

Toughness

) dari pahat diperlukan,

sehingga pahat tidak akan pecah atau retak terutama pada saat melakukan

pemotongan dengan beban kejut. Ketahanan aus sangat dibutuhkan yaitu

ketahanan pahat melakukan pemotongan tanda terjadi keausan yang cepat.

Penentuan material pahat didasarkan pada jenis material benda kerja

dan kondisi pemotongan (pengasaran,adanya beban kejut, penghalusan).

Material pahat yang ada ialah baja karbon sampai dengan keramik dan intan.

Sifat dari beberapa material pahat ditunjukkan pada (Gambar 2.17).

(82)

Gambar 2. 17. Diagram Sifat Material Pahat

(a).Kekerasan Dari Beberapa Macam Material Pahat Sebagai Fungsi Dari

Temperatur. (b). Jangkauan Sifat Material Pahat.

Material pahat dari baja karbon (baja dengan kandungan karbon

1,05%) pada saat ini sudah jarang digunakan untuk proses pemesinan, karena

bahan ini tidak tahan panas (melunak pada suhu 300- 500 F). Baja karbon ini

sekarang hanya digunakan untuk kikir, bilah gergaji, dan pahat tangan.

Material pahat dari HSS (

High Speed Steel

) dapat dipilih jenis M atau

T. Jenis M berarti pahat HSS yang mengandung unsur

Molibdenum

, dan jenis

T berarti pahat HSS yang mengandung unsur

Tungsten

. Beberapa jenis HSS

dapat dilihat pada (Tabel 2.2).

Tabel 2. 2. Jenis Pahat HSS

Jenis HSS

Standart AISI

HSS Konvensional

(83)

Tungsten

HSS

T1, T2

HSS Spesial

Cobald added

HSS

M33, M36, T4, T5, T6

High Vanadium

HSS

M3-1, M3-2, M4, T15

High Hardness

Co HSS

M41, M42, M43, M44, M45, M46

Cast

HSS

Powdered

HSS

Coated

HSS

Pahat dari HSS biasanya dipilih jika pada proses pemesinan sering

terjadi beban kejut, atau proses pemesinan yang sering dilakukan interupsi

(terputus-putus). Hal tersebut misalnya membubut benda segi empat menjadi

silinder, membubut bahan benda kerja hasil proses penuangan, membubut

eksentris (proses pengasarannya).

Pahat dari karbida dibagi dalam dua kelompok tergantung

penggunaannya. Bila digunakan untuk benda kerja besi tuang yang tidak liat

dinamakan

cast iron cutting grade

. Pahat jenis ini diberi kode huruf K dan

kode warna merah. Apabila digunakan untuk menyayat baja yang liat

dinamakan

steel cutting grade

. Pahat jenis ini diberi kode huruf P dan kode

warna biru. Selain kedua jenis tersebut ada pahat karbida yang diberi kode

huruf M, dan kode warna kuning. Pahat karbida ini digunakan untuk

menyayat berbagai jenis baja, besi tuang dan non ferro yang mempunyai sifat

pemesinan yang baik.

(84)

71

A. PENGERTIAN PROSES BUBUT

Proses bubut adalah proses pemesinan untuk menghasilkan

bagian-bagian mesin berbentuk silindris yang dikerjakan dengan menggunakan Mesin

Bubut.

Bentuk dasarnya dapat didefinisikan sebagai proses pemesinan permukaan

luar benda silindris atau bubut rata :

1. Dengan benda kerja yang berputar

2. Dengan satu pahat bermata potong tunggal (

with a single-point

cutting tool

)

3. Dengan gerakan pahat sejajar terhadap sumbu benda kerja pada

jarak tertentu sehingga akan membuang permukaan luar benda

kerja

(85)

Proses bubut yang identik dengan proses bubut rata ,tetapi arah

gerakan pemakanan tegak lurus terhadap sumbu benda kerja. Proses bubut

tirus/

taper turning

(Gambar 2.1 no. 3) sebenarnya identik dengan proses

bubut rata di atas, hanya jalannya pahat membentuk sudut tertentu terhadap

sumbu benda kerja. Demikian juga proses bubut kontur, dilakukan dengan

cara memvariasi kedalaman potong sehingga menghasilkan bentuk yang

diinginkan.

Walaupun proses bubut secara khusus menggunakan pahat bermata

potong tunggal, tetapi proses bubut bermata potong jamak tetap termasuk

proses bubut juga, karena pada dasarnya setiap pahat bekerja sendiri-sendiri.

Selain itu proses pengaturannya (s

eting

) pahatnya tetap dilakukan satu

persatu.

B. PARAMETER YANG DIATUR PADA PROSES BUBUT

Tiga parameter utama pada setiap proses bubut adalah kecepatan putar

spindel (

speed

), gerak makan (

feed

) dan kedalaman potong (

depth of cut

).

Faktor yang lain seperti bahan benda kerja dan jenis pahat sebenarnya juga

memiliki pengaruh yang cukup besar, tetapi tiga parameter di atas adalah

bagian yang bisa diatur oleh operator langsung pada mesin bubut.

1. Kecepatan putar n (speed)

Selalu dihubungkan dengan spindel (sumbu utama) dan benda kerja.

Karena kecepatan putar diekspresikan sebagai putaran per menit

(

revolutions per minute

, rpm), hal ini menggambarkan kecepatan

putarannya. Akan tetapi yang diutamakan dalam proses bubut adalah

kecepatan potong (

Cutting speed

atau V) atau kecepatan benda kerja

dilalui oleh pahat/ keliling benda kerja (lihat Gambar 3.2). Secara

(86)

sederhana kecepatan potong dapat digambarkan sebagai keliling benda

kerja dikalikan dengan kecepatan putar atau :

Gambar 3. 2. Panjang Permukaan Benda Kerja Yang Dilalui Pahat Setiap

Putaran

V= µ.d.n / 1000

Dimana :

V = Kecepatan Potong ; m/menit

d = Diameter Benda Kerja ; mm

n = Putaran Benda Kerja ; Putaran/menit

Dengan demikian kecepatan potong ditentukan oleh diamater benda

kerja. Selain kecepatan potong ditentukan oleh diameter benda kerja

faktor bahan benda kerja dan bahan pahat sangat menentukan harga

kecepatan potong. Pada dasarnya pada waktu proses bubut kecepatan

potong ditentukan berdasarkan bahan benda kerja dan pahat. Harga

kecepatan potong sudah tertentu, misalnya untuk benda kerja

Mild Steel

dengan pahat dari HSS, kecepatan potongnya antara 20 sampai 30

m/menit.

2. Gerak makan, f (feed)

Gerak makan adalah jarak yang ditempuh oleh pahat setiap benda

kerja berputar satu kali (lihat Gambar 3.3), sehingga satuan f adalah

(87)

mm/putaran. Gerak makan ditentukan berdasarkan kekuatan mesin,

material benda kerja, material pahat, bentuk pahat, dan terutama kehalusan

permukaan yang diinginkan. Gerak makan biasanya ditentukan dalam

hubungannya dengan kedalaman potong a. Gerak makan tersebut berharga

sekitar 1/3 sampai 1/20 a, atau sesuai dengan kehaluasan permukaan yang

dikehendaki.

Gambar 3. 3. Gerakan Makan (f), dan Kedalaman

3. Kedalaman potong a (depth of cut)

Kedalaman Potong adalah tebal bagian benda kerja yang dibuang

dari benda kerja, atau jarak antara permukaan yang dipotong terhadap

permukaan yang belum terpotong (lihat Gambar 3.3). Ketika pahat

memotong sedalam ‘a’ , maka diameter benda kerja akan berkurung 2a,

karena bagian permukaan benda kerja yang dipotong ada di dua sisi,

akibat dari benda kerja yang berputar.

Beberapa proses pemesinan selain proses bubut pada (Gambar 3.1)

dapat dilakukan juga di mesin bubut proses pemesinan yang lain, yaitu

bubut dalam (

internal turning

), proses pembuatan lubang dengan mata

bor (

drilling

), proses memperbesar lubang (

boring

), pembuatan ulir

(

thread cutting

), dan pembuatan alur (grooving/

parting-off

). Proses

(88)

tersebut dilakukan di mesin bubut dengan bantuan peralatan bantu agar

proses pemesinan bisa dilakukan (lihat Gambar 3.4).

Gambar 3. 4. Proses Pemesinan Yang Dapat Dilakukan Pada Mesin Bubut :

(a) pembubutan champer (chamfering), (b) pembubutan alur (parting-off), (c)

pembubutan ulir (threading), (d) pembubutan lubang (boring), (e) pembuatan lubang

(drilling), (f) pembuatan kartel (knurling)

C. PENENTUAN LANGKAH KERJA PROSES BUBUT

Langkah kerja dalam proses bubut meliputi persiapan bahan benda kerja, setting mesin, pemasangan pahat, penentuan jenis pemotongan (bubut lurus, permukaan, profil, alur, ulir), penentuan kondisi pemotongan, perhitungan waktu pemotongan, dan pemeriksaan hasil berdasarkan gambar kerja. Hal tersebut dikerjakan untuk setiap tahap (jenis pahat tertentu).

(89)

Gambar 3. 5. Beberapa Contoh Proses Bubut Dengan Cara

Pencekaman/Pemegangan Benda Kerja Yang Berbeda-beda

Bahan benda kerja yang dipilih biasanya sudah ditentukan pada

gambar kerja baik material maupun dimensi awal benda kerja. Seting/

penyiapan mesin dilakukan dengan cara memeriksa semua eretan mesin,

putaran spindel, posisi kepala lepas, alat pencekam benda kerja, pemegangan

pahat, dan posisi kepala lepas. Usahakan posisi sumbu kerja kepala tetap

(spindel) dengan kepala lepas pada satu garis untuk pembubutan lurus,

sehingga hasil pembubutan tidak tirus.

Pemasangan pahat dilakukan dengan cara menjepit pahat pada rumah

pahat (

tool post

). Usahakan bagian pahat yang menonjol tidak terlalu panjang,

supaya tidak terjadi getaran pada pahat ketika proses pemotongan dilakukan.

(90)

Posisi ujung pahat harus pada sumbu kerja mesin bubut, atau pada sumbu

benda kerja yang dikerjakan. Posisi ujung pahat yang terlalu rendah tidak

direkomendasi, karena menyebabkan benda kerja terangkat, dan proses

pemotongan tidak efektif (lihat Gambar 3.6)

Gambar 3. 6. Cara Pemasangan Pahat Bubut :

1) Posisi ujung pahat pada sumbu benda kerja, 2) panjang pahat

diusahakan sependek mungkin

Gambar

Gambar 1. 6. Kepala Tetap
Gambar 1. 11. Tuas Pengatur Kecepatan
Gambar 1. 24. Mesin Bubut Center Lathe b. Mesin Bubut Sabuk
Gambar 1. 26. Mesin Bubut Vertical Turning And Boring Milling d. Mesin bubut facing lathe.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Salah satunya adalah mesin bubut kayu manual yang d igerakkan oleh motor dan pahat yang dipegang oleh operator dengan diameter maksimal benda kerja 100 mm dan panjang 1000 mm..

PENGARUH SUDUT POTONG PAHAT TERHADAP GAYA PEMOTONGAN PADA PROSES BUBUT BEBERAPA.. MATERIAL DENGAN

bubut CNC, atau menggerakkan meja, pada mesin freis CNC. Dengan menekan tombol pelayanan manual eretan mesin bubut atau meja. mesin freis akan bergerak ke arah yang

Dengan menyiapkan geometri/ sudut potong pahat bubut yang tepat operator mesin bubut tidak perlu lagi mengatur posisi pahat bubut melaui eretan atas sehingga operator dapat

Proses optimalisasi mesin bubut meliputi beberapa tahapan, yaitu : pertama mengecek semua komponen dari mesin bubut apakah normal dan tidak ada kerusakan,

Dari penelitian yang dilakukan diketahui bahwa Variasi kecepatan putaran mesin bubut menunjukan bahwa pahat HSS Tipe Bohler Mo 1/2X4, pada hasil proses pembubutan

Kesalahan yang terdeteksi dari gerakan komponen rotasi pada mesin perkakas (mesin bubut) seperti proses spindle dan poros ulir (lead screw) dapat disebabkan oleh simpang

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa mesin bubut adalah salah satu mesin perkakas yang prinsip kerjanya benda kerja berputar pada spindle sementara