• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MOTOR YAMAHA JUPITER di DESA KEBOAN ANOM GEDANGAN SIDOARJO (Studi Pada CV. Yamaha Yes Gedangan Sidoarjo).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MOTOR YAMAHA JUPITER di DESA KEBOAN ANOM GEDANGAN SIDOARJO (Studi Pada CV. Yamaha Yes Gedangan Sidoarjo)."

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MOTOR YAMAHA JUPITER di DESA

KEBOAN ANOM GEDANGAN SIDOARJO (Studi Pada CV. Yamaha Yes Gedangan Sidoarjo)

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

DWIARISTA PRIMAYANTO 0912010209/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIOANAL “VETERAN” JAWA TIMUR

(2)

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MOTOR YAMAHA JUPITER di DESA

KEBOAN ANOM GEDANGAN SIDOARJO (Studi Pada CV. Yamaha Yes Gedangan Sidoarjo)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Diajukan Oleh :

DWIARISTA PRIMAYANTO 0912010209/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIOANAL “VETERAN” JAWA TIMUR

2014

(3)

SKRIPSI

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MOTOR YAMAHA JUPITER di DESA KEBOAN

ANOM GEDANGAN SIDOARJO

(Studi Pada CV. Yamaha Yes Gedangan Sidoarjo) Disusun Oleh :

DWIARISTA PRIMAYANTO 0912010209/FE/EM

Telah Diper tahankan Dihadapan Dan Diterima Oleh Tim Penguji Skr ipsi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veter an” JawaTimur PadaTanggal 16 Januari 2014

Dra. Ec. Luky Susilowati, MP NIP. 195602171988032001

Anggota

Drs. Ec. Pandji Soegiono, SE, MM NIP. 196410231990031002

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

i

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Iklan Dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen Motor Yamaha Jupiter di Desa Keboan Anom Gedangan Sidoarjo (Studi pada CV. Yamaha Yes Gedangan Sidoarjo)”.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, MS Selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(5)

4. Ibu Dra. Ec. Luky Susilowati, MP selaku Dosen Pembimbing Utama yang telah memberikan bimbingan skripsi sehingga peneliti bisa merampungkan tugas skripsinya.

5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur.

6. Kepada keluarga tercinta, Bapak F.X Suparyanto dan Ibu Margaretha Yuliana, serta Kakak Dan Adikku, Leonardus Ristiardi Noviyanto dan Andreas Risma Prasetyo terima kasih atas semua do’a, kesabaran dan dukungannya dalam skripsi ini.

7. Teman – teman Manajemen angkatan tahun 2009 (NO NAME FC) : Aang Zahruddin, Adi Hardiyanto, Aldias Yoga Pratama, Bagus Kurniawan, Bonaventura Septian, Cahyo Hardiyanzah, Dhimas Akbar, Eko Yulianto, Farid Fakrulloh, Ferdy Widi A, Hilarius Raga Darmada, M. Arif Buchari, Ricky Adityatama, Rio Okto Dianto, Satriya Hadi S, Wahyudo Tri W, Wahyu Ramadhani.

8. Teman – teman senior : Abdul Azis, Arie Ardityo, Burhan Mawaridi A, Doddy Adrian, Fuat Wijaya, Septian Rio, Suhud Sasongko, Suliantono, Surya Aji, Yustian Arianto.

9. Teman- teman junior : Deo Arda, Dwi Prasetyo H, Ernes Ira, Ike Yulfi, Irul Hidayatulloh, Novaryan Pratama, Rizal Alfahmi.

(6)

iii

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Salam hormat,

Surabaya, Desember 2013

Peneliti

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah ...7

1.3. Tujuan Penelitian ...7

1.4. Manfaat Penelitian ...8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Hasil Penelitian Terdahulu ...9

2.2. Landasan Teori ...9

2.2.1. Iklan ...9

2.2.2. Tujuan Iklan ...10

2.2.3. Jenis-Jenis Iklan ...10

2.2.4. Efektifitas Iklan ...11

2.2.5. Dampak Iklan ...11

2.2.6. Citra Merek ...12

2.2.7. Manfaat Merek ...12

2.2.8. Loyalitas Konsumen ...13

(8)

v

2.3.1. Hubungan Antara Citra Merek Loyalitas Konsumen ...16

2.4. Kerangka Konseptual ...19

2.5. Hipotesis ...19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ...20

3.1.1. Definisi Operasional ...20

3.2. Pengukuran Variabel ...22

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian ...23

3.3.1. Populasi ...23

3.3.2. Sampel ...23

3.4. Teknik Pengumpulan Data ...24

3.4.1. Jenis Data ...24

3.5. Metode Pengumpulan Data ...25

3.6. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis ...27

3.6.1. Teknik Analisis Data ...27

3.6.2. Pengujian Hipotesis ...39

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian ...40

4.1.1. Sejarah Singkat ...40

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian ...44

4.2.1. Gambaran Umum ...44

4.2.2. Analisis Statistik Deskriptif ...45

4.2.3. Deskirpsi Karakteristik Responden ...45

4.2.4. Deskripsi Hasil Penelitian ...47

4.2.5. Analisis Data Uji Outlier ...52

4.2.6. Analisis Data UjiValiditas...53

4.2.7. Analisis Data UjiReliabilitas ...58

(9)

4.2.8. Model Struktural ...59 4.2.9. Analisis Data UjiKausalitas ...61 4.3. Analisis Data UjiHipotesis ...62 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan ...66 5.2. Saran ...66 DAFTAR PUSTAKA

(10)

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1. Merek-Merek Puncak (Top Brand Index) Kategori Sepeda Motor

Bebek Tahun 2011-2012 ...5

Tabel 1.2. Volume Penjualan YamahaJupiter di YamahaYes Gedangan ...6

Tabel 4.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin ...45

Tabel 4.2. Karakteristik Berdasarkan Usia ...46

Tabel 4.3. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan ...47

Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Pada Variabel Iklan (X1) ...48

Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Pada Variabel Citra Merek (X2) ...49

Tabel 4.6. Distribusi Frekuensi Pada Variabel Loyalitas Konsumen (Y) ...51

Tabel 4.7. Outlier Residuals Statisticsa ...53

Tabel 4.8. Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values) ...54

Tabel 4.9. Outer Loadings ...56

Tabel 4.10. AverageVarianceExtracted (AVE) ...58

Tabel 4.11. Composite Reliability ...59

Tabel 4.12. R-Square ...60

Tabel 4.13. Analisis Data Kausalitas ...62

(11)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Kerangka Konseptual ...19

Gambar 3.1. Model Penelitian ...26

Gambar 3.2. Langkah-Langkah Analisis PLS ...35

(12)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

Lampiran 2 : Tabulasi Jawaban Responden Lampiran 3 : Hasil dan Olah Data

(13)

PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MOTOR YAMAHA JUPITER di DESA

KEBOAN ANOM GEDANGAN SIDOARJO (Studi Pada CV. Yamaha Yes Gedangan Sidoarjo)

Dwiarista Primayanto 0912010209

Abstraksi

Transportasi sekarang ini merupakan sarana yang sangat dibutuhkan. Hal ini disebabkan karena majunya jaman dan meningkatnya taraf hidup dan kebutuhan masyarakat Banyaknya pemain dalam pasar dengan segala macam keunggulan produk yang ditawarkan membuat perusahaan semakin sulit merebut pasar pesaing. Persaingan yang ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar, perusahaan harus bekerja keras dalam mempertahankan loyalitas konsumennya.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Iklan dan Citra Merek Terhadap Loyalitas Konsumen motor Yamaha Jupiter di Desa Keboan Anom Gedangan Sidoarjo (Studi Pada CV. Yamaha Yes Gedangan Sidoarjo). Metode penelitian ini yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah masyarakat di desa Keboan Anom yang menggunakan sepeda motor Yamaha Jupiter. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah nonprobability sampling dengan teknik pengambilan sampel yang dilakukan yaitu purposive sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Jumlah responden yang dijadikan sampel sebanyak 90.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa semakin menarik dan bagus Iklan dan Citra Merek belum tentu akan mempengaruhi Loyalitas Konsumen Yamaha Jupiter.

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Transportasi sekarang ini merupakan sarana yang sangat dibutuhkan. Hal ini disebabkan karena majunya jaman dan meningkatnya taraf hidup dan kebutuhan masyarakat. Selain itu, adanya fenomena yang terjadi sekarang tidak dapat dipungkiri lagi akan menimbulkan persaingan yang ketat, yang memaksa manusia untuk berjuang agar tetap bertahan hidup. Kebutuhan sekunder berkembang atau berubah menjadi kebutuhan primer. Dulu yang dikenal hanya sandang (pakaian), pangan (makan) dan papan (tempat tinggal) sedangkan sekarang kebutuhan penunjang yang menjadi kebutuhan sehari – hari masyarakat antara lain sarana dan prasarana pendidikan, sarana dan prasarana kesehatan, alat komunikasi, dan alat transportasi. Untuk mendukung mobilitas masyarakat yang tinggi dewasa ini diperlukan suatu sarana transportasi yang memadai. Banyak perusahaan memperkenalkan produk barunya melalui iklan yang dibuat semenarik mungkin, dengan tujuan untuk menarik para konsumen dan mengajak konsumen untuk membeli produk tersebut. Iklan dapat dibagi menjadi dua yaitu iklan dalam media elektronik maupun media cetak. Seperti yang kita ketahui iklan dalam media elektronik yaitu iklan yang melalui media radio dan media televisi sedangkan,

(15)

2

dalam iklan media cetak yaitu iklan yang melalui koran, majalah, spanduk, dan lain-lain.

Iklan televisi mempunyai peran penting dalam mempromosikan sebuah produk agar tema yang ingin disampaikan, maka dibuatlah iklan yang sangat menarik, dengan kata-kata yang mudah diingat, juga dengan menggunakan endorser (artis pendukung) iklan tersebut ditayangkan di televisi agar membuat konsumen terpengaruh untuk menggunakan produk tersebut. Sukses tidaknya sebuah iklan yang ditayangkan dalam televisi sangat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen untuk membeli produk yang ditawarkan.

Dalam hal ini promosi merupakan salah satu faktor utama penunjang keberhasilan sebuah perusahaan untuk memasarkan produknya selain dilihat dari bagaimana perilaku konsumen terhadap produk tersebut. Promosi sendiri adalah “suatu komunikasi informasi penjual dan pembeli yang bertujuan untuk mengubah sikap dan tingkah laku pembeli yang tadinya tidak mengenal menjadi mengenal sehingga menjadi pembeli dan tetap mengingat produk tersebut” (Saladin, 2003). Sebagai alat promosi, suatu perusahaan menggunakan promosi penjualan atau yang lebih dikenal dengan promosi penjualan. Metode ini digunakan untuk membujuk calon pembeli agar membeli produk yang dihasilkan dan ditawarkan perusahaan.

(16)

3

Suatu perusahaan untuk memenangkan persaingan dituntut melakukan strategi pemasaran bagi produk-produk yang dihasilkan. Dalam kondisi semakin meningkatnya persaingan produk-produk sejenis dan perilaku konsumen yang cenderung ingin mencoba merek-merek baru yang dikeluarkan oleh perusahaan pesaing untuk mendapatkan kepuasan, manfaat yang lebih, dan memenuhi rasa ingin tahu terhadap merek baru tersebut. Konsumen dalam memilih suatu merek produk akan melalui tahap percobaan terlebih dahulu, pada tahap ini seringkali konsumen akan mencoba berbagai merek yang berbeda. Jika dirasakan merek tersebut cocok dan memenuhi apa yang diharapkan dari produk sejenis, maka konsumen akan terus mencari merek tersebut. Brand atau merek adalah nama, istilah, tanda, simbol desain, ataupun kombinasinya yang mengidentifikasi suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. (Darmadi Durianto dalam Ogi Sulistian, 2011:16).

Banyaknya pemain dalam pasar dengan segala macam keunggulan produk yang ditawarkan membuat perusahaan semakin sulit merebut pasar pesaing. Persaingan yang ketat secara tidak langsung akan mempengaruhi suatu perusahaan dalam mempertahankan pangsa pasar, perusahaan harus bekerja keras dalam mempertahankan loyalitas konsumennya. Karena hal itulah, upaya menjaga loyalitas konsumen merupakan hal penting yangharus selalu dilakukan oleh perusahaan. Mempertahankan semua pelanggan yang ada pada umumnya akan lebih menguntungkan dibandingkan dengan pergantian pelanggan karena biaya untuk menarik pelanggan baru bisa lima

(17)

4

kali lipat dari biaya mempertahankan seorang pelanggan yang sudah ada. (Kotler, 2007:207)

Motor Yamaha adalah salah satu produk yang mampu memberikan kenyamanan bagi pengendaranya, selain irit bensin motor yamaha juga memberikan desain yang cocok untuk semua orang. Produk Yamaha seperti Yamaha Jupiter menggunakan beberapa artis yang terkenal seperti Komeng, Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo yang menawarkan bahwa Yamaha Jupiter adalah motor tercepat seperti motor balap. Iklan tersebut dibuat dengan sangat sederhana danbahasa yang mudah diingat dengan menampilkan seorang pembalap handal yaitu Valentino Rossi dan Jorge Lorenzo sebagai endorser dalam iklan tersebut, yang ingin menyampaikan bahwa kecepatan motor ini sama dengan motor balap.

(18)

5

Banyak sekali merek-merek yang tadinya populer kemudian lambat laun turun bahkan hilang dari peredaran manghiasi hasil Top Brand Index. Dinamika merek-merek dipasar menunjukkan bahwa kompetisi antar merek di pasar semakin tinggi.

Dilihat dari Tabel 1.1 dapat diketahui data mengenai indeks merek sepeda motor bebek di Indonesia yaitu :

Tabel 1.1.

Merek-Merek Puncak (Top Brand Index) Kategori Sepeda Motor Bebek

No Merek 2011 2012

1. Honda Supra 32,9 % 19,6 %

2. Yamaha Jupiter 25,6 % 14,2 %

3. Honda Absolute Revo 14,4 % 13,6 %

4. YamahaVega 12,6 % 13,6 %

Sumber : Marketing.co.id 2011-2012

Informasi di atas menunjukkan persaingan yang sangat ketat antara produk sepeda motor. Top Brand Index menunjukkan bahwa kekuatan merek Yamaha Jupiter dibawah merek Honda Supra dan menunjukkan bahwa Yamaha Jupiter pada tahun 2012 indeksnya mengalami penurunan dari 25,6 % menjadi 14,2 %. Hal ini menunjukkan bahwa Yamaha Jupiter belum bisa menggeser Honda Supra yang menjadi pelopor produk sepeda motor bebek.

(19)

6

Untuk melengkapi informasi di atas maka dibutuhkan data penjualan Yamaha Yes Gedangan, berikut ini adalah data penjualan Yamaha Jupiter pada Yamaha Yes Gedangan Sidoarjo 2012.

Tabel 1.2.

Volume penjualan Yamaha Jupiter di Yamaha Yes Gedangan

TAHUN BULAN UNIT

Sumber : Yamaha Yes Gedangan

(20)

7

Fenomena persaingan yang dirasakan oleh produk sepeda motor bebek Yamaha Jupiter yang saat ini bersaing dengan Honda Supra. Para pesaing tersebut memiliki strategi yang gencar dalam memasarkan produknya sehingga hal ini dapat dikatakan sebagai ancaman yang cukup serius. Produsen Yamaha Jupiter yaitu PT. Yamaha Motor Indonesia harus merencanakan strategi untuk dapat lebih unggul dari para pesaing dalam konteks membangun Loyalitas konsumen untuk memenangkan persaingan. Berdasarkan latar belakang di atas, maka menarik untuk dilakukan penelitian tentang “PENGARUH IKLAN DAN CITRA MEREK TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN MOTOR YAMAHA JUPITER di DESA KEBOAN ANOM GEDANGAN SIDOARJO (Studi pada CV. Yamaha Yes Gedangan Sidoarjo)”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan Penjelasan di atas, memunculkan pertnyaan-pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Apakah iklan berpengaruh terhadap terhadap loyalitas konsumen ? 2. Apakah citra merek berpengaruh terhadap loyalitas konsumen ? 1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Untuk mengetahui iklan terhadap loyalitas konsumen. 2. Untuk mengetahui citra merek terhadap loyalitas konsumen.

(21)

8

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain :

1. Bagi Akademis

(22)

9 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Terdahulu

Dari hasil penelitian yang dilakukan menurut Nila Kusuma Dewi Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh iklan, Citra Merek dan Kepuasan Konsumen terhadap Loyalitas Konsumen dalam menggunakan Vaseline Hand and Body Lotion di kota Padang (studi kasus di PT. Unilever Cabang Padang).

Jenis penelitian ini termasuk pada penelitian deskriptif kuantitatif. Dimana yang menjadi populasi adalah seluruh konsumen yang menggunakan Vaseline Hand and Body Lotion yang berdomisili disekitar kota Padang yang di data berdasarkan hasil penjualan produk. Dengan menggunakan rumus Slovin diperoleh jumlah sampel sebanyak 98 orang. Yang dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel iklan, Citra Merek, dan Kepuasan Konsumen berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Konsumen.

2.2. Landasan Teori

2.2.1. Iklan

Kotler dan Armstrong (1997) mendefinisikan periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang dan jasa dari suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. Sedangkan

(23)

10

pengertian Iklan menurut Rhenald Kasali (2000) ialah pesan dari produk, jasa atau ide yang disampaikan kepada masyarakat melalui suatu media yang di arahkan untuk menarik konsumen. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa adalah pesan yang disampaikan kepada masyarakat melalui bantuan media, menyinggung media promosi, promosi dapat dilakukan melalui bantuan media-media publik, seperti radio, televisi, dan media cetak.

2.2.2. Tujuan Iklan

Iklan pada dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan, mengingatkan, mengajak dan menjaga hubungan dengan konsumen akan tertarik pada produk yang ditawarkan. Menurut Kotler (2002:658). Tujuan periklanan adalah salah satu tugas komunikasi spesifik dan level keberhasilan yang harus dicapai atas audiens spesifik pada periode waktu yang spesifik.

2.2.3. Jenis - Jenis Iklan

(24)

11

b. Persuasive Advertising, menjadi sangat vital disaat persaingan di pasar meningkat, perusahaan bertujuan membentuk permintaan sehingga konsumen memilih produk yang dihasilkan perusahaan dibandingkan produk lain.

c. Comparison Advertising, adalah variasi dari iklan persuasif yang bentuknya membandingkan langsung suatu merek dengan merek lain. d. Reminder Advertising, adalah tipe iklan yang sangat vital bagi produk yang berada pada tahap dewasa, iklan membuat konsumen selalu mengingat keberadaan produk

2.2.4. Efektifitas Iklan

Untuk mengukur efektifitas iklan ada tiga kriteria yang dapat digunakan menurut Durianto (2003:15), yaitu penjualan, pengingatan dan persuasi. Efektifitas periklanan yang berkaitan dengan penjualan dapat diketahui melalui riset tentang dampak penjualan. Ada tiga pertimbangan untuk meningkatkan efektivitas periklanan :

a. Melakukan positioning. b. Gagasan atau ide-ide.

c. Pendekatan kepada khalayak mesti tepat. 2.2.5. Dampak Iklan

a. Menarik calon konsumen menjadi konsumen loyal dalam jangka waktu tertentu.

b. Mengembangkan sikap positif calon konsumen yang diharapkan dapat menjadi pembeli yang potensial masa datang.

(25)

12

2.2.6. Citra Merek

Menurut Kotler (2001:225) citra merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang konsumen terhadap produk tertentu. Menurut Shimp (2003:12) citra dari suatu merek merupakan dimensi kedua dari pengetahuan tentang merek yang berdasarkan konsumen.

2.2.7. Manfaat Merek

Beberapa manfaat memiliki merek yang kuat menurut Susanto dan Wijanarko (2004:2) sebagai berikut :

1. Merek yang kuat akan membangun loyalitas dan loyalitas akan

mendorong binis terulang kembali. Studi dari Bob Psokoff menunjukkan bahwa peningkatan loyalitas konsumen sebesar 5% dapat menaikkan keuntungan lifetime dari konsumen hingga 100%. Selain itu peningkatan loyalitas konsumen sebesar 2 % setara dengan penurunan biaya sebesar 10 %.

2. Merek yang kuat memungkinkan tercapainya harga premium dan akhirnya memberikan harga yang lebih tinggi.

3. Merek yang kuat merupakan suatu pembeda yang jelas, bernilai dan berkesinambungan menjadi ujung tombak bagi daya saing perusahaan serta sangat membantu dalam strategi pemasaran.

(26)

13

tentang posisi merek tersebut dan apa yang dibutuhkan untuk menopang reputasi atau janji yang diberikan merek itu.

6. Merek yang kuat juga akan memberikan kejelasan atau strategi karena setiap anggota organisasi mengetahui posisinya dan bagaimana cara menghidupkannya dimata pelanggan.

7. Dengan basis merek yang kuat, pelanggan yang loyal mungkin akan mengabaikan jika suatu saat perusahaan membuat kesalahan.

2.2.8. Loyalitas Konsumen

Menurut Oliver dalam Kotler dan Keller (2007:175) mendefinisikan kesetiaan sebagai “ komitmen yang dipegang kuat untuk membeli lagi atau berlangganan lagi produk atau jasa tertentu dimasa depan meskipun ada pengaruh situasi dan usaha pemasaran yang berpotensi menyebabkan peralihan perilaku”. Menurut Supranto dalam Sinta (2009:13) loyalitas dapat didefinisikan sebagai sikap konsumen terhadap suatu produk / merek yang diwujudkan dengan membeli terus menerus produk yang sama sepanjang waktu yang merupakan hasil dari pembelajaran dimana produk dapat memuaskan kebutuhannya.

2.2.9. Tingkatan Loyalitas

Dalam memperediksi loyalitas konsumen ada beberapa pendekatan yang dilakukan. Aaker dalam Supranto dalam Sinta (2009:15) membagi tingkatan loyalitas menjadi empat bagian / kelompok, yakni :

(27)

14

1. Loyalist, yaitu mereka yang hanya mengkonsumsi produk dan merek perusahaan dalam beberapa waktu terakhir dan juga masa mendatang. 2. Potensial loyalist, yaitu mereka yang dalam beberapa waktu terakhir mengkonsumsi berbagai merek, tetapi berniat untuk mengkonsumsi merek / produk kita.

3. Switcher, yaitu mereka yang mengkonsumsi produk kita tetapi berniat untuk pindah ke merek lain.

4. Variety seeker, yaitu kelompok konsumen yang selalu berganti-ganti merek.

2.3. Hubunngan antara Iklan dengan Loyalitas Konsumen

Menurut Nila Kusuma Dewi ditemukan bahwa iklan berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen dalam menggunakan produk. Yang artinya perusahaan harus mampu serta berupaya untuk meningkatkan bagaimana daya tarik pesan, media yang digunakan, bintang iklan, musik dalam iklan, slogan yang digunakan, Gambar dan warna dalam iklan, kata-kata yang mudah diingat, menarik dapat membuat konsumen menjadi puas dibanding dengan produk lainnya.

(28)

15

Menurut Kotler (2002:658) iklan pada dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan, mengingatkan, mengajak dan menjaga hubungan dengan konsumen akan tertarik pada produk yang ditawarkan, serta salah satu tugas komunikasi spesifik dan level keberhasilan yang harus dicapai atas audiens spesifik pada periode waktu yang spesifik. Pesan yang disampaikan dalamiklan harus mampu menarik perhatian, mempertahankan ketertarikan, membangkitkan keinginan, dan menggerakkan tindakan, sehingga citra merek dapat terbentuk dibenak konsumen disaat konsumen mengenal, memakai produk. Konsumen yang puas akan membeli kembali produk, memuji produk yang dibelinya dihadapan orang lain dan sedikit menaruh perhatian pada merek pesaing. Maka hal ini akan sangat menguntungkan sekali bagi perusahaan karena konsumen tersebut akan cenderung loyal karena kepuasan yang telah mereka peroleh dari produk yang dikonsumsinya. Untuk itu perusahaan selalu berupaya untuk menampilkan produk, merenew produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan konsumen.

Kesimpulan dari hubungan kausalitas diatas adalah variabel Iklan memiliki pengaruh yang Positif terhadap Loyalitas Konsumen. Artinya, semakin menarik iklan yang ditampilkan maka akan semakin mempengaruhi Loyalitas Konsumen.

(29)

16

2.3.1. Hubungan Antara Citra Merek Dengan Loyalitas Konsumen

Menurut Nila Dusuma Dewi ditemukan bahwa citra merek berpengaruh positif terhadap loyalitas konsumen. Perusahaan harus mampu meningkatkan citra merek. yang artinya perusahaan harus mampu serta berupaya untuk meningkatkan bagaimana manfaat produk, kemudahan memperoleh produk, merek yang mudah dikenali, variasi aroma, produk kesehatan, varians sesuai kebutuhan kulit membuat konsumen menjadi puas dibanding dengan produk lainnya.

Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau kombinasi semuanya yang dimaksudkan untuk mengidentifikasi barang atau jasa seorang atau sekelompok penjual dan untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing. Konsumen yang mempunyai sikap positif terhadap suatu merek, mempunyai komitmen terhadap merek tersebut dan bermaksud meneruskan pembelian di masa mendatang sehingga mereka akan loyal terhadap merek tersebut.

(30)

17

Teori penghubung antara citra merek dengan loyalitas konsumen dikutip dari Freddy Rangkuti (2002) yang mengatakan:

“Apabila konsumen beranggapan bahwa merek tertentu secara fisik berbeda dari merek pesaing, citra merek tersebut akan melekat secara terus menerus sehingga dapat membentuk kesetiaan terhadap merek tertentu yang disebut dengan loyalitas merek”.

(Schiffman & Kanuk, 2000) : Konsumen cenderung memilih berdasarkan citra merek, terutama ketika konsumen itu tidak memiliki pengalaman dengan produk dalam kategori tertentu yang tidak pernah mereka beli, mereka akan cenderung untuk “percaya” pada produk dengan nama merek yang terkenal atau favorit. Konsumen sering berpikir bahwa merek yang terkenal merupakan produk yang lebih baik dan lebih bernilai untuk dibeli karena tersirat jaminan akan kualitas, dapat diandalkan, dan pelayanan yang lebih baik. Usaha promosi sebuah merek mendukung pemahaman mengenai kualitas produk mereka dengan membangun dan mempertahankan citra merek yang positif dalam benak konsumen.

(Tybout & Calkins, 2005, h.2) : Konsumen sangat jarang hanya melihat dari produk atau jasa itu sendiri, tetapi melihatnya bersama-sama nama merek. Hasilnya, dalam memahami suatu produk atau jasa, persepsi konsumen dibentuk oleh merek. Persepsi konsumen berperan penting dalam pengambilan keputusan pembelian – terutama karena apa yang dipahami oleh konsumen lebih penting daripada realitas sebenarnya. Hal inilah yang membuat merek-merek yang dipandang konsumen sebagai

(31)

18

terbaik dalam kategorinya adalah merek-merek yang mendulang keuntungan paling banyak, paling dicari konsumen dan memiliki pelanggan dengan loyalitas tinggi.

(32)

19

2.4. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1. : Kerangka Konseptual

2.5. Hipotesis

1. Semakin Menarik iklan (X1) maka akan semakin tinggi Loyalitas Konsumen (Y) suatu produk.

2. Semakin Baik Citra Merek (X2) maka akan semakin Tinggi Loyalitas Konsumen (Y) suatu produk.

Iklan (X1)

Citra Merek (X2)

Loyalias Konsumen (Y)

(33)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2000). Dalam penelitian ini, ada tiga variabel yang digunakan antara lain variabel independen dan variable dependen. Penjelasan variabel tersebut yaitu: 1. Variabel dependen adalah variabel yang menjadi pusat perhatian peneliti (Ferdinand, 2006). Variabel dependen yaitu variabel yang nilainyatergantung dari variabel lain, dimana nilainya akan berubah jika variabel yang mempengaruhinya berubah. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Loyalitas Konsumen (Y).

Loyalitas konsumen (Y)

(34)

21

Y1 Membeli produk tanpa mempertimbangkan harga.

Y2 Tetap melakukan pembelian produk tanpa memperhatikan pesaing. Y3 Menyampaikan informasi yang positif tentang produk tersebut kepada orang lain.

2. Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel dependen, baik yang pengaruhnya positif maupun yang pengaruhnya negatif (Ferdinand, 2006). Variabel independen dalam penelitian ini terdiri dari : a) Iklan (X1), b) Citra Merek (X2)

Iklan (X1)

Menurut Rhenald Kasali (2000) iklan adalah pesan dari produk, jasa atau ide yang disampaikan kepada masyarakat melalui suatu media yang di arahkan untuk menarik konsumen. Indikator dari variabel ini adalah :

X 1.1 Bintang Iklan X 1.2 Gambar dan Warna X 1.3 Slogan

Citra Merek(X2)

Menurut Kotler (2001:225) citra merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang konsumen terhadap produk tertentu. Indikator dari variabel ini adalah :

X 2.1 Kualitas Merek

X 2.2 Kemudahan Dalam Memperoleh Produk

X 2.3 Merek Mudah dikenali, dapat diingat dan kemasan yang menarik

(35)

22

3.2. Pengukuran Variabel

Skala pengukuran variable yang digunakan penelitian ini menggunakan skala interval. Menurut Riduwan (2004:84), skala interval merupakan skala yang menunjukan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama, sedangkan teknik pengukuran sikap menggunakan Skala Likert. Riduwan (2004:90) menyatakan bahwa skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala social. Analisis yang dilakukan dengan meminta responden untuk menjawab atau memberikan penilaian terhadap suatu konsep atau objek tertentu. Skala data yang digunakan adalah 1 sampai 5.

Contoh praktis pertanyaan bentuk checklist Berilah jawaban pertanyaan dengan tanda (√) pada kolom yang tersedia sesuai dengan pendapat saudara.

Keterangan :

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

Tidak Setuju (TS) = 2

Netral (N) = 3

Setuju (S) = 4

(36)

23

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1. Populasi

Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa, hal atau orang yang memiliki karakteristik yang serupa yang menjadi pusat perhatian seorang peneliti karena itu dipandang sebagai salah satu semesta penelitian (Ferdinand, 2006). Populasi dalam penelitian ini adalah masyarakat di desa Keboan Anom Gedangan Sidoarjo yang membeli dan memiliki motor Yamaha Jupiter (Studi pada CV. Yamaha Yes Gedangan Sidoarjo).

3.3.2. Sampel

Sampel adalah bagian yang mempunyai ciri dan karakteristik yang sama dengan populasi tersebut karena itu sampel harus representative dari sebuah populasi (Sumarsono 2002:45). Penelitian ini menggunakan teknik nonprobability sampling dan ditentukan dengan teknik purposive sampling yaitu teknik penentuan sampling yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu (Sugiono, 2008:300). Pada penelitian ini, sampel diambil dari orang yang membeli dan memiliki motor Yamaha Jupiter. Karena mampu memberikan data yang sesuai dengan kriteria yang ditentukan. Beberapa kriteria yang di maksud adalah :

1. Berdomisili di desa Keboan Anom.

2. Memiliki sepeda motor Yamaha Jupiter >1. 3. Minimal Berusia 17 tahun.

(37)

24

Penentuan jumlah sampel yang representatif menurut Ferdinand (2006) adalah tergantung pada jumlah indikator dikalikan 5-10.

n = jumlah indikator x 10

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002:48), antara lain: 1. 100 – 200 sampel untuk teknik maximum likelihood estimation.

2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10. bila terdapat 20 indikator, besarnya sampel adalah 100-200.

Dalam penelitian ini sampel diambil dari konsumen sepeda motor Yamaha Jupiter dengan jumlah minimal 9 indikator x 10 = 90 konsumen. 3.4. Teknik Pengumpulan Data

3.4.1. Jenis Data Data Primer

(38)

25

Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data.Tersedianya data sekunder akan lebih mempermudah dan mempercepat jalannya penelitian (Kuncoro, 2001:25)

Data dalam penelitian ini diperoleh dengan mengumpulkan data dari buku-buku referensi, artikel, jurnal, maupun website yang berkaitan dengan variabel yang telah dipilih.

3.5. Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Merupakan daftar pernyataan yang dimana untuk memperoleh data berupa jawaban dan responden.

2. Wawancara

Metode dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap konsumen yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti dan mencatat kegiatan yang ada.

3. Dokumentasi

Merupakan data artikel-artikel yang bersumber dari media majalah dan internet.

(39)

26

s

Gambar 3.1. : Model Penelitian

Iklan

(X1)

Citra Merek

(X2)

Loyalitas Konsumen

(Y) X1.1

X1.2

X2.1

X2.2 X1.3

Y1

Y2

Y3

(40)

27

3.6. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.6.1. Teknik Analisis Data

Partial Least Square

Partial Least Square (PLS) merupakan sebuah metode untuk mengkonstruksi model-model yang dapat diramalkan ketika faktor-faktor terlalu banyak. PLS dikembangkan pertama kali oleh Wold sebagai metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan variabel laten dengan mutiple indikator. PLS juga merupakan faktor indeterminacy metode analisis yang powerful karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil. Awalanya Partial Least Square berasal dari ilmu sosial (khususnya Ekonomi, Herman Wold, 1996). Model ini dikembangkan sebagai altrnatif untuk situasi dimana dasar teori pada perancangan model lemah atau indikator yang tidak tersedia tidak memenuhi model pengukuran refleksif. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau pengujian proposisi. Selain PLS, metode lain yang dapat digunakan adalah SEM (Structur Equation Modelling) tetapi dengan jumlah sampel yang besar.

SEM dengan menggunakan diagram jalur memiliki beberapa ciri, diantaranya adalah :

(41)

28

a) Model struktural memenuhi sifat model rekursif.

b) Variabel laten, ada yang model pengukurannya bersifat formatif (soaial keluarga, ekonomi keluarga, kesejahteraan keluarga dan minat kembali ke luar negeri). Dalam model formatif, indikator dipandang sebagai variabel laten menurut Bollen dan Lennox (1991). Dan ada yang bersifat refleksif. Dalam model refleksif indikator atau manifest dipandang sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten, sehingga perubahan dalam satu indikatornya akan berakibat pada perubahan indikator lainnya dengan arah yang sama. Sructur Equation Model (SEM) adalah salah satu bidang kajian statistik yang dapat menguji sebuah rangkaian hubungan yang relatif sulit terukur secara bersamaan. SEM terdiri dari model yang cocol untuk pasangan data. Berdasarkan ciri ke 2, maka penerapan SEM tidak bisa digunakan, mengingat SEM hanya bisa digunakan pada model struktural yang variabel latennya memiliki indikator bersifat refleksif.

(42)

29

prediksi dari pengujian teori tersebut. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap sebagai kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor. Bilamana model struktural yang akan dianalisis memenuhi model rekursif dan variabel laten memiliki indikator yang besifat forematif, refleksif atau campuran, maka yang tepat diterapkan adalah PLS.

PLS merupakan pendekatan yang lebih tepat untuk tujuan prediksi, hal ini terutama pada kondisi dimana indikator bersifat formatif. Dengan variabel laten berupa kombinasi linier dari indikatornya, maka prediksi nilai dari variabel dapat dengan mudah diperoleh, sehingga prediksi terhadap variabel laten yang dipengaruhinya juga dapat dengan mudah dilakukan (Ghozali, 2008). Sedangkan SEM kurang cocok untuk tujuan prediksi karena indikatornya bersifat relfeksif, sehingga perubahan nilai dari suatu indikator sangat sulit untuk mengetahui perubahan nilai dari variabel laten, sehingga pelaksanaan prediksi sulit dilakukan. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan metode PLS.

Didalam PLS variabel laten bisa berupa hasil pemcerminan indikatornya, diistilahkan dengan indikator refleksif (reflesive indicator). Di samping itu, variabel yang dipengaruhi oleh indikatornya, diistilahkan dengan indikator formatif (formative indicator).

(43)

30

1. Model refleksif dipandang secara matematis indikator seolah-olah sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten. Hal ini mengakibatkan bila terjadi perubahan dari suatu indikator akan berakibat pada perubahan pada indikator lainnya dengan arah yang sama.

Ciri-ciri model indikator reflektif adalah :

a. Arah hubungan kausalitas seolah-olah dari variabel laten (Y) ke indikator (X1, X2, X3, X4).

b. Anatra indikator diharapkan saling berkorelasi (memiliki internal consitency reliability).

c. Menghilangkan satu indikator dari model pengukuran tidak akan merubah makna dan arti variabel laten.

d. Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator.

2. Model formatif dipandang secara matematis indikator seolah-olah sebagai variabel yang mempengaruhi variabel laten, jika salah satu indikator meningkat, tidak harus diikuti oleh peningkatan indikator lainnya dalam satu kontruk, tapi jelas akan meningkatkan variabel latennya.

(44)

31

Keunggulan PLS antara lain : 1. Fleksibilitas dari algoritma

Dimensi ukuran bukan masalah, misalnya variabelnya banyak.

2. Dapat mencocokkan data dengan komponen yang lebih sedikit (sampel data tidak harus besar).

Metode lain yang dapat digunakan adalah LISREL (Linier Sructural Relations, software / program computer yang sering digunakan pada SEM) yaitu metode yang dalam perhitungannya memerlukan sebaran data berdistribusi normal dan ukuran sampel harus besar (n > 100) (Bacon, 1997). Oleh Joreskog dan Wold (1982), PLS dikembangkan sebagai metode umum untuk pendugaan model laten yang diukur secara tidak langsung oleh perubah penjelas.

Cara Kerja PLS

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Kategori pertama yaitu weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor atau nilai variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses interasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan weigh estimate, tahap kedua menghasilkan

(45)

32

estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi means san lokasi (konstanta).

Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk mendapatkan outside approximation weigth, sementara itu outer model estimate digunakan untuk mendapatkan inside approximation weigth. Prosedur iterasi ini akan berhenti ketika presentase perubahan setiap outside approxomation weigth relatif terhadap proses iterasi sebelumnya kurang dari 0,01.

Model Spesifikasi PLS

(46)

33

Penduga PLS

Prosedur penduga PLS melalui dua tahapan yang mendasar. Tahap pertama menggunakan pendugaan iterative dan didapat peubah-peubah laten sebagai kombinasi linier dari sekelompok peubah-peubah-peubah-peubah penjelasnya. Tahap kedua menggunakan pendugaan noniteratif untuk koefisien model structural dari model pengukuran (Gefen, 2000).

Pendugaan peubah laten yang telah terdefinisi digunakan untuk menghitung pembobot dan koefisien-koefisien model structural yang diperoleh dengan cara menerapkan metode kuadrat terkecil. Koefisien lintas model structural diperoleh dengan meregresikan setiap hubungan-hubungan secara parsial. Inti prosedur PLS menentukan pembobot yang digunakan untuk menduga peubah laten. Pembobot didapat dari hasil regresi dengan metode kuadrat terkecil terhadap peubah penjelas pada setiap blok. Penduga pembobotan dalam masalah ini adalah outward mode yang dapat dihitung berdasarkan regresi sederhana. Outward mode sebenarnya pendugaan pembobotan untuk peubah penjelas refleksif, yaitu peubah penjelas yang diasumsikan sebagai cerminan dari peubah laten (Chin, 2000).

(47)

34

Evaluasi PLS

Oleh karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka teknik parametrik untuk menguji signifikasi parameter tidak diperlukan (Chin, 1998). Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat non parametrik. Model pengukuran atau outer model dengan indicator refleksif dievaluasi dengan corvengent dan discrimanant validity dari indikatornya dan composite reliability untuk block indicator. Sedangkan outer model dengan formatif indicator dievaluasi berdasarkan pada substantive contentnya yaitu dengan membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikasi dari ukuran weight tersebut (Chin, 1998). Model structural atau inner model dievaluasi dengan melihat persentase variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R2 untuk konstruk laten dependen dengan menggunakan ukuran stone-Geiser Q Squares test (Stone, 1974; Geisser, 1975) dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur boostraping.

Langkah-langkah Partial Least Square (PLS)

(48)

35

Gambar 3.2. Langkah-langkah Analisis PLS

a) Merancang inner model

Merancang model struktur (inner model) yaitu merancang hubungan antar variabel laten pada PLS dengan didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.

b) Merancang outer model merancang model pengukuran (outer model) yaitu merancang hubungan variabel laten dengan indikatornya. Pada SEM semua bersifat refleksif, model pengukuran tidak penting. Pada PLS perancangan outer model sangat penting, refleksif atau formatif.

Merancang Model Struktural

Estimasi: Weight, Koef. Jalur, dan Loading

(49)

36

Dasar teori penelitian empiris sebelumnya atau rasional Estimasi : koefisien jalur, loading dan weight pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu :

1. Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten. 2. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten (koefisien jalur) dan antara variabel laten dengan indikatornya (loading).

3. Berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten.

Goodness of Fit

Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan composite reliability. Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat presentase varian yang dijelaskan yaitu dengan melihat R2 untuk variabel laten dependen dengan menggunakan ukuran Stone-Geisser Q Square test dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur bootstrapping.

(50)

37

a. Inner model

- Diukur menggunakan Q-Square predictive relevance - Rumus Q-Square:

- Q2 = 1 – ( 1 – R12) ( 1 – R22 ) ... ( 1- Rp2 )

- dimana R12 , R22 ... Rp2 adalah R-square variabel endogen dalam model.

- Interpretasi Q2 sama dg koefisien determinasi total pada analisis jalur (mirip dengan R2 pada regresi)

b. Outer model Convergent validity

Uji validitas yang dimaksud adalah pengujian terhadap indikator dalam variabel laten untuk memastikan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini benar-benar mampu dipahami dengan baik oleh responden sehingga responden tidak mengalami kesalahpahaman terhadap indikator yang digunakan. Nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup, untuk jumlah indikator dari variabel laten berkisar antara 3 sampai 7.

Discriminant validity

Pengukuran indikator refleksif berdasarkan cross loading dengan variabel latennya. Bilamana nilai cross loading setiap indikator pada variabel bersangkutan lebih besar dibandingkan dengan cross loading pada variabel laten lainnya maka dikatakan valid. Metode lain dengan mebandingkan nilai squre root of average variance extracted (AVE)

(51)

38

setiap konstruk dengan korelasi antar konstruk lainnya dalam model. Jika AVE konstruk lebih besar dari korelasi dengan seluruh konstruk lainnya maka dikatakan memiliki discriminant yang baik.

Direkomendasikan nilai AVE lebih besar dari 0.50.

Composite reliability

Composite reliability adalah indeks yang menunujukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Bila suatu alat dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunujukkan suatu konsistensi alat pengukur dalam gejala yang sama. Nilai reliablitas komposit (pc) dari peubah laten adalah nilai yang mengukur kestabilan dan kekonsistenan dari pengukuran reliablitas gabungan.

Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit (ρc) adalah ≥ 0.7, walaupun bukan merupakan standar absolut.

(52)

39

3.6.2. Pengujian Hipotesis

a) Hipotesis statistik untuk outer model: H0 : λi = 0 lawan

H1 : λi ≠ 0

b) Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten eksogen terhadap endogen:

H0 : γi = 0 lawan H1 : γi ≠ 0

c) Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten endogen

terhadap endogen:

H0 : βi = 0 lawan H1 : βi ≠ 0

d) Statistik uji: t-test;p-value ≤ 0,05 (alpha 5 %); signifikan

(53)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Objek Penelitian

4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan

(54)

41

Yamaha mengaplikasikan pengetahuan tentang permesinan pada pesawat tempur ini untuk membuat sepeda motor. Hingga pada 1 Juni 1955, berdirilah Yamaha Motor Corp. Perusahaan ini terpisah dari dari Yamaha Corp, namun tetap dalam satu grup Yamaha.

Produksi pertama Yamaha Motor Corp adalah single cylinder 2 stroke 125cc, dimana hasil copy dari DKW 125cc yang berasal dari pabrikan Jerman (Bantam). Sepeda motor ini diberi nama YA1 alias Atakombo dalam bahasa kanji yang berarti Red Dragon Fly (Capung merah). Nama ini diambil dari nama pesawat tempur Jepang. Saat itu motor Yamaha berwarna merah sehingga terlihat beda dengan motor-motor lain yang semuanya berwarna hitam. Produksi pertama Yamaha Motor Corp cukup sukses. Berikutnya Yamaha Motor Corp menggunakan engine 175cc. Pada tahun 1957 Yamaha Motor Corp memproduksi motor twin cylinder YDI yang sanggup mengeluarkan power 20 bHP.. dan memenangkan race Mount Asama di Jepang. Produksi motor ini sekitar 15.811 bikez namun jumlah ini masih dibawah produksi Honda dan Suzuki. Yamaha Motor Corp berkembang cukup pesat, pada tahun 1959 Yamaha Motor Corp mengeluarkan motor sports pertamanya YDSI dengan 5 speed gearbox. Yamaha berhasil mengembangkan sistem autolube, dimana oli samping ditampung dalam oil tank dan akan mencampur secara otomatis sebagaimana halnya motor 2 tak saat ini. Produksi Yamaha Motor Corp meningkat 6 kali lipat menjadi 138 ribu motor pada tahun 1960.Selain itu Yamaha berhasil

(55)

42

menancapkan bendera sebagai pembuat motor 2 tak terbaik terutama Model YDS 250cc tahun 1960 dan YR1 350cc.

(56)

43

membuat motor 4 tak dengan model XS 1 650cc yang sangat sukses di inggris.

Pada Tahun 1970, jumlah tipe produk yang ditawarkan Yamaha mencapai 20 jenis, mulai dari 50cc sampai dengan 350cc. Selain itu Yamaha juga menyadari potensi 2 stroke masih terbuka lebar sehingga Yamaha memproduksi sekitar 574 ribu engines dan 60% diantaranya untuk di ekspor. Dan ditahun yang sama juga, Yamaha mulai bermain di 4 stroke dengan mengeluarkan motor XS1 650cc vertical twin dimana megadopsi dari Triumph Twin. Motor ini sanggup mengeluarkan power sebesar 50HP pada 7200RPM dan torsi maksimum sebesar 52Nm pada 6000RPM. Tidak hanya itu pada tahun yang sama Yamaha membuat YR 5, ini motor pertama yang terkenal ringan dan relatif terjangkau harganyan dibanding motor2 dikelasnya saat itu. Pada tahun 1980an motor 4 tak model XS 1 650cc memasuki pasar Amerika dan sukses. Kesuksesan Yamaha pada tahun 1980an mendominasi pasar motor dunia setelah Yamaha mengeluarkan FZR 750 dan FZR 1000 yang terkenal sangat sukses. Inilah motor Jepang yang melakukan improvement spektakuler, karena mengaplikasi up side down pada fork depan, sasis yang sangat stabil, dan exhaust system.Trend motor sport touring pada tahun 1984 yamaha mengeluarkan FJ 1100 dan dilanjutkan FJ 1200 pada tahun 1986. Model ini populer sampai tahun 1990.Kesuksesan demi kesuksesan Yamaha terus berlanjut, Sampai tahun 1996 lahirlah YZF-R6 dan YZF-R1 (1000cc). Motor ini terkenal dengan designnya yang cantik,

(57)

44

handling sip, dan power yang luar biasa. ”Kalau mau style pilihlah kedua model ini”. Inilah perumpamaan yang ada saat itu. Pada tahun 2001 diluncurkan YZS 1000, ini adalah versi Road bike. dengan model yang sama menggunakan enginenya R1. Dan sampai saat ini, Yamaha selalu mengeluarkan motor-motor terbaiknya.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Gambaran Umum

Lokasi penelitian ini berada di wilayah desa Keboan Anom, adapun alasan peneliti memilih lokasi tersebut adalah sebagai berikut :

a. Penduduknya terdiri dari berbagai strata baik ekonomi, pendidikan, dan pekerjaan yang beraneka ragam.

b. Sebagian besar penduduknya melakukan konsumsi yang sangat tinggi.

c. Wilayah tersebut merupakan tempat yang strategis dalam melakukan aktivitas pembelian sepeda motor.

(58)

45

4.2.2. Analisis Statistik Deskriptif

Gambaran statistik deskriptif digunakan untuk mengetahui gambaran jawaban responden berdasarkan hasil penyebaran kuesioner terhadap unsur-unsur yang ada pada setiap variabel.

4.2.3. Deskripsi Karakteristik Responden

Data mengenai responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner yang telah diberikan atau disebar oleh peneliti. Dari jawaban-jawaban tersebut dari responden diketahui hal-hal seperti dibawah ini :

a. Jenis Kelamin Responden

Dari 90 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki-laki 81 90

2 Perempuan 9 10

Total 100 100%

Sumber : Data Diolah

(59)

46

Berdasarkan data tabel diatas mayoritas yang datang ke dealer adalah laki-laki dikarenakan kebanyakan laki-laki yang mengerti soal motor.

b. Usia Responden

Dari 90 responden yang mengisi kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti dapat diketahui usia para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.2. Karakteristik Berdasarkan Usia

No Usia Jumlah Prosentase (%)

1 17-25 tahun 27 30

2 26-45 tahun 63 70

Total 90 100 %

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan data tabel di atas menunjukan usia yang paling banyak datang ke dealer Yamaha Yes Gedangan adalah antara usia 26-45 tahun di karenakan di usia tersebut sudah bekerja.

c. Pekerjaan Responden

(60)

47

Tabel 4.3. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Prosentase ( % )

1 Pegawai Swasta 36 40

2 Pegawai Negeri 27 30

4 Pelajar 18 20

3 Wirausaha 9 10

TOTAL 90 100

Sumber : Data Diolah

Berdasarkan data tabel di atas menunjukan lebih banyak Pegawai swasta yang datang pada dealer Yamaha Yes Gedanngan. Karena untuk kebutuhan dalam keluarga atau usahanya.

4.2.4. Deskripsi Hasil Penelitian

Iklan

Iklan adalah pesan dari produk, jasa atau ide yang disampaikan kepada masyarakat melalui suatu media yang di arahkan untuk menarik konsumen. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa adalah pesan yang disampaikan kepada masyarakat melalui bantuan media, menyinggung media promosi, promosi dapat dilakukan melalui bantuan media-media publik, seperti radio, televisi, dan media cetak (Rhenald Kasali, 2000). Berikut indikator dari Iklan :

(61)

48

X 1.1 Bintang Iklan X 1.2 Gambar dan Warna X 1.3 Slogan

Berikut ini rekapitulasi jawaban responden pada variabel Iklan (X1) :

Tabel 4.4. : Distribusi Frekuensi Pada Variabel Iklan (X1)

Sumber : Data Olahan.

Penjelasan dari tabel 4.4 di atas adalah :

1. Indikator X 1.1

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 3 dan 5 yaitu sebanyak 71,1%. Hal ini berarti 71,1% responden menyetujui bahwa Bintang iklan Yamaha Jupiter sudah di kenal oleh konsumen.

2. Indikator X 1.2

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 4 dan 5 yaitu sebanyak 78,9%. Hal ini berarti 78,9% responden menyetujui bahwa Gambar dan Warna Yamaha

NO Keterangan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

1 Bintang iklan Yamaha Jupiter sudah di kenal oleh konsumen

0 4 28 22 36 90

0% 4,4% 31,1% 24,4% 40% 100,0% 2 Gambar dan Warna Yamaha

Jupiter mampu membuat 3 Slogan Yamaha Jupiter

mudah diingat konsumen

2 9 22 30 27 90

(62)

49

3. Indikator X 1.3

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 4 dan 5 yaitu sebanyak 63,3%. Hal ini berarti 63,3% responden menyetujui bahwa Slogan Yamaha Jupiter mudah diingat konsumen.

Citra Merek (X2)

Menurut Kotler (2001:225) citra merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang konsumen terhadap produk tertentu. Indikator dari variabel ini adalah :

X 2.1 Kualitas Merek

X 2.2 Kemudahan Dalam Memperoleh Produk

X 2.3 Merek Mudah dikenali, dapat diingat dan kemasan yang menarik Berikut ini rekapitulasi jawaban responden pada variabel Citra Merek (X2):

Tabel 4.5. : Distribusi Frekuensi Pada Variabel Citra Merek (X2)

Sumber : Data Olahan.

NO Keterangan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5 3 Merek Yamaha Jupiter

sudah terpercaya dan memenuhi harapan konsumen

0 0 15 28 47 90

0% 0% 16,7% 31,1% 52,2% 100,0%

(63)

50

Penjelasan dari tabel 4.5 di atas adalah :

1. Indikator X 2.1

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 3 dan 5 yaitu sebanyak 77,8%. Hal ini berarti 77,8% responden menyetujui bahwa Konsumen mengenal merek atau produk Yamaha Jupiter.

2. Indikator X 2.2

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 3 dan 4 yaitu sebanyak 72,2%. Hal ini berarti 72,2% responden menyetujui bahwa Untuk mendapatkan produk Yamaha Jupiter tersedia di dealer Yamaha.

3. Indikator X 2.3

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 4 dan 5 yaitu sebanyak 83,3%. Hal ini berarti 83,3% responden menyetujui bahwa Merek Yamaha Jupiter sudah terpercaya dan memenuhi harapan konsumen.

Loyalitas Konsumen (Y)

Menurut Kotler (2002:25) loyalitas konsumen adalah sebagai sikap konsumen terhadap suatu produk / merek yang diwujudkan dengan membeli terus menerus produk yang sama sepanjang waktu yang merupakan hasil dari pembelajaran dimana produk dapat memuaskan kebutuhannya. Indikator dari variabel ini adalah :

(64)

51

Y3 Menyampaikan informasi yang positif tentang produk tersebut kepada orang lain.

Berikut ini rekapitulasi jawaban responden pada variabel Loyalitas Konsumen (Y):

Tabel 4.6. : Distribusi Frekuensi Pada Variabel Loyalitas Konsumen (Y)

Sumber : Data Olahan

Penjelasan dari tabel 4.6 di atas adalah :

1.Indikator Y1

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 3 dan 4 yaitu sebanyak 65,5%. Hal ini berarti 65,5% responden menyetujui bahwa Membeli produk tanpa memperhatikan harga.

2.Indikator Y2

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 4 dan 5 yaitu sebanyak 82,2%. Hal ini berarti 82,2% responden menyetujui bahwa Tetap melakukan pembelian produk tanpa memperhatikan pesaing

NO Keterangan Skor Jawaban Total

1 2 3 4 5

1 Membeli produk tanpa memperhatikan harga

(65)

52

3. Indikator Y3

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 4 dan 5 yaitu sebanyak 61,1%. Hal ini berarti 61,1% responden menyetujui bahwa Konsumen menyampaikan informasi yang positif mengenai Yamaha Jupiter kepada orang lain.

4.2.5. Analisis Data Uji Outlier

(66)

53

Sumber : Data Diolah

Nilai Mahal. Distance Maximum data yaitu 19,959 lebih kecil dari Nilai Maksimum Mahal. Distance outlier 27,877 yang berarti data tersebut tidak terdapat outlier, oleh karena itu data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih lanjut.

4.2.6. Analisis Data Uji Validitas

Validitas menyangkut tingkat akurasi yang dicapai oleh sebuah indikator dalam menilai sesuatu atau akuratnya pengukuran atas apa yang seharusnya diukur, karena indikator multidimensi, maka uji validitas dari setiap latent variable / construct akan diuji dengan melihat loading factor

Tabel 4.7. Outlier Residuals Statisticsa Minimum Maximum Mean Std.

(67)

54

dari hubungan antara setiap observed variable dan latent variable. Hasil analisis tampak pada tabel di bawah ini.

First Order (Model Pengukuran Indikator dengan Variabel)

Variabel dengan indikator reflektif yaitu perluasan merk pada dasarnya merupakan hubungan korelasi indikator ke variabel , maka cara menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien regresi tersebut. Jadi dilihat nilai Outer Weights masing-masing indikator dan nilai signifikansinya

Outer Weights (Mean, STDEV, T- Values)

Tabel 4.8. Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values)

Loading Factor X1.1 <- IKLAN -0.597023 0.082122 0.559329 0.559329 1.067392 X1.2 <- IKLAN -0.258882 0.175559 0.453159 0.453159 0.571282 X1.3 <- IKLAN 0.667687 0.365014 0.515378 0.515378 1.295529 X2.1 <- CITRA

MEREK 0.411029 0.303658 0.288698 0.288698 1.423736 X2.2 <- CITRA

MEREK 0.414633 0.290644 0.301584 0.301584 1.374851 X2.3 <- CITRA

MEREK 0.258955 0.239027 0.255654 0.255654 1.012913 Y1 <- LOYALITAS

KONSUMEN -0.031024 0.221887 0.411179 0.411179 0.075451 Y2 <- LOYALITAS

(68)

55

Validitas Indikator : diukur dari Nilai Factor Weights dari variable ke indikatornya lebih besar dari 0,5 dan atau nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 (nilai Z pada α = 0,05). Factor Weights merupakan korelasi antara indikator dengan variabel, jika lebih besar dari 0,5 maka korelasi disebut valid dan jika nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 maka korelasinya disebut signifikan.

Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, maka pada indikator feflektif yaitu Iklan, Citra Merek dan Loyalitas Konsumen, tidak seluruh indicator memiliki factorweights (original sample estimate) lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,05 (5%) = 1,96 ), sebagian besar indikator memiliki nilai factor weights dibawah 0,50 antara lain X1,1 X1,2, X2.1, X2.2, X2.3, Y1 dan Y3 atau bisa dikatakan hasil estimasi belum memenuhi Convergen vailidity atau validitasnya kurang baik.

Second Order (Model Pengukuran Variabel dengan Indikator)

Model pengukuran indikator pada variabel Iklan dan Citra Merek adalah reflektif, maka model pengukurannya dengan melihat pada tabel outer loading :

(69)

56

Outer Loadings Outer (Mean, STDEV, T-Values)

Tabel 4.9. Outer Loadings

X1.1 <- IKLAN -0.597023 0.082122 0.559329 0.559329 1.067392 X1.2 <- IKLAN -0.258882 0.175559 0.453159 0.453159 0.571282 X1.3 <- IKLAN 0.667687 0.365014 0.515378 0.515378 1.295529 X2.1 <- CITRA

MEREK 0.411029 0.303658 0.288698 0.288698 1.423736 X2.2 <- CITRA

MEREK 0.414633 0.290644 0.301584 0.301584 1.374851 X2.3 <- CITRA

MEREK 0.258955 0.239027 0.255654 0.255654 1.012913 Y1 <- LOYALITAS

KONSUMEN -0.031024 0.221887 0.411179 0.411179 0.075451 Y2 <- LOYALITAS

KONSUMEN 0.859449 0.241470 0.649858 0.649858 1.322518 Y3 <- LOYALITAS

KONSUMEN -0.388111 0.099856 0.462003 0.462003 0.840062

Sumber : Data Diolah

(70)

57

dengan variabel, jika lebih besar dari 0,5 maka korelasi disebut valid dan jika nilai T-Statistic lebih besar dari 1,96 maka korelasinya disebut signifikan.

Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, maka pada indikator feflektif yaitu Iklan, Citra Merek dan Loyalitas Konsumen, tidak seluruh indicator memiliki loading factor (original sample estimate) lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,05 (5%) = 1,96 ), sebagian besar indikator memiliki nilai factor loading dibawah 0,50 antara lain X1,1 X1,2, X2.1, X2.2, X2.3, Y1 dan Y3 atau bisa dikatakan hasil estimasi belum memenuhi Convergen vailidity atau validitasnya kurang baik.

Sedangkan indikator X1.3 dan Y2 memiliki loading factor (original sample estimate) lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,05 (5%) = 1,96 ) bisa dikatakan hasil estimasi telah memenuhi Convergen vailidity atau validitasnya baik.

Average Variance Extracted (AVE)

Discriminant Validity pada indikator refleksif dapat dilihat pada cross-loading cara lain untuk menilai discriminant validity dilakukan dengan cara membamndingkan square root of average variance extracted (AVE) untuk setiap variabel dengan nilai korelasi antara variabel. Model mempunyai discriminant validity yang tinggi jika akar AVE untuk setiap variabel lebih besar dari korelasi antara konstruk (Ghozali, 2008). Jika nilai akar AVE lebih tinggi daripada korelasi antar variabel yang lain, maka dapat di katakan hasil ini menunjukkan bahwa discriminant validity yang tinggi.

(71)

58

Tabel 4.10. AVE (Average Variance Extracted)

Sumber : Data Diolah

Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage Variance Extracted (AVE) , yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5 juga menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten. Pada variabelindikator reflektif dapat dilihat dari nilai Avarage variance extracted (AVE) untuk setiap konstruk (variabel). Dipersyaratkan model yang baik apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai AVE untuk konstruk (variabel) Iklan dan Loyalitas Konsumen memiliki nilai dibawah 0,5 sehingga dikatakan kurang valid, sedangkan konstruk (variabel) Citra Merek memiliki nilai diatas 0,5 atau dikatakan valid.

4.2.7. Analisis Data Uji Reliabilitas

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel atau observasi indikator). Sementara itu item to total correlation

AVE

CITRA MEREK 0.834205

IKLAN 0.389870

(72)

59

yang dihasilkan (Purwanto, 2002). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11. Composite Reliability

Composite

Reliability

CITRA MEREK 0.937654

IKLAN 0.005468

LOYALITAS KONSUMEN 0.029899 Sumber : Data Diolah

Reliabilitas konstruk yang diukur dengan nilai composite reliability, konstruk reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70 maka indikator disebut konsisten dalam mengukur variabel latennya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konstruk (variable) Citra Merek memiliki nilai composite reliability lebih besar dari 0,7. Sehingga reliabel. Sedang variabel Iklan dan Loyalitas Konsumen memiliki nilai composite reliability lebih kecil dari 0,7 sehingga reliabilitanya rendah.

4.2.8. Model Struktural

Pengujian terhadap model struktural dilakukan dengan melihat nilai R-Square yang merupakan uji goodness-fit model.Pengujian inner model dapat dilihat dari nilai R-square pada persamaan antar variabel latent. Nilai R2 menjelaskan seberapa besar variabel eksogen (independen /

(73)

60

bebas) pada model mampu menerangkan variabel endogen (dependen / terikat).

Tabel 4.12. R Square

R Square

CITRA MEREK IKLAN

LOYALITAS KONSUMEN 0.080087 Sumber : Data Diolah

(74)

61

4.2.9. Analisis Data Uji Kausalitas

Berikut ini gambar keseluruhan dari hasil perhitungan software Smart PLS sebagai berikut :

Gambar 4.2. : Output PLS

(75)

62

4.3. Analisis Data Uji Hipotesis

Tabel 4.13. Result For Inner Weights

-0.229697 -0.035088 0.258937 0.258937 0.887077

IKLAN -> LOYALITAS KONSUMEN

-0.162886 -0.250600 0.156959 0.156959 1.037756

Sumber : Data Diolah

Gambar

Tabel 1.1.
Tabel 1.2.
Gambar 2.1. : Kerangka Konseptual
Gambar 3.1. : Model Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pemanfaatan Laboratorium yang ada di FITK Prodi Pendidikan Fisika UIN Raden Fatah Palembang dalam mata kuliah elektronika dasar masih kurang optimal.. Pembelajaran dalam mata

Hal tersebut menunjukkan responden menyatakan ”Setuju” terhadap seluruh indikator pada variabel Persepsi Kegunaan sehingga dapat dikatakan bahwa responden setuju

melibatkan seluruh data Abiatik, Biotik dan Culture wilayah Pesisir da* Lailt Kota Bengkulu yang terdiri d*ta spasial dan data atribut.. HASTL

Agar dalam pembahasan penelitian ini dapat lebih fokus dan terarah, maka dalam penelitian ini permasalahan yang hendak dibahas terbatas pada : penggunaan pendekatan

Skor rata-rata siklus I sebesar 71 dalam kategori baik, pada siklus 1 ini masih terdapat beberapa siswa yang masih bingung pada saat menghubungkan data hasil

repulsive so that Jonas is forced to search for a new set of satisfiers that is higher in level. The memories he

[r]

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa model periodik, stokastik, dan peri- odik-stokastik pasang surut dari stasiun pelabuhan Panjang yang menggunakan frekuensi dari