• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN VIDEO PEMBELAJARAN CAD DENGAN MODEL VAK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK SISWA SMKN 1 MIRI JURNAL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN VIDEO PEMBELAJARAN CAD DENGAN MODEL VAK UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK SISWA SMKN 1 MIRI JURNAL"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user

1

PENERAPAN MEDIA PEMBELAJARAN CAD DENGAN MODEL VAK

UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI MENGGAMBAR DENGAN PERANGKAT LUNAK SISWA SMKN 1 MIRI

Gilang Irawan1, Abdul Haris Setiawan2, Budi Siswanto3

Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan, Jurusan Pendidikan Teknik Dan Kejuruan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta Kampus V FKIP UNS Jl. Ahmad Yani No. 200 Pabelan, Surakarta, Tlp/Fax (0271) 716266

E-mail : gilangirawan@gmail.com

ABSTRACK

The aims of this study are : 1) Discovering the diference of software drawing knowledge competence shown by the learning outcomes, between students taught by video CAD based VAK (Visual, Auditory, Kinestethic) model and the other student taught by conventional learning model. 2) Perceiving learning activity of the students taught by video CAD based VAK model and the other students taught by conventional learning model under basic competence of software drawing.

This quasy experiment belongs to Nonequivalent control group design. The sampling technique used was saturated sampling technique. The population taken were grade 10th Vocational Drafting Students of SMKN 1 Miri at the school year of 2014/2015, it consists of two classes, they were X TGB 1 (29 students) as experiment group and X TGB 2 (28 students) as control group. Data resources consist of primary resource and secondary resource. Primary data resource were obtained from prettest and posttest scoring, while the secondary data resource were used to obtains the name of all the students. The techniques used to accumulate data were testing technique, observation and documentation. The instrument were validated by : question item validity test, realibility test and difficulty index test. Instead of performing hipothesis test, prerequisite analythic test were performed first, this tests consist of : chi quadrat test, F test and equality test by using t test. Data analythic were calculated using two sample comparation hypothesis test by using t test.

The result shown by this research were : 1) Video CAD based VAK learning model

is more effective in improving student’s learning outcomes compared by conventional

learning model under basic competence of software drawing. 2) Student’s learning activity taugh by video CAD based VAK model shows significant improvement compared by learning activity of other students taught by conventional model.

Keywords : CAD learning video, VAK model, software drawing competence

1

Mahasiswa Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

2

Staf Pengajar Jurusan Pendidikan Teknik dan Kejuruan

3

(2)

commit to user

2 ABSTRAK

Tujuan penelitian ini adalah : 1) Mengetahui perbedaan kompetensi kognitif siswa ditinjau dari perolehan hasil belajar dalam kompetensi dasar menggambar dengan perangkat lunak antara kelompok siswa yang diajar dengan model VAK (Visual, Auditory, Kinestethic)

berbasis media video pembelajaran CAD dengan siswa yang diajar dengan model konvensional. 2) Mengetahui aktifitas belajar siswa ditinjau dari penerapan model pembelajaran VAK berbasis video pembelajaran CAD dan konvensional pada kompetensi dasar menggambar dengan perangkat lunak.

Penelitian ini merupakan kuasi eksperimen dengan desain Nonequivalent control group. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik sampling jenuh. Populasi penelitian adalah siswa kelas X jurusan Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Miri tahun ajaran 2014/2015 yang terdiri dari kelas X TGB 1 (29 siswa) sebagai kelas eksperimen dan X TGB 2 (28 siswa) sebagai kelas kontrol. Sumber data terdiri dari sumber data primer dan sumber data sekunder. Sumber data primer didapatkan dari nilai prettest dan posttest, sedangkan sumber data sekunder adalah sumber data yang digunakan untuk mendapatkan data nama siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan berupa teknik tes, observasi dan dokumentasi. Validitas instrumen meliputi : uji validitas butir soal, uji reliabilitas dan daya pembeda. Sebelum dilakukan uji hipotesis, dilakukan uji prasyarat analisis yang meliputi : uji normalitas menggunakan Chi kuadrat, uji homogenitas dengan uji F dan uji kesetimbangan dengan uji t. Analisis data dilakukan dengan uji hipotesis komparatif dua sampel menggunakan uji t.

Hasil penelitian menunjukan : 1) Model pembelajaran VAK berbasis video pembelajaran CAD lebih efektif meningkatkan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan model konvensional pada kompetensi dasar menggambar dengan perangkat lunak. 2) Aktifitas belajar siswa yang diajar dengan model VAK berbasis video pembelajaran CAD

menunjukan peningkatan yang signifikan dibandingkan dengan aktifitas belajar siswa yang diajar dengan model konvensional.

Kata Kunci : video pembelajaran CAD, model VAK, kompetensi menggambar

(3)

commit to user

3 Pendahuluan

SMKN 1 Miri merupakan sekolah kejuruan yang menerapkan kurikulum KTSP spektrum, dalam kurikulum KTSP tujuan pembelajaran dirumuskan dalam bentuk kompetensi, pengertian kompetensi menurut menurut Suparno (2001;29) yaitu suatu kecakapan yang disyaratan untuk dapat melakukan suatu pekerjaan (kegiatan) dengan standar tertentu. Kompetensi Pembelajaran merupakan suatu bentuk dari tujuan pembelajaran, atas hal tersebut Sari (2010) mengemukakan bahwa tujuan dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor berlaku pula untuk kompetensi, sehingga dikenal kompetensi dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotor.

Suprihatiningrum (2013;38) menguraikan ketiga aspek tersebut secara lebih lanjut sebagai berikut :

a. Aspek Kognitif

Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir, mengetahui, dan memecahkan masalah seperti pengetahuan komperenhesif, aplikatif, sintesis, analisis dan pengetahuan evaluatif.

b. Aspek Afektif

Dimensi afektif merupakan kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat, dan apresiasi

c. Aspek Psikomotorik

Kawasan psikomotorik

mencangkup tujuan yang berkaitan dengan keterampilan (skill) yang bersifat manual atau motorik.

Dalam perancangan silabus, kompetensi merupakan komponen yang harus ada sebagai patokan dari guru dalam pengelolaan pembelajaran. Dalam merumuskan tujuan pembelajaran dimulai dari tujuan pembelajaran umum berupa standar kompetensi, yaitu sejumlah keahlian yang harus dikuasai siswa setelah mengikuti pembelajaran. Dari tujuan instruksional umum dijabarkan lagi menjadi tujuan instruksional khusus

berupa kompetensi dasar, yaitu kecakapan atau kemampuan yang harus dikuasai siswa secara spesifik dan dapat diukur. Untuk mengetahui ketercapaian suatu kompetensi dasar maka dirumuskan indikator pencapaian kompetensi sebagai tolok ukur pencapaian siswa terhadap standar kompetensi tertentu.

Menggambar Dengan Perangkat Lunak adalah kompetensi dasar dari Kompetensi kejuruan teknik gambar bangunan di kelas X SMKN 1 Miri yang mulai diberlakukan pada semester genap. Berdasarkan informasi yang penulis peroleh, SMKN 1 Miri memberikan mata pelajaran Menggambar Dengan Perangkat Lunak sebagai dasar pengetahuan bagi siswa kelas X program keahlian Teknik Gambar Bangunan untuk lebih mengenal perintah-perintah pada AutoCAD dan tata cara penggambaran dengan menggunakan

AutoCAD yang nantinya akan dikembangkan ke jenjang pemahaman yang lebih tinggi ketika mereka menginjak kelas XI, hal tersebut dikarenakan siswa kelas X baru saja mengenal AutoCAD

sehingga butuh penyesuaian untuk terampil menggunakannya. Dengan demikian kompetensi yang ditekankan adalah pada aspek pengetahuan. Sesuai dengan silabus yang berlaku di SMKN 1 Miri, kompetensi dasar dan indikator dirumuskan dalam tabel berikut :

Tabel 1. Rumusan Indikator dalam Kompetensi Dasar Menggambar Dengan Perangkat Lunak.

Kompetensi Dasar Indikator

Menggambar dengan perangkat lunak

Menjelaskan Fungsi Menu, Toolbar, Icon dan perintah AutoCAD untuk menggambar teknik.

(4)

commit to user

4 Berdasarkan hasil observasi yang

peneliti lakukan terhadap siswa kelas X jurusan Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Miri, tingkat pemahaman siswa dalam menggunakan program AutoCAD masih kurang. Hal ini dikarenakan metode mengajar guru masih menggunakan metode konvensional sehingga pembelajaran masih terpusat pada guru. Hal ini berdampak pada kurangnya aktifitas siswa dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu pembelajaran yang dilakukan belum memanfatkan media pembelajaran sebagai alat bantu untuk menarik minat siswa. Ditambah dengan kurang lengkapnya fasilitas laboratorium komputer menjadi kendala dalam pelaksanaan proses pembelajaran.

Melihat dari kondisi tersebut maka perlu dipertimbangkan penerapan metode pembelajaran yang inofatif dan efektif yang melibatkan siswa secara aktif. Dengan menerapkan kegiatan pembelajaran yang menggunakan media pembelajaran untuk menarik minat siswa dalam mengikuti pelajaran. Metode pembelajaran yang diterapkan harus dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar dan menyediakan kenyamanan belajar bagi siswa sehingga dapat meningkatkan kompetensi siswa.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat diterapkan untuk memenuhi tujuan tersebut adalah metode pembelajaran Quantum dengan menggunakan model pembelajaran yang menitik beratkan pada pemanfaatan modalitas penglihatan, pendengaran dan kreatifitas yang dimiliki siswa, model pembelajaran ini lebih sering disebut sebagai model VAK (Visual, Auditory, Kinestethic). Model pembelajaran ini telah diuji keberhasilanya melalui program

Super Camp yang didirikan oleh perusahaan pendidikan Learning Forum.

Tujuan dari pembelajaran VAK

adalah memanfaatkan gaya belajar yang berbeda-beda dari tiap individu untuk memenuhi gaya belajar siswa sehingga siswa merasa nyaman (Deporter, dkk,

1999;6). Menurut Huda (2013;180) pembelajaran dalam model VAK

mencangkup tiga kategori utama, yaitu: a. Pembelajaran visual : Pembelajaran

yang didalamnya ide-ide, konsep-konsep, dan informasi lain diasosiasikan dengan gambar-gambar dan teknik-teknik. Mereka yang memiliki pola belajar visual biasanya mampu memahami informasi dengan menggambarkanya secara nyata.

b. Pembelajaran auditoris : Pembelajaran yang didalamnya seseorang belajar melalui pendengaran. Pembelajaran auditoris sangat bergantung pada pendengaran dan pembicaraan orang lain selama proses belajarnya. Pembelajar auditoris harus mendengar apa yang dikatakan agar bisa memahami dan sebaliknya mereka seringkali kesulitan menghadapi instruksi-instruksi tertulis.

c. Pembelajaran kinestetik/taktil : Pembelajaran yang didalam proses belajar dilakukan oleh siswa yang melaksanakan aktivitas fisik, daripada mendengarkan ceramah atau melihat pertunjukan. Mereka yang memiliki kemampuan kinestetik biasanya belajar dengan cara mempraktekanya.

Penerapan video pembelajaran tutorial AutoCAD dalam melaksanakan model pembelajaran VAK diharapkan dapat membantu guru dalam memberikan stimulus kepada siswa. Menurut Daryanto (2010:90) keuntungan menggunakan media video antara lain: ukuran tampilan video sangat fleksibel dan dapat diatur sesuai kebutuhan, video merupakan bahan ajar non cetak yang kaya informasi dan lugas karena dapat sampai kehadapan siswa secara langsung, dan video menambah suatu dimensi baru terhadap pembelajaran.

Dalam media pembelajaran jenis video terdapat unsur Audio Visual. Audio Visual

digunakan bagi siswa dengan gaya belajar

(5)

commit to user

5 menggambar dengan program AutoCAD,

dengan demikian siswa dengan kecenderungan gaya belajar Kinestethic

dapat dengan mudah meniru dan mempraktekan secara langsung. Apabila penerapan media pembelajaran dengan model VAK tersebut dilakukan sesuai prosedur akan menciptakan suatu pembelajaran yang efektif dan efisien.

Berdasarkan uraian tersebut, dapat diidentifikasi beberapa masalah dalam penelitian ini, masalah tersebut antara lain sebagai berikut : 1) Kurangnya tingkat pemahaman siswa dalam menggunakan program AutoCAD; 2) Metode pembelajaran masih menggunakan metode konvensional sehingga kurang tepat digunakan untuk mengajar AutoCAD; 3) Rendahnya kompetensi siswa pada standar kompetensi menggambar dengan perangkat lunak; 4) Kurangnya motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran; 5) Belum diterapkan media pembelajaran yang menarik dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan identifikasi masalah yang telah dikemukakan diatas, maka peneliti menentukan tujuan dari penelitian ini, tujuan tersebut adalah untuk : 1) Mengetahui perbedaan kompetensi siswa ditinjau dari perolehan hasil belajar ranah kognitif dalam Kompetensi Dasar menggambar dengan perangkat lunak antara kelompok siswa yang diajar dengan model VAK berbasis media video pembelajaran CAD dengan siswa yang diajar dengan model konvensional; 2) Mengetahui aktifitas belajar siswa ditinjau dari penerapan model pembelajaran VAK

berbasis video pembelajaran CAD dan konvensional pada kompetensi dasar menggambar dengan perangkat lunak.

Metode Penelitian 1. Desain Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SMKN 1 Miri yang beralamat di Jalan Gemolong - Karanggede Km.2 Jeruk, Kec.Miri, Kab. Sragen. Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuasi eksperimen dengan desain Nonequivalent Control

Group. Dalam desain ini terdapat dua kelompok yaitu kelompok eksperimen sebagai kelompok percobaan dan kelompok kontrol sebagai kelompok pembanding. Desain penelitian dapat digambarkan sebagai berikut :

Tabel 2. Desain Penelitian

Kelompok Pretest Perlakuan Posttest

Kontrol Y X1 Y1

Eksperimen Y X2 Y2

Percobaan dilakukan untuk mengatahui kebaikan model VAK berbasis media pembelajaran CAD. Kemampuan awal siswa yang diperoeh dari hasil prettest digambarkan dengan Y. Model pembelajaran VAK merupakan perlakuan X1 sedangkan pembelajaran konvensional adalah perlakuan X2. Setelah dilaksanakan perlakuan X1 dan X2 selanjutnya dilaksanakan posttest untuk mengetahui perbandingan peningkatan kemampuan siswa kelompok eksperimen (Y1) dengan kelompok kontrol (Y2).

2. Prosedur Penelitian

Tahapan operasional dalam penelitian ini meliputi tahap persiapan, tahap perencanaan, tahap pelaksanaan, tahap evaluasi, tahap analisis serta tahap tindak lanjut. Kegiatan yang ditempuh dalam tahap-tahap tersebut adalah sebagai berikut:

a. Tahap Persiapan

Permintaan izin kepada kepala sekolah dan guru mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak SMKN 1 Miri.

b. Tahap Perencanaan

Menyusun silabus, rencana pembelajaran (RPP) dan instrument penelitian yang berupa soal test pilihan ganda.

c. TahapPelaksanaan

1) Melaksanakan uji coba soal dikelas XI TGB 2 SMKN 2 Sukoharjo. 2) Melasanakan pretest di kelas X TGB

1 (kelas kontrol) dan X TGB 2 (kelas eksperimen).

(6)

commit to user

6 4) Melasanakan proses pembelajaran

dengan menerapkan media video pembelajaran AutoCAD dengan menggunakan model VAK untuk kelas eksperimen sebanyak 4 pertemuan.

d. Tahap Evaluasi

Melakukan evaluasi secara umum terhadap pelaksanaan penelitian meliputi ; proses KBM, tanggapan siswa mengenai proses belajar mengajar yang telah dilaksanakan, serta hasil belajar siswa dari materi yang telah dipelajari sebagai refleksi bagi peneliti.

e. Tahap Analisis

Setelah memperoleh data kemudian dilakukan analisis data yang meliputi : data nilai test uji coba, data nilai

pretest dan posttest. Pengujian hipotesis menggunakan polled varians dari uji-t. Data yang digunakan dalam pengujian ini adalah data nilai posttest kedua kelompok. Langkah pengujian hipotesis yaitu dilakukan uji homogenitas varians terlebih dahulu menggunakan uji-F, baru setelah itu dilakukan perhitungan menggunakan rumus polled varians dari uji-t.

f. Tahap tindak lanjut

Bagi guru pengampu mata pelajaran menggambar dengan perangkat lunak, hasil penelitia ini diharapkan dapat menjadi alternatif sebagai strategi pembelajaran yang inofatif yang dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam belajar dan meningkatkan kompetensi siswa

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh suatu populasi Sedangkan (Sugiyono, 2012;119).

Berdasarkan pendapat tersebut populsi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas X program Teknik Gambar Bangunan semester 2 SMKN 1 Miri, yang

terdiri dari kelas X TGB 1 dan kelas X TGB 2. Karena jumlah populasi tidak terlalu besar dan sub populasi sudah terbentuk secara alami yaitu kelas X TGB 1 dan X TGB 2 maka seluruh populasi dijadikan sebagai sampel.

4. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling yang digunakan yaitu sampling jenuh, dimana seluruh anggota populasi digunakan sebagai sampel dan tidak dilakukan generlisasi, hal ini dikarenakan jumlah siswa kelas X program Teknik Gambar Bangunan SMKN 1 Miri yang tidak terlalu besar dan terdapat dua sub populasi yang sudah terbentuk secara alami yaitu kelas X TGB 1 dan X TGB 2.

5. Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel perlu digunaan teknik pengumpulan data yang sesuai dengan kebutuhan dan sifat instrumen yang digunakan. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik tes, observasi dan dokumentasi. 6. Validitas Instrumen Penelitian

Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan berupa soal tes pilihan ganda kompetensi dasar Menggambar Dengan Perangkat Lunak. Agar soal tes dapat benar-benar mengukur hasil belajar siswa pada ranah kognitif, maka dilakukan kalibrasi instrumen yang meliputi uji validitas, uji reliabilitas, daya pembeda dan tingkat kesukaran soal.

7. Analisis Data

Sebelum dilaksanakan perlakuan terlebih dahulu dilaksanakan uji prasyarat analisis dengan menggunakan nilai pretest uji tersebut meliputi uji kesetimbangan, uji normalitas dan uji homogenitas.

Uji hipotesis menggunakan nilai posttest dilakukan dengan polled varians dari uji t dengan rumus sebagai berikut :

� = � − �1 2

�1−1 �1

2+

�1−1 �2 2

�1+�2−2

1

�1

+ 1

(7)

commit to user

7 Keterangan :

�1 = Mean skor posttest kontrol

�2 = Mean skor posttest eksperimen

�1 2

= Variansi skor posttest kontrol �2

2

= Variansi skor posttest eksperimen

n1 = Jumlah responden kontrol n2 = Jumlah responden eksperimen.

Hasi Penelitian 1. Data Pretest

Nilai pretest didapatkan dari test awal sebelum siswa diberi pembelajaran dengan tujuan mengetahui kemampuan awal siswa, data yang didapatkan dari hasil

pretest digunakan untuk uji homogenitas, uji normalitas dan uji kesetimbangan. Nilai pretest akan dibandingkan dengan nilai

posttest rata-rata untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar

siswa. Data pretest kelompok kontrol dan Deskripsi data nilai pretest kelompok kontrol dan eksperimen secara ringkas disajikan sebagai berikut :

a. Data Pretest Kelompok Kontrol

Pada saat dilaksanakan pretest dari 29 siswa kelas X TGB 1 (Kelas Kontrol) terdapat 2 siswa yang berhalangan mengikuti prettest sehingga hanya 27 siswa yang mengerjakan soal. Rentang nilai pretest kelompok kontrol berkisar antara 96-56, dari hasil perhitungan didapatkan data sebagai berikut :

Rata-rata (M) : 73.33 Standar deviasi (s) : 11.368 Varians (s²) : 129.2308

Perolehan skor pretes kelompok kontrol keseluruhan secara ringkas disajikan dalam histogram sebagai berikut:

Gambar 1. Histogram Distribusi Nilai Pretest Kelompok Kontrol

b. Data Pretest Kelompok Eksperimen Dari 28 siswa kelas X TGB 1 (kelas eksperimen) terdapat 1 siswa yang tidak masuk sehingga hanya 27 siswa yang mengikuti pretest. Rentang nilai yang diperoleh siswa di kelompok eksperimen antara 92-48. Dari perhitungan yang dilakukan didapatkan data sebagai berikut:

Rata-rata (M) : 71.2593 Standar deviasi (s) : 11.2064 Varians (s²) : 125.584

Perolehan skor pretes kelompok eksperimen keseluruhan secara ringkas disajikan dalam histogram sebagai berikut:

0 1 2 3 4 5 6 7 8

49-56 57-64 65-72 73-80 81-88 89-96

Frekuensi

(8)

commit to user

8 Gambar 2. Histogram Distribusi Nilai Pretest Kelompok Eksperimen.

2. Deskripsi Pelaksanaan Eksperimen. Pembelajarann VAK di kelas dilaksanakan selama 4 kali pertemuan dengan alokasi waktu untuk tiap pertemuan selama 2 x 45 menit. Pembelajaran dilakukan setelah melaksanakan pretest di kedua kelompok.

Pada pertemuan pertama membahas tentang tools dan perintah dalam AutoCAD yang sering digunakan dalam menggambar denah rumah sederhana. Tools dan perintah menggambar dijelaskan dengan bantuan media video pembelajaran untuk mempermudah peneliti dan menarik minat siswa auditory dan visual. Setelah menyimak tayangan video siswa diminta untuk mempraktekan penggambaran dengan tools dan perintah yang telah dipelajari. Hal ini dilakukan sebagai stimulus untuk gaya belajar kinestetik.

Pada pertemuan kedua diadakan diskusi kelompok untuk membahas tata cara menggambar denah rumah sederhana dengan menggunakan tools dan perintah yang telah dipelajari sebelumnya.

Pada pertemuan ketiga peneliti bersama siswa melanjutkan diskusi pada pertemuan sebelumnya. Hasil diskusi kemudian dipresentasikan di depan kelas

oleh masing-masing kelompok dan di tanggapi oleh kelompok yang lain.

Pada pertemuan keempat membahas tentang tata cara penggambaran potongan rumah menggunakan tools dan perintah dalam AutoCAD. Penjelasan disajikan dengan bantuan tayangan video tutorial menggambar potongan rumah sederhana. Siswa diminta untuk menyimak dan mempraktekan tata cara penggambaran dengan panduan peneliti. Selanjutnya siswa bersama peneliti melakukan kilas balik atas materi yang telah dipelajari dan melaksanakan tanya jawab mengenai materi yang belum dipahami.

3.Data Posttest

a. Data Posttest Kelompok Kontrol

Posttest diikuti oleh seluruh siswa di kelas kontrol sebanyak 29 orang. Nilai tertinggi yang berhasil dicapai 100 sedangkan nilai terendah 60. Berdasarkan perhitungan nilai posttest kelas kontrol didapatkan hasil sebagai berikut :

Rata-rata (M) : 75,7241 Standar deviasi (s) : 11,5601 Varians (s²) : 133,6355

Perolehan skor posttest kelompok kontrol keseluruhan secara ringkas disajikan dalam histogram sebagai berikut:

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

43-51 52-60 61-69 70-78 79-87 88-96

Frekuensi

(9)

commit to user

9 Gambar 3. Histogram Distribusi Nilai Posttest Kelompok Kontrol.

b. Data Posttest Kelompok Eksperimen

Posttest di kelas eksperimen diikuti oleh 27 siswa dikarenakan ada satu siswa yang tidak masuk. Nilai tertinggi yang berhasil dicapai adalah 100 sedangkan nilai terendah 60. Setelah dilakukan perhitungan nilai posttest

kelompok eksperimen didapatkan hasil sebagai berikut :

Rata-rata (M) : 84.2963 Standar deviasi (s) : 9.8559 Varians (s²) : 97.1396

Perolehan skor posttest kelompok kontrol keseluruhan secara ringkas disajikan dalam histogram sebagai berikut:

Gambar 4. Histogram Distribusi Nilai Posttest Kelompok Eksperimen.

Berdasarkan hasil pengamatan selama proses pembelajaran berlangsung, diperoleh data tentang aktifitas belajar siswa di kelas kontrol dan eksperimen. Aktifitas belajar di kelas eksperimen pada pertemuan terakhir mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Hal tersebut dilihat dari banyaknya siswa yang

berperan aktif selama pembelajaran berlangsung sesuai dengan aspek penilaian pada pedoman observasi.

Prosentase peningkatan aktifitas belajar siswa kelompok eksperimen pada tiap pertemuan disajikan dalam tabel berikut:

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

43-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100

frekuensi

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9

53-60 61-68 69-76 77-84 85-92 93-100

frekuensi

Interval Nilai Posttest Kelas Kontrol

(10)

commit to user

10 Tabel 3. Prosentase aktifitas siswa pada proses pembelajaran konvensional

Prosentase akifitas belajar di tiap pertemuan pada kelompok kontrol juga mengalami peningkatan yang cukup baik namun tidak setinggi seperti pada kelas

eksperimen. Prosentase peningkatan aktifitas belajar kelas kontrol pada tiap pertemuan disajikan dalam tabel berikut:

Tabel 4. Prosentase aktifitas siswa pada proses pembelajaran VAK

1 2 3 4

1. Perhatian

a. Menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh b. Menunjuan antusias dalam pembelajaran

c. Menunjukan rasa senang 2. Kerjasama

a. Memberi bantuan kepada orang lain b. Menghargai pendapat orang lain c. Menunjukan kekompakan 3. Ketekunan

a. Mengerjakan tugas menggambar dengan teliti b. Tidak ngobrol dengan teman dan tidak bermain sendiri

c. Tidak menggangu kelompok lain/teman yang lain 4. Keaktifan

a. Menyatakan pendapat b. Mengajukan pertanyaan

c. Mengerjakan tugas menggambar dengan baik 5. Interaksi siswa

a. Mengikuti petunjuk/langkah-langkah menggambar yang guru ajarkan

b. Menunjukan kemauan bertanya c. Menjawab pertanyaan guru

68,97 69,25 67,53 70,11 66,67 66,95 71,55 73,85 36,21 39,08 42,82 43,97

59,2 59,48 65,8 70,11 Aktifitas belajar tiap

pertemuan (%) Aspek yang diamati

53,45 58,62 58,91 62,07

1 2 3 4

1. Perhatian

a. Menyimak penjelasan guru dengan sungguh-sungguh b. Menunjuan antusias dalam pembelajaran

c. Menunjukan rasa senang

2. Kerjasama

a. Memberi bantuan kepada orang lain b. Menghargai pendapat orang lain c. Menunjukan kekompakan

3. Ketekunan

a. Mengerjakan tugas menggambar dengan teliti b. Tidak ngobrol dengan teman dan tidak bermain sendiri

c. Tidak menggangu kelompok lain/teman yang lain

4. Keaktifan

a. Menyatakan pendapat b. Mengajukan pertanyaan

c. Mengerjakan tugas menggambar dengan baik

5. Interaksi siswa

a. Mengikuti petunjuk/langkah-langkah menggambar yang guru ajarkan

b. Menunjukan kemauan bertanya c. Menjawab pertanyaan guru

Aspek yang diamati

64,81 70,73 68,45 70,24

68,83 70,37 79,46 81,85 36,11 64,51 66,67 45,54

58,64 71,91 73,51 76,19

68,21 68,52 72,32 78,57

(11)

commit to user

11 Kedua tabel diatas menunjukan bahwa

aktifitas belajar siswa kelompok control dan eksperimen sama-sama mengalami peningkatan, namun aktifitas belajar siswa kelompok eksperimen mengalami peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan dengan kelas kontrol.

Pembahasan

1.Perbedaan kompetensi kognitif siswa ditinjau dari perolehan hasil belajar dalam kompetensi dasar menggambar dengan perangkat lunak antara kelompok siswa yang diajar dengan model VAK berbasis media video pembelajaran CAD dengan siswa yang diajar dengan model konvensional.

Hasil uji kesetimbangan menunjukan perolehan nilai thitung(0,6751) < ttabel(2,0066), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan kemampuan awal antara siswa kelompok kontrol dan eksperimen, dapat diktakan kedua kelas berada dalam keadaan seimbang.

Setelah mengetahui kedua kelas berada pada kondisi seimbang maka dilaksanakan eksperimen berupa penerapan media pembelajaran CAD

dengan model pembelajaran VAK di kelas eksperimen sebanyak 4 kali pertemuan. Kemudian dilaksanakan posttest atau test akhir untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kompetensi kognitif siswa pada kompetensi dasar menggambar dengan perangkat lunak antara siswa kelompok eksperimen dan kontrol.

Skor posttest kedua kelompok selanjutnya dianalisa untuk uji hipotesis dengan menggunakan rumus Polled Varians dari uji t. Hasil uji hipotesis, menunjukan perolehan nilai thitung(2,975) > ttabel(2,004), artinya rata-rata skor posttest kelas kontrol dan eksperimen tidak identik, sehingga terdapat perbedaan kemampuan antara kelompok kontrol dan eksperimen.

Dari hasil perhitungan diketahui prosentase peningkatan rata-rata skor siswa kelompok kontrol sebesar 3,5%, yaitu dari test awal 73,33 menjadi 75,72.

Sedangkan siswa kelompok eksperimen menunjukan peningkatan skor yang signifikan dari test yang sebelumnya 71,26 menjadi 84,31 atau sebesar 15,46%.

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa :

1.Penerapan media pembelajaran CAD

dengan model VAK lebih efektif dalam meningkatkan kompetensi kognitif siswa pada kompetensi dasar menggambar dengan perangkat lunak dibandingkan dengan pembelajaran konvensional.

2.Aktifitas belajar siswa ditinjau dari penerapan model pembelajaran VAK

berbasis video pembelajaran CAD dan konvensional pada kompetensi dasar menggambar dengan perangkat lunak.

Berdasarkan pengamatan terhadap aktifitas belajar siswa kelompok eksperimen selama proses pembelajaran

VAK, dapat diamati bahwa aktifitas belajar siswa mengalami peningkatan yang cukup baik, namun ada pula penurunan pada aspek-aspek kegiatan tertentu.

Pada pertemuan pertama siswa masih terlihat belum sepenuhnya nyaman dengan model pembelajaran yang diterapkan, hal ini dikarenakan siswa belum terbiasa, terdapat banyak siswa yang masih awam dan belum paham terhadap materi yang diajarkan. Ada beberapa siswa yang terlihat enggan untuk bertanya dan mengajuan pendapat. Setelah video pembelajaran ditayangkan, terlihat siswa menjadi tertarik dengan materi yang ada dalam video sehingga mereka berusaha menyimak dan mencoba mempraktekan penggambaran dalam video.

(12)

commit to user

12 pertemuan kedua ini kerjasama siswa

terlihat mengalami peningkatan, siswa mulai belajar untuk bertukar pikiran, sehingga siswa yang pandai dapat berbagi ilmu kepada siswa yang kurang pandai.

Pada pertemuan ketiga setelah melaksanakan diskusi siswa diminta untuk menampilkan hasil diskusi pada pertemuan sebelumnya. Banyak siswa yang enggan untuk maju ke depan kelas dan mendemonstrasikan hasil diskusi dengan kelompoknya. Setelah diberi semangat dan dorongan akhirnya siswa tidak canggung lagi untuk maju ke depan kelas dan menanggapi pekerjaan temanya. Pada pertemuan kali ini peningkatan yang menonjol terjadi pada aspek keaktifan siswa, siswa menjadi lebih berperan aktif dalam proses pembelajaran, belajar tidak hanya dengan mengerjakan tugas menggambar saja akan tetapi mereka bertukar pikiran dengan teman untuk mengetahui tata cara menggambar komponen denah rumah yang sukar.

Pada pertemuan keempat Sebagian besar siswa menunjukan sikap antusias dengan memperhatikan dan mengikuti arahan peneliti, juga menyimak tayangan video dengan baik. Namun masih terdapat beberapa siswa yang terkesan tidak memperhatikan. Pada pertemuan ini siswa terlihat tidak ragu-ragu lagi dalam bertanya dan menyatakan pendapatnya. Ketekunan siswa juga terlihat mengalami peningkatan, dilihat dari keseriusan siswa dalam melaksanakan perintah menggambar yang diberikan. Pada aspek kerjasama memang mengalami penurunan akan tetapi masih lebih baik dari pertemuan pertama.

Selain melakukan pengamatan di kelas eksperimen, pengamatan juga dilakukan di kelas kontrol terhadap aktifitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Pada tiap pertemuan aktifitas belajar siswa kelas kontrol mengalami peningkatan namun tidak

begitu signifikan bila dibanding dengan aktifitas belajar siswa kelas eksperimen.

Kegiatan siswa di dalam kelas kebanyakan hanya mengerjakan tugas menggambar dari guru. Setelah mendengarkan penjelasan guru siswa diberi tugas untuk menggambar suatu gambar bangunan, kemudian siswa berkutat mengerjakan tugas tersebut hingga jam pelajaran berakhir.

Siswa terlihat tekun dan mengerjakan tugas menggambar dengan baik, namun siswa kurang aktif dalam pembelajaran dan hanya berpacu untuk menyelesaikan tugas. Ketika menemukan kesulitan kebanyakan siswa masih enggan bertanya kepada guru dan memilih untuk diam atau bertanya kepada temanya.

Dalam pembelajaran di kelas kontrol, pengetahuan siswa tentang langkah-langkah menggambar hanya terbatas pada apa yang dicontohkan oleh guru, hal tersebut dikarenakan mereka belum benar-benar memahami penggunaan tool AutoCAD secara tepat. Ketika dihadapkan dengan persoalan yang jauh berbeda dengan contoh mereka mengalami kesulitan dan tidak berani bertanya, akhirnya siswa merasa putus asa dan memilih untuk melakukan aktifitas lain seperti mengobrol dan bermain game. Dengan demikian suasana kelas menjadi tidak kondusif dan terarah.

Berdasarkan uraian diatas dengan didukung data kuantitatif berupa data hasil observasi aktifitas belajar siswa yang dapat dilihat pada tabel 3 dan 4 halaman 8, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran VAK

dengan menggunakan video pembelajaran

(13)

commit to user

13 Kesimpulan

1. Penggunaan model VAK berbasis video pembelajaran CAD lebih efektif dalam meningkatkan hasil belajar siswa bila dibandingkan dengan model konvensional pada standar kompetensi menggambar dengan perangkat lunak. 2. Aktifitas siswa yang diajar dengan

model VAK berbasis video pembelajaran CAD pada tiap pertemuan menunjukan peningkatan yang lebih signifikan dibandingkan dengan aktifitas siswa yang diajar dengan model konvensional

Daftar Pustaka

Daryanto. (2010). Media Pembelajaran :

Perananya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran. Yogyakarta : Gava Media.

DePorter, B., Reardon, M. & Norie, S.S. (1999). Quantum Teaching Menerapkan Quantum Learning Di Ruang-Ruang Kelas. Bandung : Kaifa.

Huda, M. (2013). Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran:

Isu-Isu Metodis dan

Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sari, L.P. (2010). Tujuan Pembelajaran Dalam Bentuk Kompetensi. Diperoleh 15 Februari 2015 dari : http://staff.uny.ac.id

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung : Alfabeta.

Suparno, A.S. (2001). Membangun Kompetensi Belajar. Jakarta : Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional.

Gambar

Gambar 1. Histogram Distribusi Nilai Pretest Kelompok Kontrol
Gambar 2. Histogram Distribusi Nilai  Pretest Kelompok Eksperimen.
Gambar 3. Histogram Distribusi Nilai  Posttest Kelompok Kontrol.
Tabel 3. Prosentase aktifitas siswa pada proses pembelajaran konvensional Aktifitas belajar tiap

Referensi

Dokumen terkait

Hasil bioetanol melalui proses SSF dengan penambahan nitrogen (N) lebih besar dibandingkan dengan perlakuan tanpa penambahan nitrogen (N) maupun dengan

[r]

Selain sebagai mahabbah pengasihan pemikat wanita dan pria, dengan mengamalkan surat AT Taubah ini, Anda tidak perlu azimat, mustika, atau apapun yang berkhasiat sebagai benteng

Pada hari ini Selasa tanggal Lima bulan Januari tahun Dua ribu enam belas (05-01-2016), kami Pokja ULP Kantor Polres Musi Banyuasin TA. 2016 telah melaksanakan proses

Upaya evaluasi harus senantiasa memperhatikan perkembangan situasi yang ada sehingga apabila diperlukan, organisasi harus juga melakukan berbagai penyesuaian baik

Berfkir Kritis adalah berfkir yang memeriksa, menghubungkan, dan mengevaluasi semua aspek situasi atau masalah.  Termasuk di dalamnya mengumpulkan, mengorganisir,

JURNAL KEGIATAN PRAKTEK INDUSTRI ( PI ) DI PT MARS SYMBIOSIENCE INDONESIA SITE

Maka dengan ini kami mengundang Bapak/Ibu sebagai pemenang lelang kegiatan pekerjaan tersebut diatas untuk mengikuti Klarifikasi dan Negosiasi Teknis dan Biaya pada