• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BILANGAN DENGAN MENERAPKAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VII MTS PERDAMEAN RANTAU PARAPAT T.A. 2014/2015.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BILANGAN DENGAN MENERAPKAN MODEL QUANTUM TEACHING PADA SISWA KELAS VII MTS PERDAMEAN RANTAU PARAPAT T.A. 2014/2015."

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH SISWA PADA MATERI BILANGAN DENGAN MENERAPKAN

MODELQUANTUM TEACHINGPADA SISWA KELAS VII MTs PERDAMEAN RANTAUPRAPAT

TAHUN AJARAN 2014/2015

Oleh :

Meida Hasda Hasibuan NIM 4103311032

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, atas segala rahmat dan hidayahNya yang memberikan hikmat kepada penulis hingga penelitian ini dapat selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini berjudul : Upaya Meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Siswa Pada Materi Bilangan Dengan Menerapkan ModelQuantum Teaching Pada Siswa Kelas VII-A MTs Perdamean Rantau prapat TA 2014 / 2015

Adapun skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Skripsi. Beliau telah banyak memberikan bimbingan dan saran-saran kepada penulis sejak awal hingga akhir penulisan skipsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia M.Si, Pardomuan NJM Sinambela,S.Pd,M.Pd, dan Bapak Dr.W.Rajagukguk,M.Pd selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran-saran mulai dari perencanaan penelitian sampai penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Dr. W.Rajagukguk,M.Pd selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah membimbing dan memotivasi penulis selama perkuliahan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M.Si, selaku Rektor Universitas Negeri Medan beserta para staf pegawai di rektorat, Bapak Prof.Drs Motlan, M.Sc, Ph.D selaku Dekan FMIPA, Bapak Drs. Syafari, M.Pd selaku Ketua Jurusan Matematika, Bapak Drs. Zul Amry,M.Si selaku ketua Prodi Pendidikan Matematika, Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si selaku sekretaris jurusan Pendidikan Matematika, dan seluruh staf pegawai Jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah membantu penulis.

(4)

mengasuh, membimbing, memberi kasih sayang, mendukung secara materil dan selalu mendo’akan penulis. Semoga Allah memberikan kebaikan dunia dan akhirat kepada Ayah dan Ibunda. Amin. Terima kasih juga buat Kakak tersayang Indah Lestari Hsb yang telah memberikan do’a dan motivasi kepada penulis, serta Terima kasih juga untuk Adinda adik Maimunah Nazmi Hsb. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hj.Murni Ritonga S.Pd.I selaku Kepala Sekolah MTs Perdamean Rantau Prapat dan Ibu Latifah Handari, S.Pd selaku guru bidang studi matematika di MTs Perdamean Rantau prapat yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

Penulis juga ucapkan terima kasih untuk M.Adi Kurniawan Nst yang selalu bersama dan memberikan do’a serta motivasi maupun dorongan untuk mengerjakan skripsi ini hingga selesai. Tak lupa penulis ucapan terima kasih juga untuk sahabat Aisyah hutasuhut, Desy ratna sari, Cindy Novalia silitonga, Dinda Kartika, Lita Yustina Butar-butar, Runny Tri Sulistyowati, Utari Mustika, Andreas Sembiring, Dedi Aprinaldi, Sholahuddin Al’Ayyubie Dalimunthe, adik kami Nurul indah pratiwi, Sakinah tuljannah, Amd, Novita Devi dan teman-teman senasib seperjuangan di EKS A’ 10 Pendidikan Matematika yang tiada henti memberikan motivasi dan doa yang tulus serta sahabat-sahabat lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan skripsi ini, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca untuk kesempurnaan skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, September 2014 Penulis,

(5)

vi

BAB I PENDAHULUAN 1

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 8

1.3. Batasan Masalah 8

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 9

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Belajar 10

2.1.2. Matematika 12

2.1.3. Masalah dalam Matematika 13

2.1.4. Pemecahan Masalah 14

2.1.4.1 Pengertian Pemecahan Masalah 14

2.1.4.2 Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika 15 2.1.4.3Langkah-Langkah Pemecahan Masalah 18 2.1.5. AlatEvaluasiKemampuanPemecahanMasalahSiswa 21

2.1.6. Model Pembelajaran 21

2.1.7 Model Quantum Teaching 23

2.1.8 Materi Ajar Bilangan 27

2.2 KerangkaKonseptual 47

2.3 HipotesisTindakan 50

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 51

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 51

3.3. VariabelPenelitian 51

3.4. Jenis Penelitian 51

3.5 Alat Pengumpul Data 57

3.6. TeknikAnalisis Data 60

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

(6)

4.1.1 Permasalahan I 64 4.1.2 Alternatif Pemecahan Masalah I (Perencanaan Tindakan I) 66

4.1.3 PelaksanaanTindakan I 66

4.1.4 TahapObservasi I 68

4.2 Analisis Data HasilSiklus I 68

4.2.1 HasilTesKemampuanPemecahanMasalah 68

4.2.2 HasilObservasi 70

4.2.3 Refleksi 72

4.3. Hasil Penelitian Siklus II 73

4.3.1 Permasalahan 73

4.3.2 AlternatifPemecahan II (RencanaTindakan II) 74

4.3.3 PelaksanaanTindakan II 74

4.3.4 Observasi 75

4.4. Analisis Data HasilSiklus II 75

4.4.2. HasilObservasi 77

4.4.3. Refleksi II 79

4.5PembahasanHasilPenelitian 81

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan 84

5.2 Saran 84

(7)

ix

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Teknik Penskoran Kemampuan 58

Pemecahan Masalah

Tabel 3.2 Kriteria Tingkat TesKemampuan 62 PemecahanMasalah Siswa

Tabel 4.1 Deskripsi Tingkat KemampuanPemecahan 64 MasalahPada Tes Awal

Tabel 4.2 Deskripsi Tingkat KemampuanPemecahan 69 MasalahPada TesKemampuanPemecahan

Masalah I

Tabel 4.3 Deskripsi Hasil Observasi Guru Melakukan 70 Pembelajaran Pada Siklus I

Tabel 4.4 Deskripsi Hasil Observasi siswa Melakukan 71 Pembelajaran Pada Siklus I

Tabel 4.5. Deskripsi Tingkat Kemampuan Pemecahan 76 Masalah pada Tes Siklus II

Tabel 4.6. DeskripsiHasilObservasi Guru dalam 77 MelaksanakanPembelajaranpadaSiklus II

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 3.1.SkemaProsedurPelaksanaanPenelitianTindakanKelas 54 Gambar 4.1. Deskripsi KemampuanPemecahanMasalahTes Awal 65

Gambar 4.2. Deskripsi Tes Kemampuan Pemecahan Masalah I 69 Gambar 4.3.DeskripsiTesKemampuanPemecahan Masalah II 77 Gambar 4.4. Deskripsi Peningkatan Nilai Rata – rata Kelas pada 82

Siklus I dan Siklus II

(9)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan kebutuhan setiap manusia sepanjang hidupnya. Tanpa adanya pendidikan manusia akan sulit berkembang bahkan akan terbelakang. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan di Indonesia adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Berbagai upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan telah dan terus dilakukan. Namun, indikator kearah mutu pendidikan belum menunjukkan peningkatan yang signifikan. Salah satu cara untuk meningkatkan pendidikan di Indonesia adalah dengan melakukan perbaikan dalam proses pembelajaran, maka perlu diadakan upaya dalam perbaikan pembelajaran seiring dengan perkembangan zaman yang menuntut siswa untuk berwawasan luas.

Mata pelajaran matematika ada di setiap tingkatan sekolah, mulai dari tingkatan yang paling rendah TK (matematika awal seperti mengenal angka dan berhitung sederhana), SD, SMP maupun SMA dan SMK. Seperti Menurut Cockroft (Abdurrahman, 2009 : 253):

Menurut Cockroft (1982: 1 – 5) mengemukakan bahwa matematika perlu diajarkan kepada siswa karena (1) selalu digunakan dalam segala segi kehidupan, (2) semua bidang studi memerlukan bidang keterampilan bidang matematika yang sesuai, (3) merupakan sarana komunikasi yang kuat, singkat, dan jelas, (4) dapat digunakan untuk menyajikan informasi dalam berbagai cara, (5) meningkatkan kemampuan logis, ketelitian, dan kesadaran keruangan, dan (6) memberikan kepuasan terhadap usaha memecahkan yang menantang.

(10)

dilatih untuk senantiasa berpikir logis dan kritis dalam memecahkan permasalahan, serta dapat melatih kejujuran, ketekunan, dan keuletan.

Banyak manfaat yang akan diperoleh dari belajar matematika. Baik itu untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk dasar ilmu-ilmu lainnya. Akan tetapi banyak pula siswa yang tidak suka pada pelajaran matematika. Banyak juga anak yang beranggapan bahwa matematika adalah pelajaran yang sulit dan membosankan.

Namun, pembelajaran terhadap Matematika bagi kebanyakan pelajar tidaklah mudah. Banyak kendala yang dihadapi seperti dalam hal ketelitian, visualisasi, kecepatan dan ketepatan dalam menghitung. Hambatan-hambatan ini menciptakan sugesti buruk terhadap Matematika sebagai pelajaran yang sulit dan juga menimbulkan rasa malas untuk mempelajarinya. Reaksi berantai ini terus berlanjut dan semakin memperkuat anggapan bahwa ‘Matematika adalah pelajaran yang sulit dan menakutkan’.

Seperti yang diungkapkan Cornelius (dalam Abdurrahman, 2009:253) bahwa alasan perlunya belajar matematika adalah sebagai berikut :

Lima alasan perlunya belajar matematika karena matematika merupakan (1) sarana berpikir yang jelas dan logis, (2) sarana untuk memecahkan masalah kehidupan sehari-hari, (3) sarana mengenal pola-pola hubungan dan generalisasi pengalaman, (4) sarana untuk mengembangkan kreativitas dan (5) sarana untuk meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan budaya.

Berdasarkan kutipan disimpulkan bahwa melalui pembelajaran matematika diharapkan peserta didik dapat mengembangkan kemampuan berpikir, bernalar, mengkomunikasikan gagasannya serta dapat mengembangkan aktivitas kreatif dalam memecahkan masalah. Ini menunjukkan bahwa matematika memiliki manfaat dalam mengembangkan kemampuan siswa sehingga perlu untuk dipelajari. Sejalan dengan hal itu.

(11)

3

Mutu akademik antarbangsa melalui Programme For International Student Assessment (PISA) 2003 menunjukkan bahwa peringkat matematika Indonesia berada di deretan 39 dari 41 negara. Sejauh ini, Indonesia masih belum mampu lepas dari deretan penghuni papan bawah (dalam Kunandar, 2009:1).

Dari kenyataan tersebut secara jelas menyatakan bahwa kualitas pendidikan matematika masih rendah dan belum sesuai dengan yang diharapkan. Rendahnya prestasi belajar matematika di sekolah telah menjadi masalah nasional yang harus diperhatikan oleh berbagai kalangan. Untuk mengatasi rendahnya nilai matematika tersebut, para pendidik berusaha mengadakan perbaikan dan peningkatan disegala segi yang menyangkut pendidikan matematika.

Sedangkan berdasarkan hasil belajar matematika, Lenner (dalam Abdurrahman, 2009:253) mengemukakan bahwa :

“kurikulum bidang studi matematika hendaknya mencakup tiga elemen, (1) konsep, (2) keterampilan, dan (3) pemecahan masalah”.

Dari pernyataan di atas, salah satu aspek yang ditekankan dalam kurikulum adalah meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Pemecahan masalah merupakan bagian dari kurikulum matematika yang sangat penting karena dalam proses pembelajaran maupun penyelesaiannya, siswa dimungkinkan memperoleh pengalaman menggunakan pengetahuan serta keterampilan yang sudah dimiliki untuk diterapkan pada pemecahan masalah yang bersifat tidak rutin.

Cooney (dalam Hudojo, 2005:130) mengatakan bahwa mengajarkan siswa untuk menyelesaikan masalah-masalah memungkinkan siswa itu menjadi lebih analitik di dalam mengambil keputusan didalam kehidupan. Namun hal tersebut dianggap bagian yang paling sulit dalam mempelajarinya maupun bagi guru dalam mengerjakannya. Suatu masalah biasanya memuat suatu situasi yang mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya.

(12)

yang diberikan oleh guru merupakan hal yang penting untuk diperhatikan, pemilihan model dan metode pembelajaran matematika yang tepat akan membuat matematika disukai oleh siswa. Pembelajaran matematika yang dilakukan di sekolah selama ini kurang memberi motivasi kepada siswa untuk terlibat langsung dalam pembentukan pengetahuan matematika mereka. Siswa lebih tergantung pada guru sehingga sikap ketergantungan inilah yang yang menjadi karakteristik seseorang secara tidak sadar telah dibiarkan tumbuh dan berkembang melalui gaya pembelajaran tersebut. Padahal yang diinginkan adalah siswa yang mandiri, mampu untuk memunculkan ide-ide dan gagasan yang kreatif serta mampu menghadapi tantangan atau permasalahan yang sedang dihadapai.

Berdasarkan uraian di atas, maka pemecahan masalah merupakan suatu tujuan dalam pembelajaran matematika, suatu pendekatan pembelajaran matematika serta merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi dalam matematika yang harus dimiliki oleh siswa. Selanjutnya kemampuan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah daya berpikir siswa dalam menyelesaikan masalah matematika pada suatu kegiatan yang mementingkan prosedur yang ditempuh siswa guna memperoleh solusi permasalahan yang mereka hadapi.

Berdasarkan beberapa pendapat diatas, kemampuan pemecahan masalah harus dimiliki siswa untuk melatih agar siswa terbiasa menghadapi berbagai permasalahan, baik masalah dalam matematika, masalah dalam bidang studi lain ataupun masalah dalam kehidupan sehari-hari yang semakin kompleks. Oleh sebab itu, kemampuan siswa untuk memecahkan masalah matematis perlu terus dilatih sehingga ia dapat memecahkan masalah yang ia hadapi.

(13)

5

mendorong seseorang untuk menyelesaikannya, akan tetapi tidak tahu secara langsung apa yang harus dikerjakan untuk menyelesaikannya ”.

Berdasarkan uraian di atas penulis tertarik untuk menumbuhkan sendiri minat belajar siswa untuk tertarik belajar. Oleh karena itu peneliti ingin melakukan penelitian dengan menerapkan pembelajaran Quantum Teaching dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

Quantum Teaching adalah pembelajaran yang memadukan antara berbagai sugesti positif dan interaksinya dengan lingkungan yang mempengaruhi proses dan hasil belajar seseorang. Lingkungan belajar yang nyaman dan menyenangkan serta munculnya emosi positif sebagai keterlibatan otak dapat menciptakan sebuah interaksi yang baik dalam proses belajar yang akhirnya dapat menimbulkan motivasi yang tinggi kepada seseorang sehingga akan memberikan kepercayaan dirinya sendiri.

DePorter (2010:122) mengemukakan bahwa :

Quantum teaching terletak pada kemampuan anda untuk menjembatani jurang antara dunia kita dan dunia mereka. Hal ini akan memudahkan anda membangun jalinan, menyelesaikan bahan pelajaran lebih cepat, membuat hasil belajar lebih melekat, dan memastikan terjadinya pengalihan pengetahuan. Hubungan dinamis yang tercipta berguna untuk menarik keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran.

Quantum Teachingadalah pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Interaksi-interaksi ini mencakup unsur-unsur untuk belajar efektif yang mempengaruhi kesuksesan siswa. Interaksi - interaksi ini mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi ilmu yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain. Quantum Teaching mencakup petunjuk spesifik untuk menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang pembelajaran menyampaikan isi dan memudahkan proses belajar.

Menurut Deporter (2010:127) menyatakan bahwa :

Kerangka pembelajaran TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan) dalam model pembelajaran

(14)

menjamin siswa menjadi tertarik, karena kerangka TANDUR memastikan bahwa mengalami pembelajaran, berlatih, menjadikan isi pelajaran nyata bagi diri mereka dan mencapai sukses.

Dari hasil observasi awal yang dilakukan peneliti berupa tes diagnostik awal yang berkaitan dengan hasil belajar pada pokok bahasan operasi bilangan bulat kepada 35 siswa kelas VII MTs Perdamean Rantauprapat terdapat beberapa kesalahan sehingga siswa sulit menerima pembelajaran ini. Hanya 8 orang siswa (3,2%) yang menjawab soal nomer 1 dengan benar dan 15 orang siswa (37,5%) yang menjawab soal nomer 2 dengan benar. Nilai rata- rata siswa yang didapat 57,8. Berdasarkan data kesulitan siswa pada tes diagnostik diketahui kesulitan-kesulitan yang dialami siswa dalam menyelesaikan tes diagnostik adalah :

1. Siswa mengalami kesulitan dalam memahami makna soal sehingga siswa tidak mampu menentukan apa yang diketahui dan apa yang akan ditanya dari soal yang diberikan.

2. Siswa mengalami kesulitan dalam memisalkan dan mengubah kalimat soal ke dalam kalimat matematika (membuat model)

3. Siswa mengalami kesulitan dalam mengaitkan antara apa yang diketahui dengan apa yang ditanya dari soal.

4. Siswa mengalami kesulitan dalam menentukan konsep matematika yang akan digunakan dalam menyelesaikan suatu permasalahan.

Dari hasil wawancara peneliti dengan ibu Latifah hrp, sebagai guru matematika MTs Perdamean Rantauprapat pada tanggal 05 maret 2014, mengatakan bahwa:

"Siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal yang membutuhkan pemecahan masalah, jika soal yang diberikan sedikit bervariasi maka siswa sulit mengerjakannya. Hal ini disebabkan kurangnya kreativitas siswa untuk menyelesaikan soal serta cara belajar siswa yang kurang baik”.

(15)

7

menyebabkan rendahnya kemampuan siswa memecahkan masalah. Dengan demikian, tugas guru bukan sekedar mengajarkan ilmu semata kepada siswa, tetapi membantu siswa belajar. Tekanan pembelajarannya harus pada aktivitas siswa untuk belajar, aktif secara mental maupun fisis.

Banyak manfaat yang akan diperoleh dari belajar matematika. Baik itu untuk kehidupan sehari-hari maupun untuk dasar ilmu-ilmu lainnya. Salah satu cara yang dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching. Model Quantum Teaching lebih menekankan pada hubungan dinamis dalam lingkungan kelas, interaksi yang mendirikan landasan dan kerangka untuk belajar. Quantum teaching merangkaikan yang paling baik dari yang terbaik,menciptakan lingkungan belajar yang efektif, merancang kurikulum,menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar.

Menurut Deporter (2010 : 37) model Quantum teaching hampir sama dengan sebuah simfoni. Jika Anda menonton sebuah simfoni, ada banyak unsur yang menjadi faktor pengalaman musik Anda. Kita dapat membagi unsur- unsur tersebut menjadi dua kategori : konteks dan isi.

(16)

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul :“Upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa pada materi bilangan dengan menerapkan model quantum

teaching pada siswa kelas VII MTs Perdamean Rantau Prapat T.A 2014/2015

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan wawancara dengan Ibu Latifah Harahap, selaku guru bidang studi matematika, kemampuan pemecahan masalah siswa pada saat menyelesaikan soal matematika masih sangat rendah. Hal ini terlihat dari kondisi siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung.

- Matematika masih dianggap sulit bagi siswa

- Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa. - Kegiatan pembelajaran di dalam kelas masih terpusat pada guru. - Siswa kurang mampu menerjemahkan persoalan atau masalah

kehidupan sehari-hari kedalam model matematika.

Hal ini berdampak pada kemampuan pemecahan masalah siswa yang dianggap masih rendah terutama pada materi bilangan. Siswa kesulitan menyelesaikan soal-soal yang berkaitan dengan materi bilangan.

1.3 Batasan Masalah

Karena luasnya ruang lingkup permasalahaan tidak semua yang diidentifikasi dijadikan bahan kajian maka peneliti membatasi masalah dalam penelitian ini yaitu pada rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa terhadap konsep-konsep dalam materi bilangan khususnya pada materi operasi bilangan bulat serta upaya yang dilakukan untuk meningkatkannya.

1.4 Rumusan Masalah

(17)

9

materi bilangan dengan menerapkan model quantum teaching pada siswa kelas VII MTs Perdamean Rantau Prapat T.A 2014/2015.

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah yang akan diteliti, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah : Untuk mengetahui pembelajaran dengan menerapkan model Quantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa pada materi bilangan dengan menerapkan model quantum teaching pada siswa kelas VII MTs Perdamean Rantau Prapat T.A 2014/2015 .

1.6 Manfaat Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini, diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan masukan yang berguna terhadap peningkatan kualitas pendidikan, terutama bagi :

1. Pihak sekolah sebagai masukan dan sumbangan pemikiran dalam rangka perbaikan kualitas pembelajaran termasuk dalam meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa.

2. Guru matematika khususnya untuk menambah variasi model pembelajaran. Penelitian ini diharapkan mampu memperluas wawasan dan pengetahuan guru mengenai model pembelajaran Quantum teaching sebagai pembelajaran alternatif dalam upaya meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa.

3. Siswa untuk dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah pada siswa terutama dalam menyelesaikan permasalahan matematika.

(18)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut :

Model pembelajaranQuantum Teaching dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa khususnya pada materi operasi bilangan bulat di kelas VII-A MTs Perdamean Rantau Prapat. Upaya yang dilakukan peneliti pada pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa adalah menerapkan kerangka pembelajaran Quantum Teaching yaitu: tumbuhkan, alamai, namai, demonstrasikan, ulangi dan rayakan.

5.2 SARAN

Adapun saran-saran yang diajukan berdasarkan hasil penelitian, pembahasan serta kesimpulan adalah sebagai berikut :

a. Kepada Guru matematika hendaknya mulai menerapkan model yang berpusat pada siswa, salah satunya penggunaan Quantum Teaching

sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

b. Kepada kepala sekolah MTs Perdamean RantauPrapat, agar dapat mengkoordinasi guru – guru untuk menerapkan pembelajaran dengan model pembelajaran Quantum Teaching sebagai alternatif untuk meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa.

c. Sebelum proses belajar mengajar dilakukan, guru harus mengkondisikan lingkungan belajar yang optimal, karena kondisi yang optimal dalam lingkungan belajar dapat menciptakan suasana belajar yang efektif.

(19)

85

(20)

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, M., (2009),PendidikanBagiAnakBerkesulitanBelajar, Rineka Cipta, Jakarta.

A.M., Sardiman, (2006),Interaksi dan Motivasi Belajar-Mengajar,Rajawali Pers, Jakarta.

Arikunto, S., dkk., (2008),Penelitian Tindakan Kelas, Bumi Aksara, Jakarta.

DePorter,Bobbi., Reardon, Mark., and Norie,Singer Sarah., (2010), Quantum TeachingOrchestrating Student Success, Terjemahan Ary Nilandari , Penerbit Mizan Pustaka, Bandung.

Djamarah, S.B., dan Aswin Zain, (2006), Strategi Belajar Mengajar, Rineka Cipta, Jakarta.

Hudojo, H., (2005), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,Universitas Negeri Malang (UM PRESS), Malang.

Purwanto, (2011), EVALUASI HASIL BELAJAR, Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Slameto., (2003), Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya, Penerbit RinekaCipta, Jakarta.

Sugiyono, (2009), Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D),Penerbit Alfabeta, Bandung.

Suherman, dkk. (2000). Strategi Belajar Mengajar Matematika. Penerbit Universitas Terbuka: Jakarta.

Sumarno, (2003).Model Pembelajaran Generatif.Jakarta : Rineka Cipta

Suprijono, Agus., (2010), Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi Paikem,

Penerbit Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Sutawidjaja, dkk., (1998), Pendidikan Matematika III, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Jakarta.

(21)

RIWAYAT HIDUP

Gambar

Tabel 3.1Teknik Penskoran Kemampuan
Gambar 3.1.SkemaProsedurPelaksanaanPenelitianTindakanKelas

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

dilakukan diluar dari pada Upacara Adat Wara maka pihak Kepolisian.. tetap melakukan tindakan atas permainan Dadu Gurak

Setelah melakukan penelitian dan menganalisanya, penulis dapat menyimpulkan bahwa perusahaan belum berproduksi sacara efisien sehingga dapat dikatakan pengendalian biaya

[r]

Dengan kata lain, Schmitthoff menegaskan wilayah hukum perdagangan internasional tidak termasuk atau terlepas dari aturan-aturan hukum internasional publik yang

Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan perilaku petani dalam penggunaan pestisida kimia pada tanaman padi meliputi tindakan petani dalam penggunaan jenis

[r]

Hasil penelitian Harvard Bussiness School (Kotter dan Heskett, 1992) menunjukkan bahwa budaya perusahaan mempunyai dampak yang kuat dan semakin besar pada prestasi kerja