• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BENTUK KOMIK DAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD NEGERI 060843 KECAMATAN MEDAN BARAT.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BENTUK KOMIK DAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III SD NEGERI 060843 KECAMATAN MEDAN BARAT."

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BENTUK KOMIK DAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS III SD NEGERI 060843 KECAMATAN MEDAN BARAT

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

ARFILIANA

NIM 8126182006

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BENTUK KOMIK DAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR

SISWA KELAS III SD NEGERI 060843 KECAMATAN MEDAN BARAT

TESIS

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan

Program Studi Pendidikan Dasar

Oleh :

ARFILIANA

NIM 8126182006

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Arfiliana. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Bentuk Komik dan Lembar Kerja

Siswa Dengan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 060843 Kecamatan Medan Barat. Tesis, Medan: Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.

Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar bentuk komik dan Lembar Kerja Siswa (LKS) materi bangun datar kelas III dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR). Penelitian ini dilakukan karena minat membaca siswa di Indonesia masih rendah, termasuk pada siswa kelas III SD Negeri 060843 kecamatan Medan Barat. Selain itu, buku pelajaran matematika yang beredar di sekolah masih menggunakan bahasa formal dan deskriptif sehingga belum memberikan pemahaman bagi siswa. Hal ini berdampak pada minat dan motivasi belajar matematika siswa yang kurang dan hasil belajar materi geometri bangun datar siswa yang rendah.

Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 060843 kecamatan Medan Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Maret 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( Research and Development/ R&D), model Van den Akker (1999). Langkah-langkah yang dilaksanakan adalah (1) Analisis awal, (2) Evaluasi ahli dan guru, (3) Uji coba skala kecil, (4) Data empiris, (5) Refleksi dan Revisi, (6) Model penelusuran. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Analisis data validitas bahan ajar komik dan Lembar Kerja Siswa, (2) Analisis data tes hasil belajar, (3) Analisis peningkatan tes hasil belajar, (4) Analisis efektivitas penerapan bahan ajar komik dan Lembar Kerja Siswa.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komik dan Lembar Kerja Siswa berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh 2 orang pakar dan 3 orang guru matematika adalah valid dan tergolong sangat baik. Demikian pula dengan tes hasil belajar siswa yang menggunakan validitas product moment. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan sangat baik. Rerata perolehan skor pada tes awal uji coba I sebelum menggunakan bahan ajar yang dikembangkan adalah 64,25, kemudian pada tes akhir setelah menggunakan bahan ajar yang dikembangkan rerata skor menjadi 87,88. Pada uji coba II, rerata skor tes awal adalah 64,13, sedangkan pada tes akhir diperoleh rerata skor 88,38. Berdasarkan pengamatan aktivitas guru, siswa, kesan guru, respon siswa, dan hasil belajar siswa yang meliputi ketuntasan tujuan dan klasikal, maka penerapan komik dan LKS dinyatakan efektif dan sangat baik.

(7)

ABSTRACT

Arfiliana (2014). The development of teaching materials of comics form and

student worksheets with realistic mathematics approach to improve learning outcomes of third grade students on elementary school of public 060843 at west medan district. Thesis, Medan: study program Primary Education, Postgraduate work at State University of Medan.

The objective of this study is to developing teaching materials of comic form and student worksheets of flat-shape structure material for third grade students of elementary school. This study was conducted due to the lack of interest for reading textbooks on students of Indonesia, including the third grade students of elementary school of public 060843 at west Medan district. Besides that, mathematic textbooks in school nowadays still using a formal and descriptive language so that have not giving fully understanding for students. This matter has an impact on the less interst and motivation to learn mathematics on the students and the learning outcomes on the flat-shape structure geometry material also low.

The subjects of this study were the third grade students of elementary school of public 060843 at west medan district. The study was conducted in June 2013 until March 2014. This study was using the quantitative approach. The type of this study was research and development (R&D), Van de Akker Model. The steps that had been done were (1) preliminary analysis (2) Evaluation by the experts and teachers (3) small scale trials (4) empirical data (5) reflection and revision (6) searching model . The data collecting techniques that used in this study were (1) validity of data analysis on the teaching materials of comics and student worksheets (2) data analysis on the learning outcomes test (3) analysis on the improvement of learning outcomes test (4) Analysis on the effectivity of implementation of comics learning materials and student worksheets.

The result of this study showing that comics and student worksheets based on the result of validation who conducted by two experts and three mathematic teachers was valid and excellent. And also with the learning outcomes tests that using product moment validity. The improvement of learning outcomes of students occurred very well. The mean score result on first initial trial test before using the developed teaching materials was 64,25, and then on the final test after using the developed teaching material the mean score was 87,88. On the second trial test, the mean score on the initial test was 64,13, while on the final test the mean score was 88,38. Based on the observation of teacher’s activities, students, teacher’s impressions , student’s responses, and the student’s teaching outcomes that including completeness of objective and classical, then the implementation of comics and student worksheets could be declared effective and excellent.

(8)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat serta kesehatan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan tesis

ini dengan baik.

Adapun tujuan penyusunan tesis ini adalah untuk melengkapi syarat

memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Dalam proses penyelesaian tesis

ini, penulis banyak menghadapi kesulitan dan kendala, namun berkat arahan dan

motivasi dosen pembimbing, narasumber, validator, dan para sahabat, akhirnya

penulisan tesis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga bantuan yang

ridha dari Allah SWT.

Penulis berharap agar kelak tesis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan

pembaca umumnya, guna memperkaya ilmu pengetahuan dan pengalaman serta

referensi untuk penelitian berikutnya. Kritik dan saran positif untuk perbaikan tesis

ini juga sangat penulis harapkan.

Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M. Si., selaku Rektor Universitas

Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur

Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Dr. Deny Setiawan, M.

Si., selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar dan Ibu Anita Yus M. Pd., selaku

Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar beserta semua staf yang telah memberikan

fasilitas dan pelayanan admininstrasi dengan baik dan sabar.

2. Bapak Dr. Waminton Rajagukguk, M.Pd., selaku dosen pembimbing I dan

(9)

Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang penuh

kesabaran memberikan pengarahan, bimbingan, dan dorongan kepada penulis

untuk menyelesaikan tesis ini.

3. Bapak Prof. Hasratuddin, M.Pd., Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd., Ibu Dr.

Anita Yus, M.Pd., selaku narasumber yang telah banyak memberikan

sumbangan pikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis dalam

penyempurnaan penulisan tesis ini.

4. Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, dan Bapak Dr. Wisman Hadi, M. Hum., dan

Bapak Jhon Ferry Butar-butar, S. Pd., selaku validator bahan ajar penulis yang

telah memberikan saran dan kritik untuk pengembangan bahan ajar yang baik

dan benar dalam tesis penulis.

5. Ibu Dra. Mishri Al Bantani selaku Kepala SD Negeri 060843 yang telah

mengizinkan penulis melakukan penelitian, Bapak Pahot ME. Nababan, S. Pd.,

dan Ibu Juliana, M.Pd., selaku guru kelas sekaligus observator penulis selama

penelitian.

6. Seluruh keluarga dan teman-teman yang telah banyak memberikan motivasi

dalam upaya menyelesaikan tesis ini.

Tak ada gading yang tak retak, demikian juga dengan tesis ini. Segala salah dan

khilaf akan segera diperbaiki.

Medan, Mei 2014

Penulis

Arfiliana

(10)

Daftar Isi

Abstrak

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iii

Daftar Tabel ... v

Daftar Gambar ... vi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 17

1.3 Batasan Masalah ... 17

1.4 Rumusan Masalah ... 18

1.5 Tujuan Penelitian ... 18

1.6 Manfaat Penelitian ... 18

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoretis ... 20

2.2 Kerangka Konseptual ... 50

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 53

3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 53

3.3 Waktu Penelitian ... 54

3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 54

3.5 Prosedur Penelitian ... 55

3.6 Instrumen Penelitian ... 69

(11)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ... 83

4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 133

4.3 Dokumentasi Penelitian ... 140

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 146

5.2 Saran ... 147

Daftar Pustaka ... 149

Lampiran : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 154

Lampiran 01 : Instrumen Validasi Komik ... 177

Lampiran 02 : Instrumen Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 212

Lampiran 03 : Lembar Obsevasi Guru ... 222

Lampiran 04 : Lembar Observasi Siswa ... 224

Lampiran 05 : Kesan Guru ... 228

Lampiran 06 : Tabel Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 230

Soal Pretest/ Posttest ... 235

(12)

Daftar Tabel

Tabel 3.1 Sintaks Pendekatan Matematika Realistik ... 63

Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Validasi Komik ... 69

Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Validasi LKS ... 70

Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 71

Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Pengamatan Guru ... 73

Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ... 74

Tabel 3.7 Kriteria Hasil Belajar Siswa ... 79

Tabel 4.1 Tahapan Pengembangan Perangkat ... 84

Tabel 4.2 Hasil Validasi Bahan Ajar Komik ... 86

Tabel 4.3 Persentase Hasil Validasi Komik ... 90

Tabel 4.4 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa ... 92

Tabel 4.5 Persentase Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran PMR ... 98

Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Validasi Instrumen Tes ... 101

Tabel 4.7 Perolehan Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Uji Coba I ... 102

Tabel 4.8 Hasil Gain Score pada Uji Coba I ... 109

Tabel 4.9 Perolehan Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Uji Coba II ... 111

(13)

Daftar Gambar

Gambar 2.1 Desain pengembangan bahan ajar komik berdasarkan pendekatan

analisis tugas belajar ... 44

Gambar 3.1. Diagram model penelitian dan pengembangan ... 56

Gambar 3.2 Peta Konsep Materi Bangun Datar Segitiga dan Persegi, Persegi Panjang ... 60

Gambar 3.3 Alur Kegiatan Uji Coba I dan Uji Coba II ... 67

Gambar 4.1 Diagram Hasil Tes Awal dan Akhir Uji coba I ... 105

Gambar 4.2 Diagram Hasil Tes Awal dan Akhir Uji coba II ... 114

Gambar 4.3 Guru sedang melakukan apersepsi ... 141

Gambar 4.4 Guru menyajikan masalah kontekstual ... 142

Gambar 4.5 Menjelaskan masalah kontekstual ... 142

Gambar 4.6 Menyelesaikan masalah kontekstual ... 143

Gambar 4.7 Siswa berperilaku negatif ... 144

(14)

BAB I

PENDAHULUAN

1. 1 Latar Belakang Masalah

Pengembangan ilmu pengetahuan telah membawa pengaruh besar terhadap

perkembangan kehidupan manusia di dunia. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan

restorasi Meiji di Jepang yang telah mampu merubah wajah bangsa Jepang dari

kekaisaran yang sangat tertutup menjadi negeri yang memiliki peradaban yang

sangat maju, serta memiliki teknologi yang mampu mengalahkan bangsa Barat.

Keberhasilan bangsa Jepang dalam melakukan restorasi dilandasi oleh

dorongan untuk berpikir dan belajar secara terus menerus, secara disiplin, menuju

arah kesempurnaan. Upaya bangsa Jepang untuk mengejar ketinggalan, antara lain

dengan mengirim generasi muda ke berbagai negara Eropa dan Amerika dengan

tujuan untuk belajar. Selama studi, buku-buku Barat diterjemahkan ke dalam

bahasa Jepang sehingga memudahkan proses transfer ilmu pengetahuan dan

teknologi dunia Barat. Hingga saat ini, hampir semua buku ilmu pengetahuan Barat

telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang dan dijual dengan harga murah.

Program penerjemahan tersebut, telah mampu mendorong masyarakat Jepang

menjadi gemar membaca. Kebiasaan membaca, berpikir dan mengevaluasi serta

menyempurnakan telah mampu merubah bangsa Jepang menjadi negara industri

yang maju di dunia (Rochmatun, 2013). Keberhasilan bangsa Jepang melalui

restorasi dapat menjadi referensi bagi negara yang sedang berkembang untuk dapat

mengejar ketinggalannya dari negara-negara maju dan mampu bersaing di era

(15)

dalam meningkatkan sumber daya generasi muda agar mampu bersaing di era

globalisasi adalah melalui program pembudayaan minat baca.

Minat baca di Indonesia begitu rendah, bahkan kalah jauh dari Singapura

atau Malaysia yang jumlah penduduknya lebih sedikit, bahkan luas wilayahnya

jauh lebih kecil. Faktanya, penduduk Indonesia lebih banyak mencari informasi

dari televisi dan radio daripada buku atau media baca lainnya. Laporan bank Dunia

no.16369-IND (Education in Indonesia from Crisis to recovery) menyebutkan

bahwa tingkat membaca usia kelas VI Sekolah Dasar di Indonesia hanya mampu

meraih skor 51,7 di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1) dan Singapura (74,0)

(Asri, 2012).

Data Badan Pusat Statistik tahun 2006 menunjukan bahwa penduduk

Indonesia yang menjadikan baca sebagai sumber informasi baru sekitar 23,5%,

sedangkan yang menonton televisi 85,9% dan mendengarkan radio 40,3%. Fakta di

atas tentu memprihatinkan, mengingat budaya membaca sangat erat kaitannya

dengan kultur sebuah generasi. Jika generasi sekarang memiliki minat baca rendah,

bukankah sulit mengharapkan mereka menjadi teladan bagi anak cucunya dalam

membudayakan membaca?

Seiring dengan permasalahan di atas, minat baca yang rendah memicu

rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia pula. UNESCO pada tahun 2012

melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan

penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan

Pendidikan. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori

(16)

tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan gender, angka bertahan siswa

hingga kelas V Sekolah Dasar. Sementara itu The United Nations Development

Programme (UNDP) tahun 2012 juga telah melaporkan Indeks Pembangunan

Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) Indonesia mengalami

penurunan dari peringkat 108 pada 2010 menjadi peringkat 124 pada tahun 2012

dari 180 negara. Dan pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik tiga peringkat menjadi

urutan ke-121 dari 185 negara. Data ini meliputi aspek tenaga kerja, kesehatan, dan

pendidikan. Dilihat dari kasaran peringkatnya, memang menunjukkan kenaikan,

tetapi jika dilihat dari jumlah negara partisipan, hasilnya tetap saja Indonesia tidak

naik peringkat (Mahmud, 2013).

Pendidikan dalam era modern sekarang ini semakin tergantung pada tingkat

kualitas, antisipasi dari para guru untuk menggunakan berbagai sumber yang

tersedia, dalam upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa untuk

mempersiapkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan cara berpikir siswanya

menjadi lebih kritis dan kreatif. Namun, di sisi lain perkembangan pendidikan

menghadapi kenyataan yang sangat memprihatinkan bahwa minat dan motivasi

belajar siswa sangat kurang.

Untuk mengatasi hal tersebut, guru saat ini dituntut untuk mampu membuat

inovasi dalam proses pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan

proses Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).

PAKEM merupakan konsep yang membantu guru menghubungkan isi mata

pelajaran dengan situasi keadaan di dunia dan memotivasi peserta didik untuk lebih

(17)

sehingga diharapkan siswa lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai hasil

belajar yang maksimal pula.

Salah satu upaya untuk menciptakan suasana PAKEM dalam pembelajaran,

seorang guru harus mampu memilih media pembelajaran yang tepat. Hasil

pengamatan menunjukkan bahwa guru-guru di SD Negeri 060843 lebih cenderung

menggunakan buku paket dan papan tulis untuk membelajarkan siswa. Keberadaan

buku paket sebagai media bantu pelajaran ternyata juga belum berfungsi secara

optimal karena siswa hanya akan membaca buku paket yang diberikan jika disuruh

oleh guru untuk membaca atau mengerjakan soal-soal yang ada di dalamnya. Hal

ini disebabkan buku paket lebih cenderung berisi tulisan-tulisan, sedangkan siswa

lebih cenderung menyukai buku-buku bacaan berupa komik. Hal ini dikemukakan

oleh Juhri (2005) bahwa komik merupakan salah satu bentuk atau corak penyajian

buku bacaan yang banyak disukai oleh anak-anak. Komik juga merupakan salah

satu alternatif menumbuhkembangkan minat membaca, karena komik bukan

cergam (cerita bergambar) tetapi gambar bercerita sehingga persentasi gambarnya

lebih besar daripada teksnya.

Selain kreativitas guru, berhasilnya pencapaian tujuan pembelajaran

ditentukan oleh banyak faktor, di antaranya adalah faktor perangkat pembelajaran

yang tersedia. Perangkat pembelajaran akan sangat membantu guru dan siswa

dalam upaya memahami konsep-konsep materi yang akan mereka pelajari. Dengan

perangkat pembelajaran, proses belajar mengajar di dalam kelas akan berjalan

dengan aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga apa yang menjadi tujuan

(18)

Salah satu perangkat pembelajaran menyenangkan bagi siswa yang

dimaksud adalah bahan ajar komik. Wahono (2006) menyatakan bahwa

mengkomikkan bahan ajar bukanlah barang baru di Jepang, dari

pelajaran-pelajaran dasar seperti sejarah, biologi, fisika sampai ilmu filsafat,

banyak yang sudah membuatnya dalam bentuk komik. Pemanfaatan komik untuk

media pembelajaran di kelas terbukti memberikan banyak manfaat dalam

keberhasilan pembelajaran siswa. Hal ini didasarkan pada penelitian yang telah

dilakukan oleh Pelton (2000), Riska Tim (2010) yang menyatakan bahwa komik

dapat meningkatkan motivasi, kemampuan visual siswa, lebih efisien,

meningkatkan keaktifan siswa, dan mempunyai daya fleksibilitas tinggi.

Buku komik matematika juga dapat dijadikan buku pelajaran matematika di

sekolah. Buku pelajaran matematika di sekolah memiliki peran yang sangat sentral

dalam menentukan tingkat keberhasilan pembelajaran. Buku pegangan siswa ini,

dapat memberikan kesempatan siswa membaca dan mempelajari konsep-konsep

matematika di mana dan kapan saja, secara individu ataupun berkelompok. Oleh

karena itu sangat beralasan kalau Supriadi (2001) menyimpulkan pada hasil

studinya bahwa buku pelajaran berkontribusi sekitar 75% terhadap tingkat

keberhasilan pembelajaran.

Pemusatan perhatian siswa dalam proses pembelajaran matematika

sangatlah diperlukan, kehadiran minat membaca dan belajar dalam pribadi siswa

akan merangsang motivasi dan aktivitas untuk belajar yang lebih besar. Dengan

demikian dapat diharapkan bahwa melalui pembinaan minat belajar yang baik

(19)

Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam

setiap jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah

sampai dengan pendidikan tinggi. Mata pelajaran ini sangat penting peranannya di

setiap jenjang pendidikan, meskipun cenderung kurang disenangi oleh peserta

didik. Perilaku siswa yang terkesan negatif terhadap pelajaran matematika semakin

bertambah “parah” karena para siswa tidak diberi kesempatan untuk mengetahui

arti penting, fungsi dan tujuan belajar matematika dengan buku-buku yang bersifat

abstrak. Seringkali siswa kebingungan dan bertanya untuk apa belajar matematika,

hanya membuat pusing kepala, membosankan, menyeramkan dan sebagainya.

Pandangan tersebut membuat pelajaran matematika menjadi momok dan pelajaran

yang sulit bagi siswa.

Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap 121 anak-anak usia 11-12

tahun pada akhir tahun pertama mereka di sekolah menengah yang berasal dari dua

sekolah menengah di Inggris Utara, menunjukkan ketidakmampuan mereka

menggunakan pertimbangan-pertimbangan realistis ketika memecahkan

masalah-masalah realistik. Sementara itu, tidak sedikit siswa yang memandang

matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangat membosankan,

menyeramkan, bahkan menakutkan. Banyak siswa yang berusaha menghindari

mata pelajaran tersebut.

Kesan negatif ini timbul karena pada kenyataannya di lapangan guru dalam

mengajar masih menerapkan model pembelajaran konvensional. Pada prosesnya

guru menerangkan materi dengan metode ceramah, siswa mendengarkan kemudian

(20)

penjelasan guru. Siswa hanya pasif mendengarkan uraian materi, menerima, dan

menelan begitu saja ilmu atau informasi dari guru. Kegiatan belajar adalah

memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa. Tugas guru adalah memberi dan

tugas siswa adalah menerima. Kegiatan pembelajaran seperti mengisi botol kosong

dengan pengetahuan. Siswa merupakan penerima pengetahuan yang pasif.

Kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada hasil daripada proses. Memacu

siswa dalam kompetisi bagaikan ayam aduan, yaitu siswa bekerja keras untuk

mengalahkan teman sekelasnya. Siapa yang kuat dia yang menang.

Hal ini tentu berdampak buruk bagi siswa. Antara lain, informasi yang

didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri siswa. Siswa menjadi cepat

merasa bosan. Bagi siswa dengan kemampuan berpikir rendah, tentu akan terus

mengurangi minat belajarnya dan berdampak pada hasil belajarnya yang rendah.

Selain model konvensional yang diterapkan, sumber permasalahan lain bagi

hasil belajar siswa adalah pemanfaatan bahan ajar yang tidak berganti dari tahun ke

tahun, penggunaan buku paket yang tidak efektif dan guru hanya melihat

contoh-contoh soal saja tanpa mengembangkan buku paket itu sendiri pada saat

pembelajaran. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi rendahnya kompetensi siswa

termasuk pada pembelajaran matematika materi geometri bangun datar.

Pembelajaran matematika diajarkan pada dasarnya untuk membantu

melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis,

cermat dan tepat. Di samping itu juga agar kepribadian siswa terbentuk serta

terampil menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai

(21)

pemetaan nalar, pembentukan sikap siswa, serta keterampilan dalam menerapkan

matematika itu sendiri.

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22

tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa pembelajaran matematika

bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk (a) Memahami konsep

matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep

atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah,

(b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika

dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan

pernyataan matematika, (c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan

memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan

menafsirkan solusi yang diperoleh, (d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol,

tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (e)

Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu

memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,

serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Ekawati, 2012).

Kesulitan dalam mempelajari matematika mengakibatkan perolehan hasil

belajar matematika yang selalu rendah. Zulkardi (2003) menyatakan bahwa hasil

belajar matematika siswa yang rendah disebabkan oleh banyak hal, seperti :

kurikulum yang padat, media belajar yang kurang efektif, strategi dan metode

pembelajaran yang dipilih oleh guru kurang tepat, sistem evaluasi yang buruk,

kemampuan guru yang kurang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, atau

(22)

siswa tidak banyak terlibat dalam proses pembelajaran.

Oleh sebab itu, guru dan pihak sekolah harus selalu mengadakan evaluasi

dan supervisi dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang sistematis bertujuan untuk

mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah

melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Jika tidak terdapat

kemajuan ataupun perkembangan hasil belajar, maka kepala sekolah harus tanggap

dengan memberikan supervisi kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya

dalam melaksanakan tugas mengelola proses belajar mengajar bagi siswa.

Pengembangan profesionalisme guru adalah proses belajar yang terus

menerus pada berbagai tingkatan. Program pengembangan profesionalisme guru

yang berkualitas dapat meningkatkan kemampuan guru untuk mewujudkan visi dan

tujuan sekolah. Dengan demikian fungsi supervisi adalah salah satu mekanisme

untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan

proses belajar peserta didik yang lebih baik melalui cara mengajar yang lebih baik

pula.

Upaya demikian juga dilakukan di SD Negeri 060843 kecamatan Medan

Barat, dalam rangka meningkatkan hasil ujian akhir untuk nilai matematika yang

menunjukkan hasil kurang memuaskan. Bersumber dari data sekolah, pada tahun

pelajaran 2010/ 2011, hasil ujian akhir berstandar nasional mata pelajaran

matematika SD Negeri 060843 memperoleh nilai terendah 6,02 dan tertinggi 7,45.

Sedangkan pada tahun pelajaran 2011/ 2012, nilai terendah 6,45 dan tertinggi 7,65.

Dan pada tahun pelajaran 2012/ 2013 diperoleh nilai terendah 6,33 dan tertinggi

(23)

Selain dari data di atas, hasil wawancara peneliti dengan guru kelas III di

SD Negeri 060843 kecamatan Medan Barat, menggambarkan nilai rata-rata

ulangan harian matematika khususnya pada materi geometri bangun datar adalah

65 dengan ketuntasan 57%. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa

dalam proses pembelajaran masih rendah sehingga menyebabkan hasil belajar

siswa cenderung rendah. Begitu pula dari wawancara dengan siswa diperoleh hasil

bahwa siswa mengalami kesulitan mempelajari materi geometri bangun datar

karena banyaknya sifat-sifat dan rumus yang sulit dipahami oleh siswa serta sulit

dihafal, dan siswa memerlukan media pembelajaran yang dapat membantu

meningkatkan aktivitas belajar siswa.

Pada dasarnya geometri mempunyai peluang yang lebih besar untuk

dipahami siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain. Hal ini karena

ide-ide geometri sudah dikenal oleh siswa sejak sebelum mereka masuk sekolah,

misalnya garis, bidang dan ruang. Meskipun demikian, bukti-bukti di lapangan

menunjukkan bahwa hasil belajar geometri masih rendah, dan perlu ditingkatkan.

Bahkan, di antara berbagai cabang matematika, geometri menempati posisi yang

sangat memprihatinkan.

Rendahnya prestasi geometri siswa juga terjadi di Indonesia. Bukti-bukti

empiris di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami

kesulitan dalam belajar geometri, mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa prestasi geometri siswa SD masih rendah

(Sudarman, 2000:3).

(24)

Negeri 060843 kecamatan Medan Barat tersebut, maka diperlukan suatu upaya

maksimal dan sungguh-sungguh dari guru kelas melalui tindakan perbaikan pola,

strategi, dan orientasi pembelajaran. Tindakan dapat dilakukan guru sesuai dengan

kondisi kelas tersebut antara lain adalah mengembangkan media pembelajaran

berupa komik yang dapat meningkatkan aktivitas belajar geometri siswa dengan

menerapkan model pembelajaran yang memberi peluang terjadinya interaksi.

Teori belajar konstruktivisme melalui Piaget dalam Trianto (2007)

memandang bahwa perkembangan kognitif sebagai suatu proses peserta didik

secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui

pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi antara mereka. Peserta didik

mengalami langsung, aktif berkreativitas, dan interaksi multiarah merupakan

kondisi yang harus dibangun melalui model pembelajaran.

Memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar melalui

pengembangan media pembelajaran dan aktivitas siswa melalui penerapan model

pembelajaran secara benar dan tepat memerlukan pemahaman dan tindakan nyata

dari guru. Ketepatan penggunaan model pembelajaran dalam aktivitas belajar

mengajar oleh guru adalah langkah awal dari tindakan perbaikan. Pengembangan

media pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran yang tepat akan

mempermudah pemahaman dan penguasaan materi ajar oleh peserta didik.

Kemudahan menguasai materi pembelajaran identik dengan penguasaan

Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan dalam Standar Isi. Dan

kompetensi-kompetensi inilah yang akan diukur ketercapaiannya melalui

(25)

penguasaan kompetensi akan ditunjukkan oleh angka-angka pada atau di atas nilai

kriteria keberhasilan belajar atau Kriteria Ketuntasan Minimum.

Implementasi model pembelajaran sebagai salah satu tuntunan inovasi yang

diharapkan, sebenarnya tidak berarti berorientasi pada penciptaan model-model

pembelajaran baru. Mengembangkan dan memaksimalkan penggunaan model-

model pembelajaran yang telah ada justru merupakan bagian paradigma perubahan

yang sesungguhnya. Upaya-upaya para pendidik dalam merancang, memodifikasi,

merekayasa, mengaplikasikan model secara tepat sasaran, memilih model yang

sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik adalah hal-hal yang sangat

mendukung perbaikan tindakan guru menuju perubahan paradigma pembelajaran

dan peningkatan mutu.

Guru, murid, dan bahan ajar merupakan unsur yang dominan dalam proses

pembelajaran di kelas. Ketiga unsur ini saling berkaitan, saling mempengaruhi serta

saling menunjang antara satu dengan yang lainnya. Jika salah satu unsur tidak ada,

kedua unsur yang lain tidak dapat berhubungan secara wajar dan proses

pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Jika proses belajar mengajar

ditinjau dari segi kegiatan guru, maka akan terlihat bahwa guru memegang peranan

strategis.

Untuk membuat perencanaan pembelajaran yang baik dan dapat

menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui

unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik. Unsur-unsur perencanaan

pembelajaran tersebut adalah mengidentifikasi kebutuhan siswa, tujuan yang

(26)

mencapai tujuan, dan kriteria evaluasi. Berkenaan dengan hal tersebut. Mulyasa

(2004:80), mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam

mengembangkan persiapan mengajar, (1) Rumusan kompetensi dalam persiapan

mengajar harus jelas. Semakin konkret kompetensi, semakin mudah diamati dan

semakin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk

kompetensi tersebut, (2) Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta

dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi

peserta didik, (3) Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam

persiapan mengajar harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi yang telah

ditetapkan, (4) Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan

menyeluruh, serta jelas pencapaiannya, (5) Harus ada koordinasi antara komponen

pelaksana program sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara

tim (team teaching) atau moving class.

Selain menyusun rencana pembelajaran, guru juga dituntut untuk mampu

mengembangkan media pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa yang dapat

mendukung pencapaian kompetensi pembelajaran. Pengembangan media

pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa selama ini menjadi hal yang terabaikan,

disebabkan banyaknya buku pelajaran sebagai media dari berbagai penerbit yang

beredar dilengkapi dengan berbagai bentuk lembar kerja. Namun ketika seorang

guru jeli dan mampu melakukan evaluasi terhadap media dan lembar kegiatan

tersebut, guru akan sadar bahwa pengembangan media pembelajaran dan Lembar

Kerja Siswa sangat mutlak harus dilakukan oleh seorang guru dalam perencanaan

(27)

mencapai sasaran yang diharapkan.

Dengan menerapkan strategi dan perangkat pembelajaran yang baik

diharapkan mampu membangkitkan minat dan motivasi siswa baik berupa metode

maupun pendekatan melalui alat bantu bahan ajar komik dan media dengan

berlandaskan fase kegiatan membelajarkan. Gagne (1985) menyatakan bahwa

fase dalam kegiatan membelajarkan adalah sebagai berikut; fase motivasi, fase

menaruh perhatian (attention, alartness), fase pengolahan, fase umpan balik

(feedback, reinforcement).

Buku komik pembelajaran matematika pada materi bangun datar

bermaksud untuk menghilangkan pesan yang bersifat verbalisme dengan

memberikan bekal kemampuan memahami bahasa dan menumbuhkembangkan

minat membaca pada siswa. Sebab selama ini dalam pembelajaran matematika

pada materi bangun datar di SD Negeri 060843, guru masih menggunakan buku

paket sedikit bergambar yang tidak berganti dalam beberapa tahun, dan kertas

karton yang dirancang oleh guru sendiri dalam berbagai bentuk bangun datar untuk

menstranfer ilmu. Sehingga ketika siswa dihadapkan pada bentuk soal cerita pada

materi bangun datar, siswa mengalami kesulitan karena tidak memahami konsep.

Dengan ditampilkannya lambang-lambang visual pada bahan ajar komik

matematika, siswa dapat menangkap maksud yang terkandung dalam materi

bangun datar. Sedangkan penggambaran media sederhana tersebut adalah untuk

menunjukkan maksud dari indikator pembelajaran. Sehingga ketika materi

bangun datar ini diaplikasikan dalam bentuk soal siswa akan merasa tidak

(28)

Berdasarkan uraian di atas, hal yang mendasari pengembangan bahan ajar

komik adalah ketidakmampuan siswa dalam pemahaman soal pada materi bangun

datar. Pada keadaan ideal siswa seharusnya dapat menuliskan kalimat matematika

pada soal materi bangun datar. Namun pemakaian bahasa yang formal dan

deskriptif sehingga menyebabkan siswa kurang memahami bentuk kalimat

matematika seperti bagaimana yang tepat. Oleh karena itu, metode penyajian

Lembar Kerja Siswa memerlukan alat bantu media instruksional edukatif berupa

bahan ajar komik. Dari segi gambar, bahan ajar komik matematika ditekankan pada

kejelasan gambar, pewarnaan yang bercorak kontras, ketelitian pemakaian

bahasa yang mudah dimengerti, kesinambungan antara pelafalan kalimat

dengan ilustrasi gambar. Dengan demikian bahan ajar komik matematika memiliki

konsep sederhana namun jelas dari segi visualnya.

Selain mengembangkan media pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa,

model dan pendekatan pembelajaran yang tepat sangat menentukan keberhasilan

sebuah proses kegiatan, terutama dalam mempelajari geometri bangun datar. Untuk

mempelajari materi geometri bangun datar ini, berkaitan dengan media komik yang

digunakan maka pendekatan pembelajaran yang tepat adalah Pendekatan

Matematika Realistik (PMR).

Teori pembelajaran ini berdasarkan pada ide bahwa matematika adalah

aktivitas manusia. Matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap konteks

kehidupan sehari-hari siswa sebagai suatu sumber pengembangan dan sebagai area

aplikasi melalui proses matematisasi baik horizontal maupun vertikal.

(29)

pelajaran lain selain matematika atau bidang ilmu yang berbeda dengan matematika

atau pun kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar. Dunia riil diperlukan untuk

mengembangkan situasi kontekstual dalam menyusun materi kurikulum. Materi

kurikulum yang berisi rangkaian soal-soal kontekstual akan membantu proses

pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Dalam PMR, proses belajar mempunyai

peranan penting. Rute belajar (learning route) yang mengharapkan siswa mampu

menemukan sendiri konsep dan ide matematika, pemetaan, memberi kesempatan

kepada siswa untuk memberikan kontribusi terhadap proses belajar mereka.

Teori PMR sejalan dengan teori belajar yang berkembang saat ini, seperti

konstruktivisme dan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and

Learning, disingkat CTL). Namun, baik pendekatan konstruktivis maupun CTL

mewakili teori belajar secara umum, PMR adalah suatu teori pembelajaran yang

dikembangkan khusus untuk matematika. Dengan demikian maka fokus utama

penelitian dalam perangkat pembelajaran adalah mengembangkan bahan ajar

komik sebagai media pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa untuk mengajarkan

geometri yang bercirikan PMR sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi

permasalahan pembelajaran matematika pada SD Negeri 060843 kecamatan

Medan Barat kota Medan. Penelitian ini berjudul “Pengembangan Bahan Ajar

Bentuk Komik dan Lembar Kerja Siswa dengan Pendekatan Matematika Realistik

untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 060843 Kecamatan

Medan Barat”. Pada dasarnya penelitian yang dilakukan ini adalah

mengembangkan bahan ajar yang berorientasi pada PMR, yang meliputi; materi

(30)

PMR, dan instrumen tes hasil belajar.

1. 2 Identifikasi Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut:

1. Minat membaca siswa di Indonesia masih rendah.

2. Minat dan motivasi belajar siswa kurang disebabkan siswa bosan dengan

metode pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh guru.

3. Siswa masih membenci pelajaran matematika.

4. Hasil belajar geometri siswa masih rendah termasuk di SD Negeri 060843

Kecamatan Medan Barat.

5. Buku pelajaran matematika yang beredar di sekolah masih menggunakan

bahasa formal dan deskriptif sehingga belum memberikan minat bagi siswa.

1. 3 Batasan Masalah

Dari keseluruhan masalah yang telah diidentifikasi di atas, maka fokus

masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dibatasi pada rancang model

pengembangan bahan ajar komik dan Lembar Kerja Siswa, peningkatan hasil

belajar materi geometri bangun datar siswa, dan efektivitas bahan ajar komik dan

Lembar Kerja Siswa. Sebagai alternatif pengembangan menggunakan Pendekatam

Matematika Realistik (PMR) dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan

Lembar Kerja Siswa (LKS).

1. 4 Rumusan Masalah

(31)

penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimanakah rancang model bahan ajar yang dikembangkan?

2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan bahan ajar yang

dikembangkan melalui Pendekatan Matematika Realistik?

3. Bagaimanakah efektivitas penerapan bahan ajar yang dikembangkan?

1. 5 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengembangkan rancang model bahan ajar matematika (komik dan Lembar

Kerja Siswa) yang bercirikan PMR pokok bahasan geometri bangun datar.

2. Mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan bahan ajar yang

dikembangkan melalui Pendekatan Matematika Realistik.

3. Mengetahui bagaimana efektivitas penerapan bahan ajar yang dikembangkan.

1. 6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:

1. Bagi Guru

a. Tersedianya perangkat pembelajaran yang bercirikan PMR untuk

pembelajaran matematika materi geometri bangun datar siswa kelas III SD

Negeri 060843 kecamatan Medan Barat pokok bahasan bangun datar.

b. Memperluas wawasan pengetahuan guru tentang model pembelajaran.

2. Bagi Siswa

a. Meningkatkan minat membaca siswa.

b. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran.

(32)

bangun datar.

3. Bagi Sekolah

Memberikan sumbangan perangkat pembelajaran, pemikiran guna perbaikan

(33)
(34)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5. 1 Kesimpulan

Mengacu pada rumusan masalah, analisis data, dan pembahasan dapat

disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Rancang model bahan ajar yang dikembangkan, menggunakan model Van Den

Akker yang terdiri dari enam tahapan yaitu analisis awal, evaluasi ahli dan guru,

uji coba skala kecil, data empiris, refleksi dan revisi, dan model penelusuran

(produk).

2. Hasil belajar siswa dengan bahan ajar yang dikembangkan melalui Pendekatan

Matematika Realistik mengalami peningkatan dengan kriteria yang sangat baik.

Pada hasil hitung uji-t dua sampel berpasangan (paired samples t-test), nilai t

hitung pada setiap ujicoba menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata test

sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar komik dan LKS, serta

menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.

3. Penerapan bahan ajar yang dikembangkan dalam pembelajaran dengan

menggunakan Pendekatan Matematika Realistik dinyatakan sangat efektif. Hal

ini diukur dari keefektifan yang diperoleh dari proses pembelajaran ( aktivitas

guru dan siswa), kesan guru, respon positif siswa, ketuntasan tujuan

pembelajaran, ketuntasan klasikal, peningkatan hasil belajar dan, gain score

ternormalisasi yang terdapat pada pembahasan hasil penelitian.

5. 2 Saran

(35)

saran sebagai berikut :

5. 2. 1 Saran untuk guru

Guru disarankan untuk menggunakan buku komik dan LKS yang

dikembangkan oleh peneliti dalam proses pembelajaran dengan langkah-langkah

sebagai berikut : 1) Melakukan apersepsi dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif dan Pendekatan Matematika Realistik, 2) Menyajikan

buku komik dan LKS untuk setiap kelompok belajar siswa, 3) Menghimbau siswa

untuk membaca terlebih dahulu buku komik sebelum menyelesaikan LKS, 4)

Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dalam

menyelesaikan LKS. Selain itu, guru juga disarankan agar terus memperhatikan

semua siswa untuk diarahkan agar tetap bersemangat dalam mengikuti proses

pembelajaran.

5.2.2 Saran untuk siswa

Siswa disarankan untuk membaca buku komik yang dikembangkan oleh

peneliti terlebih dahulu sebelum menyelesaikan LKS yang dikembangkan oleh

peneliti pula. Penggunaan komik dan LKS ini diyakini dapat membantu

menumbuhkembangkan minat membaca siswa dan meningkatkan pemahaman

siswa terhadap konsep bangun datar khusunya segitiga, persegi dan persegi

panjang. Sehingga dengan pemahaman ini diharapkan hasil pembelajaran bangun

datar dapat lebih meningkat. Siswa juga disarankan untuk tetap bersemangat dalam

(36)

5.2.3 Saran untuk peneliti lain

Peneliti lain disarankan untuk mempertimbangkan prosedur pengembangan

bahan ajar pada penelitian ini. Penelitian ini diharapkan mampu menginspirasi

peneliti lain untuk mengembangkan bahan ajar matematika demi memenuhi

kebutuhan siswa akan sebuah media PAKEM yang bermutu.

Ujicoba/ triangulasi data dalam penelitian ini hanya dilakukan sebanyak 2

kali, menimbang keterbatasan jumlah rombel kelas 3 di sekolah tempat penelitian

dilakukan. Untuk lebih memaksimalkan kualitas dan mengurangi tingkat

kesalahan/ kelemahan pada buku komik dan LKS yang dikembangkan,

hendaknya peneliti lain dapat melanjutkan ujicoba/ triangulasi data minimal

sampai 3 kali atau lebih di sekolah yang berbeda.

Uji efektivitas bahan ajar dilakukan tanpa kelas pembanding. Guna

mendapatkan gambaran utuh mengenai efektivitas bahan ajar, selanjutnya perlu

dilakukan penelitian quasi eksperimen untuk keseluruhan isi produk dengan

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Asri, N. 2012. Fakta Minat Baca di Indonesia, (online), (http://sahabatguru.wordpress.com/2012/08/29/fakta-minat-baca-di-indone sia/, diakses 19 Desember 2013).

Asyhar, H. R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.

Badudu, J. S. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Degeng, I. W. S. 1997. Strategi Pembelajaran: Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang : IKIP Malang.

Depdiknas. 2007. Pedoman Hasil Belajar. Jakarta : Rineke Cipta.

________. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Dirjen Mandikdasmen, Depdiknas.

_________. 2010. Panduan Penyusunan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.

Ekawati, E. 2012. Peran, Fungsi, Tujuan, dan Karakteristik Matematika Sekolah. (online),

(http://p4tkmatematika.org/2011/10/peran-fungsi-tujuan-dan-karakteristik-matematika-sekolah, diakses 19 Desember 2013).

Harian Analisa. 2013. Guru Harus Bisa Jamin Siswanya Kuasai Kompetensi Dasar, (online),

(http://www.analisadaily.com/mobile/pages/news/50716/guru-harus-bisa-j amin-siswanya-kuasai-kompetensi-dasar, diakses 19 Desember 2013).

Lee, T. T. & Osman, K. 2012. Interactive Multimedia Module With Pedagogical Agents: Formative Evaluation. International Education Studies. 5(6). 50-64, (online), (http://www.ccsenet.org/journal, diakses 24 Maret 2014).

Fauzi, K.M.S. 2002. Pendekatan Matematika Realistik pada Pokok Bahasan Pembagian di SD. Tesis. Surabaya : Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.

(38)

Gagne, R.M. 1985. The Condition of Learning and Theory of Instruction. 4th Edition. New York : CBS College Publishing.

___________, Briggs, L. J., & Wager, W. W. 1992. Principles of Instructional

Gravemeijer, Koeno. 2006. Developing Realistic Mathematics Education. Frudenthal Institute. Netherlands : Utrecht Univercity

Hadi, S. 2008. Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik dengan Strategi Bermain Peran pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik. Makalah Konaspi 2008.

Hake, R. 1999. Analyzing change/ gain scores. AERA-D-American. Educational Research Association’s Division D, Measurement and Research Methodology, (online), (http://lists.asu.edu/cgi-bin, diakses 27 Februari 2014).

Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.

Hamid, A. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Prasada.

Herawati. 1994. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.

Huang, X., Dedegikas, C., & Walls, J. 2011. Using Multimedia Technology To Teach Modern Greek Language Online In China: Development, Implementation and Evaluation. European Journal of Open, Disance and

Learning. 17(1). 1-9., (online),

(http://www.eurodl.org/materials/contrib/2011/HuangDedegikasWalls.pdf, diakses 25 Maret 2014).

Juhri, S. 2005. Studi tentang Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Ekonomi pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Banjarmasin Tengah .Skripsi. Banjarmasin: FKIP Unlam

Kemp, et.al. 1994. Designing Effective Instruction. New York : Macmillan College Publishing Company.

(39)

Korkidis. 2009. Can Project-Based Learning (PBL) as a formative instruction/ assessment approach be used to successfully teach physic?, (online), (http://ged550.wikispace.com, diakses 24 Maret 2014).

Kozma, R. 1994. Will Media Influence Learning : Reframing the dabate. Educational Technology Research and Development. 42(2). 7-19, (online), (http://robertkozma.com, diakses 25 Maret 2014).

Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.

Mahmud, S. 2013. Kualitas Pendidikan di Indonesia,(online), (http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia -refleksi-2-mei-552591.html, diakses 19 Desember 2013).

Mailani, E. 2011. Pengembangan Buku Ajar Geometri dan Lembar Aktivitas Siswa Kelas V SDS Inti Nusantara Tebing Tinggi. Tesis. Medan : Program Pasca Dikdas Universitas Negeri Medan.

Mayer, R. E. 2001. The Cambridge Handbook of Multimedia Learning. University

of California, Santa Barbara, (online),

(http://assets.Cambridge.org/97805218/38733/excerpt/9780521838733_ex cerpt.pdf, diakses 24 Maret 2014).

_______. 2003. The Promise of Multimedia Learning: Using The Same Instructional Design Methods Across Different Media. Learning and

Instruction. 13. 125-139, (online),

(http://sam.arts.unsw.edu.au/media/File/MayerMediaMethod03.pdf., diakses 24 Maret 2014).

_______. 2008. Learning and Instruction. New Jersey : Pearson Education, Inc

Muhibbinsyah. 2003. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Nasution, S. 1989. Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung: Jermnas.

NCTM (National Council of Teacher of Mathematics). 1989. Curriculum and Evaluation Standard for School Mathematics. Reston, Va: NCTM.

(40)

Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Pratama, HR. 2012. Ruang Lingkup Media Pendidikan,. (online), (http://hagarusadypratama.blogspot.com, diakses 23 Desember 2013).

Prawiradilaga, D. S. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana.

Purnomo. W. 2010. Geometri Bidang. Makalah. Surakarta : Prodi Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Rezeki, R. 2004. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontekstual dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Matematika SMPN Kecamatan Stabat. Tesis. Medan : PPs Unimed.

Riska, Tim. 2010. Pengembangan Media Komik Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Bentuk Soal Cerita Bab Pecahan Pada Siswa Kelas V SDN Ngembung. Jurnal. Surabaya : Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya.

Rochmatun, S. 2013. Pembinaan Minat Baca Sejak Usia Dini Menumbuhkan

Efektivitas Perpustakaan Sekolah, (online),

(http://www.pemustaka.com/pembinaan-minat-baca-sejak-usia-dini.html, diakses 19 Desember 2013).

Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineke Cipta

Ruseffendi, E.T. 2005. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.

Sa’ud, U.S. 2008. Inovasi Pendidikan . Bandung: Alfabeta.

Seels, B. B & Richey, C. R. Teknologi Pembelajaran Defenisi dan Kawasan-nya. Terjemahan Prawiradilaga, dkk. 1994. Jakarta : LPTK

Slavin, Robert E. 1997. Educational Psychology Theory and Practice. Fifth Edition. Allyn and Bacon : Boston.

Soedjadi. 1992. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Soviawati. E. 2011. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa di Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. UPI.

(41)

Malang: PPS UM.

Sudjana. 2007. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algasindo.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.

Suherman, E. 2001. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: UT.

Supriadi, D. 2001. Anatomi Buku Sekolah di Indonesia: Problematik Penilaian, Penyebaran dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan dan Buku Sumber.

Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Prestasi Pustaka.

______. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

______. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.

Van den Akker J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Pada J. van den Akker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp (eds), Design Approaches and Tools in Education and Training (pp. 1-14). Dortrech : Kluwer Academic Publishers.

Wahono. 2006. Komik sebagai Media Informasi, (online), (http://media-ide.bajingloncat.com/2006/04/27/komik-informasi, diakses 23 Desember 2013).

Warli, 4. 2010. Pembelajaran Matematika Realistik Materi Geometri Kelas IV MI. Jurnal. Pendidikan Matematika.

Yang, G. 2003. Learning With Comics, (online), (www.learningwithcomics.com, diakses 23 Desember 2013).

Zainurie. 2007. Pembelajaran Matematika Realistik (RME). Jurnal Pembelajaran

Matematika Realistik. (online),

(http://www.scribd.com/doc/76407669/JURNAL-Pembelajaran-matematik a-Realistik, diakses 23 Desember 2013).

Gambar

tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (e)

Referensi

Dokumen terkait

Menurut laporan penyelenggaraan tahapan pemilu tahun 2014 KPU Kabupaten Malinau terdapat permasalahan terkait logistik pemilu tahun 2014 di Kabupaten Malinau, yaitu

Untuk membatasi permasalahan yang dibahas dalam tugas akhir ini, maka penulis hanya membatasi permasalahan pada proses transaksi penjualan mulai dari pemesanan,

Tujuannya, untuk mengetahui Karakteristik Pasien Bakterial Vaginosis di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Periode 2009 – 2012 berdasarkan usia, agama, ras atau

Telekomunikasi Indonesia Tbk (TLKM) karena saham-saham tersebut mempunyai nilai ERB lebih besar atau sama dengan nilai ERB yang berada di titik C*, sehingga dapat dikatakan

Bagi peserta yang ditetapkan sebagai pemenang, akan lakukan klarifikasi dan negosiasi. Demikian Penetapan ini,

Keputusan Ujian- t bagi Melihat Perbezaan Ciri Tugasan antara Pasukan yang Melaksanakan MS ISO 9000 dengan Pasukan yang Tidak Melaksanakannya Hubungan antara faktor demografi

Bell Telephone membuka jalur telepon antar kepulauan pertama dari New York ke San Franscisco tahun 1915, Bell yang akhirnya menikmati kesuksesan finansiaalnya, demikian juga

 Pohon berakar yang setiap simpul cabangnya mempunyai paling banyak n buah anak disebut pohon n-ary..  Pohon yang paling penting