PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BENTUK KOMIK DAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS III SD NEGERI 060843 KECAMATAN MEDAN BARAT
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh :
ARFILIANA
NIM 8126182006
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR BENTUK KOMIK DAN LEMBAR KERJA SISWA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA KELAS III SD NEGERI 060843 KECAMATAN MEDAN BARAT
TESIS
Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Pendidikan
Program Studi Pendidikan Dasar
Oleh :
ARFILIANA
NIM 8126182006
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
ABSTRAK
Arfiliana. (2014). Pengembangan Bahan Ajar Bentuk Komik dan Lembar Kerja
Siswa Dengan Pendekatan Matematika Realistik Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 060843 Kecamatan Medan Barat. Tesis, Medan: Program Studi Pendidikan Dasar, Program Pascasarjana, Universitas Negeri Medan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan bahan ajar bentuk komik dan Lembar Kerja Siswa (LKS) materi bangun datar kelas III dengan Pendekatan Matematika Realistik (PMR). Penelitian ini dilakukan karena minat membaca siswa di Indonesia masih rendah, termasuk pada siswa kelas III SD Negeri 060843 kecamatan Medan Barat. Selain itu, buku pelajaran matematika yang beredar di sekolah masih menggunakan bahasa formal dan deskriptif sehingga belum memberikan pemahaman bagi siswa. Hal ini berdampak pada minat dan motivasi belajar matematika siswa yang kurang dan hasil belajar materi geometri bangun datar siswa yang rendah.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas III SD Negeri 060843 kecamatan Medan Barat. Penelitian dilakukan pada bulan Juni 2013 sampai dengan bulan Maret 2014. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian ini adalah penelitian pengembangan ( Research and Development/ R&D), model Van den Akker (1999). Langkah-langkah yang dilaksanakan adalah (1) Analisis awal, (2) Evaluasi ahli dan guru, (3) Uji coba skala kecil, (4) Data empiris, (5) Refleksi dan Revisi, (6) Model penelusuran. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah (1) Analisis data validitas bahan ajar komik dan Lembar Kerja Siswa, (2) Analisis data tes hasil belajar, (3) Analisis peningkatan tes hasil belajar, (4) Analisis efektivitas penerapan bahan ajar komik dan Lembar Kerja Siswa.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komik dan Lembar Kerja Siswa berdasarkan hasil validasi yang dilakukan oleh 2 orang pakar dan 3 orang guru matematika adalah valid dan tergolong sangat baik. Demikian pula dengan tes hasil belajar siswa yang menggunakan validitas product moment. Terjadi peningkatan hasil belajar siswa dengan sangat baik. Rerata perolehan skor pada tes awal uji coba I sebelum menggunakan bahan ajar yang dikembangkan adalah 64,25, kemudian pada tes akhir setelah menggunakan bahan ajar yang dikembangkan rerata skor menjadi 87,88. Pada uji coba II, rerata skor tes awal adalah 64,13, sedangkan pada tes akhir diperoleh rerata skor 88,38. Berdasarkan pengamatan aktivitas guru, siswa, kesan guru, respon siswa, dan hasil belajar siswa yang meliputi ketuntasan tujuan dan klasikal, maka penerapan komik dan LKS dinyatakan efektif dan sangat baik.
ABSTRACT
Arfiliana (2014). The development of teaching materials of comics form and
student worksheets with realistic mathematics approach to improve learning outcomes of third grade students on elementary school of public 060843 at west medan district. Thesis, Medan: study program Primary Education, Postgraduate work at State University of Medan.
The objective of this study is to developing teaching materials of comic form and student worksheets of flat-shape structure material for third grade students of elementary school. This study was conducted due to the lack of interest for reading textbooks on students of Indonesia, including the third grade students of elementary school of public 060843 at west Medan district. Besides that, mathematic textbooks in school nowadays still using a formal and descriptive language so that have not giving fully understanding for students. This matter has an impact on the less interst and motivation to learn mathematics on the students and the learning outcomes on the flat-shape structure geometry material also low.
The subjects of this study were the third grade students of elementary school of public 060843 at west medan district. The study was conducted in June 2013 until March 2014. This study was using the quantitative approach. The type of this study was research and development (R&D), Van de Akker Model. The steps that had been done were (1) preliminary analysis (2) Evaluation by the experts and teachers (3) small scale trials (4) empirical data (5) reflection and revision (6) searching model . The data collecting techniques that used in this study were (1) validity of data analysis on the teaching materials of comics and student worksheets (2) data analysis on the learning outcomes test (3) analysis on the improvement of learning outcomes test (4) Analysis on the effectivity of implementation of comics learning materials and student worksheets.
The result of this study showing that comics and student worksheets based on the result of validation who conducted by two experts and three mathematic teachers was valid and excellent. And also with the learning outcomes tests that using product moment validity. The improvement of learning outcomes of students occurred very well. The mean score result on first initial trial test before using the developed teaching materials was 64,25, and then on the final test after using the developed teaching material the mean score was 87,88. On the second trial test, the mean score on the initial test was 64,13, while on the final test the mean score was 88,38. Based on the observation of teacher’s activities, students, teacher’s impressions , student’s responses, and the student’s teaching outcomes that including completeness of objective and classical, then the implementation of comics and student worksheets could be declared effective and excellent.
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat serta kesehatan bagi penulis untuk dapat menyelesaikan tesis
ini dengan baik.
Adapun tujuan penyusunan tesis ini adalah untuk melengkapi syarat
memperoleh gelar Magister Pendidikan (M.Pd.) Dalam proses penyelesaian tesis
ini, penulis banyak menghadapi kesulitan dan kendala, namun berkat arahan dan
motivasi dosen pembimbing, narasumber, validator, dan para sahabat, akhirnya
penulisan tesis ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Semoga bantuan yang
ridha dari Allah SWT.
Penulis berharap agar kelak tesis ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan
pembaca umumnya, guna memperkaya ilmu pengetahuan dan pengalaman serta
referensi untuk penelitian berikutnya. Kritik dan saran positif untuk perbaikan tesis
ini juga sangat penulis harapkan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang tulus penulis sampaikan
kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Ibnu Hajar Damanik, M. Si., selaku Rektor Universitas
Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. H. Abdul Muin Sibuea, M.Pd. selaku Direktur
Sekolah Pascasarjana Universitas Negeri Medan, Bapak Dr. Deny Setiawan, M.
Si., selaku Ketua Prodi Pendidikan Dasar dan Ibu Anita Yus M. Pd., selaku
Sekretaris Prodi Pendidikan Dasar beserta semua staf yang telah memberikan
fasilitas dan pelayanan admininstrasi dengan baik dan sabar.
2. Bapak Dr. Waminton Rajagukguk, M.Pd., selaku dosen pembimbing I dan
Bapak Dr. Edy Surya, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang penuh
kesabaran memberikan pengarahan, bimbingan, dan dorongan kepada penulis
untuk menyelesaikan tesis ini.
3. Bapak Prof. Hasratuddin, M.Pd., Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd., Ibu Dr.
Anita Yus, M.Pd., selaku narasumber yang telah banyak memberikan
sumbangan pikiran sehingga menambah wawasan pengetahuan penulis dalam
penyempurnaan penulisan tesis ini.
4. Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, dan Bapak Dr. Wisman Hadi, M. Hum., dan
Bapak Jhon Ferry Butar-butar, S. Pd., selaku validator bahan ajar penulis yang
telah memberikan saran dan kritik untuk pengembangan bahan ajar yang baik
dan benar dalam tesis penulis.
5. Ibu Dra. Mishri Al Bantani selaku Kepala SD Negeri 060843 yang telah
mengizinkan penulis melakukan penelitian, Bapak Pahot ME. Nababan, S. Pd.,
dan Ibu Juliana, M.Pd., selaku guru kelas sekaligus observator penulis selama
penelitian.
6. Seluruh keluarga dan teman-teman yang telah banyak memberikan motivasi
dalam upaya menyelesaikan tesis ini.
Tak ada gading yang tak retak, demikian juga dengan tesis ini. Segala salah dan
khilaf akan segera diperbaiki.
Medan, Mei 2014
Penulis
Arfiliana
Daftar Isi
Abstrak
Kata Pengantar ... i
Daftar Isi ... iii
Daftar Tabel ... v
Daftar Gambar ... vi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 17
1.3 Batasan Masalah ... 17
1.4 Rumusan Masalah ... 18
1.5 Tujuan Penelitian ... 18
1.6 Manfaat Penelitian ... 18
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kerangka Teoretis ... 20
2.2 Kerangka Konseptual ... 50
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 53
3.2 Subjek dan Objek Penelitian ... 53
3.3 Waktu Penelitian ... 54
3.4 Variabel dan Definisi Operasional Variabel ... 54
3.5 Prosedur Penelitian ... 55
3.6 Instrumen Penelitian ... 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ... 83
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 133
4.3 Dokumentasi Penelitian ... 140
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 146
5.2 Saran ... 147
Daftar Pustaka ... 149
Lampiran : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) ... 154
Lampiran 01 : Instrumen Validasi Komik ... 177
Lampiran 02 : Instrumen Validasi Lembar Kerja Siswa (LKS) ... 212
Lampiran 03 : Lembar Obsevasi Guru ... 222
Lampiran 04 : Lembar Observasi Siswa ... 224
Lampiran 05 : Kesan Guru ... 228
Lampiran 06 : Tabel Hasil Uji Coba Instrumen Tes ... 230
Soal Pretest/ Posttest ... 235
Daftar Tabel
Tabel 3.1 Sintaks Pendekatan Matematika Realistik ... 63
Tabel 3.2 Kisi-kisi Instrumen Angket Validasi Komik ... 69
Tabel 3.3 Kisi-kisi Instrumen Angket Validasi LKS ... 70
Tabel 3.4 Kisi-kisi Instrumen Tes Hasil Belajar ... 71
Tabel 3.5 Kisi-kisi Lembar Pengamatan Guru ... 73
Tabel 3.6 Kisi-kisi Lembar Pengamatan Aktivitas Siswa ... 74
Tabel 3.7 Kriteria Hasil Belajar Siswa ... 79
Tabel 4.1 Tahapan Pengembangan Perangkat ... 84
Tabel 4.2 Hasil Validasi Bahan Ajar Komik ... 86
Tabel 4.3 Persentase Hasil Validasi Komik ... 90
Tabel 4.4 Hasil Validasi Lembar Kerja Siswa ... 92
Tabel 4.5 Persentase Aktivitas Siswa Dalam Pembelajaran PMR ... 98
Tabel 4.6 Rangkuman Hasil Validasi Instrumen Tes ... 101
Tabel 4.7 Perolehan Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Uji Coba I ... 102
Tabel 4.8 Hasil Gain Score pada Uji Coba I ... 109
Tabel 4.9 Perolehan Nilai Tes Awal dan Tes Akhir Uji Coba II ... 111
Daftar Gambar
Gambar 2.1 Desain pengembangan bahan ajar komik berdasarkan pendekatan
analisis tugas belajar ... 44
Gambar 3.1. Diagram model penelitian dan pengembangan ... 56
Gambar 3.2 Peta Konsep Materi Bangun Datar Segitiga dan Persegi, Persegi Panjang ... 60
Gambar 3.3 Alur Kegiatan Uji Coba I dan Uji Coba II ... 67
Gambar 4.1 Diagram Hasil Tes Awal dan Akhir Uji coba I ... 105
Gambar 4.2 Diagram Hasil Tes Awal dan Akhir Uji coba II ... 114
Gambar 4.3 Guru sedang melakukan apersepsi ... 141
Gambar 4.4 Guru menyajikan masalah kontekstual ... 142
Gambar 4.5 Menjelaskan masalah kontekstual ... 142
Gambar 4.6 Menyelesaikan masalah kontekstual ... 143
Gambar 4.7 Siswa berperilaku negatif ... 144
BAB I
PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Masalah
Pengembangan ilmu pengetahuan telah membawa pengaruh besar terhadap
perkembangan kehidupan manusia di dunia. Hal ini dapat dilihat dari keberhasilan
restorasi Meiji di Jepang yang telah mampu merubah wajah bangsa Jepang dari
kekaisaran yang sangat tertutup menjadi negeri yang memiliki peradaban yang
sangat maju, serta memiliki teknologi yang mampu mengalahkan bangsa Barat.
Keberhasilan bangsa Jepang dalam melakukan restorasi dilandasi oleh
dorongan untuk berpikir dan belajar secara terus menerus, secara disiplin, menuju
arah kesempurnaan. Upaya bangsa Jepang untuk mengejar ketinggalan, antara lain
dengan mengirim generasi muda ke berbagai negara Eropa dan Amerika dengan
tujuan untuk belajar. Selama studi, buku-buku Barat diterjemahkan ke dalam
bahasa Jepang sehingga memudahkan proses transfer ilmu pengetahuan dan
teknologi dunia Barat. Hingga saat ini, hampir semua buku ilmu pengetahuan Barat
telah diterjemahkan ke dalam bahasa Jepang dan dijual dengan harga murah.
Program penerjemahan tersebut, telah mampu mendorong masyarakat Jepang
menjadi gemar membaca. Kebiasaan membaca, berpikir dan mengevaluasi serta
menyempurnakan telah mampu merubah bangsa Jepang menjadi negara industri
yang maju di dunia (Rochmatun, 2013). Keberhasilan bangsa Jepang melalui
restorasi dapat menjadi referensi bagi negara yang sedang berkembang untuk dapat
mengejar ketinggalannya dari negara-negara maju dan mampu bersaing di era
dalam meningkatkan sumber daya generasi muda agar mampu bersaing di era
globalisasi adalah melalui program pembudayaan minat baca.
Minat baca di Indonesia begitu rendah, bahkan kalah jauh dari Singapura
atau Malaysia yang jumlah penduduknya lebih sedikit, bahkan luas wilayahnya
jauh lebih kecil. Faktanya, penduduk Indonesia lebih banyak mencari informasi
dari televisi dan radio daripada buku atau media baca lainnya. Laporan bank Dunia
no.16369-IND (Education in Indonesia from Crisis to recovery) menyebutkan
bahwa tingkat membaca usia kelas VI Sekolah Dasar di Indonesia hanya mampu
meraih skor 51,7 di bawah Filipina (52,6), Thailand (65,1) dan Singapura (74,0)
(Asri, 2012).
Data Badan Pusat Statistik tahun 2006 menunjukan bahwa penduduk
Indonesia yang menjadikan baca sebagai sumber informasi baru sekitar 23,5%,
sedangkan yang menonton televisi 85,9% dan mendengarkan radio 40,3%. Fakta di
atas tentu memprihatinkan, mengingat budaya membaca sangat erat kaitannya
dengan kultur sebuah generasi. Jika generasi sekarang memiliki minat baca rendah,
bukankah sulit mengharapkan mereka menjadi teladan bagi anak cucunya dalam
membudayakan membaca?
Seiring dengan permasalahan di atas, minat baca yang rendah memicu
rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia pula. UNESCO pada tahun 2012
melaporkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-64 dari 120 berdasarkan
penilaian Education Development Index (EDI) atau Indeks Pembangunan
Pendidikan. Total nilai EDI itu diperoleh dari rangkuman perolehan empat kategori
tahun ke atas, angka partisipasi menurut kesetaraan gender, angka bertahan siswa
hingga kelas V Sekolah Dasar. Sementara itu The United Nations Development
Programme (UNDP) tahun 2012 juga telah melaporkan Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) atau Human Development Index (HDI) Indonesia mengalami
penurunan dari peringkat 108 pada 2010 menjadi peringkat 124 pada tahun 2012
dari 180 negara. Dan pada 14 Maret 2013 dilaporkan naik tiga peringkat menjadi
urutan ke-121 dari 185 negara. Data ini meliputi aspek tenaga kerja, kesehatan, dan
pendidikan. Dilihat dari kasaran peringkatnya, memang menunjukkan kenaikan,
tetapi jika dilihat dari jumlah negara partisipan, hasilnya tetap saja Indonesia tidak
naik peringkat (Mahmud, 2013).
Pendidikan dalam era modern sekarang ini semakin tergantung pada tingkat
kualitas, antisipasi dari para guru untuk menggunakan berbagai sumber yang
tersedia, dalam upaya mengatasi permasalahan yang dihadapi siswa untuk
mempersiapkan pembelajaran yang dapat menumbuhkan cara berpikir siswanya
menjadi lebih kritis dan kreatif. Namun, di sisi lain perkembangan pendidikan
menghadapi kenyataan yang sangat memprihatinkan bahwa minat dan motivasi
belajar siswa sangat kurang.
Untuk mengatasi hal tersebut, guru saat ini dituntut untuk mampu membuat
inovasi dalam proses pembelajaran. Hal tersebut bertujuan untuk menciptakan
proses Pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan (PAKEM).
PAKEM merupakan konsep yang membantu guru menghubungkan isi mata
pelajaran dengan situasi keadaan di dunia dan memotivasi peserta didik untuk lebih
sehingga diharapkan siswa lebih termotivasi untuk belajar dan mencapai hasil
belajar yang maksimal pula.
Salah satu upaya untuk menciptakan suasana PAKEM dalam pembelajaran,
seorang guru harus mampu memilih media pembelajaran yang tepat. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa guru-guru di SD Negeri 060843 lebih cenderung
menggunakan buku paket dan papan tulis untuk membelajarkan siswa. Keberadaan
buku paket sebagai media bantu pelajaran ternyata juga belum berfungsi secara
optimal karena siswa hanya akan membaca buku paket yang diberikan jika disuruh
oleh guru untuk membaca atau mengerjakan soal-soal yang ada di dalamnya. Hal
ini disebabkan buku paket lebih cenderung berisi tulisan-tulisan, sedangkan siswa
lebih cenderung menyukai buku-buku bacaan berupa komik. Hal ini dikemukakan
oleh Juhri (2005) bahwa komik merupakan salah satu bentuk atau corak penyajian
buku bacaan yang banyak disukai oleh anak-anak. Komik juga merupakan salah
satu alternatif menumbuhkembangkan minat membaca, karena komik bukan
cergam (cerita bergambar) tetapi gambar bercerita sehingga persentasi gambarnya
lebih besar daripada teksnya.
Selain kreativitas guru, berhasilnya pencapaian tujuan pembelajaran
ditentukan oleh banyak faktor, di antaranya adalah faktor perangkat pembelajaran
yang tersedia. Perangkat pembelajaran akan sangat membantu guru dan siswa
dalam upaya memahami konsep-konsep materi yang akan mereka pelajari. Dengan
perangkat pembelajaran, proses belajar mengajar di dalam kelas akan berjalan
dengan aktif, kreatif dan menyenangkan sehingga apa yang menjadi tujuan
Salah satu perangkat pembelajaran menyenangkan bagi siswa yang
dimaksud adalah bahan ajar komik. Wahono (2006) menyatakan bahwa
mengkomikkan bahan ajar bukanlah barang baru di Jepang, dari
pelajaran-pelajaran dasar seperti sejarah, biologi, fisika sampai ilmu filsafat,
banyak yang sudah membuatnya dalam bentuk komik. Pemanfaatan komik untuk
media pembelajaran di kelas terbukti memberikan banyak manfaat dalam
keberhasilan pembelajaran siswa. Hal ini didasarkan pada penelitian yang telah
dilakukan oleh Pelton (2000), Riska Tim (2010) yang menyatakan bahwa komik
dapat meningkatkan motivasi, kemampuan visual siswa, lebih efisien,
meningkatkan keaktifan siswa, dan mempunyai daya fleksibilitas tinggi.
Buku komik matematika juga dapat dijadikan buku pelajaran matematika di
sekolah. Buku pelajaran matematika di sekolah memiliki peran yang sangat sentral
dalam menentukan tingkat keberhasilan pembelajaran. Buku pegangan siswa ini,
dapat memberikan kesempatan siswa membaca dan mempelajari konsep-konsep
matematika di mana dan kapan saja, secara individu ataupun berkelompok. Oleh
karena itu sangat beralasan kalau Supriadi (2001) menyimpulkan pada hasil
studinya bahwa buku pelajaran berkontribusi sekitar 75% terhadap tingkat
keberhasilan pembelajaran.
Pemusatan perhatian siswa dalam proses pembelajaran matematika
sangatlah diperlukan, kehadiran minat membaca dan belajar dalam pribadi siswa
akan merangsang motivasi dan aktivitas untuk belajar yang lebih besar. Dengan
demikian dapat diharapkan bahwa melalui pembinaan minat belajar yang baik
Pelajaran matematika merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam
setiap jenjang pendidikan mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah
sampai dengan pendidikan tinggi. Mata pelajaran ini sangat penting peranannya di
setiap jenjang pendidikan, meskipun cenderung kurang disenangi oleh peserta
didik. Perilaku siswa yang terkesan negatif terhadap pelajaran matematika semakin
bertambah “parah” karena para siswa tidak diberi kesempatan untuk mengetahui
arti penting, fungsi dan tujuan belajar matematika dengan buku-buku yang bersifat
abstrak. Seringkali siswa kebingungan dan bertanya untuk apa belajar matematika,
hanya membuat pusing kepala, membosankan, menyeramkan dan sebagainya.
Pandangan tersebut membuat pelajaran matematika menjadi momok dan pelajaran
yang sulit bagi siswa.
Hasil dari penelitian yang dilakukan terhadap 121 anak-anak usia 11-12
tahun pada akhir tahun pertama mereka di sekolah menengah yang berasal dari dua
sekolah menengah di Inggris Utara, menunjukkan ketidakmampuan mereka
menggunakan pertimbangan-pertimbangan realistis ketika memecahkan
masalah-masalah realistik. Sementara itu, tidak sedikit siswa yang memandang
matematika sebagai suatu mata pelajaran yang sangat membosankan,
menyeramkan, bahkan menakutkan. Banyak siswa yang berusaha menghindari
mata pelajaran tersebut.
Kesan negatif ini timbul karena pada kenyataannya di lapangan guru dalam
mengajar masih menerapkan model pembelajaran konvensional. Pada prosesnya
guru menerangkan materi dengan metode ceramah, siswa mendengarkan kemudian
penjelasan guru. Siswa hanya pasif mendengarkan uraian materi, menerima, dan
menelan begitu saja ilmu atau informasi dari guru. Kegiatan belajar adalah
memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa. Tugas guru adalah memberi dan
tugas siswa adalah menerima. Kegiatan pembelajaran seperti mengisi botol kosong
dengan pengetahuan. Siswa merupakan penerima pengetahuan yang pasif.
Kegiatan belajar mengajar lebih menekankan pada hasil daripada proses. Memacu
siswa dalam kompetisi bagaikan ayam aduan, yaitu siswa bekerja keras untuk
mengalahkan teman sekelasnya. Siapa yang kuat dia yang menang.
Hal ini tentu berdampak buruk bagi siswa. Antara lain, informasi yang
didapat kurang begitu melekat dan membekas pada diri siswa. Siswa menjadi cepat
merasa bosan. Bagi siswa dengan kemampuan berpikir rendah, tentu akan terus
mengurangi minat belajarnya dan berdampak pada hasil belajarnya yang rendah.
Selain model konvensional yang diterapkan, sumber permasalahan lain bagi
hasil belajar siswa adalah pemanfaatan bahan ajar yang tidak berganti dari tahun ke
tahun, penggunaan buku paket yang tidak efektif dan guru hanya melihat
contoh-contoh soal saja tanpa mengembangkan buku paket itu sendiri pada saat
pembelajaran. Faktor-faktor tersebut mempengaruhi rendahnya kompetensi siswa
termasuk pada pembelajaran matematika materi geometri bangun datar.
Pembelajaran matematika diajarkan pada dasarnya untuk membantu
melatih pola pikir siswa agar dapat memecahkan masalah dengan kritis, logis,
cermat dan tepat. Di samping itu juga agar kepribadian siswa terbentuk serta
terampil menggunakan matematika dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini sesuai
pemetaan nalar, pembentukan sikap siswa, serta keterampilan dalam menerapkan
matematika itu sendiri.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 22
tahun 2006 tentang Standar Isi menyebutkan bahwa pembelajaran matematika
bertujuan agar siswa memiliki kemampuan untuk (a) Memahami konsep
matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep
atau algoritma, secara luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah,
(b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika
dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan
pernyataan matematika, (c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan
menafsirkan solusi yang diperoleh, (d) Mengomunikasikan gagasan dengan simbol,
tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah, (e)
Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu
memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika,
serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Ekawati, 2012).
Kesulitan dalam mempelajari matematika mengakibatkan perolehan hasil
belajar matematika yang selalu rendah. Zulkardi (2003) menyatakan bahwa hasil
belajar matematika siswa yang rendah disebabkan oleh banyak hal, seperti :
kurikulum yang padat, media belajar yang kurang efektif, strategi dan metode
pembelajaran yang dipilih oleh guru kurang tepat, sistem evaluasi yang buruk,
kemampuan guru yang kurang dapat membangkitkan motivasi belajar siswa, atau
siswa tidak banyak terlibat dalam proses pembelajaran.
Oleh sebab itu, guru dan pihak sekolah harus selalu mengadakan evaluasi
dan supervisi dalam proses pembelajaran. Evaluasi yang sistematis bertujuan untuk
mengetahui kemajuan dan perkembangan serta keberhasilan siswa setelah
melakukan kegiatan belajar selama jangka waktu tertentu. Jika tidak terdapat
kemajuan ataupun perkembangan hasil belajar, maka kepala sekolah harus tanggap
dengan memberikan supervisi kepada guru untuk meningkatkan kemampuannya
dalam melaksanakan tugas mengelola proses belajar mengajar bagi siswa.
Pengembangan profesionalisme guru adalah proses belajar yang terus
menerus pada berbagai tingkatan. Program pengembangan profesionalisme guru
yang berkualitas dapat meningkatkan kemampuan guru untuk mewujudkan visi dan
tujuan sekolah. Dengan demikian fungsi supervisi adalah salah satu mekanisme
untuk meningkatkan kemampuan profesional guru dalam upaya mewujudkan
proses belajar peserta didik yang lebih baik melalui cara mengajar yang lebih baik
pula.
Upaya demikian juga dilakukan di SD Negeri 060843 kecamatan Medan
Barat, dalam rangka meningkatkan hasil ujian akhir untuk nilai matematika yang
menunjukkan hasil kurang memuaskan. Bersumber dari data sekolah, pada tahun
pelajaran 2010/ 2011, hasil ujian akhir berstandar nasional mata pelajaran
matematika SD Negeri 060843 memperoleh nilai terendah 6,02 dan tertinggi 7,45.
Sedangkan pada tahun pelajaran 2011/ 2012, nilai terendah 6,45 dan tertinggi 7,65.
Dan pada tahun pelajaran 2012/ 2013 diperoleh nilai terendah 6,33 dan tertinggi
Selain dari data di atas, hasil wawancara peneliti dengan guru kelas III di
SD Negeri 060843 kecamatan Medan Barat, menggambarkan nilai rata-rata
ulangan harian matematika khususnya pada materi geometri bangun datar adalah
65 dengan ketuntasan 57%. Kondisi ini menunjukkan bahwa pemahaman siswa
dalam proses pembelajaran masih rendah sehingga menyebabkan hasil belajar
siswa cenderung rendah. Begitu pula dari wawancara dengan siswa diperoleh hasil
bahwa siswa mengalami kesulitan mempelajari materi geometri bangun datar
karena banyaknya sifat-sifat dan rumus yang sulit dipahami oleh siswa serta sulit
dihafal, dan siswa memerlukan media pembelajaran yang dapat membantu
meningkatkan aktivitas belajar siswa.
Pada dasarnya geometri mempunyai peluang yang lebih besar untuk
dipahami siswa dibandingkan dengan cabang matematika yang lain. Hal ini karena
ide-ide geometri sudah dikenal oleh siswa sejak sebelum mereka masuk sekolah,
misalnya garis, bidang dan ruang. Meskipun demikian, bukti-bukti di lapangan
menunjukkan bahwa hasil belajar geometri masih rendah, dan perlu ditingkatkan.
Bahkan, di antara berbagai cabang matematika, geometri menempati posisi yang
sangat memprihatinkan.
Rendahnya prestasi geometri siswa juga terjadi di Indonesia. Bukti-bukti
empiris di lapangan menunjukkan bahwa masih banyak siswa yang mengalami
kesulitan dalam belajar geometri, mulai tingkat dasar sampai perguruan tinggi.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa prestasi geometri siswa SD masih rendah
(Sudarman, 2000:3).
Negeri 060843 kecamatan Medan Barat tersebut, maka diperlukan suatu upaya
maksimal dan sungguh-sungguh dari guru kelas melalui tindakan perbaikan pola,
strategi, dan orientasi pembelajaran. Tindakan dapat dilakukan guru sesuai dengan
kondisi kelas tersebut antara lain adalah mengembangkan media pembelajaran
berupa komik yang dapat meningkatkan aktivitas belajar geometri siswa dengan
menerapkan model pembelajaran yang memberi peluang terjadinya interaksi.
Teori belajar konstruktivisme melalui Piaget dalam Trianto (2007)
memandang bahwa perkembangan kognitif sebagai suatu proses peserta didik
secara aktif membangun sistem makna dan pemahaman realitas melalui
pengalaman-pengalaman dan interaksi-interaksi antara mereka. Peserta didik
mengalami langsung, aktif berkreativitas, dan interaksi multiarah merupakan
kondisi yang harus dibangun melalui model pembelajaran.
Memperbaiki dan meningkatkan kualitas proses dan hasil belajar melalui
pengembangan media pembelajaran dan aktivitas siswa melalui penerapan model
pembelajaran secara benar dan tepat memerlukan pemahaman dan tindakan nyata
dari guru. Ketepatan penggunaan model pembelajaran dalam aktivitas belajar
mengajar oleh guru adalah langkah awal dari tindakan perbaikan. Pengembangan
media pembelajaran dan penggunaan model pembelajaran yang tepat akan
mempermudah pemahaman dan penguasaan materi ajar oleh peserta didik.
Kemudahan menguasai materi pembelajaran identik dengan penguasaan
Kompetensi Dasar yang telah ditetapkan dalam Standar Isi. Dan
kompetensi-kompetensi inilah yang akan diukur ketercapaiannya melalui
penguasaan kompetensi akan ditunjukkan oleh angka-angka pada atau di atas nilai
kriteria keberhasilan belajar atau Kriteria Ketuntasan Minimum.
Implementasi model pembelajaran sebagai salah satu tuntunan inovasi yang
diharapkan, sebenarnya tidak berarti berorientasi pada penciptaan model-model
pembelajaran baru. Mengembangkan dan memaksimalkan penggunaan model-
model pembelajaran yang telah ada justru merupakan bagian paradigma perubahan
yang sesungguhnya. Upaya-upaya para pendidik dalam merancang, memodifikasi,
merekayasa, mengaplikasikan model secara tepat sasaran, memilih model yang
sesuai dengan materi dan karakteristik peserta didik adalah hal-hal yang sangat
mendukung perbaikan tindakan guru menuju perubahan paradigma pembelajaran
dan peningkatan mutu.
Guru, murid, dan bahan ajar merupakan unsur yang dominan dalam proses
pembelajaran di kelas. Ketiga unsur ini saling berkaitan, saling mempengaruhi serta
saling menunjang antara satu dengan yang lainnya. Jika salah satu unsur tidak ada,
kedua unsur yang lain tidak dapat berhubungan secara wajar dan proses
pembelajaran tidak akan berlangsung dengan baik. Jika proses belajar mengajar
ditinjau dari segi kegiatan guru, maka akan terlihat bahwa guru memegang peranan
strategis.
Untuk membuat perencanaan pembelajaran yang baik dan dapat
menyelenggarakan proses pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui
unsur-unsur perencanaan pembelajaran yang baik. Unsur-unsur perencanaan
pembelajaran tersebut adalah mengidentifikasi kebutuhan siswa, tujuan yang
mencapai tujuan, dan kriteria evaluasi. Berkenaan dengan hal tersebut. Mulyasa
(2004:80), mengemukakan beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam
mengembangkan persiapan mengajar, (1) Rumusan kompetensi dalam persiapan
mengajar harus jelas. Semakin konkret kompetensi, semakin mudah diamati dan
semakin tepat kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk membentuk
kompetensi tersebut, (2) Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta
dapat dilaksanakan dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi
peserta didik, (3) Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam
persiapan mengajar harus menunjang dan sesuai dengan kompetensi yang telah
ditetapkan, (4) Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan
menyeluruh, serta jelas pencapaiannya, (5) Harus ada koordinasi antara komponen
pelaksana program sekolah, terutama apabila pembelajaran dilaksanakan secara
tim (team teaching) atau moving class.
Selain menyusun rencana pembelajaran, guru juga dituntut untuk mampu
mengembangkan media pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa yang dapat
mendukung pencapaian kompetensi pembelajaran. Pengembangan media
pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa selama ini menjadi hal yang terabaikan,
disebabkan banyaknya buku pelajaran sebagai media dari berbagai penerbit yang
beredar dilengkapi dengan berbagai bentuk lembar kerja. Namun ketika seorang
guru jeli dan mampu melakukan evaluasi terhadap media dan lembar kegiatan
tersebut, guru akan sadar bahwa pengembangan media pembelajaran dan Lembar
Kerja Siswa sangat mutlak harus dilakukan oleh seorang guru dalam perencanaan
mencapai sasaran yang diharapkan.
Dengan menerapkan strategi dan perangkat pembelajaran yang baik
diharapkan mampu membangkitkan minat dan motivasi siswa baik berupa metode
maupun pendekatan melalui alat bantu bahan ajar komik dan media dengan
berlandaskan fase kegiatan membelajarkan. Gagne (1985) menyatakan bahwa
fase dalam kegiatan membelajarkan adalah sebagai berikut; fase motivasi, fase
menaruh perhatian (attention, alartness), fase pengolahan, fase umpan balik
(feedback, reinforcement).
Buku komik pembelajaran matematika pada materi bangun datar
bermaksud untuk menghilangkan pesan yang bersifat verbalisme dengan
memberikan bekal kemampuan memahami bahasa dan menumbuhkembangkan
minat membaca pada siswa. Sebab selama ini dalam pembelajaran matematika
pada materi bangun datar di SD Negeri 060843, guru masih menggunakan buku
paket sedikit bergambar yang tidak berganti dalam beberapa tahun, dan kertas
karton yang dirancang oleh guru sendiri dalam berbagai bentuk bangun datar untuk
menstranfer ilmu. Sehingga ketika siswa dihadapkan pada bentuk soal cerita pada
materi bangun datar, siswa mengalami kesulitan karena tidak memahami konsep.
Dengan ditampilkannya lambang-lambang visual pada bahan ajar komik
matematika, siswa dapat menangkap maksud yang terkandung dalam materi
bangun datar. Sedangkan penggambaran media sederhana tersebut adalah untuk
menunjukkan maksud dari indikator pembelajaran. Sehingga ketika materi
bangun datar ini diaplikasikan dalam bentuk soal siswa akan merasa tidak
Berdasarkan uraian di atas, hal yang mendasari pengembangan bahan ajar
komik adalah ketidakmampuan siswa dalam pemahaman soal pada materi bangun
datar. Pada keadaan ideal siswa seharusnya dapat menuliskan kalimat matematika
pada soal materi bangun datar. Namun pemakaian bahasa yang formal dan
deskriptif sehingga menyebabkan siswa kurang memahami bentuk kalimat
matematika seperti bagaimana yang tepat. Oleh karena itu, metode penyajian
Lembar Kerja Siswa memerlukan alat bantu media instruksional edukatif berupa
bahan ajar komik. Dari segi gambar, bahan ajar komik matematika ditekankan pada
kejelasan gambar, pewarnaan yang bercorak kontras, ketelitian pemakaian
bahasa yang mudah dimengerti, kesinambungan antara pelafalan kalimat
dengan ilustrasi gambar. Dengan demikian bahan ajar komik matematika memiliki
konsep sederhana namun jelas dari segi visualnya.
Selain mengembangkan media pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa,
model dan pendekatan pembelajaran yang tepat sangat menentukan keberhasilan
sebuah proses kegiatan, terutama dalam mempelajari geometri bangun datar. Untuk
mempelajari materi geometri bangun datar ini, berkaitan dengan media komik yang
digunakan maka pendekatan pembelajaran yang tepat adalah Pendekatan
Matematika Realistik (PMR).
Teori pembelajaran ini berdasarkan pada ide bahwa matematika adalah
aktivitas manusia. Matematika harus dihubungkan secara nyata terhadap konteks
kehidupan sehari-hari siswa sebagai suatu sumber pengembangan dan sebagai area
aplikasi melalui proses matematisasi baik horizontal maupun vertikal.
pelajaran lain selain matematika atau bidang ilmu yang berbeda dengan matematika
atau pun kehidupan sehari-hari dan lingkungan sekitar. Dunia riil diperlukan untuk
mengembangkan situasi kontekstual dalam menyusun materi kurikulum. Materi
kurikulum yang berisi rangkaian soal-soal kontekstual akan membantu proses
pembelajaran yang bermakna bagi siswa. Dalam PMR, proses belajar mempunyai
peranan penting. Rute belajar (learning route) yang mengharapkan siswa mampu
menemukan sendiri konsep dan ide matematika, pemetaan, memberi kesempatan
kepada siswa untuk memberikan kontribusi terhadap proses belajar mereka.
Teori PMR sejalan dengan teori belajar yang berkembang saat ini, seperti
konstruktivisme dan pembelajaran kontekstual (Contextual Teaching and
Learning, disingkat CTL). Namun, baik pendekatan konstruktivis maupun CTL
mewakili teori belajar secara umum, PMR adalah suatu teori pembelajaran yang
dikembangkan khusus untuk matematika. Dengan demikian maka fokus utama
penelitian dalam perangkat pembelajaran adalah mengembangkan bahan ajar
komik sebagai media pembelajaran dan Lembar Kerja Siswa untuk mengajarkan
geometri yang bercirikan PMR sebagai salah satu alternatif dalam mengatasi
permasalahan pembelajaran matematika pada SD Negeri 060843 kecamatan
Medan Barat kota Medan. Penelitian ini berjudul “Pengembangan Bahan Ajar
Bentuk Komik dan Lembar Kerja Siswa dengan Pendekatan Matematika Realistik
untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas III SD Negeri 060843 Kecamatan
Medan Barat”. Pada dasarnya penelitian yang dilakukan ini adalah
mengembangkan bahan ajar yang berorientasi pada PMR, yang meliputi; materi
PMR, dan instrumen tes hasil belajar.
1. 2 Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah di atas, identifikasi masalah dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Minat membaca siswa di Indonesia masih rendah.
2. Minat dan motivasi belajar siswa kurang disebabkan siswa bosan dengan
metode pembelajaran konvensional yang dilakukan oleh guru.
3. Siswa masih membenci pelajaran matematika.
4. Hasil belajar geometri siswa masih rendah termasuk di SD Negeri 060843
Kecamatan Medan Barat.
5. Buku pelajaran matematika yang beredar di sekolah masih menggunakan
bahasa formal dan deskriptif sehingga belum memberikan minat bagi siswa.
1. 3 Batasan Masalah
Dari keseluruhan masalah yang telah diidentifikasi di atas, maka fokus
masalah yang akan diteliti pada penelitian ini dibatasi pada rancang model
pengembangan bahan ajar komik dan Lembar Kerja Siswa, peningkatan hasil
belajar materi geometri bangun datar siswa, dan efektivitas bahan ajar komik dan
Lembar Kerja Siswa. Sebagai alternatif pengembangan menggunakan Pendekatam
Matematika Realistik (PMR) dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan
Lembar Kerja Siswa (LKS).
1. 4 Rumusan Masalah
penelitian ini sebagai berikut:
1. Bagaimanakah rancang model bahan ajar yang dikembangkan?
2. Bagaimanakah peningkatan hasil belajar siswa dengan bahan ajar yang
dikembangkan melalui Pendekatan Matematika Realistik?
3. Bagaimanakah efektivitas penerapan bahan ajar yang dikembangkan?
1. 5 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengembangkan rancang model bahan ajar matematika (komik dan Lembar
Kerja Siswa) yang bercirikan PMR pokok bahasan geometri bangun datar.
2. Mengetahui bagaimana peningkatan hasil belajar siswa dengan bahan ajar yang
dikembangkan melalui Pendekatan Matematika Realistik.
3. Mengetahui bagaimana efektivitas penerapan bahan ajar yang dikembangkan.
1. 6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut:
1. Bagi Guru
a. Tersedianya perangkat pembelajaran yang bercirikan PMR untuk
pembelajaran matematika materi geometri bangun datar siswa kelas III SD
Negeri 060843 kecamatan Medan Barat pokok bahasan bangun datar.
b. Memperluas wawasan pengetahuan guru tentang model pembelajaran.
2. Bagi Siswa
a. Meningkatkan minat membaca siswa.
b. Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran.
bangun datar.
3. Bagi Sekolah
Memberikan sumbangan perangkat pembelajaran, pemikiran guna perbaikan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5. 1 Kesimpulan
Mengacu pada rumusan masalah, analisis data, dan pembahasan dapat
disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :
1. Rancang model bahan ajar yang dikembangkan, menggunakan model Van Den
Akker yang terdiri dari enam tahapan yaitu analisis awal, evaluasi ahli dan guru,
uji coba skala kecil, data empiris, refleksi dan revisi, dan model penelusuran
(produk).
2. Hasil belajar siswa dengan bahan ajar yang dikembangkan melalui Pendekatan
Matematika Realistik mengalami peningkatan dengan kriteria yang sangat baik.
Pada hasil hitung uji-t dua sampel berpasangan (paired samples t-test), nilai t
hitung pada setiap ujicoba menunjukkan adanya perbedaan nilai rata-rata test
sebelum dan sesudah menggunakan bahan ajar komik dan LKS, serta
menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan.
3. Penerapan bahan ajar yang dikembangkan dalam pembelajaran dengan
menggunakan Pendekatan Matematika Realistik dinyatakan sangat efektif. Hal
ini diukur dari keefektifan yang diperoleh dari proses pembelajaran ( aktivitas
guru dan siswa), kesan guru, respon positif siswa, ketuntasan tujuan
pembelajaran, ketuntasan klasikal, peningkatan hasil belajar dan, gain score
ternormalisasi yang terdapat pada pembahasan hasil penelitian.
5. 2 Saran
saran sebagai berikut :
5. 2. 1 Saran untuk guru
Guru disarankan untuk menggunakan buku komik dan LKS yang
dikembangkan oleh peneliti dalam proses pembelajaran dengan langkah-langkah
sebagai berikut : 1) Melakukan apersepsi dengan menggunakan model
pembelajaran kooperatif dan Pendekatan Matematika Realistik, 2) Menyajikan
buku komik dan LKS untuk setiap kelompok belajar siswa, 3) Menghimbau siswa
untuk membaca terlebih dahulu buku komik sebelum menyelesaikan LKS, 4)
Meminta siswa untuk mempresentasikan hasil diskusi kelompoknya dalam
menyelesaikan LKS. Selain itu, guru juga disarankan agar terus memperhatikan
semua siswa untuk diarahkan agar tetap bersemangat dalam mengikuti proses
pembelajaran.
5.2.2 Saran untuk siswa
Siswa disarankan untuk membaca buku komik yang dikembangkan oleh
peneliti terlebih dahulu sebelum menyelesaikan LKS yang dikembangkan oleh
peneliti pula. Penggunaan komik dan LKS ini diyakini dapat membantu
menumbuhkembangkan minat membaca siswa dan meningkatkan pemahaman
siswa terhadap konsep bangun datar khusunya segitiga, persegi dan persegi
panjang. Sehingga dengan pemahaman ini diharapkan hasil pembelajaran bangun
datar dapat lebih meningkat. Siswa juga disarankan untuk tetap bersemangat dalam
5.2.3 Saran untuk peneliti lain
Peneliti lain disarankan untuk mempertimbangkan prosedur pengembangan
bahan ajar pada penelitian ini. Penelitian ini diharapkan mampu menginspirasi
peneliti lain untuk mengembangkan bahan ajar matematika demi memenuhi
kebutuhan siswa akan sebuah media PAKEM yang bermutu.
Ujicoba/ triangulasi data dalam penelitian ini hanya dilakukan sebanyak 2
kali, menimbang keterbatasan jumlah rombel kelas 3 di sekolah tempat penelitian
dilakukan. Untuk lebih memaksimalkan kualitas dan mengurangi tingkat
kesalahan/ kelemahan pada buku komik dan LKS yang dikembangkan,
hendaknya peneliti lain dapat melanjutkan ujicoba/ triangulasi data minimal
sampai 3 kali atau lebih di sekolah yang berbeda.
Uji efektivitas bahan ajar dilakukan tanpa kelas pembanding. Guna
mendapatkan gambaran utuh mengenai efektivitas bahan ajar, selanjutnya perlu
dilakukan penelitian quasi eksperimen untuk keseluruhan isi produk dengan
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2006. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Asri, N. 2012. Fakta Minat Baca di Indonesia, (online), (http://sahabatguru.wordpress.com/2012/08/29/fakta-minat-baca-di-indone sia/, diakses 19 Desember 2013).
Asyhar, H. R. 2011. Kreatif Mengembangkan Media Pembelajaran. Jakarta: Gaung Persada.
Badudu, J. S. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan
Degeng, I. W. S. 1997. Strategi Pembelajaran: Mengorganisasi Isi dengan Model Elaborasi. Malang : IKIP Malang.
Depdiknas. 2007. Pedoman Hasil Belajar. Jakarta : Rineke Cipta.
________. 2008. Panduan Pengembangan Bahan Ajar. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMA, Dirjen Mandikdasmen, Depdiknas.
_________. 2010. Panduan Penyusunan Bahan Ajar Berbasis TIK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Atas.
Ekawati, E. 2012. Peran, Fungsi, Tujuan, dan Karakteristik Matematika Sekolah. (online),
(http://p4tkmatematika.org/2011/10/peran-fungsi-tujuan-dan-karakteristik-matematika-sekolah, diakses 19 Desember 2013).
Harian Analisa. 2013. Guru Harus Bisa Jamin Siswanya Kuasai Kompetensi Dasar, (online),
(http://www.analisadaily.com/mobile/pages/news/50716/guru-harus-bisa-j amin-siswanya-kuasai-kompetensi-dasar, diakses 19 Desember 2013).
Lee, T. T. & Osman, K. 2012. Interactive Multimedia Module With Pedagogical Agents: Formative Evaluation. International Education Studies. 5(6). 50-64, (online), (http://www.ccsenet.org/journal, diakses 24 Maret 2014).
Fauzi, K.M.S. 2002. Pendekatan Matematika Realistik pada Pokok Bahasan Pembagian di SD. Tesis. Surabaya : Program Pascasarjana Universitas Negeri Surabaya.
Gagne, R.M. 1985. The Condition of Learning and Theory of Instruction. 4th Edition. New York : CBS College Publishing.
___________, Briggs, L. J., & Wager, W. W. 1992. Principles of Instructional
Gravemeijer, Koeno. 2006. Developing Realistic Mathematics Education. Frudenthal Institute. Netherlands : Utrecht Univercity
Hadi, S. 2008. Pembelajaran Konsep Pecahan Menggunakan Media Komik dengan Strategi Bermain Peran pada Siswa SD Kelas IV Semen Gresik. Makalah Konaspi 2008.
Hake, R. 1999. Analyzing change/ gain scores. AERA-D-American. Educational Research Association’s Division D, Measurement and Research Methodology, (online), (http://lists.asu.edu/cgi-bin, diakses 27 Februari 2014).
Hamalik, O. 2010. Proses Belajar Mengajar. Bandung: Bumi Aksara.
Hamid, A. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Prasada.
Herawati. 1994. Mengajar Belajar Matematika. Jakarta: Depdikbud.
Huang, X., Dedegikas, C., & Walls, J. 2011. Using Multimedia Technology To Teach Modern Greek Language Online In China: Development, Implementation and Evaluation. European Journal of Open, Disance and
Learning. 17(1). 1-9., (online),
(http://www.eurodl.org/materials/contrib/2011/HuangDedegikasWalls.pdf, diakses 25 Maret 2014).
Juhri, S. 2005. Studi tentang Media Pembelajaran dalam Pembelajaran Ekonomi pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan Banjarmasin Tengah .Skripsi. Banjarmasin: FKIP Unlam
Kemp, et.al. 1994. Designing Effective Instruction. New York : Macmillan College Publishing Company.
Korkidis. 2009. Can Project-Based Learning (PBL) as a formative instruction/ assessment approach be used to successfully teach physic?, (online), (http://ged550.wikispace.com, diakses 24 Maret 2014).
Kozma, R. 1994. Will Media Influence Learning : Reframing the dabate. Educational Technology Research and Development. 42(2). 7-19, (online), (http://robertkozma.com, diakses 25 Maret 2014).
Kunandar. 2008. Langkah Mudah Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Rajawali Press.
Mahmud, S. 2013. Kualitas Pendidikan di Indonesia,(online), (http://edukasi.kompasiana.com/2013/05/03/kualitas-pendidikan-indonesia -refleksi-2-mei-552591.html, diakses 19 Desember 2013).
Mailani, E. 2011. Pengembangan Buku Ajar Geometri dan Lembar Aktivitas Siswa Kelas V SDS Inti Nusantara Tebing Tinggi. Tesis. Medan : Program Pasca Dikdas Universitas Negeri Medan.
Mayer, R. E. 2001. The Cambridge Handbook of Multimedia Learning. University
of California, Santa Barbara, (online),
(http://assets.Cambridge.org/97805218/38733/excerpt/9780521838733_ex cerpt.pdf, diakses 24 Maret 2014).
_______. 2003. The Promise of Multimedia Learning: Using The Same Instructional Design Methods Across Different Media. Learning and
Instruction. 13. 125-139, (online),
(http://sam.arts.unsw.edu.au/media/File/MayerMediaMethod03.pdf., diakses 24 Maret 2014).
_______. 2008. Learning and Instruction. New Jersey : Pearson Education, Inc
Muhibbinsyah. 2003. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyasa. 2004. Kurikulum Berbasis Kompetensi Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nasution, S. 1989. Didaktik Azas-azas Mengajar. Bandung: Jermnas.
NCTM (National Council of Teacher of Mathematics). 1989. Curriculum and Evaluation Standard for School Mathematics. Reston, Va: NCTM.
Poerwadarminta, WJS. 2003. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Pratama, HR. 2012. Ruang Lingkup Media Pendidikan,. (online), (http://hagarusadypratama.blogspot.com, diakses 23 Desember 2013).
Prawiradilaga, D. S. 2008. Prinsip Desain Pembelajaran. Jakarta : Kencana.
Purnomo. W. 2010. Geometri Bidang. Makalah. Surakarta : Prodi Matematika Universitas Muhammadiyah Surakarta.
Rezeki, R. 2004. Pengaruh Strategi Pembelajaran Kontekstual dan Kreativitas Terhadap Hasil Belajar Matematika SMPN Kecamatan Stabat. Tesis. Medan : PPs Unimed.
Riska, Tim. 2010. Pengembangan Media Komik Pembelajaran Matematika untuk Meningkatkan Pemahaman Bentuk Soal Cerita Bab Pecahan Pada Siswa Kelas V SDN Ngembung. Jurnal. Surabaya : Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Surabaya.
Rochmatun, S. 2013. Pembinaan Minat Baca Sejak Usia Dini Menumbuhkan
Efektivitas Perpustakaan Sekolah, (online),
(http://www.pemustaka.com/pembinaan-minat-baca-sejak-usia-dini.html, diakses 19 Desember 2013).
Rohani, A. 1997. Media Instruksional Edukatif. Jakarta : Rineke Cipta
Ruseffendi, E.T. 2005. Dasar-dasar Penelitian Pendidikan dan Bidang Non-Eksakta Lainnya. Bandung: Tarsito.
Sa’ud, U.S. 2008. Inovasi Pendidikan . Bandung: Alfabeta.
Seels, B. B & Richey, C. R. Teknologi Pembelajaran Defenisi dan Kawasan-nya. Terjemahan Prawiradilaga, dkk. 1994. Jakarta : LPTK
Slavin, Robert E. 1997. Educational Psychology Theory and Practice. Fifth Edition. Allyn and Bacon : Boston.
Soedjadi. 1992. Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Soviawati. E. 2011. Pendekatan Matematika Realistik (PMR) Untuk Meningkatkan Kemampuan Berfikir Siswa di Tingkat Sekolah Dasar. Jurnal Penelitian Pendidikan. UPI.
Malang: PPS UM.
Sudjana. 2007. Media Pengajaran. Bandung : Sinar Baru Algasindo.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta.
Suherman, E. 2001. Evaluasi Proses dan Hasil Belajar Matematika. Jakarta: UT.
Supriadi, D. 2001. Anatomi Buku Sekolah di Indonesia: Problematik Penilaian, Penyebaran dan Penggunaan Buku Pelajaran, Buku Bacaan dan Buku Sumber.
Trianto. 2007. Model Pembelajaran Terpadu dalam Teori dan Praktek. Surabaya: Prestasi Pustaka.
______. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif: Konsep, Landasan, dan Implementasinya pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Jakarta: Kencana Prenada Media Group.
______. 2012. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana.
Van den Akker J. (1999). Principles and Methods of Development Research. Pada J. van den Akker, R.Branch, K. Gustafson, Nieven, dan T. Plomp (eds), Design Approaches and Tools in Education and Training (pp. 1-14). Dortrech : Kluwer Academic Publishers.
Wahono. 2006. Komik sebagai Media Informasi, (online), (http://media-ide.bajingloncat.com/2006/04/27/komik-informasi, diakses 23 Desember 2013).
Warli, 4. 2010. Pembelajaran Matematika Realistik Materi Geometri Kelas IV MI. Jurnal. Pendidikan Matematika.
Yang, G. 2003. Learning With Comics, (online), (www.learningwithcomics.com, diakses 23 Desember 2013).
Zainurie. 2007. Pembelajaran Matematika Realistik (RME). Jurnal Pembelajaran
Matematika Realistik. (online),
(http://www.scribd.com/doc/76407669/JURNAL-Pembelajaran-matematik a-Realistik, diakses 23 Desember 2013).